"Desa kecil ini, di mana ada polisi? Kalau ada masalah besar, yang urus adalah kepala desa, dan semua orang saling mengenal. Pencurian atau pembunuhan biasanya tidak pernah terjadi. Jadi, hilangnya Yan Haotian menjadi peristiwa besar di desa ini."
"Hilangnya Yan Haotian pun menjadi peristiwa besar. Penduduk desa bahkan secara sukarela mengorganisir pencarian ke berbagai tempat di sekitarnya. Yan Haotian juga punya hubungan baik, semua tidak ingin dia celaka."
"Saat kehilangannya ditemukan, terjadi keributan."
"Ini balas dendam Li Bing, balas dendamnya!"
"Saat itu, Luo Hengyan mengikuti Kepala Desa Zhang ke rumah Yan Haotian untuk memeriksa. Dia tahu Yan Haotian adalah pria paruh baya yang mereka temui kemarin. Namun saat mereka keluar dari rumah Yan Haotian, seorang wanita berkulit agak gelap tiba-tiba berteriak ketakutan dengan kalimat di atas."
"Nama Li Bing bukan pertama kalinya didengar. Luo Hengyan yakin instruksi tulisan darah ini pasti terkait dengannya. Langsung dia bertanya tanpa pikir panjang: 'Apa maksudnya? Siapa sebenarnya Li Bing?'"
"Wanita berkulit gelap itu terlihat berusia di bawah dua puluh tahun, bertubuh tinggi. Saat dia hendak berbicara, pria besar dan kasar di belakangnya segera menghentikannya: 'A Qin, jangan ngawur! Tidak ada apa-apa! Semua, jangan dipikirkan...'"
"Siapa yang tahu?"
"Tiba-tiba suara dingin terdengar. Luo Hengyan segera menoleh ke sumber suara, ternyata gadis A Xiu yang membawa ember yang mereka temui kemarin."
“A Xiu, kamu…” Pria berbadan besar itu buru-buru berkata: “Kamu, apa yang kau bicarakan…”
“Bertahun-tahun ini, desa juga tidak hanya sekali mengalami kejadian aneh kan? Haha, kalian semua merasa bersalah seperti pencuri, tidak berani bicara banyak, tapi… aku sangat paham. Ini adalah kutukan dari kakak Bing’er pada kalian!”
Saat itu sebagian besar warga desa sudah berkumpul di sini, semua memandang A Xiu dengan tatapan takut, sejenak tidak ada yang berani bicara. Setiap orang terlihat panik dan gelisah.
Luo Hengyan mulai menyadari bahwa memang ada misteri besar di balik ini. Meski mendengar kabar tentang hantu, tetapi detailnya masih belum jelas.
Benarkah… arwah Li Bing yang tidak bisa beristirahat itu?
“Hmph! A Xiu, jangan kau sebarkan omong kosong!” Saat itu, seorang gadis berambut pendek berkacamata dan pria gemuk keluar dari kerumunan.
Pria gemuk itu menatapnya dengan mata melotot: “Jangan lupa, Li Bing bunuh diri! Bukan urusan kita!”
“Bunuh diri? Song Tian, berani sekali kau berkata begitu! Dulu, bagaimana perlawananmu pada kakak Bing’er?” A Xiu menatapnya tajam: “Kakak Bing’er tumbuh besar bersama kita, tapi setelah kejadian itu, kalian semua memperlakukannya seperti wabah, mengejek dan melempari batu! Aku melihatnya sendiri berkali-kali!”
“Kau……” Pria gemuk Song Tian diserang dengan kata-kata pedasnya, berkata: “Lalu, lalu kenapa! Dia anak haram hasil perselingkuhan ibunya! Kami mengizinkan si haram ini tinggal di desa sudah merupakan kebaikan terbesar, apa lagi yang berhak dia protes?”
“Coba kau ulangi dua kata itu sekali lagi!” Axiu yang sedang murka bahkan hendak menerjang, namun wanita berambut pendek berkacamata di samping Song Tian lebih cepat, melangkah gesit dan menamparnya satu kali!
“Beraninya kau sentuh dia! Memukul pria ku di depan mataku, kau anggap aku tidak ada?”
“Kau... Ge Ling...” Axiu tertegun sejenak, memegang pipi yang ditampar, melihat wanita berkacamata itu yang garang, tiba-tiba membenturkan kepala ke arahnya lalu mencengkeram rambutnya erat: “Kau juga kaki tangan! Kematian Kakak Bing'er ada andilmu! Aku juga tidak akan melepasmu!”
Meski semua berusaha melerai Axiu, tenaganya terlalu besar. Rambut wanita berkacamata itu kusut ditariknya, bahkan cakaran di wajahnya membuat Luo Hengyan yang menyaksikan terkejut. Kesan pertamanya kemarin tentang gadis desa ini yang kalem dan polos, ternyata bisa segalak ini? Jangan-jangan desa pun sudah terpengaruh gaya non-mainstream?
Tapi, akhirnya alur peristiwa Li Bing mulai bisa dipahami.
Artinya... dia tumbuh besar bersama anak-anak muda di desa, dan hubungannya dengan Axiu ini yang paling dekat. Kemudian, terungkap bahwa dia sebenarnya hasil perselingkuhan ibunya, sehingga bagi masyarakat desa yang konservatif, hal ini dianggap memalukan. Mungkin mereka telah menghinanya sangat berat, hingga dia tidak tahan dan memilih bunuh diri.
Tapi, meskipun arwahnya benar-benar gentayangan, dia dan Li Yin sama sekali tidak punya permusuhan, tidak ada alasan untuk menyakiti mereka? Namun, apartemen itu pasti tidak akan mengizinkan mereka tinggal di tempat yang aman. Karena diminta tinggal selama sebulan, pasti akan terjadi sesuatu dalam bulan itu.
Kemudian, setelah bertanya pada kepala desa, pemahamannya menjadi lebih detail.
Orang tua Li Bing adalah warga asli desa. Sejak kecil dia bermain dengan anak-anak desa, populer dan berwatak ceria. Di antara mereka, Axiu lah yang paling dekat dengannya, hampir seperti saudara kandung. Dari generasi muda yang sebaya dengan Li Bing, ada Hong Wu anak kepala desa, Su Yue, Liang Renbin, pasangan Song Tian dan Ge Ling yang tadi, serta Tie Qin yang berkulit gelap. Laki-laki besar berotot itu adalah ayahnya Tie Mu, tukang batu di desa.
Suatu malam lima tahun lalu, ibu Li Bing yang sedang mabuk akhirnya bocor mulut. Ternyata Li Bing adalah hasil perselingkuhannya dengan seorang pendatang yang pernah ke desa. Setelah dihitung-hitung, anak itu seharusnya adalah anak si pendatang itu.
"Hal ini membuat ayah Li Bing murka, hampir memukul istrinya sampai mati. Kemudian, ia pergi meninggalkan desa dengan penuh amarah, mengaku akan mencari pria selingkuhan tersebut, dan hingga kini belum kembali. Ibu dan Li Bing pun hidup dalam penghinaan di desa. Akhirnya ibu Li Bing meninggal karena depresi. Saat itu, hanya A Xiu yang membantu Li Bing mengurus pemakaman ibunya."
"Hari-hari berikutnya... bagi Li Bing, benar-benar seperti neraka."
"Penduduk desa memandangnya seperti sampah. Semua menganggapnya kotor, menghindar atau menghinanya setiap kali bertemu."
"Kehidupan seperti ini berlangsung sekitar setahun. Suatu hari, Li Bing melompat ke air terjun dan bunuh diri. A Xiu menangis berhari-hari, lalu mengurus pemakamannya sendiri."
"Setelah kembali ke rumah kepala desa, Luo Hengyan menceritakan semua yang dilihatnya kepada Li Yin yang baru saja sadar, dan Qin Shoutian."
"Li Yin pertama-tama memastikan pintu terkunci rapat, lalu berbisik kepada Luo Hengyan dan Qin Shoutian: 'Aku sudah mengerti situasinya. Kita tidak bisa tinggal di sini lagi.'"
"'Apa?' Luo Hengyan belum paham, tapi Qin Shoutian sudah mengerti."
"'Zhang Hongwu dan Zhang Suyue... serta ibu mereka Zhang Yinglan, dulu sering menghina Li Bing kan?'"
"'Ya... kalau begitu...'"
“Jika Li Bing benar-benar menjadi arwah penas yang ingin balas dendam, maka di rumah ini ada tiga orang yang mungkin menjadi targetnya. Apakah kita tidak akan terkena imbasnya jika tetap di sini?”
Perkataan Li Yin memang masuk akal.
Tapi... mau tinggal di mana yang baik?
“A Xiu...” Li Yin langsung berkata tanpa berpikir panjang: “Rumah A Xiu, menurutku adalah tempat paling aman, karena secara logika, Li Bing sama sekali tidak mungkin membalas dendam padanya.”
“Ha?” Luo Hengyan tertegun, lalu berkata: “Tapi... orang tuanya sudah meninggal, dia hidup sendirian. Kita tiga pria dewasa masuk ke rumahnya...”
“Dalam situasi hidup-mati seperti ini masih memikirkan hal seperti itu?” Qin Shoutian mendorong kacamatanya ke hidung, berkata: “Apakah kamu bisa menemukan tempat yang lebih aman dari rumah A Xiu?”
Benar... di Desa You Shui ini, jika ada tempat yang benar-benar aman, pasti... di rumah A Xiu.
“Tapi... apa kita harus memaksakan diri untuk tinggal di sana?”
“Ajaklah berdiskusi dengannya,” kata Qin Shoutian yang juga kebingungan: “Dia kemarin cukup ramah pada kita, mungkin mau menerima. Tapi orang desa memiliki pandangan yang konservatif, menerima orang asing non-keluarga bisa menimbulkan gunjingan.”
Tidak ada cara lain lagi.
Akhirnya, Li Yin sendiri yang menemui A Xiu.
Di sisi lain, di hutan dekat desa...
“Kau cari mati ya!” Ge Ling mendorong tubuh hitam legam Tie Qin hingga terjatuh, memaki: “Bilang Li Bing datang membalas dendam? Kau masih merasa rumor hantu kurang banyak ya!”
“Ta... Tapi...” Tie Qin menggigil ketakutan sambil berkata, “Kalian lupa? Paman Hao Tian selalu meremehkan cerita hantu ini, bahkan bilang kalau benar ada hantu, dia ingin bertemu langsung! Itu kan baru diucapkan seminggu yang lalu!”
“Terus kenapa? Mana mungkin ada hantu!”
“Ta... Tapi... Ini benar-benar aneh, menantu kepala desa... juga meninggal tiba-tiba tanpa sebab. Walaupun tidak ada yang berani ngomong, semua orang pasti ketakutan... Apalagi kejadiannya selalu terjadi dalam sebulan setelah hari peringatan Li Bing, ini... ini terlalu mistis...”
“Dasar!” Ge Ling menendangnya lagi dengan kesal, “Diam dikit mati ya?! Hantu? Hantu mana? Li Bing, berani muncul sekarang dan takuti aku?! Hah, pengecut! Kamu tidak... kamu...”
Ucapan Ge Ling terhenti di tengah jalan.
Karena...
Dengan jelas dia melihat, di dalam mulut Tie Qin yang terbuka lebar di lantai, muncul wajah pucat kelabu dengan rambut kusut yang menyeramkan!
“Kamu...” Tiba-tiba Ge Ling menarik tubuh Tie Qin, “Buka... buka mulut lebih lebar!”
“Jie... Jiejie, apa... apa yang mau kau lakukan...”
“Buka mulutmu lebar-lebar!”
Saat itu, wajah itu sudah menghilang. Rongga mulut Tie Qin terlihat normal. Tapi Ge Ling tidak percaya kejadian tadi hanya halusinasi, karena terlalu nyata!
Matanya membelalak menatap tenggorokan Tie Qin, wajahnya hampir menyentuh mulut perempuan itu.
"Tapi, tetap saja tidak menemukan apa-apa."
Ge Ling segera menarik tubuhnya mundur terus-menerus, memandangi Tie Qin dengan panik. Perlahan... dia mulai menyadari sesuatu yang tidak beres.
"Kamu... tubuhmu, kenapa basah sekali!"
"Apa?" Tie Qin memperhatikan lebih teliti, benar, air terus mengalir deras dari tubuhnya, pakaian yang menyerap air melekat ketat di badan.
Dan yang dilihat Ge Ling berikutnya adalah pemandangan yang membuat matanya seakan hendak meledak.
Saat pakaian di perut Tie Qin melekat pada tubuh, Ge Ling melihat jelas... tonjolan kontur wajah manusia yang terlihat nyata di pakaiannya!
"Ah!" Ge Ling langsung menutupi wajahnya sambil menjerit ketakutan, lalu mengambil batu tajam dari tanah. Dia mendorong Tie Qin hingga terjatuh dan menghantamkan batu itu ke kontur wajah di dada Tie Qin! Ujung batu yang tajam itu menusuk dengan keras ke dada Tie Qin. Tie Qin berusaha menghentikannya, tapi Ge Ling yang sudah hilang akal menunjukkan kekuatan luar biasa. Setelah beberapa kali hantaman, dada Tie Qin sudah hancur berdarah-darah!
Entah sudah berapa lama menghantam, tiba-tiba Ge Ling tersadar dan melihat wajah Tie Qin. Saat ini... wajahnya sudah pucat tak berdarah, kulit hitamnya berubah putih pucat, mulutnya memuntahkan darah segar dalam jumlah besar.
Dia menyobek pakaian Tie Qin untuk melihat perutnya. Sekarang... yang terlihat hanya luka akibat hantamannya, mana ada tanda-tanda kontur wajah manusia?
“Hantu... itu hantu...” Perempuan itu segera melemparkan batu di tangannya, tubuhnya gemetar sambil terus mundur ke belakang, bergumam sendiri: "Tidak, bukan aku... Li, Li Bing, aku tidak ada hubungannya, kamu bunuh diri, aku... aku memang pernah memarahimu, memukulmu, tapi... tapi aku tidak membunuhmu... Ini bukan salahku, jangan cari aku, jangan..."
Kemudian, dia berusaha bangkit dan kabur secepat kilat seolah-olah ada angin di kakinya.
"Boleh saja, kalian mau tinggal berapa lama pun boleh."
Jawaban A Xiu membuat Li Yin dan kawan-kawannya terkejut.
"Benar... boleh?" Li Yin bertanya lagi: "Kami berempat..."
"Boleh kok." A Xiu tersenyum ramah: "Kalian wartawan kan? Asalkan kalian mau memberitakan kematian kakak Bing'er dan mengungkap kejahatan desa ini, tinggal berapa lama pun tidak masalah."
Ternyata masih dianggap wartawan... Li Yin berpikir dalam hati, apa wajahku memang mirip wartawan sensasi?
Rumah A Xiu tidak terlalu besar, untuk lima orang memang agak sempit. Tapi yang penting malam hari hanya perlu dua orang tidur, dua lainnya berjaga-jaga. Dengan begitu sudah cukup.
"Baiklah, kami akan bereskan barang dulu. Terima kasih banyak." Li Yin berulang kali mengucap terima kasih pada A Xiu: "Kami pasti akan bayar sewa, jangan khawatir, tidak akan membuatmu rugi."
Setelah Li Yin pergi, A Xiu menutup pintu dan menggeser palang. Kemudian berjalan kembali ke dapur rumahnya.
Dapur di rumahnya cukup luas, terdapat sebuah tong air besar.
A Xiu mendekati tong air itu, membuka tutupnya, dan melihat ke dalam.
Seorang pria sedang terendam dalam tong air, wajahnya sudah pucat melebihi kertas.
Pria ini... tak lain adalah Yan Haotian yang hilang!
"Paman Haotian, aku takkan lupa bagaimana dulu kau memperlakukan kakak Bing'er. Dengan popularitasmu, kau menyebarkan rumor tentang kakak Bing'er ke mana-mana seperti tukang gosip. Jadi..."
Axiu mengambil gunting, mencengkeram rambut Yan Haotian, menarik kepalanya keluar dari air, lalu membuka mulutnya. Kemudian... dia memasukkan gunting ke dalam mulutnya dan memotong lidahnya!
"Tenang saja, Kakak Bing'er." Wajah cantik Axiu menyeringai dengan kekejaman yang mengerikan: "Terus kirim mereka satu per satu ke sini, akan kuhabiskan mereka dengan baik."
Dia kemudian masuk ke kamar dalam, membuka lemari terkunci dan mengeluarkan botol kecil, memasukkan lidah itu ke dalamnya.
Di dalam lemari itu masih tersimpan banyak botol serupa berisi lidah-lidah!
Saat menutup dan mengunci lemari, tiba-tiba terdengar suara cipratan air besar dari dapur. Dia buru-buru kembali dan melihat...
Di dalam tong air bukan lagi Yan Haotian, melainkan Tieqin yang baru saja dibunuh Ge Ling!
Axiu menyeringai dingin, kembali mengangkat gunting tajam di tangannya...
## JILID PERTAMA DESA YOUSHUI BAB 7 PERJAMUAN BERDARAH (2)
"Kalian... kalian mau pindah ke rumah Axiu?"
Kepala Desa Zhang terdiam sejenak mendengar perkataan Li Yin, lalu berbisik bertanya: "Ini, apakah pelayanan saya kurang baik? Rumah A Xiu sangat kecil, kalian..."
"Tidak sama sekali, pelayanan Kepala Desa sangat baik. Tapi kami ingin merasakan suasana pedesaan yang autentik. Pelayananmu terlalu baik malah menghilangkan kesan asli kehidupan desa."
Tentu saja ini adalah kebohongan yang tidak mengandung setetes kebenaran. Sebenarnya, kebohongan konyol tentang "merasakan suasana pedesaan" ini siapa yang bisa tertipu? Jelas-jelas Kepala Desa menyuruh mereka tinggal karena suatu kesalahpahaman, tapi sekarang terpaksa harus diteruskan.
Melihat keteguhannya, Kepala Desa tiba-tiba terlihat tersadar: "Oh, begitu rupanya, begitu rupanya."
"Apa maksudmu?"
"Saya mengerti. Tapi, Tuan Li, ada satu hal yang harus kau ingat." Kepala Desa Zhang berkata dengan sangat serius kepada Li Yin: "Harap diingat baik-baik. Jika A Xiu memberitahumu tentang hantu atau orang-orang yang hilang di desa ini sebelumnya, jangan percaya. Itu semua omong kosongnya. Memang benar ada beberapa orang yang hilang secara misterius dalam sebulan setelah hari peringatan Bing'er, tapi itu semua hanya kebetulan."
"Kebetulan?"
“Orang-orang sekarang semua ingin pergi ke kota untuk berkembang. Banyak yang merasa tinggal di desa seumur hidup tidak ada masa depan, terutama kaum muda. Mereka akan pergi bekerja ke kota, mencari peluang, selalu merasa di kota emas bertebaran di mana-mana. Mengapa memilih hari peringatan Bing'er? Saya pikir mereka ingin menyembunyikan fakta sebenarnya dengan rumor hantu, sehingga warga desa tidak tahu mereka sebenarnya pergi ke kota. Kalau tidak, repot jika warga desa yang cerewet datang mencari ke kota.”
Logika ini sangat dipaksakan. Li Yin semakin merasa Kepala Desa sengaja menyembunyikan sesuatu.
“Bagaimanapun...Tuan Li, jangan percaya apapun yang dikatakan A Xiu,” Kepala Desa Zhang berkata dengan khidmat, “Dia terlalu dekat dengan Bing'er, makanya bersikap seperti ini.”
Setelah meninggalkan rumah kepala desa, Li Yin semakin yakin bahwa sang kepala desa mengetahui sesuatu namun tidak memberitahunya.
Lalu A Xiu...apakah A Xiu juga menyembunyikan sesuatu?
Saat mendekati rumah A Xiu, tiba-tiba ia melihat seorang pemuda berkacamata sedang menuju ke arah sana. Ketika melihat Li Yin dan rombongan, pemuda itu segera mengerutkan kening.
“Kalian...empat orang pendatang dari kota itu?” Pemuda berkacamata itu adalah Liang Renbin. Ia berkata kesal, “Apa tujuan kalian ke sini?”
Mengingat perintah kepala desa, dia hanya bersikap dingin saja karena masih menghormati sang kepala desa.
Luo Hengyan juga mengenali Liang Renbin, pagi ini dia pernah melihat orang ini, saat A Xiu memukul Ge Ling, Liang Renbin juga ikut menariknya.
"Aku ingat kamu..." Luo Hengyan berpikir sejenak, berkata: "Namamu... Renbin kan?"
"Liang Renbin." Jawabnya dingin: "Ayahku satu-satunya dokter di desa, hubungannya juga erat dengan keluarga kepala desa. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Kepala Desa Zhang, tapi A Wu sudah memberitahuku, katanya kalian pasti bukan orang baik! Aku sarankan kalian segera pergi dari sini. Hantu-hantuan itu omong kosong, jangan berpikir untuk mengorek-orek berita!"
Tiba-tiba dia teringat sesuatu, buru-buru bertanya: "Tunggu... Kalian semua membawa koper... Mau ke rumah A Xiu? Kalian mau menginap di rumahnya?"
"Ya." Li Yin menjawab.
Liang Renbin langsung meledak marah, melupakan semua peringatan kepala desa, meraung: "Kalian ini siapa! Berani-beraminya mau tinggal bersama A Xiu? Beraninya!"
"Sikapmu bagaimana ini?" Luo Hengyan juga naik pitam: "Kami berani, mau apa? A Xiu itu siapa bagimu, urusanmu?"
"Dia tunanganku!" Liang Renbin melangkah cepat mendekat, menarik kerah baju Li Yin, berkata: "Kamu minggat sekarang juga dari desa! Berani masuk lagi, kubunuh kau!"
"Putra seorang dokter, seharusnya punya sedikit belas kasihan, bukan?" Li Yin dengan tenang berkata, "Tuan Liang, mohon lepaskan tanganmu. Kami hanya akan tinggal satu bulan lalu pergi, tidak akan merepotkan kalian."
"Pergi kau!" Liang Renbin yang sedang marah langsung mengayunkan tinju, namun Li Yin menangkapnya dan berkata, "Tuan Liang, jangan paksa saya!"
Selama satu bulan ini, mereka sama sekali tidak boleh meninggalkan Desa You Shui. Karena itu harus bersikap tegas! Jika sekarang menyerah, nanti bisa bermasalah jika warga desa bersatu mengusir mereka.
"Kau..." Liang Renbin hendak melanjutkan, tiba-tiba dia melihat dua orang yang berlari mendekat di belakang Li Yin. Tangannya melepaskan genggaman sambil berteriak, "A Wu, A Yue!"
Yang datang adalah Zhang Hongwu dan Zhang Suyue dari keluarga Kepala Desa Zhang.
"Apa yang kau lakukan, Renbin?" Suyue yang melihat Renbin hendak memukul Li Yin segera menghampiri, "Ini... ini tidak baik, Renbin..."
"A Yue, kita semua tumbuh besar bersama A Xiu. Menurutmu, pantaskah aku membiarkan orang asing ini tinggal di rumah A Xiu? Perasaanku terhadap A Xiu, kau tahu!"
Suyue mengangguk, "Aku tahu, makanya aku datang ke sini." Lalu menatap Li Yin, "Tuan Li, Tuan Luo, Tuan Qin, dan Nona Ye... pergilah kalian. Lihatlah, warga desa tidak menyambut kalian..."
"Siapa bilang? Aku justru menyambut mereka."
Suara yang familiar terdengar. Semua orang memandang ke satu arah - A Xiu.
Ia memandang dingin Liang Renbin, berkata: “Liang Renbin, kau semakin berani. Siapa tunanganmu? Kau mau membuang siapa?”
“A... A Xiu, dengarkan aku, keempat orang ini jelas berniat jahat...”
“Masih lebih baik darimu!” A Xiu sama sekali tidak memandangnya, langsung menghampiri Li Yin: “Tuan Li, jangan ambil hati. Ikutlah denganku.”
Liang Renbin yang sudah tak tahan langsung menggenggam tangan A Xiu: “A Xiu! Apa maksudmu sebenarnya!”
“Ya ini maksudku. Aku bukan tunanganmu, dan takkan menikahimu! Perlakuanmu terhadap kakak Bing'er, kuingat jelas-jelas!”
Lalu ia menatap A Wu dan Suyue: “Kalian berdua juga bukan orang baik! A Wu, kau pernah mencoba memperkosa kakak Bing'er bukan?”
Wajah A Wu langsung pucat, marah: “Kau... jangan asal tuduh!”
“Aku tahu! Kau bilang pada kakak Bing'er, karena dia anak haram hasil perselingkuhan ibunya, pasti mengalir darah mesum di tulangnya. Waktu itu... kau menindihnya di semak dan mau memaksanya, kalau bukan karena Kepala Desa Zhang kebetulan lewat, kakak Bing'er...”
A Wu melihat tatapan orang sekitar, buru-buru membela diri: “Dia... dia mengada-ada! Jangan percaya! Suyue, kau percaya kakak kan?”
“Dan juga kau, Su Yue!” A Xiu menunjuknya dengan dingin: “Meski kau tidak langsung berbuat apa-apa pada kakak Li Bing, tapi kau juga tumbuh besar bersamanya. Saat dia mengalami musibah besar, kau tetap berdiam diri! Bahkan saat ibunya meninggal, kau tidak pernah datang menghiburnya!”
“A Xiu, aku... aku...” Su Yue sepert ingin membela diri, tapi tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
Li Yin menyaksikan adegan ini sambil berpikir: Perasaan A Xiu terhadap Li Bing benar-benar luar biasa dalam, bahkan seperti cinta yang terpatri dalam tulang dan sumsum.
“A Wu,” Liang Renbin juga bertanya terkejut: “Kau... kau tega melakukan hal itu? Kau benar-benar melakukannya? Gila kau!”
“Bukan aku!” A Wu masih membantah tak mau menyerah: “Kau percaya omongan A Xiu? Dia juga bilang arwah Li Bing tidak akan membiarkan kita dan ingin balas dendam, apa kau juga percaya?”
“Kita sudah bermain tanpa celana sejak kecil, mana mungkin aku tak bisa membedakan mana kebohonganmu?” Liang Renbin tak lagi menghiraukannya, melanjutkan pada A Xiu: “A Xiu... Baik, aku mengerti. Mulai sekarang... Tidak, mulai hari ini - bukankah hari ini hari peringatan Li Bing? Aku akan ikut kau ziarahi dia, aku akan mengakui kesalahanku padanya. Setuju? Kumohon jangan begini! Aku benar-benar mencintaimu!”
A Xiu justru menunjukkan senyum aneh: “Kau mencintaiku? Baik, buktikan padaku.”
“Membuktikan? Bagaimana caranya?”
Dia menunjuk ke air terjun di pinggir gunung yang jauh, berkata: "Kamu, lompat dari atas sana. Oh, jangan lupa potong lidahmu dulu. Kalau kamu lakukan itu, aku akan percaya kamu benar-benar menyukaiku."
Saat mengucapkan kalimat ini, sama sekali tidak ada nuansa bercanda di wajahnya. Bahkan, kedua matanya dipenuhi kebencian dan kekejaman!
Ini membuat Li Yin merasa menggigil ketakutan.
"A-A Xiu..." Liang Renbin juga ketakutan melihat tatapannya, berkata: "Kamu... kamu tidak serius kan?"
"Tidak mau lompat? Kalau begitu, potong lidah saja. Kalau tidak bisa, jangan bilang suka padaku."
Tatapan penuh kebencian yang dingin dari A Xiu ini membuat Li Yin, Luo Hengyan dan yang lain merinding.
Pada saat yang sama, Ge Ling berlari pulang ke rumah, hal pertama yang dilakukannya adalah mengunci pintu rapat-rapat!
"Aku... aku membunuh orang... Aku membunuh orang..." Ge Ling bersandar di pintu, mengingat kejadian tadi, masih belum bisa tenang.
Tiba-tiba suami Song Tian dari ruang dalam berseru: "Ada apa? Kayak orang kesurupan?"
Dengan susah payah dia berdiri, masuk ke ruang dalam, dan berkata pada suaminya yang sedang duduk: "Hei... Bagaimana kalau kita membakar uang kertas untuk Li Bing?"
"Hah?" Song Tian terkejut, "Kamu... kamu tidak apa-apa? Jangan-jangan kamu benar-benar mengira Paman Haotian hilang karena hantu?"
"Aku... aku merasa tidak tenang..." Saat berkata ini, matanya masih terus melirik ke jendela.
“Kamu jangan terlalu banyak berpikir!” Song Tian segera menopangnya untuk duduk di tempat tidur, berkata: “Kamu terpengaruh oleh A Xiu ya? Memang ada beberapa orang yang hilang, tapi jumlahnya tidak banyak! Hanya menantu laki-laki kepala desa yang mati secara misterius, ditemukan basah kuyup tergeletak di depan rumah kepala desa... Tapi ini tidak bisa disebut hantu! Semua itu cuma karangan A Xiu! Sebenarnya, orang-orang menduga apakah A Xiu yang membunuh mereka. Tapi menurutku tidak mungkin, mana mungkin perempuan lemah seperti dia bisa membunuh banyak orang.”
“Aku... Aku tidak tahu, aku, aku melihat, aku...”
“Bicaramu kacau sekali! Sudahlah, jangan dipikirkan. Ada satu hal, tadi kupikir mungkin ada hubungannya dengan empat orang pendatang dari kota itu.”
“Apa?” Ge Ling segera bertanya: “Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Kira-kira... lebih dari sebulan lalu, ada yang membawa surat dari kota untuk kepala desa. Ini cukup langka. Setelah membaca surat itu, sikap kepala desa menjadi aneh, dia semakin tabu membicarakan hantu, jadi tidak ada yang berani membicarakannya di hadapannya.”
“Surat? Kenapa aku tidak tahu?”
“Sudah pasti kamu tidak tahu, kamu memang jarang memperhatikan urusan desa. Kurasa mungkin keempat orang itu ada hubungan dengan surat tersebut? Kalau tidak, kenapa kepala desa menginapkan mereka di rumahnya?”
Kedengarannya cukup masuk akal.
“Sudah, jangan dipikirkan lagi. Istirahatlah dulu, aku mau ke kamar kecil dulu.” Song Tian pun pergi.
“Jamban berada di luar kamar. Setelah Song Tian membuka pintu, dia pergi ke urinoir di dalam, melepas celananya, dan berjongkok.”
Tiba-tiba... dia merasakan rasa dingin menyergap pantatnya, disusul suara air yang deras.
Sebelum sempat bereaksi... pemandangan yang mengerikan muncul!
Yang mengalir di urinoir bukanlah air bersih, melainkan... darah merah pekat!
Bercampur dengan darah itu, banyak potongan daging, organ dalam, bahkan... sebuah kepala yang terpotong separuh!
“Waaaahhh——” Song Tian buru-buru menarik celananya ke atas dan berlari ke pintu jamban...
Namun, pintu jamban terkunci!
Dia membenturkan tubuhnya sekuat tenaga, tapi tidak ada reaksi sama sekali!
Dia mulai memukul pintu sambil berteriak: “Ah Ling, Ah Ling! Wanita pemboros, bukakan pintu! Cepat buka!”
Saat itu, tanpa sengaja dia menoleh ke belakang... dan seluruh tubuhnya membeku.
Sebuah tangan berlumuran darah muncul dari bawah urinoir! Song Tian langsung lunglai di lantai, ingin berteriak tapi suaranya tertahan di tenggorokan.
Perlahan-lahan, sebuah kepala yang ditutupi rambut lebat mulai muncul dari urinoir...
## Volume 1: Desa You Shui Bab 8: Pesta Berdarah (III)
Ketika Song Tian nyaris mati ketakutan, tiba-tiba ada ketukan di pintu disusul suara Ge Ling: “Teriak apa kau! Orang mati kali!”
Suara itu seketika seperti suara surgawi yang masuk ke telinga Song Tian. Ia segera menoleh dan berteriak: "A, A Ling... cepat buka, ada... ada..."
Kemudian ia mengalihkan pandangan ke urinoir... di sana, sudah kosong sama sekali...
"Saya ingin memahami, sebenarnya bagaimana cerita tentang hantu ini."
Li Yin memutuskan untuk berpura-pura menjadi wartawan, sementara Qin Shoutian bahkan mengeluarkan kartu persnya, membuat A Xiu semakin yakin.
Kemudian, Li Yin membentangkan selembar kertas di atas meja delapan dewa di ruang tamu rumah A Xiu, mengambil pena dan bertanya: "Nona A Xiu... pertanyaan kami berikutnya sangat krusial, harap jawab dengan jujur."
Li Yin sangat yakin, segalanya tidak sesederhana yang terlihat.
Apartemen itu tidak akan memberikan misi yang tidak mengancam nyawa mereka, apalagi ini adalah instruksi darah keempat baginya. Hantu di sekolah sebelumnya membunuh secara acak. Tapi kali ini, jelas ini peristiwa supernatural balas dendam.
Kalau begitu... tidak ada alasan baginya untuk menyerangku. Tingkat kesulitan justru lebih rendah dari instruksi darah ketiga. Ini mustahil.
Jadi Li Yin yakin, pasti ada sesuatu yang mereka lewatkan. Dan yang terlewatkan itu pasti fatal!
Apartemen itu tidak mungkin menyisakan celah bertahan hidup! Li Yin yang sudah tinggal setahun di sana sangat memahami ini!
A Xiu duduk di seberang Li Yin, tersenyum tipis: "Tuan Wartawan, tolong tulis semua perkataanku untuk dimuat di koran ya."
“Ya, tentu saja.”
“Baiklah... akan kuceritakan padamu.” A Xiu mulai menceritakan kejadian setelah kematian Bing'er.
Kematian Li Bing memang menimbulkan kegemparan di desa. Meski sebelumnya diremehkan, nyawa manusia adalah hal serius sehingga keributan berlanjut lama setelahnya. A Xiu yang sangat menyayangi Li Bing pun merasa sangat menderita hingga tidak ingin hidup lagi.
Sejak itu, A Xiu hidup bagai mayat berjalan. Ia tak punya semangat bertani, berbulan-bulan tak makan dengan baik hingga badannya tinggal kulit pembalut tulang.
Masa itu sungguh menyiksa. Namun ada dua orang yang rutin mengunjunginya dan membawakan makanan: Liang Renbin dan Zhang Suyue.
Dulu, selain Bing'er, Suyue adalah sahabat terdekat A Xiu. Meski cucu kepala desa, ia rendah hati dan rajin bekerja sebagai gadis petani. Sayangnya sifatnya terlalu lemah dan kurang pendirian. Inilah yang membuatnya ikut arus saat kasus Bing'er terjadi. Meski iba, ia tak berani membela Bing'er.
Persahabatan masa lalu telah hancur berantakan. Pandangan A Xiu ke Suyue kini hanya dipenuhi kebencian.
Sekitar setahun kemudian, pada malam 6 Juni, Suyue kembali mengunjungi A Xiu. Percakapan mereka tetap canggung, namun Suyue berulang kali menasihati A Xiu untuk menjaga kesehatan.
Setelah dia pergi, A Xiu masih tetap tidak bisa tidur. Meski waktu semakin larut, sama sekali tidak ada rasa kantuk. Besok adalah hari peringatan kematian Bing'er.
Setelah orang tuanya meninggal, bagi A Xiu, Bing'er adalah satu-satunya keluarga pengganti yang tak tergantikan. Sejak kecil, kapan pun, Bing'er selalu melindunginya, setiap saat memperhatikan dan menyayanginya seperti seorang kakak perempuan.
Dia sama sekali tidak bisa menerima kematian Bing'er.
Dan tepat pada malam itu...
Tiba-tiba dia mendengar suara air aneh dari tong air di dapur.
A Xiu awalnya sangat ketakutan, tapi perlahan dia berjalan masuk ke dapur mendekati tong air itu.
Saat cerita sampai di sini, Ye Kexin yang mendengarkan di samping menggigil, matanya tak sengaja melirik ke arah dapur.
"Jangan takut, Nona Ye." A Xiu tersenyum: "Kakak Bing'er tidak akan menyakiti kalian."
Kemudian dia melanjutkan ceritanya.
Saat itu, entah dari mana keberaniannya, dia membuka tutup tong air. Yang muncul di dalam tong... ternyata mayat ayah Su Yue, menantu keluarga kepala desa!
Awalnya A Xiu panik luar biasa, tapi kemudian... dia menyadari sesuatu!
Di pinggang mayat menantu kepala desa itu, melilit sepasang lengan putih yang ramping dan panjang! Saat A Xiu memperhatikan lengan itu, mereka segera menyusut kembali ke belakang mayat!
“A Xiu segera mengangkat mayat itu dari dalam tong (saat menceritakan ini, Ke Xin memandang wajah A Xiu dengan rasa takut), namun pemilik lengan putih itu sama sekali tidak bisa ditemukan.
Tapi A Xiu justru memahami situasinya.
Itu Bing Er.
Kakak Bing Er telah membunuh pria ini. Su Yue sejak awal telah diperingatkan olehnya untuk memutus hubungan dengan Bing Er dan jangan terlalu dekat. Karena dia, bahkan Su Yue menjadi dingin terhadap kakak Bing Er.
"Tahu apa yang kulakukan setelah itu?" Wajah A Xiu saat ini berubah menjadi senyum pahit: "Kupotong lidahnya! Karena mulut mereka terlalu banyak bicara! Lalu kubawa mayatnya ke depan rumah kepala desa!"
Qin Shoutian mendengar ini, mendorong kacamatanya dan berkata dengan tenang: "Nona A Xiu... Kamu benar-benar menceritakan hal ini kepada kami?"
"Bukankah kalian wartawan? Maka laporkanlah hal ini." Senyum di wajah A Xiu semakin lebar, seolah sedang membicarakan topik sehari-hari: "Ah, aku tidak peduli. Setelah kakak Bing Er meninggal, hidup atau matiku sudah tak kuhiraukan lagi."
"Lidah menantu kepala desa dipotong... Tapi peristiwa ini..."
"Keluarga kepala desa tidak membocorkannya. Hehe, mungkin mereka sudah menebak sesuatu? Memang ada yang mencurigaiku, tapi lalu bagaimana? Hubunganku dengan warga desa sudah seperti api dan air sejak lama. Hanya Liang Renbin yang terus menggangguku, tapi aku selalu berharap suatu hari mayatnya muncul di tong airku!"
“Orang-orang yang hilang dari desa, semua muncul di dalam tong air? Bagaimana kamu menangani mayat-mayat itu kemudian?”
“Cuma memotong lidah saja. Setelah melakukan ini, mayat aslinya akan menghilang, lalu... mayat baru akan muncul.”
Li Yin mencatat semuanya, lalu dengan paksa menjaga ketenangannya, berkata: “Terima kasih, Nona A Xiu, informasimu sangat berharga.”
Perempuan ini... jelas sudah tidak waras lagi.
Perasaan obsesifnya terhadap Bing Er membuatnya melakukan tindakan tak masuk akal ini.
Saat itu, Qin Shoutian memandang Li Yin meminta pendapat, maksudnya jelas: Seberapa bisa dipercaya ucapan perempuan ini?
Li Yin menjawab dengan pandangan mata: Pada dasarnya kredibel.
Jika dulu, Li Yin pasti menganggap A Xiu menderita gangguan delusi parah, tapi sekarang... dia justru merasa ini lebih mendekati kenyataan.
Tong air... mayat... lidah terpotong... A Xiu... Bing Er...
Li Yin merasakan semua ini seolah menyembunyikan titik kunci yang mereka lewatkan. Apa sebenarnya? Arwah penasaran Bing Er tak kunjung sirna, setiap tahun sebulan setelah hari peringatan, membantai banyak orang dan mengirim mayat ke rumah A Xiu.
Coba dibayangkan saja sudah membuat bulu kuduk merinding.
Pindah tinggal ke rumah A Xiu, apakah benar keputusan yang tepat?
“Menurutmu...” Li Yin menurunkan suaranya, bertanya: “Berapa banyak lagi yang akan dibunuhnya?”
“Kalau itu... mungkin, Tie Qin, Ren Bin, Ge Ling, Hong Wu dan Su Yue, kelima orang ini pasti akan mati...”
Li Yin mengajukan pertanyaan lagi.
Pertanyaan yang sangat dia pedulikan.
“Kamu, bisakah berkomunikasi dengan roh Bing Er?”
A Xiu menggelengkan kepala, berkata: “Tidak bisa. Kalau bisa, aku benar-benar berharap bisa lebih banyak berkomunikasi dengan kakak!”
“Kamu tidak takut?”
“Takut? Kenapa harus takut?” Ekspresi tersenyum A Xiu tetap tidak berubah, justru membuatnya semakin menyeramkan.
Ye Kexin akhirnya tidak tahan dan berkata: “Nona A Xiu... Kamu seharusnya tidak melakukan itu... Kamu...”
Li Yin segera memberi isyarat agar Ye Kexin berhenti bicara, tetapi sudah terlambat. A Xiu melototi dingin: “Apa? Apakah orang-orang itu tidak pantas mati? Mereka yang memaksa kakak Bing Er sampai mati! Bukan begitu? Bukan begitu!”
“Kamu... perkataanmu...”
Ye Kexin tidak berani mengatakan apapun lagi.
Malam itu, hilangnya Tie Qin membuat desa kembali dilanda kepanikan besar. Saat ini bisa dibilang semua orang waspada, desa yang biasanya tidak mengunci pintu di malam hari, sekarang mengunci rapat-rapat dan selalu bepergian berkelompok.
Apa yang akan terjadi dalam satu bulan ke depan?
Malam.
Li Yin dan Qin Shoutian duduk di ruang utama, mendengar dengkuran halus dari kamar dalam, mulai mendiskusikan rencana selanjutnya.
“Ada yang tidak beres.” Qin Shoutian bukan pertama kali menjalankan instruksi tulisan darah, dia tidak percaya semuanya sesederhana itu.
Li Yin mengeluarkan senter, menyinari kertas itu, lalu menganalisis kepada Qin Shoutian: "Tong air itu sepertinya media utama penghubung Bing'er dan Axiu. Setiap kali mayat korban pembunuhannya dikirim, kemudian menghilang kembali, kecuali mayat menantu kepala desa. Dari berbagai situasi, Bing'er dan Axiu memiliki ikatan emosional yang dalam. Jadi... jika kita memperlakukan Axiu dengan baik, tidak ada alasan dia menyerang kita. Secara permukaan memang begitu..."
"Apakah... tidak demikian?"
"Sangat aneh. Penduduk desa memang mencurigai Axiu sebagai pelaku pembunuhan, tapi mereka lebih menerima teori hantu. Dari sikap bermusuhan mereka terhadap wartawan dan ucapan awal mereka... masalah ini sepertinya cukup besar. Mereka terus-menerus menyangkal teori hantu, tapi menurutku mereka juga tidak bisa sepenuhnya menolak kemungkinan itu."
"Li Yin... maksudmu..."
"Di antara orang-orang yang masih hidup, mungkin ada yang pernah melihat Bing'er yang sudah meninggal, sehingga muncul rumor hantu. Bagaimanapun, lebih masuk akal jika menganggap Axiu sebagai pembunuhnya. Kepala desa sangat memperhatikan kita, berulang kali memperingatkan bahwa ucapan Axiu adalah kebohongan. Mengapa dia begitu khawatir apakah kita percaya pada Axiu? Apa pentingnya bagi kepala desa apakah kita percaya desa ini berhantu atau tidak?"
"Ini..." Qin Shoutian juga bingung menjawab: "Sikap kepala desa terhadap kita memang berlebihan dan tidak wajar..."
“Xia Yuan memberitahuku, mulai dari instruksi keempat, segalanya akan semakin menjadi aneh dan tidak biasa. Tapi kasus kali ini sebenarnya adalah balas dendam arwah sederhana dengan petunjuk yang terlalu jelas. Meski secara realitas memang sangat misterius, dibandingkan tiga instruksi berdarah sebelumnya, ini tidak bisa dibilang terlalu aneh.”
“Benar juga…” Qin Shoutian juga teringat pengalaman-pengalaman sebelumnya, banyak kejadian yang sampai sekarang masih belum bisa dipahami.
“Bing’er bunuh diri lalu menjadi hantu untuk membalas dendam pada orang-orang yang mengucilkan dan menghinanya semasa hidup… Apakah sesederhana itu?” Li Yin menunjuk beberapa poin kunci di kertas dengan pulpennya, “Aku memperhatikan satu hal.”
“Apa, apa itu?”
“Air.”
“Air?”
“Kemunculan Bing’er selalu terkait dengan air. Saat pertama kali masuk desa, aku menemukan wajah hantu di dalam ember air yang dibawa A Xiu; Bing’er meninggal di air; dia bahkan menaruh mayatnya di tempayan air untuk diberikan ke A Xiu. Semua ini berkaitan erat dengan air.”
“Benar… Benar juga.”
“Mungkin dia hanya bisa bertindak melalui media air? Tidak, mungkin tidak sesederhana itu. Tapi air jelas merupakan tanda yang tidak boleh diabaikan.”
“Hmm... Aku mengerti.”
Di waktu yang sama, ada satu orang lagi yang tidak bisa tidur... Su Yue.
Dia berbaring sendirian di tempat tidur, bolak-balik tak bisa terlelap.
Akhirnya dia bangun dan memutuskan untuk jalan-jalan ke kolam ikan di luar rumah.
Malam ini tidak ada bulan, membuat desa ini tenggelam dalam kegelapan pekat.
“Suyue yang sedang berjalan-jalan di tepi kolam ikan, hatinya terus teringat pada Bing'er yang dulu ceria, lincah, dan penuh tawa. Perlahan, dia berjongkok dan menciduk air.
"Bing'er..." Tanpa disadari, wajahnya sudah basah oleh air mata: "Maafkan aku... Maafkan..."
Tiba-tiba, dia merasakan hawa dingin menyergap.
Menatap kolam ikan yang gelap gulita, samar-samar dia melihat siluet kabur di dalamnya.
Apa itu?
Tiba-tiba, langkah kaki terdengar dari belakang.
Saat menoleh, dalam kegelapan, sesosok bayangan manusia perlahan mendekat.
"Sia... Siapa kau!" Suara Suyue gemetar ketakutan, tapi tetap berusaha bertanya.
Tidak ada jawaban.
Saat bayangan itu mendekat, tubuhnya terlihat sangat terdistorsi – seolah tak memiliki tulang sama sekali!
Suyue langsung berdiri dan ingin kabur. Tapi... terlambat.
Bayangan itu tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.
Namun gelapnya malam membuat wajahnya tak terlihat.
Di saat yang sama, suara air terdengar dari kolam di belakang, seperti ada sesuatu yang menyembul.
Bayangan itu mengulurkan tangan basah kuyup mencekik leher Suyue! Kulitnya langsung merasakan dinginnya air yang merembes...
"Bing... Bing'er..." Nafas hidupnya seolah sedang disedot keluar dari tubuh.
Ternyata dia benar-benar kembali.
## Volume Pertama Desa You Shui Bab Kesembilan Pesta Berdarah (4)
Sebelum kematian, tiba-tiba sinar bulan menyorot. Yang terpantul dalam pandangan Su Yue... adalah wajah Bing Er yang pucat membeku sepenuhnya.
Su Yue tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar pada detik ini!
Saat ini, dia masih terbaring di tempat tidur, sama sekali tidak pernah pergi keluar.
Mimpi buruk? Apakah pemandangan tadi hanyalah mimpi buruk belaka?
Namun saat tangannya menyentuh leher, dia menemukan lehernya basah kuyup oleh air!
Selanjutnya... pandangannya tertuju pada pintu kamar tidur di hadapannya.
Bukankah dia sudah menutup pintu ini?!
"Tik-tik"...
"Tik-tik"...
"Tik-tik"...
Tetesan air jatuh berderai di lantai.
Sepasang kaki telanjang perlahan melangkah di atas lantai.
Sinar bulan menerobos jendela, di depan Su Yue, seorang wanita berkulit pucat suram yang terus meneteskan air berjalan melewati pintu depan kamarnya!
"Ah... ah..." Su Yue membuka mulutnya lebar-lebar, hanya mampu mengeluarkan suara tak bermakna, menyaksikan pemandangan ini terjadi di depan matanya.
Dia tetap membeku di tempat tidur selama lama, akhirnya memberanikan diri untuk bangun, pupil matanya berkontraksi tak karuan, terlalu ketakutan hingga tak bisa bersuara.
Perlahan dia berdiri, merangkak pelan ke arah pintu. Tapi setiap langkah terasa berat bagai mengangkat ribuan kati.
Setelah keluar pintu, tak ada siapa pun di sana.
Tapi di lantai, tersisa jejak-jejak air yang membuktikan semua yang terjadi tadi bukanlah ilusi.
Su Yue merasa seluruh tubuhnya seolah terkubur dalam gudang es.
"Dia mengangkat kaki dan melanjutkan langkah ke depan. Kaki telanjangnya menginjak air yang sangat dingin. Lalu... langit-langit dan dinding mulai terus-menerus merembeskan air."
"Volume air semakin bertambah banyak."
"Su Yue sampai di depan kamar kakaknya. Saat itu, lantai mulai tergenang air."
"Di depan pintu kamar kakak, air terus merembes keluar. Su Yue mengulurkan tangan dan perlahan membuka pintu."
"Kakaknya masih terbaring di tempat tidur dengan tenang, sementara kamarnya juga merembes air di mana-mana. Anehnya, A Wu tidur sangat lelap tanpa tanda-tanda akan terbangun."
"'Kak... kakak, cepat... cepat lari...' Su Yue mengerahkan seluruh tenaga untuk mengucapkan kata-kata ini, namun segera suaranya tercekat."
"Bagian selimut kapas yang menutupi dada kakaknya tiba-tiba menonjol secara aneh!"
"Kemudian bagian yang menonjol itu perlahan-lahan mulai bergerak ke atas!"
"'Hentikan, es... es...' Meski berkata demikian, Su Yue tidak berani bergerak sedikitpun."
"Tiba-tiba selimut itu melambung tinggi, dua tangan pucat menyergap A Wu!"
"'Tidak——'"
"Su Yue membuka matanya lagi!"
"Dia masih terbaring di tempat tidur. Tidak ada jejak genangan air di lantai. Bulan di luar jendela masih tertutup awan gelap."
"Mimpi buruk lagi?"
"Bagaimana bisa terbangun dari mimpi di dalam mimpi buruk?"
"Tepat saat itu, siluet hitam tiba-tiba muncul di pintu. Su Yue hampir berteriak! Namun suara yang familiar terdengar."
"'Su Yue, ada apa?'"
"Ternyata ibu mereka, Zhang Yinglan."
“Mama…” Su Yue langsung menangis, terjatuh ke pelukan ibu, berkata: “Aku, aku takut… Aku takut…”
“Nak, takut apa sih?”
“Aku, aku mimpi… Bing Er, Bing Er dia kembali, dia mau membunuh kakak…”
Ibu Su Yue, Zhang Yinglan tersenyum: “Apa yang kau bicarakan? Itu mustahil, Bing Er sudah mati, mana mungkin kembali.”
“Tapi Ayah… Paman Hao Tian juga…”
“Kematian ayahmu… bukan hantu, jangan dengar omong kosong orang desa. Duh, anak malang, kau terlalu banyak berpikir. Kau terlalu banyak berpikir.”
“Mama… Mama, temani aku tidur ya?”
“Hah? Yang benar? Sudah besar begini. Masih mau tidur sama mama?”
“Tolonglah… Mama…”
“Dasar anak ini.” Zhang Yinglan berkata: “Baiklah, aku ambil selimut dulu.”
Setelah ibu pergi, Su Yue akhirnya menarik napas lega.
Tapi, beberapa saat kemudian, tiba-tiba ia tersentak memikirkan sesuatu.
Ibu?
Dua hari ini, bukankah ibu terus bermain mahjong semalaman di rumah Bibi Wang di desa, bahkan tidur di sana?
Hari ini ibu sama sekali belum pulang!
Dan di saat itu… bayangan hitam muncul lagi di pintu!
“Aaa——”
Su Yue kembali terduduk kaget di tempat tidur.
Mimpi buruk lagi.
Su Yue terengah-engah di tempat tidur, matanya liar melihat sekeliling.
Ini nyata? Atau masih mimpi?
“Dia sama sekali tidak berani tidur lagi, segera duduk, mengenakan pakaian, menggulung selimut dan keluar kamar. Kemudian, meraba-raba menuju kamar kakak, lebih baik tidur bersamanya malam ini.”
“Mimpi buruk yang bertubi-tubi telah membuat Suyue tidak bisa menahan lagi.”
“Akhirnya tiba di depan kamar kakak, Suyue menarik napas dalam lalu mendorong pintu.”
“Kakak masih terbaring tidur dengan tenang di tempat tidur.”
“Dia berjalan jinjit mendekat, menggoyang tubuh A Wu yang terlelap sambil berbisik: ‘Kak... Kak! Bangun, aku Suyue!’”
“Tapi A Wu tampak tidur sangat lelap, sama sekali tidak bergerak.”
“Suyue tak kunjung berhasil membangunkannya, akhirnya langsung berbaring di sampingnya. Untung tempat tidurnya cukup luas, berdekatan dengan kakak, lalu menutup mata.”
“Tidur berdua akhirnya membuatnya lebih tenang.”
“Lambat laun... dia tertidur lagi tanpa sadar.”
“Tiba-tiba, dalam keadaan setengah sadar, dia merasa ada yang mendorongnya: ‘Suyue, bangun, bangun.’”
“Suara kakak.”
“‘Kak... biarkan aku tidur lagi sebentar...’”
“‘Bangun, Suyue!’”
“Suyue mengusap mata yang masih mengantuk, perlahan membuka kelopaknya...”
“Kakak sedang menatapnya tepat di depan wajahnya.”
“Tapi kenapa bola matanya melotot keluar, bahkan mengalirkan darah?”
“Dan... kenapa wajahnya pucat membiru tanpa setetes darah?”
“Suyue tersadar secara tiba-tiba!”
“Dia membuka mata lebar-lebar.”
“Wanita berambut kusut itu sedang mencengkeram kepala kakak lelaki, tersenyum sinis sambil menatapnya!”
Su Yue segera menutup matanya, ketika membuka lagi, ia masih terbaring di tempat tidurnya sendiri.
Masih mimpi buruk.
Sepertinya akan terus berputar dalam siklus abadi, tanpa henti.
Sekarang dia sama sekali tidak tahu, apakah dirinya sedang dalam mimpi atau realita. Apakah semua yang terjadi tadi nyata atau ilusi? Apakah dia tidak akan pernah bisa terbangun?
Begitu memikirkan kemungkinan itu, rasa dingin langsung menyelimuti seluruh tubuhnya.
Dia mengatupkan gigi, turun dari tempat tidur, pergi ke luar kamar, meraba-raba menuju dapur... lalu mengambil pisau tajam berwarna hitam.
Kemudian, dengan memegang pisau itu, dia duduk di dapur berniat begadang semalaman. Bagaimanapun, dia tidak ingin tertidur lagi. Semoga saat ini adalah kenyataan!
Waktu berlalu detik demi detik...
Tiba-tiba, matanya menangkap bayangan hitam di pintu dapur! Meski wajahnya tak terlihat, bayangan itu jelas-jelas sosok wanita berambut kusut!
Tanpa ragu, dia melesat ke depan dan menusukkan pisaunya ke dada bayangan itu!
Bayangan itu langsung mencengkeram wajahnya dengan kedua tangan, tapi Su Yue tak peduli. Dihimpitnya bayangan itu ke lantai, ditusuknya sekali... sekali, lagi dan lagi!
“Mati saja! Mati saja! Mati kau, mati!”
Meski bayangan itu sudah tak bergerak, Su Yue tetap terus menusuk...
Saat tusukan itu hampir mencapai seratus lebih kali, tiba-tiba...
“Tik... tak”...
"Tik-tok"……
Suara seperti itu kembali terdengar di telinganya!
Su Yue sekali lagi membuka mata, terbangun dari mimpi buruk!
Berapa kali lagi ini harus terulang?
Saat ini Su Yue benar-benar hampir gila.
Apa yang harus dilakukan untuk benar-benar terbangun dari mimpi buruk ini?
Apa yang harus dilakukan?
Apakah semua ini arwah Bing'er yang datang menuntut nyawa? Tapi apa kesalahanku padanya? Hanya karena tidak membantunya, dia tetap tak mau melepasku?
Hanya karena ini, dia menyiksaku seperti ini?
Su Yue menggigit gigi, sekali lagi melepas selimutnya.
Dia ingin melihat, berapa lapisan mimpi buruk ini sebenarnya!
Bertelanjang kaki, ia berkeliling ke setiap sudut rumah, tapi tidak ada yang aneh.
Tiba-tiba... dia mendengar suara langkah kaki.
Meski sangat halus, dia jelas merasakan seseorang berjalan melewati belakangnya!
Segera ia menoleh dan buru-buru menyusul.
Lalu, sekali lagi dia sampai di depan pintu dapur.
Di dalam dapur... benar-benar ada bayangan hitam!
Saat melihatnya, bayangan itu tiba-tiba mengangkat pisau di tangannya dan menusuk ke arahnya!
Dalam keterkejutannya, dia sudah ditindih bayangan itu ke lantai, lalu... bayangan itu mengangkat pisau tajam...
Kali ini, mimpi buruk tidak akan berakhir dengan terbangun.
## Jilid 1 Desa You Shui Bab 10 Air Hantu
Saat Luo Hengyan kembali membuka matanya, ia tiba-tiba menyadari... dirinya berada di tengah hutan!
Bagaimana bisa?
Padahal tadi dia sedang berbaring di tempat tidur!
"Lalu, sinyal bahaya muncul di pikirannya. Apakah... apakah mungkin..."
Dia segera berdiri menyangga tubuhnya. Di antara hutan lebat ini, kegelapan tak bertepi menyelimuti, seolah monster bisa muncul kapan saja dari bayang-bayang.
Seketika, dingin yang menusuk merasukinya. Namun dia tak berani bergerak sedikitpun.
Waktunya tinggal di apartemen masih terlalu singkat, hampir tidak punya pengalaman. Saat ini, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Tapi, kenapa dirinya yang dipilih?
Tidak ada alasan!
Tiba-tiba suara dari belakangnya terdengar: "Kau... kau bukan orang kota itu, kan?"
Menoleh ke belakang, ternyata yang berbicara adalah Liang Renbin.
Tidak hanya dia, di belakangnya juga ada Song Tian, Ge Ling, dan Hong Wu.
"Kalian..." Heng Yan segera paham: "Jangan-jangan kalian juga..."
"Setelah bangun tiba-tiba sudah di sini," kata Hong Wu sambil melihat sekitar. "Ini ulah kalian?"
"Omong kosong!" Heng Yan tak ingin berdebat. Song Tian dan Ge Ling terlihat ketakutan. Yang paling tenang justru Liang Renbin.
Dengan tenang dia berkata: "Ayo kita kembali, desa tidak jauh dari sini."
Akhirnya mereka mulai berjalan. Desa memang tidak jauh. Tapi Luo Heng Yan tetap gugup, sesekali menatap bayangannya sendiri khawatir terjadi perubahan. Untungnya bayangan tetap normal, berarti mereka masih dalam wilayah Desa You Shui yang diatur apartemen.
“Renbin!” Tiba-tiba Song Tian berteriak: “A Xiu... Apakah A Xiu mengalami perubahan aneh belakangan ini?”
“Maksudmu apa?” Liang Renbing bertanya bingung: “Apa sebenarnya yang kau...”
“Aku, aku...” Mengenang pengalaman mengerikan itu, Song Tian masih gemetar, tapi dia memberanikan diri bertanya: “Apakah A Xiu sedang melakukan sesuatu?”
Belakangan ini dia mulai curiga, jangan-jangan A Xiu memberikan ilmu sihir pada mereka? Atau mungkin dia adalah dukun santet seperti dalam legenda? Hanya ini yang bisa menjelaskan fenomena supranatural yang terjadi padanya.
“Kau ngomong apa!” Liang Renbing marah: “Kau pikir A Xiu melakukan apa?”
“Dia... Jangan-jangan dia bisa ilmu hitam? Selalu terasa aneh. Aku, aku curiga dia mungkin bisa memanggil arwah, kalau tidak, kenapa setiap kali dia mengutuk kita di hari peringatan Li Bing, selalu menjadi kenyataan? Lihat, Paman Haotian dan A Qin hilang...”
“Diam!”
Liang Renbing meledak marah, hendak menyerang tapi dicegat A Wu: “Renbin! Ini apaan!”
“Aku juga merasa dia tidak normal!” Ge Ling buru-buru menyambung: “Dia selalu muram! Sepanjang hari hanya memikirkan balas dendam pada kita, demi Li Bing dia mungkin bisa melakukan apa saja! Benar, bukankah ada yang disebut dukun santet? Mungkin dia termasuk! Atau mungkin dia main permainan memanggil hantu.”
Luo Hengyan yang mendengar pertengkaran mereka di samping hanya merasa pusing.
“Dukun santet? Tentu saja bukan!”
Xia Yuan pernah menyebutkan pada mereka, instruksi tulisan darah yang diberikan apartemen pasti murni fenomena kutukan gaib, tidak mungkin ada campur tangan manusia. Ah Xiu, sama sekali tidak mungkin memainkan peran seperti ini.
Tapi, tidak ada cara untuk menjelaskan hal ini pada mereka.
Luo Hengyan hanya ingin cepat kembali ke rumah Ah Xiu, bagaimanapun berada di hutan gelap dan lembab ini, siapa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Lembab...
Tiba-tiba ia teringat peringatan Li Yin bahwa "air" adalah elemen kunci.
Rumput di tanah ini memang sangat basah, Luo Hengyan langsung siaga.
Seiring waktu, ia merasakan angin dingin berhembus, lalu berkata: "Kalian berhenti bertengkar... Lebih baik, lebih cepat kita pergi!"
Orang-orang itu pun berhenti berselisih.
Luo Hengyan tiba-tiba merasa ada yang aneh... Ada apa ini?
Ia merasa ada sesuatu yang tidak wajar. Tapi sejenak tidak bisa menyebutkan letak ketidakwajaran itu.
Mereka terus berjalan, Luo Hengyan kini gemetaran ketakutan, terus-menerus khawatir sesuatu akan muncul. Dan tepat saat itu...
"Renbin! Ah Xiu... Apakah Ah Xiu ada perubahan aneh belakangan ini?"
Luo Hengyan kaget, kenapa... pertanyaan ini lagi?
Yang bertanya kini bukan lagi Song Tian, tapi berganti menjadi Ge Ling.
Yang lebih aneh, Liang Renbin seolah sama sekali tidak ingat pernah ditanya sebelumnya, justru bertanya bingung seperti sebelumnya: "Maksudmu? Apa yang kamu..."
Kemudian Ge Ling menjawab: "Apakah A Xiu sedang melakukan sesuatu?"
Tiba-tiba, Liang Renbin marah lagi dan berkata: "Apa yang kau bicarakan! Kau pikir A Xiu melakukan apa?"
Dialog ini persis sama dengan sebelumnya! Hanya perkataan Song Tian yang diucapkan oleh Ge Ling.
Luo Hengyan segera memotongnya: "Kamu, kenapa mengucapkan kata-kata yang sama persis seperti tadi?"
Namun Ge Ling sama sekali tidak menghiraukannya, terus melanjutkan: "Dia... mungkinkah dia bisa ilmu sihir? Terasa aneh. Aku, aku curiga dia mungkin bisa memanggil hantu, kalau tidak, bagaimana bisa kebetulan setiap kali dia mengutuk kita pada hari peringatan Li Bing, selalu terkabul? Lihat, Paman Hao Tian, A Qin semuanya hilang..."
"Diam!"
"Aku pikir dia tidak normal!" Kali ini Ge Ling mengulangi perkataannya sendiri: "Dia selalu begitu muram! Sepanjang hari memikirkan balas dendam pada kita, demi Li Bing, dia mungkin bisa melakukan apa saja! Benar, bukankah pernah dengar tentang tukang santet? Mungkin dia termasuk golongan itu! Atau mungkin memanggil hantu pena semacam itu."
Persis seperti rekaman ulang, Liang Renbin kembali menerjang, A Wu menghalanginya...
"Cu...cukup!"
Luo Hengyan menghentikan mereka sambil berkata: "Kalian... kalian gila? Kenapa mengulangi kata-kata yang sama persis seperti tadi? Kalian, kalian kenapa sebenarnya?"
Semua orang memandang Luo Hengyan seperti melihat alien, A Wu melotot padanya: "Apa maksudmu ini?"
“Kalian jadi aneh sekali!” Luo Hengyan berkata: “Kalian, apa kemasukan roh jahat? Sebenarnya ada apa?”
Sama seperti yang dikatakan Xia Yuan.
Semakin ke belakang, petunjuk tulisan darah semakin mengerikan. Semakin sulit dipahami, melampaui akal sehat manusia.
Dan dia juga bilang, jika menghadapi situasi seperti ini, jangan panik dulu, harus berusaha menemukan pola fenomena aneh tersebut.
Tapi Luo Hengyan saat ini benar-benar kehilangan kendali, ketahanan mentalnya memang tidak sebanding Li Yin dan Qin Shoutian, apalagi Xia Yuan, sekarang dia hanya merasa orang di depannya kemasukan roh jahat.
Kemudian, dia tidak lagi menghiraukan mereka, berbalik badan dan langsung lari.
Perlahan-lahan, dia mulai menyadari... seolah dia terus berputar di tempat yang sama, pemandangan sekitarnya hampir tidak berubah sama sekali. Karena hutan memang penuh pepohonan dan semak di mana-mana, awalnya dia tidak menyadari.
Tapi sekarang terlihat benar-benar sangat aneh.
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari belakang. Luo Hengyan menoleh, ternyata mereka lagi!
Dan fenomena aneh itu terulang kembali...
“Renbin...” Kali ini yang bertanya berganti menjadi Awu: “Axiu... apakah akhir-akhir ini Axiu ada perubahan yang aneh?”
Saat ini, Luo Hengyan merasakan kejanggalan itu semakin kuat.
“Maksudmu apa? Omonganmu ini...” Ekspresi Renbin masih sama bingungnya, tidak terlihat seperti sudah ditanya dua kali sebelumnya.
Awu juga secara mengerikan melanjutkan ucapan Song Tian dan Ge Ling: “Apakah Axiu sedang melakukan sesuatu?”
“Apa yang kau omongkan! Menurutmu Axiu melakukan apa?”
“Dia... apakah dia bisa menggunakan ilmu sihir? Aneh sekali perasaanku. Aku, aku curiga dia mungkin bisa memanggil hantu, kalau tidak, bagaimana mungkin setiap kali dia mengutuk kita pada hari peringatan Li Bing, selalu menjadi kenyataan? Lihat, Paman Haotian dan A Qin menghilang...”
“Diam!”
“Aku rasa dia tidak normal! Dia selalu terlihat mati rasa! Sepanjang hari hanya memikirkan balas dendam pada kita, demi Li Bing, dia mungkin bisa melakukan apa saja! Ya, bukankah pernah dengar tentang tukang santet? Mungkin dia termasuk golongan itu! Atau mungkin dia memanggil hantu melalui permainan jin pencil!”
Persis sama! A Wu saat ini seolah dirasuki oleh Song Tian dan Ge Ling!
Liang Renbin kembali naik darah, melompat ke depan dan meninju A Wu! Tinju ini sangat keras, A Wu langsung terjatuh, bahkan mimisan.
Tadi A Wu yang menahan Liang Renbin, sekarang... giliran dia yang dipukuli.
Liang Renbin kemudian menindih A Wu dan terus menerus menghujani tinju ke wajahnya!
“Be... berhenti...” Luo Hengyan ingin maju menghentikan, tapi kakinya terasa seperti dijejali timah.
Berhenti...
Berhentilah...
Semua yang terjadi di depan mata bagai spiral kegelapan, tubuhnya seolah terseret masuk ke dalam spiral itu.
Pada saat itu, Li Yin yang menyadari hilangnya Hengyan dan Qin Shoutian mencari ke berbagai sudut desa secara terpisah.
"Hengyan! Hengyan! Luo Hengyan!" Li Yin terus memanggil namanya, berharap dia bisa mendengar. Namun, seberapa pun dicari, tidak ada jejak.
Tiba-tiba, dia merasakan ada yang mendekat dari belakang, segera menoleh!
Yang terlihat adalah Axiu!
"A... Axiu, kamu..."
"Kalian mencari siapa?" Axiu tersenyum manis: "Tuan Luo menghilang?"
"Ya, benar..." Li Yin mengangguk: "Dia seharusnya tidur di ruang luar, tapi... sekarang..."
"Tidak akan ada masalah. Kurasa, Tuan Luo mungkin sedang jalan-jalan."
Axiu sama sekali tidak menunjukkan kekhawatiran, tetap ceria seperti biasa. Ini membuat Li Yin merinding. Dia sebenarnya...
"Ada apa? Tuan Li Yin?" Axiu melangkah mendekat, Li Yin tanpa sadar mundur.
"Kamu..." Li Yin bertanya dengan wajah serius: "Kamu sebenarnya siapa?"
Manusia tidak akan terlibat dalam fenomena horor supranatural, kata Xia Yuan. Li Yin sama sekali tidak meragukan hal ini.
Tapi...
Apakah Axiu benar-benar manusia?
Adakah bukti yang menunjukkan dia manusia?
“Namun, A Xiu malah menjawab dengan jawaban yang tidak relevan: ‘Desa ini, Desa You Shui, bisa berkembang karena mengandalkan kondisi gunung dan sumber air yang sangat baik dari Gunung Hei Wu. Meskipun berada di tengah pegunungan, kami bisa hidup mandiri. Orangtuaku, dan orangtua Kakak Bing'er, selalu berdedikasi untuk membuka lahan dan membangun desa ini. Tahukah Tuan Li Yin? Awalnya sangat sulit, mendirikan desa seperti ini... Sejak baru lahir, aku sudah harus menggali tanah, mengangkut air, bangun sebelum fajar. Bagiku, gunung ini, air ini, adalah kenangan yang tak terhapuskan. Meskipun sulit, ini adalah kenangan terindah dan termahal bagi aku dan Kakak Bing'er. Bagi kami yang petani, kami yakin bahwa dengan kerja keras, kebahagiaan pasti bisa diraih.’”
“A... Nona A Xiu...”
“Tapi sekarang, aku sungguh-sungguh berharap desa ini hancur. Omongan bahwa orang rajin pasti akan bahagia... Semua bohong. Meskipun Kakak Bing'er dan ibunya sudah berkorban begitu besar untuk pembangunan desa ini, hanya karena nilai-nilai mereka yang dianggap benar, mereka mengabaikan penderitaan kakakku, melemparkannya ke jurang neraka, bahkan sampai memaksanya mati...”
“Jangan, jangan lanjutkan... Nona A Xiu...”
“Bahkan jika menjadi hantu pun apa?” Wajah A Xiu tiba-tiba menjadi sangat mengerikan, nada bicaranya semakin garang: “Bahkan jika Kakak Bing'er menjadi hantu jahat, tetap lebih indah daripada manusia-manusia munafik itu!”
“Tidak... tidak seperti ini...” Keringat terus menetes dari dahi Li Yin yang masih mundur perlahan: “Kamu tidak tahu sama sekali... kamu tidak mengerti, neraka yang sebenarnya... Tahukah kamu bagaimana neraka sesungguhnya? Teror... yang sejati...”
Luo Hengyan berjalan di tengah kegelapan hutan.
Sedangkan Liang Renbin berjalan di depannya.
“Renbin...” Begitu kata itu meluncur, Luo Hengyan langsung merasakan keanehan yang luar biasa. Namun, ekspresinya tetap datar saat melanjutkan: “A Xiu... Apakah A Xiu menunjukkan perubahan aneh belakangan ini?”
Kali ini... yang berubah adalah dirinya sendiri!
Rupanya... sama sekali tidak bisa mengontrol diri, tanpa sadar sudah mengucapkan kata-kata itu!
Begitu kata-kata "dukun santet" dan "hantu pena" terucap, Liang Renbin berbalik. Matanya berubah penuh kebencian! Dia langsung menerjang, menjatuhkan Luo Hengyan dan mulai menghujani pukulan.
Tiba-tiba Luo Hengyan menyadari sumber ketidaknyamanan yang dirasakannya...
Karena, setiap kali percakapan itu terulang dalam putaran...
Salah satu dari lima orang mereka akan menghilang secara misterius!
Awalnya Song Tian yang bicara, setelah dia hilang digantikan Ge Ling. Setelah Ge Ling lenyap, giliran A Wu...
Sekarang, A Wu pun sudah lenyap! Tapi termasuk dirinya sendiri, mereka hanya merasa ada yang tidak beres!
Ke mana mereka semua menghilang?
Tak lama, dia menemukan jawabannya.
Di hadapannya, yang memukulinya bukan lagi Liang Renbin, melainkan... seorang wanita berbaju putih raksasa setinggi beberapa meter!
Wanita itu membuka mulutnya lebar-lebar, sampai panjangnya mencapai lebih dari dua meter!
Di dalam mulutnya… ternyata dipenuhi oleh air dalam jumlah besar! Song Tian, Ge Ling, A Wu, dan Liang Renbin, keempatnya sedang berjuang mati-matian di dalam air itu!
Mulut wanita raksasa itu terus mendekati Luo Hengyan...
## Volume Pertama: Desa You Shui Bab Kesebelas Pantai yang Tak Tercapai
“Neraka yang sebenarnya?”
A Xiu memandang Li Yin di depannya dengan bingung, sementara Li Yin semakin merasa gelisah.
Hilangnya Hengyan, ketakutan terbesar dalam hatinya, akhirnya terjadi.
Meski sudah mengantisipasi, dia masih berharap sedikit mungkin bisa melewati satu bulan dengan selamat. Tapi sekarang jelas tidak mungkin.
Berdasarkan pengalaman masa lalunya dan perkataan Xia Yuan, bisa ditarik kesimpulan kasar.
Hilang di lokasi yang ditunjuk tulisan darah, pada dasarnya sama dengan mengalami nasib buruk. Meski begitu, Li Yin masih sulit menerima kematian Luo Hengyan.
Dia masih ingat, saat bayangan Luo Hengyan pertama masuk apartemen, wajahnya panik dan hampir menangis. Saat itulah Li Yin menghiburnya dan mengatakan bahwa menyelesaikan 10 perintah tulisan darah akan membebaskannya. Meski tidak tahu berapa tahun diperlukan, setidaknya ada harapan.
Tapi sekarang… orang yang akhirnya menemukan harapan baru dan bertekad bertahan hidup bersamanya…
Di dalam apartemen itu, meskipun ada kepercayaan antar penghuni, namun lebih banyak kewaspadaan. Satu-satunya orang yang bisa dipercaya sepenuhnya oleh Li Yin hanyalah Xia Yuan, Ye Kexin, Luo Hengyan, pasangan Hua Liancheng, dan dokter beda Tang Lanxuan dari kamar 106.
Setelah lolos dari maut terakhir kali dan kembali ke apartemen, enam orang ini berkumpul di rumah pasangan Hua Liancheng untuk makan hot pot bersama. Bertahan hidup di apartemen neraka ini sudah merupakan kebahagiaan terbesar. Saat itu Luo Hengyan juga berhasil selamat dan kembali, sehingga mereka memutuskan untuk merayakannya.
Hari itu menjadi salah satu hari bahagia yang langka di apartemen. Mereka bercanda, berbagi kisah masa lalu, dan berharap bisa keluar dari apartemen ini bersama suatu hari nanti!
Semua orang menantikan datangnya hari itu.
Tapi dalam hati mereka tahu, sangat sedikit yang benar-benar bisa meninggalkan apartemen. Tak ada yang bisa menghilangkan kutukan bayangan apartemen ini, hanya bisa mengikuti aturannya.
Tapi Li Yin tetap berharap bisa bertahan hidup dan keluar bersama Luo Hengyan serta yang lain!
Namun harapan itu akhirnya pupuskah?
Di waktu yang sama, Qin Shoutian memasuki hutan lebat untuk mencari Luo Hengyan. Meski belum lama kenal, ia menyukai anak muda jujur dan polos ini.
Meskipun di apartemen, seringkali sulit untuk menjaga diri sendiri, tapi bagaimanapun mereka adalah orang-orang yang menanggung nasib sama. Ketika seorang penghuni meninggal, perasaan sedih seperti kelinci mati dan rubah berduka tak terhindarkan.
Qin Shoutian benar-benar tidak ingin melihat orang di sekitarnya mati seperti ini.
Tiba-tiba...
Di depan mata muncul sungai yang mengalir deras, lebarnya sekitar lebih dari sepuluh meter.
"Bagaimana bisa..."
Qin Shoutian tertegun, seharusnya tidak mungkin ada sungai di sini! Apa yang sebenarnya terjadi?
Saat ini dia hanya berjarak lima meter dari sungai itu, tapi tidak berani melangkah lebih dekat.
Hutan gelap yang suram, di bawah langit tanpa secercah cahaya, munculnya sungai aneh ini membuat Qin Shoutian merinding. Saat ini, kata-kata Li Yin kembali bergema di hatinya.
"Air..."
Ingin mundur, tapi Qin Shoutian masih mengkhawatirkan Luo Hengyan.
Kembali... atau... maju?
Sambil berpikir, dia menundukkan kepala... Tapi saat menunduk, tiba-tiba dia berteriak kaget!
Sungai yang sebelumnya berjarak lima meter itu, sekarang ternyata hanya berjarak beberapa sentimeter di bawah kakinya!
Apakah itu bergerak?
Kapan itu terjadi?
Benar seperti yang dikatakan Xia Yuan... Semakin ke sini, instruksi tulisan darah semakin aneh...
Lari!
Qin Shoutian tidak ragu lagi. Dia berbalik dan berlari, tapi... kakinya tercebur ke dalam air! Seluruh tubuhnya langsung tenggelam!
Untungnya kemampuan berenang Qin Shoutian cukup baik, tanpa pikir panjang ia langsung berenang menuju tepian!
Tapi...
Meski terus menerus berenang, setelah lebih dari dua menit, tepian tetap tak bisa dicapai! Padahal... tepian itu jelas-jelas terlihat di depan mata!
Situasi aneh yang di luar nalar ini hampir membuat Qin Shoutian kolaps total!
Instruksi tulisan darah sebelumnya tak pernah menampilkan fenomena sefantastis ini! Seolah-olah ini bukan dunia nyata!
Belum lagi, Qin Shoutian mulai menyadari satu hal lagi.
Yaitu...
Sungai ini tiba-tiba menjadi lebih lebar dari sebelumnya! Perkiraan kasarnya, sekarang lebarnya puluhan meter! Sedangkan kedalamannya, pasti tidak kurang dari 10 meter! Bahkan mungkin lebih dalam!
Tak bisa mencapai tepian, ditambah sungai sedalam ini... Ini benar-benar situasi buntu! Begitu tenaga habis, tinggal menunggu ajal!
"Li Yin!" teriak Qin Shoutian sekuat paru-parunya: "Tolong! Li Yin, Li Yin!!!"
HP-nya sudah basah kuyup, sama sekali tidak bisa digunakan. Satu-satunya harapan adalah teriakan ini didengar Li Yin. Ia memekikkan nama Li Yin dengan seluruh kapasitas paru-parunya, sekalipun tenggorokannya harus serak!
Di saat yang sama... Li Yin seolah mendengar suara memanggil namanya dari kejauhan.
"Siapa?" Matanya langsung menatap ke arah hutan lebat di belakang desa. Ia menyimak lebih seksama, sepertinya benar ada yang memanggilnya.
"Hengyan? Shoutian?" Dadanya berdebar. Ia segera berlari kencang menuju hutan itu!
"Sementara A Xiu di belakangnya, menatap punggung Li Yin, sudut bibirnya menampilkan senyum jahat yang samar."
"Li Yin berlari sekuat tenaga sambil terus mencari sumber suara itu, berteriak: 'Hengyan! Apakah itu kamu? Hengyan! Shoutian, kamu di mana? Jawab aku! Di mana kamu!'"
"Dia tidak ingin melihat ada orang yang mati lagi."
"Sudah... dia telah menyaksikan terlalu banyak orang mati di hadapannya!"
"'Jawab aku! Shoutian!'"
"Suara Li Yin hampir parau karena berteriak, dan tepat saat hampir putus asa, teriakan Shoutian terdengar dari depan."
"'Aku di sini... Li, Li Yin, tolong aku!'"
"Di saat yang sama, A Xiu telah kembali ke rumahnya."
"Dia menutup pintu lalu menyandarkan tubuhnya sambil bergumam: 'Sudah dekat... Kakak Bing'er, semuanya akan segera berakhir. Semuanya... akan berakhir.'"
"Dia perlahan berjalan ke kamarnya dan melihat Ye Kexin yang masih tertidur lelap di tempat tidur."
"'Meski tak mengerti kenapa Kakak Bing'er harus memburu kalian juga... pasti ada alasannya. Kalian pasti juga melakukan sesuatu yang menyakiti kakak.'"
"Kemudian dia masuk ke dapur dan berjalan selangkah demi selangkah menuju tong air itu."
"Qin Shoutian saat ini... sudah berada di tengah sungai! Arusnya sangat deras, dan dia perlahan mulai kelelahan."
"Sungai saat ini sudah melebar lebih dari 100 meter!"
"Tepat saat dia hampir menyerah, tiba-tiba sebuah titik cahaya berkedip di kejauhan. Lalu... terlihat Li Yin membawa senter berlari kencang mendekat!"
Ketika Li Yin melihat sungai lebar ini, serta Qin Shoutian yang terus bergulat di tengah arus, ia segera melepas baju dan bersiap melompat ke sungai!
Namun Qin Shoutian berteriak: "Li Yin! Jangan lompat! Kalau kau lompat, kau tak bisa kembali ke tepi! Ambil tali, tarik aku naik!"
"Baik! Bertahanlah!"
Usai berkata demikian, Li Yin meletakkan tas punggungnya, membuka resleting, dan mengeluarkan seutas tali tebal yang sangat panjang!
Karena datang ke tempat berbahaya seperti ini, mereka tentu telah mempersiapkan berbagai obat pertolongan darurat, senjata, dll. Sayangnya di Tiongkok, membeli senjata api sangat sulit sehingga hanya membawa senjata tajam.
"Shoutian! Berenanglah lebih dekat ke sini!" Seru Li Yin sambil mengurai gulungan tali panjang, bersiap melemparkannya ke Qin Shoutian.
Tali rami tebal ini panjangnya puluhan meter. Untunglah tasnya cukup besar untuk memuatnya. Saat ini Li Yin juga gugup, meski telah berlatih berkali-kali untuk situasi ini, tapi penggunaan tali tetap pertama kalinya.
Qin Shoutian segera terus berenang ke tepi. Meski tubuhnya terus dihantam arus, tekad bertahan hidup membuatnya bertarung mati-matian!
"Aku melempar sekarang!"
Tali panjang itu melesat di udara. Qin Shoutian mengulurkan tangan kanan, mencengkeram ujung tali dengan erat, lalu mengikatkannya kuat-kuat di lengannya!
"Bagus!"
Li Yin menghela napas lega. Saat hendak menarik, tiba-tiba kakinya terasa basah... Seketika tubuhnya terseret ke bawah dan jatuh ke air!
"Tidak!"
Namun, air yang tak berujung telah mengepung tubuh Li Yin. Ia segera meraih tepian lagi, tapi... tepian itu sudah berjarak 5 hingga 6 meter darinya!
"Bagaimana... ini mungkin! Apartemen terkutuk ini, mana mungkin tidak memberi jalan hidup!"
Meski begitu, Li Yin tetap menggenggam tali erat, berenang mati-matian ke tepian. Tapi, bagaimanapun ia berenang... tak bisa mencapai tepian, malah jaraknya semakin menjauh!
"Tidak... jangan!"
Jantung Li Yin langsung tenggelam.
Dia akan mati...
Mati di Desa You Shui ini!
Baru petunjuk darah keempat sudah harus mati?
Ini baru yang keempat!
Li Yin bisa berenang, tapi... jika terus begini, tenaganya pasti habis! Apalagi arusnya begitu deras, cepat atau lambat mereka akan mati di sungai ini!
"Jangan! Aku tidak mau mati, aku tidak mau mati--"
Tiba-tiba di tengah sungai muncul... sebuah pusaran air raksasa! Pusaran ini menyedot Li Yin dan Qin Shoutian ke dalamnya, keduanya terhisap ke tengah sungai!
Li Yin dan Qin Shoutian kini berputar-putar dalam pusaran, tak tahu sudah menelan berapa banyak air. Pusaran semakin ganas, tubuh mereka sudah tidak bisa bertahan di permukaan air!
"Genggam tali itu! Li Yin!"
Suara yang muncul tiba-tiba ini bagai suara surgawi! Dengan susah payah Li Yin membuka mata, melihat seutas tali rami tebal dijatuhkan dari langit. Ia segera mengulurkan tangan dan menggenggamnya!
“Sementara Qin Shoutian, saat ini hanya tersisa satu tangan yang masih di atas permukaan air. Jarak antara dia dan Li Yin sekitar lima enam meter, di tengah pusaran air raksasa ini, jarak sedekat itu bagai jurang yang tak terjangkau!”
Li Yin mencengkeram tali rami dengan erat, ini adalah harapan terbesarnya untuk bertahan hidup!
“Berpegang erat! Aku akan menarikmu naik!”
Ini adalah...
Suara Kexin!
Ye Kexin sudah terbangun ketika A Xiu kembali, hanya pura-pura tidur. Setelah mendengar ucapan aneh A Xiu, langsung mengambil tas ransel dan berluar rumah. Akhirnya, menemukan hutan belantara ini.
Li Yin menarik tali dengan sekuat tenaga, sementara tubuh Qin Shoutian telah sepenuhnya tenggelam ke dalam air.
“Kexin!” Teriak Li Yin: “Jauhi sungai ini! Sungai ini akan mendekatimu secara otomatis!”
Jika Kexin juga jatuh ke sungai, maka semuanya akan berakhir!
Meskipun Kexin seorang perempuan, setiap penghuni apartemen selalu berlatih di gym. Selama tiga tahun, kekuatan lengannya sudah sangat terlatih. Tas ranselnya juga selalu berisi tali rami.
Mendengar perkataan Li Yin, Kexin segera mundur sambil terus memperhatikan kakinya, dan terus menarik Li Yin.
Tali rami ini awalnya dipilih langsung oleh Xia Yuan, kekuatannya tak perlu diragukan lagi, ditambah tenaga Kexin yang cukup besar. Sekejap mata, Li Yin hanya berjarak sekitar sepuluh meter dari tepian.
Seluruh tubuh Li Yin yang terendam air mulai merasa lega. Saat ini, pusaran air itu sepertinya juga mereda.
Tapi, sesuatu yang lebih mengerikan terjadi.
Kexin tiba-tiba merasakan guncangan di bawah kakinya, lalu... tanah di sekitar sungai itu mulai menonjol!
Sebenarnya jika dilihat dari ketinggian, sungai ini berbentuk lingkaran.
"Li Yin!" Kexin terkejut, segera menarik tali lebih kencang. Saat ini... sungai itu tiba-tiba naik!
Pada detik-detik genting, Li Yin akhirnya mendekati tepian. Saat ini ketinggian sungai sudah mencapai lima meter!
Tiba-tiba Kexin membelalakkan matanya, pemandangan mengerikan yang tak terbayangkan terpampang di depan matanya!
Tanah terus menonjol, dan dari lumpur bawah sungai muncul sebuah mata putih besar yang menyembul!
Sungai ini...
Ternyata bagian dalam mulut wanita raksasa ini!
## Volume I Desa Air Samar BAB 12 Kebenaran
Li Yin yang masih bingung dengan situasi ini tiba-tiba menyadari tubuhnya sudah di tepi sungai yang kini telah meninggi lebih dari 10 meter!
Jatuh dari ketinggian ini...
Tapi tidak boleh ragu lagi!
Dia mencengkeram erat tali, menginjak tepi sungai, lalu melompat turun sekuat tenaga!
Persis saat itu, mulut wanita raksasa itu mengatup dengan cepat! Kepalanya yang maha besar pun berubah menjadi asap tipis dan menghilang tanpa jejak!
Tubuh Li Yin terjatuh di tanah basah berumput. Berkat permukaan tanah yang lunak, lukanya tidak parah. Meski begitu, rasa sakit masih menggerogoti tubuhnya.
Namun setelah menyaksikan kepala raksasa yang misterius itu, semua rasa sakit itu seakan terlupakan.
“Li... Li Yin...”
Selama tiga tahun tinggal di apartemen, Ye Kexin bisa bertahan sampai hari ini tentu sudah menyaksikan banyak fenomena aneh yang tak bisa dijelaskan, sehingga perasaannya sudah mati rasa. Tapi Li Yin sangat terkejut, pemandangan mengerikan yang sangat ekstrem ini membuat seluruh tubuhnya menggigil.
“Kita... harus tinggal di desa seram ini... selama sebulan?”
Saat ini otak Li Yin kosong sama sekali.
Meski sudah memprediksi berbagai kemungkinan, kenyataannya jauh melampaui perkiraannya!
“Kexin...” Li Yin yang saat ini seluruh tubuhnya basah, tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya.
Baru sepertiga bulan yang berlalu. Bagaimana cara melewati sisa waktu ini...?
Lalu setelah ini, harus bagaimana lagi?
“Aku terlalu naif. Mengira tinggal setahun di apartemen sudah cukup berpengalaman. Tapi dibandingkan Xia Yuan, aku masih jauh tertinggal.”
Kexin menghela napas, berkata: “Sudahlah, Li Yin, yang penting kau selamat, ayo kita pergi dulu...”
“Shou Tian mati.”
Hati Kexin langsung terjatuh mendengar perkataan Li Yin.
“Dia... dia mati?”
“Ya. Barusan, dia juga ada di dalam air.”
“Bagaimana bisa...” Kepala Ye Kexin tertunduk, hatinya terasa seperti diremas.
Dalam tiga tahun terakhir, terlalu banyak penghuni yang mati di sekitarnya, Kexin hampir mati rasa. Terakhir kali, susah payah lolos dari maut bersama Shou Tian, tak disangka kali ini...
Kexin tidak menangis. Kejadian seperti ini bukan pertama kalinya dialami. Air matanya hampir habis sejak masuk ke apartemen ini.
"Tapi... setidaknya Li Yin, kamu selamat." Kexin membantu Li Yin berdiri sambil berkata: "Kita harus saling mendukung, bertahan hidup selama sebulan ini! Hmm, tinggal sekitar dua minggu lebih sedikit, kita bisa meninggalkan Desa Youshui."
Masih ada dua minggu lebih...
"Tidak ada tempat yang aman lagi."
Li Yin sangat menyadari hal ini.
Desa Youshui ini... tidak ada satu pun tempat yang bisa membuat mereka tenang selama sebulan! Di hari-hari mendatang, fenomena aneh akan terus muncul!
"Bing'er..." Apa yang sebenarnya dia inginkan? Mengapa bahkan Shoutian dan dirinya sendiri ingin dibunuh? Apakah Heng Yan masih hidup? Kemungkinan besar nasibnya sudah buruk.
Jika tujuan Bing'er adalah membalas dendam pada orang-orang yang pernah menyakitinya di desa ini, tidak mungkin dia tidak mengampuni dirinya sendiri. Maka... harus dianggap bahwa dia telah berubah menjadi hantu jahat yang membunuh tanpa pandang bulu!
Kalau begitu... bagaimana dengan Axiu?
Apakah Bing'er tidak akan membunuh Axiu?
Kesimpulan ini mungkin benar. Lalu, jika kita menunjukkan kebaikan pada Axiu, apakah kita bisa lolos dari kematian?
"Kita kembali ke rumah Axiu."
Saat ini, ini satu-satunya pilihannya.
Seberbahaya apa pun Axiu, sekarang dia hanya bisa mengandalkan Axiu sebagai satu-satunya penyelamat.
Saat mereka kembali ke rumah Axiu, terdengar suara Axiu yang waspada menanyakan dari dalam: "Siapa?"
"Kami." Suara Li Yin lemah: "Nona Axiu... tolong bukakan pintu."
Saat Axiu membuka pintu, Li Yin melihat sesosok tubuh terbaring di dalam rumah.
Itu adalah Liang Renbin.
“Saat ini lidahnya sudah dipotong, tubuhnya basah kuyup tergeletak di tanah, sepertinya sudah mati.”
“Wah, kalian melihatnya.” Axiu justru menunjukkan ekspresi tidak peduli: “Terserah, lagipula kalian sudah tahu. Aku hanya memotong lidahnya saja.”
“Axiu...” Li Yin tidak berani menyinggung perasaannya, hanya bisa berkata: “Tolong hentikan. Bisakah kamu berkomunikasi dengan Bing'er, minta dia berhenti membunuh...”
“Diam!” Axiu berkata dingin: “Dengan hak apa kau menyebut nama 'Bing'er'?”
“Kamu...”
“Meski aku tak mengerti kenapa kakak Bing'er menyerang kalian... Tapi jika dia melakukannya, pasti ada alasannya.” Dia menyeringai: “Baiklah, masuklah. Kalian boleh terus tinggal, jangan lupa urusan laporan! Kalau tidak, untuk apa aku menampung kalian?”
Gila...
Perempuan ini benar-benar gila!
Tapi apa gunanya tahu dia gila? Perempuan gila inilah satu-satunya harapan untuk bertahan hidup di Desa Youshui.
Keesokan hari... Hilangnya Renbin, Awu dan lainnya menggemparkan seluruh desa! Meski tahun-tahun sebelumnya juga ada yang hilang, tapi tahun ini terlalu banyak! Cucu laki-laki dan perempuan kepala desa juga termasuk!
Tapi meski semakin banyak yang mencurigai Axiu, tidak ada satu pun yang berani mengganggunya.
Alasannya sederhana. Isu hantu sudah merasuk ke dalam hati orang-orang, jadi kalau menyakiti Axiu yang merupakan sahabat terdekat Bing'er, bukankah itu mencari mati?
“Setelah itu, penduduk desa yang melihat A Xiu akan takut dan berjalan memutar. Tidak ada yang berani mengucapkan hal buruk tentangnya, bahkan banyak yang berusaha menjilat dengan mengirimkan banyak makanan, bahkan membantu menanam dan mengairi sawah milik keluarganya.”
“Tapi, di hari-hari berikutnya, semuanya berjalan tenang. Tidak ada lagi fenomena aneh yang terjadi.”
“Mungkin setelah membunuh begitu banyak orang sekaligus, Bing'er ingin berhenti sejenak?”
“Maka... dengan perasaan cemas yang menggelayut, tanggal 7 Juli akhirnya tiba.”
“Meski Li Yin dan Ye Kexin sudah sedikit lebih tenang, mereka yakin... sebelum tengah malam nanti, pasti akan terjadi sesuatu yang sangat mengerikan.”
“Kalian akan pergi tepat saat jam menunjukkan pukul 00.00 nanti?”
“Di meja makan malam, A Xiu terlihat terkejut, tapi segera berkata: 'Baiklah... tolong laporkan dengan baik. Kalian sudah tahu konsekuensinya jika tidak melapor.'”
“Konsekuensi... Li Yin tentu tahu. Tapi dia juga tidak berniat membuat laporan berita.”
“Seberapa ganas pun hantu pembalas dendam yang dihadapi, selama bisa kembali ke apartemen, mereka akan sepenuhnya aman.”
“Apartemen itu meski menyeramkan, tapi juga pelabuhan paling aman. Xia Yuan juga sering mengatakan, dia sudah yakin 100% bahwa tidak ada hantu sekuat apapun yang bisa memasuki apartemen.”
“Setelah makan malam, Li Yin dan Kexin segera membereskan barang-barang dan bersiap untuk pergi.”
“Begitu cepat mau pergi?” A Xiu yang masih membereskan piring di meja bertanya heran: “Kenapa kalian buru-buru sekali pergi?”
“Kami ada urusan mendesak, harus berangkat malam ini juga...”
“Tapi, melewati Gunung Heiwu butuh waktu lama. Lagipula jam segini sudah tidak ada bus di kaki gunung, bagaimana cara kalian pergi?”
“Mobil kami parkir di kaki gunung, seharusnya tidak masalah.”
“Oh? Terserah kalian.”
Kemudian, keduanya pergi dengan tergesa-gesa bagai dikejar.
Selama sebulan ini, Li Yin dan Ke Xin selalu bersikap sangat ramah pada A Xiu, berkali-kali membantu urusan rumah tangganya dan berusaha mengurangi pekerjaannya. Jika Bing'er memang sangat dekat dengannya, semoga dengan cara ini A Xiu bisa mengampuni mereka.
Tentu saja, jika semudah itu bisa selamat, instruksi darah keempat ini terlalu sederhana. Li Yin sendiri tidak percaya kemungkinan itu.
Li Yin dan Ke Xin berjalan sampai ke pinggiran desa baru berhenti dan duduk.
Keduanya menatap jam tangan di pergelangan tangan mereka.
Untuk mencegah kesalahan waktu, mereka membeli jam merk terkenal dari Swiss. Meski harganya mahal, uang ini sama sekali tidak bisa dihemat. Jika waktu salah dan mereka meninggalkan desa lebih awal sampai bayangan mengontrol mereka untuk bunuh diri, itu akan menjadi bencana.
“Li Yin...” Ke Xin sudah tegang sampai puncaknya, jantungnya berdegup kencang. Akhirnya... saatnya meninggalkan desa ini!
“Dengarkan baik-baik, Kexin.” Li Yin dengan ekspresi serius berkata: “Jalan setapak di pegunungan itu cukup sulit dilalui, perjalanan kita mungkin akan sangat berat. Bahkan jika lancar, kita perlu sekitar tiga jam untuk sampai ke kaki gunung. Naik mobil ke Kota K membutuhkan waktu sekitar dua jam. Dan setelah masuk ke pusat kota, menuju apartemen juga memakan waktu sekitar satu jam.”
Enam jam!
Enam jam akan menentukan hidup dan mati mereka!
Jika bisa masuk ke apartemen dalam enam jam, mereka akan selamat!
“Xia Yuan pernah memberitahuku…” Lanjut Li Yin: “Meskipun apartemen ini sangat kejam, seringkali situasinya benar-benar mematikan. Tapi masih ada sedikit orang yang memiliki kemungkinan untuk bertahan. Jadi… kita sama sekali tidak boleh menyerah!”
Kexin mengangguk.
Selama tiga tahun ini, bukannya dia tidak tahu prinsip ini.
Meskipun enam jam terasa sangat panjang, hantu tidak mungkin menyerang setiap saat. Kalau tidak, dengan tubuh manusia biasa, mungkinkah Xia Yuan dan Ye Kexin bisa bertahan sampai hari ini?
Waktu terus berlalu, semakin mendekati tengah malam pukul dua belas.
Di Desa You Shui, di rumah Axiu.
Di dapur, tutup tong air itu telah dibuka.
“Keluarga kepala desa sekarang sedang menderita tak terkira... hahaha, sungguh lucu,” wajah A Xiu saat ini terdistorsi ekstrem, matanya terlihat jahat seperti dewa perang. Di tangannya, dia memegang gunting itu, berkata: "Kakak Bing'er... kamu membunuh dengan baik, kamu sudah membunuh semua mereka! Oh ya, masih ada ibu A Wu dan Su Yue, dia juga harus mati, karena dia pernah membicarakan keburukanmu. Benar, besok bunuh dia juga, lalu aku akan memotong lidahnya, hahaha, bagus kan... ah, ah?"
Sebuah tangan tiba-tiba menyembul dari tong air!
Seperti tanpa tulang, tubuh yang terdistorsi perlahan bangkit dari tong air.
Rambut yang berantakan, wajah pucat, lengan yang bergerak tak menentu...
Dia memandang ke bawah A Xiu dari ketinggian, tubuhnya menyentuh langit-langit.
"Kakak Bing'er..." A Xiu berteriak gembira: "Akhirnya, akhirnya kamu mau menemuiku!"
Sementara itu, di pinggir desa, Li Yin kembali melihat jam tangannya... kurang dari lima menit lagi, mereka bisa meninggalkan desa!
"Sebentar lagi pergi..." Li Yin masih waspada menatap sekeliling, tiba-tiba dia melihat siluet seseorang mendekat!
"Siapa..." Li Yin panik, berteriak: "Kamu siapa?!"
Dia menyorotkan senter ke arah siluet itu, ternyata seorang wanita muda berusia sekitar 24-25 tahun. Penampilannya seperti orang kota, membawa tas tangan.
"Kamu?" Li Yin memandang wanita ini, sepertinya dia adalah "manusia".
“Siapa kalian?” Wanita itu bertanya dengan terkejut: “Apa kepala desa mengirim orang untuk menjemputku? Tidak mungkin, aku tidak memberitahunya kalau aku datang hari ini.”
“Aku…” Li Yin kebingungan, langsung bertanya: “Kamu kenal kepala desa?”
“Hmm, pakaian kalian… tidak seperti orang desa. Siapa kalian sebenarnya?”
“Kami… datang untuk wisata, merasakan kehidupan pedesaan…”
“Oh?” Wanita itu tersenyum: “Lumayan menarik! Tapi kenapa tetap di sini sampai larut malam?”
“Ini…”
“Baiklah, terserah kalian. Aku mau pergi melihat desa, sudah bertahun-tahun tidak pulang…”
“Nona, dulu kamu tinggal di desa ini?” tanya Li Yin.
“Ah…” Senyumnya tetap manis: “Benar, sudah beberapa tahun aku pergi. Dua bulan lalu aku menulis surat ke kepala desa, berjanji akan kembali berinvestasi untuk membebaskan desa dari kemiskinan.”
“Apa? Kamu…”
“Ah iya. Lupa memperkenalkan diri, namaku adalah—Li Bing.”
Di dalam rumah A Xiu, wanita tinggi berbaju putih itu perlahan mengulurkan tangannya ke arah A Xiu… Mata tanpa pupilnya memancarkan aura seram dan mengerikan!
## Jilid 1: Desa You Shui Bab 13: Roh Jahat dalam Air
Keterkejutan Li Yin saat ini jauh melampaui momen apa pun!
“Zěn, zěnme le a?” Lǐ Bīng bùjiě de kànzhe Lǐ Yǐn hé Kě Xīn wúbǐ zhèn è de miànkǒng, suíjí míngbái guòlái, shuō: “Ō, wǒ zhīdào le. Cūnzi lǐ de rén gàosù nǐmen, wǒ sǐle duì ba? Dāngnián, wǒ díquè shì xiǎng tiào xià pùbù, shènzhì dōu bǎ xiézi tuō diàole, zhǔnbèi tiào xiàqù de shíhòu…… què yòu gǎnjué, jiù zhèyàng sǐqù, tài bù gānxīnle. Suǒyǐ wǒ líkāile cūnzi, xiǎng xiān qù zhǎo wǒ fùqīn……”
Zǐxì huíxiǎng qǐlái dehuà, cūnzi lǐ díquè méiyǒu rén shuō, zhǎodàoguò Lǐ Bīng de shītǐ. Zhǐshì shuō, tā tiào xià pùbù zìshāle, ér zuòchū zhè yī pànduàn de yījù, jiù jǐnjǐn yīnwèi tā liú xià de xiézi ba.
Shuǐliú rúcǐ tuānjí, zhǎo bù dào shītǐ yěshì hěn zhèngcháng de. Yě nán guài cūnzi lǐ de rén, huì wùjiě Lǐ Bīng yǐjǐng sǐle.
“Nǐ…… gāngcái shuō nǐ liǎng gè yuè qián xiěxìn gěi cūnzhǎng?” Lǐ Yǐn hūrán wèndào: “Nà wèishéme cūnzhǎng tā bù shuō chūlái?”
“Ah... Aku ingin dia merahasiakannya. Setelah meninggalkan desa, meski tidak menemukan ayah, tapi dengan bekerja dan berwirausaha di kota, akhirnya membuka restoran kecil. Tak disangka dalam beberapa tahun berkembang jadi restoran rantai, mendirikan perusahaan, menjadi direktur utama... Setelah dapat uang sebanyak itu, hal pertama yang kupikirkan adalah desa ini. Meski ada kenangan pahit, tapi di sini ada orangtuaku, A Xiu, Su Yue... Semua kenangan yang tak bisa terhapus. Jadi kuputuskan berinvestasi di desa untuk membuat mereka makmur. Tapi, aku ingin memberi kejutan ke A Xiu, muncul langsung di hadapannya, beri tahu bahwa aku masih hidup. Ah, A Xiu dia...”
“Aku tahu.” Li Yin memotongnya: “A Xiu sangat merindukanmu.”
“Benarkah... Apakah dia baik-baik saja?”
Apakah A Xiu sekarang bisa dibilang baik-baik saja?
“Aku juga bilang ke kepala desa, mungkin akan mengirim beberapa manajer perusahaan untuk survei dan merencanakan investasi. Tapi untuk menghindari desas-desus, mereka akan berpura-pura sebagai turis yang ingin merasakan kehidupan pedesaan. Minta kepala desa merahasiakan dan melayani mereka baik-baik. Bahkan di depan kepala desa, jangan sebut namaku, anggap saja mereka benar-benar turis... Tapi akhirnya aku putuskan datang sendiri.”
Jadi begitu!
Kepala desa mengira mereka utusan Bing Er! Bos yang dia sebut tentu Bing Er! Pantas saja begitu ramah, malah menyuruh mereka jalan-jalan keliling desa...
Tapi kemudian muncul satu masalah...
Perempuan raksasa yang membunuh Heng Yan dan Shou Tian...
Siapa dia?
Siapa dia?
Dan pada saat ini, A Xiu masih berdiri di depan wanita raksasa berwarna pucat kelabu itu, masih menganggapnya sebagai "Kakak Bing'er".
"Kakak Bing'er..." A Xiu saat ini hampir menangis karena bahagia, perlahan melangkah mendekati wanita raksasa itu. Namun... seketika, wanita raksasa itu mencengkeram tubuhnya erat-erat, lalu menarik seluruh tubuhnya ke dalam tong air!
Hingga detik terakhir kematiannya, A Xiu tetap tidak mengerti mengapa "Kakak Bing'er" ingin membunuhnya.
"Cepat lari..." Li Yin tiba-tiba merasakan seluruh tubuhnya gemetar!
Li Bing masih hidup, jadi... hantu perempuan itu, siapapun dia, pasti tidak akan memberi belas kasihan pada mereka karena A Xiu!
Di saat yang sama, jarum jam tangan akhirnya bertemu di angka dua belas!
Tengah malam pukul dua belas tiba!
"Lari! Ke Xin!"
Teriakan Li Yin yang mengguntur membuat Li Bing yang berada di sampingnya kaget setengah mati. Seketika Li Yin dan Ke Xin berlari secepat mungkin ke depan!
Selama tinggal di apartemen ini, latihan lari adalah aktivitas yang paling banyak menyita waktu mereka. Sejujurnya, jika hantu benar-benar berniat membunuhmu, meski kau berlari lebih cepat dari Liu Xiang pun tetap tidak akan selamat. Tapi bagaimanapun, orang yang larinya cepat tetap memiliki peluang lebih besar.
“Li Bing merasa agak terkejut, tapi keinginan untuk segera bertemu A Xiu saat ini lebih dominan. Kalau tidak, dia tidak akan terburu-buru datang ke desa di jam seperti ini.” Saat baru memasuki desa, tiba-tiba dia merasakan bayangan putih samar menyapunya!
“Itu... itu apa?”
Seluruh tubuh Li Bing serasa membeku...
“Kexin, kamu harus hati-hati dengan air! Jangan sekali-kali mendekati tempat berair!”
Li Yin menggenggam erat tangan Kexin. Keduanya berjalan berdampingan di jalan gunung. Saat ini mereka tidak berlari, melangkah selebar mungkin sambil menjaga tenaga. Perjalanan masih panjang.
Jalan gunung ini sangat sulit dilalui. Li Yin terus waspada mengamati sekeliling. Meski belum ada tanda bahaya, dia tahu... sedikit kecerobohan bisa berakibat fatal.
Bertahan hidup!
Harus bertahan hidup!
Kexin seperti burung yang ketakutan. Setiap beberapa langkah selalu menengok ke belakang, melihat ke atas atau ke bawah, khawatir hantu muncul tiba-tiba.
Dalam tiga tahun terakhir, beberapa kali nyawanya nyaris melayang. Yang paling berbahaya adalah saat di rumah hantu, ketika tali mencekik lehernya di balok atap. Di detik-detik terakhir sebelum pingsan, Xia Yuan menyelamatkannya dengan memotong tali.
Setelah pengalaman itu, keinginannya untuk hidup semakin kuat!
Setelah berjalan sekitar dua puluh menit tanpa tanda-tanda hantu muncul, barulah dia mulai merasa tenang dan melanjutkan perjalanan. Li Yin tetap menjaga kewaspadaannya setiap saat.
Xia Yuan pernah memberitahunya, banyak juga penghuni apartemen yang selamat melewati tenggat instruksi darah, namun tewas dalam perjalanan pulang. Bahkan banyak yang mati tepat di depan pintu apartemen.
Tiba-tiba, Li Yin menangkap bayangan putih bergerak cepat di antara dua pohon di depannya!
"Itu... itu..." Kexin yang juga melihat bayangan itu langsung merasa kaki-nya lunglai...
Li Yin segera menariknya dan mulai berlari sekencang-kencangnya! Meski sedang berlari, matanya tak pernah lepas dari kompas di tangannya. Salah arah berarti petaka.
Setelah berlari sekitar lima-enam menit, Li Yin mulai kelelahan parah. Kexin juga tak kalah payah. Nafas mereka mulai tersengal-sengal.
"Li... Li Yin..." Kexin terengah-engah, "Dia... tidak mengikuti kita kan?"
"Ku... kurang tahu..." Li Yin menengok ke segala arah, namun yang terlihat hanya deretan pepohonan dan bebatuan gunung yang sunyi.
"Sepertinya... tidak..."
Jantung keduanya berdegup kencang. Sedikit saja kecerobohan bisa berakibat fatal. Mereka sangat menyadari hal ini.
Tiba-tiba Li Yin melihat bayangan putih itu muncul di belakang Kexin!
"Ke... Ke, Kexin... Di, di belakangmu..."
“Perkataan Li Yin ini hampir membuat jantung Ke Xin berhenti berdetak! Dia segera menoleh ke belakang, tapi tidak melihat apapun.”
“Kau, apa maksudmu! Li Yin, kau ingin membuatku mati ketakutan!”
“Tapi tadi, bayangan putih itu benar-benar muncul di belakang Ke Xin.”
“Hutan yang sunyi ini kini berubah menjadi keberadaan mengerikan yang ingin menelan mereka berdua. Harus bertahan seperti ini selama tiga jam? Sebelum mencapai apartemen, mungkin mental mereka sudah collapse.”
“Tapi mereka harus terus maju. Berdiam di sini hanya akan lebih berbahaya!”
“Ayo pergi! Ke Xin!” Li Yin menggigit giginya keras, terus berjalan bersama Ke Xin.
“Tidak boleh mati!”
“Sama sekali tidak boleh mati!”
“Setiap langkah saat ini seperti berjalan di atas es tipis.”
“Namun, untungnya selama dua jam berikutnya tidak ada kejadian aneh. Mereka sudah mencapai pinggiran gunung, jika lancar sebentar lagi akan sampai kaki gunung.”
“Selama tidak di apartemen, tidak ada tempat di dunia yang benar-benar aman. Mereka tetap tidak bisa mengendurkan kewaspadaan.”
“Ke Xin...”
“Ada apa? Li Yin?”
“Li Yin menarik napas dalam: Jika kita bisa pulang dengan selamat...kau harus mengungkapkan perasaan ke Xia Yuan. Jangan sampai ada penyesalan. Perasaanmu padanya sangat dalam kan?”
“Wajah Ke Xin langsung memerah.”
“Baik...aku akan pertimbangkan.”
“Akhirnya mereka sampai di kaki gunung. Li Yin melihat mobil mereka. Tadinya khawatir mobilnya hilang, ternyata masih ada.”
“Setelah membuka pintu mobil, Li Yin mengambil kunci mobil dan memasukkannya ke pintu. Baru setelah pintu terbuka, dia dan Ke Xin bisa sedikit lega. Setelah duduk, Li Yin menyalakan mesin.”
“Ke Xin menutup pintu mobil lalu mengenakan sabuk pengaman.”
“Mobil berhasil menyala dengan lancar, hal ini membuat Li Yin cukup terkejut. Dia mengira pasti akan terjadi sesuatu selama proses ini.”
“Hanya saja... keduanya tidak menyadari... di kursi belakang mobil, saat ini ternyata ada genangan air besar!”
“Ternyata kamu juga datang ke sini?”
“Kota K, di dalam apartemen.”
“Di lobi lantai satu, saat ini terkumpul dua orang. Dokter bedah Tang Lanxuan, dan Tang Wenshan yang selalu muram.”
“Sebenarnya menurut perhitungan waktu, Li Yin dan ketiga temannya tidak akan kembali secepat ini. Tapi Tang Lanxuan sangat khawatir pada mereka sampai tidak bisa tidur. Setelah bangun, dia langsung berpakaian dan turun ke lobi untuk menunggu.”
“Melihat Tang Wenshan juga ada di sana, sungguh mengejutkan.”
“Namun Tang Wenshan tetap menunjukkan ekspresi suram yang dingin seperti es. Tang Lanxuan juga tidak banyak bicara, hanya duduk di sofa.”
“Entah... berapa banyak dari mereka yang bisa kembali?”
“Saat kekhawatiran Tang Lanxuan memuncak, tiba-tiba pintu lift terbuka. Keluar dua orang lagi, yaitu pasangan suami istri Hua Liancheng dan Yi Wan.”
“Ah, Liancheng, Yi Wan!” Tang Lanxuan langsung berdiri, “Kalian juga tidak bisa tidur, datang menunggu Li Yin?”
“Hua Liancheng mengangguk, sementara Yi Wan berkata: ‘Sangat khawatir dengan nasib mereka berempat... terutama Li Yin dan Ke Xin. Semoga setidaknya mereka bisa kembali hidup-hidup...’”
“Kedua orang itu juga duduk di sofa, setidaknya ketiganya bisa mengobrol sekarang. Jika tidak, suasana akan terlalu mencekam.”
“Xia Yuan mungkin juga akan turun lebih awal,” kata Tang Lanxuan sambil melihat jam dinding di lobi: “Ketua gedung sangat perhatian pada kita semua.”
Meskipun mereka saling bertukar beberapa kalimat, suasana hati tetap terasa berat. Topik pembicaraan selalu sulit untuk dilanjutkan. Tak lama kemudian, keheningan pun menyergap kembali.
“Mereka pasti bisa kembali hidup-hidup,” kata Yi Wan dengan tegas: “Pasti!”
Setelah melewati satu pos tol lagi, mobil Li Yin akan memasuki area perkotaan.
Mengemudi di jalan raya ini, Li Yin benar-benar diliputi kecemasan.
Jangan muncul... setidaknya jangan sekarang...
Pada saat itu, dari genangan air di kursi belakang, lima jari pucat mulai merayap keluar! Namun Li Yin dan Ke Xin sama sekali tidak menyadarinya.
Kemudian, muncul satu telapak tangan utuh, disusul telapak tangan lainnya...
Wajah mengerikan penuh dendam dan kebencian mulai muncul dari permukaan air. Genangan itu mulai menyusut dan membentuk sosak hantu wanita.
Tapi Li Yin dan Ke Xin tetap tidak menyadari.
Karena kaca spion mobil sama sekali tidak memantulkan keberadaannya!
Berbanding terbalik dengan cerita hantu biasa, kaca spion yang biasanya berfungsi "mengingatkan" pengemudi tentang hantu di belakang, justru menutupi mata Li Yin kali ini.
Lalu... tangan-tangannya yang basah itu mulai meraih ke arah Ke Xin yang sedang fokus melihat ke depan...
## Jilid I: Desa You Shui Bab XIV: Terlewat
Persis pada detik ini...
Li Yin tiba-tiba menginjak rem mendadak!
“A…apa yang terjadi? Li Yin?” Ke Xin terkejut bukan main, sementara sosok wanita pucat itu segera berubah menjadi asap tipis dan menghilang.
Li Yin menggenggam kemudi dengan erat, berkata: “Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres…”
“Di mana? Apa yang tidak beres?”
“Sepertinya terlalu lancar. Xia Yuan pernah bilang padaku, yang menakutkan bukanlah keanehan, melainkan keadaan yang terlalu normal. Dalam proses menjalankan instruksi tulisan darah, tidak ada yang lebih mengerikan daripada ‘semua berjalan normal’.”
“Ta…tapi…” Ke Xin melirik ke sekeliling lagi, berkata: “Seharusnya… tidak mungkin…”
Setelah berpikir sejenak, Li Yin menghela napas: “Sudahlah… tetap harus waspada. Sebelum masuk ke apartemen, bahkan sedetik sebelum melewati pintu putar itu, kita tidak boleh lengah sedikitpun. Kalau tidak, semua usaha akan sia-sia.”
Kemudian ia kembali menyalakan mobil.
Tak lama… akhirnya mereka tiba di pusat kota. Keduanya lega.
Kota X dan Kota K jaraknya cukup dekat, sehingga bisa cepat mencapai pusat Kota K. Karena sekarang tengah malam, kendaraan di jalan pun sepi. Namun saat cahaya neon kota mulai terlihat, perlahan mereka merasa lega.
Jarak ke apartemen… semakin dekat. Tapi sebaliknya, jalanan di sekitarnya menjadi semakin sepi dan gelap.
“Ke Xin…” Li Yin masih tetap waspada, berkata: “Kita…”
“Aaaaa——”
Ke Xin tiba-tiba menjerit ketakutan sambil menunjuk ke jendela mobil di samping Li Yin!
Wajak hantu yang pucat dan menyeramkan itu menempel di kaca jendela mobil!
"Apa?!" Li Yin segera menoleh ke jendela mobil, tapi... tidak ada apa-apa.
Ia menggigit gigi, memarkir mobil di pinggir jalan, membuka pintu, lalu turun bersama Ke Xin memutuskan untuk berjalan kaki kembali ke apartemen!
Keduanya berlari sekuat tenaga sambil terus memantau sekeliling. Gerbang kompleks perumahan... sudah di depan mata!
Sebenarnya kompleks ini tergolong kumuh. Pagar besi tidak ada, semua orang bisa keluar masuk bebas. Satpam sering tutup mata, manajemennya berantakan. Tapi justru berkat ini, para "penduduk ilegal" seperti Li Yin tidak ketahuan.
Tentu saja, tinggal di apartemen itu sama sekali tidak perlu khawatir soal keamanan. Bahkan beberapa penghuni tidak mengunci pintu di malam hari, karena tak ada yang iseng mencuri di antara mereka.
Setelah masuk kompleks, keduanya berlari sekencang-kencangnya menuju arah apartemen seperti sprint 100 meter!
Hidup dan mati akan segera ditentukan!
Di depan sudah terlihat gang kecil itu!
"Ke Xin, kita... pasti bisa selamat!"
Saat memasuki gang yang sudah sangat familiar ini, hati keduanya berdebar-debar.
Apa yang akan dilakukan hantu perempuan itu?
Apa yang akan dilakukannya?
Xia Yuan dan yang lain berdiri di pintu apartemen, menyaksikan Li Yin dan Ke Xin yang sedang berlari ke arah mereka!
"Li Yin!" Xia Yuan berteriak melalui kaca: "Cepat! Cepat!"
Sepuluh meter... delapan meter... enam meter... empat meter... tiga meter... dua meter...
Satu meter!
"Li Yin langsung diliputi kegembiraan liar, tepat saat tangannya hampir menyentuh pintu putar apartemen..."
Tiba-tiba dia merasa pusing, menggelengkan kepala, dan ketika melihat lagi, apartemen itu masih berjarak dua puluh meter darinya!
Bagaimana... bagaimana bisa?
Masih sama seremnya! Seperti pantai yang tak bisa disentuh!
Li Yin membeku... Jika benar begitu, berarti dia sama sekali tidak bisa masuk ke apartemen!
Harus bagaimana?
Ke Xin juga terkejut, sudah sampai di depan apartemen tapi tidak bisa masuk!
"Bagaimana... bagaimana bisa?" Li Yin tetap berlari ke depan, tapi setiap kali hampir sampai di pintu apartemen, dia kembali terlempar dua puluh meter!
Persis saat itu...
Li Yin melihat hal yang paling mengerikan.
Sepasang kaki putih telanjang raksasa muncul dari sisi kiri apartemen! Perempuan berbaju putih setinggi apartemen berjalan keluar dari belakang gedung!
Xia Yuan, Hua Liancheng, Yi Wan semua panik, sementara Tang Wenshan hanya menyaksikan dengan tatapan dingin.
Perempuan raksasa berbaju putih itu berdiri di depan Li Yin dan Ke Xin!
"Tidak..." Kali ini Li Yin merasakan keputusasaan yang belum pernah ada sebelumnya!
Tidak bisa masuk apartemen, juga tidak bisa melawan perempuan ini...
Harus bagaimana?
Apa yang harus kulakukan?
Perempuan itu sedikit membungkuk, membuka mulut, dagunya langsung memanjang puluhan meter, dan di dalam mulutnya terlihat air yang tak berujung.
“Li Yin…” Ke Xin yang sudah dipenuhi air mata berkata: “Aku, aku tidak mau mati… Aku tidak mau mati… Aku, aku belum sempat memberitahu Xia Yuan, mengatakan padanya bahwa aku menyukainya…”
Li Yin mengerutkan kening erat-erat, berpikir keras mencari solusi…
Benarkah tidak ada cara untuk mengalahkannya?
Xia Yuan berulang kali menekankan, menghadapi makhluk-makhluk gaib ini, kekuatan manusia sama sekali tidak berarti. Senjata apa pun tidak bisa melukai mereka. Satu-satunya cara untuk selamat adalah dengan melarikan diri ke apartemen.
Ke Xin masih terus menangis, tiba-tiba ia merasakan tubuhnya seperti terendam dalam air. Saat tersadar… ternyata sudah berada di dalam mulut hantu wanita itu!
Kemudian, hantu itu menutup mulutnya. Ketika dibuka kembali… meski masih penuh air, Ke Xin telah lenyap tanpa jejak!
Ke Xin tewas…
Dia juga mati!
Saat ini hanya satu pikiran di benak Li Yin – Lari!
Tanpa pikir panjang, ia berbalik badan dan lari secepat mungkin! Karena tidak bisa masuk ke apartemen, satu-satunya pilihan adalah kabur!
Tapi jika dalam 48 jam tidak masuk apartemen, maut tetap akan menjemputnya!
Tapi mampukah ia melarikan diri?
Hantu wanita itu melangkah ringan, langsung menyusulnya!
Mulut besar itu perlahan… mendekati Li Yin…
Namun tepat di detik ini, tiba-tiba dua tangan pucat kaku menyembul dari mulutnya! Diikuti kepala besar wanita pucat yang muncul dari mulut hantu itu!
"Wajah perempuan itu penuh dengan kekejaman, kebengisan, dan kebencian! Tingkat kengeriannya bahkan lebih mengerikan!"
"Sementara hantu wanita raksasa yang baru muncul ini mencengkeram erat tubuh hantu wanita raksasa sebelumnya, bergulat dengan ganas."
"Li Yin terpana. Tiba-tiba, dia merasa wajah hantu wanita yang baru muncul ini sangat familiar..."
"Kemudian, dia pun menyadari."
"Sorot mata kejam dan bengis ini adalah..."
"A Xiu!"
"Li Yin langsung berlari secepat mungkin ke arah apartemen tanpa pikir panjang!"
"Terima kasih... Terima kasih! A Xiu!"
"Obsesi dan kebencian A Xiu ternyata begitu mengerikan! Sampai-sampai dia berubah menjadi hantu wanita yang lebih menakutkan! Ini benar-benar di luar perkiraan Li Yin."
"Dan berkat A Xiu, sepertinya dia bisa mendekati apartemen sekarang!"
"Melihat pintu putar sudah di depan mata, Li Yin langsung melesat masuk ke dalam apartemen!"
"Selamat!"
"Selamat lagi!"
"Li Yin terjatuh lemas di lantai lobi dengan posisi tubuh membentuk huruf besar. Di luar apartemen, tubuh A Xiu terus berusaha keluar dari tubuh wanita raksasa itu! Fenomena aneh ini membuat Xia Yuan dan yang lain terpana, sampai lupa memberi selamat pada Li Yin."
"Desa You Shui."
"Ketika Bing'er yang bersemangat tiba di rumah A Xiu, dia mengetuk pintu perlahan tapi menyadari pintu itu ternyata terbuka."
"Di dalam rumah A Xiu, dia tidak melihat siapa pun."
"Axiu..." Bing'er menatap kosong ke kamar yang sepi, kebingungan tak tahu harus berbuat apa.
Akhirnya, kedua saudari ini tetap gagal bertemu dan tidak bisa berjumpa kembali.
Sementara dua hantu wanita raksasa itu terus mengaum dan meraung, akhirnya berubah menjadi asap dan menghilang tanpa jejak di depan apartemen...
Kakak Bing'er...
Jika ada jodoh, di kehidupan berikutnya kita akan menjadi saudari lagi...
Li Yin yang tergeletak lemas di lantai hanya mendengar samar-samar kalimat-kalimat itu sebelum akhirnya pingsan.
## Jilid 2: Mata - Bab 1: Ying Ziye
Kota K, Universitas Yingzhen yang terkenal sebagai kampus sains terkemuka.
Ying Ziye telah menjadi dosen fisika kelas ini selama setahun. Setelah lulus dari Universitas Pedagogi dan meraih gelar master, ia melepaskan kesempatan studi di luar negeri demi mengajar di universitas tempat kedua orangtuanya dulu mengajar.
Setiap kali ia mengajar, tingkat absensi hampir nol. Ini sebagian besar karena kecantikan yang memesona dan aura intelektual Ying Ziye. Sejak kecil parasnya sangat cantik - wajah oval sempurna, rambut panjang terurai alami, mata yang memikat, serta fitur wajah bak dipahat pahat. Ditambah sikap dinginnya yang anggun dan aura bangsawan yang terpancar dari setiap gerak-geriknya, membuat baik siswa maupun siswi sangat mengaguminya.
Kecantikan Ying Ziye bukanlah jenis keindahan yang memicu hasrat primitif, melainkan keindahan aura alami yang bisa dirasakan dengan tulus oleh siapa pun, baik pria maupun wanita. Dalam setahun mengajar, banyak siswa yang menjalin hubungan sangat akrab dengannya.
Setelah pelajaran usai, Ying Ziye merapikan bahan ajar dan membersihkan tenggorokannya. Dengan wajah tenang, ia berkata kepada para siswa: "Akhirnya... ada satu hal yang harus saya sampaikan. Hari ini adalah hari terakhir saya mengajar di Universitas Yingzhen. Saya sudah menyerahkan surat pengunduran diri ke rektor. Proses serah terima dengan guru fisika baru juga sudah selesai."
Seketika ruangan gempar oleh keriuhan. Siswa-siswa yang selama setahun telah menjalin hubungan seperti keluarga dengan Ying Ziye ramai bertanya. Banyak yang berteriak: "Guru... kenapa harus mengundurkan diri?"
"Iya, tidak ada alasannya..."
Ying Ziye melanjutkan bicaranya.
"Universitas ini adalah almamater dan tempat mengajar orang tua saya dulu. Karena itu, saya sangat terikat secara emosional dengan Universitas Yingzhen. Tapi... karena alasan pribadi, saya tidak bisa melanjutkan mengajar di sini. Mohon maaf... Mungkin suatu saat saya akan kembali sesekali, mengingat fasilitas pengajaran dan laboratorium di sini cukup baik."
"Alasan pribadi?" Para siswa berbisik-bisik. Jangan-jangan guru akan studi ke luar negeri? Atau mengundurkan diri karena akan menikah?
Meski sangat berat hati, namun karena tekad Ying Ziye sudah bulat, tidak ada yang bisa mereka katakan lagi.
"Guru, kalau ada kesempatan, pasti harus datang kembali ya..."
"Iya, Bu Guru, selama setahun ini kami sangat menikmati kebersamaan dengan Ibu..."
"Meskipun Ying Ziye sehari-hari tidak banyak bicara dan pendiam, tapi sangat telaten dalam bekerja. Cara bicaranya mampu menyampaikan maksudnya dengan baik. Banyak orang merasa sangat hangat dan nyaman karenanya."
"Setelah meninggalkan gerbang Universitas Yingzhen, Ying Ziye melirik sekolah yang telah dihuninya selama setahun ini, lalu perlahan memalingkan kepala dan pergi."
"Li Yin membuka matanya. Saat ini, di sampingnya duduk Xia Yuan dan Tang Lanxuan."
"Kau akhirnya sadar, Li Yin!" Xia Yuan menghela napas lega, berkata: "Kau sudah koma selama dua minggu."
"Dua minggu..." Li Yin merasa pikirannya kacau, mencoba mengingat-ingat... baru teringat, dia dan Kexin bersama-sama melarikan diri dari Desa You Shui kembali ke apartemen. Namun, Kexin dimakan oleh hantu perempuan mengerikan itu tepat di depan pintu apartemen... sedangkan dirinya..."
"A Xiu yang menyelamatkanku."
"Li Yin akhirnya mengingat semuanya. Bagaimanapun, dia akhirnya berhasil selamat dari instruksi tulisan darah keempat. Tapi Kexin tetap tidak bisa lolos dari bencana ini..."
"Kexin, Hengyan dan Shoutian sudah meninggal, kan?" Xia Yuan menghela napas: "Tak ada cara... setiap kali melaksanakan instruksi tulisan darah, pasti ada yang dikorbankan. Li Yin, bisa bertahan hidup saja sudah sangat bagus. Instruksi tulisan darah kelima mungkin akan muncul setelah jeda waktu lama, kau jangan kendur. Di masa ini persiapkan diri baik-baik. Instruksi tulisan darah kelima bisa dibilang titik balik..."
“Batas pemisah?” Li Yin tertegun, lalu Xia Yuan berkata: "Mengingat saat itu kamu belum melewati instruksi tulisan darah keempat, kami tidak ingin memberimu tekanan berlebihan jadi tidak memberitahumu. Instruksi tulisan darah kelima adalah masa transisi, dan setelah transisi ini... mulai dari instruksi tulisan darah keenam, tingkat bahaya dan horor akan meningkat secara signifikan!"
"Tapi jangan terlalu khawatir," Xia Yuan menghibur: "Mulai dari instruksi tulisan darah keenam, apartemen akan memberikan kondisi yang lebih menguntungkan untuk menghindari hantu."
"Kondisi menguntungkan?"
"Benar... Tidak seperti sekarang yang harus lari mati-matian kembali ke apartemen. Mulai instruksi tulisan darah keenam, begitu batas waktu habis... Dimanapun kamu berada, selama ingin kembali ke apartemen, bisa membuka jalur masuk ke apartemen dari lokasi manapun!"
Benarkah ada keuntungan sebesar ini?
"Maksudmu... bahkan jika kita berada di sisi bumi yang berlawanan, bisa langsung kembali ke apartemen?"
"Tepat. Jangan katakan sisi bumi lain, bahkan kalau kamu di Mars pun bisa langsung kembali."
Dengan kata lain, mulai dari instruksi tulisan darah keenam... asal bisa bertahan sampai batas waktu instruksi berakhir, maka bisa selamat!
"Ada satu hal lagi... Mulai instruksi keenam, durasi umumnya tidak terlalu panjang. Durasi satu bulan penuh seperti kali ini hampir mustahil. Paling lama satu minggu. Dan semakin ke belakang, durasinya semakin pendek. Konon saat instruksi tulisan darah kesepuluh, durasinya kurang dari satu hari."
Kurang dari satu hari?
"Benar..." Xia Yuan melanjutkan: "Semakin ke belakang, kondisi bertahan hidup semakin menguntungkan, tapi sebaliknya... tingkat kematian juga semakin tinggi."
Xia Yuan sendiri sebenarnya juga ketakutan.
Mampukah bertahan sampai instruksi tulisan darah terakhir?
“Sulit sekali, sulit sekali!”
Tapi, tidak ada pilihan selain melanjutkan. Seberapa pun kita membenci apartemen ini, seberapa pun ingin melarikan diri, semua tidak bisa dilakukan. Dulu pernah ada beberapa penghuni yang mencoba menghancurkan apartemen, tapi mereka semua akhirnya dibunuh oleh bayangan yang dikendalikan apartemen.
Bayangan sudah sepenuhnya dikuasai oleh apartemen, sama sekali tidak bisa melawan. Bahkan di tempat yang sama sekali tidak ada pantulan bayangan, apartemen tetap bisa mengendalikan kita. Bisa dikatakan, satu-satunya cara bertahan hidup adalah dengan mematuhi aturan apartemen sampai menyelesaikan instruksi darah terakhir.
Tidak ada cara lain.
“Sudah, jangan bahas ini lagi...” Xia Yuan menepuk bahunya, berkata: “Aku hanya mengingatkanmu, jangan lengah. Sebelum instruksi darah berikutnya datang, latihlah terus fisikmu, tingkatkan refleks dan kemampuan adaptasimu...”
Menghadapi hantu, tubuh manusia pada akhirnya tidak berdaya.
Sama sekali tidak ada cara...
“Sudahlah, jangan pikirkan ini.” Li Yin yang sedang kelaparan berkata: “Duh... Ada makanan tidak? Aku sangat lapar...”
“Oh iya!” Tang Lanxuan segera menanggapi: “Aku akan masak untukmu, Li Yin! Kamu mau makan apa? Mungkin yang ringan-ringan saja?”
“Bebas. Bubur atau mi boleh...”
Selamat dari maut untuk keempat kalinya, perasaan Li Yin saat ini sangatlah kompleks.
Tapi setidaknya untuk sementara bisa hidup tenang. Setelah bertahan sampai kali keenam, tidak perlu bersusah payah lagi, bisa langsung kembali ke apartemen.
“Ngomong-ngomong, Li Yin.” Xia Yuan menyebutkan: “Selama dua minggu kamu koma ini... kamar 403 yang dulu ditempati Kexin sudah ada penghuni baru.”
“Hah?” Li Yin terkejut sejenak, lalu bertanya: “Kamu... bilang apa? Penghuni baru? Segitu cepatnya?”
“Iya... dia masuk apartemen tiga hari setelah kalian kembali. Seorang guru wanita, dia sudah memindahkan beberapa barang ke apartemen. Saat pertama masuk, meski sempat panik, tapi hanya dalam seminggu dia sudah mulai tenang... luar biasa.”
“Benarkah?” Li Yin takjub, ada orang yang mentalnya sekuat itu? Dulu dirinya butuh menyelesaikan misi darah pertama dulu baru bisa perlahan mengatasi kepanikan ekstrem dalam hatinya.
Mengingat dia tetangga baru, harusnya menyapa dulu. Kedepannya pasti akan sering bertemu di lorong.
“Dia sedang keluar sekarang, mungkin sebentar lagi kembali. Sepertinya sudah mengajukan pengunduran diri dari sekolah tempatnya mengajar.”
“Begitu ya...”
Setelah makan sedikit, Li Yin akhirnya punya tenaga lagi. Turun dari tempat tidur, dia bertanya-tanya: Tetangga baru itu... seperti apa ya orangnya?
Memakai baju rapi, dia keluar kamar menuju koridor. Melihat kamar 403 di seberang, kenangan tentang Kexin yang pemalu itu menghilang selamanya... Li Yin tak bisa menahan desahan sedih.
“Kamu sudah bangun, Tuan Li Yin?”
Suara yang agak dingin namun sangat halus terdengar di telinga. Li Yin menoleh dan melihat seorang wanita berdiri di sana. Wanita itu berusia sekitar dua puluhan, berambut panjang terurai, dengan wajah oval yang anggun. Dahinya tertutupi poni panjang, di bawah bulu mata tipis terdapat sepasang mata seperti kristal yang terlihat kosong. Ekspresinya tampak sangat netral dan santai, namun di antara alisnya terpancar kebijaksanaan yang memahami segalanya.
Pada saat itu, Li Yin terpana melihat wanita di depannya, seolah melihat dewi turun ke bumi. Untuk beberapa saat dia membeku di tempat.
Wanita itu mendekat dan berkata: "Perkenalkan, nama saya Ying Ziye, penghuni baru kamar 403. Kedepannya, mohon bimbingannya."
Li Yin baru tersadar dan buru-buru mengulurkan tangan: "Sa, salam kenal... Saya Li Yin dari kamar 404... Mohon bimbingannya juga! Nona Ying... Di apartemen ini, jangan terlalu takut, kita..."
"Saya tahu." Ekspresi Ying Ziye tetap datar: "Harus bertahan melalui sepuluh tulisan darah untuk bisa hidup, kan? Saya... akan melakukannya."
"Oh... Begitu... Kalau Nona Ying pindah ke sini, bagaimana dengan orang tua..."
"Orang tua saya sudah meninggal. Saat saya masih kecil."
"Ma... Maaf, saya..."
"Tidak apa... Itu sudah lama."
Saat hampir sampai di depan kamar 403, tiba-tiba dia bertanya: "Omong-omong... Saya ingat kamu penulis novel online?"
"Hmm..."
"Judulnya apa?"
"'Peluru Melintas', itu... novel militer bertema Perang Dunia II."
“Benarkah?” Ia mengangguk, mengeluarkan kunci dan membuka pintu, berkata: “Aku akan periksa.”
Setelah pintu tertutup, Li Yin masih berdiri terpaku di depan pintu. Setiap saat... matanya menatap pintu itu seolah ingin menembusnya.
Di hari-hari berikutnya, Li Yin kembali ke rutinitas lamanya menulis novel online untuk mencari nafkah. Meski hidupnya biasa-biasa saja dan membosankan, ini jauh lebih bahagia dibanding bulan yang dihabiskannya di Desa You Shui.
Orang tuanya sesekali masih menelepon, tentu ke ponselnya. Telepon apartemen ini hanya bisa digunakan untuk menelpon keluar, tidak bisa menerima masuk. Mereka masih mengira Li Yin hidup sebagai perangkat rumah biasa yang menyewa tempat dan menulis buku, terus menasihatinya mencari pekerjaan stabil dan hidup dengan tenang.
Mungkin mereka tidak pernah menyangka dalam mimpi sekalipun, pengalaman luar biasa yang dialami putra mereka selama setahun terakhir ini?
Kehidupan Ying Ziye sangat teratur. Ia biasanya ikut serta dalam rapat rutin dengan penghuni lain, meski jarang berbicara tapi selalu mencatat dengan serius. Meski sama-sama pendiam seperti Kocakawa Sachiko, kesan yang ditimbulkan Sachiko adalah dingin yang mengisolasi, sedangkan Ziye memberikan kesan seperti angin musim semi yang hangat yang berhembus pelan melintasi bumi, sangat menenangkan.
Hubungannya dengan Kotobuki Koko yang tinggal di lantai 4 cukup baik. Mereka sering berdiskusi bersama. Li Yin juga sesekali mengunjunginya untuk membahas tentang instruksi tulisan darah. Li Yin menyadari ketenangannya mencapai tingkat yang membuat orang merasa tak masuk akal, hampir tak pernah terlihat panik atau gelisah. Mungkin... dia menekan rasa sakit itu dalam hati tanpa menunjukkannya di depan orang lain?
Kapan instruksi tulisan darah berikutnya akan datang?
## Jilid 2 Tong Bab 2 Sorotan Kejahatan
Hari ini, Li Yin kembali mengunjungi rumah Ying Ziyue.
Dia selalu merapikan ruangan dengan rapi, lantai selalu bersih tanpa debu. Ini cukup langka karena umumnya penghuni tidak memiliki pikiran seperti itu.
Saat Li Yin masuk ke dalam, dia sedang mengenakan kacamata berbingkai hitam, sepertinya sedang melihat sesuatu?
"Nona Yin... kamu sedang melihat sesuatu?"
"Hm, mengatur catatan dan berbagai berita dari tahun-tahun sebelumnya." Ying Ziyue mengizinkan Li Yin masuk ke ruang tamu, lalu berkata: "Mau minum teh?"
"Tidak... tidak perlu, aku tidak haus. Ngomong-ngomong, kamu sudah terbiasa tinggal di sini?"
"Cukup bisa..." Setelah menyuruh Li Yin duduk, dia juga ikut duduk sambil berkata: "Setelah diselidiki... misi darah yang diatur apartemen, '' tanpa terkecuali, selalu muncul 'hantu jahat' atau hantu. Tapi... aku menemukan, hantu tanpa sumber asal usul menempati rasio yang besar."
"Ya..."
“Dan tidak ada pola tertentu, sepertinya hanya ingin membuat kalian terjerumus dalam teror dan pembunuhan kejam.” Ziye melepas kacamatanya, berkata: “Tapi sepertinya, orang yang bisa bertahan hidup akan perlahan menemukan ‘jalan keluar’ dari tulisan darah ini. ‘Jalan keluar’ yang tersembunyi adalah kuncinya.”
“Ya…” Li Yin mengangguk: “Masalah ‘jalan keluar’ sangat penting, tapi sulit menemukan polanya. Ini juga masalah yang terus diteliti oleh Xia Yuan dan lainnya…”
“Hmm, aku menggabungkan dua contoh penting untuk berdiskusi denganmu. Secara spesifik…”
Tiba-tiba ekspresinya berubah, tangan menekan dada kiri! Kemudian tangannya menghantam sofa dengan keras, wajahnya dipenuhi rasa sakit…
Sensasi terbakar di jantung!
Apakah perintah tulisan darah pertama akan segera dikeluarkan?
Li Yin segera menoleh ke dinding… Di dinding, genangan darah mulai mengalir membentuk rangkaian kata…
“Ini…” Ying Ziye merasakan rasa sakit mulai mereda, menatap dinding sambil bergumam: “Inikah… perintah tulisan darah?”
Tulisan darah di dinding berbunyi: “Pada tanggal 16-20 Agustus 2010, pergilah ke vila bergaya Barat di sisi kiri Jalan Zhuofeng, pinggiran Kota K. Di halaman vila terdapat tiga pohon maple. Catatan khusus: Setelah memasuki vila, hantu akan menyamar sebagai benda yang terlihat normal di dalam vila sehingga tak terdeteksi. Siapa yang bisa menemukan penyamaran hantu, dapat meninggalkan vila sebelum batas waktu berakhir.”
“Ying Ziye saat ini sensasi terbakar di jantungnya sudah berhenti, namun keringat telah memenuhi dahinya. Kemudian, tulisan darah itu menghilang seolah meresap ke dalam dinding.
Pada saat yang sama, tiga orang lain juga menerima instruksi tulisan darah.
Salah satunya adalah Kodachi Sachiko yang tinggal di lantai empat.
“Rumah hantu? Cari jelmaan hantu untuk keluar?” Ia mengerutkan kening melihat tulisan darah itu. Sepertinya... ada yang tidak beres...
Dua orang lainnya adalah Xia Yuan dan Tang Wenshan dari kamar 502.
Kondisi khusus dalam instruksi darah ini sangat mengganggu. Xia Yuan terutama merasa gelisah, setelah lima kali mengalami instruksi darah, mana mungkin ia tidak tahu ada fenomena mengerikan yang tersembunyi di balik kondisi khusus ini?
Namun... di lobi lantai dasar, Xia Yuan dan dua lainnya justru terkejut melihat Ying Ziye!
“Bagaimana... bagaimana mungkin!” Xia Yuan ternganga: “Kamu baru saja masuk apartemen, pertama kali menjalankan instruksi darah! Aku sudah lima kali, Kodachi Sachiko dan Tang Wenshan juga sudah empat kali! Kamu... bagaimana...”
Perbedaannya terlalu mencolok! Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya!
“Ya...” Kodachi Sachiko juga tampak bingung: “Ini tidak masuk akal... Mustahil. Kamu... benar pertama kali?”
Tapi tidak ada keraguan. Ying Ziye adalah pengganti Ye Kexin.
Namun Ying Ziye tidak bereaksi berlebihan: “Ini keberuntungan atau musibah, tidak bisa diprediksi. Mungkin ada keunikan tertentu padaku...”
"Meski terlihat tenang, Li Yin memperhatikan bahwa pupil matanya berputar dengan gelisah."
"Sesampainya di rumah Xia Yuan, baru saja duduk, Xia Yuan langsung membuka pembicaraan: 'Ini sangat mengejutkan... Sangat jarang ada penghuni yang langsung menerima instruksi tulisan darah pada hari pertama pindah... Bahkan penghuni lama sebelumnya tidak pernah memberi tahu contoh seperti ini.'"
"Biasanya, instruksi tulisan darah yang sama memang diikuti oleh orang dengan jumlah eksekusi berbeda, tapi umumnya perbedaannya tidak terlalu besar. Misalnya yang kedua kali dengan ketiga, atau keempat dengan kelima... Tapi kalau yang pertama kali langsung digabung dengan penghuni senior yang sudah eksekusi keenam..."
"Ini terlalu tidak wajar."
"Siapa dia? Mengapa apartemen memperlakukannya secara khusus?"
"Xia Yuan, Ying Ziyue, Kotobuki Koko dan yang lain duduk bersama mulai mendiskusikan rencana hari ini."
"'Aku juga tidak tahu kenapa ada perlakuan khusus ini,' kata Ying Ziyue dengan tenang: 'Tapi dalam instruksi tulisan darah kali ini, ada krisis tersembunyi. Apa kalian tidak menyadarinya?'"
"'Krisis?' Xia Yuan bertanya bingung: 'Krisis apa?'"
"'Jika bisa menemukan benda yang menjadi jelmaan hantu, kita bisa kembali ke apartemen lebih awal. Syarat yang bagus, artinya kesempatan bertahan hidup lebih besar. Tapi benarkah demikian?'"
Perkataan Ying Ziye belum dipahami oleh Xia Yuan, namun Li Yin sudah mengerti. Dia berkata pada Ying: "Nona Ying, maksudmu... ini justru lebih berbahaya bagi kita, bukan? Karena bisa meninggalkan lokasi lebih awal berarti kita telah menemukan hantu... Biasanya kita akan menghindari kontak dengan hantu, tapi kali ini apartemen memaksa kita untuk berhadapan langsung."
"Itu salah satu poin. Tapi bukan hanya itu." Ying Ziye menunjuk ke dinding: "Instruksi tulisan darah sangat ambigu. 'Menemukan' - dalam arti bagaimana? Bentuk apa yang diambil hantu ini? Mungkin sebuah pot bunga, lukisan, noda air... Dan siapa tahu apakah bentuknya bisa berubah? Apakah 'menemukan' berarti menyadari identitasnya sebagai hantu atau sekadar menduga? Apakah harus diucapkan atau cukup dipahami dalam hati? Jika diberitahu orang lain, apakah itu dianggap 'menemukan'? Bagaimana jika hantu langsung menampakkan diri di depan kita?"
Memang benar. Konsep "menemukan" yang ambigu ini tepat seperti yang dikatakan Ying Ziye.
Jika kita salah memahami konsep ini lalu meninggalkan area yang ditentukan... konsekuensinya tak terbayangkan!
“Di sinilah masalahnya. Karena tidak memahami konsep ini, apa yang bisa kita lakukan? Paling tidak, kita harus memastikan satu hal: bahwa kita benar-benar telah mengidentifikasi hantu. Hal itu pasti akan menimbulkan keributan. Semua orang lain akan berusaha mencari tahu dari orang yang berhasil mengidentifikasi—bagaimana caranya? Jika si pengidentifikasi diam dan hanya menyelamatkan diri sendiri, kemungkinan besar yang lain tidak akan tinggal diam.”
Perkataan Ying Ziye tepat mengenai inti persoalan, dan Li Yin segera memahaminya.
“Akankah ada orang yang... saling membunuh?”
“Siapa yang tahu. Sifat manusia adalah yang paling sulit ditebak. Dibandingkan dengan hantu, menurutku manusia jauh lebih mengerikan.”
Li Yin setuju dengan perkataan Ying Ziye. Meski saat ini para penghuni apartemen bersatu dan sepikiran, demi bertahan hidup, sisi egois manusia akan terungkap...
Itulah yang paling menakutkan!
“Dengarkan baik-baik...” Xia Yuan menarik napas dalam-dalam. “Besok lusa adalah waktu yang ditentukan. Kurasa, besok kita harus pergi lebih awal ke lokasi yang dimaksud untuk mencari vila tersebut. Sepertinya instruksi tulisan darah kurang jelas. Nanti kita akan terkurung di dalam vila dan tidak bisa keluar. Aku ingin bertanya pada orang-orang di sekitar vila, mungkin ada yang pernah mendengar tentang kematian di sana—barangkali itu petunjuk... Nanti kita berkomunikasi via ponsel.”
Keesokan harinya, Xia Yuan pergi ke pinggiran kota. Satu-satunya informasi yang mereka miliki adalah vila di Jalan Zhuofeng dan tiga pohon maple di halaman.
Xia Yuan kini merasakan kegelisahan yang sangat kuat... Kondisi khusus Ying Ziye dan syarat aneh dari tulisan darah ini terasa seperti jebakan raksasa.
“Instruksi tulisan darah kali ini terlalu misterius dan aneh…”
Jika dalam situasi normal, dia tidak akan begitu gegabah datang lebih awal untuk memeriksa. Namun rasa gelisah kali ini terlalu kuat, membuatnya tidak bisa tenang.
Xia Yuan menyetir mobil perlahan di jalan setapak yang rindang. Saat itu sinar matahari cerah, hamparan bunga bermekaran di sekeliling, pemandangan yang tampak damai. Tapi Xia Yuan merasakan ancaman mengerikan seperti lubang hitam raksasa di depan sana.
Ketika akhirnya tiba di Jalan Zhuofeng, Xia Yuan memperlambat laju mobilnya. Matanya menyisir deretan bangunan di kedua sisi, namun tak satu pun yang mendekati gambaran "villa".
Di dalam apartemen, Ying Ziye mulai mengemas barang-barang. Lemari es berisi persediaan makanan yang cukup untuk bertahan sekitar lima hari jika digunakan hemat.
Setelah menyelesaikan pengemasan dan membawa peta, dia bersiap untuk berangkat.
Tiba-tiba, suara ketukan pintu terdengar.
“Ini saya, Nona Ying.”
Suara Li Yin.
Dia membuka pintu dan bertanya, “Ada perlu apa, Tuan Li?”
“Nona Ying…” Li Yin tampak ragu sejenak sebelum menyerahkan sebuah buku catatan, “Ini berisi rangkuman pengalamanku selama setahun terakhir. Mungkin bisa jadi referensi.”
Ying Ziye tertegun sejenak. Jarinya membalik halaman catatan itu, raut wajahnya berubah halus. “Mengapa membantu saya? Apa ini menguntungkanmu?”
“Li Yin merasa sedikit canggung, namun menatap mata Ying Ziye, dia tetap menjawab: “Hanya… ingin membantumu… sesederhana itu. Tentu, isi catatan ini juga hanya bisa kamu jadikan referensi, belum tentu sepenuhnya akan berkembang sesuai hukum yang tertulis di catatan.”
“Tidak, aku merasa ini sangat berharga.” Ying Ziye menutup buku catatan, berkata: “Terima kasih banyak untuk catatanmu.”
“Jika bisa membantumu… itu sudah cukup baik.”
Pada saat itu, Xia Yuan yang sedang berada di pinggiran kota, tertarik pada sebuah rumah bergaya Barat yang terlihat agak lapuk.
Bangunan itu memang layak disebut villa, bertingkat dua dengan area yang luas, dinding luar berwarna perak, arsitektur Barat bergaya atap runcing, dikelilingi pagar besi. Di halaman, memang terdapat tiga pohon maple.
Di sinilah tempatnya!
Xia Yuan segera menghentikan mobilnya, jantung mulai berdebar. Bagaimanapun… terlalu dekat dengan rumah hantu. Entah sugesti atau tidak, sinar matahari yang tadinya terang benderang tiba-tiba menjadi suram, sekeliling dipenuhi tanaman layu.
Saat ini mobilnya berjarak sekitar seratus meter lebih dari villa tersebut.
Dia sudah tidak berani mendekat lagi, bahkan sedikit memundurkan mobilnya.
Mengambil tas dokumen hitam di bawah kaki, dia mengeluarkan teropong dan mulai mengamati villa itu.
Pertama dia mengambil buku panduan tanaman, membandingkan pohon maple di halaman untuk memastikan itu benar-benar maple. Kemudian menggeser teropong ke jendela lantai satu.
Sebelum tengah malam nanti, harus masuk dan tinggal di sana…
Dari jendela terlihat seperti sebuah kamar tidur, karena samar-samar terlihat tempat tidur di dalamnya.
Kemudian Xia Yuan menggerakkan teropongnya lagi ke arah jendela lantai dua.
Yang ia lihat adalah... di depan jendela berdiri sosok berpakaian hitam, berambut panjang, wajah yang membusuk dan luka, dagu terputus hanya dihubungkan oleh urat-urat di bawah mulut... manusia! Di wajah itu, sepasang pupil merah darah menatap tajam ke depan, seolah sedang mengawasi Xia Yuan!
Teropong Xia Yuan tiba-tiba jatuh ke kaki.
Meski jaraknya seratus meter lebih, rasa takutnya tak terkira.
Saat mengangkat teropong lagi... di depan jendela lantai dua sudah kosong.
Harus tinggal di rumah hantu seperti ini? Bahkan harus mencari hantunya?
Sekalipun Xia Yuan, sekarang merasa lebih baik bunuh diri daripada melakukan itu. Tinggal semenit di tempat itu sudah siksaan! Apartemen menyuruh mereka tinggal selama lima hari?
Ia mulai menyesal datang lebih awal ke sini.
Tanpa pikir panjang, Xia Yuan mulai memundurkan mobil, bertekad mencari petunjuk untuk mengungkap wajah asli hantu ini!
## Buku II Tong Bab III Di Mana "Itu"? (1)
Indikasi tulisan darah kali ini, selain Xia Yuan dan Ying Ziye, ada dua peserta lain. Mereka adalah Sachiko Kodaigiri mahasiswi Jepang dari kamar 402 dan Tang Wenshan dari kamar 502.
Bagaimanapun, di apartemen ini, sangat jarang ada yang bisa bertahan hingga petunjuk darah kelima atau keenam. Ying Ziye baru saja pindah ke apartemen, sementara Tang Wenshan dan Kodouchi Sachiko adalah penghuni lama. Kombinasi ini benar-benar aneh.
Ketiganya berangkat ke pinggiran kota dengan mobil yang dikemudikan Tang Wenshan.
Di kursi belakang, Ying Ziye dan Kodouchi Sachiko duduk berdampingan. Keduanya memiliki kepribadian introvert, membuat suasana menjadi ganjil. Ying Ziye memancarkan kecantikan intelektual alami, sementara Kodouchi Sachiko menunjukkan penampilan lemah seperti gadis yang sedang mekar - masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Awalnya Tang Wenshan mengira keduanya adalah tipe pendiam, terutama Kodouchi Sachiko dengan ekspresi poker abadinya, dan Ying Ziye yang juga berkepribadian serupa. Diduganya mereka takkan saling berbicara.
Tapi kenyataannya... mereka justru terlihat akrab berbincang.
Kodouchi Sachiko yang biasanya tak pernah lepas dari novel Genji Monogatari tebalnya, kini malah menunjukkan ketertarikan besar pada penghuni baru ini. Ying Ziye sendiri menangkap kesan bahwa gerak-gerik gadis Jepang ini berbeda dari orang biasa.
“Kodama Yukiko menopang dagunya dengan kedua tangan, melanjutkan bicaranya: “Aku, terus melakukan penelitian tentang apartemen ini. Apa sebenarnya hubungan antara apartemen dan hantu, aku masih belum jelas. Aku berpikir, apakah apartemen yang menciptakan hantu, ataukah hantu-hantu itu memang sudah ada sebelumnya, dan apartemen memanfaatkan mereka untuk menyiksa kita? Menurutmu, apakah hubungan apartemen dan hantu adalah pencipta dan yang diciptakan?”
Ying Ziye menggelengkan kepala: “Data dan informasi saat ini masih belum cukup, aku juga tidak bisa memastikan apa-apa. Tidak bisa dibuktikan apakah hantu yang muncul dalam instruksi tulisan darah merupakan ciptaan apartemen.”
“Masih banyak misteri tentang apartemen ini,” Kodama Yukiko terus menganalisis: “Misalnya kamu... baru masuk apartemen langsung mendapat instruksi tulisan darah, bahkan harus menjalankan instruksi yang sama dengan Xia Yuan. Sepertinya, apartemen mulai mengalami perubahan tertentu...”
Perkataan Kodama Yukiko memang masuk akal.
“Omong-omong, ada hal yang belum kamu ketahui kan?” tiba-tiba Kodama Yukiko berkata pada Ying Ziye: “Mulai dari pelaksanaan keenam instruksi tulisan darah, begitu batas waktu tiba, jalan masuk ke apartemen bisa dibuka dari mana saja. Artinya, bertahan hidup sampai batas waktu berakhir hampir sama dengan berhasil melewati ujian.”
Mata Ying Ziye berkedip sekali, lalu mengangguk, berkata: "Ada hal seperti itu? Kalau begitu, Xia Yuan sangat diuntungkan. Ini adalah indikasi tulisan darah keenam yang dia lakukan, kan? Pasti dia lebih berharap menemukan perwujudan hantu itu. Tapi kurasa dia tidak mungkin langsung masuk ke rumah hantu itu, terlalu berbahaya. Sekarang mungkin dia sedang mencari informasi di sekitar villa, melihat apakah ada orang mati atau legenda di sana?"
Kodzuki Sachiko tersenyum dingin, berkata: "Kamu berpikir sama denganku. Tapi... kalau sudah memikirkan sampai tingkat ini, harusnya kamu tahu Xia Yuan itu rubah tua? Untuk bertahan hidup sampai sekarang, pasti dia sudah mengorbankan banyak nyawa orang yang pernah melakukan indikasi tulisan darah bersamanya. Dia lebih berbahaya dari siapapun. Katanya mau menyelidiki duluan, tapi... meski menemukan petunjuk, belum tentu dia mau memberitahu kita. Hati manusia berbahaya, harus tetap waspada..."
"Aku tahu itu." Ying Ziye mengangkat kepala ke belakang, berkata: "Tapi kurasa dia tidak akan mendapat informasi apapun. Kalau mencari petunjuk semudah itu, apartemen tidak mungkin memberikan syarat menguntungkan seperti ini. Aku tidak berniat melakukan hal sia-sia."
"Sepertinya kamu sama sekali tidak takut?" Kodzuki Sachiko semakin bingung, Ying Ziye sama sekali tidak terlihat seperti penghuni baru.
Ying Ziye memalingkan wajah ke jendela.
Benarkah... sama sekali tidak takut?
Saat mobil tiba di pinggiran kota, tepat di Jalan Zhuofeng, Tang Wenshan melihat mobil Xia Yuan.
“Ketua Gedung sudah ada di persimpangan jalan.” Tang Wenshan menginjak rem, melihat Xia Yuan turun dari mobil dan mendekati mereka.
Tang Wenshan menjulurkan kepala keluar jendela dan bertanya: “Ketua Xia, apakah ada temuan petunjuk?”
Wajah Xia Yuan terlihat sangat pucat. Ia melirik sekeliling lalu berkata: “Bersiaplah mental kalian! Untuk bertahan hidup lima hari ini, jangan sampai ada sedikit pun kecerobohan!”
Xia Yuan sama sekali tidak menceritakan tentang hantu di depan jendela itu kepada mereka.
Saat dua mobil mendekati villa besar itu, Tang Wenshan juga merasakan aura seram yang menyelimuti tempat itu. Memang... sangat cocok sebagai panggung rumah hantu.
“Kamu mungkin akan baik-baik saja.” Kodachi Sachiko tiba-tiba berkata pada Ying Ziye: “Mengingat ini pertama kalimu menjalankan instruksi darah, resikomu pasti lebih kecil. Jarang ada yang tewas saat pertama kali.”
Ying Ziye tersenyum manis: “Terima kasih atas doa baikmu, Nona Sachiko... Kuharap kamu juga bisa selamat, karena kurasa kita cukup cocok berdiskusi.”
Keempat orang itu turun dari mobil dan berjalan ke depan villa.
Gembok di pagar sudah berkarat parah, dengan beberapa kali sentakan mudah terbuka.
Mereka kemudian duduk di dalam mobil, menunggu tengah malam pukul 00:00 tiba.
Waktu berjalan cepat, tak lama kemudian langit pun gelap.
“Hampir tidak ada rumah tinggal di sekitar sini...” Tang Wenshan mengunyah pizza yang muncul otomatis dari kulkasnya sambil mengoperasikan laptop, berkata: “Sudah kucari, tidak ada data tentang rumah hantu ini. Sepertinya ini lagi-lagi hantu tanpa sumber informasi.”
Ying Ziye saat ini sedang merenungkan...
Dia sangat paham, jika ada yang menemukan jelmaan hantu, pasti tidak akan membocorkan rahasia atau memberi petunjuk ke orang lain, melainkan langsung kabur!
Karena jika diungkap, berarti empat orang akan kabur bersama dari vila, dan hantu pasti akan mengejar. Xia Yuan bisa langsung lari kembali ke apartemen, tapi tiga orang lainnya harus mengemudi kembali ke kota. Sangat berbahaya jika hantu mengejar selama perjalanan. Orang pintar akan membiarkan yang lain tetap di dalam vila untuk mengulur waktu.
Saat jarak ke tengah malam tinggal kurang dari lima menit, keempatnya turun dari mobil dan berjalan menuju vila.
Menyusuri jalan setapak berbatu di halaman, mereka perlahan mendekati pintu depan vila. Pintu yang sudah penuh debu dan retakan itu mudah dibuka.
Melewati koridor panjang, mereka tiba di ruang tamu besar yang membentang dua lantai, dengan tangga menuju lantai dua di kiri-kanan depan.
Meski usang, terlihat jelas kemewahan vila ini. Entah mengapa sekarang tidak berpenghuni.
Di ruang tamu terdapat beberapa sofa, di lantai terhampar karpet merah besar, di langit-langit menggantung dua tiga lampu gantung raksasa, di setiap sisi ruangan terdapat rak mantel. Di dinding tergantung lukisan-lukisan, sementara di sudut ruangan tersusun tanaman hias.
Alasan menganggap itu tanaman hias sangat sederhana... Kalau tanaman asli, pasti sudah layu karena lama tidak dirawat.
Lukisan... sofa... meja kopi... lampu gantung... tangga... karpet... dinding... tanaman hias...
Setiap benda itu bisa jadi jelmaan hantu.
"Intinya..." Xia Yuan berkata: "Mari kita nyalakan lampu dulu."
Tiba-tiba Ying Ziye menekan saklar lampu gantung, dan... lampunya menyala!
"Ternyata apartemen menyediakan listrik juga, pertimbangannya cukup matang." Ying Ziye menatap lampu-lampu gantung itu sambil berbisik: "Hmm... Jarak antara lampu gantung pertama di kiri dengan yang kedua sekitar tiga meter, antara lampu kedua dan ketiga kira-kira..."
"Untuk apa mencatat itu?" Xia Yuan bertanya bingung.
"Kalau lampu-lampu ini adalah hantu yang menyamar, perubahan jarak bisa berarti mereka telah bergerak." Ying Ziye mengeluarkan ponselnya dan memotret posisi lampu gantung. Kemudian dia memotret lukisan dan tanaman hias.
Melihat tindakan Ziye, Kogureshi Sachiko dan Tang Wenshan segera menirunya.
Resolusi kamera ponsel Ziye sangat tinggi, sehingga hasil fotonya jelas. Tapi dia tidak yakin ini bisa mudah mengungkap keberadaan hantu.
“Lanjutkan menaiki tangga, mulai menuju lantai dua. Tampaknya tempat ini sangat tua, setiap langkah menginjak anak tangga mengeluarkan suara, pegangan tangga juga hampir roboh. Semakin mendekati langit-langit, Ziye semakin serius mengamati.”
“Karpet tidak memiliki pola, sulit mencari patokan. Jadi Ziye mengeluarkan cutter dari tas ranselnya, setiap kali melewati furniture di samping karpet, dia membuat sayatan di karpet. Jika nanti karpet di depan furniture tidak ada sayatannya, berarti karpet telah bergerak.”
“Saya ingatkan kalian, jangan sekali-kali menggeser karpet ini.” Ying Ziye menegaskan sambil membuat sayatan: “Kalau tidak, mungkin akan membuatku salah menilai.”
“Ying Ziye yakin ketiga orang itu tidak akan melakukannya, lagipula mereka juga ingin mengetahui wujud hantu.”
“Saat tiba di lantai dua, tiba-tiba seperti menemukan benua baru, Xia Yuan menatap tajam... sebuah patung!”
“Itu adalah patung gips, berbentuk perempuan asing telanjang.”
“Mungkinkah...” Xia Yuan perlahan mendekati patung itu, berkata: “Ini adalah hantu itu?”
“Seharusnya tidak sesederhana itu.” Kodzuki Yukiko menggelengkan kepala: “Langsung berubah jadi patung? Itu terlalu jelas.”
“Belum tentu.” Ying Ziye mendekati patung gips itu, berkata: “Mungkin apartemen memanfaatkan pola pikir kita seperti ini.”
“Kemudian... di banyak ruangan lantai dua, juga ditemukan patung gips, kebanyakan berbentuk manusia.”
Kemudian, Ying Ziye mengajukan saran: "Tang Wenshan, Xia Yuan, bantu pindahkan patung gips ini ke ruang tamu, baringkan secara horizontal, diberi pemberat, lalu foto."
Keduanya segera membantu memindahkan patung gips itu. Akhirnya, ruang tamu dipenuhi patung gips yang terlihat agak menyeramkan.
"Setiap bagian dari patung gips harus difoto." Ying Ziye terus memfoto sambil berkata: "Ekspresi atau gerakan yang berubah sedikit saja menandakan patung mungkin pernah bergerak."
Setelah semua pekerjaan selesai, mereka mulai membagi kamar. Secara alami Xia Yuan dan Tang Wenshan satu kamar, Ying Ziye dan Kodachi Sachiko satu kamar. Mereka memilih dua kamar bersebelahan dengan sistem jaga bergiliran.
Setelah pintu tertutup, Ying Ziye akhirnya bisa sedikit bernapas lega.
"Mau terus mencari, Nona Ying?" tanya Kodachi Sachiko: "Atau tidur dulu?"
"Semua sudut vila sudah kufoto. Besok pagi akan kucocokkan satu per satu, sekarang tidak perlu buru-buru." Ying Ziye menarik kursi dan duduk: "Kamu tidurlah dulu. Untung sekarang musim panas, tidak perlu selimut. Aku yang jaga malam."
"Kamu... tidak takut kursi yang kamu duduki adalah hantu yang menyamar?" Kata-kata mengejutkan meluncur dari Kodachi Sachiko.
Ying Ziye mengangguk: "Masuk akal. Tapi... tidakkah kamu khawatir ranjang ini adalah hantu? Kalau terus takut begini, bagaimana kita bisa tinggal lima hari? Aku juga tidak mungkin berjaga sambil berdiri, pasti akan kelelahan dan tertidur. Tidak masalah, ini bukan pertama kalinya aku menjalankan instruksi tulisan darah, seharusnya tidak akan sial seperti itu."
Malam sudah larut.
Kotomi Yukiko telah tertidur pulas di tempat tidur, sementara Ying Ziye sama sekali tidak mengantuk.
Jendela sesekali diterpa angin, tangan Ying Ziye mengepal, matanya terus menatap ke arah pintu.
“‘Dia’ sebenarnya bersembunyi di mana?”
Tiba-tiba, suara gemuruh keras terdengar dari lantai bawah. Suara itu terus berulang, membuat Kotomi Yukiko terbangun.
Begitu mendengar suara pertama, Ying Ziye langsung melesat keluar kamar, menuju tangga, lalu menyalakan lampu gantung.
Semua patung gips telah pecah berantakan di lantai.
"Ini..." Ying Ziye perlahan mendekati pecahan patung, tiba-tiba merasakan hawa dingin yang mengerikan!
Pada detik itu, seluruh pandangannya seolah berubah menjadi merah darah!
Sepasang mata jahat sedang mengawasinya dari suatu sudut vila ini!
Ying Ziye segera menengok ke segala arah, tapi tak menemukan sumber tatapan itu.
Xia Yuan, Tang Wenshan, dan Kotomi Yukiko bergegas turun dari lantai atas, tertegun melihat pemandangan ini.
"Ini... ini..." Tang Wenshan memandang pecahan patung gips, "Apakah ini berarti..."
Patung-patung ini sebelumnya terpaku kokoh di lantai, mustahil jatuh sendiri. Artinya... ini pasti ulah kekuatan luar!
Ying Ziye merasakan tatapan mata jahat itu terus memancarkan kebencian tak terkira padanya!
“Di mana kamu?” Ying Ziye terus memperhatikan sekelilingnya, tidak melewatkan sedikitpun jejak, mengeluarkan ponselnya dan mencocokkan perubahan ruangan berdasarkan foto.
Dia sangat sadar, harus segera menemukan pemilik mata jahat itu.
Jika tidak... mungkin dirinya akan menjadi korban pertama!
## BUKU II MATA BAB IV Di Mana "Itu" Berada? (Bagian Dua)
“Segera periksa semua perabotan!” Ying Ziye bertindak tegas. Alih-alih fokus pada patung gips yang pecah, dia menyuruh Xia Yuan dan yang lain memeriksa perabotan. Dia juga mengirim foto di ponselnya via Bluetooth ke tiga orang itu untuk dicocokkan. Bahkan perbedaan kecil antara foto dan realita bisa berakibat fatal.
Meski Xia Yuan adalah kepala gedung, ketenangan Ying Ziye membuat ketiganya patuh. Toh siapa yang akan protes diperintah asal bisa selamat.
Kogure Sachiko pertama kali memeriksa lukisan. Sebagian besar lukisan di vila ini terkonsentrasi di dinding lantai satu, sekitar belasan karya bergaya Barat. Kebanyakan lukisan pemandangan, rumah, atau buah-buahan, hanya dua yang bergambar manusia. Tapi Sachiko sengaja tidak memeriksa lukisan manusia dulu, menurutnya kemungkinan lukisan manusia menjadi jelmaan hantu paling kecil.
Sementara Ying Ziye sendiri mengawasi setiap gerak-gerik di ruang tamu lantai satu.
“Di mana kamu?”
Dia sangat paham, jika tidak segera ditemukan... mungkin dialah yang pertama menjadi korban!
Pada saat itu, tiba-tiba pandangannya tertuju pada patung gips yang pecah di lantai!
"Mungkinkah…"
Ia segera berjongkok dan mulai mengumpulkan pecahan-pecahan ini. Meski sulit dikenali, dia berusaha menganalisis berdasarkan foto di ponsel.
"Bagian ini… lengan kanan patung wanita kan… bagian ini…"
Ying Ziye kini diliputi ketakutan akan suatu kemungkinan. Jika kemungkinan itu benar, mungkin mereka bisa menemukan jelmaan hantu itu. Sebenarnya, dia yakin pecahnya patung gips ini bukan sekadar untuk membuat mereka ketakutan.
Yang paling dia waspadai adalah Xia Yuan. Jika niatnya sampai ketahuan, akibatnya akan fatal. Sambil merapikan pecahan patung, dia berkata: "Tidak bisa, kita harus coba menyusun kembali patung ini, kalau tidak kita tak bisa tahu apakah patung ini mungkin merupakan jelmaan hantu…"
Akhirnya, ketiganya kembali dan melaporkan tidak menemukan kejanggalan. Semua barang di dalam kamar masih seperti semula.
Benarkah begitu? Atau mungkin tersembunyi sangat dalam…
Tidak mungkin!
Setelah dua tiga jam bekerja keras, hari hampir subuh, tapi patung gips tetap tidak bisa disatukan kembali.
Ying Ziye tidak bisa membuktikan hipotesisnya. Tapi jika hipotesis itu benar, patung-patung ini sama sekali tidak boleh dibuang.
Waktu terus berlalu tanpa perkembangan. Akhirnya, Ying Ziye sendiri mulai memeriksa benda-benda di vila untuk mencari perubahan.
Satu jam lagi berlalu…
Masih belum ada kemajuan.
Bagaimana ini?
Bagaimana ini?
“Rasa kantuk juga mulai terasa jelas. Jika hal ini terus berlanjut, konsekuensinya akan sangat mengerikan.”
“Melihat patung gips yang pecah itu, dia juga mulai merasa tidak tahu harus berbuat apa.”
“Setelah fajar, keempat orang itu menyantap sarapan seadanya. Semalam mereka semua tinggal di ruang tamu, sementara Ying Ziye sama sekali tidak berani memejamkan mata. Dia sangat sadar... sekali tertidur, mungkin tidak akan bangun lagi.”
“Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?” Xia Yuan kini tampak kehilangan akal, menatap Ying Ziye: “Nona Ying, apakah kamu masih punya ide?”
“Intinya... kita harus berkumpul bersama, jangan berpisah apapun yang terjadi.” Kesimpulan Ying Ziye sangat sederhana: “Sebenarnya situasi kita sekarang mirip dengan mode villa badai salju dalam novel detektif, hanya saja demi alur cerita, korban-korban dalam karya penulis detektif biasanya tetap hidup terpisah setelah kematian pertama.”
“Tapi...” Xia Yuan berhenti sejenak, lalu melanjutkan: “Musuh kita bukan manusia, melainkan... hantu...”
“Tuan Xia Yuan... apakah Anda menyadari? Sebenarnya petunjuk berdarah kali ini memiliki sisi menguntungkan bagi kita.” Yang berbicara adalah Kodachi Sachiko: “Tentu ada untung ruginya. Tapi jika kita berkumpul bersama, keuntungannya akan lebih jelas. Saya baru saja menyadarinya.”
“Sisi menguntungkan?” Tang Wenshan tampak bingung: “Apa maksudmu? Tinggal di tempat seperti ini malah menguntungkan?”
“Maksudmu Ying Ziye dan yang lain mendapatkan keuntungan dengan tinggal di rumah hantu?”
“Saat ini di apartemen, tepatnya di dalam ruangan 404 tempat Li Yin berada.” Hua Liancheng dan Yi Wan yang sedang bersama Li Yin membahas situasi Ying Ziye dan lainnya yang sedang menjalankan instruksi tulisan darah. Namun Li Yin justru mengatakan bahwa instruksi tulisan darah memiliki sisi menguntungkan bagi mereka.
““Apa itu?”” Yi Wan yang blak-blakan langsung bertanya: ““Keuntungan seperti apa sebenarnya?””
““Yaitu aspek harus menemukan perwujudan hantu.”” Li Yin berhenti sejenak, memandang kedua orang itu. Melihat mereka masih tampak bingung, ia menjelaskan lebih lanjut: ““Karena harus 'menemukan' perwujudan hantu, berarti begitu empat orang berkumpul, hantu tidak mungkin muncul. Jika tidak, keempat orang akan langsung tahu perwujudan hantu itu berupa apa.””
Ternyata begitu!
Li Yin melanjutkan penjelasannya: ““Terutama Xia Yuan. Ini adalah instruksi tulisan darah keenamnya, jadi... Begitu dia tahu perwujudan hantu, dia pasti akan langsung lari kembali ke apartemen. Karena itu, area sekitar Xia Yuan adalah yang paling aman. Tapi jika hantu tiba-tiba menampakkan wujud aslinya dan membunuh mereka diam-diam, mungkin mereka tidak sempat bereaksi. Namun dengan empat orang bersama, situasinya berbeda. Artinya, saat empat orang berkumpul, kemungkinan hantu muncul sangat kecil.””
Ternyata ada keuntungan seperti ini!
““Tapi...”” Yi Wan masih belum paham: ““Bagi Ying Ziye yang baru pertama kali menjalankan instruksi tulisan darah, tingkat kesulitan yang sederhana masih bisa dimengerti. Tapi bagi Xia Yuan dan yang lainnya... Apakah ini tidak terlalu mudah?””
““Salah.”” Li Yin menggelengkan kepala, melanjutkan analisisnya: ““Bagi Xia Yuan, justru tingkat kesulitannya yang paling tinggi. Alasannya adalah karena...””
“Karena begitu kau menemukan jelmaan hantu, kau bisa langsung kabur!”
Di dalam vila angker, Ying Ziye membongkar rahasia: "Tuan Xia Yuan, posisimu paling menguntungkan sekaligus merugikan dalam menjalankan instruksi darah ini... Pertama, karena begitu kau menemukan hantu, kau bisa langsung kabur ke apartemen. Maka kau akan aktif mencari di seluruh apartemen, sehingga justru lebih mudah bertemu hantu. Kedua, justru karena mudahnya kau kabur... serangan terhadapmu pasti tak akan memberimu waktu bereaksi. Bisa jadi kau tewas sebelum menyadari sedang diserang hantu."
Xia Yuan mengangguk mendengar penjelasan itu.
Perkataan Ying Ziye memang sangat masuk akal.
“Pencarian paling efektif jika dilakukan berempat bersama-sama.”
“Tapi...” Tang Wenshan bertanya bingung, “Bersama setiap saat? Bagaimana saat mandi atau ganti baju?”
“Kau kurang waras?” Koudzuki Sachiko menyeringai, “Nyawa lebih penting dari mandi! Lagipula di film horor, adegan perempuan mandi sendirian lalu diserang hantu sangat umum. Aku setuju. Berempat terus bersama itu paling efektif.”
Tapi... urusan mandi dan ganti baju bisa diakali. Mandi diganti cuci kaki, baju bisa ditahan. Untuk pria, selama bukan ganti celana dalam, ganti baju di depan wanita masih bisa ditolerir...
Tapi bagaimana dengan urusan ke toilet?
Masa ke toilet harus berempat berkumpul?
“Meskipun hidup memang sangat penting, tapi buang air di depan lawan jenis... Pokoknya Kotegiri Sachiko bertanya pada dirinya sendiri, dia pasti tidak bisa melakukannya.”
“Saat buang air, tentu harus dipisahkan.”
Saat Ying Ziye mengucapkan kalimat ini, Kotegiri Sachiko sepertinya melihat jelas ekspresi kecewa yang tadi sempat terlihat di wajah dua pria di seberang...
Ying Ziye memiliki rencananya sendiri.
Dia sebelumnya telah pergi memeriksa toilet. Dan juga mengambil foto di sana. Saat buang air, paling-paling hanya sesama jenis yang berkumpul bersama. Tapi tingkat bahayanya jauh lebih tinggi dibandingkan empat orang berkumpul bersama.
Jadi... Toilet memiliki risiko yang sangat tinggi! Karena itu, foto yang dia ambil di toilet paling banyak.
Empat orang hanya bisa duduk di ruang tamu saling tatap, itu juga tidak mungkin. Harus mencari di berbagai tempat yang mungkin menjadi sarang hantu. Akhirnya keempatnya bersama-sama berkeliling mencari di seluruh villa.
Villa ini cukup besar, dua lantai atas bawah, dengan banyak ruangan.
Setelah mencari beberapa jam, Ying Ziye terus menghitung perabotan mencurigakan dalam hatinya.
Pertama adalah cermin.
Termasuk toilet, villa ini memiliki lebih dari dua puluh cermin. Memotret cermin tidak ada gunanya, karena abnormalitas cermin bisa dilihat dari perbedaan bayangan dan realita. Ying Ziye akan mengamati lama setiap cermin sebelum pergi.
Tempat mencurigakan lainnya adalah... lemari pakaian. Sebagai benda tertutup, sangat mencurigakan. Ada dua belas lemari pakaian di villa, masing-masing berisi banyak pakaian wanita.
Mungkinkan kali ini juga hantu wanita?
Saat membuka sebuah lemari pakaian, Ziye menemukan sebuah baju hitam. Alasan dia memperhatikan baju itu karena sebelumnya semua pakaian yang dilihatnya hampir berwarna-warni, hampir tidak ada yang monoton.
Ketika mengeluarkan baju hitam itu, tiba-tiba dia menyadari alis Xia Yuan berkedut.
Meski hanya sedikit tidak wajar, hal itu berhasil ditangkap oleh Ziye.
Dia tidak sepenuhnya percaya pernyataan Xia Yuan bahwa kemarin dia datang ke sini tanpa menemukan apa-apa.
Baju... Apakah dia tahu ada latar belakang tertentu tentang baju hitam? Tidak, kalau begitu kemarin dia pasti sudah mencari baju hitam.
Instruksi tulisan darah sama sekali tidak menyebutkan petunjuk terkait baju hitam. Lalu... Kenapa dia begitu memperhatikan baju hitam? Karena warna hitam melambangkan kesialan? Masih bisa dimengerti. Tapi Xia Yuan yang sudah mengalami lima kali instruksi tulisan darah, seharusnya tidak sampai segitunya panik?
Baju hitam...
Tiba-tiba Ying Ziye teringat: dari luar vila, kita bisa melihat jendela-jendela.
Jangan-jangan Xia Yuan melihat sesuatu melalui jendela? Misalnya, sesuatu yang berbaju hitam...
Ying Ziye meremas-remas baju hitam di tangannya. Saat mengamati Xia Yuan lagi, reaksinya sudah tampak normal. Segera dia mengembalikan baju hitam itu ke lemari.
Setelah menutup lemari, dia mengeluarkan lakban transparan dan menutup lemari dengan selotip. Jika ada "sesuatu" keluar dari lemari, selotip akan sobek.
Dia juga menggambar garis tipis tidak mencolok dengan spidol di atas selotip, sehingga jika posisi selotip berubah, bisa langsung diketahui.
Setelah mengambil kembali pulpen, dia merasa... Xia Yuan harus selalu diperhatikan. Faktanya, usulnya untuk mengumpulkan semua orang juga bertujuan memudahkan pengawasan terhadap Xia Yuan.
Sangat mungkin dia menemukan sesuatu tapi tidak mengatakannya...
Misalnya petunjuk baju hitam ini, Xia Yuan sengaja tidak ingin mengungkapkannya. Karena dia hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri, sementara orang lain dianggapnya sebagai pion yang bisa dikorbankan.
Pasti ada rahasia tersembunyi di balik baju hitam itu.
Jangan-jangan hantu itu menjelma menjadi baju hitam?
Masuk ke ruangan berikutnya, tampaknya sebuah perpustakaan. Terdapat dua rak buku, sebagian besar berisi novel-novel.
"Perhatikan rak buku ini." Ying Ziye tiba-tiba berkata pada tiga orang lainnya: "Ada yang aneh."
"Aneh?" Kodama Yukiko melihat ke rak buku yang ditunjuk Ying Ziye di bagian pertama.
Buku di bagian pertama, dari kiri ke kanan, judulnya: 《Melankolimu》,《Akankah Kita Semua Bahagia?》,《Iblis Datang dari Neraka》,《Mungkin Kau Akan Percaya》,《Detik Jatuh Cinta Sang Maut》,《Hantu Laut di Belakangmu》,《Kuharap Kau Kembali ke Sini》.
"Judul-judulnya kok aneh semua," Tang Wenshan mengerutkan kening, "Aku belum pernah dengar novel-novel dengan judul nyeleneh begini."
"Masih belum menyadari?" Ying Ziye berkata: "Urutkan dari kiri ke kanan, ambil huruf pertama dari setiap judul buku pertama, lalu loncat satu buku setiap mengambil huruf berikutnya. Coba rangkai bersama..."
## Jilid Kedua: Mata Bab Lima "Di Mana 'Itu'?" (3)
Kodama Yukiko tersinism dingin, "Kreatif juga... membuat teka-teki begini untuk menakut-nakuti kita?"
“Setelah selesai berbicara, dia menarik buku 《Detik-detik Patah Hati Saat Maut Menjelang》, melemparkannya ke lantai, lalu menginjaknya dengan kaki!
“Jangan terburu nafsu,” Ying Ziye menahan lengannya, berkata: “Rak buku ini punya rahasia tersembunyi.” Kemudian dia berjongkok mengambil buku itu dan mengembalikannya ke rak sesuai urutan semula.
Ying Ziye memotret rak buku tersebut, sambil sesekali memperhatikan apakah Xia Yuan menunjukkan reaksi baru.
Di mana sebenarnya... Di mana sebenarnya...
Dia tahu panik tidak ada gunanya, terus-menerus merenungkan petunjuk yang sudah diketahui.
Mungkinkah perwujudan hantu adalah baju hitam?
Saat memeriksa kamar berikutnya, dia sengaja memperhatikan apakah ada baju hitam baru di lemari. Tapi sepertinya hanya ada satu baju hitam, dan semua pakaian di setiap kamar adalah milik perempuan.
Setelah memeriksa semua kamar, keempat orang itu kembali ke ruang tamu.
Ying Ziye melanjutkan ke tumpukan patung gips yang pecah, ingin memeriksa apakah ada perubahan. Dan tepat saat itu...
Pandangannya tiba-tiba diselimuti warna merah darah! Sorot mata jahat itu kembali menatapnya!
Ying Ziye merasakan mual hebat, tubuhnya seperti kehilangan tenaga. Ingin menoleh, tapi tatapan itu seakan membelenggu seluruh tubuhnya.
Tatapan...
Tiba-tiba dia merasakan sepasang tangan merangkul pinggangnya!
Ying Ziye terkejut luar biasa. Ketika menoleh dan melihat ke pinggangnya, tidak ada apa-apa. Tiga orang di belakangnya hanya memandanginya dengan bingung.
Wajah Ying Ziye berubah pucat, mulai terengah-engah, keringat mengalir deras dari dahinya.
"Kalian... melihat itu?"
Suaranya kini mulai gemetar.
Kodachi Sachiko merasa sangat terkejut, belum pernah ia melihat Ying Ziye panik seperti ini. Tapi sebagai penyintas empat instruksi bertulis darah, kecerdasannya membuatnya segera paham. Pasti Ying Ziye melihat atau merasakan sesuatu yang tak terdeteksi mereka.
Ying Ziye mulai menyadari sikap naifnya.
Apakah berkumpul berempat bisa menjamin keselamatan? Rupanya ia meremehkan kekuatan apartemen ini.
Ying Ziye segera menguasai diri, mengeluarkan saputangan untuk mengusap keringat. Ia yakin "itu" sudah mulai memburunya, entah dari mana, tapi pasti "itu" mengincarnya!
Harus segera menemukan "itu"!
Sampai sore, mereka berempat berkumpul lagi untuk makan siang sederhana. Bahkan saat mengunyah, syaraf semua orang tetap tegang, mata terus awasi sekeliling takut ada benda berubah jadi hantu.
Pandangan Ying Ziye tak lepas dari pecahan patung gips dan rak-rak pakaian di sudut ruang tamu.
Saat mengunyah roti, suara gedebukan keras kembali menggema dari belakang. Keempatnya bagai burung ketakutan melompat berdiri, bergegas ke sumber suara - kamar studi!
Sumber suara berasal dari ruang perpustakaan.
Dan rak buku yang bermasalah itu, saat ini secara tiba-tiba telah roboh di lantai! Banyak buku berserakan di mana-mana.
Pemandangan ini membuat keempat orang itu semakin merasakan keanehan.
Rak buku seberat itu tidak mungkin bisa roboh begitu saja. Sama seperti ketika patung gips hancur berkeping-keping sebelumnya, semua ini membuktikan... "sesuatu" yang bersembunyi di kegelapan sedang mempermainkan dan menyiksa mereka satu per satu!
Kodaigiri Sachiko menggigit bibirnya hingga hampir berdarah. Ying Ziye mulai menyadari... setiap detik di vila ini tak lagi memberikan rasa aman.
Setelah merapikan rak buku, Ying Ziye berjongkok sambil mengamati buku-buku yang berserakan dengan cermat.
Sama seperti kasus patung gips sebelumnya... sekarang mustahil lagi mencocokkan urutan buku berdasarkan foto referensi.
Apakah di patung gips? Atau di buku-buku? Di manakah hantu itu sebenarnya bersembunyi?
Ying Ziye mengambil buku satu per satu, pikirannya berputar kencang. Apa yang harus dilakukan? Sejauh ini, apapun yang dicoba tak bisa menemukan keberadaannya.
Jelas bahwa mereka hanya bisa menjadi pihak yang dipermainkan, disiksa... dan akhirnya dibunuh.
Tidak adakah cara lain?
Tiba-tiba, bayangan wajah seseorang muncul dalam pikirannya.
Li Yin. Bukankah dia memberikan sebuah buku catatan?
Setelah berpikir sejenak, dia mengeluarkan buku catatan itu dan membukanya. Li Yin telah menulis banyak konten deduksi berdasarkan setiap pengalamannya, dengan pemikiran yang teliti dan jelas, sungguh mengagumkan.
Dia memutuskan untuk mencoba meminta bantuan Li Yin.
Ying Ziye kemudian bertanya pada Kodaigiri Sachiko: "Nyonya Sachiko... apakah Anda tahu nomor ponsel Li Yin?"
“Lagipula, telepon di apartemen sama sekali tidak bisa dihubungi dari luar.”
“Hmm, ada.”
“Beri tahu aku,” Ying Ziye mengeluarkan ponselnya sambil berbicara, mulai menekan nomor, lalu menghubungi Li Yin.
Begitu ponsel Li Yin berbunyi, dia segera mengangkat dan menerima telepon.
“Tn. Li Yin...”
“Nona Ying?” Li Yin tersenyum: “Apa Nona Xinzi yang menanyakan nomor ponselku?”
“Hmm.” Dia mengangguk: “Kalau kuberi tahu petunjuk tentang rumah hantu, bisakah kamu menyimpulkan di mana jelmaan hantu itu? Aku sekarang belum punya cara...”
“Baik, katakan saja semampumu.” Li Yin memandang ke luar jendela, hatinya gelisah memikirkan keselamatan Ying Ziye.
Bagaimanapun juga, dia ingin Ying Ziye bertahan hidup.
“Hmm... Baju hitam? Rak buku?” Li Yin sambil mendengarkan ceritanya, mencatat semua petunjuk sambil mengerutkan kening.
Petunjuknya terlalu sedikit.
Tapi kalau menunggu sampai petunjuk bertambah, mungkin sudah ada korban jiwa.
Di mana bersembunyi? Lukisan, rak buku, buku, lemari pakaian, baju, karpet, patung gips, kursi, tempat tidur, langit-langit, lampu gantung...
Semuanya bisa jadi jelmaan hantu! Tak ada petunjuk, bagaimana mau mencari!
Tidak... Tidak mungkin...
Tidak mungkin tidak ada petunjuk sama sekali!
“Apartemen pasti punya alasan untuk tidak memberi kita masalah yang tidak bisa dipecahkan,” Li Yin meneguk air, melanjutkan pembicaraan: “Kalau tidak, cukup suruh kalian tinggal di vila selama lima hari saja. Tindakan seperti ini tidak perlu. Ini kesimpulanku berdasarkan pengalaman sebelumnya. Artinya, kalau kita diminta mencari, pasti ada petunjuk yang diberikan.”
“Petunjuk……” Ying Ziye melirik Xia Yuan, lalu berkata ke telepon: “Sebenarnya, ada satu petunjuk…”
Melihatnya tampak ragu-ragu, Li Yin segera bertanya: “Kamu tidak ingin orang di sekitarmu mendengar? Baik, katakan padaku, siapa yang tidak ingin kamu beri tahu? 1. Xia Yuan, 2. Tang Wenshan, 3. Kotagiri Sachiko, 4. Semua. Jawab aku.”
“1。”
“Mengerti. Petunjuk ini terkait nomor 1?”
“Ya, berkaitan dengan baju hitam.”
“Paham. Lanjutkan.”
“Ini…”
“Tidak bisa bicara? Biar saya tebak… Saat dia melihat baju hitam, sikapnya agak tidak wajar?”
“Kamu… bagaimana bisa tahu?”
“Kamu menganggap ini sebagai petunjuk, berarti keduanya memiliki hubungan erat. Tapi Xia Yuan tidak memakai baju hitam saat keluar, dan dia sendiri tabu dengan warna hitam. Kamu seharusnya tidak menghubungkan baju hitam dengannya. Jadi… hanya bisa dianggap sebagai reaksinya terhadap baju hitam. Umumnya, instruksi tulisan darah dari apartemen tidak saling terkait, harus independen. Artinya reaksi Xia Yuan pasti muncul dalam instruksi tulisan darah kali ini. Kemungkinan… dia berangkat lebih awal ke vila kemarin dan melihat sesuatu. Misalnya, di pintu atau jendela vila, melihat hantu berbaju hitam, atau baju hitam melayang… Tapi kemungkinan kedua lebih kecil, karena jika begitu, Xia Yuan pasti langsung menganggap baju hitam itu sendiri adalah perwujudan hantu.”
“Begitu rupanya, aku mengerti sekarang.”
Setelah terdiam sejenak, Li Yin berkata: “Tapi mungkin tidak sesederhana baju hitam. Kamu sudah menyegel lemari itu?”
“Ya. Ini juga untuk memastikan…”
“Tahu.” Li Yin membuka jendela, otaknya berpikir cepat, akhirnya berkata pada Ying Ziye: “Aku punya dugaan. Tapi agak sulit untuk membuktikannya.”
“Sulit?”
“Aku mau tanya kamu satu pertanyaan...”
Setelah Li Yin mengajukan pertanyaan itu, Ying Ziye menggelengkan kepala: “Tidak, tidak terlalu memperhatikan.”
“Serahkan telepon ke Xiaotianqie Xingzi.”
Setelah Ying Ziye menyerahkan telepon ke Xingzi, Li Yin mengajukan pertanyaan baru padanya. Xiaotianqie Xingzi berpikir sejenak lalu menjawab: “Tidak... sepertinya tidak ada yang istimewa.”
“Oh? Aku mengerti. Kembalikan telepon ke Nona Ying.”
Saat ponsel kembali ke Ziye, dia mengangkat ponsel bertanya: “Kamu... sebenarnya memikirkan apa? Ada ide?”
“Untuk sementara jangan terlalu banyak memikirkan makna pertanyaanku. Tapi menurutku petunjuk penting seharusnya sudah muncul, atau setidaknya akan muncul sebelum membunuh orang pertama.”
“Apa?”
“Kamu bilang... akan merasakan sepasang pupil merah darah mengawasimu ya?”
“Hmm... benar, penuh niat jahat...”
“Bagaimana kamu tahu itu pupil merah darah?”
“Ah...”
Kenapa tahu itu... pupil merah darah...
Iya, kenapa?
“Sepertinya kamu hanya bilang saat itu pandanganmu berubah jadi merah, lalu merasakan ada yang mengawasi, tapi kamu tidak pernah melihat si pengawas itu kan?” Lanjut Li Yin menganalisis: “Lalu kenapa kamu punya perasaan itu?”
Kenapa...
Kenapa punya perasaan itu...
“Aku, tidak tahu... Seperti diriku sepenuhnya terkunci oleh pupil itu, lalu tubuh seperti berada di lautan darah. Begitulah...”
“Penjelasan yang sangat abstrak.”
“Tapi Li Yin tidak puas dengan jawaban ini.”
“Jangan bicara abstrak-abstrak. Harus ada alasan yang lebih konkret kan?” Li Yin melanjutkan: “Aku tidak percaya kau orang yang mudah terpengaruh intuisi buta. Pasti ada alasan lebih penting yang membuatmu yakin itu adalah pupil merah darah?”
“Kau... maksudmu...”
“Dua kali perasaan itu muncul, itu semua di ruang tamu ya?”
“Ya... benar...”
Saat itu, Ying Ziye tiba-tiba menyadari sesuatu.
Itu adalah... karpet merah di lantai. Di sudut karpet yang dia sobek, terlihat marmer yang sangat mengilap.
“Kau mengerti sekarang?” Li Yin melanjutkan: “Bukan intuisi abstrak yang memengaruhimu. Kau melihat sesuatu yang konkret.” Li Yin akhirnya menohok tepat sasaran: “Kau melihat sesuatu kan?”
“Ya... benar.”
Ying Ziye berjongkok, menatap marmer mengilap itu.
Tiba-tiba pandangannya kembali dipenuhi warna merah darah, dan di permukaan marmer itu terpantul sepasang mata penuh kebencian yang sangat mengerikan!
## Buku II Mata Bab 6 Dimana "Itu" Berada? (Empat)
Tapi sekejap kemudian, pantulan mata di marmer itu menghilang.
Tangan Li Yin mencengkeram gorden dengan erat, matanya menatap tajam ke luar jendela, seolah ingin melihat rumah hantu tempat Ying Ziye berada.
Di ujung telepon, dia mendengar suara Ying Ziye: “Aku melihat... aku melihat...”
“Apa yang kamu lihat?” Li Yin segera bertanya dengan penuh keingintahuan: “Sebenarnya... apa yang kamu lihat?”
Suara Ying Ziye terdengar dari ujung telepon: "Marmer... di atasnya terpantul sepasang mata merah! Tapi sekarang sudah menghilang."
"Ternyata benar..." Li Yin mengangguk, perkembangan situasi sesuai dengan prediksinya, tapi masih perlu waktu untuk menarik kesimpulan.
Meremas ponselnya erat-erat, Li Yin menarik napas dalam dan berkata: "Tapi wujud hantu seharusnya bukan marmer, kurasa tidak akan terlihat begitu jelas."
"Aku juga berpikir begitu."
Tang Wenshan dan dua orang lainnya terkejut dengan temuan Ying Ziye, meski tidak melihat mata merah itu, mereka bisa membayangkannya.
"Intinya, jauhi cermin sebisa mungkin." Li Yin memberi nasihat: "Alasannya sudah kutulis di catatanku."
"Hmm... aku pernah membacanya."
"Serahkan ponselnya lagi ke Xia Yuan, aku mau bertanya beberapa hal."
Ying Ziye menyerahkan ponsel ke Xia Yuan. Setelah membahas topik yang tidak berhubungan dengan rumah hantu, Xia Yuan mengembalikan ponsel ke Ying Ziye.
Li Yin berkata padanya: "Saat ini masih sulit membuktikan kesimpulanku. Jika ada petunjuk baru, akan kuhubungi lagi."
Setelah menutup telepon, Li Yin terjatuh berat di sofa. Sekaligus mulai mengkhawatirkan Ying Ziye.
Sebenarnya membuktikan dugaan itu tidak sulit.
Aneh sekali, meski baru kenal sebentar, Ying Ziye sudah menempati posisi penting di hati Li Yin. Tapi... kenapa harus di apartemen ini mereka bertemu?
“Li Yin di masa lalu sangat meremehkan konsep ‘cinta pada pandangan pertama’, menganggapnya sebagai omong kosong romantis para novelis. Namun, sejak pertama kali bertemu Ying Ziye di hari itu, tanpa disadari Li Yin tertarik pada aura misterius yang dimilikinya.”
“Aku... sedang memikirkan apa?” Li Yin menggaruk-garuk rambutnya sendiri sambil bergumam, “Hidup di apartemen mengerikan ini dimana nyawa bisa hilang kapan saja, mana ada waktu untuk memikirkan hal-hal seperti ini? Kalau pun mau, tunggulah sampai meraih kebebasan dan keluar dari apartemen ini.”
“Tapi berapa lama lagi Ying Ziye bisa bertahan hidup?”
Li Yin merasakan, jika Ying Ziye mati, dia akan sangat berduka. Sungguh aneh, meski kematian Kexin yang sudah menjadi tetangga selama setahun sama sekali tidak menggugah hatinya. Tapi Ying Ziye, wanita yang belum genap sepuluh hari dikenalnya, justru membuatnya terus terbayang-bayang.
“Jangan mati... Ying Ziye...”
Saat ini Li Yin hanya bisa terus mendoakannya dalam hati.
Di dalam vila tersebut, keempat orang sekarang tidak berani mendekati ruang tamu lagi. Ying Ziye juga merasakan bahwa area bahagia mungkin terkonsentrasi di ruang tamu.
“Tapi kalau begitu... pakaian hitam, rak buku, semuanya tidak ada hubungannya sama sekali?”
Saat ini keempat orang duduk di tangga, memandang ruang tamu luas yang kosong. Dalam radius ini, seluruh isi ruang tamu bisa terpantau jelas, sehingga perubahan apapun bisa segera diantisipasi.
“Apa sebenarnya yang dikatakan Li Yin?” Xia Yuan bertanya pada Ying Ziye, “Apa saja yang dia sampaikan pada kalian?”
“Tidak mengatakan apa-apa.” Ying Ziye menggelengkan kepala.
Xia Yuan kembali menoleh ke Kodama Sachiko dan bertanya, “Nona Sachiko, apa lagi yang Li Yin katakan padamu?”
“Tidak ada.” Kodama Sachiko tetap menggeleng, sementara itu dia sedang mengingat-ingat pertanyaan yang Li Yin ajukan padanya.
Apa maksudnya itu?
“Ini sangat membosankan...” Tang Wenshan mengusulkan, “Daripada kita semakin tegang, lebih baik mengobrol santai saja. Bagaimana kalau kita berbagi pendapat masing-masing?”
“Pendapat?” Kodama Sachiko tersenyum getir, “Bahkan jika kau mengamati perabotan itu seharian penuh, kau takkan bisa membedakan apakah itu jelmaan hantu atau bukan?”
“Tidak... Sebenarnya aku punya sebuah pemikiran.” Ying Ziye tiba-tiba berbicara.
Wajah Kodama Sachiko berubah pucat, buru-buru bertanya, “Pemikiran? Kau...”
“Patung gips itu...” Saat jari Ying Ziye menunjuk tumpukan patung gips, termasuk Kodama Sachiko, semua orang secara refleks menggeser tubuh mereka beberapa anak tangga ke belakang.
Ying Ziye mengemukakan pandangannya: “Karena semua patung gips ini telah hancur, kita tidak bisa memastikan apakah pecahan-pecahan ini... merupakan seluruh bagian dari patung tersebut.”
“Apa maksudnya?” Tang Wenshan masih belum mengerti. Namun Kodama Sachiko langsung menyadari sesuatu.
Dia segera berkata, “Kau... jangan-jangan kau maksud ada serpihan patung lain yang tercampur di dalamnya?”
“Aku telah memotret semua posisi pecahan itu dan membandingkannya berulang kali, tapi tidak menemukan perbedaan.” Pandangan Ying Ziye tak pernah lepas dari patung gips itu: “Tapi sepertinya perkiraanku salah.”
Keempat orang yang ada saat ini, perlahan-lahan mencapai konsensus.
Cara paling aman untuk menemukan hantu adalah dengan memaksa hantu menampakkan wujud aslinya, lalu bisa meninggalkan tempat lebih cepat dan kabur kembali ke apartemen.
Tapi tindakan ini sama saja dengan mengundang harimau keluar gua, mencari mati sendiri.
Sepenuhnya judi. Bertaruh bisa bertahan hidup dalam lima hari, atau memaksa hantu muncul untuk kabur lebih awal. Tapi saat ini meski mau bertaruh pun tidak bisa, karena sama sekali tidak bisa ditemukan.
Di manakah sebenarnya "itu" berada?
Empat instruksi darah yang pernah dialami Kodama Sachiko sebelumnya tidak sesiksanya kali ini. Meski hantu belum resmi muncul, tapi justru lebih menakutkan daripada kemunculannya. Meski tahu ini rumah hantu, harus tetap tinggal di sini 24 jam.
Tiba-tiba dia berdiri dan berjalan menuju lantai atas.
Ying Ziye bertanya: "Nona Sachiko, mau ke mana?"
"Ke toilet. Dan..." Kodama Sachiko berkata pada Ying Ziye: "Nona Ying juga mau ikut?"
Ying Ziye berpikir sejenak, lebih aman jika berdua, lalu berkata: "Sudahlah, aku ikut juga."
Melewati koridor, di depan ada kamar mandi. Luas kamar mandi cukup besar, saat sampai di pintu Ying Ziye tiba-tiba menarik lengan Kodama Sachiko: "Nona Sachiko... tunggu. Li Yin bilang padaku, sebisa mungkin jangan mendekati cermin."
"Cermin?" Kodama Sachiko memandangnya curiga, tiba-tiba bertanya: "Jangan-jangan Li Yin mengira hantu menyamar jadi cermin?"
"Tidak... dia tidak berkata begitu."
“Di kamar mandi ada cermin besar, Ying Ziye tentu tahu tidak bisa masuk. Tapi tidak mungkin ada kamar mandi tanpa cermin.”
“Lalu bagaimana?” Ekspresi Kodaira Sachiko terlihat canggung: “Aku... sangat kebelet.”
Dia masih mempercayai perkataan Li Yin, pria itu memang luar biasa. Kalau tidak, mustahil bisa bertahan sampai instruksi tulisan darah keempat selesai.
Tapi... kalau tidak masuk, apa harus menyelesaikannya di luar?
Wajah Kodaira Sachiko langsung memerah padam, sementara Ying Ziye berkata: “Hmm... Kalau begitu, pilih saja kamar sembarangan... Itu saja.”
Tapi melihat tatapan tajam yang dilemparkan padanya, Ying Ziye tahu Kodaira Sachiko pasti tidak akan setuju.
Meskipun masuk tidak selalu berarti mati, tapi siapa berani bertaruh dalam situasi mistis begini? Hanya demi gengsi dan harga diri, tidak layak untuk mengambil risiko besar.
Kodaira Sachiko bergumam kesal: “Berikan HPku... Aku mau tanya Li Yin! Kenapa tidak boleh mendekati cermin!”
“Begini...” Ying Ziye membisikkan sesuatu di telinga Kodaira Sachiko, setelah itu ia langsung mengangguk. Tapi masih ragu: “Sesederhana itu? Tidak mungkin kan? Kalau semudah itu bisa mengenali wujud hantu, lalu...”
“Nona Sachiko, ini sebagai antisipasi...”
“Kamu gila?” Kodaira Sachiko langsung memutar gagang pintu untuk masuk, “Kalau benar begitu, bukankah kita langsung tahu wujud hantunya?”
“Tapi... Kamu juga akan dalam bahaya...”
“Bahaya bisa datang kapan saja.” Kemudian dia langsung menutup pintu dengan keras.
Setelah memasuki kamar mandi, Kotomi Ogatagiri pertama kali melihat ke arah cermin.
Semua terlihat normal, tidak ada keanehan sama sekali.
Tapi karena sifatnya yang sangat waspada, pandangan Kotomi Ogatagiri tak pernah lepas dari cermin.
Saat melepas celana dan duduk di kloset, tiba-tiba Kotomi Ogatagiri merasakan sesak napas yang hebat.
Seolah... ada tatapan jahat yang mengawasinya!
"Datang?" Bibirnya tergigit keras sementara matanya membelalak ke cermin, "Datanglah kalau berani!"
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, Kotomi buru-buru menoleh - tapi pintu sudah tertutup rapat.
Lalu... di cermin itu muncul sesosok iblis berpakaian hitam, wajahnya membusuk berlumuran darah, bola mata merah menyala, rahang bawah yang terbelah hanya terhubung ke mulut oleh beberapa urat daging!
Ying Ziye masih berjaga di depan pintu, menunggu Kotomi Ogatagiri keluar.
Tapi... waktu terus berlalu dan dia tetap tidak muncul.
Jangan-jangan...
Kakinya mulai melangkah mundur perlahan.
Perkataan Li Yin ternyata benar!
Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Di dalam tergeletak mayat Kotomi Ogatagiri. Tapi kepalanya... berada di atas wastafel!
Ying Ziye langsung berbalik badan dan lari sekencang-kencangnya!
"Itu" akhirnya mulai bertindak!
Saat melarikan diri ke depan, yang menyambutnya adalah Xia Yuan yang seluruh tubuhnya berlumuran darah!
“Nona Ying...” Xia Yuan berkata dengan wajah panik: “Tang Wenshan, Tang Wenshan dia mati!”
Mati?
Ying Ziye terkejut, kemudian dia dan Xia Yuan kembali ke area tangga... Tang Wenshan ternyata menggantung mati di lampu gantung langit-langit! Yang mencekik lehernya adalah tali berwarna hitam!
“Ini... ini bagaimana bisa terjadi?” Ying Ziye hendak bertanya pada Xia Yuan di sampingnya, tapi begitu membuka mulut, dia berhenti.
Dalam hatinya muncul sebuah hipotesis berani. Mungkin... "wujud asli"-nya adalah...
“Manajer Xia... kita pergi ke kamar mandi lantai satu.”
Xia Yuan terlihat sangat mempercayai Ying Ziye. Tanpa bertanya alasan, dia langsung mengikutinya masuk ke kamar mandi di lantai bawah. Ying Ziye sengaja memilih kamar mandi yang memiliki jendela, agar bisa segera keluar dari apartemen.
Begitu masuk ke kamar mandi, pandangan pertamanya tertuju pada cermin...
Cermin, bisa memantulkan kenyataan. Meski metode yang sederhana, konsekuensinya adalah saat kita menemukan kebenaran, hantu juga akan menyadarinya.
Di dalam cermin, di samping Ying Ziye yang seharusnya berdiri Xia Yuan, justru terlihat sesosok hantu jahat yang mengenakan jubah hitam, dengan pupil mata merah darah, menyerupai mayat membusuk!
## Jilid Kedua Mata Ketujuh Jalan Keluar
Waktu bergulir kembali ke hari kemarin, saat Xia Yuan baru tiba di depan vila itu.
Ketika dia melihat pemandangan mengerikan yang terpantul di jendela melalui teropong, reaksi pertamanya adalah langsung melarikan diri, lalu mencari petunjuk tentang hantu ini.
Tapi, tepat saat Xia Yuan mundur untuk pergi, tiba-tiba... sebuah tangan berlumuran darah muncul di kap mesin depan mobil!
Sebelum sempat bereaksi, bayangan hitam menyelubungi seluruh kaca jendela mobil.
Mata Xia Yuan hanya melihat mulut terbuka lebar sebelum seluruh tubuhnya ditelan bulat-bulat!
Dan... Xia Yuan yang muncul di depan Ying Ziye dan yang lain setelah ini sebenarnya adalah...
Saat melihat kebenaran di cermin, Ying Ziye langsung melesat ke jendela di samping dan menerjang keluar! Tanpa menengok, ia berlari sekuat tenaga menuju pagar pembatas!
Setelah mempelajari tulisan darah berulang kali, Ying Ziye akhirnya menyimpulkan: Hantu akan menyamar sebagai "benda" yang "terlihat sangat normal". Masalahnya, segala sesuatu di rumah hantu - meski mirip perabot biasa - tak ada yang terasa normal. Keberadaan rumah hantu itu sendiri sudah cukup tidak normal.
Maka dalam situasi itu, satu-satunya yang masih dianggap normal di mata semua orang hanyalah penghuni rumah.
"Benda..." Awalnya Ying Ziye terpaku pada makna harfiahnya dan ragu dengan kesimpulannya. Tapi kemudian ia tersadar: Bagi apartemen ini, bukankah mereka semua sama saja dengan "benda"? Hanya mainan yang disiksa dan dipermainkan.
Setelah menyimpulkan hal itu, Ying Ziye mempertimbangkan bahwa satu-satunya yang memiliki kesempatan untuk menukar identitas hanyalah Xia Yuan yang pergi ke villa lebih awal. Tampaknya Li Yin juga sepemikiran dengannya, karena saat itu di telepon dia pernah bertanya pada Ying Ziye: "Apakah kamu merasa ada yang aneh dari Xia Yuan?"
Faktanya, setelah itu Li Yin kembali menanyakan masalah ini pada Kouda Kiriko yang tetap menjawab tidak merasakan keanehan tersebut.
Jangan-jangan tebakannya salah?
Dia bahkan mengambil langkah terakhir dengan meminta Xia Yuan menjawab telepon dan mengajukan beberapa pertanyaan yang hanya diketahui Xia Yuan asli. Namun semua dijawabnya dengan lancar. Pada titik itu, Li Yin praktis mengesampingkan hipotesisnya.
Tapi untuk berjaga-jaga, dia tetap memperingatkan Ying Ziye untuk tidak mendekati cermin. Sebab mungkin saja saat Xia Yuan berdiri di depan cermin, wajah asli hantu akan terlihat. Berdasarkan pengalamannya sebelumnya, beberapa hantu terkadang memperlihatkan wajah sejati di cermin.
Ying Ziye kini dalam bahaya sangat besar. Jika Xia Yuan benar-benar telah ditukar hantu, maka target berikutnya pasti dirinya. Satu-satunya cara bertahan hidup adalah mengidentifikasi wujud hantu, sehingga bisa segera meninggalkan villa. Pada akhirnya, Ying Ziye juga memikirkan hipotesis ini dan menggunakan cermin untuk memverifikasinya.
Ying Ziye meraih pagar, melompat ke luar area, lalu mengambil kunci mobil yang sudah disiapkan Tang Wenshan untuknya dan membuka pintu mobil yang diparkir di luar villa.
Saat baru masuk ke mobil dan menyalakan mesin, dia melirik sekilas ke samping melalui sudut matanya... tapi tidak ada gerakan apa pun.
Justru ini yang lebih menakutkan...
Mobil mulai bergerak, tepat saat Ying Ziye menginjak gas, tiba-tiba dari kaca spion terlihat... hantu jahat itu sedang duduk di kursi pengemudi mobil Xia Yuan di belakang!
Ying Ziye menginjak gas sampai habis, mobilnya seketika melesat seperti anak panah yang dilepaskan!
Jalan-jalan di pinggiran kota ini sangat sepi, Ying Ziye hanya berpikir untuk mencapai area perkotaan dimana banyak mobil bisa dimanfaatkan untuk mengelabui hantu.
Andai... andai saja menyadarinya lebih awal...
Meski terus menambah kecepatan, mobil di belakang tetap mengejar tanpa henti.
Tapi Ying Ziye tidak panik. Dia pernah membaca catatan Li Yin tentang hukum umum: Biasanya di awal proses kabur menuju apartemen, hantu pengejar tidak terlalu agresif, memberi kesempatan besar bagi penghuni untuk meloloskan diri. Semakin dekat dengan apartemen, pengejaran hantu akan semakin mengerikan dan sulit dihindari.
Anehnya hantu ini mengejarnya dengan cara manusia biasa, tidak menunjukkan kemampuan supernatural seperti tiba-tiba muncul di dalam mobilnya atau menempel di bodi mobil, apalagi berlari/melata mengimbangi kecepatan mobil seperti di film horor.
Sebelum tiba di apartemen, masih ada kesempatan untuk merencanakan cara melarikan diri.
Catatan Li Yin menyatakan bahwa hantu tidak bisa dibunuh dengan cara apapun. Penghuni sebelumnya telah mencoba berbagai metode: menyiram darah anjing hitam, menggantung gambar Zhong Kui, memakai kalung salib, jimat yang telah diberkati biksu senior dari Gunung Wutai, membeli mantra pengusir roh jahat - semuanya tidak berhasil. Sebelumnya ada penghuni yang membeli pedang kayu persik untuk menebas hantu, namun malah menemui ajal dengan cara yang sangat mengenaskan.
Singkatnya, semua metode pengusir hantu dari legenda rakyat telah dicoba penghuni, tidak ada satupun yang efektif. Jadi, mustahil untuk membunuh hantu. Hal ini persis seperti film horor yang tidak ada solusinya.
Satu-satunya "solusi" adalah melarikan diri kembali ke apartemen.
Hantu eksis secara idealis, sementara penghuni hanya bisa melarikan diri dengan cara materialis yang memungkinkan secara fisik. Namun tetap ada yang berhasil kembali ke apartemen. Kesimpulannya... mungkin karena keberuntungan ekstrim dimana hantu terlambat sedetik, memungkinkan mereka masuk - tapi kemungkinannya terlalu kecil. Lebih sering, keberhasilan itu karena ada penghuni lain yang menjadi batu loncatan - saat hantu membunuh mereka, penghuni lain bisa kabur ke apartemen.
Dengan kata lain...
Jika hanya satu orang yang selamat dan kembali ke apartemen, situasinya akan sangat berbahaya. Ying Ziye selalu berusaha menghindari skenario ini, tapi kini hal itu tetap terjadi.
Hanya sendirian, meski sekarang bisa selamat secara kebetulan, semakin mendekati apartemen, dirinya semakin dalam bahaya. Dari masuk ke kompleks perumahan hingga ke gang kecil itu, lalu ke pintu masuk apartemen, selama hantu bersembunyi di salah satu tempat tersebut, akan terjebak dalam situasi yang tidak bisa diselamatkan. Terutama gang yang menjadi satu-satunya jalan menuju apartemen, sangat sempit hanya muat dua orang berjalan berdampingan, tidak ada tempat untuk menghindar. Li Yin dalam catatannya khusus menyebutkan, dulu ada penghuni yang mencoba cara dengan memanjat tembok samping gang untuk kembali ke apartemen, tapi akhirnya menemukan... jika tidak berjalan di atas gang, maka hanya akan masuk ke jalan buntu, juga tidak bisa mencapai tanah kosong tempat apartemen berada.
Artinya... hanya bisa melalui jalan gang itu! Sama sekali tidak ada cara lain! Dan jalan itu juga hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki, tidak ada alternatif lain!
Sudah mengemudi lebih dari sepuluh menit, meski mobil di belakang terus mengejar, tapi tidak pernah menyusul. Tapi, begitu masuk ke area perkotaan, mungkin akan sangat merepotkan.
Li Yin dalam catatannya menyebutkan, dari semua hantu yang pernah dihadapi saat ini, tidak ada satu pun yang takut sinar matahari atau keramaian. Bahkan di tempat umum yang ramai orang tetap akan muncul, hanya biasanya yang bisa melihat adalah para penghuni saja.
Saat itu, Ying Ziye secara acak melirik ke kursi penumpang depan... yang terlihat adalah wajah dengan pupil mata merah darah, rahang bawah yang terbelah, hanya terhubung ke mulut oleh beberapa urat daging!
Ying Ziye belum sempat bereaksi, tubuhnya tiba-tiba terhempas dan jatuh di lantai yang dingin!
Saat bangkit dan melihat sekeliling...ternyata dia berada di lantai villa angker itu!
Tanpa ragu, Ying Ziye langsung berdiri dan berlari ke pintu utama villa. Tapi...persis di detik itu, bayangan hitam menyembul di belakangnya—
Dia segera menoleh...dan dihadapannya muncul sosok hantu jahat yang membuat seluruh tubuhnya terasa terkekang.
Li Yin sedang menunggu bersama beberapa penghuni lain di lobi lantai dasar. Banyak yang berkumpul karena khawatir akan nasib Xia Yuan. Tiba-tiba pintu lift di seberang terbuka, keluar seorang gadis bertubuh mungil dan cantik. Dia adalah penghuni baru selain Ying Ziye, masuk saat Li Yin di Desa You Shui. Namanya Xia Xiaomei, mahasiswi perantauan di Kota K yang sangat optimis dan ceria. Meski tinggal di apartemen mengerikan ini, dia malah berkata: "Kalau begitu, tiap kali pulang selamat saja kan?"
Ini disebut bodoh atau polos?
Rupanya dia juga datang karena mengkhawatirkan Ying Ziye, belakangan ini mereka cukup akrab.
Tiba-tiba Li Yin melihat sosok muncul di pintu apartemen! Matanya terpaku...itu adalah Ying Ziye!
“Pada saat genting itu, Ying Ziya tiba-tiba terpikir...”
“Xia Yuan... mungkin tewas karena melihat hantu ini. Kodama Sachiko seharusnya melihat arwah itu di cermin, sementara Tang Wenshan menjadi korban karena menyaksikan siluman yang menyamar sebagai Xia Yuan menuju toilet...”
“Apakah...”
“Apakah melihat hantu ini menjadi alasan dibunuhnya mereka?”
“Apartemen benar-benar memperdaya mereka semua! Instruksi tulisan darah yang menyebutkan 'temukan jelmaan hantu itu untuk keluar lebih cepat dari vila' sesungguhnya adalah jebakan untuk mengarahkan mereka ke jalan neraka!”
“Ying Ziya pernah membaca catatan Li Yin: 'Apartemen tidak hanya ingin menyiksa kita. Mereka memberikan banyak celah penyelamatan, setiap eksekusi instruksi darah pasti memiliki jalan keluar. Hanya saja... itu tidak pernah tetap.'”
“'Kebanyakan penghuni mengira setiap proses eksekusi instruksi darah, hantu atau kutukan, sama sekali tidak bisa dipecahkan. Satu-satunya cara adalah kabur kembali ke apartemen. Tapi sebenarnya tidak. Setiap kali selalu ada jalan bertahan hidup tersembunyi, hanya saja baik menyadari maupun menguasai jalan itu tidaklah mudah. Contohnya kasus Desa Youshui, sebenarnya ada jalan keluar. Jalan itu adalah jangan mendekati A Xiu. Hantu itu hidup di dalam tong air A Xiu, terus membunuh yang mendekatinya, bahkan akhirnya A Xiu sendiri dibunuh. Artinya, tinggal di rumah A Xiu justru tidak bisa menghindar dari hantu. Dengan menjaga jarak dari A Xiu, kita bisa selamat.'”
Jika demikian... Jika kita tidak mencari perwujudan hantu atau tidak melihat hantu, meski tinggal selama lima hari, kita akan tetap aman.
Trik apartemen juga termasuk buku-buku itu. Dengan menggunakan kalimat yang terbentuk dari judul-judul buku untuk menekan psikologis mereka, ditambah konsekuensi mengerikan pembunuhan oleh hantu sebelumnya, semua orang yakin bahwa jika tidak menemukan perwujudan hantu, mereka pasti akan mati di vila. Karena itu... mereka rela melakukan apapun untuk menemukannya. Apartemen sedang memaksa mereka ke jalan menuju kehancuran!
Namun, Ying Ziye telah mengetahui satu-satunya jalan keluar.
Tepat ketika siluman jahat itu hendak mengulurkan tangannya ke Ying Ziye, tiba-tiba Ying Ziye menutup kedua matanya!
Kemudian... dia tetap berdiri seperti itu untuk waktu yang lama... Tidak ada lagi yang terjadi.
Hantu itu sebenarnya hanya bisa membunuh mereka ketika terlihat oleh mata. Xia Yuan menjadi korban pertama, kemudian diikuti yang lain. Asalkan hantu itu muncul dalam bidang pandang mata, dia bisa membunuhmu. Sebaliknya, jika tidak melihat hantu itu, tidak akan terjadi apa-apa. Jadi dengan menyuruh mereka mencari perwujudan hantu, apartemen sebenarnya memaksa mereka untuk "melihat" hantu.
Karena itu, selama kita menutup mata dan tidak melihat hantu itu, kita akan aman.
Dia terus menutup matanya setelah itu, menelepon taksi, dan akhirnya bisa kembali dengan selamat.
“Li Yin seketika merasa sangat bersemangat, meskipun kematian Xia Yuan membuat banyak penghuni terkejut dan menyesal, tetapi Ying Ziye yang berada dalam situasi genting seperti ini ternyata juga bisa selamat!”
Setelah mendengar cerita pengalamannya, banyak penghuni berkata dengan penuh keterkejutan: "Cukup dengan menutup mata bisa lolos? Benar sesederhana itu?"
“Memang sederhana,” Ying Ziye berkata datar: “Tapi kalau tidak menyadarinya akan sangat sulit.”
Li Yin juga menghela napas lega, berkata: “Tak kusangka bahkan aku sendiri tertipu oleh apartemen... Selama ini kupikir jalan keluar yang disiapkan apartemen sulit disadari... Ternyata tersembunyi dalam instruksi tulisan darah.”
“Belum tentu.” Ying Ziye berkata: “Kamu mungkin sudah menyadarinya, tapi... kamu tidak berani bertaruh. Bagaimanapun, hantu tetap bisa mencabut nyawa kita, tak ada yang berani mengambil risiko itu.”
Memang benar demikian.
Bagaimanapun juga, akhirnya semua masalah terselesaikan.
Malam itu, Ying Ziye baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, tiba-tiba bel pintu berbunyi. Ying Ziye mendengar suara Li Yin: “Apa kamu di dalam? Nona Ying?”
Dia mengenakan mantel lalu berjalan membuka pintu. Bertanya: “Ada perlu apa?”
Awalnya Li Yin tertegun sejenak, tapi kemudian berkata: “Nona Ying... mau makan kue? Aku membuat kue.”
“Aku baru saja gosok gigi,” kata Ying Ziye: “Tapi terima kasih. Besok akan kucicipi.”
