Tanah yang diterangi bulan iblis pun mulai menunjukkan perubahan.
Tanah mulai terus-menerus retak, membusuk, dan menjadi bergelombang serta berlubang-lubang. Bau busuk yang menyengat terus menerus datang dari celah-celah tanah yang retak, bau amis ini benar-benar membuat mual sampai ke puncak, dan Zhang San langsung mulai muntah-muntah.
"Ini... bau apa ini, hanya mayat yang sudah mati ribuan tahun yang bisa mengeluarkan bau seperti ini..."
"Sungguh sangat busuk..." Zhang Xing juga tak tahan menutup hidungnya.
Yin Yu perlahan menyadari... yang berubah bukan hanya tanah. Toko-toko dan rumah-rumah di sekitarnya, tanpa terkecuali... dinding-dindingnya mulai retak secara luas, terlihat sangat tua dan lapuk. Seolah-olah ini kota mati yang tak berpenghuni selama bertahun-tahun.
Liang Bing yang jelas juga memperhatikan hal ini, tak bisa menahan diri akhirnya bertanya pada Ke Yin Yu: "Nona Ke... apa yang harus kita lakukan? Apakah kamu menemukan jalan keluar?"
Dalam situasi tidak bisa menghubungi Li Yin saat ini, Ke Yin Yu menjadi tali penyelamat terbesar di mata Liang Bing.
Yin Yu saat ini juga bingung harus berkata apa, sambil berjalan... tiba-tiba, saat melewati sebuah toko, Yin Yu melirik ke dalam melalui etalase.
Tampaknya itu toko kain, di dalamnya terlihat banyak bahan pakaian warna-warni. Juga terlihat mesin jahit di dalam.
Saat melihat mesin jahit itu, kilasan ingatan muncul di benak Yin Yu...
"A Shen, nanti aku akan membuatkanmu baju, aku pernah belajar menjahit beberapa tahun, jadi tidak masalah."
Yin Yu yang memang selalu tertarik dengan kerajinan tangan perempuan, pernah berjanji seperti itu pada A Shen.
Saat melihat mesin jahit ini, matanya terpaku beberapa saat.
"Ada apa, Nyonya Ke?" Zhang Xing bertanya saat melihatnya termenung, "Ada masalah dengan toko ini?"
"Tidak, tidak ada..." Yin Yu baru saja menoleh, tiba-tiba...
Dengan gerakan cepat ia memutar kepala kembali ke arah etalase!
"Bagaimana mungkin..."
Posisi mesin jahit itu... sekarang lebih dekat ke etalase dibanding sebelumnya!
Ini pasti bukan khayalan!
Yin Yu langsung siaga. Tiga orang lainnya masih belum menyadari masalahnya.
Kabur sekarang atau... Secara teori harusnya langsung menjauh dari bahaya, tapi mungkin ini petunjuk jalan keluar dari apartemen.
Tapi setelah pertimbangan matang, terlalu berisiko. Lebih baik pergi.
Ia menoleh dan berkata, "Ayo pergi..."
"Nyonya Ke!" Zhang Xing tiba-tiba berteriak, "Lihat... lihat itu!"
Saat menoleh...
Yin Yu melihat kepala miliknya sendiri tergeletak di atas mesin jahit itu!
Tapi yang lebih mengerikan masih ada!
Entah sejak kapan, seorang badut dengan riasan wajah aneh muncul di depan mesin jahit. Jarum mesin itu langsung menusuk kepala tersebut! Kepala itu tiba-tiba menjerit kesakitan!
Wajah Yin Yu langsung pucat pasi.
Dengan tegas ia berteriak, "LARI!"
“Hampir bersamaan, semua orang mulai berlari menjauhi toko ini, namun jeritan dan teriakan menyakitkan itu masih terus bergema. Tidak peduli seberapa jauh mereka lari, suara itu masih bisa didengar, seolah-olah ingin merobek jiwa manusia!”
“Ketika Yin Yu melihat ke kedua sisi, barulah dia mengerti mengapa teriakan itu terus bergema di telinga!”
“Di mana pun mereka lari, dari jendela rumah-rumah di kedua sisi, bisa dilihat badut itu menusukkan jarum atau pisau tajam ke kepalanya sendiri, kepala yang terus mengucurkan darah sambil menjerit!”
“Di mana pun sama saja!”
“Seolah-olah kota kecil ini memiliki badut tak terhitung jumlahnya, ke mana pun lari, selalu bisa melihat badut ini!”
“Inikah badut yang disebut Zhao Yushan dan Liang Bing?”
“Benar saja Liang Bing yang wajahnya pucat pasi berkata: "Dia ini... yang aku lihat sebelumnya adalah badut ini!""
“Akhirnya, sebuah gang muncul di depan. Setelah masuk ke dalam, tidak ada lagi jendela yang terlihat. Selama berlari, meski terus melihat ke kiri-kanan, badut tidak muncul lagi.”
“Aku... aku tidak kuat lari lagi...” Zhang San yang paling gemuk akhirnya menyerah, menopang lututnya berkata: “Kalian... tunggu aku dong...”
“Tapi siapa yang peduli? Zhang Xing bahkan melemparkan kalimat: "Hanya orang bodoh yang akan menunggumu!"”
“Zhang San terpaksa terus mengejar. Namun ketika dia berbelok di tikungan setelah ketiga orang itu...”
“Di depan masih jalan panjang, tapi ketiga orang itu... menghilang!”
“Sementara Liang Bing dan yang lain, setelah berlari beberapa saat, menengok ke belakang dan melihat Zhang San benar-benar tidak menyusul.”
“Ini…” Zhang Xing berhenti melangkah, berkata dengan sedikit kekhawatiran: “Si gendut ini benar-benar tertinggal?”
“Bagaimana kalau… kita kembali mencari dia?” Liang Bing juga ragu-ragu, lagipula mereka sudah tinggal bersama cukup lama. Selain itu, para penghuni saling memiliki perasaan solidaritas, selama tidak merugikan diri sendiri, akan berusaha saling membantu.
Tapi saat Liang Bing hendak melangkah mundur, tiba-tiba terlihat sepatu bot hitam muncul di tikungan!
Zhang San jelas-jelas memakai sepatu olahraga!
Liang Bing langsung tidak ragu lagi, berbalik badan, ketiganya kembali berlari kencang.
Sementara Zhang San yang berlari ke depan sama sekali tidak melihat ketiga orang itu.
“Mereka… pergi ke mana?”
Dia mulai ketakutan. Jangan-jangan… ketiganya sudah dibunuh oleh badut itu?
Tidak mungkin kan?
Ah, apa yang tidak mungkin? Bukankah hantu di lokasi misi darah selalu misterius dan tak terduga?
Zhang San yang gendut langsung panik, tidak tahu harus maju atau mundur. Saat ini dia hanya bisa menyatukan kedua tangan, terus-menerus berdoa kepada semua dewa Timur dan Barat.
Harus bagaimana? Apa yang harus dilakukan?
Akhirnya Zhang San memutuskan untuk mencoba kabur kembali dulu.
Saat sampai di jalan raya, terlihat jendela-jendela rumah di kedua sisi sudah tidak ada badut. Meski agak lega, Zhang San tetap memandang sekeliling dengan penuh ketakutan.
Anehnya, meski ada bulan besar di langit, tapi suasana tetap terasa gelap. Di jalanan, meski belum sampai gelap gulita, pemandangan yang agak jauh sudah sangat samar.
Apakah badut itu... akan muncul dari kegelapan ini untuk membunuhku?
Begitu memikirkan ini, kaki Zhang San gemetar tak terkendali. Meski tahu instruksi tulisan darah berbahaya, biasanya ada penghuni lain yang menemani untuk sedikit memberanikan diri. Tapi sekarang sendirian...
Sangat menakutkan!
Sebenarnya apa jalan keluar dari apartemen ini?
Zhang San meraba-raba tubuhnya mencari ponsel. Begitu mengeluarkannya, ternyata ponsel mati sendiri dan tak bisa dinyalakan. Bahkan setelah mengganti baterai cadangan darurat, tetap tidak menyala!
Jalanan gelap di depannya bagai mulut binatang buas yang siap menelannya. Meski hantu tidak muncul, sudah cukup menyeramkan.
Harus bagaimana... Harus bagaimana ini?
Zhao Yushan menahan pintu besar dengan tubuhnya sekuat tenaga, tapi benturan dari luar semakin keras.
Setiap kali terbentur, rasanya organ dalamnya seperti terluka.
"Jangan... jangan masuk... jangan bunuh aku... kumohon, jangan bunuh aku..."
Wajah Zhao Yushan pucat ketakutan. Dia tidak ingin mati!
Sayangnya, kekuatan di luar pintu sama sekali tidak berkurang meski sudah mendengar permohonannya.
“Zhao Yushan melihat-lihat apakah masih ada benda di dalam ruangan yang bisa dijadikan penghalang, tapi semua perabotan sudah dia gunakan untuk menahan pintu di depan, mana mungkin ada benda lain?”
Saat itu, dia hanya bisa berteriak sekeras-kerasnya: "Yin Yu! Zhang Xing! Zhang San! Liang Bing! Tolong, tolong selamatkan aku! Selamatkan aku!"
Kedua tangannya sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk menahan pintu, namun pintu terus bergetar hebat. Tapi sepertinya cukup kokoh, masih belum ada tanda-tanda rusak.
Zhao Yushan terus menerus berteriak: "Tolong aku... Tolong! Zhang San! Liang Bing! Yin Yu!"
“Apa... apa kalian mendengar teriakan Zhao Yushan?”
Yin Yu sekarang samar-samar mendengar suara teriakan dari kejauhan, sepertinya... itu suara Zhao Yushan.
“Aku juga mendengarnya,” Zhang Xing mengangguk mantap, “Itu Zhao Yushan kan?”
Setelah berlari keluar dari gang itu, pemilik sepatu bot hitam yang mengejar tidak melanjutkan kejarannya. Tapi teriakan Zhao Yushan tetap terdengar oleh mereka.
Yin Yu memang merasa menyesal karena Zhang San tertinggal, tapi tidak ada yang bisa dilakukan. Saat ini tak ada yang berani kembali mencarinya. Siapa tahu badut itu sedang menunggu di sana? Mustahil mengorbankan nyawa tiga orang hanya untuk satu orang.
“Arah sini!” Yin Yu akhirnya memastikan arah sumber suara, lalu berkata pada Liang Bing dan Zhang Xing: “Ayo kita selamatkan Nona Zhao!”
Zhao Yushan sudah merasa mencapai batasnya. Kekuatan benturan di luar pintu semakin kuat, beberapa retakan telah muncul di sambungan pintu dan dinding, pintu itu sendiri mulai goyah.
Tidak bisa menahan lagi!
Badut itu... akan masuk!
Setelah masuk, tidak diragukan lagi, dia akan membunuhku!
Tepat saat Zhao Yushan hampir putus asa, tiba-tiba... benturan di luar pintu berhenti.
Zhao Yushan hampir tidak percaya, mengira apakah lawan sedang mengumpulkan tenaga untuk serangan terakhir. Namun setelah lebih dari sepuluh detik, tetap tidak ada gerakan, dia mulai merasa lega.
Mungkinkah... badut ini menyerah?
Tapi, dia tidak berani lengah, masih terus menahan pintu dengan kuat, sambil sesekali mengawasi jendela di belakangnya.
Apartemen... sepertinya membatasi badut ini dengan... tidak memiliki kemampuan menembus dinding atau melayang? Kalau tidak, bukankah dia bisa langsung masuk?
Benar, pasti begitu. Dengan demikian, badut ini tidak terlalu menakutkan.
Setelah menarik napas lega, dia mulai merasakan kelegaan setelah selamat dari bahaya.
Namun, dia kemudian berpikir, masih ada kemungkinan lain bahwa badut itu mencari alat untuk mencoba membuka pintu. Tidak boleh lengah!
Maka dia terus berteriak: "Yin Yu! Zhang San! Liang Bing..."
Jarak ke gedung tempat teriakan berasal semakin dekat.
Yin Yu dan dua lainnya akhirnya tiba di sana.
"Ini tempatnya!" Yin Yu menatap ke lantai empat gedung ini, mendengar teriakan dengan sangat jelas.
"Nona Zhao!" Yin Yu berteriak: "Kau dengar? Aku Ke Yin Yu!"
Mendengar teriakan itu, Yin Yu langsung bersukacita. Ia buru-buru berlari ke jendela dan melihat ke bawah, ternyata benar tiga orang mereka!
Ada harapan selamat!
"Yin Yu!" Ia segera berteriak, "Tolong aku! Aku terjebak di sebuah kamar, badut... badut itu ingin membunuhku! Cari cara untuk menolongku... Bisakah kalian mencari bantal atau sesuatu untuk diletakkan di bawah, agar aku bisa melompat?"
Yin Yu mengerutkan kening...
Bantal?
Meskipun ada, melompat dari lantai empat, berapa besar gaya tekan yang bisa dinetralisir?
Tapi ia segera mulai mencari cara.
Tiba-tiba Zhao Yushan berpikir, bagaimana jika badut itu masuk ke kamar saat mereka lengah?
Memikirkan ini, ia segera lari ke pintu dan menahan pintu sambil terus berteriak, "Yin Yu... Kumohon tolong aku! Kebaikanmu tak akan kulupakan selamanya!"
Tiba-tiba Zhao Yushan merasakan sesuatu yang tidak beres.
Perlahan, ia menengadahkan kepala.
Badut itu kini bergantung terbalik di langit-langit kamar.
Wajahnya yang dicat aneh itu terbalik menghadap Zhao Yushan, mengeluarkan tawa mengerikan!
## Buku Enam Badut Bab Kesepuluh Mata Kebencian
Sementara itu, di Mal Xinxin, Tang Lanxuan dan Yang Lin bersama yang lain sedang berada di kafe lantai empat. Saat ini banyak pengunjung, membuat Tang Lanxuan agak merasa aman.
“Dokter Tang, jangan gugup,” Yi Wan melihat Tang Lanxuan terus menggosok-gosokkan tangannya, wajahnya tegang hingga puncak, berkata: “Tidak akan ada masalah... Kami pasti akan membuatmu bertahan hidup!”
Yang Lin saat ini tidak berada di dalam kafe, dia berada di luar sambil memegang teropong, terus memperhatikan semua pejalan kaki di atas dan bawah yang bergerak, berusaha menemukan jejak hantu atau roh jahat.
Dan saat ini... Ziye berada di belakangnya.
Tiba-tiba... dia melihat... di kejauhan depan, sebuah maneken plastik dengan wajah hampir seluruhnya retak. Retakan itu bahkan membuat wajah maneken plastik itu tidak bisa dibedakan jenis kelaminnya.
Kemudian...
Seluruh Mal Xinxin tiba-tiba semua orang diam membeku!
Yang Lin juga segera menyadari hal ini, pertanda perubahan ini... adalah wajah setiap orang mulai muncul retakan-retakan besar!
Setiap orang... telah berubah menjadi maneken plastik!
Lampu Mal Xinxin padam seketika! Musik siaran yang sebelumnya diputar juga terhenti mendadak, seketika terjerumus dalam kesunyian tak bertepi!
Tang Lanxuan di dalam kafe langsung terkejut setengah mati, kemudian gemetar ketakutan.
Hua Liancheng dan Yi Wan juga terkejut, meskipun apartemen berjanji misi darah Raja Iblis tidak akan melibatkan penghuni biasa, tapi tetap merasa sangat ketakutan.
Li Yin juga tertegun, memandangi setiap orang yang membeku tak bergerak.
"Orang-orang itu... retakan di wajah mereka terus melebar. Kemudian... satu per satu tentakel merah darah mulai menjulur keluar dari retakan tersebut!"
Mereka berusaha menghindari pejalan kaki yang telah berubah menjadi manekin plastik di sekitarnya, bersiap untuk bergerak ke arah tangga darurat. Di area tangga darurat, seharusnya tidak terlalu banyak orang yang berkumpul.
Namun, semua orang di dalam mal secara tiba-tiba berubah menjadi manekin plastik, dengan wajah yang terus retak dan menumbuhkan tentakel merah darah, benar-benar membuat bulu kuduk merinding.
Untungnya, untuk saat ini jumlah orang yang wajahnya retak dan menumbuhkan tentakel masih sedikit. Namun, pertumbuhan tentakel-tentakel itu sangat cepat dan terus memanjang, jelas... bergerak ke arah tempat Dokter Tang berada!
Ziye yakin... jika diberi cukup waktu, tentakel-tentakel merah darah itu pasti akan menyebar ke seluruh mal!
Tepat saat mendekati pintu masuk tangga darurat lantai ini, saat melewati seorang pria yang telah berubah menjadi manekin plastik, tiba-tiba wajah pria itu menumbuhkan tentakel merah darah yang langsung menjulur ke arah Tang Lanxuan!
Dengan cepat, tentakel itu membungkus tangan kiri Tang Lanxuan!
"Aaa!" Tang Lanxuan langsung terkejut, berusaha melepaskan tentakel itu. Tapi tentakel malah makin erat melilit. Tak lama kemudian, wajah pria itu benar-benar pecah, tiga kepala merah darah mengaum mengerikan, sementara semua tentakel merah darah menjulur keluar dari mulut kepala-kepala tersebut!
Tiga kepala berwarna darah itu, jika dilihat lebih dekat, ternyata semuanya menyerupai bayi!
Tang Lanxuan tertegun melihat tiga kepala merah darah yang mirip bayi, langsung ketakutan setengah mati!
Yang Lin segera mengeluarkan pisau tajam yang sudah disiapkan sebelumnya, menghantam tentakel merah darah itu! Hua Liancheng dan Yi Wan di sampingnya baru sadar, lalu mengeluarkan pisau mereka juga.
Awalnya dikira tentakel merah darah ini akan sulit dipotong, namun... pisau tajam itu langsung memotongnya dengan mudah, hampir tanpa usaha. Yang Lin sendiri tertegun. Hua Liancheng dan Yi Wan bahkan belum sempat mengayunkan pisau.
Saat menatap kembali manekin plastik itu...
Tiga kepala merah darah itu telah menghilang tanpa jejak. Tubuh manusia yang berubah menjadi manekin plastik mulai retak secara masif, akhirnya seluruh tubuhnya hancur berkeping-keping di lantai.
Pemandangan aneh dan misterius ini membuat bulu kuduk merinding.
Pantas disebut instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, hanya untuk membunuh satu orang, ribuan pengunjung mal semuanya diubah jadi manekin plastik?
Di kejauhan, lebih banyak tentakel merah darah mulai menjalar dengan kecepatan yang semakin meningkat. Ziye melihat ke bawah... di lobi lantai satu, pertumbuhan tentakel paling cepat, sudah menutupi seluruh lantai menjadi merah! Tentakel-tentakel itu merambat naik melalui eskalator!
Tanpa ragu lagi, mereka segera lari menuju tangga darurat!
"Saat ini jelas tidak bisa lari ke bawah. Sepertinya semakin ke bawah, kecepatan penyebaran tentakel semakin cepat, jadi hanya bisa naik ke atas. Meskipun mungkin terpojok tanpa jalan keluar, setidaknya kita harus memperjuangkan sedikit waktu."
Di saat yang sama, di lantai dua, tiga, empat... Banyak orang yang berubah menjadi maneken plastik terus menumbuhkan tentakel, kecepatan penyebarannya juga terus meningkat. Warna merah darah mulai memenuhi seluruh pusat perbelanjaan.
Dengan sekali napas, mereka melarikan diri ke lantai paling atas.
Yang mengejutkan, meskipun orang-orang di lantai atas juga berubah menjadi maneken plastik, kerusakan di bagian wajah tidak terlalu parah dan tidak ada tentakel yang tumbuh.
"Elevator... tangga darurat... eskalator... Segala tempat harus ditutup dengan barang-barang! Jangan biarkan tentakel merah darah itu naik! Tahan sampai waktu instruksi tulisan darah berakhir!"
Ziye memberikan instruksi, segera Yang Lin dan yang lain melaksanakannya. Untungnya ini adalah pusat perbelanjaan, mencari penghalang tidak sulit. Hanya saja semua tidak yakin bisa menahan tentakel merah darah dari bawah yang terus naik dalam waktu lama.
Selanjutnya... apa yang harus dilakukan?
Tepat di saat ini, di suatu tempat di lantai ini, berdiri sebuah maneken plastik yang spesial.
Itu adalah... Li Yong, ayah Li Yin!
"Selanjutnya..."
Li Yin memandang ke bawah pusat perbelanjaan yang semakin dipenuhi tentakel merah darah, tiba-tiba merasakan sesuatu...
Tentakel ini...
Sepertinya sangat mirip dengan sesuatu...
Apa ya?
Tapi tidak sempat berpikir panjang, dia berkata pada Yin Ye, Yang Lin, dan Hua Liancheng di belakangnya: "Selanjutnya kita harus melempar semua maneken plastik di lantai ini ke lantai dasar!"
Bagian tengah mal ini berbentuk berongga dan membentuk persegi panjang, sementara area sekitarnya terdiri dari berbagai toko. Desain ini memungkinkan pengunjung di lantai paling bawah untuk melihat langsung ke lantai paling atas. Konfigurasi seperti ini juga sangat memudahkan untuk melempar manekin plastik ke bawah.
Sebenarnya, melempar melalui jendela juga merupakan pilihan, namun Li Yin dan yang lain segera menemukan fakta mengerikan.
Yaitu...
Tidak mungkin dilakukan!
Jika jendela dibuka... yang terlihat di luar bukan lagi Kota K, melainkan kegelapan murni. Membuka jendela berarti mempertaruhkan masuknya sesuatu yang tak diketahui!
Manekin-manekin "plastik" itu ternyata ringan secara tidak wajar, mudah diangkat bahkan lebih ringan dari benda berongga. Dengan jumlah pengunjung yang tidak terlalu banyak di lantai ini, mereka bersama-sama telah melemparkan puluhan manekin ke bawah.
Tang Lanxuan awalnya ingin membantu, namun dihentikan oleh Li Yin: "Dokter Tang, kami tidak akan dilukai oleh Raja Iblis, jadi kami yang paling tepat melakukan ini. Anda cukup menjauh dari manekin-manekin itu."
Saat melempar manekin-manekin itu, Tang Lanxuan tiba-tiba mulai menyadari kemiripan tentakel merah darah tersebut dengan sesuatu.
Tali pusar!
Tali pusar bayi!
Apakah karena berupa tali pusar, maka mudah terputus saat dipotong?
Meski merasa tidak masuk akal, semakin lama Tang Lanxuan memperhatikan semakin yakin. Dia pernah melihat gambar tali pusar, awalnya tidak terpikir, namun saat mengingat kembali proses memotong tentakel tadi...
Sangat mirip dengan tali pusar!
Apa arti semua ini?
“Tali pusar adalah penghubung antara ibu dan bayi, sekaligus simbol kelahiran baru. Tapi, bagaimana mungkin kutukan iblis yang mewakili kehancuran dan kematian ini memiliki tali pusar?”
Realitas yang hampir runtuh ini perlahan-lahan melumpuhkan Tang Lanxuan. Tangannya mencengkeram pagar pembatas, namun penglihatannya semakin gelap.
Seolah-olah wajah iblis raksasa sedang menatapnya dengan dingin.
“Apa kau memang... tidak mau membiarkanku pergi?”
Pada saat itu, Li Yin mendatangi sepuluh maneken plastik terakhir di lantai ini. Ketika dia berdiri di depan maneken berwujud pria paruh baya, tubuhnya langsung kaku seperti tersengat listrik.
“Ayah... Ayah! Kenapa Ayah bisa...”
Li Yin segera meraba maneken plastik yang persis menyerupai ayahnya. Tubuhnya memang sudah mengeras. Ayahnya... benar-benar telah berubah menjadi maneken plastik!
“Tidak... tidak mungkin! Ini mustahil, Ayah, Ayah!”
Dulu, betapapun Li Yin membenci sikap dingin ayahnya dalam mengelola rumah sakit, betapapun dia ingin memutuskan hubungan dengan ayahnya, namun melihat ayahnya menjadi seperti ini, hatinya hancur berkeping-keping.
“Tidak... Tidak! Pasti ada cara, pasti masih ada solusinya!”
Tiba-tiba, kepala Li Yong jatuh terputus dan menggelinding ke kaki Tang Lanxuan!
Saat menghantam lantai, retakan muncul di wajahnya. Lalu... retakan itu terus melebar...
Tentakel merah darah kembali tumbuh dari celah tersebut. Ketika Tang Lanxuan menyadarinya, sebuah kepala berwarna darah sedang berjuang keluar dari celah itu!
Tapi... kepala ini terasa sangat familiar bagi Tang Lanxuan!
Itu adalah wajah seorang wanita.
Tang Lanxuan tidak akan pernah melupakan wajah wanita ini, bahkan namanya masih terukir jelas dalam ingatannya, tidak berani terlupakan sedetik pun.
Kepala wanita itu menatap tajam ke arah Tang Lanxuan, mata penuh dendam dan kebencian memuncak! Dan mata ini... sungguh sangat dikenalnya... persis seperti sepuluh tahun silam!
Dia adalah...
Orang yang dibunuh sendiri oleh Tang Lanxuan.
"Tidak... tidak!"
Tali pusar...
Bayi...
Kejahatan yang ia lakukan sepuluh tahun lalu...
Saat itu, dirinya masih seorang siswa SMP yang periang dan sangat mengikuti tren. Tang Lanxuan sama sekali tidak pernah terpikir untuk menjadi dokter.
Justru sangat tertarik dengan komputer, bercita-cita bekerja di bidang IT.
Hari itu di akhir pekan, ia membeli komputer baru dan pulang dengan perasaan girang.
Langkahnya melompat-lompat riang sepanjang jalan, penuh sukacita membawa komputer barunya.
Dan... nasib malang terjadi tepat di detik itu.
Saat melewati sebuah gang kecil, matanya menangkap sosok wanita hamil. Perutnya tampak sangat besar, sepertinya akan segera melahirkan.
Saat berjalan, dia berusaha menghindari wanita hamil itu, tapi... karena terus melompat-lompat, tiba-tiba kakinya terpelintir, seluruh tubuhnya terjungkal ke depan dan tidak sengaja mendorong punggung wanita hamil itu!
Karena dorongannya terlalu kuat dan wanita itu tidak waspada, tubuhnya langsung miring dan terjatuh keras di permukaan beton!
Wanita hamil itu terjatuh sambil mengeluarkan jeritan melengking, bergulat di tanah sementara darah terus mengalir deras dari bawah tubuhnya.
Tang Lanxuan membutuhkan sekitar lima detik untuk menyadari situasi saat itu...
Tidak, tidak mungkin?
Aku... aku menubruk seorang wanita hamil?
Tang Lanxuan belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Ketakutan melandanya. Awalnya ingin menolong, tapi melihat pendarahan parah, dia mulai ragu.
Darah sebanyak ini... apakah bayinya masih bisa selamat? Kalau begini, bukankah wanita ini dan keluarganya akan menuntutku? Orangtuaku hanya karyawan biasa, sanggupkah membayar ganti rugi? Mungkin akan ada tuntutan hukum, dan... apakah masa depanku akan hancur?
Tidak... jangan!
Tiba-tiba wanita itu menoleh ke belakang. Tatapannya ke Tang Lanxuan dipenuhi kebencian dan dendam yang luar biasa. Seandainya tatapan bisa membunuh, Tang Lanxuan pasti sudah mati berkali-kali!
Tatapan itu membuat ketakutan Tang Lanxuan memuncak. Dia langsung berbalik dan kabur dari gang itu!
Hari itu, setelah pulang ke rumah, dia langsung mengunci diri. Ketakutan terus menghantuinya...
Anak itu pasti tidak bisa diselamatkan... Tapi apakah perempuan itu akan kenapa-kenapa... Seharusnya aku membawanya ke rumah sakit.
Dia mungkin akan mati...
Tidak tidak tidak, mana mungkin keguguran bisa menyebabkan kematian... Pasti tidak apa-apa, ini kecelakaan, kecelakaan, aku tidak bersalah, aku tidak sengaja...
Malam itu, saat menonton berita, hatinya berdebar-debar, takut tiba-tiba muncul berita mengerikan.
Akhirnya... Malam itu dia bermimpi buruk, melihat tatapan penuh kebencian dari perempuan hamil itu, juga bermimpi polisi datang menangkapnya dan diadili di pengadilan...
Keesokan harinya, akhirnya mengetahui kabarnya dari koran sore.
Perempuan hamil itu meninggal.
Saat membaca berita ini, seluruh tubuhnya seperti tersambar petir, kepalanya langsung blank.
Aku... membunuh orang? Membunuh?
## Jilid 6 Badut Bab 11 Raja Iblis
Tang Lanxuan tidak percaya. Dirinya ternyata telah membunuh orang!
Ponsel perempuan hamil itu kebetulan habis baterainya, sementara gang itu terlalu sepi, sehingga teriakannya tidak ada yang mendengar. Dia pingsan dan baru ditemukan lama kemudian lalu dibawa ke rumah sakit. Saat itu karena jumlah perdarahan yang terlalu besar, menyebabkan kematian selama proses penyelamatan.
Hasilnya, disimpulkan bahwa sang ibu hamil terjatuh karena tidak hati-hati saat berjalan, sehingga menyebabkan keguguran. Sama sekali tidak ada yang mencurigai bahwa ini adalah ulah manusia. Bagaimanapun juga, sang ibu hamil tidak memiliki musuh, dan mustahil orang tak dikenal tega menyakiti nyawa kecil yang belum lahir. Selama proses pemindahan ke rumah sakit, sang ibu hamil terus tidak sadarkan diri, hingga meninggal tanpa sempat pulih kesadarannya. Karena itu, dia tidak bisa mengungkapkan bahwa Tang Lanxuan-lah yang menyebabkan dia terjatuh.
Awalnya Tang Lanxuan merasa lega dengan kesimpulan ini, tidak akan ada yang menangkapnya...
Tapi kemudian... muncul rasa bersalah yang mendalam.
Dia bukan orang jahat, bagaimanapun juga kematian ibu hamil itu adalah tanggung jawabnya yang tak bisa dielakkan. Jika saat itu dia segera mengantarnya ke rumah sakit, meski janin tidak tertolong, setidaknya sang ibu mungkin bisa selamat.
Berita ini sama sekali tidak menarik perhatian publik, dan cepat menghilang dari sorotan. Namun, Tang Lanxuan menggunting semua laporan tentang berita tersebut dan menyimpannya di laci. Setiap hari, dia mengeluarkannya dan membacanya kembali.
Aku telah membunuh... dua nyawa!
Setiap hari dia mengingatkan diri sendiri seperti ini.
Meski tak ada yang menuntut kejahatannya, fakta bahwa dia telah membunuh tak bisa dipungkiri. Tapi dia tidak punya keberanian untuk mengaku, karena takut menghadapi kebencian keluarga korban dan kecaman sosial setelah pengakuan. Namun kebebasannya justru menyiksa dengan rasa bersalah, membuatnya sulit makan dan tidur. Setiap hari hidup dalam pergulatan ketakutan dan penyesalan, hingga akhirnya mengembalikan komputer yang dipesannya.
Akibat penyakit mental ini, ujian masuk SMA tidak berjalan baik, akhirnya hanya bisa masuk ke sekolah swasta.
Setahun persis setelah kejadian itu, Tang Lanxuan memilih hari itu untuk diam-diam membakar kertas sembahyang bagi wanita hamil tersebut, meletakkan karangan bunga di dekat gang itu. Bahkan dia menyelidiki keluarga wanita itu - orangtuanya menjerit-jerit tak henti setelah kematian putrinya, kesehatan semakin memburuk, bahkan tak bisa bekerja, setahun kemudian pun belum bisa move on. Sedangkan suaminya meski menderita, sudah mulai pulih.
Setelah menemukan alamat keluarganya, dia hanya berdiri kaku di depan pintu tak berani masuk.
Harus bagaimana? Apa yang bisa dilakukan?
Tebus dosa? Minta maaf? Tindakan seperti apa yang bisa memperbaiki ini?
Dosa-dosanya tak akan pernah tertebus. Berapapun alasan yang dicari, kejahatan yang diperbuat takkan hilang. Tragedi dan kesedihan yang tercipta pun takkan berubah.
Bagaimana caranya dia terus hidup?
Akhirnya Tang Lanxuan membuat keputusan.
Menjadi dokter.
Awalnya berpikir jadi dokter kandungan, tapi laki-laki sulit bekerja di bidang itu. Akhirnya memilih bedah. Tiga tahun SMA dia belajar siang-malam mati-matian, memutuskan masuk universitas kedokteran ternama di Kota K. Orangtuanya terkejut melihatnya meninggalkan cita-cita jadi elite IT, tapi Tang Lanxuan tahu dirinya tak punya hak mengejar mimpi lagi.
Mungkin tindakanku munafik, sekadar mencari pembenaran, tapi tetap lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.
Karena sudah membunuh... harus menyelamatkan lebih banyak orang! Menyelamatkan orang lain adalah kewajibanku! Meski tanpa uang, meski tak ada yang berterima kasih, harus sebisa mungkin menyelamatkan lebih banyak nyawa sampai ajal menjemput. Hidup ini akan kudedikasikan sepenuhnya untuk profesi dokter!
Berkat kerja kerasnya yang nyaris tanpa kenal lelah, setelah pengumuman ujian masuk perguruan tinggi, Tang Lanxuan berhasil masuk Fakultas Bedah Universitas Kedokteran Pertama Kota K dengan nilai absolut tertinggi se-kota. Tidak hanya giat belajar, ia juga sangat menekankan pengalaman klinis. Prestasinya di kampus sangat menonjol, dengan banyak makalah tentang bedah otak, bedah jantung, dan bedah saraf yang mendapat pengakuan dari beberapa profesor.
Bahkan setahun sebelum lulus universitas, beberapa rumah sakit sudah mengajukan tawaran kerja kepadanya.
Saat itu, Rumah Sakit Zhengtian adalah tujuan utama Lan Xuan. Setelah membaca banyak makalah medis Direktur Li Yong yang tajam analisisnya, berbasis data terpercaya dan disusun secara metodologis - jelas ditulis oleh praktisi berpengalaman - ditambah fasilitas rumah sakit yang termutakhir di Kota K, ia sangat berminat bekerja di sana. Namun karena fokus studinya lebih pada pengobatan tradisional Tiongkok, sementara Rumah Sakit Zhengtian lebih memprioritaskan lulusan kedokteran Barat, akhirnya ia memilih rumah sakit tempatnya bekerja sekarang.
Setelah resmi menjabat, Tang Lanxuan sangat ketat dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Dia sangat ramah kepada setiap pasien. Setiap kali menyelamatkan pasien di ruang operasi, dia seperti keluarga pasien sendiri. Bahkan ketika dokter lain menyatakan upaya penyelamatan tidak berhasil, dia masih berusaha mati-matian melakukan segala upaya. Jika pasien akhirnya meninggal di meja operasi, dia bahkan akan menangis bersama keluarga pasien, bahkan beberapa kali membawa bunga untuk menghibur keluarga pasien.
Tentu saja, dalam banyak kasus, operasi yang dia lakukan jarang gagal. Banyak kasus berbahaya dan parah berhasil dia selamatkan satu per satu. Keluarga pasien sering mencoba memberinya amplop merah, tapi dia selalu mengembalikan seluruhnya setelah operasi selesai. Baginya, nyawa tak ternilai harganya, apalagi dirinya sama sekali tidak berhak menerima uang karena telah menyelamatkan seseorang. Bahkan menerima sedikit pun dari amplop merah itu adalah hal yang tak termaafkan.
Banyak perilakunya dianggap dibuat-buat, sehingga justru membuatnya tidak disukai. Tapi Tang Lanxuan tidak pernah memperhatikan hal ini. Baginya, yang terpenting hanyalah menyembuhkan pasien, sisanya semua adalah kesia-siaan.
Tang Lanxuan bisa dengan mudah melupakan pasien yang berhasil dia selamatkan. Tapi untuk pasien yang dia tangani namun akhirnya meninggal, dia tidak akan pernah melupakan: nama, wajah, kepribadian, hobi, bahkan tanggal ulang tahun, golongan darah, hingga nama keluarga mereka semuanya diingatnya dengan sangat detail. Setiap tahun saat tahun baru, dia akan mengunjungi keluarga pasien yang telah meninggal itu untuk mengantar bunga dan hadiah tahun baru.
Aku hidup untuk menyelamatkan orang, untuk melanjutkan kehidupan. Ini tentu tidak bisa menebus atau menghapus dosa-dosaku, tapi lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.
Bahkan setelah tidak sengaja memasuki apartemen, Tang Lanxuan tetap tidak menyerah.
Bagi dirinya yang telah menjadi dokter dan memutuskan untuk terus menebus dosa, ketika orang di sekitarnya menghadapi bahaya maut, dia sama sekali tidak bisa berpaling. Meski harus mempertaruhkan nyawa, dia harus menyelamatkan mereka!
Karena itu, saat Yang Lin terjatuh dari tebing di Gunung Huayan dulu, di mata Lan Xuan, itu seperti melihat wanita hamil yang dia dorong sepuluh tahun silam...
Sepuluh tahun lalu, dia melarikan diri.
Sepuluh tahun kemudian, bisakah dia mundur lagi?
Jadi meski menghadapi bahaya maut, dia tetap memegang erat tali dan melompat dari tebing setinggi 200 meter untuk menyelamatkan Yang Lin! Hampir tidak ada keraguan sama sekali!
Tapi...
Tapi...
Meski telah menyelamatkan banyak orang, bahkan mengorbankan segalanya...
Kepala berwarna darah yang memancarkan kebencian yang persis sama dengan sepuluh tahun silam ini, kembali menjerumuskannya ke jurang ketakutan...
Dirinya adalah pendosa... yang takkan pernah termaafkan!
Telah membunuh bayi yang belum lahir, dan seorang ibu...
Tali pusar yang melambangkan bayi baru lahir itu, berlumuran darah, mulai melilit kaki Tang Lanxuan dan merambat ke atas... "Anda... ada apa, Dokter Tang?"
Suara Li Yin membuat Tang Lanxuan langsung tersadar, menatap ke lantai... Masih kepala manekin plastik yang terpisah itu, tanpa retakan sama sekali.
Halusinasi?
Tidak... Tang Lanxuan yakin itu bukan halusinasi!
Itu adalah kejadian nyata!
Meski sudah sepuluh tahun berlalu, wanita hamil itu beserta anaknya tetap berubah menjadi "hantu" yang terus-menerus mengutuk dan membenci dirinya!
Ziye melemparkan manekin plastik terakhir ke bawah.
Akhirnya, tidak ada lagi bahaya dari lantai ini.
Tiba-tiba, semua orang melihat... Layar di atas pintu lift mulai berkedip dari angka 1, lantai... terus naik!
Saat itu juga, setiap orang seolah merasakan kegelapan menyelimuti langit dan bumi, jiwa mereka seperti terlepas dari tubuh, bahkan tidak bisa merasakan keberadaan diri sendiri. Yang terlihat hanyalah kegelapan... Semakin tinggi angka lantai lift, sensasi ini semakin kuat!
"Ini salahku..." Tang Lanxuan memeluk kepala dan terjatuh, berkata: "Dosa yang kulakukan sepuluh tahun lalu... Tak termaafkan, inilah hukumanku!"
Semua orang kini merasakan kegelapan besar menyelimuti mereka. Baik Li Yin, Ziye, Yin Ye, maupun Yang Lin... Bahkan meragukan apakah mereka masih hidup.
"Raja Iblis"... "Raja Iblis" akan masuk!
Tang Lanxuan juga merasa pandangannya diselimuti kegelapan tak bertepi. Satu-satunya yang jelas terlihat adalah angka di layar lift...
7……8……9……
Jumlah lantai lift terus meningkat!
Tang Lanxuan kini sudah berlutut di lantai, ketakutan dan keputusasaan hampir menghancurkan dirinya...
Dia seperti patung yang berlutut di lantai, matanya menatap tak bergerak ke pintu lift di kejauhan...
Tak ada seorang pun yang bisa menyelamatkannya. Enam orang lainnya bahkan sulit mempertahankan kesadaran. Semua tak bisa bergerak, hanya bisa menyaksikan angka lantai lift terus naik.
Mata Tang Lanxuan sudah dipenuhi kepucatan dan keputusasaan.
Saat itu, setiap sudut Mal Xinxin mulai retak dan membusuk, celah-celah di lantai tak terhitung jumlahnya. Seiring angka lantai lift yang terus naik, Tang Lanxuan akhirnya merasakan teror paling mengerikan.
"Aku... aku..."
Lantai atas Mal Xinxin mulai ambruk, bangunan mulai miring. Anehnya, meski banyak bagian atap yang ambrol dan runtuh karena pembusukan, penghuni lain tidak terjatuh. Mereka seperti melayang-layang mengabaikan gravitasi.
Setiap inci bangunan ini sudah tidak ada yang utuh lagi.
Ini... adalah neraka.
Kemudian... pintu lift terbuka. Rintangan-rintangan itu rubuh berdebuman. Seluruh mal mulai runtuh, pecahan-pecahan besar berjatuhan.
Tapi di dalam lift... kosong tak berpenghuni.
Namun... hanya Tang Lanxuan yang menatap ngeri ke depan, ekspresinya sudah sepenuhnya kejang.
Lalu, waktu seakan berhenti. Setiap orang seperti dipindahkan ke dimensi lain. Di depan mata mereka, seluruh pemandangan membeku. Pecahan reruntuhan dan batu-batu menggantung di udara. Tang Lanxuan berlutut di lantai, menghadap pintu lift yang masih terbuka lebar namun kosong.
Perlahan pemandangan di depan mata semakin kabur... kabur... kabur... Hingga akhirnya semua orang merasa pusing. Saat sadar, mereka mendapati diri berada di lantai 4 Mal Xinxin yang terang benderang dengan lalu lalang pengunjung. Musik lembut masih mengalun dari speaker. Seolah kejadian tadi tak pernah terjadi.
Semua orang tercenung bagai baru terbangun dari mimpi buruk, menatap mal yang ramai di depan mata.
Pada detik itu, Li Yin tiba-tiba memahami segalanya.
Tali pusar berdarah, kepala bayi, dan sorot mata terakhir wanita hamil yang tak pernah dilupakan Dokter Tang selama 10 tahun... Semua itu mungkin merupakan obsesi paling dalam dalam hati Dokter Tang. Obsesi ini menjelma menjadi fenomena horor nyata ketika ia memutuskan menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis!
Sebenarnya, baik ibu hamil itu maupun janin dalam kandungannya, mungkin sama sekali tidak berubah menjadi hantu dan menyimpan dendam terhadap Dokter Tang. Melainkan karena Dokter Tang tidak bisa lepas dari mimpi buruk dosa yang ia perbuat, dengan anggapan sepihak bahwa dia dan bayi dalam kandungannya tidak akan memaafkannya.
Dokter Tang, sebenarnya hancur oleh iblis dalam hatinya sendiri...
Para pelanggan yang berubah menjadi manekin plastik di Mal Xinxin sebenarnya semuanya dalam keadaan selamat. Li Yin segera berlari ke lantai atas, terus mencari, dan akhirnya melihat bayangan punggung ayahnya di depan toko pakaian lantai atas! Ayahnya, benar-benar masih hidup! Melihat pemandangan ini, Li Yin tidak bisa menahan air matanya. Tiba-tiba ayahnya menoleh, Li Yin segera membalikkan badan dan berjalan menuruni tangga.
Syukurlah... Syukurlah... Ayah, dia masih hidup...
Tapi, Dokter Tang, benar-benar telah menghilang...
Semuanya berakhir...
Misi darah Raja Iblis, akhirnya berakhir seperti ini...
Adegan kembali beralih ke Kota Zhiyong yang sudah hampir tidak berbeda dengan neraka.
Saat itu... Ke Yinyu tiba-tiba merasakan menggigil!
"Ada apa, Nona Ke? Wajahmu terlihat pucat," tanya Liang Bing di sampingnya. "Kita... sekarang harus bagaimana? Naik atau..."
Tiba-tiba, suara pecahan kaca yang nyaring terdengar, lalu sesuatu jatuh dan menggelinding ke lantai.
Itu adalah...
Kepala Zhao Yushan!
Ketiga orang itu tercengang melihat pemandangan ini, lalu... kaki mereka tanpa sadar mulai mundur...
Ingin berteriak, tapi... suara seperti tertahan di tenggorokan.
Saat ini, Zhang San masih berkeliaran di jalan-jalan Kota Zhiyong.
Retakan di tanah semakin melebar, bau busuk seperti mayat membusuk semakin menyengat.
Retakan-retakan di tanah ini mulai membuat Zhang San merasa merinding.
Bagian tanah yang retak mulai menggelembung dan menonjol terus-menerus, saat diinjak... rasanya bukan seperti menginjak tanah...
...melainkan seperti menginjak daging manusia.
Retakan yang mengeluarkan bau anyir itu terlihat seperti luka di tubuh manusia. Karena... sudah jelas terlihat darah yang terus merembes dari celah-celahnya.
Perubahan aneh ini mulai merambat ke dinding bangunan di sekitarnya.
Seluruh tembok luar bangunan yang terlihat mata mulai retak-retak, bagian yang pecah itu anehnya menonjol dan terus mengeluarkan cairan darah.
Perubahan mengerikan ini masih terus berlanjut.
Yin Yu dan dua rekannya yang baru saja kabur dari gedung itu juga menyadari perubahan aneh di tanah dan tembok.
Bau busuk sudah mencapai tingkat yang tak tertahankan, tanpa menutup hidung mustahil untuk bergerak. Jika memejamkan mata, tak seorang pun akan meragukan bahwa mereka berada di kuburan massal.
Yin Yu pun mulai merasakan bahwa ada yang tidak beres.
“Pertama, seluruh penduduk kota kecil ini menguap secara misterius… Lalu muncul bulan jahat yang aneh ini… Kemudian… Seluruh kota seolah berubah menjadi pemandangan menyeramkan bagaikan neraka…”
Kota Zhiyong jelas-jelas adalah kota nyata yang benar-benar ada, sebelumnya sudah diselidiki secara menyeluruh.
Lalu… Mengapa semua penduduk kota ini harus dihapuskan? Perlukah membunuh begitu banyak orang? Fenomena seperti ini sangat jarang terjadi. Bahkan jika hantu menyebar ke orang non-penghuni, umumnya paling banyak hanya belasan korban, melebihi 30 orang saja sudah sangat langka, tapi kali ini…
Mungkinkah ini ada hubungannya dengan kemunculan Raja Iblis?
Sensasi menginjak tanah… Semakin terasa aneh. Liang Bing yang pertama tidak bisa menahan diri, berjongkok dan meraba tanah…
“Bagaimana mungkin… Tekstur ini…”
Zhang San mulai menyadari perubahan mengerikan.
Pada banyak gumpalan yang terbelah oleh retakan, mulai muncul…
Ciri-ciri wajah manusia!
Baik di tanah maupun dinding, wajah-wajah manusia muncul dalam jumlah besar. Konturnya sangat jelas, membuat bulu kuduk meremang.
Yang paling mengerikan adalah mata pada wajah-wajah itu. Sorotan mata itu seolah… Semua tertuju pada Zhang San!
Sekitar setengah jam kemudian… Zhang San menyaksikan pemandangan yang sangat mengerikan.
Di dinding luar sebuah gedung, wajah-wajah mengerikan yang sudah terbentuk sempurna berdesakan, terus-menerus menyembul dari dinding. Sorotan mata mengerikan itu tak henti-hentinya mengikuti Zhang San!
Ratusan sorotan mata itu seolah memiliki kekuatan magis, membuat Zhang San sama sekali tidak bisa bergerak!
## Jilid 6 Badut Bab 12 Jalan Keluar Misi Darah
Ke Yinyu mulai menyadari bahwa perubahan kota kecil ini semakin berkembang. Bagian tanah yang menonjol tidak hanya semakin menyerupai gumpalan daging, tapi juga...
Dia merasakan bahwa bayangan badut itu... sepertinya semakin mendekat padanya!
Apakah badut... memiliki hubungan dengan jalan keluar misi darah?
Meski tidak yakin, Ke Yinyu tidak bisa mengesampingkan kemungkinan ini.
Badut biasanya diasosiasikan dengan kelucuan, lelucon, sirkus... Tentu, istilah seperti "badut loncat-loncat" merupakan sindiran dan penghinaan terhadap manusia.
Sindiran? Penghinaan?
Apakah jalan keluar adalah dengan mengejek dan mengolok-olok badut itu? Sehingga badut tidak bisa menyakitimu?
Tapi bagaimana cara mencobanya? Siapa berani mengejek badut itu? Lagipula apakah jalan keluar benar-benar sesederhana itu?
Bagaimana dengan bahasa itu sendiri? Bahasa Inggris badut adalah "clown", apakah ada makna mendalam?
Selain itu, nama "Kota Zhiyong"...
"Liang Bing, Zhang Xing," Ke Yinyu menoleh bertanya, "Apa kesan pertama kalian tentang kata 'Zhiyong'?"
"Zhiyong..." Liang Bing memiringkan kepala sambil berpikir, "Sampai selamanya... mungkin? Selamanya? Kedengarannya menyeramkan, mendengar kata 'selamanya' dalam situasi seperti ini..."
"Selamanya... berarti kekal?" Zhang Xing menambahkan pandangannya, "'Zhi' mungkin bisa diartikan sebagai jujur, lurus... Maksudnya benar, selamanya... kebenaran abadi? Kedengarannya juga aneh."
“Kalau dalam bahasa Inggris... lurus, langsung, tegak lurus... Straight; selamanya adalah... Forever. Huruf pertamanya... S... F...”
Hm?
SF？
Umumnya di internet, SF adalah singkatan dari "sofakursi", artinya balasan pertama di sebuah thread. Tapi... mungkin tidak ada hubungannya dengan ini?
Bisa juga diartikan sebagai fiksi ilmiah (science fiction). Fiksi ilmiah? Memang sangat "fiksi", tapi unsur "ilmiah"-nya tidak terlihat.
Tidak ada makna apapun yang terkait dengan "badut" (clown).
Untuk sementara waktu, situasi menjadi buntu.
Tiba-tiba, sesosok bayangan muncul di jalanan gelap di depan.
Awalnya ketiga orang itu kaget, tapi setelah dilihat lebih dekat, ternyata itu Zhang San.
Tapi yang aneh... Zhang San tidak memakai baju, dan cara berjalannya juga aneh.
"Kalian... bisa bantu lihat bagian belakang tubuhku? Rasanya... aneh sekali?"
Zhang San berhenti saat jaraknya dengan ketiga orang itu kurang dari lima meter, lalu tiba-tiba membalikkan badannya.
Seketika, mata ketiga orang itu membelalak!
Puluhan wajah-wajah yang menyeramkan sedang menggeliat di punggung Zhang San, menutupi seluruh bagian belakangnya, mungkin sekitar dua tiga puluh wajah!
Tapi yang lebih mengerikan masih ada di belakang.
Wajah-wajah yang terus mengembang itu tiba-tiba meneriakkan suara keras, punggung Zhang San meledak, dan wajah-wajah itu terus merayap keluar.
Dari daging yang robek, sebuah wajah yang dicat sangat aneh tiba-tiba muncul sepenuhnya!
Badut yang tak henti-hentinya mengganggu itu muncul lagi di hadapan mereka!
Tubuh gemuk Zhang San kini telah berubah menjadi tumpukan daging yang tercabik-cabik.
Wajah yang dihias dengan sangat aneh, pakaian yang tidak pantas, sepatu bot hitam, dan tubuh yang dipenuhi noda darah.
Di bawah sinar bulan yang aneh dan mengerikan, badut itu menggelengkan kepalanya dengan gerakan yang lucu. Tapi... bagi Yin Yu dan dua orang lainnya, pemandangan itu justru terlihat lebih menakutkan daripada apapun!
Setelah terkejut sesaat, hanya ada satu kata yang terlintas di benak ketiganya...
Lari!
Zhang Xing adalah yang pertama bereaksi. Begitu melihat badut itu muncul, dia langsung berbalik dan lari terbirit-birit. Liang Bing yang sempat kaget sebentar, juga segera lari menyusul.
Yin Yu juga tidak kalah cepat. Begitu melihat jelas wajah badut itu di bawah sinar bulan, dia langsung berbalik dan mulai berlari.
Saat mulai lari, dia sudah menghafal seluruh ciri-ciri fisik badut itu dengan sempurna.
Meski tidak tahu apakah ini merupakan "jalan keluar" yang diberikan apartemen, tidak ada salahnya untuk mencoba.
Tunggu...
Aneh sekali...
Yin Yu tiba-tiba mulai menyadari sesuatu yang aneh...
Perlahan muncul sebuah dugaan di hatinya. Meski belum tahu apakah ini benar, tapi layak untuk dicoba!
Mengapa kita hanya pasif takut terhadap keberadaan apartemen ini?
Mengapa harus terus mundur menghadapi 10 misi darah, dan merasa tak berdaya menanti kematian? Mengapa semakin banyak misi darah yang terlampaui, semakin sedikit penghuni yang bertahan?
Karena ketakutan.
Ketakutan adalah kutukan terbesar yang diberikan apartemen ini kepada para penghuninya.
Ke Yinyu sudah lama memahami belenggu yang digunakan apartemen untuk mengendalikan pikiran penghuni. Belenggu itu jauh lebih menakutkan daripada hantu atau iblis mana pun.
Kebebasan yang dirampas, ketiadaan pilihan, dimanipulasi layaknya mayat hidup - pembentukan pola pikir ini sejak awal telah menjebak penghuni dalam sangkar psikologis.
Aku terpaksa menjalankan misi darah ini...
Dan dengan menjalankan misi darah ini, pasti aku akan mati...
Pola pikir yang terbentuk sejak awal ini merampas keinginan untuk bertahan hidup, sementara terus menerus menghancurkan kepercayaan diri dengan kehadiran hantu dan teror yang muncul bertubi-tubi.
Tapi apa sebenarnya fakta yang terjadi?
Hantu sebenarnya tidak aktif mengambil nyawa manusia. Analisis terhadap berbagai contoh instruksi tulisan darah menunjukkan, apartemen justru aktif memberikan peringatan dan petunjuk melalui berbagai cara. Kehadiran hantu bahkan terkadang secara tidak langsung menunjukkan jalan keluar.
Namun tetap saja sangat sedikit yang mau menghadapi kenyataan ini. Dibandingkan petunjuk jalan keluar dari apartemen, yang lebih mereka lihat adalah kematian dan teror tak terelakkan dari misi darah.
Manusia tidak mungkin mengalahkan hantu. Bagaimanapun caranya, mustahil untuk membunuhnya. Keberadaannya yang seperti bersifat idealis ini membuat kekuatan manusia tak mampu melawan, hingga akhirnya terbelenggu oleh rasa takut yang ditanamkan apartemen.
Yang sering membunuh penghuni sebenarnya adalah diri mereka sendiri, bukan apartemen.
Jika bisa menganalisis dengan tenang dan melihat jelas jalan keluar, bukan tidak mungkin untuk selamat.
Sayangnya, hanya segelintir penghuni seperti Xia Yuan, Li Yin, dan Ying Ziye yang memahami kebenaran ini.
"Yin Yu dan kakaknya Yin Ye sudah sejak lama melakukan banyak penelitian tentang apartemen, dan menemukan bahwa banyak dari teror instruksi tulisan darah sebenarnya diciptakan sendiri oleh para penghuni."
Kekuasaan tak terbatas apartemen yang mengontrol segalanya telah membentuk ketakutan buta para penghuni terhadap misi darah.
"Sebagian besar instruksi tulisan darah terlihat semakin sulit di permukaan, tapi sebenarnya hanya peningkatan tingkat keanehan dan kesulitan melarikan diri, tidak mempengaruhi penyelesaian jalan keluar terhadap misi darah." Yin Ye menunjuk berbagai jenis misi darah yang terdaftar di komputer, berkata: "Dan hantu jelas tidak aktif menyerang manusia, interval kemunculannya selalu lama. Terkadang bahkan bisa dengan mudah membunuh penghuni, tapi memilih cara berbelit-belit. Apartemen... jelas memberikan waktu bagi penghuni untuk menganalisis jalan keluar."
"Tapi tidak bisa dipahami... apa tujuan apartemen ini?" Yin Yu bertanya: "Di satu sisi memaksa penghuni menghadapi hantu, di sisi lain membuat mereka belajar menganalisis jalan keluar..."
"Benar tidak bisa dimengerti, seperti permainan bertahan hidup. Tapi, kebanyakan penghuni karena ketakutan sulit menganalisis jalan keluar dengan tenang, terkadang meski sudah menganalisis tidak berani mencoba. Meski sebagian besar jalan keluar tidak mudah dianalisis, tapi setelah berhasil dianalisis, tingkat kesulitan pelaksanaannya tidak terlalu tinggi. Jadi secara teori, menyelesaikan 10 misi darah bukan hal mustahil."
Setelah dianalisis perlahan terungkap...
Hantu hampir tidak pernah membunuh penghuni tanpa memberikan petunjuk jalan keluar sama sekali. Hanya ketika petunjuk jalan keluar diberikan, barulah mereka memulai pembunuhan.
Desa You Shui: Saat pertama kali Li Yin melihat wajah hantu perempuan putih di dalam ember A Xiu, itu adalah peringatan bahwa hantu perempuan berada di dekat A Xiu. Ini merupakan petunjuk "jalan keluar" untuk "jangan mendekati A Xiu".
Rumah Hantu: Mengisyaratkan bahwa roh jahat bersembunyi di dalam rumah, menemukan perwujudannya akan memungkinkan untuk pergi. Mengimplikasikan "meski bisa meninggalkan rumah hantu setelah menemukan perwujudannya, tetap akan terjerumus dalam bahaya".
Petak Umpet: Sudah ada petunjuk dalam misi darah.
Sumpah: Jalan keluar masih belum jelas.
Pulau Bulan Perak: Hantu perempuan berjubah merah tanpa pupil yang awalnya menyangga pinti toilet, memberikan petunjuk jalan keluar "hantu tidak berwujud". Selanjutnya banyak petunjuk tersamar yang terus mengisyaratkan hal ini. Jelas cara pembunuhan hantu perempuan selalu samar, jika benar-benar ingin membunuh mereka semua, sudah bisa dilakukan sejak awal.
Lalu bagaimana dengan kali ini?
Apartemen pasti juga memberikan petunjuk jalan keluar dalam misi darah. Di suatu tempat..."Kota Zhiyong"..."Badut"..."Tengkorak Bulan Iblis"..."Kota yang sepi tanpa penghuni"..."Tulang-belulang Zhang Xing dan Liang Bing"..."Tanah yang membusuk"...
Kecuali item terakhir, semua fenomena yang diduga sebagai petunjuk telah muncul sebelum Zhao Yushan dibunuh.
Saat tiba di Kota Zhiyong...di perjalanan, Zhao Yushan sudah menemukan badut.
Menemukan...badut?
Badut!
Yin Yu hampir berteriak.
Jadi begini!
Jalan keluar misi darah apartemen mungkin adalah ini!
Badut itu masih terus mengejar dari belakang, tapi Yin Yu sudah tidak takut lagi. Dia menghentikan langkah dan menghadapi badut.
Badut itu perlahan mendekatinya.
“Jangan berpura-pura.” Yin Yu tersenyum dingin, berkata: “Aku tidak takut padamu.”
Liang Bing dan Zhang Xing berlari beberapa langkah, melihat Yin Yu tidak mengejar, segera menoleh ke belakang... Yin Yu ternyata berdiri tegak persis di sana.
“Kau hanyalah... bayanganku sendiri.”
Zhao Yushan mengaku melihat seorang badut.
Sejak saat itu Yin Yu mulai menyadarinya.
“Zhang Xing! Liang Bing!” Yin Yu tiba-tiba berteriak: “Dengarkan baik-baik! Di hadapan kalian, apa itu?”
Kemudian, ia menunjuk tajam ke arah badut yang kini hanya berjarak lima meter darinya!
“Kau... gila?” Zhang Xing berteriak: “Kalau tidak lari, kami tinggalkan kau!”
Badut yang semakin mendekat, wujudnya... berubah distorsi seiring perubahan pemikiran Yin Yu. Wajah yang dicat aneh itu mulai mengembang, terlihat semakin menggelikan.
Ternyata benar...
Ketakutan adalah "hantu" terbesar di Kota Zhiyong ini.
Badut, hanyalah salah satu monster yang dilahirkan dari kehendak ini.
“Katakan!” Yin Yu terus berteriak: “Ini menyangkut jalan keluar kali ini!”
“Tentu... tentu saja badut! Wajah kehijauan, hidung merah besar, baju warna-warni...”
Hijau?
Yin Yu memandang badut itu... Baik tadi maupun sekarang, wajah badut ini... sama sekali tidak ada warna hijau!
Bicara tentang badut, apa yang terlintas?
Wajah penuh warna-warni, memakai hidung merah besar, baju norak... Begitulah kesan pertama kebanyakan orang tentang badut.
"Namun, wajah yang spesifik selalu berbeda-beda tergantung individu. Jika dibayangkan secara detail, perbedaannya semakin besar."
"Saat itu, penampilan badut itu semakin berubah, tubuhnya bahkan mulai mengembang seperti balon yang ditiup."
"Ternyata benar..."
Yin Yu akhirnya memastikan... badut ini bukanlah makhluk nyata. Melainkan... "ketakutan" dalam hati mereka yang memunculkan...
Mimpi buruk.
"Ini bukan Kota Zhiyong..."
Saat terbangun, melihat Zhao Yushan juga tertidur. Apakah dia... benar-benar tertidur karena kelelahan? Tidak, bukan itu.
Tidurnya sengaja diatur oleh apartemen. Sekeras apapun berusaha tetap sadar, pasti akan tertidur juga.
Lalu... sampai sekarang belum juga bangun.
Yin Yu berkata kepada dua orang di belakangnya: "Kita... sedang berada dalam mimpi. Kita semua tertidur di kamar Kota Zhiyong itu. Di sini... adalah dunia mimpi."
Kota Zhiyong yang sepi tanpa penghuni... bulan yang angker... tanah retak-retak... wajah manusia yang menggeliat... semuanya hanyalah ilusi dalam mimpi.
Mungkin badut itu hanya manusia biasa yang tidak sengaja dilihat Zhao Yushan, namun berubah menjadi hantu mengerikan dalam mimpi.
Jalan keluar adalah... menyadari bahwa ini hanyalah mimpi belaka.
Tapi diperkirakan jika terbunuh dalam mimpi, berarti benar-benar mati.
"Mimpi?" Liang Bing terkejut, di matanya badut itu masih terus mendekat.
Adakah mimpi yang begitu nyata?
Bersamaan dengan itu, retakan di tanah terus memperbaiki diri, bau anyir itu pun hilang sama sekali.
"Ternyata... kemauan sendiri bisa mempengaruhi mimpi."
Namun, pada umumnya mimpi dapat diakhiri dengan keinginan kuat dari pemimpi. Kebanyakan orang tidak menyadari sedang bermimpi saat mengalaminya, baru setelah bangun dan mengingat kembali mereka merasa itu adalah mimpi.
Seketika, Yin Yu merasakan dunia di sekitarnya runtuh... Lalu, dia membuka matanya!
Saat ini dia terbaring di kamar penginapan Kota Zhiyong.
Melihat ke samping, dia melihat... mayat Zhao Yushan tergeletak di lantai dengan kepala menggelinding di sisi lain.
Dia dibunuh oleh "badut" dari mimpinya sendiri.
Mimpi buruk itu telah berakhir.
Alasan Yin Yu menyadari ini adalah mimpi karena dia menemukan... citra badut tersebut, baik wajah maupun pakaiannya, persis sama dengan gambaran mental yang dia bayangkan saat pertama kali mendengar Zhao Yushan menyebutkan tentang badut.
Tidak mungkin ini kebetulan!
Yin Yu berlari keluar kamar ke koridor, bertemu Liang Bing yang menggendong Zhang Xing. Dia berteriak: "Kita pergi! Waktu dalam mimpi meski singkat... tapi hari ini sudah 9 Januari!"
Perbedaan aliran waktu antara mimpi dan realita begitu besar? Menyeramkan, jika terbangun lebih lambat sedikit saja, begitu 48 jam habis semuanya akan berakhir.
Harus segera kembali ke apartemen!
Di luar langit sudah gelap gulita.
Melarikan diri ke luar penginapan, masuk ke mobil dan menaruh Zhang Xing di kursi belakang, Yin Yu berkata pada Liang Bing: "Saya yang menyetir, Tuan Liang tolong bangunkan Zhang Xing..."
Kemudian dia duduk di kursi pengemudi, langsung menyalakan mesin dan menginjak gas.
Tak lama kemudian, mobil meninggalkan Kota Zhiyong, tapi saat ini Zhang Xing masih tak bisa bangun. Wajahnya sangat menderita, seolah masih bergumul dalam mimpi buruk. Tampaknya, tanpa meyakini diri sedang dalam mimpi, mustahil untuk terbangun.
Mungkin dia masih dikejar badut dalam mimpinya... oleh "badut" yang sebenarnya tidak ada itu...
Langit tiba-tiba dipenuhi awan gelap, sinar bulan dan bintang-bintang pun tertutupi.
Kemudian... hujan rintik-rintik mulai turun, dan segera berubah menjadi hujan lebat!
"Ini..." Yin Yu menatap air hujan yang terus menerpa kaca jendela mobil, hatinya berdebar-debar... Harus diakui, hujan yang semakin deras ditambah langit yang semakin gelap membuat jalan di depan hampir tak terlihat.
Liang Bing masih terus memanggil-manggil Zhang Xing di kursi belakang, tapi tetap tak bisa membangunkannya. Mungkin selain menyadari ini adalah mimpi, tak ada cara lain untuk membangunkan Zhang Xing.
Apa yang harus dilakukan?
Hujan yang semakin deras justru membuat jantung Yin Yu berdebar kencang.
Dan kemudian, hal yang lebih mengerikan terjadi.
Karena langit semakin gelap, jarak pandang di depan terus berkurang. Mobil tiba-tiba menabrak batu besar yang menonjol, guncangan keras membuat Yin Yu tak bisa mengendalikan kemudi. Mobil itu menghantam pohon pinus tua! Karena situasi darurat dan tak sempat memakai sabuk pengaman, seluruh tubuhnya terbentur kaca jendela lalu terjatuh ke belakang, tak sadarkan diri!
Liang Bing juga terhantam keras, tapi tidak terluka parah. Melihat Yin Yu pingsan, dia mulai merasa panik.
Tidak ada pilihan, dia membuka pintu mobil dan mendekati depan, berusaha membangunkan Yin Yu. Tapi... sebanyak apapun dia mengguncangnya, tidak ada reaksi.
"Hey, hey, hey... Jangan-jangan? Apakah Nona Ke sekarang..."
Yin Yu yang tak sadarkan diri merasa kesadarannya terlempar ke jurang tanpa dasar. Tiba-tiba, saat membuka mata lagi... dia kembali berada di jalanan Zhi Yong Zhen yang menyeramkan dalam mimpi buruknya!
Retakan berbau busuk terus bermunculan di tanah, sementara bulan tengkorak angker di langit terlihat semakin membesar, seolah sangat dekat dengan bumi.
Ekspresi bulan tengkorak yang terus membesar itu semakin terdistorsi, tampak mengerikan.
Yin Yu tahu... dia kembali terjebak di dunia mimpi buruk ini! Bahkan setelah meninggalkan Zhi Yong Zhen, keadaan tetap sama.
Aku harus bangun... Aku harus bangun...
Tapi tidak ada gunanya.
Mungkin karena efek pingsan akibat benturan, dalam kondisi seperti ini sulit untuk sadar. Dan jika mati dalam mimpi buruk ini, di dunia nyata juga akan mati - ini sudah pasti!
Dia tetap harus menghadapi badut mengerikan dalam mimpi buruk ini!
Yin Yu dan yang lain merasa hanya satu hari berlalu dalam mimpi, tetapi kenyataannya sudah beberapa hari. Setelah kembali ke apartemen dari Pusat Perbelanjaan Xinxin, Yin Ye terus mencoba menghubungi Yin Yu melalui telepon, namun tidak berhasil. Dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi, akhirnya memutuskan pergi sendiri ke Kota Zhiyong! Namun, tak disangka gunung yang menjadi jalur menuju Kota Zhiyong tiba-tiba mengalami tanah longsor akibat banjir bandang. Hingga hari ini, jalan baru benar-benar dibersihkan dan bisa dilalui.
Ke Yin Ye sudah menanti-nanti momen ini dengan sangat gelisah. Setelah jalan dibuka, dia segera menyetir ke Kota Zhiyong sambil terus menelpon Yin Yu.
Tapi tetap tidak ada yang mengangkat.
Hujan deras yang terus mengguyur membuat Ke Yin Ye semakin khawatir.
Dengan menginjak gas sekuat tenaga, Yin Ye bergegas mengejar sambil terus berdoa agar Yin Yu selamat. Dia selalu berharap bisa menemukan petunjuk jalan keluar melalui instruksi tulisan darah, sehingga Yin Yu bisa melewati misi darah dengan lebih mudah.
Demi Yin Yu, dia rela melakukan apa pun dan mengorbankan segalanya.
Yin Yu perlahan mulai menyadari...
Jalan semakin menyempit, sementara rumah-rumah di kedua sisi semakin mendekat... Perasaan ini sangat tidak nyaman, terutama saat melihat retakan di dinding luar rumah yang menyerupai wajah manusia.
Bagaimana cara bangun dari mimpi buruk ini? Menunggu sampai terbangun secara alami? Jika begitu, bagaimana menghadapi badut itu? Atau mungkin akan ada hantu yang lebih mengerikan dalam mimpi ini?
Bagaimanapun juga, ini pasti merupakan mimpi buruk.
"Pada saat ini, tiba-tiba muncul persimpangan jalan di depan."
"Kemunculan persimpangan jalan ini membuat Yin Yu merasakan aura mistis."
"Dia perlahan... perlahan... berjalan ke tengah persimpangan, sementara bulan tengkorak raksasa kini telah membesar hingga tingkat yang tak terpercaya, seolah-olah berada hanya 100 meter di atas kota kecil ini."
"Yin Yu yang berdiri di tengah persimpangan merasakan gelombang hawa pembunuhan yang mencekam dari empat penjuru."
"Tak bisa dilawan, tak bisa dihindari!"
"Namun tiba-tiba terjadi fenomena yang lebih mengerikan lagi bagi Yin Yu."
"Dari keempat arah persimpangan... muncul bayangan-bayangan hitam."
"Di bawah sinar bulan yang angker, bayangan-bayangan itu segera terlihat jelas."
"Semua bayangan itu... adalah... badut-badut yang berjalan dengan langkah aneh!"
"Tak bisa dihindari! Dari segala arah, ada badut-badut!"
"Yin Yu mulai merasakan keputusasaan..."
"Bangun... bangunlah!"
"Dia berlutut dan membenturkan kepalanya ke tanah dengan keras, tapi... meski dahinya berdarah, tetap tak bisa bangun, rasa sakitnya justru terasa sangat nyata!"
"Ketika Yin Yu mengangkat kepala lagi, dia melihat..."
"Badut-badut dari empat arah kini hanya berjarak sepuluh meter darinya!"
"Di saat yang sama, di dunia nyata, Liang Bing mengemudi mobil menerobos hujan deras."
"Tiba-tiba ponsel berdering. Dia buru-buru memakai headset dan bertanya, 'Siapa?'"
"'Ini aku... Ke Yin Ye! Liang Bing, apa Yin Yu baik-baik saja?'"
"'Untuk sementara... masih...'"
"'Aku sekarang di gunung sebelah timur Kota Zhiyong...'"
“Apa... Kamu datang ke sini? Tidak takut mati?”
“Pokoknya beri tahu lokasimu sekarang!”
Dalam mimpi buruk, bayang-bayang pembunuhan badut juga semakin mendekati Yin Yu!
## Jilid 6 Badut Bab 13 Sepuluh Meter......
Kota Zhiyong yang angker.
Bulan tengkorak raksasa menyelimuti seluruh kota, sementara tanah terus menonjol dan retakan tanah berubah menjadi wajah manusia membusuk. Setiap rumah dipenuhi tulang-belulang dan hantu yang berjejalan.
Neraka pun mungkin tidak lebih menyeramkan dari pemandangan ini.
Di persimpangan jalan, Yin Yu berhadapan dengan empat badut dari empat arah!
Melarikan diri... sama sekali mustahil, ke arah manapun dia pergi...
Ini mimpi... mimpiku sendiri! Yin Yu terus mengingatkan diri sendiri, lalu membayangkan salah satu jalan itu tanpa badut.
Tapi bagaimanapun dia berusaha, empat badut itu tetap mendekat!
Bulan raksasa terus memancarkan cahaya aneh, menerangi sekeliling dengan nuansa mengerikan. Yin Yu akhirnya mulai diliputi ketakutan...
Bagaimana?
Harus bagaimana?
Kekuatan dominasi atau sihir mimpi ini sepertinya semakin kuat!
Di saat yang sama, di dunia nyata.
Hujan masih deras mengguyur. Di sebuah jalan tol, Yin Ye akhirnya bertemu Liang Bing.
Jalan tol nyaris sepi kendaraan, hanya dua mobil yang saling berhadapan. Yin Ye turun membawa payung dan mendekati mobil Liang Bing.
Liang Bing membuka pintu mobil dan berkata, "Tn. Ke... Sekarang Zhang Xing tidak sadarkan diri, adikmu mengalami luka di kepala... Seperti yang sudah saya katakan melalui telepon, dia sekarang berada di dunia mimpi buruk. Jika dia dibunuh di dunia mimpi buruk itu, maka di dunia nyata juga akan mati!"
Yin Ye membuka pintu mobil dan membantu Yin Yu keluar, lalu berkata kepada Liang Bing, "Saya mengerti... Tuan Liang silakan pergi dulu. Saya dan Yin Yu akan mengambil jalan lain kembali ke apartemen!"
Baik hantu dalam mimpi maupun apapun... Asalkan Yin Yu bisa kembali ke apartemen, maka nyawanya akan terjamin!
Liang Bing tertegun sejenak, tapi tidak banyak bicara. Dia kembali ke mobil dan pergi.
Setelah mendudukkan Yin Yu di kursi penumpang depan dan memasangkan sabuk pengaman, Yin Ye menatap luka di dahi Yin Yu dengan perih di hati. Kemudian ia memasang sabuk pengaman dan menyalakan mesin...
Tepat ketika seorang badut hampir mendekati Yin Yu, tiba-tiba dari belakang badut itu muncul seseorang yang menabrak tubuh badut tersebut!
Itu adalah Zhang Xing!
Karena terus berlari menghindari kejaran badut, dia malah terus melihat ke belakang sehingga tidak memperhatikan depan, akhirnya menabrak seorang badut!
Kesempatan baik!
Yin Yu tidak ragu lagi, langsung melompat dan berlari kencang ke arah ini!
Bagaimana dengan Zhang Xing? Dia tidak percaya ini mimpi, bersikeras tidak mau bangun. Sudah cukup usaha kami, dalam kondisi sekarang mustahil menyelamatkannya.
Meski baik hati, Yin Yu bukanlah orang yang kolot. Ia mengakui dirinya tidak mampu memiliki semangat berkorban seperti Dr. Tang Lanxuan.
Walau berada dalam mimpi, Yin Yu menyadari kondisi fisiknya sama seperti di dunia nyata. Meski telah berlari cukup jauh, stamina nya tidak banyak terkuras.
Namun... semakin jauh berlari, jalan di depan semakin menyempit. Yin Yu mendengar... derap langkah pengejar yang semakin mendekat dari belakang! Serta bau amis darah yang menyengat!
Tiba-tiba, bayangan melesat di atas tanah, lalu... sebuah benda bulat jatuh menggelinding!
Itu adalah... kepala Zhang Xing!
Mobil Liang Bing terciprat darah segar. Dengan gemetar ia menginjak rem, menoleh ke belakang... Zhang Xing di kursi belakang sudah terpenggal!
Seketika ia merasa ngeri... Untung saja terbangun lebih awal, kalau tidak...
Badut ini mengingatkannya pada sosok horor Freddy Krueger dari film kultus "A Nightmare on Elm Street"! Freddy adalah hantu horor yang terus menarik korban ke dalam mimpi buruk sebelum membunuh mereka.
Satu-satunya cara melawan Freddy... adalah jangan tertidur. Ini sama saja omong kosong! Manusia mustahil bertahan hidup tanpa tidur.
Sementara itu, dalam mimpi buruk yang mencekam, Yin Yu sampai di depan sebuah gedung.
Gedung reyap setinggi belasan lantai itu berdiri di ujung jalan sempit. Tidak ada pilihan lain selain masuk. Derap langkah pengejar semakin mendekat dari belakang!
Yin Yu menggigit gigi, berlari masuk ke dalam bangunan itu!
Di dalam bangunan ini, pemandangannya sama mengerikan seperti di luar. Dinding terus menonjolkan kontur berbentuk manusia, bau busuk di lantai sangat menyengat, papan lantai dan tangga terus retak mengeluarkan darah.
Jika tidak bisa bangun dari mimpi buruk ini, nasibnya akan sama seperti Zhao Yushan dan Zhang San!
Sekarang satu-satunya cara adalah terus lari ke atas, berharap bisa bertahan sampai kembali ke apartemen!
Tidak ada cara lain lagi!
Semakin tinggi naik, bau amis dan busuk di koridor suram itu semakin kuat. Langkah kaki pengejar di bawah semakin dekat dan terdengar sangat tergesa-gesa.
Hujan semakin deras, sementara Ke Yin Ye panik luar biasa. Dari Liang Bing dia sudah mendengar tentang urusan mimpi itu. Yin Yu saat ini pasti sedang dikejar-kejar badut dalam mimpinya?
Yin Ye terus menginjak gas, kecepatan mobilnya semakin tinggi. Dia mengerahkan segala upaya... Bagaimanapun harus segera membawa Yin Yu kembali ke apartemen!
Sayangnya berbagai cara sudah dicoba tapi Yin Yu tetap tidak bangun, mungkin karena benturan di bagian otak tertentu yang membuatnya sementara tak sadarkan diri. Kembali ke apartemen mungkin satu-satunya cara.
Yin Yu akhirnya sampai di lantai paling atas.
Dia berlari menyusuri koridor atas yang banyak bercabang, memilih jalan secara acak. Tiba-tiba... suara langkah pengejar sudah terdengar dari belakang.
Badut itu benar-benar terus mengejar tanpa henti!
Yin Ye mulai mempertimbangkan... kemungkinan bertarung dengan badut.
Apartemen umumnya akan membatasi pergerakan hantu dan menyeimbangkan kesulitan misi darah. Tapi bagaimana dengan badut dalam mimpi ini? Sebenarnya, badut hanyalah produk khayalannya sendiri. Mungkin persepsi bawah sadarnya tentang badut akan sangat memengaruhi tindakan badut tersebut.
Setelah sampai di kamar terakhir di ujung koridor, Yin Ye memutar gagang pintu dan langsung masuk sebelum menutup pintu perlahan.
Ruangan ini cukup luas, tapi perabotannya sangat minim. Hanya ada tempat tidur di tengah ruangan.
Aliran waktu dalam mimpi dan realita sangat berbeda. Waktu di dunia nyata mengalir jauh lebih cepat daripada dalam mimpi. Saat Yin Ye masuk ke kamar itu, Yin Ye sudah mengemudikan mobil masuk ke pusat Kota K.
Karena hujan, lalu lintas sangat macet. Yin Ye langsung merasa gelisah. Tapi hujan sialan ini tak kunjung reda.
Dengan kecepatan seperti ini, hantu tahu kapan bisa kembali ke apartemen!
Dengan panik, dia menggigit gigi dan memutuskan untuk meninggalkan mobil! Menggendong Yin Ye yang tak sadarkan diri, dia membuka pintu mobil dan berlari ke pintu masuk stasiun metro terdekat!
Sebelumnya, para penghuni sudah mempelajari lalu lintas sekitar kompleks apartemen berkali-kali. Mereka merangkum banyak rute terpendek. Tapi masalah kemacetan lalu lintas baru teratasi tahun lalu setelah pembangunan metro baru di sekitar sini.
Ke Yin Ye terus menerobos kerumunan pejalan kaki, mengabaikan teriakan protes mereka, dan langsung menerjang ke dalam terowongan metro! Hampir melompati empat anak tangga sekaligus!
“Saat masuk ke kereta bawah tanah, Yin Ye jelas merasakan Yin Yu di punggungnya terus-menerus gemetar.”
“Pasti mengalami sesuatu dalam mimpi ya?”
“Yin Yu, jangan takut, jangan takut... Begitu kembali ke apartemen, begitu kita sampai di apartemen... semuanya akan baik-baik saja!”
Yin Yu kini mendengar suara pintu-pintu di luar ditendang terbuka satu per satu, diikuti banyak benda berat yang dihempas ke lantai. Langkah kaki berat terus bergerak di berbagai koridor yang bercabang... Jika terus begini cepat atau lambat mereka akan menemukan tempat ini...
Rasa takut Yin Yu semakin menjadi-jadi...
Di dalam kereta, Yin Ye justru menemukan orang baik yang memberikan tempat duduknya. Ia lalu mendudukkan Yin Yu dan berbisik di telinganya: “Tenanglah... Yin Yu, tidak akan ada masalah, kamu pasti akan bangun...”
“Nak, gadis ini baik-baik saja?” Seorang kakek berjanggut putih di sebelah bertanya: “Kelihatannya lukanya cukup parah.”
“Tidak apa-apa,” Yin Ye memaksakan senyum, tetap memandang Yin Yu dan terus berbicara di telinganya, berharap bisa meredakan mimpinya yang buruk. Tapi seberapa efektif ini, Yin Ye sendiri tidak yakin.
Begitu kereta sampai stasiun, ia langsung menggendong Yin Yu lagi, berlari keluar dari kereta. Saat hampir melewati pintu putar, karena terlalu tergesa-gesa, ia malah terjatuh dan hampir menjatuhkan kartu transportasi di tangannya.
Ia segera bangkit dan terus menggendong Yin Yu, melewati pintu putar, lalu terus berlari menaiki tangga.
Setelah keluar dari stasiun MRT, Yin Ye kini hanya berjarak tiga empat blok dari kompleks apartemen. Dia terus mempercepat langkahnya dalam hujan lebat ini. Karena menggendong Yin Yu, dia tidak bisa memegang payung sehingga badannya sudah basah kuyup. Tanah yang licin dan larinya yang terburu-buru membuatnya terjatuh beberapa kali.
Saat itu...dia jelas merasakan tubuh Yin Yu semakin gemetar hebat.
"Yin Yu...tahan sebentar lagi..." Yin Ye bangkit dengan badan berlumuran air, kembali menggendong Yin Yu dan melanjutkan lari menyeberangi jalan...
Si Badut akhirnya tiba di depan kamar sebelah.
Pintu ditendang keras hingga terbuka, membuat Yin Yu nyaris pingsan ketakutan. Saat ini dia meringkuk di bawah tempat tidur besar di dalam kamar...
"Jangan masuk...jangan masuk..."
Yin Yu mencoba segala cara: menggores kulitnya dengan kuku untuk mencoba terbangun, membenturkan diri ke lantai, namun semuanya gagal.
Lalu...
Langkah kaki itu sampai di depan pintu kamar ini!
Yin Ye akhirnya tiba di gerbang kompleks!
Saat menerobos masuk, dia melihat mobil Liang Bing terparkir di dalam kompleks. Tapi tak ada waktu untuk mempedulikannya, dia terus memacu kecepatan.
Air hujan, keringat, dan lumpur melekat di tubuhnya. Lari tanpa henti telah menghabiskan tenaganya, tapi Yin Ye sama sekali tidak berani mengurangi kecepatan. Meski merasa organ dalamnya hampir terlempar keluar, dia malah semakin memacu laju!
Saat akhirnya menerobos masuk ke gang kecil itu, di dalam mimpi si Badut juga telah memasuki kamar!
“Yin Yu berbaring di bawah tempat tidur, gemetar tak henti-henti, membuat Yin Ye di dunia nyata merasakannya.”
“Tempat tidur itu paling mencolok di dalam ruangan. Yin Yu jelas melihat sepatu bot hitam itu perlahan mendekatinya...”
“Tidak… jangan…”
“Sampai!”
“Sampai di mulut ‘jalan buntu’ itu, Yin Ye kembali berlari sekuat tenaga menuju apartemen di depannya!”
“Tiga puluh meter… dua puluh meter… lima belas meter… sepuluh meter…”
“Tapi jarak badut itu jauh lebih dekat daripada Yin Ye! Segala sesuatu dalam mimpi berlangsung jauh lebih cepat!”
“Pisau tajam menusuk ke bawah dari atas tempat tidur, menancap keras di bahu Yin Yu! Saat itu juga darah mengalir dari bahu Yin Yu di dunia nyata!”
“Saat jarak ke apartemen tinggal kurang dari sepuluh meter, badut itu membalikkan seluruh tempat tidur!”
“Mimpi dan kenyataan memiliki aliran waktu yang berbeda.”
“Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh sepuluh meter terakhir cukup bagi badut untuk membunuh Yin Yu!”
“Tidak!”
“Melihat darah menyembur dari tubuh Yin Yu, Yin Ye merasa tubuhnya seakan kaku...”
“Pisau tajam badut itu dengan cepat mengarah ke leher Yin Yu... Satu detik lagi, kepalanya akan terpental ke langit-langit...”
“Bahkan Yin Yu sendiri hampir yakin dia akan mati di detik ini...”
“Tapi, pisau itu tak kunjung datang.”
“Saat matanya fokus... Yin Yu tersentak gembira melihat sosok pria gesit dengan wajah sangat tampan menggenggam tangan badut yang memegang pisau.”
“A... A Shen...”
“Pria itu adalah A Shen!”
Tiba-tiba, Ashen mengaum keras, menggenggam tubuh badut itu, dan menerobos keluar dari ruangan ini dengan mati-matian...
Ashen...
Ya, Ashen memang sudah lama meninggal, tapi ini adalah mimpinya sendiri.
Pada detik yang sama, Yinye... akhirnya berhasil membopong Yinyu dan menerobos masuk ke pintu apartemen!
Hampir bersamaan dengan masuknya mereka, semua pemandangan mimpi buruk di depan mata Yinyu langsung lenyap tanpa jejak. Kesadarannya mulai pulih secara bertahap. Di dunia nyata, luka di dahinya dan bahunya seketika sembuh seolah tak pernah terluka.
Yinyu perlahan membuka matanya.
Mimpi buruk itu akhirnya berakhir.
## Jilid 6 Badut Bab 14 Karena Kamu...
Musim dingin yang keras di pertengahan Desember 1987.
Salju langka menyelimuti Kota K, dalam beberapa hari mengubah kota ini menjadi dunia putih keperakan. Suara riang Natal yang akan datang memenuhi sudut-sudut jalan, orang-orang berharap salju pembawa berkah ini akan menjanjikan "tahun yang berlimpah".
Malam Natal, 24 Desember.
Song Xuening sedang merajut jaket bayi di rumahnya, di sampingnya suaminya sedang bermain-main dengan bayi mereka yang baru lahir di boks bayi.
Meskipun angin dingin menderu di luar dan es membeku di atap, suasana di dalam ruangan sangat hangat.
Tiba-tiba Song Xuening menatap suaminya: "Jingchen, aneh sekali Youling tidak datang ke pesta bulan penuh putra kita. Apa kamu benar-benar sudah mengirim undangannya?"
Wen Youling dan Song Xuening adalah sahabat selama lebih dari 20 tahun. Setelah lulus kuliah, mereka menikah secara berturut-turut dan saling menghadiri pernikahan masing-masing. Setelah menikah, kedua keluarga sering berinteraksi dengan hubungan yang sangat erat. Yang mengejutkan, Song Xuening dan Wen Youling hamil di tahun yang sama, membuat keduanya sangat gembira. Kemudian, kedua anak mereka lahir hanya berselang tiga hari. Yang pertama lahir adalah putra Song Xuening, disusul putri Wen Youling.
Suami Song Xuening, Jing Chen, mengangkat kepalanya dan berkata: "Sudahlah, mungkin mereka juga ada urusan. Lagipula mereka sedang mempersiapkan perayaan bulan penuh putri mereka..."
Saat itu, bel pintu berbunyi. Song Xuening segera meletakkan kaus kaki rajutan di tangannya dan bergegas membuka pintu. Di balik pintu ternyata berdiri Wen Youling!
Song Xuening melihat... Wen Youling yang menggigil sambil menggendong bayi perempuannya yang baru lahir, wajahnya basah oleh air mata. Ia berkata: "Xuening... Aku... aku hanya bisa datang padamu..."
"Apa yang terjadi? Cepat masuk!" Song Xuening segera menarik Wen Youling masuk ke dalam ruangan, menutup pintu sambil bertanya: "Kamu kenapa? Gemetar seperti ini? Apa anakmu tidak enak badan?"
Saat memasuki ruang tamu, Jing Chen juga datang. Melihat Wen Youling, ia berseri-seri: "Youling, kamu datang! Xuening terus-menerus merindukanmu."
Tiba-tiba, Wen Youling yang menggendong putrinya itu berlutut!
Gerakan ini membuat pasangan suami istri Jing Chen dan Xuening terkejut!
"Youling, kamu... kamu sedang apa ini..."
“Kumohon kalian!” Wen Youling menitikkan air mata, berkata: “Kumohon... kumohon rawatlah putriku! Aku dan suamiku sama sekali tidak bisa merawatnya dengan baik sekarang! Maafkan aku, Xue Ning, aku tahu permintaan ini mungkin keterlaluan, tapi aku benar-benar tidak punya cara lain. Kami berdua tidak punya sanak saudara, setelah berpikir panjang, selain kamu, aku benar-benar tidak punya orang lain yang bisa dipercaya! Kumohon, asalkan kamu merawatnya, di kehidupan berikutnya aku rela menjadi lembu atau kuda untuk membalas budimu!”
Xue Ning terkejut besar, apa yang sebenarnya terjadi? Jing Chen segera berusaha membantunya berdiri, berkata: “Youling, bercanda macam apa ini! Apa yang sebenarnya terjadi? Ada yang menyusahkan kalian? Atau...”
“Aku tidak bisa menjelaskan... Hal yang terjadi padaku, aku sendiri tidak bisa memahaminya... Tapi bahkan kamu, Xue Ning, pasti tidak akan percaya kata-kataku. Aku dan suamiku memasuki apartemen yang seharusnya tidak kami masuki... Lalu aku tidak bisa pergi. Sudahlah, dijelaskan pun kamu tidak akan mengerti. Untungnya anak ini masih di luar, jadi aku harus menitipkannya pada orang lain. Aku juga tidak tahu berapa lama aku dan suamiku bisa bertahan hidup, jika kami bisa melewati sepuluh kali, mungkin di masa depan bisa kembali untuk menjemputnya, tapi... Setidaknya untuk sekarang, Xue Ning, tolong rawatlah dia dengan baik!”
“Apartemen”? Apa maksudnya?
Dia sesaat meragukan apakah Youling mengalami gangguan jiwa. Biasanya dia orang yang sangat logis dalam berpikir, kenapa sekarang bicaranya tidak karuan? Sebenarnya apa yang terjadi?
“Tolong kalian! Tolong rawat dia! Aku bahkan belum sempat memberi nama untuk putriku, hanya bisa mempercayakannya pada kalian! Jika aku bisa keluar hidup-hidup dari tempat itu, pasti akan kembali untuk menjemputnya. Jika aku dan suamiku tewas... tolong, tolong besarkan dia... Aku mohon!”
Saat mengucapkan ini, ia terus-menerus membenturkan kepala ke lantai hingga berdarah-darah, air mata bercucuran deras!
“Bangunlah, You Ling... Jangan... jangan begini...” Xuening berusaha menarik You Ling, namun tak sanggup menghentikan wanita yang terus membungkuk-bungkuk menyembah.
Meski mereka sahabat karib, menitipkan anak kandung untuk dibesarkan tanpa alasan jelas membuat Xuening tak bisa segera merespons.
Tiba-tiba You Ling menyodorkan bayinya ke pelukan Xuening: “Kumohon Xuening... Rawatlah dia baik-baik! Demi persahabatan 20 tahun kita... Jangan beri tahu bahwa aku ibunya, anggap saja kau ibundanya... Aku harus pergi. Xuening, budi baikmu akan kukenang seumur hidup!”
Tanpa peduli larutan Song Xuening, ia berlari ke pintu gerbang!
Jing Chen dan Xuening mengejarnya, namun Wen You Ling telah raib tanpa jejak.
“Tidak ada pilihan lain, Xue Ning terpaksa meletakkan putri Youling ke dalam keranjang bayi sementara, bersama dengan putranya sendiri. Kedua bayi itu ternyata cocok, tidur dalam satu tempat tidur bayi tanpa rewel, saling memandang dengan penuh rasa ingin tahu.”
“Setelah itu, pasangan Jing Chen berusaha mencari Wen Youling, namun menemukan bahwa dia dan suaminya telah menjual rumah mereka dan sama sekali tidak bisa dihubungi.”
“Beberapa bulan kemudian, pasangan itu akhirnya memastikan bahwa untuk sementara waktu mereka tidak akan menemukan pasangan suami-istri tersebut. Meskipun telah melapor ke polisi, tidak ada kabar sama sekali.”
“Jangan-jangan mereka benar-benar mengalami nasib buruk?”
“Apa yang harus kita lakukan?” Jing Chen menatap dua bayi yang tertidur lelap di tempat tidur bayi, berkata: “Masa iya kita harus membesarkan anak Youling ini?”
“Ada pilihan lain?” Xue Ning menghela napas: “Lagipula ini anaknya Youling. Mengirimnya ke panti asuhan pun aku tidak tega. Sudahlah, anggap saja kita punya seorang putri tambahan. Mungkin beberapa tahun lagi Youling akan datang menjemputnya.”
“Kau... Sudah kuduga kau akan berkata begitu. Baik, beberapa hari lagi aku akan mengurus akta kelahiran anak ini. Tapi... nama harus kita tentukan dulu.”
“Iya... Benar. Karena ini keinginan Youling, mari kita besarkan anak ini seperti putri kandung sendiri. Ke luar juga jangan banyak bicara, katakan saja mereka kembar. Oh ya, sebut saja kembar fraternal, katanya wajah kembar fraternal tidak harus mirip. Soal nama...”
Memandangi bayi perempuan yang lucu itu, Xuening mengamatinya sejenak lalu berkata, "Namanya... Yin Yu. Ke Yin Yu, bagaimana nama ini? Sama seperti putra kita Yin Ye, keduanya generasi Yin. Yu adalah bulu."
Ke Jingchen yang berdiri di sampingnya mengulangi nama itu, "Yin Yu, hm, nama ini bagus. Tentukan saja nama ini."
Kehadiran Yin Yu bagi Keluarga Ke bagaikan anugerah dari langit.
Mengadopsi putri seorang teman, Ke Jingchen bukan tidak punya keraguan. Namun dia juga memahami karakter istrinya yang menganggap persahabatan lebih berharga dari segalanya. Justru kesetiaan istrinya inilah yang dulu membuatnya jatuh cinta.
Apalagi Yin Ye baru saja lahir, dia sangat memahami perasaan sebagai orang tua. Sang istri, karena persahabatannya dengan You Ling, memperlakukan Yin Yu seperti anak kandung sendiri.
Anak ini juga memiliki ikatan erat dengan Yin Ye. Mereka sungguh menganggap satu sama lain sebagai saudara kembar. Meski banyak kerabat yang mengetahui situasi sebenarnya, tak ada yang mau mengungkitnya.
Anak itu, Yin Yu, juga sangat penurut dan cerdas. Di usia muda, dia dan Yin Ye sudah dijuluki "anak ajaib". Saat itu, banyak orang yang benar-benar mengira mereka kembar. Hubungan Yin Ye dan Yin Yu selalu harmonis. Meski minat dan kepribadian mereka berbeda, keduanya sama-sama memiliki semangat belajar yang gigih dan mencintai ilmu. Berbeda dengan anak seumuran yang suka komik atau dongeng, rak buku mereka dipenuhi berbagai buku sains dengan cakupan yang luas.
Kemampuan belajar kedua anak ini sangat luar biasa sehingga mereka selalu saling bersaing, tapi tanpa pernah timbul perselisihan. Seiring waktu, ikatan mereka semakin erat. Terkadang kami, orang tuanya, sampai terkecoh dan merasa mereka benar-benar saudara kandung.
Karena status "kembar" secara administratif, hari ulang tahun Yin Yu diubah mengikuti tanggal lahir Yin Ye di dokumen kependudukan. Setiap tahun kami merayakan ulang tahun mereka berdua. Keduanya selalu bersikap manut, tidak pernah menuntut banyak hadiah. Setiap kali merayakan hari ulang tahun mereka, hati kami selalu terasa haru... Bagaimana nasib orang tua kandung Yin Yu sebenarnya?
Akhirnya, ketika Yin Yu berusia lima tahun... Kabar tentang pasangan You Ling akhirnya kami dapatkan.
“Di Kota K, ada sebuah gedung yang seharusnya diledakkan. Setelah ledakan hari itu, ditemukan banyak tulang belulang yang hangus terbakar di dalamnya. Penampilan tulang-tulang itu sangat mengerikan, dan susunan tulang yang hangus itu... ternyata membentuk bentuk tengkorak!”
Setelah pemeriksaan jenazah dan pencocokan dengan arsip orang hilang, dipastikan... dua dari tulang belulang tersebut adalah milik Wen Youling dan suaminya.
Orang tua kandung Yinyu ternyata meninggal secara tragis!
Hari itu, Ke Jingchen menemani Song Xuening mengambil sisa jenazah keduanya.
Ia ingat, Xuening menangis sangat sedih, tidak hanya karena kepergian sahabatnya, tapi juga karena Yinyu kehilangan orang tua kandungnya dan menjadi yatim piatu.
Malam itu, dia menemani Yinyu tidur sambil terus memeluknya erat.
“Anak ini, Yinyu, terlalu malang... Anak yang baik seperti dia, bagaimana bisa mengalami hal seperti ini...”
“Tidak apa-apa.” Ke Jingchen berkata dengan tegas: “Aku akan merawatnya seperti anak kandungku sendiri. Dia adalah putriku. Saat dia dewasa nanti, ceritakanlah tentang orang tuanya. Bagaimanapun... kita tidak bisa menyembunyikan ini selamanya.”
Waktu berlalu dengan cepat, akhirnya Yinye dan Yinyu berusia delapan belas tahun.
Pada pesta ulang tahun ke-18 Yin Ye dan Yin Yu, pasangan Ke Jingchen dan Song Xuening mengungkapkan asal usul sebenarnya Yin Yu. Yin Yu terkejut mengetahui dirinya bukan anak kandung orang tua, namun baginya meski tanpa ikatan darah, orang tua tetaplah orang tua. Kasih sayang dalam membesarkan tidak akan pernah berubah. Namun terhadap ibu kandung yang meninggalkannya, ia tak tahu harus menyikapinya dengan perasaan apa.
Yin Ye tak pernah menyangka bahwa Yin Yu sama sekali bukan adik kandungnya. Sejak itu, ia tak lagi bisa memandang Yin Yu sebagai "adik". Cara ia memandangnya pun mulai berubah. Tinggal di bawah satu atap, Yin Ye perlahan... menyadari perasaannya pada Yin Yu mulai berubah dari kasih persaudaraan menjadi cinta antara pria dan wanita.
Tapi di depan Yin Yu, Yin Ye tetap kakak pendiam yang jarang tersenyum, kadang bersitegang dengan adiknya karena perbedaan nilai-nilai. Namun sorot matanya selalu penuh kasih sayang. Yin Yu pun mulai menangkap perasaan ini. Namun ia tak bisa menerima perasaan kakaknya. Meskipun mereka tak memiliki hubungan darah.
Ke Jingchen dan Song Xuening memilih menetap di Eropa karena ekspansi bisnis ke luar negeri.
Kedua kakak beradik ini tetap hidup tanpa beban di dalam negeri.
Tidak lama setelah itu, Yin Yu bertemu dengan A Shen.
Pertemuan pertama mereka terjadi di sebuah perpustakaan. Saat itu, Ashen yang baru kembali dari belajar kedokteran di luar negeri terlihat tampan dan berwibawa, berpengetahuan luas, pandai berbicara dengan humor, serta bersikap lembut. Kehadirannya memberikan rasa aman dan nyaman. Matanya seolah bisa membaca isi hati, suaranya yang berkarisma membuat orang terpesona. Saat mengobrol dengannya, Yinyu merasa sangat bahagia sampai tak menyadari berlalunya waktu.
Tak lama kemudian, mereka resmi menjalin hubungan pacaran. Yinyu segera memberitahu kabar baik ini kepada Yinye. Sejak mendengar adiknya telah menemukan cinta sejati, Yinye mengalami masa-masa penuh kepedihan. Namun di hadapan adiknya, ia tetap menunjukkan wajah penuh dukungan dan doa tulus.
Namun setiap berhadapan dengan Yinyu, kerinduan dan cinta yang dipendamnya semakin tak terbendung. Oleh karena itu, ia telah mengajukan keinginan untuk studi ke luar negeri kepada ayahnya. Dengan gelar doktor yang dimilikinya, mendapatkan kuota studi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan sebenarnya tidak sulit. Tapi karena sulit mempertahankan sikap biasa di hadapan Yinyu, ia berharap bisa segera berangkat. Meski demikian, ia berjanji akan pulang untuk menghadiri pernikahan adiknya.
Yinye sendiri tak menyangka perasaannya pada Yinyu telah sedalam ini.
Tapi sama sekali tak terbayangkan olehnya, bahwa ibu dari kekasih Yinyu ternyata adalah Ketua Dewan Direksi Ningantang Pharmaceutical Company, sedangkan ayahnya adalah seorang pejabat pemerintah.
“Ah Shen saat ini juga sedang menempuh doktor kedokteran, dia sama sepertiku lebih mengagungkan pengobatan Barat,” Yin Yu tersenyum manis: “Tapi Kakak, kumohon, kalian jangan sampai berdebat soal keunggulan pengobatan Tiongkok dan Barat di masa depan ya.”
Yin Ye bertanya waktu itu: “Kamu... tidak merasa terbebani? Bersama keluarga yang begitu terpandang...”
“Tidak kok... Ah Shen bilang, akhir pekan ini dia akan membawaku ke rumahnya untuk bertemu orang tua... Aku benar-benar gugup.”
Sebelumnya, Ah Shen sudah pernah mengunjungi keluarga Ke. Kedua orang tua memiliki kesan baik padanya - berpenampilan rapi, terlihat sangat dewasa, tutur kata santun, dan sangat ramah pada orang. Pantas saja Yin Yu jatuh hati padanya.
Sama seperti Yin Yu, dia memang lebih tertarik pada budaya dan pengobatan Barat, bahkan kecenderungannya lebih kuat dibanding Yin Yu. Tidak heran mereka bisa akrab.
Yin Ye bisa melihat bahwa pria ini pasti bisa merawat Yin Yu dengan baik dan memberinya kebahagiaan.
Namun tak lama setelah Yin Yu mengunjungi rumah Ah Shen, ibu Ah Shen - Qiu Xiufeng ketua dewan direksi Ning An Tang - sangat menentang hubungan mereka. Tapi Ah Shen berulang kali menyatakan kesetiaannya pada Yin Yu, berjanji di hadapannya bahwa dia takkan pernah menyerah. Sayangnya sang ibu sangat keras kepala, sama sekali tak mau mengubah sikap penentangannya.
Alasan utama penentangannya adalah karena setelah menyelidiki latar belakang Yin Yu, dia sangat tidak puas dengan kematian orang tua kandung Yin Yu yang tidak jelas. Bahkan beberapa kali dia mendesak Yin Yu untuk putus dengan A Shen secara keras.
Tentu saja Yin Yu tidak mau menuruti. Meski belum pernah bertemu orang tua kandungnya, Yin Yu yakin mereka pasti punya alasan yang tidak bisa diungkapkan. Selama bertahun-tahun dia menyelidiki penyebab kematian orang tuanya, hingga kini belum ada yang tahu siapa pembunuh mereka.
Tapi, hanya karena ini dia didiskriminasi? Hingga tidak bisa bersama A Shen?
Yin Yu sama sekali tidak bisa menerima hal ini!
Namun melihat sikap keras Ibu A Shen, sepertinya mustahil untuk mendapatkan dukungan darinya.
Dan tragedi... terjadi setelah itu.
Suatu hari, Yin Yu menerima buket mawar. Di antara bunga ada kartu beraroma wangi bertuliskan: "Yin Yu: Aku mengundangmu besok siang jam dua, di gang dalam seberang Blok 1, Kompleks XX Jalan XX. - A Shen"
Yin Yu tersenyum. Meski merasa aneh janjian di gang, mungkin A Shen sedang merencanakan kejutan menarik. Dia merasa antusias.
Keesokan harinya, dia berdandan rapi dan datang tepat waktu.
Setelah masuk ke kompleks perumahan itu, tak lama terlihat pintu masuk gang sempit itu. Tempatnya benar-benar terpencil.
Lalu... Dia menunggu lebih dari setengah jam, Yin Yu merasa gelisah dan menelepon Yin Ye.
"Apa? Bunga?" Ah Shen di ujung telepon berkata curiga: "Aku... tidak pernah mengirimkan bunga untukmu..."
"Ah? Tidak mungkin? Kalau begitu, mungkin aku salah."
Siapa yang mengerjai dirinya? Saat Yin Yu merasa heran, dia tiba-tiba menyadari bahwa bayangannya di bawah terik matahari... mulai bergerak sendiri, melayang menjauh di atas tanah! Menghadapi fenomena horor yang melampaui akal sehat ini, dengan panik dia segera mengejarnya.
Lalu... saat berlari masuk ke sebuah gang, dia melihat...
Apartemen tanpa bayangan itu.
Melewati pintu putar, dia melihat bayangan itu masuk ke lift. Dengan pola tindakan yang hampir identik dengan setiap penghuni, dia terpilih menjadi penghuni apartemen ini.
"Kamu..."
Saat masuk lift, dia melihat dua pria muda. Mereka adalah Xia Yuan dan Li Yin. Saat itu, Li Yin juga baru saja masuk ke apartemen.
Inilah keseluruhan proses Yin Yu memasuki apartemen.
Setelah mendengar semua kebenaran tentang apartemen ini langsung dari Xia Yuan di lantai 10 tempat tinggalnya, Yin Yu tetap tidak bisa mempercayainya, lalu...
Dia pun terpaksa menerima fakta keberadaan apartemen mengerikan ini.
"Sepuluh misi darah... bisa meninggalkan apartemen ini?"
"Ya." Xia Yuan mengangguk, "Ini sudah pasti. Apartemen ini memiliki sejarah sangat panjang, jadi para penghuni telah membuktikan bahwa menyelesaikan sepuluh instruksi tulisan darah bisa membuat kita keluar hidup-hidup."
"Sepuluh..."
“Hmm... Apartemen biasanya mengeluarkan misi darah sekitar sebulan sekali, kadang lebih lama mungkin dua bulan sekali. Tapi tidak mungkin lebih dari setahun tanpa misi darah. Namun bagi penghuni yang sama, interval antara misi darah mungkin semakin panjang di tahap akhir, bahkan mungkin setahun sekali... Intinya tenang saja dulu tinggal di sini. Meski lokasi yang ditunjuk instruksi tulisan darah memang mengerikan, tapi kalau paham triknya, masih ada harapan besar untuk lolos.”
Lalu...
Apa yang harus dia lakukan selanjutnya?
Pengalaman horor aneh yang tiba-tiba ini membuat Yin Yu hampir kolaps. Yang lebih tak bisa dipercayanya, banyak hal di apartemen ini cocok dengan "omong kosong" ibunya ketika menitipkannya dulu!
Jangan-jangan... dulu orang tuanya juga penghuni apartemen ini? Jika benar, ini benar-benar takdir menyedihkan!
Sebenarnya... Harus bagaimana? Sepuluh misi darah, mungkin butuh lima enam tahun lebih untuk menyelesaikannya, bahkan lebih lama.
Dan dirinya mungkin akan mati sebelum itu...
Bagaimana dengan Ah Shen?
Dia mulai membenci orang yang mengirim bunga itu. Tapi... siapa pengirim bunganya? Sama sekali tidak ada petunjuk.
“Kau tanya soal asal-usul apartemen ini? Kami juga sudah menyelidiki dengan cermat.”
“Keesokan harinya, setelah resmi pindah ke apartemen, menghadapi pertanyaan Yin Yu, Xia Yuan melanjutkan penjelasannya: 'Pertama tentang kompleks perumahan ini. Sejarah kompleks ini cukup panjang, namun karena lokasinya tidak bagus, harga tanah dan propertinya sangat murah. Faktanya, karena sering ada legenda hantu, pemiliknya sudah berganti beberapa kali, akhirnya perusahaan properti pun tak bisa berbuat apa-apa kecuali melelang kompleks ini dengan harga sangat murah. Pemilik saat ini sudah tidak tahu generasi keberapa. Penghuni kompleks ini sendiri juga sangat sedikit, banyak rumah yang tetap tidak bisa disewakan meski harganya murah, semua karena legenda hantu. Jadi pasti pemilik sekarang tidak mungkin tahu tentang keberadaan apartemen. Tentang bagaimana kompleks ini awalnya dibangun, juga tidak bisa dilacak lagi.'”
“Legenda hantu? Banyak sekali?”
“Bukan sekadar banyak. Di masa awal pembebasan, tentu praktik takhayul feodal ditindak keras, tapi rumor di masyarakat tidak mungkin benar-benar diberantas. Semakin ke sini legenda hantu semakin menyeramkan. Mungkin semua cerita ini muncul karena hantu yang muncul saat penghuni kabur kembali ke apartemen. Sering juga dengar orang tak dikenal sering keluar-masuk kompleks, tapi baik pemilik maupun pengelola tidak peduli, toh penghuninya hanya segelintir.”
“Begitu ya...”
Mengapa... orang pengirim bunga itu memilih tempat ini untuk menemuiku? Memilih kompleks perumahan... yang punya begitu banyak legenda hantu?
Apakah ini kebetulan?
Atau...
“Namun, hingga hari ini, Yin Yu masih tidak tahu siapa yang mengirimkan bunga atas nama Ah Shen kepadanya dulu. Saat menyelidiki kemudian, toko bunga mengatakan bahwa itu adalah seseorang dengan suara serak yang menelepon. Setelah menelusuri lebih lanjut nomor telepon yang muncul, hasilnya mengecewakan—hanya telepon umum, uangnya ditransfer melalui bank, dan rekening pengirimnya juga tidak bisa dilacak.”
“Akhirnya, Yin Yu hanya bisa menyimpulkan bahwa ini adalah ulah iseng seseorang, namun membuat dirinya masuk ke apartemen mengerikan ini seperti orang tuanya dulu.”
“Hari itu, ketika Yin Yu tiba-tiba pulang dan mengatakan ingin pindah sementara waktu, aku merasa aneh. Kemudian, Yin Yu tiba-tiba pulang lagi dan terjatuh dalam pelukanku sambil menangis tersedu-sedu.”
“Kakak... Aku, apa yang harus kulakukan... Aku...”
“Kemudian, Yin Yu menceritakan semua hal terkait apartemen itu.”
“Kakak... Aku tidak akan bersama Ah Shen lagi. Aku tidak ingin dia terlibat dalam segala hal terkait apartemen mengerikan ini. Maaf... Kakak, mungkin aku tidak bisa membalas budi pengasuhanmu dan orang tua kita...”
“Melihat tatapan Yin Yu yang penuh penderitaan, ketidakberdayaan, dan keputusasaan saat itu, Yin Ye membuat keputusan. Menemaninya... Melindunginya...”
“Maka... dia dengan sukarela memilih untuk masuk ke apartemen ini.”
“Saat bayangan Yin Ye di bawah matahari akhirnya mengalami perubahan aneh, dia melihat apartemen itu.”
“Sesuatu... yang harus dia perjuangkan dengan mempertaruhkan nyawa...”
Saat ini, Yin Ye yang akhirnya berhasil memasuki apartemen langsung merasa tubuhnya limbung dan terjatuh. Selama beberapa hari ini dia terus menunggu jalur transportasi dibuka, karena tidak bisa menghubungi Yin Yu, hari-harinya diliputi kecemasan dan kegelisahan, serta hampir tidak makan. Saat akhirnya bisa rileks, seluruh tubuhnya justru kehabisan tenaga.
Ketika menoleh dan melihat Yin Yu yang membuka matanya, dia tersenyum lega sebelum pandangannya gelap dan pingsan.
Yin Yu, kau bertanya... mengapa aku masuk ke apartemen ini? Jawabannya sederhana.
Karena kau berada di apartemen ini.
Karena, kaulah...
## Jilid 7: Bus Tengah Malam, Cermin Hantu Bab 1: Overture Kehancuran
Saat ini, Li Yin sedang berada di rumahnya sendiri.
Setelah bertahun-tahun, akhirnya kembali ke rumah. Alasan utamanya pulang adalah karena Ayah mengalami musibah ini, namun beruntung semuanya baik-baik saja. Hal ini membuat Li Yin merasa perlu kembali menjenguk orang tuanya. Bagaimanapun juga, mereka tetap orang tua kandungnya!
Dan... mungkin, di masa depan aku tidak bisa lagi menjalankan kewajiban bakti kepada mereka.
Kedua orang tua terkejut dengan kepulangannya, mengingat selama beberapa tahun terakhir dia hampir tidak pernah pulang. Setelah lulus kuliah langsung pindah keluar dan menghidupi diri dengan menulis novel online. Hanya pulang saat tahun baru. Ibu tampak sangat senang, berulang kali menanyakan kabarnya belakangan ini. Li Yin juga berbicara dengan Ayah, namun sepertinya Ayah sama sekali tidak tahu tentang fenomena aneh yang terjadi di Mal Xinxin.
Lalu, siapa sosok maneken berwajah Ayah saat itu? Ini mungkin akan menjadi misteri abadi.
Masalah apartemen tentu tidak bisa diceritakan, orang tua juga tidak akan percaya. Keduanya adalah pengelola rumah sakit, bagaimanapun juga tidak mungkin percaya pada teori hantu.
Li Yin memutuskan untuk meneman orang tua menginap di rumah semalam, besok baru kembali ke apartemen juga masih sempat.
Malam hari, berbaring di tempat tidur yang sama dengan ibu, Li Yin menggenggam erat tangan ibunya dan berkata: "Ibu... benar-benar maaf, selama ini hampir tidak berhubungan dengan kalian..."
"Sudahlah, mau bagaimana lagi, lagipula Ibu sudah tidak bisa mengaturmu," kata Yang Jinghui: "Ibu tahu mengapa kamu selalu menolak pulang. Kamu tidak puas dengan cara ayahmu mengelola rumah sakit, ini bukan tidak Ibu ketahui. Benar, ayahmu terlalu otoriter dalam mengelola rumah sakit, bertindak tanpa pertimbangan konsekuensi, tapi fakta bahwa dia berhasil mengembangkan rumah sakit dengan pesat juga tidak bisa dipungkiri. Sebenarnya beberapa hal sengaja Ibu tutup mata. Meskipun Ibu adalah ketua dewan direksi rumah sakit, tapi tidak ingin berseteru dengan ayahmu."
"Jangan lanjutkan, Ibu..."
"Xiao Yin, kamu memandang rendah prinsip ayahmu yang mengutamakan uang dalam mengelola rumah sakit, sebenarnya dulu Ibu juga berpikir ayahmu salah. Tapi apa boleh buat? Dia adalah suami Ibu, Ibu harus berpihak padanya, tidak ada pilihan lain. Lagipula, masyarakat kita pada dasarnya adalah hukum rimba dimana uang adalah segalanya, mungkin ayahmu bertindak terlalu ekstrim, tapi niat awalnya tetaplah untuk kebaikan rumah sakit. Xiao Yin, jangan pernah membenci ayahmu, Ibu berharap suatu hari nanti kamu bisa mewarisi posisi direktur."
"Tidurlah, Ibu..." Li Yin menahan air mata berkata: "Tidurlah."
Pada pagi hari berikutnya, Li Yin bangun lebih awal dan membantu orang tuanya menyiapkan sarapan di dapur. Sebutir telur dipecahkan, kuning telurnya dituang ke dalam wajan berminyak.
"Ayah, Ibu... Kalian harus menjaga diri baik-baik..."
Pada saat yang sama, di Kamar 1404 apartemen. Yin Ye yang sedang pingsan tiba-tiba terbangun oleh sensasi terbakar hebat yang menjalar dari area jantungnya!
Yin Yu yang sedang merawatnya di sisi ranjang langsung terkejut melihatnya bangun sambil memegang dada dengan wajah kesakitan. Ia segera berlari ke ruang tamu dan melihat tulisan darah merah yang mengerikan mulai muncul di dinding, terlihat menakutkan...
"Sebelum pukul 00:00 pada 15 Januari 2011, pergilah ke Kota Dongming di pinggiran Kota K. Naik bus malam rute 145 menuju Desa Yuehua di pinggiran barat. Turun setelah bus sampai tujuan. Selain supir, di antara penumpang bus terdapat satu hantu jahat. Fragmen pertama Kontrak Neraka berada pada hantu tersebut. Kontrak Neraka total memiliki tujuh fragmen..." Diikuti konten yang hampir sama dengan pengumuman fragmen Kontrak Neraka dalam misi darah sebelumnya. Sayangnya, Yin Ye tidak mendapatkan informasi eksklusif apapun.
Yin Ye yang telah sadar segera mengambil keputusan. Setelah keluar kamar, ia berkata pada Yin Yu: "Yin Yu, jangan beritahu isi misi darah ini ke penghuni lain! Aku akan keluar dulu!"
Lalu, dia segera berlari ke pintu utama. Saat ini harus mencapai lantai dasar secepat mungkin! Bagaimanapun, keberadaan Kontrak Neraka harus dicegah penyebarannya secara luas di seluruh area apartemen! Selama jumlah penghuni yang mengetahui keberadaan Kontrak Neraka dibatasi, dia masih bisa mengontrol! Tapi begitu lebih dari sepuluh penghuni yang tahu, situasi akan menjadi sangat mengerikan! Jika hanya dibatasi pada penghuni yang menjalankan misi darah, mengingat tingginya tingkat kematian dalam misi darah sendiri, kemungkinan jumlah penghuni yang tahu akan tetap berada di angka satu digit!
Selain itu, fragmen pertama Kontrak Neraka ternyata dipegang oleh hantu ganas? Bercanda apa? Ini bisa direbut? Tapi nilai Kontrak Neraka memang sangat besar sampai tak mungkin tidak tergiur. Begitu berhasil mendapatkannya...
Hanya ada satu Kontrak Neraka. Artinya, jika satu fragmen hilang, kontrak itu tidak bisa didapat. Dengan mendapatkan Kontrak Neraka lengkap, kita bisa menyegel Raja Iblis dan berarti bisa meninggalkan apartemen ini!
Saat masuk lift, Yin Ye merasa sangat gelisah. Dia berharap penghuni yang menerima misi darah kali ini bisa diam saja setelah tahu, jangan sampai memberitahu penghuni lain!
Meskipun dalam enam bulan terakhir jumlah penghuni yang mati semakin banyak karena seringnya misi darah, jumlah penghuni baru juga terus bertambah. Bulan lalu saja ada lebih dari sepuluh penghuni baru, diperkirakan bulan ini juga akan terus bertambah.
Semakin banyak penghuni baru, berarti semakin banyak pesaing untuk memperebutkan fragmen Kontrak Neraka di masa depan!
“Keberadaan Kontrak Neraka, begitu terlalu banyak orang yang mengetahuinya, hanya dengan membayangkan masa depan berdarah itu, Yin Ye langsung merinding.”
“Dia sangat paham... manusia, terkadang lebih mengerikan daripada hantu!”
“Pintu lift terbuka, Yin Ye segera bergegas keluar dari lift! Melihat lobi lantai dasar, saat ini masih sepi.”
“Ding——”
“Saat itu, lift di sebelahnya terbuka. Orang yang keluar adalah Lin Ling! Dia sangat dekat dengan Ouyang Jing, saat Ouyang Jing meninggal di depan apartemen, ekspresi sedihnya membuat Yin Ye sangat terkesan.”
“Yin Ye segera melangkah cepat mendekat, pertama-tama melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada orang, lalu bertanya: 'Nona Lin, apakah kamu juga menerima instruksi tulisan darah?'”
“‘Ya, baru saja menerimanya. Tuan Ke, kamu juga melihat kan,’ Lin Ling terlihat sangat bersemangat: ‘Kontrak Neraka itu...’”
“‘Apakah kamu sudah memberitahu orang lain?’”
“‘Ah? Ti-Tidak, saya langsung turun setelah menerima misi darah, ingin memastikan siapa lagi yang ikut.’”
“Yin Ye lega, lalu segera menggenggam tangan wanita itu dan menariknya ke samping, kembali melihat sekeliling, berbisik: ‘Dengar baik-baik, Nona Lin. Hal ini jangan diberitahu ke siapapun...’”
“Tiba-tiba terdengar suara pintu lift terbuka lagi, Yin Ye menoleh dan melihat dua penghuni baru yang belum dikenalnya keluar dari lift.”
“Salah satu dari mereka tiba-tiba berkata: ‘Menurutmu itu benar? Kontrak Neraka itu...’”
“‘Seharusnya tidak salah, foto di MMS ini terlihat sangat jelas.’”
Yin Ye mendengar kata-kata ini, wajahnya langsung berubah drastis!
MMS? Ini... ada apa sebenarnya?
Dia segera berlari ke salah satu penghuni dan bertanya, "Ada apa? Barusan kau bilang 'Kontrak Neraka'?"
"Ini email. Baru saja ponsel kami semua menerima MMS, lihat ini."
Penghuni itu menunjukkan ponselnya. Di layar terlihat foto dinding dengan instruksi tulisan darah yang baru saja dilihat Yin Ye!
Foto ini diambil dengan sangat jelas, disertai keterangan teks: "Ini instruksi tulisan darah yang baru saya terima, jadi..."
Di apartemen ini, karena kombinasi penghuni yang akan menjalankan misi darah di masa depan tidak bisa diprediksi, para penghuni akan saling bertukar nomor ponsel dalam jumlah besar untuk memudahkan komunikasi.
Yin Ye sekarang mengepal tangan, dada dipenuhi api kemarahan!
"MMS ini... siapa yang mengirimkannya ke kalian?"
"Saya."
Pintu lift lain terbuka. Sekelompok besar penghuni keluar. Orang yang berbicara tadi ternyata adalah Wu Xiaochuan!
"Kau..." Yin Ye memandangnya tak percaya, "Kau... sudah kirim MMS ini ke berapa penghuni?"
"Semua nomor di ponsel saya. Kira-kira semua penghuni sudah dapat."
"Kau..." Yin Ye menerjang maju, mengguncang kerah baju Wu Xiaochuan, "Apa kau gila? Kau tahu konsekuensinya?"
"Kau ngapain? Konsekuensi? Tentu saya tahu! Dengan begini tidak akan ada lagi penghuni yang seperti Dokter Tang nekat menjalankan misi darah tingkat raja iblis!"
"Wu Xiaochuan ini, kalau dibilang baik, dia orang yang jujur dan benci kejahatan. Tapi kalau dibilang buruk, dia tidak fleksibel dan berpikiran kolot. Setelah kematian Dokter Tang yang selalu dihormatinya, dia tampaknya sangat terpukul."
"Dengan melakukan ini, tragedi Dokter Tang tidak akan terulang. Di masa depan, selama para penghuni bersatu padu mengumpulkan Kontrak Neraka, kita semua bisa meninggalkan apartemen ini! Kalau begitu, tentu aku harus..."
Yin'ye menghantam wajahnya dengan pukulan keras! Wu Xiaochuan terkena pukulan di pipi, tubuhnya terlempar dan menabrak lantai marmer! Saat berusaha berdiri lagi, mulutnya sudah mengucurkan darah.
"Kamu... kenapa kamu memukulku?" Wu Xiaochuan terkejut memandang Ke Yin'ye di depannya.
"Otakmu yang sederhana ini harusnya ada batasnya!" Yin'ye yang biasanya tenang kini berteriak: "Apa kamu tahu konsekuensi dari perbuatanmu? Apa? Penghuni bersatu mengumpulkan Kontrak Neraka untuk menyegel Raja Iblis, lalu pergi dengan gembira dari apartemen? Menurutmu ini mungkin? Kau kira ini Surga Persik atau Utopia?!"
Andai saja beberapa penghuni tidak maju menahan Yin'ye, mungkin dia akan melanjutkan pukulannya.
Hal yang paling ditakuti Yin'ye akhirnya terjadi. Sekarang, semua penghuni apartemen tahu tentang hal ini!
"Hmm? MMS? Dari Wu Xiaochuan?"
"Kontrak Neraka? Benarkah? Ini nyata atau tidak?"
"Astaga, dengan ini, bukankah kita bisa meninggalkan apartemen ini?"
"Kontrak Neraka, membuat para penghuni yang selama ini hidup dalam keputusasaan seolah disuntikkan suntikan penyemangat! Asalkan mendapatkan tujuh keping fragmen Kontrak Neraka, itu sama saja dengan memperoleh tiket keluar dari apartemen!"
Seketika, semua penghuni mulai menyimpan rencana masing-masing, mengincar fragmen Kontrak Neraka itu dengan rakus!
Saat ini, Li Yin yang masih belum mengetahui apapun, meninggalkan rumahnya. Begitu tiba di jalan raya luar, dia terkejut melihat... Ziye sedang menunggunya.
"Ayo, kita kembali ke apartemen bersama."
Ziye berkata demikian. Li Yin terdiam sejenak sebelum bertanya, "Apa yang terjadi di apartemen..."
"Tidak... Hanya, ingin menemuimu saja."
Li Yin mengangguk dan berkata, "Baiklah, ayo pergi."
Sepuluh menit kemudian, mereka sudah duduk di dalam bus.
Setelah Ziye dan Li Yin duduk, dia melirik Li Yin dengan ekspresi yang agak canggung.
Tiba-tiba Ziye berkata padanya, "Permintaanmu saat mengajakku makan kue waktu itu, tidakkan kau lupa?"
Mendengar ini, Li Yin tertegun sejenak sebelum tersadar!
"Kamu... maksudmu..."
"Kuberi jawaban." Ying Ziyue mengangguk lembut, "Kau tidak akan menarik kembali kan?"
## Volume VII: Bus Tengah Malam, Cermin Hantu Bab II: Dua Instruksi Tulisan Darah
"Oh? Xia Xiaomei, ini pertama kalimu menjalankan misi darah, mengapa kau juga..."
"Tidak aneh, kadang ada pengecualian seperti ini. Lupa dengan kasus Ying Ziyye dulu?"
“Di lantai dasar apartemen, sejumlah besar penghuni berkumpul. Ada enam penghuni yang menjalankan misi darah kali ini: Ke Yinye, Wu Xiaochuan, Xia Xiaomei, Lin Ling, serta Liang Bing yang baru saja melarikan diri dari Kota Zhiyong.”
“Tingkat kesulitan misi darah yang dikeluarkan apartemen dan interval pelaksanaannya oleh penghuni sudah benar-benar kacau. Kemungkinan besar ini terkait dengan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis yang dikeluarkan pada tahun 2011. Karena itulah tahun lalu, Ying Ziyue yang masih baru harus menjalankan misi darah dengan tingkat kesulitan setinggi itu.”
“Eksistensi Kontrak Neraka sudah menjadi rahasia umum. Meskipun tindakan naif dan idealis Wu Xiaochuan telah mengubah segalanya menjadi situasi terburuk, keadaan sudah seperti ini dan tidak ada jalan lain. Yinye hanya bisa menerimanya.”
“Saat ini...”
“Li Yin menatap Ziye di hadapannya, mengulurkan tangan ingin memeluknya. Tiba-tiba, dia dan Ziye secara bersamaan merasakan... rasa sakit yang membakar seperti api menyala-nyala di jantung mereka!”
“'Apa... misi darah baru dikeluarkan?' Jantung Li Yin berdebar kencang. 'Ziye, kamu juga merasakannya?'”
“'Ya.'”
“Li Yin segera mengambil ponselnya ingin menelepon apartemen. Begitu menyalakan layar, terlihat pesan MMS belum terbaca. Pengirimnya adalah Wu Xiaochuan. Li Yin langsung membukanya.”
“'Ini... ini...'”
“Saat ini, di Kamar 404 apartemen.”
“Di dinding ruang tamu, muncul tulisan darah yang sangat familiar bagi para penghuni...”
“Pada tanggal 16 Januari 2011 dari pukul 00:00 dini hari hingga pukul 6:30 pagi, tinggallah di Gedung Apartemen 1 yang terbengkalai di Perumahan Ningfeng, Kota K. Di dalam gedung apartemen, terdapat fragmen kedua Kontrak Neraka.” Kemudian disertai penjelasan singkat tentang Kontrak Neraka.
Di sisi lain, Yin Yu yang saat itu menemani kakaknya di lantai dasar apartemen tiba-tiba merasakan sensasi terbakar hebat di area jantungnya!
Selain itu, ada satu orang lagi yang menerima instruksi tulisan darah yang sama...
Orang itu adalah Yang Lin.
"Apa mungkin? Fragmen kedua Kontrak Neraka?" Yang Lin memandang instruksi darah ini dengan terkejut: "Sepertinya aku juga punya kesempatan mendapatkan fragmen Kontrak Neraka! Nanti, aku pasti akan menyegel Raja Iblis untuk membalas dendam Dokter Tang!"
Tak lama kemudian tulisan darah itu menghilang, namun isinya telah terpatri kuat dalam ingatan Yang Lin. Sebelumnya para penghuni sempat mempertanyakan apakah mereka akan lupa detail instruksi setelah tulisan lenyap, namun ternyata konten instruksi darah akan melekat kuat seperti akar dalam memori setelah dibaca sekali, mustahil untuk dilupakan.
Dalam satu hari, apartemen secara bersamaan merilis dua instruksi tulisan darah!
Li Yin dan Ziye segera bergegas kembali ke apartemen untuk melihat instruksi tersebut. Bagi Li Yin, ini adalah instruksi tulisan darah keenam. Kali ini, asal bisa bertahan hingga waktu yang ditentukan instruksi berakhir, dia bisa langsung kembali ke apartemen!
Masuk ke lobi lantai dasar, Li Yin melihat Yin Ye, Liang Bing, dan lainnya dikepung rapat oleh sekumpulan penghuni di tengah ruangan. Suara hiruk-pikuk memenuhi lobi, setiap orang terlihat sangat antusias dengan keberadaan kontrak neraka. Sedangkan Yin Ye dan kawanannya... adalah penghuni yang akan pergi mengambil fragmen kontrak itu!
Dari percakapan orang-orang, Li Yin akhirnya paham. Wu Xiaochuan memfoto instruksi tulisan darah yang diterimanya dan mengirimkannya ke banyak penghuni. Tapi karena Ziye jarang berinteraksi dengan Wu Xiaochuan, nomor HP-nya tidak tercatat sehingga tidak mendapat SMS.
Kontrak neraka... Ternyata benda seperti itu benar-benar ada!
Tapi Li Yin sangat menyadari, mengumpulkan tujuh fragmen kontrak neraka merupakan hal yang hampir mustahil.
"Ayo kita lihat instruksi tulisan darah kita dulu di atas," ujar Ziye kepada Li Yin. "Setelah itu baru turun lagi."
Li Yin mengangguk, lalu berjalan bersama Ziye menuju arah lift.
Sesampainya di lantai empat, mereka berpisah menuju apartemen masing-masing.
Saat itu, Li Yin sama sekali tidak menyadari bahwa instruksi tulisan darah yang diterimanya dengan Yin Ye benar-benar berbeda.
Membuka pintu, dia mendekati dinding ruang tamu. Awalnya mengira isinya sama persis dengan MMS dari Wu Xiaochuan, tapi ternyata kontennya sama sekali berbeda!
"Apa...? Fragmen kedua kontrak neraka?" Li Yin tak menyangka apartemen ini bisa mengeluarkan dua instruksi tulisan darah berbeda dalam satu hari!
Bersamaan itu, beberapa penghuni lain naik lift menuju lantai empat belas.
“Kalian perhatikan tadi kan？Ekspresi kesakitan Ke Yin Yu？”Salah seorang penghuni berkata: “Saat itu pasti dia menerima instruksi tulisan darah! Tapi sepertinya dia berusaha menekannya, tidak ingin kami tahu.”
“Luar biasa,” kata penghuni lain: “Ke Yin Yu tinggal di Kamar 1407 kan？Tidak salah kan？”
“Tidak. Saya yakin tidak salah.”
Kemudian, beberapa orang ini berdiri di depan pintu Kamar 1407.
Salah satu penghuni mencoba memutar gagang pintu, tapi pintu terkunci.
“Baik, kita harus membobol pintu ini bersama-sama. Kita harus melihat instruksi tulisan darah yang diterima Ke Yin Yu. Mungkin ada petunjuk lokasi fragmen kedua Perjanjian Neraka!”
“Tidak perlu serumit itu,” tiba-tiba seorang penghuni mengeluarkan kawat besi: “Gembok tingkat apartemen seperti ini bukan masalah bagiku.”
Setelah mengorek-ngorek lubang kunci dengan kawat besi, pintu pun terbuka dalam hitungan detik.
Mereka langsung berhamburan masuk, dan terbelalak melihat instruksi tulisan darah yang diterima Ke Yin Yu - isinya persis sama dengan yang diterima Li Yin.
Salah seorang segera mengeluarkan ponsel, memfoto tulisan darah di dinding, lalu mengirimkannya via MMS ke penghuni lantai dasar yang dekat dengannya. Yang lain pun melakukan hal serupa.
Kekacauan akibat Perjanjian Neraka di kalangan penghuni apartemen baru mulai mereda setelah satu hari penuh.
Foto dua instruksi tulisan darah ini sudah beredar ke seluruh apartemen, menjadi pengetahuan umum. Masih banyak penghuni yang belum sepenuhnya menyadari konsekuensi mengerikan dari tersebarnya informasi tentang fragmen Perjanjian Neraka ke semua penghuni.
Keberadaan kontrak neraka tidak membuat Li Yin merasa bersemangat. Dia tidak berpikir bahwa mengumpulkan pecahan kontrak neraka akan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup. Bahkan dia merasa bahwa kontrak neraka sengaja dibuat oleh apartemen ini agar para penghuni saling membunuh.
Tengah malam. Di rumah Yin Ye, berkumpul semua penghuni yang akan melaksanakan misi darah bersamanya.
Terhadap Wu Xiaochuan, Yin Ye sudah tidak ingin berkata apa-apa lagi. Masalah sudah terjadi, menyalahkannya tidak ada artinya. Sekarang, yang penting adalah mencari cara untuk memutar balik situasi buruk ini seoptimal mungkin.
"Baik, sekarang kita bisa berdiskusi dengan tenang tentang misi darah kali ini." Yin Ye memulai pembicaraan: "Meskipun ini baru pecahan pertama kontrak neraka, pasti kita semua ingin mendapatkannya, bukan?"
Suasana langsung menjadi tegang.
Yin Ye menyapu pandangannya ke orang-orang di sekelilingnya, lalu berkata: "Tidak perlu dikatakan, kita semua pasti ingin mendapatkan pecahan itu. Sekalipun hanya satu keping, itu berarti selangkah lebih dekat untuk melarikan diri dari apartemen! Tapi semua tahu bahwa pecahan itu dipegang oleh hantu kejam, risikonya pasti sangat besar! Situasi ini mirip dengan instruksi tulisan darah saat Xia Yuan tewas, hanya saja... kali ini dijelaskan dengan jelas bahwa hantu menyamar di antara penumpang bus..."
Memang sangat mirip. Lagipula, pecahan kontrak neraka berada di tubuh hantu kejam...
Bukankah ini seperti mengambil makanan dari mulut harimau? Syarat ini terdengar mengerikan, tapi pastinya apartemen akan membatasi kemampuan hantu kejam tersebut.
Dengan kata lain, seharusnya ada kesempatan untuk mendapatkan pecahan kontrak itu.
Jika ini adalah bus terakhir, jumlah penumpang pasti tidak banyak, dan itu adalah daerah pinggiran kota yang jauh, pastinya lebih sepi. Mungkin tidak sampai sepuluh orang. Jika supir disingkirkan, maka... kita harus mengamati penumpang yang tersisa untuk menentukan siapa hantu jahat itu.
Tidak tahu siapa hantu jahatnya... artinya juga tidak tahu di mana fragmen perjanjian neraka itu. Semua orang ingin mendapatkan fragmen perjanjian, tapi takut pada hantu jahat, tidak ada yang berani sembarangan menggeledah penumpang. Bagaimana cara menentukan penumpang mana yang hantu?
Apartemen yang mengatur seperti ini, membuktikan hantu jahat itu pasti bersembunyi sangat dalam, tidak akan mudah menampakkan wujud aslinya.
Pada saat yang sama, empat orang dari pihak Li Yin berkumpul di lobi lantai dasar.
Jumlah total instruksi tulisan darah yang dijalankan Yang Lin dan Ziye sama sekali tidak selevel denganku. Tapi apartemen tetap menggabungkan mereka.
Sepertinya apartemen benar-benar kacau.
Yang Lin juga merasa sangat cemas: "Ini... instruksi tulisan darah keenam untukmu? Tapi bagiku ini baru yang keempat..."
Dia sangat paham betapa besar perbedaan di antara keduanya.
“Xia Yuan pernah menceritakan padaku sebelumnya, instruksi tulisan darah keenam benar-benar sangat aneh! Ingat, tahun pertama dia masuk apartemen, ada dua penghuni yang menjalankan instruksi tulisan darah keenam. Hasilnya, melalui video ponsel, di layar terlihat seorang penghuni yang lebih dari dua pertiga tubuhnya berubah menjadi tulang, kepala terkoyak separuh, tapi masih hidup. Akhirnya, muncul lubang hitam di otaknya. Lubang itu terus membesar, lalu... menelan dirinya sepenuhnya...”
“Yang Lin... tenanglah, banyak penghuni yang sudah tahu cerita ini. Kau tak perlu menceritakannya padaku...”
“Aku... ini baru instruksi darah keempatku, bagaimana bisa menang? Nanti yang dihadapi pasti bukan sekadar hantu biasa, tapi fenomena aneh yang mustahil kabur!”
Meski begitu, tidak ada jalan lain...
Instruksi tulisan darah dari apartemen tak bisa ditolak siapa pun. Begitu tulisan darah muncul di kamarmu, kau harus menjalankannya. Jika tidak, bayangan akan mengendalikanmu untuk bunuh diri tanpa bisa ditolak.
Apartemen ini... memang sebegitu mengerikannya.
“Sialan! Apartemen terkutuk ini benar-benar tidak memberi kesempatan hidup!” Yang Lin mengangkat meja kopi persegi panjang di lobi dengan geram, lalu menghantamkannya ke lantai marmer!
Meja kopi pecah berantakan di lantai. Yang Lin masih menyepaknya dengan geram: “Instruksi darah iblis ini benar-benar tak mungkin diselesaikan! Tingkat kesulitannya diatur setinggi ini! Saat aku mencoba instruksi keempat dengan tingkat kesulitan keenam, bagaimana nanti saat instruksi keenamku? Gila benar apartemen ini!”
"Pada saat ini, pecahan kaca di lantai mulai menyatu satu per satu. Kemudian, meja kopi yang terjatuh berdiri kembali, kacanya pulih sepenuhnya."
"Merusak bagian mana pun di apartemen ini tidak ada artinya. Bagaimanapun juga, semuanya akan pulih. Kalau tidak, mengingat tingkat kebencian penghuni terhadap apartemen, mungkin setiap sudut bangunan ini sudah penuh luka."
"Kamu harus berpikir positif, Yang Lin," Li Yin menghampiri dan menghiburnya: "Dalam misi darah yang diumumkan kali ini, ada lagi fragmen Kontrak Neraka. Jika kita bisa mendapatkan fragmen itu..."
"Loushang Li Yin..." Tiba-tiba Yang Lin menatapnya dingin: "Saya tegaskan... Fragmen Kontrak Neraka pasti diincar semua orang. Jadi... Saya harus dapatkan! Mengerti maksud saya?"
"Saya tahu," Li Yin mengangguk: "Masing-masing mengandalkan kemampuan. Saya tidak keberatan."
"Baik!" Yang Lin kembali meraih meja kopi itu dan melemparkannya keras ke dinding: "Ingat baik-baik... Untuk mendapatkan fragmen Kontrak Neraka, saya akan menghalalkan segala cara!"
"Hidup di apartemen ini, ketika kepentingan penghuni saling bertabrakan, secara alami menjadi musuh bebuyutan. Dulu karena harus melewati instruksi tulisan darah bersama, tidak ada pilihan. Tapi sekarang..."
Yang Lin memandang Yin Yu dan Ziye: "Ngomong-ngomong... Nona Ying, Nona Ke. Untuk merebut fragmen Kontrak Neraka, saya juga tidak akan segan terhadap kalian berdua!"
Sebenarnya Yang Lin cukup terbuka, sama sekali tidak menyembunyikan niatnya. Masih lebih baik daripada orang munafik yang berpura-pura suci.
“Aku tahu.” Ziye menjawab dengan tenang menghadapi perkataan Yang Lin: “Setiap penghuni, dihadapkan pada godaan pecahan kontrak neraka, pasti tidak akan bisa menolak. Aku bisa memahamimu.”
Demikianlah, para penghuni apartemen mulai terjerumus dalam perebutan kontrak neraka dengan segala cara...
Dan saat ini... hanyalah sebuah permulaan...
## Volume 7 Bus Tengah Malam, Cermin Hantu Bab 3 Tujuh Penumpang
Waktu berlalu cepat, tanggal 15 Januari tiba.
Sore hari, di dalam kamar 1404 apartemen.
“Yinyu... Tak kusangka kita menjalankan instruksi darah bersamaan, tapi tidak bisa bersama...” Yinye menghela napas, memandangi adiknya.
“Tingkat kesulitan instruksi darah keenam...” Pikiran ini membuat jantung Yinye seolah diremas, “Yinyu... Kau harus ekstra hati-hati. Kesulitannya pasti sangat tinggi, tetaplah di dekat Li Yin... Jika pecahan kontrak neraka benar-benar tidak bisa didapat, jangan nekad bertindak sendirian!”
“Baik, aku mengerti, Kak.”
“Kak...” Tiba-tiba Yinyu berkata: “Dulu orang tuaku... juga tinggal di apartemen ini... saling mendukung hidup, akhirnya...”
Mereka masuk ke apartemen ini tak lama setelah Yinyu lahir. Bertahan selama lima tahun sebelum tewas dalam instruksi darah, sudah termasuk lama. Mungkin... sampai instruksi darah keenam.
Tapi pada akhirnya, tetap tidak bisa lolos dari maut.
“Sudah lebih dari sepuluh tahun...” Yinyu menghela napas: “Setiap kali ingat orang tua juga pernah tinggal di apartemen seperti ini, aku...”
Ya...
"Yin Ye juga sangat memahami, Yin Yu selalu merasa sangat menderita atas kematian orang tua kandungnya. Dia sangat mengerti perasaan orang tua yang tidak bisa merawatnya karena tinggal di apartemen ini, sehingga harus menitipkannya pada sahabat lama."
"Kakak... kau juga harus berhati-hati, berhati-hati lagi. Pastikan menemukan jalan keluar dari misi darah secepat mungkin..."
"Ya," Yin Ye mengangguk, lalu mengangkat tangan kiri dan melihat cincin di jari manisnya: "Kakak... tahukah kau? Terakhir kali, di akhir mimpi, badut itu hampir membunuhku..."
"Apa?"
"Saat itu... A Shen muncul. A Shen dalam mimpi itu muncul dan membantuku menekan badut itu. Jika bukan karena itu, kurasa aku tidak akan bisa bangun."
"Yin Yu..."
"Aku tahu, itu hanya bayangan dalam mimpi. Aku akan tetap kuat... hidup untuk menggantikan bagian A Shen juga."
Malam hari, sekitar pukul 23.30.
Di luar Kota K, pinggiran timur, Dongming Town. Di sebuah jalan sepi, Yin Ye, Liang Bing dan lainnya sedang menunggu kedatangan bus terakhir.
"Menurutmu..." Liang Bing tiba-tiba memikirkan kemungkinan mengerikan: "Bagaimana jika busnya terlambat? Jika tidak sampai sebelum tengah malam pukul 00:00, bukankah kita akan mati sia-sia?"
"Mana mungkin..." Yin Ye baru saja mengucapkan ini... di persimpangan depan muncul sorot lampu kendaraan.
Datang! Bus terakhir.
Kelima orang itu menyiapkan seluruh konsentrasi mereka, menunggu bus terakhir berhenti di depan mereka.
Ini adalah bus berwarna putih di bagian luar.
Pintu bus terbuka, lima orang segera berebut masuk beriringan.
Setelah masuk ke dalam bus, reaksi pertama setiap orang adalah melihat ke arah penumpang yang ada di dalam...
Di lantai bawah, total ada tujuh penumpang.
"Ini..." Xia Xiaomei segera merasakan bahwa ketujuh orang ini...
Dua orang duduk di sisi paling depan bus. Di sebelah kiri adalah seorang gadis berusia 15-16 tahun yang memakai earphone dan mendengarkan walkman, sementara di sebelah kanan adalah pria bertopeng tengkorak hantu. Agak ke belakang, di dua baris berikutnya masing-masing duduk satu orang: di kiri ada pemuda yang membawa laptop, di kanan ada anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun berpakaian rumah sakit. Dua baris di belakang anak itu, duduk seorang wanita berbaju merah tua dengan kacamata hitam, dan pria paruh baya berwajah berparut.
Orang di baris terakhir paling aneh dan tidak biasa.
Ternyata adalah seorang nenek berusia sekitar 80-90 tahun yang... memegang payung di dalam bus untuk menutupi kepalanya!
Sopirnya adalah pria berpenampilan sekitar 30 tahun. Setelah melihat lima orang naik, dia langsung menutup pintu dan mulai mengemudi.
Sopir bukanlah "hantu"...
Kalau begitu...
Yin Yue dengan cepat mengamati ketujuh penumpang ini.
Gadis Walkman, Pria Topeng Hantu, Pemuda Laptop, Anak Rumah Sakit, Wanita Merah-Kacamata Hitam, Pria Berparut, Nenek Payung...
Di antara ketujuh orang ini, salah satunya adalah hantu jahat yang memegang Kontrak Neraka!
Siapa... sebenarnya?
Bus mulai bergerak.
Kelima orang tetap berdiri, tak bergerak sama sekali.
“Tidak ada yang berani duduk,” kata Li Yin. “Kita harus mengamati ketujuh penumpang ini dengan seksama. Siapapun dari mereka bisa jadi hantu yang membawa kontrak neraka.”
Xia Xiaomei membawa sebuah cermin. Ia membalikkan badan dan mengarahkan cermin untuk memantulkan ketujuh penumpang di belakangnya.
Ketujuh orang itu...
Semuanya terpantul dalam cermin!
“Ternyata tidak berhasil...” Xia Xiaomei tersenyum masam.
Di sisi lain... Li Yin, Ying Ziyue, Yang Lin dan Yin Yu tiba di Kompleks Ningfeng.
Kompleks Ningfeng adalah kawasan apartemen terbengkalai di pinggiran kota. Hanya ada lima gedung apartemen di sana, yang konon ditinggalkan karena masalah konstruksi bangunan yang buruk. Tak lama lagi seluruh kompleks ini akan diratakan untuk keperluan lain.
Suasana kompleks ini sangat angker. Mendekati tengah malam pukul 00:00, bayangan gelap seperti hantu beterbangan di antara bangunan apartemen yang rusak dan menyeramkan.
Gedung Apartemen No.1 terletak di bagian paling dalam kompleks, justru bertolak belakang dengan penomorannya.
Lantai dipenuhi sampah kotor dan debu. Sesekali terlihat tikus berlarian. Nyamuk dan serangga bertebaran dengan bau busuk menyengat.
“Tempat ini benar-benar mengerikan,” Li Yin menggeleng. “Apartemen ini memang lokasi sempurna untuk syuting film horor.”
Yin Yu tetap waspada mengamati sekeliling. Meski waktunya belum tiba, mereka tidak boleh lengah.
Namun tiba-tiba, dua sosok lain memasuki kawasan apartemen terbengkalai ini.
Hanya saja, kedua orang itu memasuki gedung apartemen nomor 4 yang dekat dengan pintu gerbang.
Dari kedua orang tersebut, satu adalah pria berjas terlihat berusia 30-an, dan satunya lagi wanita 20-an berbaju rendah yang berpakaian sangat provokatif. Pakaiannya dengan sempurna menonjolkan payudaranya yang montok.
"Katanya... di sini benar-benar tidak ada orang ya?" Wanita itu khawatir melihat ke sekeliling. Pria berjas itu menepuk dadanya, "Tentu! Hari ini kita bisa berbuat semaunya di sini. Aku sudah bosan bercinta di hotel. Tempat beraura mistis seperti ini kan lebih menarik?"
"Jangan macam-macam lah... Ngomong apaan sih..."
"Aku sudah bilang ke istriku kalau lembur malam ini di kantor. Jadi pulangnya pasti sangat larut, tidak masalah."
Wanita ini jelas seorang "ayam kampung". Terbiasa melayani banyak pria, baginya lokasi tidak penting asal dibayar. Meski dihina masyarakat, pekerjaan ini memberinya uang mudah dan cepat asal bisa memuaskan para pria.
Mereka kemudian masuk ke gedung apartemen nomor 4. Di dalam koridor, pria berjas itu sudah tak sabar melepas baju dan menarik tali bra wanita itu. Dengan senyum genit, si wanita berkata, "Buruan amat sih, santai aja..."
Beberapa menit kemudian, lorong mulai dipenuhi erangan yang tak sedap didengar. Dua tubuh putih saling melilit, bersatu dalam kenikmatan.
Tepat pada saat ini...
Di atas tangga, angin mulai berhembus.
Di pagar tangga tepat di atas mereka berdua...
Tiba-tiba, muncul tangan putih kurus yang hampir terlihat tulangnya!
## Jilid 7 Bus Tengah Malam, Cermin Hantu BAB 4 Menghilang
Setelah bus mulai bergerak, semua penumpang merasa sangat tegang. Akhirnya, sopir yang mengingatkan agar setiap orang mengeluarkan kartu transportasi untuk tap-in.
Dari tujuh penumpang ini, selain "gadis walkman" dan "pemuda laptop"... hm, wanita berkacamata hitam berbaju merah masih terlihat normal, sementara empat orang lainnya terasa...
"Nenek payung itu..." Liang Bing mengamati nenek di kursi belakang, berbisik di telinga Wu Xiaochuan: "Jangan-jangan itu hantu buas? Tidak, anak berbaju pasien itu juga..."
"Sssst..." Wu Xiaochuan berkata: "Jangan asal bicara tanpa bukti."
Yin Ye memilih duduk di kursi depan, duduk tegak sambil menoleh mengamati ketujuh orang itu.
Siapa hantu buasnya?
Perlukah dipikirkan?
Yin Ye sama sekali bukan orang bodoh. Apartemen biasanya akan menyediakan jalan keluar untuk misi darah, tentu saja kali ini juga tidak terkecuali. Daripada memikirkan siapa hantu jahat itu, lebih baik memikirkan apa jalan keluarnya. Yin Ye percaya, bahkan jika mereka tidak mengganggu hantu itu, hantu itu pasti akan menyerang mereka. Meskipun bus yang sempit ini sepertinya tidak mungkin digunakan untuk membunuh secara diam-diam... cara kerja hantu tentu tidak bisa disamakan dengan manusia. Contohnya... menghapus ingatan orang.
Hal seperti ini sangat mungkin terjadi.
Misalnya hantu tiba-tiba menampakkan wujud aslinya yang mengerikan untuk membunuh seorang penghuni, lalu menghapus ingatan semua orang dan kembali ke posisi semula, maka sama saja tidak tahu siapa hantunya.
Lalu apa yang harus dilakukan setelah mengetahui siapa hantunya? Dalam waktu yang ditentukan tidak boleh meninggalkan bus, apakah setelah ketahuan harus merebut pecahan kontrak secara paksa? Itu namanya mencari mati.
Jadi... kuncinya ada pada jalan keluar misi darah!
Jika benar-benar tidak bisa, lebih baik menyerah pada misi darah Raja Iblis. Yin Ye berbeda dengan orang biasa, dia tahu kapan harus mengambil dan melepaskan. Sebesar apa pun manfaatnya, jika risikonya terlalu tinggi, tidak perlu memaksakan diri.
Apartemen pasti telah menyiapkan jalan keluar yang memungkinkan mengidentifikasi hantu, mengambil pecahan kontrak, dan pergi dengan selamat. Jika tidak, semua ini tidak ada artinya. Karena pecahan kontrak muncul di lokasi instruksi tulisan darah, mustahil apartemen menyiapkan situasi mati yang sama sekali tidak bisa diakses penghuni. Itu tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan fakta instruksi tulisan darah selama ini.
Tapi untuk jalan keluar misi darah kali ini... Yin Ye belum menemukan petunjuk apa pun.
"Saat ini, Xia Xiaomei tiba-tiba duduk di samping Yin Ye dan berkata: "Tuan... Tuan Ke... Apa Anda punya ide bagus?"
"Untuk sementara saya ingin mengamati perkembangannya." Yin Ye menekan pelipisnya dan berkata: "Ingat perkataan saya? Mempertimbangkan jalan keluar adalah prioritas utama."
"Begitu ya..." Xia Xiaomei mengangguk dan berkata: "Tuan Ke, Anda benar-benar hebat... Kami sangat ketakutan, tapi Anda selalu tenang..."
"Anda melebih-lebihkan saya." Yin Ye menggelengkan kepala: "Saya juga takut. Hanya saja dibandingkan hantu, ada hal yang lebih saya takuti di dunia ini. Bagi saya, 'ketakutan' itu sendiri adalah hal yang paling menakutkan."
Saat itu, bus berbelok tajam. Akibatnya, Liang Bing yang masih berdiri kehilangan keseimbangan dan terjatuh hingga menabrak pemuda yang membawa laptop.
"Ah... Ma-maaf!" Liang Bing yang mengira pemuda itu mungkin adalah hantu jahat segera menjauh sambil terus membungkuk: "Maaf, maaf, maaf!"
"Tidak apa." Pemuda itu dengan ekspresi datar merapikan jas yang kusut, lalu kembali memfokuskan pandangan ke laptop. Liang Bing melirik dan melihat grafik K-line. Tampaknya pemuda ini sedang bermain saham.
Sementara itu, Wu Xiaochuan justru mengambil inisiatif...
Perlahan ia mendekati pria bertopeng hantu sambil tersenyum: "Hmm... Topeng ini keren sekali! Di mana kamu membelinya?"
Melihatnya begitu aktif, Liang Bing langsung melotot, sementara Yin Ye menggerutu dalam hati: Terlalu gegabah! Bagaimana bisa langsung begitu...
Pria yang mengenakan topeng "hantu" itu sama sekali tidak berbicara.
Wu Xiaochuan juga tidak marah, melanjutkan: "Sudahlah... Aku sangat suka topengmu, sangat keren. Bolehkah saya meminjamnya?"
Berani sekali!
Pria bertopeng "hantu" itu mulai bereaksi.
Dia mengulurkan tangan kanan, terus-menerus membentuk cakar, sementara ruas jarinya mengeluarkan bunyi gemeretak.
Kuku pria itu sangat panjang, seolah tidak pernah dipotong.
Wu Xiaochuan segera merasa tidak beres, lalu berkata: "Maaf... aku pergi."
Kemudian, dia perlahan mendekati gadis yang sedang mendengarkan walkman dengan earphone. Lalu, mendekatinya dan berkata keras: "Eh... permisi, aku ingin bertanya sesuatu..."
Gadis itu menatap Wu Xiaochuan, melepas earphone, dan bertanya dingin: "Apa?"
"Walkman ini merek apa? Aku baru-baru ini juga ingin membeli, tapi..."
Jagoan merayu nih... Liang Bing tak bisa tidak berpikir.
"Nyebelin! Minggir!" Gadis itu kembali mengenakan earphone, tapi saat melepasnya tadi, Liang Bing samar-samar mendengar lagu yang sedang diputar.
Lagu "Hair Like Snow" karya Jay Chou, bagian yang sedang diputar "Aku membakar dupa menyentuh siapa..."
Sepertinya penggemar lagu Jay Chou? Tapi, hantu buas juga bisa suka Jay Chou kan... Ingat ada yang pernah menulis novel horor berjudul ""...
Tapi, sekarang bukan saatnya memikirkan hal-hal ini...
Sementara itu, Yin Ye sambil mengamati ketujuh penumpang ini, otaknya bekerja dengan cepat...
Sebenarnya apa jalan keluar dari misi darah ini?
Seperti yang dia dan Yin Yu diskusikan, mustahil apartemen tidak memberikan petunjuk apapun, atau setidaknya sebelum membunuh penghuni pertama, akan ada sebuah petunjuk yang muncul.
Atau mungkin petunjuknya ada dalam instruksi tulisan darah?
Yin Ye mengingat kembali isi instruksi tulisan darah di pikirannya: "Sebelum pukul 00:00 tanggal 15 Januari 2011, pergi ke Kota K area pinggiran Dongming Town, naik bus terakhir jalur 145 menuju Yuehua Village di pinggiran barat. Turun setelah bus sampai tujuan. Selain sopir, di antara penumpang bus terdapat satu hantu kejam. Fragmen kontrak neraka pertama berada pada hantu tersebut. Kontrak neraka terdiri dari tujuh fragmen, jika dikumpulkan bisa menyegel Raja Iblis dengan menunjukkan kontrak dalam radius 10 meter saat melaksanakan misi darah Raja Iblis. Enam fragmen lainnya akan diumumkan dalam misi darah berikutnya."
Di antara penumpang... ada satu hantu kejam... sopir tidak termasuk.
Ternyata...
Tidak mengesampingkan penghuni apartemen.
Yin Ye menatap keempat orang lainnya... Xia Xiaomei, Lin Ling, Wu Xiaochuan dan Liang Bing. Peristiwa "Si Chen" saat bermain petak umpet di Gunung Huayan masih jelas dalam ingatannya.
Mungkin... salah satu dari empat orang ini sebenarnya bukan penghuni, melainkan ingatannya yang telah dimanipulasi.
Kalau dipikir-pikir, mungkin salah satu dari mereka adalah hantu kejam.
Tentu saja, ini hanya hipotesis belaka. Tanpa dasar apapun.
Singkatnya, di dalam bus, selain sopir dan dirinya sendiri, setiap orang bisa jadi adalah hantu jahat. Dengan perhitungan ini, jumlah tersangka sebenarnya adalah sebelas orang.
Lin Ling saat ini berjalan ke bagian paling belakang bus, mendekati nenek tua yang... sedang memegang payung.
Lin Ling masuk ke apartemen sekitar empat bulan lebih awal dari Li Yin. Dia adalah wanita yang cukup sensitif dan rapuh, namun bisa menjadi berani dan kuat demi teman-temannya. Dia sangat akrab dengan Ouyang Jing dan memiliki hubungan baik. Instruksi tulisan darah pertamanya dijalankan bersama Dokter Tang.
Saat itu, lokasinya berada di lantai tertinggi menara jam di Kota K. Keduanya pertama kali menjalankan misi darah. Tingkat kesulitan misi saat itu tidak terlalu tinggi, namun Lin Ling sempat terjebak dalam situasi kritis. Dokter Tang yang sebenarnya bisa kabur, justru mempertaruhkan nyawa menggendongnya kembali ke apartemen.
Kematian Dokter Tang juga menjadi penyesalan besar bagi Lin Ling. Ini merupakan pukulan berat berikutnya setelah kematian Ouyang Jing.
Lin Ling perlahan mendekati nenek tua itu, kemudian memaksakan senyuman sambil menekan rasa takut yang menggelegak di hatinya, bertanya: "Nek... Kenapa Nenek membuka payung di dalam bus? Tidak perlu kan..."
Nenek tua itu sedikit mengangkat kepala. Dahinya penuh keriput, kedua pupil matanya terlihat keruh dan pucat seperti menderita katarak. Tangan kanannya mencengkeram erat gagang payung, hanya sedikit bergetar. Bibirnya bergetar seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak bisa keluar.
Pada saat ini, pria berwajah bekas luka yang duduk bersama wanita berkacamata hitam dan berbaju merah mengeluarkan sebungkus rokok, mengambil korek api dan menyalakan rokoknya.
Saat menghembuskan asap rokok, pria berwajah bekas luka itu terlihat sangat menikmatinya.
Jika dilihat lebih dekat, bekas luka itu benar-benar mengerikan, membentang dari dahi hingga ke dagu seperti lipan yang terpelintir, tampaknya luka tersebut dipotong sangat dalam.
Wanita berkacamata hitam berbaju merah tetap duduk diam tanpa gerakan, sepertinya juga tidak menunjukkan ketidaksukaan terhadap pria berwajah bekas luka yang sedang merokok.
Di depan mereka, seorang anak laki-laki yang mengenakan pakaian pasien rumah sakit duduk dengan ekspresi kaku seperti boneka, sama sekali tak bernyawa, benar-benar terlihat seperti hantu. Sebenarnya, Xia Xiaomei merasa anak laki-laki itu yang paling mungkin menjadi hantu gentayangan. Tapi tidak bisa dipastikan.
Suasana di dalam bus sangat mencekam.
Siapa hantu gentayangan? Siapa yang membawa pecahan kontrak neraka? Para penghuni terus memeras otak untuk mencari tahu.
Wu Xiaochuan terus berjalan mondar-mandir di dalam bus, mengamati setiap orang. Tiba-tiba gadis dengan walkman itu protes: "Kalian ini mau apa? Kursi kosong masih banyak, jalan bolak-balik terus ganggu sekali!"
Wu Xiaochuan mengabaikannya, matanya terus menyapu tujuh orang ini...
Di antara mereka ada satu hantu...
Siapa...
Siapa...
Hmm?
Ada apa?
Tiba-tiba Wu Xiaochuan merasakan... punggungnya menggigil kedinginan.
Tidak mungkin!
Melihat para penumpang ini, Wu Xiaochuan menemukan sesuatu yang sangat mengerikan! Apa yang terjadi? Bagaimana mungkin bisa seperti ini?
Harus, harus segera memberitahu penemuan ini kepada yang lain!
Tiba-tiba Wu Xiaochuan merasa ada yang tidak beres.
Kemudian, ia perlahan mengangkat kepalanya.
Sebuah siluet tubuh yang terdistorsi menempel erat di atap bus, sepasang pupil mata berdarah mengintai Wu Xiaochuan dengan tatapan mengerikan!
Wu Xiaochuan langsung terjatuh ketakutan! Ia ingin berteriak, tapi merasa tenggorokannya seperti tersumbat! Seluruh tenaganya seolah terkuras, tak bisa bangun sama sekali, hanya bisa menggerakkan tangan lemah atau sedikit menggerakkan kaki.
Pada detik ini, ia tahu ajalnya sudah dekat. Tapi meski harus mati, tidak boleh mati sia-sia! Harus meninggalkan petunjuk untuk yang lain!
Yin Ye menggosok-gosok matanya.
Ada apa ini?
Baru saja jantungku berdebar kencang tiba-tiba.
"Hei, hei..." Xia Xiaomei tiba-tiba berkata pada Yin Ye, "Wu Xiaochuan... Ke mana Wu Xiaochuan pergi?"
Yin Ye kaget, melihat ke sekeliling... Benar, Wu Xiaochuan tidak ada di mana-mana!
Dua orang lainnya juga menyadarinya.
"Bagaimana bisa..." Liang Bing menengok ke kiri-kanan, benar-benar tidak melihat Wu Xiaochuan. Baru saja melihatnya lewat di samping, lalu tiba-tiba...
Menghilang! Di dalam bus ini, lenyap tanpa jejak!
## Volume 7 Bus Tengah Malam, Cermin Hantu Bab 5 Jejak Tangan
Wu Xiaochuan...
Telah lenyap tanpa jejak dari dalam bus ini!
"Tidak, tidak mungkin..."
Yin Ye dengan cepat menenangkan diri...
Mulai... Hantu mulai membunuh orang. Artinya, petunjuk tentang "jalan keluar" seharusnya muncul. Semua gerakan ketujuh penumpang tadi tidak luput dari penglihatannya.
"Kalian kenapa sih?" Gadis pemutar musik portabel itu mencabut earphone sambil mengerutkan kening: "Beresin dong!"
"Kami..." Liang Bing gelisah dan bingung: "Teman kami..."
"Teman?" Gadis itu bertanya heran: "Bukannya cuma empat orang yang naik bus? Mana ada teman lain?"
Empat?
Empat?
Liang Bing tiba-tiba merasa otaknya mentok. Dia, Lin Ling, Xia Xiaomei, Yin Ye, ditambah Wu Xiaochuan - seharusnya total ada lima orang...
Masa hanya empat orang yang naik bus?
Dia segera menatap yang lain: "Kalian... tidak lihat teman kami? Yang tinggi, pakai kemeja kotak-kotak hitam putih, alis tebal, wajah persegi... Benar-benar tidak lihat?"
Perempuan berbaju merah berkacamata hitam tiba-tiba terkikik: "Lucu banget, apa hari ini April Mop?"
Yin Ye segera mendekati Liang Bing: "Kau kenapa? Mabuk? Ngomong nggak jelas."
Lalu berbisik di telinganya: "Wu Xiaochuan sudah mati... Sekarang kita harus cari cara bertahan hidup!"
Yin Ye sama sekali tidak terkejut ingatan penumpang dihapus. Selama satu setengah tahun di apartemen, dia menganalisis berbagai fenomena instruksi tulisan darah, begadang jadi hal biasa, terus mencerna pola misi berdarah yang diatur apartemen.
Bagaimanapun, fenomena horor hanya memiliki beberapa pola. Orang hidup berubah menjadi hantu, hantu berubah menjadi manusia, ruangan kosong tiba-tiba muncul hantu, gua tak dikenal, ingatan yang dimanipulasi, kutukan yang teratur...
Untuk mengatur jalan keluar, namun tidak mungkin ada situasi pasti mati. Bersamaan... juga tidak akan menciptakan force majeure yang membuat penghuni tidak bisa menjalankan misi darah. Misalnya tidak akan ada bus terlambat atau macet di perjalanan, untuk mengatasi masalah dana transportasi apartemen memberikan kartu transportasi isi ulang tak terbatas, yang tidak punya mobil pribadi juga tak perlu khawatir biaya transportasi. Jadi, karena misi darah menyatakan tidak boleh meninggalkan bus sebelum sampai halte...
Maka sama sekali tidak akan terjadi situasi dimana bus terpaksa berhenti karena ada orang yang hilang.
Jadi, pasti akan ada trik menghapus ingatan penumpang dan sopir. Tentu jika penghuni bertindak bodoh dan terus menyelidiki, masalah yang muncul bukan kesalahan apartemen.
Bagaimanapun apartemen juga tidak aktif melindungi mereka.
Yin Ye baru saja hanya memperhatikan penumpang, tapi mengabaikan ekspresi Wu Xiaochuan. Lalu dia berbisik ke beberapa orang lain: "Bagaimana... apakah ada perubahan pada Wu Xiaochuan tadi? Ada yang perhatikan?"
Lin Ling berpikir sejenak, berkata: "Aku... aku tidak ingat, karena tadi sedang berbicara dengan nenek pemegang payung..."
"Aku juga tidak terlalu memperhatikan..." Xia Xiaomei menggelengkan kepala: "Aku..."
"Begitu ya..."
Yin Ye kembali menoleh melihat ketujuh penumpang itu.
Petunjuk jalan keluar dari misi darah seharusnya sudah diberitahu melalui suatu cara, makanya pembunuhan baru dimulai. Tapi, mungkin juga... hanya Wu Xiaochuan sendiri yang menerima petunjuk khusus.
Dia mungkin juga menemukan sesuatu.
Saat ini, Lin Ling di samping Yin Ye menggigil tak henti, terlihat sangat ketakutan. Hilangnya tiba-tiba Wu Xiaochuan membuatnya terjebak dalam kepanikan yang mendalam.
Tiba-tiba Xia Xiaomei menggenggam tangannya dan berkata: "Jangan takut, Nona Lin. Tuan Ke pasti bisa menemukan... jalan keluar dari misi darah."
Bagi Xia Xiaomei yang pertama kali menjalankan misi darah, hantu pasti tidak akan menjadikannya target prioritas. Ditambah sifatnya yang ceria, jadi dia tidak takut apa pun.
"Ibu saya pernah berkata, dia paling suka bunga matahari."
Tiba-tiba Xia Xiaomei mulai bercerita tentang hal yang sama sekali tidak berhubungan.
"Hah?" Lin Ling bertanya bingung: "Bunga matahari?"
"Ya." Xia Xiaomei mengangguk: "Dia terkena leukemia saat saya berusia lima tahun. Sumsum tulang ayah dan saya tidak cocok, saat itu kami hampir putus asa. Tapi ibu selalu tidak pernah mau menyerahkan harapan, bahkan dalam keputusasaan sekalipun, ibu ingin seperti bunga matahari yang selalu menghadap matahari. Sedetik pun tidak akan membiarkan diri tenggelam dalam kegelapan. Tapi untuk melihat bunga matahari, di luar rumah sakit tidak ada. Kondisi tubuhnya juga tidak memungkinkan keluar... jadi saya mulai belajar melukis."
“Aku sudah menggambar lebih dari seratus lembar... Setelah menemukan bunga matahari, terus menerus menggambar lembar demi lembar... Haha, waktu itu memang sangat konyol, kenapa tidak pakai kamera saja, sama sekali tidak terpikir. Gambarnya juga tidak terlalu bagus, tapi rasanya semua doa untuk ibu sudah tercurahkan... Ibu, dia adalah wanita seperti bunga matahari.”
“Lalu ibumu...”
“Sekarang hidupnya sangat baik,” Xia Xiaomei tersenyum lebar, berkata: “Masih... sangat mencintai cahaya matahari yang menyinari bumi. Saat itu aku bersumpah, kapanpun tidak akan menyerah kerinduan pada cahaya. Seperti bunga matahari... Sejak itu, aku mulai belajar melukis, karena menurutku lukisan bisa menyampaikan kebahagiaan dan kehangatan.”
Dia menggenggam tangan Lin Ling erat, berkata: “Kita tidak akan mati... Kalau memikirkan bunga matahari, tidak akan takut lagi...”
“Mm... Aku mengerti...” Lin Ling mengangguk, meski gemetar di tubuhnya belum sepenuhnya berhenti, tapi wajahnya sudah mulai berwarna sedikit.
“Aku...” Tiba-tiba Lin Ling berbisik pelan: “Aku selalu menyukai Dokter Tang. Sejak dia menyelamatkanku... selalu menyukai dokter. Tapi dokter tidak menerimaku, sepertinya hatinya tidak bisa terbuka. Aku merasa di dalam hati dokter ada luka yang tersembunyi, awalnya kukira itu karena ketakutan dari apartemen. Tapi setelah mendengar cerita Lian Cheng dan Yi Wan, baru tahu... dokter punya masa lalu seperti itu.”
Saat mengatakan ini, hidung Lin Ling agak tersengat.
“Aku benar-benar, sungguh sangat sangat menyukai dokter... Tapi saat itu, ketika dokter pergi ke Mal Xinxin, aku sangat takut, aku tidak berani ikut... Meski tahu tidak akan ada bahaya, aku tetap ketakutan. Aku benar-benar menyesali diri, di saat-saat terakhir dokter menderita dan ketakutan, aku tidak bisa menemani dokter...”
Pada saat ini, Yin Ye mengangkat kepalanya sedikit, lalu...
Dia terkejut menemukan di atap mobil, terdapat dua bekas yang agak jelas...
Cap tangan!
Cap tangan itu terlihat seperti bekas keringat dan minyak, tidak terlalu mencolok, tapi penglihatan Yin Ye cukup baik. Dia segera mulai menghubungkan...
Cap tangan ini dari mana asalnya?
Yin Ye berjalan di bawah cap tangan itu, ingin melihat lebih jelas. Tapi cap tangan terlalu kabur, sidik jari dan garis telapak sama sekali tidak jelas. Kecuali ada peralatan deteksi khusus.
Tapi tidak ada.
Posisi cap tangan ini... yang terdekat adalah anak laki-laki yang mengenakan baju pasien. Anak itu tetap menunjukkan wajah dingin yang ekstrem, tanpa ekspresi.
Cap tangan itu... terlihat cukup besar, seharusnya bukan milik anak ini. Kedua tangan anak itu tidak terlalu besar.
Sudah mengeliminasi satu kemungkinan?
Tidak, Yin Ye menggelengkan kepala. Masih belum pasti apakah cap tangan ini ditinggalkan hantu galak, mungkin petunjuk dari apartemen, atau mungkin... penyesatan.
Apalagi siapa yang bisa menjamin hantu tidak bisa memperbesar tangannya?
Saat ini, di belakang remaja berbaju pasien, pria berotot paruh baya bermuka bekas luka sudah menghabiskan rokok di tangannya. Lalu mengeluarkan lagi bungkusan rokoknya.
Hanya saja, saat mengeluarkan korek api lagi, ternyata tidak bisa menyala.
"Hmph!" Pria berotot paruh baya itu langsung berteriak ke arah Yin Ye: "Hei, Mas di sana, iya kamu... Bisa pinjam korek api?"
Yin Ye mendengarnya lalu mendekat, mengeluarkan korek api dari sakunya dan mendekatkannya ke rokok yang sedang digigit pria berotot itu.
Saat menyalakan rokok, Yin Ye juga memperhatikan wanita berkacamata hitam berbaju merah itu. Dia duduk di sebelah pria berotot berparut, jaraknya sangat dekat sehingga bisa melihat sekilas matanya di balik kacamata.
Sekarang sudah malam, tidak ada alasan orang biasa masih memakai kacamata hitam. Tapi beberapa orang memakainya untuk menutupi luka atau lingkaran hitam di mata, mungkin saja.
Itu... sepasang mata yang sangat indah. Meski tidak terlihat jelas, Yin Ye yakin jika kacamata itu dilepas, pasti ini seorang wanita cantik.
Mengembalikan korek api, pria berparut itu berkata: "Terima kasih ya."
Dan sampai di sini... jaraknya juga sangat dekat dengan nenek yang memegang payung di kursi paling belakang.
Tapi Yin Ye tidak terlalu memperhatikan nenek itu, berbalik badan dan berjalan ke arah Liang Bing dan yang lain.
Jalan keluar sebenarnya apa?
Yin Ye mulai merasakan tekanan yang belum pernah dialami sebelumnya. Ini baru instruksi darah keempat, sementara Li Yin sekarang sedang menjalankan instruksi darah keenam... bersama Yin Yu.
Perubahan di apartemen saat ini terlalu mengerikan, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
Tepat pada saat ini...
Yin Ye tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak beres.
Ada apa ini?
## Jilid Ketujuh Bus Tengah Malam, Cermin Hantu Bab Keenam Tanda Salib
Dia merasakan sesuatu yang sangat dekat dengannya. Seolah jika hanya menoleh sedikit, akan terlihat wajah hantu yang mengerikan.
Yinye menggigit bibirnya kuat-kuat sampai hampir berdarah, kuku jempol kedua tangannya menghunjam dalam ke telapak tangan.
Jika terus begini… keempat orang akan dibunuh semua dalam waktu satu jam!
Bus terus melaju. Malam semakin larut, sekitar hanya jalan pedesaan sepi hampir tak terlihat bayang orang. Bahkan cahaya bulan pun redup.
Yinye mencoba menenangkan diri dan memutuskan untuk menyusun kembali pikirannya.
Petunjuk jalan keluar pasti sudah muncul… Kunci utamanya adalah bagaimana menangkap clue untuk menemukan jalan keluar itu!
Pada tiga instruksi tulisan darah sebelumnya, Ke Yinye selalu mampu menembus "misi darah" dengan insight tajam, meski sering membutuhkan waktu.
Sementara itu, perhatian Xia Xiaomei tertuju pada wanita berkacamata hitam berbaju merah itu.
"Hantu galak" konon terbentuk dari orang yang mati mengenakan pakaian merah. Meski tak tahu kebenarannya, wanita berbaju merah itu memang tak bisa diabaikan.
Karena terus menatap, wanita berkacamata itu akhirnya menyadari tatapan Xiaomei.
"Nona," katanya dengan nada dingin, "Mengapa terus memandang wajahku? Bola matamu hampir copot."
"A… Aku…" Xiaomei buru-buru melambaikan tangan, "Aku, aku tidak menatapmu…"
"Hmph! Aneh sekali." Wanita itu kemudian diam seribu bahasa.
Sedangkan Yin Ye masih menatap bekas cap tangan itu...
Yin Ye mengeluarkan ponselnya dan memutar sebuah video. Karena sudah mengantisipasi kemungkinan penghapusan ingatan, dia sudah mempersiapkan segalanya. Sebenarnya, dia telah memotong kantong baju bagian atasnya agar kamera ponsel bisa menjulur keluar, lalu menyimpan ponsel di sana untuk merekam.
Dari naik mobil sampai duduk di kursi, rekaman terus berjalan. Baru sekarang dia menghentikannya. Kemudian, dia mengambil sekantong keripik kentang dari tasnya, merobek kemasannya, dan diam-diam memasukkan video ponsel ke dalamnya saat orang lain tidak memperhatikan. Lalu berpura-pura mengambil keripik sambil melihat video. Tentu saja, dengan mode senyap.
Trik ini dipelajari dari Yagami Light. Saat ini, Yin Ye dalam hati sangat berterima kasih kepada Yagami Light... eh, maksudnya saran dari Tuan Takeshi Obata. Pecahan kontrak tidak boleh jatuh ke tangan orang lain, jadi isi video juga tidak boleh ketahuan. Selain itu, berbahaya jika penumpang di belakang melihat.
"Apa mungkin?" Xia Xiaomei melihat Yin Ye di sebelahnya, "Tuan Ke masih sempat makan keripik?"
"Hmm, makan sedikit untuk relaksasi juga tidak apa."
Karena tahu supir bukan hantu, duduk di barisan depan memungkinkan merekam semua penumpang tanpa ada yang terlewat.
Tak lama kemudian, video sampai pada bagian krusial.
Yin Ye mengunyah keripik sambil merasakan ketegangan memuncak. Akankah hantu terekam dalam video?
Wu Xiaochuan di layar sedang melihat ke sekeliling. Tapi yang terekam adalah punggungnya, jadi ekspresinya tidak jelas. Namun jelas terlihat tubuhnya gemetar.
Kemudian, kepalanya jelas bergerak ke kiri dan kanan, dan ini berlangsung beberapa kali.
Menemukan sesuatu... Mengapa kepalanya bergerak ke kiri-kanan.
Tiba-tiba dia mengangkat kepala, lalu seluruh tubuhnya terjatuh ke lantai! Saat mengangkat kepala, saat itu terlihat wajahnya.
Wajahnya... terlihat sangat ketakutan, dan menatap ke atap mobil, tapi... di layar tidak terlihat apapun di atap. Dan ketujuh penumpang itu semua duduk dengan normal, tak ada yang memperhatikan keanehan Wu Xiaochuan.
Selanjutnya, ekspresi ketakutan Wu Xiaochuan semakin menjadi. Tiba-tiba ia menggigit jari telunjuk kanannya, lalu menggoreskan sesuatu di bagian pantat!
Selanjutnya... layar tiba-tiba menjadi gelap!
Saat layar menyala kembali, Wu Xiaochuan sudah menghilang.
Yin Ye menarik napas dalam-dalam...
Ternyata ada hantu galak di atap mobil!
Ia segera mengencangkan kantong kentang goreng, mengambil 3-4 bola kaca dari saku. Bola kaca ini memang disiapkannya untuk antisipasi. Sengaja dijatuhkan ke lantai, lalu kakinya pura-pura tidak sengaja menginjak, membuat bola kaca menggelinding ke belakang.
Jangan sampai hantu galak tahu aku ingin memeriksa apa yang ditulis Wu Xiaochuan...
Yin Ye segera berdiri dan berkata: "Aduh, bola kacaku..." lalu berjalan perlahan ke area di bawah bekas tangan. Saat membungkuk mengambil bola kaca, matanya melihat ke lantai...
Lalu... dia menemukan jejak merah kecil.
Itu adalah...
Sebuah tanda salib berwarna merah darah.
Tanda salib? Inilah pesan yang ditinggalkan Wu Xiaochuan? Memikirkan ini, Yin Ye sambil memungut bola kaca, sambil menggosok noda darah dengan kakinya. Karena Wu Xiaochuan baru saja meninggal, darahnya belum mengeras sama sekali, sehingga cepat terhapus seluruhnya.
Tanda salib ini, baik penumpang maupun penghuni lain, tidak boleh melihatnya. Terutama hantu galak, jika hantu itu menyadari aku melihat tanda ini, pasti akan membunuhku pertama kali.
Meletakkan bola kaca kembali ke saku, Yin Ye mulai merenung...
Tanda salib? Melambangkan apa? Salib? Tapi kemungkinan besar Wu Xiaochuan tidak sempat menyelesaikan tulisannya sebelum...
Menggenggam erat kantong keripik di tangannya, Yin Ye kembali ke kursinya.
Shi... Tidak mungkin nama orang. Wu Xiaochuan sama sekali tidak mengenal satu pun dari tujuh penumpang ini. Lalu ini melambangkan apa?
Pria bertopeng? Bukan.
Gadis walkman? Juga bukan.
Anak ruang pasien? Masih salah.
Mungkin... Buku catatan? Dua coretan pertama karakter "" justru membentuk tanda "+"! Dan karakter "" lebih sederhana daripada "laptop", saat itu situasi genting sehingga dia harus menulis cepat...
Pria pembawa buku catatan! Pemuda dengan laptop itu!
Mungkinkah dia hantu galak?
Yin Ye segera mengarahkan pandangannya ke pemuda dengan laptop itu, yang masih fokus menatap layar komputernya, mungkin masih menganalisis tren saham.
Saat kembali fokus ke kantong keripik di tangannya, tiba-tiba terdengar teriakan dari belakang: "Naik! Akhirnya naik!"
Naik? Tidak mungkin? Di jam segini pasar saham belum tutup?
Yin Ye kembali menoleh, melihat pemuda itu segera mengambil ponselnya, menghubungi beberapa nomor, dan berkata: "Hello,James,my stock......"
Pemuda itu terus berbicara bahasa Inggris lancar. Sebagai doktor, Yin Ye yang mahir berbahasa Inggris dengan mudah memahami perkataannya.
Rupanya dia membeli saham luar negeri, pantas saja pasar saham masih beroperasi. Sekarang sepertinya dia memberi tahu investor asing yang berkolaborasi dengannya bahwa saham perusahaan AS yang dibelinya melonjak drastis dan strateginya sukses. Besok dia akan kembali ke Los Angeles. Saat ini dia menetap di Amerika, tapi masih memiliki ikatan emosional dengan tanah air. Orang tuanya tinggal di Tiongkok, jadi dia sesekali mengunjungi mereka.
Apakah... ini bukan hantu galak?
Tapi kita tidak bisa hanya melihat hal-hal ini, mungkin ini adalah penyamaran yang disengaja.
Jika dipikir lebih lanjut, wanita berkacamata hitam... pria bekas luka... nenek payung... Dua coretan pertama mungkin bisa ditafsirkan sebagai tanda salib, tapi saat itu Wu Xiaochuan pasti tahu waktunya terbatas. Menulis karakter '' (běn) adalah yang tercepat dan paling mudah dipahami. Jadi... yang paling sesuai adalah pemuda ini.
Tidak... tanda salib ini belum tentu merujuk pada ciri fisik mereka. Mungkin ada makna lain.
Yin Ye kembali melihat video di ponselnya, terus mengamati dengan seksama.
Pemuda karakter ''...
Saat Wu Xiaochuan terjatuh ketakutan, dia masih tetap mengoperasikan laptopnya, terlihat sangat fokus.
Lalu... bagaimana dengan orang lain...
Persis di saat ini...
Tiba-tiba, tangan membusuk yang penuh luka muncul di layar ponsel, kemudian menutupi seluruh layar! Yin Ye yang ketakutan langsung melemparkan kantong keripiknya keluar bus!
Saat melihat tadi... adegan ini sama sekali tidak muncul!
Yin Ye langsung menoleh ketakutan... pemandangan tetap tenang. Namun, wajahnya mulai memucat.
Sepuluh...
Sepuluh...
Apa arti "sepuluh"?
Tanda salib dalam agama Kristen melambangkan Tuhan. Tanda salib tadi agak miring... mungkinkah itu salib terbalik?
Salib yang jatuh melambangkan iblis...
Apakah hantu galak adalah iblis? Tapi apa bedanya? Hantu galak atau iblis sama saja.
Tiba-tiba Yin Ye memikirkan kemungkinan yang lebih mengerikan...
Matanya...
Beralih ke Lin Ling!
Karakter "Lin"... dua goresan pertama juga membentuk "sepuluh"!
Jangan-jangan, saat itu, orang yang dilihat Wu Xiaochuan... bukan, hantu yang dilihat... adalah Lin Ling? Jika benar, Wu Xiaochuan ingin memberi harapan pada penghuni lain, memutuskan menggigit jari dan menulis nama Lin Ling dengan darah. Bahkan hanya menulis karakter "Lin" saja cukup, di mobil ini hanya ada satu orang dengan marga Lin yang dia kenal!
Lin Ling... tentu saja penghuni apartemen Lin Ling adalah manusia. Tapi apakah dia seperti Xia Yuan dulu, hasil transformasi hantu? Apakah Lin Ling asli sudah dibunuh hantu galak?
Sejak awal, Yin Ye tidak mengeluarkan penghuni dari daftar suspect. Dia hanya yakin diri sendiri dan sopir bukan hantu galak.
Sayangnya ponsel sudah dibuang, kalau tidak, bisa melihat penampakan Lin Ling saat itu lewat layar.
Saat ini, Lin Ling memegang pegangan tangan, berdiri di posisi kurang dari satu meter darinya, mengamati para penumpang.
Apakah dia hantu galak?
Ingat, sejak keluar dari apartemen, bersama-sama naik kereta bawah tanah ke pinggiran timur, lalu naik bus ke Dongming Town, selama itu dia sama sekali tidak berbicara. Bisa dibilang karena gugup...
Tapi, mungkinkah di suatu waktu, dia dibunuh hantu galak lalu digantikan?
Ketakutan dan kepanikannya tadi, apakah itu palsu? Setelah dihibur Xia Xiaomei, dia bahkan bilang pernah naksir diam-diam Dokter Tang...
Lin Ling pernah naksir diam-diam Dokter Tang?
Yin Ye berpikir sejenak, lalu memberanikan diri berkata pada Lin Ling: "Lin... Lin Ling, kemarilah sebentar."
Mendengar itu, Lin Lang segera mendekat dan bertanya: "Tuan Ke... apakah kamu menemukan jalan keluar? Benar kan? Benar kan?"
Ekspresinya benar-benar penuh ketakutan dan kepanikan. Kalau ini akting, layak dapat patung Oscar kecil.
"Kamu..." Detak jantung Yin Ye sekarang sangat kencang. Bagaimana jika dia benar-benar hantu galak... Dan dirinya sudah menembus penyamarannya, konsekuensinya akan sangat mengerikan.
Bahkan jika membunuhnya di tempat, ingatan penumpang bisa dihapus, takkan ada yang bereaksi.
Tenang... tenang...
Yin Ye terus mengingatkan diri sendiri: Meskipun dia benar hantu galak, seharusnya belum sadar aku sudah mengetahuinya. Tenang, tenang...
Jangan panik!
Lalu dia bertanya sealami mungkin: "Kamu terlihat sangat gugup. Jangan panik begitu, lebih baik minum obat penenang."
“Setiap kali penghuni ingin meredakan ketakutan dalam hati, mereka mengonsumsi obat anti-kecemasan dalam jumlah besar dan selalu membawa beberapa tablet.” Setelah mendengar ini, Lin Ling tahu itu bukan jalan keluar, wajahnya langsung menunjukkan ekspresi kecewa yang sangat dalam.
Bertanya tentang detail apartemen untuk memverifikasi kebenarannya tidak ada gunanya, kasus Xia Yuan sebelumnya sudah menjadi bukti nyata...
Bagaimana cara membedakan apakah dia hantu galak atau bukan? Hanya ada satu metode.
“Aku... tidak perlu, aku tidak mau minum...”
“Bandel sekali? Masih ada waktu sampai tujuan akhir, kamu harus tetap semangat.” Sambil berkata demikian, Yin Ye berdiri dan mendekati tas ransel Lin Ling di lantai, membuka resletingnya, berpura-pura mencari obat...
Hanya ada satu cara...
Memastikan apakah ada fragmen Kontrak Neraka di tubuhnya...
Yin Ye saat ini merasa jantungnya hampir melompat ke tenggorokan. Jika benar-benar dikonfirmasi, dia tidak akan berani mengambilnya karena itu sama dengan bunuh diri. Tapi dengan memastikan dulu, dia bisa melarikan diri setelah sampai tujuan.
Di Desa Yuehua pinggiran barat sudah ada taksi yang dipesan sebelumnya. Begitu tiba di stasiun, mereka akan langsung naik dan kabur.
Mengenai alasan tidak mengambil dari tas sendiri, cukup katakan tidak membawa obat. Faktanya memang tidak membawa. Yin Ye yakin kesehatan mentalnya cukup kuat.
Saat itu, dia sudah menemukan botol obat. Yin Ye yang membelakangi Lin Ling, keringatnya mengucur deras.
Sementara Lin Ling mendekati belakang Yin Ye, mengulurkan tangannya perlahan ke arah leher bagian belakangnya...
## Jilid Ketujuh Bus Tengah Malam, Cermin Hantu Bab Ketujuh Cermin
Saat ini, di dalam gedung apartemen nomor 1 yang rusak itu.
“Sudah berapa lama ditinggalkan? Bisa sampai sekotor ini.” Yang Lin tak bisa menahan diri menutup hidung, jaring laba-laba di sekelilingnya tak terhitung banyaknya, debu yang menumpuk di lantai setidaknya beberapa sentimeter tebalnya, pegangan tangga penuh dengan noda karat.
“Aku sudah cek,” Li Yin berbicara sambil menaiki tangga ke Yang Lin di belakangnya: “Perusahaan properti yang dulu menggarap kompleks ini terlibat kasus proyek bangunan berkualitas rendah selama lebih dari dua tahun, banyak warga pindah, konflik dengan pengelola, bahkan sampai ada korban luka-luka. Akhirnya hampir semua warga berhasil direlokasi, itu pun sudah lama sekali. Tapi setelahnya masih banyak prosedur hak tanah yang harus diselesaikan perusahaan, sampai akhirnya bangkrut dan diakuisisi, tempat ini terus terbengkalai. Sekarang proses akuisisi masih berjalan, diperkirakan nanti akan ada perencanaan baru untuk kawasan perumahan ini.”
“Lalu sama sekali tidak dikelola?” Yang Lin masih bingung: “Kita bisa masuk dengan mudah seperti ini...”
“Itu tidak aneh,” Yin Yu tiba-tiba bersuara: “Apartemen... bisa menyelesaikan semua masalah. Jadi mustahil ada hambatan masuk karena masalah pengelolaan.”
“B-benar juga ya.” Yang Lin mengusap belakang kepalanya, tapi bertanya lagi: “Tapi Li Yin... kenapa kita tidak ke lantai satu saja? Lari juga lebih muda..."
“Lari? Lari ke mana?” Li Yin berkata: “Kita harus tinggal sampai pagi, selama waktu itu bahkan jika bertemu hantu pun tidak bisa pergi. Apa bedanya tinggal di lantai berapa? Lebih baik berkeliling di dalam apartemen, mungkin bisa menemukan pecahan Kontrak Neraka.”
“Benar.” Ziye melanjutkan: “Sudah memeriksa apakah pernah terjadi peristiwa paranormal di sini, tapi tidak ada petunjuk... Hanya banyak masalah tentang proyek bangunan yang asal-asalan. Tapi kita bisa tenang, masalah utamanya ada di dinding, struktur utama gedung masih aman. Asal tidak mendekati dinding luar, tidak akan ada masalah besar.”
Apartemen ini memiliki 18 lantai. Karena gedung terbengkalai, lift otomatis tidak bisa digunakan, hanya bisa lewat tangga. Saat ini sudah lewat tengah malam pukul 00:00, mendaki tangga gedung "hantu" yang gelap dan sunyi ini pasti membuat siapa pun merasa deg-degan.
Tapi sebenarnya area tangga termasuk yang paling aman, karena bisa melarikan diri kapan saja.
Pada saat itu, mereka sudah mencapai lantai 10. Seperti biasa, keempat orang mulai memeriksa lantai ini.
Mencari pecahan Kontrak Neraka memang membutuhkan waktu, untungnya mereka punya banyak waktu. Pencarian juga tidak lama karena kunci kamar sudah berkarat parah, cukup ditendang langsung terbuka, dan perabotan di dalam kamar hampir tidak ada. Satu kamar bisa selesai dicari dalam kurang semenit. Makanya mereka bisa cepat sampai di lantai 10.
“Kalian berdua cari di kamar sebelah kiri, kami pergi ke kanan.” Setelah Li Yin mengatur, dia dan Ziye menuju ke kanan. Yang Lin melihat punggung kedua orang itu dan berkata: “Nona Ke, apa kau tidak merasa mereka berdua... sekarang selalu tampak bersama? Jangan-jangan mereka seperti kura-kura melihat kacang hijau—saling cocok?”
Yang Lin dan Yinyu berjalan sampai di depan sebuah kamar. Ia menendang pintu dan masuk.
Di dalam kamar masih sama sekali tidak ada perabotan. Jika bukan karena kaki menginjak lantai kayu solid, orang akan mengira ini bangunan yang masih dalam konstruksi. Karena bisa dilihat sekilas, Yang Lin masih merasa kecewa.
“Li Yin benar-benar licik, sengaja memisahkan pencarian agar bisa monopoli jika menemukan.” Yang Lin menggelengkan kepala, tapi ia juga tidak berani melawan Li Yin. Bagaimanapun otak Li Yin jauh lebih baik darinya. Saat bermain petak umpet terakhir, mereka bisa selamat berkat Li Yin. Bagaimana jika dia menyinggung Li Yin dan kemudian Li Yin menemukan jalan keluar tapi tidak memberitahu? Meski Li Yin bukan tipe orang seperti itu, tapi sekarang terkait perebutan pecahan Kontrak Neraka, hati manusia tak terduga, lebih baik percaya diri sendiri.
“Tidak masalah,” kata Yinyu: “Kalau begitu, kesempatan kita juga sama. Kita juga bisa menemukan pecahan dan tidak memberitahunya.”
Yang Lin mengangguk. Pantas disebut Ke Yinyu, penghuni legendaris yang selamat dari "situasi pasti mati"!
Dia pernah mendengar Li Yin menceritakan tentang misi darah yang pernah dijalani Li Yin bersama Ke Yinye dan Ke Yinyu. Saat itu, lokasinya di area memancing Gunung Ye di Kota K. Misi mereka adalah tinggal di sana selama tiga hari, dengan syarat setiap hari harus memancing di tepi danau lebih dari 8 jam secara terus-menerus. Anehnya selama tiga hari itu, jumlah pengunjung di area memancing Gunung Ye sangat sedikit secara tidak wajar.
Situasinya mirip dengan kejadian di Pulau Silver Moon waktu itu.
Ada total enam orang yang menjalani misi darah itu, selain Li Yin dan saudara Ke, ketiga orang lainnya tewas.
Danau Yeshan yang kaya akan berbagai jenis ikan selalu menjadi tujuan para pemancing. Namun beberapa orang, jika memancing "ikan" yang tidak seharusnya dipancing, bisa mati tanpa tahu penyebabnya. Saat itu Li Yin juga bingung mencari jalan keluar.
Pada hari ketiga, Ke Yinyu memancing seekor "hantu".
Tapi saat Li Yin menceritakan hal ini padanya, penjelasannya kurang detail. Yang Lin yang masih penasaran bertanya: "Nona Ke, saat memancing di Danau Yeshan... Bagaimana kamu bisa selamat? Hantu seperti apa itu?"
"Hantu dendam."
Yinyu yang sedang memasuki dapur untuk memeriksa menjawab sambil lalu: "Arwah orang yang mati tenggelam. Begitu kailnya menyentuh, langsung menarik pemancingnya ke dalam air hingga hilang tanpa jejak. Meski saat itu kami memancing di siang hari, hasilnya tetap buruk. Beberapa penghuni tetap tewas, kecuali yang beruntung memancing ikan sungguhan."
“Li Yin saat itu mengusulkan, lokasi memancing pasti merupakan pengetahuan penting. Tapi tidak peduli ganti lokasi mana pun, tetap ada korban, namun tidak bisa tidak memancing. Beberapa orang bahkan meniru Jiang Taigong, memancing tanpa umpan, tetap tidak berguna. Saat itu, kesadaran penghuni akan 'jalan keluar misi darah' belum kuat, sehingga terjerumus dalam kepanikan tak berdasar. Karena itu, seorang penghuni memilih bunuh diri. Dan pada hari ketiga, saat merasakan ada ikan menyambar umpan, aku melihat hantu penasaran di bawah air.”
“Kalau begitu, lepas saja pancingannya, bukan?” Yang Lin masuk ke dapur, berkata: “Jika penghuni lain juga melihat...”
“Ini...” Ekspresi Yin Yu suram, berkata: “Tidak bisa dilepas. Karena saat melihat hantu penasaran, pikiran langsung kacau total, sama sekali tidak bisa dikendalikan. Hanya akan terseret masuk ke dalam air.”
“Lalu... jalan keluarnya adalah...”
“Aku...” Yin Yu mengucapkan kalimat yang membuat Yang Lin merinding: “Menggunakan mayat penghuni yang bunuh diri itu dengan mengikatnya pakai tali nilon, memilih pancingan besar yang kuat, sebagai umpan untuk hantu penasaran. Umpan biasa sama sekali tidak bisa memuaskan mereka. Yang mereka inginkan hanyalah... menyeret lebih banyak orang untuk mati bersama.”
Manusia memang makhluk seperti ini.
Hantu adalah jelmaan manusia yang telah mati.
Egois, kejam, penuh dengki. Setelah mati, berharap seluruh dunia mati bersama. Yin Yu saat itu memilih melakukan hal seperti ini.
“Kamu...” Yang Lin tiba-tiba merasa mual, Yin Yu benar-benar menggunakan mayat sebagai umpan?
“Benar, aku tidak terseret ke dalam air. Setelah mengangkat pancing, mayat itu menghilang. Tak lama setelah itu... waktu misi darah berakhir. Kakak dan Li Yin kebetulan beruntung tidak tergoda umpan roh dendam.”
Sungguh mengerikan... Yang Lin meragukan dirinya bisa melakukan hal seburuk itu. Ke Yinyu... perempuan ini...
Suara Yinyu tiba-tiba tersekat: "Waktu itu aku rela melakukan apapun untuk bertahan hidup. Saat memegang pancing, rasa mual terus menggelora tapi kutahan gigih demi hidup. Tapi... tujuan yang kuperjuangkan mati-matian itu sudah tiada..."
"Tidak ada di dapur, aku akan cek toilet." Setelah berkata demikian, Yinyu keluar dari dapur. Yang Lin masih terpana oleh penjelasan jalan keluar misi darah Yinyu tadi, jantungnya berdebar ketakutan.
Toiletnya cukup besar, ternyata klosetnya masih ada meski dudukannya sudah hilang, tangki airnya tentu sudah kering.
Di depan kaca yang agak retak terdapat wastafel sederhana. Diputarnya keran, tentu saja tidak ada air keluar.
"Tidak ada... fragmen Kontrak Neraka..."
Yinyu menghela napas, hendak pergi ketika...
Dalam pantulan kaca, di belakang Yinyu terlihat pintu sebelah kiri. Kini... seorang wanita telanjang tergeletak di depan pintu, kepalanya hampir hancur, dadanya terkoyak! Lantai penuh genangan darah.
Yinyu segera menoleh... Tapi di depan pintu, tidak ada apa-apa.
Ia kembali menatap kaca...
Lalu...
Di cermin yang memantulkan pintu besar, muncul sepasang tangan pucat yang kurus hingga tulangnya terlihat, mencengkeram mayat itu dan perlahan-lahan menariknya ke luar pintu.
Yin Yu sekali lagi menoleh ke belakang, di pintu masuk... tetap tidak ada apa-apa!
Melihat kembali ke cermin... tangan pucat itu telah menarik mayat hingga ke koridor luar pintu. Sepasang kaki menyeret jejak darah panjang, perlahan-lahan menghilang dari pandangan...
## JILID 7 Bus Tengah Malam, Cermin Hantu BAB 8 Wajah Asli Hantu Galak
Yin Ye dengan cepat mengobrak-abrik tas punggung Lin Ling. Setiap kali menjalankan misi darah, para penghuni selalu mempersiapkan berbagai barang pengaman seperti pisau tajam, perlengkapan medis, jimat dan benda pusaka (kebanyakan tentu palsu), senter, makanan kaleng, baterai cadangan... sehingga isi tasnya sangat banyak.
Persis di saat ini...
Tangan Lin Ling menyentuh belakang leher Yin Ye.
Meski detak jantungnya semakin kencang, Yin Ye tetap berusaha tenang dan tidak menunjukkan rasa takut, bertanya: "Ada apa, Lin Ling?"
"Aku benar-benar tidak perlu minum obat..."
Jika Yin Ye terus memaksa, dia sangat sadar - bila Lin Ling benar-benar hantu galak, kapan saja bisa membunuhnya.
Sudahlah...
Dirinya sendiri juga terlihat terlalu terburu-buru. Masih ada waktu sebelum bus sampai tujuan. Jika mengambil pecahan cermin sekarang dan ketahuan, di dalam bus sempit yang mustahil melarikan diri ini, pasti akan mati.
Sangat iri dengan Li Yin... bisa langsung kembali ke apartemen...
Dia menarik tangannya keluar dari tas, tersenyum dan berkata: "Baiklah, mungkin aku terlalu ikut campur." Kemudian dia membantu menutup resleting tasnya.
Saat itu, sudut matanya melihat... wanita berkacamata hitam berbaju merah tiba-tiba mengeluarkan sebungkus permen karet Wrigley's dari saku bajunya. Dia membuka bungkusnya, mengambil selembar permen karet dan mulai mengunyah.
Bersamaan dengan itu, anak laki-laki berbaju pasien rumah sakit juga mulai bergerak.
Tangannya kini memegang selembar kertas putih yang mulai dilipat-lipat. Jelas terlihat dia sedang membuat origami, tapi karena baru memulai, bentuk apa yang sedang dibuat masih belum jelas.
Kertas putih...
Jangan-jangan... itu adalah pecahan Kontrak Neraka?
Sebenarnya yang lain juga berpikir demikian. Hampir semua mata tertuju pada remaja berbaju pasien itu. Bahkan Liang Bing langsung mendekat, berhenti sekitar dua meter dari anak itu, lalu mengamati lipatan kertas di tangannya. Dia tidak berani lebih dekat lagi. Bagaimanapun, jika itu benar-benar hantu galak, konsekuensinya akan sangat mengerikan...
Makna sebenarnya dari tanda salib masih menjadi misteri. Yin Ye saat ini sangat gelisah, waktu terus berdetak... hantu galak itu segera akan mulai memburu penghuni kedua! Sementara itu, belum ada petunjuk sama sekali!
Tenang... tenang...
Yin Ye menarik napas dalam beberapa kali, mencoba menjernihkan pikirannya...
Tadi, tangan hantu muncul di layar ponselnya. Apakah ini berarti hantu galak sudah mengincarnya? Mungkin target berikutnya adalah dirinya sendiri.
Jika masih belum bisa menemukan jalan keluar, mungkin bus ini akan menjadi peti matinya.
Tapi, ini sepertinya bisa diartikan sebaliknya... Saat itu ponsel memang merekam bukti konten kunci. Ngomong-ngomong... Awalnya Wu Xiaochuan terus melihat ke kiri-kanan penumpang, mengulangi beberapa kali, lalu dia mengangkat kepala seolah melihat sesuatu, sebelum terjatuh ke tanah...
Apa yang sedang dia lihat saat itu? Mengapa berulang kali menyapu pandangan ke penumpang di samping? Apakah menemukan sesuatu?
Ada masalah lain... Saat itu di atap bus, pasti ada sosok hantu galak, hanya Wu Xiaochuan yang bisa melihat. Tapi Ying Ziyue memperhatikan, tidak ada penumpang yang menghilang dari kursi mereka.
Tapi hantu galak pasti ada di antara penumpang, instruksi tulisan darah tidak mungkin berbohong, paling hanya menyesatkan secara tekstual.
Kalau begitu...
Mengapa tidak ditemukan penumpang yang hilang? Ying Ziyue sudah menghafal wajah setiap penumpang, kehilangan satu orang pun akan langsung teringat...
Mungkinkah... pembelahan diri?
Banyak instruksi tulisan darah sebelumnya pernah mencatat kasus pembelahan diri hantu. Dulu di Gunung Huayan, Ying Ziyue pernah membahas masalah pembelahan diri dengan Tang Lanxuan.
Kemungkinan ini memang tidak mustahil...
Tapi jika benar demikian, mengapa di layar muncul tangan hantu yang menutupi? Jelas... agar Ying Ziyue tidak melihat sesuatu yang tidak boleh dilihat...
Ternyata ada, sesuatu yang tidak boleh dilihatnya sendiri?
Jika benar begitu, maka teori Lin Ling sebagai hantu galak tidak masuk akal, karena saat itu layar hanya merekam penumpang, Lin Ling tidak terekam.
Saat itu, anak laki-laki berbaju pasien sudah menyelesaikan sebagian besar origaminya, sepertinya... sedang membuat seekor capung. Sedangkan wanita berbaju merah berkacamata hitam, sudah meniup gelembung besar dari mulutnya, terlihat sangat santai.
Sementara itu, kemasan permen karet Wrigley's Doublemint tergeletak di atas lututnya.
Mungkinkah... serpihan kontrak itu dilipat dan disembunyikan di dalam bungkus permen karet?
Yin Ye terus mengamati anak laki-laki berbaju pasien dan wanita berkacamata hitam berbaju merah, perlahan merasa keduanya mencurigakan. Pria berparut paruh baya yang kekar itu masih terus merokok, dan sekarang rokok di tangannya hampir habis. Tapi dia sudah tidak punya korek api lagi, jangan-jangan nanti harus meminjamkan api lagi padanya?
Sedangkan pria bertopeng hantu, gadis berwalkman, pria dengan laptop, dan nenek payung yang paling aneh, semuanya cukup diam.
Tapi sebenarnya pria bertopeng hantu itu juga cukup misterius.
Topeng hantu yang dikenakannya sepertinya dibeli dari toko-toko yang menjual barang-barang horor. Yin Ye ingat beberapa tahun lalu, beberapa toko horor di dekat gerbang sekolah yang menjual barang-barang semacam ini sempat dihebohkan media, dianggap merusak mental remaja dan harus dibatasi. Seperti topeng zombie yang terlihat sangat menyeramkan. Tapi Yin Ye merasa ini tidak masalah, dibandingkan generasi 90-an yang ekstrim, barang-barang ini justru lebih normal.
Apalagi... kekejaman dan niat jahat dalam hati manusia, jauh lebih mengerikan daripada topeng hantu yang terlihat di permukaan ini!
Pria bertopeng hantu duduk diam tanpa bergerak, Yin Ye yang duduk cukup dekat sama sekali tidak mendengar suara napasnya. Paling-paling hanya sesekali menggerakkan tangan berkuku panjangnya, itu saja. Topeng hantu itu menggambarkan sosok hantu dengan mulut menganga penuh gigi runcing, bola mata putih, menyerupai arwah penuntut nyawa.
Adapun nenek payung itu...
Dia terus memegang payungnya erat-erat, tidak bergerak sama sekali. Hanya sesekali payungnya miring, menutupi separuh wajahnya dari depan. Payung itu tidak norak, tanpa motif apapun, hanya berwarna hijau kebiruan dengan gagang lurus. Entah mengapa dia membuka payung di dalam bus? Jika dia bukan hantu galak, mungkin saja dia pikun, tapi mengapa sendirian di bus ini?
Tiba-tiba, Liang Bing menghampiri Yin Ye dan berkata, "Yin... Yin Ye..."
"Hm, ada apa?"
"Kamu... kamu tidak sadar?" Liang Bing melirik ke penumpang di kedua sisi, matanya penuh ketakutan saat menatap Yin Ye, "Yin... Yin Ye, jumlah penumpang..."
"Jumlah?" Yin Ye langsung tersadar, segera menarik tangan Liang Bing dan berlari ke belakang!
Bodoh! Harusnya berbisik di telinga, tidak boleh mengatakannya keras-keras!
Namun...
Pada detik itu juga, Yin Ye merasakan sensasi tangan Liang Bing yang digenggamnya... menghilang.
Ketika menoleh... di belakang kosong melompong...
Menghilang... Dia menghilang.
Yin Ye berlari cepat ke depan mobil, jantungnya berdegup kencang tak karuan.
Kuantitas... perubahan kuantitas penumpang...
Bertambah, atau berkurang?
Keduanya mungkin.
Penumpang yang muncul tiba-tiba, atau yang menghilang... pasti itu hantu galak!
Siapa?
Tapi Yin Ye sama sekali tidak berani menghitung. Hanya saja, dia tidak melihat penumpang mana yang hilang. Setiap penumpang masih duduk kukuh di kursinya.
Waktu menuju halte... semakin dekat.
Pembunuhan oleh hantu galak berikutnya akan semakin gila!
Mungkin, dalam lima menit lagi, dirinya juga akan...
Jalan keluar, apa sebenarnya jalan keluar itu!
Kuantitas penumpang... telah berubah, jadi saat itu Wu Xiaochuan berulang kali memastikan jumlah penumpang, benar...
"Baik bertambah maupun berkurang, hantu galak seolah membuat penghuni tidak bisa membedakan identitas penumpang yang kelebihan (menghilang)."
"Mengapa bisa begini……"
"Pria berwajah hantu……gadis walkman……pria laptop……anak laki-laki berbaju pasien……pria berparas kasar dengan bekas luka pisau……wanita berkacamata hitam berbaju merah……nenek payung……"
"Tidak ada alasan untuk tidak menemukannya……"
"Tunggu, tunggu……"
Yin Ye tiba-tiba merasakan perasaan yang sangat aneh.
Saat itu, wanita berkacamata hitam berbaju merah telah selesai meniup gelembung dan memasukkan permen karet baru.
"Yin Ye……" Xia Xiaomei sampai mengganti panggilan "Tn. Ke" karena ketakutan, berkata padanya: "Liang Bing……Liang Bing dia……"
"Jangan takut……Tidak akan ada masalah……" Sambil menghiburnya, Yin Ye memandang para penumpang itu……
Otak Yin Ye saat ini terus berputar dengan kecepatan tinggi: Sangat aneh, setelah waktu yang begitu lama, tujuh wajah penumpang ini seharusnya sudah tertanam kuat dalam ingatan setiap orang. Jika demikian, baik ada penumpang tambahan maupun yang hilang, seharusnya kita bisa mengenali siapa penumpang yang bertambah (atau hilang) tersebut. Namun, Liang Bing hanya mengatakan padaku tentang "jumlah penumpang" tanpa menyebutkan sama sekali seperti apa penumpang yang bertambah (atau hilang) itu. Dengan kata lain, meski menyadari perubahan jumlah penumpang, dia sama sekali tidak bisa mengenali siapa orang yang bertambah (atau hilang) tersebut! Mengapa ini terjadi?
Asumsikan jumlahnya bertambah. Artinya, meski melihat wajah penumpang tersebut, kita tidak akan merasakan "keasingan". Jika jumlahnya berkurang, apakah itu berarti penumpang yang hilang tersebut, meski wajahnya terlihat, tidak akan dihitung sebagai penumpang?
Apapun asumsi yang benar, ini semakin memperkuat hipotesis Yin Ye sebelumnya - Lin Ling adalah jelmaan hantu galak! Mungkinkah Lin Ling sebenarnya sama seperti "Si Chen" dulu, yang sama sekali tidak nyata? Tapi, bahkan jika benar, bagaimana cara mendapatkan Kontrak Neraka darinya?
Namun, di hati Yin Ye masih ada hipotesis lain yang lebih menyeramkan, yang didapat dari petunjuk "tanda salib". Dia berencana menguji hipotesis ini terlebih dahulu.
Kemudian, Yin Ye melangkah menuju barisan terakhir bus!
"Nenek," kata Yin Ye sambil mendekati nenek payung itu, "Anda..."
Sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Yin Ye menunjukkan ekspresi ketakutan yang luar biasa!
Tanpa ragu, dia langsung meraih gagang payung dari tangan nenek tua itu, menyabetnya keluar, lalu melemparkan payung tersebut melalui jendela bus yang terbuka lebar!
Setelah melempar payung, nenek tua itu tetap diam. Kemungkinan dia memang penderita demensia. Karena nenek itu duduk di barisan belakang, hanya Xia Xiaomei dan Lin Ling yang menyadari aksi Yin Ye melempar payung.
Di telapak tangan Yin Ye, tergenggam erat sepotong kecil perkamen yang pecah!
Di belakang bus, payung yang terlempar tiba-tiba mulai berubah. Gagangnya memanjang dan retak...
Perwujudan hantu galak sebenarnya adalah payung ini!
Wu Xiaochuan sebenarnya ingin menulis... karakter "payung" ().
Karena terburu-buru, dua guratan di bagian atas karakter tersebut terlihat seperti salib miring. Yin Ye mengira itu salib miring, padahal Wu Xiaochuan memang sengaja menulisnya miring!
Wu Xiaochuan dan Liang Bing saat itu menyadari jumlah penumpang delapan orang! Karena mereka sempat melihat payung di tangan nenek tua berubah menjadi wujud hantu galak!
Baru saja, Yin Ye juga menyaksikan momen transformasi payung menjadi hantu galak. Meski hanya dua detik, dia berhasil menangkapnya.
Saat itu yang dia lihat adalah —— payung yang dipegang nenek tiba-tiba berubah menjadi seorang pria bertubuh membusuk dan berdarah-darah dengan ekspresi menakutkan, kedua tangannya membalut leher nenek itu, sementara kedua kakinya terbelit seperti youtiao, setebal pegangan payung asli, tergenggam erat di tangan nenek! Sepotong kertas perkamen terselip di antara kedua kaki itu!
Jadi baik Wu Xiaochuan maupun Liang Bing tidak menyadari penumpang tambahan siapa. Karena meski melihat hantu galak ini dan menghitungnya sebagai penumpang, sepertinya mereka "terkelabui" oleh hantu ini sehingga tidak merasakan "keasingan" padanya!
## Jilid 7 Bus Tengah Malam, Cermin Hantu Bab Kesembilan Li Yin Mati?
Nenek dan hantu galak itu seharusnya tidak memiliki hubungan apapun. Dalam kondisi pikunnya sendiri, payung yang dipegangnya ditukar oleh hantu, kesempatan untuk melakukannya sangat banyak. Jika tidak, fragmen kontrak neraka yang disimpan di saku pakaiannya akan semakin sulit ditemukan.
Tampaknya hanya ada waktu yang sangat singkat - sedikit lebih dari satu detik - untuk mempersepsikan perubahan bentuk hantu pada payung itu sebagai "penumpang kedelapan". Setelah sekejap yang sangat singkat itu, perasaan ini akan sepenuhnya terlupakan. Yin Ye bisa langsung bereaksi karena berdiri tepat di depan nenek, dan pada momen ketika hantu itu berubah kembali menjadi payung, langsung melemparkannya ke luar jendela! Karena jika tidak melakukannya, nasibnya pasti akan berakhir sama seperti Wu Xiaochuan dan Liang Bing!
"Setelah melemparnya, dia sekali lagi 'terhipnosis', tidak mengerti mengapa harus melempar payung itu. Jika bukan karena menemukan sobekan perkamen di telapak tangannya yang berhasil direbut dari nenek tua itu saat merebut payung, mungkin dia masih tidak yakin bahwa payung itu adalah perwujudan hantu galak!"
Lin Ling dan Xia Xiaomei berlari mendekat, bertanya bingung: "Ada apa? Yinye? Kenapa kau melempar payung itu?"
"Payung itu adalah perwujudan hantu galak!" kata Yinye dengan wajah muram: "Dari perspektif apartemen, di rumah hantu itu dulu, 'Xia Yuan' dianggap sebagai 'benda', sedangkan 'payung' juga bisa dianggap sebagai 'penumpang'?"
Seketika wajah Lin Ling dan Xia Xiaomei pucat membiru ketakutan!
"A...apa yang harus kita lakukan?" Lin Ling bertanya pada Yinye dengan panik: "Hantu galak itu...apakah akan datang lagi?"
"Jangan terlalu khawatir. Setiap hantu hanya akan menyerang habis-habisan ketika kita mendekati apartemen. Tentu saja, jika tidak menemukan jalan keluar akan sulit melarikan diri..."
"Lalu, jalan keluar apa itu?"
"Untuk sementara belum tahu..."
Pasti ada...petunjuk jalan keluar!
Di seluruh bus, tidak ada seorang pun yang merasa aneh dengan hilangnya nenek tua pemegang payung, mereka tetap melakukan aktivitas masing-masing.
Yinye menggenggam erat sobekan Kontrak Neraka itu...Bahkan jika dia mati di detik berikutnya, dia tidak akan merasa aneh.
Yinyu...Kamu pasti harus selamat!
Pada saat yang sama, di gedung apartemen terbengkalai nomor 1 yang berhantu itu.
Saat Li Yin dan Ying Ziyue sedang mencari-cari apakah ada serpihan Kontrak Neraka di dalam ruangan mereka, tiba-tiba terdengar langkah kaki tergesa-gesa dari luar pintu.
Yinyu berlari masuk sambil berkata: "Cepat... tinggalkan lantai ini, ada hantu di lantai ini!"
Seketika Li Yin dan Ziye mulai tegang...
Hantu... muncul?
Mungkinkah di lantai ini benar-benar ada serpihan Kontrak Neraka? Tidak, mungkin juga ada di lokasi acak mana saja...
"Kamu melihat hantu?" Ziye segera bertanya: "Di mana?"
"Di... cermin. Aku melihat hantu di cermin sedang menyeret mayat seorang wanita..."
Cermin...
Alat alur cerita yang terlalu sering digunakan dalam berbagai cerita horor. Arwah gentayangan seringkali menggunakan benda ini untuk menampakkan wujud, membuat orang terjerumus dalam ketakutan yang tak terhindarkan.
Cermin...
Mungkin ini petunjuk yang terkait dengan jalan keluar.
Tiba-tiba Li Yin menyadari sesuatu: "Mayat wanita? Di dunia nyata, apakah kamu melihat mayat itu?"
"Tidak, tidak melihat."
"Begitu? Kalau begitu, hantu ini seharusnya bukan hantu yang terpantul di cermin, melainkan hantu yang memang ada di dalam cermin itu sendiri!"
Pada saat itu, Ziye tiba-tiba memperhatikan serpihan kecil mirip kaca di lantai. Tapi... itu bukan pecahan kaca...
Itu pecahan cermin!
"Pergi! Segera pergi dari sini!"
Ketiga orang itu berlari keluar dan bersama Yang Lin di koridor, menyambar ke tangga. Selama prosesnya, tidak terjadi hal aneh. Setelah masuk ke tangga, keempatnya terus berlari ke atas.
"Lagipula, dalam keadaan tidak bisa meninggalkan gedung apartemen ini, ke atas atau ke bawah sama saja tidak ada bedanya. Sedangkan ke atas, masih ada kemungkinan untuk mendapatkan pecahan Kontrak Neraka."
"Kira-kira sudah lari lima atau enam lantai, baru masuk ke lantai baru."
"Lantai baru ini terlihat tidak terlalu rusak, tapi juga tidak jauh lebih baik."
"Semua harus berhati-hati jangan mendekati cermin!" Ziye langsung berkata: "Oh ya, yang membawa cermin segera hitamkan permukaannya! Kalau melihat cermin selanjutnya, usahakan menjauh!"
"Nona... Nona Ying..." Yang Lin tiba-tiba berkata dengan wajah panik: "Kalian, kalian lihat..."
"Di dinding koridor seberang mereka, tergantung sebuah cermin bundar besar!"
"Li Yin bereaksi sangat cepat, langsung membuka tas ranselnya, mengambil kotak P3K, lalu melemparkannya keras-keras ke arah cermin itu!"
"Jarak empat orang ini dari cermin sekitar 20 meter. Pada jarak ini, akurasi sulit dijamin. Akhirnya kotak P3K meleset sedikit, tidak mengenai cermin."
"Saat lemparan meleset, Li Yin langsung berteriak: 'Masuk ke dalam kamar, jangan keluar ke koridor!'"
"Baru saja selesai bicara, keempat orang mulai bertindak terpisah, masing-masing memilih sebuah kamar dan berlari masuk."
"Yinyu baru merasa sedikit tenang setelah masuk ke sebuah kamar. Mengangkat kepala, menyadari tidak ada cermin di kamar ini, lalu menghela napas lega."
"Cermin yang tergantung di koridor itu membuat mereka tidak bisa meninggalkan kamar menuju koridor. Begitu bayangan masuk ke dalam cermin, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi."
“Dulu Yinyu pernah menonton film horor Korea berjudul 《Memanggil Arwah Penasaran》, dalam film ini cermin memiliki kekuatan hantu yang mengerikan. Bayangan orang yang terpantul di cermin akan bergerak sendiri melakukan tindakan bunuh diri, lalu orang di dunia nyata juga akan mati...
Persis sama dengan metode apartemen mengontrol bayangan penghuni.
Cari! Harus menemukan pecahan Kontrak Neraka!
Li Yin menerobos masuk ke kamar sebelah Yinyu. Pintu di sini sudah sangat lapuk, sedikit dorongan saja langsung terbuka.
Namun, nasib Li Yin benar-benar sial...
Saat berlari masuk, ia langsung melihat... tepat di hadapannya berdiri sebuah cermin pakaian!
"Sial..." Li Yin segera menghindar, merayap ke sudut kamar yang tidak terjangkau cermin. Dengan kasar ia melemparkan tas ranselnya hingga cermin itu roboh, pecahan kaca berhamburan di lantai.
Li Yin meringkuk di sudut tak berani bergerak, pecahan kaca terdekat berjarak sekitar 2 meter.
Jangan bergerak... sekali bergerak, mungkin akan binasa selamanya...
Sementara kamar yang dimasuki Ziye lebih sempit, ia langsung berlari ke ruang dalam yang berisi lemari pakaian dan rak buku kosong.
Napasnya terengah-engah, tangannya menopang dinding agar tidak terjatuh...
Tapi tiba-tiba...
Matanya menangkap sehelian kertas robekan di rak buku bagian kedua dari atas!
Jangan-jangan... ini...
“Ziye segera berlari membuka pintu rak buku dan mengambil serpihan kertas itu. Benar... itu adalah potongan perkamen dengan tulisan yang sama sekali tidak bisa dimengerti.”
“Benar, ini potongan Kontrak Neraka.”
“Dia segera menyimpan serpihan itu di saku dalam baju, senyum tipis mengembang di wajahnya.”
“Namun saat itu, pintu kiri lemari di belakangnya perlahan terbuka...”
“Tangan putih kurus seperti tulang muncul lagi dari dalam! Kemudian pintu lemari semakin terbuka lebar...”
“Ternyata di balik pintu lemari itu terpasang sebuah cermin!”
“Begitu Ziye menyimpan potongan Kontrak Neraka, saat menoleh dia melihat wajah pucat seperti kertas menatapnya dengan tajam!”
“Li Yin, Yinyu dan Yang Lin mendengar jeritan mengerikan dari Ziye!”
“Yang Lin yang kamarnya hanya terpisah tembok dengan Yinyu gemetar mendengar teriakan itu, tapi... dia tak berani keluar. Jika berada di koridor, cermin gantung itu...”
“Ying Ziye...”
“Sudah berakhir?”
“Begitu mendengar jeritan Ziye, Li Yin langsung melompat dan berlari ke ruangan tempat Ziye masuk!”
“Tidak... Tidak... Tidak!!”
“Li Yin yang matanya nyaris melotot keluar melihat tubuh Ziye tertekan ke cermin. Dari cermin itu... muncul tangan putih mencengkeram lengannya, berusaha menariknya masuk ke dalam cermin!”
“Hentikan!!”
“Harus menyelamatkannya... Selamatkan dia!!”
Li Yin menerjang ke depan, menggenggam tangan putih itu dengan kasar lalu mendorong Ziye ke belakang. Namun dalam sekejap... tangan itu tiba-tiba menyusup masuk ke dalam cermin...
Seluruh tubuh Li Yin terseret masuk ke dalam cermin itu!
## BUKU VII: BUS MIDNIGHT, Cermin Hantu BAB 10: Keputusan
Yang Jinghui membuka matanya, terbangun dari mimpi buruk.
Tiba-tiba ia merasa jantungnya berdegup kencang... sebelumnya ketika Li Yin pulang, ia samar-samar merasa ada sesuatu yang disembunyikan Li Yin.
Sebenarnya apa yang terjadi?
"Li Yin... jangan-jangan terjadi sesuatu?"
Saat kesadaran Li Yin pulih, ia mendapati dirinya... berada di sebuah ruangan.
Di hadapannya, ada lemari pakaian tempat ia terseret tadi.
Namun cermin di pintu lemari itu tidak memantulkan bayangannya sendiri.
Lalu ia menyadari... posisi lemari dan rak buku berbanding terbalik dengan sebelumnya...
Mungkinkah...
Mungkinkah ini...
Dunia di dalam cermin?
Ziye menatap kosong ke cermin di depannya. Cermin itu hanya memantulkan bayangannya sendiri.
"Ini catatan yang kutulis... berisi rangkuman hukum-hukum berdasarkan pengalamanku selama setahun ini. Kau bisa membacanya sebagai referensi..."
Pria yang sejak pertemuan pertama langsung memberikan buku catatan berharga berisi pengalamannya...
"Mau makan kue?"
"Mau jadi pacarku?"
"Sekali-sekali andalkanlah aku..."
"Syukurlah... kau baik-baik saja..."
Kata-kata Li Yin di masa lalu terus bergema di hatinya, pria sederhana yang penuh kasih ini...
Tidak... jangan!
"Pada saat ini, Ziye merasa seperti berada di dasar neraka. Bahkan saat orang tuanya meninggal saat kecil, termasuk ketika masuk ke apartemen ini, dia tidak pernah merasakan kesedihan sebesar ini."
"Li Yin..."
Tiba-tiba... jantung Ziye berdebar kencang, dia segera menutup pintu lemari pakaian!
"Tidak... tidak, Li Yin... dia pasti masih hidup. Benar, ditarik ke cermin bukan berarti sudah putus asa! Yinyu pernah melihat mayat di dalam cermin, artinya Li Yin hanya masuk ke dunia cermin, bukan mati... Benar, dia hanya perlu menunggu sampai jam setengah tujuh pagi, dia akan otomatis kembali ke apartemen, bahkan di dunia cermin sekalipun! Li Yin, dia pasti bisa menemukan jalan keluar untuk kembali ke apartemen..."
Ziye berjalan ke belakang lemari, ragu-ragu sejenak, lalu menggunakan seluruh tenaganya untuk menjatuhkan lemari itu ke lantai! Seketika terdengar suara pecahan cermin yang sangat nyaring dari dalam lemari.
Tanpa cermin, kamar ini sementara aman.
Kemudian, Ziye mengeluarkan ponselnya dan menelepon Yinyu. Saat ini dia sangat membutuhkan saran Yinyu. Meskipun berada di lantai yang sama dengan jarak sangat dekat, berkomunikasi harus dilakukan dengan suara keras yang bisa menarik perhatian hantu.
"Halo," kata Ziye setelah telepon tersambung, "Yinyu? Ini aku."
"Ya, Nona Yin..." tanya Yinyu penuh perhatian, "Bagaimana dengan Li Yin?"
"Dia ditarik ke dunia cermin. Tapi aku yakin dia masih hidup."
"Hah?" Yinyu bertanya bingung, "Mengapa? Kenapa kamu berpikir Li Yin masih hidup?"
“Pernahkah kamu melihat mayat di dalam cermin?”
“Ya, benar...”
“Mayat itu ditemukan di dunia cermin, membuktikan setelah masuk cermin kita tetap harus membunuh pihak lain... Li Yin, dia pasti bisa menemukan jalan keluar untuk kembali ke apartemen...”
Li Yin...
Kumohon... kamu harus bertahan hidup, harus!
Kemudian dia melanjutkan: “Sekarang mari kita analisis... situasi kita. Karena hantu sudah mulai menyerang kita, itu membuktikan... petunjuk jalan keluar misi darah telah muncul. 'Cermin', apakah maksudnya tidak bercermin bisa melarikan diri?”
“Mungkin saja. Tapi tak ada yang tahu berapa banyak cermin di gedung ini. Berbeda dengan Li Yin, kita harus turun melalui tangga. Dan aku ingat...”
Lantai satu... ada cermin besar!
Juga sulit menghindari cermin itu untuk keluar.
“Bagaimana kalau lompat dari lantai dua... Atau mungkin menggunakan tali untuk menurunkan...”
“Tidak bisa.”
“Hah?”
“Waktu kita bisa pergi adalah pukul 6:30 pagi. Saat itu sinar matahari akan sangat kuat, jendela gedung di seberang akan memantulkan bayangan kita, menjadi 'cermin'. Ini juga alasan apartemen sengaja mengatur kita baru bisa pergi di pagi hari.”
“Kalau begitu...”
“Dan tak ada yang tahu berapa banyak cermin tersembunyi yang diatur apartemen di gedung tua ini. Bahkan jika muncul cermin-cermin tambahan pun tidak aneh.”
“Omong-omong... apa kamu menemukan pecahan Kontrak Neraka?” Yinyu tiba-tiba bertanya.
“Tidak.” Ziye menggelengkan kepala tanpa ragu sambil berbohong.
Saat itu, suasana antara Ziye dan Yinyu terasa sangat rumit.
“Yinyu tidak bisa menentukan dari suara Ziye, apakah dia mungkin berbohong saat ini.”
“Dia tentu tahu penghuni lain mungkin menyembunyikan fragmen Kontrak Neraka yang ditemukan. Tapi meski empat orang mencari bersama, tidak menutup kemungkinan seorang penghuni langsung menyembunyikan fragmen yang ditemukan. Dalam situasi seperti ini, lebih baik menciptakan peluang untuk menyembunyikan fragmen sendiri. Dan jika ada penghuni yang menyembunyikan fragmen...”
“Selama masih ada penghuni lain yang mendapatkan fragmen baru di masa depan, penghuni yang menyembunyikan fragmen pasti akan menunjukkan gerak-gerik mencurigakan. Lagipula, yang dibutuhkan akhirnya adalah Kontrak Neraka lengkap, jadi lebih baik kumpulkan dulu semua fragmennya.”
“Apalagi, misi darah iblis ini tidak menjadi pertimbangan utamanya. Semua orang tahu ini adalah jebakan yang sengaja dibuat apartemen untuk memancing penghuni masuk. Sekalipun terbuat dari emas, sangkar tetaplah sangkar.”
“Keserakahan yang berlebihan bisa membawa bencana, Yinyu sangat paham. Mendapatkan kontrak dengan risiko terendah adalah yang paling bijaksana.”
“Prioritas utama saat ini adalah bertahan hidup. Masalah mengumpulkan fragmen bisa dipikirkan nanti.”
“Baiklah, untuk sementara aku percaya padamu, Nona Ying. Tapi ingat...” Yinyu sengaja memanjangkan nada bicaranya: “Penghuni lain mungkin tidak akan mempercayaimu.”
“Hidup di apartemen kejam ini secara bertahap menghilangkan kebaikan asli Yinyu, mengubahnya menjadi pribadi yang kalkulatif. Apalagi, dia juga harus melindungi kakaknya.”
“Selanjutnya...”
“Masalah cermin gantung itu.”
“Jarak ke tangga sekitar lebih dari 40 meter, sementara kamar kita hanya sekitar 20 meter dari cermin gantung. Lift tidak bisa digunakan, keluar ke luar akan berakibat fatal.”
“Benar,” Ziye menyetujui pendapat Yinyu, berkata: “Begitu kita muncul di depan cermin, akibatnya akan tidak terbayangkan. Jika saat ini mengasumsikan ‘jalan keluar’ adalah ‘tidak muncul di depan cermin’, maka kita harus mencari cara untuk menghancurkan cermin gantung itu.”
Baru saja, Li Yin melewatkan kesempatan emas untuk menghancurkan cermin secara instan. Sekarang situasinya jadi rumit.
“Aku ingin menghubungi Yang Lin dulu, tutup dulu.”
Segera Ziye memencet shortcut nomor ponsel Yang Lin. Setelah tersambung, dia bertanya: “Yang Lin? Bagaimana situasimu di sana?”
“Masih baik, tidak ada cermin di kamar, aku aman.”
“Kamarmu berjarak berapa dari cermin gantung...”
Tadi lari terlalu cepat, tidak sempat melihat Yang Lin masuk ke kamar mana.
“Sekitar lima belas meter, perkiraanku. Tidak berani menjulurkan kepala untuk melihat.” Yang Lin melanjutkan: “Nona Ying... ada strategi apa?”
Tanpa menghancurkan cermin gantung, kita tidak bisa meninggalkan lantai ini. Dan tak ada yang tahu apakah ‘hantu’ akan keluar dari cermin itu.
Waktu sama sekali tidak boleh ditunda terlalu lama!
Ada cara apa untuk menghancurkan cermin gantung di ujung koridor?
Namun tepat pada saat ini...
Tiba-tiba terdengar suara ledakan keras!
Suara itu berasal dari ujung koridor!
Kemudian, terus-menerus terdengar suara pecahan yang semakin keras.
Jangan-jangan... jangan-jangan...
Ziye memberanikan diri, mengintip sedikit... Cermin gantung di ujung koridor itu tiba-tiba terus retak tanpa alasan, akhirnya pecah berkeping-keping dan berserakan di lantai!
Di dunia dalam cermin, Li Yin sedang mengangkat kursi dan menghancurkan cermin gantung di depannya hingga remuk. Kemudian, ia melemparkan kursinya. Tentu saja, selama menghancurkan, dia terus memantau area belakangnya agar "hantu" tidak memiliki kesempatan mendekat...
"Kita hanya perlu bertahan sampai pukul 6:30... Ziye... Kita harus pulang hidup-hidup, hidup-hidup... kembali ke apartemen!"
## Volume 7: Bus Tengah Malam, Cermin Hantu Bab 11 Atas? Bawah?
Ziye segera menuju koridor dan bergabung dengan Yinyu dan Yang Lin.
Saat ini, waktu sudah mendekati lewat tengah malam.
Namun tiba-tiba... Ying Ziye melihat tulisan terbalik kiri-kanan muncul di dinding.
"Semua cermin di lantai ini sudah kuhancurkan, tidak ada fragmen kontrak yang ditemukan - Li Yin."
Tulisan terbalik kiri-kanan...
Ini tulisan Li Yin dari dunia cermin!
Benar... Dia benar-benar masih hidup! Li Yin masih hidup!
Ziye langsung menangis bahagia, seolah seluruh hidupnya mendapatkan pencerahan baru.
"Li Yin benar-benar... hidup di dunia cermin..." Yinyu tertegun memandangi tulisan ini, ini benar-benar di luar perkiraannya.
"Kita harus lebih berhati-hati sekarang, karena masih mungkin ada cermin muncul." Ziye memandang Yinyu dan Yang Lin, lalu bertanya: "Yang Lin, apa... kamu sudah menemukan Kontrak Neraka?"
"Tidak, belum." Yang Lin menggeleng, melihat kedua wanita di depannya. Rupanya mereka juga belum menemukan. Tapi entah apakah mereka berbohong atau tidak.
Ziye mengangguk, kemudian berkata: "Ayo pergi."
“Itu……” Yang Lin justru menjadi takut: “Aku… Aku usul tetap di lantai ini saja, bukankah semua cermin sudah dihancurkan? Kalau begitu di sini…”
“Tidak,” Ziye menggelengkan kepala, berkata: “Justru area tanpa cermin lebih berbahaya. Karena hantu bisa keluar dari cermin di lantai lain lalu datang ke sini. Jika tangga diblokir hantu, kita benar-benar tamat!”
Setelah dipikir-pikir, misi darah di gedung tinggi seperti ini jarang ada preseden. Dalam misi di gedung tinggi, yang paling menakutkan adalah tidak ada jalan melarikan diri. Seperti di Kota Zhiyong yang menyeramkan dulu, Zhao Yushan tidak bisa kabur karena masuk ke gedung tinggi.
Yang Lin seperti tersadar dari mimpi.
“Cermin yang terlihat justru memberi rasa aman. Bagaimanapun juga, area tangga mutlak tidak boleh dikuasai! Di gedung ini lift tidak bisa dipakai, tangga satu-satunya jalan kabur, lagipula kita tidak seperti Li Yin yang bisa langsung kembali ke apartemen!”
Menggunakan tali untuk kabur juga mustahil. Hanya dengan kemungkinan hantu memutuskan tali saja sudah cukup mengerikan.
Begitu tangga tidak bisa digunakan untuk melarikan diri, kita akan terjebak dalam situasi kritis!
“Tapi…” Yang Lin bertanya lagi: “Apakah dengan naik ke lantai atas bisa menjamin tangga tidak diblokir?”
“Tidak akan,” Ziye berkata sambil sudah memasuki area tangga, melanjutkan: “Karena... di tangga tidak ada cermin. Hantu hanya bisa keluar dari cermin di lantai, dan untuk menyerang kita umumnya harus masuk ke dalam lantai. Artinya, jika tidak berada di lantai tertentu, hantu tidak mungkin terus bersembunyi di tangga.”
“Benarkah?” Yang Lin bertanya curiga: “Jika aku jadi hantu, bisa saja menunggu di tangga bawah, seperti Menunggu kelinci di pohon. Bukankah kita akan...”
“Tidak mungkin.” Kali ini Yinyu yang menyela: “Menurut peraturan apartemen, selama keluar tidak melebihi 48 jam, kita akan aman. Jika hantu melakukan itu, Li Yin yang berada di dunia cermin bisa langsung kabur. Bagi Li Yin ini misi darah keenam, jadi selama dia masih hidup, hantu tidak akan meninggalkan cermin terlalu lama. Strategi Menunggu kelinci di pohon tidak efektif. Lagipula Li Yin bisa kembali ke apartemen begitu waktunya tiba, masuk ke cermin tidak berarti bisa membunuhnya.”
“Benar,” Ziye menyambung penjelasannya, “Dan kita juga bisa mengesampingkan kemungkinan hantu memiliki kemampuan pembelahan diri, karena serangan yang kita alami sebelumnya terjadi berurutan waktunya, dan yang muncul selalu tangan hantu yang sama. Meski mungkin trik pengecoh, tapi kemungkinannya kecil. Selain itu, Xia Yuan pernah menyebutkan bahwa pada misi darah pertama sampai kelima, kemunculan hantu ganda sangat jarang. Ini memang misi keenam bagi Li Yin, tapi bukan bagi kita.”
“Tapi, ini masih...”
“Dan... di lobi lantai satu masih ada cermin besar itu, bahkan jika kita menyerahkan fragmen Kontrak Neraka, tetap tidak mungkin turun ke bawah... Cermin sebesar itu sulit dihancurkan dalam waktu singkat.”
“Tidak,” Yang Lin menggelengkan kepala: “Aku memutuskan untuk menyerahkan fragmen kontrak neraka, terlalu berbahaya. Bahkan jika kita mendapatkannya, mengumpulkan enam fragmen lainnya juga sangat sulit. Lebih baik turun ke lantai bawah, toh distribusi cermin di lantai bawah lebih kita hafal. Selama kita tetap di area tangga...”
“Tidak boleh!” Yinyu menyela: “Yang Lin, kau tidak waras? Sudah dikatakan, 'tangga' sama sekali tidak boleh diblokir! Selama kita naik ke atas, hantu kecil kemungkinannya akan terus 'menunggu kelinci di pohon' di tangga. Tapi jika turun ke bawah, situasinya sangat berbeda! Karena itu berarti kita tidak punya jalan mundur! Jika hantu menunggu di atas, kita bisa lari ke bawah. Tapi jika hantu menunggu di bawah, kita hanya bisa lari ke atas! Bagaimana jika kecepatan lari kita sedikit terlambat? Habislah kita!”
Jalan keluar...
Kuncinya tetap di jalan keluar.
Mendengar analisis Yinyu, dia akhirnya menerima. Tapi jalan keluar tak kunjung muncul, tetap terjebak dalam dilema.
Tapi... fenomena yang lebih mengerikan masih menanti di belakang.
Saat tiba di lantai atas, ketiganya menunggu di depan pintu penghubung tangga dan koridor lantai. Bagaimanapun, jika membuka pintu langsung berhadapan dengan cermin, itu benar-benar kematian tanpa tahu penyebabnya.
Sebenarnya ketiganya masih khawatir... Bagaimana jika hantu benar-benar memiliki kemampuan pembelahan diri?
Perkataan Xia Yuan pun tidak bisa dijamin 100% akurat.
Dan... bagaimana dengan Li Yin sekarang...
Ziye bertanya pada dua orang lainnya: "Kalian bawa tang?"
"Hmm, aku bawa." Yang Lin membuka tas ransel dan mengeluarkan tang.
Ziye juga membuka tasnya, mengambil senter. Lalu menyalakannya, berjalan ke pintu utama, memutar gagang pintu, membuka pintu seketika, dan mengulurkan senter yang dijepit tang ke depan pintu.
Kemudian... menggerak-gerakkan senter beberapa kali sambil mengamati dinding di seberang pintu.
"Cahaya tidak memantul kembali, setidaknya tidak ada cermin di arah lurus." Ziye menghela napas lega. Untung sekarang malam, pantulan cahaya bisa terlihat jelas.
Ketiganya masuk ke dalam lantai. Benar, tidak ada cermin di arah lurus. Di koridor samping pun tak ada satu pun cermin.
Setelah masuk ke lantai ini, semua orang merasa was-was. Bagaimanapun, pengalaman Yinyu tadi membuktikan bahwa hantu bisa keluar dari cermin.
Melihat sekeliling lantai, jangankan fragmen kontrak neraka, kertas bekas pun tak ada.
Tentu saja tidak ada, karena fragmennya ada di tubuh Ziye.
Sebenarnya bisa saja menggeledah, tapi ada dua masalah.
Pertama, tidak yakin apakah lawan membawa fragmen. Kalau kali ini digeledah, lain kali akan sulit meminta.
Kedua, penggeledahan merugikan semua penghuni.
Ketiga, jika ditemukan, berarti lawan akan tahu fragmen ada di tangan kita. Nanti saat kembali ke apartemen, akan menjadi sasaran empuk para penghuni.
Saat itu, ketiganya kembali melihat tulisan Li Yin di dinding yang telah menghancurkan semua cermin dan tidak menemukan fragmen kontrak neraka.
Kembali ke area tangga, ketika bersiap untuk melanjutkan naik... Tiba-tiba langkah Ziye terhenti. Dia tiba-tiba menyadari telah melupakan sesuatu yang sangat penting!
Ziye menoleh ke belakang, memandang Yang Lin dan Yinyu.
Atas dasar apa kita yakin kedua orang ini bukan "hantu"? Saat masuk ke ruangan itu, sangat mungkin mereka sudah ditukar oleh hantu di cermin, bahkan mayat yang disembunyikan di cermin pun tak bisa terdeteksi.
Hampir saja melakukan kesalahan fatal! Jika hantu menyusup di antara mereka berdua, konsekuensinya tak terbayangkan.
Masalahnya, tak ada cara untuk membedakan apakah mereka manusia atau hantu.
Tapi Ziye juga paham, jika dia mengungkapkan keraguan ini secara terbuka, justru mereka mungkin akan balik mencurigainya sebagai hantu dan membahayakannya...
Bagi penghuni apartemen, hanya ada satu cara mutlak untuk memastikan seseorang bukan hantu. Yakni jika orang tersebut bisa memasuki apartemen.
Tapi di luar area apartemen, ini sama sekali mustahil.
Saat itu juga, Ziye segera menemukan sebuah ide.
Mari kita bertaruh...
Dia berjalan ke sudut tangga, berhenti, mengeluarkan selembar kertas bekas dan dua pulpen. Merobek kertas menjadi tiga bagian, berkata: "Tolong bantu saya menggambar tata letak kamar mandi di apartemen kalian. Tulis juga merek dan model semua perlengkapan kamar mandi. Saya juga akan menggambar. Dengan ini kita bisa pastikan tidak ada penukaran di lantai sebelumnya."
"Yinyu awalnya terkejut, lalu tersadar dan berkata: "Benar... ya, ada kemungkinan penukaran! Jika itu 'hantu'... maka tidak mungkin masuk ke apartemen. Tidak bisa masuk apartemen... mustahil tahu tata letak kamar mandi yang spesifik! Meskipun perabotan di kamar mandi biasanya tetap, tapi penempatan wastafel, cermin, bak mandi, dan kloset tidak selalu sama, apalagi termasuk merek-mereknya."
Misalnya bak mandi di rumah Yinyu merek Kohler, sampo yang ada termasuk merek terkenal seperti Rejoice dan Sassoon.
Apartemen sangat mengikuti perkembangan zaman... Lagipula, meski ruang tamu dan kamar tidur bisa dilihat dari jendela, kamar mandi sama sekali tidak terlihat. Biasanya tidak ada jendela di kamar mandi apartemen.
"Bisa saja..." Yang Lin juga tersadar, tapi bertanya lagi: "Tapi Nona Ke... apakah kamu tahu tata letak kamar mandi kami dan merek-merek tersebut?"
"Tidak tahu. Tapi kita bisa menghubungi pengurus apartemen untuk membobol pintu kalian dan memeriksanya."
Sampai di titik ini, keduanya terpaksa mulai menggambar.
Tak disangka, baru saja mulai menggambar, Ziye tiba-tiba menggenggam tangan Yinyu dan berteriak: "Lari!" Lalu menarik Yinyu lari menuruni tangga!
Hanya menyisakan Yang Lin yang terpaku di lorong tangga.
"Me... mengapa..." Yinyu bingung bertanya: "Kita bahkan belum mulai menggambar..."
"Yang Lin bukan kidal, tapi tadi dia menggambar dengan tangan kiri! Menggambar diagram seperti itu biasanya orang tidak akan menggunakan tangan yang tidak biasa dipakai. Karena bagi 'hantu' di cermin, tangan kiri sama dengan tangan kanan!"
"Lalu mengapa kau menyuruh kami menggambar..."
"Tentu saja untuk mencegah kalian mengetahui niat sejatiku. Kalau sampai tahu tata letak kamar mandi apartemen kalian, berarti bisa membaca pikiran kalian. Mustahil hantu tidak punya kemampuan seperti membaca pikiran!"
Saat itu... Yinyu mengangkat kepala melihat ke atas... Terkejut melihat satu tangan putih kurus mencengkeram erat pegangan tangga di atas dan turun dengan cepat!
"Tapi... Bagaimana dengan kita? Tidak bisa kabur dari apartemen ini!" Yinyu mulai ketakutan, terpaksa bergantung pada Ying Ziyue: "Ada cara untuk..."
"Tidak masalah." Ying Ziyue menggelengkan kepala: "Kalau benar-benar ingin membunuh kita, ada banyak cara. Apartemen akan memberi kita waktu untuk memikirkan jalan keluar, tidak akan terlalu kejam."
"Tapi..."
"Tidak apa." Ziye menggenggam tangan Yinyu: "Kita..."
Namun, hantu cermin itu ternyata masih mengejar tanpa henti!
Begitu sampai di lantai satu, harus berhadapan dengan cermin besar itu! Sedangkan sekarang belum waktunya meninggalkan gedung apartemen ini!
Situasi sangat kritis!
Sebenarnya Ying Ziyue sangat berharap hasil pemeriksaan tadi membuktikan mereka berdua manusia asli. Tapi situasi sekarang terlalu berbahaya. Terpaksa mereka harus lari ke lantai bawah yang tidak ada cermin!
Hanya bisa mempercayai Li Yin!
Setelah masuk, kebetulan ada pintu kamar yang terbuka sedikit, mereka langsung mendorong masuk. Kunci pintu jelas sudah dirusak, mungkin ulah Li Yin.
Di dalam kamar ternyata lantai penuh pecahan kaca, mungkin juga hasil karya Li Yin.
Mereka masuk ke kamar dalam, ternyata ada kamar mandi. Di dalamnya ada bak mandi kotor dengan tirai kamar mandi. Keduanya melompat ke bak mandi dan menutup tirai!
Selanjutnya Ying Ziyue dan Yinyu sama-sama menahan nafas...
Jangan... sampai ketahuan...
Selama tidak ada cermin, tidak masalah. Di kamar mandi ini memang tidak ada cermin, membuat semakin tenang. Ziye juga memeriksa dengan teliti, di dalam bak mandi tidak ada setetes air pun. Dindingnya juga berupa semen kasar, bukan ubin keramik yang mengilap. Tirai kamar mandi yang berdebu itu juga tidak memantulkan bayangan. Pencahayaan yang redup membuat sulit melihat bayangan misterius di balik tirai sekalipun masuk ke kamar mandi.
Kemudian...
Dari koridor luar terdengar samar-suara langkah kaki!
Semoga ini hanya khayalan! Tapi suara langkah itu semakin jelas terdengar.
Tubuh kedua wanita itu mulai gemetar tak terkendali, bahkan mulut terbuka lebar untuk bernapas, khawatir suara napas akan menarik perhatian hantu itu.
"Jangan masuk..."
"Jangan sekali-kali masuk..."
## Jilid 7 Bus Tengah Malam, Cermin Hantu Bab 12 Bayangan Hantu Penuntut Nyawa
Saat ini, Li Yin juga berada dalam kondisi waspada. Saat terus naik ke lantai atas, tiba-tiba melihat Yang Lin terbaring di tangga!
Buru-buru memeriksanya, masih ada nafas. Segera membangunkannya.
"Yang Lin! Kau baik-baik saja?"
Yang Lin perlahan membuka mata, memandang Li Yin lalu kaget, "Ini... di mana?"
"Dunia di dalam cermin..."
"Saat itu Li Yin dan Yang Lin sudah mendekati lantai teratas. Lantai teratas mutlak tidak boleh didekati, begitu tangga terblokir, tidak akan ada jalan untuk melarikan diri."
“Dan ini adalah dunia di dalam cermin, tidak akan ada fragmen kontrak neraka.”
Selanjutnya, turun ke lantai bawah. Tapi tidak boleh terus-menerus turun karena memberi waktu reaksi pada hantu, harus tinggal di setiap lantai selama beberapa waktu.
Li Yin telah menghancurkan semua cermin di lantai yang dilewatinya. Setiap pecahan dipastikan hanya bisa dimasuki satu jari. Setiap kali dia memecahkan cermin, dia berusaha mendekati area tangga untuk memiliki jalan mundur.
Saat ini, ketakutan Ziye dan Yinyu telah mencapai puncaknya.
“Ziye...” Yinyu bertanya pelan, “Jalan keluar sebenarnya apa?”
“Ini...”
Jika dipikir-pikir, jawabannya mungkin memecahkan semua cermin. Tapi mendekati cermin itu sendiri sangat berbahaya, khawatir belum sempat memecahkan sudah ditarik hantu ke dalam cermin.
Nasib Yang Lin tidak diketahui hidup atau mati. Jika terjebak di dunia cermin, kemungkinan tamat.
Jalan keluar... Jalan keluar apa? Jangan mendekati cermin? Tapi hantu bisa keluar dari cermin!
Juga tidak boleh meninggalkan gedung apartemen ini, apalagi di lantai dasar masih ada cermin raksasa.
Langkah kaki hantu masih bisa terdengar samar-samar, meski jaraknya cukup jauh. Ini berkat butiran pasir dan debu di lantai yang membuat langkah kaki sulit tidak bersuara.
Akhirnya, langkah kaki itu perlahan menjauh...
Syukurlah...
Tapi tepat di saat ini, terdengar suara yang sangat mengerikan.
Dering ponsel... di saku Yinyu!
Dia panik mengeluarkan ponsel dan memutus panggilan dengan kasar! Meski hanya sesaat...
Langkah kaki yang semakin menjauh itu, mulai mendekat lagi!
"Kenapa kamu menelepon Yinyu!?" Li Yin langsung merebut ponsel dari tangan Yang Lin dan mematikan panggilan, "Ini akan didengar oleh hantu!"
"Aku..." Yang Lin juga tiba-tiba merasa tindakannya tidak tepat.
Saat itu Yinyu benar-benar ingin membunuh si penelpon, sekaligus membenci diri sendiri yang lupa mengatur ponsel ke mode getar!
Tapi penyesalan sudah tak berguna.
Kamar ini adalah ruangan kedua di sebelah kiri setelah masuk dari tangga.
Kalau dicari dengan teliti... sama sekali tidak ada tempat untuk bersembunyi!
Langkah kaki itu perlahan mendekat... dan... semakin jelas!
Akhirnya, terdengar suara pintu didorong!
Hantu itu ternyata langsung masuk!
Sepertinya suara tadi membuatnya langsung mengetahui posisi mereka.
Dari pintu depan menuju ruang dalam lalu ke kamar mandi, tidak sampai satu menit. Di luar sama sekali tidak ada penghalang, tidak perlu memeriksa, bisa langsung masuk ke kamar mandi! Lalu melihat bathtub dengan tirai tertutup ini...
Benar-benar situasi tanpa harapan!
Melompat dari jendela pun tidak mungkin, sebelum pukul setengah tujuh mereka harus tetap di dalam gedung apartemen terbengkalai ini!
Langkah kaki itu... cepat masuk ke ruang dalam!
Habis...
Keduanya merasakan keputusasaan yang luar biasa! Seperti dijatuhi hukuman mati, kecuali segera menemukan jalan keluar, tidak ada harapan selamat!
Bagaimana ini?
Bagaimana ini?
Bertaruh nyawa? Berkelahi langsung dengan hantu? Mana mungkin!
Berdoa kepada dewa apapun juga tidak akan bisa melarikan diri hari ini.
Instruksi tulisan darah ketiga... instruksi tulisan darah ketiga akan berakhir di sini...
Yinyu adalah yang kelima kalinya melaksanakan tugas, dia juga sangat menyadari... segalanya telah berakhir.
Suara langkah kaki... sampai di depan pintu kamar mandi.
Ziye tahu situasi sudah tidak bisa diselamatkan, menggenggam erat tangan Yinyu.
Mengapa... di saat-saat terakhir menjelang ajal, yang berada di sisinya bukan Li Yin?
Sekarang, dengan hantu ini, hanya terpisah oleh...
Sebuah tirai shower!
Suara langkah kaki kembali terdengar...
Dari pintu sampai depan bak mandi, paling hanya 5-6 langkah, tapi... hantu ini berjalan dengan lambat yang luar biasa!
Sengaja...
Sengaja menyiksa mereka!
Sebelum mati, masih mau mempermainkan mereka!
Kemudian...
Sudut tepi tirai shower digenggam oleh beberapa jari kurus dan pucat yang tiba-tiba muncul! Begitu tangan ini menarik, keduanya pasti tewas!
Pada detik ini juga...
Dentuman yang memekakkan telinga terdengar... tepat di area tangga!
Tangan itu langsung ditarik kembali. Tak lama, suara langkah kaki pun semakin menjauh...
Selamat?
Benarkah... selamat?
Saat ini, di dunia cermin, Li Yin mengeratkan giginya, mengangkat meja tulis dan dengan keras menghantamkannya ke tangga di bawah!
Dia terus mengangkat meja tulis itu, berulang kali menghantam, berulang kali menimbulkan dentuman keras!
Saat Li Yin mematikan telepon tadi, dia menyadari panggilan gagal.
Yinyu yang menutup telepon?
Dia menyadari ada yang tidak beres. Ziye kemungkinan besar sedang bersama Yinyu, jadi jika terjadi sesuatu pada Yinyu berarti Ziye juga dalam bahaya!
Suara dari meja tulis raksasa yang jatuh, ketika menggelinding ke lantai tepat di atas tempat hantu berada, akhirnya terdengar olehnya.
Tentu saja Yang Lin ketakutan setengah mati oleh tindakannya, tapi terpaksa mengikuti Li Yin. Bagaimanapun, jika Li Yin memancing hantu keluar, pasti hantu itu akan naik ke lantai atas untuk membunuhnya!
Meski ingin menghentikannya, tatapan membunuh dari Li Yin membuatnya tidak berani membuka mulut.
Tepat ketika Li Yin hendak turun untuk mengangkat meja lagi, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari bawah!
Di dunia cermin ini... munculnya suara langkah kaki berarti kemungkinan besar...
Sayangnya, suara langkah kaki itu berasal dari bawah.
Li Yin dan Yang Lin segera lari ke atas!
Setelah sepuluh menit berlalu, barulah Ziye dan Yinyu mulai lega setelah memastikan hantu itu sudah tidak berada di depan tirai kamar mandi...
"Itu... Li Yin..." Ziye langsung menyadari: "Dia! Pasti dia!"
Dia membuka tirai kamar mandi dengan kasar, keluar dari bak mandi, dan berkata: "Kita harus segera menemukan jalan keluar... Hantu itu mungkin kembali ke sini, kita harus cepat pergi!"
Dengan langkah cepat seperti angin, Li Yin dan Yang Lin mencapai suatu lantai sebelum akhirnya masuk ke sebuah ruangan.
Itu adalah salah satu kamar dengan lebih banyak furnitur yang pernah dilihat Li Yin. Di sana ada tempat tidur berongga di bagian bawah, cukup dengan membuka papan di bawah kasur untuk bersembunyi. Dari luar sekilas tidak terlihat bahwa tempat tidur itu berongga.
Setelah membuka kasur, mereka berdua langsung masuk dan bersembunyi.
“Bagian bawah sangat sempit, dan lantainya penuh debu. Keduanya benar-benar merasa sangat sesak, tapi tidak ada pilihan lain.”
“Mereka lebih beruntung daripada Yinyu dan Ziye. Hantu itu tidak masuk ke lantai ini, langsung mengejar ke atas.”
“Kembali ke tangga darurat, Ziye dan Yinyu masih merasakan detak jantung yang sangat kencang.”
“Aku... hampir mati ketakutan...” Yinyu mengusap dada sambil berkata: “Aku...”
“Jangan bicara, jangan-jangan hantu itu belum pergi jauh.”
“Mendengar perkataan Ziye, Yinyu langsung membatalkan bicaranya karena ketakutan.”
“Jelas sekali... jika tidak menemukan ‘jalan keluar’, bertahan hidup sampai pukul 6:30 hanyalah mimpi di siang bolong.”
“Ziye mengangkat lengannya, melihat waktu di jam tangan.”
“Pukul 1:30 dini hari.”
“Masih ada… lima jam penuh!”
“Di dunia cermin.”
“Li Yin dan Yang Lin tetap bersembunyi di bawah tempat tidur itu, sudah sekitar setengah jam berlalu.”
“Namun, Li Yin bisa bersabar tapi Yang Lin tidak. Li Yin bisa otomatis kembali ke apartemen pada pukul 6:30, tapi... Yang Lin akan tetap terjebak di dunia cermin.”
“Adakah cara untuk keluar dari dunia cermin ini?”
“Begitu memikirkan kemungkinan terperangkap selamanya, rasa takut yang luar biasa menyergap Yang Lin, ini terlalu mengerikan...”
“Jangan khawatir...” Li Yin berbisik di sebelah Yang Lin: “Selalu ada jalan di ujung lorong... selama kita menemukan ‘jalan keluar’, pasti bisa keluar.”
“Kau bicara seenaknya saja,” sahut Yang Lin: “Li Yin... aku tidak akan terjebak di sini selamanya, kan?”
“Kurasa tidak…” Li Yin baru saja mengucapkan kalimat ini, tiba-tiba mendengar suara kaca pecah dari suatu tempat di luar!
Seketika, kedua orang itu menahan napas dan tidak bergerak sama sekali.
Datang?
Atau mungkin Ziye dan yang lain sedang menghancurkan cermin? Tapi tidak mungkin, semua cermin di lantai ini sudah dihancurkan, lalu... siapa?
Kemudian, suara pecahan kaca kembali terdengar.
Suara itu semakin mendekat.
Telapak tangan Li Yin basah oleh keringat, detak jantungnya juga semakin cepat. Yang Lin pun gemetar ketakutan, mimpi buruk yang pernah dialaminya di Gunung Huayan kembali menghantui.
Tiba-tiba... Li Yin melihat sebuah tulisan samar muncul di lantai sebelah!
Menulis di lantai ini sangat mudah karena penuh debu, cukup menggoreskan jari di lantai untuk membentuk tulisan.
Meski cahaya sangat redup, karena tulisannya cukup besar, Li Yin masih bisa melihat dengan jelas.
Tulisan itu berbunyi: "Aku Ziye, apa kamu di sini? Jika iya, goreskan satu garis horizontal di bawah."
Saat itu Ziye dan Yinyu di dunia luar sedang mengangkat papan tempat tidur di ruangan ini dan menulis di bawahnya. Karena takut menggunakan cermin untuk memastikan keberadaan Li Yin, mereka hanya bisa melakukan ini.
Ziye menentukan lokasi berdasarkan suara tangga dari meja sebelumnya, memperkirakan lantai pelarian Li Yin, dan memilih tempat tidur ini sebagai lokasi paling mungkin untuk bersembunyi.
Setelah mengangkat papan tempat tidur, dia menulis kalimat tersebut di lantai.
Saat menulis, dia sangat berhati-hati untuk tidak mengeluarkan suara sedikit pun.
Kemudian... debu di bawah tempat tidur secara otomatis bergeser ke samping, membentuk garis horizontal! Ternyata Li Yin benar-benar bersembunyi di bawah tempat tidur di dunia cermin ini!
Menghapus tulisan sebelumnya, Ziye menulis lagi: "Apakah hantu itu masih ada?"
Jawaban Li Yin adalah: "Di lantai ini, pecahkan kaca."
Pada saat yang sama, Ziye dan Li Yin mendengar suara pecahan kaca. Ziye langsung menoleh ke belakang... yang pecah adalah meja kaca di ruang tamu luar kamar ini!
Meja kaca itu jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.
Artinya...
Hantu itu berada di ruang tamu luar di dunia cermin!
Ziye tiba-tiba merasa jantungnya hampir berhenti berdetak. Ia menatap ke arah ruang tamu di luar pintu, membayangkan hantu itu mungkin sedang berdiri di sana di dunia cermin...
Jika hantu itu masuk dan mengangkat papan tempat tidur...
Ziye tidak berani membayangkan!
Untungnya, di kamar ini tidak ada cermin...
Ekspresi Ziye berubah penuh tekad. Bagaimanapun juga, ia tidak boleh membiarkan Li Yin mati di tangan hantu ini. Ia harus kabur dari apartemen hantu ini bersama Li Yin!
Ziye segera pergi ke ruang tamu luar, mencari sesuatu yang bisa dimanfaatkan...
Tiba-tiba, ia menyadari sesuatu. Pecahan kaca yang berserakan di lantai terlihat tidak alami. Semua pecahan kaca tersebar terpisah-pisah, tidak ada dua pecahan yang saling menempel.
Bahkan, jarak antar setiap pecahan minimal lebih dari 3-4 meter. Jadi hampir setiap inci lantai tertutupi pecahan kaca.
Ini bagaimana bisa terjadi?
Tapi sekarang tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal ini. Ziye dengan cepat mengangkat tas punggungnya dan menghempaskannya sekuat tenaga ke dinding!
Dinding apartemen ini benar-benar proyek yang rapuh. Hempasan keras itu membuat dinding langsung berlubang besar.
Dengan begini, seharusnya bisa menarik perhatian "hantu".
Ziye dan Yinyu segera berlari keluar dari ruangan ini, terus menuju tangga darurat!
Serpihan kaca yang terlihat tadi membuat Ziye berpikir, mungkin itu ada hubungannya dengan petunjuk jalan keluar...
Kalau dipikir-pikir lagi, perlahan terasa ada beberapa hal aneh.
Semua cermin di gedung ini sepertinya memiliki kesamaan...
Antara cermin yang satu dengan lainnya, permukaan kaca tidak pernah saling berhadapan. Cermin gantung di ujung koridor, cermin yang terpasang persis di dalam ruangan... Di kamar tempat Li Yin masuk, cermin menghadap langsung ke pintu utama... Sedangkan di kamar Yinyu, lemari pakaian berhadapan dengan rak buku, sehingga saat pintu lemari dibuka, cermin di permukaannya sama sekali tidak memantulkan rak buku... Toilet tadi juga tidak ada cermin sama sekali, di area wastafel yang seharusnya dipasang cermin malah terlihat beton mentah, yang berhadapan langsung... dengan jendela.
Setelah meja kaca tadi pecah, serpihannya beterbangan ke mana-mana. Beberapa menempel di sudut dinding, tapi tidak ada satu pun serpihan yang menghadap ke arah berlawanan.
Rak buku... Benar, rak buku itu memiliki pintu geser berlapis kaca...
Cermin, dan cermin...
“Yinyu,” Ziye bertanya sambil berlari: “Cermin tempat kamu pertama kali melihat hantu itu, ada di toilet kan?”
“Hmm... benar...”
“Di toilet itu, bagaimana posisi cermin dan jendelanya?”
“Toiletnya sangat besar, cermin menghadap ke dinding, jendela dipasang di seberang diagonal cermin...”
“Apa jendela bisa terlihat dari cermin?”
“Sulit terlihat, toilet itu sangat luas, bahkan jika melihat menyamping pun jendela tetap sulit terlihat...”
Benarkah?
Mungkinkah jalan keluar itu...
“Lari ke atas...” Ziye tiba-tiba berkata pada Yinyu: “Ke... tempat yang ada cerminnya!”
Apartemen telah menipu mereka sejak awal.
Jebakan "jangan mendekati cermin" sengaja dibuat agar mereka menjauhi... jalan keluar yang sebenarnya!
Saat tiba di lantai yang ada cerminnya, baru saja menginjakkan kaki di koridor, sebuah pintu tiba-tiba terbanting menutup!
Apakah itu... tertiup angin, atau ditutup manusia?
Atau... mungkin ditutup hantu?
Keduanya tertegun sejenak, lalu sadar harus segera kabur. Tapi saat menaiki tangga, mereka terperangah melihat pemandangan mengerikan.
Di dinding, segumpal daging dan darah menempel dengan beberapa urat menggantung, menyambung tubuh setengah hancur.
Tubuh separuh itu adalah torso pria dengan dada terkoyak, darah terus menetes. Kepala terbaliknya penuh ketakutan, wajah terdistorsi memanjang...
Itu adalah pelanggan yang mencari ayam pelacur tadi!
Keduanya hampir berteriak ketakutan, Yinyu bahkan langsung terjatuh ke lantai dan ingin muntah. Ziye juga terpaku di dinding dengan wajah pucat, baru saja sadar ketika sudut matanya menangkap bayangan putih...
Kemudian, dia memalingkan kepala ke kanan...
Di pintu masuk koridor dari tangga, bayangan mengerikan berwarna putih dengan mata membelalak seperti lonceng tembaga, nyaris menempel di wajah Ziye, menatapnya dengan tajam...
## JILID 7 Bus Tengah Malam, Cermin Hantu BAB 13 Penampakan
Mari mundurkan waktu sebentar.
Bus malam jalur 145 meluncur di jalan desa, semakin mendekati terminal akhir Desa Yuehua.
Hantu galak itu kini hilang tanpa jejak. Tapi Yinye, Xia Xiaomei dan Lin Ling tetap waspada, setiap detik terasa mencekam.
Tiba-tiba, Xia Xiaomei melirik ke samping... lalu hampir berteriak!
Gadis pemutar musik itu... menghilang! Padahal tadi masih duduk di kursinya, kini... lenyap!
Tentu saja, tak ada penumpang yang menyadari hilangnya gadis pemutar musik itu.
Datang... masuk!
Yinye menggigit bibirnya sampai berdarah.
Sebenarnya dia juga tahu, mengungkap identitas hantu galak tidak menguntungkan dirinya, malah akan membuatnya membunuh tanpa ampun. Tapi jika tidak diungkap, cepat atau lambat hantu itu akan bertindak. Dengan mengungkapkannya, masih ada harapan untuk mendapatkan fragmen kontrak neraka.
Kini...
Sudah terjebak dalam situasi buntu. Kecuali, menemukan jalan keluar dari misi darah.
Apakah akan mati di sini begitu saja? Bagaimana dengan fragmen kontrak neraka? Bagaimana cara menyerahkannya ke Yinyu?
Meski jarak ke lokasi tujuan tinggal 2-3 menit lagi, waktu selama itu sudah cukup bagi hantu galak untuk membunuh mereka berulang kali!
Tapi apa yang bisa dilakukan? Penumpang dilarang turun sebelum mencapai Desa Yuehua! Dalam 2-3 menit ini... di dalam bus sempit ini...
Mereka bagai burung dalam sangkar yang tak bisa melarikan diri!
Keringat dingin terus mengucur di dahi Yinye. Tangannya terasa sedingin es. Ini baru petunjuk darah keempat, apakah sudah tak ada jalan keluar?
Aroma ketakutan terus menyebar di dalam bus.
Sesaat kemudian... Yinye menyadari, pria berparas kasar dengan bekas luka pisang itu juga menghilang!
Yinye langsung menjauhkan diri dari kursi pria berparas kasar itu. Napasnya tersengal-sengal sementara tangannya gemetar mengeluarkan korek api untuk menyalakan rokok di mulutnya.
Setelah menghirup dalam-dalam, dia berkata pada Lin Ling dan Xia Xiaomei di hadapannya: "Kalian... percaya padaku kan?"
Keduanya langsung mengangguk seperti menumbuk bawang putih. Xia Xiaomei saat ini sudah panik tak karuan, tak menyangka payung itu ternyata adalah hantu galak, yang sekarang menyusup kembali ke dalam bus ini...
Kemudian Yin Ye mengeluarkan fragmen Kontrak Neraka dari sakunya dan meletakkannya di lantai.
"Pasti akan datang mengambil... Kalian awasi fragmen ini mati-matian untukku..."
Yin Ye lalu mengamati situasi sekitar. Penumpang lain mulai tenang, namun ini hanyalah ketenangan sebelum badai...
Teror sesungguhnya akan segera menyusul bertubi-tubi.
Fragmen Kontrak Neraka harus direbut Yin Ye. Tapi jika mati, semuanya sia-sia. Keunggulan utama hantu galak saat ini adalah berada dalam bayangan - di bus sempit ini, kapan saja bisa membunuhnya dan merebut kembali fragmen kontrak.
Tapi sekarang berbeda... Apartemen pasti akan berusaha mati-matian menghalangi penghuni mendapatkan fragmen!
Jadi...
Hantu galak pasti menganggap fragmen sebagai target utama, lalu melanjutkan pembunuhan.
Tiba-tiba Yin Ye merasakan keanehan. Meski tak ada yang mendekati fragmen di lantai, firasat bahaya semakin kuat...
Sekitar lima menit lagi akan sampai di Stasiun Yuehua Village. Sopir bahkan mulai mengingatkan: "Penumpang yang terhormat, terminus Yuehua Village sebentar lagi. Silakan bersiap-siap turun."
Hampir sampai...
Masih belum bertindak?
Di mana persembunyiannya?
Yin Ye kembali menghirup rokoknya dalam-dalam, sementara Xia Xiaomei dan Lin Ling di sebelahnya semakin tegang. Terutama Xia Xiaomei, matanya tak berkedip memandangi serpihan itu, bahkan seakan matanya mau melotot keluar.
Di saat inilah perubahan aneh mulai terjadi.
Dua tangan membusuk berlumuran darah muncul dari belakang kepala Lin Ling, menyembul di samping kedua telinganya, mencoba meraih serpihan di lantai!
Persis di detik ini, angin tiba-tiba bertiup dari luar jendela, menerbangkan serpihan itu ke udara!
Yin Ye segera menerjang untuk menangkap serpihan yang melayang itu, baru kemudian menghela nafas lega.
Namun, Yin Ye tiba-tiba menyadari... Lin Ling telah lenyap tanpa jejak! Sementara Xia Xiaomei yang fokus pada serpihan sama sekali tak menyadari kapan dia menghilang! Keduanya tak melihat sama sekali keberadaan tangan-tangan itu!
Di saat yang sama, bus akhirnya tiba di halte dan berhenti.
Di luar jendela, taksi yang dipanggil Yin Ye sudah terlihat menunggu.
Yin Ye menggigit gigitannya, menggenggam erat serpihan itu, lalu berlari ke pintu bus yang sedang terbuka!
Tepat di detik ini, tiba-tiba seluruh bus terjerembab dalam kegelapan! Pintu bus yang baru terbuka dan semua jendela tiba-tiba menutup sendiri, semua tirai tertutup otomatis! Seketika, bus menjadi sunyi mencekam dalam kegelapan total!
Tidak hanya itu... Sopir dan semua penumpang lainnya telah lenyap tanpa bekas! Di dalam bus yang kosong, hanya tersisa Yin Ye dan Xia Xiaomei!
Yin Ye merasakan dingin menusuk di seluruh tubuhnya, darah seakan-akan ingin "melawan arus"...
Ia mencoba pergi ke kabin pengemudi untuk menekan tombol pembuka pintu bus, tapi sama sekali tidak mempan. Berlari ke jendela, mengerahkan seluruh tenaga, tetap tidak bisa membuka jendela manapun. Bahkan mengeluarkan kotak P3K dari tas ransel dan menghantam sekuat tenaga ke jendela, tetap tidak bisa pecah! Sementara itu Xia Xiaomei juga mencoba menarik pintu bus, sama sekali tidak berefek. Ia bahkan nekat menabrakkan tubuh ke pintu, namun hasilnya tetap sia-sia.
Jelas sekali, jendela-jendela ini juga sudah "diberi sentuhan" oleh hantu...
"Tidak!!!"
Dalam situasi yang sudah putus asa ini, masih adakah jalan keluar yang mungkin?
Xia Xiaomei tergeletak lemas di lantai. Tiba-tiba ia menyadari, semuanya sudah berakhir... berakhir! Saat keputusasaan terbesar menghampiri, air matanya justru mengering. Ia hanya merasakan dunia ini runtuh dalam sekejap, otaknya... kosong melompong.
Yin Ye juga berlutut di lantai.
Ia pun sudah hampir kehilangan harapan.
Di dalam bus yang gelap gulita ini, hantu galak itu akan membunuh mereka—hanya masalah waktu saja!
Misi darah kali ini... aku benar-benar tidak bisa menemukan jalan keluarnya...
Tiba-tiba...
Tunggu... tunggu dulu...
Misi darah?
Benar! Sopir! Sopirnya!
Mengapa sopir tidak dimasukkan dalam daftar tersangka hantu galak?
Dia segera berdiri dan berlari ke kursi kemudi sopir, meraba-raba dalam kegelapan untuk menyentuh bagian bawah kursi kemudi. Lalu, dia merasakan sesuatu yang hitam pekat!
Benda ini tersembunyi di sudut gelap bawah kursi kemudi, berupa koper persegi panjang berwarna hitam.
Pada saat itu, Yin Ye merasakan dengan penuh emosi... Kotak ini mungkin terkait dengan jalan keluar!
Dia segera membuka kotak hitam ini sambil berteriak ke Xia Xiaomei di belakangnya: "Cepat! Kamu, cepat ambilkan senter!"
Xia Xiaomei baru tersadar. Dia langsung membuka tas ranselnya, mengambil senter, dan berlari memberikannya ke Yin Ye.
Setelah menyalakan senter, terlihat jelas isi kotak tersebut... Lima boneka berukuran sama dengan buatan yang sangat halus!
Dan boneka-boneka itu... Wajahnya sangat mirip dengan Yin Ye, Xia Xiaomei, Lin Ling, Wu Xiaochuan, dan Liang Bing!
"Ini, ini..." Xia Xiaomei memandang boneka-boneka dalam kotak dengan terkejut.
Yin Ye kemudian menyadari... Gaya dan pengerjaan boneka ini hampir identik dengan boneka pengganti Hinamatsuri di Jepang!
"Benar! Boneka-boneka inilah jalan keluar yang diatur apartemen! Sejak zaman Heian di Jepang, sudah ada legenda membuat boneka lalu menghanyutkannya di sungai dengan alas jerami untuk mengusir malapetaka. Artinya, boneka ini akan menggantikan manusia menanggung bencana. Jadi jika kita menyerahkan boneka ini ke hantu, mereka akan mati menggantikan kita!"
Tidak mungkin salah...
Apartemen sengaja mengatur demikian! Agar kami tidak memperhatikan sopir, sehingga sopir tidak dicurigai sebagai hantu galak. Dengan begini, siapa yang akan melihat kotak hitam di kaki sopir? Jadi mustahil menyadari benda dalam kotak itu adalah jalan keluar!
Boneka-boneka itu mungkin akan menggantikan mereka dan dibunuh oleh hantu galak!
Sejak awal... apartemen sepenuhnya menipu mereka...
Dari tujuh penumpang, salah satunya adalah hantu galak. Sebenarnya apakah penting hantu itu ada di antara penumpang atau sebagai entitas tak kasat mata? Bagaimanapun sama saja. Fragmen kontrak, Yin Ye juga hampir mati untuk mendapatkannya, benar-benar beruntung, sedikit saja salah nyawanya bisa melayang di dalam bus itu.
Jika sejak awal memperhatikan sopir, melihat kotak hitam itu, mengambil dan membukanya, dikombinasikan dengan legenda boneka Jepang, Yin Ye bisa langsung menyimpulkan ini adalah jalan keluar! Tapi apartemen sengaja mengalihkan perhatian mereka ke identitas hantu di antara penumpang agar tidak menyadari lokasi jalan keluar!
Apartemen ini benar-benar mengerikan... Hanya dengan beberapa misi darah singkat, mereka sudah terperangkap dalam jebakan psikologis mengerikan yang membuat mereka mengabaikan jalan keluar di depan mata!
Yin Ye benar-benar tepat. Sebenarnya sopir ini sejak mulai kerja pagi tadi sudah melihat kotak hitam di bawah kursi kemudi, tapi entah kenapa sama sekali tidak ingin membukanya atau membuangnya, sehingga tetap disimpan sampai sekarang...
Xia Xiaomei langsung merasa bersemangat dan hampir menangis mendengar masih ada harapan untuk bertahan hidup!
Tepat saat Yin Ye hendak mengeluarkan boneka itu... tiba-tiba angin berhembus dan menutup kembali tutup kotak hitam! Yin Ye mencoba membukanya lagi, tapi tutupnya seperti macet dan tidak bisa dibuka!
Pada saat itu, Yin Ye dan Xia Xiaomei terkejut melihat... di barisan terakhir bus, muncul sebuah siluet hitam! Begitu "Itu" muncul, cahaya senter langsung padam!
Siluet hitam itu terus menggerakkan tubuhnya dengan gerakan aneh, perlahan mendekati Yin Ye dan Xia Xiaomei!
"Buka... buka, buka!"
Yin Ye dan Xia Xiaomei mengerahkan seluruh tenaga untuk membuka tutup kotak hitam itu, tapi sekuat apapun mereka berusaha, tutupnya tetap tak bergerak.
Bayangan itu semakin dekat... akhirnya berada kurang dari dua meter dari Yin Ye dan Xia Xiaomei!
Jangan... jangan... jangan!
Yin Ye dan Xia Xiaomei kembali mencoba membuka kotak itu dengan kuku mereka, tetap saja sia-sia!
Tidak... tidak... tidak!
Bayangan itu akhirnya tiba di depan mereka berdua, lalu berhenti.
Yin Ye menghantamkan kotak itu ke lantai berkali-kali! Tapi kotak ini sangat kokoh, sama sekali tidak pecah.
Posisi Yin Ye dan Xia Xiaomei berada di samping kursi sopir bus, sudah... tidak ada jalan untuk menghindar!
Tiba-tiba, bayangan itu mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, lalu... seperti kilat menyambar wajah mereka berdua!
Pada detik yang sama, harapan hidup di mata Yin Ye punah sama sekali, tangannya secara refleks menghantamkan kotak hitam itu ke lantai sekali lagi!
Dok!
Bersamaan dengan suara keras itu, tutup kotak hitam akhirnya terbuka! Lima boneka yang ada di dalamnya berhamburan keluar, berserakan di lantai!
Serangkaian kejadian ini terjadi hampir tidak sampai satu detik. Saat boneka berguling keluar, tangan bayangan hitam itu berhenti seolah gambar di-pause! Pada saat itu, tangan berbau busuk menyengat itu sudah hampir menyentuh wajah Yin Ye dan Xia Xiaomei, jaraknya bahkan tidak sampai satu milimeter!
Satu detik... dua detik... tiga detik... Yin Ye dan Xia Xiaomei tetap membeku. Mereka tahu, hidup dan mati akan segera diputuskan! Beberapa detik yang singkat terasa panjang seperti berabad-abad!
Kemudian, tangan-tangan itu mulai bergerak lagi! Bayangan itu perlahan menarik kembali tangannya, seperti gerakan slow motion. Setiap milimeter dan detik penarikan tangan itu, Yin Ye dan Xia Xiaomei berulang kali terjebak antara neraka dan surga!
Lalu, bayangan itu mengambil dua boneka yang jatuh ke lantai, kemudian mulai mundur perlahan-lahan...
Akhirnya, menghilang dalam kegelapan.
Bersamaan dengan itu, pintu bus terbuka kembali.
Yin Ye dan Xia Xiaomei hanya menatap kosong ke depan, seolah belum bisa menerima fakta bahwa mereka selamat, tubuh mereka masih kaku seperti fosil...
## Jilid 7: Bus Tengah Malam, Cermin Hantu Bab 14: Lingkaran Tak Berujung
Waktu dan tempat kembali ke gedung apartemen tua di Kompleks Ningfeng.
Ziye kini limbung, hampir terjatuh ke lantai.
Siluet putih mengerikan itu tiba-tiba muncul di sampingnya!
"Pada detik-detik genting itu, Ziye dengan cepat mengeluarkan fragmen Kontrak Neraka dari tubuhnya, meremasnya menjadi gumpalan, lalu melemparkannya keras-keras ke luar jendela di area tangga!"
Ketika pandangan kembali ke tempat bayangan putih itu tadi berada, kini sudah kosong melompong.
Jelas... dia pergi ke bawah untuk mengambil fragmen Kontrak Neraka.
Ziye kemudian berlari menggenggam tangan Yinyu, berteriak: "Lari! Cepat lari!"
Di dunia cermin, Li Yin dan Yang Lin yang baru saja keluar dari lantai itu menuju tangga, menghela napas lega setelah memastikan tak ada ancaman.
Selama ada cermin di suatu tempat, pasti ada bahaya. Sebaliknya, tempat tanpa cermin bisa sedikit membuat tenang.
Yang Lin menatap dunia cermin di luar jendela, tiba-tiba berandai-andai: "Apa di dunia ini... juga ada apartemen itu?"
"Siapa yang tahu... Tapi sepertinya apartemen menganggap gedung tua di dalam cermin ini sebagai salah satu lokasi instruksi tulisan darah. Kalau tidak, kita pasti sudah dikendalikan bayangan itu dan bunuh diri."
Ini memang suatu keberuntungan.
“Li Yin... dengarkan baik-baik.” Tiba-tiba Yang Lin berbicara dengan serius: “Kamu pasti tahu kan? Dokter Tang, dia adalah penyelamat nyawaku. Dulu di Gunung Huayan, jika bukan karena pengorbanan Dokter Tang, aku tidak mungkin bisa berdiri di sini sekarang. Hutang budiku padanya sangat besar, aku tidak bisa tinggal diam... Aku harus menyegel Raja Iblis, membalas dendam untuk Dokter Tang! Jadi, Li Yin... jika fragmen Kontrak Neraka ada padamu...” Tiba-tiba Yang Lin berkata: “...Tolong apapun yang terjadi, balaskan dendam untuk Dokter Tang! Tentu aku tahu, meskipun ada padamu, kamu tidak akan mengaku. Aku hanya ingin mengingatkan saja.”
Sementara itu, Ziye dan Yinyu telah mencapai salah satu lantai atas yang masih memiliki cermin.
“Ziye...” Setelah melalui banyak petualangan hidup dan mati bersama, ikatan antara Yinyu dan Ziye semakin dalam, dia bertanya: “Tidak apa-apa? Jika mendekati cermin...”
“Waktu yang tersisa sudah tidak banyak. Meski tidak mendekati cermin, kita tetap tidak bisa melarikan diri.”
Masih tersisa beberapa jam. Meski tidak mendekati cermin, jika hantu itu terus mencari, akhirnya akan menemukan mereka. Tempat ini kan tidak seluas Gunung Huayan dulu. Dalam kondisi tidak bisa meninggalkan gedung, kemungkinan bertemu terlalu tinggi dalam beberapa jam. Tapi Ziye dan Yinyu semakin yakin, hantu ini mungkin dibatasi oleh apartemen sehingga tidak bisa lama meninggalkan dunia cermin. Kalau tidak, waktu masih panjang. Dalam kondisi mereka yang sengaja menghindari cermin, seharusnya hantu itu memilih keluar dari cermin untuk mencari mereka. Ini membuat hati mereka sedikit lega.
“Yinyu, aku ingin bertanya sesuatu padamu.”
“Hmm……”
“Jika dua cermin diletakkan saling berhadapan dengan permukaan cermin saling beradu, fenomena apa yang akan terjadi?”
“Tentu saja... akan terpantul bayangan yang berlapis-lapis, siklus tak terhingga……”
Siklus tak terhingga...
“Benar.” Ziye memasuki lantai ini dan berkata: “Kuncinya ada di sini. Dengan demikian, akan ada tak terhingga dunia cermin yang eksis. Lalu... di dunia cermin mana Li Yin dan yang lain berada?”
“Ini...”
“Jika bayangan yang terpantul itu sendiri juga merupakan bayangan, apa artinya? Di dalam dunia cermin ini, masih ada lapisan dunia cermin yang lebih dalam, terus bertumpuk tanpa henti, satu lapisan... dan lapisan lain, lapisan... demi lapisan... Seharusnya berada di dunia cermin yang sama, tapi kenyataannya sama sekali tidak demikian. Dunia cermin... bisa berkembang dalam siklus tak terhingga, sama sekali tidak ada ujungnya.”
“Tapi 'hantu' itu tidak mungkin bisa eksis di begitu banyak dunia cermin sekaligus. Hantu bisa datang ke dunia nyata kita, tapi dari awal sampai akhir tidak pernah muncul 'pembelahan diri'. Jika ada begitu banyak pembelahan cermin, gedung ini pasti sudah dipenuhi bayangan hantu. Benar kan?”
“Mungkinkah...” Yinyu mulai memahami maksud Ziye!
“Tepat.”
“Jika dua cermin diletakkan saling berhadapan, dunia cermin akan berputar dalam siklus tak terhingga. Hantu yang hanya bisa berada di satu dunia cermin tertentu, sama sekali tidak bisa membedakan lokasi kita. Dengan demikian, mereka tidak akan bisa membunuh kita.”
“Inilah satu-satunya 'jalan keluar'!”
Karena itulah, semua cermin di gedung ini diupayakan untuk tidak saling berhadapan. Meski ada penghalang di antaranya, tetap diusahakan situasi seperti itu tidak terjadi.
Karena tidak boleh membiarkan dunia cermin menciptakan fenomena perulangan tak terbatas, yang membuat hantu kehilangan arah menuju dunia nyata.
"Kalau... Li Yin? Bagaimana dengan Yang Lin..." Yinyu bertanya: "Bagaimana dengan mereka berdua?"
"Yang Lin mungkin sudah tidak tertolong, karena manusia tidak bisa keluar dari dunia cermin ke dunia normal. Tapi Li Yin masih bisa diselamatkan, asalkan hantu dijauhkan dari lapisan dunia cermin tempatnya berada sebelum pukul setengah tujuh."
"Maksudmu..."
"Memancing hantu itu ke lapisan dunia cermin lainnya! Benar-benar mengacaukan orientasi hantu itu!"
Bagi Ziye, yang terpenting adalah Li Yin. Mengenai Yang Lin, kalau bisa diselamatkan ya bagus, kalau tidak juga tidak apa-apa. Dia bukan dewa, tidak mungkin menjamin semua penghuni selamat.
"Kalau..." Ekspresi Yinyu menjadi suram: "Berarti kita harus mengorbankan fragmen Kontrak Neraka. Sudahlah, dari awal pun aku tahu ini mustahil diwujudkan."
Saat mendekati pintu, pertama-tama harus memastikan ada tidaknya cermin di dalam. Memutar gagang pintu yang sudah longgar, mendorongnya keras-keras, lalu menyorotkan senter ke dalam...
Sebuah titik pantulan cahaya muncul di dinding sebelah.
Ada cermin di dalam!
Masih perlu satu cermin lagi...
Akhirnya mereka sampai di depan sebuah ruangan yang sudah tidak berpintu sama sekali. Dinding beton yang telanjang terlihat jelas. Keduanya masuk ke dalam.
"Aku... Aku sangat gugup..." Yinyu saat ini benar-benar khawatir... Mereka harus mendapatkan cermin baru.
Tapi begitu muncul di depan cermin, konsekuensinya akan sulit dibayangkan.
Pada saat yang sama, Li Yin dan Yang Lin di dunia cermin sedang berada di lantai yang tidak memiliki cermin.
"Kamu masih ingat lantai bawah mana yang punya cermin?"
"Di koridor seharusnya tidak ada," kata Yang Lin dengan yakin: "Li Yin, aku... bagaimana caranya bisa keluar dari sini?"
"Ini..."
Tiba-tiba, Yang Lin yang matanya tajam melihat... di ambang jendela sebelah, ternyata... ada selembar fragmen kulit kambing!
Kontrak Neraka!
Yang Lin segera mendorong Li Yin, melesat ke depan, mendekati ambang jendela, hendak meraih fragmen itu!
Tak disangka, begitu tangannya menyentuh fragmen, dari bawah jendela tiba-tiba muncul tangan pucat yang mencekik lehernya!
Pada detik itu, Yang Langsung mengambil keputusan, meremas fragmen kontrak menjadi gumpalan, lalu melemparkannya ke arah Li Yin!
Kemudian, seluruh tubuhnya diseret tangan pucat itu keluar jendela, terjatuh ke bawah gedung!
Li Yin berlari secepat panah ke ambang jendela, memandang ke bawah... sudah kosong sama sekali. Yang Lin... saat meninggalkan gedung ini, dia sudah menjadi mayat. Entah hantu itu membunuhnya atau tidak.
Dia membuka gumpalan kulit kambing di telapak tangannya, perlahan membentangkannya. Tertulis huruf-huruf asing yang sama sekali tidak bisa dimengerti.
Fragmen Kontrak Neraka!
Pada detik terakhir, Yang Lin memberikan fragmen itu kepada Li Yin, mungkin berharap Li Yin bisa membalaskan dendam Dokter Tang?
Dulu, Yang Lin dan Tang Lanxuan nyaris tewas di Gunung Huayan. Sebuah panggilan telepon dariku menyelamatkan mereka dari jurang neraka kembali ke dunia manusia. Mereka adalah nyawa-nyawa yang telah kuselamatkan bersama Ziye!
Tapi... sekarang, keduanya sudah...
Tapi, membicarakan ini sekarang sudah tak berguna. Karena demikian, kita tak boleh menyia-nyiakan niat terakhir Yang Lin!
Waktu berlalu dengan cepat, langit perlahan terang.
Sudah pukul enam pagi.
Tinggal... setengah jam lagi!
Ziye sedang melakukan usaha terakhir. Dia dan Yinyu harus menggunakan dua cermin untuk menciptakan dunia cermin yang berputar tak terhingga!
Setelah menghabiskan banyak waktu, akhirnya mereka menemukan dua cermin panjang berbentuk persegi panjang dengan ukuran hampir sama.
Mereka menutupi permukaan cermin dengan kain, lalu menempatkan dua cermin secara berhadapan di sebuah ruangan di salah satu lantai. Karena tidak boleh melihat permukaan cermin, mereka membutuhkan waktu lama untuk memastikan setiap cermin hanya memantulkan permukaan cermin lainnya.
Untuk pertama kalinya, muncul cermin yang saling berhadapan di gedung ini. Kedua cermin memantulkan bayangan tak terhingga! Dengan ini, "hantu" di dunia cermin akan memasuki dunia cermin lainnya dari cermin manapun ia keluar!
Selanjutnya, mereka harus memancing "hantu" datang ke sini.
Meniru metode sebelumnya, Ziye dan Yinyu bersama-sama menghancurkan tembok proyek berkualitas rendah di ruangan ini sambil membuat suara keras, lalu melarikan diri!
Kumohon!
Pasti harus berhasil!
Tapi saat ini, yang mendengar suara ini bukan hanya "hantu".
Masih ada Li Yin!
Dia segera berlari ke tangga, mencari sumber suara ke lantai bawah!
“Ziye... Apakah Ziye baik-baik saja?”
Mengingat kejadian sebelumnya, Li Yin tidak berani menelepon Ziye. Tapi dia berhasil menemukan lantai tersebut!
Di sisi berlawanan, terlihat dua cermin di dalam ruangan itu.
Li Yin, dengan bingung masuk ke dalam, berdiri di antara dua cermin sambil melihat bayangan dirinya yang tak terhitung jumlahnya...
Apa yang terjadi di sini?
Tiba-tiba, Li Yin langsung tersadar...
Ini... "jalan keluar" sejati dari "misi darah"! Jika hantu berdiri di sini dan mencoba keluar melalui cermin, pasti akan kebingungan membedakan dunia nyata. Lapisan demi lapisan dunia cermin...
Mana mungkin menemukan dunia asli? Hanya pantulan kiri-kanan yang terus berulang, terbalik, berputar-putar...
Sayangnya, reaksi Li Yin terlambat sedetik.
Sebuah tangan menyentuh perlahan bahunya.
Saat itu pukul enam dua puluh lima menit.
Ziye dan Yinyu berada di tangga lantai dua. Ziye berjaga-jaga sementara Yinyu matanya tak lepas dari jam tangannya! Setiap detik yang berlalu membawa mereka selangkah lebih dekat ke keselamatan! Begitu waktunya tiba, mereka akan melompat dari jendela tangga! Mereka telah melempar selimut dan kasur dari tas untuk meredam benturan! Lalu lari sekuat tenaga!
Tentu saja, jika hantu tidak terjebak, kabur dari Kompleks Ningfeng pun tidak akan menyelamatkan Ziye dan Yinyu!
Di dalam apartemen ini, hampir tidak ada kaca, pasokan air sudah lama berhenti, furnitur nyaris tidak ada. Satu-satunya yang bisa digunakan untuk memantulkan bayangan hanyalah cermin dalam konsep orang biasa! Tapi di luar berbeda, banyak barang kaca, berbagai logam yang bisa digunakan untuk memantulkan bayangan, termasuk berbagai cermin... bisa membuat mereka mati berkali-kali!
Saat itu, Li Yin segera menoleh ke belakang, tapi... tidak ada apa-apa!
Li Yin yang masih terguncang memaksa diri tenang... "hantu" telah memasuki lantai ini! Li Yin sangat paham... dia tidak boleh lari. Kalau tidak, "hantu" mungkin tidak akan terjebak!
Begitu masuk ke salah satu dari dua cermin ini, akan tersesat dalam dunia cermin yang berputar tak terbatas.
Kabur berarti membiarkan Ziye dalam bahaya! Di luar, di mana pun pergi sulit menghindari cermin sepenuhnya!
Dia melihat jam tangannya... kurang dari lima menit lagi, kurang dari lima menit lagi bisa kembali ke apartemen!
Demi Ziye... harus berjuang!
Li Yin segera meringkuk di sudut ruangan, menunggu dengan panik waktu berlalu...
Cepat, cepat!
Cepat waktunya!
Begitu jam setengah tujuh tiba, bisa kembali ke apartemen!
Waktu berlalu detik demi detik, tapi "hantu" tak kunjung muncul.
Ada apa ini?
Kenapa tidak muncul?
Ziye kembali mengangkat pergelangan tangan, melihat jam...
Tinggal satu menit!
Jarum jam bergerak perlahan mengelilingi lingkaran.
Saat ini Li Yin benar-benar ingin memutar jarum itu sampai selesai!
Cepat… cepat… cepat!
Tepat saat Li Yin gelisah, tiba-tiba...
Sebuah wajah pucat mengerikan yang terbalik, tiba-tiba muncul di depan mata hanya berjarak beberapa sentimeter...
Hantu ini, ternyata berada di langit-langit!
Li Yin, dalam keterkejutannya, tiba-tiba merasa tubuhnya menjadi ringan……
Di lokasi perutnya, perlahan muncul garis merah darah, kemudian, bagian atas dan bawah tubuh Li Yin…… terpisah sepenuhnya……
## Jilid 8 Jangan Menoleh Bab 1 Saudara Laki-Laki
Bian Xingchen terbangun.
“Haruskah…… pulang untuk melihat Kakak?”
Sudah tepat setengah tahun sejak pindah ke apartemen ini.
Awalnya, sangat cemas bahkan pernah putus asa. Harus menghadapi ribuan hantu dan roh sebanyak sepuluh kali untuk bisa meninggalkan apartemen ini. Namun, berkat hiburan dari banyak penghuni, perlahan-lahan mulai bangkit.
Tapi sekarang berpikir lagi, sebenarnya para penghuni hanya saling menghibur diri sendiri dan membohongi diri sendiri.
Sama sekali tidak ada jaminan untuk meninggalkan apartemen dengan aman.
Dia tinggal di lantai 25 apartemen. Tetangga seberangnya adalah seorang gadis bernama Min. Gadis itu selalu menutupi mata kirinya dengan poni panjang, wajahnya selalu tanpa vitalitas, membawa kesan "hantu", namun sangat cantik.
Melihat jam tangan, sekarang sudah pukul enam setengah pagi.
Bian Xingchen mengambil pakaian yang tergantung di sandaran kursi lalu mengenakannya.
Pada saat itu, komputer di tepi tempat tidur mengeluarkan bunyi notifikasi, ada email baru yang masuk. Baru sekarang Xingchen menyadari, kemarin dia tertidur tanpa mematikan komputer.
Menggunakan mouse, dia membuka email tersebut. Pengirim email itu... adalah Kakak.
“Xingchen: Bagaimana kabarmu di luar akhir-akhir ini? Kamu tidak memberitahuku alamat tempat tinggal dan nomor teleponmu, ponsel juga mati, jadi terpaksa mengirimimu email. Hanya saja tidak tahu apakah kamu sering memeriksa email. Orang tua menunda lagi waktu kepulangan ke negara asal, mungkin baru bisa pulang tahun depan. Konon kamu mengundurkan diri dari kuliah? Jika ada rencana baru, silakan lakukan saja, tapi jangan terlalu memaksakan diri. Cuaca masih dingin, jaga kesehatan.”
Xingchen dengan dingin menutup halaman, duduk berat di kursi lalu menatap langit-langit...
Ia mengulurkan tangan, menyentuh mata kanannya sendiri...
Mata kanan Xingchen telah benar-benar buta sejak satu tahun lalu.
Setelah menjadi penyandang disabilitas, ia sangat menyadari hidupnya menjadi sangat suram. Meski sekarang menggunakan mata palsu, kenyataan bahwa mata kanannya buta tak berubah.
Diejek, diolok-olok... Pacar yang semula menjalin cinta pun meninggalkannya, dia sama sekali tak bisa menerima pacar "mata satu". Hidup seolah kehilangan semua cahaya, sementara orang tua juga tak peduli kondisinya. Masih tinggal lama di luar negeri, hanya sesekali pulang.
Meski tinggal di vila peninggalan orang tua di dalam negeri, tetap saja kesepian.
Vila itu cukup untuk menampung puluhan orang, tapi hanya ada dirinya dan kakak laki-laki. Sang kakak yang biasa sibuk dengan penelitian akademis juga jarang berbagi perasaan. Kakak yang tampan itu memiliki banyak pengagum, surat cinta berdatangan tiap tahun. Bahkan banyak perempuan yang mendengar aku adalah adik Profesor Bian Xingyan, datang memohon untuk bertemu dengan sang profesor.
Sudah tahun terakhir kuliah, tapi masih tidak bisa mendapatkan ijazah. Sering terlambat, pulang cepat, bolos tak terhitung, dan gagal mata kuliah sudah jadi hal biasa. Kekurangan SKS terlalu banyak. Dosen sering berkata: "Kamu benar-benar adik Profesor Bian dari Universitas Yingzhen? Jauh sekali bedanya!"
Apa hubungannya dengan kakak? Haruskah ada adik profesor jika ada kakak profesor?
Harapan untuk sembuh di mata kanan sangat tipis. Orang tua sudah menghubungi dokter luar negeri, banyak yang bilang mungkin akan seperti ini selamanya. Sempat berharap pada operasi transplantasi kornea, berpegang pada sedikit harapan, tapi...
Kondisinya jelas lebih parah.
Bahkan harapan kesembuhan melalui operasi tidak sampai 10%. Meski kakak juga aktif mencari informasi, Xingchen tahu... dirinya akan menjadi "si mata satu" seumur hidup.
Ya sudah! Lagi pula masih ada mata kiri.
Xingchen mematikan komputer dan masuk ke kamar mandi.
Hidup yang sudah suram, dikira tidak akan ada yang lebih buruk... Tapi malah masuk ke apartemen ini. Sejauh ini hanya menjalankan satu misi darah, lumayan mudah dilalui, tapi membuatnya bermimpi buruk terus.
Masih harus menjalani sembilan kali lagi...
Dulu, ketika muncul yang disebut "misi darah iblis", Xingchen berharap bisa meraih kebebasan lewat itu. Tapi kematian dokter Tang Lanxuan membuat semua orang mengurungkan niat.
Membuka keran dan terus menyiram wajahnya, Xingchen menatap bayangannya di cermin.
Satu-satunya orang yang tidak ingin kalah bagaimanapun caranya... adalah kakak.
"Harus bertahan hidup... Jangan sampai mati!"
Membuka pintu, dia ingin pergi jalan-jalan. Saat itu, melihat pintu seberang juga terbuka.
Gadis bernama Min itu juga keluar. Seperti biasa, mengenakan baju dan rok putih polos, mata kiri... tertutupi poni panjang.
Apakah matanya yang tertutup itu masih bisa melihat?
Bukankah sama seperti dirinya yang hanya bisa melihat dengan satu mata?
"Kau di sini?" Xingchen agak terkejut: "Kau tidak menunggu kepulangan Li Yin dan Ke Yinye di lobi lantai dasar?"
"Tidak perlu," jawab Min dingin: "Bagaimanapun juga, nanti akan tahu juga."
Saat ini... di kompleks perumahan mewah di pusat Kota K, terdapat banyak villa yang dikelilingi danau buatan dan area hijau.
Villa terbesar di tengah kompleks, terletak di pulau tengah danau buatan, memiliki dua lantai dengan desain bergaya Eropa Barat yang mewah. Harga properti di pusat kota ini tentu sangat mahal. Tapi ini masih dalam batas kemampuan finansial orang tua Bian Xingyan.
Di ruang perpustakaan lantai dua villa, seorang pria berkacamata berpenampilan elegan dengan rambut ikal sedang duduk di meja mencatat rumus fisika rumit. Minggu depan dia akan melakukan eksperimen lanjutan di kampus. Banyak mahasiswa yang mengaguminya ikut serta, tapi kualitas asisten saat ini masih memprihatinkan.
Tiba-tiba, ponsel di meja bergetar.
Pria elegan itu baru menyadari setelah beberapa detik, mengangkat ponsel: "Halo... Xingchen?"
“Adalah…… Kakak.”
Bersandar di dinding dan berjongkok di lantai yang dingin, Xingchen sedang berbicara dengan kakaknya Bian Xingyan melalui telepon.
Sudah sebulan sejak terakhir kali mendengar suara Kakak.
“Email yang kukirimkan ke kamu, sudah kamu lihat?”
“Hmm…” Xingchen mengangguk dan menjawab: “Kakak tidak perlu khawatir tentangku. Sekarang aku tinggal di apartemen, lingkungannya cukup bagus. Untuk sementara aku tidak berencana melanjutkan studi…”
“Kamu harus punya rencana,” pria berpenampilan elegan itu melepas kacamatanya dan berkata: “Kondisimu mungkin menyulitkan dalam mencari pekerjaan… Tentu saja jika kamu ingin bekerja dulu untuk mengasah diri, aku mendukung. Bagaimana kalau datang ke universitasku untuk mengurus pekerjaan merapikan laboratorium? Tidak perlu pengetahuan khusus, kamu hanya perlu…”
“Terima kasih, Kakak.”
Xingchen tersenyum getir. Universitas Yingzhen… itu setara dengan Peking University dan Tsinghua University. Nilai ujian masuk perguruan tingginya dulu masih kurang beberapa belas poin dari batas nilai masuk sarjana. Universitas Yingzhen baginya bagaikan istana surgawi yang tak terjangkau.
"Bagaimana dengan Kakak? Dulu sebelum ujian masuk perguruan tinggi, Kakak sudah mendapat tawaran jalur khusus dari Universitas Yingzhen. Tapi Kakak bilang ingin merasakan pengalaman ujian, akhirnya nilai ujiannya melebihi batas penerimaan Universitas Yingzhen lebih dari 50 poin. Setelah lulus, Kakak langsung diangkat sebagai profesor di sana. Sekarang, di brosur penerimaan mahasiswa Universitas Yingzhen, profil Kakak pasti selalu ada di bagian pengenalan tenaga pengajar. Bahkan beberapa kali muncul di TV, 'Profesor Bian Xingyan dari Universitas Yingzhen' menjadi sosok yang cukup terkenal. Wajar saja, di usianya yang belum tiga puluh tahun sudah menjadi profesor utama Universitas Yingzhen, ditambah wajahnya tampan, sulit untuk tidak dikagumi."
"Sudahkah kamu mempertimbangkannya, Xingchen?"
"Untuk sementara aku tidak ada kesulitan finansial," lanjut Xingchen, "Jadi Kakak tidak perlu khawatir. Kudengar Kakak mungkin akan dapat gelar profesor kehormatan. Selamat ya..."
"Ini... tidak istimewa, cuma gelar kosong saja."
Gelar kosong? Dalam hati Xingchen mencemooh dingin, bukankah masyarakat sekarang justru sangat mengagungkan gelar-gelar palsu macam ini?
"Xingchen..." Suara di telepon terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Kalau memungkinkan... lebih baik kamu pulang saja. Tinggal menyewa apartemen di luar pasti ada pengeluaran. Mengingat kamu sementara belum berniat cari kerja atau melanjutkan studi, setidaknya pulang dulu. Kita kan saudara, lebih baik berdiskusi bersama."
Tiba-tiba, Xingchen mengubah topik pembicaraan.
"Kakak..."
"Hmm?"
"Apa... Kakak pernah bertemu Ying Ziyue? Dulu dia kan pernah mengajar di kampus Kakak?"
“Ah... itu...” Bian Xingyan tampak berpikir sejenak, lalu berkata: “Maksudmu putri Profesor Ying Qingli? Dia pernah menjadi guru fisika di kampus kami selama setahun, sebelumnya kami pernah bertemu beberapa kali, tapi aku tidak terlalu akrab dengannya. Tahun lalu, dia mengundurkan diri karena alasan pribadi, sejak itu aku tidak pernah bertemu lagi.”
“Menurutmu dia orang seperti apa?”
“Ini... sulit dijelaskan. Ibunya Profesor Ying Qingli adalah senior di kampus kami, bahkan rektor sekarang dulunya muridnya. Sayangnya dia meninggal di usia muda... Tapi murid-muridnya sangat menyukainya, sampai sekarang sepertinya masih merindukannya. Kurasa dia pasti guru yang sangat baik. Kenapa kau bertanya ini?”
“Tidak apa...” Xingchen merasa tidak bisa mendapatkan informasi lebih lanjut, lalu berkata: “Aku akan pulang saat Malam Tahun Baru.”
“Bagus, itu bagus. Aku khawatir kita tidak bisa makan malam bersama...”
“Sama saja kan... Orang tua tetap tidak bisa pulang? Tenang, aku pasti kembali.”
Setelah menutup telepon, hati Xingchen terasa berat.
Jika saat itu... aku masih hidup...
Setelah menutup telepon, Bian Xingyan melanjutkan penulisan materi pengajarannya.
Di belakangnya terdapat rak buku setinggi 5-6 meter. Tanpa tangga, beberapa buku di bagian atas sulit dijangkau. Banyak buku fisika tentang optik dan elektromagnetik, juga beberapa buku kimia organik dan biomedis.
Tiba-tiba, dari celah dua buku di rak paling atas, mengalir deras darah segar!
"Darah terus mengalir turun dari rak buku, kemudian... buku-buku di kedua sisi juga terus mengucurkan darah segar, noda darah hampir mencelup seluruh rak buku menjadi merah menyala!"
Darah dalam jumlah besar terus mengalir, namun Bian Xingyan masih fokus menulis materi penelitiannya.
Darah segar mengalir di lantai, semakin mendekati punggung Bian Xingyan, makin mengalir... makin dekat...
Akhirnya, aliran darah mencapai kaki Bian Xingyan.
Saat itulah, Bian Xingyan menoleh ke belakang.
Namun... pemandangan di belakangnya terlihat sangat normal. Genangan darah di rak buku dan lantai seolah tak pernah ada, menghilang tanpa jejak.
Li Yin... merasa kesadarannya seperti tenggelam dalam kekacauan. Seluruh tubuhnya terasa lemas.
Aku...
Apa yang terjadi padaku?
Di gedung apartemen terbengkalai No.1 Kompleks Ningfeng, saat terjebak dalam dunia cermin... tubuhku dipotong oleh "hantu" itu...
Masih hidup?
Aku masih hidup?
Setelah membuka mata, Li Yin menemukan Ke Yinye dan Ying Ziyue sedang menunggu di samping tempat tidurnya. Ia berada di Kamar 404 apartemen tempat tinggalnya.
"Ini... ini..."
“Kamu benar-benar punya nyawa yang kuat.” Yin Ye berkata: “Setelah kembali ke apartemen, aku terus menunggu di lantai dasar. Saat jam setengah tujuh tiba, tiba-tiba kamu muncul di lantai marmer lobi lantai dasar. Tapi... saat itu tubuhmu sudah terbelah dua! Sepertinya, tubuhmu baru saja terpotong di bagian pinggang, jadi kamu belum benar-benar mati seketika. Karena itu setelah kembali ke apartemen, bagian atas dan bawah tubuhmu menyambung sendiri seperti cacing tanah! Kekuatan penyembuhan di apartemen ini benar-benar mengerikan.”
Li Yin saat ini merasakan rasa ngeri yang mendalam...
Hampir saja, selisih sedikit...
Jika hantu itu membunuhku 5-6 detik lebih cepat...
Jika ini bukan instruksi tulisan darah keenam yang bisa langsung mengembalikanku ke apartemen...
Jika tidak ada kekuatan penyembuhan di dalam apartemen...
Pasti kali ini aku benar-benar mati!
Tiba-tiba Ziye di sampingnya memeluk Li Yin.
“Aku... benar-benar takut... Jika kamu mati...” Ziye terus meneteskan air mata sambil berkata: “Jika kamu benar-benar mati... Aku, apa yang harus kulakukan...”
Ini pertama kalinya Li Yin... melihatnya menangis. Bahkan selama menjalani instruksi tulisan darah yang sangat mengerikan sebelumnya, dia tidak pernah menangis.
“Kamu juga selamat, Ziye... Perangkapmu berhasil. Karena kamu kembali hidup, berarti setelah itu hantu itu pasti masuk ke dunia cermin yang berputar tak terbatas. Tak kusangka kamu bisa menemukan cara yang begitu hebat...”
Demi mencegah kegagalan jebakan Ziye ini, Li Yin rela mempertaruhkan nyawa dengan tetap tinggal di ruangan itu, nyaris berhadapan dengan maut! Saat ini, sambil memeluk erat orang tercinta yang masih hidup dalam dekapan, Li Yin merasa semua pengorbanannya sepadan...
Yin Ye berdiri dan keluar dari kamar tidur.
Li Yin segera duduk tegak dan memeluk Ziye. Setiap detik, dia tidak ingin melepaskan kebahagiaan sesaat dalam pelukannya ini...
## JILID 8 JANGAN MENENGOK KE BELAKANG BAB 2 HARI KETENANGAN YANG SEJENAK
Li Yin dan Ziye berjalan-jalan di salah satu jalan komersil Kota K. Hanya pada momen inilah mereka bisa berpelukan layaknya pasangan biasa, tanpa perlu khawatir akan kemunculan hantu atau roh jahat yang bisa datang tiba-tiba.
Hanya mereka yang pernah mengalami kengerian sejati yang tahu betapa berharganya kebiasaan sehari-hari yang biasa ini.
Tahun Baru Imlek semakin dekat, sehingga jalan komersil dipadati orang yang berbelanja kebutuhan tahun baru.
"Ini lagi-lagi Tahun Baru yang tidak bisa dirayakan dengan tenang..." Li Yin tersenyum pahit. "Bagaimana pendapatmu, Ziye? Lian Cheng mengusulkan untuk merayakan Tahun Baru meski di dalam apartemen. Dia mengundang kita makan malam Tahun Baru Imlek nanti..."
"Ya." Ziye mengangguk. "Ide bagus. Meski di apartemen ini, kita tidak boleh putus asa total. Mari kita coba merayakannya dengan sukacita."
"Kalau begitu, apakah kita perlu membeli kembang api dan lambang 'Fu'?"
"Hmm..."
Hari-hari tenang dan bahagia seperti ini... Andai saja bisa bertahan lebih lama...
Pada saat yang sama, Yinye sedang berada di apartemen berdiskusi dengan Yinyu tentang fragmen Kontrak Neraka: "Yinyu, saat ini aku sudah menyelesaikan empat misi darah, kamu lima. Bisa dibilang kita sudah menyelesaikan setengah dari perjalanan panjang ini... Dan aku sudah mendapatkan satu fragmen Kontrak Neraka!"
Fragmen Kontrak Neraka ini diperoleh oleh Yinye. Namun fragmen di gedung hantu Kompleks Ningfeng yang dibuang Ziye, secara kebetulan didapat Li Yin dan sama sekali tidak diungkapkannya. Xia Xiaomei juga tidak membocorkan bahwa Yinye menyimpan fragmen. Para penghuni masih setengah percaya dengan klaim-klaim ini, tetap curiga ada penghuni yang menyembunyikan fragmen. Tapi kecurigaan saja tidak cukup, diperlukan bukti konkret. Li Yin, Yinye, dan Yinyu adalah penghuni terpandai di apartemen. Jika membuat mereka marah hingga tidak mau membantu mencari jalan keluar saat misi darah, itu akan merugikan diri sendiri.
Bagaimanapun, total ada tujuh fragmen. Memiliki satu fragmen saja sudah menjadi alat tawar dengan yang lain. Jadi para penghuni tidak terlalu panik. Jika benar tidak ada yang mendapatkan fragmen, mungkin apartemen tidak akan lagi mengeluarkan misi darah yang mengandung fragmen kontrak.
Tapi yang pasti... setiap penghuni pasti sangat menginginkan Kontrak Neraka. Jadi dalam beberapa hari berikutnya, Yin Ye menyadari ada yang menguntitnya setiap kali keluar rumah. Tampaknya para penghuni mencurigai dirinya menyimpan fragmen kontrak secara diam-diam. Mungkin saja ada penghuni yang nekat masuk ke apartemennya untuk menggeledah? Bagaimanapun juga, pintu yang rusak akan pulih seperti semula. Tapi tentu saja dia tidak sebodoh itu, fragmen kontrak telah disimpannya di brankas bank tepercaya. Bahkan untuk keamanan ekstra, dia dan Yin Yu masing-masing memegang separuh kode rahasia.
Yin Ye tidak yakin bahwa fragmen lainnya belum diambil oleh siapa pun.
Pertama-tama dia menanyai Yin Yu dengan detail, apakah Ying Ziyue tetap bersamanya tanpa berpisah sedetik pun setelah melempar fragmen. Yin Yu menjawab dengan keyakinan penuh.
Yin Ye mempercayai Yin Yu 100%, jadi tidak meragukan perkataannya. Jika begitu...
Setelah kematian Yang Lin, tersangka paling mungkin... adalah Li Yin. Tapi jika fragmen kontrak itu jatuh ke tangan "hantu", mungkinkah Li Yin berhasil mengambilnya? Kemungkinannya sangat tipis. Namun tetap tidak bisa diabaikan.
Mungkin karena secara subjektif Yin Ye juga berharap bisa mengumpulkan semua fragmen.
Sementara Li Yin, tidak menyembunyikan fakta bahwa dia mendapatkan fragmen tersebut di hadapan Ziye.
"Bagaimana rencanamu menyimpan fragmen itu?" tanya Ziye. "Jangan-jangan... dibawa ke mana-mana?"
“Tidak... Jika dibawa terus-menerus, mungkin saat menjalankan misi darah nanti bisa direbut hantu, itu akan sangat merugikan. Tapi menyimpannya di kamar apartemen juga tidak aman, jadi aku menyembunyikannya di rumahku sendiri. Itupun di laci rahasia yang sangat tersembunyi, kuncinya... Ziye, kamu yang menyimpannya. Jika kamu perlu menjalankan misi darah, berikan kuncinya padaku. Tapi tak perlu terlalu khawatir, lubang kunci laci rahasia itu juga sulit ditemukan.”
“Benarkah? Kalau begitu kita bisa tenang. Selain itu, pihak Ke Yinye, meski dia dan Xia Xiaomei sama-sama bilang tidak mendapatkan pecahan, menurutku ucapan mereka tidak sepenuhnya bisa dipercaya.”
“Hmm? Bagaimana maksudmu?”
“Aku kemudian khusus menanyai Xia Xiaomei. Katanya, hantu galak itu berubah menjadi payung, lalu menjelma nenek tua yang memegang payung, sedangkan Yinye melihat melalui itu dan membuang payung tersebut. Kalau begitu, mungkinkah Yinye saat itu mengambil pecahan tanpa sepengetahuan dia? Lagipula, mungkinkah apartemen mengatur situasi dimana hantu ditemukan tapi pecahan tidak bisa diperoleh? Tentu, kemungkinan lain adalah Xia Xiaomei berbohong. Entah dia atau Ke Yinye yang mengambil pecahan tapi tidak mengaku. Bisa juga dia tahu pecahan ada pada Ke Yinye tapi tidak ingin orang lain tahu, menunggu kesempatan merebut pecahan tanpa memberitahu.”
"Benar juga. Selain itu, Ke Yinye pasti akan menjaga diri dan melakukan pencegahan terhadapku. Yang paling merepotkan adalah, jika instruksi tulisan darah berikutnya tentang lokasi fragmen kontrak masih terus dikeluarkan, itu berarti seseorang telah berhasil mendapatkan fragmen kontrak! Maka kebohonganku tentang tidak mendapatkan fragmen akan terbongkar dengan sendirinya. Lagipula fragmen Kontrak Neraka harus dikumpulkan tujuh lembar agar efektif, apartemen tidak mungkin terus mengeluarkan instruksi darah seperti ini jika masih ada satu fragmen yang belum diambil, itu tidak masuk akal. Kecerdasan Ke Yinye akan mudah menebak hal ini, lalu dia akan berusaha merebut fragmen dariku."
"Kalau begitu..."
"Tapi tidak masalah, kecil kemungkinan dia akan datang ke rumahku untuk mencari fragmen. Dia juga bukan pencuri ulung, rumahku adalah villa mewah dengan sistem keamanan wilayah perumahan yang sangat canggih. Selain itu, laci rahasia itu adalah desainku sendiri, bahkan orang tuaku pun tidak tahu. Kuncinya juga hanya dibuat satu. Sangat sulit bagi Yinye untuk mendapatkan fragmen itu. Untuk berjaga-jaga, aku bahkan sudah menunjukkan foto kedua kakak beradik itu kepada ibuku dan bilang, jika salah satu dari mereka datang, jangan biarkan masuk dengan alasan apapun."
Meski begitu, Li Yin tetap merasa tidak tenang.
Bagaimanapun musuh kali ini... adalah Ke Yinye dan Ke Yinyu!
Lagipula, Ke Yinyu sudah menyelesaikan lima misi darah, kembali mencapai puncak ini! Setelah dirinya, muncul lagi penghuni yang menyamai rekor Xia Yuan!
Ke Yinye juga tinggal satu kali lagi akan mencapai lima instruksi tulisan darah!
Saat itu, kedua orang ini sudah lelah berjalan dan duduk di bangku umum di kawasan perbelanjaan ini. Cuaca masih agak dingin, namun suasana tahun baru di jalanan sudah sangat terasa, toko-toko memasang spanduk ucapan selamat tahun baru dan promosi diskon.
Tahun 2011...
Tahun baru telah tiba lagi...
"Malam tahun baru..." Suara Ziye terhenti sejenak, lalu berkata: "Bolehkah aku ikut ke rumahmu?"
Tiba-tiba, seolah seluruh sekitar menjadi sunyi senyap.
"Aku ingin bertemu dengan orang tuamu."
Li Yin tertegun sejenak, lalu berseri-seri berkata: "Kamu benar-benar memutuskan untuk ikut menemui orang tuaku?"
"Mm." Ziye mengangguk perlahan, wajahnya memerah sedikit.
"Bagus! Nanti kita pergi bersama!"
Waktu berlahan-lahan berlalu, tak terasa sudah malam.
Di kawasan perbelanjaan ini terdapat food court besar. Li Yin dan Ziye memilih sebuah restoran. Kebanyakan menu di sini mahal, terutama makanan Barat. Saat memegang menu, Li Yin tidak berpikir panjang. Ini pertama kalinya mentraktir Ziye makan, tentu tidak boleh pelit. Jika dia suka, berapapun harganya akan dibelikan. Untungnya royalti bulan ini sudah masuk, dan dia juga membawa kartu kredit. Meski bukan novelis super terkenal, tapi jumlah subscriber akhir-akhir ini cenderung meningkat, ditambah tabungannya yang lumayan.
"Mau makan apa, Ziye?"
Ying Ziye mengambil menu dan membalik-baliknya, lalu menatap Li Yin: "Harga di sini mahal, tidak masalah bagimu?"
“Tidak masalah, aku masih punya tabungan. Pesan saja apa yang kamu mau, bagaimana kalau spaghetti dan sup kerang? Hmm, risotto jamur panggang ini juga enak. Roti bawang ini juga…”
Setelah memesan, Ziye menyadari Li Yin tidak memesan banyak untuk dirinya sendiri.
“Kamu tidak mau makan lebih banyak?”
“Hmm,” Li Yin mengangguk, “Sebenarnya aku tidak terlalu terbiasa makan makanan Barat. Dulu ayahku saat kuliah di luar negeri jadi kecanduan masakan Barat, akhirnya sejak kecil aku hampir tiap hari makan makanan Barat sampai benar-benar muak…”
Saat menyebut ayah… ekspresi Li Yin mulai muram. Suasana tiba-tiba menjadi canggung.
“Ziye…” Setelah lama terdiam, Li Yin akhirnya bicara: “Kita harus bertahan hidup. Nanti… aku akan menikahimu, menjagamu seumur hidup, menjauhkanmu dari segala penderitaan dan malapetaka… Jadi kita sama sekali tidak boleh mati. Kamu mengerti, kan?”
Ziye mendengar perkataan Li Yin, perlahan ia menangkap maksud tersembunyi di balik kata-katanya.
“Kita harus merebut fragmen kontrak neraka. Sekalipun harus bermusuhan dengan penghuni lain, dengan Ke Yinye, Ke Yinyu, dan sebagainya!”
Bagaimanapun juga, sifat manusiawi itu egois. Ketika menyangkut kesempatan untuk meninggalkan apartemen ini, hampir semua orang akan berubah menjadi musuh!
Di waktu yang sama, Bian Xingchen sedang berdiri di sebuah jembatan di dalam kompleks apartemen. Ada sungai kecil di kompleks ini yang membentang hampir melintasi Kota K dari utara ke selatan.
Sesekali Bian Xingchen mengambil batu dan melemparkannya ke sungai.
## Di depan mata, separuhnya adalah tabir hitam yang tak berkesudahan, tabir hitam itu terus-menerus menggerogoti hati Xingchen.
Dengan erat menggenggam batu dan melemparkannya kembali ke air, Xingchen menoleh ke arah apartemen.
Di depan mata, kegelapan di bagian kanan yang mengarah ke apartemen tiba-tiba berubah seperti iblis hitam yang menggapai-gapai, mulai merambat seolah ingin menelan bagian kiri yang terang...
Xingchen menutup mata kanannya dengan keras.
Angin dingin terus bertiup, permukaan air di bawah jembatan beriak lembut.
Setelah lama menunggu, Bian Xingchen tak melihat seorang pun lewat. Sekelilingnya sunyi mencekam hingga membuatnya merasa seperti berada di pemakaman...
## Volume 8 Jangan Menoleh Bab 3 Xingchen dan Min
Angin semakin kencang.
Pakaian yang dikenakan Xingchen saat ini tidak terlalu tebal.
"Malam Tahun Baru... Aku harus menjenguk Kakak."
Kemudian ia berjalan menuju arah apartemen.
Area hijau di kompleks ini tidak banyak, yang terlihat hanyalah rumput liar dan pohon kering. Karena jarang dibersihkan, banyak sampah menumpuk di tanah.
Tiba-tiba Xingchen melihat Min. Saat ini... dia sedang berdiri di tepian sungai di kompleks itu.
Sebenarnya, di bawah jembatan tersebut ada bagian tepian sungai yang sama sekali tidak berpagar, mudah untuk turun ke bawah. Penghuni kompleks pernah melaporkan masalah keamanan ini ke pengelola, tapi tak pernah ada tanggapan.
Min terus menatap sungai itu, lalu tiba-tiba melangkah... masuk ke dalam air sungai!
Xingchen langsung tertegun! Kemudian dia segera tersadar…… Dia, dia ingin bunuh diri!
Ini tidak aneh. Penghuni yang tinggal di apartemen ini setiap hari berjuang dan menderita dalam kesakitan dan ketakutan. Hanya karena ada penghuni lain yang memiliki nasib sama dan harapan untuk mungkin bertahan hidup, mereka bisa bertahan. Tapi hal seperti ini sulit diterima siapa pun. Saat melihat satu per satu penghuni pergi melaksanakan instruksi tulisan darah tapi tidak kembali, semua pasti berpikir: “Apakah berikutnya giliranku?”
Akumulasi emosi negatif sampai tingkat tertentu bisa memicu keinginan bunuh diri, ini sama sekali tidak aneh. Sebenarnya, sebelumnya memang pernah ada contoh kasus penghuni yang bunuh diri.
Saat Xingchen masih terpaku, kaki sebelah Min sudah melangkah masuk ke sungai.
Di area dekat tepian sungai, air baru mencapai lutut untuk sementara. Tapi jika terus begini…
Xingchen berlari tergesa-gesa menyusuri celah kosong itu menuju tepian sungai. Saat itu, separuh tubuh Min sudah tenggelam dalam air!
“Hei! Kamu… jangan lakukan hal bodoh!”
Xingchen juga masuk ke dalam air. Sebenarnya dia tidak bisa berenang, tapi mana mungkin dia bisa berdiam melihat Min bunuh diri di depan matanya?
Untung bagian sungai ini masih dangkal. Akhirnya dia berhasil meraih tubuh Min dan menariknya sambil berteriak: “Aku… aku mengerti perasaanmu. Aku tahu kamu takut suatu hari nanti juga mati… Tapi bukankah kita semua sama? Kenapa kita semua masih bertahan, tapi kamu malah mau mati!”
"Tubuh Min masih terus bergerak-gerak dalam air, namun perlahan berhenti. Tidak seperti wanita dalam drama cinta klise yang berteriak 'Biarkan aku mati, biarkan aku mati!' saat dicegah bunuh diri, itu sama sekali tidak masuk akal."
Banyak orang yang melakukan bunuh diri akan menyesal di tengah prosesnya. Tidak ada yang benar-benar ingin mati.
Menarik Min ke tepi, Bian Xingchen menekan tubuhnya dengan kuat, khawatir dia akan kembali melakukan hal bodoh.
"Sudahlah..." Min mengusap air di wajahnya, berkata: "Lepaskan aku. Aku... tidak akan ke sana lagi."
Melihat tatapan matanya yang tampak tulus, Xingchen akhirnya melepaskan genggaman dan menghela napas lega. Saat itu mereka berdua terbaring di tumpukan rumput liar tepi sungai, sekeliling tetap sepi tanpa seorang pun lewat.
"Kamu... sepertinya sudah menjalankan satu kali instruksi tulisan darah? Sama sepertiku? Kita sama-sama menjadi penghuni tahun lalu."
"Mm." Dia mengangguk, "Benar, ya."
"Sudah terlalu takut sampai tidak bisa melanjutkan? Nona Min... Aku tegaskan, aku tidak bisa berenang. Kalau kamu sudah tengah bergulat di tengah sungai, aku pasti tidak akan menyelamatkanmu, aku tidak sebodoh itu! Nyawa hanya satu, hilang ya habis. Sudah berhasil satu kali, kenapa tidak bisa sembilan kali lagi?"
"Aku lelah." Tiba-tiba dia berkata: "Sangat lelah. Beban berat yang tidak tahu akan berlangsung sampai kapan ini, bahkan nyawa sendiri pun tidak bisa dikendalikan. Meski tahu itu tempat berbahaya yang bisa membuatku mati tanpa kuburan, tetap harus pergi. Harus pergi..."
"Ayo pergi." Xingchen berdiri sambil berkata: "Pulang dulu saja. Kondisimu seperti ini harus ganti baju dulu. Aduh, tidak tahan... Cuma keluar cari angin saja bisa ketemu kejadian begini! Sudah-sudah, jangan cemberut terus..."
"Kalau memang takut mati, berusahalah sekuat tenaga untuk bertahan hidup saja!"
Di lantai 25 apartemen, Xingchen kembali ke kamarnya dan berganti pakaian. Kemudian dia keluar dan melihat Min juga sudah berganti baju.
"Benar-benar..." Xingchen mendekati Min dan berkata: "Jangan lakukan itu lagi lain kali, mengerti?"
"Ya." Dia mengangguk perlahan lalu langsung diam.
"Mau ngobrol denganku?" Tiba-tiba Xingchen berkata: "Meskipun kita tetangga sebelahan, tapi... sepertinya kamu jarang berkomunikasi denganku. Di apartemen ini, lebih baik para penghuni saling berinteraksi ya?"
"Terserah." Gumamnya pelan: "Tapi, terima kasih sudah... menyelamatkanku."
"Jangan berterima kasih... Masak aku tega melihatmu bunuh diri saja. Masuklah. Baju yang kamu pakai ini lumayan bagus, beli di mana..."
Baru sampai di situ Xingchen sadar telah salah bicara. Semua pakaian itu tentu muncul otomatis dari lemari apartemen, mana mungkin dibeli. Sebenarnya penghuni cukup menempelkan merek pakaian di lemari, maka baju bermerek apapun bisa muncul. Tapi, mana ada penghuni yang punya mood untuk itu.
"Masuk ke rumah Xingchen, rumahnya memiliki empat kamar satu ruang tamu, jauh lebih besar daripada rumah Min. Di tiga kamar tidur terdapat televisi, dan ada dua komputer. Bahkan di dalam apartemen ini, kita masih bisa menonton TV, menggunakan internet, dan telepon juga berfungsi. Sungguh sangat aneh."
"Faktanya, sumber air dan listrik di apartemen ini juga merupakan misteri. Jelas tidak mungkin ada yang menyuplai air dan listrik ke apartemen, namun keduanya bisa muncul secara otomatis terus-menerus."
"'Misi darah yang kamu jalankan terakhir kali... Aku ingat, pergi ke taman hiburan tertentu kan? Diwajibkan naik bianglala pada malam hari. Benar kan?'"
"'Iya,' Min mengangguk, berkata: 'Saat itu ada enam penghuni yang menjalankan misi, tersebar di kabin bianglala yang berbeda. Tapi... 'hantu' akan muncul di kabin yang berdekatan dengan kita secara misterius. Proses putaran bianglala sangat lambat. Lalu, 'hantu' akan muncul tiba-tiba di kabin penghuni... terus mendekati kita... Hasilnya, tiga penghuni tewas. Hilang begitu saja di kabin itu...'"
"Di dalam kabin bianglala yang tertutup rapat tanpa jalan keluar, sungguh sangat mengerikan."
"Dan ini baru tingkat kesulitan instruksi tulisan darah pertama."
"Akhirnya, hanya Min dan dua penghuni lain yang berhasil lolos."
"'Aku mengerti perasaanmu,' kata Xingchen: 'Tapi ini sama bagi semua penghuni. Sekarang, misi darah iblis ini adalah kesempatan emas bagi kita. Asal bisa mendapatkan Kontrak Neraka, mungkin kita masih punya harapan. Bukan begitu?'"
"Ya..."
"Masih ada secercah harapan..."
“Keluargamu……” Min tiba-tiba bertanya: “Bagaimana dengan keluargamu? Bagaimana kamu menjelaskan kepindahanmu ke luar pada mereka?”
“Orang tuaku sudah bertahun-tahun di luar negeri, di dalam negeri hanya aku dan kakak yang tinggal bersama. Kakakku adalah profesor universitas, aku... hanya orang biasa, bahkan cacat. Bagi orang tua, mungkin aku kelebihan, karena dengan adanya kakak... keberadaanku jadi tidak begitu mencolok.”
“Tidak seperti itu... Bagi orang tua...”
“Tidak. Mungkin kamu anak tunggal, jadi berpikir begitu. Bagi orang tua dengan dua anak, mustahil sama sekali tidak memandang anak dengan prasangka, terutama ketika salah satunya sangat menonjol. Sedangkan aku tidak hanya tidak menonjol, tapi selalu...”
“Jangan bicara begitu.” Min menggelengkan kepala: “Menurutku kamu orang yang baik. Hidup di apartemen ini, masih bisa menyelamatkanku, menghibur, membantu... Ini semua adalah kualitas yang berharga.”
“Mungkin...” Bintang Semu tersenyum getir.
Tapi tidak. Setidaknya ibuku, sama sekali tidak menghargai diriku.
Latar belakang ibu tidak baik, dia adalah orang yang berjuang dalam dunia yang keras. Sedangkan ayah adalah keturunan campuran, keluarganya di luar negeri memiliki usaha yang cukup besar. Saat jatuh cinta dengan ibu, dia mendapat penentangan serius dari keluarga, bahkan diancam akan diusir jika menikahi ibu.
Namun Ayah bersikeras untuk menikahi Ibu. Beliau berunding dengan anggota keluarga selama satu dua tahun penuh sebelum akhirnya berhasil mendapat persetujuan dari Kakek dan nenek. Namun, keduanya mengajukan syarat: dalam waktu satu tahun setelah pernikahan, pasangan harus memiliki anak laki-laki untuk meneruskan usaha keluarga.
Dalam situasi seperti itu, cucu tertua Keluarga Bian lahir, yaitu Kakak. Xingchen baru lahir enam tahun kemudian.
Setelah kelahiran Kakak, Ibu memberikan pendidikan terbaik tanpa kenal lelah. Hampir seluruh anggota keluarga memandangnya dengan sikap dingin, menunggu kesalahan yang akan diperbuatnya. Melihat Ibu berhasil melahirkan anak laki-laki, rasa dengki mereka semakin menjadi-jadi. Untuk membentuk Kakak menjadi penerus keluarga di masa depan, Ibu membuatnya menerima pelajaran intensif tentang pengetahuan budaya dan tata krama sosial sejak usia sangat dini, bahkan mulai mempelajari manajemen saat Kakak berusia sekitar sepuluh tahun.
Beruntung Kakak memiliki bakat alami yang cerdas, mudah menguasai berbagai hal. Hal ini membuat Kakek dan nenek yang awalnya menentang pernikahan itu mulai merasa lega. Bahkan sikap mereka terhadap Ibu juga melunak secara signifikan. Dapat dikatakan bahwa kelahiran Kakak dan bakat cerdas yang terus ditunjukkannya menjadi faktor penentu yang sangat penting.
Ini juga membuat Ibu menetapkan target yang sangat tinggi untuk Kakak, harus membuat Kakak masuk universitas terbaik, di masa depan mengambil alih bisnis keluarga, agar dia bisa sepenuhnya mengangkat kepala di Keluarga Bian, tidak perlu lagi dilihat dengan sinis karena masa lalunya yang kelam. Dia sangat paham... begitu bakat dan kemampuan luar biasa Kakak menghilang, atau sekadar menunjukkan sikap malas-malasan, pasti akan ada yang menyalahkan faktor keturunan darinya.
Ini sama sekali tidak bisa ditoleransi oleh Ibu.
Saat aku lahir, awalnya Ibu juga punya harapan tertentu padaku. Dia mempekerjakan banyak guru privat, usiaku baru 3-4 tahun sudah dipaksa belajar bahasa Inggris, sedikit lebih besar mulai belajar sejarah dan politik. Tapi aku sama sekali berbeda dengan Kakak, tidak punya bakat istimewa itu, sulit mencerna pelajaran apapun, ingatanku juga buruk. Prestasiku dibanding Kakak bagai langit dan bumi. Ini membuat Ibu sangat pusing, setiap melihatku selalu dengan tatapan penuh penghinaan dan kebencian.
Justru Ayah sangat baik padaku, sering menemaniku bermain game atau video game di sela-sela belajar, juga mengajakku ke taman bermain. Namun, Ibu selalu bersikap dingin padaku karena aku sama sekali tidak bisa menyaingi Kakak, bahkan tidak memberikan manfaat bagi posisi Ibu dalam keluarga, malah sering menjadi bahan olokan para bibi dan paman yang mengejek Ibu. Hal ini membuat Ibu semakin membenciku, bahkan agak menyesal telah "menggambar ular berkaki" dengan melahirkanku.
Lagipula... Kakak saja sudah cukup. Dengan adanya Kakak, sebagian besar hak waris secara alami bisa diperoleh. Sebagai istri sulung keluarga, ini juga menjadi kebanggaan tersendiri.
Kakak berguna bagi Ibu... Tapi aku, bagi Ibu, sama sekali tidak ada gunanya.
Jadi, saat mengalami kecelakaan itu dan dilarikan ke rumah sakit bersama Kakak, waktu itu pengobatan harus segera dilakukan. Saat itu Ayah sedang tidak di dalam negeri, hanya Ibu yang ada. Kakak dan aku sama-sama tidak sadarkan diri, Kakak mengalami cedera otak sedangkan mata kananku tertusuk pecahan kaca, keduanya dalam kondisi yang cukup berbahaya.
Saat itu rumah sakit kebetulan juga menerima beberapa operasi besar yang serius, jumlah dokter bedah tidak mencukupi, bahkan stok darah di bank darah juga bermasalah. Tapi pasien tidak bisa menunggu, karena itu ibu secara langsung menunjuk dokter bedah andalan rumah sakit itu untuk segera menangani operasi kakak. Sedangkan diriku... dibuang oleh ibu. Karena latar belakang ibu, rumah sakit pun hanya bisa mengikuti arahan ibu.
Sebenarnya kondisi diriku saat itu lebih parah daripada kakak. Setelah melakukan pemindaian CT otak, kondisi kakak dianggap tidak terlalu kritis, tapi kalau keadaanku saat itu dibiarkan terus, ada risiko kehilangan penglihatan.
Tapi ibu tetap memilih kakak, bukan diriku. Seandainya saat itu dokter bedah andalan itu yang menangani operasiku, mungkin mataku bisa diselamatkan.
Sudah lama sekali sejak kecelakaan itu, tapi sampai sekarang, dia masih bisa mendengar suara dentuman itu bergema di telinganya.
Yang menyetir adalah dirinya sendiri, kecelakaan terjadi karena menghindari beberapa pejalan kaki. Setelah operasi, ketika tahu matanya mungkin tidak akan bisa melihat lagi, ibu malah menyalahkannya, "Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada kakak?"
Bahkan sama sekali tidak menghiburnya.
"Bukannya masih ada satu mata lagi? Tidak apa-apa. Kakakmu kan cedera otak, kalau sampai terjadi sesuatu, itu bisa sangat berbahaya!"
Kakak... Kakak... Apakah di hati ibu hanya ada kakak?
Lalu diriku ini dianggap apa?
Kalau hanya butuh kakak... Lalu untuk apa melahirkanku?
“Setelah itu, mata kanan yang benar-benar buta, bagaikan lubang hitam yang melahap, terus menggerogoti hati Xingchen.”
“Ada apa?” Min bertanya melihatnya yang begitu terpaku, “Ekspresimu… terlihat sangat sedih. Kau, kanan matamu benar-benar tidak bisa melihat?”
“Ya. Pernah mencari donor kornea, tapi tak ada kabar. Pacarku juga jijik padaku dan putus. Sebenarnya aku tahu, dia hanya mengincar kekayaan keluarga Bian. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan diriku.”
Min terdiam sejenak lalu berkata, “Kau… sangat terpukul oleh ini? Sangat menderita?”
“Sudahlah. Sekeras apa pun menderita dan mengeluh, mata tidak akan sembuh. Daripada begitu lebih baik berjuang untuk hidup, meski kupikir begitu… tapi orang-orang di sekitar selalu melemparkan pandangan hina dan dingin. Di dunia ini, orang yang tak bisa menerima kekurangan orang lain sungguh tak terhitung jumlahnya…”
“Tidak!” Min tiba-tiba berseru, “Tidak… tidak. Ini bukan kekurangan… satu mata yang tak bisa melihat sama sekali bukanlah cacat… yang benar-benar cacat adalah mereka yang kehilangan jiwa dan kemanusiaan…”
Tiba-tiba getaran nada dering ponsel Min menggema.
Min mengangkat ponselnya… di layar tertulis "Shen Yu".
Begitu menyambungkan telepon, suara yang sangat familiar itu membuat Min hampir menitikkan air mata…
“Kau jangan menemuiku lagi setelah ini…”
Namun kalimat pertama dari ujung telepon itu membuat Min bagai terjun ke jurang.
Min berjalan keluar kamar menuju koridor.
“Shen Yu…” Mata Min berkaca-kaca, berkata: “Apa… kamu benar-benar tidak ingin bertemu denganku? Begitu ingin memutus semua hubungan denganku?”
Sejenak hening di ujung telepon.
“Aku pernah mencoba untuk memahami dan menerimamu.”
“Tapi… tetap tidak bisa. Meski ini bukan salahmu, aku tetap tak bisa menerima. Aku sama sekali tidak sanggup menghadapimu… Setiap melihatmu, rasa jijik dan benci pada diriku sendiri langsung memuncak.”
“Shen Yu…”
“Sudahlah, kalau kamu mengerti, aku akan tutup telepon.”
“Tun… tunggu!”
Min menggigit bibir, berkata pada Shen Yu: “Baik… aku janji tidak akan muncul lagi di hadapanmu… Tapi, bisakah kamu mengabulkan satu permintaanku? Berikan aku satu lukisan karyamu… Jika aku merindukanmu nanti, aku akan menghabiskan hari-hari dengan memandang lukisan itu. Bolehkah? Kuharap kamu mau…”
Setelah beberapa saat, suara di telepon menjawab: “Baik… aku akan pilih satu lukisan dan mengirimkannya. Beri tahu alamatmu.”
Alamat? Bagaimana mungkin menerima paket di apartemen ini?
“Aku… akan ambil langsung. Saat itu, anggap saja sebagai pertemuan terakhir kita…”
“……”
“Kumohon…”
“Baik. Datanglah ke panti asuhan pada pagi malam Tahun Baru, akan kuberikan lukisannya.”
## JILID 8 JANGAN MENENGOK KE BELAKANG BAB 4 PERHITUNGAN LI YIN
Waktu berlalu, tibalah malam Tahun Baru.
Xingchen baru bangun sekitar pukul sepuluh pagi. Ia sudah janji dengan kakaknya untuk pulang ke rumah di malam hari dan makan malam bersama. Untuk orang tua… mungkin hanya ayah yang akan mengirim kartu pos.
Dari tempat tidur, Xingchen menopang tubuhnya, menggosok matanya. Baru saja memakai sandal, tiba-tiba rasa terbakar hebat di dada membuat hatinya berdebar kencang!
Datang!
Instruksi tulisan darah kedua telah dirilis!
Xingchen mengabaikan rasa sakit di dada, menopang tubuhnya dan berlari cepat ke ruang tamu! Di luar, tulisan darah di dinding baru terbentuk setengah, beberapa karakter masih samar.
Kontrak Neraka... Mungkinkah ada Kontrak Neraka?
Beberapa detik kemudian, tulisan darah terbentuk sempurna.
"Pada 4 Februari 2011 pukul 20:00-0:00, pergi ke kompleks bangunan antara Jalan Tianzhen hingga Jalan Beiyao di Kota K. Dapat kembali ke apartemen setelah waktu habis. Instruksi tulisan darah kali ini tidak memberikan informasi lokasi fragmen kontrak Neraka."
Kontennya sederhana, namun tidak ada informasi Kontrak Neraka... Membuat Xingchen agak kecewa.
Jalan Tianzhen... Jalan Beiyao?
Xingchen teringat, itu sepertinya... kompleks bangunan ilegal di Kota K. Tahun lalu, tim demolisi akhirnya membujuk tiga penghuni terakhir yang menolak pindah. Daerah itu penuh bangunan yang akan dirobohkan. Mendekati tahun baru, proses demolisi mungkin ditunda sampai setelah tahun baru...
Kompleks bangunan di sana seharusnya sudah kosong, proses demolisi setengah jalan. Mungkin hanya reruntuhan. Sesuai kebiasaan apartemen, pasti selama misi darah tidak akan ada orang yang datang.
“Dari Jalan Xintian ke Jalan Beiyao, cakupan wilayahnya masih cukup luas, mengingat jumlah bangunan liar di area itu sangat banyak. Jika bukan karena para penghuni yang bandel, seharusnya semua sudah selesai dibongkar tahun lalu, tidak perlu sampai tertunda hingga sekarang.”
“Saat Xingchen masih berpikir, tulisan darah itu perlahan mulai menghilang.”
“Dia membuka pintu dan langsung menuju lift, berniat turun ke lantai dasar untuk memastikan penghuni mana yang akan ikut dalam misi ini.”
“Jika ada Li Yin atau Ke Yinye yang ikut, peluang bertahan akan jauh lebih besar... Terakhir kali Xia Xiaomei pertama kali menjalankan misi darah juga bersama Ke Yinye, jadi mungkin kali ini...”
“Saat masuk lift, Xingchen juga merasa tegang, tidak tahu penghuni mana saja yang akan ikut?”
“Saat pintu lift terbuka, hanya terlihat satu orang duduk di sofa ruang tamu.”
“Seorang wanita berkacamata dengan kuncir kuda, tampak di bawah tiga puluh tahun. Xingchen ingat pernah melihatnya tapi tiba-tiba tidak bisa mengingat namanya.”
“"Halo," wanita itu buru-buru bertanya saat melihat Xingchen keluar, "Apa kamu juga... yang menjalankan instruksi tulisan darah kali ini?"”
“"Ya," Xingchen mengangguk, lalu bertanya, "Maaf, kamu..."”
“"Ah, nama saya Wen Xuehui, penghuni nomor 1210. Sebenarnya, saya juga tidak ingat siapa kamu..."”
“"Bian Xingchen, saya dari nomor 2504. Lantai kita sangat berjauhan, wajar jika tidak terlalu ingat."”
“Jangan-jangan cuma dua orang? Tidak, pasti yang lain belum sempat turun.”
“Penghuni wanita bernama Wen Xuehui ini terlihat pemalu dan tertutup. Entah sudah berapa kali dia melewati instruksi tulisan darah? Belakangan ini apartemen memang bertambah banyak penghuni baru, mungkin dia salah satunya.”
“Kamu... sudah menjalankan berapa kali misi darah?” Bian Xingchen duduk di sebelian Wen Xuehui, bertanya santai.
Ekspresi Wen Xuehui menjadi kaku, “Baru... baru sekali... misi darah pertama bisa dilewati dengan cukup mudah...”
“Begitu ya...”
“Kalau kamu? Dua kali? Tiga kali?”
“Tidak.” Xingchen menggelengkan kepala, “Sama sepertimu, baru sekali.”
“Ah... Begitu... Ngomong-ngomong, di misi darammu juga tidak disebutkan lokasi fragmen kontrak neraka?”
“Iya... Benar.”
Saat itu, pintu lift terbuka lagi. Kali ini yang keluar adalah pemuda berambut cepak dengan alis tebal. Orang ini pernah dilihat Xingchen sebelumnya, namanya Lu Ye, seorang atlet renang dengan fisik bagus.
Setelah menunggu beberapa lama, pintu lift terbuka kembali. Kali ini dua orang sekaligus keluar.
Salah satunya ternyata Liu Xiang!
Xingchen terpaku sejenak, lalu segera mendekati Liu Xiang yang bertubuh tegap, “Kamu... Ah Xiang, kamu juga...”
“Xingchen?” Liu Xiang juga terkejut, “Ternyata kali ini lagi bersama...”
Liu Xiang baru bergabung ke apartemen kurang dari setahun, sebelumnya pernah menjalankan instruksi tulisan darah pertama bersama Xingchen. Tak disangka misi kedua juga bersamanya. Saat itu mereka saling mendukung sampai bisa kabur kembali ke apartemen, sehingga hubungan mereka menjadi akrab. Liu Xiang adalah teman paling dekat Xingchen di apartemen.
Di belakang Liu Xiang ada pemuda berjaket dengan rambut dicat pirang, terlihat sekitar 17-18 tahun.
Pemuda itu berkata, “Nama saya Sun Jian, tinggal di Kamar 1308.”
Selama setengah jam berikutnya tidak ada yang turun lagi.
Dipastikan... lima orang akan menjalankan instruksi tulisan darah kali ini.
“Baik, nanti kita pergi ke lantai empat untuk menemui Loushang Li Yin.” Liu Xiang yang sangat ramah dan komunikatif membuat keempat orang lainnya juga mempercayainya, tanpa sadar mulai mengikutinya sebagai pusat.
Tak lama kemudian, kelima orang tiba di Kamar 404, rumah Li Yin.
“Benarkah?” Setelah mendengar penjelasan kelima orang, Li Yin mulai khawatir akan satu hal.
Kali ini... tidak ada pengumuman tentang lokasi fragmen kontrak. Sangat mungkin membuat Yin Ye berpikir bahwa sebenarnya dirinya sama sekali tidak mendapatkan fragmen kontrak.
Di tubuh Yin Ye atau Xia Xiaomei, mungkin terdapat sepotong fragmen Kontrak Neraka!
Yin Ye yang berhati-hati mungkin masih akan menyimpan fragmen sambil menunggu. Tapi bagaimana jika yang mendapatkan fragmen adalah Xia Xiaomei? Karakternya yang polos mungkin mengira fragmen kedua pasti belum didapatkan penghuni manapun, jadi...
Sangat mungkin akan membuang fragmen tersebut!
Memikirkan ini, Li Yin segera menoleh dan berkata pada mereka: “Kalian... apakah sudah memberitahu orang lain tentang misi darah ini?”
“Belum.” Xing Chen menggelengkan kepala, “Hanya kami berlima.”
Orang-orang lainnya juga menjawab hal serupa.
Artinya, Yin Ye dan Xia Xiaomei belum tahu hal ini... Tapi tidak bisa ditutupi lama-lama. Setiap kali misi darah dirilis, seluruh apartemen akan mengetahuinya. Semua penghuni berharap bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang misi darah untuk menambah pengalaman bertahan hidup dan trik mencari jalan keluar. Isi misi darah pasti akan diteliti sampai ke akar-akarnya oleh beberapa orang.
Jadi masalah ini diketahui Yin Ye dan Xia Xiaomei hanyalah soal waktu.
Tapi meminta kelima orang ini untuk tidak bocorkan informasi juga terasa tidak wajar. Sama saja dengan mengaku sendiri bahwa mereka memiliki fragmen Kontrak Neraka.
Jika sampai diketahui oleh kedua orang itu... akankah mereka melakukan sesuatu?
Sebenarnya secara umum, kemungkinan Yinye membuang fragmen Kontrak Neraka sangat kecil, tetapi... selama ada secercah harapan, Li Yin tidak berani mengambil risiko. Fragmen kontrak neraka adalah andalan terbesar baginya dan Ziye untuk meninggalkan apartemen ini, bisa dibilik seperti batang kayu terakhir bagi orang yang hampir tenggelam di sungai...
Keputusan ini tidak boleh gagal!
Lalu... bekerja sama dengan Yinye atau Xia Xiaomei? Lagipula masih ada lima fragmen yang belum diketahui lokasinya, masih ada ruang untuk kerjasama. Tentu saja ini memiliki risiko tertentu. Pertama, harus memberitahu bahwa kita juga memiliki fragmen kontrak neraka, yang berarti membuka kelemahan diri sendiri. Jika ternyata fragmen tidak ada di pihak lawan, kita justru akan dirugikan. Karena lawan bisa dengan leluasa membocorkan informasi tentang kepemilikan fragmen kita ke seluruh penghuni apartemen.
Selain itu... jika bekerja sama dengan Yinye, Li Yin tidak bisa menjamin dia tidak akan menusuk dari belakang. Masalah ini menyangkut kesempatan meninggalkan apartemen, sama sekali tidak ada tempat untuk pertimbangan hubungan pribadi. Dalam situasi ekstrim, bahkan nyawa manusia bisa menjadi taruhan.
Namun...
Li Yin memandang ke arah kelima orang itu, mengamati ekspresi wajah masing-masing.
Mungkinkah...
Mereka bersekongkol menyembunyikan fakta tentang penerbitan fragmen kontrak dalam misi darah?
“Ini sangat mungkin. Faktanya, selama ada kesepakatan bersama, tidak sulit untuk melakukan ini. Karena instruksi tulisan darah akan menghilang setelah dilihat oleh penghuni, tidak ada yang bisa membuktikan mereka berbohong. Selain itu, menyembunyikan hal ini juga memiliki keuntungan, karena dengan begitu penghuni lain tidak akan tahu bahwa instruksi tulisan darah tersebut mengandung fragmen kontrak. Tentu saja kelemahannya adalah pada misi darah berikutnya akan terungkap, karena dalam instruksi tulisan darah akan disebutkan fragmen ke berapa.”
“Tapi, ini bisa memberikan banyak waktu. Misalnya, bisa menyembunyikan fragmen sambil mengurangi pengawasan dari penghuni lain. Penghuni yang lebih pintar kemungkinan besar akan mengusulkan hal ini. Ditambah lagi, tingkat kelangsungan hidup dalam misi darah sangat rendah, jika beruntung dan hanya satu orang yang kembali, maka penghuni lain tidak akan tahu bahwa dirinya memiliki fragmen.”
“Kelima orang ini adalah penghuni baru, yang terlama Bian Xingchen hanya enam bulan. Li Yin sangat sulit menilai apakah di antara mereka ada yang memiliki kecerdikan seperti ini.”
“Bagaimana cara menguji apakah ada fragmen kontrak neraka yang dirilis dalam misi darah kali ini? Jika ada, bagaimana mempertimbangkan masalah di pihak Yinye dan Xia Xiaomei? Tidak, tepatnya harus ditambah Yinyu, Yinye pasti tidak akan menyembunyikan apapun dari Yinyu.”
“Aku tanya sekali lagi.” Li Yin menatap kelima orang di depannya dengan wajah serius, bertanya: “Kalian... benar-benar, dalam instruksi tulisan darah yang diterima, tidak ada informasi tentang pelepasan fragmen Kontrak Neraka?”
“Benar,” Liu Xiangxian berkata: “Loushang tidak percaya kami?”
“Tidak, hanya konfirmasi saja.”
Saat Liu Xiang menjawab, ekspresi wajahnya tenang dan alami, sepertinya tidak berbohong. Namun, sulit menerka isi hati manusia. Li Yin juga tidak punya keahlian mendeteksi kebohongan, jadi sulit memastikan. Tapi tadi dia tidak menunjukkan kepanikan yang jelas, keempat orang lainnya juga terlihat normal.
Apakah benar fragmen kontrak tidak diumumkan?
Jika benar demikian, bagaimana dengan situasi Yin Ye dan Xia Xiaomei...
Li Yin berpikir sejenak, lalu membuat keputusan...
Hanya itu yang bisa dilakukan. Bagaimanapun, sementara ini jangan sampai ketahuan memegang fragmen. Semoga bisa menunda lebih lama...
Tapi, ada masalah yang lebih genting menanti Li Yin.
Bagaimana jika... Yin Ye atau Xia Xiaomei mati?
Dalam misi darah di masa depan, jika salah satu dari mereka tewas...
Mengingat sifat hati-hati Yin Ye, mungkin lokasi penyimpanan fragmen kontrak pun tidak akan diberitahukan ke Yinyu. Xia Xiaomei tentu lebih tidak akan memberitahu penghuni lain...
Jika salah satu dari mereka mati, fragmen itu akan hilang selamanya!
## Jilid 8 Jangan Menoleh ke Belakang Bab 5 Uji Coba
Kamar 301 Apartemen, rumah Xia Xiaomei.
Saat ini dia berdiri di depan lukisan, memegang palet, melakukan pewarnaan pada gambar yang baru saja selesai.
"Aduh..." Coret beberapa kali lalu meletakkan kuas, mendesah: "Aduh... Tidak bisa lanjut melukis."
Teror di bus tengah malam masih jelas terbayang. Saat itu, orang-orang di sekitarnya menghilang satu per satu... Akhirnya tenggelam dalam kegelapan, hampir... Hampir saja diterkam hantu galak itu...
"Jika bukan karena Yinyu yang tepat waktu menemukan bahwa payung itu adalah wujud asli hantu galak, dan akhirnya menemukan jalan keluar, mungkin dirinya sendiri sudah lama tidak ada di dunia ini."
Xia Xiaomei meletakkan kuas lukisnya.
Bisa dikatakan Yinyu telah menyelamatkannya, menariknya kembali dari jurang neraka ke dunia ini. Sejak saat itu, setiap kali terbangun di tengah malam, Xia Xiaomei selalu membayangkan sosok Yinyu.
Hingga kini, ia menyadari setiap kali melukis, tangannya selalu secara tak sadar menggambar wajah Yinyu.
"Aku... apa yang sedang kupikirkan ini..."
Ia menyobek kertas gambar dari easel, meremasnya menjadi bola, lalu melemparnya ke tempat sampah.
"Apakah aku... jatuh cinta pada Yinyu?"
Xia Xiaomei benar-benar menyadari bahwa hampir setiap saat ia merindukan Yinyu, sehingga kerap mengunjungi lantai 14 dengan berbagai alasan untuk menemuinya. Ketika akhirnya kehabisan alasan, ia merasa sangat frustasi.
Kini, ia tak lagi meragukan perasaannya. Karena hanya dengan memikirkan Yinyu, jantungnya berdebar kencang. Hanya dengan melihatnya, hatinya dipenuhi rasa manis yang tak terucapkan.
Sama sekali tidak mungkin melupakannya.
Xia Xiaomei. Karena itu, menyembunyikan fakta bahwa Yinyu telah mendapatkan fragmen kontrak neraka.
Tapi ia juga mendengar kabar itu... Yinyu masuk ke apartemen ini demi adik angkatnya Yin Yu. Karena mencintai sang adik begitu dalam, ia berjuang mati-matian untuk mendapatkan fragmen itu bukan?
“Mampu mencintai seseorang hingga tingkat ini… hati Xia Xiaomei dipenuhi kegundahan. Kalau begitu, mungkinkah Yinye menerimanya? Namun, satu-satunya penghiburan adalah perasaan Yinye ini tampaknya hanya cinta sepihak.
Dirinya, masih memiliki kesempatan.
Masih ada sembilan misi darah ke depan, saat hidup dan mati sulit dikendalikan, masih memikirkan untuk mendapatkan cinta mungkin terlalu mewah. Tapi perasaan memang tidak bisa dikontrol.
Xia Xiaomei menguatkan tekad.
"Benar… aku tidak akan menyerah begitu saja! Pasti, harus keluar dari apartemen bersama Yinye lalu memberanikan diri mengungkapkan perasaan padanya! Yinyu si bodoh itu, pria sebaik Yinye malah tidak dihargainya?"
Selain itu, Xia Xiaomei juga memiliki maksud tersembunyi…
Jika… jika… kelak Yinyu mati saat menjalankan misi darah… bukankah kesempatannya akan lebih besar?
Meski pikiran ini kejam, Xia Xiaomei tidak bisa menahan pertumbuhan ide ini dalam benaknya.
Saat ini, hanya dirinya yang tahu fragmen Kontrak Neraka ada di tangan Yinye. Tapi dia pasti tidak akan memberitahu orang lain. Selama dia tidak bocor, fokus kecurigaan penghuni di masa depan tidak hanya tertuju pada Yinye. Dirinya juga akan dicurigai.
Ini sudah cukup.
Sedangkan Li Yin, Kakak Ying dan Yinyu… ketiganya mengaku tidak mendapatkan fragmen kontrak, siapa yang tahu benar atau tidak? Yinye pasti naif mempercayai perkataan adik angkatnya itu, yakin dia tidak mendapat fragmen…
“Tapi, bahkan saudara kandung pun, di apartemen yang penuh bahaya maut ini, tidak mungkin tidak punya pamrih, apalagi saudara yang tidak sedarah? Mungkin dia sama sekali berbohong. Bisa juga, terletak pada Li Yin dan Kakak Ying.”
“Ngomong-ngomong...”
Xia Xiaomei berpikir: Aku, jika aku membantu Yinye mendapatkan fragmen kontrak neraka kedua, pasti dia akan berterima kasih... Nanti, mungkin dia akan... padaku...
“Tapi, bagaimana cara mendapatkannya?”
“Ngomong-ngomong, apakah Yinye akan memberi tahu Yinyu bahwa dia mendapatkan fragmen kontrak neraka? Jika benar begitu, ini akan bermasalah.” Xia Xiaomei sama sekali tidak percaya Yinyu bisa menjaga rahasia.
“Hanya aku... aku yang benar-benar memikirkan Yinye.”
“Harus mencari cara, mencoba apakah bisa mendapatkan fragmen kontrak neraka kedua...”
“Tepat saat itu, bel pintu tiba-tiba berbunyi. Xia Xiaomei buru-buru membuka pintu. Yang berdiri di depan pintu adalah Ziye.”
“Ka... Kakak Ying...” Xia Xiaomei terkejut sekaligus senang, segera mempersilakannya masuk lalu menutup pintu sambil bertanya: “Ada perlu apa?”
“Mm.” Ziye masuk ke ruang tamu, melihat rak lukisan itu bertanya: “Kamu sedang melukis?”
“I... Iya,” suara Xia Xiaomei gemetar: Untung, hampir ketahuan sedang melukis Yinye...
“Aku ingin bicara sesuatu.” Ziye dan Xia Xiaomei sama-sama duduk. Langsung to the point: “Ada penghuni yang menerima instruksi tulisan darah lagi. Kali ini semuanya penghuni baru yang belum setahun tinggal di apartemen.”
Hati Xia Xiaomei berdebar, wajahnya langsung berseri: “Kalau begitu, apakah fragmen kontrak neraka ketiga sudah dirilis?”
“Dia sama sekali tidak menyangka, begitu kata-katanya keluar, jebakan sudah mengena.”
“Lagipula, Xia Xiaomei... terlalu polos. Jika digantikan Yin Ye, pasti tidak akan membuat kesalahan bodoh seperti ini.”
Ziye segera menyoroti kelemahan dalam ucapannya: “Nona Xia, perkataanmu aneh.”
“Hah? Aneh? Ah...”
Xia Xiaomei langsung menyadari dirinya salah bicara...
“Jika baik aku maupun Yin Ye tidak mendapatkan fragmen Kontrak Neraka, tentu apartemen tidak akan mengeluarkan misi darah fragmen kontrak lagi. Meskipun dikeluarkan, tidak perlu menunjukkan ekspresi girang seperti itu, bukan?”
“Hancur! Mereka benar-benar melihat celahku.”
Xia Xiaomei berusaha menenangkan diri, membisikkan dalam hati: “Jangan... jangan panik! Bagaimanapun, meski aku bilang tidak dapat, para penghuni tetap tidak akan percaya sepenuhnya. Kakak Ying juga pasti tidak akan bocorkan rahasia ini... Selanjutnya, jangan sampai menunjukkan kelemahan, jangan biarkan Li Yin menyadari fragmen kontrak tidak ada padaku...”
Ziye melanjutkan: “Mungkinkah Nona Xia yang mengambil fragmen Kontrak Neraka?”
Bagaimana menjawab pertanyaan ini?
Xia Xiaomei kembali tegang.
“Jika jawab 'bukan aku yang ambil', bukankah itu sama dengan bilang 'Yin Ye yang ambil'? Xia Xiaomei sama sekali tidak boleh membiarkan kecurigaan Ziye tertuju pada Yin Ye. Tapi, apa harus jawab 'aku yang ambil'?”
“Kalau menjawab terlalu cepat, bukankah malah mencurigakan? Nanti tetap akan menyangka Yin Ye juga...”
“Xia Xiaomei, dasar bodoh, bodoh, super bodoh!”
Tak ada cara lain, Xia Xiaomei akhirnya berkata: "Kalau begitu... Kakak Ying, bagaimana kalau kau tebak saja?"
Sudah tidak ada pilihan... Dia harus berpura-pura misterius dulu, mungkin bisa mengelabui... Tapi efek sebenarnya belum diketahui, lagipula ini strategi darurat.
Ziye pun menjadi sulit menilai setelah mendengar perkataannya.
Apakah fragmen kontrak itu berada di tangannya atau di tangan Yinye?
Sebenarnya ada kemungkinan lain: Yinye dan dia bekerja sama. Yang tidak dipahami Ziye adalah, jika salah satu dari mereka benar-benar mendapatkan fragmen, mengapa yang tidak mendapatkannya tidak memberitahu penghuni lain?
Yinyu diam karena tidak tahu dirinya telah mendapatkan fragmen. Tapi dari reaksi Xia Xiaomei tadi, dia seharusnya tahu fragmen Kontrak Neraka itu setidaknya sudah ada di tangan penghuni.
Lalu mengapa dia dan Yinye sama-sama tidak mengatakannya?
Penjelasan yang paling masuk akal adalah keduanya membuat kesepakatan. Misalnya, bersama-sama menyimpan fragmen kontrak ini, bersekutu sementara, lalu merebut enam fragmen lainnya di kemudian hari.
Jika benar, kemungkinan besar usulan ini datang dari Yinye. Misalnya, dia mungkin menyarankan menyimpan fragmen Kontrak Neraka di safe deposit bank dengan masing-masing memegang separuh password...
Jika demikian, kepemilikan fragmen menjadi tidak relevan karena secara efektif menjadi milik bersama.
Tapi mana sangka Ziye, rahasia ini terjaga karena Xia Xiaomei mulai mengembangkan perasaan terhadap Yinye.
“Sudahlah.” Ziye mengalihkan topik: “Lagipula kalau kamu tidak mau bicara, aku juga tidak akan tahu. Misi darah yang dirilis kali ini tidak memuat informasi tentang lokasi Kontrak Neraka.”
Wajah Xia Xiaomei langsung pucat...
Tidak mungkin?
Jangan-jangan fragmen di kompleks Ningfeng itu benar-benar belum diambil siapa pun?
Tapi tiba-tiba Ziye mengubah arah pembicaraan: “Tapi meski begitu, kita tidak bisa memastikan mereka mengatakan yang sebenarnya. Ada kemungkinan besar misi darah memang menyebutkan lokasi fragmen Kontrak Neraka, tapi kelima orang itu berbohong bersama dengan mengatakan tidak ada.”
Ini adalah instruksi Li Yin kepada Ziye. Posisinya tidak memungkinkan untuk mengucapkan kalimat ini, karena ucapannya sama saja dengan mengakui bahwa dirinya menyimpan fragmen Kontrak Neraka.
“Ah? Ini...” Xia Xiaomei langsung berkata: “Kalau begitu, Kakak Ying beranggapan... Li Yin atau Ke Yinyu yang mengambil fragmen Kontrak Neraka?”
“Hmm, ini hanya dugaan saja.”
Kemudian Ziye mulai menganalisis secara detail kepada Xia Xiaomei. Analisis ini bertujuan membuat Xia Xiaomei percaya bahwa kemungkinan Bian Xingchen dkk menyembunyikan informasi tentang rilis fragmen kontrak neraka sangat tinggi. Dengan begitu, jika dia benar-benar memegang fragmen kontrak neraka, kecil kemungkinannya akan membuangnya.
Bagaimanapun juga ini adalah harapan terbesar untuk bertahan hidup. Siapa yang berani membuangnya tanpa kepastian 100%? Lagipula menyimpannya juga tidak akan membuatnya berjamur.
Namun, berbicara seperti ini dengan Ke Yinye pasti akan mengurangi efektivitasnya. Ke Yinye bukanlah pria yang mudah ditipu. Jika aku mengatakan demikian, justru akan terlihat seperti menyembunyikan sesuatu. Apalagi dengan hubunganku dan Li Yin saat ini, mustahil dia percaya kalau Li Yin tidak memberitahukan lokasi fragmen Kontrak Neraka. Jika aku memberitahunya, sama saja dengan mengaku bahwa fragmen kontrak kedua ada pada Li Yin.
Sebenarnya, ketika dua bagian tubuh Li Yin muncul di lantai dasar apartemen dan menyatu, banyak penghuni langsung berkerumun dan mengawasinya dengan penuh kewaspadaan, berniat menggeledahnya saat tak sadarkan diri. Namun karena saling mengawasi satu sama lain, mereka tidak bisa bertindak leluasa. Jika tidak, fragmen Kontrak Neraka itu pasti sudah diambil.
Kabar baiknya, kemungkinan Ke Yinye membuang fragmen Kontrak Neraka yang ada padanya sangat kecil. Ekspresi Xia Xiaomei juga menunjukkan kemungkinan besar fragmen itu ada padanya. Jika mereka benar-benar bersekutu, ketidaksetujuan Xia Xiaomei untuk membuang fragmen juga akan berpengaruh besar.
Singkatnya, kita sudah berusaha maksimal. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Setelah Ziye pergi, seluruh tubuh Xia Xiaomei terasa lemas.
"Benar-benar..." Tangannya terus menepuk-nepuk dadanya, lalu ia mengintip melalui lubang intip di pintu untuk memastikan Ziye sudah pergi. Dengan cepat ia berlari ke kamar tidur dan mengunci pintu.
Segera hubungi Yin Ye!
Ia mengangkat gagang telepon di meja dan dengan cepat memencet nomor ponsel Yin Ye. Tak lama kemudian, sambungan telepon pun terhubung.
“Yin Ye? Ini Xia Xiaomei.”
“Oh... Ada apa?”
“Dengar baik-baik... Kakak Ying sudah tahu bahwa salah satu dari kita, kamu atau aku, membawa fragmen Kontrak Neraka!”
Setelah menceritakan kejadian tadi secara singkat, suara di telepon berkata: "Aku paham. Tidak masalah, lagipula dia hanya tahu itu saja."
“Aku... tidak merepotkanmu kan, Yin Ye?”
“Tidak... Aku sudah sangat senang kamu mau membantuku menyimpan rahasia ini.”
“Be... Benarkah?”
“Mm.” Yin Ye kemudian menambahkan: “Dan aku harus berterima kasih padamu. Kamu... memberikanku informasi penting.”
Kalimat itu membuat Xia Xiaomei merasa seperti mendengar suara surgawi... Dirinya sendiri, benar-benar bisa membantu Yin Ye?
“Terima kasih. Sampai jumpa.”
Setelah menutup telepon, Xia Xiaomei masih menggenggam erat gagang telepon, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya...
“Ho... Hore! Yin Ye, Yin Ye... bilang 'terima kasih' padaku!”
Setelah menutup telepon, Yin Ye menatap Yinyu yang duduk di depannya: “Sudah pasti... Li Yin, dia pasti memegang fragmen kedua Kontrak Neraka!”
Kesalahan terbesar Li Yin dan Ziye adalah tidak menyadari Xia Xiaomei jatuh cinta pada Yin Ye. Jika tidak, dia tidak mungkin menelepon Yin Ye untuk waspada terhadap Ziye, ini tidak menguntungkannya.
Tindakan Ziye membuat Yin Ye langsung menyimpulkan -
Li Yin takut! Dia takut aku akan membuang fragmen Kontrak Neraka!
“Ini bagus, Yinyu,” Yin Ye maju dan memeluk Yinyu: “Kita... pasti bisa keluar dari apartemen ini! Pasti bisa!”
## Jilid 8 Jangan Menoleh Bab 6 Malam Tahun Baru Imlek
Malam ini adalah Malam Tahun Baru Imlek.
Di dalam apartemen, tercipta sedikit suasana perayaan.
Hua Liancheng dan Yi Wan sebagai pasangan suami-istri yang paling aktif berusaha menghibur para penghuni dari ketakutan dan kecemasan. Mereka membeli banyak karakter "Fu" (berkah) dan menempelkannya di pintu setiap rumah penghuni, bahkan membeli kembang api dalam jumlah besar.
"Tidak tahu bagaimana acara Chunwan tahun ini ya..." ujar Lian Cheng sambil menempelkan karakter "Fu" terbalik di jendela rumahnya, lalu menoleh ke Yi Wan di belakangnya: "Sudah janji dengan semua orang untuk makan malam bersama di rumah kita pukul delapan kan?"
"Iya," Yi Wan tersenyum. "Sayangnya Li Yin bilang mau pulang ke rumahnya. Tapi banyak penghuni yang akan datang. Untungnya kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk belanja kebutuhan tahun baru. Nanti kita mau menyalakan kembang api di kompleks atau di luar apartemen?"
"Lebih baik di kompleks saja. Saasat menyalakan kembang api, aku tidak ingin melihat bangunan apartemen ini." Lian Cheng membuka televisi sambil berkata: "Nonton TV dulu saja, kita sudah capek seharian."
Di layar televisi sedang menayangkan program perayaan tahun baru. Dua pembawa acara berbaju merah menyapa: "Lonceng Tahun Baru 2011 segera berbunyi! Kami mengucapkan selamat tahun baru lebih awal untuk seluruh rakyat! Semoga tahun Kelinci membawa keberuntungan!"
Di rumah Li Yin, dia dan Ziye juga sedang menonton berbagai acara tahun baru di televisi.
“Acara seperti Gala Tahun Baru Imlek… aku juga tidak terlalu tertarik.” Li Yin yang berdiri di samping berkata: “Tahun lalu hanya bagian sulap Liu Qian yang kutonton sebentar, tapi tidak lama kemudian sudah ada yang membongkar rahasianya di internet. Sangat membosankan, sulap itu justru menarik karena tidak tahu prinsipnya. Oh ya, Ziye… tahun ini Tahun Kelinci, kan tahun kelahiranmu? Kamu lahir tahun 87, seharusnya shio kelinci.”
“Iya.” Ziye menatap boneka mascot Tahun Kelinci di tangan pembawa acara yang mengenakan baju merah di televisi, berkata: “Aku sendiri sudah lupa hal ini…”
Tahun ini, usiaku 24 tahun.
Sudah berlalu satu tahun lagi.
Li Yin mengangkat tangannya melihat jam, lalu berkata: “Hmm… sudah hampir waktunya, kita pergi saja, Ziye.”
Dia sudah janji dengan Ziye akan membawanya bertemu orang tua pada malam tahun baru.
Tepat saat hendak berangkat, telepon dari ibunya masuk.
“Maaf, Xiao Yin,” suara ibu di telepon mengatakan: “Kamu bilang mau pulang makan malam tahun baru bersama kami, tapi rumah sakit tiba-tiba mengadakan rapat. Ini periode krusial negosiasi antara Rumah Sakit Zhengtian dengan Ning Antang, sepertinya selama liburan Imlek kami juga tidak punya waktu untuk bertemu. Nanti setelah pekerjaan mulai sepi, kita bertemu lagi ya.”
Li Yin merasa sangat kecewa, dia sangat berharap bisa memperkenalkan Ziye kepada ibunya! Untuk memberi kejutan, dia sengaja tidak memberitahu sebelumnya bahwa akan membawa pacarnya. Tapi tidak ada cara lain karena ini menyangkut pekerjaan. Dia tahu Ning Antang adalah pemasok obat-obatan terbesar rumah sakit, kerja sama dengan mereka sangat penting bagi operasional masa depan Rumah Sakit Zhengtian.
“Baik, aku mengerti... Ibu, kalau begitu, sampai jumpa lagi nanti jika ada kesempatan...”
Setelah menutup telepon, dia tersenyum getir kepada Ziye: “Kita... lebih baik makan malam tahun baru di rumah Lian Cheng. Maaf ya... tidak bisa menepati janji denganmu.”
“Tidak apa-apa.” Ziye tersenyum tipis: “Masih ada waktu lain.”
Nanti...
Li Yin bertanya dalam hati, berapa banyak lagi "nanti" yang tersisa baginya dan Ziye?
Sementara itu, Xia Xiaomei sedang menonton TV dengan bosan. Banyak stasiun TV yang menayangkan sinetron maraton 5-10 episode untuk merayakan tahun baru, tapi alur ceritanya membosankan.
“Malam ini makan malam di rumah Lian Cheng... Daripada pergi keluar ke mal untuk jalan-jalan dulu? Suasana meriah di apartemen memang perlu untuk menghilangkan tekanan semua orang.”
Saat meninggalkan apartemen dan berjalan ke halte bus, Xia Xiaomei tiba-tiba melihat sosok familiar berdiri di dekatnya.
Setelah diamati... ternyata Bian Xingchen.
“Kamu... kamu adalah Bian Xing...” Xia Xiaomei langsung menghampiri, menunjuk pria itu: “Xing apa...”
“Oh,” Xingchen menatap Xia Xiaomei: “Nama saya Bian Xingchen.”
Xingchen berencana pulang untuk makan malam tahun baru bersama kakaknya. Meskipun ada kesalahpahaman dengan kakak, setidaknya makan malam keluarga di hari raya tetap penting. Dia bukan orang yang pendendam.
Sayangnya, orang tua mereka masih tinggal di luar negeri. Mungkin mereka yang sudah lama di luar negeri lebih menganggap Natal sebagai tahun baru, sedangkan hari raya Imlek Tiongkok sudah tidak begitu dihargai lagi?
“Apakah kamu pulang untuk makan malam tahun baru?” Xia Xiaomei bertanya.
Xing Chen mengangguk, berkata: “Ya. Kamu juga?”
“Ah… Aku ada urusan lain. Rumahmu di mana?”
Setelah ditanya, ternyata mereka akan naik bus yang sama.
Tak lama kemudian, bus datang dan mereka naik secara bergantian. Setelah duduk, Xia Xiaomei tiba-tiba bertanya: “Hmm… itu, aku dengar. Kamu, akan menjalankan misi darah? Itu juga selama tahun baru.”
“Hmm.” Xing Chen mengangguk perlahan, “Tapi karena bersama A Xiang, aku agak lebih tenang.”
“Begitu ya…”
Xing Chen kemudian melihat ke Xia Xiaomei, memperhatikan ekspresinya yang agak tidak natural.
“Kamu… tidak menanyakan tentang fragmen Kontrak Neraka?”
“Apa?”
“Mungkin kamu sudah tahu misi darah kali ini tidak mengeluarkan fragmen kontrak? Artinya, sangat mungkin fragmen kontrak memang belum sepenuhnya terkumpul.”
“Ini… aku dengar. Tapi ini wajar, lagipula aku dan Yin Ye juga belum mendapatkan fragmen Kontrak Neraka…”
“Menurutku… sikap Loushang Li Yin agak aneh.” Xing Chen melanjutkan, “Dia bertanya pada kami, apakah benar fragmen Kontrak Neraka tidak diberitahu lokasinya. Pertanyaannya sangat ganjil…”
“Apa? Ganjil? Di mana anehnya?”
“Dia sendiri bilang tidak pernah mendapatkan fragmen kontrak neraka, tapi... Jika benar begitu, meskipun salah satu dari kalian (Kau dan Ke Yinye) pernah mendapatkannya, wajar saja misi darah yang kita terima tidak mengungkap lokasi fragmen kontrak. Tapi dia jelas-jelas meragukan perkataan kita, tidak hanya bertanya tapi juga sengaja mengamati ekspresi wajah kita..."
Kalimat ini membuat semangat Xia Xiaomei langsung berkobar...
Benar juga, jangan-jangan... Li Yin menyimpan fragmen kontrak neraka?
"Tapi, bukan berarti tidak bisa dipahami sepenuhnya." Bian Xingchen melanjutkan: "Menurut deskripsi mereka, saat itu Li Yin ditarik ke dunia cermin, sedangkan Ying Ziyue bersama Ke Yinyu. Jika keduanya mengaku tidak mendapat fragmen kontrak neraka, tentu tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Tapi... Tidak masuk akal Ying Ziyue dan Ke Yinyu saling menutupi soal perolehan fragmen, mengingat mereka mengaku selalu bersama... Mustahil keduanya berbohong bersamaan. Jika dipikir demikian..."
"Loushang Li Yin mungkin sebenarnya sudah mendapatkan fragmen kontrak neraka."
Mendengar ini, Xia Xiaomei langsung bersemangat... Jika benar begitu, hal ini harus segera dilaporkan ke Yin Ye.
Tapi tiba-tiba dia merasa aneh. Mengapa Bian Xingchen sengaja memberitahunya hal ini?
Kalau dianalisis...
Jangan-jangan Bian Xingchen ingin mengambil keuntungan dari situasi? Bisa jadi. Saat ini dia sendiri tidak bisa mendapatkan fragmen kontrak neraka, tapi pasti curiga Li Yin, Yin Ye, dan diriku menyimpan fragmen.
Maka, sengaja memberitahu diri sendiri hal ini bertujuan untuk memberikan informasi bahwa Li Yin mungkin memiliki pecahan, dan dirinya sendiri mungkin juga menyimpan pecahan. Dalam situasi ini, mungkin akan menghubungi Li Yin dan mencari cara untuk mendapatkan pecahan.
Bian Xingchen... Orang ini benar-benar berbakat.
Faktanya Xingchen memang menyimpan niat seperti itu.
Dia sengaja memberitahu reaksi Li Yin kepada Xia Xiaomei dengan tujuan... memanfaatkan persaingan kedua pihak sehingga dirinya bisa menjadi burung orio yang mengambil untung.
Setelah bertemu Li Yin hari ini, dia menelepon kakaknya. Kemudian mengatakan bahwa dirinya sedang bermain permainan dengan orang lain, permainan tentang saling memperebutkan pecahan dan sejenisnya. Setelah memodifikasi fakta, dia bertanya pada kakaknya cara untuk mendapatkan pecahan.
Lalu, kakaknya Bian Xingyan berkata: "Mm, saat ini posisimu memang kurang menguntungkan. Tapi kamu bisa memanfaatkan dua kelompok yang mungkin mendapatkan pecahan. Pertama, menurut penjelasanmu, aku yakin orang bernama Li Yin itu kemungkinan menyimpan pecahan, kalau tidak dia tidak akan bertanya seperti itu. Jika ingin mendapatkan pecahan, kamu bisa memberitahu reaksinya ke kelompok lain, sekaligus mengamati respons mereka untuk menilai..."
Kakak memang sangat brilian, mampu menganalisis segala hal dengan tenang dan memberikan penilaian terbaik. Semasa sekolah dulu, Xingchen sering membawa soal geometri dan aljabar yang membuatnya pusing kepada kakak, dan selalu bisa diselesaikan kakak dengan efisiensi tertinggi.
Xia Xiaomei turun empat halte lebih awal dari Bian Xingchen. Setelah turun, dia segera memutuskan untuk menceritakan kejadian tadi kepada Yin Ye. Tapi setelah dipikir-pikir... Jangan-jangan Bian Xingchen itu sedang berbohong? Mengatakan Li Yin bertanya kalimat itu padanya, siapa yang tahu benar atau tidak? Tunggu sampai kembali ke apartemen, tanyakan lagi pada Liu Xiang dan lainnya, lihat apakah dia mengatakan yang sebenarnya.
## JILID 8 JANGAN MENENGOK KE BELAKANG BAB 7 HUJAN DALAM
Waktu... mundur ke pukul sepuluh pagi hari ini.
Panti Asuhan Xingqi, sebuah panti asuhan swasta di Kota K.
Min membuka pintu dengan perlahan.
Ruangan sempit dan suram ini terasa sangat pengap.
"Kamu... tidak mau makan sesuatu?" Min berjalan ke tengah ruangan, menatap sosok di kursi roda yang membelakanginya.
Sosok di kursi roda itu dari belakang terlihat seperti perempuan, tampak masih muda, berambut panjang sebatas bahu. Dia tidak menjawab ucapan Min, malah fokus menatap lukisan yang tergantung di dinding.
"Aduh... Aku susah-susah pulang saat malam tahun baru, kamu tidak perlu bersikap seperti ini kan?"
Min meraih saklar lampu di dinding dan menyalakannya... Ruangan langsung terang benderang. Sosok di kursi roda itu perlahan memutar badannya.
Terlihat seorang gadis berusia sekitar delapan belas tahun dengan wajah sangat cantik. Gadis itu mengenakan gaun putih tipis seperti boneka, matanya kosong menatap Min di depannya.
"Jangan begini..." Min menghela napas, "Aku tahu kamu tidak ingin melihatku. Sudahlah... Sebenarnya aku juga tahu, bahkan di malam tahun baru seperti ini pun kamu tidak akan mau menemuiku."
"Gadis cantik yang duduk di kursi roda mengangkat tangannya perlahan. Lengan bajunya sangat panjang, hampir menutupi separuh tangannya, menunjukkan bahwa pakaian ini sama sekali tidak mempertimbangkan kondisi fisiknya. Faktanya, baju ini juga merupakan desain sang gadis sendiri."
"\"Lukisan sudah saya serahkan ke direktur. Kau segera keluar dan matikan lampu.\""
"Gadis itu hanya mengucapkan kalimat itu dengan datar."
"Sorot matanya tidak mengandung kebencian maupun sukacita, hanya kehampaan murni. Justru inilah yang membuat Min semakin sulit menahannya. Namun, dia harus tetap menghadapinya."
"Dia dan gadis ini tidak mungkin memutuskan hubungan."
"Setelah keluar dan menutup pintu, dia kembali ke ruang luar. Di sofa terdapat pria paruh baya berkacamata berusia sekitar 40-50 tahun. Rambutnya sudah mulai memutih, wajahnya terlihat ramah dan penuh welas asih."
"\"Direktur...\" Min duduk sambil berkata, \"Shenyu... sepertinya tidak ingin bertemu denganku. Mohon bantuannya untuk merawatnya, kehidupan masa depannya mungkin akan semakin sulit.\""
"\"Tidak masalah sebenarnya. Lukisannya cukup bagus, tapi... tanpa dana dan sponsor, sulit mengadakan pameran tunggal berskala besar. Dia memang sangat giat akhir-akhir ini...\" Pria paruh baya itu menambahkan, \"Meski terlihat tidak mau menerimamu, tapi... kadang dia juga menanyakan kabarmu. Sekarang kamu kerja di mana?\""
"\"Pekerjaanku sekarang cukup baik, penghasilan juga stabil. Direktur, malam ini lebih baik aku pulang saja. Karena Shenyu tidak ingin menemuiku, tidak ada gunanya aku tinggal di sini.\""
“Baiklah, kalau begitu, aku juga tidak akan menahanmu lagi... Ini lukisan Shenyu yang dia titipkan untukmu...” Direktur panti asuhan menyerahkan bungkusan persegi yang dibungkus rapat.
Kemudian, Min meninggalkan tempat ini. Panti asuhan tempat dia tinggal selama lebih dari 20 tahun. Sebagai anak yatim piatu, kehidupan dan pekerjaannya sangat sulit. Karena kondisi disabilitasnya, Shenyu masih tinggal di panti asuhan. Penghasilan dari melukis saja tidak cukup untuk menghidupinya. Seperti yang dikatakan direktur, tanpa sponsor, Shenyu sama sekali tidak bisa mengadakan pameran lukisan besar untuk meningkatkan popularitasnya.
Dan diriku... masuk lagi ke apartemen ini.
Hari itu, dia benar-benar ingin mati. Meski ragu-ragu, meski sempat memikirkan Shenyu... Tapi jika dia benar-benar mati, apakah Shenyu akan merasa sedih?
Tidak mungkin, kan?
Karena Shenyu begitu acuh tak acuh padanya, bahkan sama sekali tidak menganggap keberadaannya. Bahkan tidak ada rasa benci dalam hatinya.
Di hati Shenyu, sama sekali tidak ada tempat untuknya.
Lalu, sekarang harus pergi ke mana? Kembali ke apartemen? Tidak, sama sekali tidak ingin ke sana.
Di waktu yang sama, Xingchen juga pulang ke rumah.
Di ruang tamu mewah yang luas, penuh dengan perabotan impor bermerek. Kakak tinggal sendiri tanpa kesulitan, urusan sehari-hari semuanya dia atasi sendiri.
“Xingchen...” Xingyan yang mengenakan pakaian rumah sederhana berkata pada adiknya: “Kamu benar-benar tidak mau pindah kembali? Aku tahu, tentang masalah matamu itu, kamu masih menyimpan dendam padaku... Tapi...”
“Jangan lanjutkan, Kakak.” Xingchen mengibaskan tangannya berkata: “Hari ini malam Tahun Baru, bicarakan hal yang menyenangkan saja. Bagaimana dengan Ayah Ibu? Sudah kirim kartu pos belum?”
“Mungkin akan kirim paket sekitar tanggal satu atau dua tahun baru. Aku sudah menelepon orang tua lewat sambungan internasional, tapi... suara Ayah terdengar tidak enak...”
“Ada apa?”
“Meskipun diungkapkan secara samar, tapi sepertinya... kondisi kesehatan Ibu tidak baik.”
“Apa? Tidak baik bagaimana?”
“Aku ingin menanyakan detail ke Ayah, tapi Ayah bilang Ibu masih perlu pemeriksaan lebih lanjut, menyuruhku tenang saja karena fasilitas medis di Amerika bagus. Tapi jelas terlihat Ayah sebenarnya juga khawatir. Kutawari mau ke Amerika untuk menjenguk, tapi Ayah langsung menolak.”
“Jadi tidak pulang ya?” Xingchen mendengar ini, hatinya merasa agak sedih.
Meski terhadap Ibu, Xingchen selalu menyimpan perasaan kesal, tapi bagaimanapun juga ini ibu kandung. Mendengar kesehatannya terganggu, tentu tidak nyaman.
“Asal bukan penyakit berat...”
“Penjelasan Ayah memang tidak jelas... Xingchen, bagaimana kalau kamu pindah kembali ke sini? Kita saudara laki-laki bisa saling menemani. Villa besar ini cuma kutinggal sendirian juga tidak nyaman.”
Villa ini memang sangat luas dengan puluhan kamar, dulu Xingchen pernah tersesat di dalamnya. Tempat sebesar ini ditinggali Kakak sendirian memang kesepian.
Tapi masalahnya... bisakah aku kembali tinggal di sini?
“Maaf, Kakak…” Xingchen menggeleng-geleng kepala, “Tempat tinggalku sekarang sudah cukup baik, aku belum ingin kembali untuk sementara. Kakak juga jangan terlalu banyak berpikir…”
“Baiklah, yang penting kamu sudah datang. Menginap saja di sini malam ini, besok pagi hari pertama Tahun Baru Imlek baru pergi.”
Kerabat keluarga Bian semuanya berada di luar negeri, jadi selama tahun baru tidak akan ada kunjungan keluarga.
“Kakak sudah membeli kembang api?”
“Itu… Menurutku tidak perlu, jadi tidak kubeli. Yang penting keluarga berkumpul, makan malam bersama saja. Pagi tadi aku sudah belanja bahan makanan, nanti akan kusiapkan di dapur…”
“Sendirian? Biar aku bantu…”
“Boleh juga. Kalau begitu, kamu ambil ayam yang ada di kulkas dulu…’”
Dapur rumah ini juga sangat besar, ada lebih dari sepuluh kompor berjejer, kulkas pun berturut-turut terpasang. Xingchen di dapur membantu memotong sayur dan daging, sambil melihat kakaknya yang sedang memasak semangkuk sup, bertanya, “Kak, tidak pertimbangkan untuk cepat menikah? Tinggal sendiri, tidak mempekerjakan pembantu, meski kemampuan masakmu lumayan, tapi dengan pekerjaanmu yang seabrek, lebih baik ada pendamping hidup kan?”
“Aku belum punya rencana menikah dalam waktu dekat. Justru Xingchen, apakah ada gadis yang kamu sukai?”
“Mana ada… Siapa yang mau menyukai si ‘mata satu’ seperti aku…”
Kakak yang sedang mengaduk kuah sup menghentikan tangannya. Ia diam sejenak, tiba-tiba berkata, “Xingchen, tentang matamu itu, aku…”
“Jangan bicara lagi.” Xingchen menggelengkan kepala, “Itu bukan salah Kakak.”
Ya, itu bukan salah Kakak. Xingchen juga sangat menyadari hal ini, tapi... saat mengucapkan kalimat ini, dia merasa dirinya sangat munafik. Dalam timbangan kebencian di hati, sebenarnya dia lebih memihak Kakak dibandingkan Ibu. Meski tahu pemikiran ini negatif dan buruk, dia tak bisa menghentikannya.
Malam tiba, semua makanan telah siap. Di ruang makan, kedua saudara itu duduk berhadapan. Hidangan di meja adalah hasil kerja keras mereka berdua.
Tiba-tiba Xingchen merasa pilu di hati...
Akankah ini menjadi makan malam terakhir bersama Kakak? Beberapa hari lagi, dia harus menjalankan instruksi tulisan darah...
“Kak...” Mata Xingchen terlihat agak basah setelah mulai menyumpit, “Ke depannya, urusan Ayah Ibu akan kuserahkan padamu...”
“Hmm, tentu saja... Tapi kenapa kau berkata begitu? Bukankah kau juga harus merawat mereka?”
“Aku? Mana bisa seperti Kakak yang begitu berbakat... Aku, sungguh, sangat iri padamu, Kak... Bisa disayangi Ibu seperti itu...”
Xingyan mengambilkan sepotong daging merah untuk Xingchen, “Apa yang kau bicarakan? Belum minum alkohol sudah mabuk? Iri apa? Makanlah.”
Makan malam ini terasa cukup hangat.
Sudah lewat pukul sepuluh malam, keduanya tidak berminat menonton acara Chunwan. Xingyan ingin pergi ke ruang perpustakaan untuk melanjutkan pekerjaan. Setelah tahun baru, jadwal tetap padat karena sekolah akan mengadakan beberapa diskusi akademik. Xingchen juga tidak dalam suasana hati yang baik. Awalnya dia berencana kembali ke apartemen, tapi akhirnya memutuskan menginap di villa ini semalam.
Setelah berpisah dengan Kakak, dia berjalan menyusuri koridor panjang menuju lantai dua, mengikuti ingatannya menuju ruangannya.
Villa yang luas dan megah ini terasa sangat sepi di saat-saat seperti ini, apalagi sudah larut malam...
Xingchen tak bisa menahan tubuhnya yang mulai gemetar.
“Bodoh sekali... Ini kan bukan sedang menjalankan instruksi tulisan darah, takut apaan sih..."
Pada saat itu... Di belakang punggung Xingchen, di sebuah tikungan koridor, muncul goresan darah yang terseret!
Goresan darah itu terus meregang di permukaan tanah, mengejar Xingchen dari belakang!
Dan siluet goresan darah itu jelas-jelas menunjukkan... seorang manusia yang merangkak di lantai!
Min saat ini sedang berada di ruangannya sendiri di apartemen. Keputusan untuk menemui Shen Yu hari ini juga dibuat setelah dia mengumpulkan banyak keberanian.
Namun kenyataan membuktikan, Shen Yu tetap tidak bisa menghadapi dirinya sendiri dan melepaskan simpul di hati itu.
Hal itu bisa dimaklumi, mengingat hubunganku dengannya adalah hubungan yang seperti itu...
Saat itu, dia berbaring sendirian di ranjang. Meski tahu banyak penghuni pergi ke rumah Hua Liancheng untuk makan malam tahun baru, ambisinya sama sekali tidak ada.
Jika tidak bersama Shen Yu, dia tidak bisa makan apapun.
Dia mengambil paket bergambar yang ada di atas meja, perlahan-lahan merobek bungkus luarnya. Dia ingin melihat, gambar apa yang Shen Yu berikan padanya...
## JILID 8 JANGAN MENENGOK KE BELAKANG BAB 8 NASIHAT DARI YANG TAK DIKENAL
Tanggal 4 Februari tiba.
Liu Xiang saat ini sedang berada di rumah Xingchen, ketiga orang lainnya juga ada. Mereka sedang mendiskusikan bagaimana menghadapi situasi kali ini.
"Bagaimana dengan investigasi rutin?" Liu Xiang pertama bertanya pada Lu Ye: "Ada petunjuk apa?"
"Tidak ada..." Lu Ye menggelengkan kepala: "Tidak ada hal yang terlalu mencuri perhatian. Kompleks bangunan ilegal itu memang ada beberapa sengketa selama proses pembongkaran, terutama terkait beberapa penghuni yang menolak pindah..."
Di area itu selama proses pembongkaran, tidak terjadi kecelakaan mematikan apalagi fenomena supranatural.
Masih tetap seperti itu ya...
"Sungguh aneh..." Lu Ye berkomentar dengan perasaan: "Dalam film horor atau novel biasa, hantu biasanya punya latar belakang tertentu. Tapi misi darah yang dikeluarkan apartemen kebanyakan sepertinya..."
"Tidak..." Liu Xiang menggelengkan kepala: "Lu Ye, karena kamu baru masuk apartemen akhir tahun lalu, mungkin kurang tahu. Sebenarnya tidak ada pola yang jelas. Saat saya bergabung, pernah bertanya pada Loushang Li Yin tentang hal ini. Dia bilang Loushang sebelumnya Xia Yuan pernah mengatakan, apakah hantu dalam misi darah punya latar belakang yang bisa dilacak, umumnya probabilitasnya 50-50. Tapi dalam setahun terakhir, sepertinya hantu tanpa latar belakang semakin banyak..."
“Menurut saya, hantu atau semacamnya mungkin merupakan energi fluktuasi dari gelombang otak manusia.” Lu Ye tiba-tiba melanjutkan: “Sebenarnya fenomena hantu terdengar mistis, tapi sebenarnya mungkin hanya dipersepsikan demikian oleh orang yang tidak paham. Jika lampu listrik ada di zaman ratusan tahun lalu, pasti akan dianggap seperti sihir atau sesuatu yang ajaib. Hantu juga begitu... Mungkin terbentuk dari bayangan sisa atau energi gelombang otak orang yang meninggal dengan keinginan kuat...”
“Hipotesis seperti ini sudah pernah disebutkan dalam fiksi ilmiah...” Bian Xingchen menyela: “Lagipula, penjelasan ilmiah tidak relevan. Bagi Apartemen, selain mencari jalan keluar atau beruntung bisa kembali tepat waktu, tidak ada cara lain...”
Lokasinya tidak terlalu jauh dari kompleks tempat Apartemen berada. Dengan naik kereta bawah tanah bisa sampai dalam setengah jam. Biasanya, para penghuni memilih berangkat lebih sore saat menjalankan misi darah agar punya waktu cukup untuk kembali ke Apartemen setelah misi selesai. Soalnya, selain durasi yang ditentukan instruksi darah, waktu di luar Apartemen tetap dihitung dalam batas 48 jam.
Karena alasan ini pula, untuk misi darah pertama sampai kelima, lokasi biasanya tidak terlalu jauh dari Kota K. Apartemen umumnya menetapkan lokasi yang bisa dijangkau transportasi modern dalam 48 jam. Paling jauh hanya sampai provinsi tetangga.
"Tapi setelah ke-enam sampai ke-sepuluh kali, mungkin akan diatur ke tempat yang lebih jauh. Selama naik pesawat, meskipun sejauh negara Eropa atau Amerika, bisa dicapai dalam 48 jam. Untuk apartemen, membantu mengurus paspor mereka pasti tidak masalah. Tapi ini urusan nanti."
"Tentu kali ini di dalam kota, mempertimbangkan keadaan darurat, semua memilih berangkat pukul lima sore. Setelah makan malam, lima orang berkumpul di lantai dasar. Pergi lebih awal tidak ada gunanya, malah berbahaya."
"Sekitar pukul empat sore, Xing Chen mengeluarkan pizza yang sudah dihangatkan dari microwave, meletakkannya di meja sambil berkata ke Liu Xiang: 'A Xiang, makanlah, pizza ini pakai keju kental dan jamur. Aku ingat kamu suka pizza keju kan?'"
"En, terima kasih." Liu Xiang adalah orang yang sangat bersemangat. Sebelum masuk apartemen, pekerjaannya sebagai pekerja sosial yang selalu aktif membantu orang. Meski sempat ketakutan setelah masuk apartemen, dia akhirnya bisa bangkit lagi.
"Bagi penghuni, hambatan mental tidak kalah sulit dari misi darah. Banyak yang menjadi gila atau bunuh diri karena tidak tahan dengan horor apartemen ini."
"Liu Xiang adalah penghuni paling optimis yang pernah Xing Chen lihat selain Xia Xiaomei."
"'A Xiang...' Xing Chen memotong pizza dengan pisau dan memberikannya ke Liu Xiang: 'Waktu itu benar-benar terima kasih... Kalau bukan karena kamu menarik tanganku, mungkin aku sudah diseret hantu Baju Hitam ke ruang bawah tanah...'"
"'Tidak apa... Aku juga sangat ketakutan waktu itu...'"
Setelah menggigit pizza sekali lagi, Xingchen melanjutkan: "Kali ini... aku sudah memeriksa peta dengan teliti... Area dari Jalan Zhengtian sampai Jalan Beiyao kira-kira seluas komunitas besar. Saat ini proyek pembongkaran sudah selesai sekitar sepertiga, di sana banyak bangunan terbengkalai yang bisa kita gunakan untuk bersembunyi."
"Hmm..." Liu Xiang mengunyah pizza, lalu berkata: "Lalu?"
"Aku... mengusulkan agar kita tidak terus berkumpul bersama, tapi menyebar untuk beraktivitas."
Liu Xiang hampir tersedak, buru-buru bertanya: "Ber... berpencar?"
"Benar." Xingchen melanjutkan: "Meskipun ada banyak bangunan kosong, karena proyek pembongkaran sudah berjalan sebagian, ada juga banyak area terbuka. Apalagi hantu mungkin terus melacak target. Dalam situasi ini, jika kita berkumpul bersama, hantu bisa leluasa menyerang. Tapi jika kita berpencar, efeknya akan lebih baik. Lagipula lawan kita adalah hantu, sekumpulan manusia pun tidak akan berguna."
"Begitu ya..."
"Apartemen harus memberi petunjuk jalan keluar dulu sebelum mengizinkan hantu membunuh kita. Loushang Li Yin sudah sering menyebutkan ini, dan Ke Yinye juga setuju. Keduanya sangat berbakat - satu sudah menjalankan 6 misi darah, satu lagi 4 misi darah... Pengalaman mereka sangat luar biasa."
"Dengan kata lain... Jika lima orang berpencar, apartemen harus memberi misi darah satu per satu, lalu mengatur urutan serangan hantu... Ini bisa mengulur waktu. Kali ini, durasi instruksi tulisan darah total 4 jam... Mengulur waktu adalah strategi terbaik untuk misi darah jangka pendek."
"Tapi 4 jam juga cukup untuk hantu membunuh kita semua..."
“Tidak, memberikan misi darah hanyalah langkah pertama. Apartemen akan memberi kita waktu untuk berpikir. Tentu waktunya bervariasi, yang kemampuan berpikirnya lebih rendah mungkin akan diselesaikan lebih dulu……”
Kemudian, tepat pukul empat, mereka memasuki lift dan mulai turun.
Saat masuk ke dalam lift, tepat setelah pintu lift tertutup, tiba-tiba Liu Xiang bertanya pada Xingchen: “Ngomong-ngomong… kamu, malam tahun baru kemarin menemui kakakmu ya?”
“Hmm…” Xingchen mengangguk: “Dengan dia di sana, bahkan jika aku benar-benar… pergi, aku yakin dia bisa merawat orang tuaku.”
“Jangan bicara seperti itu…” Liu Xiang menggelengkan kepala, memegang bahunya: “Kita tidak akan mati, ini baru misi darah kedua kan?”
Setelah sampai di lantai bawah, pintu lift terbuka. Xingchen dan Liu Xiang keluar. Sun Jian sudah menunggu di lobi. Penampilannya masih berantakan, anting di telinga, liontin tengkorak di dada, sebatang rokok di mulut. Tapi jelas terlihat gugup: tubuhnya terus gemetar, wajah pucat. Di lantai sudah ada dua puntung rokok.
Sun Jian melihat Xingchen dan Liu Xiang mendekat, segera melepas rokoknya: “Kalian datang? Dua orang lainnya?”
“Seharusnya segera turun… sudah waktunya……”
Tiba-tiba pintu lift lain terbuka. Lu Ye dan Wen Xuehui keluar. Sekarang semua sudah lengkap.
Saat hendak berangkat, tiba-tiba Liu Xiang melihat di meja kopi lobi terdapat… selembar kertas. Dia mengambilnya, di atasnya tertulis barisan huruf tercetak.
"Peringatan untuk penghuni yang menjalankan misi darah di area Jalan Xiantian: Selama misi darah berlangsung, apapun yang terjadi, jangan sekali-kali menoleh ke belakang. Ingat, apapun yang terjadi!"
Di kertas itu hanya ada satu baris tulisan.
"Apa yang terjadi?" Liu Xiang bingung menyerahkan kertas ke penghuni lain. Semua terlihat kebingungan.
Jika ini adalah instruksi misi darah dari apartemen, seaneh apapun pasti tidak akan ditanggapi. Tapi ini jelas buatan manusia, ditulis oleh seorang penghuni lalu ditaruh di sini?
"Ini lelucon apa?" Sun Jian merenggut kertas itu, "Kita... buat apa percaya hal begini? Pasti ada penghuni yang sengaja menulisnya."
"Lalu apa untungnya bagi penghuni itu?" Liu Xiang tak mengerti, "Aku tidak paham alasan seseorang melakukan ini."
"Sangat mencurigakan." Xingchen menerima kertas itu, "Ini kertas A4 biasa. Jelas ada penghuni yang sengaja mencetak agar kita tidak bisa melacak penulisnya..."
Apapun yang terjadi jangan menoleh?
Dari misi darah saja tidak bisa ditarik kesimpulan ini. Survei di lokasi pembongkaran pun tidak menemukan rumor hantu terkait "menoleh" atau semacamnya. Tapi waktunya memang terbatas, mungkin ada hal yang belum sempat diselidiki.
Jangan-jangan ada penghuni yang menemukan sesuatu?
Xingchen meremas kertas itu dengan erat, perasaan gelisah menyelimutinya.
"Masih ada waktu," dia segera memutuskan, "Kumpulkan semua penghuni untuk ditanya, siapa yang menaruh kertas ini? Atau konsultasikan dengan Li Yin. Jika benar ada penghuni yang tahu informasi internal..."
Jika benar ada yang tahu rahasia...
"Misi darah terlalu mengerikan, sedikit saja kelalaian bisa berakibat kematian. Tidak ada yang berani mempertaruhkan nyawa. Jika benar ada yang menemukan petunjuk terkait jalan keluar, tentu tidak boleh diabaikan. Meski kemungkinannya sangat kecil."
"Baiklah..." Liu Xiang juga menyetujui hal ini.
Kemudian, pertama-tama mereka menelepon Li Yin. Lalu Li Yin mengirim pesan singkat ke semua penghuni melalui ponsel, memberitahukan hal tersebut. Penghuni yang masih berada di apartemen segera berkumpul di lobi lantai dasar.
Setelah semua berkumpul, waktu yang dibutuhkan sekitar setengah jam.
Li Yin memeriksa kertas itu dengan cermat, berkata: "Ini benar-benar kertas A4 biasa..."
Lalu dia bertanya kepada para penghuni: "Siapa? Siapa yang menaruh kertas ini?"
Tapi semua penghuni diam seribu bahasa, tak ada satupun yang bereaksi.
"Tidak ada yang mengaku?" Li Yin kembali memeriksa daftar nama penghuni di tangannya. Tidak ada yang absen. Jadi... apakah penghuni itu menyembunyikan sesuatu?
Di apartemen tidak mungkin ada hantu. Jika ingin memberi informasi ke penghuni bisa menggunakan tulisan darah di dinding. Apalagi kertas cetakan ini... jelas buatan manusia.
Seorang penghuni mengetahui informasi rahasia tentang misi darah! Tapi mengapa tidak diungkapkan?
"Penghuni itu mungkin mendapat informasi melalui cara khusus yang tidak bisa diberitahukan ke orang lain..." tiba-tiba Yin Ye berbicara: "Kalau tidak, tidak masuk akal tidak mengatakannya secara terbuka."
"Atau..." Yinyu di belakang Yin Ye menambahkan: "Dia punya permusuhan dengan penghuni lain dan sengaja menyesatkan dengan kertas ini, meski kemungkinannya kecil. Tapi tetap tidak bisa diabaikan sepenuhnya."
Singkatnya, tidak ada bukti yang menunjukkan isi kertas tersebut benar adanya.
"Tidak boleh menoleh ke belakang kapan pun?" Bagaimana jika hantu sudah berada di belakang? Ini jelas "nasihat" mematikan. "Tidak peduli situasi apa pun"?
"Siapa yang pernah datang ke lobi lantai dasar?" Li Yin mengamati para penghuni, "Siapa?"
Tidak ada yang bereaksi.
Ada yang berbohong. Seseorang mencetak konten ini, lalu menaruhnya di lobi lantai dasar... Mungkin memeriksa komputer penghuni juga tidak berguna, pasti dokumen cetak dan riwayat sudah dihapus.
Jika kertas ini benar...
Jika ini benar...
Lalu apa artinya?
Penghuni, pasti semua manusia, manusia dari daging dan darah. Manusia tidak mungkin tahu pengaturan khusus apartemen, tidak ada yang bisa mengetahui.
Jika ada rumor mistis tentang larangan menoleh di sana mungkin bisa dimaklumi. Tapi kenyataannya, di sana selalu ada tim pembongkaran, baru sepi karena tahun baru. Apakah tim pembongkaran itu tidak pernah menoleh? Jadi rumor mistis seperti ini tidak realistis.
Aneh...
Sangat aneh...
Li Yin menatap kertas itu dengan tajam, matanya seolah menyemburkan api...
Jangan-jangan...
Di antara penghuni ada yang bisa memahami kehendak apartemen? Dilakukan untuk menyelamatkan penghuni tapi tak ingin ketahuan?
Jika benar ada orang seperti itu, melewati misi darah akan jadi mudah.
Orang ini...
Siapa sebenarnya?
## JILID 8 JANGAN MENOLEH BAB 9 BENAR ATAU PALSU?
“Kalian pergi duluan.” Li Yin menyerahkan kertas kepada Xingchen, berkata: "Isi di dalamnya juga jangan langsung dipercaya, tapi bisa jadi referensi. Aku akan terus menyelidiki hal ini, jika ada perkembangan baru akan segera menelepon kalian."
“Baik…” Xingchen mengangguk mengambil kertas itu, lalu berkata ke orang di belakangnya: "Kalau begitu... kita pergi dulu."
Sudah lewat pukul lima. Meski masih ada tiga jam, jika terjadi hal darurat dan tidak bisa sampai tepat waktu, kematian akan sangat sia-sia. Siapa tahu tiba-tiba terjadi kecelakaan kereta bawah tanah...
Setelah meninggalkan apartemen, Xingchen terus-menerus membolak-balik kertas itu. Tulisan dengan nada seolah tidak boleh disangsikan sama sekali benar-benar membuat jantung berdebar.
“Kurasa, lebih baik kita lakukan sesuai petunjuk di kertas ini.” Wen Xuehui berbicara: "Menurutku... seharusnya ini tidak palsu..."
“Diam!” Sun Jian melototi dengannya dengan garang, lalu mengambil sebatang rokok lagi dan menyalakannya.
Sekitar pukul setengah enam, kereta bawah tanah tiba di Jalan Zhen Tian. Setelah keluar stasiun, kelima wajah mereka pucat, pikiran terus menerumbah ke isi kertas itu.
Jangan menoleh ke belakang...
Bagaimanapun keadaannya, jangan menoleh ke belakang...
Kalau sampai menoleh, apa yang akan terjadi? Akibat apa yang timbul? Hanya membayangkan saja sudah membuat merinding. Hingga tadi mereka hampir saja kebablasan stasiun.
Setelah keluar dari stasiun, menyusuri Jalan Zhen Tian, ketiganya pergi dulu ke toko terdekat, menunggu hingga waktu yang ditentukan baru mendekati lokasi.
Waktu berlahan berjalan, Xingchen dan Liu Xiang terus mendiskusikan kertas itu. Wen Xuehui dan Lu Ye terus melihat ponsel, berharap Li Yin segera menelepon.
Saat ini Li Yin, Ying Ziyue, Ke Yinye dan Ke Yinyu berada di Kamar 404.
Isi kertas tersebut telah ditulis ulang di kertas lain dan diletakkan di atas meja di antara mereka. Setiap orang saling mengamati ekspresi wajah lawannya.
"Menurutku isi kertas ini tidak palsu." Yinye pertama kali memecah keheningan: "Kamu juga berpikir begitu kan? Loushang Li Yin?"
Li Yin menganggukkan kepala.
"Bohong sama sekali tidak ada gunanya. Misi darah kali ini tidak melibatkan perebutan fragmen kontrak neraka. Jika isi kertas ini palsu, bisa dibilang merugikan orang lain tanpa keuntungan sendiri, dan kebohongannya terlalu kacau."
"Aku sependapat." Ziye berbicara: "Jika para penghuni ini mati karena tertipu kebohongan... tidak ada yang akan mendapat keuntungan. Bahkan penghuni yang ikut pun tidak akan diuntungkan. Artinya..."
Isi kertas itu benar.
Kemungkinan terbesar saat ini adalah, seorang penghuni tertentu telah menemukan metode untuk mengantisipasi misteri instruksi tulisan darah, atau berhubungan dengan sosok yang bisa memprediksi fenomena tulisan darah! Apapun itu, harus diselidiki!
Harus segera mengumpulkan semua penghuni untuk ditanyai detail tentang aktivitas mereka belakangan ini. Tapi sekarang jumlah penghuni apartemen terlalu banyak, sulit menilai. Ditambah masalah komunikasi, riwayat panggilan di HP bisa dihapus kapan saja, belum lagi komputer...
Sangat sulit untuk menyaring satu per satu.
Tidak ada yang bisa menjamin melalui jalur atau cara apa kontak terjadi. Tapi investigasi harus dilakukan!
Penghuni ini menggunakan metode apa untuk memahami fenomena misi darah... Sepertinya lebih diidamkan daripada fragmen Kontrak Neraka! Ini seperti cheat engine dalam permainan!
Waktu terus berjalan, sudah mendekati pukul delapan. Kelima orang meninggalkan toko dan menuju ke area Jalan Shindou.
Mereka segera tiba di dekat kompleks bangunan yang akan dibongkar. Sekitar sini hampir semua rumah petak, nyaris tak terlihat bangunan tinggi. Melewati dua rumah petak pendek, mereka memasuki...
Kawasan rumah-rumah terbengkalai itu.
Suasana sekitar benar-benar sunyi yang membuat merinding. Memandang ke sekeliling, hanya ada rumah-rumah petak yang masih dalam pembangunan, di malam hari ini tak ada tanda kehidupan. Tanah dipenuhi batu kerikil, lumpur, dan beberapa peralatan konstruksi.
Faktanya di sekitar sini hampir tidak ada kawasan komersial, beberapa jalan sepi tanpa toko atau restoran, rumah-rumah biasa pun nyaris tak terlihat orang berlalu-lalang. Beberapa jalan tersebut sudah memberikan kesan sangat menyeramkan.
Kesunyian sekitar seolah memasuki dunia tanpa suara. Karena lokasinya yang terpencil, di malam hari ini hampir tidak ada penerangan, wajah orang di depan pun sulit terlihat jelas.
Sangat sulit membayangkan ini masih dalam wilayah kota besar.
Angin berhembus membawa debu tanah, menginjak-injak batu dan lumpur di tanah, kelima orang mulai berjalan perlahan.
Menurut rencana awal Xingchen, mereka akan berpisah. Tapi setelah melihat kertas itu, tak ada yang mau melakukannya. Jika benar-benar tidak boleh menoleh, setidaknya bisa meminta orang lain melihat ke belakang untukmu.
“Rumah-rumah di sekeliling hampir semua sudah hancur berantakan, di mana-mana terdapat tumpukan sampah bangunan yang menggunung. Tidak ada jalan yang mudah dilalui, semakin maju berjalan, jalannya semakin curam dan tidak rata.”
“Dan, tidak ada satu pun yang berani menoleh ke belakang. Kertas itu masih sangat mempengaruhi mereka.”
“Lima orang, saat ini masing-masing memegang pisau tajam, bahkan Lu Ye membawa stun gun untuk wanita anti-pelecehan. Lima orang ini hampir setiap langkah selalu melihat sekeliling… tapi tak ada yang berani menoleh ke belakang.”
“Sebenarnya, tidak harus benar-benar menoleh. Jika merasa ada yang di belakang, bisa menggunakan ponsel untuk memotret pemandangan belakang. Lagipula hantu yang tak terlihat mungkin justru bisa terlihat melalui ponsel.”
“Tentu ini hanya penghiburan diri belaka.”
“Kita… kita sudah masuk…” Wen Xuehui berbicara dengan gemetar, mengingat dia hanya pernah menjalani satu kali misi darah, pengalamannya sangat kurang.
“Jarak 10 meter, lima orang ini ternyata membutuhkan waktu satu menit.”
“Rasa takut terus menekan saraf setiap orang, pisau di tangan semakin erat digenggam. Bahkan, sesekali mereka mengayunkan pisau ke belakang.”
“Saat ini lima orang sedang melewati dinding bangunan dua lantai. Dinding itu sudah dibongkar membentuk lubang besar, di dalamnya hanya ada perabot rusak. Di dinding terdapat coret-coretan tak jelas.”
“Bagaimana jika kita sembunyi di sini?” Lu Ye segera mengusulkan: “Berkeliaran di luar terlalu mudah terlihat…”
“Tidak bisa masuk ke tempat yang ada lubang di dinding,” Liu Xiang segera menolak usulan itu, berkata: “Lebih baik cari rumah yang relatif lebih utuh.”
Setelah berjalan beberapa saat, terlihat... dua rumah di depan, salah satunya terlihat cukup utuh dengan pintu yang terbuka sedikit. Kelima orang itu segera berlari ke sana dan masuk.
Kemudian, mereka menutup pintu besar itu.
Rumah ini juga memiliki dua lantai.
Setelah masuk, Liu Xiang secara refleks ingin menengok untuk memastikan pintu sudah tertutup. Lehernya baru berputar sedikit langsung berhenti, hatinya berteriak "sial".
Tangga terletak di samping. Di dalam rumah hampir tidak ada perabotan, hanya lemari reyot di tengah ruangan. Pintu lemarinya juga terbuka lebar, tidak perlu khawatir ada 'hantu' di dalamnya.
Liu Xiang dan Xingchen memutuskan naik ke lantai atas melalui tangga itu untuk memeriksa.
Jika tidak ada masalah, mereka akan bersembunyi di sini sementara.
Saat menaiki tangga, hati keduanya berdebar-debar... Takut akan bertemu hantu di atas. Tapi untungnya, saat sampai di lantai atas, tidak ada apa-apa.
Kemudian mereka harus turun. Karena takut menengok, keduanya menuruni tangga dengan mundur.
Setelah turun, Liu Xiang berkata: “Tenang, kita bisa sementara di... di...”
Di depan... lantai satu kosong melompong.
Tidak ada seorang pun.
## Jilid 8 Jangan Menengok Bab 10 Yang di Belakang Adalah... (1)
Xingchen dan Liu Xiang membelalakkan mata, memandangi lantai satu yang kosong.
Tiga orang... lenyap tanpa jejak!
Ke mana mereka pergi?
Xingchen yang merasakan dingin menyelimuti tubuhnya, berlari keluar dari bangunan itu dan mencari ke mana-mana, tapi tidak menemukan jejak siapa pun. Apa yang sebenarnya terjadi?
“Xingchen kembali berjalan ke dalam gedung, namun……”
Saat membuka pintu, Liu Xiang tiba-tiba menghilang.
“A Xiang……”
“Hei, A Xiang!”
Wajah Xingchen berubah pucat pasi, langsung berlari menaiki tangga, tapi... di atas juga tidak ada siapa-siapa!
Menghilang... mereka semua benar-benar menghilang...
Di saat yang sama, Liu Xiang juga bingung tak karuan. Setelah melihat Xingchen berlari keluar, dia juga segera menyusul keluar dari gedung ini, tapi... saat sampai di luar, sama sekali tidak menemukan Xingchen.
Xingchen begitu saja lenyap!
Liu Xiang mencari ke segala penjuru, tetap tidak melihat Xingchen. Jangan-jangan... dia juga sudah...
Dengan sisa harapan terakhir, Liu Xiang mengeluarkan ponselnya ingin menghubungi Xingchen, tapi... telepon sama sekali tidak bisa tersambung. Apakah... keempat mereka sudah mati?
Tidak mungkin!
Petunjuk jalan keluar seharusnya belum muncul, apalagi tidak mungkin baru saja dimulai langsung membunuh empat orang sekaligus! Jika kesulitannya setinggi itu, pasti akan seperti misi darah persimpangan salib yang pernah diterima Xia Yuan dulu, berakhir dalam waktu singkat.
Liu Xiang cepat-cepat menenangkan diri dan mulai menganalisis situasi saat ini.
Sebelum masuk apartemen, dia adalah analis pasar yang memiliki pemikiran sangat tajam dan fleksibel. Saat menjalankan misi darah bersama Xingchen sebelumnya, dialah yang pertama kali menemukan jalan keluar sehingga bisa kembali ke apartemen bersama Xingchen.
“Tenang... tenang...”
Liu Xiang tahu jika panik, malah akan terjerumus dalam bencana yang lebih besar. Lalu... kemana Xingchen pergi? Dan kemana tiga orang lainnya?
Saat ini, Wen Xuehui dan dua orang lainnya sedang menunggu di lantai satu gedung tersebut untuk kedatangan Xingchen dan Liu Xiang.
“Lambat sekali, sudah lima menit berlalu,” Lu Ye melihat jam tangannya berkata: “Mereka berdua masih belum turun? Jangan-jangan menemukan sesuatu di atas?”
“Bagaimana kalau kita naik untuk melihat?” Sun Jian juga mulai tidak sabar: “Tidak bisa teriak memanggil mereka turun, nanti akan didengar oleh ‘hantu’.”
Berada di tempat yang akan muncul hantu pada waktu seperti ini, ketiga orang itu merasa seperti terperangkap dalam gudang es. Ini juga terkait dengan mereka yang baru saja memasuki apartemen, terlihat dari fakta bahwa mereka masih membawa pisau. Penghuni senior pasti tidak akan melakukan hal sia-sia seperti itu, karena mustahil ada hantu yang bisa dilukai dengan pisau.
Lu Ye setuju, lalu dia berkata: “Kalau begitu kita bertiga naik bersama saja, Nona Wen pasti takut jika tinggal sendirian di bawah kan?”
Wen Xuehui tentu saja takut. Dia pun mengikuti kedua pria itu naik ke lantai dua.
Hasilnya bisa ditebak, ketiganya tidak melihat apapun di lantai dua.
“Tida... Tidak mungkin?” Lu Ye terkejut, matanya melirik ke segala penjuru, tapi lantai dua yang kosong ini benar-benar sepi! Pikirannya langsung kacau...
Ada apa ini?
Mengapa dua orang itu tiba-tiba menghilang? Tidak mungkin mereka melompat dari jendela lantai dua kan?
Kalau begitu...
Sebuah kemungkinan sederhana muncul di benaknya.
Ada hantu di lantai dua ini!
“Aku... kita, kita harus cepat lari!”
Untungnya di saat genting mereka masih ingat untuk tidak menoleh, ketiganya turun tangga sambil berjalan mundur, kabur dari rumah itu sambil terus lari ke belakang.
Harus menjauh sejauh mungkin dari rumah ini!
“Yang berlari paling depan adalah Sun Jian, fisiknya juga yang terbaik. Tak lama kemudian dia sudah meninggalkan bangunan itu jauh di belakang. Baru berhenti ketika sudah kehabisan tenaga sama sekali.”
“Setelah susah payah mengatur napas, tiba-tiba dia merasa heran. Di belakang... Kenapa tidak ada suara sama sekali?”
“Tapi dia tidak berani menengok. Akhirnya berkata, "Lu Ye... Wen Xuehui... Kalian, kalian masih di sini?"”
“Tidak ada yang menjawab.”
“"Lu... Lu Ye, jangan nakut-nakuti aku... Wen Xuehui juga, kenapa kamu diam saja?... Hei, setidaknya bicaralah..."”
“Waktu yang sangat panjang berlalu, tetap tidak ada jawaban.”
“Rasa takut mulai menekan saraf Sun Jian. Dia belum lama masuk apartemen. Li Yin sering menekankan bahwa misi darah tidak menakutkan, yang menakutkan sebenarnya adalah ketakutan penghuni sendiri. Asal bisa menemukan jalan keluar, pasti bisa selamat. Ditambah pengalaman Li Yin sendiri yang telah menjalani enam misi darah, perkataannya sangat meyakinkan dan menenangkan banyak penghuni.”
“Bayangkan, masuk ke apartemen seperti ini, orang normal pasti sudah stres berat. Apalagi bisa berpikir jernih mencari jalan keluar dalam misi darah? Li Yin selalu berpendapat bahwa mental penghuni sangat penting dalam menjalani misi darah. Setiap minggu dia mengadakan beberapa rapat di apartemen untuk menganalisis pola jalan keluar, mengevaluasi misi darah bulanan, dan yang terpenting... konseling psikologis untuk penghuni.”
“Dengan pengalaman pribadinya, Li Yin membimbing penghuni yang putus asa agar menemukan secercah harapan, sehingga bisa bertahan hidup.”
Bisa dikatakan, posisi Li Yin di apartemen saat ini sudah sepenuhnya menggantikan Xia Yuan di masa lalu, bahkan lebih unggul!
Sun Jian langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Li Yin begitu memikirkan hal ini. Melaporkan situasi di sini mungkin memberikan secercah harapan. Li Yin pernah bilang, jika ada masalah telepon saja dan jelaskan detail misi darah, biar dia analisis jalan keluar.
Tapi telepon sama sekali tidak bisa tersambung!
Hilangnya harapan terbesar yaitu Li Yin membuat Sun Jian seperti terjatuh ke jurang! Kakinya sudah gemetaran sebelum bertemu apa pun.
Saat ini, meski hantu belum muncul, otak Sun Jian mulai membanjiri imajinasi mengerikan. Kesunyian di sekitar terasa seperti sangkar raksasa. Dia merasa jika menengok ke belakang, mungkin akan melihat wajah hantu yang mengerikan sedang mengawasinya!
Di waktu yang sama...
Lu Ye awalnya berlari di belakang Sun Jian dan Wen Xuehui. Tapi semakin lama dia merasa kelelahan, berhenti sebentar sambil menunduk, ketika mengangkat kepala lagi...
Dua orang di depannya sudah menghilang!
Bagaimana mungkin?
Hanya dalam sekejap mata!
Lu Ye mundur ketakutan, mulai curiga ada hantu galak pencabut nyawa di depan!
Dia semakin cepat mundur, tapi sama sekali tidak berani menengok ke belakang.
Wen Xuehui yang sedang berlari juga menyadari Sun Jian di depannya hilang. Tidak berani melihat ke belakang... Tapi dia juga terjebak dalam teror mencekam.
Lima orang...
Tercerai-berai semua!
Xingchen saat ini sudah mulai tenang……Dia mengamati sekitarnya dengan cermat, merasa……lebih baik tidak masuk ke dalam gedung lagi. Sebenarnya, baik di dalam gedung maupun di luar, tidak ada bedanya. Apakah hantu tidak mungkin bersembunyi di dalam gedung?
Yang penting adalah……menemukan jalan keluar!
Jangan takut……jangan takut……ketakutanlah yang paling layak ditakuti……
Setelah menarik napas dalam beberapa kali, jantung Xingchen masih berdegup kencang. Dia menggenggam erat pisau di tangannya, berkata: "A Xiang……kau, pasti masih hidup kan……"
Meski mengenal Liu Xiang kurang dari setahun, karena pernah mengalami hidup dan mati bersama, hubungan mereka justru seperti saudara seperjuangan.
Sejak saat itu, dia dan A Xiang selalu sangat dekat, dan banyak bercerita. Termasuk……masalah dengan Kakak.
Dia yakin A Xiang pasti masih hidup.
Menggenggam erat pisaunya, dia menelan ludah dan melanjutkan langkah. Sambil mengeluarkan cermin kecil, mengarahkannya ke belakang.
Tidak boleh menengok, tapi tidak dilarang pakai cermin untuk melihat belakang kan?
Cermin adalah alat wajib bagi banyak penghuni saat menjalankan misi darah. Xingchen tentu membawanya kali ini.
Cermin itu memperlihatkan belakang yang kosong. Tapi, bayangan di cermin tak bisa sepenuhnya dipercaya. Siapa tahu hantu bisa menipu? Dulu, Yang Lin di Gunung Huayan membuat cermin dari botol air mineral, mengira aman-aman saja. Padahal tindakannya itu justru menggali kubur sendiri.
Xingchen juga setengah percaya pada bayangan di cermin.
Dia juga mencoba menelepon Li Yin, tapi tidak tersambung. Ada apa sebenarnya?
Fenomena aneh semakin banyak bermunculan……
“Xingchen terus berpikir, jika hantu muncul, apa yang harus dilakukannya? Menghunus pisau dan menusuknya? Sebenarnya pisau itu hanya untuk menambah keberanian. Hantu asli mana bisa dilukai secara fisik?”
“Tepat pada saat itu…”
“Tiba-tiba, retakan muncul di permukaan cermin itu. Lalu… retakan itu terus melebar hingga akhirnya pecah berkeping-keping!”
“Xingchen memandangi cermin yang hancur itu, terpaku beberapa saat tak bisa berkata-kata…”
“Jika sebelumnya dia masih meragukan instruksi ‘jangan menoleh’, kini keyakinannya mulai tumbuh… Tulisan di kertas itu mungkin benar…”
“Kalau tidak, mengapa cerminnya harus pecah?”
“Tanpa cermin, satu-satunya cara adalah menoleh untuk melihat…”
“Sambil memikirkan ini, dia mengeluarkan ponsel dan memeriksanya… Benar saja, lensa kameranya juga retak. Sama sekali tidak bisa digunakan.”
“Suasana mencekam menyelimuti kompleks bangunan tua yang terbengkalai ini.”
“Lima orang itu menunggu dengan gelisah akan momen mengerikan yang sebentar lagi tiba.”
“Kemudian…”
“Akhirnya, hal yang ditakuti pun terjadi.”
“Wen Xuehui berbelok di sebuah sudut, dihadapannya tiga rumah tua yang saling berdempetan. Salah satunya sudah setengah roboh, dinding luarnya hilang sama sekali.”
“Wen Xuehui perlahan mendekati tempat itu…”
“Tepat di saat itu, tiba-tiba dia mendengar…”
“Huu—”
“Dari belakang, terdengar jelas suara erangan panjang!”
“Seketika tubuh Wen Xuehui menjadi dingin membeku, seluruh badan kaku di tempat, langkah kakinya hanya terus berjalan secara mekanis.”
“Saat ini sudah pukul setengah sembilan malam, bahkan bulan di langit tertutup awan gelap, tak ada sedikitpun cahaya. Seharusnya ini hari kedua Tahun Baru, tapi tak ada satu pun kembang api yang terlihat di sekitar, kesepian yang terasa sangat menyeramkan.”
Wen Xuehui segera mempercepat langkahnya...
Tidak, jangan menoleh ke belakang... jangan menoleh...
Dia tidak berani langsung lari, karena... mungkin "benda" di belakang itu akan langsung mengejar!
Di depan ada kompleks bangunan... di sana, mungkin bisa kabur dengan memanfaatkan halangan bangunan...
"Huu——"
Sekali lagi terdengar suara helaan napas yang sangat jelas!
Wen Xuehui tidak ragu lagi, langsung berlari sekencang-kencangnya! Tak lama kemudian, dia sampai di belakang sebuah gedung!
Jangan menoleh ke belakang...
Jangan sama sekali menoleh ke belakang...
## Jilid 8 Jangan Menoleh Bab 11 Yang Di Belakang Adalah... (Bagian 2)
Xingchen benar-benar tidak mengerti, jika isi kertas itu benar... lalu siapa yang menulis kertas itu?
Apakah ada orang yang bisa memahami misteri di balik misi darah apartemen ini?
Benarkah ada orang hebat seperti itu?
Jika ada, mengapa tidak muncul terang-terangan dan menjelaskan sebab akibatnya? Atau ada alasan yang sulit diungkapkan... atau mungkin ini sebuah konspirasi?
Semakin lama berjalan, Xingchen merasa semakin gelap. Ini mulai mempengaruhi kemampuannya melihat jalan di depan... Tapi dia tidak berani mengeluarkan senter. Karena cahaya mungkin akan menarik...
Bagaimana jika menoleh ke belakang? Apakah akan langsung dibunuh hantu? Atau...
Saat ini Xingchen sedang berjalan di celah sempit antara dua rumah.
Celah ini sangat panjang. Awalnya Xingchen mengira tidak akan jauh, tapi setelah berjalan cukup lama juga belum sampai ujung, perkiraan minimal sekitar 20-30 meter.
Tiba-tiba dia melihat celah yang cukup jelas di sisi kanan rumah. Meski terlihat jelas, ukurannya tidak terlalu besar.
Xingchen perlahan mendekat, mengintip ke dalam melalui celah ini...
Pemandangan dalam rumah terlihat biasa saja, tampak sangat normal.
Celah ini persis cukup untuk dilewati satu orang. Entah mengapa, Xingchen memutuskan masuk.
Setelah masuk, ternyata rumah ini sangat luas. Ada banyak perabot kayu di sekitarnya, tapi tidak terlihat merek apapun, desainnya kuno. Mungkin dibuat khusus oleh tukang kayu?
Di depan Xingchen berdiri lemari kayu besar. Pintu lemari tertutup, dengan banyak retakan di permukaannya. Sekitar lemari ada beberapa perabot kayu lainnya.
Karena ruangan terlalu gelap, sulit memperkirakan luas sebenarnya. Xingchen berjalan pelan sambil terus menahan keinginan untuk menyalakan senter.
Petunjuk jalan keluar pasti ada di suatu tempat... Mungkin di sini?
Semakin jauh masuk ke kegelapan, rasa tegang Xingchen semakin memuncak...
Tiba-tiba kakinya menginap sesuatu yang keras. Dia buru-buru melihat ke bawah, tapi hanya melihat siluet samar.
Jangan-jangan ini mayat yang sudah mengeras...
Xingchen berusaha tidak panik. Dia melangkahi benda keras itu dan melanjutkan jalan, samar-samar melihat pintu di depan.
Sekrup pintu tampaknya sudah rusak, setengah menggantung terkulai ke lantai. Xing Chen mendekat dan membuka pintu. Di dalam masih gelap gulita, tidak bisa melihat jelas apa isinya.
Tapi dia merasa ruangan ini sepertinya cukup luas.
Langkah demi langkah... perlahan-lahan melangkah, Xing Chen bahkan tidak berani bernapas terlalu keras.
Tiba-tiba, kakinya menginap kosong, kaki kiri ternyata terbenam ke dalam lantai! Dia kaget setengah mati, butuh waktu lama baru bisa menarik kakinya keluar. Rupanya lantai ini sudah sangat tua, langsung hancur saat diinjak.
Tapi dari sensasi jatuh tadi, sepertinya lantainya masih berbahan kayu.
Mengulurkan kakinya, dia terus meraba-raba dalam gelap. Saat itulah... beberapa sinar bulan akhirnya menyusup melalui jendela, ruangan perlahan mulai terlihat jelas.
Ruangan memang cukup besar. Tapi "keluasan" ini mungkin karena sebagian dinding telah dibongkar. Tampaknya bekas halaman bersama, lantainya dipenuhi sampah berantakan, sementara di dinding ruangan terdapat coretan-coretan aneh.
Dindingnya berdebu tebal, coretan-coretan itu sepertinya dibuat dengan kapur atau semacamnya.
Isi coretan cukup sederhana, hanya bidang hitam besar. Tapi di bawah warna hitam itu, samar-samar terlihat bekas gambar aslinya. Sekarang semuanya telah dicoret hitam.
Siapa yang mengecat hitam semuanya?
Xing Chen perlahan mendekati dinding itu, mengamati dengan seksama. Sebenarnya gambar apa yang ada di baliknya? Tapi area yang dicover warna hitam terlalu luas, tidak bisa melihat apapun.
“Warna hitam itu hampir menyebar ke seluruh dinding, dan digambar dengan sangat rata. Seketika, membuat Xingchen merasa sangat tidak nyaman.
Tiba-tiba, cahaya bulan di luar jendela meredup lagi, ruangan kembali terbenam dalam kegelapan.
Xingchen semakin merasakan merinding yang tak tertahankan. Ia berjalan mundur ke pintu, lalu perlahan melangkah keluar.
Namun, melalui dinding, tiba-tiba ia mendengar beberapa suara dari dalam ruangan.
“Krek——”
“Krek-krek——”
Suara apa itu?
Awalnya suaranya samar, tapi seiring waktu semakin jelas terdengar. Kemudian, terdengar suara pecahan yang nyata.
Suara pecahan dinding...
Bila didengar lebih seksama, suaranya mirip seperti suara cangkang telur yang pecah saat hewan unggas menetas.
Suara itu semakin keras...
Tapi, dibandingkan pecahan biasa, Xingchen lebih merasa... ini seperti suara dinding yang terus mengembang sebelum akhirnya pecah. Seolah ada sesuatu... yang "keluar" dari dalam dinding!
Warna hitam yang menyelimuti seluruh dinding itu...
Xingchen tiba-tiba merasakan kedinginan yang mengerikan, ia segera berlari ke celah dinding tempat masuk tadi. Begitu sampai di sana, kakinya belum sempat melangkah keluar...
Dari belakang terdengar suara pintu yang terkulai itu jatuh ke lantai!
Ia sama sekali tak berani menoleh... siapa tahu apa yang akan terjadi jika menoleh?
Langsung menerobos keluar, menyusuri celah sempit ini, tak peduli arah langsung berlari sekencang-kencangnya!
Pada saat yang sama, Liu Xiang juga sedang mencari keempat orang lainnya sambil memikirkan jalan keluar untuk menghindari hantu. Kompleks bangunan ini terlalu besar, di mana-mana hanya ada rumah-rumah yang terbengkalai. Selain itu, rumah-rumah itu berjejal rapat, jarang terlihat area yang lapang.
Bayangan rumah-rumah itu samar-samar, bagaikan siluet siluman dan iblis yang mengerikan.
Liu Xiang memang merasa cemas karena tidak bisa menghubungi Li Yin. Tapi setelah dipikir-pikir, terlalu bergantung pada Li Yin juga bukan hal yang baik. Bagaimana jika suatu hari Li Yin meninggal atau menyelesaikan misi darah dan meninggalkan apartemen?
Apakah masih harus mengandalkannya?
Liu Xiang beranggapan bahwa hanya dirinya sendiri yang paling bisa diandalkan.
Sebuah rumah di depannya hampir seluruhnya roboh. Temboknya sudah runtuh sepenuhnya, bagian dalamnya dipenuhi puing-puing dan sampah. Liu Xiang kini berjalan mendekati "rumah" itu.
Sebuah batu bata tiba-tiba jatuh dari gunungan sampah yang tinggi, membuat Liu Xiang kaget.
Tiba-tiba Liu Xiang merasakan keanehan.
Sampah di tanah menumpuk sangat banyak dan mengeluarkan bau busuk. Tapi mengapa... mengapa tidak ada seekor lalat pun? Sudah lama ia berjalan, tapi tidak melihat satu lalat pun di sekitar.
Jangan-jangan... ini adalah "ruang" yang menolak makhluk hidup lain?
Mengaitkannya dengan hilangnya Xingchen dan yang lain secara misterius, Liu Xiang merasa kemungkinan ini sangat tinggi.
Liu Xiang langsung melewati rumah terbengkalai itu dan terus berjalan maju.
Saat itu, sedikit cahaya bulan terlihat. Bayangan Liu Xiang terus memanjang, bahkan hingga mencapai dinding luar sebuah rumah di depannya.
Dalam situasi seperti ini, bahkan melihat bayangan sendiri terasa menyeramkan. Dan semua orang tahu... di dalam bayangan itu terdapat kutukan dari apartemen.
Memikirkan hal itu, melihat bayangan tersebut terasa semakin tidak nyaman.
Tiba-tiba, di dinding itu muncul bayangan yang lebih besar di belakang bayangan Liu Xiang, dengan tajam menjepit erat bagian leher bayangan Liu Xiang!
## Jilid 8 Jangan Menoleh Bab 12 Yang di Belakang Adalah... (3)
Lu Ye saat ini merasakan sensasi aneh.
Jalan ini tiba-tiba menjadi lebih luas. Dan topografinya pun berbeda. Secara logika, meskipun area ini padat rumah, setidaknya harus ada jalan dan aspal, tapi... sekarang ke mana pun melangkah hanya ada kumpulan rumah-rumah tua.
Persis seperti pemandangan pasca-kiamat dalam novel fiksi ilmiah.
Langit seolah tertutup oleh tirai hitam yang besar, sama sekali tidak ada cahaya bulan yang menembus.
Sedikit pun...
Meskipun Lu Ye terus memperlambat langkahnya, tapi... tetap sering menabrak dinding. Dan celah antara rumah-rumah semakin sempit, seolah area ini sepenuhnya tertutup oleh bangunan.
Beberapa kali ingin menyalakan senter, tapi tidak berani. Jangan-jangan diperhatikan oleh "hantu"...
Saat ini, dia merasa bahwa di kedua sisinya seharusnya ada dinding rumah. Tidak tahu sudah berapa lama berjalan, dalam kegelapan ini, bahkan arah pun tidak bisa dibedakan. Dia bahkan takut kalau-kalau tanpa sengaja keluar dari area antara Jalan Zhen Tian hingga Jalan Bei Yao.
Tapi... seharusnya tidak mungkin, kan?
Angin dingin yang menusuk terus berhembus, punggung terasa dingin. Lu Ye sangat sensitif terhadap area belakangnya, sesekali mengulurkan tangan ke belakang untuk meraba-raba, namun sama sekali tidak berani menengok.
Lembar kertas itu... siapa yang tahu apakah itu benar atau palsu?
Tiba-tiba, saat keluar dari celah antara rumah, kepalanya membentur sesuatu dan terjatuh ke dalam. Setelah berdiri, baru sadar bahwa dia membentur pintu dan masuk ke sebuah rumah.
Dalam kondisi tidak bisa menengok, hanya bisa berjalan mundur, tapi itu terlalu merepotkan.
Lu Ye memutuskan untuk tinggal di sini sebentar.
Lingkungan yang gelap gulita benar-benar membuatnya ketakutan setengah mati. Tapi, takut pun tidak ada gunanya, hanya dengan menemukan "jalan keluar" baru bisa selamat. Tapi... dengan gelap seperti ini, mana mungkin bisa melihat petunjuk "hantu" jalan keluar...
Meraba-raba dalam kegelapan, Lu Ye benar-benar merasa tidak bisa berjalan. Dengan nekat, dia berpikir untuk menyalakan senter saja. Segelap ini, hantu perempuan mungkin saja berdiri tepat di depannya tanpa disadari.
Mengambil senter dari tas ransel, menekan tombolnya, cahaya yang lama dinantikan akhirnya muncul di pandangannya.
Ini adalah lantai dasar rumah biasa yang luasnya kecil. Anehnya, masih terdapat banyak furnitur di sini. Sebagian besar adalah furnitur kayu solid yang terlihat antik dan usang. Meja, kursi, dan lantai semuanya tampak seperti benda-benda kuno.
Di sampingnya, terdapat tangga.
Lu Ye perlahan mendekati tangga. Banyak bagian pegangan tangga yang sudah patah, jaring laba-laba terlihat di mana-mana.
Langkah demi langkah, Lu Ye dengan hati-hati menaiki anak tangga. Satu langkah, dua langkah... tiga langkah...
Meski tanpa alasan jelas, dia terus-menerus takut apakah ada "orang" yang mengikutinya dari belakang. Perasaan ini telah ada sejak awal dan bertahan hingga sekarang. Meski sadar itu hanya sugesti, tetap saja sulit dihilangkan.
Saat mencapai puncak tangga, yang menyambutnya...
...adalah cermin gantung besar.
Di permukaan cermin itu, terpantul jelas bayangan Lu Ye. Dan di belakangnya...
...tidak ada apa-apa.
Ternyata hanya ketakutan sendiri... Lu Ye menghela napas lega. Dia perlahan mendekati cermin itu, memeriksa lagi dengan seksama. Setelah yakin tak ada apa-apa di belakangnya, barulah dia berjalan memutar menghindari cermin.
Lu Ye memasuki sebuah ruangan di sebelah. Dengan lembut memutar gagang pintu, di dalam... kosong.
Setelah melihat cermin tadi, rasa takutnya berkurang banyak. Tak ada siapa-siapa di belakangnya.
Tapi ketegangan masih belum hilang. Karena hantu mungkin muncul di mana saja. Senter menyoroti sudut-sudut ruangan, tetap hanya pemandangan biasa yang terlihat.
Saat itu, tiba-tiba terdengar suara ledakan keras. Lu Ye yang ketakutan sampai rohnya hampir tercerai-berai segera menoleh, ternyata jendela yang tertiup angin bergeser ke samping.
"Aduh, nyaris mati kaget..." Lu Ye terus menepuk-nepuk dadanya sambil menghela napas panjang.
Namun meski begitu, jantungnya tetap berdebar kencang. Lu Ye benar-benar berharap waktu cepat berlalu. Setiap detik berada di sini terasa sangat menyiksa.
Ia kemudian menatap dinding di sampingnya. Jendela itu kini berada di belakang punggungnya.
Angin masih terus menerus masuk, membuat Lu Ye menggigil kedinginan. Bahkan pemandangan di depannya terlihat samar-samar. Ia menarik kerah bajunya, lalu menyorotkan senter ke dinding di hadapannya...
Tidak menemukan apa-apa. Sepertinya petunjuk misi darah dan jalan keluar tidak bisa ditemukan di dalam rumah.
Lu Ye kemudian berjalan keluar lagi, melewati cermin panjang itu sekali lagi. Kali ini, ia kembali bercermin di depannya. Sama seperti sebelumnya, tidak ada siapa-siapa di belakangnya.
Ternyata hanya perasaan was-was saja...
Lu Ye lalu berjalan mundur menuju tangga.
Namun... seandainya tadi ia lebih teliti memperhatikan, akan terlihat bahwa di belakang kedua kakinya... muncul sepasang kaki tambahan!
Di salah satu ruangan...
Seorang gadis muda berdiri di depan kanvas, memegang palet cat. Kuasnya mencelup ke dalam cat minyak, mulai mewarnai sketsa lukisan yang sudah jadi.
Latar belakang lukisan itu berwarna hitam pekat.
Di sekelilingnya, terlihat bebatuan dan pecahan genteng berserakan.
Di tengah lukisan, terdapat seorang pria dengan liontin tengkorak di dadanya... Di belakangnya, ada bayangan kabur yang tidak jelas bentuknya.
Gadis itu terus terengah-engah, tangannya gemetar ringan, namun tetap melanjutkan melukis.
Tiba-tiba, ponsel di kursi sebelahnya berdering.
Gadis itu mengambil ponsel, melihat nomor yang tertera di layar, lalu langsung melemparkannya kembali sambil membiarkannya terus berdering.
Sun Jian sudah kehabisan napas karena berlari.
Tangannya mencengkeram erat liontin tengkorak yang dibelinya dari pasar antik - konon liontin berpenampilan seram ini bisa memancarkan "energi jahat" untuk mengusir hantu. Jika tidak, mana mungkin ia berani memakai aksesori menyeramkan ini saat masuk ke apartemen semacam itu. Tapi entah perkataan pemilik toko antik itu benar atau tidak, sekarang hanya bisa "mengobati kuda mati seperti kuda hidup".
Kini ia berada di pekarangan rumah tua. Ada pohon huai tinggi menjulang. Sun Jian bersandar di batang pohon itu sambil berpikir: "Dasar idiot... Cari tempat berlindung saja kan bisa hindari serangan hantu dari belakang?"
Batang pohon huai besar ini sangat tebal, tiga empat orang pun mungkin tidak bisa merangkulnya.
Sun Jian merasa agak tenang sementara di sini.
Pandangannya menjangkau semua sudut tanpa blind spot, seharusnya tidak ada hantu yang tiba-tiba muncul. Tapi pisau tajam di tangannya tetap diayunkan, sambil memainkan liontin tengkorak itu, berharap benar-benar bisa memancarkan "energi jahat" untuk menekan hantu.
“Untuk sementara... seharusnya tidak ada masalah lagi?”
Saat ini, gadis itu melanjutkan lukisan ini.
Dalam lukisan, ekspresi wajah pemuda itu terlihat sangat pucat.
Saat melukis sampai di sini... tiba-tiba gadis itu menggoreskan kuas dengan kasar, membuat bagian yang samar itu berantakan sepenuhnya, lalu melempar seluruh palet ke atas kertas lukisan!
“Aku... aku sedang, melakukan apa...”
Gadis itu merobek lukisan dan meremasnya menjadi bola kertas.
Namun, seperti kesurupan, dia kembali mengambil kuas dan melukis gambar yang sama.
Terus menggoreskan latar belakang, dan... warna samar di belakang pemuda itu. Hanya saja... sekarang semakin jelas dibanding sebelumnya.
Merobek lukisan ini, terus melukis...
Sedikit demi sedikit, semakin jelas...
Di saat yang sama, Sun Jian semakin merasa ada yang tidak beres. Dia sesekali meraba pohon pagoda di belakangnya, meski tidak merasakan masalah, tapi selalu ada perasaan gelisah.
Di belakang... benarkah itu pohon pagoda?
Jangan-jangan... hantu?
Dia berdiri dan menjauh dari pohon pagoda.
Dalam lukisan, bagian belakang pemuda itu semakin jelas.
Gadis itu terus-terusan terengah-engah sambil melukis.
Itu...
Apa itu?
Apa sebenarnya yang ada di belakangnya?
Bayangan yang semakin jelas itu...
Dan bayangan itu sudah sangat jelas. Lagipula, semakin mendekati pemuda itu...
Coba lihat ke belakang...
Sun Jian tiba-tiba merasakan sesuatu sedang mendekatinya...
Kertas itu belum tentu benar...
Perasaan itu semakin kuat, Sun Jian sangat sadar bahwa jika menengok, pasti akan melihat sesuatu...
Menoleh... tidak menoleh...
Menoleh... tidak menoleh...
Akhirnya, karena dorongan hati, Sun Jian tiba-tiba memutar kepalanya ke belakang!
Tidak ada apa-apa.
Hanya ada pohon loceng besar yang biasa itu.
Sun Jian menghela napas lega, menepuk dadanya dan berkata: "Kertas itu... ternyata cuma tipuan belaka."
Saat ini, lukisan gadis itu akhirnya terlihat jelas.
Pria yang mengenakan liontin tengkorak dalam lukisan, memutar kepalanya ke belakang, melihat ke arah punggungnya.
Bayangan kabur yang sebelumnya samar di belakangnya, akhirnya tergambar sebagai sosok pria yang sangat jelas.
Dan pria itu... ternyata persis seperti wujud Sun Jian!
Saat ini, Sun Jian memutar kepalanya kembali ke depan.
Seorang pria berwajah pucat dengan liontin tengkorak di dada, sedang menoleh dan menatap Sun Jian!
## Jilid 8 Jangan Menoleh Bab 13 Yang Di Belakang Adalah... (4)
Di bawah sinar bulan yang suram.
Kawasan dari Jalan Zhengtian hingga Jalan Beiyao masih senyap seperti kuburan.
Tak ada jejak makhluk hidup.
Xingchen berjalan di jalan raya, meski tidak menoleh, ia tetap mengamati kedua sisinya.
"Di mana Lu Ye dan yang lain? Di mana pula Ah Xiang..."
Ia berharap bisa segera menemukan salah satu dari mereka!
Tiba-tiba, Xingchen melihat seseorang berjalan mendekat dari seberang!
Orang itu tampaknya juga menyadari keberadaannya!
Sedikit lagi cahaya bulan yang tersembul.
Orang yang muncul di depan Xingchen ternyata adalah Liu Xiang!
Seketika Xingchen gembira campur terkejut, segera berlari mendekat. Liu Xiang di seberang juga memperhatikan Xingchen.
"Ah Xiang!" Xingchen menggenggam tangan Liu Xiang dan berkata gugup: "Aku... ada sesuatu yang mengikutiku dari belakang? Cepat katakan!"
“Tidak……tidak ada.” Liu Xiang menatap ke belakang Xingchen, berkata: “Sama sekali tidak ada apa-apa.”
Perkataan Liu Xiang membuat hati Xingchen sedikit lega. Meskipun mungkin ada entitas tak kasatmata di antara hantu, bagi Xingchen yang baru bergabung di apartemen setengah tahun lalu dan hanya pernah menjalankan satu misi darah, pola pikirnya belum sepenuhnya beradaptasi dengan realitas apartemen yang tak bisa dinilai dengan logika umum ini. Jadi, "tak terlihat" baginya setara dengan "tidak ada".
“Xingchen...” Liu Xiang juga panik: “Aku, di belakangku? Tidak ada sesuatu yang mengikuti kan?”
Xingchen menggeleng: “Tidak ada. Sama sekali tidak.”
“Aku hampir mati ketakutan... tiba-tiba ada bayangan muncul dari belakang dan mencekik leherku, aku nyaris tidak bisa lolos. Kalau tidak, pasti takkan bisa bertemu kamu lagi... Xingchen...”
Pertemuan mereka berdua mengurangi rasa takut masing-masing. Mereka juga memastikan tidak ada hantu di belakang mereka.
Selanjutnya, keduanya mulai berjalan berdampingan.
“Entah bagaimana kabar Wen Xuehui, Lu Ye, dan Sun Jian...” Liu Xiang dan Xingchen secara bergantian berjalan di depan sambil terus memastikan tidak ada "hantu" di belakang. Bagaimanapun, mereka dilarang menengok.
Setelah beberapa kali bergantian posisi, kepala mereka mulai pusing. Namun cara ini memberi rasa aman – mengetahui bahwa di belakang ada saudara seperjuangan!
“A-Xiang!” Tiba-tiba Xingchen meneteskan air mata: “Kau benar-benar saudaraku! Jika kita bisa kembali dengan selamat ke apartemen, aku... aku pasti...”
"Jangan lanjutkan," Liu Xiang menggelengkan kepala: "Kita harus kembali bersama. Xingchen, aku pasti takkan membiarkanmu mati."
Sambil berjalan, mereka kembali membicarakan lembaran kertas itu.
Siapakah sebenarnya yang menaruh kertas itu?
"Xingchen, satu hal yang perlu diperhatikan: meskipun kertas itu menekankan 'jangan menoleh ke belakang', sama sekali tidak dijelaskan alasannya. Jika ingin nasihat dipercaya, bukankah lebih baik menyebutkan alasannya? Selagi logis, pasti ada yang mau menerima."
"Benar..." Xingchen juga mengangguk: "Lalu?"
"Jika ini cuma trik misterius, menurutku tak menguntungkan siapa pun. Sejujurnya, jika misi darah kali ini menyebutkan lokasi Kontrak Neraka ketiga, mungkin akan kukira ini taktik penghuni untuk merebut kontrak. Tapi tanpa fragmen kontrak, kepentingan antarpenghuni pasti sepenuhnya sejalan."
"Ini... masuk akal juga..."
"Dari pertimbangan ini, kurasa alasan itu disebutkan atau tidak, kita tak bisa mengubahnya dengan tindakan nyata. Artinya, kita benar-benar tak berdaya."
Seandainya "jangan menoleh ke belakang" adalah instruksi misi darah apartemen, tentu semua orang tak akan banyak berpikir, toh ini harus dipatuhi.
Tapi atas dasar apa penulis kertas itu berani mengeluarkan larangan yang bahkan tak disebutkan dalam misi darah?
“Sebenarnya, aku sempat mempertimbangkan...” Liu Xiang melanjutkan: “‘Jangan menoleh’ mungkin adalah jalan keluar. Artinya, selama kita tidak menoleh sama sekali, pasti tidak akan mati. Tapi ini sama sekali tidak bisa dibuktikan, atau lebih tepatnya... hanya bisa dibalik buktinya. Maksudku, ‘meskipun tidak menoleh’ tapi tetap mati, ini membuktikan bahwa ‘jangan menoleh’ tidak relevan dengan kelangsungan hidup.”
“Benar juga,” Xingchen mengangguk setuju: “Keren sekali, Xiang. Kamu sampai memikirkan segitu detailnya.”
“Sebelumnya, karena kita terpisah, bukti sebaliknya ini tidak bisa diverifikasi di dunia nyata.” Liu Xiang menghela napas: “Bagaimanapun, membuktikan apakah ‘tidak menoleh’ itu wajib atau tidak sangat penting bagi kita. Karena... ada kemungkinan lain, bahwa ‘tidak menoleh’ justru akan membuat kita mati!”
Xingchen terkejut mendengarnya: “A Xiang, kamu... bilang apa? Tidak mungkin kan?”
“Mengapa kamu yakin tidak mungkin?”
“Karena... catatan itu ditemukan di apartemen. Pasti ditulis manusia. Sebagai sesama penghuni, kita tidak punya permusuhan mendalam. Lagipula kita semua baru masuk apartemen ini, tidak ada yang punya alasan untuk membenci kita sampai segitunya...”
“Benar, penulisnya pasti manusia.” Liu Xiang berhenti sejenak, lalu mengucapkan kalimat yang membuat bulu kuduk meremang: “Tapi siapa yang tahu melalui saluran apa orang itu mendapatkan informasi ‘jangan menoleh’? Bisakah kamu jamin bahwa informasi itu pasti didapatnya di dalam apartemen?”
Xingchen terdiam...
Maksudnya...
“Ini asumsiku, Xingchen dengarkan baik-baik...” Liu Xiang melanjutkan: “Seorang penghuni apartemen, di suatu tempat di luar apartemen, melakukan kontak dan interaksi dengan ‘hantu’. ‘Hantu’ harus memblokir jalan keluar kami untuk membunuh kita. Maka, ‘hantu’ memanfaatkan seorang penghuni untuk menyampaikan informasi palsu ke kita. Cara memanipulasinya sangat sederhana, misalnya dengan berubah wujud menjadi peramal sakti, lalu memberi saran kunci misi darah kali ini adalah ‘jangan menoleh’.”
“A... A Xiang, jangan, jangan lanjutkan...” Wajah Xingchen sudah pucat pasi. “Ini hanya hipotesis, tapi mungkin saja benar. Jika ‘jalan keluar’ dari misi darah ini sebenarnya ‘harus menoleh ke belakang’. Maka hantu menggunakan penghuni itu untuk memberi informasi palsu ‘jangan menoleh’, membuat kita bertindak berlawanan dengan jalan keluar! Dan penghuni yang dimanfaatkan pasti tidak akan memberitahu kita terang-terangan, karena dengan adanya ‘peramal sakti’ seperti itu, setiap penghuni pasti ingin merahasiakannya demi menguasai fragmen kontrak neraka di masa depan!”
“Jangan lanjutkan! Jangan lanjutkan!”
Xingchen gemetar ketakutan sampai tidak bisa berjalan. Saat Liu Xiang mengatakan ini, dia sedang berdiri di belakang Xingchen.
Hipotesis ini memang sangat masuk akal.
Banyak contoh di masa lalu membuktikan bahwa "hantu" sepenuhnya mungkin melakukan sesuatu jauh sebelum misi darah dimulai. Kematian Xia Yuan adalah contoh terbaik dari pelajaran berharga! Jika ingin memblokir jalan keluar mereka, cara ini memang sangat efektif. Meskipun isi catatan ini asal-usulnya tidak jelas, para penghuni yang memasuki apartemen, karena ketakutan terhadap berbagai hal mistis yang meruntuhkan pandangan dunia sebelumnya, akan bersikap "tidak boleh tidak percaya, tidak boleh mempercayai sepenuhnya".
Selain itu... bahkan jika mereka memikirkan hipotesis ini, selama tidak bisa membuktikan bahwa pernyataan ini salah, tetap tidak ada yang berani menoleh kembali. Bagaimanapun, ini hanya asumsi yang belum didukung bukti apa pun. Lagi pula, tidak ada penghuni yang berani mempertaruhkan nyawanya.
Pada saat ini, Xingchen hampir saja menoleh untuk melihat Liu Xiang.
Ah Xiang benar-benar secerdas itu?
"Seperti yang kukatakan tadi, hanya 'pembuktian sebaliknya' yang bisa mengetahui apakah hipotesis ini benar atau salah. Tapi tidak ada cara untuk membuktikan sebaliknya..."
"Tidak... Ah Xiang," kata Xingchen yang masih berjalan di depan Liu Xiang: "Sebenarnya sangat mudah untuk membuktikan sebaliknya. Caranya... paksa seseorang untuk memutar wajahnya kembali. Jika orang ini mati, itu membuktikan pernyataan 'jangan menoleh' benar, dan kemungkinan 'jangan menoleh' sebagai jalan keluar akan meningkat drastis. Tapi sebaliknya, jika tidak mati, hipotesismu tadi akan terbukti sepenuhnya."
“Xing... Xingchen!” Liu Xiang berjalan mendekati Xingchen, berkata: “Kamu, bagaimana bisa kamu berkata seperti itu... Apakah kamu curiga aku ingin melakukan hal itu padamu? Kita bersama-sama menjalankan instruksi tulisan darah pertama, saudara seperjuangan yang telah melalui kesulitan! Bagaimana mungkin aku melakukan itu...”
“Tidak...” Suara dingin Xingchen terdengar: “Dalam situasi normal, ikatan persahabatan hidup-mati kita memang sangat kuat. Tapi sebagai penghuni apartemen ini, setiap saat yang kita pikirkan adalah bagaimana melewati satu per satu misi darah, mencari jalan keluar! Untuk bisa menemukan jalan keluar, menggunakan seseorang sebagai percobaan, apa yang aneh dari itu?”
“Sudah kukatakan... itu hanya hipotesis. Xingchen, selama kita bersama, apa menurutmu aku adalah tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu hanya untuk sebuah hipotesis?”
“Hal seperti ini... siapa yang tahu! Hati manusia terpisah oleh perut, pepatah mengatakan mudah menggambar naga dan harimau tapi sulit menggambar tulang, mengenal wajah tapi tidak mengenal hati!”
“Xingchen, kamu... jangan bicara begitu! Pikirkan, jika aku punya niat itu, mengapa harus memberitahukan rencanaku padamu? Lebih baik menyerang saat kamu lengah bukan?”
“Soal itu... aku juga berpikir. Kamu dengan sabar terus-menerus membicarakan ini, apa maksudmu? Kamu bilang catatan itu mungkin karya 'hantu', tapi apakah pembicaraanmu ini juga punya agenda tersembunyi?”
Kepercayaan antara mereka berdua runtuh. Sorot mata Xingchen mulai semakin dingin.
Dan saat ini... Liu Xiang kembali berjalan ke belakang Xingchen.
Bagian belakang Xingchen...
Yang ada di belakang adalah...
Ya...
Adalah Liu Xiang.
“Kamu...” Xingchen langsung berteriak marah: “Apa yang ingin kamu lakukan?”
“Tidak ada apa-apa, kita gantian lari. Kadang kamu di depanku, kadang aku di depanmu, hanya itu... Xingchen, jangan berpikir macam-macam...”
“Benarkah? Kurasa kamu takut aku akan menyerang duluan dari belakangmu! A Xiang, ekor rubahmu sudah terlihat!”
“Kamu... ngomong apa sih, Xingchen! Baiklah, aku akan berada di depanmu!”
Lalu, Liu Xiang kembali berlari di depan Xingchen.
Melihat punggung Liu Xiang di depannya, Xingchen tiba-tiba mengulurkan kedua tangannya perlahan ke arah punggung Liu Xiang...
Tiba-tiba Xingchen meraih pipi Liu Xiang di depannya. Seketika, kepala Liu Xiang diputar paksa oleh kedua tangan itu...
Detik berikutnya, teriakan mengerikan menggema!
Tubuh Liu Xiang terjatuh ke tanah, sementara Xingchen berdiri di hadapannya.
Separuh kepala Liu Xiang telah menghilang...
Xingchen yang berdiri di depannya... wajahnya sama sekali tak mirip Xingchen. Yang ada hanyalah mulut lebar berbau anyir yang bisa menelan sebuah bola, dan... wajah yang benar-benar terdistorsi...
Di waktu yang sama, di jalan lain sekitar situ.
“Teriakan itu... A Xiang! Ada apa?”
Orang yang bicara itu menatap ke arah sumber suara dengan wajah dipenuhi ketakutan. Orang ini...
...adalah Bian Xingchen yang asli!
## Jilid 8 Jangan Menoleh Bab 14 Yang di Belakang Adalah... (5)
Xingchen... Bian Xingchen yang sebenarnya, hatinya berdebar tak karuan saat ini.
Setelah keluar dari rumah itu tadi, aku terus merasakan sesuatu yang seolah-olah mengikutiku dari belakang. Tapi meski menyadarinya, aku benar-benar tidak berani menengok ke belakang.
Sudah saatnya untuk merenungkan hal ini...
Adakah cara untuk menemukan jalan keluar?
Di kertas itu tertulis "jangan menengok ke belakang". Secara umum, apakah ini berarti memutar kepala sampai batas tertentu atau memutar seluruh badan?
Seandainya ini Kakak, apa yang akan dilakukannya? Bagaimana cara Kakak menghadapinya?
Sebenarnya, sebelum datang ke sini, dia sudah menelepon Xing Yan. Xing Yan bilang akan memikirkannya dulu dan akan memberi jawaban setelah menemukan solusi. Tentu saja, Xing Chen masih bersikeras ini hanya permainan, bahkan mengaku baru bergabung dengan sebuah klub belakangan ini.
Tapi dia juga jelas-jelas mengatakan permainan ini sangat penting, jika menang akan mendapat banyak hadiah uang dan semacamnya.
Tapi sampai sekarang belum ada kabar balasan.
Xing Chen mengeluarkan ponselnya dengan putus asa dan membukanya... Matanya langsung terbelalak... Ternyata ada SMS baru! Padahal dia sudah mengatur agar ponsel berbunyi jika ada SMS masuk. Kenapa tidak terdengar? Mungkin suara pengumuman stasiun metro menutupi bunyi notifikasi?
SMS itu dari Bian Xing Yan. Isinya dikirim secara terpisah-pisah, sepertinya cukup panjang.
“Seperti kamu sedang berada di kereta bawah tanah sekarang, sinyalnya buruk, jadi saya mengirim SMS kepadamu. Apakah syarat tersembunyi 'jangan menoleh ke belakang' ini benar-benar tidak dapat dipastikan, saya mempertimbangkan beberapa kemungkinan jalan keluar yang dapat dilakukan jika syarat tersembunyi tersebut valid. Pertama, kemungkinan pertama: jika cermin yang kamu bawa dihancurkan oleh 'admin' permainan, maka itu membuktikan cermin dianggap 'bisa' memantulkan pemain yang berperan sebagai 'hantu' di belakang. Jika tidak, tindakan itu tidak ada artinya. Oleh karena itu, bisa dipertimbangkan untuk membuat cermin yang tidak mudah dihancurkan sebagai uji coba. Alasannya sederhana: jika 'admin' menghalangi fungsi cermin dalam permainan, itu membuktikan bahwa begitu cermin memantulkan sesuatu di belakang akan membuat pemain menang. Jika tidak demikian, seharusnya cermin tidak dihancurkan, karena pemain mungkin tidak menoleh ke belakang lagi akibat cermin yang rusak, yang justru tidak sesuai dengan syarat tersembunyi 'jangan menoleh ke belakang'. Bagi admin, 'menoleh ke belakang' mungkin menjadi 'pemicu' untuk 'membunuh' pemain.”
"Mari bahas kemungkinan kedua. Jika setelah permainan dimulai, 'jebakan' yang dipasang admin membuatmu terpisah dari pemain lain, cobalah mencari mereka. Menurutmu, setiap permainan pasti punya jalan keluar, maka bertemu pemain lain mungkin menjadi salah satunya. Mereka bisa memastikan apakah ada 'hantu' yang mengikutimu dari belakang. Tapi kamu pernah bilang, 'admin' mungkin menyusupkan orang yang berpura-pura jadi 'pemain', dan menurut aturan permainan, tidak ada cara untuk membedakan yang palsu. Dalam situasi ini, disarankan untuk melihat punggung 'pemain' yang ditemui. Jika tidak ada apapun di belakangnya, anggap itu pemain palsu. Karena di pertengahan permainan, setiap 'pemain' seharusnya sudah diikuti 'hantu' dari belakang. Yang tidak ada 'hantu' di belakangnya, kemungkinan besar adalah 'hantu' yang menyamar. Sebaliknya, jika di belakang 'pemain' itu juga ada 'hantu', hipotesis ini terbukti. Kamu bisa tanya pemain tersebut apakah ada 'hantu' di belakangmu."
"Hebat!"
Xingchen membaca analisis panjang ini, semakin mengagumi kakaknya. Hanya dengan informasi terbatas yang dia berikan, kakaknya sudah bisa menarik begitu banyak kesimpulan.
Bagian selanjutnya membuat Xingchen semakin mengagumi Xingyan.
"Analisis di atas hanyalah hipotesis, selanjutnya saya akan menyampaikan pandangan pribadi. Karena Xingchen mengatakan permainan ini sangat penting bagimu, saya berusaha semaksimal mungkin menganalisis untukmu. Pertama, saya menyarankan Xingchen untuk tidak menggunakan metode seperti berbaring di lantai atau bersandar di dinding dengan tujuan memenangkan permainan setelah waktu habis. Alasannya sederhana: kamu secara khusus menyebutkan bahwa 'misi darah' kali ini tidak merilis lokasi komponen kunci. Dengan kata lain... Administrator mungkin sengaja memancing kalian untuk membatasi area aktivitas karena kekhawatiran bertemu 'hantu', bahkan memilih bersandar pada sesuatu agar 'hantu' tidak bisa mendekat. Tapi bagaimana jika komponen kunci itu dirilis? Kalian pasti tidak akan bertindak seperti itu. Mengapa metode yang bisa memperluas jangkauan gerak tidak digunakan? Jawabannya jelas: Administrator sengaja mempersempit area gerak kalian."
"Kamu berulang kali menegaskan bahwa syarat 'jangan menoleh' mustahil diberikan langsung oleh Administrator. Dalam kondisi seperti ini, semakin jelas bahwa 'jangan menoleh' mungkin benar, tapi sama sekali tidak boleh mengurangi area aktivitas. Lokasi permainan kalian sendiri sudah merupakan ruang terbatas dengan durasi waktu singkat. Jika masih sengaja dipersempit... saya bisa menyimpulkan bahwa..."
"Administrator sengaja memaksa kalian mendekati rumah yang terawat baik di area permainan! Rumah seperti itu jumlahnya sedikit, kan? Begitu kalian bersembunyi di sana, secara bertahap akan menjadi incaran hantu."
Apa?
Xingchen tiba-tiba menyadari, baru saja dirinya memasuki rumah itu, sehingga... Tidak hanya itu, semua orang juga pernah masuk ke dalam rumah...
"Dugaan saya adalah, 'hantu' mungkin bersembunyi di dalam rumah-rumah yang masih relatif utuh. Rumah seperti itu jumlahnya, cukup menempatkan satu 'hantu' di setiap rumah, mereka bisa mengincar kalian setelah kalian masuk."
Apakah aku sudah diincar?
Xingchen langsung menyesali diri sendiri kenapa tidak menemukan SMS ini lebih awal!
Saat ini, perasaan sedang diikuti dari belakang semakin kuat. Tapi Xingchen juga tidak bisa berbuat apa-apa, kamera ponselnya sudah pecah, tidak bisa digunakan untuk memotret.
"Tapi jika kamu sudah masuk ke rumah baru melihat SMS saya, namun belum tereliminasi dari permainan, tidak perlu terlalu panik. Ini membuktikan 'hantu' tidak akan langsung 'membunuh'mu, sekaligus meningkatkan validitas teori 'jangan menoleh ke belakang' sampai batas tertentu. Jika demikian, saranku pertama-tama jangan menoleh ke belakang apapun yang terjadi, lalu uji kemungkinan-kemungkinan yang saya sebutkan tadi."
"Pertama-tama mari bahas kemungkinan pertama. Ini faktor yang lebih menguntungkan bagimu. Bukankah kamu memakai mata palsu kaca? Kamu bisa menggunakannya sebagai 'cermin'."
Seketika itu juga Xingchen tersadar!
Mata palsu... mata palsu!
Mata kanannya, setelah diangkat, selalu menggunakan mata palsu kaca. Mata palsu kaca ini bisa berfungsi sebagai cermin! Dan sepertinya tidak pecah... Bisa digunakan sebagai "cermin"!
Tapi, apakah akan langsung pecah jika dilepas?
Masalahnya adalah Xing Yan hanya tahu ini adalah sebuah permainan, tidak bisa menghitung poin ini.
"Kemudian kemungkinan kedua, tentang mencari pemain lain. Asumsikan kamu benar-benar terpisah dari pemain lain, kembalilah ke lokasi awal dimana kamu terpisah dari para pemain. Perkirakan, ada jalur rahasia yang bisa menuju ke tempat para pemain berada. Setelah menemukan mereka, kamu bisa bertindak sesuai rencanaku. Tentu ini hanya pendapatku, untuk referensimu saja."
Pesan singkat berakhir di sini.
Xing Chen menghela napas, hal serumit ini, jika dirinya yang menghadapi pasti tidak akan terpikir.
Untuk pertama kalinya... dia bersyukur menjadi "orang bermata satu".
Tapi... kembali ke sana, atau menggunakan mata palsu kaca?
Pilih metode yang mana?
Tidak bisa menghubungi A Xiang dan yang lain via ponsel, mungkin... hanya dua pilihan metode. Tapi dia hampir yakin, mata palsu kaca akan pecah begitu dikeluarkan.
Ngomong-ngomong...
Melihat wujud "hantu" langsung merupakan jalan keluar?
Sama sekali tidak terpikir olehnya.
Mengangkat pergelangan tangan, menyentuh mata kanannya.
Apakah akan melepasnya?
Perasaan sangat tegang. Bagi Xing Chen, mata kanan yang hilang ini, mungkin hanya saat ini bisa memberinya kenyamanan.
Namun, dia segera menurunkan tangannya.
Sebenarnya masih ada kemungkinan lain.
Pesan singkat ini... dikirim oleh "hantu" kepadanya. Tidak ada bukti sama sekali untuk ini. Lalu, pergi ke ruangan tempat perpisahan awal, bukankah sangat berbahaya?
Siapa tahu "hantu" ada di belakang, atau...
Memikirkan ini, jantung Xing Chen kembali berdebar... apakah perintah "jangan menengok" ini benar atau palsu? Karena tidak bisa memberitahu kakak tentang apartemen, dia juga tidak bisa menganalisis psikologi penghuni.
Benar juga... Seorang profesor universitas yang selalu mendalami ilmu eksakta, pasti tidak akan percaya hal seperti ini.
Jika dirinya sendiri yang berada di posisi itu, siapapun yang menceritakan hal ini padanya pasti akan langsung ditolak.
Memegang erat ponselnya, Xingchen berkata pelan: "Terima kasih... Kakak."
Meski tidak yakin apakah pengirim pesan itu benar-benar kakaknya, Xingchen tetap mengucapkan "terima kasih".
Mengapa dulu selalu menyimpan dendam pada kakak? Sebenarnya kakak tidak bersalah, dirinyalah yang tidak punya bakat belajar sehingga terus kalah dari kakak. Wajar jika Ibu lebih memihak kakak.
Seandainya bukan karena masalah mata, Xingchen mungkin tidak akan membenci kakaknya sebegitu rupa.
Tapi kakak memang selalu memperhatikannya, terus memikirkan kebaikan untuknya.
Jika bisa pulang hidup-hidup kali ini... Harus kembali menemui kakak. Meski tinggal di apartemen, tetap berharap bisa sering bertemu.
Rasa takut di dalam hati mulai berkurang.
Perasaan ada "hantu" yang mengikuti dari belakang juga mulai melemah.
Mungkin tadi hanya sugesti psikologis belaka.
Xingchen memutuskan untuk tidak melepas mata prostetiknya. Bagaimanapun, jika mata palsu itu pecah, tidak ada cara lain. Atau mungkin harus kembali ke rumah itu, mencoba pergi ke tempat A Xiang.
Saat ini, di Panti Asuhan Xing Qi.
Min hampir menabrak pintu gerbang panti asuhan, dia ingin segera bertemu Shenyu!
Kebetulan direktur panti yang sedang berjalan mendatanginya tertegun melihat Min, bertanya: "Ada apa? Min? Ada masalah?"
"Direktur, Shen Yu, di mana Shen Yu? Aku harus segera menemuinya! Tolong izinkan aku bertemu sekarang juga!" Min buru-buru berlari menghampiri.
"Ada apa ini? Kok terburu-buru?" Direktur tertegun sebentar, lalu bertanya, "Shen Yu... baru saja pergi dengan tongkat penyangga. Coba telepon HP-nya."
"Dia sama sekali tidak mengangkat teleponku! Aku, apa yang harus kulakukan..."
Min saat ini sangat panik. Tadi di apartemennya, ketika terus-menerus diinterogasi Li Yin, dia benar-benar grogi khawatir ketahuan. Bagaimanapun juga, urusan Shen Yu tidak boleh diberitahu ke penghuni mana pun!
Malam itu, setelah melihat lukisan Shen Yu yang menggegerkan, pada tengah malam 3 Februari, Min diam-diam mencetak catatan bertuliskan "Jangan sekali-kali menoleh selama menjalankan misi darah" dan menyelinap ke lobi lantai dasar untuk meletakkannya di meja kopi!
## Jilid 8 Jangan Menoleh Bab 15 Anak Iblis
Lukisan minyak yang diberikan Shen Yu padanya menggambarkan beberapa orang.
Orang-orang itu... ternyata Bian Xingchen, Liu Xiang dan lainnya! Di sekitarnya jelas terlihat bangunan tua yang akan dibongkar, sementara di kejauhan berdiri papan jalan bertuliskan "Jalan Zhen Tian".
Adegan dalam lukisan ini terasa sangat mengerikan.
Menurut penuturan Xingchen, mereka menerima instruksi tulisan darah pada jam 10 pagi di malam tahun baru, dan lukisan ini juga diambil Min dari panti asuhan tepat pukul 10!
Dengan kata lain... Shen Yu ternyata benar-benar meramalkan instruksi tulisan darah yang dikeluarkan apartemen!
Min sama sekali tidak memahami fenomena ini. Di hari-hari berikutnya, ia terus menelepon Shenyu yang sama sekali tidak mengangkat telepon. Akhirnya, ia memutuskan datang langsung ke panti asuhan. Bagaimanapun... Jika Shenyu benar-benar memiliki kemampuan khusus untuk melukis kebenaran misi darah, maka di masa depan dirinya mungkin bisa berhasil melewati 10 misi darah dan meninggalkan apartemen itu!
Tentu saja, hal ini sama sekali tidak boleh diketahui oleh penghuni mana pun. Lukisan itu telah ia bakar habis, abunya disiram semua ke dalam toilet. Mencetak kertas peringatan itu juga merupakan balas budi atas pertolongan Xingchen yang pernah menyelamatkannya.
Jika "kemampuan" Shenyu ini diketahui para penghuni, konsekuensinya akan sangat mengerikan! Fragmen Kontrak Neraka saja sudah diperebutkan begitu sengit, apalagi jika "kemampuan" Shenyu sampai diketahui!
Ia berniat pergi mencari Shenyu! Bagaimanapun caranya harus menemukannya!
Di saat yang sama, hatinya juga merasa sangat sedih.
Hingga akhir... apakah dirinya masih harus memanfaatkan Shenyu? Kelahirannya sendiri sudah pernah ia manfaatkan. Meski sering merasa kelahiran Shenyu telah menghancurkannya, tapi Shenyu sendiri tidak bersalah. Ia sama sekali tidak memiliki dosa!
Namun hasilnya, ia justru dijuluki "Anak Iblis". Sebagai manusia, diperlakukan seperti iblis, tidak diterima dan dipahami masyarakat. Padahal bukan dosanya, tapi harus menanggung konsekuensi dosa itu.
Kini, dirinya masih berpikir untuk memanfaatkannya... Meski sadar akan hal ini, ia tetap datang. Tetap... datang...
Saat ini, di sebuah perpustakaan dekat Panti Asuhan Xingqi.
Shen Yu sedang duduk di depan meja sambil memegang sebuah buku.
Dia masih mengenakan baju kasa yang sama, lengan bajunya masih panjang hingga menutupi setengah tangannya. Sesekali dia menyibakkan poni di dahinya, terus membaca buku di hadapannya.
Buku ini berjudul "Peluru Melintas", sebuah novel bertema militer. Dia membaca sangat cepat, novel hampir 300 halaman ini hampir selesai dibacanya dalam setengah jam.
Dia sangat menyukai novel ini yang menceritakan kisah mengharukan tentang perang di era Perang Dunia II. Awalnya novel ini adalah novel online, kemudian diterbitkan dalam bentuk fisik.
Penulis buku ini... bernama "Sepuluh Misi Darah".
Tentu ini nama pena. Hampir semua karya penulis novel web ini pernah dia baca. Banyak yang menggambarkan tema perang, terlihat penulis sangat menguasai sejarah dan ilmu militer.
Penulis itu... sungguh ingin bertemu dengannya.
Shen Yu menutup matanya.
Aku seharusnya tidak ada di dunia ini. Sejak awal, kelahiranku bukan karena dibutuhkan. Bagi ibu, aku... pasti orang yang paling dia benci?
Tidak dibutuhkan, tidak dicintai, tidak dihargai, lebih lagi... tidak diterima oleh siapapun.
Setelah kebenaran terungkap dulu, kata-kata yang sering dia dengar terus berputar di kepalanya...
"Hei, kalian dengar? Shen Yu itu anak pemerkosa lho!"
"Masak? Beneran?"
"Aku juga tahu, direktur panti berusaha menutup-nutupi..."
"Iya, tak disangka dia membawa darah mengerikan seperti itu..."
"Bukan cuma perkosaan biasa..."
"Lho, masih ada apa lagi?"
"Dia adalah anak hasil incest antara ayah dan anak perempuan!"
"Tidak mungkin, benar atau tidak? Ayah dan anak perempuan? Sungguh menjijikkan!"
"Jika aku jadi dia, pasti sudah bunuh diri, tubuh yang begitu kotor!"
Bukan hanya anak-anak di panti asuhan, setiap kali berada di mana pun, orang-orang selalu memandangnya dengan pandangan aneh. Seolah... sedang melihat sesuatu yang sangat kotor.
Sebenarnya ibunya masih hidup.
Hanya saja, ayahnya sekaligus adalah kakeknya. Ibunya sekaligus adalah kakak perempuannya.
Hubungan mengerikan yang kacau balau ini, saat kebenaran terungkap, Shenyu langsung terjebak dalam penderitaan yang tak terbayangkan. Anak hasil incest sedarah, darah yang lahir dari hubungan penuh dosa inilah dirinya.
Terdistorsi, kacau balau, sejak lahir telah menjadi "anak berdosa".
Shenyu tenggelam dalam rasa bersalah yang tak tertahankan. Tidak ada orang yang terlahir sebagai pendosa, tapi... dia berbeda. Dirinya sendiri adalah produk dosa, kelahiran yang seharusnya tidak boleh terjadi.
Bagaimana harus menghadapi "orang tua"nya?
Apakah mereka benar "orang tua"-nya?
Haruskah mencintai "orang tua" itu? Jika bukan karena dosa ayah yang juga kakeknya, dia tidak akan terlahir. Dari sudut ini, dia sama sekali tidak bisa menuduh "kejahatan ayah". Juga tidak bisa menghibur "ibu", apalagi berdamai dengannya.
Tapi mereka terus-menerus hadir di sekitarnya.
Min adalah ibu Shenyu.
Di saat yang sama, dia juga adalah kakak kandungnya. Ayah Min, saat Min berusia 6 tahun, memperkosanya. Ibu Min meninggal secara mendadak karena kelelahan kerja. Sedangkan ayah Min tampaknya memiliki masalah ketergantungan seksual, kebutuhan seksualnya sangat besar. Namun ibu sudah tiada. Tidak bisa menyalurkan hasratnya, saat Min berusia 6 tahun, dia melanggar tubuh Min dan melakukan perbuatan terkutuk inses!
Peristiwa mengerikan ini membuat Min bagai terjerumus ke neraka. Diperkosa oleh ayah kandung sendiri! Ini jelas jauh lebih menyakitkan berlipat-lipat kali dibanding pemerkosaan biasa!
Dan yang lebih mengerikan...
Min hamil. Tapi saat itu dia tidak memiliki pengetahuan tentang hal ini, hanya sering mual dan muntah. Sama sekali... tidak bisa mengaitkan dengan kehamilan. Bahkan saat perutnya membesar, dia hanya mengira itu penyakit. Sama sekali tidak pergi ke rumah sakit, sedangkan ayahnya tidak memperdulikannya dan setiap hari mabuk-mabukan.
Secara teori, selama wanita sudah mulai berovulasi, ada kemungkinan hamil. Jadi meski baru berusia 5-6 tahun, tetap ada kemungkinan hamil.
Hanya... memikirkannya saja sudah menakutkan. Gadis baru 6 tahun mengandung bayi! Itu pun dari ayah kandungnya sendiri!
Penderitaan Min bisa dibayangkan.
Akhirnya Min menyadari melalui buku bahwa apa yang dilakukan ayahnya adalah kejahatan. Dalam kondisi perutnya yang semakin membesar, dia pergi melapor ke polisi. Kemudian, Min melahirkan anak itu sendirian di rumah karena... anak itu adalah bukti terkuat kejahatan ayahnya terhadapnya. Tidak ada bukti yang lebih meyakinkan daripada ini. Akhirnya melalui tes DNA, ayahnya berhasil dipenjara. Min menjadi yatim piatu, dan putrinya Shenyu juga demikian.
Min melahirkan Shenyu karena membenci ayahnya, untuk membuat ayahnya dihukum. Hanya Shenyu yang bisa membuktikan kejahatan ayahnya dan menyelamatkannya dari cengkeraman ayah. Saat itu dia hanya berpikir demikian, tapi mengabaikan perasaan Shenyu. Shenyu bukan alat, tapi manusia. Tapi Min... tetap melahirkannya. Kemudian, dia diambil oleh direktur Panti Asuhan Xingqi di Kota K. Direktur yang tahu kebenaran menyembunyikan segalanya untuk Min, sekaligus mengatur Shenyu sebagai bayi terlantar yang tinggal di panti asuhan yang sama denganku.
Tapi saat itu, baik polisi maupun dokter sama-sama sulit memahami kejadian ini. Min yang baru berusia 6 tahun saat itu, tubuhnya belum berkembang sempurna, melahirkan Shenyu sendirian di rumah tanpa bantuan siapa pun! Ini benar-benar dianggap sebagai "mukjizat"! Lebih mengejutkan lagi, Shenyu lahir dalam kondisi sangat sehat! Seorang anak hasil hubungan sedarah yang lahir tanpa cacat sedikit pun!
Fenomena yang tak terpahami ini hingga kini masih menjadi teka-teki bagi Min. Hanya bisa dianggap sebagai fenomena yang belum bisa dijelaskan oleh ilmu kedokteran modern.
Saat Shenyu menutup matanya, bayangan Min masih muncul berulang kali dalam ingatannya.
Sejak kecil, dia selalu mengira dirinya adalah anak terlantar yang dibuang oleh orang tuanya.
Setelah ayah Min dipenjara, Min dan direktur panti datang ke Kota K. Direktur membantu menghapus semua catatan masa lalunya, ditambah statusnya sebagai anak di bawah umur yang namanya tidak disebut dalam laporan kasus, sehingga berhasil menyembunyikan fakta dari semua orang. Termasuk... Shenyu.
Perasaan Min terhadap Shenyu sebenarnya sangat kompleks.
Shenyu selalu menganggap Min sebagai sosok yang bisa diandalkan, memperlakukannya seperti kakak kandung. Namun tatapan Min padanya selalu dingin, bahkan mengandung bayangan ketakutan.
Min bukan tidak pernah berpikir untuk mengirim Shenyu pergi. Tapi dia tidak bisa menemukan orang yang mau menampungnya dalam waktu singkat. Apalagi jika diketahui latar belakang Shenyu sebagai anak hasil inses, siapa yang mau menerima? Lagipula anak hasil pernikahan sedarah sangat rentan terhadap penyakit genetik bawaan, semakin tidak ada yang mau mengadopsi.
Akhirnya, direktur panti terpaksa menampungnya di Panti Asuhan Xing Qi.
Hubungan aneh antara Min dan Shenyu yang sekaligus sebagai saudara dan ibu-anak terus menyertai pertumbuhan mereka berdua.
Sejak kecil Shenyu selalu sangat menyukai Min, mungkin naluri keibuan alamiah. Dia selalu ingin menempel pada Min setiap saat. Namun Min selalu berusaha menghindari Shenyu, enggan bersamanya.
Dan saat dia benar-benar menunjukkan perhatian dan perasaan pada Shenyu... adalah ketika Shenyu didiagnosis menderita polio. Tanpa biaya pengobatan yang cukup, nyawa Shenyu bahkan terancam dalam situasi saat itu.
Apa yang akan terjadi jika Shenyu mati?
Bukti kejahatan dan kegelapan bagi dirinya sendiri akan lenyap.
Mungkin dia bisa terbebas.
Itu... adalah pikiran awal Min. Tapi kemudian berubah. Dia tidak berhak membenci Shenyu, karena... Shenyu adalah anak yang dia putuskan sendiri untuk dilahirkan. Dialah yang membawa Shenyu ke dunia ini.
Bagaimanapun juga, Shenyu adalah putrinya. Darah dagingnya sendiri.
Meski seluruh dunia memandang Shenyu dengan tatapan dingin dan hina, hanya dirinya yang tidak boleh. Dia harus selalu berada di sisi Shenyu untuk melindungi, memberikan kehangatan dan kasih sayang.
Yang menghancurkan hidupnya bukan Shenyu, melainkan ayah yang bahkan tidak lebih baik dari binatang.
Melihat penderitaan Shenyu di tempat tidur rumah sakit, Min akhirnya mengambil keputusan. Dia membuat blog online untuk mempublikasikan kondisi Shenyu, berharap masyarakat bisa menyumbang. Blog yang ditulis dengan penuh emosi itu mendapat puluhan ribu klik dan perhatian media.
"Anak yatim penderita polio", benar-benar cocok untuk dijadikan judul rubrik sosial. Hampir tidak perlu menyusun kata-kata khusus untuk menulis berita yang mengharukan. Setelah terbit, donasi terus mengalir ke rumah sakit. Setelah perawatan, nyawa Shenyu terselamatkan, namun mengalami kelumpuhan tubuh bagian bawah sehingga harus menggunakan kursi roda.
Sejak itu, di panti asuhan sering terlihat pemandangan Min mendorong kursi roda Shenyu sambil bercanda dan tertawa bersama.
Saat itu, sungguh... sungguh sangat bahagia.
Tahun demi tahun berlalu, Shenyu tumbuh perlahan. Dan tepat pada saat ini...
Asal-usul Shenyu... terungkap.
Kemudian, orang-orang mulai menyebutnya "anak iblis".
Itulah awal dari semua tragedi.
## Jilid 8 Jangan Menoleh Bab 16 Alasan Tidak Boleh Menoleh
Wen Xuehui sedang berjalan mendekati arah Jalan Matsuda di dekat Jalan Beiyao. Jalan yang agak sepi ini membuatnya sedikit tenang. Suara napas berat di belakangnya sudah tidak terdengar lagi.
Tangannya terus membuat tanda salib di depan dada, berdoa agar dilindungi. Sejak masuk ke apartemen ini, ia sering mengunjungi gereja, berharap berkah Tuhan bisa menyelamatkannya dari ancaman hantu.
Meski tidak tahu apakah efektif, tapi dengan prinsip "percaya akan terkabul, tidak percaya tidak akan terkabul", Wen Xuehui tidak mau menyerah.
Tiba-tiba langkahnya terhenti saat berjalan.
Ketakutan bagaikan ember air es menyiram seluruh tubuh, setiap pori-pori kulitnya mengeluarkan hawa dingin.
Bulu roma...
“Sesuatu yang menyerupai rambut menyentuh punggungnya!”
Rambut!
Rambut wanita!
Rambut itu terus melayang-layang, kaki Wen Xuehui gemetar tak terkendali. Dia sama sekali tidak bisa membayangkan, di belakang... benar-benar muncul...
Tidak... lari, kabur!
Tapi kakinya sama sekali tidak menurut, ingin lari namun seolah ada kekuatan tak kasatmata yang menghalanginya.
Helai-helai rambut terus menjuntai.
“Ah... Ah...”
Bagai boneka yang talinya putus, Wen Xuehui ingin melawan namun tak berdaya. Ucapannya tertahan di tenggorokan.
Menoleh ke belakang...
Seperti bisikan iblis, suara itu terus bergema dalam benaknya.
Menolehlah ke belakang...
Lihatlah apa itu...
Keringat dingin membasahi dahinya, kedua tangan mengepal erat, jantung berdebar kencang.
Akhirnya dia mengangkat kaki dan berlari sekencang-kencangnya!
Terhuyung-huyung beberapa langkah, hampir terjatuh. Tapi tenaganya seolah terkuras, langkahnya semakin lambat.
Setelah berlari cukup jauh, sampai di dekat kompleks bangunan, Wen Xuehui baru hendak berhenti...
Di belakangnya kembali terasa sentuhan rambut itu!
Menolehlah...
Menoleh dan lihatlah...
Bisikan jahat itu terus menggema di kepalanya. Lehernya kaku bagai terkunci.
Kembalilah menoleh...
Helai-helai rambut mulai menjuntai, mendekat perlahan.
Aura kematian mulai menyelimuti dari belakang...
Akhirnya, Wen Xuehui dengan tajam memutar lehernya, menggerakkan kepala...
Kembali ke posisi semula!
Apa itu?
Apa sesuatu itu?
Apa hantu itu?
"Ah, ah, ah, ah, ah..."
Terus-menerus terengah-engah, Wen Xuehui merasa jantungnya hampir melompat keluar, matanya membelalak, pupil mata seakan ingin melebihi kelopak mata, menatap ke belakangnya.
Namun...
Di belakang, tidak ada siapa-siapa. Selain angin dingin yang sesekali berhembus, tak terlihat apapun.
Tidak ada?
Tidak ada sesuatu?
Bagaimana mungkin tidak ada?
Wen Xuehui sudah menoleh ke belakang, tapi tidak dengan mudah memutar kembali kepalanya, tetap terus mengawasi belakang.
Jangan sampai ada yang terlewat... Mungkin bersembunyi di suatu tempat...
Sekitar dua belas meter di belakangnya, berdiri rumah tua yang akan dibongkar, sudah rusak parah. Di sampingnya, tumpukan sampah membentuk dinding.
Karena sudah menoleh ke belakang, Wen Xuehui justru... tak berani memutar kembali kepalanya.
Mungkin jika menoleh lagi, hantu akan muncul lagi di belakang.
Tapi, berapa pun lama dia menatap, tak ada tanda-tanda kemunculan hantu.
Bukan?
Tidak ada? Itu khayalan? Halusinasi? Atau...
Wen Xuehui akhirnya perlahan memutar kembali kepalanya.
Tapi tepat di detik ini, rambut di belakangnya kembali terasa tersentuh! Dia segera menoleh lagi, tapi... tetap tak melihat apapun.
Wen Xuehui terengah-engah, matanya membelalak menatap...
Mengapa tidak ada?
Sebenarnya mengapa...
Dia sekali lagi menoleh ke belakang dan berlari sekuat tenaga. Saat ini, mentalnya sudah berada di ambang kehancuran. Awalnya mengira ini hanya misi darah kedua yang tidak terlalu sulit, namun...
Ternyata dia terlalu meremehkan apartemen ini.
Di saat yang sama, Xingchen juga hampir mencapai batasnya.
Rasa takut terus menekan sarafnya. Dengan sengaja tidak menoleh ke belakang, justru membuatnya terus curiga ada sesuatu yang mengikuti dari belakang... Tangannya terus meremas mata palsu kaca itu, tapi tak berani mengangkatnya ke depan mata. Siapa tahu, jika benar-benar melihat hantu itu, malah akan tewas?
Kesimpulan Kakak tidak bisa dijamin 100% benar!
Perasaan tak berdaya terus menyelimuti hatinya, sementara kegelapan di sekitarnya semakin kuat menyelimuti tubuh dan jiwanya. Cahaya tak pernah terasa sejauh ini sebelumnya.
Hanya dengan... berusaha pergi ke rumah tempat mereka terpisah dari Wen Xuehui bertiga, barulah bisa... bertemu kembali? Lalu...
Tapi saat memikirkan ini, hal mengerikan justru terjadi lebih dulu.
Saat ini, Xingchen sedang berada di samping sebuah rumah. Di jalur yang baru saja dilewatinya, jelas terlihat sebuah pintu. Dan tepat setelah melewati pintu itu sekitar lima langkah...
Dari belakang, terdengar suara pintu yang terbuka...
Suara gagang pintu diputar...
Bunyi pintu yang didorong terbuka...
Lalu...
Suara pintu ditutup keras-keras!
Dingin yang menusuk menerpa punggung Xingchen. Dia segera mempercepat langkah, tak berani menoleh sambil berusaha menjauh dari "benda" di belakangnya!
Tidak... jangan!
Jangan ikuti aku!
Tapi, sesuatu di belakangnya jelas mengikutinya. Bagaimanapun caranya dia berjalan, itu mengikuti seperti bayangan.
Mata palsu kaca itu terus digenggam di telapak tangan, tapi tak berani dikeluarkan untuk dilihat.
Aku memang orang yang tak berguna...
Kalau Kakak... Kalau dia, pasti tidak akan selemah ini? Tapi sekarang percuma berbicara.
Mungkin benar-benar tidak bisa kembali ke apartemen...
Beberapa waktu lalu, aku masih berusaha mencegah Min bunuh diri. Tapi mungkin... itu justru membuatnya mengalami teror lebih besar di masa depan.
Mengangkat tangan yang menggenggam mata palsu kaca, perlahan membuka telapak tangan.
Ini kesempatan terakhir... Jika kalah, semuanya akan berakhir.
Akhirnya... Xingchen membawa mata palsu kaca itu ke depan wajahnya! Memperhatikan gambar di mata kaca itu... pemandangan di belakangnya sendiri!
Lalu...
Xingchen...
Melihat sesuatu yang hampir membuatnya berteriak!
Wen Xuehui sudah tidak bisa berlari lagi. Sepatunya sobek, bahkan terjatuh terhuyung-huyung. Tapi dia tetap memaksakan diri berlari.
Waktu terus berlalu detik demi detik.
Tapi tengah malam pukul 00:00 masih sangat jauh.
Dia menoleh lagi ke belakang.
Masih tidak ada apa-apa. Angin berhembus, rumah-rumah, pepohonan, dan lain-lain...
Tidak ada... Mengapa tidak ada apa-apa?
Tak tahan lagi... Wen Xuehui kembali merebahkan tubuhnya, terengah-engah.
Tidak ada apa-apa di belakang...
Saat Xingchen membuka telapak tangannya, dia melihat mata palsu itu.
Sebenarnya saat menggalinya tadi, tidak sempat diperhatikan dengan baik.
Namun jika dilihat lebih teliti sekarang, akan terlihat...
Ini benar-benar... mata manusia yang hidup!
Mengapa dirinya yang sudah lama kehilangan mata kanan memiliki mata yang hidup?
Dalam pikiran Min, terus terbayang gambaran lukisan Shen Yu yang menakutkan itu.
Lukisan itu menggambarkan Bian Xingchen, Liu Xiang, Sun Jian, Wen Xuehui, dan Lu Ye. Kelima orang dalam lukisan semuanya menoleh ke belakang. Di belakang setiap orang, terdapat bayangan samar-samar. Kelima bayangan itu mengulurkan kedua tangan, mencabut kedua bola mata mereka, dan memasukkan sepasang bola mata baru ke dalam soket mata!
Mata kelima orang ini semuanya telah diganti!
Bukan hanya penglihatan, Xingchen juga merasakan dengan jelas sejak menyentuh bola mata itu... itu benar-benar bola mata organik! Bagaimana mungkin?
Kemudian muncul pertanyaan mengerikan.
Jika mata mereka telah diganti dengan yang asli...
Mengapa mata kanannya sendiri tetap tidak bisa melihat?
Satu-satunya penjelasan adalah...
Sebelum mengeluarkan bola mata ini, selalu ada sesuatu yang menghalangi pandangan mata kanan...
Xingchen perlahan mengangkat tangannya dan meraba ke depan.
Dia menyentuh tangan yang dingin membeku!
Waktu penggantian mata kelima orang ini terjadi tepat saat mereka memasuki area ini. Sekitar sama sekali tidak ada pertokoan, hampir tak ada cahaya.
Karena itu... bahkan jika "sesuatu" yang mengganti mata mereka berdiri di depan saat itu, mustahil terlihat jelas.
Penghentian cahaya total inilah alasannya.
Setelah mata diganti, semua yang terlihat adalah "fenomena" palsu. Karena itu, berbagai kejadian aneh muncul.
Lima orang yang "dipisahkan" sebenarnya adalah halusinasi dari mata palsu tersebut.
Sun Jian yang tidak bisa melihat hantu dengan liontin tengkorak hitam yang selalu muncul di hadapannya juga...
Perasaan bahwa kompleks bangunan tua ini terlalu luas juga...
Lu Ye yang tidak menemukan kaki tambahan di belakangnya saat bercermin juga...
Liu Xiang yang mengira "hantu" sebagai bintang juga...
Wen Xuehui yang menoleh tapi tidak melihat apapun juga...
Ketidakmampuan melihat makhluk hidup seperti lalat juga karena pemandangan yang terlihat bukanlah gambaran nyata.
Semua ini adalah ilusi dari "mata" ini. Setelah mata diganti, penghuni tidak bisa membela diri dari hantu yang menyerang dari arah manapun.
Faktanya, meski banyak hantu tak kasat mata, apartemen akan membatasi pergerakan hantu sebagai jalan keluar. Tidak mungkin ada instruksi tulisan darah yang sama sekali tak terlihat dan tidak bisa dilacak. Itu akan menjadi situasi tanpa solusi.
Nasihat Min kepada para penghuni "jangan menoleh ke belakang" didasari pemikirannya bahwa mungkin masa depan bisa berubah jika mereka tidak menoleh. Jika hantu muncul di hadapan mereka, secara alami mereka bisa melarikan diri kapan saja. Intinya, selama tidak menoleh, hantu harus berada di depan mata baru bisa mengganti bola mata. Tentu saja jika hantu ini transparan, dia pun tak bisa berbuat apa-apa. Sekalipun menulis "lindungi matamu" juga sia-sia, karena menutup mata justru membuat penglihatan kabur dan lebih mudah dibunuh hantu. Lagipula hantu tetap bisa bertindak meski mata dilindungi. Namun kecerdikan Min sepenuhnya gagal, dia sama sekali tidak menyangka bahwa daerah Jalan Shindensakura saat itu gelap gulita, bahkan jika Bian Xingchen dkk matanya diganti di depan hidung, mereka tetap tidak akan menyadarinya.
Hal ini tak pelak mengingatkan pada cerita "Penggantian Kepala" dalam "Legenda Aneh dari Studio Liao".
Sebenarnya, jika Xingchen sebelumnya menoleh ke belakang... saat menoleh, mata kanannya justru akan bisa melihat dengan jelas. Alasan mata kanannya tetap tidak bisa melihat meski sudah diganti, karena di depannya ada "sesuatu" yang menutupi mata kanannya dengan tangan.
Selain itu, patut disebutkan bahwa sebenarnya ada satu lagi area yang tertutup dan tertipu dari mata mereka.
Yaitu... jam tangan. Setelah mata diganti, waktu yang terlihat di jam tangan pun secara alami palsu. Faktanya, lima menit yang lalu tepat melewati tengah malam pukul 00:00.
Tapi kenyataannya, baik Xingchen maupun Lu Ye yang masih hidup saat ini mengira sekarang baru lewat pukul 22:00 malam.
Konsep dan persepsi manusia tentang "waktu" sepenuhnya bergantung pada jam. Tanpa disadari, jam telah menjadi satu-satunya cara manusia mengenal waktu. Jika tidak ada jam, manusia akan kebingungan dan terjebak dalam keadaan sama sekali tidak memahami waktu. Banyak orang mengalami perbedaan besar antara persepsi pribadi tentang waktu (seperti perkiraan beberapa menit atau jam yang telah berlalu) dengan waktu aktual di jam. Karena persepsi manusia terhadap waktu sangat subjektif - baik dalam kondisi tegang, saat bersantai, maupun ketika menganggur - perasaan akan waktu akan berbeda.
Jadi, meskipun ada perbedaan waktu dua jam, ternyata tidak ada seorang pun yang menyadarinya. Mereka sepenuhnya tertipu oleh "ilusi" pada jam tersebut.
Inilah alasan sebenarnya mengapa Xingchen dan yang lain tidak bisa menghubungi penghuni apartemen via ponsel. Karena dengan begini, tidak ada satu orang pun yang bisa mengetahui waktu sebenarnya.
Wajar... SMS yang dikirim Kakak dan dilihat Xingchen... juga merupakan "ilusi".
Bahkan jika mengambil "mata palsu" melalui SMS itu dan menemukan kebenaran, tetap tidak berguna. Karena tidak ada cara untuk menentukan waktu sebenarnya. Tanpa mengetahui waktu aktual sekarang, meskipun instruksi tulisan darah telah berlalu, tetap mustahil meninggalkan tempat ini. Apalagi mata tidak bisa digunakan, sama sekali tidak menemukan metode untuk kabur dari area ini.
Xingchen telah terjebak dalam situasi tanpa harapan. Dia hampir tidak mungkin melarikan diri.
Tidak tahu "jalan keluar", juga tidak memahami "waktu sejati", yang selalu menghalangi mata kanannya, akhirnya "hantu" itu mulai bertindak.
Xingchen sudah tidak punya cara lagi untuk kabur.
Dia... pasti mati.
Sudah pukul 1 pagi.
Penghuni-penghuni semuanya menunggu di pintu apartemen, namun tetap tidak ada yang kembali ke apartemen. Semua tidak bisa menahan diri untuk menghela nafas sedih, kali ini... tidak ada satu pun yang kembali.
"Masih tidak tahu siapa yang menulis catatan itu." Penghuni Kamar 905, Su Xiaomo, seorang gadis muda berkacamata dengan rambut dikuncir mengatakan: "Juga tidak bisa mengetahui dari mulut mereka apakah 'jangan menoleh' ini benar-benar jalan keluar."
Li Yin terus-menerus berdoa, setidaknya ada satu orang yang kembali.
Sudah pasti mati...
Benar-benar pasti mati...
Xingchen yang berpikir demikian sudah tidak memiliki harapan untuk hidup lagi.
Meski tidak tahu apa yang terjadi pada Liu Xiang dan yang lain, tapi... dirinya pasti tidak bisa bertahan. Harus bagaimana? Bagaimana? Bagaimana...
Keputusasaan langsung menenggelamkan Bian Xingchen.
Tiba-tiba, dia merasakan hawa dingin mengerikan datang dari belakang. Lalu... aroma kematian terus mendekat!
Namun tepat pada saat itu. Keajaiban terjadi.
Aroma kematian itu perlahan menghilang. Tidak hanya itu, Xingchen terjatuh ke tanah, setelah lama menunggu, tidak terjadi apa-apa.
Ada apa ini? Awalnya Xingchen mengira apakah dirinya sudah sampai di alam baka, tapi pemandangan di depan masih "ilusi"?
Tapi, dia segera meraba tubuhnya, masih utuh.
Dirinya masih hidup?
Xingchen sama sekali tidak menyangka, dirinya secara tidak sengaja menemukan jalan keluar.
Sebenarnya, jika setiap dari mereka bisa melihat, akan ditemukan bahwa setiap sekitar lima puluh meter, sebuah helm hitam muncul di bawah kaki mereka. Total semua helm di kompleks bangunan ini setidaknya mencapai ribuan.
Sebelumnya, Xingchen pernah menendang sesuatu yang "keras" di dalam rumah tua yang gelap gulita itu. Itulah helm tersebut. Alasan dia tidak bisa melihat helm itu bukan karena ruangan itu gelap, melainkan karena matanya sama sekali tidak bisa melihat objek nyata. Saat itu sebenarnya dia sedang berjalan di luar, bukan di dalam rumah.
Helm ini mirip dengan boneka pengganti di bus tengah malam sebelumnya. Begitu helm dipakai, hantu tidak bisa melihat mereka, sekaligus mata asli mereka akan kembali.
Baru saja, ketika Xingchen terjatuh, kepalanya secara kebetulan masuk ke dalam sebuah helm yang tergeletak di tanah! Saat ini, Xingchen mengangkat pergelangan tangannya dan melihat waktu yang benar di arlojinya!
Bian Xingchen... menjadi satu-satunya yang selamat dari misi darah kali ini.
Di waktu yang sama, Lu Ye kembali melihat arlojinya yang menunjukkan pukul setengah sebelas.
"Kenapa... waktu berjalan begitu lambat? Masih setengah sebelas?" Gumam Lu Ye sambil terus berjalan, perasaan cemasnya semakin menjadi. Saat ini, dia kebetulan melewati sebuah helm.
Kemudian...
Langkah kakinya terhenti.
Segalanya kembali sunyi...
Sunyi yang mencekam...
## Buku 9 Gaun Pengantin yang Terkutuk Bab 1 Rencana, Kendali, Keseimbangan
Shenyu menghilang.
Dia lenyap tepat di malam berakhirnya instruksi tulisan darah itu.
Min menunggu sampai pagi berikutnya, namun Shenyu tak kunjung kembali ke panti asuhan. Saat mencoba menghubungi nomornya, ternyata sudah dinonaktifkan. Kemudian mereka menemukan secarik kertas di kamarnya yang bertuliskan bahwa dia tidak akan kembali lagi. Tulisan itu benar-benar berasal dari Shenyu.
Di hari-hari berikutnya, Shenyu benar-benar menghilang dari dunia ini.
Min sangat paham, bagaimanapun caranya, dia harus menemukannya. Dari kesaksian Bian Xingchen yang selamat, lukisannya benar-benar memprediksi adegan nyata instruksi tulisan darah! Bagi Min yang hampir kehilangan semua harapan hidup di apartemen, dia adalah satu-satunya tali penyelamat!
Di sisi lain, Li Yin masih tidak bisa memastikan apakah catatan itu asli atau tidak. Dari jawaban Bian Xingchen... tidak bisa ditarik kesimpulan lebih lanjut.
Berikutnya, penghuni baru apartemen terus bertambah. Total penghuni baru yang masuk pada Februari mencapai dua puluh tujuh orang!
Sebagai Loushang, Li Yin merasa situasi semakin serius. Semakin banyak orang, semakin sulit dikelola. Namun karena pemandangan mengerikan apartemen tidak terlihat begitu keluar gang kecil, banyak yang percaya tempat ini memang tak bisa dijelaskan secara ilmiah.
Li Yin bahkan memberi tugas jaga bergiliran ke para penghuni, terus berjaga di lantai dasar untuk menjelaskan aturan apartemen ke pendatang baru. Aturan sepuluh misi darah saja sudah membuat bulu kuduk merinding, banyak wanita muda menangis ketakutan. Banyak juga yang tidak percaya, tentu konsekuensinya mati jika keluar apartemen lebih dari 48 jam.
Dulu saat penghuni masih sedikit, masih bisa dinasihati berulang. Tapi sekarang dengan jumlah sebanyak ini, mustahil meyakinkan satu per satu. Yang tidak percaya biar saja menerima nasib.
Kamar kosong di apartemen dengan cepat berkurang. Dari lantai satu sampai paling atas, setiap lantai sudah ada penghuninya.
Pada hari itu, Min kembali ke apartemen dengan wajah pucat pasi. Sesampainya di depan pintu kamarnya, tangannya gemetar saat mengeluarkan kunci, berkali-kali gagal memasukkan ke lubang kunci.
Shenyu masih belum ada kabar sama sekali.
Sudah mencari ke semua tempat yang mungkin, tetap tidak bisa menemukannya! Min belum pernah merasakan ketidakberdayaan sebesar ini!
Sebelumnya, dia pun beberapa kali membenci Shenyu, merasa keberadaannya mengganggu, bahkan berharap gadis itu lenyap dari dunia. Namun kini, ketika Shenyu benar-benar hilang, Min merasa ada bagian hatinya yang terkikis, seolah seluruh dunia kehilangan warnanya.
Akhirnya berhasil membuka pintu. Tiba-tiba sensasi terbakar yang hebat menyergap dadanya!
Beberapa detik kemudian, barulah dia sadar itu pertanda instruksi tulisan darah akan muncul! Dia buru-buru masuk ke dalam kamar. Di dinding, darah merah segar mulai merembes dan membentuk rangkaian karakter.
Isi tulisan darah: "Tanggal 2 Maret 2011 pukul 00:00-12:00, pergi ke Pabrik Garmen Jiangfeng di barat daya Kota K. Pecahan ketiga Perjanjian Neraka tersembunyi di dalam gaun pengantin merah bergaya kuno di pabrik tersebut." Diikuti penjelasan standar tentang Perjanjian Neraka.
Gaun pengantin kuno berwarna merah?
Apa yang sebenarnya terjadi?
Di lantai empat, Kamar 403, Ziye juga memegangi dadanya sambil menatap tulisan darah dengan konten serupa di dinding.
"Hari ini... akhirnya tiba juga."
Saat lokasi pecahan ketiga Perjanjian Neraka diumumkan, artinya kebohongan Li Yin sebelumnya akan terbongkar dengan sendirinya.
"Dia segera keluar dari pintu, menuju ke Kamar 404 sebelah, dan menekan bel rumah Li Yin."
"Lobi lantai dasar."
"Saat ini, sudah ada seorang penghuni berdiri di sini."
"Penghuni ini bernama Shen Ziling, seorang pria berpenampilan dingin yang mengenakan setelan hitam ketat. Di antara para penghuni, dia termasuk yang cukup lincah. Beberapa orang bahkan menduga dia dulunya adalah tentara yang sudah pensiun."
"Tak lama kemudian, dua penghuni lain turun."
"Satu tentu saja Min, satunya lagi adalah pria berambut mohawk dan berkacamata hitam. Pria berambut mohawk itu bernama Jin Deli. Meskipun dia orang Tiongkok asli, ini adalah nama Inggrisnya. Nama Tionghoanya sendiri tidak pernah diberitahukan kepada siapa pun. Para penghuni malas mempedulikannya dan memanggilnya dengan nama Inggrisnya. Konon dia penggemar berat musik rock, pernah bergabung dengan band tapi harus keluar karena masuk ke apartemen. Dia pengagum Elvis Presley dan The Beatles."
"Maaf, boleh tanya kamu..." Min mendekat dengan bingung dan bertanya pada Shen Ziling: "Tuan, boleh tahu nama Anda? Dari kamar berapa?"
"Sorotan mata Shen Ziling yang tajam seperti pisau es langsung membuatnya menggigil!"
"Shen Ziling, penghuni Kamar 1605."
"Setelah memberikan jawaban mekanis itu, dia tidak berbicara lagi."
Jin Deli mendekati keduanya dan berkata: "Awalnya ingin menunggu sampai semua berkumpul, tapi mari kita bicarakan dulu. Kalian juga sudah melihat instruksi tulisan darah kan? Potongan ketiga Perjanjian Neraka telah muncul, ini membuktikan Li Yin, Ke Yinye atau yang lain pasti menyembunyikan pecahan kontrak neraka dan berbohong tentang tidak mendapatkannya. Mari kita bahas siapa dua orang yang berbohong ini?"
Min terlihat gelisah, bibirnya bergetar tapi tak mengeluarkan sepatah kata pun. Shen Ziling bahkan lebih diam, tidak sekalipun menatap Jin Deli. Untuk sesaat, pria berambut ini merasa sangat canggung.
Saat itu, pintu lift terbuka lagi. Orang yang keluar berikutnya tentu saja adalah Ziye.
"Nona Ying!" Pria berambut itu baru hendak menyambut ketika Ziye sudah lebih dulu mengambil inisiatif.
"Jika ingin membahas tentang pecahan Perjanjian Neraka, Ketua Li akan membukanya secara resmi dalam rapat perwakilan penghuni nanti malam. Detail terkait saya juga tidak tahu."
Jin Deli tertegun, sama sekali tidak menyangka akan seperti ini!
Li Yin sudah memprediksi kejadian seperti ini. Karena itu sejak awal dia memutuskan untuk mengadakan rapat penghuni begitu lokasi potongan ketiga Perjanjian Neraka diumumkan.
Tujuan tindakan ini memiliki dua aspek pertimbangan.
Pertama, jika masalah ini tidak diumumkan dan hanya diketahui oleh penghuni yang menerima instruksi tulisan darah, maka beberapa penghuni tersebut secara alami akan bisa mengidentifikasi siapa saja yang memiliki kecurigaan besar. Secara bersamaan, mereka mungkin akan bertindak merugikan untuk merebut fragmen kontrak neraka, bahkan mungkin saling memeras. Namun dengan pengumuman ini, situasi menjadi keruh - semua penghuni yang mengetahui hal ini justru akan saling waspada. Analoginya seperti sekumpulan harimau yang melihat sepotong daging gemuk, tak satu pun harimau akan gegabah merebutnya karena akan menjadi sasaran empuk semua orang. Seluruh penghuni justru akan saling mengontrol dan mengawasi.
Kedua, dengan pengumuman ini, kebohongan yang dibuat oleh Ke Yinye atau Xia Xiaomei, maupun aliansi keduanya, akan terbongkar dengan sendirinya. Dari segi kerugian, kedua belah pihak sama-sama terdampak. Semua orang bisa menebak bahwa mereka telah menyembunyikan kontrak neraka secara pribadi. Dengan demikian, posisi Yin Ye terpaksa menjadi sama persis dengan Li Yin - sama-sama harus berhadapan dengan kewaspadaan seluruh penghuni. Oleh karena itu, mereka pasti akan memilih untuk sementara waktu bersatu dengan Li Yin. Sebab, mereka kini memiliki "musuh" yang sama. Seperti pepatah: tidak ada musuh atau kawan abadi, hanya kepentingan yang abadi. Jika kepentingan selaras, permusuhan turun-temurun pun bisa ditangguhkan; sebaliknya jika kepentingan bertolak belakang, sekutu terdekat pun akan berbalik menjadi lawan.
"Malam itu, di lobi lantai dasar, setelah sejumlah besar penghuni berkumpul, Li Yin yang berada di tengah kerumuman mengumumkan 'misi darah' kali ini. Saat mendengar 'pecahan ketiga Perjanjian Neraka', suasana di lantai dasar langsung gempar!"
"Ternyata ada yang menyembunyikan pecahan Perjanjian Neraka!"
"Ketua Li, jangan-jangan salah satu pecahan Perjanjian Neraka ada padamu?"
"Ke Yinye! Pasti Ke Yinye! Bukankah dia yang memecahkan perwujudan hantu galak? Hmph, pasti dia!"
"Mungkin juga Ke Yinyu menyimpan pecahan Perjanjian Neraka?"
"Masa sih? Bukankah Ying Ziyue mengatakan saat dia melempar pecahan Perjanjian Neraka, Ke Yinyu selalu bersamanya?"
"Belum tentu, mungkin dia membuat kesepakatan tertentu dengan Ying Ziyue..."
Para penghuni bukan orang bodoh. Banyak yang sudah menebak garis besar peristiwa. Melihat ekspresi mengancam mereka, Li Yin menatap Ke Yinye dan Ke Yinyu yang juga menjadi sasaran utama, dikerumuni banyak penghuni.
Baiklah... Yin Ye, untuk sementara mari kita bersekutu...
Ke Yinye juga tidak menyangka Li Yin justru menggunakan taktik "mengorbankan diri untuk keluar dari kebuntuan" ini, sengaja menjadikan dirinya target utama sekaligus memaksa dirinya harus berdiri di barisan yang sama. Perlu diketahui, Kontrak Neraka adalah benda yang diinginkan kedua belah pihak. Begitu kontrak Li Yin direbut, situasi bisa lepas dari kendali dan perhitungannya. Yang paling menakutkan adalah, jika fragmen kontrak tersebut direbut oleh penghuni tanpa bisa dilacak siapa pelakunya, itu akan jadi masalah besar.
Saat ini, membantu Li Yin berarti membantu diri sendiri. Tentu bagi Li Yin pun sama - jika fragmen yang ada pada dirinya dan Yinyu direbut, itu juga akan merugikan Li Yin.
Kejam! Yin Ye harus mengakui, kali ini dia kalah satu langkah dari Li Yin. Meski terpaksa seposisi dengan Li Yin, tapi Li Yin yang merancang rencana ini jelas sudah menyiapkan banyak cadangan, sementara dirinya sepenuhnya terjebak dalam posisi pasif!
Tentu saja, para penghuni juga tidak akan menggunakan kekerasan untuk memaksa mereka menyerahkan fragmen Perjanjian Neraka, ada tiga alasan.
Pertama, penghuni bukanlah orang bodoh. Menggunakan kekerasan adalah opsi terburuk, apalagi identitas pemilik sebenarnya fragmen Perjanjian Neraka masih belum jelas. Belum diketahui siapa yang akan mendapatkan fragmen kontrak ini. Jika menggunakan kekerasan, besar kemungkinan akan terjadi situasi saling menghancurkan.
Kedua, Li Yin dan Yin Ye, keduanya adalah orang-orang dengan kemampuan analisis dan wawasan yang sangat kuat, sangat membantu bagi penghuni dalam menjalankan misi darah di masa depan. Bagaimanapun juga, baik Li Yin maupun Yin Ye, tidak memegang Kontrak Neraka yang lengkap, tidak perlu membuat diri mereka sendiri bermusuhan, sehingga membuat pelaksanaan misi darah di masa depan jatuh ke dalam situasi yang terjepit.
Ketiga, para penghuni sangat ingin mendapatkan fragmen Kontrak Neraka yang tentu juga merupakan masalah rumit. Penghuni tidak mungkin membentuk aliansi sejati untuk merebut fragmen. Mungkin ada satu atau dua orang yang bisa membuat kesepakatan, tetapi semakin banyak orang semakin tidak realistis. Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis pada dasarnya bisa dijalankan kapan saja oleh penghuni, artinya sekalipun banyak orang membentuk aliansi dan berjanji akan pergi bersama setelah mendapatkan kontrak lengkap, tidak ada yang akan mempercayakan harta berharga ini kepada orang lain. Bahkan bergantian menjaga pun sulit diterima. Bagaimanapun, Kontrak Neraka yang utuh hanya ada satu, dan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis hanya dikeluarkan sekali setiap 50 tahun. Jika melewatkan kesempatan ini, tidak akan ada lagi! Hanya tersisa jalan berbahaya melalui 10 misi darah! Semua orang akan takut jika ada penghuni yang nekat menjalankan misi darah iblis untuk kabur membawa kontrak. Begitu berhasil menjalankan misi darah iblis, dia bisa langsung kabur dari apartemen. Selama dia lari jauh-jauh dari Kota K, apa yang bisa dilakukan penghuni lain yang terikat apartemen? Li Yin bahkan sengaja memberitahu semua penghuni tentang hal ini. Dengan begitu banyak orang, jika mereka benar-benar bisa bersatu dalam aliansi, Li Yin lebih memilih percaya bahwa tahun 2012 benar-benar kiamat.
Jelas, setelah para penghuni sedikit tenang, mereka mulai menyadari... betapa briliannya taktik Li Yin ini. Tidak ada yang bisa berbuat apa-apa padanya, Ziye, maupun Yin Ye. Begitu pecahan Kontrak Neraka jatuh ke tangan seseorang, orang itu langsung menjadi target empuk! Pecahan kontrak neraka ini tidak bisa direbut secara terang-terangan, sementara untuk mencuri diam-diam hanya sedikit yang mampu! Apalagi saat ini baru tiga fragmen kontrak yang dirilis, dan fragmen ketiga baru saja diumumkan lokasinya. Mengubah seluruh apartemen menjadi medan pertarungan saling sikut di tahap ini hanya akan merugikan semua pihak. Lagipula kita tahu pasti pecahan kontrak itu ada di antara mereka, dan sebagai penghuni apartemen tidak mungkin kabur. Daripada panik, lebih baik tunggu sampai tujuh fragmen kontrak terdistribusi ke tangan penghuni berbeda, baru mulai perang habis-habisan!
Tapi ketika memikirkan hal itu... bulu kuduk langsung merinding. Berapa banyak nyawa yang akan melayang saat itu nanti?
Saat ini, Li Yin bagaikan jendral yang mengendalikan setiap bidak catur dengan presisi. Semuanya berjalan sesuai kalkulasinya. Dia tahu mayoritas penghuni yang bijak tidak akan melakukan tindakan bodoh seperti merebut pecahan kontrak di fase ini.
Bagaimanapun, Li Yin yang terbiasa menulis novel militer berkualitas tentu paham bagaimana menerapkan strategi perang dalam kehidupan nyata! Perang bukan sekadar adegan film atau novel yang bisa diimajinasikan sembarangan!
Selain itu, Li Yin sangat menyadari ada faktor kunci lain yang membuat strateginya sukses. Yaitu... dirinya sendiri dan Yin Ye masing-masing memegang satu fragmen Kontrak Neraka!
Inilah yang disebut "keseimbangan kekuatan". Jika dua pecahan Perjanjian Neraka berada di tangan sendiri... Rencanaku ini efeknya akan berkurang cukup besar. Seluruh penghuni akan bersatu padu melawanku. Bagaimanapun, penghuni baru akan merasa aman jika pecahan Perjanjian Neraka dipegang oleh penghuni berbeda. Jika tidak, bagaimana jika ketujuh pecahan terkumpul di satu orang...
Orang itu pasti akan segera menggunakan Perjanjian Neraka untuk menulis karakter di dinding rumahnya, menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, dan melarikan diri dari apartemen! Itu yang paling mengerikan!
Tapi memikirkan ini sekarang masih terlalu dini.
Saat ini ada masalah mendesak. Salah satu tersangka utama yang mungkin memegang pecahan Perjanjian Neraka, Ying Ziyue, akan menjalankan misi darah kali ini!
Jika pecahan Perjanjian Neraka ada di tangan Ziye, bukankah setelah dia mati tidak ada yang tahu keberadaan pecahan itu? Hanya orang bodoh yang percaya orang secerdas Ziye akan menyimpan pecahan itu di apartemennya. Hubungannya dengan Li Yin masih baru, belum tentu dia memberitahu hal ini ke Li Yin. Bahkan banyak penghuni curiga bahwa hubungan asmaranya dengan Li Yin pun mengandung unsur pemanfaatan.
Kemudian, topik rapat beralih ke pembahasan misi darah kali ini.
## JILID 9 GAUN PENGANTIN IBLIS BAB 2 NAGA MEMILIKI SISIK TERBALIK, DISENTUH LANGSUNG MATI!
Setelah rapat berakhir, Min kembali ke lantai 25 dengan kondisi sangat lelah.
Xingchen mengikuti di belakangnya. Dia bisa melihat bahwa Min saat ini sangat menderita.
Bisakah aku mendapatkan fragmen ketiga Kontrak Neraka? Jujur saja, dia bahkan tidak berani membayangkannya. Kontrak Neraka pertama kemungkinan besar ada di tangan Ke Yinye, sedangkan yang kedua dipegang oleh Li Yin dan Ying Ziyue.
Ketika Min masuk ke apartemen, Xia Yuan sudah meninggal. Li Yin telah menjadi Loushang. Karena itu dia tidak punya kesan khusus terhadap Xia Yuan, namun sangat menghormati Li Yin yang baru menjabat sebagai Loushang. Bagaimanapun juga, bertahan melalui empat misi darah bukanlah hal biasa. Kini, dia telah melewati enam misi darah - meskipun misi keenam hampir merenggut nyawanya - bertahan sampai tahap ini sangat luar biasa. Strategi dan kemampuannya jauh melampaui orang biasa. Ke Yinye, jika melihat rekam jejak misi darah sebelumnya, juga bukan orang sembarangan. Adik perempuannya Ke Yinyu bahkan dikabarkan sebagai penghuni yang lolos dari "situasi mematikan yang tak terhindarkan". Ying Ziyue sendiri memiliki latar belakang misterius dan telah melewati tiga misi darah.
Bersaing memperebutkan Kontrak Neraka dengan keempat orang ini, dia merasa kemampuannya mungkin tidak akan cukup.
Saat dia sampai di depan pintu kamar dan mengeluarkan kunci, tiba-tiba Xingchen berbicara: "Min... Nona Min, bisakah kita berbicara?"
Hingga saat ini Xingchen masih tidak tahu marga asli Min. Saat memperkenalkan diri setelah masuk apartemen, dia hanya berkata "Panggil saja aku 'Min'". Karena itu awalnya Xingchen bahkan curiga bahwa Min mungkin bukan nama aslinya.
"Tapi sebenarnya, Min melakukan ini karena tidak ingin menyebutkan marga keluarganya. Marga ayah yang sangat dibencinya itu."
"Shenyu juga sama, setelah mengetahui latar belakang kelahirannya, dia tidak pernah ingin siapa pun memanggil nama lengkapnya. Karena dia juga mewarisi marga iblis itu."
"Bagaimanapun, orang itu dan Min memiliki marga yang sama. Jadi Shenyu hanya bisa mewarisi marga ini."
Min menatap Xingchen, mengangguk, dan berkata: "Baiklah, masuklah."
Dia benar-benar ingin menemukan seseorang untuk curhat.
Membuka pintu, dengan lelah dia bersandar di sofa, merasa seperti ada beban seribu kilogram menindih tubuhnya.
Tiba-tiba dia menangkat kepala dan berkata pada Xingchen di hadapannya: "Kenapa waktu itu kamu menyelamatkanku? Kenapa tidak membiarkanku mati saja saat itu?"
"Apa?" Xingchen terkejut, apakah dia kembali punya niat bunuh diri?
"Min..."
"Karena kamu menyelamatkanku, membuatku kembali punya harapan, keinginan untuk hidup!"
"Jika mati saat itu, semuanya akan berakhir!"
"Tapi... tapi..." Air mata terus mengalir dari mata Min: "Sekarang, bahkan Shenyu sudah tiada. Baik cinta maupun kebencian, tidak ada lagi objeknya. Di apartemen ini, juga tidak ada masa depan. Sama sekali tidak ada alasan bagiku untuk hidup! Tapi kamu menyelamatkanku..."
Xingchen segera mendekatinya: "Nona Min, tenanglah sedikit..."
“Aku tidak bisa lagi melakukan bunuh diri untuk kedua kalinya! Akhirnya, tetap harus menjalankan instruksi tulisan darah, dibunuh oleh hantu-hantu mengerikan itu! Bahkan jika selamat kali ini, bagaimana dengan kali berikutnya, berikutnya lagi, dan berikutnya setelah itu? Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan saat itu nanti?”
Kemudian, tiba-tiba dia menundukkan kepala dalam-dalam, air mata mengalir deras.
“Mengapa... Saat itu aku memutuskan membawa Shenyu ke kota ini! Jika aku tidak datang ke kota ini, tentu aku tidak mungkin... akan masuk ke apartemen ini!”
Xingchen berusaha menenangkannya dan bertanya: “Shenyu, apakah dia saudara kandungmu?”
“Tidak, bukan!” Min berteriak: “Bukan, bukan!”
Mengapa dulu melahirkannya?
Sebenarnya hanya setengah tahun kemudian, dia sudah menyesal melahirkan Shenyu.
Seharusnya tidak melahirkannya.
Andai saja dia tidak ada.
Pikiran seperti itu sebenarnya terus menyiksaku. Tapi, ketika Shenyu menderita polio, perasaan darah daging sendiri akhirnya menguasai.
Namun, itu justru menjadi awal yang lebih mengerikan.
Karena seiring waktu, Min menemukan Shenyu semakin mirip "iblis" itu.
Alis, mata, cara bicara, bahkan beberapa kebiasaan sehari-hari, sangat mirip. Dan yang paling mengerikan adalah... bakat melukis bawaan lahirnya.
Ayah, yang semasa muda pernah belajar melukis, sangat terobsesi dengan lukisan tubuh manusia. Namun, di era Ayah, hal ini masih sulit diterima masyarakat umum. Bahkan karena itu ia banyak menderita. Namun kecintaannya pada lukisan tak pernah pudar. Setelah menikah, ia tidak serius bekerja dan tetap terobsesi melukis, sampai-sampai pekerjaan rumah tangga hanya ditanggung Ibu. Saat aku lahir pun ia tidak berhenti.
Penderitaan karena bakat tak diakui membuatnya terjerumus seperti kecanduan alkohol. Lalu, seolah kotak Pandora terbuka dalam hatinya.
Seperti pecandu, ia mulai terobsesi dengan seks. Hidupnya mulai kacau dan tak terkendali.
Ia seperti membuang segalanya, jatuh ke jurang kemerosotan. Masa kecilku pun sangat menderita karena ini. Ibu akhirnya tidak tahan menanggung beban hidup dan meninggal karena kelelahan.
Setelah Ibu meninggal... aku menjadi objek pelampiasan nafsu Ayah.
Saat Shenyu pertama kali mengangkat kuas, Min seolah melihat kebangkitan iblis dalam diri Shenyu. Gaya lukisannya juga mirip dengan Ayah, dan ia tampaknya tertarik pada lukisan tubuh manusia.
Terlalu mirip...
Semua ini membuat Min merasa gelisah. Tapi kegelisahan pun tak bisa berbuat apa-apa, ia tidak bisa mengubah Shenyu. Hari demi hari Shenyu semakin menyerupai iblis itu.
“Kamu sama sekali tidak tahu apa yang telah kualami,” Min saat ini sudah berlutut di lantai, berteriak sambil menangis: “Mengandung anak dari ayah kandung sendiri, bayi seperti itu tumbuh dalam rahimku, bisakah kamu bayangkan rasa sakitnya? Saat itu aku baru berusia enam tahun! Hanya enam tahun! Dan aku... malah melahirkannya! Kamu? Apa yang kamu lakukan di usia enam tahun? Pasti menonton kartun dengan riang, bermain di taman hiburan, dicintai orang tua kan? Benar kan?”
Mata Xingchen membelalak lebar.
Dia memang pernah mendengar tentang orang tua biadab yang menganiaya anak kandungnya sendiri, tapi hal semacam itu terasa sangat jauh dari kehidupannya. Sama sekali tidak bisa dikaitkan dengan dirinya sendiri.
Perempuan yang usianya hampir sebaya dengannya ini benar-benar mengalami masa kecil mengerikan seperti neraka?
“Aku... tidak tahu harus bagaimana lagi. Haruskah kubenci atau kucintai dia? Bisakah kamu memberitahuku? Karena kamu sudah menyelamatkanku, katakan padaku bagaimana harus melanjutkan hidup?”
Tanggal 1 Maret tiba.
Sore hari, lewat jam dua. Akhirnya saatnya berangkat.
Pabrik Garmen Jiangfeng terletak di daerah perbatasan antara pusat kota dan pinggiran kota, lokasi pabrik yang telah dinyatakan bangkrut ini sekarang sama sekali sepi. Meski ada rencana untuk membangun pabrik kimia, tapi itu masih sebatas wacana. Penduduk setempat pasti akan khawatir tentang masalah polusi lingkungan jika dibangun pabrik kimia, hingga saat ini izin resminya belum juga keluar sehingga masih terbengkalai.
Kali ini, tidak ada catatan yang muncul. Ini wajar karena Shenyu sudah menghilang.
Stasiun Metro Zhenbei Road, di depan rel kereta bawah tanah.
Li Yin mengantar perpisahan Ziye dan tiga orang lainnya, bahkan mengantarkan sampai ke sini.
Semua orang tahu, ini karena alasan Ziye.
Li Yin membentangkan peta, berkata kepada keempat orang di depannya: "Aku tahu kalian pasti sudah hafal peta ini, tapi lebih baik melihatnya beberapa kali lagi. Pabrik Garmen Jiangfeng terletak di Distrik Tianling barat daya Kota K, luas area pabrik sekitar..."
"Kesimpulannya, kalian naik Metro Line 6 turun di Wenhua Road, lalu berjalan kaki sebentar. Saat ini Gerbang 6 pabrik ini paling cocok untuk masuk. Sudah kuperiksa, pabrik ini tidak pernah menerima pesanan baju pengantin kuno... tapi apartemen bilang ada, pasti ada."
Kemudian, Li Yin menatap tiga orang selain Ziye, menambahkan perkataan.
"Perkataanku selanjutnya mungkin kasar, tapi mohon pahami perasaanku. Dengarkan baik-baik. Jika ada satu pun dari kalian yang melakukan hal tidak pantas pada Ziye, Ziye akan mengirim SMS kode rahasia khusus padaku. Untuk masing-masing dari kalian bertiga sudah kusiapkan konten SMS berbeda. Jadi jangan ada yang berpikir merampas pecahan Perjanjian Neraka dengan mengancam nyawa Ziye, lalu kembali ke apartemen dan bilang dia tewas di tangan hantu. Begitu SMS itu terkirim dan aku tahu siapa pelakunya, aku akan membunuh orang itu! Aku bersumpah, pasti akan membunuh orang itu!"
Pada saat ini, tatapan penuh kemarahan dan kebengisan Li Yin membuat mereka gemetar. Seketika wajah semua orang menjadi pucat pasi... Jika Li Yin berani melakukan itu, kematian mereka benar-benar terlalu tidak adil. Bagi para penghuni, mustahil meninggalkan apartemen. Selama Li Yin nekat melawan mereka, tidak ada tempat untuk melarikan diri!
"Kalian pasti juga sangat paham, di apartemen yang terisolasi sepenuhnya dari dunia luar ini, hukum dan moral sudah tidak ada artinya lagi. Jadi, aku tidak akan merasa terbebani secara psikologis untuk membunuh kalian, dan kalian pasti juga mengerti hal itu. Aku hanya nekat melawan kalian karena tindakan kalian yang membahayakan nyawa Ziye. Artinya, saat ini tidak akan ada yang berada di posisi yang sama dengan kalian. Dalam situasi ini, tidak akan ada yang datang membantu kalian. Bahkan mungkin saat aku melawan kalian, justru ada penghuni lain yang akan mencegahku terbunuh oleh kalian."
Memang benar, kemungkinan besar Li Yin memiliki pecahan Perjanjian Neraka. Ditambah dengan kemampuannya menganalisis jalan keluar dari misi darah, para penghuni pasti tidak akan membiarkan Li Yin mati.
"Tentu saja," wajah Li Yin sedikit melunak saat ini, "Aku rasa kalian tidak punya niat seperti itu. Ini hanya peringatan dariku. Ingatlah baik-baik, seperti naga yang memiliki sisik terbalik yang mematikan jika disentuh! Siapa pun yang menyentuh sisik terbalikku, akan kukirim ke neraka!"
Aura penguasa yang memancar sempurna membuat semua orang yang berdiri di hadapan Li Yin gemetar. Tatapan matanya yang penuh ketegasan dan daya pukau yang tak terbantahkan membuat bulu kuduk mereka berdiri.
"Katanya yang lemah takut pada yang keras, yang keras takut pada yang kasar, yang kasar takut pada yang nekat." Meski Min dan yang lain sebenarnya tidak berniat membunuh Ziye, rasa takut tetap menyergap. Mendengar perkataan Li Yin, Ziye terdiam sejenak, tak tahu harus berkata apa.
Saat itu, kereta metro sudah tiba. Keempatnya bersiap berangkat. Li Yin dan Ziye berpisah dengan berat hati.
"Harap hati-hati..." Li Yin menggenggam erat tangan Ziye, matanya menatap dalam-dalam ke bola mata gadis itu, seolah berharap waktu berhenti di detik ini.
Saat kereta metro berhenti dan pintu terbuka, Ziye perlahan melepaskan genggamannya.
Sekuat apapun hati... perpisahan tetap harus terjadi.
"Aku akan kembali."
Ziye melangkah masuk ke dalam kereta. Matanya yang membelalak tak lepas dari sosok Li Yin, berusaha mengukir bayangannya dalam ingatan selamanya.
Mungkin... ini terakhir kalinya melihat wajah Li Yin...
Pintu kereta tertutup.
Menyaksikan kereta itu menghilang di ujung terowongan, Li Yin limbung nyaris terjatuh...
Misi darah keempat!
Mampukah Ziye melewatinya?
Kembali ke apartemen, Yin Ye dan Yinyu sudah menunggu di lobi. Karena urusan pecahan Perjanjian Neraka, mereka juga khawatir akan nasib Ziye.
Bertiga mereka menuju Kamar 404. Yin Ye langsung melihat tumpukan kertas A4 setebal buku telepon di sofa ruang tamu. Sehelai selimut masih tergeletak di sana.
Dia berjalan mendekat dan mengambil setumpuk kertas itu, berisi data lengkap tentang pabrik garmen Jiangfeng sejak pendiriannya. Li Yin tampak begadang untuk mengunduh dan mencetaknya. Printer di apartemen, tintanya tak pernah habis, kertas pun tak ada habisnya.
Mungkinkah dia semalam tertidur di sofa sambil membaca ini?
Ketiganya duduk siap, menunggu kontak dari Ziye dkk untuk mendiskusikan jalan keluar dari misi darah ini! Di saat yang sama... Yin Ye dan Yinyu juga berharap bisa menemukan cara untuk mengetahui siapa yang akan mendapatkan pecahan Perjanjian Neraka kali ini!
## Volume 9 Gaun Pengantin yang Mistis Bab 3 Telepon Misterius
Bian Xingchen kini telah pulang ke rumah, bersama kakaknya Xingyan.
"Kau bilang... ada anggota klub yang tersembunyi?" Di ruang perpustakaan, sambil menyeruput kopi, Bian Xingyan memandangi adiknya yang tampak gelisah, bertanya: "Anggota 'itu' bisa mengetahui konten misi yang dikirim admin?"
"Benar. Kakak, kau tahu caranya..."
"Klub macam apa yang kau ikuti, terdengar menarik." Xingyan meletakkan cangkir kopinya, berkata: "Baik, aku pikir dulu. Besok kau harus kembali? Tak tinggal lebih lama? Katamu sekarang tinggal di apartemen, lokasinya bagaimana? Kapan ajak aku melihat?"
Xingchen cepat-cepat menggeleng: "Jangan, tidak perlu... tak usah..."
Tak usah...
“Jika, membawa Kakak ke sana, apa artinya? Mungkin, bisa membuat Kakak juga menjadi penghuni apartemen. Dengan begitu, ketidakseimbangan dalam diriku akan terhapus, karena Kakak dan aku berada dalam apartemen yang menyeramkan seperti neraka itu. Meskipun dia jenius, tidak kalah dari Li Yin dan Ke Yinye, berapa kali misi darah yang bisa dia lewati?”
Pikiran jahat ini terus mengakar dalam benaknya belakangan ini.
Saat itu, dering ponsel di mejanya berbunyi.
Nomor asing terpampang di layar. Xingchen mengangkat ponselnya, menyambungkan panggilan, dan bertanya: “Halo, siapa ini?”
“Bian Xingchen?”
Suara itu terdengar seperti sengaja diubah dengan menutupi receiver menggunakan kain. Tidak ada secerca kebaikan yang terasa dari nada bicaranya.
“Sa-saya, siapa ini?”
“Ada orang di sekitarmu?”
“Eh, ada.”
“Cari tempat sepi. Ada hal penting yang harus kubicarakan. Ini menyangkut... nyawamu.”
Mendengar kata-kata mengerikan itu, bulu kuduk Xingchen meremang. Dia berdiri, meninggalkan ruangan, menyusuri koridor menuju ruang kosong, mengunci pintu setelah masuk, lalu berbisik: “Apa... maumu?”
“Sudah dipastikan tidak ada orang?”
“Ya... sudah.”
“Bagus.” Suara tak bersahabat itu melanjutkan: “Mari kita bahas. Singkatnya, kamu ingin hidup, bukan?”
Jantung Xingchen berdebar kencang. “Hei, siapa kau? Kenapa tahu...”
“Tapi menurutmu, sampai kapan kamu bisa bertahan seperti ini?”
Xingchen merasakan seluruh tubuhnya dingin, dia mengusap hidungnya dan bertanya: "Kamu, kamu siapa? Penghuni apartemen? Atau..."
"Sebelumnya, awalnya kalian sebenarnya saat menoleh ke belakang, mata kalian sudah ditukar."
Mendengar ini, hati Xingchen langsung berdebar kencang.
"Bagaimanapun... mari kita buat transaksi."
"Transaksi?"
"Aku yakin kamu tidak mungkin memberitahu orang lain tentang keberadaanku? Transaksinya sederhana. Di masa depan, aku bisa memberimu sesuatu yang selalu kamu idamkan. Tapi, apa yang bisa kamu berikan sebagai balasannya?"
"Kamu, jangan berpura-pura misterius, kamu manusia atau hantu?" Xingchen sudah mempertimbangkan untuk lari kembali ke apartemen, suara ini terdengar terlalu aneh!
"Menurutku... manusia lebih menakutkan dan menjijikkan daripada hantu. Dengarkan, sekarang aku akan memberikan informasi gratis. Sebentar lagi aku akan kirim MMS, besok akan menghubungimu lagi. Jika kamu berminat bertransaksi, aku akan menyebutkan imbalan yang kuminta."
Kemudian telepon pun ditutup.
Xingchen memegang erat ponsel itu, kini merasa sangat gelisah. Tak lama kemudian, muncul notifikasi MMS baru. Xingchen segera membuka MMS tersebut.
Memandangi MMS itu, Xingchen mulai merenung...
Kereta bawah tanah terus melaju.
Ziye duduk, suhu tubuh Li Yin yang masih tersisa di tangannya setelah perpisahan tadi, membuatnya tak bisa melupakan.
Min duduk di samping Ziye, matanya terus menerus melirik wanita ini, dalam hati berdecak kagum: Di apartemen seperti ini, dia justru mendapatkan cinta yang begitu agung.
Ini juga bisa dianggap sebagai keberuntungan!
“Dengarkan,” Ziye tiba-tiba berbicara: “Lokasi Pabrik Garmen Jiangfeng sangat luas, target pencarian utama kita harus terkonsentrasi di gudang penyimpanan dan bengkel produksi. Kedua tempat ini memiliki kemungkinan cukup besar untuk menemukan gaun pengantin kuno itu. Tapi sekarang ada satu masalah, kalian pasti sudah tahu ya?”
Tiga orang lainnya juga menatap wajah Ziye dengan intens. Semua tahu kecerdasannya di apartemen tidak kalah dari Li Yin dan saudara Ke, setiap ucapannya tidak berani mereka lewatkan.
“Pecahan Perjanjian Neraka, ketika kita menemukan gaun pengantin itu, pasti kita berempat ingin mendapatkannya, benar?”
Hati Min berdebar kencang. Benar... Siapa yang tidak ingin mendapatkan pecahan Perjanjian Neraka!
Setiap orang tentu berharap bisa mengambil diam-diam tanpa ketahuan, itu yang terbaik. Penghuni apartemen selama menjalankan misi darah memiliki kesepakatan tak tertulis untuk tidak saling menggeledah, karena sekali tindakan penggeledahan terjadi, akan merugikan semua pihak.
“Jika kita berempat berkumpul mencari gaun itu bersama, begitu ditemukan pasti terjadi perebutan. Bagaimanapun prioritas utama selama misi darah adalah menyelamatkan diri. Perebutan yang berujung pertumpahan darah akan berakibat fatal.”
Meski Li Yin telah mengatakan hal itu, syaratnya adalah "jika Ziye mati". Artinya selama Ziye masih hidup, Li Yin tidak bisa berkomentar. Semua paham apartemen sedang dalam keadaan keseimbangan rapuh, sementara belum ada yang akan mengambil tindakan nyata merebut pecahan kontrak. Mereka yang memegang fragmen saling tahu dalam hati, tanpa perlu diungkapkan.
"Tapi, jika kita berpisah sama sekali menjadi empat orang, kalian pasti tidak setuju. Pertama, beraksi sendirian tentu akan menambah rasa takut dan memberi lebih banyak kesempatan pada hantu untuk bertindak. Kedua, kalian pasti khawatir orang lain diam-diam mengambil dan menyembunyikan fragmen kontrak. Benar bukan? Jadi saya menawarkan kompromi, sarankan kita bagi menjadi dua kelompok: satu kelompok mencari gudang penyimpanan, satu lagi mencari bengkel penjahitan. Dengan begitu, kita tidak terpisah sepenuhnya, sekaligus bisa saling mengawasi. Bahkan jika terjadi perselisihan karena rebutan fragmen, pertumpahan darah bisa diminimalisir. Bagaimana pendapat kalian?"
Mendengar usulannya, semua ragu-ragu. Jika empat orang berkumpul bersama dan berebut fragmen kontrak, pasti akan ada yang terluka, bahkan mungkin sampai terjadi pembunuhan. Mereka tidak berani membunuh Ziye, tapi tiga orang lainnya berbeda sama sekali. Jika hantu belum muncul malah penghuni sudah saling bunuh, bukankah itu...
"Aku setuju." Shen Ziling yang pertama menyatakan pendapat: "Baiklah begitu saja."
Sedangkan Min masih ragu-ragu, hanya ditemani satu orang? Itu... terlalu...
Seandainya bisa menemukan Shenyu, dengan lukisannya pasti tidak akan seperti orang buta meraba gajah seperti sekarang. Shenyu... ke mana dia pergi?
Sementara itu Jin Deli si rambut gimbal mengorek hidungnya, memiringkan kepala, lalu berkata: "Ini... kurang tepat bukan? Bagaimana jika kelompok lain menemukan fragmen kontrak? Jika mereka menyembunyikannya, bukankah..."
Ziye menoleh ke Jin Deli dan berkata, "Kamu pikirkan baik-baik. Begitu empat orang berkumpul dan berebut fragmen kontrak, konsekuensinya akan sulit dibayangkan. Menghindari 'hantu' dan melarikan diri ke apartemen semuanya butuh tenaga. Jika empat orang saling bertarung, bahkan kemungkinan ada korban jiwa bukanlah hal aneh. Jika terluka parah sampai tidak bisa berjalan stabil, saat 'hantu' muncul tidak akan ada tempat untuk lari. Kalian harus ingat, instruksi tulisan darah: prioritas pertama adalah bertahan hidup, baru kemudian merencanakan untuk mendapatkan fragmen kontrak!"
Kalimat ini seperti tamparan keras yang membuat Min menjadi lebih sadar. Ia mengangguk dan berkata, "Baiklah... Aku juga setuju."
Sebenarnya, jika 'hantu' benar-benar muncul, bahkan pasukan tentara pun tidak akan mampu melawan. Apa bedanya antara empat orang dengan dua orang?
Saat ini, yang lebih membuat Ziye penasaran adalah baju pengantin kuno itu sendiri.
Baju pengantin yang dikenakan wanita zaman kuno disebut xiapei, seperti konsep fengguan xiapei. Biasanya berwarna merah tua dengan sulaman burung mandarin atau simbol keberuntungan lainnya sebagai lambang sukacita.
Meski beberapa orang modern memilih baju merah mirip xiapei ketimbang gaun pengantin Barat, tapi baju pengantin kuno yang benar-benar tradisional seperti fengguan (mahkota phoenix) dan xipa (kain penutup kepala pengantin merah) sudah jarang digunakan.
Baju pengantin kuno itu jelas menyimpan misteri yang sangat dalam!
"Terakhir kali, di bus tengah malam, hantu galak yang memegang fragmen kontrak. Jelas yang merebut fragmen itu adalah Yin Ye. Meski keberanian dan strategi berperan dalam keberhasilannya merebut fragmen tersebut, faktor keberuntungan lebih dominan."
"Tapi keberuntungan adalah faktor kebetulan. Tak ada yang bisa mengandalkan keberuntungan selamanya. Jika baju pengantin itu juga merupakan perwujudan hantu, maka mencarinya sama saja dengan bunuh diri. Ziye sangat memahami hal ini, sehingga dia berulang kali menekankan: prioritas pertama adalah bertahan hidup, baru kemudian merencanakan perolehan fragmen kontrak."
"Untuk bertahan hidup, yang terpenting tentu mencari jalan keluar. Saat ini yang harus dipastikan adalah: apakah tidak mendekati baju pengantin akan menjadi jalan keluar? Tapi dia segera membantah. Apartemen selalu menyeimbangkan kesulitan misi darah, dan tidak akan merancang konten yang kontradiktif. Karena fragmen kontrak diterbitkan, pasti ada kesempatan bagi penghuni untuk mendapatkannya. Jika mengambil fragmen berarti masuk ke jalan buntu, justru akan merusak prinsip konsisten misi darah, menjadi tidak bermakna. Bagaimanapun, apartemen bukan bermaksud membunuh mereka, melainkan membuat mereka terus berjuang bertahan dalam setiap misi darah!"
"Para penumpang yang terhormat, halte berikutnya adalah Jalan Wen Hua. Silakan bersiap bagi yang akan turun."
"Saat bus berhenti, semua orang merinding. Min malah tangannya terus gemetar. Pengalaman mengerikan terperangkap dalam kabin roda putar sebelumnya yang hampir tak memberi harapan hidup, membuatnya trauma luar biasa terhadap misi darah. Meski pintu sudah terbuka, dia masih takut berdiri. Dengan wajah memohon dia menatap Ziye: "Nona... Nona Ying, tolong selamatkan aku... Aku tidak mau mati... Benar-benar tidak mau..."
“Berapa kali pun sebelumnya terlintas pikiran untuk bunuh diri, ketika menghadapi situasi kematian yang tak bisa dikendalikan sendiri, siapapun pasti akan bereaksi seperti ini.”
“Kalau menemukan jalan keluar, kita tidak akan mati.” Jawaban Ziye justru sangat sederhana: “Ayo turun.”
Kemudian Ziye berdiri dan berjalan menuju pintu bus. Namun saat ini, Min merasa seperti darah menetes: Apa maksudnya 'kalau menemukan jalan keluar tidak akan mati'... Kau pikir semua orang sepertimu yang monster berIQ tak terbatas? Kau sudah melewati tiga kali, mungkin juga mendapatkan satu fragmen, belum lagi punya pacar Li Yin. Aku... apa yang kumiliki? Bahkan Shenyu sudah meninggalkanku...
Dia tiba-tiba berdiri dan berjalan ke pintu bus, hati dipenuhi kutukan dan kebencian: Matilah kau... Matilah perempuan sialan ini! Mati di tangan hantu! Aku ingin lihat, ketika dihadapkan pada situasi terjepit oleh hantu, apakah kau masih bisa tetap tenang!
“Lewat Jalan Wen Hua,” Shen Ziling membuka peta dan menunjuk jalur yang ditandai garis merah, berkata: “Setelah melewati Jalan Ping Dong dan Jembatan Jiang Wei, kita akan sampai di lokasi bekas Pabrik Garmen Jiang Feng.”
Turun dari stasiun MRT, kami tiba di Jalan Wenhua. Jalan Wenhua merupakan ruas jalan yang cukup panjang di daerah pinggiran kota, dengan Jembatan Jiangwei sebagai garis pemisah antara bagian kota dan pinggiran. Produk pertanian dari pinggiran kota diangkut ke pusat kota melalui jembatan ini yang dibangun lebih dari 30 tahun lalu, membentang di atas sungai dalam Kota K. Lokasi ini sudah sangat dekat dengan Bendungan Zhenyun di Kota K. Karena jarak antara Kota K dan kota pesisir S yang berdekatan, terdapat banyak sungai dalam yang mengalir dengan berbagai bendungan dibangun di daerah pinggiran. Bendungan Zhenyun adalah salah satunya.
Setelah berpindah dari Jalan Wenhua ke Jalan Pingdong, jalanan mulai menjadi berbatu-batu. Sekitar mulai bermunculan rumah-rumah petak rendah. Dari kejauhan, Ziye sudah melihat Jembatan Jiangwei.
Melewati jembatan ini... berarti akan sampai di Pabrik Garmen Jiangfeng.
Saat ini, semua orang tegang luar biasa, terus-menerus waspada ke sekeliling dengan tubuh saling merapat. Shen Ziling tetap dengan ekspresi dinginnya, Jin Deli juga sangat hati-hati. Min tetap gelisah, dia menempel erat di belakang Ziye, siap kabur seketika jika ada masalah.
"Cukup. Sampai di sini dulu." Ziye berkata: "Melewati jembatan ini berarti terlalu dekat dengan Pabrik Garmen Jiangfeng. Mari kita cari tempat persinggahan sementara di sekitar sini. Kumpul kembali di sini lewat jam 11 malam untuk masuk ke pabrik."
Memandang ke ujung jembatan yang lain, semua membayangkan... mimpi buruk apa yang menanti di sana? Berapa banyak orang yang bisa kembali setelah menyebrang jembatan ini?
Pada saat yang sama, di kediaman keluarga Bian.
“Xingchen mengenakan mantel yang tergantung di rak baju, berkata pada Xingyan: \”Kakak, aku harus pergi dulu. Ada beberapa urusan yang harus diselesaikan.\””
“Langsung pergi? Tidak mau tinggal untuk makan malam?” Xingyan bertanya dengan sungguh-sungguh: \”Lagipula, jika menunggu lebih lama, mungkin Ayah akan menelepon.\””
“Kalau soal itu, apakah Ayah baru-baru ini menghubungimu dan menyebutkan kondisi Ibu?”
“Detailnya tidak terlalu jelas, tapi sepertinya ada perbaikan akhir-akhir ini. Mungkin beberapa waktu lagi Ayah akan membawa Ibu ke Tiongkok. Meskipun Keluarga Bian telah lama menetap di luar negeri, tapi Ibu pada dasarnya memang tumbuh besar di Tiongkok.\””
“Benarkah?” Sambil mengancingkan mantelnya, Xingchen berpikir: Jika Orang tua benar-benar datang, bagaimana jika mereka ingin mengunjungiku?
Ia tak bisa menahan kekhawatirannya. Tapi saat ini tidak ada cara lain.
Namun yang lebih mengusik pikirannya adalah telepon dan MMS itu. Setelah menelepon balik nomor tersebut, ternyata itu hanya telepon umum di pinggir jalan. Pihak di seberang terlihat terlalu misterius.
Apakah orang itu manusia atau hantu?
Ia ingin cepat kembali ke apartemen, berada di luar membuatnya terlalu gelisah.
“Rumah ini benar-benar besar, dia berjalan cukup lama tapi masih tidak bisa menemukan jalan turun. Lagipula sejak tinggal di dalam negeri bersama Kakak, Ayah membeli villa ini, waktu yang dihabiskannya di sini tidak terlalu lama. Kakak karena berniat melakukan penelitian di tanah air, akhirnya mengajar di universitas di Tiongkok, sedangkan Xingchen ditempatkan Ayah di samping Xingyan hanya untuk 'belajar' darinya. Sebenarnya Xingchen besar di luar negeri sejak kecil, jadi tidak punya rasa memiliki khusus terhadap Tiongkok. Dan dia juga menyesal mengapa dulu tidak lebih tegas menolak datang ke Tiongkok, kalau tidak, pasti tidak akan masuk apartemen ini.”
“Tapi sekarang membicarakan ini sudah terlambat.”
Akhirnya Xingchen menemukan tangga spiral panjang dan mulai menuruniinya. Sambil berjalan, dia terus melihat MMS di ponselnya.
“Rumah ini terlalu sunyi.”
Saat tiba di dasar tangga, melihat koridor luas yang kosong tanpa suara sama sekali, memang terasa tidak nyaman. Dulu Ayah tidak tahu berpikir bagaimana, hanya dua orang yang tinggal, lagipula tidak mungkin tinggal selamanya di Tiongkok, buat apa membeli villa tunggal sebesar ini. Uang bukan untuk dihamburkan seperti itu, dia sangat paham betapa gila kenaikan harga properti dalam negeri saat ini, villa mewah sebesar ini bagi orang berpenghasilan biasa benar-benar sesuatu yang tak terjangkau!
“Sungguh terlalu sunyi...”
Perasaan gelisah yang tak jelas semakin menjadi, Xingchen buru-buru berlari menuju pintu gerbang.
Waktu berlalu cepat, malam tiba. Tak lama kemudian, jam sudah menunjukkan pukul sebelas lebih.
Di ujung Jembatan Jiangwei, Ziye dan tiga orang lainnya berkumpul, berjalan menuju ujung lain jembatan!
## JILID 9 GAUN IBLIS BAB 4 FIRASAT BURUK
Saat melangkah di atas Jembatan Jiangwei, meski ekspresi Ziye tidak menunjukkan perubahan yang mencolok, tangannya mulai menggenggam erat. Momen perpisahan dengan Li Yin terpatri kuat dalam ingatannya.
"Nona Ying," kata pria berambut gondrong Jin Deli tiba-tiba, "Apa masih ada strategi lain? Anda sudah selamat dari tiga misi darah, bahkan misi pertama Anda langsung menghadapi tantangan tingkat kesulitan misi darah keenam."
Peristiwa saat itu masih jelas dalam ingatan Ziye. Terlihat jelas karena mendekati pelaksanaan misi darah iblis lima puluh tahunan tahun 2011, apartemen tidak lagi terpaku pada tingkat kesulitan, melainkan seolah ingin menyaring penghuni yang lebih unggul. Tidak hanya itu, penambahan besar-besaran jumlah penghuni juga tampak bertujuan untuk hal ini.
Setelah itu, pelaksana misi darah seringkali sama sekali tidak memperhatikan urutan kesulitan. Namun berdasarkan pengamatan, tingkat kesulitan misi darah selalu disesuaikan dengan tingkat kesulitan maksimal yang pernah dihadapi pelaksana. Artinya, misi darah kali ini sebenarnya harusnya memiliki tingkat kesulitan setara misi darah keempat.
“Di apartemen, jumlah penghuni yang bisa bertahan melewati empat misi darah sangat sedikit, sementara yang bertahan lima kali seperti Xia Yuan langsung dipuja layaknya dewa oleh para penghuni. Bertahan sampai tiga kali saja sudah sangat sulit. Ini semua karena semakin ke tahap akhir, jalan keluar semakin sulit ditemukan, atau syarat petunjuk jalan keluar semakin ketat. Keberhasilan Li Yin dan Yin Ye bertahan dari misi darah keempat dulu juga sangat bergantung pada faktor keberuntungan.”
“Sementara Shen Ziling, Jin Deli, dan Min yang harus bertahan di misi darah keempat ini kemungkinan besar akan menghadapi kesulitan luar biasa. Jin Deli sudah terlihat sangat gugup, bahkan langkah kakinya mulai gemetaran. Shen Ziling yang berwajah dingin itu juga terus mengeluarkan keringat dingin di dahinya. Yang paling parah adalah Min, jalannya seperti orang mengukur langkah, sama sekali tidak berani mendekati ujung jembatan.”
“Ingat satu hal. Hantu tidak akan membunuh jika apartemen belum memberikan petunjuk jalan keluar,” kata Ziye: “Artinya untuk sementara kita masih ‘aman’. Jika sejak awal hantu langsung membunuh, hanya ada satu kemungkinan. Petunjuk jalan keluar tersembunyi dalam teks misi darah. Tapi sejauh ini aku belum merasakan adanya petunjuk jalan keluar dalam teks darah ini.”
Min mengeluarkan ponselnya dan membuka nomor Shenyu. Shenyu sudah mematikan nomor lamanya sehingga tidak bisa dihubungi. Min sangat berharap bisa kontak dengan Shenyu, bahkan rela bersujud dan menyembah asalkan Shenyu mau menggambarkan krisis yang akan terjadi dalam misi darah ini.
Min menemukan sesuatu.
Saat menerima lukisan minyak itu, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa bahwa melahirkan Shenyu adalah keputusan yang tepat. Sebelumnya, dia tidak pernah seyakin itu bahwa melahirkan Shenyu adalah hal yang benar.
Kumohon... Shenyu, hubungi aku, hubungi aku...
Dia benar-benar ingin terus hidup!
Asalkan bisa bertahan hidup, dia akan mencintai Shenyu, melupakan semua rasa malu yang dibawanya, melupakan darah iblis yang mengalir dalam tubuhnya, semua itu tidak akan dipedulikannya lagi.
Tapi Shenyu tidak pernah menghubunginya sama sekali.
Jembatan besar membentang di seberang. Pabrik Garmen Jiangfeng sudah semakin dekat.
Membentangkan peta, Ziye menggigit gagang senter di mulutnya, menyorotkannya lalu menoleh berkata: "Pintu 6 harus ke kiri. Tempat itu paling cocok untuk masuk ke pabrik karena dekat dengan gudang penyimpanan."
Sudah disepakati. Nanti, Ziye dan Min dalam satu kelompok, Shen Ziling dan Jin Deli dalam kelompok lain. Kelompok pertama menuju gudang penyimpanan, kelompok kedua ke bengkel produksi.
Setelah berjalan beberapa lama, akhirnya bangunan hitam legam muncul di depan. Sebuah jalan setapak mengarah ke pintu besi yang sudah rusak. Di dinding tergantung papan bertuliskan: "Pabrik Garmen Jiangfeng".
"Sampai." Ziye menyimpan peta kembali ke tas ransel, melihat jam. Waktu menunjukkan sekitar 10 menit lagi menuju tengah malam pukul 00:00.
"Kita masuk dua menit sebelum waktu." Ziye menoleh sambil berkata: "Kalian berdua, tetap jaga komunikasi dengan kami."
“Hanya ada empat orang, tapi tetap dibagi. Namun, tidak bisa tidak melakukan itu, mengingat pecahan Perjanjian Neraka terlalu berharga. Mustahil untuk tidak memperebutkannya sama sekali.”
Akhirnya, memasuki Pabrik Garmen Jiangfeng!
Beberapa gedung tua pabrik itu sudah di depan mata. Karena takut memancing hantu, tidak ada yang berani menyalakan senter, mencari jalan dalam kegelapan.
Shen Ziling terus mengawasi sekitar, telinganya selalu waspada, sementara Jin Deli melekat erat padanya.
Gedung gudang persediaan sudah hampir terlihat.
Namun Ziye merasakan kegelisahan hebat yang belum pernah dialaminya sebelumnya. Perasaan ini bahkan puluhan kali lebih kuat daripada saat menghadapi hantu di cermin di gedung hantu Perumahan Ningfeng!
Udara seakan dipenuhi aura jahat yang menyebar ke setiap sudut pabrik! Ziye bahkan merasa kesulitan bernapas.
Misi darah kali ini... Dia punya firasat buruk yang sangat kuat!
“Kalau begitu, kami menuju ke bengkel produksi.”
Setelah Shen Ziling dan Jin Deli menjauh, Ziye memandang bayangan mereka yang menghilang dalam kegelapan, lalu menatap gedung gudang tak jauh di depan. Dalam kegelapan itu, seakan bayangan hantu mengerikan bisa muncul kapan saja!
“Min,” Ziye berkata pada Min di sampingnya, “Ikuti aku terus setiap saat.”
Saat berjalan mendekati gedung gudang itu, sensasi berdebar di dada semakin kuat. Sebenarnya bukan hanya Ziye, Min juga merasakan hal serupa.
Pintu masuk gedung gudang sudah di depan mata. Namun terlihat seperti mulut monster gelap yang siap menelan mereka kapan saja. Tubuh Min kini menempel erat ke Ziye, bahkan dia merasakan keputusasaan yang hampir total.
Padahal, hantu sama sekali belum muncul, tapi sudah seperti ini!
“Kami... apakah kami harus masuk? Jangan, jangan masuk...” Min hampir merengek kepada Ziye: “Lagipula kita sudah masuk, kita...”
“Dalam radius pabrik ini, tidak ada tempat yang aman.” Ziye menahan kegelisahan di hatinya: “Semakin banyak berjalan, semakin besar kemungkinan menemukan petunjuk jalan keluar. Jika tidak, mustahil bertahan hidup.”
“Jalan keluar, apakah pasti bisa ditemukan? Nona Yin, apa kau yakin bisa menemukannya?”
Sambil berbicara, mereka telah tiba di pintu masuk gedung. Kegelapan di dalamnya begitu pekat hingga hampir tak bisa melihat tangan sendiri, hanya siluet-siluet samar yang terlihat.
Namun lokasi tangga bisa segera dikenali.
Perlahan mereka berjalan mendekatinya. Dalam kesunyian yang mencekam gedung ini, Min hampir mencapai titik breakdown mental.
Dia merasakan dengan jelas bahwa di gedung ini ada sesuatu yang jahat menunggunya. Tapi dia juga tidak berani meninggalkan Ziye, mengingat Ziye telah bertahan melalui tiga kali misi darah, tentu lebih bisa diandalkan.
Air mata mulai mengalir.
Mengapa saat itu, tidak mengulurkan tangan membantu Shen Yu?
"Apakah masuk ke apartemen ini sekarang adalah karma?"
"Min, Min... Kembalilah, kembalilah..."
Tidak ingin mendengar suaranya, tidak ingin melihat wajahnya. Alis, mata, hidung, mulut yang mirip dengan iblis itu terus menyiksaku setiap saat.
Lebih baik dia menghilang saja... Lebih baik aku tidak pernah melihatnya lagi...
Setelah kabur dari panti asuhan, dia berlari tanpa arah di jalanan. Entah bagaimana, dia masuk ke kompleks apartemen asing, memasuki gang terkutuk itu, lalu... menjadi penghuni apartemen.
Benarkah karma benar-benar ada di dunia ini?
Apakah Shen Yu yang menghancurkan diriku, atau aku yang menghancurkan Shen Yu?
Air mata terus menetes, kakinya sudah tak mampu melangkah. Saat itulah, Ziye menopangnya.
"Kuatkan dirimu."
Min mengangkat kepalanya perlahan, memandang Ziye.
Dalam gelap, ekspresinya tidak terlihat jelas.
"Aku akan mencari cara agar kita bisa bertahan hidup. Jadi, kuatkan dirimu."
Ziye jarang mengucapkan kata-kata penyemangat. Tapi kali ini dia mengatakannya.
Dia bisa merasakan penderitaan yang sama. Menjadi penghuni apartemen ini adalah penderitaan menyedihkan - tak bisa menguasai hidup mati, dipermainkan seperti semut. Terlalu banyak, terlalu banyak yang telah tewas.
Xia Yuan, Kotobuki Koko, Ouyang Jing, Tang Lanxuan, Yang Lin, Lin Ling...
“Orang-orang ini, semuanya berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Setelah menjadi penghuni, mereka tidak sepenuhnya putus asa, terus berusaha mencari jalan keluar, berharap bisa bertahan sampai misi darah kesepuluh dan meninggalkan apartemen.”
“Upaya yang dilakukan orang-orang itu kemudian menjadi pengalaman bagi penghuni berikutnya, memungkinkan mereka mencari arah dalam kegelapan.”
“Tidak ada pilihan lain, hanya bisa mati-matian mencari jalan keluar dari apartemen!”
“Kita tidak punya pilihan lain. Sebanyak apapun kebencian, ketakutan, atau keputusasaan, realita tidak akan berubah.” Ziye melanjutkan pembicaraan dengan Min: “Untuk bertahan hidup, satu-satunya cara adalah terus berjuang.”
“Kemudian, dia berjalan menuju tangga.”
“Min, melangkah pelan mengikutinya.”
“Deg-degan di hati masih ada, tapi seperti kata Ziye, tidak ada pilihan. Benar-benar tidak ada pilihan!”
“Tidak ada yang mau mengalami semua ini dan menjadi penghuni. Tapi status sebagai penghuni sudah menjadi fakta yang tak bisa diubah. Hanya dengan bertahan melalui sepuluh misi darah atau mendapatkan Kontrak Neraka, seseorang bisa menemukan cara untuk bertahan hidup.”
“Min, setelah percobaan bunuh diri terakhirnya, masih ingin hidup. Tapi dia merasa tidak ada harapan lagi. Karena itulah dia marah pada Xingchen yang menyelamatkannya. Namun, ini sebenarnya adalah kesedihan yang sangat mendalam.”
“Di lantai dua, gudang praktis kosong. Karena harus mencari gaun pengantin itu, mereka terpaksa menyalakan senter. Saat ini mereka sudah tidak bisa memikirkan bahaya lagi.”
“Min terus bersembunyi di belakang Ziye, takut senter tiba-tiba menyoroti bayangan hantu yang mengerikan.”
“Sebelum petunjuk jalan keluar diberikan, hantu tidak akan membunuh… Seandainya benar demikian. Namun, petunjuk jalan keluar seringkali samar, semakin sulit ditemukan di kemudian hari.”
“Sekarang… Apa yang harus dilakukan?”
“Setelah menemukan gaun pengantin, bagaimana cara merebut pecahan Perjanjian Neraka dari Ziye?”
Keduanya terus berjalan menuju tangga.
Saat menuju lantai tiga, sensasi berdebar di dada semakin menguat.
Ziye bahkan merasa berjalan maju pun mulai terasa sulit.
Memasuki gudang terdekat, hanya ada kardus-kardus kosong. Meski demikian, Ziye tetap memeriksa satu per satu, berusaha mencari jejak gaun pengantin.
Sambil itu, ia juga memperhatikan sekeliling, mencari kemungkinan petunjuk jalan keluar.
Meski rasa berdebar terus mengganggu, tidak ada tanda-tanda hantu. Justru ini semakin menyiksa. Min terus menggaruk kepala sambil membongkar kardus-kardus, tetap tak menemukan gaun pengantin.
Sebenarnya meski pecahan kontrak penting, yang lebih dipikirkannya saat ini adalah cara bertahan hidup.
“Tidak ada di gudang lantai ini, mari ke lantai atas.”
Min mengangguk, menoleh ke Ziye. Cahaya senter menyoroti wajah Ziye yang sedang berkonsentrasi penuh, matanya menyapu setiap detail di sekeliling.
Hanya bertahan hidup...
Itu satu-satunya pilihan.
Satu-satunya...
Keluar dari gudang, mereka kembali menuju tangga. Tubuh Min semakin mendekati Ziye.
“Nona Ying… Apa kamu menemukan petunjuk? Petunjuk jalan keluar?”
“Saat ini aku belum punya petunjuk apa-apa.” Ziye menggelengkan kepala, berkata: “Mungkin di lantai yang lebih atas ada.”
“Jika, jika hantu tiba-tiba muncul, kita...”
“Hanya bisa lari, tidak ada cara lain.”
Benar. Hanya bisa melarikan diri.
Tapi bisakah melarikan diri? Shenyu, apakah aku masih bisa bertemu Shenyu?
Mungkin, takkan pernah bertemu lagi dengannya.
Dalam hidupku, Shenyu, apa artinya bagiku?
Saat itu, mereka tiba di lantai empat.
Ketika senter dinyalakan kembali... pintu gudang tiba-tiba muncul di depan mata.
Masuk ke dalam, gudang ini sangat besar. Tapi hampir tidak ada barang lain.
Di tengah-tengah gudang, sorotan senter mengungkap...
Seketika, sebuah gantian dengan gaun pengantin kuno berwarna merah menyala muncul di depan mata mereka!
## Volume 9 Gaun Pengantin Memikat Bab 5 Jangan Memakainya...
Gaun pengantin merah itu tiba-tiba muncul di depan Min dan Ziye, sekelilingnya kosong dan terlihat jelas!
Namun hal ini membuat keduanya terpaku di tempat.
Gaun ini kemungkinan besar menyimpan jebakan. Bisa saja saat mendekat, terjadi sesuatu yang mengerikan!
Dalam keheningan itu, tiba-tiba ponsel Min bergetar. Min kaget setengah mati, buru-buru mengeluarkan dan menerima telepon. Dari seberang langsung terdengar suara yang teredam.
“Dengar, jangan pakai gaun pengantin itu. Bagaimanapun juga, jangan pernah memakainya!”
Setelah kalimat itu, telepon langsung terputus.
Min memegang ponsel itu, terdiam sejenak, lalu langsung memeriksa nomor penelepon. Itu nomor yang sangat asing. Siapa yang menelepon? Suaranya seperti laki-laki, tapi seolah sengaja menutupi mulut dengan sesuatu sehingga tidak bisa dikenali.
Jika perempuan, pasti langsung terpikir itu Shenyu. Tapi ini laki-laki, siapa gerangan?
"Siapa yang tadi nelpon?" tanya Ziye.
"Salah... salah sambung," jawab Min buru-buru sambil menyelipkan ponsel kembali ke saku, matanya tertuju pada gaun pengantin merah itu.
Jangan memakainya? Siapa yang mau memakainya?
Keduanya masih diam membeku. Akhirnya, Ziye bergerak. Dia mulai melangkah mendekati gaun itu. Min pun mengikuti.
Bagaimanapun juga, mustahil mengabaikan fragmen kontrak yang ada di depan mata!
Soal jebakan, lihat situasi dulu.
Jangan memakainya? Ungkapan yang aneh.
Semakin dekat dengan gaun pengantin merah, langkah mereka semakin pelan. Ketika tinggal lima meter, kecepatannya jadi sangat lambat—setiap meter memakan waktu puluhan detik.
Jarak dengan gaun itu semakin menyempit.
Tiba-tiba, perasaan berdebar-debar hebat kembali menyergap. Bagi Ziye dan Min, seisi alam semesta seperti lenyap seketika, hanya menyisakan gaun pengantin ini.
Gaun pengantin...
Gaun pengantin merah...
Mereka melupakan apartemen, melupakan Kontrak Neraka, melupakan keberadaan hantu...
Mata Ziye dan Min sama-sama menjadi kosong, mereka mengulurkan tangan untuk meraih gaun pengantin itu! Saat tangan mereka semakin dekat, Min tiba-tiba menggenggam tangan Ziye. Matanya tetap hampa, tubuhnya seperti boneka mekanis yang dikendalikan, berkata dengan nada dingin: "Gaun pengantin ini... milikku. Milikku!"
Ziye juga menatapnya, matanya sama sekali tak berkehidupan. Melihat Min menghalanginya mengambil gaun itu, sorot mata kejam muncul di matanya.
Keduanya mulai berebut bukan untuk fragmen kontrak, tapi untuk gaun pengantin itu sendiri!
"Milikku... milikku..."
Min merasa tidak ada lagi yang tersisa di dunia ini, bahkan keberadaan Shenyu pun terlupakan. Di hadapannya hanya ada gaun pengantin merah ini!
Bagaimanapun juga harus memakainya, harus mengenakannya!
Siapapun yang merebut gaun ini darinya, harus dibunuh! Siapapun itu! Bahkan peringatan Li Yin pun terlupakan sepenuhnya.
Kemudian ia meneriakkan pekikan, menarik tangan Ziye dengan kasar untuk meraih gaun itu! Ziye mengangkat kaki kanannya, menyerang perut Min dengan keras di bagian persendian hingga ia terjatuh kesakitan. Saat Ziye mencoba meraih gaun itu, Min menjatuhkan gantungan baju ke lantai, lalu seperti singa yang mengamuk menerjang Ziye, menjatuhkannya ke lantai, kedua tangan mencekik leher Ziye dengan brutal!
“Mati, mati, matilah! Gaun pengantin ini milikku, milikku! Jangan ada yang berani merebutnya!”
Ziye merasakan napasnya semakin sesak, lehernya semakin kencang dicekik. Min benar-benar ingin membunuhnya!
Tiba-tiba Ziye juga mengulurkan tangan, meraih kedua tangan Min dan berusaha melepaskannya. Tapi bagaimanapun ia menarik, Min tetap tak mau melepas. Akhirnya, Ziye menggerakkan tangannya ke wajah Min! Dengan garang ia menggaruk pipinya! Ziye menggaruk sekuat tenaga, seketika muncul goresan-goresan berdarah yang mengerikan di wajah Min!
Meskipun darah terus mengalir deras, kedua tangan Min tetap mengerahkan tenaga, sama sekali tak mau melepas. Kaki Ziye mencoba meronta, tapi terhimpit kuat oleh tubuh Min sehingga tak bisa bergerak.
Tangan Ziye meraba-raba di sampingnya, mencari benda yang bisa dijadikan senjata. Akhirnya ia meraih penyangga gantungan baju. Dengan amukan, ia mengayunkan penyangga itu ke dahi Min!
Akhirnya Min melepaskan cengkramannya. Ziye pun melepaskan diri dan merosot di sudut sambil terbatuk-batuk.
Di saat yang sama, Min yang berlumuran darah di dahinya tetap berjalan ke gantungan baju. Ia menyibak gaun pengantin merah itu dengan kasar—dari dalamnya melayang keluar... selembar kertas perkamen yang robek!
Pecahan Perjanjian Neraka!
“Tapi, Min dan Ziye seolah tidak melihat fragmen itu. Ziye kembali berdiri, meski masih batuk, dia matanya terus menatap gaun pengantin di tangan Min. Dia mengambil gantungan baju dan langsung menghantamkannya ke arah Min!”
“Min segera menghindari gantungan baju itu. Tangan kanannya mencengkeram erat gaun pengantin, sementara tangan kiri menyambar ujung gantungan lalu menariknya keras ke belakang. Gantungan itu kemudian diayunkan ke kepala Ziye! Dahi Ziye terkena pukulan keras hingga limbung jatuh dan pingsan.”
“Ini milikku... milikku...”
“Saat ini, pikiran Min hanya terfokus pada gaun pengantin itu. Dia langsung memeluk gaun tersebut, berlari keluar ruangan. Di luar, dia mengulurkan tangan kanannya dan memasukkan ke dalam salah satu lengan baju...”
“Di waktu yang sama, Shen Ziling dan Jin Deli yang sedang mencari fragmen kontrak di gedung workshop produksi sama sekali tidak tahu kejadian di gedung lain.”
“Meski disebut workshop produksi, hampir tidak ada mesin jahit yang tersisa. Hanya ada beberapa komponen tua dan mesin rusak. Ada juga beberapa pakaian setengah jadi, tapi sama sekali tidak ada gaun pengantin.”
“Entah bagaimana kabar Nona Ying dan Nona Min...” Jin Deli mengeluarkan baju putih setengah jadi dari kardus sambil menghela napas, “Masih belum ketemu. Shen Ziling, bagaimana di situ?”
“Tidak ada hasil,” jawab Shen Ziling, “Sudah lantai enam. Jangan-jangan sudah ditemukan Ying Ziyue dan Min?”
“Sudahlah. Menurutku, yang lebih penting adalah memikirkan cara bertahan hidup dulu.” Jin Deli melempar kardus ke lantai dan berkata: “Shen Ziling, apa kau tidak merasa gaun pengantin itu seram sekali? Masih bergaya kuno, jangan-jangan kemasukan hantu atau sesuatu?”
“Kemasukan? Mungkin saja. Posisi perempuan dalam sejarah Tiongkok kuno selalu sangat rendah. Dalam Tiga Prinsip Konfusianisme, ada prinsip 'suami sebagai tiang bagi istri'. Perempuan harus setia pada satu suami, mematuhi Tiga Kepatuhan dan Empat Kebajikan, mengikat kaki, tidak punya kesempatan sekolah atau jadi pejabat, hanya dianggap alat melahirkan yang terbelenggu gapura kesucian, hidup dalam kesengsaraan. Banyak perempuan tidak bisa memilih pernikahan, bahkan tidak tahu wajah pengantin pria saat menikah.”
“Iya,” Jin Deli mengangguk, “Gaun pengantin kuno mungkin menyimpan dendam arwah penasaran dari zaman dulu. Memikirkan ini saja sudah membuatku merinding. Bagaimana kalau fragmen kontrak kali ini kita serahkan saja pada Ying Ziyue, tunggu sampai tujuh fragmen terkumpul semua...”
“Jika benar demikian, mungkin Ying Ziyue juga tidak bisa mendapatkannya. Tapi perkataan Li Yin membuat kita semua tidak bisa menyentuhnya. Perasaan Li Yin padanya memang sangat mendalam.” Shen Ziling menatap kosong saat berkata: “Dulu, ketika saya mendaftar wajib militer, saya sangat berat meninggalkan pacar. Tapi dia bilang akan menungguku, menyuruhku tenang selama dinas. Namun ketika aku akhirnya kembali menepati janji, dia sudah menjadi pengantin orang. Saat itu, aku tidak lagi berharap apapun tentang cinta. Janji antar manusia terlalu rapuh. Yang disebut 'cinta' juga bisa berubah-ubah. Tapi tak kusangka, benar-benar ada orang yang rela mengorbankan segalanya demi orang tercinta.”
“Ngomong-ngomong, Yin Ye sebenarnya lebih ekstrim.” Jin Deli tiba-tiba berkata: “Kamu belum lama bergabung di apartemen, mungkin belum tahu? Menurut kabar dari penghuni lain, Ke Yinye masuk ke sini secara sukarela.”
“Apa?” Wajah Shen Ziling yang awalnya datar tiba-tiba terbelalak, ia memandang Jin Deli dengan tak percaya: “Tidak mungkin? Bagaimana bisa seseorang masuk sukarela ke tempat mengerikan ini? Apakah dia ingin bunuh diri?”
"Karena hubungan dengan Ke Yinyu. Mereka bukan kakak beradik kandung, Ke Yinyu adalah anak angkat keluarga Ke Yinye. Setelah Ke Yinyu memasuki apartemen ini, Ke Yinye pun ikut masuk. Karena mencintai sang adik tanpa ikatan darah ini sepenuh hati, dia rela mengorbankan segalanya. Cinta yang sangat mengharukan, bukan? Lagipula, perasaannya hanya sepihak terhadap 'adik' itu."
Shen Ziling merasakan guncangan hebat. Masih ada pria yang begitu setia di dunia ini? Demi cinta, benar-benar mengorbankan nyawa? Perlu diketahui, yang mengerikan dari apartemen ini bukanlah kematian itu sendiri, melainkan ketidakpastian antara mungkin mati atau tidak. Inilah yang paling menyiksa!
Mana mungkin orang normal mau memasuki apartemen ini secara sukarela?
Cinta? Sehebat apapun cinta, tidak mungkin sampai segitunya! Pria bernama Ke Yinye itu, apa yang ada di pikirannya? Apakah dia tidak waras?
Ini jelas-jelas bunuh diri! Bahkan bisa disebut penyiksaan diri!
Tapi ini bukan urusan Shen Ziling. Mungkin di dunia ini memang ada tipe orang seperti itu, yang menganggap cinta sebagai segalanya dan berjuang mati-matian untuk menjaganya. Hanya saja, tingkat pengabdian seperti itu terlalu jauh dari dirinya.
Lantai ini sudah diperiksa seluruhnya. Tidak ada jejak gaun pengantin.
Saat itu, Shen Ziling tak sengaja memperhatikan jendela yang menghadap langsung ke gedung gudang persediaan di seberang. Hatinya berdebar: Jika menggunakan teropong sekarang, mungkinkah melihat sesuatu?
Dia mengeluarkan teropong dari tas ransel, membuka jendela, dan mengamati. Bisakah melihat Ying Ziyue dan Min?
Saat itu, jendela gedung di seberang gelap gulita, tidak terlihat jelas apa pun.
Benar-benar tidak ada hasil.
Tepat ketika dia hendak meletakkan teropong, tiba-tiba siluet merah muncul di depan jendela gedung seberang!
Shen Ziling kaget, segera menatap ke arah sana.
Siluet merah itu terlihat seperti seseorang yang mengenakan baju merah. Orang itu membelakangi jendela, berambut panjang. Baju merah itu, setelah dilihat lebih seksama...
Ternyata adalah gaun pengantin!
Sebelum Shen Ziling sempat bereaksi, tiba-tiba orang itu menoleh!
Orang itu... tidak, apakah itu manusia?
Urat-urat ungu menjalar seperti parit di wajahnya, mata penuh kebencian dan kedinginan, sisi kiri wajah tertutup rambut panjang, mulut terkoyak lebar menatap tajam ke jendela!
Shen Ziling mundur ketakutan beberapa langkah, teropong terjatuh dari tangannya!
Wajah itu, tidak mungkin salah, sisi kiri yang tertutup rambut itu pasti Min!
Min, mengenakan gaun pengantin itu!
"Hei, Kim Deok-li, lari cepat!" Shen Ziling berteriak ke arah Kim Deok-li di belakangnya: "Hantu, ada hantu di gedung seberang! Cepat lari!"
Kim Deok-li langsung pucat mendengarnya, segera menatap ke jendela gedung seberang, tapi hanya melihat kegelapan, tidak ada yang lain.
"Hantu? Kau tidak salah lihat?"
"Pasti tidak! Itu Min, Min memakai gaun pengantin itu, dia... dia sudah menjadi hantu!"
Saat itu, Xingchen kembali ke kompleks tempat apartemen berada. Tangannya masih menggenggam erat ponsel.
"Siapa sebenarnya orang itu? Bagaimanapun, aku sudah menelepon Min dan memberitahunya untuk tidak mengenakan gaun pengantin itu. Aku menggunakan telepon umum dan menutupi mulut dengan saputangan saat berbicara, seharusnya dia tidak tahu ini aku. Orang yang mengirim MMS ini kemungkinan sama dengan yang meninggalkan catatan itu. Kalau begitu... apakah dia penghuni apartemen ini?"
Saat ini, di layar ponselnya terpampang sebuah foto.
Foto tersebut menampilkan lukisan abstrak. Terlihat seorang wanita mengenakan gaun pengantin merah bermotif burung mandarin, kepalanya sedikit menunduk. Wajah wanita itu mengerikan - dipenuhi urat-urat berwarna ungu, rambut menutupi sisi kiri wajah, mulut terkoyak lebar, dengan kedua tangan terbuka seolah ingin menerjang.
Lukisan ini digambar dengan sangat realistik, benar-benar menyeramkan untuk dilihat.
"Ini... tidak mungkin nyata..."
Ziye menggosok-gosok matanya, berusaha bangkit dari tempat tidur. Refleks pertama adalah melihat jam tangan fluoresennya - waktu menunjukkan lewat pukul satu pagi.
Sudah berapa lama ini?
Untung saat ini tidak ada hantu yang muncul, kalau tidak...
Sebelumnya, dia hanya merasa ingatannya menjadi kabur setelah mendekati gaun pengantin itu. Kini yang terlihat hanyalah rak baju yang terjatuh. Dan... sepotong kertas perkamen tergeletak di lantai tak jauh darinya!
Itu pecahan Perjanjian Neraka!
Ziye segera berdiri dan berlari ke depan, mengambil pecahan itu dan menyimpannya di kantong rahasia dalam pakaiannya. Jika bisa bertahan sampai akhir, maka dia dan Li Yin akan memiliki dua pecahan Perjanjian Neraka!
Apa yang sebenarnya terjadi selama dia pingsan ini?
Tiba-tiba ponselnya bergetar. Ziye mengeluarkan ponsel dan melihat panggilan dari Shen Ziling.
Setelah mengangkat telepon, Shen Ziling langsung berkata: "Nona Yin? Min, Nona Min dia... dia berubah menjadi 'hantu'!"
"Apa?!"
"Dia memakai gaun pengantin itu, bukan?"
Saat itu, ingatan kabur mulai pulih perlahan. Ziye teringat semua kejadian sebelumnya!
Entah mengapa, seolah gaun pengantin itu memiliki daya magis aneh yang membuat orang ingin memakainya, menguasainya. Lalu kehilangan akal sehat, berusaha memakai baju itu, membunuh siapa saja yang menghalangi.
Ziye merasa saat itu seperti kerasukan. Sekarang sama sekali tidak mengerti mengapa bisa berpikir seperti itu dulu.
"Kalian sekarang di mana?"
"Di, di ruang bawah tanah pabrik nomor 3. Kami sudah menumpuk barang-barang sebagai penghalang di koridor, tapi kalau begini terus..."
"Diam di satu tempat sangat berbahaya! Segera pergi dari sana!"
"Tapi kalau keluar, mungkin akan bertemu..."
Ziye berpikir sejenak, lalu berkata: "Tetap di sana juga sama berbahayanya, pokoknya..."
Memang benar, di Pabrik Garmen Jiangfeng ini tidak ada satu pun tempat yang aman.
Min berubah menjadi 'hantu'?
"Kamu bilang dia memakai gaun pengantin itu?"
“Hm, aku melihatnya lewat teropong. Lalu aku dan Jin Deli terus lari, akhirnya bisa masuk ke ruang bawah tanah ini. Aku juga tahu diam di sini terus tidak aman, tapi... tapi...”
Apakah petunjuk jalan keluar sudah muncul?
Gaun pengantin, kenakan gaun pengantin... berubah menjadi hantu...
Min berubah menjadi, seorang hantu?
Jangan-jangan gaun pengantin itu dirasuki oleh sesuatu yang jahat, lalu Min menjadi inang roh jahat? Ini sangat mungkin. Dalam cerita horor, alur seperti ini cukup umum.
Jika tadi yang berhasil merebut gaun pengantin adalah dirinya sendiri, maka yang berubah jadi hantu... mungkin adalah dirinya sendiri!
“Dengar, kalian segera keluar dari ruang bawah tanah. Jika hantu muncul di sana, kalian bahkan tidak punya tempat untuk lari. Di luar, masih ada ruang untuk kabur. Keluar dulu, aku segera menuju ke Gudang Ketiga ini.”
Ziye menutup telepon.
Saat ini, hantu bisa muncul di sekitarnya kapan saja. Petunjuk jalan keluar mungkin sudah muncul, artinya saat ini dia bisa dibunuh tanpa hambatan.
Apa petunjuk jalan keluarnya? Menghancurkan gaun pengantin merah itu? Apakah Min sekarang sudah sepenuhnya berubah menjadi hantu? Apakah masih ada ingatan dan kesadaran sebagai penghuni yang tersisa?
Ziye kembali menekan nomor ponsel Li Yin.
Saat ini, di Kamar 404 apartemen, dering ponsel Li Yin yang terletak di meja depan tiba-tiba berbunyi!
## Volume 9: Gaun Pengantin Iblis Bab 6: Transaksi dengan Iblis
Begitu mendengar dering itu, tangan Li Yin langsung meraih ponsel dengan cepat. Bahkan Yin Ye tidak sempat melihat bagaimana dia membuka flip phone sebelum akhirnya mengangkat telepon: “Halo, Ziye, bagaimana situasinya sekarang?”
“Hmm, hmm… Begitu ya.”
Li Yin merasa sangat tegang saat mendengar Ziye hampir mengenakan gaun pengantin itu. Bahaya sekali! Hampir saja Ziye berubah menjadi hantu jahat!
“Mengerti.” Li Yin mengusap pelipusnya, menutup mata sambil memikirkan strategi. Pikirannya sudah melayang ke Pabrik Garmen Jiang Feng.
“Jalan keluar bukanlah ‘jangan mengenakan gaun pengantin’. Karena fragmen kontrak, kita harus mendekati gaun itu. Menurut penjelasanmu, begitu mendekati gaun pengantin bisa kehilangan akal sehat, dan merebut lalu mengenakannya. Dari poin-poin ini bisa disimpulkan bahwa jalan keluar apartemen bukanlah ini, kalau tidak, situasinya pasti akan mematikan.”
“Aku tidak mengerti.” Ziye berkata: “Tapi bagi Min ini adalah ‘situasi mematikan’. Dia...”
“Masalah ini memang membingungkan.” Li Yin merenung sejenak, lalu berkata: “Bagaimanapun, kita belum tahu apakah hantu ini bisa merasakan lokasi kalian.”
Memang seperti yang dikatakan Shen Ziling, meskipun hantu belum menemukan mereka, ini tidak berarti lokasi mereka tidak bisa dideteksi. Bisa juga karena petunjuk jalan keluar belum muncul, atau mereka belum melakukan tindakan tertentu yang memicu jalan keluar. Bahkan mungkin hantu sengaja mempermainkan mereka.
Dalam situasi lokasi yang mungkin terdeteksi, Ziye yang memiliki pecahan Perjanjian Neraka berada dalam bahaya terbesar.
Hal ini sangat mengkhawatirkan Li Yin. Karena itu dia harus segera mencari cara untuk mengetahui apakah hantu tersebut memiliki kemampuan mendeteksi lokasi mereka.
Bagaimanapun, jika terus begini, Ziye akan berada dalam bahaya yang sangat serius!
Li Yin sambil mendengarkan telepon, mengetuk meja kopi dengan ibu jarinya tiga kali. Ini adalah kode rahasia yang disepakatinya dengan Ziye. Jika mendengar suara ini, berarti Li Yin memberikan instruksi kepada Ziye...
Begitu muncul 'hantu', segera tinggalkan fragmen kontrak!
Antara Ziye dan Kontrak Neraka, Li Yin tanpa ragu memilih yang pertama!
"Pokoknya lakukan saja seperti ini. Jika ada masalah, aku akan telepon lagi."
Setelah menutup telepon, Ziye pergi ke luar ruangan yang gelap. Saat ini, pabrik masih terbenam dalam keheningan gelap, tak ada seorang pun di sekitar.
Dan yang menakutkan justru momen seperti ini.
Ziye terus memerhatikan depan, belakang, kiri, kanan, bahkan area di atasnya tanpa lengah sedikit pun. Saat ini, bahkan satu detik ketidakhadiran bisa membuatnya tewas di dunia bawah/dunia kematian pada detik berikutnya.
Setelah melewati beberapa bangunan dan mendekati Gedung Pabrik Ketiga, dia melihat Shen Ziling dan Jin Deli berlari dari kejauhan.
Keduanya masih hidup.
Sesampainya di depan Ziye, keduanya terengah-engah. Jin Deli melirik ke sekeliling sambil berkata: "Kita... kita harus bagaimana sekarang? Min, Min benar-benar berubah jadi hantu, dia akan membunuh kita!"
"Jangan panik seperti itu," kata Ziye: "Pabrik ini sangat luas. Jika dia tidak bisa merasakan posisi kita, tidak mudah menemukan kita. Saat ini kita masih punya banyak keuntungan."
"Saat ini, Shen Ziling melihat Ziye, berpikir: Tidak tahu, pecahan Perjanjian Neraka ada di siapa? Jika ada di Min, pasti tidak mungkin kita ambil. Jika ada di Ziye, lebih rumit lagi. Dengan kehadiran Li Yin, selama dia bersikeras tidak memberikan fragmen kontrak, kita tidak bisa berbuat apa-apa."
Ziye melihat sekeliling dan berkata: "Saya sarankan kita sementara bersembunyi di kantin karyawan. Kantin berada di lantai dasar Gedung Pabrik Pertama, punya empat pintu keluar. Begitu hantu muncul, kita bisa kabur. Berada di dalam ruangan juga lebih sulit terdeteksi, kalau di tempat terbuka yang tinggi, bisa mudah terlihat."
"Tapi bagaimana kalau ada pembelahan diri?" Jin Deli masih khawatir: "Kalau keempat pintu diblokir..."
"Jenis roh jahat yang perlu merasuki manusia untuk bergerak ini, kecil kemungkinan punya kemampuan membelah diri." Ziye menggelengkan kepala: "Lagipula menurut logikamu, jika bisa membuat pembelahan tak terbatas, pabrik ini sudah penuh hantu. Mana mungkin kita masih hidup sampai sekarang."
Penjelasan Ziye masuk akal. Keduanya pun terpaksa mengikuti sarannya.
Di dalam kantin karyawan, ketiganya memilih sudut mati yang tidak terlihat dari jendela/pintu manapun, sambil tetap dekat dengan salah satu pintu. Mereka duduk saling membelakangi di lantai, sehingga bisa mendeteksi hantu dari arah manapun. Ziye juga mengingatkan untuk terus memantau langit-langit. Li Yin sebelumnya hampir tewas di Perumahan Ningfeng karena mengabaikan langit-langit.
Selama menunggu, mereka terus memandang arloji. Meski tahu bertahan di kantin sampai waktu habis tidak realistis, tetap tidak ada pilihan lain.
Selanjutnya, adalah diskusi mengenai jalan keluar.
"Saya punya ide," Shen Ziling mengusulkan, "Mungkinkah dengan melepas pakaian pengantin itu, Min akan kembali normal? Saat ini kemungkinan besar dia hanya dirasuki, tapi belum mati."
"Kamu bicara seenaknya saja." Jin Deli menyahut dengan sinis, "Berani kau melepas pakaian pengantin itu? Ini sama seperti dongeng tikus yang mencoba memasang bel di leher kucing."
"Saya juga rasa ini kecil kemungkinannya sebagai jalan keluar." Ziye membantah, "Sejauh ini, jalan keluar biasanya berupa tindakan yang mudah dilakukan, bahkan kadang apartemen menyediakan alat bantu sebagai bagian dari jalan keluar. Tindakan ini sama saja bunuh diri, kemungkinannya terlalu kecil sebagai jalan keluar. Sekali gagal, semuanya akan berakhir. Saat ini juga tidak ada metode verifikasi."
"Benarkah..." Shen Ziling menggaruk-garuk rambutnya, lalu bertanya pada Jin Deli, "Kalau... Jin Deli, apa pendapatmu?"
"Saya tidak tahu." Kata Jin Deli, "Omong-omong, Nona Yin, telepon Loushang. Pasti dia..."
"Tidak, saya sudah menghubunginya." Ziye menengadah melihat langit-langit, "Saat ini dia sedang berdiskusi dengan Ke Yinye dan Ke Yinyu. Dengan mengumpulkan kecerdasan ketiganya, mungkin jalan keluar akan segera ditemukan."
Li Yin, Ke Yinye, dan Ke Yinyu adalah penghuni apartemen yang kecerdasannya mendekati makhluk gaib. Li Yin sendiri bahkan melampaui Xia Yuan dari masa lalu, telah menjalankan enam instruksi tulisan darah. Dengan ketiga orang ini bekerja sama, mungkin kita benar-benar bisa kabur!
"Saya rasa kuncinya tetap pada pakaian pengantin itu." Jin Deli kembali bicara, "Pakaian pengantin kuno itu pasti merupakan petunjuk penting menuju jalan keluar."
“Hmm. Menurutku menaruh fragmen kontrak di sana jelas-jelas perangkap apartemen. Jika mendekati gaun pengantin itu, seperti yang Nona Yin katakan, kita akan kehilangan akal dan memakainya... Misi darah ini benar-benar situasi tanpa harapan. Memberi kesempatan mengambil fragmen, tapi sekaligus mengubah orang yang mendekati gaun menjadi hantu... Ini terlalu..."
“Aku juga tidak mengerti hal ini.” Ziye menambahkan: "Apartemen tidak mungkin memberikan 'situasi pasti mati' dalam arti sebenarnya. Kecuali... ada jalan keluar yang belum kita sadari."
“Jalan keluar yang belum disadari...” Shen Ziling dan Jin Deli menggigit gigi mereka dengan keras...
“Orang itu...” Jin Deli tiba-tiba berkata: "Penghuni itu, yang menaruh kertas A4 waktu lalu, mungkin dia benar-benar tahu jalan keluarnya."
“Bukankah kita tidak yakin kebenaran ucapannya?” Shen Ziling berkata: “Lagipula, penghuni itu juga tidak tahu jalan keluar. Kalau tidak, langsung saja tulis 'kenakan helm segera setelah menyentuhnya', bukankah Liu Xiang dan Lu Ye tidak akan mati?"
“Ngomong-ngomong,” Jin Deli menghela napas, “kita tetap tidak tahu penghuni mana yang menaruh catatan itu. Siapa sebenarnya? Mengapa melakukan hal itu? Mungkin penghuni yang sudah stres mental di apartemen? Ingin menyeret beberapa penghuni lain untuk mati bersama, lalu mencetak catatan itu.”
Manusia yang dipaksa ke sudut terkadang melakukan tindakan yang tidak bisa diukur dengan logika normal.
Waktu terus berlalu, berlalu...
Sekitar satu jam telah lewat, kantin tetap sunyi tanpa keanehan apa pun.
“Apakah benar hantu tidak bisa merasakan lokasi mereka?”
Jika benar, maka banyak cara yang bisa dilakukan. Di sini bukan Gunung Huayan yang gersang, mereka bisa bersembunyi di dalam gedung-gedung atau ruang rahasia tertentu. Untuk menemukan mereka pun tidak akan mudah.
Ziye meraba-raba kantong tersembunyi di dadanya...
Fragmen kontrak itu ada di dalamnya.
“Jangan-jangan... hantu benar-benar tidak bisa mendeteksi posisi penghuni?”
Saat ini di apartemen, Li Yin berkata kepada Yin Ye: “Ziye sudah lebih dari satu jam tidak menelepon. Tiga orang lainnya juga tidak menghubungi. Jika hantu belum menemukannya, mungkin berarti...”
Li Yin tidak berani menelepon atau mengirim SMS, khawatir Ziye sedang bersembunyi dan panggilan itu akan membuat hantu menemukannya. Sebelumnya di Perumahan Ningfeng, Yang Lin pernah melakukan hal serupa yang hampir menewaskan Ziye dan Yinyu.
“Masih terlalu dini untuk menyimpulkan.” Yin Ye tetap tidak yakin: “Mungkin hantu bisa merasakan mereka tapi terbatas oleh syarat tertentu untuk membunuh penghuni. Begitu syarat itu terpenuhi, akibatnya sulit diprediksi.”
Suasana tiba-tiba menjadi mencekam.
“Mengenai baju pengantin kuno itu,” Yin Ye kembali membuka topik: “Apa kalian tahu tentang ‘pernikahan arwah’?”
Yin Ye yang sangat memahami budaya kuno Tiongkok jelas mengetahui tradisi "pernikahan arwah" ini. Pernikahan arwah disebut juga pernikahan yin, merupakan ritual kuno yang aneh untuk menyatukan orang mati dalam pernikahan. Sudah muncul sebelum Dinasti Han, dan mencapai puncaknya di era Dinasti Song.
"Pernikahan arwah, biasanya dilakukan setelah anak yang belum menikah meninggal dengan menguburkan tulang mereka bersama. Tetapi ada juga kasus di mana wanita yang sudah bertunangan dinikahkan ke keluarga suami yang telah meninggal, bahkan menikahi tablet arwah."
"Pernikahan arwah?" Li Yin memang punya sedikit ingatan tentang hal ini, bertanya: "Maksudmu baju pengantin kuno itu terkait dengan pernikahan arwah?"
"Ini hanya dugaan saya. Pabrik Garmen Jiangfeng tidak pernah menerima pesanan baju pengantin kuno, artinya baju itu muncul di sana karena apartemen. Jadi, mungkinkah baju itu mewakili 'pengantin perempuan' dalam pernikahan arwah?"
Li Yin tertegun, bertanya: "Apa maksudmu?"
"Artinya... jika ada 'pengantin pria' yang masih hidup mendekati baju itu, menyelesaikan pernikahan arwah dengan pengantin perempuan, mungkin arwah itu akan meninggalkan tubuh Min yang dirasukinya dan kembali ke alam baka... Tentu ini hanya hipotesis saya."
Pernikahan arwah? Pengantin pria dan pengantin perempuan?
"Tidak mungkin?" Li Yin merasa ini terlalu aneh: "Kamu yakin?"
"Dengan begini mungkin bisa menjelaskan mengapa wanita yang mendekati baju pengantin kehilangan akal. Belum diketahui reaksi pria yang mendekati baju itu, mungkin tidak kehilangan akal? Artinya, jika pria mendekati baju pengantin, bersujud ke langit dan bumi, melakukan ritual pernikahan, mungkin itu bisa menjadi jalan keluar."
"Ini menjijikkan," Yin Yu menyela: "Bersujud ke baju pengantin... Apa harus masuk kamar pengantin juga?"
"Yin Ye... Meski teori mu benar, kita tidak bisa memverifikasinya. Lagipula di mana bisa menemukan pakaian pengantin pria dan perlengkapannya..."
Yin Ye terdiam sejenak, lalu berkata: "Memang sulit untuk diverifikasi, aku akui itu. Tapi aku juga tidak bisa memikirkan kemungkinan lain. Saat ini petunjuknya terlalu sedikit."
Pada saat itu, tiba-tiba bel pintu berbunyi.
Yinyu segera berdiri dan berkata: "Aku yang buka, kalian lanjutkan diskusinya."
Yinyu bergegas ke pintu dan membukanya. Di luar berdiri Bian Xingchen.
"Tuan Bian?" Yinyu buru-buru bertanya: "Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya... ingin menanyakan kabar Min dan yang lain. Soalnya Min tinggal di sebelah rumahku, kami cukup akrab. Jadi saya datang untuk bertanya."
"Oh, silakan masuk."
Saat memasuki ruang tamu Kamar 404, Bian Xingchen melihat Li Yin dan Ke Yinye masih berdiskusi. Ia hanya mendengar kata-kata "pernikahan arwah", "upacara pernikahan" dan sejenisnya.
"Loushang..." Xingchen segera bertanya: "Apakah Min... masih hidup?"
"Ini..." Li Yin menggelengkan kepala: "Keadaannya sangat buruk."
"Sangat buruk? Maksudnya apa?" Xingchen mulai gelisah: Jangan-jangan... jangan-jangan sesuai dengan yang dikirim orang lewat MMS itu...
"Min telah memakai gaun pengantin itu, berubah menjadi 'hantu'."
Mendengar kalimat-kalimat ini, otak Xingchen langsung kosong!
Ponsel yang mengirim MTS itu masih ada di sakunya!
"Kapan... kapan itu terjadi..."
"Satu jam yang lalu Ziye menelepon. Tidak lama setelah dia dan Min masuk ke Pabrik Garmen Jiangfeng," tambah Yin Ye: "Lalu... ya..."
Setelah mendengar semuanya, Xingchen buru-buru berkata: "Saya... saya merasa kurang enak badan, saya permisi dulu."
Setelah berkata begitu, dia langsung kabur dari ruangan secepat kilat, berlari ke depan lift, mengulurkan tangannya yang gemetar beberapa kali sebelum akhirnya menekan tombol lift.
"Ben...ben...benar!"
"Orang itu... benar-benar bisa meramalkannya!"
Xingchen saat ini begitu gembira hingga tak bisa mengendalikan diri! Jika orang itu benar-benar bisa menggambar kejadian dalam misi darah sebelum terjadi, peluang untuk bertahan hidup dari misi darah akan meningkat drastis! Bahkan bertahan hingga sepuluh misi darah pun bukan hal mustahil!
Orang itu, apa katanya tadi?
Transaksi, dia ingin bertransaksi denganku! Apapun biaya atau imbalannya! Uang? Bagaimana jika dia minta uang? Meskipun Keluarga Bian cukup kaya, urusan keuangan selalu dikelola oleh Kakak.
Rumah! Jual villa itu, pasti dapat uang yang cukup! Villa sebesar itu lagi, lokasinya di pusat kota! Jika dia mau uang, berikan saja. Paling-paling minta sepuluh juta kan? Tapi kalau mintanya kebanyakan?
Minta Ayah yang di Amerika untuk transfer? Tapi kalau permintaannya berlebihan, aku...
Aku benci sendiri karena tak punya uang! Aku kan putra Keluarga Bian! Keluarga Bian sudah lama tinggal di luar negeri, bisnisnya ada di beberapa negara!
Jika setelah Ayah meninggal, aku mewarisi harta warisan, setidaknya dapat separuh. Bahkan jika orang misterius itu meminta lima puluh atau enam puluh juta dolar AS, aku bisa bayar. Tapi Ayah masih sehat-sehat saja sekarang.
Tapi dia tahu, sebelum Ibu ke Amerika, Ibu membuka rekening bank di dalam negeri untuk Kakak yang isinya pasti banyak uang.
Kakak punya uang...
Sebuah pikiran jahat yang mengerikan mulai muncul di benaknya...
Orang itu, kemungkinan besar menginginkan uang! Benar, tentu saja uang, kalau bukan uang lalu apa lagi? Yang dia beli adalah nyawanya sendiri, berapapun harga yang diminta, pasti harus dibayar!
Xingchen memperkirakan, dengan kasih sayang ibu kepada Kakak, bahkan memberi beberapa puluh juta dolar AS pun bukan hal mustahil. Bisnis Keluarga Bian terlalu besar, jumlah segitu tidak berarti.
Kartu bank... Di mana Kakak menyimpan kartu banknya? Tidak, perlu juga password...
Pintu lift terbuka, Xingchen melangkah masuk.
Orang misterius itu mungkin akan segera menghubunginya lagi, lalu menyebutkan harga. Sebelum itu harus menyiapkan uang secepatnya! Pasti karena statusnya sebagai putra Keluarga Bian, orang itu memilih bertransaksi dengannya!
Lift sampai di lantai satu. Xingchen bergegas ke pintu apartemen, melihat jam di pergelangan tangannya.
Sekarang langsung pulang, lalu... mencari kartu bank. Tapi rumah begitu besar, kalau Kakak menyembunyikannya, bisa bertahun-tahun baru ketemu! Apalagi dia ingat ada beberapa brankas di rumah! Password dan kunci brankas hanya ada pada Kakak. Mungkin ada banyak uang tunai di dalamnya...
Kalau langsung minta kartu bank ke Kakak, pasti ditanya tujuannya. Orang misterius itu pasti meminta jumlah besar. Tanpa alasan jelas, Kakak tidak mungkin memberikan uang.
Kalau begitu, hanya ada...
Memakai cara kasar!
Pukul kakak sampai pingsan, lalu kurung dia dan paksa untuk menyerahkan kartu ATM serta memberitahu PIN! Asal bisa mengambil uangnya, orang misterius itu akan memberikan lukisan tentang apa yang akan terjadi pada misi darah di masa depan.
Dengan begitu, bisa keluar dari apartemen ini!
Xingchen bergegas keluar dari apartemen, dia tahu harus bertindak cepat!
Kakak... anggap saja ini... pelunasan hutang matamu yang satu ini...
Jangan salahkan aku!
## Volume 9 Gaun Pengantin Iblis Bab 7 Masa Lalu Xia Yuan
Kantin karyawan yang gelap masih terasa sepi mencekam.
"Ini semakin baik."
Dengan menggunakan lebih banyak barang penghalang seperti meja dan kursi untuk menutupi tubuh, kemungkinan terdeteksi semakin kecil. Awalnya tidak ada yang mengira hantu tidak bisa merasakan arah, tapi sekarang kemungkinan itu semakin besar.
Ketiganya bahkan berhenti berbicara satu sama lain, takut suara akan memancing hantu itu.
Waktu terus berlalu dengan cepat.
Ziye menoleh melihat Jin Deli dan Shen Ziling di belakangnya, wajah tegang mereka sudah jauh berkurang. Tapi tanpa jalan keluar dari misi darah, tetap sulit untuk melarikan diri.
Tiba-tiba Shen Ziling berbisik sangat pelan.
"Ziye... bisakah kau mengenali dari dinasti mana gaun pengantin itu? Gaun pengantin pengantin wanita di zaman kuno juga punya berbagai jenis."
Sebelumnya mereka sudah mengumpulkan banyak informasi tentang ini dari internet untuk jaga-jaga. Tapi informasi online tidak bisa sepenuhnya dipercaya, sementara buku-buku spesialis juga sulit ditemukan dalam waktu singkat.
"Ziye baru saja hendak berbicara, Jin Deli berkata dengan suara rendah: "Apa maksudnya? Zaman dinasti apa yang penting?"
"Kalau begitu, jika dikaitkan dengan adat kuno terkait pakaian pengantin, mungkin bisa memahami 'jalan keluar' dari misi darah." Shen Ziling melanjutkan: "Kalau dipelajari lebih detail..."
"Kalau begitu, mungkinkah..." Jin Deli merenung sejenak, berkata: "Ada hubungannya dengan penguburan hidup-hidup?"
"Penguburan hidup-hidup?"
"Ya," Jin Deli melanjutkan: "Kamu tahu kan, di masa perbudakan, sistem penguburan hidup-hidup sangat populer. Setelah kaisar meninggal, beberapa selir ikut dikubur hidup-hidup. Mungkinkah ini terkait pakaian pengantin itu?"
Meskipun banyak spekulasi liar, satu ide umum terpusat pada konsep "zaman kuno".
Ziye saat ini terus memantau sekeliling, terutama langit-langit. Melalui celah meja di depannya, dia mengamati dengan seksama, setiap gerakan sekecil apapun akan langsung ditanggapinya.
Apakah 'hantu' tidak bisa dirasakan karena berada dalam tubuh manusia Min?
Artinya, secara spiritual sama persis dengan Min? Hanya 'hantu' yang secara fisik melampaui hukum fisika, tapi secara mental masih tunduk pada hukum fisika?
Dalam misi darah, fenomena fisik yang bisa dipahami secara parsial sering menjadi elemen kunci 'jalan keluar'.
Jika asumsi ini benar, ingatan Min seharusnya bisa dibaca. Artinya sangat mungkin menelepon semua ponsel mereka. Tapi saat ini ponsel semua dalam mode getar, tidak bisa menentukan posisi melalui dering.
Dan jika ingatan Min bisa dibaca, maka wajar jika menyimpulkan bahwa 'fragmen kontrak' ada di tubuhnya sendiri.
Ini tentu sangat fatal, artinya hutan akan memprioritaskan membunuh diri sendiri yang memiliki fragmen kontrak. Jika benar demikian, satu-satunya cara adalah membuang fragmen untuk menyelamatkan diri seperti di Perumahan Ningfeng sebelumnya. Instruksi Li Yin di ujung telepon itu tentu sudah didengarnya.
Namun, Kontrak Neraka merupakan jalan pintas besar untuk keluar dari apartemen dengan sukses. Ziye tidak akan memilih untuk melakukan itu kecuali dalam keadaan terdesak. Hanya saja, situasi "terdesak" ini terlalu mudah terjadi.
Menghadapi hantu yang melampaui hukum fisika manusia, sama sekali tidak ada solusi. Serangan fisik apa pun tidak bisa membunuh hantu, inilah momen paling putus asa.
Selain "jalan keluar" dari apartemen, hanya pecahan Kontrak Neraka ini yang bisa memberikan harapan baru bagi dirinya dan Li Yin.
Hari itu... Di restoran tersebut, Li Yin dengan serius memberitahuku bahwa kita harus mendapatkan Kontrak Neraka. Suaranya saat itu mengandung tekad bulat dan kesakitan.
Ziye bisa memahami kesakitan itu.
Li Yin sangat menyadari, untuk mencapai ini tidak hanya harus menghadapi ancaman lebih banyak misi darah, tetapi juga harus bermusuhan dengan para penghuni yang dulu pernah berjuang hidup-mati bersama. Xia Yuan tewas, Ye Kexin tewas, Tang Lanxuan tewas, Yang Lin tewas...
Mungkin di masa depan, Li Yin harus menggunakan tangannya lagi untuk membunuh orang-orang yang pernah disayanginya.
Saat itu, meski tak terlihat, Ziye tahu bahwa hati Li Yin sedang menangis dalam hati. Sebenarnya dia sangat ingin melindungi dirinya sendiri dan penghuni lain, berharap bisa menyelamatkan lebih banyak orang. Dia terobsesi secara tidak wajar dengan hal ini. Namun obsesi itu benar-benar goyah di bawah godaan Kontrak Neraka.
Antara nyawa sendiri dan orang lain, dia memilih yang pertama.
Karena itulah dia bisa mengucapkan kata-kata akan "membunuh" penghuni. Ziye sangat paham, Li Yin bukan tipe orang yang sembarangan mengucapkan kata "membunuh" dengan mudah.
Daripada dikatakan sedang menunjukkan kewibawaan pada penghuni, lebih tepat... Li Yin sedang merobek paksa sisa nurani dan kemanusiaan dalam hatinya. Untuk bertahan hidup, dia harus melakukan itu.
Tapi dia yang begitu menghargai nyawanya sendiri, tetap mengetuk ibu jarinya untuk memberikan sinyal ini-
Li Yin yang rela merobek kemanusiaannya sendiri untuk bertahan hidup, tanpa ragu memilih Ziye demi nyawanya. Jika tidak melakukannya, fragmen kontrak yang dipaksa disimpan Ziye mungkin bisa jatuh ke tangan penghuni lain. Meski kecil kemungkinannya, jika fragmen diberikan kembali pada hantu, kemungkinan mendapatkannya kembali hampir nol.
Di hati Li Yin, Ziye jauh lebih penting daripada dirinya sendiri maupun semua penghuni lain.
Tangannya kembali meraba lokasi kantong tersembunyi di dada.
Fragmen kontrak ini akan dibawa pulang.
Dia tak ingin lagi melihat ekspresi kesakitan pada wajah Li Yin.
Karena bagi Ziye, Li Yin juga sama pentingnya. Lebih penting dari siapa pun.
Tiba-tiba, Ziye merasakan tangannya basah. Ia segera mengangkat tangan di depan mata——meski gelap, bau amis darah yang tajam langsung menusuk hidung!
Ziye segera meraba dada dan lantai. Ia menemukan darah terus merembes keluar dari punggungnya!
Ia menoleh ke belakang——Shen Ziling dan Jin Deli masih duduk dengan tenang.
Ziye segera mendorong Shen Ziling: "Shen..."
Sebelum selesai bicara, tubuh Shen Ziling ambruk ke lantai. Dari lubang sebesar mangkuk di dadanya, terlihat jelas——
Dia sudah mati!
Begitu sunyi, di belakang mereka!
"A——" Jin Deli hendak berteriak. Ziye segera menutup mulutnya dan menariknya lari ke salah satu pintu keluar!
Saat lari, dentuman keras terus terdengar dari bawah meja-meja. Dari sudut mata, bayangan merah melesat cepat di bawah meja!
Mereka berlari keluar kantin tanpa berani berhenti sedikit pun.
Ziye saat ini merasakan punggungnya basah oleh keringat dingin...
Hantu yang diubah oleh Min ini tingkat kengeriannya jauh melampaui imajinasi! Begitu sunyi membunuh Shen Ziling dalam sekejap! Artinya, tadi hantu itu juga bisa membunuhku secara diam-diam!
“Lari terpisah!” Ziye berkata pada Jin Deli: “Jika lari bersama, cepat atau lambat kita akan mati!”
Tidak ada pilihan lain!
Hanya berpisah sementara!
Tanpa menunggu persetujuan Jin Deli, Ziye langsung berlari ke arah yang berlawanan dengannya!
Ini bisa disebut pilihan hidup-mati 50:50. Ziye juga sadar, hantu itu mungkin akan memprioritaskan dirinya. Tapi saat ini dia tidak bisa memikirkan cara lain untuk meningkatkan peluang bertahan.
Menyusuri gedung pabrik di depannya, dia sadar semakin mendekati pintu keluar pabrik. Berdasarkan ingatannya tentang tata letak pabrik, Ziye membelok ke jalur lain dan mempercepat langkah, namun...
Perasaan deg-degan yang kuat mulai menyerang!
Membuang fragmen Kontrak Neraka?
Membuangnya?
Membuang fragmen mungkin berarti mengorbankan masa depan dirinya dan Li Yin!
Tangan Ziye terus mencengkeram bajunya, dia tidak tega membuang fragmen itu.
Kematian Dokter Tang jelas terlihat olehnya. Kegelapan hati manusia akan berubah menjadi mimpi buruk omnipresent dalam instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, fenomena murni idealis. Tidak bisa dihindari, tidak ada jalan keluar. Hanya Kontrak Neraka yang bisa melawan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis!
Saat ini, Ziye memasuki area terbuka.
Menoleh lagi ke belakang, tidak ada yang mengejar.
Sekelilingnya, sepi tak berpenghuni.
Tapi Ziye sangat paham, setiap saat hantu bisa muncul kembali!
Secara umum, hantu tidak akan membunuh dua orang berturut-turut dalam waktu singkat. Setiap pembunuhan akan memiliki periode jeda, mungkin sepuluh menit, setengah jam, satu jam, bahkan sehari.
Namun, dalam instruksi tulisan darah yang hanya berlangsung setengah hari ini, interval pasti akan sangat pendek! Paling lama satu jam. Paling singkat, hanya 10-20 menit juga sangat mungkin!
Jadi semakin pendek batas waktu, semakin berbahaya bagi penghuni!
Ziye mengeluarkan pecahan Perjanjian Neraka dari kantong gelapnya, menggenggamnya erat. Jika benar-benar sampai saat terakhir, hanya bisa melemparkan pecahan kontrak untuk membeli waktu melarikan diri.
Sekeliling, sunyi senyap.
Tapi justru inilah yang paling menakutkan.
Terus-menerus memeriksa depan-belakang, kiri-kanan, atas, bahkan bawah. Tidak ada satupun area yang Ziye lewatkan, tapi semuanya tampak normal.
Ketenangan sebelum badai ini lebih menyeramkan daripada saat hantu benar-benar muncul.
Ziye menganalisis rencana pelarian. Ada tiga gedung pabrik di sekitar, tapi memasuki pabrik sama dengan masuk sangkar. Setelah penelitian mendalam sebelumnya, semua pabrik ini hanya punya satu pintu masuk/keluar. Meski bisa kabur lewat jendela, tapi lebih lambat dari pintu - terlalu berisiko untuk mengandalkan itu. Masuk gedung bisa menyamarkan tubuh, tapi masalahnya...
Apakah hantu benar-benar tidak memiliki kemampuan untuk merasakan posisinya sendiri? Jika bisa merasakan posisi, itu sama sekali tidak berguna. Dia sudah menghitung, posisi mereka di kantin tadi sama sekali tidak terlihat dari luar. Bahkan tubuh mereka tertutupi meja dan kursi. Kecuali hantu ini memiliki mata sinar-X, tapi jika punya kemampuan seperti itu, berarti setara dengan memiliki kemampuan merasakan posisi. Meskipun area Pabrik Garmen Jiang Feng cukup luas, dengan mata sinar-X, bisa langsung menyapu seluruh area dan menemukan posisi.
Akhirnya, Ziye memutuskan untuk masuk ke gedung pabrik di sebelah. Tapi tidak naik ke lantai atas. Masuk ke gedung tinggi saat menjalankan misi darah sama dengan bunuh diri.
Waktu masih sangat panjang.
Dia sama sekali tidak punya pilihan.
Jalan keluar masih sangat sulit untuk disimpulkan. Bagaimanapun juga, terlalu sedikit petunjuk.
Pada saat yang sama, Xingchen tiba di kawasan villa tempat kakaknya tinggal. Melalui jembatan apung di atas air, dia sampai di tengah danau buatan, villa megah itu tiba-tiba muncul di depan mata.
Xingchen bertekad, bagaimanapun caranya harus dilakukan.
Kakak mungkin sangat membantu di masa depan, tapi sebenarnya kecerdasan Li Yin tidak kalah dari kakak. Jadi kakak bukanlah "keharusan".
Pikiran jahat itu juga membuat Xingchen sangat merasa bersalah, tapi tidak ada pilihan lain.
Orang itu, meski bukan uang yang diminta, pasti membutuhkan sesuatu yang menghabiskan banyak uang. Dan kapan saja bisa memilih penghuni lain untuk bertransaksi.
Tapi ketika benar-benar berdiri di depan pintu besi, dia sama sekali tidak bisa masuk.
Apa yang sedang kulakukan...
Apa yang sedang kulakukan!
Mengapa harus melakukan ini...
“Merenung dalam hati, Xingyan adalah kakak yang sangat bertanggung jawab. Dia tidak pernah melakukan hal yang merugikanku, malah selalu memperhatikanku. Tentu, karena bakatnya yang luar biasa, terkadang tampak percaya diri bahkan sedikit sombong itu wajar. Dia tidak menyembunyikan rasa superiornya di hadapan Xingchen, dan itu memberikannya tekanan yang sangat besar.”
“Xingchen, hampir semua yang dikerjakannya gagal, tidak bisa mengalahkan kakaknya. Tidak punya keahlian khusus, daya tangkap lemah, juga tidak punya bakat berbisnis. Sejak kecil, dia adalah anak yang 'ditinggalkan' oleh ibu.”
“Tapi, sang kakak tidak pernah menyerah padanya. Dia selalu dengan sabar membimbingku, mengajarkan banyak pengalaman belajar. Permintaanku untuk belajar ke Tiongkok pun disetujui kakak.”
“Aku...”
“Daripada membenci kakak... lebih tepatnya membenci diriku sendiri yang tidak bisa mengungguli kakak.”
“Saat pikiran Xingchen berkecamuk, ponselnya berdering lagi. Xingchen segera mengambil ponselnya - nomor tidak dikenal lagi.”
“Setelah diangkat, suara familiar itu kembali terdengar: 'Bagaimana? Sekarang kamu sudah tahu keaslian MMS itu kan?'”
“Aku percaya!” Xingchen buru-buru menyela. “Kamu... ada syarat apa? Sebutkan saja syaratmu!”
“Jangan terburu-buru. Lagipula, instruksi tulisan darahmu berikutnya belum datang.”
“Apakah kamu penghuni apartemen? Kalau benar, pasti sudah melewati banyak misi darah. Jangan-jangan kamu Li Yin? Atau Ke Yinye? Atau Ke Yinyu?”
“Penghuni? Jangan bercanda. Ingat satu hal, aku adalah 'dewa' bagi kalian semua. Hidup dan mati kalian sepenuhnya ada di tangan ku. Apa kau percaya?”
“A-aku percaya! Kumohon, apa syaratmu? Uang? Atau...”
“Uang tentu bisa. Tapi uang bukan yang paling kuinginkan. Yang kuinginkan adalah... melihat sifat munafik manusia tersingkap, kemunculan bentuk primitif 'kejahatan' yang menjijikkan. Bagiku, itu kebahagiaan terbesar. Imbalan yang akan kutuntut darimu, besok akan kuhubungi untuk menagihnya.”
“‘Kejahatan’ primitif manusia?” Xingchen menggenggam erat ponselnya, mengepal tinju, “Apa maksudmu? Jangan-jangan... apartemen ini kau yang bangun? Kutukan misi darah juga kau ciptakan? Kau yang mengendalikan segalanya?”
“Ha ha ha ha ha ha ha ha ha!” Suara itu tertawa terbahak, “Imajinasimu cukup liar, menciptakan apartemen ini? Mana mungkin aku punya kekuatan sehebat itu. Dulu, Xia Yuan tak pernah bicara seperti ini padaku.”
Mendengar ini, Xingchen merasa tubuhnya kaku, “Siapa? Xia... Xia Yuan? Maksudmu?”
“Tak ada salahnya memberitahumu.”
Suara itu mulai menjadi rendah, dipenuhi kedinginan yang membuat bulu kuduk meremang.
“Lima setengah tahun lalu, aku juga melakukan transaksi dengan pria bernama Xia Yuan. Kutunjukkan lukisan petunjuk jalan keluar, dari misi darah pertama hingga kelima, pria itu bertahan hidup selama lima tahun karena aku! Akulah yang memberinya umur panjang lima tahun!”
Xingchen tiba-tiba merasa seluruh tubuhnya membeku.
"Ketika dia pertama kali bergabung di apartemen, tak lama kemudian Xia Yuan meninggal. Mayoritas penghuni mengatakan bahwa Xia Yuan adalah sosok yang sangat hebat, selalu tenang saat menjalankan misi darah, mampu menilai jalan keluar dengan akurat, dan selamat dari situasi berbahaya berulang kali. Dia juga membagikan aturan-aturan Tulisan Darah serta berbagai hukum yang dirangkum penghuni selama puluhan tahun kepada para penghuni."
"Dia pernah menjadi 'dewa' dalam pandangan penghuni apartemen."
"'Tanpa aku, sebenarnya dia sudah mati pada misi darah pertamanya. Saat itu, ada beberapa penghuni yang bertransaksi denganku selain dia. Tapi pria ini, transaksi denganku berlangsung paling lama. Kau tahu kenapa?'"
"'Me... mengapa?'"
"'Karena pria itu terus bersumpah ingin menyelamatkan penghuni lain, berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa. Dia bertingkah seolah manusia agung. Saat itu, aku sangat tertarik pada perasaan semacam itu darinya. Berapa lama 'kepura-puraan baik' pria ini bisa bertahan? Aku sangat pengetahui. Karena itu, aku harus membuatnya hidup lebih lama. Maka aku melakukan transaksi dengannya. Isinya: aku akan memberinya petunjuk jalan keluar misi darah, namun hanya untuk misi darah yang harus dia jalani sendiri, dan dia dilarang memberitahu jalan keluar itu kepada siapapun!'"
"'Apa... omong kosong! Menurut cerita penghuni, dalam lima misi darah yang berhasil diselesaikan Xia Yuan, berkali-kali dia kembali ke apartemen bersama orang lain. Jika hanya dia yang punya petunjuk jalan keluar...'"
"'Sepertinya pernah kukatakan, saat itu ada beberapa penghuni yang bertransaksi denganku selain Xia Yuan...'"
"Mendengar ini, Xingchen langsung memahami."
"Tentu saja, bahkan dengan petunjuk jalan keluar pun banyak penghuni yang tetap mati. Jadi keberuntungan Xia Yuan bisa bertahan hidup juga tidak bisa dibilang nol sama sekali. Tapi petunjuk jalan keluar yang kuberikan padanya adalah yang paling krusial. Ngomong-ngomong... Xia Yuan pernah merangkum banyak aturan tentang misi darah untuk kalian, kan? Tapi tidakkah kalian merasa aneh?"
"Aneh? Aneh apanya?"
"Mengapa begitu banyak aturan bisa bertahan turun-temurun? Faktanya sangat sedikit penghuni yang bisa melewati sepuluh misi darah, ditambah angka kematian yang tinggi, meskipun terakumulasi selama puluhan tahun, bagaimana mungkin begitu banyak aturan detail bisa diwariskan satu per satu? Dan semua itu hanya disampaikan kepada kalian melalui mulut Xia Yuan seorang. Tidakkah kalian merasa sedikit pun heran? Misalnya misi darah ke-6 sampai 10 bisa langsung kembali ke apartemen, kemungkinan munculnya hantu ganda pada lima misi pertama lebih kecil, pernah ada yang mencoba meledakkan apartemen dengan bom - semua informasi ini diwarisi sepenuhnya oleh Xia Yuan seorang diri... Tidakkah kalian merasa aneh?"
Xingchen hampir kehilangan keseimbangan.
"Mungkinkah... mungkinkah..."
"Semua aturan itu kusampaikan padanya. Bisa dibilang bonus tambahan dariku. Kuberitahu dia, saat menjalankan misi darah sama sekali tidak boleh memberitahu jalan keluar ke penghuni lain. Jika dia melakukannya dan membuat penghuni yang seharusnya mati tetap hidup, aku tidak akan bertransaksi lagi dengannya. Pria yang terus meneriakkan akan menyelamatkan penghuni itu, benar-benar melakukan semua yang kukatakan... Pernah dengar tentang misi darah persimpangan jalan yang dia jalani sebelumnya?"
"Ah... Pernah dengar, waktu itu Xia Yuan sangat beruntung sampai..."
"Nasib？Kamu percaya ada nasib sebaik itu？Saat itu, empat mobil datang berturut-turut, jalan keluar adalah dengan melihat apakah kaca mobil memantulkan bayangan mobil di seberang. Mobil yang tak terpantulkan adalah 'ilusi'. Menabrak 'ilusi' itu akan aman. Tentu penilaian juga membutuhkan waktu sebentar, kecepatan lari begitu tinggi, dia tetap tertabrak, tapi karena menghindar tepat waktu sehingga nyawanya selamat. Setelah kejadian, dia malah membuat kebohongan tentang terlempar ajaib tanpa mati! Penghuni yang ikut bersamanya sudah pasti mati tanpa kuburan! Padahal orang yang bisa diselamatkan sedekat itu, demi nyawanya sendiri, tetap dikorbankan! Pengungkapan dosa sifat manusia ini membuatku semakin yakin, betapa palsunya pria ini! Untuk menghargai 'kejahatan' manusia yang ditunjukkanku, kuberitahukan banyak aturan potensial apartemen padanya. Melalui lukisanku..."
"Lalu, kenapa... kenapa Xia Yuan mati saat instruksi darah keenam? Bukannya kamu terus bertransaksi dengannya? Kenapa..."
"Tidak ada. Hanya 'bosan' saja. 'Kesenangan' yang dia bawa sudah cukup, aku tidak membutuhkannya lagi. Jadi, di instruksi darah keenam, aku menghubunginya: 'Datanglah sehari lebih awal ke villa itu, lalu kamu akan menemukan petunjuk jalan keluar.' Tapi sebenarnya, karena aku sudah melukis gambarnya terbunuh oleh hantu jahat berbaju hitam di depan villa itu. Jadi, aku..."
"Kamu... kamu..." Xingchen tak bisa melanjutkan bicara.
Orang ini... adalah iblis, iblis!
"Lalu bagaimana aku tahu kamu tidak akan membuangku juga? Kamu..."
“Tidak apa. Kamu berbeda dengan Xia Yuan, imbalan yang dia berikan padaku sudah cukup. Tapi selama kamu bisa terus memberikan imbalan yang kuinginkan, aku tidak akan menipumu. Tentu terserah kamu percaya atau tidak. Aku akan menghubungimu lagi nanti untuk menyebutkan imbalan yang kuminta. Jika kamu tidak mau bertransaksi denganku, aku juga tidak masalah. Hanya saja... aku bisa memberitahumu dengan jelas...”
“Pada misi darah ketiga, kamu, akan segera mati!”
Kemudian, telepon itu ditutup.
## VOLUME 9 GAUN PERNIKAHAN IBLIS BAB 8 ROCK AND ROLL DAN JALAN KELUAR
Lorong itu gelap gulita.
Jendela-jendela yang pecah terus menerus menghembuskan angin dingin yang mencekam. Saat Ziye berjalan, dia terus memerhatikan sekelilingnya. Kecemasan bahwa hantu mungkin bisa merasakan lokasi mereka terus bermunculan.
Mengapa butuh waktu begitu lama untuk membunuh Shen Ziling? Bahkan jika menjaga jarak dengan Min yang terkena kutukan, waktunya terlalu lama.
Ziye mulai menyimpulkan bahwa pembunuhan oleh hantu ini mungkin memiliki syarat tambahan. Shen Ziling mungkin memicu syarat itu sehingga tewas.
Apa yang dia lakukan yang tidak kita lakukan?
Sampai di depan pintu yang sudah berkarat, Ziye berhenti.
Dia menyebutkan "pengorbanan manusia".
Meskipun tidak langsung dibunuh setelah itu, tapi rasanya tidak lama kemudian. Jadi, mungkin ucapannya benar, apakah pengorbanan manusia memang kunci jalan keluar?
Sepanjang sejarah Kota K, tidak pernah menjadi ibu kota negara kuno manapun, baik di era perbudakan maupun feodal. Baik dinasti besar maupun negara-negara kecil di masa perpecahan.
Namun, tidak harus ibu kota negara.
Dalam masyarakat perbudakan, biasanya ketika tuan budak meninggal, banyak budak juga dikorbankan. Pada masa Dinasti Qin, Kaisar Qin Shihuang menggunakan patung terakota sebagai pengganti pengorbanan manusia di makam kekaisarannya.
Ziye melewati sebuah koridor dan tiba di sebuah lobi.
Fragmen kontrak itu masih tergenggam di telapak tangannya.
Lobi ini terasa cukup luas. Kondisi lapang ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Keuntungannya adalah hantu tidak mudah muncul tiba-tiba, sedangkan kerugiannya adalah sulit untuk bersembunyi.
Tentu saja, jika hantu bisa merasakan posisinya, maka bersembunyi tidak akan banyak berarti.
Pada saat itu... Ziye sedikit menoleh ke samping, dan tiba-tiba melihat...
Gaun pengantin kuno itu ternyata tergeletak di tanah!
Ziye langsung siaga, berbalik dan lari ke arah berlawanan, namun... di jalur mundurnya, gaun pengantin itu kembali terlihat di tanah! Ketika menoleh kembali, gaun itu telah menghilang dari tempat semula.
Tubuh Ziye semakin dingin. Mengapa hanya ada gaun pengantin? Di mana Min?
Di manakah Min?
Tiba-tiba, salah satu lengan gaun itu menyembulkan tangan penuh urat berwarna ungu! Kemudian, gaun pengantin yang kempis itu mulai mengembang!
Setiap kali Ziye berbalik untuk lari, gaun pengantin akan muncul lagi di belakangnya! Tidak peduli ke arah mana dia lari, hasilnya akan sama!
Tangan lainnya menyembul dari lengan baju, diikuti wajah Min yang sudah benar-benar terdistorsi yang perlahan muncul...
“Min, sadarlah!” Ziye hanya bisa menggunakan jurus terakhir ini: “Bukankah kau bilang sangat ingin hidup? Bukankah kau tidak mau mati? Cepat sadar, jangan dirasuki jubah pengantin ini!”
Serangan emosional, apakah akan efektif? Ziye tidak tahu, tapi jubah pengantin itu sudah terbuka sepenuhnya!
"Min", perlahan-lahan mulai berdiri!
Tidak ada cara lain...
“Aku akan memberikan fragmen kontrak padamu!”
Saat Ziye mengucapkan ini, dia menoleh ke belakang untuk melempar fragmen kontrak. Tiba-tiba, sebuah pintu di samping terbanting dan Jin Deli menyergap sambil berteriak kencang. Bersamaan dengan itu, fragmen kontrak yang baru dilepaskan Ziye langsung tergenggam di tangan Jin Deli!
Jin Deli langsung berteriak: “Lari!”
Keduanya langsung menyambar ke pintu gerbang pabrik!
Sepertinya hantu itu "terbius" oleh fragmen kontrak, sementara kecepatan lari mereka sangat tinggi hingga berhasil keluar dari pabrik. Jin Deli tampak bersemangat karena berhasil mendapatkan pecahan Perjanjian Neraka!
Setelah keluar, dia berkata pada Ziye: “Nona Yin! Terima kasih untuk pecahan kontraknya! Sekarang Li Yin tidak punya alasan untuk menyalahkanku!”
“Bicaralah nanti jika kita bisa lolos!”
Ziye sudah tidak peduli lagi. Hantu itu bisa mengejar kapan saja! Tapi sekarang, pecahan kontrak ada di tangan Jin Deli, artinya prioritas serangan hantu bukan lagi dirinya.
Bersamaan dengan itu, di apartemen.
Li Yin menelepon Xingchen.
“Kamu sudah jadi tetangga Min cukup lama. Apakah dia punya kelemahan mental? Misal takut tikus/kecoa, takut ketinggian, atau sejenisnya...”
“Aku tidak terlalu tahu...”
Li Yin ingat, Min berasal dari yatim piatu. Artinya dia tidak memiliki orang tua maupun saudara.
“Apakah Min punya teman atau kenalan?”
Saat itu, Xingchen teringat gadis bernama Shen Yu yang pernah disebutkan Min padanya.
Anak yang lahir dari hasil pelecehan ayah kandungnya sendiri.
“Tapi apa?” Li Yin berkata panik: “Sekarang Min dirasuki hantu, aku juga belum menemukan jalan keluar. Terpaksa mencoba segala cara, mungkin kita bisa cari celah dari diri Min!”
“A-aku ingat. Min... punya seorang 'adik'. Dia selalu merindukan adiknya itu.”
“Adik?” Li Yin langsung bersemangat. Jika ada saudara darah, mungkin bisa menyadarkan Min.
Meski tidak tahu apakah ini jalan keluar, Li Yin belum punya cara lain. Asumsi pernikahan arwah itu terlalu sulit dibuktikan.
“Siapa nama adiknya? Di mana dia tinggal?”
“Dia... dan adiknya sama-sama yatim piatu. Adiknya bernama Shen Yu. Tapi sekarang tidak diketahui keberadaannya.”
“Hilang?” Hati Li Yin langsung ciut: “Sudahlah... Kamu tahu panti asuhan tempat Min dulu?”
Jika bisa membangunkan kemanusiaan Min, Ziye masih punya harapan!
“Yin Ye, Yinyu, jika ada petunjuk, segera hubungi saya!” Li Yin mengenakan mantel, berkata: “Aku akan pergi ke Panti Asuhan Xingqi! Tempat tinggal Min!”
“Sekarang sudah dini hari, orang di sana mungkin sudah tidur. Tanpa alasan, bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi?”
“Tidak bisa peduli lagi!” Li Yin membanting pintu, berkata: “Jika tidak cepat mencari petunjuk, Ziye akan binasa!”
Kenapa orang bernama "Shen Yu" justru menghilang di saat seperti ini?
“Aku ikut denganmu, saya punya mobil.” Yin Ye menyusul keluar, berkata pada Yinyu di belakang: “Yinyu, kamu kembalilah ke kamarmu dulu.”
Keduanya buru-buru meninggalkan apartemen menuju area parkir kompleks.
“Yin Ye,” Li Yin kini sudah panik sampai puncaknya: “Apakah Ziye akan mati?”
Yin Ye membuka pintu mobil, berkata: “Naiklah. Siapa yang tahu soal ini? Jika tidak ingin dia mati, berusahalah sekuat mungkin! Sikap pesimis begini, mana gaya Li Yin!”
Setelah menyalakan mesin, Yin Ye bertanya: “Panti Asuhan Xingqi itu di mana?”
“Di...”
Pada saat yang sama, Pabrik Garmen Jiangfeng.
Jin Deli dan Ziye sudah berlari sampai ngos-ngosan. "Min" tidak muncul lagi.
“Jin Deli...” Ziye bersandar di dinding, bertanya pada Jin Deli di sampingnya: “Apa kamu tahu kondisi Min?”
“Hmm, masih tahu sedikit.” Di luar dugaan, Jin Deli ternyata mengetahui beberapa informasi tentang Min.
“Dia yatim piatu, kamu juga tahu kan? Dulu meskipun aku dan dia pernah berbincang beberapa kali. Waktu itu karena kebetulan bertemu di lift, lalu obrolannya cukup cocok.”
“Spekulasi?”
“Iya, karakternya mirip dengan mantan anggota bandku dulu. Sama-sama tipe orang yang sulit melepaskan sesuatu. Lagipula, dia juga suka musik rock.”
Ziye ingat bahwa Jin Deli adalah penggemar musik rock.
“Jadi kami banyak membahas hal-hal terkait rock, semakin ngobrol semakin terasa karakternya mirip anggota bandku dulu. Di matanya, terlihat ada bayangan gelap yang sangat dalam.”
Jin Deli sambil memasukkan pecahan Perjanjian Neraka ke saku berkata: “Aku nyatakan, Nona Yin, fragmen ini tidak akan kukembalikan.”
“Tahu, simpan saja.” Ziye sekarang merasa semua tenaganya terkuras, sadar tak mungkin menang melawan Jin Deli secara fisik. Jin Deli memang tidak berani membunuhnya, tapi mempertahankan diri masih bisa.
Saat ini, menghemat tenaga sedikit lebih banyak untuk meningkatkan harapan bertahan hidup jauh lebih penting.
“Barusan kamu menyebut musik rock?” Ziye agak terkejut: “Apa Min sangat menyukai rock?”
“Ya, dia terutama suka lagu-lagu The Beatles. Karena itu juga kami jadi akrab. Kamu tahu Abbey Road? Album kesebelas The Beatles.”
“Apa dia sangat menyukai album ini?”
“Karena dia pernah menyebutkannya padaku, tapi apakah benar-benar suka atau tidak aku tidak tahu pasti.”
"Saat ini, Ziye sudah mengambil ponselnya, membuka internet, dan mencari suite dari album ini."
"Kamu, mau melakukan apa?"
"Mengunduh suite Abbey Road!"
Jika musik rock ini diputar untuk "Min", apakah dia yang menyukai musik rock bisa secara bertahap menemukan kembali sebagian kepribadian manusiawinya?
Ini adalah taruhan terakhir Ziye untuk mencari jalan keluar dalam situasi berbahaya!
Abbey Road adalah album terakhir yang direkam The Beatles. Meskipun Let It Be dirilis lebih belakangan, proses rekaman sebelumnya justru lebih awal. Sebelum Abbey
Road dirilis, Paul McCartney sudah mengumumkan keluar dari The Beatles, yang kemudian menyebabkan bubarnya band legendaris ini. Oleh karena itu, hampir semua fans The Beatles pasti mengenal album ini. Ziye yakin Min seharusnya sangat menyukai musik The Beatles.
Musik adalah sesuatu yang luar biasa. Seringkali mampu menyucikan jiwa, bahkan ada yang berpendapat musik bisa mencegah perang.
Bisakah petunjuk dari Kindley membentuk jalan keluar?
Setelah menemukan lagu-lagu album tersebut, proses pengunduhan musik pun dimulai. Kuota internet bulanan Ziye sangat besar, sehingga semua lagu berhasil diunduh dalam waktu singkat.
Waktu sudah menunjukkan lewat pukul empat pagi.
"Selanjutnya, jika 'Min' muncul, kita putarkan musik The Beatles?" Kindley bingung: "Kamu yakin ini akan berpengaruh besar padanya? Aku tidak tahu apakah dia pasti seorang rock maniak sepertiku."
“Bisa berbicara tentang musik rock dengan seorang penggemar berat selama itu, bahkan jika dia bukan penggemar berat, berarti dia pasti punya tingkat kecintaan yang cukup terhadap rock.” Ziye sambil berbicara kembali menengok ke belakang, berkata: “Saat ini hanya bisa bertaruh. Kamu sekarang memegang pecahan Perjanjian Neraka, artinya kamu jadi prioritas target serangan.”
Bagaimanapun juga, pecahan Perjanjian Neraka jatuh ke tangan Jin Deli, benar-benar tidak tahu apakah ini keberuntungan atau malapetaka.
“Musik rock… Ternyata bisa menjadi penyelamat terakhir kita?”
Jin Deli jelas-jelas merasa hal ini sulit dipercaya.
Panti Asuhan Xingqi sudah sampai.
Li Yin dan Yin Ye turun dari mobil. Saat itu pintu gerbang panti asuhan tertutup rapat, ruang penjaga gerbang masih menyala lampunya.
Li Yin langsung melesat maju, setelah masuk ke ruang penjaga, dia berkata pada penjaga di depannya: “Tolong hubungi orang di dalam panti asuhan, ada urusan yang sangat mendesak!”
“Apa? Urusan apa tunggu besok pagi saja.” Penjaga itu kesal berkata: “Kalian...”
Li Yin hendak berkata sesuatu, Yin Ye menghalanginya dan berkata: “Seorang teman kami ingin bunuh diri, dia besar di panti ini. Sekarang kami perlu menghubungi adiknya. Hanya adiknya yang bisa membujuknya untuk tidak bunuh diri.”
“Apa? Ini...”
“Ini menyangkut nyawa! Kami sudah mencoba menghubungi tapi tidak diangkat, tidak tahu di mana dia, hanya bisa lewat adiknya untuk membujuknya membatalkan niat bunuh diri!”
"Kebohongan Yin Ye sangat meyakinkan. Begitu penjaga pintu mendengar masalah sebesar ini, dia langsung menghubungi pihak panti asuhan."
Kebetulan direktur masih berada di tempat.
"Apa?"
Di ruang direktur, sang direktur yang baru saja terbangun mendengarkan penjelasan Li Yin dan Yin Ye dengan terkejut: "Kalian bilang... Min ingin bunuh diri?"
"Ya." Kata Yin Ye tegas: "Kamu kenal Shen Yu kan? Benarkah tidak ada cara untuk menghubunginya?"
"Anak itu, Shen Yu..." Direktur mengerutkan kening: "Dia dan Min sama-sama hidup dalam kesengsaraan. Ikatan terkutuk seperti itu takkan bisa ditanggung siapa pun."
"Ikatan terkutuk?" Li Yin bingung: "Ikatan apa?"
"Kalian..." Direktur menghela nafas: "Aku juga benar-benar tidak tahu cara menemukan Shen Yu."
Li Yin buru-buru bertanya: "Bisakah kami masuk ke kamar Shen Yu? Mungkin ada barang yang bisa menghentikan niat bunuh diri Min, seperti foto atau..."
"Ini..." Direktur ragu: "Apa kalian punya bukti bahwa kalian mengenal Min? Jika tidak, aku rasa ini tidak pantas."
"Ada." Yin Ye tanpa ragu mengeluarkan sebuah foto: "Foto ini bisa membuktikan."
Ini adalah foto tahun baru yang diambil pada malam Tahun Baru Imlek atas arahan pasangan Lian Cheng, dimana semua penghuni berkumpul. Saat itu, Min ikut difoto setelah diseret Yi Wan.
"Hmm, sepertinya hubungan kalian cukup baik." Direktur mengangguk: "Baiklah, biasanya hal seperti ini sangat dilarang. Tapi mengingat gentingnya situasi, hanya ini jalan satu-satunya..."
“Apakah Shen Yu tidak pernah menghubungi pihak panti asuhan lagi setelah itu?” Li Yin bertanya lagi: “Sekali pun, jika saja…”
“Sama sekali tidak. Mungkinkah Min bunuh diri karena kepergian Shen Yu tanpa pamit? Anak itu tidak bisa berjalan dengan kedua kakinya, bagaimana bisa hidup sendiri…”
“Tidak bisa berjalan dengan kedua kaki?” Yin Ye bertanya: “Apakah dia penyandang disabilitas?”
“Benar.” Direktur mengangguk menjawab: “Sejak kecil Shen Yu menderita polio, kedua kakinya lumpuh total. Sungguh menyedihkan.”
Jika kedua kaki lumpuh, seberapa jauh dia bisa pergi?
Mungkin masih di sekitar sini!
“Apakah nomor HP-nya tidak bisa dihubungi?”
“Nomor lamanya sudah dihapus.”
“Kenapa tidak melapor ke polisi?” Yin Ye bertanya lagi: “Bisa jadi kasus penculikan atau perdagangan orang? Penyandang disabilitas kaki sangat rentan jadi korban.”
“Tentu sudah dilaporkan. Tapi terbukti dia memang kabur sendiri. Ada secarik catatan di kamarnya yang menyatakan tidak akan kembali.”
“Catatan itu,” Li Yin mendesak: “Bisa saya lihat?”
“Masih saya simpan. Min juga sudah membacanya.”
Saat sampai di depan pintu, direktur mengeluarkan kunci dan membuka ruangan.
Terpapar kamar remang-remang. Berjejer peralatan melukis, di tengah ada easel. Di atas meja terlihat palet, kuas, dan kotak-kat cat.
“Catatannya di sini.” Direktur mengeluarkan kertas terlipat dari saku dan menyerahkannya ke Li Yin: “Silakan diperiksa.”
Yin Ye kemudian membuka laci meja satu per satu, lalu melihat ke arah palet cat, dan membuka kotak cat.
Jelas terlihat ada bekas penggunaan di semua peralatan.
Tapi... tidak ada satu pun lukisan yang tertinggal. Apakah semua lukisan dibawa pergi?
"Shen Yu sangat suka melukis?" tanya Yin Ye.
"Benar." Direktur menunjuk kotak cat dan palet itu: "Dia sangat menyukai lukisan minyak, sejak kecil dia terus melukis sampai lupa makan dan tidur, teknik melukisnya benar-benar luar biasa. Tapi sepertinya dia membawa semua lukisannya pergi."
Yin Ye mengangguk, pandangannya tertuju pada penyangga lukisan.
Andai ada satu lukisan tersisa... mungkin itu bisa menjadi kunci untuk membangkitkan kepribadian Min...
## Jilid 9 Gaun Pengantin Iblis BAB 9 Sumber
"Di, di mana?"
Jin Deli berkeringat deras, seluruh tubuhnya gemetar seperti ayakan. Aksi nekat mengambil makanan dari mulut harimau untuk merebut Kontrak Neraka tadi sepertinya telah menghabiskan seluruh nyalinya. Sekarang, baik bicara maupun berjalan, dia terus gemetaran, mentalnya seolah di ambang kehancuran.
"Bukannya kamu sudah melewati tiga misi darah?" Jin Deli merintih pada Ziye: "Bukannya kamu pacarnya Li Yin? Pasti tahu banyak trik bertahan hidup! Ah, kamu... jangan-jangan sengaja menyembunyikan sesuatu dariku? Benar kan, benar kan!"
"Tenanglah."
“Tempat ini terletak di Bangunan Pabrik Pertama, yang juga merupakan gedung bengkel dekat pintu masuk Pabrik No.3. Alasan utama memilih lokasi ini adalah... terdapat jembatan penghubung antara gedung ini dengan Bangunan Pabrik Kedua di sebelahnya. Kedua gedung bisa saling terhubung melalui jembatan penghubung tersebut.”
“Lantai empat tempat jembatan itu berada adalah area teraman. Apapun arah serangan |Min datang, jalan melarikan diri tidak akan terblokir.”
“Hari hampir subuh.”
“Tapi fajar tidak akan mengubah apapun. Kami baru bisa meninggalkan pabrik mengerikan ini saat tengah hari. Sebelum itu, masih banyak hal yang harus diselesaikan.”
“|Ziye saat ini berdiri bersama Jinderi di salah satu ujung jembatan penghubung: 'Tentang |jalan keluar, aku juga belum ada ide. Tapi kurasa ini berkaitan dengan baju pengantin kuno itu sendiri. Mungkin terkait beberapa tradisi kuno.'”
“'Aku juga pernah memikirkan itu,' Jinderi segera menambahkan. 'Aku sudah beberapa kali mengecek data, termasuk tentang pabrik ini. Tapi benar-benar tidak ada petunjuk berguna. Harus bagaimana... Aku, aku tidak mau mati di sini...'”
“|Ziye membuka |ponselnya dan menghubungi nomor |Li Yin. Dia berencana bertanya lagi pada Li Yin.”
“Awalnya dia ingin mengumpulkan semua petunjuk penting sebelum bertanya detail, tapi kini jelas tidak ada waktu untuk itu. |Min bisa muncul kapan saja. Soal |pecahan Perjanjian Neraka, dia putuskan akan menunggu sampai |misi darah berakhir dan kembali ke |apartemen.”
“Di timur, langit mulai menunjukkan warna putih keabu-abuan seperti perut ikan.”
“Fajar tiba, akhirnya mengusir sebagian besar ketakutan dan kegelapan dalam hati orang-orang.”
Melihat matahari terbit itu, Jin Deli tertegun sejenak, melupakan rasa takut sementara, seolah tenggelam dalam kenangan tertentu.
"Berapa kali lagi aku bisa melihat matahari terbit seperti ini?" Jin Deli menghela nafas: "Aku, sampai kapan lagi bisa..."
Saat itu, Ziye menghubungi telepon Li Yin.
"Ziye!" Li Yin bersemangat saat menerima telepon: "Kamu baik-baik saja?"
"Ya, untuk sementara." Ziye melihat jam tangannya, lalu berkata ke Li Yin di seberang telepon: "Sebelumnya aku mengirim SMS tentang petunjuk 'penguburan hidup-hidup', kamu sudah lihat?"
"Sudah. Aku juga sudah mengeceknya, tapi baju pengantin itu sendiri tidak terlalu terkait dengan penguburan hidup-hidup. Tradisi penguburan hidup di negara kita sudah ada sejak zaman perbudakan, tapi baju pengantin kuno yang kamu lihat jelas berasal dari era Dinasti Song hingga Ming, terlalu jauh jarak zamannya."
"Begitu ya..." Ziye kembali menatap ke ujung jembatan penghubung: "Informasi tentang pakaian itu terlalu sedikit. Tapi ketika mendekatinya, muncul dorongan untuk memilikinya. Mungkin harus dalam jarak satu meter untuk berefek. Faktanya, saat melihat baju itu lagi, dorongannya sudah hilang."
"Harusnya kamu menjauh sebisa mungkin dari baju pengantin itu."
"Sebenarnya ada hal lain yang mengganggu." Ziye melanjutkan: "Mengapa Min yang sudah dirasuki roh jahat dari baju pengantin itu tidak kembali ke sini untuk merebut fragmen kontrak? Ini sangat tidak masuk akal."
"Hah?" Li Yin terkejut mendengar ini.
"Dan juga tidak membunuhku."
"Mengapa……"
"Mengapa tidak membunuh Ziye?"
"Mungkinkah……" Li Yin membuat asumsi berani: "Pada saat itu, kepribadian Min masih berperan sampai batas tertentu?"
"Hmm, kemungkinan itu cukup tinggi. Tapi mungkin juga ada syarat atau batasan tertentu."
"Jika kepribadian Min masih bisa berfungsi, mungkin kita bisa... Sebenarnya saya sudah pergi ke panti asuhan tempat Min tinggal, menemui banyak anak yatim yang dulu dikenalnya. Jika ada......"
Saat Li Yin sedang menelepon Ziye, Yin Ye berkata kepada direktur panti asuhan: "Direktur... Saya tanya sekali lagi. Apakah tidak ada satu pun lukisan Shen Yu yang tersisa?"
Yin Ye sudah memotret banyak barang sehari-hari yang sering digunakan Min, tapi dia merasa lukisan Shen Yu mungkin lebih efektif. Lukisan adik perempuannya sendiri pasti sering ditonton oleh Min.
"Kalau begitu," direktur berpikir sejenak, tiba-tiba berkata: "Oh iya! Saat Malam Tahun Baru Imlek, Min datang ke panti asuhan. Saat itu Shen Yu menyerahkan sebuah lukisan kepada saya untuk disampaikan ke Min."
"Lukisan?" Yin Ye terkejut, lalu bertanya: "Apakah lukisan itu diberikan ke Min?"
"Shen Yu... Sepertinya ada kesalahpahaman besar antara dia dan Min. Tidak ada jalan lain, intinya Shen Yu tidak mau bertemu Min lagi. Min memohon kepada Shen Yu setidaknya memberikan satu lukisan karyanya. Menurut perkataannya sendiri, itu adalah lukisan terbaru. Min sepertinya ingin menjadikan lukisan itu sebagai kenangan terakhirnya."
Ini dia!
Kunci untuk membangkitkan ingatan Min!
“Kakak beradik yang saling bergantung tumbuh besar di panti asuhan, hadiah terakhir adikku untukku... Lukisan itu punya 80% kemungkinan bisa membangkitkan kepribadian Min!”
“Mungkin ini adalah jalan keluar yang disembunyikan apartemen!”
Mendengar perkataan ini, Li Yin segera berkata pada Ziye: “Ziye, aku akan teleponmu lagi nanti!”
Yin Ye sudah lebih dulu mengeluarkan ponsel dan menelepon Yinyu!
Di Kamar 404 apartemen, Yinyu langsung mengangkat telepon: “Halo, Kakak, ada petunjuk baru?”
“Ya, Yinyu, segera ke lantai 25, kamar tempat Min tinggal...” Yin Ye menoleh ke Li Yin: “Kamu, di mana kamu menyimpan kunci cadangan kamar penghuni?”
“Di laci ketiga meja tulis di ruang perpustakaan!” Li Yin merebut ponsel: “Yinyu, ambil kunci sekarang! Nomor kamar Min adalah...”
Yinyu bergegas ke ruang perpustakaan Li Yin, membuka meja tulis dan mengambil kumpulan kunci, menemukan kunci milik Min.
“Sebaiknya hubungi Bian Xingchen juga!” kata Yin Ye: “Dia tetangga seberang, mungkin tahu di mana Min menyimpan lukisan itu. Min sangat menghargai lukisan itu, mungkin dibingkai dan digantung di dinding kamar! Tapi kalau disembunyikan dalam-dalam, akan sulit dicari!”
Yin Ye menatap direktur: “Pak Direktur... Apakah Min pernah bilang di mana akan menggantung lukisan itu?”
“Ini... Dia tidak pernah bilang. Shen Yu tetap menolak menemuinya, ini sangat menyakitkan bagi Min.”
“Apa sebenarnya konflik antara mereka berdua saudari?” Yin Ye mendesak: “Aku curiga alasan Min bunuh diri mungkin karena...”
“Ini... menyangkut privasi mereka berdua, aku tidak bisa bicara.” Direktur menghela nafas pahit: “Aku justru terkejut Min memberitahu kalian Shen Yu adalah 'adiknya'.”
Li Yin sudah mengeluarkan ponselnya dan menelepon Xingchen. Saat ini Xingchen sedang berada di apartemen, di kamarnya sendiri.
“Lukisan Min? Tidak, aku tidak ingat. Pada Malam Tahun Baru Imlek itu, aku pulang ke rumah dan makan malam bersama Kakak, menginap semalaman. Sama sekali tidak tahu kondisi Min saat itu. Dia juga tidak pernah menyebut lukisan...”
“Setelah itu, pernahkah kamu masuk ke kamar Min?”
“Pernah, tepatnya pada hari misi darah Min diumumkan. Setelah rapat selesai, aku sempat masuk ke kamarnya sekali...”
Li Yin bersemangat bertanya: “Benarkah? Lalu, apakah kamu melihat lukisan minyak tergantung di sana?”
“Lukisan minyak... Aku benar-benar tidak ingat. Saat itu kondisi Min sangat buruk, dia terus menangis. Dan berulang kali menyebut... 'adiknya'.”
Xingchen adalah satu-satunya penghuni apartemen yang mengetahui masa lalu kelam Min. Menurutnya, hal ini sepertinya tidak perlu diungkap. Bagaimanapun, selama Shen Yu tidak ditemukan, informasi ini tidak akan membantu.
Dia kerasukan "hantu"...
Xingchen merasa sangat terharu. Meskipun di apartemen ini semua orang sibuk menyelamatkan diri sendiri, dia memiliki perasaan khusus terhadap Min. Bagaimanapun, dulu dialah yang menyelamatkan nyawa Min. Di hadapannya, perempuan itu menangis sambil menceritakan masa lalu yang sangat menyakitkan.
Tapi dia tetap tidak bisa menghindari nasib misi darah.
Hari ini adalah miliknya, besok adalah giliranku...
Memikirkan ini, Xingchen semakin bulat tekadnya. Sekalipun "orang itu" adalah iblis, lalu apa? Jika iblis bisa membantunya melarikan diri dari apartemen ini selamanya, bahkan rela menyerahkan jiwa kepada iblis pun tidak masalah! Tidak memberitahu petunjuk jalan keluar ke penghuni lain? Bisa! Mengapa tidak bisa?
Tapi sepertinya yang diminta "orang itu" bukan hanya itu.
"Orang itu" ingin melihat keburukan hakiki manusia. Lalu, bagaimana "orang itu" akan...
Tunggu...
Tunggu sebentar...
"Li Yin!" Xingchen tiba-tiba berkata: "Barusan kamu bilang 'lukisan'? Kenapa tiba-tiba menyebut 'lukisan'?"
MMS itu isinya lukisan minyak!
Pertanyaan Li Yin juga tentang lukisan minyak!
"Begini," kata Li Yin: "Adik Min, dia memberikan sebuah lukisan kepada Min saat Malam Tahun Baru Imlek..."
Setelah mendengar ini, kata-kata Min masih bergema di benak Xingchen...
"Dia dijuluki anak iblis..."
"Iblis"... "Iblis"...
Tidak, pasti hanya kebetulan. Xingchen meyakinkan diri sendiri, mana mungkin sama persis. Tapi tiba-tiba dia teringat sesuatu.
Min bilang, Shen Yu sekarang hilang sama sekali.
Hilang...
"Min menerima lukisan itu pada Malam Tahun Baru Imlek, hari ketika dia menerima instruksi tulisan darah. Kemudian, pada hari pelaksanaan misi darah, muncul kertas A4 yang memperingatkan mereka. Selanjutnya, Shen Yu menghilang..."
"Li Yin," Xingchen terus mendesak, "kapan adik perempuan Min... menghilang?"
"Sebenarnya, secara teknis dia pergi meninggalkan rumah," kata Li Yin. "Dia meninggalkan catatan yang menyatakan tidak akan kembali lagi."
"Aku tanya kapan dia menghilang!" kata Xingchen. "Mungkin ini petunjuk penting!"
Li Yin berpikir sejenak, lalu berkata: "Kalau diingat, itu terjadi pada hari kalian menjalankan misi darah. Malam itu Min datang ke panti asuhan mencari Shen Yu, lalu..."
"Lalu menghilang?"
"Hmm."
Xingchen hampir menjatuhkan ponselnya.
Ini... terlalu kebetulan! Pada Malam Tahun Baru Imlek, Min menerima lukisan dari Shen Yu. Saat misi darah dimulai muncul catatan itu, dan Shen Yu pergi dari panti asuhan tepat malam itu.
Catatan itu pasti ditinggalkan penghuni apartemen. Orang misterius itu sejak awal berkata "awalnya karena kalian menoleh, mata kalian diganti".
Menoleh... jangan menoleh... penghuni apartemen meninggalkan catatan...
Mungkinkah... mungkinkah...
Orang yang bertransaksi denganku adalah Shen Yu?
Tapi kalau begitu, mengapa memberikan lukisan itu kepada Min?
Mengapa demikian?
Di Pabrik Garmen Jiangfeng, Ziye dan Jin Deli terus waspada. Keduanya menempel di dinding, matanya tak berkedip mengamati jembatan penghubung di seberang.
Langit telah terang benderang.
Sinar matahari memberi keberanian pada kedua orang itu. Jin Deli juga tidak lagi seketakutan tadi.
"Tadi," tiba-tiba Ziye berkata: "Li Yin dan aku menyebut tentang 'pernikahan arwah'. Bagaimana pendapatmu?"
"'Pernikahan arwah'? Aku pernah mendengarnya, tapi itu terlalu mengada-ada? Harus mencari seseorang sebagai pengantin pria untuk bersujud ke langit dan bumi bersama 'pengantin wanita', membebaskan roh jahat dari gaun pengantin? Aku pasti tidak mau, ini jelas-jalem mempertaruhkan nyawa!"
"Tanpa menemukan jalan keluar, kita tidak akan aman," kata Ziye: "Pokoknya, menurutku kita bisa mempertimbangkan mencari apakah ada baju pengantin kuno di pabrik ini. Jika ada, ini akan menambah kredibilitas teori tersebut."
"Tidak mungkin? Benar-benar harus mencari?"
Jin Deli terlihat sangat ketakutan, lalu menggaruk kepalanya dan berkata: "Gaun pengantin kuno... Kalau dipikir-pikir, dulu di keluargaku juga ada gaun pengantin kuno serupa. Itu milik nenek buyutku, dipakai pada masa Republik Tiongkok."
"Keluargamu juga punya?" Ziye mendesak: "Kamu paham tentang gaun ini?"
"Tidak terlalu paham. Tapi gaun itu sudah disimpan lebih dari setengah abad, bisa dibilang sangat antik. Kemudian diwariskan ke nenekku, lalu ke ibuku."
"Awalnya, gaun itu rencananya akan diwariskan ke istriku, tapi aku sangat menentang. Kubilang, kalau aku menikah nanti, pengantin pasti pakai gaun pengantin modern. Aku sama sekali tidak tertarik dengan pernikahan kuno. Tapi ibu memaksaku untuk menyimpannya di dasar peti. Sejak saat itu, aku sangat membenci gaun itu."
"Sampai sekarang masih disimpan?"
“Seharusnya masih tersimpan. Jujur saja... Saat itu aku hanya melirik sebentar gaun pengantin kuno itu, hanya sekali pandang, aku langsung merasa... sangat mirip dengan yang ada di keluargaku.”
Ziye merasa gemetar, segera bertanya: “Apa yang terjadi?”
“Hmm? Begini ceritanya. Keduanya adalah sulaman tangan Suzhou, sama-sama ada gambar bebek mandarin, juga...”
“Seberapa mirip?”
Ziye bertanya lagi, ekspresi seriusnya membuat Jin Deli bingung: “Ada apa? Kamu, jangan-jangan mengira gaun itu adalah milik keluargaku... mana mungkin...”
Mana mungkin?
“Sebenarnya gaun pengantin zaman dulu bentuknya hampir sama, mungkin aku salah lihat juga wajar, waktu itu aku sangat gugup, jadi...”
Ziye bertanya lagi: “Kamu tidak melihat jelas?”
“Ya, tidak.”
“Ceritakan padaku tentang gaun pengantin itu. Maksudku yang disimpan di keluargamu.”
Jin Deli melihat keseriusan Ziye, lalu setelah berpikir sejenak, berkata: “Menurutku benar-benar tidak mungkin. Nenek buyutku di era Republik Tiongkok direbut oleh panglima perang dan dijadikan selir ketiga. Gaun pengantin itu juga dipesan khusus oleh kakek buyutku, panglima perang itu untuknya. Saat itu dia sangat memanjakan nenek buyutku. Di era Republik, kekuatan panglima perang bisa dibilang paling kuat. Nenek buyutku berasal dari pemain opera, jadi dia mengira telah mendapat sandaran hidup, memutuskan untuk berpegangan erat pada kekuasaan ini.”
“Lanjutkan.”
“Tapi waktu itu, kakek buyut saya yang sebenarnya memiliki seorang selir yang sangat pencemburu, sehingga sangat membenci nenek buyut saya. Dia menganggap seorang pemain opera pada dasarnya bisa dinikahi siapa saja... Singkat cerita, sehari setelah mas kawin diberikan, dia menyuruh banyak orang untuk memukuli dan menghina nenek buyut saya. Bahkan dia mengambil gunting untuk merobek gaun pengantin itu. Kalau bukan karena nenek buyut saya mencegah, mungkin gaun itu sudah rusak. Namun kemudian kakek buyut datang dengan banyak tentara untuk menghentikan kekejaman selir itu. Saat itu dia memang sangat memanjakan nenek buyut saya. Menurut cerita nenek buyut, selir itu meninggal secara misterius seminggu setelah kejadian itu...”
## JILID KE-9 GAUN PENGANTIN BERKUTUK BAB 10 PENEMUAN XINGCHEN
“Meninggal tiba-tiba? Secara spesifik bagaimana dia meninggal?”
“Sudah puluhan tahun berlalu, saya pun tidak pernah bertemu nenek buyut. Cerita ini saya dapat dari ibu. Detil pastinya saya tidak tahu. Hal-hal seperti ini mungkin lebih banyak berupa kabar burung.”
Meski berkata begitu, melihat Ziye begitu serius, nada suara Jin Deli terdengar mulai tidak yakin.
“Lalu?”
“Kejadian setelahnya saya tidak terlalu jelas. Yang saya tahu hanya sampai bagian ini.”
Ziye merenung sejenak, lalu mengangkat kepala bertanya: “Kalau gaun pengantin itu masih ada di rumahmu, bisakah dipastikan keberadaannya?”
“Dipastikan? Kampung halaman saya bukan di Kota K, tapi di Kota L. Lagipula meski telpon orang tua, mungkin mereka juga tidak ingat disimpan di mana.”
“Tentang gaun pengantin itu, telepon orang tuamu dan tanya.” Ziye langsung mengambil keputusan: “Meski tidak bisa dipastikan, tapi tidak bisa dijamin sama sekali tidak ada hubungannya.”
Kemudian, Ziye kembali menatap ke seberang jembatan penghubung.
Tepat pada saat itu...
Sepasang tangan ungu seram yang tertutup lengan merah panjang menyelinap dari ketiak Ziye, mencekik erat pinggangnya!
Ziye langsung menoleh ke belakang, namun hanya melihat Jin Deli di sana!
"Lari!"
Ziye berteriak pada Jin Deli tanpa ragu, lalu langsung berlari menyeberangi jembatan penghubung!
Muncul!
"Min" muncul!
Sambil berlari, keraguan Ziye semakin bertambah. Mengapa tidak menargetkan Jin Deli yang membawa fragmen kontrak dulu? Sebelumnya juga membunuh Shen Ziling lebih dulu. Bahkan saat dirinya pingsan, fragmen kontrak tidak diambil...
Mungkin ada syarat batasan tertentu?
Sampai di ujung jembatan, mereka masuk ke gedung. Sepanjang jalan, tidak ada jejak "Min" lagi. Tapi tidak ada yang bisa menjamin kapan akan muncul kembali.
Apa syarat batasan dari jalan keluar ini?
Apa yang membatasi pergerakan "Min"?
Jika bisa menemukan jawaban ini, mungkin akan menjadi celah keselamatan! Meski belum pasti, kemungkinannya cukup tinggi.
Masuk ke gedung seberang, Ziye berkata pada Jin Deli: "Kamu awasi belakangku ya, aku ingin..."
Petunjuk jalan keluar masih samar, tapi Ziye mulai menemukan beberapa kemungkinan. Masih perlu verifikasi. Sekarang hari sudah terang, sinar matahari masuk ke koridor sehingga rasa takut tidak separah tadi.
"Ziye memutar musik rock di ponselnya dan menunggu kemunculan kembali 'Min'. Dia juga membuat ponsel Jindeli terbuka, menampilkan foto-foto barang milik Min di panti asuhan yang direkam Yin Ye."
Di apartemen, Li Yin dan Yin Ye juga telah kembali.
"Bagaimana?"
Kamar Min sudah digeledah habis-habisan, namun lukisan minyak itu tetap tidak ditemukan.
"Sama sekali tidak ketemu!" Yinyu berkata pada Li Yin dan Yin Ye: "Lihat, kita sudah mencari begitu lama tapi tetap tidak membuahkan hasil."
Li Yin meraih laci yang tergeletak di lantai, tiba-tiba meraung dan melemparkan laci itu ke dinding dengan kasar hingga patah menjadi dua bagian!
"Tenang, Li Yin! Apa gunanya melakukan ini!" Yin Ye segera menghentikannya: "Dengan begini kau juga tidak bisa menyelamatkan Ziye! Aku juga akan mencari cara, kau harus tenang dulu, hanya dengan tenang kita bisa menyelamatkannya!"
Li Yin membenturkan tubuhnya ke dinding dengan geram, menekan pelipisnya, menarik napas dalam dan berkata: "Benar, benar... aku harus tenang..."
Laci yang patah di lantai perlahan menyambung kembali, kayu yang pecah pulih seperti semula.
Semua perabotan di apartemen sama sekali tidak mungkin dirusak.
"Min tidak mungkin membuang lukisan itu," Li Yin memandangi kekacauan di lantai: "Tapi kita juga tidak bisa menanyainya langsung."
“Ya.” Yin Ye menghela napas dan berkata: “Sudah menanyai Xingchen, dia juga mengaku tidak tahu. Tapi ini sungguh aneh, adik Min yang memberikannya lukisan ini tiba-tiba hilang, bagaimana ini bisa terjadi?”
“Kalau adik Min ada di sini, menyuruhnya berbicara dengan 'Min' lewat telepon mungkin bisa membangunkan kepribadian Min.” Li Yin merenung dengan serius, tiba-tiba menoleh ke Xingchen yang berdiri tak jauh di belakang Yin Ye: “Bian Xingchen! Apa lagi yang kau tahu? Tentang Min?”
Lantai 25 awalnya hanya ditempati Xingchen dan Min. Meski sekarang bertambah dua penghuni baru karena banyaknya pendatang, dua penghuni baru itu hampir tidak pernah berinteraksi dengan Min.
Watak Min memang cenderung penyendiri. Tatapannya selalu penuh kepedihan dan kesedihan, banyak orang bahkan menganggapnya mirip hantu perempuan. Jadi yang masih mengerti dirinya hanya Xingchen. Sebagai yatim piatu, dia hampir tidak punya keluarga atau teman dekat dari panti asuhan. Sang direktur panti memang cukup baik padanya, sekarang menjadi satu-satunya harapan.
Saat ini, Ziye telah memencet nomor telepon kantor Direktur Zhong di panti asuhan yang diberikan Li Yin. Begitu "Min" muncul, langsung telepon! Lalu aktifkan loudspeaker agar direktur bisa berbicara dengan "Min"!
Suara Direktur Zhong kemungkinan besar bisa membangunkan kepribadian Min!
Namun seberapa besar keberhasilannya, sungguh tidak pasti. Metode ambigu seperti ini tidak dirasa Li Yin sebagai jalan keluar. Jujur saja, ini hanya upaya mengulur waktu.
"Harus bertahan sampai jam dua belas siang... Harus menemukan jalan keluar yang sebenarnya!"
Tapi, betapa mudahnya hal itu? Li Yin hampir kehabisan akal, tapi tetap tidak bisa menemukan jalan keluar. Setiap detik yang berlalu, Ziye akan terjerumus ke dalam bahaya besar!
Xingchen memandangi Li Yin yang sudah kehilangan kendali sepenuhnya, mulai merasa kasihan. Di apartemen ini, siapa yang tidak hanya memikirkan harapan bertahan hidup untuk diri sendiri? Seperti Li Yin yang mengorbankan segalanya demi orang yang dicintai, sungguh langka.
Dia keluar dari kamar, menuju kamarnya sendiri di sebelah, mengambil kunci membuka pintu, lalu masuk.
"Semoga langit melindungimu, Li Yin. Tapi, bahkan jika Ying Ziyue selamat kali ini, bagaimana dengan kali kelima, keenam, ketujuh... Kecuali kalian mengumpulkan semua Kontrak Neraka..."
Memikirkan ini, hatinya kembali gelisah. Dia mengambil ponsel.
Orang itu... Kapan akan menghubunginya lagi? Dan benarkah orang itu adalah Shen Yu? Anak haram hasil pemerkosaan Ayah terhadap Min?
Gadis kecil berusia enam tahun yang tubuhnya belum berkembang sempurna, hamil saja sudah mustahil, apalagi melahirkan normal. Awalnya dia hampir tidak percaya cerita absurd ini setelah mendengarnya dari Min.
Tapi, bagaimana jika itu benar?
"Anak iblis" yang juga memiliki kemampuan melukis fenomena instruksi tulisan darah apartemen, akan meningkatkan peluang menemukan jalan keluar secara eksponensial!
Dia sudah punya rencana.
Dia ingin menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis!
“Satu demi satu menjalankan misi darah, siapa yang bisa menjamin suatu hari nanti tidak akan ditinggalkan oleh orang itu seperti Xia Yuan. Tapi, misi darah iblis berbeda, bisa selesai sekaligus. Jika bisa mendapatkan jalan keluar dari instruksi tulisan darah tingkat raja iblis, bahkan tanpa Kontrak Neraka, dia bisa meninggalkan apartemen!”
“Bahkan jika syarat yang diajukan orang itu adalah harus membunuh dan membakar, aku akan melakukannya! Kejahatan manusia? Bisa! Ingin melihat, aku akan memperlihatkannya sepuas-puasnya! Asalkan kau memberiku jalan keluar!”
Tapi, tidak ada telepon yang datang lagi.
Ini membuat Xingchen sangat khawatir, jangan-jangan orang itu mengubah pikiran secara mendadak?
Ini satu-satunya tali penyelamatku!
Saat itu, dia masuk ke kamar tidur, mengunci pintu rapat-rapat, bahkan menutup tirai. Di ruangan yang remang-remang, dia kembali membuka ponselnya.
Membuka MMS itu, gambar hantu perempuan yang dilukis dengan sangat menyeramkan dan realistis itu muncul lagi.
“Lukisannya benar-benar luar biasa,” dia takjub, “Goresan kuas, pewarnaan, latar belakang... Benar-benar jenius! Lukisan orang ini pasti level maestro!”
Karena berasal dari keluarga kaya, Xingchen sejak kecil diajari apresiasi musik dan seni. Di bawah bimbingan guru yang diundang orang tuanya, dia juga banyak mempelajari seni Barat. Jadi, tentang cara mengapresiasi lukisan minyak, dia punya pengetahuan cukup.
Ketidakmampuan menemukan lukisan Min itu semakin memperkuat kemungkinan bahwa Shen Yu dan orang itu adalah orang yang sama.
“Melihat lukisan itu, Xingchen beberapa kali mengalami ilusi, merasa itu sama sekali bukan lukisan, melainkan sebuah foto. Melihat tetangga Min yang dulu hidup berdampingan, berubah menjadi sosok yang mengerikan ini, juga membuat Xingchen meriang ketakutan.”
“Melihat, melihat… Tiba-tiba, mata Xingchen membelalak, tangan kanan yang memegang ponsel gemetar tak henti, bahkan tak bisa menggenggam dengan baik, membuat ponsel itu terjatuh keras ke lantai!”
“Ini… Ini…”
“Xingchen mengambil kembali ponsel itu, kembali menatap lukisan itu tanpa berkedip.”
“Awalnya, perasaan itu tidak terlalu jelas.”
“Tapi semakin lama dilihat, perasaan ini semakin jelas.”
“Tidak… Tidak mungkin? Ini, ini tidak benar kan? Apakah ini jalan keluar dari misi darah?”
“Dia menemukan sesuatu yang sangat mengerikan dari lukisan itu.”
“Tidak, tidak mungkin… Tidak masuk akal kalau seperti ini…”
“Tapi seiring waktu, dia semakin merasa kemungkinan itu tidak mustahil.”
“Haruskah… memberitahu Li Yin? Tidak, tidak boleh! Kalau begitu bagaimana aku menjelaskan asal-usul lukisan ini? Atau seperti sebelumnya, cukup taruh kertas A4… Tidak, bagaimana jika ada yang melihat! Tidak, tidak boleh…”
“Memang juga sangat simpati pada Li Yin dan Ying Ziyue.”
“Tapi… simpati hanya sebatas simpati. Xingchen tidak merasa dirinya berkewajiban membantu Li Yin.”
"Li Yin... Kali ini, kamu kurang beruntung. Jika orang itu memilih bertransaksi denganmu, Ying Ziyue pasti bisa selamat. Kalau itu A Xiang, mungkin aku akan mengambil risiko untuk memberi petunjuk. Setelah kematian A Xiang, tidak ada lagi penghuni apartemen yang harus kubantu. Kamu dan Ke Yinye sama-sama jenius licik, bahkan jika aku memberi petunjuk secara tidak langsung, kamu mungkin akan menyadari ada yang salah denganku, bahkan mungkin menganggapku sebagai orang yang meninggalkan catatan itu. Lagipula aku satu-satunya penghuni yang selamat terakhir kali, kecurigaanmu padaku pasti semakin besar!"
Setelah berpikir sejenak, Xingchen mengambil keputusan untuk menghapus MMS tersebut.
Di saat yang sama, di tangga, Ziye dan Jin Deli terus waspada mengamati sekeliling. Musik rock yang diputar berulang-ulang, namun "Min" tidak muncul kembali.
"Dia... dia tidak akan muncul lagi kan..." Jin Deli gemetar ketakutan: "Tadi aku menelepon orang tuaku, tapi mereka tidak juga mengangkat... Ying Ziye, jangan-jangan baju pengantin itu benar-benar..."
"Semua ini hanya deduksi saja," kata Ziye dengan tenang: "Tapi fenomena aneh apapun, apartemen berpotensi mewujudkannya."
“Bagaimana... Bagaimana mungkin...” Sampai di sini, Jin Deli tiba-tiba berkata: “Benar, benar! Aku ingat! Nenek, pernah menceritakan satu hal padaku tentang gaun pengantin itu! Katanya, gaun itu dibuat oleh seorang master penyulam Su yang terkenal saat itu. Tapi tak lama setelah selesai dibuat, sang master memotong kedua tangannya sendiri. Kemudian bersumpah tak akan membuat gaun pengantin lagi. Dia juga meninggalkan aturan: setiap pengantin wanita yang memakai gaun ini saat upacara pernikahan harus melakukan satu hal...”
## Jilid 9: Gaun Pengantin yang Melenceng Bab 11: Gunting
“Hal apa?” Ziye segera mengejar.
“Secara singkat, dalam radius sepuluh meter dari gaun pengantin selama upacara, sama sekali tidak boleh ada benda tajam. Master penyulam Su itu bilang, gaun ini punya semacam energi spiritual. Jika ada benda tajam, energi spiritualnya akan tertekan bahkan bisa melukai sang pengantin. Orang-orang zaman dulu sangat percaya takhayul, jadi saat nenek buyutku, nenekku, dan ibuku menikah, dalam radius sepuluh meter benar-benar tak ada benda tajam. Mulai dari jepit rambut, meja bersudut tajam, sampai kaki kacamata pun dilarang.”
“Benda tajam?”
Baik dia maupun Jin Deli saat ini sama sekali tidak membawa benda tajam! Alasannya sederhana – pisau hampir tidak efektif melawan hantu, jadi lebih baik tidak dibawa agar tas semakin ringkas. Lagipula, tas yang berat akan sangat menghambat kecepatan lari saat kabur.
Benda tajam... Apakah benda tajam bisa menaklukkan gaun pengantin itu?
“Cari dan lihat.” Ziye mempercepat langkahnya: “Jika menemukan benda tajam, mungkin kita bisa lolos dari kematian!”
Apakah ini jalan keluar? Tidak ada bukti sama sekali. Sangat mungkin hanya kebetulan. Tapi kini sudah terjebak dalam situasi kritis, dan tidak bisa memikirkan jalan keluar lain, mungkin hanya bisa mencoba dengan risiko nyawa.
“Saat sebelumnya kamu dan Shen Ziling menyusuri bengkel, apakah menemukan benda tajam?”
“Ini…” Jawab Jin Deli dengan wajah masam: “Kalau benda tajam, mungkin hanya pecahan kaca saja...”
Benar!
Pecahan kaca!
Itu juga bisa dianggap sebagai benda tajam!
Di dalam pabrik yang terbengkalai, selama menemukan kaca, bisa diubah menjadi benda tajam! Sebenarnya benda tajam bisa dibuat dengan waktu cukup. Tapi, seberapa "tajam" yang dimaksud?
Tentu semakin tajam semakin baik!
Turun ke lantai bawah, namun kecewa. Kaca di jendela sudah habis tak tersisa, hanya angin dingin berdesir masuk. Sekitar juga tidak ada bata pecah, dinding terbuat dari beton bertulang, tidak bisa dimanfaatkan. Kotak-kotak juga semuanya kardus, jauh dari benda tajam.
“Nona Yin…” Jin Deli bertanya dengan cemas: “Apa kamu yakin mau melakukan ini? Tapi baju pengantin itu benar-benar tidak bisa dipastikan sebagai... itu terlalu mustahil.”
“Tidak boleh melewatkan petunjuk apapun.”
Ziye kembali membuka pintu, di dalamnya bertumpuk-tumpuk kardus lagi.
"Dia langsung berjalan mendekat dan membuka sebuah kardus, namun hanya berisi tumpukan kertas cetak A4. Jin Deli membuka kardus lain yang berisi beberapa ikatan kabel. Ada beberapa kardus lagi yang sebagian besar berisi data tidak berguna dan beberapa alat bekas. Tidak ada benda tajam yang ditemukan."
"Kaca, tetap tidak ditemukan."
"Sial, seandainya aku membawa kacamata hitamku," Jin Deli terlihat menyesal. Padahal dia memiliki sepasang kacamata hitam. Lensa kacamata itu sebenarnya bisa dipecahkan menjadi "benda tajam".
"Tidak ada waktu untuk menyesal." Ziye membuka tas punggungnya, mencari apakah ada barang yang bisa digunakan sebagai benda tajam.
"Senter, obat-obatan P3K, air mineral, tali tambang..."
"Obat P3K sebagian besar untuk pemakaian luar, sama sekali tidak ada tablet. Tablet jika dipatahkan, bisa digunakan sebagai benda tajam darurat."
"Apakah kamu membawa obat anti-kecemasan?" Ziye bertanya pada Jin Deli. "Kalau ada tablet..."
"Tidak," wajah Jin Deli masam. "Aku biasanya mendengarkan rock untuk meredakan kecemasan. Tidak punya barang itu... Ngomong-ngomong, kamu tidak membawa jepit rambut? Jepit ramhat juga bisa jadi benda tajam darurat, kan? Sebagai perempuan... perem..."
"Tiba-tiba Jin Deli seperti teringat sesuatu, wajahnya memerah sambil menatap Ziye dengan ragu-ragu."
"Ada apa? Kalau ada ide cepat katakan." Ziye merasa Jin Deli seperti punya pemikiran tertentu.
"Itu... milikmu..." Jin Deli menunjuk dada Ziye. "Apakah... apakah itu memakai..."
"Apakah bra-mu memiliki kawat?"
Ziye dengan ekspresi datar langsung mengucapkan kata-kata memalukan itu. Justru Jin Deli yang terkejut setengah mati.
"Tidak, bra kawat lebih menekan payudara, jadi aku tidak memakai jenis itu."
"Hei hei, kamu ini perempuan bukan? Kok bisa sembarangan bicara begitu..."
"Antara hidup dan mati, masih peduli apa?" Ziye tak ambil pusing, "Justru kamu, coba pikir lagi ada benda tajam lain yang bisa dipakai."
Benda tajam... benda tajam...
"Cuma bisa mikir kaca pecah," kata Jin Deli. "Gedung ini pasti ada kan? Batu pecah pun jadi."
Di luar, mereka mulai mencari batu pecah di tanah. Meski banyak sampah di area pabrik, tapi sama sekali tak ada batu.
Akhirnya mereka menuju gedung bengkel untuk mencari kaca pecah.
Tapi Ziye pun ide lain. Mengingat ini pabrik garmen, benda itu mungkin ada di bengkel. Ya, benda paling sesuai kriteria "benda tajam".
Gunting!
Gunting pabrik garmen pasti sangat tajam. Sayangnya tas mereka tidak ada gunting. Tapi jika ketemu gunting, dan benda tajam memang jalan keluar, itu yang terbaik.
"Aku tanya sekali lagi," tiba-tiba Ziye membentak Jin Deli, "Kamu yakin itu benda tajam? Tidak salah ingat?"
“Sama sekali tidak. Karena adat ini sangat aneh, jadi saya ingat betul. Saya tidak pernah mengerti kenapa saat upacara pernikahan tidak boleh ada benda tajam di sekitarnya. Waktu itu semua meja kursi diganti dengan yang bundar karena alasan ini, jadi sangat membekas di ingatan.”
Gedung workshop sudah terlihat di depan mata.
Jika mendapatkan benda tajam, mungkin bisa terhindar dari bencana!
Saat memasuki gedung workshop, Ziye masih memutar musik rock lewat ponsel, sementara Jin Deli terus memutar rekaman barang-barang Min di panti asuhan.
Bisakah membangunkan Min? Atau menggunakan benda tajam itu untuk menaklukkan gaun pengantin?
Tidak ada yang tahu.
Setelah sampai di lantai dua, Jin Deli membuka pintu sambil berkata: "Di ruangan ini, saya ingat ada banyak pecahan kaca di lantai... Pecahan kaca..."
Tapi di lantai hanya ada beberapa kardus. Sama sekali tidak terlihat serpihan kaca.
“Ko... Kok bisa?!” Wajah Jin Deli berubah pucat: “Saya yakin di sini ada banyak pecahan kaca! Kenapa sekarang hilang semua?”
Ziye perlahan mendekat, berjongkok mengamati lantai, lalu berkata: “Coba periksa kardus-kardus itu.”
“Ah, ya, baik!” Jin Deli buru-buru memeriksa kardus, tapi tetap tidak menemukan apa-apa!
Tidak ada sama sekali!
“Apa-apaan ini! Pasti lagi ulah apartemen!” Jin Deli melempar kardus ke lantai sambil menginjak-injaknya, berteriak: “Aku...”
“Sepertinya ‘Min’ yang mengambil.”
Kalimat yang tiba-tiba diucapkan Ziye membuat kaki Jin Deli yang melayang di udara berhenti. Begitu mendengar, ia langsung berlari mendekat bertanya: "Apa? Maksudmu..."
"Jika benda tajam memang bisa menjadi jalan keluar, maka kemungkinan besar 'Min' sengaja merusak jalan keluar dengan mengumpulkan pecahan kaca. Dengan kata lain... kemungkinan benda tajam sebagai jalan keluar telah banyak terbukti."
"Bagaimana, bagaimana mungkin, jika pernyataan ini benar, maka dalam radius sepuluh meter ada benda tajam, sama sekali tidak mungkin mendekat..."
"Tidak, asalkan di luar sepuluh meter, kita hilangkan pecahan kaca ini. Hantu pasti punya kemampuan seperti itu! Jangan buang waktu!" Ziye berkata: "'Min' seharusnya belum menyita semua benda tajam. Mari periksa lagi lantai atas, cari gunting! Asal menemukan satu gunting, kita tidak perlu khawatir!"
"Tapi, tapi..." Jin Deli ragu-ragu: "Jika demikian... 'Min' mungkin juga ada di atas... Jika kita bertemu langsung..."
"Tak masuk sarang harimau, mana dapat anak harimau." Ziye tanpa ragu melangkah keluar pintu: "Kalau takut, tinggal sendiri di bawah saja."
"Hei hei hei, kamu... Baiklah, aku ikut!"
Jin Deli juga buru-buru menyusul, menaiki tangga terus ke atas.
"Waktu itu kalian juga tidak menemukan gunting?"
“Waktu itu fokus mencari gaun pengantin itu, sama sekali tidak sempat memperhatikan. Mungkin pernah melihat tapi lupa.” Jin Deli menggaruk kepalanya, terus waspada memandang sekeliling, berkata: “Gunting... Andai aku bawa gunting! Biasanya mudah didapat, hari ini malah harus susah payah mencarinya!”
Gunting, pecahan kaca... Apa pun bisa menyelamatkan nyawa!
“Oh iya,” tiba-tiba Jin Deli bersemangat, bertanya: “Gantungan baju itu... yang dipakai menggantung gaun pengantin, apakah ada pengaitnya? Kalau ada, bisa jadi benda tajam juga!”
“Tidak ada.” Ziye menggelengkan kepala: “Kalau ada, sekarang juga aku langsung ajakmu ke gudang penyimpanan.”
“Ini, bagaimana bisa...”
“Tidak aneh. Kalau benda tajam memang jalan keluar, bagaimana mungkin gaun pengantin itu bisa digantung di gantungan.”
Sepertinya harus mempertaruhkan nyawa untuk mencari gunting.
Ziye tentu tidak mungkin tidak takut. Demi sebilah gunting, meski tahu "Min" mungkin ada di atas, tetap harus nekat naik. Bagaimanapun, kemungkinan gunting sebagai jalan keluar sangat besar.
Kalau begitu, pantas dipertaruhkan nyawa!
Demikianlah, dua orang ini... sampai di lantai tujuh.
Ini lantai paling atas. Kalau di sini tidak ketemu, harus cari di gedung lain.
Lantai tujuh sangat luas, terdiri dari beberapa ruangan. Sebagian besar masih berisi kardus-kardus.
Ziye dan Jin Deli telapak tangannya berkeringat dingin. Saat ini "Min" mungkin berada di lantai ini!
Saat ini, perasaan berdebar-debar yang intens mulai menyerang. Firasat buruk ini menandakan bahwa "Min" berada di lantai ini!
Di sini!
Masuk ke kamar pertama. Ruangan ini sangat luas dengan lantai yang dipenuhi tumpukan kardus berantakan. Setelah membuka satu per satu kardus, gunting tetap tidak ditemukan.
"Mari kita cari secara terpisah," kata Ziye. "Agar lebih cepat!"
Terlalu banyak kamar di lantai tujuh, dengan begitu banyak kardus. Lebih baik mencari secara terpisah, mungkin bisa menemukan gunting lebih cepat! Bahkan jika tidak ada gunting, tang pun bisa!
"Baik, baiklah." Jin Deli mengangguk, lalu berlari keluar dari ruangan.
Ziye membuka kardus terakhir, tetap tidak ada gunting di dalamnya.
Ia menggigit bibirnya keras-keras, berdiri dan menoleh ke belakang. Begitu keluar dari ruangan, perasaan berdebar itu langsung menyergap! Ziye segera melihat ke depan, belakang, samping, dan atas - tidak ada sosok terlihat.
Cepat!
Ponsel yang diremas erat oleh Ziye sedang memutar musik rock dengan volume maksimal, mengguncang gendang telinga. Apakah ini bisa mengalihkan perhatian "Min" sedikit?
Apartemen, suatu lantai.
"Tuan Huangfu, tunggu sebentar."
Seorang pemuda berpakaian putih polos dengan wajah tampak menyeramkan menoleh saat dipanggil. Di belakangnya berdiri Bian Xingchen, satu-satunya yang selamat dari misi darah terakhir.
"Hmm? Tuan Bian?" tanya pemuda tampan itu. "Ada apa? Ada keperluan?"
"Tuan Huangfu," Xingchen mendekat. "Aku ingin menanyakan beberapa hal. Apakah boleh kau memberitahuku?"
“Jangan panggil saya Tuan Huangfu lagi,” pemuda tampan itu menggelengkan kepala: “Panggil saja nama asliku. Seharusnya kamu masih ingat nama lengkapku kan.”
Bagaimana mungkin lupa? Pria tampan yang bisa membuat wanita mana pun tergila-gila ini, saat pertama kali masuk ke apartemen sebagai pendatang baru, langsung menarik perhatian besar.
“Hmm, ingat. Tuan Huangfu He.”
“Kalau ada yang mau ditanyakan, silakan. Aku akan jawab semua.”
“Begini,” Bian Xingchen menurunkan volume suaranya: “Sebenarnya...”
Setelah mendengar pertanyaannya, Huangfu He sedikit mengerutkan kening. Setelah berpikir sejenak, dia berkata: “Memang tidak ada. Bagaimana kamu tahu?”
“Sebenarnya aku juga merasa ada yang tidak beres.”
“Hmm, tapi mungkin saja aku tidak memperhatikan.”
“Dan... waktu itu juga...”
“Maksudmu?”
Setelah mendengar penjelasan Xingchen, Huangfu He pun ikut termenung.
“Kamu, jangan-jangan... mana mungkin.” Awalnya Huangfu He ingin mengatakan itu, tapi tiba-tiba berpikir: “Tidak, mungkin memang benar begitu.”
“Mungkin ini hanya khayalanku saja,” Xingchen kini menyesal bertanya padanya, jangan-jangan dia melaporkan pada Li Yin.
“Benar juga. Pemikiranmu tidak ada dasarnya.”
Tiba-tiba ponsel Xingchen berdering. Wajahnya langsung berubah, dia buru-buru berkata: “Huangfu... He, lain kali kita lanjutkan, aku harus angkat telepon dulu.”
Kemudian dia segera memunggungi dan mengangkat telepon itu.
Suara familiar itu kembali terdengar.
“Gimana? Sudah diputuskan?”
"Xingchen terus mempercepat langkahnya, sesekali menoleh ke belakang melihat Huangfu He yang di belakangnya, masuk ke dalam ruang tangga, terus memperhatikan apakah ada yang menguping pembicaraannya, menurunkan suaranya bertanya: "Kamu, ingin mengajukan imbalan ya? Asalkan aku mampu, apa pun akan kulakukan!"
"Kamu pasti mampu."
Di ujung telepon terdengar tarikan napas dalam, seolah sedang menguatkan tekad. Kemudian, perlahan-lahan, mengucapkan sebuah kalimat.
"Aku ingin kamu..."
Mendengar kalimat itu, Xingchen merasa ngeri, dia menoleh lagi ke belakang, terus bertanya: "Kamu... kamu serius?"
"Menurutmu aku bercanda?"
"Jika... jika kamu melukiskan petunjuk jalan keluar dari instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis untukku..." Xingchen mengeratkan giginya, berkata: "Aku akan pertimbangkan hal ini."
"Mengerti." Suara di ujung telepon berkata: "Aku, menunggu kabar baikmu."
Bersamaan, di Pabrik Garmen Jiangfeng, lantai 7 gedung workshop.
Tiba di ruangan seberang, memutar gagang pintu, tiba-tiba Ziye melihat... sebuah gunting besar merah tergeletak di tanah sekitar tiga puluh meter di depannya!
Ziye segera bertindak, menutup pintu dengan keras lalu berlari menuju gunting itu!
Siapa sangka belum sampai satu meter berlari, pintu di belakangnya dibanting terbuka!
Ziye tahu persis apa yang ada di belakang, tapi dia sama sekali tidak mengurangi kecepatan! Asal bisa masuk dalam radius sepuluh meter, cukup! Di depan, masih sekitar belasan meter!
Tapi, kecepatannya... masih terlalu lambat, terlalu lambat.
Sebuah angin dingin yang menyeramkan menyusuri punggung Ziye, rasa dingin itu semakin mendekat ke punggungnya, semakin dekat... Seolah-olah satu detik lagi akan menyergapnya!
Dan gunting itu, ada di depan mata!
Ada di depan mata!
## Jilid 9 Gaun Pengantin Iblis Bab 12 Pilihan
Manusia, dalam situasi hidup-mati, seringkali dapat mengeluarkan potensi luar biasa yang sulit dibayangkan. Banyak penghuni apartemen memiliki pengalaman seperti ini saat lolos dari maut.
Pada detik ini, naluri bertahan hidup Ziye memacu kecepatannya lebih tinggi lagi! Tubuhnya mengeluarkan tenaga ekstra! Dia dengan cepat melepas mantel dan melemparkan tas punggungnya ke belakang!
Sepuluh meter!
Dia ternyata sudah berlari sejauh sepuluh meter!
Tinggal kurang dari sepuluh meter lagi!
Dalam proses berlari sepuluh meter itu, setiap detik dia merasakan jantungnya hampir terkoyak. Setiap detik terasa seperti akan mengantarnya ke alam baka.
Tapi setiap kali ingin menyerah, bayangan Li Yin selalu muncul di hatinya.
Ziye belum pernah sebegitu kuatnya ingin bertahan hidup seperti saat ini. Bertahan hidup bersama Li Yin!
Namun potensi manusia sekuat apapun tetap tak ada artinya dibanding hantu. Segala batasan fisik tak berlaku bagi hantu. Makhluk ideais ini hanya bisa diatasi dengan menemukan jalan keluar atau masuk ke apartemen.
Jika tak menemukan jalan keluar, hanya ada satu akhir: mati!
Benda tajam... Jika ada benda tajam...
Aura mengerikan itu telah sepenuhnya mengelilingi lehernya. Ziye merasakan langkah kakinya seakan membeku. Kecepatannya tiba-tiba melambat!
Di detik berikutnya, yang menantinya hanyalah kematian!
Benda tajam!
Di mana ada benda tajam?!
Kuku jari Ziye selalu dipotong rapi, sama sekali tidak punya ujung yang runcing.
Kaca? Dia tidak berkacamata, juga tak pernah memakai anting atau cincin. Sama sekali tak ada benda seperti itu.
Semua peralatan dalam tas punggungnya tidak ada yang berhubungan dengan ketajaman.
Ponsel...
Ponsel...
Ya, ponsel!
Tiba-tiba Ziye mengeluarkan ponselnya, lalu dengan cepat membuka tutup belakang ponsel dan mengeluarkan kartu memori di dalamnya!
Kemudian dia berbalik, mengarahkan ujung tajam kartu memori itu ke belakang!
Di belakangnya...
Kosong melompong.
Ziye langsung limbung jatuh ke lantai.
Dari proses berpikir kilat, membuka ponsel, hingga mengeluarkan kartu memori—semua dilakukan dalam kurang dari satu detik. Kecepatan yang mustahil bagi orang biasa! Tapi Ying Ziyue jelas bukan orang biasa!
Ying Ziyue menggenggam erat kartu memori itu sambil terengah-engah.
Lalu dia berlari ke arah gunting dan menyambarnya!
Aman sekarang!
Ketajaman gunting jauh melebihi kartu memori. Jika gaun pengantin di tubuh "Min" saja tak tahan dengan ketajaman selevel tepi kartu memori, apalagi dengan ketajaman gunting ini.
"Dan ini adalah gunting Zhang Xiaoquan yang sangat bagus, sangat tajam, bukan gunting kerajinan biasa yang bisa dibandingkan." Ziye menggerakkan guntingnya di udara beberapa kali, lalu menghela napas lega.
"Kedepannya, lebih baik biarkan kuku tumbuh lebih panjang." Ia melihat kukunya sambil menghela napas panjang.
Tiba-tiba pintu terbuka, Jin Deli masuk. Begitu melihat gunting di tangan Ziye, wajahnya langsung berseri-seri. Ia segera berlari mendekat sambil berkata: "Nona Yin, Anda luar biasa! Ternyata menemukan gunting!"
"Benar." Ziye menatap gunting penyelamatnya, "Barusan kartu memori ponsel yang menyelamatkan nyawaku."
Setelah memasang kembali kartu memori, Ziye berkata pada Jin Deli: "Selanjutnya selama kamu dekat denganku tidak masalah. Dalam jarak sepuluh meter, pasti..."
"Nona Yin..." Jin Deli menggelengkan kepala, "Bagaimana jika kita membelah gunting ini? Setengah bagian sudah cukup kan? Dengan masing-masing memegang separuh, kita bisa kabur. Lihat betapa tajamnya gunting ini, separuhnya pasti cukup."
Ziye memeriksa guntingnya, lalu mengangguk setuju.
"Kamu tidak percaya padaku?"
"Begini..." Jin Deli canggung menjawab, "Hati-hati tidak ada ruginya. Bagaimana jika aku berlari terlalu lambat dan tidak bisa mengikutimu? Nona Yin?"
"Baiklah. Ini untukmu."
Ziye mematahkan gunting menjadi dua. Saat hendak menyerahkan separuhnya ke Jin Deli, tiba-tiba potongan gunting itu menancap keras... di leher Jin Deli!
“Jin Deli seketika berubah pucat wajahnya!”
“Kau... kau, Nona Yin, apa yang kau lakukan?”
Ying Ziyue berkata dingin: “Kembalikan fragmen kontrak padaku.”
Ujung gunting itu mengarah tepat ke tenggorokan Jin Deli, jika Ziye maju sedikit saja seinci, nyawa Jin Deli bisa melayang! Membunuh diri sendiri juga bisa mengambil fragmen kontrak, tapi saat ini Ziye hanya mengancam.
“Kau...” Jin Deli gemetar ketakutan: “Nona Yin, mengapa harus seperti ini? Apakah perlu sampai segitunya?”
Kini jalan keluar ada di tangan Ziye, ancaman hantu telah terselesaikan. Maka... persaingan fragmen kontrak menjadi konflik utama.
Seandainya Jin Deli cukup cerdik, harusnya dia waspada akan hal ini.
“Aku tak akan membiarkan Li Yin sendiri menghancurkan nuraninya. Jika harus kehilangan kemanusiaan untuk bertahan di apartemen ini, aku pun tak segan menjadi lebih kejam.” Sorot mata Ziye dipenuhi kedinginan: “Untuk Li Yin, aku bisa melakukan apapun.”
“Kau... kau kejam!” Mata Jin Deli melotak tak beraturan, namun ujung gunting yang mengarah ke tenggorokan membuat apapun yang dilakukannya, ujung logam itu pasti akan menembus kerongkongan.
Tertusuk gunting sepanas itu langsung di tenggorokan, pasti mati seketika.
“Kesabaranku terbatas. Aku hitung satu dua tiga, jika sampai tiga kau belum menyerahkan fragmen kontrak, aku akan menusuk. Satu...”
“Nona, Nona Yin, kumohon jangan... Pikirkan juga posisiku, kau tak mau mati, aku juga tak mau...”
“Dua...”
“Jangan, jangan, aku... aku...”
“Tiga...”
“Baik! Aku kasih, aku kasih kamu, selesai, ya!”
Dia menghela napas, membuka ritsleting jaketnya, mengeluarkan pecahan Perjanjian Neraka yang disimpannya dengan hati-hati dari kantong dalam, lalu menyerahkannya pada Ziye dengan tangan gemetar.
Ziye mengangguk, memasukkan setengah gunting di tangan kirinya ke saku, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil pecahan kontrak itu.
Tepat ketika tangan Ziye hampir menyentuh pecahan kontrak, tiba-tiba Jin Deli mencengkeram tangan Ziye yang memegang setengah gunting dengan kekuatan penuh, memelintirnya brutal, lalu menendang perut Ziye!
Jin Deli kemudian menghantamkan tubuh Ziye ke tembok, memaksa tangannya membentur dinding!
Dari benturan keras itu, setengah gunting terjatuh.
Ziye mencoba meraih setengah gunting lainnya di sakunya, tapi Jin Deli mencengkeram kedua tangannya dengan erat, menindihnya ke lantai sambil berseru: "Mau membunuhku? Bunuh aku? Aku yang akan membunuhmu dulu! Pikir aku takut karena ada Li Yin yang mendukungmu? Kalau kamu tidak bisa SMS Li Yin, bagaimana dia bisa membunuhku setelah aku kembali? Asal kubilang kamu mati di tangan hantu, apa yang bisa dia lakukan? Kasih pecahan kontrak? Mimpi!"
Ekspresi Ziye tetap tenang, tanpa sedikit pun kepanikan.
“Aku tidak bermaksud membunuhmu. Jika ingin membunuh, aku bisa langsung menusukmu dan mengambil fragmen. Aku masih memberimu kesempatan untuk bertahan hidup. Apartemen ini adalah medan pertarungan hidup-mati, memberimu peluang bertahan sudah cukup baik.”
“Bagus apanya!” Jin Deli meledak marah: “Sekarang, aku akan membunuhmu! Lagipula jika kembali, kau pasti akan memberitahu orang lain bahwa aku yang mengambil pecahan kontrak!”
“Benarkah? Dalam panggilan ke Li Yin, aku sama sekali tidak menyebutkan soal pecahan Perjanjian Neraka yang kau rampas.” Ziye melanjutkan: “Dengan kata lain, dalam kondisi sekarang jika aku mati sementara kau kembali dengan membawa fragmen, meski kau sembunyikan, saat misi darah berikutnya dikeluarkan Li Yin pasti akan tahu. Ia secara alami akan menganggap kau yang membunuhku. Saat itu terjadi, dia pasti akan memilih membunuhmu.”
“Kau...”
“Bahkan jika kau bilang pada Li Yin bahwa bukan kau yang membunuhku dan merampas fragmen, menurutmu apakah Li Yin akan percaya? Nyatanya aku tidak pernah menyebutkan padanya bahwa pecahan Perjanjian Neraka direbut olehmu. Waktu terakhir kami berkomunikasi belum sampai setengah jam. Artinya, jika aku mati dalam periode ini sementara kau kembali ke apartemen dengan membawa fragmen... Siapapun akan menganggap kaulah pembunuhnya, bukan?”
“Lalu kenapa? Apa aku tidak bisa membunuh Li Yin sebelum misi darah berikutnya dikeluarkan?” Jin Deli bergumam dengan marah: “Lagipula, saat misi darah berikutnya mengeluarkan pecahan Perjanjian Neraka, itu juga...”
“Bunuh Li Yin?” Ziye menyeringai dingin, berkata: “Orang-orang paling pintar di apartemen adalah Li Yin, aku, Kakak beradik Keluarga Ke. Jika aku dan Li Yin mati, yang tersisa hanya Kakak beradik Keluarga Ke. Ke Yinye itu licik, dia masuk apartemen hanya untuk menyelamatkan adiknya, kamu tahu kan?”
“Lalu, lalu kenapa?”
“Kalau tidak terkait nyawa Yinyu, dia tidak akan berusaha maksimal. Tapi Li Yin masih peduli pada penghuni lain. Jika dia mati, berapa lama kamu bisa bertahan?”
“Kamu...”
Saat itu, pecahan Perjanjian Neraka itu tergeletak di tanah sekitar lima meter dari tubuh mereka berdua.
“Hmph! Baiklah!” Jin Deli berdiri sambil menggenggam dua gunting setengah itu, “Lagipula perempuan sepertimu takkan bisa melawanku tanpa ini! Pecahannya tetap milikku, jangan harap merebutnya! Omonganmu benar, tapi ingat... Kamu dan Li Yin mungkin menyimpan pecahan kontrak, jika tidak kubunuh sekarang, penghuni lain akan membunuhmu nanti!”
“Itu bukan urusanmu.” Ziye bangkit sambil membersihkan debu di bajunya, “Aku dan Li Yin punya cara kami sendiri.”
Jin Deli menatap Ziye tajam sambil perlahan mendekati pecahan Perjanjian Neraka itu. Tiba-tiba... Angin menerpa dari jendela, membuat pecahan itu terbang melayang... lalu terjatuh ke luar jendela!
“Tidak!!” Jin Deli berlari ke jendela memandang ke bawah. Pecahan kontrak itu tergeletak di tanah!
Seketika Jin Deli berlari keluar membawa gunting! Ziye tentu saja langsung menyusul!
Saat ini, begitu keluar dari radius sepuluh meter Jindeli, akan menjadi masalah. Untuk berjaga-jaga, dia mengeluarkan kartu memori itu lagi, permukaan tajam menghadap ke depan.
Namun, sekarang setelah keadaan sampai seperti ini, Ziye masih merasakan kegelisahan samar.
"Benda tajam", benarkah itu jalan keluar? Jika demikian, apakah Istri kedua waktu itu yang membawa gunting untuk merusak gaun pengantin, sudah berada dalam radius sepuluh meter gaun itu?
Jika sudah masuk, maka "sifat spiritual" gaun pengantin, atau lebih tepatnya "sifat iblis" mungkin akan sangat tertekan. Namun nyatanya Istri kedua malah dikutuk hingga tegas oleh gaun itu.
Tentang hal ini, bertanya pada Jindeli pun mungkin tidak membantu. Lagipula kejadiannya sudah sangat lama, penuturan orang zaman dulu sulit dijamin kebenarannya.
Pada saat yang bersamaan.
"Kakak, hari ini kau di rumah?"
Xingchen yang baru pulang ke rumah justru menemukan kakaknya Xingyan juga ada di rumah. Bukankah dia seharusnya ke Universitas Yingzhen?
"Hm, hari ini tidak ada kuliah, jadi di rumah menyiapkan beberapa materi seminar." Di ruang perpustakaan, Xingyan tersenyum sambil menyesuaikan kacamatanya, "Xingchen, lebih baik kamu pulang tinggal di sini. Aku sendiri di rumah besar ini rasanya tidak enak."
"Lupakanlah." Xingchen menggelengkan kepala sambil duduk di seberang Xingyan, "Kakak. Untuk sementara aku masih tinggal di apartemen, mungkin beberapa tahun lagi. Lagipula, aku ingin menetap lama di Tiongkok."
“Kalau ini, terserah kamu. Tapi aku khawatir Ayah tidak akan setuju.” Xingyan berkata: “Dulu kamu bersikeras belajar di Tiongkok, mengikuti ujian masuk perguruan tinggi Tiongkok, tapi hasilnya gagal. Ayah selama ini kurang puas. Kalau bukan karena kecelakaan waktu itu, sebenarnya sudah mau memulangkanmu ke Amerika.”
“Bukankah Ayah juga ingin Kakak kembali ke Amerika? Untuk mewarisi bisnis Keluarga Bian. Baru-baru ini, perusahaan cabang keluarga kita di Tiongkok sudah resmi beroperasi, kan?”
“Hmm. Tapi aku tidak terlalu tertarik dengan bisnis, lebih berminat melanjutkan studi akademik.”
“Tidak tertarik? Kakak kan jenius serba bisa, dulu ilmu ekonomi juga dipelajari dengan baik. Tn. Monsen pun sering memujimu. Tn. Disby juga bilang, kalau Kakak bekerja di perusahaan, pasti akan dibina dengan baik.”
“Lagipula Ayah sekarang sudah menjalankan perusahaan dengan baik. Xingchen, sebenarnya aku justru berharap kamu yang mewarisi bisnis keluarga.”
Xingchen hampir tidak percaya dengan pendengarannya sendiri.
“Apa? Barusan kamu bilang apa, Kakak? Aku, mewarisi keluarga?”
Lelucon yang keterlaluan!
“Aku serius. Dan matimu juga bukan tidak ada harapan sama sekali untuk sembuh, Ayah sebenarnya selalu memperhatikan hal ini untukmu.”
“Kakak...” Xingchen mengepal kedua tangannya, mengingat instruksi dalam telepon itu.
“Aku ingin kamu... membunuh...”
“Kamu memikirkan apa, Xingchen?” Xingyan bertanya bingung: “Akhir-akhir ini, kamu selalu terlihat murung.”
“Kakak. Kalau... kalau ini tentang dirimu,” Xingchen tiba-tiba mengangkat kepala: “Untuk melindungi nyawamu sendiri, apakah Kakak bisa memilih mengorbankan nyawa orang lain?”
Xingyan terdiam sejenak.
"Xingchen... kamu..."
"Jawab aku, Kakak!"
Petunjuk jalan keluar dari instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, begitu didapatkan, memiliki peluang lebih dari 80% untuk keluar dari apartemen!
Ini adalah godaan yang tak bisa ditolak siapa pun, juga satu-satunya jerami penyelamat dalam situasi terjepit! Tapi konsekuensinya adalah harus membunuh seseorang.
"Kakak." Xingchen melanjutkan pertanyaannya: "Apa yang akan kau lakukan? Jika harus membunuh seseorang untuk bertahan hidup, pilihan apa yang akan kau ambil? Membunuh lawan, atau mati sendiri?"
Keheningan berlangsung cukup lama.
"Aku tidak tahu." Xingchen melepas kacamatanya, berkata: "Tapi jika terpaksa harus memilih, kurasa aku akan mencoba mencari cara yang menguntungkan kedua belah pihak. Jika memang harus memilih salah satu..."
Xingchen menatap tajam Xingyan di hadapannya.
Apa jawaban yang akan diberikannya?
"Tidak bisa menjawab." Tiba-tiba Xingyan berkata: "Tapi menurutku, apapun pilihan yang diambil, tidak perlu disalahkan. Karena aku belum pernah mengalami pilihan seperti ini, tapi baik memilih membunuh maupun mati, tak bisa dikatakan mana yang salah atau benar."
"Kakak... maksudmu apa ini?"
"Membunuh memang kejahatan, tapi keinginan manusia untuk bertahan hidup bukanlah dosa." Xingyan mengucapkan kalimat ini perlahan: "Manusia tidak punya alasan untuk tidak ingin membunuh. Sama seperti tidak ada alasan untuk ingin tetap hidup."
Xingchen tergetar hebat saat itu. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa mungkin belum pernah benar-benar memahami kakaknya.
“Ah, ngapain bahas topik berat begitu.” Xingyan tersenyum berkata: “Lupakan saja, ya? Apa ini lagi soal tugas dari klub itu? Aneh sekali. Xingchen…”
“Kakak…”
“Hmm?”
“Lain kali datang, ayo kita main catur bersama.”
Sambil bicara, Xingchen sudah bangkit berdiri.
“Boleh.” Xingyan berkata: “Catur, sudah lama tidak bermain denganmu.”
“Setiap main catur, tak pernah bisa mengalahkanmu.” Xingchen perlahan berjalan ke pintu ruang perpustakaan, menoleh melihat kakaknya: “Kalau begitu… sampai jumpa, Kakak.”
## BUKU IX GAUN BERKUTATAN IBLIS BAB XIII GELOMBANG KUTUK YANG MENERJANG
Ziye dan Jin Deli terus mendekati lantai satu.
“Fragmen kontrak adalah milikku!” Jin Deli meraung: “Kau jangan harap bisa ambil fragmen!”
Namun, Ziye terus memegang ponsel dengan angka yang sudah dimasukkan. Pasti itu kode identitas Jin Deli.
Jin Deli berkali-kali menubrukkan badan ke Ziye, tapi selalu dihindari dengan lihai. Perempuan ini juga berniat menguasai pecahan Perjanjian Neraka!
Harus direbut dengan segala cara!
Akhirnya, di lantai satu, fragmen itu terlihat lima meter di luar pintu gerbang!
Keduanya melesat dengan kecepatan maksimum menuju fragmen!
Meski kehabisan tenaga, Ziye tetap berjuang mati-matian melihat fragmen. Dia tahu Jin Deli bukan tandingan Ke Yinye dalam perebutan fragmen kontrak! Fragmen itu kemungkinan besar akan direbut Ke Yinye atau Ke Yinyu!
"Saat semakin dekat dengan fragmen, Jin Deli meraung dan mendorong Ziye dengan kasar, berusaha meraih fragmen itu!"
Saat didorong, Ziye tiba-tiba menyapu kakinya, menjerat kaki Jin Deli hingga terjatuh. Gunting setengah di tangannya terlempar.
Dengan refleks cepat, Ziye segera mengambil gunting itu dan menusukkannya ke lengan kanan Jin Deli!
"Aaa——"
Jin Deli menjerit kesakitan. Ziye mengambil kesempatan untuk mengambil pecahan Kontrak Neraka. Kaki lainnya menginjak tangan Jin Deli sambil menarik gunting yang satunya.
"Tenang, aku hindari arteri. Selama gunting tidak dicabut, pendarahan tidak parah. Luka akan sembuh otomatis di apartemen." Ziye mengangkat gunting: "Aku harus berpisah. Dengan gunting ini, 'Min' takkan mendekatimu. Akan kucari cara mengembalikan 'Min'."
Ziye lalu berpaling.
"Ying... Ying Ziyue!" Jin Deli bangkit sambil mencabut gunting dari lengannya!
"Kamu gila?" Ziye menoleh: "Mencabutnya akan memperparah pendarahan!"
"Kembalikan fragmen kontrak itu!"
Wajah Jin Deli mengerikan, matanya menatap tajam fragmen di tangan Ziye. Dengan setengah gunting, dia melangkah mendekat.
Ziye melihat situasi ini, langsung melarikan diri!
Belum sampai jam dua belas, hanya bisa terus kabur. Untungnya ancaman hantu sudah hampir hilang, sekarang asalkan tidak tertangkap Jin Deli bisa melarikan diri.
Tangannya mencengkeram erat setengah gunting dan pecahan Perjanjian Neraka itu, serta... ponsel!
Senjata terbaik untuk mengancam Jin Deli adalah mengirim SMS! Tapi untuk merebut kembali fragmen, tidak harus membunuh diri sendiri, bisa juga melukainya.
Ziye sebagai perempuan, dalam hal ini lebih lemah satu tingkat dari Jin Deli. Meski selama lebih dari setahun ini dia sering berlatih di gym, Jin Deli juga tidak pernah malas!
Hanya bisa terus melarikan diri!
Sebenarnya, tentang apakah gunting ini benar-benar jalan keluar, tidak bisa dipastikan sepenuhnya.
Jadi Ziye masih belum sepenuhnya mengendurkan kewaspadaannya. Saat melarikan diri, matanya tetap awas ke segala arah. Tentu, dia terus mengarahkan setengah gunting itu ke sekitar siap merespons.
Jin Deli masih terus mengejar dari belakang, tapi luka di tangan kanannya jelas memperlambat kecepatannya. Semakin cepat lari, darah terus mengucur. Begin terus, dia pasti tidak akan bertahan lama.
Oleh karena itu Ziye cukup yakin, masih ada peluang besar baginya untuk lolos.
Persis saat ini, dia berlari ke... depan gedung gudang tempat menemukan gaun pengantin itu. Ziye ragu sebentar, lalu tetap masuk.
Tempat ini mungkin membuat Jin Deli segan dan tak berani masuk.
“Setelah berlari ke sini, Ziye teringat beberapa jam sebelumnya, saat pertama kali masuk ke tempat ini, Min masih sangat ketakutan. Dirinya yang menghibur dan menenangkannya.”
“Saat hendak naik tangga, tiba-tiba dia melihat pintu kecil di dekatnya. Setelah ragu-ragu, Ziye membuka pintu itu dan menemukan tangga menurun. Ternyata itu adalah ruang bawah tanah.”
“Ziye segera masuk dan menutup pintu, lalu turun dengan cepat.”
“Ruang bawah tanah ini sangat luas dengan beberapa mesin tua berkarat. Ziye berjongkok di belakang salah satu mesin, menyimpan fragmen kontrak itu di saku dalam bajunya sambil mengunci ritsleting.”
“Dia memegang ponsel dan gunting setengah itu, waspada terhadap keheningan ruang bawah tanah.”
“Waktu terus berlari...”
“Menjelang pukul sebelas siang. Tinggal setengah jam lagi bisa pergi.”
“Xingchen saat ini sedang berdiri di depan sebuah telepon umum di jalanan.”
“Setelah lama ragu, akhirnya dia memantapkan hati.”
“‘Ying Ziyue masih hidup...’ Perlahan dia mendekati telepon umum, membuka pintu dan memasukkan koin.”
“Dia sengaja mengeraskan suara saat berbicara melalui receiver, memastikan suaranya tak bisa dikenali.”
“‘Bodoh... Meski begitu, kemungkinan Ying Ziyue tahu ini aku masih ada. Untuk apa...’”
“Tapi ucapan kakaknya masih bergema di telinganya.”
“Setiap orang ingin bertahan hidup. Tak ada yang berhak menilai benar salah tindakan untuk bertahan.”
"Selama ini, dia selalu membenci kakaknya. Bahkan sekarang pun masih membencinya. Tanpa kakak itu, hidupnya takkan begitu menyedihkan, dan dia juga takkan kehilangan mata kanannya."
"Kamu juga tidak bisa menilai? Ternyata, ada juga masalah yang tidak bisa kamu pecahkan. Kakak."
Xingchen akhirnya mengambil keputusan. Dia menghubungi nomor ponsel Ying Ziyue. Dipastikan, Ying Ziyue pasti mengatur ponselnya ke mode getar.
Ying Ziyue yang bersembunyi di ruang bawah tanah merasakan getaran ponsel di telapak tangannya. Nomor yang tidak dikenal.
"Halo," jawab Ziye sambil menerima telepon: "Siapa ini?"
"Dengar baik-baik..." Xingchen mengambil serbet dan menutupi mulutnya, sengaja mengubah suaranya: "Aku bisa membuatmu bertahan hidup. Dalam misi darah ini."
Tangan Ziye bergetar halus.
"Siapa kamu?"
"Jangan pedulikan siapa aku. Yang penting, aku akan memberitahumu jalan keluar dari misi darah ini. Apakah ada orang di sekitarmu sekarang?"
"Tidak ada."
"Benarkah?"
"Benar tidak ada."
"Baik." Xingchen melanjutkan: "Dengarkan, yang harus kamu lakukan sekarang adalah..."
Tiba-tiba Ziye mendengar suara pintu ruang bawah tanah dihantam dengan kasar. Lalu, terdengar suara langkah kaki!
"Suara apa itu?" terkejut Xingchen: "Jangan-jangan..."
Ziye merunduk dan terus merangkak. Apakah yang datang Min atau Jin Deli?
Suara langkah semakin mendekat.
Kemudian, Ziye melihat sepasang kaki di bawah mesin kerja. Sepatu olahraga yang dikenakan jelas milik Jin Deli!
Dia terus berjalan mendekati dirinya!
Ziye terus merangkak di lantai, menggunakan mesin kerja sebagai penghalang, menuju bagian terdalam ruang bawah tanah.
Ponsel itu tetap ia genggam erat di telapak tangan, karena ini adalah jaminan terbesarnya saat ini. Gunting itu juga terus ia pegang.
"Ying Ziyue? Halo, apakah kamu mendengar?"
Ziye sama sekali tidak bisa bersuara. Meski berusaha menekan suara sekecil mungkin, tetap sangat berbahaya di ruang bawah tanah yang sunyi ini.
Saat ia terus merangkak, perlahan mendekati sudut ruang bawah tanah.
Tiba-tiba, tangan Ziye...
Menginjak tangan yang sangat dingin!
Ziye hampir berteriak, namun kemudian melihat seseorang terbaring di lantai!
"Pokoknya dengarkan," Xingchen memutuskan untuk langsung ke inti: "Kamu... harus, segera..."
Tiba-tiba rambut Ziye diguncang kasar, tubuhnya terlempar ke samping, lalu... terlihat Jin Deli dengan mata melotot mendekatinya.
"Kamu... tamat." Jin Deli menyeringai, tiba-tiba ia memperhatikan orang yang terbaring di lantai, matanya terbelalak: "Aduh..."
Ziye mengamati orang itu lebih dekat, tiba-tiba matanya juga melotot!
"Dengar baik-baik," kata Xingchen terburu-buru: "Ying Ziyue, sebenarnya Min..."
"Kalau begitu," Jin Deli terus mendekati Ziye: "akan kuberi tahu. Sebenarnya, gaun pengantin kuno keluarga kami dari era Republik, pernikahan panglima perang dengan nenek buyutku, kematian mendadak selir, dan larangan benda tajam di sekitar gaun itu..."
"Semua bohongan belaka."
"Tahukah kamu kenapa?"
Kemudian, Jin Deli, menurunkan resleting jaket yang ia kenakan. Saat dia membuka resleting untuk mengambil fragmen kontrak sebelumnya, resletingnya tidak sepenuhnya terbuka.
Selanjutnya, Jin Deli sepenuhnya melepaskan jaket itu.
Ziye terkejut melihat... Di tubuh Jin Deli, sedang mengenakan gaun pengantin kuno yang menyeramkan itu!
Tiba-tiba, wajah Jin Deli mulai terdistorsi. Rambut gaya ledaknya tiba-tiba terus berubah, menjadi sangat halus dan memanjang ke bawah. Pipi kiri tertutup sepenuhnya oleh rambut! Urat-urat ungu yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di wajah dan tangannya!
"Yang mengenakan gaun pengantin kuno dan berubah menjadi 'hantu' bukan Min, melainkan Jin Deli!"
Dari ujung telepon, teriakkan Xingchen terdengar.
Orang yang terbaring di lantai itu adalah Min!
Xingchen, setelah lama mengamati MMS itu dengan cermat, baru menyadari bahwa dari pipi yang terlihat setengah itu, wajah tersebut bukan Min melainkan Jin Deli! Hanya saja, di satu sisi, kesan rambut Min yang menutupi seluruh pipi kiri terlalu melekat di ingatan; di sisi lain, wajah yang tertutupi urat ungu membuatnya sulit dikenali seketika.
Kemudian, Xingchen pergi bertanya kepada Huangfu He yang tinggal di lantai yang sama dengan Jin Deli.
Ia bertanya: "Selama beberapa hari setelah misi darah diumumkan, apakah kamu terus melihat Jin Deli?"
Huangfu He menjawab, "Kalau dipikir-pikir, sehari setelah misi darah diumumkan, aku ingat melihat Jin Deli buru-buru keluar apartemen. Aku tanya mau ke mana, tapi dia tidak mau menjawab. Sejak saat itu, aku tidak pernah melihatnya kembali."
Hari itu ketika Li Yin mengantar empat orang ke Pabrik Garmen Jiangfeng sampai ke metro, Jin Deli langsung muncul di metro. Semua mengira dia sudah pergi ke metro terlebih dahulu, padahal tidak ada yang melihat Jin Deli berangkat dari apartemen.
Artinya... sejak hari itu, tidak ada yang melihat Jin Deli kembali ke apartemen!
Ziye segera memahami situasinya.
Ini untuk mendapatkan pecahan Perjanjian Neraka!
Dalam misi darah tidak disebutkan bahwa pecahan Perjanjian Neraka baru akan muncul setelah tanggal yang ditentukan. Jin Deli mungkin nekad pergi ke Pabrik Garmen Jiangfeng lebih dulu untuk mengambil pecahan kontrak, lalu menyimpannya! Dengan begitu, tidak akan ada yang merebutnya nanti!
Laki-laki ini benar-benar gila!
Diduga, setelah menemukan gaun pengantin itu, dia ingin mengambil pecahan kontrak. Tapi terhipnotis oleh sifat magis gaun pengantin, kehilangan akal sehat, dan nekat memakainya.
Lalu... berubah menjadi "hantu" mengerikan yang ada di depan mata ini!
Setelah dipikir-pikir, Ziye tidak pernah melihat Jin Deli dan "hantu" yang mengenakan pakaian pengantin dalam waktu yang sama di bidang pandangannya. Shen Ziling mengatakan, saat ia melihat hantu itu dengan teropong, Jin Deli berada di belakangnya. Jin Deli bisa langsung berpindah ke gedung seberang, lalu kembali ke belakang Shen Ziling saat ia menoleh.
Kantin karyawan juga begitu. Setelah menunggu lama hantu tak muncul, tapi sebenarnya hantu selalu bersama mereka.
Shen Ziling juga dibunuh oleh "Jin Deli" di belakang Ziye! Karena itu, tidak ada jejak invasi hantu yang terdeteksi. Kemudian, saat melihat bayangan hantu di bawah meja, Jin Deli juga berada di belakang Ziye.
Lalu, mereka berpisah dengan Jin Deli. Di gedung itu, saat melihat iblis keluar dari pakaian pengantin dan hendak melempar fragmen kontrak, Jin Deli tiba-tiba muncul dari pintu samping mengambil fragmen itu. Saat itu pandangan sudah tidak mengarah ke hantu. Setelah Jin Deli muncul, hantu itu tidak terlihat lagi.
Benar!
Ziye teringat, di jembatan penghubung, saat dua tangan ungu muncul dari ketiaknya, ketika ia menoleh...
Ternyata Jin Deli!
Hantu itu tidak menghilang, melainkan muncul tepat di belakangnya!
Kemudian, di lantai 7 gedung bengkel tempat menemukan gunting, setelah berpisah dengan Jin Deli, barulah hantu menyerang dari belakang!
Sejak awal... Sejak awal, Jin Deli sudah mengenakan pakaian pengantin itu!
Saat itu, perasaan berdebar-debar yang kuat membuat Min yang sedang pingsan langsung membuka matanya. Ia mengangkat kepala dan seketika melihat Jin Deli yang telah berubah menjadi "hantu jahat"!
"Ah!"
Seketika Min teringat semua kejadian sebelumnya...
Kala itu, saat ia memasukkan tangannya ke dalam lengan baju pengantin dan hendak memakainya, tiba-tiba sebuah tangan ungu menyembul dari lengan baju itu! Terkejut, ia langsung melemparkan baju pengantin itu jauh-jauh. Baru pada detik ini kesadarannya pulih.
Seketika, terlihatlah hantu dengan urat-urat ungu menutupi wajah dan rambut yang menutupi pipi kiri seperti dirinya, merayap keluar dari baju pengantin!
Ketakutan, ia langsung lari ke bawah. Akhirnya terperosok ke ruang bawah tanah ini, tersandung-sandung hingga jatuh dan kepalanya terbentur mesin hingga pingsan. Baru sekarang ia siuman!
Tiba-tiba Ziye melemparkan setengah gunting di tangannya tepat ke dahi hantu itu! Darah langsung mengucur deras, semakin banyak, wajah hantu itu seketika penuh noda darah!
Namun hantu itu justru terlihat semakin mengerikan!
Setengah gunting ini sama sekali tak mempan melawan hantu ini! Semua perkataan Jin Deli ternyata kebohongan belaka!
Tiba-tiba Min berteriak sekencang-kencangnya, mendorong sebuah mesin dengan sekuat tenaga ke arah hantu itu! Lalu ia menarik tangan Ziye dan langsung berlari sekencang-kencangnya!
Xingchen melanjutkan di telepon: "Bagaimanapun, kamu harus menjauh dari Jin Deli, mungkin ini jalan keluar... Halo? Halo? Kenapa teleponnya terputus?"
Begitu menutup telepon, Ziye dan Min sudah berlari keluar dari ruang bawah tanah.
Di saat yang sama, teriakan mengerikan terdengar membuat Ziye dan Min menggigil kedinginan. Mereka melihat rambut hitam panjang membanjir dari belakang!
Waktu tersisa kurang dari setengah jam! Saat ini, pembatasan apartemen terhadap hantu jahat akan semakin melemah!
Jalan keluar... Apa jalan keluarnya?
Di saat genting ini, ponsel Ziye kembali bergetar.
Peneleponnya... adalah Li Yin!
Ziye mengangkat telepon. Li Yin berteriak histeris: "Ziye? Dengarkan... Aku sudah tahu! Jalan keluar, jalan keluar untuk misi darah ini!"
## Volume 9 Gaun Pengantin Iblis Bab 14 yang Terus Mendekat
"Rak baju!"
Li Yin berteriak keras: "Rak yang menggantung gaun pengantin itu adalah jalan keluar!"
Mendengar ini, Ziye langsung berkata pada Min di sampingnya: "Ayo naik ke lantai atas!"
Rak baju itu... ada di lantai atas!
"Jelaskan, Li Yin," tanya Ziye sambil berlari menaiki tangga, "kenapa rak baju itu jalan keluar?"
"Gaun pengantin membutakanmu, membuat kalian kehilangan akal dan memakainya. Tapi setelah itu, hantu tidak bisa mendekat untuk membunuhmu, juga tidak mengambil pecahan Perjanjian Neraka. Mengapa?"
"Maksudmu..."
"Benar!" Li Yin berkata dengan tegas: "Terlalu lama dekat dengan rak itu, gaun pengantin akan kehilangan kekuatan iblisnya!"
“Bagaimana mungkin? Saat tergantung di rak baju, gaun pengantin itu tetap membuat kita kehilangan kendali.”
“Tidak. Secara tepatnya, saat tergantung di rak, gaun pengantin itu sendiri memiliki keterbatasan besar. Tapi dalam jarak tertentu masih bisa mempengaruhi penghuni. Setelah penghuni memakai gaun itu, mereka akan dirasuki dan berubah menjadi hantu jahat, namun harus segera meninggalkan rak. Jika tidak...”
“Tapi...” Ziye berkata: “Sebenarnya, Jin Deli dia...”
Setelah mendengar kisah Jin Deli, Li Yin pun tersentak kaget.
“Kesimpulanmu jadi tidak masuk akal,” Ziye menggelengkan kepala: “Setelah Jin Deli mengambil gaun dari rak, mustahil dia memasangnya kembali. Rak baju bukan jalan keluar. Jadi ini...”
“Tidak,” Li Yin membantah: “Ini tidak bertentangan.”
“Mengapa? Kalau begitu, kenapa gaun itu kembali ke rak setelah Jin Deli kembali ke pabrik ini?”
“Posisi rak berubah. Apartemen harus memberi 'petunjuk' pada penghuni sebelum mulai membunuh. Jadi meskipun Jin Deli sudah berubah menjadi hantu jahat setelah masuk pabrik, rak itu dipindahkan apartemen ke dekat lokasi aktivitasnya. Gaun itu kembali ditekan oleh rak dan digantung kembali. Waktu itu Shen Ziling mungkin sedang sibuk mencari gaun bersama Jin Deli, tidak menyadari Jin Deli sempat menghilang. Rak itu masih sangat mungkin menjadi jalan keluar!”
“Apakah ada dasar lainnya?”
“Ini satu-satunya kemungkinan yang bisa kusimpulkan saat ini,” Li Yin berkata: “Memang tidak bisa dijamin 100% sebagai jalan keluar. Tapi Ziye, kita tidak punya pilihan lagi. Waktu semakin mendesak, dalam perjalananmu kembali ke apartemen, serangan hantu akan semakin ganas! Dan jika meninggalkan pabrik kita tidak bisa mengambil penyangga baju lagi!”
Saat ini, mereka berdua sudah berlari sampai di lantai tiga!
“Mengerti, Li Yin, aku akan mencobanya dulu!”
Tidak ada pilihan lain! Meski peluangnya hanya sepuluh persen, harus tetap dicoba mati-matian!
Akhirnya, mereka sampai di lantai empat. Ziye dan Min segera berlari ke tempat gaun pengantin itu ditemukan, sekaligus berharap... penyangga bajunya masih ada!
Saat mendorong pintu terbuka, mereka berdua menyadari penyangga baju itu tergeletak tidak jauh di depan!
Tanpa ragu lagi, Ziye dan Min berlari sekuat tenaga!
Tiba-tiba Ziye merasakan kegelisahan menyergap, kemudian kakinya terbelit sesuatu hingga terjatuh ke lantai!
Saat menoleh ke belakang, rambut hitam panjang dan lebat telah mengikat kedua kakinya erat-erat, rambut ini menjalar dari tangga!
“Nona Yin, kamu...” Min menatap Ziye dengan terkejut, langkahnya spontan mundur ketakutan.
“Ambil penyangga baju itu!” teriak Ziye: “Atau kita semua akan mati!”
Min segera mengangguk dan kembali berlari ke arah penyangga baju!
"Pada saat yang sama, tubuh Ziye ditarik dengan kasar ke belakang oleh rambut itu, dalam sekejap terlempar 5-6 meter menjauhi pintu gudang! Kemudian dengan cepat ditarik menuju arah tangga!"
Min berlari ke rak baju itu, membungkuk hendak mengambilnya ketika tiba-tiba kakinya juga terlilit erat oleh rambut hitam pekat yang menariknya ke belakang!
"Tidak! Jangan!"
Min yang sudah susah payah menemukan jalan keluar terakhir sama sekali tak rela melepasnya! Dia merentangkan tangan berulang kali mencoba meraih rak baju itu, tapi hanya selisih sedikit, kukunya hampir menyentuh tepi rak namun tetap gagal!
Tubuhnya mulai tertarik ke belakang!
Melihat tubuhnya semakin menjauh dari rak, Min menggigit gigi, kedua tangannya meraba-raba mencari pegangan sementara kuku panjangnya terus mencakar lantai!
Tapi gudang ini terlalu bersih, hampir tak ada apapun di lantai.
Dalam sekejap, dirinya pun tertarik keluar dari gudang!
Lalu... suara langkah kaki terdengar dari bawah tangga!
"Jin Deli" akan naik!
Min dan Ziye yang terus ditarik ke arah tangga sama-sama merasakan teror yang sesungguhnya!
Jalan keluar ada di depan mata, tapi tak bisa diraih!
Ketika mereka menoleh ke belakang, mereka melihat... di belokan tangga, hantu jahat berbaju pengantin merah itu mulai menaiki tangga!
Satu anak tangga!
Dua anak tangga!
Tiga anak tangga!
Terus naik!
"Ziye... Aku... Apa yang harus kita..." Min menatap kakinya sendiri, rambut itu mengikat sangat kencang, tak ada gunanya menarik-nariknya.
"Min tiba-tiba membuka resleting jaketnya dan mengeluarkan parang besar yang sangat tajam! Senjata seperti ini, sungguh luar biasa dia bisa mendapatkannya."
Dia mengangkat parang besar itu dan menghujamkannya ke rambut itu! Tapi rambut ini ternyata keras tak terbayangkan, setelah diparang lama-lama, sama sekali tidak mempan!
Enam anak tangga!
Tujuh anak tangga!
Tinggal lima anak tangga lagi, dia akan naik!
"Min!" Ziye mengepal kedua tinjunya erat-erat, hampir menggigit giginya: "Potong kakiku!"
Kedua kaki Ziye terlilit erat rambut di bagian pergelangan. Min awalnya tertegun, lalu Ziye berteriak: "Cepat! Kau mau mati?"
Tidak ada pilihan lagi!
Min segera mengayunkan parang besar ke pergelangan kaki kiri Ziye! Tebasan ini sangat keras, parang yang sudah diasah tajam itu langsung memotong tulang, darah menyembur keluar dan mengotori wajahnya!
Tebasan ini memecah 2/3 tulang pergelangan kaki Ziye, hanya tersisa sedikit daging. Min menggigit giginya dan menebas lagi, memutus sepenuhnya pergelangan kaki kiri Ziye!
Ziye menggigit bibirnya erat-erat, darah mengucur deras, sama sekali tidak menjerit, agar Min tidak ragu menebas dengan keras.
Min mengangkat parang lagi ke kaki kanan, sementara "hantu jahat" itu tinggal satu anak tangga lagi!
Tebasan kali ini, Min mengerahkan seluruh kekerasan hatinya. Wajahnya yang berlumuran darah saat ini bagaikan Asura. Saat pisau itu menghunjam, hanya terdengar suara retakan tulang yang nyaring. Darah menyembur lebih deras, hampir menutupi kedua matanya hingga tak bisa melihat ke depan.
Tebasan itu menembus hingga ke tulang. Rasa sakit yang menusuk membuat Ziye hampir pingsan.
Seketika itu juga, kedua kakinya patah!
Semua ini terjadi... hanya dalam dua tiga detik!
Ziye akhirnya menjerit kesakitan dengan suara melengking! Dengan sekuat tenaga, dia terus menggerakkan tangan untuk merangkak ke arah pintu gudang!
Darah terus mengucur deras dari kedua kaki yang patah. Saat Ziye merangkak di lantai, jarak sepuluh meter itu terasa seperti jalan menuju neraka!
Hantu jahat itu akhirnya mendekat!
Min tahu harus membeli waktu untuk Ziye. Tiba-tiba dia menerjang hantu itu! Namun yang ditubruknya hanya gaun pengantin kuno, dengan rambut masih menempel pada kerah gaun. Min terjatuh ke bawah tangga, seluruh tubuhnya terasa nyeri!
Tiba-tiba dari lengan baju muncul tangan ungu yang langsung mencekik leher Min!
Dengan tekad baja, Ziye terus merangkak menuju pintu gudang. Rasa sakit yang tak tertahankan menyiksa sarafnya, membuatnya sulit tetap sadar. Kehilangan banyak darah membuat kesadarannya semakin kabur.
Akhirnya dia berhasil masuk ke pintu gudang dan terus merangkak menuju rak pakaian itu!
Tinggal lima meter lagi...
Tinggal empat meter lagi...
Penglihatan semakin buram, hampir tak bisa melihat tempat gantungan baju. Jejak darah panjang di belakangnya terlihat mengerikan, tapi Ziye tahu, begitu berhenti, dirinya pasti mati!
Tinggal tiga meter lagi...
Tiba-tiba, langkah kaki mulai terdengar dari belakang.
Bagaimana dengan Min? Apakah dia sudah mati?
Tinggal dua meter!
Sepertinya "hantu" itu benar-benar takut pada gantungan baju, kecepatan langkahnya tiba-tiba melambat.
Namun, tangan dingin tetap menyambar rambut Ziye!
Masih dua meter dari gantungan baju!
Ziye membuat keputusan terakhir!
Tangannya merogoh ke dalam pakaian, mengambil pecahan Perjanjian Neraka, menggulungnya, lalu melemparnya beberapa meter ke kiri!
Tapi "hantu" itu tetap tak melepas rambutnya!
Memang benar, setelah membunuh dirinya, mereka bisa mengambil fragmen kontrak itu!
Ziye menoleh dan melihat hantu jahat berbaju pengantin! Di dahi hantu itu...
Masih tertancap separuh gunting!
Ziye segera bertindak, mencabut gunting itu lalu memotong rambut indahnya dengan kasar!
Rambut terputus, tubuhnya jatuh lagi. Dengan sisa tenaga, dia merangkak dan memegang gantungan baju! Lalu melemparkan ujung gantungan ke kerah baju hantu itu!
Kemudian matanya gelap gulita, pingsan tak sadarkan diri.
Li Yin terus mondar-mandir di dalam Kamar 404, sementara Yin Ye merokok di hadapannya.
Tepat pukul dua belas siang telah tiba. Tapi sayangnya, ini adalah kali keempat Ziye menjalankan misi darah, jadi dia tidak bisa langsung kembali ke apartemen.
"Kasih aku satu." Tiba-tiba Li Yin mendekati Yin Ye dan berkata: "Aku sudah tidak tahan, menunggu seperti ini terus... Takut juga menelepon, jangan-jangan dia sedang bersembunyi dari 'hantu'."
"Akhirnya kamu mau merokok?" Yin Ye mengeluarkan sekotak Hong Zhonghua dari saku, menyodorkan sebatang rokok sambil berkata: "Pertama kali merokok harus hati-hati, jangan dihisap semua, nanti tersedak."
Benar ini pertama kalinya Li Yin merokok. Tangannya gemetar saat menerima rokok itu, menggigitnya lalu menunduk.
Yin Ye membuka korek api dan menyalakan rokoknya.
Baru satu kali hisapan, Li Yin langsung batuk-batuk dan segera mencabut rokok dari mulutnya.
"Bukannya sudah kukatakan tadi?" Yin Ye menatap jam dinding sambil berkata: "Sekarang kita hanya bisa berdoa semoga dia selamat."
Min, membuka matanya dengan samar. Saat ini dia terbaring di sudut tangga, ajaibnya masih hidup. Dengan susah payah dia bangkit dan mulai naik.
Akibat jatuh tadi, kaki kanannya sepertinya patah dan kepalanya juga terbentur keras. Tapi jika dibandingkan dengan kondisi Ziye, ini masih jauh lebih ringan.
Saat tiba di depan gudang, dia melihat...
Ziye terbaring tak sadarkan diri dengan kedua kaki terputus yang masih terus mengucurkan darah. Di depannya terbaring sebuah gantungan baju besar, di ujungnya tergantung gaun pengantin kuno yang seperti mimpi buruk itu.
Waktu perwujudan hantu Jin Deli sudah terlalu lama, dia tidak bisa kembali ke bentuk manusia lagi.
"Zi... Ziye!"
Min segera berlari mendekat, membantu Ziye bangun. Melihat wajahnya yang pucat, dia segera mengambil ponsel dan menghubungi 120: "Halo, pusat gawat darurat? Ah, lokasi saya berada di..."
Tiba-tiba dia melihat... selembar fragmen Kontrak Neraka yang terletak tidak jauh darinya!
Itu adalah...
Tanpa ragu, dia langsung berlari ke sana, mengambil fragmen itu dan memasukkannya ke saku. Kemudian dia melanjutkan pembicaraan di telepon: "Saya berada di Pabrik Garmen Jiangfeng, Jembatan Jiangwei..."
