Film ini mengalami konsekuensi karena menghapus adegan hantu perempuan lainnya. Karena itu, jika ada yang memerankan hantu perempuan lain, film ini pasti bisa dilanjutkan!
Mereka segera menemukan seorang kru film di tepi hutan, kebetulan perempuan muda. Shangguan Mian tanpa basa-basi mengarahkan glock ke kepalanya: "Dengarkan semua perintahku mulai sekarang, atau kubunuh kau sekarang juga!"
Perempuan itu bernama Lin Liuyu, staf katering kru. Dengan terpaksa dia menuruti semua perintah. Rambutnya yang panjang sengaja dibiarkan terurai menutupi wajah oleh Shangguan Mian. Lalu dia diberikan baju putih untuk diganti.
Sebenarnya bisa ditambahkan efek darah palsu, tapi karena terburu-buru, terpaksa dibiarkan begitu saja.
Tapi para penghuni tidak menyadari bahwa ini pemikiran yang naif. Karena hantu perempuan sudah muncul. Tidak bisa lagi digantikan oleh aktor manusia.
Misi darah ini sudah di luar kendali apartemen. Meski tahu kebenaran, belum tentu bisa bertahan sampai akhir. Ini sebenarnya hanya... setengah jalan keluar.
Han Zhenshi terus berlari dalam kegelapan hutan tanpa tahu sudah sejauh apa. Tangis dan teriakannya nyaris membuat energinya habis. Kehadiran Shangguan Mian sebelumnya memberinya rasa aman, tapi sekarang dia sendirian!
Energinya benar-benar habis. Dia menoleh ke belakang, tidak merasakan gerakan apapun. Sedikit lega.
"Apa... apa sebenarnya ini?"
“Akhirnya menemukan kembali nama asli dan keluarga sejati. Kebenaran bagaimanapun ingin terus bertahan hidup, agar bisa bertemu ibu kandungnya. Dia tak ingin, tak ingin nyawanya berakhir di Gunung Yeh Feng!”
“Pada saat itu, sebuah tangan tiba-tiba menyentuh bahunya, membuatnya loncat ketakutan dan hampir berteriak! Namun, saat menoleh, yang terlihat adalah seorang pemuda kurus berdiri di hadapannya.”
“Shangguan Mian, kamu...” Pemuda itu adalah Zhang Ting yang bertanya gemetar, “Jangan... jangan bunuh aku...”
“Apakah kau... orang yang mengenal Kakak?”
“Setelah berpisah dengan penghuni lain, Zhang Ting masih belum bisa kabur. Kebetulan kali ini dia bertemu Kebenaran.”
“Setelah menyadari itu bukan Shangguan Mian, Zhang Ting lega. Meski anggota Sekte Matahari Suci, dia tetap pengikut yang takut pada Shangguan Mian. Dia juga meragukan identitas Xu Tao sebagai Tuan Matahari Suci.”
“Di gunung ini, rasa takutnya tak kalah dari siapapun.”
“Kenyataan bahwa ini adalah adiknya Shangguan Mian membuatnya terkejut. Sedikit kecewa karena tanpa kekuatan tempur luar biasa Shangguan Mian, krisis sulit diatasi. Meski wajahnya mirip, perempuan ini tak berdaya seperti patung lumpur menyeberangi sungai yang sulit menyelamatkan diri sendiri.”
“Tentu, memiliki teman seperjalanan sedikit banyak meringankan situasi.”
Zhang Ting kemudian berkata kepada Zhenshi: "Nona Ye, kalau begitu, ayo kita cepat pergi!"
"Aku... aku sudah tidak bisa berlari lagi..."
Bagaimanapun juga, fisik Zhenshi jauh lebih lemah dibandingkan Shangguan Mian, bahkan dengan penghuni biasa sekalipun. Setelah berlari sejauh ini, dia sudah kehabisan napas, bahkan berjalan selangkah pun terasa sangat menyiksa.
Sejak masuk apartemen, Zhang Ting tidak pernah melalaikan latihan fisik. Sebelum masuk apartemen pun, kondisi fisiknya sudah cukup baik. Meski energinya menurun drastis, dia masih bisa bertahan sebentar. Tapi Zhenshi jelas tidak sanggup.
Tapi bagaimana Zhang Ting berani berhenti? Dia sangat tahu bahwa nyawa para pemula yang pertama kali menjalankan misi darah di lokasi pelaksanaan misi darah yang mengerikan ini tak lebih berharga dari rumput. Tapi jika dia meninggalkan adik Shangguan Mian, siapa yang tahu apakah nanti dia akan mencincang tubuhmu hingga berkeping-keping?
Zhang Ting ragu sejenak, lalu bertanya: "Apa... kamu pernah bertemu hantu?"
"Pernah... Aku hampir saja tertangkap. Kurasa... mungkin mereka tidak akan mengejar lagi..."
Namun Zhang Ting sama sekali tidak bisa tenang. Setelah mempelajari banyak misi darah, dia tahu bahwa tidak boleh ada kecerobohan sedikit pun! Nasib tragis para penghuni baru adalah pelajaran berharga!
Pada saat yang sama...
Di depan hotel, syuting adegan terakhir dimulai.
Lu Song sudah mati. Informasi ini diperoleh dari seorang petugas logistik bernama Lin Liuyu. Kematiannya sangat mengerikan dan tragis, bahkan Lin Liuyu saat ini masih ketakutan hingga tidak berani menjelaskan detailnya. Namun yang pasti, kematian Lu Song juga sesuai dengan alur skenario.
Menurut skenario, setelah kematian Lu Song, akan memasuki fase akhir. Tokoh perempuan utama yang melarikan diri ke hutan bersama beberapa pendaki, pada saat-saat terakhir akhirnya terpojok dalam situasi tanpa harapan.
Adegan ini tentu tidak boleh diubah satu katapun dari dialog skenario, harus difilmkan sepenuhnya. Setelah Lu Song mati, giliran berikutnya adalah tokoh perempuan utama! Dan yang selalu memerankan tokoh utama perempuan selama ini adalah Kebenaran!
Hanya saja, Shangguan Mian juga pernah memerankan tokoh utama perempuan. Jadi mungkin keduanya bisa dianggap sebagai tokoh utama perempuan, membunuh siapapun diperbolehkan. Tapi karena sebagian besar alur cerita diperankan oleh Kebenaran, maka prioritas memilihnya adalah hal yang wajar.
Sekarang yang bisa dilakukan hanyalah mulai syuting!
Kamera telah dipasang dan disetel, penanggung jawab pengambilan gambar adalah kru kamera lain. Lokasi dipilih di suatu tempat di hutan. Lin Liuyu yang rambutnya acak-acakan dan berganti baju putih, saat ini menurut skenario sedang merayap di tanah dan bersembunyi di semak-semak.
Adegan ini mengharuskan terus berlari di dalam hutan. Jadi hanya bisa menggunakan kamera handheld. Ini pasti membuat gambar tidak stabil, tapi lagipula bukan benar-benar membuat film, jadi tidak masalah.
Kru syuting tersebut telah siap sepenuhnya.
Sesuai skenario, semua orang harus hadir, dan jumlahnya persis pemeran wanita utama ditambah dua pria dan satu wanita, jadi Yin Ye, Xu Tao, dan Luo Yishui—tidak boleh ada yang absen.
Tidak mengikuti skenario, tidak ada yang tahu konsekuensi mengerikan apa yang akan terjadi. Tidak ada cara lain, terpaksa harus begini.
Begitu syuting dimulai, ketiganya langsung berlari kencang. Kecepatan Shangguan Mian sengaja dibuat setara orang biasa. Kru film yang bertugas juga beruntung gesit berlari, terus mengejar dari belakang. Untungnya skenario tidak menyebut jarak lari yang tepat, jadi sekadar formalitas saja.
Akhirnya, keempat orang berhenti. Sesuai dialog skenario, Luo Yishui pertama berhenti, terengah-engah: "Aku... aku tidak kuat lari lagi..."
"Aku juga..." Xu Tao menyambung: "Begitu banyak orang... semuanya mati... Aku juga tidak bisa lolos!"
"Jangan ngawur!" Shangguan Mian mulai melafalkan dialognya: "Bagaimanapun, aku pasti akan menyelamatkan kalian semua! Jangan khawatir, lari lebih jauh lagi, dua hantu itu pasti tidak bisa mengejar!"
"Baik... kalau begitu kita..."
Menurut alur skenario, perkembangan berikutnya tentu saja...
Dalam kegelapan, terdengar suara "gesekan"!
Ekspresi panik langsung terpancar dari wajah Shangguan Mian dkk. Kru film segera mengarahkan close-up. Semua adegan harus difoto sekali pakai dengan kamera genggam ini—memang agak merepotkan. Tapi tidak ada pilihan lain.
Akhirnya, di tengah kegelapan, Lin Liuyu merangkak keluar. Meski hanya bertanggung jawab pada urusan logistik, aktingnya kali ini cukup menonjol. Tubuhnya merayap perlahan, muncul secara bertahap dalam kegelapan. Kamera berganti-ganti antara wajah hantu dan para pemain, lalu berhenti pada ekspresi teror Shangguan Mian.
Tiba-tiba kecepatan merangkak Lin Liuyu meningkat drastis, bergerak cepat ke arah mereka. Shangguan Mian membuka mulut lebar-lebar dan mengeluarkan teriakan mengerikan!
Kemudian film pun berakhir.
Namun bersamaan dengan teriakannya, Shangguan Mian tiba-tiba memegangi jantungnya dengan pupil mata melebar. Ia segera menoleh ke belakang, wajah dinginnya kini mengerikan seperti raksasa!
"Masih ada! Hantu itu masih ada! Aku bisa merasakan, Kebenaran sedang diburu sekarang! Hantu itu masih menganggap Kebenaran sebagai tokoh perempuan utama, bukan aku! Mengapa? Mengapa bukan aku?"
Saat hendak berlari keluar, Xu Tao berbicara: "Kurasa mungkin manusia tak bisa lagi memainkan peran hantu. Hantu ini mungkin tak bisa digantikan orang. Kemungkinan lain, syuting sekarang sudah sepenuhnya tidak resmi."
"Tapi kru film sudah mati hampir semuanya, mustahil melakukan syuting resmi lagi." Memproduksi film membutuhkan efek suara, lampu, tata artistik, dan banyak persyaratan ketat lainnya. Tidak mungkin memenuhi semua itu. Tak ada satu pun di sini yang paham produksi film, paling hanya anggota kru film itu yang masih bisa dianggap ahli.
"Aku akan menyelamatkan Kebenaran." Tinju Shangguan Mian mengepal, kepalanya menengadah ke langit memandang ke kejauhan. Tiba-tiba tubuhnya lenyap seketika!
Saat itu, Shangguan Mian telah menghilang. Tapi sebelum pergi, dia memberikan pistol Glock kepada Yin Ye. Jadi tak perlu khawatir kru film akan melawan mereka.
Xu Tao menyaksikan pemandangan ini sambil bergumam: "Inikah takdir? Apakah nyawa Shangguan Mian akan berakhir seperti ini?"
Kebenaran dan Zhang Ting terus berlari sampai energi mereka sudah terkuras habis. Keduanya bahkan tak punya tenaga untuk berdiri lagi.
Tapi, mereka tetap tak bisa keluar dari hutan ini.
"Aku... aku..." Kebenaran memandang kegelapan di sekelilingnya, ketakutan terus menggerogoti hatinya.
"Kakak... Kakak..."
Tubuhnya merunduk, bertumpu pada tangan yang gemetar. Saat hendak menoleh bicara pada Zhang Ting, tiba-tiba dahinya terasa dingin - seperti tetesan cairan jatuh di kepalanya.
Ketika menengadah, ia melihat ujung pisau mencuat dari dahi Zhang Ting. Darah mengucur deras dari dahinya sebelum tubuhnya ambruk ke tanah!
Yang menembus tengkoraknya adalah sebilah pisau tebal yang bisa memotong tulang sapi! Persis seperti pisau yang digunakan pengusaha untuk memutilasi selingkuhannya dalam film!
Kebenaran terus merangkak ketakutan ke depan, energinya sudah benar-benar habis. Saat ini dia hanya bisa berdiri dengan susah payah, tubuhnya terasa seperti terkoyak, napasnya mulai tersengal-sengal, pandangannya mulai buram.
"To...tolong...tolong aku, Kakak......"
Sebuah sosok samar-samar tiba-tiba mendarat di depannya! Seolah-olah muncul karena telepati.
"Kebenaran!"
Shangguan Mian segera berlari, menariknya ke belakang diri sendiri!
Di depan mereka hanya ada gelap gulita. Seiring gemerisik suara, sosok bayangan mulai samar-samar muncul!
Inilah Hantu Perempuan Berbaju Putih! Dalam alur cerita terdapat dua hantu perempuan berbaju merah dan putih! Di akhir cerita, Hantu Perempuan Berbaju Putih mengulurkan cakar mengerikannya ke tokoh perempuan utama!
Dalam kegelapan, bayangan itu tiba-tiba berhenti. Shangguan Mian mengangkat Glock-nya, jarinya cepat menarik pelatuk! Peluru terus menghujam ke bayangan itu, namun sosok itu tetap tegak tak bergeming!
"Kebenaran," kata Shangguan Mian tanpa menoleh, "Sekarang akulah tokoh utama. Larilah ke arah berlawanan. Selama aku yang menjadi tokoh utama, mereka tak akan mengejarmu lagi."
"Ka...kakak...kenapa......"
"Sudah kukatakan. Kau adalah pedang dan perisai kalian, ini janjiku. Pergi!"
Tapi senjata api sama sekali tak berguna.
Shangguan Mian berteriak marah, kedua tinjunya mengayun ke depan. Tanah langsung terkoyak, hembusan angin tajam menyambar bayangan itu! Tapi seketika, serangan itu lenyap tanpa bekas.
Kemudian, dalam kegelapan malam ini...
Sebuah kepala terpental tinggi ke udara.
Kemudian, terhempas ke tanah.
Kepala itu memiliki wajah yang sama persis dengan sepasang saudari kembar ini.
Lalu, mayat tanpa kepala itu perlahan roboh.
Asalkan salah satu dari dua orang ini mati, itu sudah cukup. Begitu tokoh perempuan utama tewas, film ini pun berakhir. Figuran bisa dibunuh atau tidak, itu tidak penting.
Bayangan itu kembali menyatu dengan kegelapan, menghilang untuk selamanya.
Misi darah ini resmi berakhir.
Tapi, akhirnya... siapa yang mati? Dan siapa yang bertahan hidup?
## JILID 25 LOKASI HAL GAIB KEEMPAT BAB 29 PENGHUNI BARU?
Lembah Malam yang Sunyi.
Setelah kutukan terlepas, Mizhen yang melihat Mian Tian langsung melonjak gembira. Matanya kemudian tertuju pada Shen Yu.
"Nona Pu... Bagaimana mungkin...?"
Shen Yu menatap Mizhen, sorot matanya tiba-tiba berubah ngeri: "Kau... Chu Mizhen? Kukira kau sudah mati!"
Mian Tian yang sudah mendengar kabar ini berkata: "Aku tahu Kakak bertemu Nona Pu... Ceritanya nanti saja, sekarang kita harus pergi dari sini! Tempat ini masih berbahaya!"
"Mian Tian, benarkah ini dirimu? Kenapa kau bisa muncul di sini? Kalau sadar, kenapa tidak kembali ke apartemen?"
"Tidak... Aku sekarang cuma proyeksi fragmen dimensi yang tumpang tindih. Aku tidak bisa pulang ke apartemen, juga tidak bisa menyentuh tubuh asliku. Kakak kenapa ada di sini? Dipaksa masuk oleh kutukan?"
Persis ketika mereka hendak berbagi cerita, di luar rumah tiba-tiba terjadi keanehan!
“Bentuk siluet seorang figur mulai perlahan muncul, akhirnya sosok itu semakin jelas, dan berubah menjadi... wujud Li Yin!”
Dia menatap rumah di depannya, mengangkat lengannya ke udara.
Pada saat yang sama, Mian Tian tiba-tiba merasakan tubuhnya bergetar, bagian belakangnya tiba-tiba pecah membuka serpihan besar, lalu dia dan Shen Yu terlempar masuk! Kemudian serpihan itu segera tertutup kembali.
“Mi... Mian Tian, Mian Tian!”
Ukiran itu sekarang justru diambil oleh Mian Tian.
Pada saat yang sama, pintu terbuka.
“Mizhen?”
Mizhen segera menoleh ke belakang, melihat orang yang datang, wajahnya penuh keheranan dan sukacita: “Kakak Kelas, kamu masih hidup? Bagus, kamu masih hidup!”
Dia berlari dan memeluk erat: “Aku, aku tadi melihat Mian Tian, melihat...”
“Apa? Mian Tian?” Ekspresinya langsung berubah terkejut: “Bagaimana bisa? Bisa ceritakan padaku?”
Kemudian Mizhen menceritakan semuanya secara detail.
“Ternyata belum mencapai tubuh asli...” Setelah mendengar, dia langsung berkata: “Sudahlah, akhirnya kutukanmu terlepas, cepat kita pergi! Selama keseimbangan kutukan ini terjaga, kamu tidak akan bermasalah lagi!”
Saat Mian Tian sadar kembali, tubuhnya terhuyung dan jatuh keras di tanah! Berdiri, melihat sekeliling, ternyata berada di tepi pantai yang gelap gulita. Di langit tergantung bulan purnama.
Ini adalah dimensi yang belum pernah dimasuki Mian Tian.
Shen Yu juga ada di samping, tampaknya tidak terluka parah.
Ukiran, masih berada di tubuh Mian Tian. Selama ukiran itu masih tersimpan dengan baik, keseimbangan kutukan dapat dipertahankan.
"Ini... bagaimana bisa terjadi?"
Mian Tian menatap bulan purnama di langit, namun tidak mengerti mengapa tiba-tiba masuk ke dalam dimensi ini?
"Katakan padaku," Shen Yu tiba-tiba menatap Mian Tian, menunjuk dadanya, "ukiran yang kausembunyikan di dada itu, sebenarnya apa? Mengapa bisa melepaskan kutukan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis-ku?"
"Bukan terlepas." Mian Tian menjawab, "Ukiran ini adalah pilihan yang diberikan apartemen kepada penghuni. Seperti hukuman mati yang langsung dieksekusi, dan hukuman mati yang ditangguhkan, perlakuan khusus untuk penghuni yang bisa menjalankan misi darah kesepuluh. Dulu, reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda tempat kita berada, meninggalkan literatur yang menjelaskan ukiran ini. Ukiran ini bisa memperpanjang waktu kutukan yang ditetapkan dalam misi darah. Meski menurut waktu aslinya kita sudah bisa dianggap menyelesaikan misi darah, tapi kutukan tidak akan berhenti. Seseorang akan terbelenggu sehingga tidak bisa kembali ke apartemen, jika satu orang terkena kutukan, yang lain juga akan terkena. Memilih mati begitu saja, atau memperoleh waktu untuk mencari jalan keluar, inilah kesempatan pilihan 50-50 yang diberikan apartemen pada kita."
"Jadi... meski kalian sudah menyelesaikan sepuluh misi darah, bukan lagi penghuni apartemen, tetap akan terkena kutukan?"
"Benar. Waktu kutukan akan diperpanjang sekitar beberapa tahun. Tapi ketika waktunya tiba, semuanya akan kembali ke titik awal. Kita hanya punya waktu ini untuk mencari jalan keluar. Tapi jelas, Kakak sampai sekarang masih belum bisa menemukan jalan keluarnya."
"Jadi..." Shen Yu menatap ke langit dan berkata: "Misi darah iblis yang kulaksanakan juga akan berubah dari tiga jam menjadi beberapa tahun, sehingga waktu pembatasan apartemen menjadi lebih panjang... Benar kan?"
"Ya, bisa dipahami begitu. Hanya saja, misi darah tingkat raja iblis masih memiliki terlalu banyak misteri yang belum terpecahkan. Kita bertiga harus menerima kutukan dari misi darah kesepuluh sekaligus misi darah tingkat raja iblis."
Saat mengucapkan kalimat ini, suara Mian Tian mulai gemetar. Namun melihat Shen Yu di sampingnya yang masih selamat, hatinya merasa sedikit lega.
Selama masih ada secercah harapan, waktu berharga yang diperoleh dengan susah payah ini tidak boleh disia-siakan!
Sama sekali tidak boleh!
Di kaki gunung Lembah Malam yang Sunyi, kereta api itu masih tetap berhenti seperti biasa. Setelah masuk, mereka berdua memilih lokasi duduk. Kereta segera bergerak setelahnya.
Menurut petunjuk di kertas buku harian, halte berikutnya adalah tujuh halte setelah ini. Perjalanan ini mungkin memakan waktu beberapa hari lagi.
"Mian Tian, dia pasti baik-baik saja," kata Mizhen dengan tenang: "Aku bisa merasakannya, di suatu tempat di dimensi ini, dia masih bertahan hidup dengan baik."
"Syukurlah." Dia tersenyum ringan: "Bagaimanapun, ini bisa disebut dapat hikmah dari musibah. Kutukan akhirnya berhasil diseimbangkan."
"Benar... Memang begitu."
Kereta terus melaju di antara pegunungan, relnya seolah tak berujung. Bagaimana dimensi ini terbentuk, dan mengapa terhubung dengan lokasi instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, tetap menjadi misteri.
Misteri yang tak terpecahkan oleh siapapun.
Mian Tian dan Shen Yu terus melintasi dimensi tanpa henti.
Tiga jam berlalu dalam sekejap. Tiba-tiba, bayangan Shen Yu mengalami perubahan! Bayangannya berubah menjadi bentuk seperti saat pertama kali memasuki apartemen, terjatuh di tanah dan tak bisa bangkit!
Kemudian, bayangan itu perlahan berdiri, kembali menyamai gerakan Shen Yu saat ini sepenuhnya.
"Terlepas..." kata Mian Tian dengan getir: "Kutukan bayangan apartemen padamu telah terlepas!"
Setelah kutukan bayangan terlepas, bentuk bayangan akan kembali seperti saat pertama kali tertarik oleh apartemen. Ini juga berarti bayangan ini mulai sekarang akan sepenuhnya menjadi bayangan normal yang sesungguhnya, tak lagi mengancam nyawa penghuni.
"Aku... bukan lagi penghuni apartemen?" Shen Yu menatap bayangan di bawahnya, tiba-tiba tubuhnya lunglai dan tumbang.
"Aku masuk... agar dia bisa keluar dari apartemen... Tapi sekarang dia mati, sementara aku bebas." Kedua tangan Shen Yu mencengkeram pasir pantai, air mata menetes membasahi butiran pasir.
"Mengapa... Mengapa... Mengapa aku harus dilahirkan, kehilangan segalanya, hanya dia yang kumiliki. Tapi mengapa bahkan dia pun direnggut..."
Mian Tian berjongkok, tiba-tiba dilanda dorongan kuat untuk memeluk Shen Yu erat-erat.
Saat ini, hati nuraninya tertusuk sangat dalam.
"Perempuan ini, pertama kali melihatnya menangis, justru saat ia menghilangkan status sebagai penghuni apartemen. Kini bukan lagi penghuni apartemen, setidaknya tidak perlu kembali ke apartemen itu, untuk menjalankan misi darah. Lagipula, sekalipun penghuni ingin, mustahil memasuki apartemen lagi. Peraturan misi darah adalah: setelah menyelesaikan misi darah kesepuluh, kembali ke apartemen, dan dalam satu jam meninggalkan apartemen, maka selamanya tidak akan bisa masuk lagi. Setelah satu jam, akan dikeluarkan secara paksa dari apartemen."
Penderitaan Shen Yu, Mian Tian bisa merasakannya. Sesuatu yang pernah dimiliki lalu hilang, lebih menyakitkan dan membuat putus asa daripada yang tak pernah dimiliki. Wajah yang tetap tegar meski menghadapi situasi terjepit itu, kini basah oleh air mata mengalir deras. Kesakitan yang menyayat hati itu membuat Mian Tian turut merasakannya.
"Aku membencinya... Laki-laki yang melahirkanku! Orang paling terkutuk di dunia ini adalah dia!" Shen Yu tiba-tiba berteriak histeris: "Melahirkanku, memberikanku keputusasaan, memperlakukan aku sebagai alat kutukan, mengendalikan dan menghancurkan hidupku, yang dia berikan adalah kehidupan gelap tanpa secercah cahaya! Aku benci dia! Aku benci dia! Aku benci dia!"
Suara itu bergema di langit, tak kunjung menghilang.
Pu Miling, dialah biang keladi yang menyebabkan tragedi hidup Shen Yu. Kedua tangannya telah menghancurkan banyak kehidupan. Ramalannya telah menjerumuskan banyak orang ke neraka.
Termasuk dua putrinya sendiri.
Tapi tak seorang pun mengetahui asal-usulnya, eksistensinya.
"Lembah Malam yang Sunyi. Rumah Ye Lingling. Jika ada yang melihat dari pecahan cermin di lantai, akan terlihat bahwa di ruangan ini, di samping posisi patung batu Mizhen yang asli, melayang seorang pria berambut panjang dengan tubuh yang membusuk!"
Tiba-tiba, itu adalah "layang-layang" dari sebelumnya!
Akhirnya, dalam cermin, tubuh yang membusuk itu perlahan menghilang, lenyap tanpa bekas.
Perkataan Mian Tian salah. Kali ini mustahil menunda kutukan hingga beberapa tahun lagi. Sudah... tidak ada waktu sebanyak itu. Dari lima puluh tahun lalu hingga sekarang, segel Raja Iblis telah terlepas, semua kutukan akan mulai kembali.
Itu adalah dimensi ilusif bagai tempat tidur kegelapan. Di dalam dimensi itu terdapat ruangan yang berubah bentuk. Semua pemandangan di dalamnya terlihat aneh seperti bayangan dalam cermin distorsi.
"Waktu, hampir tiba."
Seorang pria berbaju hitam menatap jam di hadapannya dengan ekspresi lega: "Akhirnya bisa meninggalkan tempat ini."
"Lian Sheng..." Di belakangnya, seorang wanita muda berbusana hijau dengan wajah oval yang cantik tersenyum haru: "Bagus, sungguh bagus!"
"Jangan lengah," kata seorang pemuda berambut hitam panjang dengan tatapan lesu di sudut ruangan: "Sampai detik terakhir, kita tidak boleh santai!"
"Waktunya tiba!" Pria berbaju hitam itu tersenyum: "Kita... kembali ke apartemen! Shui Tong, Li Yan!"
Saat ini, di lobi lantai satu apartemen, masih ada cukup banyak penghuni. Tiba-tiba, tiga sosok mulai perlahan-lahan muncul, membuat banyak orang terpana!
"Tidak mungkin! Waktunya belum tiba, Shangguan Mian dan yang lain tidak mungkin kembali!"
"Siapa itu? Mungkinkah... Shen Yu?"
Tiga sosok yang muncul itu berubah menjadi pria berbaju hitam, wanita berbaju hijau, dan pemuda berambut panjang.
Pria berbaju hitam yang memimpin mengamati sekeliling dengan tatapan bingung, lalu berkata: "Eh... Salam kenal. Boleh tanya, kalian ini... penghuni baru apartemen?"
## Jilid 25 Medan Hal Gaib Keempat Bab 30 Pemusnahan
Di sebuah pulau dekat Semenanjung Kowloon. Pemandangan pulau ini cukup indah dengan musim semi abadi, sementara area sekitar pulau selalu dijaga patroli yang melarang siapa pun naik ke pulau atau mendekati perairan sekitarnya.
Pulau ini adalah tanah pribadi Keluarga Meng.
Di sebuah rumah megah yang dibangun di puncak gunung di pulau tersebut, Meng Keyun berjalan perlahan menyusuri koridor. Setelah melewati beberapa kunci elektronik, dia memasuki area inti.
Terdapat pintu berwarna perak dengan dua penjaga berjaga di depan pintu.
"Putri Ketiga!" Dua penjaga itu segera membungkuk hormat: "Anda datang!"
"Bagaimana kondisi Nyonya Han?"
"Baik, sesuai perintah Anda, semua kebutuhan makan dan hidupnya selalu terpenuhi dengan baik."
"Pemilik hak properti pulau ini adalah Nona Ketiga Keluarga Meng. Industri Keluarga Meng sangat besar, sekaligus terus memilih talenta berbakat dari berbagai cabang keluarga di seluruh dunia, melatih pembunuh bayaran untuk menjadi pilar utama keluarga."
"Nona Ketiga yang masih muda ini telah menjadi talenta paling diandalkan keluarga, hampir dipastikan akan menjadi kepala keluarga berikutnya. Oleh karena itu, anggota keluarga inti dan banyak cabang keluarga berduyun-duyun datang bergabung."
"Buka pintu."
"Ya!"
Setelah kunci password di pintu masuk belakang dibuka, Meng Keyun masuk ke dalam. Di dalam sudah ada dua orang. Salah satunya tentu saja Han Weiruo, ibu kandung si kembar.
Keluarga Meng telah menyelidiki latar belakang Han Weiruo secara menyeluruh. Masa lalunya begitu menyedihkan hingga tak tertahankan untuk dibayangkan, bisa dikatakan sejak lahir hingga kini hidupnya penuh kegelapan. Hampir seperti mukjizat dia bisa bertahan hidup sampai sekarang. Awalnya dia hanyalah orang biasa, namun sejak masa kanak-kanak telah dijual kepada orang kaya dengan kecenderungan pedofil. Setelah mengalami berbagai pelecehan, dia membunuh pelakunya dan kabur dengan susah payah. Untuk bertahan hidup, dia bergabung dengan organisasi pembunuh bayaran, namun perempuan di dunia gelap tanpa latar belakang kekuasaan hanya bisa jadi mainan. Demi bertahan hidup, tak terhitung berapa orang telah dia tiduri, melewati tahun-tahun penuh penderitaan. Akhirnya, pengkhianatan demi pengkhianatan, pelarian demi pelarian, musuhnya pun semakin banyak. Tentu saja, jumlah korban pembunuhannya juga tak terhitung. Meski begitu dia masih mempertahankan prinsip terakhirnya - sebisa mungkin tidak membunuh orang tak bersalah. Sampai akhirnya dia berseteru dengan organisasi "Black Forbidden Land" yang menyebabkan putrinya diculik dan mengulangi nasib yang pernah dialaminya...
"Kebenaran, kakakmu..." Han Weiruo tiba-tiba berhenti bicara, menatap Meng Keyun yang masuk ke dalam ruangan, lalu buru-buru berdiri: "Ah, San, San Meng, selamat siang..."
"Nyonya Han, silakan duduk. Tenang saja, selama berada di sini, Anda akan paling aman. Semua musuh Anda akan kami bereskan sampai tuntas. Pengaruh Keluarga Meng di Eropa juga cukup kuat, dan sebagian besar musuh Anda bagi kami hanyalah seperti semut. Membasminya sama sekali tidak sulit."
“Terima kasih Nona Meng!” Han Weiruo meski tahu keluarga Meng pasti punya maksud tersembunyi, tetap berkata penuh rasa syukur: "Bagaimanapun juga, kebaikan ini akan kuingat selamanya!"
Meng Keyun paham, alasan mendasar keluarga Meng bersusah payah membantu tetaplah untuk Wu.
“Nona Ye...” Meng Keyun menatap gadis muda di samping Han Weiruo: “Apakah Nona berencana tinggal di sini menemani Nyonya Han, atau...”
“Aku ingin pergi bersama Kakak. Sekarang Hong Kong sudah tidak aman, kami tak boleh terus merepotkan keluarga Meng. Ibu kami serahkan pada kalian.” Gadis muda itu berdiri: “Kakak, dia...”
“Mengapa kakakmu tidak datang menemuiku?” Han Weiruo bertanya khawatir: “Apakah terjadi sesuatu padanya?”
“Dengan identitas Kakak, tidak ada yang berani menyentuhnya.” Gadis itu menggeleng: “Tenang saja, Kakak bilang akan segera datang menemui Ibu saat ada kesempatan.”
“Hmm...” Han Weiruo menekan kegelisahan di hatinya: “Baik. Aku akan menunggunya... Bagaimanapun, bisa bertemu kalian berdua seperti mimpi...”
Saat Kebenaran muncul dan mengakui hubungan darah dengannya, Han Weiruo merasa seperti dalam mimpi. Dulu dia takut melibatkan putrinya sehingga tak bisa mengaku. Meski apartemen menghapus semua memori fenomena supranatural, kenangan bertemu bebas dengan putrinya tetap ada, hanya disajikan tanpa kaitan hal gaib.
Setelah meninggalkan ruangan, sosok gadis muda tetap mengikuti di belakang Meng Keyun.
“Lindungi ibu saya dengan baik.” Gadis muda itu membuka mulut: “Kumohon.”
“Bisa mendapatkan balas budi dari 'Shinigami' Shangguan Mian yang sekarang, kami pasti akan mengerahkan semua usaha. Apalagi masih ada Guru Senior Wu-mu.” Meng Keyun mengangguk: “Bagaimanapun, kau adalah jenius bela diri dari garis keturunan Tiongkok kita. Jika Leluhur Keluarga tidak sedang dalam latihan tertutup, mungkin beliau juga ingin bertemu denganmu.”
Gadis muda di depan mata ini ternyata adalah Shangguan Mian!
“Kematian adik saya, mohon berikan pemblokiran informasi total. Jangan biarkan ibu saya mengetahui sedikitpun. Buatlah ia benar-benar percaya bahwa ini karena musuh dari Eropa menemukan kami untuk memburunya, dan pihak itu adalah sosok yang menyulitkan bahkan bagi Keluarga Meng... Jadi saya memutuskan membawanya ke Guru Senior Wu... Cukup yakinkan dia dengan alasan ini.”
“Apakah kau benar-benar berniat menyembunyikan ini seumur hidup?”
“Saya mirip dengan Zhenshi, suara bisa ditiru, bahkan aura gerakan bisa dipelajari. Ia tidak akan curiga. Pembantaian di Ye Fengshan, dengan pengaruh Keluarga Meng, akhirnya tidak akan meledak. Ke depan, saya akan bergantian muncul sebagai Han Ziyou dan Han Zhenshi di depan ibu. Mungkin tidak bisa selamanya, tapi selama ada kemungkinan saya akan terus menyembunyikannya.”
“Agak... mengejutkan. Menurut kabar kau selalu kejam, tapi sangat menghargai keluarga.”
Shangguan Mian tidak berkata apa-apa. Terhadap kalimat ini, sama sekali tidak memberikan jawaban.
"Meng Keyun merasa agak terharu di hati. Shangguan Mian yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran ternyata memiliki sisi yang menghargai keluarga." Poin ini setelah dibahas oleh petinggi Keluarga Meng, diputuskan untuk dimanfaatkan. Sudah ada yang mengusulkan untuk mengirim Nyonya Han ke tempat kediaman Leluhur Keluarga. Bagaimanapun, ahli tingkat SS di Keluarga Meng bisa dihitung jari. Dengan kehadiran Leluhur Keluarga, mereka bisa memanfaatkannya sebagai sandera untuk mengendalikan Shangguan Mian.
"Tentu, ini hanya pemikiran sebagian faksi radikal." Meng Keyun telah menekan pendapat ini. Saat ini Leluhur Keluarga sama sekali tidak mengurus urusan internal, kepala keluarga juga memberikan kewenangan penuh padanya. Didukung faksi terkuat dalam klan Meng, tentu tidak ada yang berani menyanggah. Di satu sisi, Meng Keyun tidak ingin membuat murka Shangguan Mian dan Wu. Di sisi lain, ia meremehkan cara kotor seperti ini.
Di Gunung Yehfeng, orang terakhir yang mati adalah Kebenaran.
"Shangguan Mian menghadapi hantu di kegelapan itu, melemparkan sebilah pisau." Namun setelah pisau itu melesat, yang terpenggal adalah kepala Han Zhenshi!
"Tubuhnya tanpa sadar telah ditarik ke hadapan hantu, kemudian pisau terbang Shangguan Mian merenggut nyawanya dengan tangan sendiri!"
"Aku turut berduka atas kematian adikmu..."
Saat Meng Keyun mengucapkan kalimat ini, ekspresi Shangguan Mian mulai menunjukkan keanehan.
"Adik..."
Dahulu, lebih dari sepuluh tahun lalu di kamp pelatihan Eropa Timur Black Forbidden Land, di medan Asura yang kejam itu, pernah ada dua gadis. Meski satu keturunan Asia dan satu orang Eropa, mereka adalah sahabat terbaik.
“Aku punya satu keinginan, Lina...”
“Apa? Xiao Mian?”
“Aku ingin punya keluarga... ingin punya keluarga yang sebenarnya.”
“Begitu... ya?”
Lina, pernah menjadi teman terbaik "Sleeping Beauty" Shangguan Mian di kamp pelatihan, sekaligus orang pertama yang dibunuhnya. Anak berusia beberapa tahun sudah harus belajar menembakkan pistol, menguasai titik vital tubuh manusia, meracik racun, meniru suara dan karakter orang, serta cara membunuh dengan kecepatan tertinggi.
Sejak kecil telah dicuci otak bahwa hanya dengan membunuh bisa bertahan hidup. Tak punya konsep baik-jahat, tak merasa berdosa saat membunuh, yang menyertai hanyalah genangan darah.
“Kalau begitu, biar aku menjadi keluarga Xiao Mian...”
“Lina, kamu?”
“Ya, aku akan menjadi adikmu, Xiao Mian. Mari berjanji: mulai sekarang Xiao Mian harus melindungiku. Ini sumpah antar keluarga.”
“Keluarga... keluarga?”
Sejak saat itu, Lina resmi menjadi "adik" Shangguan Mian. Keluarga tanpa ikatan darah.
Hingga suatu hari...
“Mulai hari ini, masuk ke gunung! Hanya satu yang boleh bertahan hidup! Hanya satu yang bisa hidup sampai akhir!”
Alur kejam ekstrem bak film Jepang "Battle Royale". Tapi kali ini nyata. Tak ada juru selamat, tak ada dewa, tak ada belas kasih, tak ada kebaikan. Hanya pembunuhan yang bisa menukar kelangsungan hidup. Inilah hukum dunia gelap.
Shangguan Mian terus-menerus membunuh. Dia adalah salah satu trainee terbaik yang selalu diunggulkan, menguasai racun, senjata api, hingga posisi arteri tubuh manusia. Selain itu, dia juga tahu cara menghemat energi dan menyelesaikan pertarungan dalam waktu singkat untuk melakukan pembunuhan. Dan... dia sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan atau keraguan terhadap siapa pun.
Di dunia ini, hanya kekejaman yang memungkinkan seseorang bertahan hidup.
Akhirnya, dia bertemu dengan Lina.
Keduanya sama-sama berlumuran darah. Pada saat itu, hanya mereka berdua yang tersisa. Hanya satu yang boleh hidup, itulah aturannya. Jika tidak, keduanya akan dibunuh. Organisasi tidak membutuhkan pembunuh bayaran yang lemah hati.
Dia membunuh Lina.
Tidak ada keraguan sama sekali.
Saat tenggorokan Lina terpotong, Shangguan Mian hanya menatapnya. Menyaksikan jenazahnya perlahan roboh, saat genangan darah di tanah benar-benar merendam permukaan, dia menjadi satu-satunya yang selamat.
Lina mati tanpa sempat mengucapkan sepatah kata pun. Dia tak percaya Shangguan Mian akan membunuhnya tanpa ragu.
"Aku ingin bertahan hidup..."
Shangguan Mian hanya mengucapkan kalimat itu.
Keluarga, satu-satunya keluarga dalam kehidupan kejam ini, telah mati. Shangguan Mian tidak meminta maaf pada Lina. Jika ingin meminta maaf, dia takkan melakukannya sejak awal. Pada momen itu, dia mencekik sisa-sisa belas kasihan terakhir di hatinya.
Dia kehilangan "adik" Lina selamanya.
"Lina..." Shangguan Mian tiba-tiba menghentikan langkah, matanya memerah darah. Kemudian, dia menoleh sambil menyunggingkan senyum dingin.
"Dia mati." Shangguan Mian hanya mengucapkan kalimat itu: "Dia mati, lalu aku bertahan. Hanya dengan kematiannya, aku bisa hidup."
Meng Keyun terkejut hebat, kakinya mundur beberapa langkah tanpa sadar!
"Aneh sekali, padahal... padahal sudah berjanji akan melindunginya. Aku ingin menjadi pelindungnya, tapi kali ini aku tetap membunuhnya. Sungguh aneh... benar-benar tak bisa dipahami..."
Ekspresi Shangguan Mian tiba-tiba berubah mengerikan. Dua penjaga di koridor yang menyadari keanehan itu segera berlari mendekat!
Namun saat penjaga mendekat, kedua tangan Shangguan Mian menyambar cepat. Kepala salah satu penjaga langsung terpisah dari tubuh dan jatuh ke lantai! Sedangkan penjaga lainnya, dari tenggorokan hingga selangkangan terkoyak sobengan merah darah, tubuhnya segera roboh.
Saat percikan darah beterbangan, tiba-tiba dia mengarahkan pisau ke arah Meng Keyun!
Pisau belati berhenti tepat beberapa senti dari dahi Meng Keyun. Wajah Shangguan Mian yang sudah sangat terdistorsi membuat rohnya nyaris tercerai-berai.
"Lindungi ibuku." Shangguan Mian memiringkan kepala sambil berkata: "Jika ada sedikit saja salah urus, akan kubantai seluruh Keluarga Meng!"
Setelah itu, tubuhnya berubah menjadi bayangan kabur yang menghilang tanpa jejak...
Tak ada yang tahu, ekspresinya barusan sama persis dengan saat dia membunuh Lina dengan tangannya sendiri dulu...
## Jilid 25 Tempat Syuting Horor Keempat Bab 31 Roh Jahat dalam Diri
Misi darah tingkat Raja Iblis Shen Yu, semua penghuni sepakat bahwa dia sudah dianggap tewas.
Untuk misi darah di Gunung Ye Feng, akhirnya Shangguan Mian, Ke Yinye, Xu Tao, dan Luo Yishui yang berhasil selamat. Yin Ye-lah yang memindahkan ketiganya kembali ke apartemen secara instan.
Namun kini, apartemen tiba-tiba kedatangan tiga penghuni baru yang aneh.
Li Yin dan Ziye kembali ke dimensi normal setelah misi darah iblis berakhir. Ketika kembali, mereka bertemu tiga penghuni misterius ini. Ketiganya juga menjadi perhatian Tiga Aliansi Besar.
Apartemen segera mengadakan rapat darurat.
Ketiganya masing-masing bernama... Pu Liansheng, Mo Shuitong, dan Bai Liyan.
Saat Li Yin memasuki aula rapat sementara, semua penghuni langsung berdiri. Ketiga orang itu pun segera bangkit dan menatap pria yang tiba-tiba masuk ini.
"Kalian..." Li Yin bergegas mendekat, matanya terpaku pada Pu Liansheng saat pandangan mereka bertemu.
Ini adalah pria tampan sempurna nan sempurna. Dulu Huangfu He juga punya ketampanan yang nyaris tak wajar; Pu Liansheng juga demikian, hanya saja penampilannya sulit dibedakan gender sekilas. Jika pria, pasti sangat ganteng; jika wanita, pasti cantik yang bisa "meruntuhkan negara dan kota".
"Sebelumnya di dimensi yang berubah itu, wajahnya juga terlihat aneh dan tidak bisa dikenali, tapi sekarang, penampilan aslinya terungkap. Tapi ini bukan yang paling mengejutkan."
Jika dilihat sebagai perempuan, ternyata kemiripannya dengan Shen Yu mencapai 30-40%! Dan kebetulan marga dia Pu!
"Kau ini..." Li Yin menatap tajam Pu Liansheng di depannya, bertanya: "Siapa?"
Pu Liansheng menghadapi tatapan interogatif Li Yin, kedua tangan menahan meja. Saat ini pikirannya benar-benar kacau, otaknya kosong sama sekali.
"Kalian bilang...sekarang tahun 2011? Bagaimana mungkin? Bukannya seharusnya tahun 1961?"
Tahun 1961, lima puluh tahun yang lalu.
"Bercanda apa kau?" Yinyu langsung membantah: "Mana mungkin tahun 1961?"
"Bagaimana bisa..." Di belakang, wanita berbaju hijau Mo Shuitong menggigit bibirnya, wajahnya pucat pasi. Bai Liyan tetap dengan penampilan lesunya, diam seribu bahasa.
"Di mana Ye Xin? Luo Jianguo?" Teriak Pu Liansheng yang tidak bisa tenang: "Dan Zhang Weiguo, Li Hong? Mereka sudah tidak ada lagi?"
Para penghuni saling memandang bingung.
Tiga orang ini adalah penghuni dari lima puluh tahun lalu? Siapa yang bisa percaya hal seperti ini?
"Jawab." Tiba-tiba Li Yin mengajukan pertanyaan tajam: "Apa hubunganmu dengan Pu Miling?"
Begitu kata-kata ini keluar, ruangan langsung sunyi senyap.
"Kau...kau bilang apa?" Wajah Pu Liansheng langsung pucat mendengar nama itu, seolah tersambar petir!
“Pu……Pu Miling……”
Mo Shuitong juga menunjukkan ekspresi yang sangat terkejut, bahkan Bai Liyan yang selama ini lesu pun kini matanya membelalak lebar!
Malam itu.
Setelah Pu Liansheng dan yang lain pergi melihat keluar, kota yang telah mengalami perubahan drastis ini sama sekali berbeda bagai langit dan bumi dibandingkan lima puluh tahun lalu.
Ketika akhirnya menyadari sepenuhnya bahwa dirinya kini berada di abad ke-21, Pu Liansheng merasa seolah terpisah oleh zaman.
Dia terpaksa menerima kenyataan ini... Di dimensi terdistorsi itu, meski hanya lima jam berlalu, dunia luar telah melintasi lima puluh tahun! Satu jam, sudah sepuluh tahun berlalu!
Selama lima puluh tahun ini, dunia telah berubah dengan cepat! Saat menelusuri sejarah lima puluh tahun terakhir melalui komputer, dia benar-benar merasa ini tak masuk akal, sama sekali tak terasa nyata!
Misi darah yang dijalaninya tidak memiliki waktu tetap. Begitu suatu syarat tak sengaja terpicu, durasi misi darah akan otomatis diperpanjang. Dan di dimensi itu, setiap satu jam berlalu sama dengan sepuluh tahun di realitas.
Sebagai penghuni dari lima puluh tahun lalu, mereka tentu mendapat perhatian besar dari Tiga Aliansi Besar! Yang paling ingin diketahui tentu informasi tentang Pu Miling dan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis!
Di aula rapat, tak satu pun penghuni yang mengantuk sedikitpun.
"Aku masuk ke apartemen pada tahun 1957." Pu Liansheng berkata dengan wajah muram: "Bagi kalian itu sudah sejarah yang sangat lama... Saat itu, tidak percaya sekaligus tidak mengerti. Tapi akhirnya harus menerima. Setelah setahun mengalami tempaan hidup mati di apartemen mengerikan itu, aku terpilih sebagai Loushang apartemen. Yang masuk apartemen bersamaku saat itu, ada istriku Ye Han."
"Pu Miling, apakah dia... anak laki-lakimu?"
"Aku hanya punya seorang putri bernama Feiling. Aku, tidak punya anak laki-laki."
"Apa?" Li Yin mengerutkan kening mendengar kalimat itu, "Tapi Pu Feiling, dia kan adik perempuan Pu Miling!"
Kemudian, ia menceritakan semua pertemuannya dengan Pu Feiling di masa lalu. Pu Feiling sendiri sudah lama dibunuh di Area Hutan 6, tapi hal ini tidak diberitahukan Li Yin kepada Pu Liansheng.
"Kamu... kamu bilang apa!"
Setelah mengetahui semua fakta, Pu Liansheng sama sekali tidak percaya: "Feiling... Kalian bertemu Feiling? Di mana dia, apakah dia baik-baik saja sekarang?"
"Apa maksudmu tentang iblis itu?" Li Yin segera mengalihkan topik, terus mendesak: "Kamu bilang dia bukan anakmu, apakah dia anak angkat? Atau..."
Pu Liansheng menggenggam tinjunya, seluruh tubuhnya mulai gemetar.
"Bukan... Dia bukan anakku, juga bukan anak siapapun. Dia adalah obsesi istriku. Terbentuk setelah istriku menyelesaikan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis... roh jahat dalam diri!"
Di sampingnya, Mo Shuitong menambahkan satu kalimat: "Dan yang melepaskan iblis ini, adalah kami."
Kami...
"Apa sebenarnya yang kau bicarakan?" Li Yin sama sekali tidak bisa memahami.
Roh jahat dalam diri, dia mengetahuinya. Saat Dokter Tang menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, dia pernah menyaksikannya. Tapi bagaimana mungkin? Shen Yu yang memiliki darah Pu Miling jelas-jelas manusia, jika dia bukan manusia, tidak mungkin masuk ke apartemen.
Apa sebenarnya yang terjadi dengan semua ini?
"Aku tidak pergi menjalankan misi darah iblis. Karena saat itu, aku melihat roh jahat dalam diri yang lahir dari obsesi istriku. Saat itu, tanpa mengumpulkan Kontrak Neraka lengkap, dia pergi menjalankan misi darah iblis. Pada akhirnya, dia mati. Aku mengikutinya dan melihat roh jahat dalam diri itu, yang ternyata adalah Pu Miling!"
"Roh jahat dalam diri... Bukankah seharusnya menghilang otomatis setelah misi darah iblis berakhir? Bagaimana bisa..."
"Tidak... Sebenarnya menyebutnya roh jahat dalam diri mungkin tidak tepat." Pu Liansheng melanjutkan: "Mungkin kalian mengira roh jahat dalam diri adalah halusinasi, hantu semacam itu? Bukan. Roh jahat dalam diri itu benar-benar ada, tapi juga bisa dibilang ilusi. Sejak momen kelahirannya, selama dia meninggalkan dimensi tempat Raja Iblis berada, dia menjadi nyata. Pu Miling adalah nama yang diberikan istriku untuknya."
Fakta mengejutkan ini membuat semua orang terpana.
Roh jahat dalam diri bisa datang ke dunia nyata? Bahkan bisa melahirkan keturunan? Menjadi manusia sungguhan?
Pu Liansheng berhenti sejenak, lalu melanjutkan: "Orang tuaku, sejak istriku melahirkan Feiling, selalu tidak puas padanya. Karena mereka selalu berharap punya cucu laki-laki untuk mewarisi usaha keluarga."
"Di era itu, diskriminasi gender yang mengutamakan anak laki-laki tentu merupakan kecenderungan berpikir yang melekat pada orang Tiongkok. Faktanya, bahkan hingga kini masih banyak yang memegang pandangan ini."
"Istriku sangat menyalahkan diri sendiri karena hal ini. Dia perempuan yang sederhana dan patuh, tapi karena itu juga berpikiran kaku. Sebenarnya aku cukup berpikiran terbuka, tidak harus punya anak laki-laki. Setelah melahirkan putri, dia tidak bisa hamil lagi."
Saat mengatakan ini, tubuhnya mulai gemetar.
"Dia terus-menerus dimarahi oleh orang tuaku, bahkan... disiksa. Terutama ayahku, selama dia dianggap gagal melahirkan anak laki-laki, selalu menyusahkannya. Seiring waktu, istriku semakin menderita, bahkan pernah punya pikiran untuk bunuh diri. Saat menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, keinginannya berubah menjadi roh jahat dalam diri. Itu adalah... anak laki-laki."
"Maksudmu..." Li Yin segera memahami.
"Dia sangat mendambakan kelahiran anak laki-laki. Lalu, saat itu kulihat perutnya membesar secara abnormal selama misi darah, akhirnya bayi itu merangkak keluar sendiri dari rahim, muncul dengan berlumuran darah, lalu menggigit putus tali pusarnya sendiri. Pemandangan itu sungguh mengerikan. Bahkan istriku sendiri ketakutan. Bayi itu kemudian tumbuh dengan cepat. Tapi sorot matanya... terasa jahat, mengerikan... Itu bukan manusia, tapi iblis!"
“Saat itu saya juga hadir.” Bai Liyan yang selama ini diam tiba-tiba berbicara: “Anak iblis itu tumbuh dengan kecepatan luar biasa, dan segera mulai belajar bicara. Setiap dari kami mulai diliputi kecemasan dan ketakutan. Saat itu, Ye Han—Nyonya Pu—bersikeras mengatakan ini adalah anaknya, dan memutuskan memberi nama. Saya tidak tahu apakah Nyonya Pu sudah kehilangan akal sehat, tapi kami semua yakin anak itu adalah hantu. Namun Nyonya Pu mati-matian melindungi anak itu...”
“Kami pernah mencoba membunuhnya.” Pu Liansheng melanjutkan kenangan mengerikan itu: “Tapi berapa kali pun kami membunuhnya, dia selalu bisa bangkit kembali. Benar-benar makhluk abadi! Lalu kami menemukan, anak itu memiliki kemampuan melukis yang luar biasa. Dia terus-menerus menggunakan darah di tubuhnya untuk melukis di lantai. Dan lukisannya... bisa meramal masa depan! Akhirnya, istri saya tewas. Tapi saya bahkan tidak tahu bagaimana dia mati. Anak itu malah berkata ingin saya bawa keluar dari dimensi ini. Cukup dengan tangan saya menggenggamnya, dia bisa keluar. Anak itu... memanggil saya 'Ayah'!"
Para penghuni mulai merasakan kedinginan yang menusuk. Bayangan pernah hidup berdampingan dengan Shen Yu—hasil persetubuhan dengan monster itu—membuat bulu kuduk mereka berdiri.
"Dan saat itu kami benar-benar tergoda. Karena lukisannya dapat memprediksi masa depan, itu berarti bisa meramalkan misi darah. Kami mungkin bisa bertahan hidup. Meski tahu ini mungkin jebakan dari instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, tapi melihat anak itu malah menganggapku sebagai ayah, aku jadi ragu. Kemudian, aku berdiskusi dengan Shui Tong dan Li Yan untuk voting mengikuti suara mayoritas. Dan kami bertiga... akhirnya memilih untuk membawa anak itu ke dunia nyata."
"Dan, inilah... awal dari mimpi buruk..."
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab 1 Lima Puluh Tahun, Laut Berubah Jadi Ladang
Kedatangan tiga penghuni baru menimbulkan kegemparan besar di apartemen.
Kamar yang ditempati Pu Liansheng adalah Kamar 2905. Ruangan ini tetap kosong selama lima puluh tahun. Hanya saja, tata letak dalam ruangan juga sama sekali berbeda sekarang.
Selama lima puluh tahun, perabotan terus diperbarui.
Saat Liansheng masuk ke kamar, dia sama sekali tak bisa mengenalinya. Tidak, bukan hanya di sini. Jalanan kota, pakaian orang-orang, cara informasi disebarkan... semuanya mengalami perubahan drastis.
Dia melihat ruangan di depannya, menghela napas pilu. Saat penghuni memberitahunya bahwa rumah seperti ini di pusat kota setidaknya bernilai jutaan yuan, dia ragu apakah pendengarannya salah. Harga properti puluhan ribu yuan per meter persegi sepenuhnya melampaui batas pemahaman seseorang yang berasal dari lima puluh tahun lalu. Selain itu, harga barang di era sekarang juga jauh lebih tinggi dibanding lima puluh tahun silam, menyebabkan daya beli mata uang semakin merosot, dan kupon makanan sudah tidak ada lagi. Dia bahkan tidak bisa membayangkan, kaum pekerja biasa sekarang bisa memiliki simpanan ratusan ribu yuan, serta ada istilah "bermain saham", membuatnya mulai meragukan apakah dia telah tiba di dunia lain.
"Semua berubah... semuanya, telah berubah..."
Orang tua, tentu saja sudah lama meninggal. Putrinya Fei Ling, juga tidak diketahui keberadaannya. Kerabat-kerabat dulu, kini sudah tidak bisa dihubungi lagi.
Lima puluh tahun, setengah abad, laut berubah menjadi ladang.
Sementara otaknya masih terpaku pada lima jam yang lalu, di era tahun 1961. Dia sama sekali tidak bisa menerima perubahan drastis ini. Semuanya berubah, semuanya lenyap. Bahkan apartemen ini pun menjadi sama sekali berbeda. Para penghuni yang dulu berikatan hidup-mati, kini semuanya telah tiada.
Pintu, perlahan terbuka.
Lian Sheng menoleh ke belakang, melihat Mo Shui Tong yang masuk.
"Shui Tong..."
"Kakak Liansheng..." Mo Shuitong memasuki ruangan yang familiar namun terasa asing ini, berkata: "Kita... hanya bisa menerima, bukan? Kutukan bayangan belum aktif, kita masih bertahan hidup. Kalau tidak, seandainya dihitung lima puluh tahun, pasti kita sudah tewas dikutuk. Zaman ini... sudah benar-benar berbeda."
Keluarga Shuitong hancur akibat perang yang merenggut ayahnya. Masa kecilnya diliputi kesulitan. Namun, di tengah segalanya, dia selalu dipenuhi kepercayaan diri, bertahan hidup dengan gigih. Dibandingkan orang-orang zaman sekarang, kehidupan di era mereka dulu minim hiburan. Meski miskin secara materi, jiwa mereka kaya. Saat memasuki apartemen itu, bagai langit runtuh menimpanya.
Mo Shuitong mengeratkan gigi dan bertahan. Dia yakin, selama terus berusaha, kutukan ini pasti bisa diatasi. Di era itu, banyak orang hidup dengan semangat membara, memiliki keyakinan yang jelas. Tidak seperti sekarang yang kaya materi namun miskin spiritual. Karena itu, penghuni dibanding lima puluh tahun lalu lebih takut mati, dan lebih tidak bersatu.
Sedangkan Mo Shuitong adalah yang terbaik di antara mereka. Meskipun seorang perempuan, ia merupakan permata paling cemerlang di apartemen pada masanya. Menurut standar kecantikan era sekarang, penampilannya tidak tergolong sangat cantik, namun untuk zamannya sudah dianggap sangat menarik. Ia berhasil membujuk banyak penghuni yang putus asa, menyatukan mereka sebagai satu kesatuan. Pada masa itu, setiap penghuni bagaikan saudara sehidup semati, tidak seperti sekarang yang terpecah menjadi tiga aliansi dengan konflik internal yang terus berlanjut.
"Luo Jianguo... Ye Xin... Yao Guoqing mereka... semua sudah mati..." Mo Shuitong menghirup ingusnya, menutupi mulut dengan tangan, memalingkan pipi yang terluka sambil berkata: "Bagaimana... bagaimana mungkin... Terutama Kakak Luo Jianguo, orang yang begitu baik hati..."
Hati nurani Lian Sheng juga terasa sangat, sangat pedih.
Kematian istrinya dalam instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis membuatnya dilanda kesedihan mendalam. Saat itu, hanya dengan dukungan saudara-saudara sehidup semati-lah ia bisa bertahan. Banyak di antara mereka adalah pria berjiwa kesatria, yang meski dihantui ketakutan, tetap bersama-sama menyanyikan lagu revolusi, saling memberi semangat dan penghiburan...
"Kita seharusnya tidak melepaskan iblis itu..." Lian Sheng tiba-tiba bersuara: "Waktu itu, aku gagal melindungi Ye Han. Ingin kuberikan kompensasi, setidaknya beri kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup. Tapi semuanya justru berakhir seperti ini."
"Tapi karena dia memiliki kemampuan prekognisi, kan? Kemampuannya memprediksi misi darah itu sangat vital bagi kita."
"Saudara seperjuangan yang pernah bergandengan tangan, orang-orang yang mempercayainya hingga memilihnya sebagai Loushang, setelah berhasil menjalankan misi darah, bersorak sambil berpelukan 'sekali lagi mengalahkan dewa-dewa palsu ini', bersama-sama makan daging dan minum arak (meski di era itu barang langka, tapi arak dan daging tak pernah kurang di apartemen)" - hari-hari itu adalah kenangan baru baginya, tapi di era ini telah menjadi masa lalu yang jauh.
"Apa kamu punya rencana?" Tong tiba-tiba bertanya: "Tiga Aliansi Besar berminat merekrutmu, lagipula lima puluh tahun lalu kamu pernah menjabat sebagai Loushang."
"Untuk sementara aku belum punya rencana itu. Justru mantan Loushang bernama Li Yin itu, banyak informasi yang dia berikan membuatku tertarik. Ngomong-ngomong, Li Yan dia..."
"Dia pergi. Katanya, bagaimanapun caranya harus menemukan istrinya. Hingga kini belum ada kabar tentang istrinya. Mungkin... masih hidup. Hanya... meski bertemu, istrinya sudah berusia 70-an tahun..."
Bai Liyan, meski namanya agak aneh dan sikapnya sedikit muram, tapi sebenarnya berhati hangat. Di apartemen, dia juga punya banyak saudara seperjuangan. Pada istrinya, dia selalu setia. Saat masuk apartemen, istrinya baru saja melahirkan anak laki-laki mereka. Kini lima puluh tahun berlalu, anaknya pasti sudah berusia setengah baya 50 tahun, sementara sang istri sudah nenek-nenek berusia tujuh puluh. Bagaimana Li Yan harus menghadapi mereka?
“Aku… hari ini pergi membersihkan makam orang tuaku.” Mo Shui Tong akhirnya berbicara lagi: “Ibu meninggal dunia di tahun ketujuh setelah aku masuk apartemen. Akhirnya berhasil menemukan makamnya, dikuburkan bersama Ayah. Dia telah menderita sepanjang hidupnya, lahir di era perang yang kacau, kakek dan nenek dari pihak ibu juga tewas dalam perang… Setelah Ayah meninggal, dengan susah payah membesarkanku. Setelah aku menghilang, betapa menyakitkan yang dia rasakan…”
Sampai di sini, Shui Tong sudah menutupi wajah sambil menangis. Perempuan yang begitu tabah ini akhirnya tak bisa menahan kesedihannya. Dia adalah anak yang sangat berbakti. Ketika mengetahui kabar kematian ibunya, meski sudah ada persiapan mental, tetap saja sedih sampai puncaknya. Sekarang, dia hampir tidak bisa menghubungi kerabat-kerabat dulu, toh sudah lima puluh tahun berlalu, perubahan terlalu besar. Bisa menemukan makam ibunya saja sudah sangat sulit. Makam umum saat itu karena masih bertahan, akhirnya ditemukan prasasti ibu tepat di sebelah prasasti ayah. Tapi, di depan prasasti tidak ada jejak sesaji sama sekali. Jelas, sudah bertahun-tahun tak ada yang datang membersihkan makam.
Shui Tong menempatkan buah dan kue kesukaan orang tuanya di depan prasasti makam, jarinya menyentuh foto dingin orang tua di batu nisan. Sudah lima puluh tahun, hingga kini, ibu tidak pernah tahu mengapa dirinya menghilang. Dengan hati yang penuh kepedihan dan keputusasaan seperti apa dia meninggal? Berapa banyak kerabat orang tua yang masih hidup? Di kota ini sekarang, tak ada lagi yang mengenalnya. Hanya dia yang bisa kembali ke sini, membersihkan makam orang tuanya. Dalam proses ini, bayangan ibu yang merawatnya dengan penuh kasih, membesarkannya sendirian tanpa menikah lagi, terasa sangat nyata. Kini, ketika ingin membalas budi, orang tua sudah tiada.
Dia juga tahu, Lian Sheng pasti menderita.
Putrinya yang sekarang hilang jejak. Bertahun-tahun putrinya hidup dalam kesepian dan penderitaan, semua ini adalah ulah Pu Miling.
Kemunculannya yang bagai iblis mengubah segalanya. Entah mengapa, di dunia nyata dia benar-benar menjadi anak laki-laki Pu Miling. Ingatan semua orang, termasuk Pu Feiling, telah dipalsukan total. Dia hidup dengan identitas palsu "Pu Miling", tapi berubah wujud menjadi iblis yang memperkosa putri kandungnya sendiri hingga hamil, lalu setelah mati berubah menjadi hantu galak yang membantai banyak penghuni. Pu Feiling pun harus terus pindah alamat karena mendapat diskriminasi akibat memiliki kakak yang menjadi kriminal kejam.
Lian Sheng hingga kini tidak tahu bahwa putrinya sudah lama dibunuh di Area Hutan 6. Dan hingga akhir hayatnya, dia tidak pernah menikah. Hingga mati, dia juga tidak mengetahui nasib sebenarnya orang tuanya.
Hanya rumah leluhur Keluarga Pu yang masih bertahan, meskipun kemudian berubah menjadi rumah saudara Bian Xingyan, dan akhirnya menjadi Rumah hantu. Semua ini, setelah mengetahuinya, membuat hatinya semakin hancur.
Setelah itu, para penghuni mengajukan pertanyaan paling krusial kepadanya.
"Pu Miling menyegel Raja Iblis, bagaimana mungkin? Bukankah dia roh jahat dalam diri? Bagaimana roh jahat bisa menyegel Raja Iblis?"
Namun, Pu Liansheng sendiri menunjukkan ekspresi terkejut. Dia mengaku sama sekali tidak tahu tentang hal ini. Saat menjalankan misi darah, hanya tiga fragmen Kontrak Neraka yang dirilis. Peristiwa setelah itu sama sekali tidak dia ketahui.
Tapi jika Raja Iblis benar-benar tersegel, setidaknya itu memberi sedikit penghiburan. Mungkin ada beberapa penyintas dari penghuni saat itu. Tentu sekarang mereka pasti sudah berusia 70-80 tahun, bahkan jika selamat dulu, mungkin sebagian sudah meninggal.
Para penghuni kini sangat ingin mendapatkan daftar penyintas tahun itu. Jika bisa mendapatkannya, mereka akan mengetahui banyak rahasia instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Oleh karena itu, Tiga Aliansi Besar meminta daftar detail penghuni saat itu. Sebagai imbalan, mereka akan membantu sepenuhnya dalam menjalankan misi darah yang tersisa.
"Lian Sheng tidak ragu, menyerahkan daftar tersebut secara detail. Jumlah penghuni sangat banyak, meski semua nama diingat, tapi tidak bisa memberikan alamat setiap orang. Di masa itu, memasang telepon juga merupakan hal mewah, jadi tidak ada nomor telepon yang bisa diberikan. Hanya mengandalkan nama dan penampilan, melacak orang dari lima puluh tahun lalu sulitnya seperti naik ke langit. Yang memiliki alamat hanya dua belas orang. Tapi setelah diverifikasi, semua alamat dua belas orang tersebut telah mengalami pembongkaran, diganti dengan permukiman baru."
"Penyintas dari masa itu, sejak awal diperkirakan tidak akan banyak, bahkan mungkin yang selamat adalah penghuni lama yang masuk setelah Pu Lian Sheng terperangkap di dimensi itu."
"Segalanya masih menjadi misteri."
"Di suatu dimensi, Mian Tian dan Shen Yu berdiri di depan pintu rumah tua yang reyot."
"'Alasan aku tidak bisa melukis kalian, sudah aku ketahui.' Shen Yu yang memegang ukiran itu tiba-tiba mengangkat kepala berkata pada Mian Tian: 'Karena... aku sekarang ikut menanggung kutukan bersama kalian. Jadi aku tidak bisa meramalkan apapun yang terkait dengan kalian.'"
"'Apa... maksudmu?'"
"'Aku, tidak bisa melukis lukisan ramalan yang terkait masa depanku sendiri. Aku, tidak bisa mengetahui masa depanku sendiri!'"
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Jasad Kuno Bab 2 Malam Mimpi Buruk
"Malam semakin larut."
"Pu Lian Sheng berdiri di balkon, memandang bulan purnama yang bersinar di langit. Baik lima puluh tahun lalu maupun lima puluh tahun kemudian, yang tak pernah berubah hanyalah bulan purnama di depan matanya ini."
"'Fei Ling... Di mana kamu...'"
"Setelah kehilangan istri, bagi Lian Sheng, yang paling penting di dunia ini tentu hanya putrinya Fei Ling yang tersisa. Kini usia putrinya pasti sudah lebih tua dari dirinya sendiri."
"Misi darah yang harus dijalankan, masih ada... empat kali."
"Tinggal empat kali lagi, dia bisa meninggalkan apartemen. Sekarang, satu-satunya yang perlu dipikirkannya hanyalah hal ini. Hanya... hal ini saja."
Dia kembali dari balkon ke ruang tamu. Saat ini, ruangan dalam keadaan gelap gulita. Dia berencana tidur dulu, besok akan melanjutkan merapikan segala kekacauan dan menyesuaikan diri dengan dunia lima puluh tahun kemudian ini.
Namun, tepat pada saat ini...
Tiba-tiba dia merasakan sensasi aneh, tubuhnya gemetar di luar kendali!
Secara tiba-tiba muncul firasat tidak menyenangkan yang sangat kuat.
Indera keenam Lian Sheng selalu tajam. Dulu, berkat kemampuan merasakan bahaya ini, dia bisa melewati misi darah satu demi satu.
Saat ini, tepat di bawah kamarnya di lantai 28, ada dua penghuni di sebuah ruangan. Salah satunya adalah Mu Yanhui dari Aliansi Kamya, satunya lagi pria berkantung mata hitam dengan rambut acak-acakan. Pria ini juga anggota Aliansi Kamya, penghuni baru yang belum lama masuk apartemen, bernama Luo Jundong.
"Jiang Lansheng menghilang?" Mu Yanhui mengerutkan kening: "Dia, bagaimana bisa hilang?"
"Dia masuk apartemen bersamaan denganku, jadi kami cukup akrab. Tapi karena tidak banyak yang memperhatikannya, kehilangan jejaknya juga tak ada yang sadari." Luo Jundong berkata dengan gelisah: "Aku pikir, dia..."
"Mungkin karena mulai tidak percaya soal kutukan bayangan, menolak tinggal di apartemen?" Mu Yanhui bersikap meremehkan: "Kau tahu sendiri, banyak penghuni seperti itu."
"Namun..." Luo Jundong gelisah berkata: "Nona Mu, saya juga baru tahu belakangan bahwa Anda anggota Aliansi Kamya. Apakah Anda mengetahui beberapa informasi? Sebelumnya, ada anggota Sekte Matahari Suci yang menghilang secara misterius, sekarang Jiang Lansheng juga..."
"Hm, bukan hanya Sekte Matahari Suci. Kami menduga mereka menerima misi darah ke luar. Sekarang, mungkin seluruh kelompok sudah binasa... Atau mungkin sengaja meninggalkan apartemen untuk menantang kutukan bayangan. Kedua kemungkinan itu masuk akal."
Meskipun begitu, di dalam hati Mu Yanhui merasa resah.
Penghuni yang hilang berturut-turut... Awalnya Hua Liancheng, lalu penghuni dari Sekte Matahari Suci, sekarang muncul kasus Jiang Lansheng...
Karena yang hilang adalah penghuni berpengaruh, awalnya tidak terlalu diperhatikan. Mungkin mereka terjebak di luar dan tidak bisa kembali ke apartemen sehingga memicu kutukan bayangan dan mati. Tapi jumlahnya sepertinya terlalu...
"Jangan-jangan..." Mu Yanhui teringat sesuatu: "Li Yin dan Yin Ye, setelah berdiskusi rahasia dengan Kamya Sayoko, membatalkan rencana membunuh Shangguan Mian karena alasan ini?"
Pikiran ini tentu disimpan dalam hati. Seandainya ada alat penyadap di ruangan ini dan sampai diketahui Shangguan Mian, nyawanya pasti melayang.
Apakah Li Yin mencurigai ada kekuatan misterius di dalam apartemen yang membuat penghuni menghilang? Jadi memutuskan untuk menghentikan sementara konflik internal aliansi dan mengambil posisi menunggu? Sementara Shangguan Mian sebagai petarung terkuat apartemen juga menjadi objek pengamatan?
Tapi, apartemen sama sekali tidak mungkin dimasuki hantu! Para penghuni seolah mempercayai hal ini seperti mempercayai hukum gravitasi universal dan common sense lainnya. Namun, secara ketat, lebih tepat dikatakan mereka berharap ini adalah kebenaran mutlak.
Tapi, apakah ada jaminan? Bukankah apartemen itu sendiri adalah Rumah hantu terbesar?
"Kalau begitu..." Dia mengatupkan gigi berkata: "Aku akan bicara dengan Nyonya Kamya..."
Tiba-tiba, dia merasakan hawa dingin mengerikan menyergap dari belakang. Ruangan langsung gelap. Lalu, matanya membelalak melihat bayangan hitam muncul di belakang Luo Jundong!
Bayangan itu perlahan mendekat. Di bawah sinar bulan, wajahnya terungkap. Namun, wajah itu dengan cepat berubah, akhirnya berubah menjadi sosok yang sangat terdistorsi dan menakutkan!
"Kau... kau... kau..."
Mu Yanhui gemetar ketakutan. Luo Jundong yang menoleh ke belakang langsung pingsan saat melihat wajah itu, rohnya seperti tercerai-berai!
Mu Yanhui segera menyadari: Tidak bisa dibiarkan! Harus kabur!
Tapi pintu masuk utama justru berada di belakang bayangan hantu itu! Satu-satunya jalan keluar adalah melalui sana!
Dia langsung berlari ke kamar tidur, mengunci pintu, lalu menuju balkon. Melihat balkon sebelah yang cukup jauh, terpisah oleh unit AC eksternal. Jika bisa menginjaknya, mungkin bisa sampai!
"Dia segera meraih pagar besi balkon dan mengulurkan kakinya. Namun, melihat ke bawah, wajahnya juga pucat. Ini adalah lantai 28, jatuh pasti akan langsung tewas. Penyembuhan apartemen hanya efektif setelah misi darah selesai. Tapi kalau tidak kabur sekarang, pasti tewas!"
"Tapi apartemen, mengapa ada hantu di apartemen? Tidak mungkin! Dan orang itu, mengapa bisa berubah menjadi hantu?"
Mu Yanhui menginjakkan kaki kanannya di cheat code AC, lalu satu tangan memegang pagar balkon sementara kaki lainnya menginjak pagar besi!
"De... Dewa melindungi..."
Saat ini ketakutannya mencapai puncak, kedua kaki akhirnya sudah berpijak, tapi satu tangan masih mencengkeram pagar balkon.
Tiba-tiba, dari bawah cheat code AC muncul tangan yang menarik kakinya ke bawah! Tubuh Mu Yanhui langsung terjatuh!
Saat itu otaknya kosong! Naluri bertahan hidup membuatnya berusaha meraih cheat code AC yang menonjol di dinding, tapi kecepatan jatuh terlalu cepat!
Tidak... tidak... tidak!
Tidak!
Akhirnya tubuhnya menghantam keras permukaan beton. Darah terus mengucur dari bagian belakang kepala. Matanya kosong menatap langit sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Mu Yanhui mati.
Namun, segera, di bawah tubuhnya, lubang hitam besar mulai menyebar perlahan dari lantai semen. Kemudian, sebuah tangan muncul dari dalamnya, lalu menyeret jenazahnya ke dalam lubang hitam! Akhirnya, lubang hitam menghilang dan berubah kembali menjadi lantai semen normal.
Di saat yang sama, di dinding sebuah ruangan di apartemen, lubang hitam muncul perlahan lagi. Kemudian, seseorang keluar dari dalamnya. Saat ini, wajah orang tersebut telah kembali ke bentuk penghuni apartemen yang disamarnya.
Siapapun yang melihat tidak akan menyangka bahwa orang ini sebenarnya sudah lama mati di gudang, apalagi mengetahui bahwa dia telah menjadi Shinigami yang menuntut nyawa penghuni apartemen.
Di bulan Agustus, sudah tiga penghuni yang tewas.
Masih ada maksimal... tujuh orang yang bisa dibunuh.
Lian Sheng membuka pintu kamar dan melihat ke koridor luar. Perasaan tidak nyaman tadi masih menggelayuti hatinya.
"Ini... khayalan saja? Apartemen ini benar-benar aman. Setelah penghuni menjalankan misi darah dan kembali ke sini, hantu tidak akan memburu lagi..."
Dia menggelengkan kepala sambil bergumam, "Ah, sudahlah, semoga tidak terjadi apa-apa."
Kemudian, dia menutup pintu dengan rapat.
Pada saat yang sama, di sebuah hotel di Kota K, Ayumu Kiryuu sedang menonton video di dalam kamarnya. Video itu adalah rekaman instruksi darah yang diberikan Sayoko kepadanya. Sejak masa Xia Yuan, sudah banyak penghuni yang merekam konten semacam ini. Video yang sedang ditontonnya sekarang adalah rekaman saat Dokter Tang menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Yang bertanggung jawab merekam adalah Li Yin. Saat itu dia mengenakan jam tangan kamera lubang jarum buatan Su Lang di tangannya untuk melakukan perekaman.
"Ini... semacam film horor dokumenter?" Ayumu Kiryuu mengamati sementara di sebelahnya duduk seorang gadis muda. Gadis itu memiliki rambut sedikit bergelombang, wajahnya cantik seperti bintang film, menyerupai aktris Shiori Kutsuna. Dia mengenakan kimono sambil mengirim SMS lewat ponsel.
"Kakak. Aku mau mandi dulu. Dan lebih baik kakak berhenti menonton video itu."
Setelah berkata demikian, dia menutup ponselnya dan berjalan menuju arah kamar mandi.
Gadis ini adalah adik Ayumu Kiryuu bernama Ren Kiryuu, yang sedang melakukan penyelidikan di Jepang.
Keluarga Kiryuu memiliki hubungan erat dengan Kamya Sayoko. Ibu kandung mereka adalah putri dari Presiden Direktur keluarga Kiryuu saat ini. Meski disebut sebagai putri, namun statusnya adalah anak di luar nikah. Dan telah meninggal beberapa tahun silam. Baik Sayoko maupun Ren adalah anak-anaknya. Kemudian ayah kandung Sayoko meninggalkan keluarga Kiryuu dan membawa serta Sayoko, lalu menikah lagi beberapa tahun kemudian. Sedangkan Ren diadopsi oleh ayah Ayumu, yaitu paman dari Sayoko dan Ren.
“Jadi, Kamya Sayoko dan Kiryuu Ren adalah saudari kandung yang terpisah karena berbagai alasan bahkan memiliki marga berbeda. Ini terkait banyak konflik keluarga Kiryuu.”
“Kematian Ibu mereka menjadi alasan utama Sayoko menjadi detektif.”
“Ayumu menatap punggung Ren, lalu memalingkan wajah ke video di hadapannya. Tiba-tiba matanya terbelalak, jarinya segera menekan tombol jeda.”
“Tun... tunggu!”
“Pandangannya tertuju pada layar yang membeku.”
“Ini... ini... bukan mungkin? Ren selalu menganalisis video ini untuk mencari petunjuk, mungkin ada hubungannya? Nanti setelah Ren selesai mandi akan kukabarkan. Atau lebih baik hubungi Sayoko dulu?”
“Sambil berpikir, dia segera mengambil ponsel dan membuka buku telepon. Karena terburu-buru, jarinya tanpa sengaja menekan nomor Mu Yanhui.”
“Di apartemen, penghuni palsu itu baru saja keluar dari lubang hitam. Tiba-tiba dering ponsel berkumandang dari dalam lubang. Penghuni palsu itu berbalik, mengulurkan tangan ke dalam lubang hitam di dinding, dan mengeluarkan ponsel pink milik Mu Yanhui! Ponsel itu selamat karena tersimpan di saku dalam baju bagian dada Yanhui.”
“Peneleponnya adalah Ayumu Kiryuu.”
“Penghuni palsu itu membuka tutup ponsel.”
“Halo,” sebuah suara berbicara dalam bahasa Jepang dengan tergesa-gesa: “Sayoko? (Ayumu Kiryuu belum menyadari salah memencet nomor telepon)? Hmm, tentang video itu, tentang yang disebut 'misi darah iblis'. Apakah ini acara realitas TV? Dokter itu yang menjalankan 'misi darah iblis', aku menemukan sesuatu yang mengganggu pikiranku dalam video itu. Begini ceritanya...”
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab 3 Kiryuu Ren
Kiryuu Ren masuk ke kamar mandi, memutar keran air ke suhu panas, lalu melepas kimono sebelum masuk ke bilik shower.
Postur tubuhnya masih terlihat kekanak-kanakan dibanding Kamya Sayoko, masih dalam masa pertumbuhan. Namun kecerdasannya tidak kalah dari Sayoko.
Saat air panas membasahi wajahnya, akhirnya ia bisa melepas topeng kepura-puraannya.
“Kakak...”
Bagi Kiryuu Ren, hanya ada satu keluarga di dunia ini. Yaitu kakaknya, Kamya Sayoko.
Hanya dia, satu-satunya.
Keluarga Kiryuu yang penuh intrik, serakah, dan egois terasa bagaikan neraka bagi Ren. Tapi ia tetap hidup di sana dengan topeng kepura-puraan, berurusan dengan semua orang, bahkan menjadi cucu kesayangan Presiden Direktur Keluarga Kiryuu - kakek dari pihak ibunya.
Banyak yang tidak curiga padanya karena ia selalu berpura-pura kekanak-kanakan dan polos, seolah tanpa akal licik. Di mata orang lain, ia juga terlihat sangat membenci Sayoko, meski saudari kandung, mereka selalu bertolak belakang.
Namun semua ini hanyalah ilusi semata.
Hingga kini Lian masih ingat, saat itu Xiao Yezi berusia 13 tahun dan dirinya 10 tahun. Di rumah megah Keluarga Kiryuu, ibu mereka meninggal di kamarnya sendiri. Sebilah pisau belati tertancap di dadanya, meninggalkan pemandangan berantakan. Yang menemukan jenazah itu tak lain adalah kedua saudari itu.
Ibu mereka, Kiryuu Ayako, adalah anak di luar nikah dari Presiden Direktur Zaibatsu Kiryuu, Kiryuu Yuujirou. Selama bertahun-tahun dia mencari putrinya, hingga akhirnya menemukannya di Kyoto. Perempuan yang dicintainya dulu pergi dari Tokyo, mengembara hingga tiba di Kyoto, dan melahirkan Ayako di sana. Saat Yuujirou menemukan mereka, Ayako baru berusia tujuh tahun.
Keputusan untuk menerima dan membawanya ke Keluarga Kiryuu tentu menuai penentangan dari berbagai pihak. Namun Yuujirou adalah figur yang tak terbantahkan dalam keluarga. Begitu tekadnya bulat, takkan berubah. Sejak masuk ke keluarga, sang ibu secara alami mendapat perlakuan dingin.
Ini memang tak terelakkan. Setelah diakui sebagai anggota keluarga, Ayako pun menyadari hal ini sehingga selalu menjaga kerendahan hati. Di tengah kebencian yang terus menerpa di Keluarga Kiryuu, dia bertahan dengan ketabahan hati yang luar biasa.
Ketiga paman dan dua bibinya sama sekali tidak menyukai ibu mereka. Terutama paman tertua Kiryuu Masato, yang juga calon penerus utama Zaibatsu Kiryuu. Sementara Ayumu, putri Kiryuu Yuuya (ayah Ayumu), mendapat perlakuan sedikit lebih baik darinya.
Setelah belasan tahun hidup bergantung pada orang lain, saat lulus kuliah, ibu mengusulkan untuk hidup mandiri di Kyoto. Akhirnya, Yuujirou mengizinkannya bekerja di perusahaan cabang Kyoto konglomerat Kiryu sekaligus menyediakan rumah di sana, dengan syarat harus pulang saat hari raya. Di masa itulah ia bertemu ayah mereka - seorang pemimpin muda kuil Shinto bernama Kamya Takahiko.
Mereka akhirnya menikah. Takahiko masuk keluarga Kiryu dengan mengganti marga (sesuai tradisi keluarga bahwa menantu laki-laki harus masuk marga). Tak lama kemudian lahirlah Sayoko dan Lian. Masa-masa itu penuh kebahagiaan. Setidaknya bagi ibu, Sayoko, dan Lian.
Sampai suatu hari tiba...
Setelah kembang api tahun baru, dua bersaudari yang sedang bersukacita itu menemukan jenazah ibu di rumah besar keluarga Kiryu. Saat itulah neraka mereka mulai.
Sayoko yang berusia 13 tahun sudah paham: ibu tak diterima di keluarga Kiryu. Sistem keamanan rumah utama keluarga ini sangat canggih. Pasti... anggota keluarga Kiryu sendiri yang membunuh ibu!
Terlalu banyak tersangka. Tak ada yang bisa dipercaya di keluarga Kiryu. Penyidikan polisi pun tak berhasil mengungkap pelakunya. Sampai sekarang, identitas pembunuh tetap misteri. Hampir tak ada yang punya alibi saat kejadian di tengah malam tahun baru itu.
"Dibandingkan siapa pun, yang paling mencintai ibu, dan membenci semua saudari di keluarga Kiryuu dengan topeng kepura-puraan baik, kami berdua bersedia membayar harga apapun untuk menemukan pelakunya."
"Lian..." Suatu hari, Xiao Yezi berkata padanya: "Kakek bilang ke Ayah, kalau dia mau meninggalkan keluarga Kiryuu, tidak bisa membawa kami semua. Paling tidak, harus tinggalkan satu orang. Tentang memilih aku atau kamu, Ayah sampai sekarang belum memberi jawaban."
"Aku ingin bersama kakak! Kalau kakak pergi, maka aku juga..."
"Kamu yang tinggal."
Xiao Yezi justru membuat pilihan yang tak terpercaya ini.
"Harus menemukan pembunuh ibu, bukan? Karena dapat kasih sayang kakek, dia jadi diiri. Jadi mereka membunuh ibu. Aku tidak tahu apakah pelakunya satu orang atau beberapa, tapi yang pasti, pelakunya adalah anggota keluarga Kiryuu. Jadi kamu tinggal di keluarga Kiryuu, sementara aku yang selalu dianggap pintar oleh semua orang akan membuat mereka waspada. Tapi kamu yang sangat baik dan polos bisa mengurangi kewaspadaan mereka. Tidak peduli berapa lama, kita harus menemukan pembunuh sebenarnya yang membunuh ibu. Setelah ketemu... kita, bersama-sama 'bunuh' dia!"
"Tidak, jangan, Kakak Xiao Yezi..."
“Mulai sekarang, kamu harus menunjukkan kebencian padaku, dan bersikap seolah kita tidak pernah bisa berdamai. Karena aku akan berpura-pura iri karena kamu bisa tinggal di keluarga Kiryuu, lalu kita akan terlibat pertengkaran terbuka. Hanya dengan menunjukkan saling membenci, kita bisa meminimalisir kecurigaan mereka padamu. Aku butuh informasimu, lalu, aku akan menjadi detektif yang menyelidiki kematian Ibu. Aku harus menjadi detektif, apapun harga yang harus dibayar!”
Perjanjian kejam itu tetap tersembunyi di dasar hatinya. Kiryuu Ren yang baru berusia 19 tahun takkan pernah melupakan sorot mata dingin Kakaknya. Namun, dia menyetujui.
Temukan si pembunuh, lalu bunuh dia! Sekalipun dilaporkan, Kakek pasti akan memihak, toh itu masih darah keturunan keluarga Kiryuu. Dia takkan mentolerir skandal. Jadi hanya mereka berdua saudari yang bisa melakukannya. Apalagi Ayah yang membawa Xiao Yezi pergi dan menikah lagi dalam setahun, sepertinya sudah melupakan Ibu sepenuhnya.
Tak ada yang bisa dipercaya. Setiap orang di sekitar, baik Ayumu maupun yang lain, bisa jadi pelakunya. Semua mungkin sedang mengawasi, mengincar, bahkan ingin membunuhnya.
Tapi bagaimanapun, hanya satu hal yang tak akan berubah.
Kakak, hanya Kakaklah yang bisa dipercaya dan diandalkan. Lalu, dia pun menjadi detektif untuk membantu Kakak, agar bisa menemukan pembunuh sebenarnya Ibu lebih cepat.
Air panas terus mengalir, tapi hati nurani Ren semakin membeku.
Dia saat ini sangat ketakutan.
Ketika mengetahui keberadaan apartemen terkutuk dari mulut kakaknya, saat tahu kakaknya sepenuhnya terkutuk, dia benar-benar ketakutan. Kakak adalah satu-satunya orang yang bisa diandalkan dan dipercayainya di dunia ini, hanya di hadapannya Lian bisa melepas topeng kepura-puraan.
Setelah mandi, dia mengenakan jubah mandi dan berjalan keluar, namun melihat ruangan kosong. Di atas meja tergeletak sebuah catatan. Tulisan Jepang di catatan itu berbunyi: "Lian, maaf, aku keluar dulu, tidak tahu kapan kembali, tidurlah dulu."
Dengan perlahan mengambil catatan itu, Lian menatap laptop di sebelahnya, tiba-tiba ada rasa gelisah di hatinya.
Ayumu memang tulus menganggapnya sebagai adik. Tapi dia juga bisa saja menjadi pelaku. Meski saat kejadian dia masih anak-anak, tapi didoktrin orang tua untuk membenci ibu, siapa yang bisa jamin dia tidak bertindak? Cukup dengan menusuk sekali pisau ke dada saat ibu tertidur pulas.
Tidak ada yang bisa dipercaya. Tak satu pun anggota keluarga ini layak dipercaya. Orang keluarga Kiryuu hampir tidak menganggap Sayoko sebagai bagian dari keluarga. Marga Kiryuu diganti menjadi Kamya, dan selalu memusuhi keluarga Kiryuu. Ayumu secara lahiriah sopan pada Sayoko, tapi dalam hati meremehkan anggapannya bahwa orang tua Ayumu adalah pelaku. Tapi karena dia kakak Lian dan memang sepupunya, Ayumu tak pernah mempermalukannya.
Saat itu, Ayumu tiba di area sekitar apartemen yang telah berubah menjadi zona tak berpenghuni.
Sekarang sudah hampir pukul 1 pagi. Awalnya tidak berniat datang larut malam, tapi mengingat ini urusan Xiao Yezi, dia tetap datang.
Dulu, saat Lian diadopsi oleh orang tua mereka menjadi adiknya, Ayumu sempat menolak. Tapi karakter Lian yang terlalu polos akhirnya membuat Ayumu menerimanya. Meskipun Lian dan Xiao Yezi selalu tidak akur - penyebabnya adalah kecemburuan Xiao Yezi pada Lian, sementara Lian menyimpan dendam karena ayah memilih Xiao Yezi (tentu semua ini hanya sandiwara yang sengaja dibuat kedua saudari) - bagaimanapun juga saudara kandung. Dia yakin Lian tetap membutuhkan kakaknya, Xiao Yezi.
Hanya saja, Ayumu berpikir ayah kandung Xiao Yezi, Kamya Takahiko, terlihat terlalu kejam. Tidak lama setelah istri meninggal, dia langsung menikah lagi, dan selama bertahun-tahun sepertinya memutus hubungan dengan Keluarga Kiryuu, jarang mengunjungi Lian. Karena itu, dia selalu tidak menyukai paman ini.
Tiba-tiba, dia mendengar suara langkah kaki di belakangnya, buru-buru menoleh: "Xiao Yezi? Aku... aku..."
Tapi, di belakang... tidak ada seorang pun.
Ayumu merasakan menggigil sesaat. Jalan ini terasa terlalu sepi. Melihat ke sekeliling, tak ada satu pun orang atau mobil di jalanan.
Matanya liar menyapu sekeliling, sama sekali tidak menyadari sebuah wajah mengerikan yang perlahan muncul dari balik punggungnya...
Di dimensi paralel tak bernama yang jauh di sana.
Kereta api masih melaju perlahan di dataran luas yang kosong. Rel berkarat itu, entah ke mana arahnya. Di kedua sisi, garis cakrawala tak berujung, sedangkan langit takkan pernah disinari matahari.
Mizhen mencatat semua petunjuk yang berhasil diperoleh sejauh ini di buku catatan, lalu mulai melakukan kalkulasi.
Saat ini, ukiran itu berada di tangan Mian Tian, tapi dia yakin Mian Tian bisa melindungi ukiran tersebut dengan baik.
Mizhen bisa merasakan bahwa kedatangan kutukan berikutnya akan semakin dekat. Tapi situasi sekarang, dia juga akan terkena kutukan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis.
Dalam kondisi seperti apa dia akan mati nanti?
"Bibit api Lentera Penuntun harus dicari di halte berikutnya." Pria di sampingnya tiba-tiba berbicara: "Akhir-akhir ini, bibit api semakin sulit ditemukan."
"Hmm... Benar juga."
Mizhen memandang lentera kertas yang tergeletak di kursi kosong di sebelahnya. Berkat lentera inilah mereka bisa tetap tidak tersesat di dimensi ini. Lentera Penuntun adalah informasi dari Pu Miling di kertas buku harian, yang mereka dapatkan di bangunan roh jahat itu. Tapi hanya api hantu spesial yang bisa menyalakan Lentera Penuntun.
Bagaimanapun juga, prioritas utama sekarang adalah mencari bibit api baru!
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab 4 Mayat Dinasti Han
Keesokan harinya.
Misi darah baru diumumkan. Kali ini lagi-lagi berisi teks yang sangat panjang.
"14 Agustus pukul 23:30 hingga 15 Agustus pukul 3:30 dini hari, harus tetap berada di dalam Museum Sejarah Nasional Distrik Baiyan pusat kota. Dua jenazah kuno dari makam Dinasti Han di Kota K yang digali tiga bulan lalu, masing-masing dipamerkan di Ruang Pamer 6 dan 9 lantai dua museum. Kedua jenazah ini akan bangkit pada malam itu dan saling mencari, semasa hidup mereka adalah musuh bebuyutan yang tak kenal ampun. Umumnya tidak akan membunuh orang hidup selama tidak bertemu hantu lainnya. Namun begitu kedua jenazah bertemu, mereka akan segera berubah menjadi hantu galak dan semua orang di museum akan mati seketika. Di Ruang Pamer 4 lantai satu museum terdapat dua lentera kuno bernama Lentera Penuntun. Bara api Lentera Penuntun harus dicari di dalam museum, berupa nyala putih mirip api hantu. Setelah dinyalakan bisa bertahan lima menit. Pemegang lentera akan melihat nyala api berubah hitam jika ada hantu dalam radius tiga puluh meter. Lentera ini juga bisa mengarahkan hantu untuk mengikuti pemegangnya. Efek ini hilang setelah api padam. Bara api di museum maksimal sembilan buah, jika habis maka lentera tidak bisa digunakan lagi."
Inilah instruksi tulisan darah baru. Yang menjalankan misi darah ini adalah Kamya Sayoko, Ke Yinyu, Luo Yichen, Feng Liehai, Gongsun Chan, dan Lin Shan.
Semua penghuni apartemen gempar melihat misi darah baru ini!
Tiga bulan lalu, para arkeolog di kota ini menemukan dua peti mati yang terawat baik di sebuah makam kuno Dinasti Han yang baru digali di pinggiran kota. Di dalamnya terdapat jenazah pria dan wanita, dengan jenazah pria yang terlihat berasal dari kalangan bangsawan berdasarkan pakaiannya. Karena merupakan temuan baru dari Dinasti Han, jenazah ini segera dipamerkan di Museum Sejarah Nasional di pusat kota. Identitas jenazah kuno ini masih dalam tahap penelitian oleh para arkeolog.
“Jenazah kuno... Lentera Penuntun...”
Di lobi lantai dasar, Kamya Sayoko memegang buku catatan sambil mencatat berbagai poin penting dari misi darah. Bara api seperti hantu yang berubah dari putih ke hitam menandakan kedekatan hantu. Begitu hantu menyentuh, ia akan berubah menjadi hantu galak dan semua penghuni akan mati.
Misi darah ini sangat mirip dengan misi pengiriman surat sebelumnya. Keduanya melibatkan dua hantu yang membentuk hubungan tertentu, namun berbeda karena sebelumnya dua hantu yang tetap saling mencinta setelah mati, sedangkan kali ini dua hantu yang saling membenci setelah kematian.
Alasan kebencian mereka bahkan tidak diketahui oleh para arkeolog, apalagi para penghuni. Masalah memasuki museum dengan sistem keamanan ketap juga bukan halangan, karena apartemen akan mengatasi semua kesulitan.
Masalah sekarang adalah bagaimana menyusun rencana.
"Kita harus berpisah menjadi dua kelompok." Xiao Yezi akhirnya berbicara: "Kali ini jelas apartemen ingin memisahkan penghuni, seperti Pavilion Bulan Bayangan dan Matahari Gerhana sebelumnya. Misi darah kali ini menyediakan dua Lentera Penuntun, ini sudah sangat jelas. Saya perkirakan komunikasi ponsel tidak akan bermasalah, pertama karena kita di museum pusat kota, kedua apartemen pasti mengizinkan kita berkomunikasi. Kita harus mendapatkan denah setiap lantai museum untuk dipelajari secara detail, mempertimbangkan semua kemungkinan."
"Saya setuju dengan pendapat Nyonya Kamya," Yinyu juga menyetujui: "Misi darah kali ini menyebut 'biasanya tidak akan mudah membunuh orang hidup', artinya kita benar-benar didorong untuk mendekati hantu dan mengalihkan perhatian dua hantu tersebut. Tentu mungkin ada jebakan tersembunyi, tapi seperti kata misi darah, jika dua hantu bertemu maka semua penghuni akan binasa seketika. Karena itu kita harus berpisah menjadi dua kelompok, bertukar informasi untuk memastikan selama durasi misi darah, dua hantu sama sekali tidak punya kesempatan bertemu!"
"Saya rasa... hantu mungkin tidak akan terlihat dalam kondisi normal." Kamya Sayoko menunjuk halaman tertentu di buku catatannya: "Dalam radius tiga puluh meter, api hantu akan berubah menjadi hitam. Kalimat ini patut diperhatikan, sudah sedekat tiga puluh meter, jika hantu berbentuk fisik seharusnya bisa terlihat bukan? Jadi kemungkinan besar ini hantu tak berbentuk. Ini juga memaksa kita untuk berpisah jalan. Meski tidak tahu apakah apartemen menyembunyikan jebakan..."
Kemungkinan adanya jebakan memang besar. Tapi penghuni tetap harus berpisah menjadi dua kelompok. Satu menuju Galeri 6, satu ke Galeri 9. Lalu... menunggu hantu mulai bergerak.
“Langsung masuk ke ruang pameran?” Lin Shan mendengar kalimat ini langsung bingung: “Bercanda, bercanda ya?”
“Selama ada Lentera Penuntun kita bisa bertahan hidup, bukan?” Yinyu sambil terus menunjuk konten misi darah di catatan itu berkata: “Kamu perhatikan baik-baik, tertulis 'bangun di malam hari'. Artinya kita tidak langsung bangun saat misi darah baru dimulai. Lagipula tidak disebutkan kita akan bangun bersamaan. Dari sini apa artinya, tak perlu kujelaskan lagi kan?”
Lin Shan pun mengangguk. Setelah melakukan transaksi fisik dengan Kate, ia diam-diam takut pengkhianatannya akan terbongkar. Bagaimanapun dia anggota Night Feather Alliance yang menjual informasi ke Aliansi Kamya. Jika perbuatan ini ketahuan, bisa-bisa dia dikucilkan semua aliansi. Menjadi mata-mata ganda memang bukan hal mudah.
“Denah museum, cukup kulihat sekali langsung hafal.” Pria berwajak kasar Feng Liehai berkata: “Tidak, sebenarnya kita bisa langsung ke museum saja. Selama setiap jalan dilewati sekali, maka...”
“Jangan, jangan pergi.” Yinyu segera menolak: “Jangan lupa pelajaran dari Xia Yuan. Kamu adalah orang terpenting dalam misi darah kali ini karena memorimu hampir tak pernah salah. Ingatan tentang denah ini menyangkut nyawa kita semua!”
"Pandangan semua orang tertuju pada Feng Liehai. Kemampuan memori kameranya hingga saat ini belum benar-benar berperan, tapi kali ini akan menunjukkan kinerja yang kuat! Eksperimen yang dilakukan beberapa kali sebelumnya telah membuktikan bahwa memori kameranya mutlak akurat. Namun asal-usul kemampuan memori ini masih belum bisa dilacak. Shangguan Mian juga pernah menunjukkan ketertarikan terhadap memori ini dan melakukan penelitian mendalam, namun hingga kini belum ada hasil."
Di rumah sakit tempat Fu Jingting dirawat, hari ini adalah hari resmi kepulangannya. Sebenarnya dia sudah bisa pulang lebih awal, namun akumulasi racun bertahun-tahun membuat kondisi fisiknya sangat lemah, membutuhkan pemulihan panjang sebelum benar-benar diperbolehkan pulang.
Perempuan ini sangat lembut dan anggun, sangat berbeda dengan kakak laki-lakinya yang penyimpang dan kejam. Selama masa perawatan, hubungannya dengan Mu Yanhui semakin akrab. Dia juga mengetahui bahwa Zhan Tianlin dan Fan Yuqi telah meninggal.
Meskipun adalah penjahat besar, tapi tetap saudara kandungnya. Jingting menangis tersedu-sedu. Beruntung Mu Yanhui terus menemani dan menghiburnya.
Namun di hari kepulangannya ini, Mu Yanhui tidak datang.
Setelah merapikan barang-barang, di depan pintu ruang rawat inap, dia melihat Xiao Yezi.
"Dokter Mu..."
“Dia tidak hadir tanpa alasan hari ini, aku juga tidak tahu ke mana dia pergi.” Xiao Yezi memandangi Fan Jingting yang sudah mengganti baju pasien dan menampakkan penampilan cantiknya, berkata: “Shangguan Mian mungkin masih membutuhkan bakatmu di masa depan, sebelum itu lebih baik jangan tinggalkan kota ini. Dokter Mu, tidak menghubungimu?”
“Tidak. Aneh sekali, kenapa dia tidak datang?”
Fan Jingting hanya bisa membantu analisis racun karena Shangguan Mian, tapi dia tetap bersikukuh membuat penawar. Di masyarakat sekarang ini, dia adalah wanita baik yang langka.
“Terakhir kali kamu bertemu dengannya, kapan?” Xiao Yezi terus mendesak.
“Kemarin, dia masih datang bekerja. Saat pulang kerja dia juga bilang, besok aku boleh keluar rumah sakit, dan akan merayakan untukku.”
“Apakah ada yang aneh darinya saat itu?”
“Kenapa bertanya begitu? Jangan-jangan, Dokter Mu mengalami insiden?”
“Tidak, aku dan dia tinggal bersama di apartemen. Sekarang juga tidak tahu ada apa...”
“Kau bohong! Nona Shangguan pernah bilang padaku saat memintaku membantu analisis racun kakakku, aku sadar pasti ada konspirasi mengerikan di balik kalian. Sebenarnya apa yang terjadi? Mau apa kalian dengan racun kakakku?”
“Jawab dia.”
Suara dingin terdengar. Shangguan Mian muncul di belakang Fan Jingting seperti hantu, hampir tak ada yang melihat gerakannya. Rambutnya yang dahulu panjang kini telah dipotong pendek sebatas telinga, tak perlu lagi diikat ekor kuda.
Penampilan Shangguan Mian dengan rambut pendek dan mata dingin bagai mesin membuat tubuh Xiao Yezi gemetar hebat. Apalagi Fan Jingting. Dengan wajah panik ia menoleh: "Kau... kau ini..."
"Jawab dia. Aku tak suka mengulang perkataan."
Kekuatan tempur mengerikan Shangguan Mian pernah disaksikan langsung oleh Fan Jingting. Dengan wajah pucat ia bergumam: "Tidak terlihat ada yang aneh dari penampilan Dokter Mu."
Satu jam kemudian, di restoran masakan Jepang di pusat kota.
Xiao Yezi duduk di hadapan Kiryuu Ren yang mengenakan kimono: "Ceritakan detail kejadian tadi malam."
"Dokter Mu Yanhui juga hilang?" Kiryuu Ren menyangga dagu dengan sikap elegan khas putri keluarga kaya raya, "Ayumu juga menghilang tadi malam..."
"Bukan hanya dia. Penghuni bernama Luo Jundong juga lenyap. Ayumu tak punya kenalan di Tiongkok, namun dia memiliki nomor telepon Mu Yanhui. Terlalu kebetulan untuk disebut sebagai kebetulan biasa."
“Kakak……” Lian menunjukkan ekspresi khawatir, berkata: “Kamu sedang dalam bahaya sekarang! Kejadian seperti ini terus berlanjut……”
“Penghuni yang hilang satu per satu pasti bukan kecelakaan lagi. Pasti ada masalah dengan apartemen, mungkin penghuni mulai menghilang karena alasan khusus tertentu. Tidak… mungkin menurut istilah di negara kita, ‘hilang secara misterius ()’ lebih tepat.”
“Bagaimana cara menyelidikinya? Aku pasti akan mengerahkan seluruh kemampuanku untuk membantumu!”
“Kamu tidak perlu melakukan apa-apa. Cukup bantu aku menyelidiki Chu Mizhen dan video itu saja. Kamu adikku, aku tidak bisa membiarkanmu terseret dalam semua ini, kalau tidak bagaimana aku bisa menghadapi ibu yang sudah meninggal? Apapun situasi terburuk yang terjadi di masa depan, setidaknya kamu aman, itu sudah cukup. Meski tidak bisa menemukan pembunuh ibu, setidaknya kamu harus bertahan hidup, Lian!”
“Kakak adalah satu-satunya orang yang bisa kupercaya dan andalkan di dunia ini! Bagaimana mungkin aku hanya berdiam melihatmu mati? Oh ya, ini jimat keselamatan yang kudapatkan dari kuil Shinto di Kyoto, untukmu, Kak.”
Mengeluarkan jimat keselamatan yang dibungkus kantong kecil, Lian menyerahkannya kepada Xiao Yezi.
“Kumohon jangan mati… Kakak, kalau tidak aku akan menjadi sendirian di dunia ini……”
“Aku mohon……”
Xiao Yezi menerima jimat itu, menggenggam erat tangan Lian.
“Melihatmu seperti ini tentu aku tidak bisa meninggalkanmu. Kalau tidak, ibu di alam baka akan memarahiku habis-habisan. Aku akan bertahan hidup, aku pasti akan menemukan pembunuh ibu dengan tanganku sendiri, lalu akan kumasukkan orang itu ke apartemen ini!”
## Jilid Dua Puluh Enam Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab Lima Kegelapan Keluarga Tooru
Jepang, Kota Kyoto.
"Di jalan yang dipenuhi rona sakura, pria-wanita berbaju kimono terlihat di mana-mana. Di depan jalan itu, berdiri sebuah kuil Shinto."
"Di tengah terik musim panas ini, sepasang pria dan wanita berdiri di depan pintu gerbang kuil."
"Pria itu berparas tampan dengan postur tegap membawa koper travel, sementara wanita tersebut memakai kimono merah muda dengan rambut lurus terurai."
"Mereka adalah Masaomi Kamya dan Sayoko Kamya."
"Begitu turun dari pesawat, mereka langsung bergegas ke sini dengan kecepatan maksimum. Tiket pulang pun sudah dipesan sebelumnya."
"Sayoko, kamu..." Masaomi menatap Sayoko yang mengenakan kimono dengan tekad baja, bertanya: "Sekarang, kita..."
"Minimal di akhir hayat ini, aku harus bertemu Ayah sekali lagi." Sayoko menatap kuil di depannya, berkata dengan nada dingin: "Setidaknya ingin kutanyakan, apakah dia benar-benar melupakan Ibu sepenuhnya?"
"Dulu Ayako Kiryu, karena mencintai Takahiko Kamya, menolak perjodohan konglomerat yang diatur ayahnya Yujiro. Dia nekat menikahi seorang pangeran muda kuil. Setelah menikah, Takahiko Kamya masuk keluarga Kiryu dan mengganti marga menjadi Kiryu. Namun setelah Ayako meninggal, dia langsung membawa Sayoko pergi dari keluarga Kiryu. Beredar kabar dalam keluarga bahwa dia melakukan transaksi dengan beberapa anggota keluarga - mereka memberinya uang untuk mengusirnya dari keluarga dengan syarat tidak menyelidiki kematian Ayako Kiryu lagi, sekaligus membawa kedua putri mereka."
"Desas-desus ini menjadi rahasia umum di keluarga Kiryu, hampir semua orang mengetahuinya."
Kuil Shinto Kamya tidak memiliki area yang terlalu luas. Kuil yang telah dilestarikan sejak era Showa ini tetap bertahan hingga sekarang. Bagaimanapun, Kyoto adalah ibu kota budaya Jepang.
Saat memasuki kuil, pandangan pertama tertuju pada seorang wanita setengah baya mengenakan kimono hitam yang berdiri di anak tangga kuil sambil memegang payung kertas pelindung matahari. Ketika matanya menangkap Xiao Yezi, ekspresi terkejut langsung terpancar.
"Xiao Yezi! Dan... Tuan Kamya?"
Masao segera membungkuk hormat: "Nyonya Kamya, sebelumnya kami telah merepotkan. Kali ini..."
Xiao Yezi memotong pembicaraannya: "Aku ingin bertemu ayah. Dia ada di dalam kuil kan?"
Wanita berkimono hitam di depan mata ini adalah Nyonya Shinno Morimoto yang dinikahi ayah kandung Xiao Yezi, Takihiko Kamya, kurang dari setahun setelah kematian istrinya. Kini namanya telah diubah menjadi Shinno Kamya. Hubungan ibu tiri ini dengan Xiao Yezi selalu penuh kehati-hatian. Hubungan keluarga tiri seperti ini memang sulit untuk dikelola, apalagi status detektif Xiao Yezi yang membuatnya jarang berada di rumah karena sering bepergian.
"Kau kembali..." Nyonya Shinno perlahan mendekat, mengulurkan tangan hendak menyentuh Xiao Yezi yang justru bertanya dingin: "Di mana ayah?"
Sorot mata Nyonya Shinno redup sesaat. Tangan yang memegang payung kertas turun perlahan. Kemudian, sambil menoleh ke arah kuil di atas anak tangga, ia berkata: "Ayahmu mungkin sedang merawat bunga-bunga di taman."
Perekonomian Kuil Kamya saat ini sepenuhnya ditopang oleh penghasilan Xiao Yezi sebagai detektif. Tanpa sumber pendapatan ini, kuil tidak akan bisa bertahan. Jadi tidak realistis jika Masao Kamya menerima uang.
Di halaman Kuil Kamya, seorang pria paruh baya dengan rambut mulai beruban sedang merawat beberapa rangkaian bunga. Saat Xiao Yezi mendekat, tubuh Masao Kamya tertegun sebelum akhirnya menoleh.
"Xiao Yezi..." Masao Kamya berdiri, hendak berkata sesuatu tapi melihat Masao yang berdiri di belakangnya.
Di dalam taman, ikan mas bermain-main di kolam. Sebatang bambu miring perlahan mengalirkan air. Cahaya matahari berkilauan di permukaan air.
"Memang soba kuil ini yang paling cocok dengan seleraku," Xiao Yezi menyatukan kedua tangan, "Aku mulai makan ya."
Mengambil soba dengan sumpit, di seberang meja terlihat senyum lega Masao Kamya yang mulai menua: "Tapi... pasti tidak seenak masakan ibumu dulu."
Tangan Xiao Yezi yang memegang sumpit bergetar halus.
"Kudengar Lian sedang di Tiongkok. Kalian sudah bertemu?"
Xiao Yezi menelan sesuap besar soba, lalu menatap: "Rupanya Ayah sesekali masih peduli pada Lian. Langka. Tidak menuang arak beras? Katanya Ayah sangat suka."
"Ya, kau benar."
"Paman, biar saya saja." Masao segera mengulurkan tangan, mengambil kendi berisi arak beras lalu mengisi gelas Kamya Takahiko hingga penuh, sambil mengamati Xiao Yezi beberapa saat.
"Lian juga tidak akan memaafkan saya, kan?" Kamya Takahiko tersenyum pahit: "Tidak, seharusnya kalian berdua bersaudari tidak bisa memaafkan saya? Bertahun-tahun saya tidak menziarahi makam ibu kalian, juga tidak pernah mengunjungi Lian."
Suasana seketika menjadi kaku.
Kamya Takahiko mengangkat gelas arak beras, meneguk sedikit lalu berkata: "Kau, sepertinya akan segera pergi lagi?"
"Saya sudah beli tiket pesawat sore ini ke Tiongkok." Ekspresi Xiao Yezi tetap datar: "Tugas klien kali ini cukup rumit, saya akan tinggal lama di Tiongkok."
"Oh? Begitu ya."
Setelah makan, ia meletakkan sumpit lalu menatap ayah yang masih menyesap arak, serta soba di depannya yang hampir tak tersentuh: "Ayah sama sekali tidak bisa berbaur dengan keluarga Kiryuu, kan? Atau lebih tepatnya, Ayah sudah bosan hidup sebagai menantu yang menikahi masuk keluarga Kiryuu?"
Ayah tidak menjawab, sementara Masao terlihat terkejut.
"Sudahlah, ini cuma deduksi saya. Sebenarnya ada kemungkinan lain, tapi tidak ada bukti yang mendukung. Saya juga belum membicarakannya dengan Lian. Tapi sekarang, saya ingin bertanya langsung."
"Ayah masih ingat Ibu? Atau bagi Ayah, Ibu sudah tidak penting lagi? Setahun setelah Ibu meninggal, Ayah langsung menikahi Nono. Sekarang Ayah sudah melupakan Ibu sepenuhnya, kan?"
Tangan Takihiko Kamya menggenggam erat, saat ini pandangannya juga mengembara, terus-terusan terengah-engah.
"Apa maksudmu menanyakan ini...?"
"Ibu bagimu..."
"Dia sudah mati. Lagipula, sudah bertahun-tahun berlalu, apa gunanya membicarakan ini lagi? Kau bilang aku bosan? Mungkin. Sekarang aku tidak ingin lagi berurusan dengan keluarga Kiryu. Tidak akan selamanya!"
Inilah jawaban Takihiko Kamya.
Sayoko mengambil guci arak beras, menuangkan secangkir, berkata: "Begitu? Baiklah."
Dia mengangkat gelas, menghabiskannya sekali teguk.
"Pertanyaanku sudah selesai. Karena kau sudah benar-benar melupakan kata-kata ibu, maka aku juga tidak membutuhkanmu lagi. Setelah gelas ini, tidak ada lagi hubungan antara kita."
Meletakkan gelas, dia berdiri dan berkata: "Soba-nya enak. Sayang, tidak bisa makan lagi nanti. Masao, ayo pergi."
Tepat saat dia berbalik hendak pergi, sebuah suara terdengar dari belakang.
"Jangan selidiki keluarga Kiryu lagi! Lupakan itu, Sayoko!"
Setelah mendengar ini, Sayoko langsung menoleh ke belakang, melihat tangan ayahnya menggenggam erat, tampak lebih tua dari sebelumnya.
“Tentu saja aku tahu ini sangat berbahaya.” Xiao Yezi berkata dengan nada sinis: “Tapi aku berbeda denganmu. Asalkan bisa mengungkap pelaku pembunuhan ibuku, aku rela membayar harga apapun. Pelakunya adalah anggota keluarga Kiryu, apalagi sekarang kondisi kesehatan kakek semakin memburuk, dan paman Kiryu Masato yang memegang kendali Kiryu Zaibatsu. Tapi lalu bagaimana? Aku sudah tahu semua ini sejak awal dan tetap melakukannya. Jika mau menyerah, dari awal pun aku tidak akan memulai.”
Saat meninggalkan kuil Shinto, Xiao Yezi sama sekali tidak menoleh ke belakang.
“Tidak mau bertanya pada ayahmu? Apa dia tahu informasi internal?” Masao akhirnya tidak bisa menahan rasa ingin tahunya saat menuruni anak tangga: “Lagipula, bagaimanapun juga, dia adalah...”
“Semua yang bisa dilacak sudah kuselidiki. Aku sangat paham betapa kuatnya pengaruh keluarga Kiryu. Jadi sama sekali tidak kuharapkan hukum bisa memberikan hukuman pada pelakunya. Sejak masuk ke apartemen itu, sudah kuputuskan untuk menjadikannya hukuman terbesar bagi pelaku. Siapapun pelakunya, pasti tidak akan kulepaskan. Sama sekali!”
Matahari terbenam. Di depan kuil Kamya, Kamya Takahiko dan istrinya Kamya Shinno berdiri berdampingan di depan Pintu masuk kuil.
“Dia tidak akan kembali.” Tubuh Kamya Takahiko gemetar seolah setiap saat bisa tumbang, “Sama seperti ibunya, punya karakter keras kepala seperti ini. Meski tahu betapa mengerikannya jalan di depan, tetap memilih untuk melangkah.”
Nyonya Shinno menggenggam tangan suaminya, berkata: "Begini... baikkah? Hanya berdiam diri melihatnya melakukan hal berbahaya seperti ini, sungguh tidak apa? Apakah kau punya keyakinan mutlak takkan menyesal?"
Ryuuhiko tidak menjawab.
Ia pun tak bisa menjawab. Di dunia ini banyak hal yang pada dasarnya tak punya jawaban. Mungkin apapun pilihannya, semuanya salah.
Bertahun-tahun ia berharap melupakan mimpi buruk ini, ingin memutus hubungan selamanya dengan Keluarga Kiryuu.
Ia selalu ingat hari itu, jawabannya pada mertuanya yang merupakan kepala keluarga Kiryuu.
"Aku ingin membawa mereka berdua, setidaknya untuk hal ini, kumohon setujui, Ayah..."
Begitulah ia merengek waktu itu.
Tapi pihak lain menolaknya.
"Setidaknya satu harus tetap tinggal. Mengizinkanmu membawa satu adalah batasku. Ayako adalah putri yang kusayang, darah keturunannya harus tetap di Keluarga Kiryuu."
Tapi sekarang dipikir-pikir, itu hanya retorika belaka. Tinggal di Keluarga Kiryuu hanyalah untuk memudahkan pengawasan. Dalam kasus pembunuhan ini, Yuujirou pasti prioritas utamanya adalah menutupi.
Dalam arti tertentu, yang membunuh Kiryuu Ayako adalah seluruh Keluarga Kiryuu. Bisa dikatakan semua anggota keluarga ini adalah kaki tangan. Motifnya pun jelas: agar harta keluarga tak sampai ke tangan Ayako. Tak ada yang mau berbagi warisan dengan anak haram. Apalagi kemungkinan besar ia akan mendapat bagian lebih.
Saat godaan cukup besar, manusia akan berubah menjadi iblis.
Setelah Xiao Yezi naik pesawat, Masao tetap tinggal di Jepang. Tidak lama kemudian, Lian juga akan kembali ke Jepang. Dia harus bersama Lian untuk menyelidiki segala kegiatan Mizhen selama di Jepang.
Misi darah baru pun akhirnya dimulai...
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mumi Kuno Bab 6 Awal Kekacauan
14 Agustus 2011, pukul 22.00.
Museum Sejarah Nasional terletak di pusat Kota K, Distrik Baiyan, cukup dekat dengan pemerintah kota. Tingkat keamanan dan sistem anti-pencuriannya tentu termasuk kelas satu.
Selain dua mumi Dinasti Han yang baru digali, terdapat banyak artefak berharga. Secara logika, mustahil penghuni menyusup masuk dengan sistem keamanan seketat ini. Namun faktanya, pada malam 14 Agustus setelah pukul 22.00, seluruh sistem keamanan museum lumpuh total. Banyak satpam jaga malam juga meninggalkan pos tanpa alasan jelas.
Fenomena ini mirip dengan wilayah sekitar apartemen yang berubah menjadi daerah tak berpenghuni.
Seperti biasa, meski musim panas Agustus, langit gelap lebih awal dari biasanya.
Penghuni naik metro. Setelah turun, mereka melihat Museum Sejarah Nasional yang megah di kejauhan. Museum ini telah berdiri 40 tahun, melalui beberapa renovasi dan perluasan, kini memiliki lima lantai dengan luas lebih dari 20.000 meter persegi. Bangunan flat-roof ini dikelilingi area hijau. Saat ini, sekitar museum hampir sepi.
"Ini adalah pusat kota yang ramai! Baru jam 10 lebih, kok orang sudah menjadi sangat sedikit?"
Yinyu melihat pemandangan ini, tak bisa menahan diri menggosok-gosokkan kedua tangannya, berkata: "Aku bahkan berpikir, jika apartemen itu membutuhkan, apakah mungkin membuat seluruh bumi kosong dari manusia dengan mudah?"
Di hadapan rumah hantu seperti ini, manusia sama sekali tidak punya keberanian untuk melawan! Satu-satunya cara adalah mengikuti aturan yang diberikannya, mencoba bertahan hidup!
"Kalau begitu, mari pergi." Xiao Yezi yang berdiri paling depan melangkahkan kaki, wajahnya dipenuhi tekad baja.
Ini adalah instruksi tulisan darah kelima Xiao Yezi. Instruksi tulisan darah kelima akan menjadi titik Batas Pemisah yang kritis. Jika berhasil melewati yang kelima, di masa depan bisa langsung berpindah kembali ke apartemen setelah menjalankan misi darah. Tapi, tingkat kematian misi darah kelima ini tentu juga yang tertinggi sepanjang sejarah.
Namun yang lebih mengerikan, misi darah kali ini diikuti Yinyu. Yinyu sedang menjalankan misi darah kedelapannya, prestasi yang belum pernah ada sebelumnya di apartemen. Misalnya Li Yin dulu hanya pernah menjalankan misi pengiriman surat darah ketujuh.
Misi darah kedelapan, misi darah kelima... Hal ini membuat penghuni lain yang terpilih seperti Gongsun Chan, Lin Shan dan lainnya semakin panik. Seperti Luo Yichen yang sudah bertahun-tahun menghadapi kutukan hidup-mati, tapi Lin Shan sama sekali berbeda - ini pertama kalinya dia menjalankan misi darah, namun langsung terlibat dalam misi darah kedelapan!
Pengelompokan kali ini memutuskan satu kelompok dipimpin Xiao Yezi, satu kelompok dipimpin Yinyu. Gongsun Chan secara alami mengikuti kelompok pertama, Luo Yichen dan Lin Shan mengikuti kelompok kedua. Tapi... Feng Liehai ikut kelompok mana?
Meskipun setiap orang membawa denah, efisiensi akan menurun drastis saat berlari sambil melihat denah. Tapi bagi Feng Liehai yang bisa langsung memvisualisasikan denah dalam otaknya, situasinya sama sekali berbeda. Apalagi kondisi akan berubah sangat cepat, bagaimanapun juga eksistensi Feng Liehai sangat krusial!
"Dia ikut denganku." Jawaban Xiao Yezi: "Ini misi darah kelimaku, tingkat bahayanya jauh lebih tinggi dibanding Nyonya Ke yang baru misi kedelapan. Jadi lebih baik dia bersama saya."
Perkataan ini cukup masuk akal, sulit untuk dibantah.
"Kami akan terus berkomunikasi," tambah Xiao Yezi: "Jadi kalian juga tidak dirugikan. Masih ada waktu sebelum misi darah dimulai, jadi... tentang hal yang kita bicarakan siang tadi, saya ingin berdiskusi lagi. Nyonya Ke."
Yinyu menggelengkan kepala: "Jangan lanjutkan! Menurutku itu sama sekali tidak-"
"Apartemen telah mengalami perubahan tertentu. Banyak orang yang hilang jejak berturut-turut, masihkah menganggap ini hal biasa?"
"Bukankah kemungkinan besar mereka bunuh diri di luar karena ketakutan pada apartemen?" Yinyu membantah keras: "Pasti mereka lebih memilih mati di luar daripada meninggal di dalam apartemen..."
"Kalau begitu, di mana jenazahnya?" Xiao Yezi dengan tajam menyoroti celah dalam pernyataan Yinyu: "Jika semua orang ini bunuh diri, mengapa tidak ada satu pun jenazah yang ditemukan? Bahkan jika bukan bunuh diri, meninggalkan apartemen pasti akan dibunuh oleh kutukan bayangan. Tapi tetap saja jenazahnya tidak ditemukan. Saya sudah menghubungi keluarga mereka, mereka hanya dinyatakan hilang tanpa jejak! Ini hanya bisa diartikan ada perubahan di apartemen!"
Luo Yichen yang mendengarkan di samping terlihat bingung, bertanya: "Perubahan? Bagaimana mungkin? Apakah ini terkait perubahan tertentu dalam misi darah? Ada hubungannya dengan 'kehilangan kendali' dalam misi darah sebelumnya?"
"Tidak..." Gongsun Chan yang sudah memahami situasi, sang jaksa berwawasan tajam itu mengemukakan deduksi mengerikan: "Para penghuni itu... ditelan oleh apartemen... Apartemen telah menelan para penghuni itu!"
"Omong kosong!" Yinyu semakin emosional: "Apa maksudmu apartemen menelan penghuni? Mungkin... ya, pasti mereka sedang menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis! Jenazah mereka jatuh ke ruang dimensi lain sehingga tidak ditemukan! Ya, pasti seperti itu!"
"Saya tidak sepenuhnya setuju dengan pandanganmu, Nyonya Ke." Gongsun Chan menggelengkan kepala, "Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis memungkinkan penghuni lain ikut tanpa cedera, yang hilang sekarang hampir semua adalah penghuni baru yang belum pernah menjalankan misi darah. Mungkinkah mereka berani menjalankan instruksi tingkat ini sendirian? Pasti akan mengajak anggota penting aliansi, seperti yang dilakukan Pu Shenyu."
Sebenarnya Gongsun Chan memahami kegelisahan Yinyu. Jika keamanan di dalam apartemen saja tak terjamin, tempat perlindungan terakhir ini runtuh, maka semua penghuni akan jatuh dalam jurang ketidakberdayaan abadi.
Namun jumlah penghuni yang hilang terus bertambah tanpa ditemukan jenazah sama sekali. Situasi ini tak bisa lagi diabaikan. Sekalipun bertaruh nyawa menjalankan misi darah, tetap saja tak ada jaminan keselamatan!
"Aku sudah berdiskusi dengan Li Yin. Menurutnya, argumenku memiliki dasar logis. Dia juga menduga ini mungkin terkait dengan menghilangnya gudang."
"Hilangnya gudang?" Feng Liehai yang selama ini diam tiba-tiba bersuara, "Apa hubungannya dengan itu?"
"Alasan gudang tiba-tiba lenyap masih misteri. Berdasarkan penuturan Pu Liansheng, lima puluh tahun lalu fenomena serupa pernah terjadi dengan alat-alat yang sama. Dari beberapa misi darah pasca kemunculan alat-alat itu, aku menemukan pola tertentu."
Pada saat ini, di lantai 29 apartemen.
"Secara sederhana, sebenarnya meningkat." Lian Sheng menjawab detail pertanyaan Li Yin: "Setelah alat muncul, semua orang sangat gembira dan mengira kali ini akan selamat. Namun anehnya, Li An terus menolak menggunakan alat. Orang-orang menyangka dia gila, tapi kemudian terjadi hal aneh. Setelah menggunakan alat, tingkat kematian misi darah justru mulai meningkat. Bahkan jumlah misi darah dengan korban seluruh anggota juga bertambah."
Li Yin kemudian menatap Bai Liyan yang duduk di samping Lian Sheng: "Tuan Bai, mengapa saat itu Anda tidak menggunakan alat?"
"Aku merasa sangat janggal," jawab Bai Liyan jujur. "Terutama mantra kertas dan cermin-cermin aneh itu, kurasa jumlahnya berlebihan. Mengapa tiba-tiba diberi barang bagus? Jadi aku tidak menggunakannya."
Kenyataannya, alat justru meningkatkan tingkat kematian. Padahal seharusnya sebaliknya.
"Ada petunjuk tentang menghilangnya gudang?" tanya Li Yin lagi.
Lian Sheng menggelengkan kepala: "Sebelum kami menjalankan misi darah itu dan datang ke dunia lima puluh tahun kemudian, gudang sudah muncul selama empat bulan. Tidak pernah ada kasus seperti kalian."
"Apakah kalian pernah mencurigai alat-alat itu?"
"Tentu saja, tapi kami tak pernah menemukan penyebab pastinya. Lagipula karena kesulitan misi darah semakin meningkat, orang-orang tetap mengambil alat." Lian Sheng tiba-tiba bertanya: "Kudengar apartemen mulai muncul anggota yang hilang? Karena kehilangan jejak mereka, kalian menghubungkannya dengan lenyapnya gudang?"
“Masih sebatas spekulasi. Tapi semakin banyak orang yang menyadari hal ini.”
Memang, apartemen saat ini telah jatuh ke dalam kekacauan yang lebih parah. Pada tahap ini, bisa dikatakan kepanikan melanda semua orang. Banyak yang memilih pindah keluar apartemen. Namun meski begitu, mereka tetap harus kembali dalam 48 jam terakhir. Beberapa masih mencoba melepaskan kutukan bayangan, tapi semuanya gagal satu per satu.
Saat ini, di koridor lantai empat belas, sebuah kerusuhan sedang terjadi.
“Aaaaaargh——” Seorang pria bertubuh besar membawa tongkat menghancurkan pintu kamar Yin Ye. Terlihat Yin Ye dan Luo Shisan di dalam. Pria itu mengacungkan tongkat sambil berteriak: “Banyak penghuni yang hilang, apa yang sebenarnya terjadi! Katanya gabung Night Feather Alliance akan dilindungi? Katanya di apartemen tidak ada hantu, 100% aman? Omong kosong! Aku akan habisi kalian berdua!”
Pria ini adalah anggota Night Feather Alliance. Tanpa menunggu Yin Ye bereaksi, Luo Shisan sudah menyambar tongkatnya. Dia mencengkeram kepala pria itu dan menghantarkannya ke dinding! Disusul tendangan keras ke perut!
Luo Shisan memandang dingin ke arah pria yang terjatuh, berkata pada Yin Ye di belakangnya: “Kali ini kau berutang balas budi padaku.”
Yin Ye berjalan mendekati pria besar itu, masih tenang berkata: "Ini tidak bisa terus begini. Kita harus mencari tahu sebanyak mungkin apa yang sebenarnya terjadi. Kita tidak punya kekuatan tempur seperti Shangguan Mian. Jika penghuni melakukan kerusuhan besar-besaran, mustahil untuk dikendalikan!"
Apartemen sudah tidak aman lagi. Semakin banyak penghuni yang mulai menyadari hal ini.
Seiring waktu berlalu, batas waktu misi darah pun semakin mendekat. Enam penghuni berjalan menuju Museum Sejarah. Setiap orang memegang denah museum dan brosur tentang koleksi museum.
Nasib apa yang akan menanti mereka?
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab 7 Percikan Api
Museum memiliki empat pintu keluar-masuk. Di pintu utama, enam penghuni perlahan mendekat.
Misi darah kali ini penuh keanehan. Para penghuni mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi segala masalah yang mungkin terjadi.
Saat melangkah ke dalam museum, terlihat lobi yang sangat luas dan megah. Lantai pertama dan kedua tidak terpisah langit-langit, baru terlihat atap di lantai tiga. Ketinggiannya lebih dari 20 meter. Di tengah tergantung spanduk besar bertuliskan "Museum Sejarah Negara" dalam tujuh karakter tulisan kuas, dengan tanda tangan kaligrafer terkenal di bawahnya.
Di dinding terpasang banyak foto dan penjelasan. Di lantai pertama sudah terlihat beberapa pajangan sederhana. Tentu koleksi inti biasanya berada di lantai atas.
Melihat ke atas, para penghuni tahu... mayat kuno yang menakutkan itu ada di sana!
Yinyu membuka denah lalu berkata: "Kita tidak perlu terburu-buru berpisah. Lihat, di lantai satu ada ruang monitor. Di sana seharusnya bisa memantau semua paviliun utama. Jika kita bisa masuk ke sana, kita bisa menguasai pergerakan di banyak lantai sekaligus. Tentu saja, jika hantu tidak berwujud maka berbeda cerita, tapi gambar itu sendiri mungkin bisa merekam fenomena supranatural yang tak terlihat mata telanjang."
Perkataan Yinyu mendapat respons positif. Saat ini waktu bangkitnya mayat kuno masih belum jelas. Jika bisa menguasai informasi ini, berarti kita bisa mengambil inisiatif.
Kalimat "umumnya tidak akan membunuh" dalam misi darah hanyalah permainan kata belaka. Tak satu pun penghuni menganggapnya serius. Misi darah tanpa pembunuhan? Pasti ada jebakan di dalamnya. Seperti menggelar keju di depan, memancing orang mendekat lalu menjatuhkan perangkap tikus. Takkan ada yang tertipu.
Ironisnya, pada tahap ini meski paham bahayanya, kita tetap harus mendekati kedua hantu itu. Karena begitu dua hantu bertemu, semua makhluk hidup di museum ini akan mati seketika. Kata "seketika" ini mewakili apa? Tidak ada ruang kompromi, begitu terjadi maka seluruh kelompok akan binasa!
Bisa dikatakan misi darah ini memiliki potensi kepunahan massal yang sangat tinggi. Sedikit kelalaian akan menghadapi jalan buntu. Hal ini juga sesuai dengan tingkat kesulitan misi darah kedelapan.
"Berdasarkan petunjuk denah, Feng Liehai memimpin di depan, semua orang mengikuti dekat di belakangnya. Melewati beberapa koridor berkelok, di depan terdapat ruang satpam tempat rekaman CCTV berada. Saat ini, tidak ada satupun satpam di sini. Pintu masuk terbuka lebar begitu saja."
Ruang pemantau cukup luas. Setelah masuk, terlihat hampir seratus layar di depan yang memantau berbagai lantai.
"Harus ada seseorang yang berjaga di luar." Xiao Yezi melihat kelima orang di depannya, menunjuk Luo Yichen: "Nona Luo, mohon tunggu di luar pintu. Jika ada keanehan, langsung ketuk pintu. Ingat jangan berteriak, bisa membangunkan ular tidur."
Langkah pertama saat ini adalah mengambil Lentera Penuntun dan mencari sumber api. Melalui layar pemantau, kita juga bisa mencari lokasi sumber api. Bagaimanapun, misi darah ini tanpa Lentera Penuntun benar-benar bisa disebut nyaris mati.
"Lentera Penuntun... sebenarnya termasuk salah satu artefak kuno yang baru digali ini. Ruang pamer No.4 di lantai satu..." Mata Yinyu menyapu semua layar di depan, tiba-tiba membelalak melihat salah satu layar!
Di salah satu layar tersebut terlihat lemari pajang persegi panjang. Di dalamnya terbaring jenazah yang sudah sangat membusuk.
Wajah jenazah sudah tak bisa dikenali, mengenakan pakaian Dinasti Han. Karena kegelapan malam dan jarak layar yang jauh, wajahnya tak jelas, namun sekilas pun terasa menyeramkan dan mencekam.
Ini mungkin salah satu mumi kuno.
Perlu disebutkan, jarak antara Ruang Pamer 6 dan 9 di lantai dua cukup jauh, terpisah oleh tiga ruang pamer lainnya dengan koridor yang relatif kompleks. Artinya, kedua mumi kuno yang bangkit bersamaan juga membutuhkan waktu untuk saling mencari!
"Di sini!" Sayoko segera mengidentifikasi layar lain yang menampilkan vitrin persegi panjang berisi mumi kuno lainnya.
"Dengarkan!" Sayoko berseru, "Eksekusi Rencana Kedua! Hantu belum bangun. Saya dan Nyonya Ke akan berjaga di sini. Kalian segera cari Lentera Penuntun dan sumber api! Waktu terbatas, carilah sebanyak mungkin! Jika ada perubahan, kami akan telepon! Pastikan ponsel dalam mode getar!"
Eksperimen sebelumnya membuktikan sinyal telepon di museum ini stabil.
"Kalian berdua...?" Feng Liehai terkejut, "Tapi kalian adalah ahli strategi, kenapa..."
"Ahli strategi sejati harus mengatur taktik dari belakang. Kalau turun ke garis depan, masih pantas disebut ahli strategi? Kami harus bertahan hidup untuk memberi kalian rencana!" Sayoko membalas dengan logika ketat, "Lagipula di museum ini tidak ada tempat aman. Apa kau pikir kami bisa menjaga netralitas?"
Argumen Sayoko masuk akal. Komunikasi via ponsel sama efektifnya dengan berada di lokasi. Akhirnya semuanya menyetujui.
Maka Feng Liehai, Luo Yichen, Gongsun Chan, dan Lin Shan bergegas ke Ruang Pamer 4 untuk mencari Lentera Penuntun.
Setelah mereka pergi, Yinyu menatap Sayoko dan bertanya, "Kamya Sayoko, apa rencana tersembunyimu ini?"
“Apa maksudmu ini? Ke Yinyu?”
“Kau pikir aku tidak bisa melihat? Katanya kita di sini untuk memantau, tapi tujuan sejatimu adalah mengawasiku, bukan? Kau tidak ingin aku pergi bersama mereka.”
“Apa maksud perkataanmu ini?”
“Kita sama-sama pemimpin aliansi, tak perlu pura-pura bodoh. Setelah Mu Yanhui hilang, kau mulai menyadari ada masalah di apartemen. Sekarang bahkan aku pun tidak bisa kau percayai? Memang, kita semua penghuni yang sudah ada sebelum gudang ditutup, berbeda dengan empat orang mereka yang lebih aman. Kau ingin memantau gerak-gerikku di sini, ya? Kucurigai, aku ini...”
“Kau terlalu berprasangka.” Xiao Yezi menggeleng, “Aku melakukan ini karena nyawa kita semua sangat berharga.”
Selama mengucapkan ini, pandangan Xiao Yezi dan Yinyu tak sekalipun meninggalkan layar pemantau di depan mereka.
“Lupakan.” Yinyu tidak melanjutkan topik ini, “Tindakanmu tidak salah, wajar untuk mencurigaiku. Apalagi saat ini kita tidak di dalam apartemen, tak bisa mempercayai siapa pun yang ada di depan mata. Tidak... Apakah apartemen sekarang benar-benar aman?”
Pada saat yang sama, Feng Liehai dan yang lain memasuki Ruang Pamer 4. Dengan cepat mereka menemukan Lentera Penuntun - dua lentera usang yang dipajang dalam etalase kaca. Gongsun Chan melangkah maju membuka kaca etalase, toh sistem keamanan sudah lumpuh total.
Selanjutnya adalah pembagian kelompok: Luo Yichen dan Lin Shan dalam satu kelompok, Gongsun Chan dan Feng Liehai dalam kelompok lain. Mereka akan bertindak berdasarkan informasi dari ruang pemantauan.
Yang harus dilakukan selanjutnya adalah mencari api suci!
Saat ini, tidak ada satu pun api suci yang terlihat di layar pemantau, sehingga kedua pihak berpisah jalan, segera mencari api suci. Ada total sembilan api suci, sementara paviliun museum sangat luas, tak seorang pun tahu lokasi pastinya.
Harus cepat-cepat! Sebelum mayat kuno itu bangun!
Gongsun Chan membawa lentera tua yang sangat reyot, berlari cepat mengikuti Feng Liehai di depannya. Mereka memasuki satu demi satu ruang pamer, memeriksa dengan cermat. Beberapa ruang pamer menampilkan peninggalan berharga era Qin-Han seperti cawan anggur, mata uang, pakaian dari zaman itu. Banyak etiket penjelasan di depan lemari pajangan. Tapi karena tak ada lampu, sulit melihat jelas.
Keduanya terus bergerak di antara ruang pamer, mencari apakah ada nyala api putih.
Tiba-tiba, Feng Liehai berhenti mendadak, menatap kereta kuda kuno replika di depan! Di dalam kereta itu, cahaya redup berkedip-kedip.
Gongsun Chan dan Feng Liehai segera menyambar ke kereta, mengintip melalui jendela bus. Di dalam terlihat gumpalan api putih kecil seukuran kuku, meski begitu kilauannya tetap mencolok dalam kegelapan.
Saat menempatkan telapak tangan di bawah nyala api, terasa hawa dingin. Tiba-tiba nyala api itu menempel di telapak tangan Feng Liehai dan berhasil diambil.
Gongsun Chan segera menggunakan ponselnya untuk mengambil foto nyala api putih dan mengirimkannya ke Luo Yichen. Bagaimanapun, sekarang harus bergegas mencari sumber api. Semakin banyak sumber api yang ditemukan, semakin menguntungkan.
Saat ini, suasana bisa dibilang sangat menegangkan. "Kematian instan" dalam misi darah membebani hati setiap orang seperti batu berat. Tingkat kesulitan delapan kali misi darah membuat Gongsun Chan dan Feng Liehai yang baru sekali menjalankan misi darah, terasa seperti berjalan di atas bara.
Di sisi lain, Luo Yichen dan Lin Shan yang sedang mencari sumber api di ruang pamer lain menerima MMS dari Gongsun Chan. Setelah membukanya, mereka terkejut menemukan nyala api putih.
"Luar biasa!" Penemuan ini membuat Luo Yichen berseri-seri, "Tuan Lin, Gongsun Chan dan yang lain sudah menemukan satu sumber api! Tapi terlihat sangat kecil."
Lin Shan segera mendekat dan melihat foto itu, napasnya langsung menjadi tersengal-sengal.
"Kita harus lebih cepat!" Lin Shan berteriak penuh semangat, "Nona Luo, cepat cari! Harus cepat!"
Luo Yichen sebenarnya cukup tenang. Bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang kematian dan kutukan warisan keluarga yang tak terelakkan telah membuatnya hampir mati rasa dalam keputusasaan, selalu siap menerima ajal. Sekarang meski nyaris mati, kesempatan untuk bertahan hidup membuatnya akan berjuang mati-matian!
Setelah Yi Shui berhasil melewati misi darah terakhir, Luo Yichen bersumpah untuk bertahan hidup. Dengan begitu, dia bisa menjadi contoh bagi Yi Feng yang tersisa. Bagaimanapun, harus berhasil!
Di ruang monitor, Xiao Yezi dan Yinyu masih terus menyaksikan dua mumi kuno di hadapan mereka tanpa berkedip.
Saat ini tiba-tiba layar mumi pria yang sedang diamati Xiao Yezi langsung menghitam! Tampaknya karena cahaya bulan di luar jendela mulai terhalang awan hitam, isi layar sama sekali tidak bisa dilihat dengan jelas! Gambar mumi wanita yang diamati Yinyu juga mulai berubah seperti ini!
Namun ini hanya terjadi sesaat, tak lama kemudian layar kembali normal.
Tapi... di depan mereka, dua lemari pajang ternyata sudah kosong melompong!
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab 8 Hantu dan Permainan Petak Umpet Hantu
“Hilang!” Kedua kaki Yinyu langsung mundur dua langkah, segera mengeluarkan ponsel dan menelepon Lin Shan! Xiao Yezi juga langsung menelepon Gongsun Chan!
Gongsun Chan yang baru saja menemukan sumber api dan sedang bersemangat, langsung menerima telepon.
“Segera ke lantai dua!” suara Xiao Yezi terdengar: “Hantu mulai bergerak! Dua hantu itu tidak boleh bertemu!”
Meski koridor di lantai dua memiliki Rencana yang kompleks, jika dua hantu sengaja mencari satu sama lain, sulit menjamin mereka tidak bertemu. Sekarang, kita harus secepatnya mengalihkan salah satu hantu!
Kedua kelompok segera bergerak! Yinyu dan Xiao Yezi terus memantau layar pemantau!
“Lantai dua...” Tatapan Xiao Yezi terus mengamati dengan berputar-putar, di semua layar pemantau lantai dua hanya terlihat berbagai pajangan, namun sama sekali tak ada jejak hantu!
Gongsun Chan mengikuti di belakang Feng Liehai, keduanya dengan cepat menuruni tangga menuju lantai dua, lalu langsung berlari ke arah Paviliun 6! Saat ini, Feng Liehai telah menyalakan api putih kecil di sumbu lentera. Perlahan, nyala api yang agak mistis mulai membara. Lentera itu pun menyala.
Sepanjang sisi koridor, kedua pria itu maju dengan jantung berdebar-debar. Tak jauh di depan koridor, terpampang Paviliun 6. Sampai sekarang, api putih di dalam lentera masih belum berubah warna.
Sekali biji api dinyalakan dalam lentera hanya bisa bertahan lima menit. Meski tak ingin menyia-nyiakan biji api ini, tak seorang pun berani mempertaruhkan asumsi "hantu biasanya tidak membunuh". Keduanya terus mendekati paviliun hingga akhirnya tiba di depan pintu. Jantung mereka berdegup kencang, tubuh terasa kaku. Pintu paviliun terbuka lebar memperlihatkan pameran artefak zaman Qin-Han. Dengan gemetar, mereka melangkah masuk.
Paviliun 6 memiliki area yang luas. Sejak panggilan telepon Xiao Yezi hingga mereka tiba di sini, waktu yang terlewati tidak lama. Untuk menghemat waktu, mereka berlari kencang di dalam ruang pamer seluas lebih dari 40 meter panjang dan hampir 20 meter lebar - standar Museum Sejarah Nasional. Artinya, hantu mungkin berada di luar jangkauan biji api. Jika gagal mengarahkan pergerakan hantu sebelum api padam, merekalah yang akan jadi sasaran berikutnya.
Gongsun Chan berusaha berdiri di tengah ruang pameran, berjalan lurus ke depan sebisa mungkin tanpa membiarkan dirinya miring. Setelah melewati beberapa vitrin, nyala api tetap tidak berubah warna.
Di ruang monitor, Xiao Yezi dan Yinyu sama-sama menatap tajam ke layar. Saat ini, tidak ada situasi abnormal di ruang pameran 6, justru terlihat Gongsun Chan dan Feng Liehai berjalan-jalan membawa lentera.
Di sisi lain, Luo Yichen dan Lin Shan terpaksa terus mencari sumber api. Tanpa bisa menyalakan Lentera Penuntun, pergi ke ruang pameran 9 sama saja dengan cari mati. Saat ini, mayat kuno di ruang pameran 9 juga sudah bangkit, membuat naik ke sana sangat berbahaya.
Dua mayat kuno itu sekarang sedang saling mencari!
"Dua mayat kuno itu bukan monster jenis jiangshi..." gumam Yinyu tiba-tiba: "Kita salah, mereka adalah hantu non-fisik sejati! Bahkan kamera tidak bisa merekam gambarnya. Lentera Penuntun satu-satunya cara mengalihkan mereka, tapi sekarang..."
"Segera tinggalkan ruang pameran 6 dan cari di luar!" teriak Xiao Yezi ke ponsel: "Feng Liehai kamu yang tahu jalan! Ingat hantu dari ruang pameran 9 juga sedang mendatangi! Kami terus memantau, kalian harus mengalihkan salah satu hantu itu! Bawa mereka ke lantai teratas!"
Misi darah ini ibarat permainan petak umpet antar hantu. Permainan petak umpet di museum yang bisa dibilang luas namun juga sempit ini!
Feng Liehai yang masih menyusuri ruang pameran 6 berkata: "Tapi, Nyonya Kamya..."
“Hantu itu mungkin sudah meninggalkan Paviliun 6! Lentera Penuntun hanya bisa menyala lima menit, kamu lupa? Cepat! Segera keluar! Jangan sampai dua hantu itu bertemu! Sama sekali tidak boleh!”
Begitu dua hantu bertemu, di sudut manapun di museum ini, pasti akan terjadi kematian. Feng Liehai sejak awal sudah tahu ini, menggigit gigi, bersama Gongsun Chan berlari keluar!
Di koridor luar, mereka kembali berlari ke arah Paviliun 6! Kecepatan keduanya mencapai maksimum, tidak berani lengah sedikitpun!
Berlari kencang menyusuri koridor, saat sampai di belokan, api Lentera Penuntun semakin kecil. Lima menit, sudah hampir habis!
Feng Liehai dan Gongsun Chan langsung berhenti! Kemudian, keduanya segera berlari ke belakang!
Begitu api Lentera Penuntun menghitam, artinya hantu dalam radius tiga puluh meter! Selanjutnya hantu akan mengikuti pembawa lentera! Feng Liehai dan Gongsun Chan segera lari ke arah tangga! Harus mencari cara menarik hantu ini ke lantai 5!
Kecepatan mereka semakin cepat, apalagi api hitam itu terus menyusut. Mampukah bertahan sampai lantai teratas? Belum tentu! Lagipula, begitu api padam, hantu bisa membunuh mereka!
Sebenarnya Xiao Yezi pernah mengajukan hipotesis. "Hantu umumnya tidak membunuh", apakah syarat memicu pembunuhan adalah "menggunakan Lentera Penuntun untuk mengarahkan roh" ini?
Jika ini adalah kondisi yang memicu jalan kematian, maka meski penghuni mengetahuinya, mereka tetap harus melakukannya. Tanpa Lentera Penuntun, tidak ada cara untuk mencegah pertemuan dua hantu ini!
Lari, lari, lari!
Menatap layar pemantau, Xiao Yezi mengepal kedua tangan sambil berteriak: "Cepat, cepat, cepat! Lebih cepat lagi!"
Tak ada yang tahu apakah mereka akan bertemu hantu lain saat menuju lantai 5! Di layar pemantau, sama sekali tak terlihat jejak hantu!
Setelah tiba di lantai 4, Gongsun Chan dan Feng Liehai gemetar ketakutan, jantung berdebar kencang. Namun saat hendak naik ke lantai 5, baru tiga anak tangga dilalui, api penyulut sudah padam!
Api hitam ini telah habis terbakar, membuktikan bahwa penuntun hantu telah gagal!
Feng Liehai dan Gongsun Chan menoleh ke belakang dengan ketakutan, namun tak ada jejak hantu!
Keduanya segera berlari menuruni tangga lain! Mengandalkan ingatan fotografis Feng Liehai, mereka melesat cepat melalui berbagai ruang pamer.
Namun selama berlari, mereka tetap sesekali menoleh ke belakang. Tanpa Lentera Penuntun, mustahil mengetahui apakah hantu sudah di belakang!
Akhirnya melalui tangga alternatif, keduanya melesat turun. Meski tak tahu apakah hantu masih membuntuti, mereka hanya bisa berdoa agar bisa melepaskan diri.
Dua hantu saat ini berada di lantai 2 dan lantai 4.
"Tapi selisih kecil ini sama sekali tidak aman. Tidak, sebenarnya selama berada di dalam museum ini, tidak ada jaminan mutlak kedua hantu tidak akan bertemu."
"Sembilan biji api suci, sekarang masih delapan. Misi darah baru dimulai sebentar ini, sudah terpakai satu. Selanjutnya, masih tersisa delapan."
"Luo Yichen dan Lin Shan saat ini sedang mencari di lantai satu, tapi tetap tidak menemukan apapun. Tapi, lantai dua sekarang sama sekali tidak ada yang berani mendekati."
"Saat ini, Feng Liehai dan Gongsun Chan juga di lantai 3, terus mencari biji api suci. Bagaimanapun, tanpa biji api suci, mereka tidak berani turun ke lantai 2."
"Dalam proses pencarian, Feng Liehai merasa sangat gelisah. Bagaimanapun, lantai 3 yang terjepit antara lantai 2 dan 4 ini merupakan zona aman satu-satunya saat ini. Tapi, tidak ada yang tahu apakah hantu sudah mengikuti dari belakang. Saat ini, suasana seram lantai tiga membuat ketakutan luar biasa."
"'Lentera Penuntun...' Gongsun Chan tiba-tiba berkata: 'Feng Liehai, tidakkah kau merasa ini mirip dengan alat-alat di gudang perlengkapan?'"
"'Benar juga.' Feng Liehai mengangguk: 'Memang begitu. Mengenai gudang perlengkapan, maksud Nyonya Kamya saat ini, hilangnya Mu Yanhui ada hubungannya dengan perubahan di gudang. Kenapa gudang ditutup... Ngomong-ngomong, aku ingat ada alat bernama 'Ti Yan', fungsinya mirip dengan 'Lentera Penuntun'."
"'Ti Yan?' Gongsun Chan memiringkan kepala sambil berpikir, bertanya: 'Alat jenis apa itu?'"
“Ya……” Gambar lemari itu tiba-tiba muncul di otak Feng Liehai. Dia bisa merekonstruksi gambar saat itu dengan jelas seperti foto di pikirannya, bahkan detail terkecil pun tidak akan terlupakan.
“Itu ada di lemari alat kutukan, alat kutukan bernama ‘Kaki Mimpi Buruk’.”
Gongsun Chan tiba-tiba terpikir sesuatu, “Ngomong-ngomong, coba kamu ingat-ingat, apakah ada Lentera Penuntun di antara alat-alat itu?”
“Tidak, tapi ada sesuatu mirip api hantu bernama ‘Lilin Roh Pemakan Api’. Lihat...” Feng Liehai mengeluarkan kertas terlipat dari dadanya, “Ini catatan semua alat di lemari yang kurekam. Mau memeriksa kaitan Lentera Penuntun dengan alat-alat ini?”
Gongsun Chan menerima kertas itu yang berisi daftar lengkap nama semua alat di gudang. Hanya ingatan mengerikan seperti Feng Liehai yang bisa mengingat hal-hal seperti ini.
“Hmm?” Gongsun Chan tiba-tiba memperhatikan sesuatu. Saat matanya melihat entri ‘Kaki Mimpi Buruk’ tadi, dia tersentak menyadari suatu hal.
“Ini... alat-alat ini, huruf pertama setiap namanya sepertinya membentuk kalimat!” Sebagai jaksa yang detail, dia menunduk mempelajari catatan itu sambil berusaha memecahkan kode.
“Sebuah kalimat?” Feng Liehai terkejut. Tak pernah terpikir olehnya hal ini. Dia segera mendekatkan kepala untuk melihat, tapi tiba-tiba mulutnya ditutup rapat oleh tangan dingin!
"Ya, satu kalimat! Perangkat kutukan adalah Kutukan Keabadian, Kutukan Kepala Iblis, Raja Iblis Besar, Baju Zirah Iblis, Topeng Hantu Buruk, Tangisan Mimpi Buruk. Kalimat ini adalah 'jangan buka laci'. Selanjutnya alat serangan seperti Kompas Yinsi, Lonceng Roh Jahat, Topeng Iblis, Benih Pohon Tumor Darah, Bendera Ibu-Anak Hantu, Lilin Roh Terkikis, Boneka Palsu. Kalimat ini adalah 'karena misi darah di dalamnya palsu'. Obat resistensi seperti Pola Darah Berkabung, Racun Magis Besar, Darah Dendam Tujuh Malam, Bubuk Merah Pembunuh Roh, Cairan Kematian Membusuk, Bubuk Bayangan Terbunuh adalah 'alat sebenarnya jalan kematian'... Alat, alat adalah jalan kematian? Dan kalimat terakhir ini..." Gongsun Chan membacakan dengan mata penuh kengerian: "Jaring Hantu, Sepatu Ungu, Gulungan Lukisan Dimensi, Perisai Api Gaib, Tangan Aneh, Kunci Antar Dunia, Lukisan Hantu... Ini, ini adalah 'di dalam lemari ada hantu'!"
Gongsun Chan yang ketakutan mengangkat kepala dengan kasar, lalu terkejut menemukan Feng Liehai yang sebelumnya berdiri di depannya kini telah menghilang tanpa jejak!
## Jilid Kedua Puluh Enam Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab Kesembilan Gongsun Chan
"Feng..."
Gongsun Chan membeku di tempatnya. Kengeriannya setelah mengungkap informasi tersembunyi di gudang belum hilang, tiba-tiba Feng Liehai yang tadinya masih berdiri di depannya lenyap! Dampak ganda yang besar membuatnya tak bereaksi selama tiga detik!
Tapi Gongsun Chan segera menyadari situasi. Dia langsung berlari secepat kilat!
Lantai tiga! Seorang hantu telah masuk ke lantai tiga!
Gongsun Chan berlari melewati satu per satu ruang pamer. Jantungnya saat ini berdebar kencang, namun setelah berlari cukup lama, saat menoleh ke belakang tidak terlihat perubahan apapun, barulah napasnya sedikit tenang. Biasanya dalam misi darah, setelah satu orang mati akan ada jeda waktu sebelum korban berikutnya. Secara logika, untuk sementara dia masih aman.
Namun dia teringat hipotesis yang pernah diajukan Xiao Yezi. Orang yang membawa Lentera Penuntun tadi adalah Feng Liehai! Mungkinkah menggunakan Lentera Penuntun untuk memancing hantu akan membuat seseorang menjadi target utama pembunuhan hantu?
Tapi Gongsun Chan segera menyangkal pendapat ini. Jika benar demikian, dalam misi darah yang dijalani enam orang dengan satu lentera menyala membunuh satu orang, mengapa harus disediakan sembilan lentera? Jalan kematian seperti ini terlalu jelas dan tingkat kesulitannya tidak seimbang.
Saat ini yang bisa dipahami adalah: meski umumnya hantu tidak membunuh, dalam kondisi tertentu mereka tetap akan bertindak mematikan.
Dia kini memasuki Ruang Pamer No.14 di lantai tiga, bersembunyi di balik lemari pajangan sambil terus waspada terhadap gerakan di sekeliling. Meski diliputi ketakutan luar biasa, Gongsun Chan masih menjaga ketenangan. Sebagai jaksa, kesehatan mentalnya memang di atas rata-rata orang biasa. Dia tahu dalam situasi seperti ini, semakin panik justru akan semakin cepat mati.
Lentera Penuntun masih tergenggam di tangannya. Sedangkan tangan kanannya masih memegang kertas itu.
Memori Feng Liehai tidak mungkin salah. Dia menulis sesuai urutan laci lemari. Artinya petunjuk jalan keluar yang tersembunyi di lemari ini membuktikan: benar ada hantu yang bersembunyi di gudang!
Lalu, apakah semua lemari di dalam gudang memiliki hantu, atau hanya lemari penghuni tertentu yang berisi hantu? "Ada hantu di dalam lemari" adalah lemari alat perlindungan. Apakah di lemari itu terdapat hantu? Atau lemari lainnya...
Jangan membuka laci, ada hantu di dalam lemari... Namun kenyataannya, banyak penghuni yang sudah membuka laci! Bukankah ini berarti mungkin hantu sudah dilepaskan?
Apartemen adalah tempat perlindungan terakhir penghuni, sekaligus zona aman untuk mengendurkan perhatian di tengah jurang ketakberhinggaan. Tapi jika hantu sudah dilepaskan, apakah apartemen telah dimasuki hantu? Padahal hantu tidak bisa memasuki apartemen! Lalu kemana hantu yang dilepaskan itu pergi? Ke luar apartemen? Apakah ini terkait dengan penghilangan penghuni dan penutupan gudang?
Setelah berbagai spekulasi, akhirnya dia mulai harus menerima realitas bahwa hantu itu memang sudah dilepaskan! Menurutnya teks sandi ini mustahil kebetulan belaka, tidak mungkin ada kebetulan yang sedemikian rincinya. Selain itu, seperti yang dikatakan Pu Liansheng, sejak gudang muncul justru tingkat kematian misi darah meningkat, bukankah ini sejalan dengan "alat sebenarnya adalah jalan kematian"?
Gongsun Chan semakin merinding memikirkannya. Jika benar ada hantu yang terus-menerus membunuh penghuni di luar apartemen, lalu apa artinya menjalankan misi darah? Bahkan jika keluar dari apartemen, bukankah tetap akan diburu? Mengapa tidak ada yang menyadari ini lebih awal? Mengapa bisa tertipu sepenuhnya?
Gongsun Chan memegang ponselnya, berniat segera menelepon Xiao Yezi. Namun, dia segera menekan pikiran itu.
Tidak!
Jangan telepon!
Dia mulai menyadari sebuah masalah. Jika hantu itu benar-benar keluar, di mana lokasinya? Di mana?
Selama bukan di dalam apartemen, mungkin ada di sudut mana pun di bumi! Bahkan mungkin saat ini juga berada di dekatnya! Penghuni yang terlihat, apakah hantu yang menyamar atau manusia sejati? Siapa yang tahu? Hal ini mutlak tidak boleh diberitahukan kepada siapa pun!
Dia telah memutuskan, jika bisa selamat dari misi darah kali ini dan kembali ke apartemen, akan segera menjalankan instruksi tulisan darah tingkat raja iblis! Saat ini, itu satu-satunya metode untuk memperoleh peluang tipis bertahan hidup dalam perangkap ganda yang hampir mustahil lolos ini!
Gongsun Chan langsung menyimpan ponselnya sambil terus menarik napas dalam. Dia tahu harus fokus total menyelesaikan misi darah saat ini! Di apartemen, tidak ada satu pun penghuni yang mau mengorbankan misi darah mereka untuk menyelamatkannya! Bahkan keluarga dekat sekalipun, mustahil mau melakukan pengorbanan sebesar itu. Bagaimanapun, menyelesaikan misi darah berarti menyelamatkan nyawa sendiri!
"Misi darah kedelapan kali ini... tingkat kesulitannya... Apakah aku akan mati? Akankah aku mati seperti ini?"
Sejak masuk apartemen ini, Gongsun Chan bisa bertahan hidup hanya dengan mengandalkan beberapa penghuni pintar. Setelah misi darah permainan, karena rasa terima kasih pada Kamya Sayoko dan kecerdasannya yang luar biasa, dia memilih bergabung dengan Aliansi Kamya. Namun sekarang ternyata tidak ada lagi orang yang bisa dipercaya di sekitarnya.
"Bahkan, dia pernah membuat perkiraan terburuk. Mungkinkah hantu itu bahkan telah menyusup ke apartemen? Bagaimanapun, ini sama sekali bukan hantu normal dari misi darah!"
Gongsun Chan memasuki apartemen dengan persiapan terburuk. Bahkan rela membatalkan pertunangan dengan kekasihnya Shena, dan memberi tahu orang tuanya bahwa dia akan berkelana untuk sementara waktu agar mereka tidak khawatir.
"Ayah, Ibu, anakmu tidak berbakti. Mungkin tak bisa merawatmu hingga akhir hayat. Shena, kuharap kau bahagia."
Meskipun hatinya seperti ditusuk pisau, Gongsun Chan tahu kini harus bertaruh nyawa. Dia punya dua pilihan: kembali ke lantai dua, atau naik ke lantai empat bahkan langsung ke lima.
Apapun pilihannya sama-sama berbahaya. Satu-satunya tanda kehidupan adalah dengan menemukan sumber api!
Akhirnya dia memantapkan tekad.
Naik! Temukan sumber api maka ada harapan! Sebaliknya, nyawa akan melayang di sini!
Sepanjang karirnya sebagai jaksa, tangannya sendiri telah menuntut ribuan penjahat dengan fokus pada korupsi peradilan. Sepanjang hidupnya, dia tak pernah menunduk malu ke bumi atau mengangkat muka takut ke langit. Meski tahu risikonya, bahkan saat menyelidiki Li Yong di Kota K yang membahayakan nyawanya, tak pernah ada penyesalan.
Tak pernah sekalipun menyesal!
Sekalipun mati di sini, hidup yang telah dijalaninya adalah kehidupan dengan penuh tekad meski penuh tantangan!
"Ayah... Ibu... Shena..."
Gongsun Chan melesat cepat ke arah tangga. Meski rasa takut membuat tubuhnya membeku dan darahnya serasa mengalir terbalik, dia terus berlari ke depan!
Setelah mencapai lantai empat, dia tidak berhenti dan terus berlari ke lantai tertinggi, lantai lima!
Sesampainya di lantai lima, dia langsung masuk ke sebuah ruang pamer dan segera mengunci pintu rapat-rapat! Napasnya terengah-engah sambil menatap deretan artefak berharga di depannya. Barang-barang yang dipamerkan di sini sudah berasal dari era Song, Yuan, Ming, hingga Qing.
Gongsun Chan mulai mondar-mandir di dalam ruang pamer, matanya terus memindai apakah ada sumber api. Setiap hantu yang masuk ke lantai ini akan mengalami nasib yang sama seperti Feng Liehai!
Pada dasarnya, "hantu umumnya tidak membunuh" jelas-jeras merupakan umpan untuk membuat penghuni mendekati hantu, mencoba mengalihkan perhatian hantu tanpa Lentera Penuntun. Metode terburuk ini hampir pasti berujung pada kematian. Begitu mendekati hantu, tidak ada jaminan untuk bertahan hidup.
Gongsun Chan memasuki Ruang Pamer No.19.
Karena lantai beralaskan karpet, dia bisa berlari leluasa. Saat masuk ke ruangan ini, tiba-tiba tubuhnya membeku. Seketika itu juga dia melihat gumpalan api putih kecil di dalam sebuah etalase!
Ketemu!
Gongsun Chan segera melesat ke sana! Dengan satu gerakan dia membuka kaca pelindung (tentunya berkat pengaruh apartemen), lalu meraih api putih itu.
"Bagus sekali..."
Namun tiba-tiba, api putih itu berubah dingin menusuk sampai tangannya hampir melepaskan genggaman. Seketika, nyala api yang mirip kuntilanak ini berubah menjadi hitam pekat!
Gongsun Chan langsung membeku, tapi dia tidak segera memasukkan nyala api ke dalam Lentera Penuntun. Bara api ini sangat berharga, membimbing hantu malah bisa membuat dirinya sendiri yang mati! Mengalihkan hantu sama saja mengikat diri dengan makhluk itu!
Dia segera berlari cepat, melewati Ruang Pamer 19 dan masuk ke Ruang Pamer 20. Menurut denah, tidak jauh dari sana ada tangga! Dia harus naik ke lantai empat melalui tangga itu!
Sementara itu, nyala api di telapak tangan tetap berwarna hitam, dan rasa dingin menusuk semakin menjadi. Seolah hantu terus mendekat!
Tiba-tiba Gongsun Chan teringat sesuatu.
Jangan-jangan dia sedang mendekati lokasi tempat hantu itu berada?
Tapi kalau berbalik arah? Bisa saja itu malah jadi perangkap untuk dirinya sendiri?
Namun jika menggunakan Lentera Penuntun, ke mana pun dia pergi hantu akan mengikuti. Bagaimana jika makhluk itu sudah di belakangnya? Dia tak ingin mengikuti jejak Feng Liehai!
Nyala api hitam semakin kuat. Dalam radius tiga puluh meter ke segala arah, tidak ada penghalang sama sekali. Artinya, hantu itu berada dalam jarak pandangnya, tapi tak terlihat!
Tidak ada pilihan lagi! Akhirnya dia memasukkan bara api ke lentera dan segera menyalakannya!
Saat itu juga, dia merasa telah memulai hitungan mundur nyawanya.
Saat ini, fragmen-fragmen kehidupan berputar di otaknya. Sejak kecil, dia bercita-cita menjadi PNS, menegakkan keadilan, membela rakyat kecil yang tak berkuasa, bersumpah mempertahankan martabat hukum! Lulus ujian peradilan, menjadi jaksa, selalu teguh prinsip dan fokus menyelidiki korupsi peradilan. Karena kedekatan nilai-nilai, dia dan pengacara Shena saling tertarik dan jatuh cinta, namun akhirnya... terlewatkan.
Di kota ini, upaya menyelidiki fakta kejahatan Li Yong (ayah Li Yin) justru membuatnya terperangkap di Apartemen Neraka ini. Dunia ini sesungguhnya tidak mengenal konsep "perbuatan baik dibalas baik, kejahatan dibalas setimpal".
Api hitam perlahan membara. Saat ini, Gongsun Chan melangkah. Meski tak bisa melihat, dia tahu "hantu" itu mengikutinya. Saat nyala api itu padam sepenuhnya, saat itulah dia akan menghadapi momen keputusasaan terakhir...
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab 10 Mengalihkan
Dan pada saat yang sama...
"Ketemu! Akhirnya ketemu!"
Luo Yichen memandang dengan perasaan lega luar biasa ke sudut gelap di samping etalase, di mana terdapat nyala api putih.
Hampir menangis bahagia, akhirnya dia menemukan sumber api! Segera dia jongkok, menyambar nyala putih itu dengan kedua telapak tangan, mengangkatnya perlahan.
"Bagus sekali!" Lin Shan berkata dengan semangat: "Sekarang kita akhirnya memegang inisiatif!"
Ponsel Luo Yichen bergetar. Yang menelepon adalah Yinyu. Segera dia mengangkat telepon.
“Nona Luo, apakah kalian sudah menemukan api suci?”
“Ya, sudah ditemukan! Lalu...”
“Gongsun Chan sekarang di lantai lima, segera naik dan cari hantu lainnya! Cepat! Lentera Penuntun ini hanya bisa menyala lima menit, manfaatkan waktu ini untuk menjauhkan kedua hantu! Hati-hati, Feng Liehai... sudah tewas!”
Saat ini belum diketahui apakah hantu lain juga sedang mendekati lantai atas. Tapi setidaknya, selama pergerakan kedua hantu tak bisa dipastikan, mereka bisa bertemu kapan saja!
Harus dicegah, bagaimanapun caranya harus dicegah!
Yi Chen mengangguk cepat setelah mendengar, lalu langsung berlari ke arah tangga! Lin Shan juga segera menyusul sambil bertanya, “Ada apa? Terjadi insiden?”
“Feng Liehai, Feng Liehai... dia... tewas!”
Sejak misi darah dimulai, belum genap satu jam sudah muncul korban pertama! Sungguh membuat para penghuni merinding ketakutan!
“Luo, Luo Yichen, biar aku yang bawa api sucinya?” Lin Shan yang sudah basah keringat dingin berkata gemetar, “Kau... kau pegang saja Lentera Penuntun, biar aku yang bawa api sucinya?”
“Takut apa kau,” Luo Yichen menggeleng, “Selama api suci masih putih, artinya tak ada hantu di dekat kita.”
Meski begitu diucapkan, Lin Shan tetap merasa cemas.
Saat tiba di mulut tangga lantai empat, tiba-tiba ia menyadari api suci di telapak tangannya telah berubah hitam! Sementara itu, Gongsun Chan sedang berada tak jauh di lantai atas... dan dia juga sedang berjalan mendekati tangga ini.
Luo Yichen segera mengeluarkan ponsel dan menekan tombol cepat, setelah tersambung cepat dia berkata: "Gongsun Chan! Gunakan tangga yang lain! Cepat!"
Penghuni yang sebelumnya telah mempelajari denah lantai, pernah membuat berbagai skenario untuk memisahkan dua hantu. Mengingat luas paviliun yang cukup besar, dengan banyak koridor yang saling bersilangan antara ruang pamer berbeda. Namun karena sulitnya mengendalikan pergerakan hantu, satu-satunya cara adalah memisahkan mereka sejauh mungkin!
Dengan kedua pihak memegang sumber api, secara alami mereka bisa memisahkan hantu secara maksimal!
Tanpa ragu menyalakan Lentera Penuntun, Luo Yichen melihat ke denah lantai paviliun yang dipegang Lin Shan dan berkata: "Baik, selanjutnya kita akan memisahkan hantu menggunakan Mode Ketiga!"
Namun Gongsun Chan tiba-tiba mengatakan: "Tidak bisa pakai Mode Ketiga... Waktunya tidak cukup! Lentera Penuntunku sudah menyala tiga menit! Kalian cepat pergi dari sini! Aku akan menuju arah berlawanan dengan kalian!"
Luo Yichen panik, tangannya yang memegang lentera hampir gemetar. Dia langsung merebut denah lalu berlari kencang! Lin Shan segera menyusul!
Cepat!
Dalam kondisi tidak bisa meninggalkan paviliun, jarak maksimal adalah dua sudut yang berseberangan. Karena bangunan ini rata di atasnya, hanya jarak diagonal yang bisa memisahkan dua hantu secara maksimal!
Tapi, berapa lama ini bisa bertahan? Misi darah baru dianggap "lulus SMA" pada pukul tiga setengah pagi, dalam waktu empat jam kita harus terus memisahkan dua hantu, apalagi juga harus terus mencari api suci. Saat ini sudah tiga api suci digunakan, tapi waktu belum sampai satu jam. Total hanya ada sembilan api suci, bagaimana akhirnya nanti?
Jika dua hantu bertemu, mayat kuno akan segera berubah menjadi hantu galak. Saat itu, semua nyawa di dalam museum akan masuk ke Dunia Bawah!
Istilah "hantu galak" memang sering muncul dalam misi darah. Siapa yang tidak tahu betapa mengerikannya hantu galak dari cerita hantu? Saat ini, semua orang merinding dan mati-matian berusaha memisahkan kedua hantu ini!
Luo Yichen berlari sambil membawa lentera itu, terus memantau jam tangannya. Api dalam lentera menyala lebih cepat dari perkiraannya, sementara cahaya api hantu hitam itu membuat hati dingin, sekaligus terus mengingatkannya bahwa hantu itu ada di belakangnya! Saat ini sedang mengejarnya!
Dia akhirnya sampai di lantai satu, lalu berlari ke depan! Gongsun Chan bertugas mengarahkan hantu ke pojok kiri atas lantai tertinggi museum, sedangkan Luo Yichen harus mengarahkan hantu ke pojok kanan bawah lantai satu! Menurut denah, jarak terjauh ada di Ruang Pamer 1 lantai satu!
Luo Yichen saat ini bisa dibilang tidak berani bernapas lega. Begitu api habis terbakar, dia akan berada dalam bahaya. Meskipun misi darah menyebut "umumnya tidak membunuh", contoh Feng Liehai yang terpampang jelas membuatnya tidak berani lengah sedikit pun.
Dia menyadari dengan jelas: apartemen ini jauh lebih mengerikan berlipat-lipat kali dibandingkan kutukan hantu perempuan peti mati yang telah menghantui Keluarga Luo turun-temurun!
Namun tak lama setelah dia memasuki Ruang Pamer 1, lentera tiba-tiba padam. Lin Shan di belakangnya, begitu melihat lentera padam, langsung berlari tanpa ragu!
Luo Yichen juga tahu bahwa sekarang saatnya segera melarikan diri, tidak bisa menunggu lagi!
Bagaimanapun, untuk sementara mereka masih bisa mengulur waktu. Lagipula dua hantu telah terpencar ke kedua ujung diagonal museum!
Di dalam apartemen.
"Masih belum bisa menggunakan gu untuk misi darah?" Yin Ye hampir berteriak kepada Luo Shisan yang berdiri di hadapannya: "Jika dua hantu bertemu dan berubah jadi hantu galak, Yinyu pasti tidak akan selamat! Saat itu, mungkin aku bahkan tidak sempat menyelamatkannya! Asal bisa menyelamatkannya, aku rela mengorbankan dua-tiga misi darah! Tapi kalau gagal menyelamatkannya, apa yang harus kulakukan?"
Luo Shisan saat ini sedang berjongkok di lantai. Di atas lantai terpampang roda berpola api berwarna merah menyala, tangannya menyentuh pola roda tersebut dengan ekspresi khidmat.
“Gu adalah hal yang sangat mengerikan.” Luo Shisan tiba-tiba mengangkat kepala: “Jika digunakan sembarangan, para penghuni mungkin akan mati lebih cepat! Apakah kupikir aku tidak ingin menyelamatkan Xinlian lebih awal? Alasan gu belum bisa digunakan sepenuhnya adalah karena kekhawatiranku! Belum saatnya, aku belum bisa melepaskan gu.”
“Baiklah.” Yin Ye menatap pola merah menyala itu: “Kalau begitu, setelah sembilan sumber api habis terpakai, tidak peduli berapa lama misi darah berlangsung, aku akan segera mengorbankan tiga misi darah untuk menghapus misi darah Yinyu dan membawanya kembali ke apartemen!”
“Kamu harus lebih hati-hati.” Luo Shisan langsung membantah: “Kamu hanya bisa menyelamatkannya sekali. Lain kali takkan ada yang mau melakukannya. Di apartemen ini kecuali Shangguan Mian, tak ada yang bisa memaksa orang lain. Aliansi kita dibangun berdasarkan kepentingan bersama. Kamu tidak bisa menyuruh orang lain menyelamatkan orang yang kamu cintai. Aku juga punya orang yang sangat kusayangi, jadi aku mengerti perasaanmu. Tapi kekhawatiranmu membuatmu ceroboh. Jika kesempatan berharga ini terbuang percuma, mungkin kamu akan menyesal nanti!”
“Yinyu sudah sampai pada misi darah kedelapan! Sekalipun dia bertahan kali ini, yang tersisa untuk menyelamatkannya hanya misi darah kesembilan dan kesepuluh! Metode ini tidak bisa digunakan untuk instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis! Yang terpenting, aku juga tidak bisa menjamin apakah aku bisa hidup sampai Yinyu menjalani misi darah kesembilan!”
Saat itu, ruangan menjadi sunyi senyap.
“Aku tidak bisa hidup tanpa dia...” Tubuh Yin Ye tumbang, kedua lututnya menyentuh lantai, berkata: “Seluruh hidupku adalah untuknya, sedetik pun tidak pernah kulupakan dirinya. Semua yang kulakukan agar dia bisa bertahan hidup. Asalkan dia bisa hidup, apapun yang harus kulakukan akan kujalani.”
Luo Shisan sepenuhnya memahami perasaan Yin Ye. Perasaan mencintai seseorang sedalam-dalamnya dan mengorbankan segalanya untuk melindunginya—tidak ada yang lebih mengerti daripada dirinya. Ini juga menjadi faktor penting mengapa dia bergabung dengan Night Feather Alliance.
“Bagaimanapun, racun gu belum bisa digunakan. Tapi tenang saja,” Luo Shisan membantu Yin Ye berdiri, melanjutkan: “Aku akan berusaha sekuat tenaga. Yinyu bisa bertahan sampai sekarang, dia bukan penghuni biasa. Apapun yang terjadi, kau harus tetap percaya padanya.”
Melihat kondisi Yin Ye saat ini, Luo Shisan teringat momen putus asa yang pernah dialaminya dulu. Kesetiaan fanatik Ke Yinye di apartemen ini sudah menjadi rahasia umum, tingkatannya setara dengan Li Yin.
“Aku juga... Asalkan bisa menyelamatkannya, aku pun rela mengorbankan apapun...”
Di ruang pemantau lantai satu museum, Xiao Yezi dan Yinyu sama-sama menahan napas.
Sudah sekitar 10 menit sejak kedua lampu padam. Hingga kini, segala sesuatu masih terasa tenang.
“Berapa lama lagi kita bisa bertahan? Bahkan setengah jam pun baik.” Yinyu tidak berkedip menatap layar pemantau, berkata pada Xiao Yezi: “Bagaimana kalau hanya satu orang yang tinggal di sini? Semakin banyak orang yang mencari sumber api, harapannya akan lebih besar.”
“Baiklah.” Xiao Yezi mengangguk: “Saat ini layar pemantau sama sekali tidak bisa melihat hantu. Kalau begitu, biar aku sendiri yang tinggal di sini. Kamu pergi bergabung dengan Luo Yichen dan Lin Shan.”
Segera, Xiao Yezi menelepon Gongsun Chan lewat ponsel: “Dengarkan baik-baik, jangan sekali-kali turun ke lantai satu. Hantu mungkin mengikutimu kapan saja. Bagaimanapun juga jangan meninggalkan museum, tetaplah di situ dulu. Aku akan memantau layar. Jika kamu berani turun, aku akan segera menyuruh orang menyitammu. Dalam kondisi seperti ini, aku tidak peduli apakah kamu anggota Aliansi Kamya atau bukan!”
“Aku mengerti. Saat ini aku di lantai empat.” Gongsun Chan menjawab: “Bagaimanapun juga, kamu jangan turun.”
“Sebelum menemukan api baru, bertahanlah dulu. Sekarang masih ada enam api. Meski menemukan yang baru, hematlah penggunaannya. Feng Liehai baru meninggal kurang dari setengah jam lalu, kamu pasti masih aman.”
Tiba-tiba, pintu terbuka kembali!
“Ketemu api baru!” Orang yang masuk adalah Yinyu. Ia memasuki ruang kontrol: “Xiao Yezi, apa kamu menemukan jejak hantu? Barusan aku menemukan api baru di koridor!”
“Benarkah? Bagus, jangan digunakan dulu. Hantu lainnya sedang diarahkan Gongsun Chan ke Paviliun No.22 lantai lima, jadi...”
Namun saat Xiao Yezi menoleh ke belakang, ia terkejut melihat genggaman Yinyu yang tiba-tiba berubah menjadi nyala api hitam! Dalam sekejap, warnanya kembali putih!
“Tidak, tadi masih putih...” Wajah Yinyu berubah pucat!
“Cari Luo Yichen!” Xiao Yezi langsung melompat dari kursi: “Hantu itu turun dari lantai satu dan masuk ke ruang monitor ini, sampai tadi malam masih di ruangan ini! Dia mendengar perkataanku, sekarang hantu itu... akan pergi ke ruang pamer No. 22 di lantai atas!”
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab 11 Kebencian yang Tak Terhentikan oleh Kematian
Mizhen terbangun.
“Ini...”
Saat dia bangun, terkejut mendapati dirinya tidur di tempat tidur kamar asrama putri Kampus Jin Yu, kamarnya sendiri yang dulu!
Pemandangan di depan mata sama sekali tak bisa dipercaya. Mizhen bahkan meragukan apakah ini mimpi?
Dia segera duduk dari tempat tidur, menggosok kedua matanya, membelalakkan matanya melihat kamar asrama. Benar, ini memang kamar asrama masa kuliahnya! Tiga teman sekamarnya dulu - Qian Xiyue, Bai Xiumin, Fang Jing - selimut mereka masih tergeletak di tempat tidur masing-masing.
Di tempat tidurnya sendiri, kini terdapat lentera yang sangat rusak - Lentera Penuntun.
“Apa yang terjadi? Mana kakak kelas? Kenapa aku kembali ke sini?”
Mizhen mencoba merapikan pikirannya. Sebelum tertidur, dia masih berada di dalam kereta api. Mengapa setelah bangun semuanya berubah seperti ini?
Tiba-tiba dia tersadar.
Dia dan Shen Yu bersama-sama menanggung kutukan, artinya saat ini dia sedang menjalani instruksi tulisan darah tingkat raja iblis! Sekolah ini adalah pemandangan roh jahat dalam diri yang dibentuk oleh misi darah tingkat raja iblis!
Di luar, saat ini adalah malam. Di dalam asrama, tidak ada seorang pun.
Jika Mizhen memiliki roh jahat dalam diri, maka roh jahat itu tentu saja adalah Li Yin.
Dia mengangkat lentera dan perlahan membuka pintu kamar. Bagaimanapun juga, harus segera mencari cara. Jika tidak menemukan sumber api, konsekuensinya akan sangat buruk.
Koridor asrama sangat sunyi. Semuanya persis sama dengan asrama perempuan Kampus Jin Yu. Dan inilah dimensi yang dibentuk oleh roh jahat dalam instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis.
Mizhen selalu mencurigai satu hal.
Dimensi seperti Lembah Malam yang Sunyi ini sama sekali tidak terlihat seperti lokasi pelaksanaan misi darah kesepuluh. Dengan begitu banyak dimensi yang tumpang tindih, mungkinkah semua ruang ini dibentuk dari roh jahat para penghuni sebelumnya?
Apa sebenarnya instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis? Dan seperti apa sebenarnya eksistensi Raja Iblis itu?
Bayangan roh jahat dalam hati manusia yang terproyeksi, bukankah ini sangat mirip dengan pembelahan diri Mian Tian yang tercipta di dimensi tumpang tindih? Lalu bagaimana mungkin dimensi misi darah kesepuluh dan dimensi tempat Raja Iblis berada saling tumpang tindih?
Terlalu banyak teka-teki.
Apakah roh jahat dalam diri ini termasuk kategori hantu atau halusinasi? Tapi apapun itu, berdasarkan kematian Dokter Tang Lanxuan dulu, pasti ada rahasia tersembunyi dalam instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Saat itu, Dokter Tang yang terjebak dalam roh jahat dalam dirinya akhirnya mengalami breakdown mental dan meninggal. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Jika dikatakan, apakah itu memicu jalan kematian tertentu? Lalu apa sebenarnya jalan kematian itu? Apakah mengabaikan roh jahat dalam diri sendiri? Atau memiliki kehendak yang kuat untuk mengalahkan roh jahat? Mungkinkah proyeksi pembelahan diri Mian Tian juga merupakan roh jahat?"
Mi Zhen yakin dirinya belum dalam bahaya saat ini. Selama ukiran itu masih ada, kutukan akan terus menjaga keseimbangan. Tentu saja, keseimbangan ini akan semakin melemah dan akhirnya pasti satu orang akan mati. Jika satu dari tiga orang itu mati, maka semua akan mati.
Saat ini dia juga merenungkan, bagaimana kondisi Li Yin? Apakah dia baik-baik saja?
Menyusuri koridor terus ke depan, akhirnya dia tiba di tangga asrama dan turun perlahan, keluar melalui Pintu masuk asrama.
Bangunan-bangunan Kampus Jin Yu berdiri tegak di hadapannya.
"Mi Zhen?"
Suara datang dari belakang. Dia segera menoleh dan melihat Lin Xinhu sedang membawa baskom, menatapnya dengan gembira.
Mi Zhen segera mundur waspada. Dia tahu Lin Xinhu di depan mata ini mungkin adalah roh jahat.
Xinhu melangkah mendekat, "Mengapa kamu belum masuk ke kamar? Lampu hampir dimatikan."
Tanpa ragu Mi Zhen berlari menjauh. Dia tahu sama sekali tidak boleh berinteraksi sekarang! Jika benar ada roh jahat, siapa yang akan muncul berikutnya? Xi Yue? Mian Tian? Li Yin?
Siapapun bisa muncul.
Xinhu yang berdiri di tempat, tertegun sejenak, tak mengerti mengapa Mizhen langsung kabur begitu melihatnya. Dengan sedikit bingung, dia berjalan kembali ke asrama, naik ke lantai tiga tempat tinggalnya, dan masuk ke ruang cuci. Meletakkan baskom, dia memutar keran. Rencananya, dia akan keramas di sini.
"Mizhen terlihat aneh sekali. Ngomong-ngomong, tadi waktu masuk kok tidak ada seorang pun ya? Biasanya jam segini kan paling ramai. Aneh banget."
Xinhu sebenarnya tidak sekamar dengan Mizhen, tapi sering main ke kamarnya, bahkan kadang menginap di sana. Lagipula tidak ada yang melarang.
Dia membuka botol sampo di baskom, membasahi rambut lalu mengoleskannya. Beberapa menit kemudian, mulai membilas dengan handuk.
Setelah selesai, dia mengusap wajah dengan handuk, merasa sangat segar. Namun saat membuka mata dan melihat ke cermin, tubuhnya gemetar seperti tersambar petir.
Di cermin itu, sisi kiri wajah Xinhu. Dari dahi hingga bibir, berubah menjadi lubang menganga! Pipi kiri terus retak, termasuk mata kiri, semuanya lenyap tanpa jejak! Lin Xinhu teringat karakter perempuan dalam komik Ito Junji "Vortex" yang wajahnya ditelan pusaran, persis seperti penampilannya sekarang!
Dia terjatuh ketakutan, tapi sama sekali tidak merasakan sakit di wajah! Hanya karena mengusap wajah, tiba-tiba berubah menjadi sosok mengerikan seperti ini!
Mizhen saat ini berjalan di koridor sekolah, tiba-tiba dia teringat mimpinya sendiri.
Kegelapan.
Dimensi yang retak, kegelapan abadi di balik pintu...
Itu...
Apa itu?
Dia berjalan perlahan di sekitar Kampus Jin Yu. Tempat ini terasa terlalu nyata. Dengan membawa kutukan ganda, dia belum akan mati saat ini. Tapi berapa lama lagi harus bertahan di sini?
Lentera Penuntun di tangannya bergoyang tertiup angin.
Di kamar asrama tempat dia muncul sebelumnya, lipatan dimensi aneh mulai muncul di tempat tidur yang pernah digunakannya. Lipatan itu semakin intens, diikuti kemunculan retakan-retakan di udara...
Di museum, Xiao Yezi dan Yinyu berlari ke arah Luo Yichen. Api lentera masih putih, berarti mereka tak bisa melacak pergerakan hantu!
Di tikungan koridor, begitu menemukan Luo Yichen, Xiao Yezi langsung merebut Lentera Penuntun darinya dan memasukkan api baru! Sambil berlari kencang, dia menelepon Gongsun Chan: "Cari sumber api baru! Pastikan untuk mengalihkan! Cepat!"
Tangga ada di segala arah, mustahil menentukan jalur pasti hantu. Para penghuni kini hanya bisa berdoa: semoga hantu kedua sudah meninggalkan Galeri 22, bahkan lantai lima. Jika tidak, semua akan berakhir dalam kebuntuan!
Gongsun Chan saat ini juga telah mengetahui hal ini. Saat ini dia berada di lantai empat. Dia sama sekali tidak memiliki api penyulut, benar-benar tidak bisa melakukan apapun. Sementara hantu lainnya sedang naik ke atas.
Apa yang harus dia lakukan? Bagaimana cara mengalihkan hantu lainnya? Menghalangi pintu ke lantai lima? Jangan bercanda!
Satu-satunya cara saat ini adalah mencari api penyulut baru! Sekarang masih tersisa lima api penyulut! Setiap yang digunakan akan berkurang, masing-masing hanya bisa menyala lima menit. Dalam misi darah yang berdurasi empat jam ini, lima menit ibarat setetes air di padang pasir!
Apa sebenarnya jalan keluar dari misi darah ini? Bagaimana caranya bisa bertahan hidup?
Sebenarnya apa yang harus dilakukan?
Xiao Yezi berlari menaiki tangga dengan cepat, Lin Shan, Luo Yichen dan Yinyu mengikuti dari belakang. Jika pertemuan dua hantu tidak bisa dicegah, misi darah ini akan langsung menyebabkan binasa seluruhnya tanpa sedikit pun ruang negosiasi!
Namun saat ini, api tetap berwarna putih tanpa tanda-tanda menghitam. Jika tidak bisa memasuki radius tiga puluh meter, semua orang sebenarnya sudah mengetahui seperti apa akhirnya nanti!
Saat ini, semua penghuni apartemen dilanda ketakutan yang sangat ekstrim.
Meskipun kecepatan mereka tinggi, mungkin sudah terlambat! Setiap lantai memiliki ruang pamer yang cukup luas. Jika langsung menyerbu ruang pamer nomor 22, konsekuensinya...
Konsekuensinya pasti sangat mengerikan!
Setelah dua jenazah kuno ini digali, mereka menimbulkan sensasi tertentu di Kota K. Meskipun pembusukannya parah, tetap saja ini adalah jenazah manusia dari zaman kuno. Selama periode ini, koran dan majalah banyak membahas kedua jenazah tersebut, menarik banyak pengunjung ke museum. Karena jumlah pengunjung yang terlalu besar, terpaksa jenazah dipamerkan secara terpisah.
Saat ini para arkeolog telah mulai bekerja pada rekonstruksi penampilan jenazah kuno tersebut. Dari kondisi makam kuno saat ditemukan, kedua jenazah dikuburkan bersama. Meski tidak diketahui apakah ini termasuk penguburan hidup-hidup, hubungan kedua jenazah tampak sangat dekat. Para arkeolog menduga keduanya adalah pasangan suami-istri.
Jika memang suami-istri, mengapa ada kebencian yang tak berkesudahan sampai mati? Atau mungkin karena alasan penguburan hidup-hidup?
Tidak, yang paling tidak masuk akal adalah fakta bahwa kedua pihak saling membenci dengan intensitas tinggi. Jika saling membenci sampai ingin saling membunuh, mengapa mereka dikuburkan bersama?
Setelah direnungkan lebih dalam, ada satu kemungkinan.
Yaitu, meskipun sudah mati dan masuk ke makam, berubah menjadi hantu, mereka tetap saling membeni dan terjerat dalam kebencian abadi. Di dunia ini, mungkin ada yang meragukan keberadaan cinta yang tak lekang oleh kematian, tapi yang pasti, di dunia ini benar-benar ada kebencian yang tak bisa diakhiri bahkan oleh kematian!
Begitu dua hantu bertemu, mereka akan berubah menjadi hantu galak. Kebencian itu bahkan bisa menyeret makhluk tak bersalah hingga mati seketika. Sungguh kebencian yang mengerikan! Membenci seseorang sampai mati pun tak mau berhenti!
Jika bisa mengetahui alasan saling benci mereka, mungkin kita bisa mendapat petunjuk. Pada awal Dinasti Han, Liu Bang menerapkan sistem feodal. Kota K dulunya wilayah salah satu kerajaan vassal Han Barat. Dari skala makam, mungkin dia bangsawan penting dari kerajaan tersebut. Selain itu, tak ada informasi lain yang bisa didapat.
Saat ini, para penghuni bisa membayangkan: meski sudah dua ribu tahun berlalu, meski jenazah mereka membusuk, kebencian itu masih membangkitkan mayat kuno untuk bangkit sebagai hantu di paviliun, mencari orang yang dibenci!
## Jilid Dua Puluh Enam Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab Dua Belas Keputusan Xiao Yezi
Mengapa bahkan setelah mati masih saling membenci?
Mengapa harus menyeret nyawa tak bersalah ke dalam kebencian ini?
Sudah mencapai lantai lima, lentera di tangan Xiao Yezi masih berwarna putih.
Sekarang, mungkin sudah ada dua hantu di lantai lima! Untung area lantai cukup luas, masih bisa bertahan sementara. Xiao Yezi berkata pada orang di belakangnya: "Jangan ikuti aku!"
Dia melesat masuk ke ruang pamer, dengan cepat menerobos lorong. Akhirnya, saat masuk ke salah satu ruangan, dia tiba-tiba berhenti.
Api lentera... tetap putih!
Dua hantu itu mungkin sedang saling mendekati!
"Saat ini, ruang pamer tempat Xiao Yezi berada sangat dekat dengan Ruang Pamer No.22. Sementara itu, Gongsun Chan masih mencari sumber api di lantai empat!"
"Setelah dua hantu bertemu, segalanya akan menjadi takdir yang tak terelakkan!"
"Tepat pada saat ini, Gongsun Chan juga tiba di lantai lima! Dia naik melalui tangga di ujung lain, lalu berlari cepat ke pintu Ruang Pamer No.22. Namun, koridor di sekitarnya sepi tak berpenghuni."
"Sekarang, lantai lima benar-benar sunyi seperti kuburan. Bahkan suara jarum atau bulu yang jatuh ke lantai pun bisa terdengar jelas."
"Tubuh Xiao Yezi membeku. Saat berlari di koridor, Lentera Penuntun di tangannya telah berubah hitam. Gongsun Chan berdiri tepat di seberangnya."
"Di waktu yang sama, Luo Yichen dan yang lain masih berdiri di mulut tangga. Luo Yichen berada di posisi terdepan, memandangi koridor panjang di depannya dengan cemas."
"Dia menoleh ke belakang hendak berbicara, tapi tiba-tiba melihat bayangan seseorang lewat di sampingnya dari sudut matanya!"
"Dia segera menoleh kembali, namun koridor di depannya masih tetap sepi tanpa seorang pun!"
"Xiao Yezi yang membawa lentera bersama Gongsun Chan sedang melintasi koridor dengan cepat, tiba-tiba menerima telepon dari Luo Yichen!"
"Cepat! Segera, Nyonya Kamya! Hantu itu sedang menuju ke arah kalian!"
"Saat ini, mereka masih berada di dalam ruang pamer yang berjarak cukup jauh dari tangga!"
"Bisa dikatakan, ini adalah momen kritis yang sangat genting!"
Yang paling menakutkan adalah, nyala api sudah sangat kecil, hampir hendak padam! Dalam kondisi seperti ini, tidak ada cara lain!
"Baik!" Sorot mata Xiao Yezi tiba-tiba dipenuhi tekad baja, kemudian ia langsung berlari menuju jendela di samping! Tanpa ragu, ia melemparkan Lentera Penuntun keluar melalui jendela!
Lentera Penuntun itu terjatuh dari lantai lima ke tanah. Hampir bersamaan dengan tumbukan ke tanah, nyala api pun sepenuhnya padam.
Xiao Yezi kemudian terus berlari menuju arah tangga, sementara Gongsun Chan terdiam cukup lama sebelum akhirnya menyusul! Ia segera menyadari ini adalah langkah terakhir Xiao Yezi yang tanpa kompromi! Dengan melemparkan Lentera Penuntun, hantu itu terpaksa turun melalui jendela ke lantai satu! Dengan demikian, jarak antara dua hantu bisa langsung diperlebar!
Taktik ini benar-benar kejam! Namun, harganya adalah melemparkan Lentera Penuntun keluar paviliun! Tindakan ini ibarat memotong pergelangan tangan sendiri! Gongsun Chan merenung, ia pasti tidak memiliki keberanian seperti Xiao Yezi!
Menuruni tangga terus menerus, akhirnya mereka kembali ke lantai satu. Xiao Yezi dan Gongsun Chan sama-sama terengah-engah, namun fakta bahwa mereka masih hidup sampai sekarang membuktikan keberhasilan. Hantu itu memang telah turun.
"Lentera Penuntun..." Gongsun Chan mengusap keringat di dahinya berkata: "Ini, apakah tidak masalah?"
“Hanya bisa dilakukan seperti ini.” Xiao Yezi menyandarkan diri di dinding, berkata: “Sekarang api hantu sudah habis terbakar, pasti hantu itu akan kembali lagi. Tapi, satu di lantai satu dan satu lagi di lantai lima, saling mencari kembali pasti memakan waktu cukup lama. Bagi kita, yang dibutuhkan adalah waktu! Asal bisa memperpanjang waktu, kita bisa menemukan lebih banyak misi darah! Sembilan, sudah empat yang terpakai! Masih ada lima!”
Misi darah belum mencapai separuh waktu, tapi misi darah sudah hampir setengah terpakai!
Di sisa waktu ini, tak ada yang berani lengah. Harus memanfaatkan waktu untuk terus mencari misi darah! Bagi penghuni yang tak bisa meninggalkan paviliun, juga tak bisa mengambil Lentera Penuntun kembali! Meski menyisir seluruh paviliun, tetap tak bisa menemukan lentera ketiga.
Selanjutnya, lima orang benar-benar berpencar mencari misi darah. Sejujurnya, saat ini yang bisa melindungi mereka hanyalah pernyataan misi darah bahwa "umumnya tidak akan membunuh". Jika tidak, selama pencarian ini entah berapa banyak yang akan mati.
Jalan keluar masih sama sekali belum jelas. Tak ada yang percaya hanya mengandalkan Lentera Penuntun bisa mengalihkan dua hantu.
Jika waktu bakar Lentera Penuntun cukup lama, akan ada banyak cara. Bahkan salah satu caranya adalah meminta Yin Ye datang, membawa lentera ke dalam apartemen. Dengan begitu masalah bisa tuntas selamanya. Selama dua hantu tidak bertemu, tingkat kelangsungan hidup penghuni akan meningkat drastis.
Para penghuni juga mempertimbangkan beberapa artefak yang digali bersama dua jenazah kuno. Namun, sulit menemukan petunjuk dari artefak-artefak tersebut. Alasan kebencian antara dua jenazah kuno sama sekali tidak bisa ditebak. Dan sekalipun bisa ditebak, apa yang bisa dilakukan penghuni modern terhadap sejarah yang sudah begitu lampau?
Berbeda dengan misi darah pengiriman surat sebelumnya, kali ini jenis kelamin kedua jenazah kuno tidak bermasalah. Bahkan jika ada masalah gender pun tidak akan membantu. Sama sekali belum ada petunjuk tentang jalan keluar.
Meski demikian, semua tahu bahwa Yin Ye mungkin kapan saja mengorbankan diri untuk Yinyu, membatalkan misi darahnya. Begitu keluar dari museum, Yinyu akan langsung aman. Alasan belum dilakukan sekarang karena Yinyu belum berada dalam situasi pasti mati. Dari situasi saat ini, justru Yinyu memiliki harapan besar untuk selamat.
Sementara Xiao Yezi juga memegang sebuah alat tawar penting.
Mengingat tingkat kesulitan instruksi tulisan darah kedelapan ini, sebelum meninggalkan apartemen dia sudah mengeluarkan ultimatum ke semua penghuni yang mampu membatalkan misi darah. Di tangannya ada sebuah pecahan Perjanjian Neraka yang sudah dibawanya ke Jepang dan disimpan di tempat yang hanya dia ketahui. Bagi penghuni yang tidak bisa meninggalkan apartemen lebih dari 48 jam, mustahil pergi ke Jepang dalam waktu lama. Artinya, jika Xiao Yezi mati, semua tidak bisa menantang instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis.
Kedua orang ini, bahkan dalam situasi terburuk, masih memiliki sedikit harapan hidup. Namun, ketiga orang lainnya—Gongsun Chan, Luo Yichen, dan Lin Shan—sama sekali berbeda. Meskipun Luo Yichen memiliki dua saudari di apartemen, hanya Luo Yishui yang pernah menjalankan satu misi darah, sama sekali tidak bisa menyelamatkannya. Apalagi Gongsun Chan dan Lin Shan, tidak perlu dijelaskan lagi.
Namun, syukurlah selama setengah jam berikutnya yang telah berlalu hingga pukul 1 pagi, para penghuni masih tetap baik-baik saja. Dan bara api, dalam satu jam ini telah ditemukan tiga buah.
Waktu tersisa hingga misi darah berakhir masih dua setengah jam. Seiring berjalannya waktu, kemungkinan dua hantu akan bertemu kembali semakin dekat.
Selama itu, para penghuni mempertimbangkan berbagai cara, tapi tidak satu pun yang layak. Lagipula, waktu pembakaran bara api benar-benar sangat singkat. Lima menit hanya bisa memberi jarak sementara.
Ada satu hal yang patut disebutkan. Jika penghuni kembali ke apartemen dalam keadaan misi darah dibatalkan, mereka tidak bisa membawa orang lain pulang, begitu juga dengan hantu. Shen Yu telah menjelaskan hal ini secara detail kepada para penghuni.
"Oleh karena itu, dari sudut pandang ini, dengan menghapus misi darah, penghuni juga kehilangan metode praktis untuk menyelesaikan misi darah. Pada dasarnya, cara ini sebenarnya sangat pesimis. Meskipun penghuni bisa diselamatkan sementara dengan metode ini, tingkat kesulitan misi darah berikutnya akan tetap sama. Bahkan sekarang ketika keseimbangan kesulitan telah rusak, dikhawatirkan di masa depan akan menerima misi darah yang lebih sulit. Harga yang harus dibayar adalah penghuni yang menyelamatkan orang akan dihapuskan misi darah yang telah mereka selesaikan dengan taruhan nyawa. Bisa dikatakan ini transaksi yang sama sekali tidak setara. Tapi, mana mungkin penghuni memiliki kesempatan setara dengan apartemen? Sistem keseimbangan kesulitan misi darah pun hanya bisa memberi penghuni secercah harapan hidup yang kecil."
Sementara eksistensi Lembah Malam yang Sunyi masih belum jelas, pecahan Perjanjian Neraka ketujuh (yang sebenarnya dipegang oleh penghuni palsu yang menyusup ke gudang) juga belum ditemukan. Masih dipertanyakan apakah pecahan Perjanjian Neraka bisa digunakan penghuni untuk menyelamatkan Kamya Sayoko kembali ke apartemen. Tingkat bunuh diri di apartemen saat ini jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.
Saat ini hanya tersisa satu Lentera Penuntun. Dari tiga api suci, Xiao Yezi memegang satu, Gongsun Chan satu, dan Luo Yichen satu. Semua masih beraktivitas dalam kelompok-kelompok di berbagai area museum.
Pada saat ini, Xiao Yezi yang berada di aula pameran lantai empat menerima telepon dari Luo Yichen.
"Apinya menghitam! Lokasinya di Paviliun 9 lantai dua!"
Paviliun 9 adalah tempat salah satu mumi kuno bangun. Ternyata muncul di sana?
"Aku mengerti!" Begitu Xiao Yezi mengucapkan itu, tiba-tiba api suci di telapak tangannya juga menghitam!
Yinyu segera mengerutkan kening: "Cepat! Kita harus mulai bergerak!"
“Tidak… Jangan bergerak sembarangan dulu. Luo Yichen, kamu tetap di tempat, jangan melangkah sama sekali, perhatikan warna api penuntun!”
Sebenarnya, para penghuni sudah memiliki kecurigaan. Dari sudut pandang penyesuaian kesulitan misi darah, misi darah kali ini agak aneh. Jika memang ada keseimbangan, maka seharusnya kedua hantu memiliki suatu konsistensi dalam pergerakan mereka.
Waktu kebangkitan mayat kuno adalah sama. Jika kedua hantu terus mencari satu sama lain selama ini, durasi waktu yang diberikan misi darah terasa terlalu panjang, dan jumlah api penuntun juga terlalu sedikit. Penjelasan yang masuk akal adalah: dalam interval tertentu, kedua hantu akan berhenti sementara mencari satu sama lain. Meski belum pasti, kemungkinan ini cukup tinggi. Dan inilah satu-satunya tanda kehidupan bagi penghuni.
"Ini kesempatan baik untuk memverifikasi hipotesis ini." Xiao Yezi juga diam, menatap nyala api hitam di telapak tangannya: "Saat ini kita tetap diam. Jika api kedua pihak tetap hitam, itu akan membuktikan... kedua hantu memang berhenti mencari secara bersamaan dalam periode tertentu! Jika bisa menguasai pola ini, ini akan menjadi jalan pintas menuju jalan keluar!"
Waktu terus berlalu dengan cepat.
"Masih hitam, tidak berubah!" Luo Yichen berseru gembira ke ponselnya ke arah Xiao Yezi: "Nyonya Kamya, di pihak kalian juga begitu?"
"Ya, benar!"
Sudah berlangsung sekitar sepuluh menit, warna hitam sama sekali tidak berubah! Sepuluh menit mustahil tidak bisa menyelesaikan pencarian dalam radius tiga puluh meter. Hanya ada satu penjelasan...
Hipotesis ini benar! Inilah petunjuk jalan keluar dari apartemen!
## Jilid Kedua Puluh Enam Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab Ketiga Belas Metode Merebut Kembali Lentera Penuntun
Verifikasi hipotesis ini terdengar sederhana, tapi bisa dibilang sangat berbahaya.
Hanya Luo Yichen yang menemani Xiao Yezi melakukan eksperimen ini, sementara yang lain sama sekali tidak menyetujui tindakan tersebut. Sejauh ini, eksperimen ini benar-benar mempertaruhkan nyawa.
Bara api akan terus menyala sebelum dimasukkan ke Lentera Penuntun, tapi tidak bisa menuntun jalan hanya bisa berubah warna untuk menunjukkan arah hantu. Dalam kondisi seperti ini, hantu bisa "membunuh". Janji misi darah tentang "umumnya tidak akan membunuh" tidak bisa melindungi penghuni terlalu lama.
Namun tindakan nekat Xiao Yezi membuat orang tidak berani meniru, termasuk Yinyu. Alhasil, hanya Luo Yichen yang bersedia melakukan eksperimen bersamanya untuk mencari sedikit harapan hidup.
Tapi Luo Yichen juga sudah mencapai batasnya. Waktu telah berlalu 10 menit, tapi Xiao Yezi masih memaksanya tetap berada di area berhantu. Jika terus begini, dia khawatir akan mengalami breakdown mental.
"Baiklah." Xiao Yezi tidak bersikeras lagi: "Data yang didapat sudah cukup, pergilah."
Luo Yichen akhirnya lega. Kakinya sudah gemetaran, alasan dia bersedia membantu Xiao Yezi adalah untuk membuktikan kebenaran hipotesis ini. Namun melihat kematian Feng Liehai sebagai pelajaran, bisa bertahan 10 menit saja sudah seperti mukjizat. Sekarang dia segera melangkah dan mulai berlari.
Tapi setelah melewati beberapa ruang pamer, dia menyadari... bara api di tangannya masih berwarna hitam!
Saat ini Lentera Penuntun berada di tangan Xiao Yezi di lantai empat. Tanpa Lentera Penuntun, Luo Yichen benar-benar berada dalam bahaya besar! Dalam eksperimen ini, orang-orang yang sebelumnya mengikutinya juga sudah kabur sejak lama.
Di ruang pamer yang luas, dia tiba-tiba merasakan ketakutan yang sangat dalam. Dan saat ini, dia memasuki Ruang Pamer No.6 tempat mumi kuno lain pernah dipajang!
Situasi sekarang sangat mengerikan - hantu mengikuti di belakangnya! Tapi dia juga tidak bisa lari ke atas untuk mengambil Lentera Penuntun, karena itu sama saja mengarahkan hantu ke atas! Jadi Xiao Yezi-lah yang harus membawa Lentera Penuntun turun!
Tangannya gemetar saat mencoba menekan tombol cepat di ponsel. Karena gemetaran terlalu hebat, ponselnya jatuh ke lantai. Dia buru-buru mengambilnya, tapi kakinya malah melangkah dan menginjak ponsel hingga patah menjadi dua!
Di saat yang sama, pintu masuk Ruang Pamer No.6 di depannya tiba-tiba tertutup dengan keras!
Seketika itu Luo Yichen mundur beberapa langkah. Wajahnya langsung berubah pucat pasi, dan penyesalan menyergap: Mengapa dia menyetujui eksperimen Xiao Yezi ini?
Mungkin karena sejak kecil terbiasa hidup dengan kutukan keluarga, membuatnya terlatih berurusan dengan hal-hal gaib. Tapi baru sekarang dia sadar, kutukan dari misi darah di apartemen ini jauh lebih mengerikan dari yang dibayangkan!
Lebih menakutkan dari keputusasaan adalah harapan. Karena dengan adanya harapan, muncul kehendak untuk bertahan hidup. Tapi saat harapan itu dihancurkan, barulah ketakutan sejati muncul.
"Kengerian berasal dari harapan. Karena sebelumnya selalu berada dalam keputusasaan, perasaan mati rasa terhadap teror justru muncul. Tapi sekarang, justru karena ada harapan untuk bertahan hidup, dia merasakan ketakutan yang tak tertandingi!"
"Tidak... jangan, aku tidak mau mati... Aku akhirnya punya kesempatan untuk hidup, aku tidak mau mati, aku tidak mau mati!"
Benih api hitam di telapak tangan membuatnya merasakan kedinginan yang semakin menjadi, seolah membeku. Dia terus mundur, tapi kaki terasa kejang-kejang, sulit digerakkan!
Akhirnya, dia hanya bisa merangkak di lantai. Dia sangat berharap benih api di tangannya bisa berubah putih, tapi sama sekali tidak ada efek.
"Tidak... jangan..."
Di otaknya terbayang tiga adik: Yi Xin, Yi Feng, dan Yi Shui. Sebagai anak tertua keluarga, dia pernah bersumpah akan merawat adik-adiknya setelah ayah meninggal. Yi Xin telah terbebas dari kutukan, sementara Yi Feng dan Yi Shui harus dia bantu bertahan hidup dengan segala cara.
Dia tidak rela, sama sekali tidak rela!
"Ah——"
Akhirnya dengan susah payah dia berdiri dan berlari ke depan, tapi menabrak lemari pajangan hingga terjatuh. Tirai lemari jatuh menutupinya. Saat berusaha menarik tirai itu... tiba-tiba kain di lantai mulai menggembung, membentuk siluet mirip manusia yang langsung menerkam Luo Yichen!
Sementara itu, Xiao Yezi yang sudah sampai di lantai tiga menerima telepon dari Yinyu.
“Kamya Sayoko!” Suara Yinyu penuh kemarahan: “Luo Yichen sudah mati! Dia sampai sekarang tidak datang berkumpul dengan kita, telepon juga tidak bisa dihubungi, pasti terjadi sesuatu! Ini semua adalah tanggung jawabmu! Eksperimen yang begitu berbahaya, kau berani melakukannya sembarangan! Aku jelas-jelas menentang, tapi kau bilang tidak bisa mencari jalan hidup tanpa itu! Bukankah kau mengandalkan para penghuni yang mungkin menyelamatkanmu saat bahaya? Kau harus bertanggung jawab penuh atas kematian Luo Yichen!”
“Dia mati?” Xiao Yezi terdiam beberapa detik setelah mendengar, lalu berkata: “Menyalahkan sekarang sudah tidak ada artinya lagi. Biji api di tangannya sudah...”
“Kau hanya peduli biji api? Dia adalah manusia! Mati karena kesalahan penilaianmu! Dia anggota Night Feather Alliance, aku sudah berjanji pada setiap penghuni yang bergabung akan berusaha maksimal menyelamatkan nyawa mereka!”
“Cukup. Apakah biji api hanya menyangkut hidup matiku sendiri? Bukankah kalian juga sama? Aku tidak melakukan hal yang tidak berarti, menjalankan misi darah memang tidak bisa mengharapkan tanpa korban. Daripada memikirkan ini, lebih baik cari cara untuk bertahan hidup!”
Yinyu segera menjawab: “Aku tahu. Maksudku sederhana, eksperimen seperti ini dilarang dilakukan lagi! Terlalu berbahaya! Masih banyak hal rumit dalam misi darah ini. Di sekitarmu, tidak ada hantu yang mengikuti kan?”
“Setidaknya dalam radius tiga puluh meter tidak ada.”
“Untuk berjaga-jaga, jangan ke lantai dua dulu. Kalau terpaksa, jangan mendekati ruang pameran nomor 9. Tidak... kau harus waspada, jangan biarkan hantu itu naik ke atas...”
“Apakah Gongsun Chan bersamamu? Jaga baik-baik api yang kalian pegang. Selain itu, aku sedang mencari cara untuk mengambil kembali Lentera Penuntun yang kulempar tadi. Meskipun berada di luar area museum, aku punya cara untuk mengambilnya kembali.”
“Cara?”
“Segalanya tergantung pada usaha manusia.”
Setelah menutup telepon, Yinyu menatap Gongsun Chan di sampingnya dan berkata: “Tuan Gongsun, bagaimana jika api yang kau pegang ini diberikan padaku dulu?”
“Maaf,” Gongsun Chan menggelengkan kepala, “Nyonya Kamya berpesan agar aku harus terus memegang api ini. Aku anggota Aliansi Kamya, jadi...”
“Bukannya tidak mau menyerahkan api, ngapain pakai alasan berbelit-belit.” Lin Shan melirik dingin ke arah Gongsun Chan.
“Baiklah, kau pegang saja dulu.” Yinyu tidak memaksa.
Saat ini, seluruh kelompok berada di lantai satu.
“Bagaimana cara mengambil Lentera Penuntun di luar? Apa pendapatmu, Nyonya Ke?” Lin Shan penasaran bertanya.
“Mungkin menyuruh orang lain mengantarkannya ke dalam museum. Tapi... siapa ya?”
Api putih di tangan Gongsun Chan masih tetap stabil, membuat semua lega. Namun jika Lentera Penuntun di tangan Xiao Yezi hilang karena kematiannya, konsekuensinya akan fatal.
Tak ada yang mau menyerah untuk mengambil Lentera Penuntun satunya lagi.
“Nyonya Ke, aku ada pendapat, tapi tidak tahu pantas diutarakan atau tidak...”
Tiba-tiba Lin Shan membuka mulut.
“Kalau tidak pantas, jangan diutarakan.” Yinyu langsung memotong.
“Nyonya Ke, aku belum mengatakan apa-apa...”
“Aku tahu yang mau kaukatakan. Ingin memanggil Yin Ye ke sini, benar?”
"Kalimat ini benar-benar tepat."
Jika berbicara tentang siapa di apartemen yang berani mempertaruhkan nyawa untuk membawa Lentera Penuntun ke museum saat ini, maka hanya satu orang. Dialah Ke Yinye yang rela masuk apartemen demi Yinyu!
"Aku tidak akan membiarkan dia datang ke sini. Sama sekali tidak!"
Sikap Yinyu sangat tegas. Sambil menatap ke atas, dia berkata: "Aku bodoh sekali, berjanji pada para penghuni akan berusaha menyelamatkan nyawa mereka, tapi itu hanya penghiburan diri belaka. Sebenarnya aku tidak berhak menyalahkan Kamya, bukankah aku juga tidak mencegah Luo Yichen ikut dalam eksperimen ini? Sekarang, aku sangat takut. Sangat, sangat takut... Jadi setidaknya, aku tidak boleh melibatkan Yin Ye. Sama sekali tidak boleh!"
Gongsun Chan melihat ketegasan Yinyu, teringat pada mantan tunangannya yang telah putus pertunangan.
Mencintai seseorang berarti harus melindunginya. Demi mencegah tunangannya terseret dalam kengerian ini, dia memutuskan hubungan tanpa ragu. Meski mungkin tidak dimengerti, dia berharap ini bisa membawa kebahagiaan untuknya.
Mungkin, mereka tak akan pernah bertemu lagi selamanya.
"Nyonya Ke, area luar museum masih aman!" Lin Shan berusaha membujuk: "Tolong pertimbangkan lagi! Anda harus memikirkan keselamatan kami. Jika naik metro, mungkin setengah jam sudah sampai... Bahkan kurang! Kumohon, kita perlu mendapatkan Lentera Penuntun lainnya!"
“Saya setuju dengan pendapat Nyonya Ke.” Gongsun Chan dengan tegas memutuskan mendukung Yinyu: “Tuan Lin, Nyonya Kamya sudah bilang dia punya cara, jadi kita harus percaya padanya.”
“Kau anggota Aliansi Kamya ini, diamlah! Aku tidak percaya detektif macam apa itu!” Lin Shan berteriak dengan emosi: “Sudah dua orang mati! Aku sama sekali tidak bisa tetap tenang sekarang!”
Namun, bagaimanapun Lin Shan berusaha membujuk, sikap Yinyu tetap teguh.
Lin Shan mulai punya pikiran: satu-satunya cara sekarang adalah menyembunyikan fakta bahwa Yinyu menelepon Yin Ye. Asal dia jelaskan situasi dan membujuknya, pasti Yin Ye akan datang. Asalkan Yinyu tidak mati...
Tapi untuk sementara dia tidak bisa cari alasan untuk pergi sebentar. Ke Yinyu juga bukan orang bodoh, pasti bisa lihat niat jelasnya.
Waktu terus berlalu. Setelah kematian Luo Yichen, semuanya tampak tenang sementara. Tapi semua tahu, seiring waktu, pembatasan apartemen pada hantu akan semakin melemah. Pada akhirnya, akibatnya akan mengerikan.
Kini waktu menunjukkan pukul dua pagi.
Di sudut paling gelap sebuah ruang pamer lantai empat, sekumpulan api putih tiba-tiba berubah hitam!
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno BAB XIV Lukisan Ramalan?
“Museum Sejarah Nasional, bagaikan kuburan yang sunyi. Di sekitar museum yang terletak di pusat kota, tidak ada sama sekali cahaya lampu, semua lampu neon yang biasanya berkelap-kelip di sekitarnya telah berubah menjadi kegelapan.”
“Kota ini, seolah-olah sedang berubah perlahan menjadi sangkar yang pengap. Dan tren ini juga terus meluas.”
“Li Yin berjalan di tengah jalan yang gelap ini dengan langkah tidak tergesa-gesa. Di otaknya masih terngiang telepon dari Xiao Yezi.”
“Aku punya informasi penting tentang Chu Mizhen selama di Jepang. Bisa kuberikan sebagian, ini terkait hal penting tentang Chu Mitian. Adikku Lian sudah menyelidiki lama, data ini kurasa juga kau butuhkan?”
“Syaratnya apa?” Li Yin sangat tenang, langsung membuka kartu: “Nyonya Kamya, kita sama-sama paham. Tak mungkin kau memberikanku sesuatu tanpa syarat.”
“Pergi ke gerbang utama Museum Sejarah Nasional, bawa Lentera Penuntun masuk. Jangan khawatir, hantu umumnya tidak 'membunuh', apalagi kau masih di luar museum. Bahkan tak perlu masuk, cukup lempar ke dalam gerbang. Asal kau lakukan, sisa data akan kuberikan.”
“Data seperti apa sebenarnya ini?”
“Tentu sesuatu yang layak dipertaruhkan. Setelah lulus kuliah, tujuan pertama Chu Mizhen ke luar negeri adalah Jepang, tinggal di Tokyo lebih dari setahun. Menurutmu mengapa dia yang ingin mencari adiknya justru pergi ke luar negeri secara misterius?”
“Maksudmu?”
"Lukisan ramalan." Perkataan Xiao Yezi sangat langsung: "Dia ingin mencari lukisan ramalan yang disembunyikan Pu Miling di Jepang. Pu Miling sebenarnya sangat kaya, lukisan ramalannya bisa dengan mudah menghasilkan uang. Setelah meninggalkan kampung halamannya di Kota K, dia mengembara ke banyak tempat, dan tujuan pertama di luar negeri adalah Jepang. Lukisan ramalan yang tersisa di rumah leluhur keluarga Pu tidak memiliki nilai apa pun karena lukisan tertua yang ada sekarang sudah berusia lebih dari sepuluh tahun. Namun di Jepang, tersimpan lukisan ramalan terbaru. Sayangnya, meski Chu Mizhen telah mencari lama, dia belum pernah menemukannya. Hal ini tentu terkait dengan kondisi ekonominya yang selalu sulit saat itu. Tapi adikku Lian berbeda, dengan menggunakan kekayaan finansial keluarga Kiryuu, menemukan beberapa lukisan itu sama sekali tidak sulit. Sayangnya lukisan ramalan untuk misi darah yang sedang kutangani saat ini belum pernah dilukiskan."
"Lukisan ramalan? Benarkah?" Meski Li Yin selalu tenang, kali ini dia tidak bisa sepenuhnya menahan gejolak emosinya.
"Benar. Aku bisa mengirimkan sebagian padamu. Kamu mungkin mengira aku memalsukannya, tapi menurutmu apakah gaya kuas Pu Miling bisa ditiru sembarang orang? Lukisannya benar-benar setara maestro, kalau bukan karena tidak punya latar belakang pendukung, pasti sudah terkenal. Meniru lukisan seperti itu sama sekali tidak mudah."
Ini bisa dikatakan godaan yang tidak bisa ditolak oleh penghuni mana pun. Dulunya Shen Yu menggunakan lukisan ramalan untuk bertransaksi dengan penghuni, dan yang dilakukan Xiao Yezi sekarang juga sama.
"Bahkan Yan Hui sebagai orang kepercayaanku sama sekali tidak tahu tentang hal ini. Bagaimana?"
Kemudian, Li Yin menerima sebuah MMS yang berisi lukisan bergaya Pu Miling (bisa juga disebut Shen Yu). Dalam lukisan tersebut, terlihat seorang anak laki-laki mengambang sedang berdiri sendirian di sebuah taman kanak-kanak. Kepala anak itu menunduk dan tubuhnya mengenakan baju compang-camping.
Semakin mendekati Museum Sejarah Nasional, suasana sekitar semakin gelap. Sama sekali tidak seperti pusat kota metropolitan yang ramai. Lingkungan sekitar sunyi senyap tanpa kehadiran seorang pun.
Dia mulai berjalan mendekati arah museum tersebut. Museum ini pernah beberapa kali dikunjungi Li Yin di masa lalu. Ingatannya yang paling awal adalah saat berusia sepuluh tahun, dibawa Ayahnya ke sana.
Meskipun sejak kecil terpana pada ilmu kedokteran, Li Yin juga memiliki minat besar terhadap sejarah, khususnya sejarah kuno Tiongkok. Tak disangka kini kembali ke tempat ini dalam kondisi yang sama sekali berbeda.
Transaksi yang diajukan Kamya Sayoko tidak mungkin ditolaknya. Maka dengan sendirinya dia datang.
Namun di sisi lain, ini juga sebuah bentuk perjudian. Bukan sembarang judi, melainkan judi dengan risiko sangat besar. Tapi di balik risiko itu, tersimpan keuntungan yang luar biasa.
Di apartemen ini, tak seorang pun bisa menjaga netralitas. Tak ada jalan aman 100% yang bisa ditempuh. Saat ini Li Yin masih harus menjalani empat misi darah lagi untuk bisa bebas, setelah menghapus tiga misi darah sebelumnya. Jumlah ini saja sudah cukup membuat bulu kuduk merinding.
Lukisan ramalan Pu Miling tentu menjadi solusi terbaik.
Setidaknya untuk saat ini.
"Alasan Xiao Yezi memilih dirinya sendiri sebagai objek transaksi adalah karena sebagai penghuni yang paling memahami Chu Mizhen, dia bisa mempercayai perkataannya secara maksimal."
"Setelah menghitung sampai tahap ini, Li Yin tak bisa tidak mengakui bahwa Xiao Yezi adalah wanita yang sangat cerdik. Tak heran dia bisa mendirikan Aliansi Kamya dan menarik banyak pengikut. Di tempat seperti apartemen, bergantung pada yang kuat adalah satu-satunya harapan terakhir mereka."
"Akhirnya, dia tiba di depan paviliun museum. Pertama-tama dia berjalan berhati-hati mengelilingi bagian luar, mencari keberadaan Lentera Penuntun. Setelah berjalan sekitar satu menit, saat sampai di arah gerbang barat, dia menemukan lentera usang di tanah!"
"Li Yin segera mengambil lentera itu dan menelepon Xiao Yezi."
"Halo, aku sudah sampai!"
"Lentera Penuntun?"
"Ketemu."
"Bagus. Jangan sampai Yinyu dan yang lain melihat. Lempar saja ke dalam. Mereka sedang tidak di lantai satu sekarang. Pilih satu pintu untuk melemparnya, lalu kamu bisa pergi. Aku akan segera turun ke lantai satu."
"Baik! Tapi ingat, jika kamu berani melanggar janji, aku akan bocorkan rahasiamu ini ke semua penghuni apartemen!"
"Aku tentu tahu itu. Lempar saja ke dalam."
"Li Yin mengangkat lentera dan berjalan ke posisi pintu gerbang barat. Pintu masuk terbuka lebar, di dalamnya gelap gulita sehingga hampir tak bisa melihat pemandangan di dalamnya."
"Li Yin melemparkan Lentera Penuntun yang dipegangnya ke dalam. Kemudian langsung berbalik arah dan berlari secepat mungkin!"
"Sudah kulempar!"
"Li Yin sama sekali tidak berani mengurangi kecepatan. Jika sedikit saja melambat sekarang, konsekuensinya akan sangat mengerikan!"
"Xiao Yezi kemudian menelpon Yinyu."
"Pergi ke Gerbang Barat. Aku sudah mengambil Lentera Penuntun."
"Apa? Kamu serius?"
"Cepat pergi! Nyonya Ke! Lentera Penuntun ini menyangkut nyawa kita semua, harus segera mengambil lentera itu!"
Sudah beberapa waktu sejak kematian Luo Yichen. Namun masih ada waktu yang cukup lama sebelum misi darah berakhir, dengan terlalu banyak perubahan tak terduga yang mungkin terjadi.
Satu-satunya pembatasan dari apartemen juga akan perlahan menghilang seiring waktu.
Kedatangan Li Yin kali ini bukan tindakan gegabah. Dia memiliki persiapan tertentu sebelum berani melakukan ini. Orang biasa mana yang berani mengambil risiko seperti ini?
Dia baru lega setelah berlari masuk ke metro.
Namun selama proses turun ke lantai satu, sesuatu yang mengerikan terjadi.
"Hi...hitam!"
Api penyulut di tangan Gongsun Chan tiba-tiba berubah hitam! Artinya hantu berada dalam radius tiga puluh meter! Menurut denah, masih harus melewati beberapa ruang pamer untuk sampai ke Gerbang Barat!
Kematian Luo Yichen membuat semua orang sangat ketakutan terhadap hantu yang mendekat. Saat itu semua berlari terbirit-birit! Belum lagi tidak tahu hantu datang dari arah mana!
Dalam kondisi hanya membawa api penyulut tanpa Lentera Penuntun, situasi ini benar-benar berbahaya tingkat tertinggi! Eksperimen Xiao Yezi tidak berbahaya baginya karena membawa Lentera Penuntun, berbeda dengan Luo Yichen yang akhirnya tewas dalam kondisi itu!
Hantu akan membunuh! Meski tidak bertemu, tetap akan membunuh!
Tapi situasi saat ini masih ada ruang untuk manuver.
Asalkan mendapatkan Lentera Penuntun, tidak akan mengikuti jejak Luo Yichen!
Gongsun Chan berada di depan, disusul Yinyu dan Lin Shan. Luas setiap lantai sangat besar, sehingga dua hantu itu membutuhkan waktu lama untuk menemukan satu sama lain. Setiap kali melewati sebuah ruang pamer, memakan waktu yang cukup lama!
Nyala api di tangan Gongsun Chan semakin kedinginan, pertanda jelas hantu sedang mendekat! Para penghuni telah membuktikan melalui observasi bahwa semakin rendah suhu api, semakin dekat jarak hantu!
Keadaan yang terus membuntuti ini sudah menjelaskan segalanya tanpa perlu kata-kata!
Melewati satu demi satu ruang pamer, gerbang barat semakin dekat. Namun nyala api telah mencapai suhu terdinginnya. Gongsun Chan bahkan enggan memegang sumber api itu lagi, suhunya sudah melampaui batas toleransi tubuh manusia. Kulitnya mulai menunjukkan tanda-tanda membeku.
Akhirnya, setelah keluar dari ruang pamer terakhir, gerbang barat terlihat di kejauhan sekitar 100 meter. Sebuah lentera usang muncul di sana!
Melihat lentera itu, Gongsun Chan berlari sekuat tenaga!
Menyalakan Lentera Penuntun akan mengubah situasi berbahaya menjadi aman!
80 meter...70 meter...60 meter...
Tak lama, Lentera Penuntun sudah di depan mata. Saat Gongsun Chan hendak meraihnya, hembusan angin tiba-tiba menerbangkan lentera itu keluar gerbang!
Tangan Gongsun Chan yang sedang menggapai terhenti di udara!
Lentera itu ternyata sudah berada di luar gerbang!
Dan penghuni tidak boleh meninggalkan Pintu masuk museum, bahkan melangkah satu kaki pun tidak boleh!
"Tidak!" Yinyu yang melihat kejadian ini segera berkata: "Masih ada cara, jaraknya dekat dengan pintu masuk, gunakan alat apa pun untuk mengambil lentera! Tali, atau tongkat semacam itu!"
Lin Shan yang juga panik berkata: "Benar, bagaimanapun juga kita harus, harus mengambilnya kembali!"
Tapi, apakah hantu akan memberi mereka waktu itu?
Saat rasa dingin itu menyergap, bau busuk mulai menyebar di lobi. Saat menoleh ke belakang, tidak terlihat siluet manusia sama sekali. Namun ini justru membuat bulu kuduk meremang.
Sekarang ada dua pilihan: lari ke arah lain atau berusaha mengambil kembali Lentera Penuntun. Tapi melarikan diri mungkin tetap berakhir tragis. Sedangkan mengambil lentera...
Tak ada yang bisa melawan kutukan bayangan! Jadi harus menggunakan alat untuk mengambil lentera! Tapi tak seorang pun memiliki alat seperti itu di badan!
Dalam situasi sangat genting, Gongsun Chan segera melepas sabuk kulitnya, lalu berlari ke pintu dan melemparkan bagian berkait sabuk itu ke arah Lentera Penuntun!
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab Kelima Belas Kematian Kamya Sayoko
Gongsun Chan yang melemparkan sabuk kulitnya ternyata meleset sama sekali, karena dia tak berani menjulurkan tubuhnya keluar pintu. Saat diayunkan lagi, sabuk menyentuh lentera tapi malah menjatuhkannya ke samping.
Pada akhirnya, ini (karakter '') bukanlah hal yang mudah.
Api di telapak tangan semakin terasa dingin, Gongsun Chan sesekali menoleh ke belakang, namun di belakang sama sekali kosong. Pada momen genting terakhir ini, keputusasaan telah tiba diam-diam.
Apakah semuanya berakhir seperti ini?
Apakah hidupku akan berakhir begitu saja?
Gongsun Chan tidak rela! Bagaimanapun juga, dia tidak bisa menerima hidupnya berakhir dengan titik seperti ini! Terlebih lagi tidak bisa menerima kedatangan momen putus asa terakhir ini!
Dia selalu berharap bisa meninggalkan apartemen, bersama orang yang dicintai, terus menjadi jaksa yang menegakkan keadilan dan mengungkap perbuatan para pejabat korup!
Inilah obsesi dan keyakinan seumur hidupnya!
Air mata memenuhi mata Gongsun Chan, dia mencengkeram sabuk kulit dan melemparkannya lagi, namun tetap tidak bisa mengait lentera! Bahkan malah menjauhkannya!
Tiba-tiba Gongsun Chan merasakan kedua tangan mencekik lehernya dari belakang dan menyeretnya mundur!
Di saat yang sama, sebuah lentera tiba-tiba terlempar dan jatuh di depan Gongsun Chan! Dengan gegap gempita dia menyambar lentera itu dan memasukkan api ke dalamnya!
Setelah api menyala, akhirnya cengkeraman tangan itu melepaskannya.
Saat menoleh ke belakang, tidak ada siapa-siapa. Di sampingnya, Yinyu dan Lin Shan membelalakkan mata melihat Xiao Yezi yang berdiri tak jauh di depan mereka. Tangannya masih dalam posisi melempar.
“Akhirnya berhasil mengejar.” Dia berkata terengah-engah: “Tidak bisa naik lift memang merepotkan. Hei, ngapain diam saja? Cari cara bawa Lentera Penuntun di luar ke dalam!”
Krisis mengerikan ini akhirnya berhasil ditanggulangi sementara. Tapi Lentera Penuntun hanya bisa menyala selama lima menit saja. Setelah lima menit, nasib masih belum bisa diprediksi.
“Ini kedua kalinya Anda menyelamatkanku, Nyonya Kamya.” Melihat Lentera Penuntun yang menyala di tangannya, Gongsun Chan yang baru saja lolos dari maut berkata penuh perasaan: “Bagaimanapun juga terima kasih. Saya Gongsun Chan selalu membalas budi, di masa depan pasti akan...”
“Tidak perlu. Jika kalian mati, itu akan sangat merepotkan bagiku. Karena itu aku melakukan hal tadi.”
“Bagaimana kamu melakukannya?” Yinyu bertanya dingin: “Bagaimana kamu bisa memasukkan Lentera Penuntun? Apa kamu melakukan transaksi dengan penghuni apartemen? Apakah dengan Yin Ye?”
“Tidak.” Xiao Yezi menggelengkan kepala: “Meskipun Ke Yinye sangat mencintaimu, aku tidak bisa jamin dia pasti akan datang. Orang di dunia ini pada dasarnya lebih mencintai nyawa sendiri. Pengorbanan untuk orang lain selalu ada batasnya. Karena itu aku tidak pernah berharap pada orang lain. Tentang caraku, tebak saja. Pokoknya aku tidak akan memberitahumu.”
Akhirnya mereka berhasil memasukkan Lentera Penuntun menggunakan sabuk kulit. Lentera ini sekarang dipegang Xiao Yezi yang belum menggunakan sumber apinya.
Gongsun Chan mengangkat lentera dan berkata: “Selanjutnya... ke lantai teratas! Jika kalian takut, jangan ikut.”
Gongsun Chan berlari menuruni tangga di sisi lain. Sementara itu, Yinyu dan Lin Shan tetap diam di tempat.
"Apa rencanamu selanjutnya?" Yinyu menatap Xiao Yezi, bertanya, "Saat ini bibit api masih..."
"Aku akan ke lantai dua untuk mengambil bibit api Luo Yichen." Jawaban Xiao Yezi mengejutkan, "Meski kemungkinan besar dia sudah mati, sisa bibit api mungkin masih ada. Bahkan jika hantu masih di sana, aku masih punya bibit api untuk jaminan keselamatan. Ikut atau tidak, terserah kalian. Tapi tanpa bibit api maupun Lentera Penuntun, nyawa kalian tidak ada jaminan."
Pernyataan ini secara tidak langsung menghilangkan pilihan. Alhasil, Yinyu dan Lin Shan pun mengikuti Xiao Yezi dari belakang.
"Tapi... apa kamu yakin di ruang pamer mana Luo Yichen tewas?"
"Tidak tahu. Tapi kita bisa memperkirakan rute pelariannya. Tanpa Lentera Penuntun, meski punya bibit api dia pasti tetap kabur. Kira-kira dia belum sempat keluar dari lantai dua."
"Mengapa begitu yakin?"
"Pertama, pasti tidak sampai lantai satu, kalau tidak kalian akan melihatnya. Kalau naik ke atas, dia tahu ada hantu di lantai empat - terlalu berisiko karena dua hantu bertemu berarti tamat. Jadi perkiraanku dia masih di lantai dua, atau di tangga antara lantai dua dan satu. Tapi bisa saja bibit api-nya sudah diambil hantu. Namun harus dicoba, total hanya ada sembilan bibit api."
Tidak ada yang berani menggunakan lift. Di dalam kurungan bergerak itu, sama saja dengan mengunci jalan melarikan diri sendiri. Kini semua bingung harus berbuat apa.
Saat itu, Xiao Yezi tiba di lantai dua.
Di koridor yang seram, Yinyu dan Lin Shan sama-sama menempel dekat dengan Xiao Yezi.
"Sebentar lagi kita akan memasuki Ruang Pamer 9," kata Xiao Yezi: "Ruang tempat hantu bangun... Ngomong-ngomong lantai dua ini tempat yang cukup berbahaya, karena hantu mungkin kembali kapan saja."
"Mungkin kita bisa melakukan deduksi lebih lanjut tentang sudut buta pemikiran ini," kata Yinyu: "Mungkinkah justru karena itu malah akan aman?"
"Aku tidak mau bertaruh dengan probabilitas di bawah 50%." Xiao Yezi terus melirik ke sekeliling sambil berjalan, "Gongsun Chan sekarang mungkin juga dalam bahaya. Jika dalam lima menit dia tidak cepat lari, mungkin akan mengikuti jejak Feng Liehai. Pada dasarnya, pola hantu membunuh masih misteri - apakah ada syarat jalan kematian yang pasti? Atau mungkin sepenuhnya acak dalam kondisi tertentu?"
"Mungkin ada hubungannya dengan penggunaan Lentera Penuntun." Yinyu menatap lentera usang itu: "Tidak, ini tidak masuk akal. Luo Yichen dia... Tidak, mungkin dia belum mati?"
"Setidaknya eksperimen dengan Luo Yichen membuatku yap apartemen memang melakukan pembatasan tertentu. Dua hantu bangun bersamaan, berhenti bergerak setelah waktu tertentu, dan sinkronisasi keduanya... Artinya, waktu mereka berhenti adalah kesempatan terbaik bagi kita. Sejujurnya, aku terus berpikir: apakah ada metode sekali jalan yang tersembunyi untuk mencegah dua hantu ini bertemu selamanya?"
"Tidak..." Yinyu menggeleng: "Bahkan jika dua hantu tidak bisa bertemu, bukan berarti mereka berhenti membunuh. Misi darah tetap tidak akan dianggap mendapatkan jalan keluar seperti itu."
"Pembicaraan sampai ke tahap ini, jalan keluar masih terasa seperti melihat bunga dalam kabut, semakin dilihat semakin kabur." Lin Shan di samping, meski sudah memutar otak habis-habisan, tetap tidak bisa menemukan cara yang baik.
Saat itu, pintu masuk Ruang Pameran No.6 muncul di depan mata. Pintu itu terbuka, namun tak jauh dari depan pintu, sebuah etalase roboh dengan tirai tergeletak di lantai.
"Luo Yichen... apakah mati di sini?" Yinyu langsung berlari masuk ke dalam ruangan, Lin Shan juga segera menyusul. Tapi Sayoko tetap berdiam di tempat.
Tepat pada saat itu... pintu tersebut tiba-tiba menutup dengan sendirinya!
Bersamaan dengan itu, semua pintu keluar-masuk Ruang Pameran No.6 tertutup rapat! Ruang pameran ini juga tidak memiliki jendela sama sekali!
Yinyu dan Lin Shan pun terperangkap di dalam Ruang Pameran No.6! Dan di tangan mereka berdua, tidak ada Lentera Penuntun!
Di dalam ruang pameran yang seram dan gelap, suasana mencekam mulai mengental. Karena tidak ada jendela ditambah pintu tertutup, bahkan untuk melihat sekeliling pun menjadi sulit. Lin Shan gemetar ketakutan, tanpa peduli harga diri pria, bersembunyi di belakang Yinyu!
"Jangan panik!" Yinyu justru terlihat sangat tenang: "Lentera Penuntun bisa menjangkau hantu dalam radius tiga puluh meter. Kamya Sayoko, kamu di belakang kan? Segera nyalakan Lentera Penuntun! Dengan begitu kita aman! Aku akan ambil bibit apinya!"
"Hei, hei!" Lin Shan berkata gugup: "Bibi-api? Maksudmu bibit api?"
"Tadi aku melihat, karena sekarang gelap jadi tidak kelihatan, di sebelah tirai itu ada bibit api! Tapi warnanya hitam, sekarang..."
Bibit api hitam!
Apa artinya ini?
Berarti hantu berada dalam radius tiga puluh meter!
"Apakah jarak etalase pameran itu masih dalam radius tiga puluh meter dari posisi tempat Sayoko berdiri? Sulit diukur dengan akurat! Tapi bahkan jika meleset satu meter saja, semuanya akan berakhir."
"Pintu masuk ruang pamer Museum Sejarah Nasional sama sekali tidak mungkin dibuka dengan kekuatan kasar, kecuali kalau Shangguan Mian yang menyerang!"
"Nyalakan Lentera Penuntun sekarang juga." Yinyu segera berkata: "Ada sumber api! Kau alihkan perhatian hantu, aku yang ambil sumber apinya! Kalau hantu keluar, pasti akan membuka pintu ini!"
Namun, pintu di belakang sama sekali tidak mengeluarkan suara.
"Hei, Xiao Yezi, Kamya Sayoko?"
Masih tidak ada respons.
"Tidak... tidak mungkin?" Tubuh Yinyu menempel di pintu besar sambil mengetuk: "Hei, kau, jawab dong, Sayoko!"
Wajah Lin Shan langsung pucat pasi, menyadari sesuatu: "Dia... dibunuh? Kamya... dibunuh hantu?"
Kematian Sayoko berarti Lentera Penuntun tak bisa lagi membantu mereka! Di ruang pamer yang terkunci ini, sama sekali tidak ada harapan! Meski dapat sumber api, tidak ada Lentera Penuntun!
"Tidak... tidak mungkin, mustahil!" Yinyu segera mengeluarkan ponsel dan menekan nomor telepon Sayoko.
Namun, panggilan tidak diangkat.
"Jangan, jangan!" Lin Shan yang ketakutan langsung melompat berdiri, lalu berlari ke arah pintu lain ruang pamer berdasarkan ingatannya pada denah. Saat ini rohnya sudah tercerai-berai ketakutan.
Tanpa disadari, tindakannya saat ini sama saja dengan cari mati.
Sementara Gongsun Chan, telah tiba di lantai teratas. Saat ini dia berada di ruang pamer artefak Dinasti Qing, berdiri di depan meriam periode akhir sambil memandangi Lentera Penuntun yang hampir habis terbakar.
Yang membuatnya gembira, di dalam mulut meriam besar itu ternyata terdapat api baru!
Dia segera memasukkan tangannya ke dalam mulut meriam, menggenggam api itu dan mengeluarkannya!
Sekarang, dari sembilan api yang dibutuhkan, delapan sudah ditemukan. Tinggal tersisa satu api terakhir!
Gongsun Chan berlari ke mulut tangga lain. Begitu Lentera Penuntun akhirnya padam, dia langsung menutup pintu dan turun secepat mungkin sambil terus berbelok-belok di koridor lantai yang berbeda-beda. Api baru di tangannya sudah berubah menjadi putih.
Ini membuatnya sedikit lega.
Tapi sekarang bukan saatnya lengah. Bagaimanapun juga harus tetap waspada!
Tiba-tiba ponselnya bergetar. Peneleponnya adalah Yinyu. Dia segera menerima.
"Gongsun Chan! Kamu dimana? Sudah berhasil mengalihkan hantu?"
"Aku dapat api baru, Nyonya Ke. Ada apa?"
"Api baru, bagus! Cepat ke ruang pamer nomor 6 lantai 2... Kamya Sayoko, dia mati!"
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab 16 Mayat Kuno yang Semakin Mendekat
Gongsun Chan saat itu bergegas menuju lantai dua dengan panik. Sepanjang perjalanan, energinya semakin terkuras habis, hampir tidak ada waktu untuk beristirahat. Di masa lalu sebagai jaksa, dia selalu terkubur dalam tumpukan berkas kasus tanpa banyak kesempatan berolahraga. Kini, hanya beberapa langkah saja membuatnya terengah-engah lama.
Yang paling mengejutkannya adalah kabar dari Yinyu bahwa Xiao Yezi sudah mati! Sebagai pemimpin Aliansi Kamya, jika ini benar berarti aliansi tersebut akan bubar total. Kini jelas Yinyu tak boleh mati! Cendekiawan di apartemen hanya segelintir, setiap eksistensi mereka sangat berharga, jadi Yinyu harus diselamatkan!
Gongsun Chan memaksakan diri mengatasi kelelahan tubuhnya, sampai di tikungan tangga antara lantai tiga dan dua. Saat hendak turun, dia mendapati bara api baru di telapak tangannya tiba-tiba berubah dari putih menjadi hitam!
Penemuan ini membuat seluruh tubuhnya menggigil kedinginan. Tangan yang memegang Lentera Penuntun pun gemetar!
Dia tak bisa turun! Jika nekat turun, berarti mengundang hantu ke tempat itu! Tapi jika tidak pergi, bukankah nasib Yinyu dan Lin Shan akan dalam bahaya besar?
Mengatupkan gigi, dia tetap menghentikan langkah dan berbalik arah. Jika benar-benar ada "hantu" yang muncul hendak "membunuh"-nya, dia akan segera menyalakan Lentera Penuntun. Sedangkan pihak Yinyu, jika Xiao Yezi benar-benar "mati", diperkirakan akan ada "masa tenang". Masa tenang inilah yang akan menjadi "tanda kehidupan" penting!
Saat ini, selain cara ini, tak ada jalan lain lagi!
Sementara itu, Yinyu yang terperangkap di Ruang Pamer 6 telah mendapatkan api baru. Lin Shan juga kembali berlari ke sana. Setelah kembali, pipinya terlihat sangat pucat, wajahnya putus asa seraya berkata: "Tertutup! Ruang pamer ini benar-benar terkunci rapat!"
Ruang Pamer 6 telah berubah menjadi sangkar! Ini berarti mulai sekarang, "hidup mati" di tempat ini tak lagi berada dalam "kendali" sendiri!
"Jangan khawatir! Begitu Gongsun Chan datang, kita pasti akan diselamatkan. Jangan menjauh dari area Pintu masuk!"
Tangan Yinyu erat menggenggam api peninggalan Luo Yichen. Dia hanya bisa diam di tempat, menempelkan tubuhnya ke pintu ruang pamer. Lin Shan pun mengikuti, saat ini memang tak ada cara lain.
Menunggu dalam kegelapan ruang pamer benar-benar siksaan yang mengerikan. Lin Shan tak tahan menunggu bahkan belum satu menit. Gelisah dia bertanya: "Gongsun Chan? Kenapa dia tidak datang? Dia di mana?"
"Tidak tahu... Mungkin sedang terhalang sesuatu sehingga belum bisa datang. Jangan terlalu panik..."
“Aku, bagaimana aku bisa menunggu? Aku tidak sanggup!” Bola mata Lin Shan dipenuhi ketakutan: “Benar, dia pasti ingin meninggalkan kita, tidak peduli hidup mati kita. Ya, dia anggota Aliansi Kamya, jadi tidak peduli nasib Aliansi Night Feather kita!”
Karena sifat mesumnya sendiri yang mengkhianati Aliansi Night Feather, Lin Shan secara alami menganggap Gongsun Chan sebagai orang semacam itu. Apalagi di lingkungan seperti ini, sangat mudah memicu berbagai imajinasi berlebihan.
Terkadang, imajinasi lebih menyiksa daripada realitas. Terutama saat terperangkap di zona ketakutan seperti ini.
“Cukup, tenang!” Yinyu memandang dingin Lin Shan: “Biasanya apa yang selalu kukatakan? Saat menjalankan misi darah, jangan sampai panik sendiri! Jika ingin bertahan hidup, jangan menakuti diri sendiri dulu!”
Sepertinya beruntung, sepuluh menit berikutnya berlalu tanpa kejadian di ruang pamer. Namun, bara api di tangan tetap berwarna hitam.
Ini membuktikan hantu terus mengawasi mereka dari jarak tiga puluh meter! Tapi tidak ada cara untuk melawan!
Dalam tekanan, Lin Shan sudah tidak tahan. Dia tidak tahu bagaimana Yinyu memiliki kesehatan mental sekuat itu untuk bertahan sampai sekarang, tapi dirinya sudah menyerah.
Dia tidak percaya Gongsun Chan akan turun menyelamatkan mereka!
Tapi melarikan diri pun tidak mungkin keluar dari ruang pamer ini. Lalu, harus bagaimana?
“Saya rasa kita tidak akan mati untuk sementara.” Yinyu menatap Lin Shan dengan sorot mata yang cerdas, berkata: “Kamya Sayoko baru saja mati, kita tidak akan mati secepat itu. Sekarang kita hanya bisa bertahan, pintu ini pasti tidak bisa ditembus, ruang pameran yang terkunci juga tidak memiliki jalan keluar...”
Namun, Lin Shan tidak bisa menerima lagi. Tiba-tiba ia meraih bara api itu dan berlari sekencang-kakinya!
Lin Shan sebenarnya cukup cerdik, sebagai tokoh penting di Night Feather Alliance, makanya rahasia gu Luo Shisan bisa diketahuinya. Sebelum masuk apartemen, ia pernah bekerja sebagai analis keuangan. Karena memiliki visi yang luas, ia dihargai oleh Yin Ye dan Yinyu. Sayangnya, menghadapi situasi kritis ini, kecerdikannya dulu telah menguap. Bagaimanapun, sebagai pemula dalam misi darah, sedikit orang yang bisa melawan kengerian seperti ini.
Ini bukan kesalahan Lin Shan. Siapapun yang berada di posisinya mungkin tidak bisa lebih baik. Lagipula sosok luar biasa seperti Li Yin dan Ying Ziyue yang memiliki kesehatan mental super kuat memang langka. Di dunia ini, sebagian besar orang tidak bisa tetap tenang dan waras saat menghadapi kritis hidup dan mati.
Lin Shan jelas termasuk golongan ini.
Di ruang pameran museum ini, Lin Shan yang sudah kehilangan seluruh akal sehatnya bagaikan penjudi yang kehilangan semua alat taruhannya, hanya tersisa perlawanan lemah meronta seperti hewan terpojok.
Akhirnya ia mulai menyadari: sejauh apapun berlari, bara api di tangannya tetap hitam! Ruang pameran yang tidak terlalu besar namun tidak juga kecil ini segera membuatnya mentok di ujung jalan.
"Tidak... Tidak, jangan!" Tubuh Lin Shan sudah meringkuk di sudut, pipinya basah oleh air mata, kedua kakinya gemetar tak henti, "Jangan bunuh aku, aku, aku tidak mau mati, aku tidak mau mati!"
Dinginnya api hitam di telapak tangan terasa seperti merembes hingga ke tulang. Api hitam yang menyala-nyala itu, Lin Shan merasa seolah menggerogoti sisa-sisa nyawanya.
Ia mengambil ponselnya lagi, bersiap menelepon Gongsun Chan. Sebelumnya Yinyu tidak jelas kenapa selalu menolak menghubungi Gongsun Chan, tanpa alasan. Sekarang dia sudah tidak peduli lagi, tetap saja menekan nomornya.
"Halo," tak disangka telepon tersambung cepat, "Gongsun Chan, kumohon, tolong selamatkan aku! Aku bahkan mau bergabung dengan Aliansi Kamya, ah tidak, apapun akan kulakukan!"
"Aku sekarang sedang dikejar hantu, nyawaku sendiri juga terancam. Aku di lantai empat, pokoknya kalian cari cara sendiri, aku sudah tidak punya jalan lain!"
"Kamu..."
Tiba-tiba, api di tangannya berubah menjadi putih. Sesaat kemudian, pintu yang tidak jauh di belakangnya terbuka sendiri!
Saat itulah dia baru tersadar!
Yinyu pasti sudah menebak ini! Dia tahu kalau Gongsun Chan bertemu hantu, menelepon berarti membocorkan informasi! Jadi tadi, apakah hantu itu menyandarkan kepalanya ke pipi Lin Shan yang sedang memegang ponsel, mendengar semua pembicaraan?
Sekarang... hantu itu menuju lantai empat!
"Gongsun Chan, lari cepat!" Lin Shan berteriak ke ponsel, "Cepat lari!"
“Kebodohan Lin Shan telah menggali kuburan baru bagi para penghuni!”
Saat Gongsun Chan mendengar kalimat ini, dia sedang berada di sebuah ruang pamer di lantai empat, tepat di sebelah etalase kaligrafi Dinasti Song. Awalnya dia agak bingung, tapi kemudian tersadar!
Melarikan diri... itu berarti harus menggunakan bara api di tangannya!
Dia segera mengambil bara api dan bersiap menyalakan Lentera Penuntun. Namun karena gerakannya terlalu kasar, lentera itu terjatuh ke lantai. Dia buru-buru meraihnya, tapi tubuhnya menabrak etalase kaligrafi sehingga bara api terlempar dan jatuh ke lantai!
Tiba-tiba Gongsun Chan tidak bisa melihat bara api itu! Ruang pamer yang memang gelap ditambah warna hitam bara api membuatnya mustahil ditemukan dalam kegelapan. Dia terpaksa meraba-raba di lantai seperti orang buta.
Dia sangat paham - hantu lain sedang naik ke atas. Mereka harus mengalihkan perhatian hantu ini sebelum semuanya terlambat, atau nyawa semua orang akan berakhir di tempat ini!
Tidak boleh!
Situasi tidak boleh berkembang sampai ke titik itu!
Sama sekali tidak! Tapi masalahnya, waktu... tidak akan menunggu!
Saat orang-orang di museum terjebak dalam situasi mematikan, di dimensi lain yang terdistorsi - Kampus Jin Yu tempat Mizhen menginjakkan kakinya.
"Sudah... larut sekali ya?"
Di perpustakaan, Yan Lang mengusap matanya sambil melihat ke luar: "Hmm, apa ini berbahaya?"
“Di kejauhan, Bai Xiumin sedang memegang sebuah buku dan membaca. Dia juga salah satu teman sekelas Li Yin dan Mizhen dulu. Meski menyukai membaca, kali ini dia heran melihat perpustakaan yang agak sepi, berkata: "Biasanya pada jam segini, Mizhen dan Li Yin pasti sudah ada di sini."”
“Setelah menyelesaikan bukunya, Bai Xiumin berdiri dan mengembalikan buku ke rak. Melihat jam, waktunya hampir pulang.”
“"Hmm... ayo pergi."”
“Namun tiba-tiba, buku yang baru saja dia taruh di rak perlahan bergerak sendiri keluar dari susunan buku lain. Lalu karena kehilangan keseimbangan, jatuh ke lantai.”
“Bai Xiumin merasa heran dan menoleh ke belakang.”
“Seketika matanya membelalak! Buku yang jatuh itu ternyata penuh noda darah!”
“Yan Lang yang mendengar suara di belakangnya menoleh, wajahnya menunjukkan keraguan.”
“"Ada apa?"”
“Dia tiba-tiba mendengar suara di sampingnya. Ketika menoleh, ternyata Qian Xiyue yang berbaju merah!”
“Yan Lang diam-diam menyukai Xiyue. Tak disangka bisa bertemu dengannya di perpustakaan!”
“Xiyue yang sedang memegang buku tersenyum padanya: "Tadi ada apa? Ekspresimu menyeramkan."”
“"Ti-Tidak... tidak ada apa-apa."”
“Di seberang perpustakaan, di tepi taman, Mizhen berdiri. Ketika dia mengangkat kepala, dari jendela terlihat Yan Lang dan Xiyue.”
“Apakah itu roh jahat dalam diriku?”
"Dia selalu merasa ada sesuatu yang tidak beres. Sebelumnya, saat melihat Xinhu juga begitu, selalu terasa bahwa itu memang Lin Xinhu yang sebenarnya."
"Sekarang juga sama..."
"Apa sebenarnya yang terjadi dengan dimensi ini?"
"Kakak."
"Mizhen segera menoleh ke belakang, tiba-tiba melihat Mian Tian dan Shen Yu berdiri di belakangnya!"
"Apakah kamu... kakak?" Mian Tian menatap Mizhen di depannya, tapi tidak bisa memastikan apakah ini benar-benar kakaknya?
"Setelah sadar, mereka muncul di ruangan asrama putra. Shen Yu berada di sampingnya."
"Apakah karena bersama-sama menanggung kutukan, lalu masuk ke dimensi ini?"
"Tapi dia justru bertemu Yan Lang, Zhou Zhengliang, Luo Cheng, dan Han Zhen di gedung asrama!"
"Awalnya dia mengira itu adalah roh jahat dalam diri dari instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, tapi merasa ada yang salah. Menurutnya, itu memang mereka yang asli."
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Aku mengerti." Shen Yu tiba-tiba bersuara: "Kupikir orang-orang di sini bukanlah roh jahat dalam diri, melainkan manusia nyata. Hanya saja, dimensi ini adalah dunia proyeksi yang tercipta dari memori penghuni. Dunia nyata yang diciptakan berdasarkan ingatan kita. Begitu Raja Iblis berhasil menyerbu dunia ini dan membuat kehendak kita breakdown, saat itulah kita akan mati di dunia ini!"
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab 17 Dunia Iblis
"Di dimensi ini, semua hal adalah nyata. Termasuk kehidupan di sini, mereka juga memiliki kesadaran diri, memiliki kepribadian dan roh, bahkan bisa pergi ke dunia luar. Pu Miling adalah contoh yang baik."
"Tapi dunia seperti ini juga akan diserang oleh Raja Iblis."
"Saat dunia ini benar-benar hancur, itu adalah awal dari penghuni yang rohnya mulai ditelan."
Di sebelah timur Kampus Jin Yu, tepat di lokasi gerbang kampus, seorang pemuda sedang berencana keluar. Pemuda berpenampilan sopan ini baru saja melangkah keluar gerbang ketika terdengar suara retakan keras dari tulang lehernya, diikuti suara gemeretak sendi-sendi lain di tubuhnya. Sebelum otaknya sempat memproses keanehan ini, tubuhnya sudah roboh ke tanah, anggota badan berpencar bagai boneka kayu yang dibongkar! Darah telah menodai tanah, di luar gerbang kampus terhampar jenazah-jenazah merah darah.
Di semua gerbang Kampus Jin Yu, pemandangan serupa terlihat. Jenazah-jenazah bermandikan darah itu membuat bulu kuduk meremang!
Di perpustakaan, Xi Yue sedang membaca buku. Saat mendengar sebuah suara, dia langsung menoleh dengan gembira.
"Mizhen?"
Xi Yue bisa dibilang sahabat terbaik Mizhen. Kini, tatapannya yang penuh tanya beralih ke Shen Yu yang berdiri paling belakang: "Bisa tahu... siapa nama san?"
"Ini..." Mizhen menoleh ke belakang memandang Shen Yu, "Dia orang yang punya hubungan khusus."
“Sangat familiar.” Tiba-tiba Mian Tian mendengar suara Mizhen di belakangnya berkata pelan: "Aku merasa tempat ini sangat familiar. Setelah masuk, ada perasaan seperti kembali ke kampung halaman."
"Kam...kampung halaman?" Mian Tian sangat bingung mendengar kalimat ini.
Tentu saja, tidak ada yang bisa memahami ucapan ini.
"Mizhen, mana Li Yin?" Xi Yue tiba-tiba berdiri dan bertanya: "Li Yin tidak muncul? Kalian kan selalu lengket seperti perangko? Dan, apakah kabar yang kudengar benar? Kalian berjanji akan menikah setelah lulus kuliah?"
Ucapan ini membuat Mizhen langsung kebingungan.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di perpustakaan, hal pertama yang dilakukannya adalah memastikan tanggal hari ini melalui koran yang diletakkan di pintu masuk. Setelah mengamati pengunjung perpustakaan, dia bisa memperkirakan waktu pasti. Saat ini, Xi Yue juga belum mengalami pelecehan dari Wang Shaojie, dan belum melakukan pembunuhan.
Dia juga ingat jelas hari ini, meskipun tidak terjadi hal besar. Berdasarkan ingatannya, malam hari ini dia pernah duduk bersama Li Yin di lapangan, melihat meteor di langit, hingga larut malam baru kembali ke asrama.
Itu adalah hari yang sangat penting baginya.
Dan di depan matanya terpampang pemandangan hari itu.
Di hadapannya, ada sosok Xi Yue di masa kuliah yang masih terlihat kekanak-kanakan, pemandangan ini membuat Mizhen sangat terharu. Orang di depannya bukanlah ilusi palsu, melainkan manusia sungguhan.
Dia mulai tidak mengerti, sebenarnya apa yang terjadi dengan dimensi ini.
"Tapi, instruksi tulisan darah tingkat raja iblis bukanlah hal sepele, sama sekali tidak boleh diremehkan. Hal ini bisa terlihat dari peringatan serius berulang kali Pu Miling."
"Namun, perkataan Xi Yue saat ini membuatnya sangat terkejut. Janji menikah setelah lulus? Apa maksudnya ini? Ini sama sekali tidak sesuai dengan ingatannya."
"Ada apa? Mizhen? Kenapa diam saja, ini bukan hal yang perlu malu." Xi Yue tersenyum manis lalu berkata: "Kamu dan Li Yin kan sudah pacaran lama? Setelah lulus menikah, kamu bahkan berjanji akan menjadikanku bridesmaid. Ngomong-ngomong, kenapa kamu memegang lentera tua itu?"
Saat itu, Mizhen seolah memahami sesuatu.
Malam itu, saat melihat meteor bersama Li Yin, dia mengucapkan harapan. Bagaimanapun juga, berharap bisa menghabiskan hidup bersama Li Yin... Bagaimanapun, setidaknya jika harapan ini bisa terkabul.
Apakah keadaan yang terjadi sekarang ini tercipta karena harapan itu?
"Harapan, harapanku?" Saat Mizhen hendak bicara, tiba-tiba pintu perpustakaan terbuka keras. Han Zhen masuk dengan tergopoh-gopoh!
"Ada... Ada masalah besar! Cepat pergi lihat! Ada masalah besar!"
Semua orang mengikutinya keluar perpustakaan. Pemandangan mengerikan muncul tiba-tiba di depan mata. Saat itu, hampir semua orang merasakan darah mereka membeku.
Di sebuah pohon pinus tua di luar perpustakaan, sesosok jenazah tertancap di sana. Sebuah kaki kursi yang diraut tajam menembus tenggorokan mayat itu, menyembul dari belakang batang pohon. Mayat itu terpaku di situ, meski wajahnya terlihat sangat mengerikan, masih bisa dikenali sebagai Wang Shaojie!
Sebenarnya pada saat ini Wang Shaojie seharusnya masih hidup. Namun dia justru mati di sini. Itupun dengan cara kematian yang begitu mengerikan.
"Ini... bagaimana bisa?" Xi Yue segera menutup mulutnya sambil mundur ketakutan beberapa langkah. Yan Lang segera menyambar dan menopangnya dengan bahu.
Di Kampus Jin Yu saat ini, hanya anggota kelas Li Yin yang masih bertahan hidup.
Selain mereka, tidak ada satu pun yang selamat!
Orang-orang di dunia ini, setelah dilahirkan, juga merupakan kehidupan nyata. Kematian mereka pun merupakan kematian yang sesungguhnya.
"La... Laporkan ke polisi!" Bai Xiumin tiba-tiba tersadar, segera mengeluarkan ponsel dan menelepon: "Halo, halo? Kantor polisi? Hah? Kok tidak ada sinyal?"
Tak lama kemudian, hampir semua orang menyadari ponsel mereka tidak mendapat sinyal.
Memandang jenazah Wang Shaojie yang tertancap di langit, tubuh semua orang gemetar. Lagipula berapa mahasiswa biasa yang pernah menyaksikan pemandangan mengerikan seperti ini?
"Kita harus segera berpencar!" Mian Tian tiba-tiba berseru: "Pembunuh Wang Shaojie mungkin masih di sekitar sini. Kaburlah ke berbagai arah! Cari cara untuk menghubungi polisi lewat telepon!"
Selanjutnya, semua orang mendengarkan perkataan Mian Tian untuk berpisah mencari telepon. Sedangkan Mian Tian, Mizhen, dan Shen Yu bertiga bergerak bersama.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Mian Tian kali ini menatap Mizhen dan bertanya: "Kakak, lalu, tempat ini sebenarnya bagaimana, apakah kau tahu?"
"Raja Iblis, itu Raja Iblis." Mizhen hanya bisa menjawab seperti ini: "Di tempat ini, aku dan Li Yin saling mencintai, maka ini adalah..."
"Harapan." Kali ini yang berbicara adalah Shen Yu: "Ini harapanmu kan."
"Lalu, dunia ini adalah dunia ilusi?" Mian Tian sepertinya mulai mengerti: "Yang kita lihat hanyalah roh jahat dalam diri?"
Saat itu, mereka sudah berlari mendekati asrama putri. Tiba-tiba, terdengar teriakan meraung yang mengerikan.
Mizhen tak sengaja menoleh, dan melihat tubuh Lin Xinhu tergeletak di dinding. Wajahnya sebagian besar sudah hancur menjadi gumpalan daging, hanya tersisa sedikit bagian. Tubuhnya mencengkeram dinding itu, dengan mulut yang tinggal separuh masih bergerak-gerak mengucapkan kata-kata yang tak terdengar.
Akhirnya, seluruh tubuhnya terjatuh ke lantai.
Adegan mengerikan seperti ini terus terjadi di berbagai sudut Kampus Jin Yu.
Dunia ini adalah proyeksi hati Mizhen. Semua orang yang muncul memiliki memori, karakter, suara yang sama persis, bisa dikatakan tak berbeda dengan orang-orang di dunia nyata.
Dunia ini setara dengan perlindungan bagi penghuni... tepatnya pembatasan yang diberlakukan apartemen.
"Ketika dunia ini perlahan runtuh, pembatasan juga akan melemah selangkah demi selangkah. Pada akhirnya, ketika muncul retakan di hati para penghuni, Raja Iblis akan menyusup masuk."
"Dosa asal, itulah iblis. Entah itu nafsu, atau ketakutan, selama masih hidup, mustahil melewati misi darah ini. Pada akhirnya, akan terus tertembus sampai dibawa Raja Iblis ke dalam kegelapan abadi."
"Pu Miling, begitulah caranya muncul di dunia nyata. Pikiran yang cukup kuat ini telah mencapai tingkat yang mampu eksis dalam realitas."
"Dengan kata lain..."
"Mizhen!"
Suara yang tak asing lagi terdengar di telinga. Mizhen segera mengarahkan pandangannya ke suatu tempat di sampingnya, melihat siluet manusia berdiri di sana, lalu berlari mendekat.
"Li Yin!"
"Kamu... tidak apa-apa?" Dia berlari ke depan Mizhen sambil terengah-engah, "Syukurlah, tidak terjadi apa-apa. Hmm, siapa ini?"
Shen Yu menunjukkan ekspresi terkejut, "Li Yin? Kenapa kamu di sini?"
"Hah? Kamu kenal aku? Mizhen, siapa dia? Mian Tian, kamu kenal dia?"
Namun Mizhen malah mundur beberapa langkah, memandang dengan waspada, "Kamu... siapa?"
"Aku? Ada apa denganmu, Mizhen?" Li Yin mengira ini candaan kekasihnya, "Siapa lagi kalau bukan aku? Jangan bercanda. Sudah bertahun-tahun pacaran, kebiasaanmu bercanda ini tetap tak berubah."
"Dengan kata lain, Mizhen bisa membawa Li Yin yang ada di hadapannya ini."
"Li Yin di hadapannya yang benar-benar mencintainya. Cinta Li Yin yang tak bisa didapat di dunia nyata, bisa diperoleh di dunia ini. Asalkan dia berhasil menyelesaikan instruksi tulisan darah tingkat raja iblis ini, dia bisa membawa Li Yin yang ada di hadapannya keluar dari dimensi ini."
"Begitu pemikiran seperti ini muncul, semakin mudah celah untuk invasi raja iblis tercipta di dunia ini. Alasan utama kematian Ye Han dalam misi darah tingkat raja iblis dulu sebagian besar karena faktor ini. Obsesinya membuat Pu Miling menjadi abadi. Tapi itu justru mempercepat jalan kehancurannya, hingga akhirnya tewas mengenaskan dalam misi darah tingkat raja iblis. Obsesi kuatnyalah yang membuat Pu Liansheng membawa Pu Miling ke dunia nyata."
"Segala sesuatu di dunia ini bisa dibawa ke realitas. Asalkan kamu bisa bertahan hidup."
"Harapan bisa terwujud sepenuhnya, godaan yang tak bisa ditolak siapa pun. Bahkan dalam misi darah tingkat raja iblis, kamu bisa menghidupkan kembali orang yang sudah lama mati di dunia nyata, dan membawa mereka yang dihidupkan kembali ke realitas."
"Dunia ini bisa mewujudkan segala hal, tapi juga bisa menghancurkan segalanya."
"Semakin banyak yang diinginkan, semakin besar pula pengorbanannya."
"Kakak!" Mian Tian berlari menarik Mizhen, "Jangan seperti ini! Ini bukan dunia nyata! Semuanya palsu! Kalau kau menganggap ini nyata, kau akan tertipu, jangan, jangan tergoda!"
"Mizhen memandang Li Yin di hadapannya. Cara bicara, ekspresi, bahkan gerakan halus sekalipun, semuanya persis sama dengan Li Yin yang asli."
Sedangkan Li Yin seperti ini, di dunia ini justru menjadi kekasihnya sendiri. Dan ini adalah harapan yang sangat ia dambakan, namun mustahil terwujud dalam realitas.
Lalu, bagaimana pilihan yang harus ia buat?
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab 18 Xingchen
Di saat itu, Shen Yu justru maju ke depan dan berkata dingin: "Kamu tidak tahu? Ada yang mati. Orang dari kelasmu."
Li Yin belum sepenuhnya menyadari situasi, namun mendengar kalimat itu, ia langsung membeku.
"Ma...mati?" Ia segera melihat ekspresi Mizhen, dan seketika menyadari ini bukan lelucon.
"Bagaimana bisa... Siapa yang mati?"
"Wang Shaojie dan Lin Xinhu." Mian Tian segera menjawab menggantikan Mizhen: "Pergilah lihat, urusanmu di sini sudah selesai. Kakak, ayo kita pergi!"
Saat ini, Mian Tian sama sekali tidak boleh membiarkan kakaknya munculkan pemikiran apapun. Ia lebih paham daripada siapapun perasaan kakaknya terhadap Li Yin. Sekaligus, dari mulut Shen Yu, ia mengetahui bahwa Li Yin sekarang telah memiliki kekasih dengan ikatan hidup-mati.
Maka, ini berarti kakaknya sudah tidak punya harapan. Mian Tian sangat mengenal Li Yin, ia tipe yang sangat menghargai perasaan, tidak mudah tergoyahkan, namun sekali jatuh hati, tak akan goyah selamanya.
Namun di dunia ini, segalanya justru terbalik. Makna di balik ini sudah jelas tanpa perlu diucapkan.
Karena itu, Mian Tian langsung menarik tangan Mizhen, mengelak dari Li Yin di hadapannya, dan bersiap kabur. Bagaimanapun juga, ia bertekad mencari cara menemukan kembali pintu keluar dari dimensi ini.
"Tapi tiba-tiba saat itu, dua orang berlari dari arah berlawanan! Satu adalah Luo Cheng, satunya Bai Xiumin. Kecepatan lari mereka sangat tinggi. Saat sampai di depan kerumunan, Luo Cheng langsung terlihat pucat pasi, berteriak histeris: "Li Yin, Mian Tian, tolong... tolong kami... banyak yang mati, banyak yang sudah mati!"
Ucapan itu belum selesai, teriakan mengerikan lagi membelah langit malam, terdengar sangat menyeramkan!
"Suara itu..." Mi Zhen segera mengenali: "Itu Mo Xiaofei!"
Mo Xiaofei juga salah satu mantan teman sekelas Li Yin dan Mi Zhen. Teriakan darinya membuat semua orang gemetar ketakutan!
"Jangan pernah mendekati gerbang kampus!" Luo Cheng membelalakkan mata, pupilnya hampir keluar dari bola mata: "Di sana... banyak sekali mayat! Seluruh jalan dipenuhi jenazah! Semua yang keluar sudah tewas!"
Di benak Luo Cheng masih terbayang pemandangan mengerikan saat mendekati gerbang kampus tadi. Potongan anggota tubuh, usus, dan organ dalam berserakan di tanah seperti adegan berdarah dari film Hollywood kelas B. Sepanjang jalan kembali, ia terus muntah-muntah, nyaris kehilangan nyali. Bai Xiumin yang datang dari gerbang lain juga melihat pemandangan serupa!
Kampus Jin Yu kini menjadi sangkar yang hanya bisa dimasuki, tidak bisa keluar!
"Kita harus segera berkumpul dengan yang lain!" Mi Zhen mengambil keputusan: "Hanya dengan bersatu kita bisa mencari cara! Sendirian mustahil menyelesaikan ini!"
Kampus universitas yang sepi dan gelap, Yan Lang sedang memapah Qian Xiyue yang tubuhnya lemas, berjalan tergesa-gesa.
Pada masa ini, Yan Lang dan Qian Xiyue belum mengalami periode kelam dalam sejarah. Keduanya hampir tidak banyak berbicara. Dibandingkan dengan Xiyue yang dikagumi banyak orang, Yan Lang yang berpenampilan biasa dan berkarakter penakut selalu menyimpan rasa rendah diri. Namun di lubuk hatinya, sosok Xiyue telah tertanam sangat dalam. Pada momen genting ini, dia maju mengambil tindakan. Alasan awal dia harus membunuh Wang Shaojie adalah karena tahu keluarga Shaojie memiliki pengaruh besar. Jika tidak dibunuh, Shaojie pasti akan memakai kekuasaan orang tua untuk menyiksa Xiyue. Untuk menghilangkan ancaman ini, dia nekat melakukan pembunuhan saat itu.
"Telepon, tidak satu pun bisa terhubung!" Yan Lang menunjukkan ekspresi panik. Saat ini dia hanya ingin membawa Xiyue kabur secepatnya dari Kampus Jin Yu, namun di mana pun mereka lari selalu melihat barisan jenazah dalam jumlah besar. Sebagai orang yang penakut, sebenarnya dia sudah ketakutan sampai rohnya tercerai-berai, tapi di depan Xiyue dia harus tetap bertahan.
Sebagai perempuan, Xiyue tentu lebih penakut. Saat ini dia sudah ketakutan sampai tidak bisa berjalan sama sekali, hanya bisa dipapah Yan Lang. Mereka terpaksa mundur ke dalam kampus, mencari cara menemukan tempat yang masih bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Di kampus ini, baik pintu masuk keluar maupun dinding pembatas - semua yang mencoba keluar tak ada yang bisa bertahan hidup.
Di depan mata adalah ruang komputer Kampus Jin Yu. Yan Lang yakin begitu masuk, pasti bisa menemukan komputer yang terhubung internet. Dengan begitu, strategi penanggulangan pasti bisa dirumuskan.
Berbagai pikiran berkecamuk di benaknya. Dia membawa Xi Yue memasuki ruangan ini.
Di waktu yang sama, puluhan mahasiswa kelas Li Yin berkumpul di sebuah asrama. Ketua kelas Han Zhen, wakil ketua Luo Cheng, Bai Xiumin, Wen Qian, Zhou Zhengliang dan lainnya berkerumun. Pusat perhatian semua orang tertuju pada Mian Tian, Mizhen, dan Li Yin.
Tatapan penasaran banyak orang tertuju pada Shen Yu yang asing, namun hanya sesaat sebelum menghilang.
"Tidak ada cara untuk berkomunikasi ke luar," Han Zhen mengerutkan kening dengan gelisah. "Dan kita juga tidak bisa keluar. Di luar kampus penuh jenazah, semuanya orang yang mencoba memanjat keluar."
"Aku juga sudah coba ke ruang komputer, tidak ada gunanya." Luo Cheng berkata gugup. "Hanya kita yang tersisa? Apa semua dosen sudah mati?"
"Tenang, semuanya!" Han Zhen segera meninggikan suara. "Kita tidak boleh panik! Pertama cari senjata, baru pikirkan persediaan makanan. Entah berapa lama kita akan terjebak di sini, tapi harus bersiap! Lebih baik cari sesuatu yang bisa mengirim sinyal ke luar!"
Sementara itu, Mizhen sesekali melirik Li Yin di sampingnya. Perlahan dia menyadari, perkembangan situasi mungkin tidak semulus yang dia bayangkan.
"Lagipula, karena Shen Yu, kita harus menghadapi kutukan Raja Iblis. Raja Iblis adalah eksistensi tak dikenal yang sama sekali tidak pernah dia hadapi selama di apartemen. Manusia selalu merasa gelisah terhadap hal yang tak diketahui."
"Setelah Han Zhen memberi perintah, semua segera bersiap. Senjata sulit ditemukan, jadi hanya bisa mengumpulkan pel, sapu, dan banyak kursi."
"Untuk makanan, Han Zhen memerintahkan sebagian orang ke kantin kampus. Dia mensyaratkan minimal tiga orang per kelompok untuk menghindari nasib seperti Wang Shaojie. Yan Lang, Qian Xiyue dan lainnya juga harus berusaha mencari."
"Tiba-tiba terdengar suara dari luar: "Kalian ngapain? Jangan tarik aku!""
"Shen Yu langsung menengok, matanya berkilauan, lalu berlari keluar kamar. Di koridor terlihat Luo Cheng dan Zhou Zhengliang sedang menahan seorang pemuda."
""Siapa kau? Bukan mahasiswa sini kan?" teriak Luo Cheng. "Cepat bilang! Kau sebenarnya...""
""Xing... Xingchen!""
"Shen Yu menerjang dan memeluk erat pemuda itu, kepalanya menempel di dadanya. "Kau... kau muncul, akhirnya kau datang!""
"Pemuda itu tak lain adalah Bian Xingchen!"
""Shen, Shen Yu, tenang. Aku baik-baik saja. Aneh, tadi aku masih di Kota Bulan Merah, tiba-tiba ada di sini. Kenapa kamu di sini?""
“Tidak, bukan……”Shen Yu mengusap air matanya berkata: “Bukan! Benar, kau sekarang tidak sedang menjalankan misi darah, kau, aku harus menyelesaikan misi darah ini, membawamu pergi! Membawamu pergi dari sini pulang!”
“Apa maksudnya ini?”
Mian Tian saat itu juga keluar, ketika melihat Shen Yu memeluk Xingchen, dia justru sepenuhnya kebingungan. Perkataan Shen Yu sama sekali tidak bisa dipahaminya.
“Pu, Nona Pu!” Mian Tian segera menarik Shen Yu, berkata: “Bercanda apa kau? Ini adalah roh jahat dalam diri dari misi darah iblis, orang ini bukan Bian Xingchen yang pernah kau cintai! Segala sesuatu di dunia ini hanyalah replika palsu!”
“Berhenti!” Shen Yu menarik lengan yang digenggam Mian Tian, berkata: “Asalkan aku membawanya kembali ke dunia nyata, maka dia akan menjadi Xingchen yang sejati! Benar, seperti inilah! Aku ingin Xingchen bertahan hidup, maka Xingchen pun muncul.”
“Bagaimana mungkin kau membawanya pulang?”
“Tidak, bisa.” Shen Yu tersenyum getir: “Awalnya aku juga mengira tidak mungkin. Tapi, aku merasakannya. Segala sesuatu di dunia ini adalah nyata, bisa dibawa ke realitas. Meski tidak ada yang memberitahuku, tapi konsep ini muncul dalam diriku. Aku bisa membawanya pulang, lalu aku tak akan kehilangan dia lagi. Tak ada yang bisa memisahkan aku dan Xingchen, tak ada!”
Mian Tian tiba-tiba teringat sesuatu, segera menoleh ke belakang. Di belakangnya berdiri Li Yin dan Mizhen.
“Kakak... kau tahu?” Mian Tian tiba-tiba mengerti, “Kau ingin membawa Li Yin dari dunia ini ke realitas? Karena kau tahu, orang dan benda di dunia ini bisa dibawa ke dunia nyata?”
Mizhen tidak menjawab.
Mian Tian mulai menyadari.
Di dunia nyata, sebesar apapun hasrat manusia, ada hal yang tak mungkin tercapai. Tapi di dunia ini, harapan bisa menjadi kenyataan. Asalkan menyelesaikan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, hasrat terdalam akan terwujud. Namun semakin demikian, semakin banyak celah bagi Raja Iblis untuk menyusup. Akhirnya, saat benteng pertahanan hati runtuh sepenuhnya, penghuni akan terjerumus ke jurang yang dalam tanpa bisa bangkit lagi.
"Tidak boleh!" Mian Tian berteriak dengan mata memerah, "Sadarlah, Kakak! Dan Nona Pu, kamu juga! Aku tak mengizinkan! Meski mereka bisa dibawa ke dunia nyata, mereka jelas bukan orang yang kalian cintai! Hanya replika dengan penampilan dan memori yang sama, paling mirip kloning manusia! Tapi mustahil menggantikan mereka yang asli!"
Namun di tengah kalimatnya, terdengar suara kaca pecah. Dua benda bulat dilemparkan masuk melalui jendela koridor.
Dua kepala tertancap pada batang besi panjang yang menusuk dari telinga, tergeletak di koridor. Itu adalah kepala Yan Lang dan Qian Xiyue!
Ujung besi mencuat dari telinga kanan Xiyue, berlumuran darah segar yang masih menetes "tik... tik..." ke lantai.
## Jilid XXVI Malam Kebangkitan Mayat Kuno Bab XIX Roh Jahat Menampakkan Diri
Dua kepala tertusuk batang besi itu teronggok di koridor.
Adegan ini membekukan semua yang hadir selama hampir tiga detik!
“Lari...” Orang pertama yang tersadar adalah Li Yin. Dia mundur selangkah sambil menggenggam erat Mizhen, berteriak: "Semuanya cepat lari!"
Seketika, semua orang tanpa ragu langsung berlari mundur! Hampir semua orang sudah ketakutan setengah mati, sama sekali tidak berani tinggal di tempat kejadian lebih lama!
Setelah keluar dari gedung asrama, Li Yin yang tetap tenang di tengah situasi ini mulai memberi instruksi: "Bubarkan diri! Minimal tiga orang per grup! Mian Tian, kau ikut aku dan kakakmu! Yang lain bisa membentuk grup bebas, pastikan tidak ada perempuan yang sendirian! Coba cari perangkat untuk melaporkan ke polisi!"
Li Yin sudah tahu tentang jenazah-jenazah yang berserakan di luar kampus. Dia yakin ini pasti aksi pembantaian berdarah oleh aliansi preman yang menargetkan kampus ini. Jumlah musuh diperkirakan sekitar belasan orang, sekarang mungkin bersembunyi di berbagai sudut kampus.
Saat ini, satu-satunya yang dipikirkannya hanyalah melindungi Mizhen!
Li Yin di dimensi ini memiliki latar belakang yang sama dengan Li Yin di realitas sebelum bertemu Mizhen. Perbedaannya, setelah masuk kuliah, melalui interaksi dengan Mian Tian dan Mizhen, dia perlahan tertarik pada Mizhen hingga akhirnya menjalin hubungan cinta. Mereka berencana menikah setelah lulus. Dia juga sudah memperkenalkan Mizhen pada orang tuanya, sang Ibu terutama sangat menyukai Mizhen.
Di dunia ini, Mizhen juga bukan penghuni apartemen. Begitu pula Mian Tian.
Bisa dibilang tidak ada dunia yang lebih ideal dari ini. Seandainya saja ini adalah realitas...
"Mizhen, jangan takut," Li Yin yang menggenggam erat tangan Mizhen menunjukkan ekspresi teguh tanpa tanda-tata mundur, "Aku pasti akan melindungimu!"
Begitu jatuh cinta, takkan mudah goyah. Berani muncul demi orang yang dicintai, itulah Li Yin.
Sementara Mian Tian hanya bisa menyaksikan Shen Yu mengikuti punggung Xingchen yang perlahan menghilang diselimuti malam. Akhirnya, dia menoleh ke belakang dan mengikuti kakaknya.
Li Yin, Mizhen, dan Mian Tian bertiga berpencar berlari di dalam kampus.
"Dengan berpencar kita bisa memecah konsentrasi mereka," Li Yin menganalisis dengan tenang: "Pertama senjata...kumpulkan sebanyak mungkin batu ke dalam saku, lalu untuk memberi sinyal, hanya ada satu cara: membakar!"
"Membakar?" Mian Tian langsung paham mendengar ini.
"Sekeras apapun kita teriak minta tolong, di zaman sekarang siapa yang mau menolong? Malah lari menjauh. Dengan membakar, pertama banyak orang akan melihat, kedua pasti ada yang datang memadamkan. Tapi harus dikendalikan."
Analisis Li Yin tepat sasaran. Teriak minta tolong hanya akan dapat 1-2 penolong, tidak berguna. Tapi api bisa memberikan efek besar.
"Tidak," Mizhen langsung membantah: "Terlalu berbahaya. Tidak perlu. Bisa-bisa kita sendiri terjebak."
"Kalau begitu..."
"Mereka bukan manusia. Apa pun usaha kita percuma."
Di dunia ini, tak ada jalan keluar yang bisa diikuti.
Pada saat itu, langkah Li Yin tiba-tiba berhenti. Di depannya berdiri sebuah gedung perkuliahan. Ini adalah gedung yang dulu menjadi lokasi kelas Li Yin selama bertahun-tahun.
Di depan gedung itu, sosok samar-samar mulai muncul dari kegelapan.
"Itu... itu..." Mian Tian membelalakkan matanya.
Sosok itu adalah pria yang membawa lentera usang. Wajah pria itu ternyata persis sama dengan Li Yin!
"Li... dua Li Yin?" Mian Tian terkejut bukan main.
"Kakak Kelas!" Mizhen berseru gembira.
Sosok itu berkata pelan, "Aku akan membawamu pergi. Mizhen, jangan tinggal di sini. Aku akan mengeluarkanmu!"
"Kamu... kamu siapa?" Li Yin mundur selangkah sambil menatap tak percaya, "Kamu sebenarnya siapa?"
"Kak, kenapa Li Yin ada di sini?" Mian Tian juga panik.
"Mizhen!" Li Yin menggenggam tangan Mizhen erat-erat, "Jangan mendekat! Pasti dia bukan orang baik! Jangan tertipu, akulah Li Yin yang asli, Mizhen!"
Dia langsung menarik Mizhen dan berlari ke belakang!
Tapi Mizhen melepaskan genggamannya. Dengan senyum getir dia berkata, "Tak kusangka akhirnya jadi seperti ini."
"Kamu..." Li Yin terkejut memandangnya, "Kenapa? Mizhen, kamu tidak percaya padaku?"
"Kamu mencintaiku, kan?"
"Tentu! Masih perlu diragukan?"
"Tapi tidak. Ini bukan yang kuinginkan. Kamu bukan Kakak Kelas. Meski ingatan, pengalaman, bahkan tubuhmu sama persis, tapi kamu tetap bukan dia. Bagiku, hanya ada satu Li Yin di dunia ini."
Mizhen mengatakan ini sambil berjalan ke belakang, mendekati Li Yin yang memegang lentera.
“Bawa aku pergi.”
Hanya itu yang diucapkannya.
Ini adalah dunia yang ideal dan indah. Semua mimpinya bisa terwujud di sini. Tapi dia menolak kebahagiaan semacam ini. Bagi Mizhen, hanya ada satu Li Yin. Dunia tanpa kehadiran Li Yin itu adalah neraka.
Meskipun Li Yin yang sebenarnya mencintai Ziye, bukan dirinya, setidaknya pria itulah yang benar-benar dicintainya. Cinta memang seperti ini - mencintai seseorang secara murni karena dirinya sendiri, hanya itu.
Sesederhana itu.
Tentu saja, meski begitu, instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis tetap mustahil dihadapi Mizhen. Selama kutukan masih melekat, suatu hari nanti dia akan jatuh ke dimensi yang lebih mengerikan.
Tapi setidaknya, untuk sementara bisa ditunda.
"Mian Tian, ikutlah denganku." Mizhen menatap adik laki-lakinya sambil mengulurkan tangan, "Aku pasti akan menemukan cara agar kita semua bisa bertahan hidup."
"Kakak..." Mian Tian berlari mendekat, "Aku ingin tetap di sini, karena Shen Yu masih di sini."
"Oh, begitu? Baiklah, terserah. Yang penting selama aku masih hidup, kalian tidak akan mati."
"Kakak... hati-hati ya."
"Tidak apa," senyum tipis mengembang di wajah Mizhen, "Lagi pula sudah bertahan sampai hari ini. Aku masih bisa terus bertahan. Dan..."
Di tengah pembicaraan, tiba-tiba terlihat di jendela lantai satu gedung perkuliahan, tirai tertiup angin kencang. Saat tirai tersingkap, terlihat jelas sosok roh jahat mengerikan dengan wajah membusuk!
"Tidak, Mi..."
Saat tirai jatuh dan tertiup angin lagi, hantu itu sudah menghilang. Sebelum Mizhen sempat berpikir, tatapannya kembali ke depan justru melihat Mian Tian yang tadinya berdiri di depannya telah lenyap tanpa jejak!
"Mi... Mian Tian!" Mizhen tanpa pikir panjang langsung berlari ke gedung perkuliahan!
Saat ini dia melupakan segalanya, hanya ingin menyelamatkan Mian Tian!
Saat memasuki gedung, hal pertama yang terlihat adalah jenazah!
Paku.
Terlihat ratusan paku besi panjang menancap di tubuh seorang pria yang dipaku ke dinding. Tubuhnya dipenuhi ratusan paku yang membuatnya seperti landak! Pria ini adalah ketua kelas Han Zhen!
Berbagai cara kematian mengerikan yang semakin menjadi-jadi mulai membuat Mizhen tertekan. Yang terpenting, ukiran itu berada di tangan Mian Tian!
Ini adalah benda paling fundamental yang mengancam nyawa semua orang! Jika ukiran rusak dan kutukan tidak seimbang, Mizhen, Mian Tian dan Shen Yu akan mati seketika!
Di lengan kiri Han Zhen yang tertancap paku, jari telunjuknya sengaja dipaku secara vertikal menunjuk ke -
Arah tangga!
“Baik…” Mizhen menggigit giginya, demi Mian Tian, dia tidak keberatan apapun! Lalu segera lari langsung menyusul ke atas!
Saat mencapai lantai dua, kembali melihat jenazah! Jenazah ini adalah Bai Xiumin, tubuhnya tergeletak di lantai, perutnya terburai lebar, organ dalam di tubuhnya telah menghilang seluruhnya! Tangan kanannya menunjuk ke tangga di atas!
Mizhen terus berlari ke atas…
Di setiap lantai, selalu bisa melihat jenazah baru, setiap jenazah selalu menunjuk ke lantai di atas!
Saat mencapai lantai lima, akhirnya, ada jenazah tergeletak di lantai yang menunjuk ke koridor lantai lima.
Mizhen menapaki koridor, membuka pintu-pintu ruang kelas satu per satu.
“Mian Tian, Mian Tian!”
Saat berjalan di koridor seram itu, tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki dari belakang, ketika menoleh ke belakang, ternyata dua Li Yin berdiri di sana.
“Mizhen…” Li Yin yang membawa lentera segera berkata: “Masih belum ditemukan?”
“Mian Tian pasti di sini!” Mizhen saat ini sangat panik, sudah terlalu lama dibawa hantu ke gedung ini, kondisi Mian Tian sangat mengkhawatirkan!
“Kami bantu mencari!”
Akhirnya, Mizhen dan dua Li Yin terus membuka Pintu masuk setiap ruang kelas. Dia berjalan di ruang kelas kosong itu, berusaha tetap tenang memeriksa setiap sudut sambil mempersiapkan mental untuk kemunculan hal mengerikan kapan saja.
Bahkan akhirnya setiap ruang kelas dia periksa sendiri satu per satu.
Seluruh lantai ini sudah dicari hantu, tapi hasilnya nihil. Semua ruang kelas benar-benar kosong.
Kembali ke mulut tangga, melihat jenazah itu, tangan memang menunjuk ke arah koridor ini.
"Apa yang terjadi? Hantu itu, dan Mian Tian di mana?"
"Hantu?" Li Yin yang lain bertanya bingung: "Kenapa bilang hantu? Mizhen, ini kejahatan pembunuh psikopat yang kehilangan sifat manusia, bukan hantu!"
Tiba-tiba Mizhen teringat sesuatu - jenazah di koridor lantai lima itu mengangkat kepala dan mencengkeram kakinya! Wajah membusuk itu ternyata persis hantu yang dilihatnya sebelumnya!
Sementara di dunia nyata, di Museum Sejarah Nasional!
"Ketemu!"
Gongsun Chan yang akhirnya berhasil merebut api dari kegelapan, segera menyalakan Lentera Penuntun! Sayangnya, sudah banyak waktu terbuang.
Dengan membawa hantu ini, ia segera lari keluar ruang pamer sambil terus waspada. Sekarang, sedikit kecerobohan bisa mengantarnya ke dunia kematian!
Waktu tidak akan menunggu!
Tepat saat itu, muncul seseorang di hadapannya.
Orang itu memegang Lentera Penuntun.
Seketika leher Gongsun Chan dicekik tangan orang itu! Lentera Penuntunnya terjatuh. Wajah penyerangnya mulai berubah, pipi memanjang. Matanya cekung menjadi dua lubang hitam. Kulitnya mulai membusuk perlahan, rambut tumbuh lebat.
"Kau... kenapa, kau..."
Gongsun Chan langsung pingsan.
Tangan yang telah menjadi dingin dan mengerikan itu melepaskan genggamannya, Gongsun Chan terjatuh ke lantai!
Kemudian, tangan itu mengambil Lentera Penuntun lainnya!
## Jilid Kedua Puluh Enam Malam Bangkitnya Mayat Kuno Bab Kedua Puluh Takdir yang Telah Ditentukan Sejak Awal
Museum Sejarah Nasional yang terpuruk dalam kesunyian maut.
Waktu terus berlalu sedetik pun tak terhenti.
Sebuah bibit api putih kini terbaring diam di sudut gelap salah satu lantai. Tanpa pencarian teliti, mustahil ditemukan.
Bayangan gelap membawa dua Lentera Penuntun mendekati lokasi bibit api itu. Lalu membungkuk dan memungutnya dengan lembut.
Gongsun Chan dalam keadaan pingsan, namun tubuhnya bergerak layaknya boneka. Kemudian dia menerima salah satu Lentera Penuntun.
Saat ini, masih ada waktu lama sebelum misi darah berakhir.
Tapi sebenarnya, misi darah ini akan segera mencapai titik akhir.
Gongsun Chan memegang Lentera Penuntun yang menyala, di dalamnya berkobar api hitam.
Sementara itu, di dalam apartemen.
"Aku sudah memutuskan, jangan coba menghalangi!" Yin Ye bersikukuh pada Luo Shisan: "Aku akan menggunakan misi darah untuk menyelamatkan Yinyu kembali ke apartemen!"
Di sisi Luo Shisan, belum ada kemajuan sama sekali.
"Baiklah." Akhirnya Luo Shisan tidak bersikeras: "Situasi di sana memang semakin buruk. Tapi kau harus pertimbangkan matang-matang, kali ini..."
"Aku tahu. Hanya bisa menyelamatkannya sekali ini."
Usai berkata demikian, Yin Ye meninggalkan ruangan Luo Shisan dan menutup pintu. Luo Shisan kembali menatap pola merah di lantai.
“Apa memang aku tidak bisa? Xinlian, tahanlah sebentar lagi, aku harus…”
Saat mengucapkan ini, rasa gelisah di hatinya semakin menjadi-jadi.
“Perempuan Yi Qingshui itu benar-benar mengerikan, bagaimana dia bisa melakukannya? Menguasai gu dan kutukan, bahkan sampai tingkat itu. Untungnya dia sudah mati, kalau tidak…”
Luo Shisan yang selama ini selalu tenang, sekarang tidak bisa menahan kegelisahan hatinya.
Gu adalah mantra yang sangat menakutkan, tapi hanya segelintir orang yang bisa menguasainya.
Yang bisa dipelajari Luo Shisan hanyalah kulitnya saja.
Mengutuk orang lain pasti akan membayar harga. Ini hal yang tak terbantahkan. Melakukan eksperimen gu di dalam apartemen juga merupakan strategi terburuk.
Sampai di titik ini, apa yang harus dilakukan?
Tiba-tiba pintu terbuka lagi, Yin Ye masuk kembali dengan wajah pucat.
“Dia menolak keras, bahkan bilang jika aku berani melakukannya, dia lebih memilih bunuh diri.”
Luo Shisan hanya menunjukkan ekspresi yang sudah diduga, tidak banyak berkomentar.
Dia terus meneliti cara menggunakan gu.
Data yang didapat saat ini masih sangat tidak lengkap.
“Yi Qingshui…” Yin Ye tiba-tiba menunjuk pola merah darah itu, “Dia bisa membuatnya sempurna seperti ini?”
"Benar. Inilah juga yang menjadi penyebab Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah. Semua yang berhasil kuselidiki hanya sampai di sini, sedangkan tujuan akhirnya masih belum jelas. Bisa dibilang, ritual 'gu' itu terinterupsi di tengah proses, sehingga menciptakan kondisi seperti sekarang. Xinlian menjadi korban paling langsung dari keadaan ini. Tapi aku yakin, segalanya masih bisa diubah."
"Selain itu, Lin Shan... aku selalu merasa dia tidak bisa diandalkan. Sejujurnya, aku mulai menyesal memberitahunya tentang hal ini. Jika dia bisa kembali dengan selamat kali ini, kau harus lebih berhati-hati terhadapnya. Lebih baik kau juga meningkatkan kewaspadaan." Yin Ye merenung sejenak, lalu berkata: "Gu ini... terlalu berbahaya."
"Berbahaya pun harus dilakukan. Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Xinlian. Kalau tidak, dia sendiri yang akan menjadi tumbal gu ini, dan itu sama sekali bukan yang kuinginkan. Ditambah lagi, pengawasan polisi terhadapnya sekarang semakin ketat dari sebelumnya. Jika terus begini, situasinya akan sangat merepotkan."
"Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah mengguncang Kota K. Wajar saja polisi mengerahkan semua upaya. Gempuran kasus ini bahkan sudah menyamai kasus Pemenggal Kepala yang terjadi awal tahun ini."
"Sebenarnya... aku juga bingung harus bagaimana. Aku takut kalau terus begini, Xinlian benar-benar akan tewas. Kecuali dia menjadi penghuni apartemen itu, sama sekali tidak ada jaminan keselamatan. Tapi bagaimana mungkin aku melakukan itu padanya?"
"Masuk ke apartemen itu mungkin lebih buruk daripada mati terkutuk gu." Yin Ye menggelengkan kepala: "Pertimbangkan matang-matang, jangan sampai membuat keputusan gegabah."
"Aku tahu!"
Pada saat ini, Gongsun Chan seperti dalam keadaan tidur berjalan, membawa Lentera Penuntun, dan perlahan bergerak menuju suatu ruang pamer. Sekitar 50 meter darinya, seseorang lain juga membawa Lentera Penuntun.
Lentera Penuntun milik orang itu juga berwarna hitam.
Kedua Lentera Penuntun itu perlahan saling mendekat. Dan sebentar lagi, keduanya akan benar-benar bersentuhan.
Tiba-tiba, di belakang Gongsun Chan muncul sosok samar-samar - Lin Shan! Dengan gerakan cepat ia menyambar Lentera Penuntun dari tangan Gongsun Chan yang masih seperti tidur berjalan!
Tindakan Lin Shan jelas untuk menyelamatkan diri, karena dengan memegang Lentera Penuntunlah seseorang bisa terhindar dari pembunuhan hantu. Ia tak memperhatikan ekspresi Gongsun Chan, malah bergegas ke arah lain untuk mengalihkan hantu ke lantai berbeda.
Dalam hati Lin Shan merasa agak puas diri, karena skenario terburuk pertemuan dua hantu yang ia khawatirkan ternyata tidak terjadi!
Ia menyusuri tangga dengan tergesa-gesa menuju lantai bawah.
Setelah berlari cukup lama, barulah ia merasa lega. Kini ia berada di lantai tiga, di ruang pamer artefak Dinasti Tang. Masih ada waktu sebelum api hantu dalam Lentera Penuntunnya habis terbakar.
Saat ini masih tersisa waktu sebelum batas akhir pukul tiga setengah pagi.
Lin Shan terus berjalan di antara ruang pamer, sambil terus memantau Lentera Penuntun di tangannya. Bagaimanapun, benda itu adalah kunci keselamatannya sekarang.
"Lin Shan pada dasarnya adalah orang yang cukup cerdik. Meskipun sempat panik hingga kehilangan akal sehat dan melakukan kesalahan besar, dia bukan orang sembarangan. Dalam situasi terjepit, dia berhasil membalikkan keadaan dan memenangkan satu babak."
"Tapi pada tahap ini, hanya sampai di sini. Bara api hampir habis, sedangkan misi darah masih membutuhkan waktu yang panjang. Jelas masalah semakin kritis."
"Begitu bara api benar-benar habis, konsekuensinya akan sangat mengerikan!"
"Lima menit... Lima menit terlalu singkat! Hanya bisa digunakan untuk keadaan darurat!"
Memikirkan hal ini, Lin Shan dipenuhi kebencian. Andai waktu bisa diperpanjang, pasti lebih banyak strategi penanggulangan bisa dirancang. Tapi sekarang, ini seperti meronta-ronta sekarat.
"Meski sudah dipastikan hantu akan beristirahat bersamaan untuk sementara, bisakah kita bertahan sampai misi darah berakhir?"
"Jika waktu bisa diperpanjang, jika benar-benar bisa..."
Di belakang Lin Shan, saat itu berdiri seseorang.
Di tangan orang itu juga memegang Lentera Penuntun.
Sementara Lentera Penuntun di tangan Lin Shan tiba-tiba padam...
Gongsun Chan kembali sadar.
Dia menutupi kepalanya, menggelengkan kepala beberapa kali sebelum sedikit sadar.
Mengingat kejadian tadi, jantungnya masih berdebar. Teringat nama alat gudang yang diberikan Feng Liehai, tiba-tiba dia tersadar!
"Mungkinkah... orang itu membuka laci berisi hantu, lalu dirasuki?"
Meski ada sedikit perbedaan, pemikiran Gongsun Chan sudah sangat mendekati realitas.
"Tidak! Tidak mungkin! Hantu tidak bisa masuk apartemen, sama sekali tidak boleh!"
Gongsun Chan dengan teguh percaya pada hal ini!
Sama sekali tidak ada keraguan dalam keyakinannya!
Namun perlahan-lahan, keraguannya mulai muncul.
Benarkah demikian?
Apakah benar-benar tidak ada masalah sama sekali?
Waktu terus berjalan dalam keheningan. Gongsun Chan berkeliling di sekitar paviliun, namun tak menemukan satu pun penghuni. Saat menelepon, tidak ada yang bisa dihubungi.
Apakah mereka semua sudah mati?
Apakah hanya dirinya sendiri yang masih hidup?
Kengerian semakin menyelimuti Gongsun Chan. Tapi dia tak boleh panik. Meski sendirian, dia harus terus berjuang!
Kehidupan lamanya sebagai jaksa terasa seperti kehidupan di alam lain.
Andai bukan karena penyelidikan terhadap Li Yong yang membuatnya dimusuhi, mungkin dia tak akan diburu hingga terpaksa masuk ke apartemen ini. Tapi dia tidak menyesal.
Sudah terlalu banyak orang yang menjual roh mereka dengan tunduk pada kekuasaan.
Setidaknya, dia tak ingin menjadi seperti mereka.
Sama sekali tidak!
Sebagai jaksa yang dikirim provinsi, fakta bahwa pihak lawan berani membunuhnya menunjukkan bahwa penyelidikannya menyentuh hal sangat penting. Sayangnya, kebenaran ini mungkin tak akan terungkap.
Mungkin sampai mati pun, misteri ini tak akan terpecahkan.
Gongsun Chan merogoh saku dan mengeluarkan foto bersama tunangannya, Shena.
Senyuman merekah tunangannya dalam foto itu membuat hatinya terhangatkan.
"Aku... takkan bisa pulang, ya?"
Dengan senyum getir, dia menyandarkan kepala ke dinding sambil menunduk.
Namun di saat itu, dia menyadari bahwa di sudut koridor depan, tepat di samping toilet, tempat sampah tampak memancarkan cahaya. Setelah mendekat, ternyata di dalamnya terdapat tiga biji api!
"Tiga... tiga?"
Gongsun Chan tidak tahu bahwa sebenarnya, sejak awal di museum ini telah ada roh jahat yang menyusup dari gudang, dan banyak biji api palsu yang diletakkannya. Biji api palsu biasanya ditempatkan di lokasi yang lebih mudah ditemukan daripada yang asli. Ciri khasnya adalah, meskipun penghuni palsu berada di dekatnya, biji api palsu tidak akan berubah menjadi hitam.
Sedangkan jika mendapatkan biji api asli, maka kehadiran penghuni palsu di sekitarnya akan menyebabkan perubahan warna.
Pada akhirnya, penghuni akan tersesatkan oleh hal ini.
Gongsun Chan yang hampir mengalami breakdown mental sama sekali tidak memperhatikan jam tangannya. Faktanya, waktu penyelesaian misi darah sudah semakin mendekat.
Jika mencoba mengalihkan perhatian roh jahat dengan mengira penghuni palsu sebagai hantu, biasanya justru tidak akan berhasil mengalihkan hantu yang asli.
Seiring waktu, pasti akan tiba momen dimana dua hantu bertemu.
Tiba-tiba di sisi lain koridor, dia melihat Yinyu dengan satu tangan membawa Lentera Penuntun dan tangan lainnya menyeret Xiao Yezi yang pingsan, berjalan mendekat!
Sejak awal, di dalam museum telah ada tiga hantu.
Namun campur tangan hantu ketiga ini sejak semula merupakan faktor di luar kendali misi darah. Oleh karena itu, tidak bisa dimasukkan dalam pertimbangan keseimbangan kesulitan.
Semuanya telah ditakdirkan sejak awal.
Saat ini, di salah satu ruang pamer.
Dua pintu secara bersamaan terbuka.
Kemudian, pintu-pintu itu tertutup.
Di dalam ruang pamer ini, teror penuh dendam mulai menyebar dan dalam sekejap melanda seluruh museum.
Akhirnya... bertemu.
## Jilid 26 Malam Kebangkitan Mumi Kuno Bab 21 Dia Adalah, Iblis
Seketika, kematian menyapu bersih seluruh Museum Sejarah Negara.
Di dalam apartemen, dua sosok samar-samar mulai muncul di lobi lantai satu. Mereka adalah Yinyu dan Xiao Yezi yang masih dalam keadaan koma. Lentera Penuntun yang semula dipegang Yinyu kini telah menghilang.
"Akhirnya, bisa hidup kembali." Yinyu terjatuh ke lantai, sementara para penghuni segera berkerumun mendekat, dengan Yin Ye berada di barisan terdepan.
"Yinyu, kamu tidak apa-apa?" Yin Ye segera membantu Yinyu berdiri. Jelas bahwa hanya dia dan Xiao Yezi yang selamat dari misi darah kali ini. Tak ada satu pun yang lain selamat.
Tentu saja, selamatnya Xiao Yezi sebagai pemimpin Aliansi Kamya adalah kabar terbaik. Bisa dikatakan ini adalah keberuntungan di tengah malapetaka.
Gongsun Chan, Lin Shan, Luo Yichen, dan Feng Liehai - keempatnya tewas dalam misi darah.
Gongsun Chan sebenarnya tahu hantu mana yang menyamar sebagai penghuni apartemen. Namun dia tak sempat mengungkapkan fakta itu. Dengan segudang ambisi dan cinta pada tunangannya Shena, dia menghembuskan napas terakhir penuh kekecewaan.
Luo Yishui dan Luo Yifeng berdiri di samping, meratap pilu. Mereka kehilangan Da Jie (Kakak Tertua) yang selama ini hidup bergantung padanya, harus menerima akhir yang kejam ini. Setelah memperoleh secercah harapan, kini kembali kehilangan.
Sementara Luo Shisan bersandar di dinding, memandang senyap seluruh kejadian ini.
"Setelah Xiao Yezi terbangun, dia sama sekali tidak memiliki ingatan sebelum pingsan. Dia juga tidak tahu mengapa dirinya bisa pingsan. Sedangkan Yinyu mengatakan, saat menemukan Xiao Yezi, dia melihatnya memegang Lentera Penuntun."
Keesokan harinya.
Di kantor direktur Rumah Sakit Zhengtian, Li Yong sedang menerima telepon.
"Masih belum menemukan Gongsun Chan?" Jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan ritmis, ekspresinya datar, namun mereka yang mengenalnya tahu persis ini justru saat hatinya paling "kedinginan".
"Maaf, Direktur Li, tapi kemungkinan besar dia sudah mati..."
"Saat ini orang-orang dari provinsi sudah mulai menyelidiki kehilangan jejaknya. Kau harus bergerak cepat!"
"Saya... saya juga tahu. Sekarang ini banyak pejabat tinggi dari kejaksaan provinsi dan kota, kita tidak bisa sembarangan bertindak lagi. Sesuai perintahmu, kami sudah banyak merendahkan profil, tapi kerugiannya juga besar."
"Kerugian akan kubayar! Ingat, kita hidup dan mati bersama. Begitu menemukannya, segera bunuh dia! Sekaligus awasi pacarnya, Shena Lin, yang sekarang juga berada di Kota K."
"Mengerti! Direktur Li, pasti saya selesaikan!"
Setelah menutup telepon, Li Yong merapatkan sepuluh jarinya, bersandar di kursi belakang, tubuhnya perlahan merebah. Sinar matahari Agustus yang terik menyusup lewat celah tirai di belakangnya, namun tak terasa sedikitpun kehangatan.
Mata Li Yong setengah terpejam, pikirannya mulai melayang ke masa lalu.
Di masa kecilnya, Li Yong awalnya belajar kedokteran dengan niat mulia menyembuhkan orang. Hal ini sama seperti Li Yin. Namun seiring waktu, pendapatnya perlahan berubah.
“Setelah mendapatkan kekuasaan, manusia akan ingin memperoleh lebih banyak lagi. Keserakahan manusia tidak pernah ada habisnya.”
“Hingga akhirnya, keserakahan berubah menjadi hasrat cinta. Cinta yang dikorbankan demi kekuasaan dan uang, Li Yong merindukan untuk memilikinya. Ia memutuskan mengorbankan segalanya demi memperoleh cinta yang didambakannya.”
“Tapi hasil akhirnya justru gagal di tengah jalan.”
“Di dunia ini, ada hal yang tak bisa ditebus dengan uang, juga hal yang tak bisa digoyahkan oleh kekuasaan.”
“Setelah kematian Ying Qingli, Li Yong terus memandang dunia dengan tatapan keruh dan dingin. Tangannya tak lagi bisa menyentuh tubuh orang yang dicintai, cintanya pun tak lagi memiliki objek untuk dituangkan.”
“Segala yang pernah dimilikinya seolah berubah menjadi lelucon.”
“Keluarga yang dikagumi banyak orang, menantu kesayangan keluarga Yang, pemilik rumah sakit besar, keluarga harmonis, istri, anak laki-laki...”
“Ia menyadari bahwa semua yang dimilikinya adalah hal-hal yang sudah membuatnya jenuh.”
“Setelah mendapatkannya, rasanya tak semenarik saat masih belum dimiliki. Lalu, ia ingin meraih lebih banyak lagi.”
“Dan sekarang, ini adalah satu-satunya kesempatannya.”
“Qingli, sekarang aku hanya ingin mendapatkan dia...”
“Ia terus memperluas jaringan, bahkan menjalin hubungan dengan dunia hitam dan putih, termasuk banyak orang di pemerintah kota yang memiliki hubungan kepentingan besar dengannya. Ia menelan segalanya, mengendalikan segalanya, lalu menghancurkan segalanya.”
“Inilah wajah asli Li Yong, direktur Rumah Sakit Zhengtian.”
“Seorang iblis sejati.”
“Berikutnya, hari-hari pun berlalu dengan cepat.”
“Di dalam apartemen.”
“Li Yin saat ini sedang berada di balkon ruangan Pu Liansheng lantai 29, memandang ke kejauhan.”
Berdiri di sini, kita bisa melihat sebagian besar bangunan di sekitar apartemen. Seperti biasa, area sekitar apartemen tetap menjadi daerah tak berpenghuni. Karena hampir tidak ada bangunan lebih dari sepuluh lantai di sekitar apartemen, hampir tidak ada hambatan pandangan.
"Lima puluh tahun, sangat mengharukan." Pu Liansheng memegang sekaleng minuman cola, berkata: "Baik secara materi maupun spiritual, semuanya benar-benar berbeda. Setelah belajar internet, saya tahu banyak hal. Era ini, saya tidak bisa memahami maupun membayangkannya."
"Saya mengerti." Li Yin mengangguk.
"Lima puluh tahun kemudian, dunia berubah menjadi seperti ini." Pu Liansheng semakin meremas kaleng minuman di tangannya, "Segalanya telah berubah. Li Yan sampai sekarang masih belum menemukan keluarganya. Dia sangat setia pada istrinya. Tapi sekarang, bahkan harapan seperti itu telah direnggut."
Setelah meremas kaleng cola menjadi berbentuk batang, Liansheng menatap Li Yin. Wajahnya yang sangat tampak bersinar di bawah sinar matahari.
Tapi meski disebut sinar matahari, tidak ada sedikit pun kehangatan yang terasa di tubuh.
Langit cepat berubah gelap.
Li Yin terus berjalan mondar-mandir di daerah tak berpenghuni ini. Dia mulai terbiasa dengan kesepian di sekitar apartemen. Perlahan, dia mulai menyadari mungkin inilah takdir akhirnya.
Dia tidak ingin pulang ke rumah lagi. Ibunya sudah tiada, rumah itu telah kehilangan alasan untuk kembali.
Kini, keresahan melanda penghuni apartemen karena ada lagi penghuni yang menghilang.
Fenomena ini sedang meluas dengan cepat.
“Jumlah penghuni yang pindah keluar dari apartemen semakin bertambah. Semua orang tidak bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi, dan rumor 'apartemen dihantui hantu' juga mulai semakin santer terdengar.”
“Dan pada saat itu, tiba-tiba sebuah suara terdengar dari belakang.”
“Aku ada yang ingin kubicarakan denganmu.”
Li Yin menoleh ke belakang.
Angin kencang menyapu membawa debu-debu, dedaunan pepohonan di samping mulai bergoyang-goyang.
Ziye mengenakan baju putih polos, rambutnya tertiup angin, sementara wajahnya tetap dingin membeku.
“Ayahmu,” bibirnya bergetar sebelum akhirnya berbicara: “Ini tentang ayahmu.”
Li Yin menggeleng: “Aku tidak tertarik dengan urusan dia dan ibumu.”
“Bukan hanya itu.” Dia mengeluarkan selembar kertas dari bajunya.
“Dia telah membunuh orang.” Ziye membentangkan kertas itu horizontal, berbicara kata demi kata: “Ini ditemukan saat seseorang mengatur barang peninggalan Gongsun Chan, lalu diberikan padaku. Gongsun Chan semasa hidupnya terus menyelidiki ayahmu, dan ini laporan investigasi awalnya. Selain itu, ada banyak bukti yang bisa langsung membuktikannya. Orang-orang yang dibunuhnya banyak yang terkait dengan ibuku. Bahkan termasuk... anggota keluargaku yang penting.”
Saat itu juga, Li Yin merasa seluruh tubuhnya membeku. Angin seolah menjadi pisau tajam yang menyayat, debu mengaburkan matanya.
Dengan tiga langkah menjadi dua, ia berlari mengambil kertas itu.
“Ini adalah laporan yang dibuat berdasarkan pernyataan beberapa orang. Ayahmu selalu berhubungan dengan anggota geng kriminal bawah tanah,” suara Ziye gemetar saat melanjutkan: “Alasan Gongsun Chan masuk ke apartemen sebenarnya adalah karena dia mengumpulkan bukti-bukti ini... Faktanya, dia pernah mencoba menyerahkan sebagian bukti, tapi semuanya ditolak. Semua orang yang disebutkan dalam pernyataan ini telah dibungkam satu per satu. Jika kita bisa mendapatkan pembukuan rahasia transaksinya dengan mereka, mungkin kita bisa membongkar semuanya.”
“Dia... membunuh siapa?” Li Yin merasa kepalanya berdengung, tubuhnya mulai gemetar tak terkendali.
“Banyak orang. Dan hampir semua adalah orang-orang yang dikenal almarhumah ibuku semasa hidup.”
“Aku...” Li Yin sama sekali tidak bisa menjawab.
“Termasuk suami Ashan, Ayan, anak laki-laki teman baik ayahku, mantan murid ayah, serta... putri Profesor Lu dari Universitas Yingzhen yang selalu memperlakukanku seperti anak kandung sendiri setelah orang tuaku meninggal. Usianya hampir seusiaku, tapi dibunuh dengan kejam dan mayatnya dibuang. Alasan mendasar Jaksa Gongsun Chan masuk ke apartemen juga karena ayahmu.”
Li Yin terdiam membisu.
Trauma yang diterimanya terlalu besar.
Bagaimanapun, ini adalah ayah kandungnya sendiri. Tapi bagaimana mungkin hal seperti ini terjadi?
“Profesor Lu telah memberikanku kebaikan sebesar gunung dan laut. Meski sekarang sudah pensiun, aku tetap rutin mengunjunginya. Baru kemudian aku tahu bahwa putrinya sudah meninggal. Sekarang dia seperti orang yang hancur total.”
Tangan Ziye perlahan terkulai.
“Aku harus tahu alasannya.” Ziye menatap pandangan Li Yin, berkata: “Sebelum aku mati, aku harus tahu alasannya. Masalah antara ayahmu dan ibuku, serta alasan dia membunuh orang-orang ini. Hari ini aku bersumpah di depan Profesor Lu, bagaimanapun juga aku harus menemukan pembunuh sebenarnya yang membunuh putrinya. Untuk itu, aku tidak akan segan melakukan apapun!”
Li Yin sudah hampir selesai membaca isi kertas itu, catatan yang disusun sangat detail meski ini hanya sebagian.
“Aku akan mengekspos ayahmu dengan tanganku sendiri.” Suara Ziye gemetar saat melanjutkan, “Aku akan melakukannya sendiri. Jadi, aku...”
Otak Li Yin tenggelam dalam kekacauan.
“Aku, aku tidak tahu... Tidak mungkin, bagaimana mungkin dia... Bagaimana mungkin dia melakukan itu? Tidak ada alasan baginya untuk melakukannya!”
Kegelapan ayahnya jauh melampaui imajinasi Li Yin.
Semua ini, hanya untuk nafsunya sendiri.
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Ziye memalingkan kepalanya.
“Maafkan aku, ini satu-satunya cara. Aku tidak bisa melupakan kebaikan Profesor Lu. Dan juga A Shan, A Yan... Ada hal yang lebih berharga dari nyawaku. Kamu... tidak perlu memaafkanku.”
Usai bicara, dia melangkah pergi ke depan.
Li Yin tetap membeku di tempatnya, lama tak bisa pulih dari kekacauan ini...
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 1 Merah
Tangannya berkedut seperti tersetrum.
Alisnya berkedip beberapa kali, keningnya basah keringat, lalu kedua matanya terbuka.
Di ruangan mewah yang luas, di atas tempat tidur double, hanya ada selimut tipis. Seorang wanita dengan piyama sutra dan rambut acak-acakan, bola matanya yang kosong menatap langit-langit. Tangannya menggenggam lemah, tenggorokannya terasa terbakar seperti dilalap api.
Sudah lama aku tinggal sendirian di sini.
"Aku..."
Dalam kegelapan ruangan ini, dia berusaha bangkit berdiri tapi kepala terasa pusing berputar. Pusing itu perlahan mengaburkan penglihatannya. Segala yang terlihat samar-samar menyatu dengan kegelapan, memancarkan aura suram.
Tiba-tiba, dia menyadari suara hujan deras di luar.
Rintik hujan menghantam jendela dengan keras. Angin mengguncang kaca hingga berbunyi "klak-klak", seolah ada sesuatu yang ingin menerobos masuk. Air hujan sudah merembes melalui celah jendela, tirai basah kuyup, genangan air menyebar di lantai.
Suhu ruangan tiba-tiba turun drastis.
Musim panas tahun ini terasa aneh. Baru pertengahan Agustus, cuaca panas sudah mulai mereda. Perubahan cuaca yang tak menentu ini seakan pertanda akan datangnya Bu Xiang.
Hausnya tak tertahankan. Tubuhnya semakin menggigil kedinginan. Tanpa AC sekalipun, suhu ruangan terus merosot tajam.
Suasana mistis ini benar-benar membuat bulu kuduk merinding.
Dia berjalan ke depan jendela, menutup rapat kaca tersebut. Setelah angin berhenti, tirai yang terus berkibar akhirnya menggantung diam.
Dia mengenakan sandal dan keluar dari ruangan. Di depannya terbentang koridor panjang. Harus berjalan cukup jauh lagi untuk mencapai dapur. Penjernih air di dalam kamar sudah kehabisan air.
Saat berjalan di koridor yang sunyi dengan sandal, dia terus merasa villa besar ini seolah tidak hanya dihuni olehnya sendiri.
Setelah belok di ujung koridor dan akhirnya masuk ke dapur, dia mengambil termos air dan mengeluarkan gelas kaca.
Namun entah mengapa, tangannya gemetar hebat. Saat meletakkan gelas di tepi meja, tidak stabil dan jatuh ke lantai hingga pecah berkeping-keping.
Kaki yang masih bersandal terkena pecahan kaca, mengeluarkan darah.
Tubuhnya oleng hampir terjatuh. Rasa nyeri di kaki membuatnya mengerutkan dahi. Sambil berpegangan pada meja, dia memungut pecahan kaca, mengambil handuk untuk menekan bagian yang berdarah.
Hujan di luar tidak menunjukkan tanda berhenti, malah semakin deras.
Saat mengambil pecahan kaca terakhir untuk dibuang ke tempat sampah, tiba-tiba dia melihat bayangan merah menyala terpantul jelas pada pecahan kaca - sosok itu sedang melintas di depan pintu dapur!
Dia tiba-tiba kaku, fragmen itu jatuh ke lantai dan pecah menjadi bagian-bagian lebih kecil. Saat itu, nyeri di kakinya mulai terasa lagi sementara dingin yang menyelimuti tubuhnya membuatnya semakin gemetar.
Dia menoleh ke belakang dengan cepat, tapi tak ada siapa-siapa di sana.
Dengan mata terbuka lebar, dia keluar dari dapur dan menatap koridor. Namun di luar, tak ada seorang pun. Koridor panjang tak mungkin membuat seseorang bisa mencapai sudut dengan cepat - seandainya berlari pasti akan terdengar suara.
Merah...
Merah...
Di otaknya, semburat merah menyala mulai merambat. Di tangannya masih tergenggam handuk putih yang ternoda darah. Darah merah pekat yang mengering itu seakan menyatu dengan semburat merah dalam pikirannya.
Darah...
Merah menyala...
Dia segera melemparkan handuk itu!
Arah yang ditunjukkan sosok merah samar-samar dalam fragmen itu adalah ke kanan. Dia mulai melangkah meski setiap gerakan memperparah lukanya. Tapi itu tak lagi dipedulikannya.
Dia ingin memastikan sosok merah itu.
Ingin berjalan cepat, tapi terhambat sandal yang memperlambat geraknya. Akhirnya dia membuang sandal dan berjalan telanjang kaki di koridor.
Sampai di ujung koridor lain, belok ke sana ada tangga menuju lantai satu.
Dia menekan dadanya, menahan nyeri hebat dari kakinya. Tenggorokannya masih terasa kering, tapi urusan minum sudah tak lagi dipikirkannya.
Dia melangkah, menginjak anak tangga, perlahan menuruni tangga.
Setiap diinjak, selalu mengeluarkan suara "kreek" "kreek". Ditemani derai hujan yang semakin deras di luar, serta sesekali gemuruh guntur, membuat hatinya semakin resah.
Saat tiba di lantai bawah, matanya tertumbuk pada jam burung hantu yang tergantung di dinding. Sekarang sudah lewat pukul dua pagi.
Ruang bawah terdiri dari restoran sederhana dengan deretan jendela lantai di sampingnya. Tentu saja semua jendela terkunci rapat, namun kaca yang terguyur hujan deras ini sama sekali tak memungkinkannya melihat keluar.
Pandangannya terpaku pada restoran ini dan meja makan untuk empat orang di tengahnya. Semua perabotan di rumah ini merek-merek mewah luar negeri yang sebelumnya tak pernah ia dengar. Villa mewah seperti ini, bagi mantan dirinya yang miskin, mustahil terbeli meski tak makan-minum seumur hidup.
Namun kamar seluas ini hanya dihuni olehnya seorang diri.
Saat memindahkan pandangan ke samping, tiba-tiba matanya terbelalak lebar, tubuhnya reflex mundur hingga menjatuhkan sebuah sofa!
Di balik jendela lantai yang buram oleh hujan, samar-samar terlihat sosok merah menyala! Kemudian... dua jejak tangan muncul di permukaan kaca!
Segera dia meraih kursi dan mengangkatnya tinggi-tinggi di atas kepala, tubuh terus mundur.
Dia ingin membuka mulut untuk berteriak sesuatu, tapi dia menyadari karena tenggorokannya terlalu kering dan mungkin juga karena panik, dia sama sekali tidak bisa mengeluarkan suara!
Warna merah di dalam benaknya mulai menyapu seluruh kepalanya, membuat tubuhnya gemetar tak terkendali. Kemudian, dia seolah merasakan warna merah itu mulai melahap dirinya sendiri.
Tiba-tiba dia menundukkan kepala. Cairan hangat mengalir di bagian dalam pahanya melalui gaun tidur sutra, membentuk garis darah yang sudah mencapai pergelangan kakinya.
Menstruasi...?
Darah itu kini terlihat merah menyala secara tidak wajar di matanya.
Ketika dia mengangkat kepala lagi ke arah jendela lantai, sosok merah itu sudah menghilang.
Ini setidaknya membuatnya sedikit lega.
Namun kram menstruasi membuatnya menggigit gigi, campuran rasa takut dan sakit membuatnya bersandar ke dinding lalu perlahan ambruk. Darah haidnya terasa dingin menusuk, seakan membawa sesuatu yang mengerikan...
Masih tidak bisa bersuara.
Genangan darah besar sudah menggenang di lantai. Saat dia menunduk lagi, sebuah kepala wanita berlumuran darah perlahan muncul dari bawah gaun tidurnya!
Tubuhnya kaku seperti tersengat listrik, lalu melompat berdiri. Dia berlari ke meja makan empat kursi sambil menabrak kursi hingga terjatuh.
Kepala itu sudah tidak ada. Dia segera melepas gaun tidurnya seluruhnya, membuat bagian bawah tubuhnya benar-benar telanjang. Saat dilihat lebih dekat, hanya terlihat area tersebut masih mengeluarkan darah deras, namun sama sekali tidak ada jejak kepala bernoda darah itu.
Rasa sakit dan ketakutan telah menghabiskan semua energinya.
Telepon...
Menelepon Luo Shisan...
Ini adalah kesadaran terakhir yang tersisa di otaknya. Dia merangkak dengan susah payah, saat ini ponsel tidak ada di tubuhnya. Untuk menelepon, dia harus...
Dia melihat kabinet rendah di sebelahnya dengan telepon di atasnya. Setelah merangkak pelan-pelan sampai ke sana, dia mengambil gagang telepon, namun tangannya gemetar tak terkendali. Akhirnya, gagang telepon jatuh ke lantai.
Dia mengangkat tangan dan mulai memutar nomor. Namun, kali pertama terdengar pesan: "Nomor telepon yang Anda tuju tidak terdaftar, silakan periksa nomor dan coba lagi."
Dia tidak tahan lagi, terus mencoba menelepon.
Tapi karena tangan gemetar terlalu parah, sama sekali tidak bisa memutar nomor ponsel yang benar.
Akhirnya, karena terlalu keras menarik, kabel telepon pun terlepas.
Saat ini dia merasakan tubuhnya semakin lemah. Sekarang, apa yang harus dilakukan?
Hujan lebat juga mengguyur atap apartemen.
Luo Shisan sama sekali tidak merasa mengantuk. Sesekali dia khawatir pada Xinlian, tapi saat ini lebih baik tidak meneleponnya.
Berbaring di tempat tidur, terus-terusan berguling tak bisa tidur. Hatinya diselimuti kegelapan.
Sejak masuk ke apartemen ini, sampai sekarang bisa dibilang tidak ada hasil. Akhirnya hanya bisa membiarkan Xinlian sendirian di villa itu, sementara dia tidak berdaya.
Meskipun Yi Qingshui sudah meninggal, masalah yang ditinggalkannya tidak ada satupun yang bisa terselesaikan.
Sementara dia, karena si penyihir Yi Qingshui ini, terpaksa berbohong di depan semua orang, terus-menerus berakting kapanpun dan dimanapun. Ditambah harus selalu khawatir akan terjadinya situasi paling mengerikan.
Semoga ini hanya pikiran berlebihan. Semoga segalanya tidak akan memburuk dengan cepat.
Akhirnya, dia tetap berdiri, mengambil ponsel dari tepi tempat tidur, dan menelepon Xinlian. Tapi dering ponsel tak kunjung diangkat meski sudah lama.
Ini langsung membuatnya cemas. Xinlian baru-baru ini memberitahunya bahwa belakangan ini tidurnya tidak nyenyak, sering terbangun tengah malam. Dan ponsel selalu dia letakkan di tepi tempat tidur.
Apakah terjadi sesuatu?
Luo Shisan mulai gelisah, segera berdiri dan berganti pakaian. Terakhir, mengambil kunci mobil, buru-buru keluar rumah. Mengendarai Hummer miliknya dengan cepat.
Karena hujan deras, genangan air sudah menggenangi jalanan dan visibilitas rendah, sangat mempengaruhi kecepatan.
Dia tahu polisi mungkin sedang memantau Xinlian saat ini, tapi sekarang tidak bisa peduli lagi. Bagaimanapun juga, dia harus memastikan apakah terjadi insiden pada perempuan itu.
Bagaimanapun juga!
Sekitar satu jam kemudian, barulah dia tiba di kompleks vila itu. Setelah turun mobil, dengan payung terkembang dia berlari ke pintu masuk vila, mengeluarkan kunci, membuka pintu lalu segera menutupnya kembali. Untuk berjaga-jaga, penampilannya sudah diubah. Saat hendak menyalakan lampu, tiba-tiba dia merasakan hembusan angin koridor yang menerpa.
Dia teringat sesuatu, pandangannya tertuju ke depan.
Di ujung koridor, terdapat sebuah pintu. Pintu itu sekarang dalam keadaan terbuka sedikit, bergoyang-goyang tertiup angin.
Dia segera berlari ke sana, menghampiri pintu tersebut. Di seberangnya, sebuah jendela terbuka lebar sehingga angin terus menerus masuk.
"Bukannya pintu ini selalu dikunci?"
Firasat mengerikan langsung menyergapnya. Dia membuka pintu dan langsung menyusuri tangga ke bawah!
Ini adalah ruang bawah tanah yang cukup luas dengan beberapa ruangan.
Setelah tiba di bawah tanah, dia langsung berlari menuju sebuah ruangan tertentu. Pintu ruangan itu pun terbuka lebar.
Perlahan dia membuka pintu. Berharap semua ini hanya salah paham. Sinar redup dari ponselnya menerangi isi ruangan.
Merah.
Seluruh pandangannya dipenuhi warna merah menyala.
Puluhan jenazah berbaju jubah merah dengan kematian mengerikan tergeletak di meja bedah. Pemandangan horor ini cukup untuk membuat orang bergidik ngeri.
Ada mayat perempuan dengan kepala terbuka memperlihatkan otak, mayat laki-laki dengan dada terkoyak menampakkan organ dalam, jenazah dengan separuh tubuh terkuliti otot, dan satu mayat dengan wajah dan lutut kaki dijahit menggunakan benang jarum...
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 2 Penyihir
3 Juni 2011.
Hari itu adalah hari Jumat.
Di sebuah toko gaun pengantin di Jalan Yanjin, Distrik Baiyan.
"Desain gaun pengantin terbaru ini baru kami impor dari luar negeri. Dipadukan dengan buket bunga, akan menciptakan harmoni visual yang sempurna untuk postur pengantin wanita."
Seorang karyawan wanita di toko gaun pengantin dengan senyum manis memperkenalkan gaun pengantin terbaru kepada sepasang pria-wanita di hadapannya.
"Selama kalian puas, kami pasti bisa membantu memotret foto pernikahan kalian dengan baik."
"Aku rasa ini bagus sekali." Di antara calon pengantin ini, pria tersebut berpenampilan tampan dengan suara yang berkarakter. Matanya tak berkedip melihat katalog gaun pengantin yang memukau, hatinya dipenuhi sukacita.
"Bagaimana? Xinlian?"
Di sampingnya duduk seorang gadis manis dengan rambut sedikit bergelombang, memiliki kelopak mata ganda dan lesung pipi yang dalam. Gadis yang terlihat paling berusia awal dua puluhan ini tersenyum lembut, seolah gemar merayu, memberikan kesan seperti adik tetangga.
"Hmm, bagus. Mari coba gaun pengantin ini."
Melihat sorot mata puas sang gadis, pria itu mengerucupkan bibirnya sambil tersenyum.
Shisan, sebuah nama yang tidak menyenangkan. Nama ini diberikan oleh orang tuanya sendiri. Mana ada orang tua yang memberi nama begitu aneh kepada anak laki-lakinya?
"Shisan, ingatlah. Kita hanya bisa membawa ketidakberuntungan, tak mampu memberikan kebahagiaan. Sejak kami mengajarimu racun gu, kau harus ingat: seumur hidupmu kau harus mengutuk orang lain."
Mengutuk orang, membenci orang - itulah warisan terakhir orang tua mereka. Sejak kecil, Shisan telah membenci orang tuanya. Terutama dia membenci ayahnya sendiri.
Namun meski bisa melarikan diri dari keluarga, ikatan darah tak bisa dihindari. Shi San berusaha mati-matian menghapus semua warisan ayahnya. Dia bersumpah tak akan pernah menyentuh "Gu".
Gu adalah ilmu gaib misterius. Hanya segelintir orang yang mampu menguasainya. Lebih tepatnya, ini adalah kutukan jahat yang mustahil dikendalikan manusia biasa.
Dia takut pada ikatan darah, tapi lebih membenci ayah yang mengajarinya ilmu Gu.
Ingin berbaur dengan masyarakat normal, justru membuatnya mulai takut pada diri sendiri. Khawatir suatu hari kebenciannya akan membuatnya menggunakan Gu pada orang lain.
Banyak orang tidak berbuat jahat bukan karena baik hati, tapi karena tak punya kemampuan. Lalu bagaimana jika punya kemampuan itu?
Kekuatan untuk menularkan nasib sial pada orang lain.
Dia mengubur ingatan tentang Gu sepenuhnya, dan berusaha melepaskan belenggu ikatan darah.
Satu-satunya yang selalu mendukungnya adalah Jin Xinlian, gadis yang tetap menemaninya meski tahu masa lalunya.
Berbeda dengannya, Xinlian sangat mencintai ayahnya. Di keluarga Xinlian, dia merasakan kehangatan keluarga normal. Di sana tak ada aura sial yang dirasakan dari orang tuanya sendiri.
Sudah sepuluh tahun mereka berkenalan.
Meski berasal dari dunia gelap, Xinlian memberinya sinar matahari. Shi San lebih menghargainya daripada siapapun. Dia yakin Xinlian adalah orang terpenting dalam hidupnya.
Inilah semua yang dia harapkan.
Waktu berlalu, akhirnya dia dan Xinlian akan memasuki gerbang pernikahan. Mereka berjanji akan menikah pada bulan Juli. Tiga hari sebelumnya, Shisan menerima surat dari orang tuanya.
Surat itu berisi doa restu untuk pernikahannya yang akan datang.
Orang tua yang selama ini hidup berpindah-pindah, rutin mentransfer uang setiap bulan. Mereka tak pernah menceritakan keadaan diri sendiri melalui telepon.
Kali ini, Shisan tiba-tiba merasa lega sepenuhnya. Dia menyadari ikatan darah tak bisa dihindari. Keluarga tetaplah keluarga. Baginya, tak peduli bagaimana orang memandang orang tua, setidaknya mereka adalah keluarga yang tak tergantikan.
Ini sudah cukup.
Kedamaian hatinya juga banyak dipengaruhi Xinlian. Melihat orang tua Xinlian yang sibuk mempersiapkan mas kawin dan undangan untuk putri mereka, hatinya tersentuh.
Orang tua Xinlian sangat biasa. Ayahnya guru piano di konservatori musik, ibunya ibu rumah tangga. Keluarga sederhana dengan kehidupan biasa, namun penuh kehangatan.
Saat melihat ekspresi penuh perhatian ayah Xinlian pada putrinya yang akan menikah, berulang kali menasihatinya berbagai hal, hatinya benar-benar tergugah.
Pada detik itu, dia tiba-tiba merindukan ayahnya sendiri.
Di mana mereka sekarang? Apakah baik-baik saja? Selama ini hanya bisa melacak lokasi orang tua melalui cap pos, Shisan yang selalu mengabaikan dan ingin memutus hubungan, kini mulai merindukan mereka.
"Kemudian, setelah menerima surat, dia menelepon orang tuanya."
"Pasti, harus datang. Resepsi pernikahanku, kalian harus datang."
"Setelah mengatakan itu, dia melepaskan kebencian bertahun-tahun terhadap ayahnya."
"Sedangkan sang ayah terlihat pendiam, hanya mengucapkan beberapa kata singkat. Meski demikian, ini adalah pertama kalinya dalam bertahun-tahun mereka saling membuka hati."
"Hm. Akan datang."
"Tiga Belas yang sedang mempersiapkan pernikahannya dengan sepenuh hati saat itu tidak tahu, bahwa dua bulan kemudian dia akan menjadi penghuni apartemen mengerikan itu, terjun ke jurang neraka terdalam."
"Ayah, dia tidak memberimu tekanan kan?" Kata-kata Xinlian memutus alur pikiran Tiga Belas: "Kemarin dia sepertinya berbicara lama berdua denganmu."
"Tidak, hanya banyak menasihatiku tentang dirimu." Tiga Belas tersenyum: "Ayahmu sangat menyayangimu, meski percaya padaku tetap saja banyak berpesan."
"Tentu saja, kan dia ayahku," Xinlian tersenyum: "Ibu dan aku sama-sama jeli memilih pria."
"Tiga Belas tersenyum kecut, saat ini dia merasa telah menginjakkan kaki di puncak kebahagiaan hidupnya."
"Waktu berlalu, perlahan malam tiba."
"Namun malam ini adalah saat yang penuh sifat iblis."
"Tiga Belas mengantar Xinlian dengan mobil ke dekat kompleks rumahnya, kegelapan telah menyelimuti."
"Hari ini kita sibuk seharian, pulanglah dan istirahat lebih awal." Tiga Belas menggenggam erat tangan Xinlian: "Kita pasti akan sangat bahagia, sangat bahagia."
Wajah Xinlian sempat memerah sejenak, tapi segera dia tersenyum manis dan mencium pipi Shisan dengan lembut sebelum turun dari mobil.
"Besok ketemu lagi."
Setelah berpisah, hati Shisan dipenuhi kebahagiaan. Setelah lulus ujian masuk pascasarjana, karirnya juga lancar dengan promosi jabatan. Meski masih harus mengurus rumah untuk pernikahan, Shisan bertekad akan mengerahkan segala upaya demi membangun keluarga di masa depan.
Saat itu, dia menyalakan radio di mobil.
"Hingga saat ini penyelidikan Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah masih belum menemukan petunjuk. Polisi mengingatkan warga untuk tidak bepergian sendirian pada malam Jumat, terutama pria dan wanita di bawah 20 tahun."
Mendengar ini, Shisan teringat bahwa hari ini adalah hari Jumat!
Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah adalah kejahatan mengerikan yang mengguncang Kota K bahkan seluruh negeri. Korban selalu dibunuh pada malam Jumat, kemudian mayatnya dibuang di berbagai lokasi kota keesokan harinya dan cepat ditemukan. Semua korban adalah pria dan wanita muda di bawah 20 tahun yang mengenakan jubah merah panjang hingga lutut saat tewas. Setiap jenazah memiliki kondisi mengerikan - dada dibelah, kulit dikuliti, tubuh dipotong-potong, bahkan ada mayat wanita yang wajahnya dijahit menyatu dengan lutut paha! Hingga kini korban telah mencapai 16 orang. Kasus pembunuhan seram ini telah menebarkan kepanikan massal, menyamai kasus Pemenggal Kepala yang terjadi awal tahun ini.
“Patut dicatat bahwa semua jubah merah tidak dapat ditemukan produsennya, seolah-olah pakaian tersebut dibuat sendiri oleh pelaku. Setiap potongan dibuat sempurna sesuai ukuran tubuh korban tanpa sedikitpun ketidaksesuaian. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku jelas melakukan pembunuhan yang terencana terhadap korban. Dari 16 korban sejauh ini, tidak ditemukan titik persamaan sama sekali selain mereka semua masih muda. Di antaranya, 7 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.”
“Hari ini, hari Jumat lagi. Sejak korban pertama hingga sekarang, setiap minggu pasti ada satu orang yang mati tanpa jeda. Waktu kematian diperkirakan selalu terjadi pada Jumat malam.”
“Dia menghentikan mobil, membuka jendela bus, dan melihat ke belakang.”
“Tidak akan... terjadi sesuatu, kan?”
“Lagipula, kawasan apartemen tempat Xinlian tinggal terletak di pusat kota dengan keamanan yang baik. Titik turun hanya berjarak satu blok dari kawasan apartemen.”
“Apalagi sekarang meskipun sudah malam, baru pukul tujuh saja. Masih cukup banyak pejalan kaki di jalan.”
“Shi San berpikir sejenak, lalu mengusir pikiran yang dianggapnya paranoid itu dari otaknya. Dia kembali menginjak gas. Keputusan ini kemudian menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya.”
“Jin Xinlian teringat momen saat dia mencium pipi kekasihnya tadi, wajahnya masih memerah. Saat berjalan menyusuri jalan menuju kawasan apartemen, tiba-tiba dia merasakan bayangan perlahan muncul di belakangnya. Lalu, sebuah saputangan menutupi mulutnya. Kesadarannya mulai memudar perlahan...”
Tidak tahu berapa lama waktu berlalu, barulah dia perlahan-lahan sadar kembali. Saat terbangun, tubuhnya terikat erat oleh rantai besi, terbaring di atas meja bedah yang dingin. Yang mengejutkan, pakaiannya telah diganti menjadi jubah merah menyala!
Ruangan ini memiliki pencahayaan yang redup, meskipun cukup luas, tidak ada jendela sama sekali.
"Seharusnya sangat cocok untukmu," tiba-tiba suara perempuan yang merdu muncul: "Baju ini khusus kubuat untukmu. Suka?"
"Kamu... apa yang akan kamu lakukan?" Xinlian langsung merasakan seluruh tubuhnya menjadi dingin membeku, sementara badannya sama sekali tidak bisa bergerak.
Sebuah wajah muncul di hadapannya.
Wajah itu sungguh luar biasa cantik, begitu mempesona hingga sulit diungkapkan dengan kata-kata, hanya sekali pandang sudah tak mungkin terlupakan.
Tapi Xinlian bisa merasakan hawa dingin yang memancar dari wajah tersebut.
"Aku... mohon, jangan bunuh aku, kumohon jangan membunuhku!"
"Pasti sangat pas. Bentuk tubuhmu benar-benar sempurna, baju ini pas sekali mengikuti lekuk tubuhmu. Kau harus berterima kasih padaku. Jangan khawatir, aku takkan langsung membunuhmu, aku ingin menikmati ekspresi ketakutanmu sebelum kau mati."
Wajah itu mulai memancarkan aura mistis yang membuat orang terpaku dalam dinginnya, seperti jubah merah yang dikenakan Xinlian yang merah menyala bagai darah.
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 3 Gu
Di dalam sangkar yang agak redup ini, wanita yang sangat cantik itu perlahan menundukkan kepalanya. Tangannya membelai pipi Xinlian, lalu bergerak ke tenggorokannya.
"Kamu sangat cantik," kata wanita itu seperti sedang mengagumi karya seni, "Sungguh sangat cantik."
Dahulu, semua remaja pria dan wanita yang dibunuh sebenarnya memiliki kesamaan lain, yaitu mereka memiliki penampilan yang mencolok. Para pria semuanya adalah pemuda tampan yang bisa langsung main drama idola, sementara para wanita semuanya jelita dan memesona, cukup untuk ikut kontes kecantikan.
Xinlian juga demikian, bahkan dibandingkan dengan sembilan gadis yang sudah tewas, dia termasuk yang terbaik.
"Ku...kumohon, lepaskan aku!" Suara Xinlian dipenuhi ketakutan, "Aku...aku bahkan tidak mengenalmu, mengapa kamu..."
"Tentu saja kau tidak mengenalku." Nada sinis wanita itu mengandung kekejaman, jari-jari lentiknya yang menekan tenggorokan Xinlian perlahan mengangkat.
"Kumohon...lepaskan aku...Apa pun yang kau mau, bisa kuberikan..."
Bagi Xinlian, dia sedang berada di puncak kebahagiaan hidupnya. Bagi orang seperti ini, keinginan untuk bertahan hidup tentu mencapai titik tertinggi.
Dia harus bertahan hidup bagaimanapun caranya, bersama Shisan. Dia takkan membiarkan hidupnya berakhir di sini!
"Kumohon... kumohon..."
Matanya mulai berkaca-kaca. Baginya, saat ini dia rela berkorban apa pun asal bisa diselamatkan.
Namun, kata-kata ini sama sekali tidak menggugah wanita di hadapannya.
"Aku sedang memikirkan, bagaimana caranya membunuhmu? Hmm, meskipun sudah banyak ide kumiliki, tapi bagaimanapun juga tidak bisa membunuhmu sekali langsung. Itu akan terlalu tidak menyenangkan. Ya, bagaimana cara membunuhmu ya?"
"Lepaskan aku! Kumohon! Mengapa, mengapa kau mencariku?" Xinlian mulai histeris: "Jangan bunuh aku, asal kau tidak membunuhku, apa pun akan kulakukan, sungguh, apa saja! Aku tidak bisa mati di sini, aku tidak boleh mati di sini!"
"Sangat bahagia kan? Saat memakai gaun pengantin?" Tiba-tiba wanita itu mengubah topik: "Sebentar lagi menjadi pengantin wanita, melangkah ke aula pernikahan, dan tunanganmu itu memang sangat tampan."
"Kau, mau melakukan apa... Jangan sakiti dia!"
Wanita itu tidak melanjutkan bicara. Suaranya terdengar dalam dan meski mengucapkan kata-kata kejam, ada sesuatu yang membuat orang tidak bisa membencinya.
"Sudah diputuskan. Begitu saja."
"Sampai di sini, dia tiba-tiba berjalan ke samping, lalu mengeluarkan sebuah piringan. Di atas piringan itu terdapat dua buah dadu. Dia meletakkan piringan tersebut di atas meja, kemudian berkata: 'Baiklah, sekarang mari kita mulai sebuah permainan. Agak mirip dengan berjudi, kamu yang akan bertaruh dan aku yang akan melempar dadu. Kamu menebak apakah jumlah titik dadu akan genap atau ganjil. Jika salah tebak sekali, aku akan menusuk pisau ke bagian tubuhmu mana saja. Tenang, aku akan berhati-hati menghindari arteri agar kamu tidak cepat mati karena kehabisan darah. Jika tidak tahan, aku akan menyuntikkan stimulan agar kamu tidak mudah pingsan. Tebakan benar tidak langsung memberimu hadiah, tapi jika kamu bisa, ingat, harus berturut-turut, menebak benar lima kali berturut-turut, aku akan melepaskanmu. Sebaliknya, jika salah lima kali berturut-turut, aku akan langsung membunuhmu. Bagaimana? Menarik bukan?'"
Xinlian saat ini sepertinya menyadari bahwa ini adalah satu-satunya tanda kehidupannya.
"Tentu saja, kamu tidak punya pilihan." Dia meletakkan piringan itu, mengambil dua dadu, dan berkata: "Sekarang tebak yang pertama, ganjil atau genap?"
Xinlian memandang ke arah tangannya, menelan ludah, lalu berkata: "Kamu... akan menepati janji? Jika aku berhasil menebak benar lima kali berturut-turut?"
"Tentu."
"Baik, aku mengerti. Kalau begitu, kali ini... ganjil."
Wanita itu melemparkan dua dadu.
Di atas piringan, satu dadu menunjukkan angka tiga, satunya lagi empat.
Tebakan benar.
Xinlian menghela napas lega, ketegangan yang mengikatnya untuk sesaat mengendur.
“Tidak buruk. Jika bisa menebak benar empat kali berikutnya, kamu boleh pergi.” Wanita itu melanjutkan sambil mengambil dadu kembali, bertanya: “Sekarang, angka ganjil atau genap?”
Suasana di udara mencapai puncak ketegangan.
Permainan ini sebenarnya tidak adil. Sekali salah tebakan akan terkena satu tusukan. Meski menghindari arteri dan titik vital, sepuluh tusukan sekalipun akan menyebabkan pendarahan hebat. Bahkan jika dilepaskan, tanpa perawatan tepat waktu nyawa tetap terancam.
Yang lebih penting, tidak ada jaminan apakah lawan akan menepati janji.
Tapi Xinlian tahu, dalam situasi sekarang mustahil berdialog setara dengan lawan. Satu-satunya harapan adalah memanfaatkan permainan ini untuk mencari celah hidup.
“Genap.”
Dia mengatakannya dengan susah payah.
“Sudah menunggu lama,” wanita itu berkata dengan nada sinis, “Tidak boleh begini. Harus buat aturan baru. Waktu berpikir tidak boleh lebih dari 10 detik. Kalau tidak, aku tetap bisa menusukmu.”
Kemudian dia melepas tangan, dua dadu jatuh. Dan kali ini...
Satu dadu menunjukkan dua titik, satunya tiga titik.
Tebakan salah.
Baru saja Xinlian melihat angka dadu, rasa sakit yang hebat terasa di pahanya! Pisau belati menusuk dalam lalu dicabut cepat. Wanita itu memandanginya dengan kejam sambil berkata: “Ruangan bawah tanah ini kedap suara. Teriak sekeras apapun tidak ada yang dengar. Tenang, aku sudah hindari arteri. Darah akan mengalir lebih lambat.”
Xinlian menggigit gigi menahan sakit, mengepal tangan: “Cepat! Lanjutkan! Berikutnya...”
“Apa? Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh...”
"Genap, genap... angka genap..." Dia hampir menggigit bibirnya sampai berdarah, jantung berdebar kencang sambil menatap piringan. Kemudian, wanita itu kembali melemparkan dadu.
Enam, satu.
Ganjil.
Kali ini, pisau menghunjam lengannya. Rasa sakit yang luar biasa kembali menyiksa Xinlian, terdengar lagi teriakan meraungnya sementara air mata dan keringat bercucuran.
"Kumohon, hentikan permainan ini..." Xinlian menggelengkan kepala sekuat tenaga, "Jangan lanjutkan..."
"Tiga tebakan salah lagi, langsung kurotak tenggorokanmu." Senyum manis wanita itu mengembang sambil meraih dua dadu, "Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh..."
Xinlian sama sekali tak punya pilihan.
"Ganjil, ganjil..." Akhirnya dia menjerit, "Ganjil, lemparkan sekarang!"
Dadu berputar di atas piringan. Setelah beberapa kali berguling, dua angka di permukaan dadu tiba-tiba terlihat jelas. Xinlian membelalakkan matanya.
Dua, tiga.
Ganjil. Kali ini, tebakannya tepat.
Empat kali berturut-turut hasil ganjil. Xinlian menyesal, seandainya dia konsisten memilih ganjil, mungkin sudah berhasil. Meski dia ragu apakah wanita itu akan menepati janji.
Tapi setidaknya ini secercah harapan!
"Selanjutnya..."
"Gan...ganjil."
Dadu kembali jatuh...
Luo Shisan telah tiba di rumahnya. Meski hidup sendiri bertahun-tahun, kamarnya tetap rapi beres, tak seperti hunian lajang.
Dia duduk di sofa, melepaskan dasi dan meletakkannya di atas meja. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. Ia mengambil gagang telepon dan menghubungi rumah Xinlian.
"Halo, Paman," kata Shisan dengan senyum ramah setelah sambungan telepon tersambung, "Apakah... Xinlian ada di sana?"
"Apa?" Suara ayah Xinlian di ujung sana terdengar kaget, "Xinlian? Dia tidak bersamamu? Kupikir kalian masih di luar..."
"Apa maksudmu? Xinlian belum pulang?"
Saat itu juga, dia menyalakan televisi. Berita malam sedang tayang.
"Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah yang menyita perhatian publik masih belum terpecahkan. Hari ini adalah Jumat lagi. Kepolisian telah memperketat patroli di kota untuk mencegah munculnya korban ke-17. Saat ini, Polisi Pusat mengumumkan kenaikan jumlah hadiah menjadi 300.000 yuan bagi yang memberikan petunjuk kasus ini."
Melihat berita tersebut, wajah Luo Shisan pucat pasi dalam sekejap. Mikrofon di tangannya terjatuh.
Hari Jumat...
Hari ini hari Jumat...
Tidak, tidak mungkin... Ini mustahil...
Tapi dia sangat mengenal Xinlian. Jika ada urusan, pasti dia akan menelepon rumah terlebih dahulu. Tidak mungkin pulang selarut ini, apalagi kondisi di luar sangat berbahaya...
Dengan cepat dia menyambar mikrofon dan menanyakan detail-detail penting. Namun ujung-ujungnya justru membuat orang tua Xinlian panik. Mereka pun mulai menghubungkannya dengan Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah.
Xinlian... Sosok gadis cantik yang persis memenuhi kriteria pembunuh psikopat itu!
Setelah menenangkan kedua orang tua itu, Shisan menutup telepon. Urat-urat di lengannya menegang, darah serasa memenuhi kepalanya.
"Gu..."
Ia segera berlari ke kamar tidur dan mengambil sebuah kotak dari bawah tempat tidur.
Itu adalah kotak yang belum dibuka selama sepuluh tahun.
Tidak ada cara lain. Hanya dengan ini, mungkin bisa menemukan Xinlian!
Selama ini ia tidak berani menggunakan kekuatan ini dengan sembarangan.
Tapi sekarang sudah tidak ada pilihan. Dia tidak ingin besok Xinlian menjadi jenazah ke-17 yang dibunuh oleh psikopat penyimpang itu!
Dari kotak itu, dia mengeluarkan guci biru kehitaman lalu menuangkan cinnabar ke dalamnya. Kemudian mengambil pulpen dari kotak. Benda warisan orang tua ini katanya terbuat dari rambut mayat.
Dengan pulpen itu, dia mencelupkannya ke cinnabar lalu melepas cincin pertunangannya. Cincin yang pernah disentuh Xinlian ini masih menyimpan energi vitalnya.
Meletakkan cincin perlahan di atas cinnabar dalam guci, memposisikan pulpen di atasnya, dia menutup mata dan memulai ritual gu.
Mengutuk siapa pun yang saat ini berada di dekat Xinlian!
Orang tua telah berulang kali memperingatkan - gu adalah kekuatan mengerikan yang akan mendatangkan kutukan bagi penggunanya. Kutukan yang tak mudah dihilangkan.
Tapi demi Xinlian, Lian Shi San sudah tak peduli lagi.
Meski mempertimbangkan risiko salah sasaran, dia akan terlebih dulu merasakan apakah energi vital Xinlian melemah, dan memastikan adanya niat jahat di sekitar. Jika terdeteksi, tanpa ragu gu akan diaktifkan!
Apapun harga yang harus dibayar karena kutukan ini, dia sudah mantap memutuskan!
Dan akhirnya, dalam kegelapan, dia merasakan vitalitas Xinlian yang terus melemah di kejauhan!
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 4 Terlahir Kembali
Tangan Luo Shisan nyaris gemetar karenanya.
Meletakkan gu tidak selalu berhasil. Ilmu hitam yang mengutuk orang lain ini sendiri mengandung risiko besar. Dia pun tak tahu mengapa orang tua bisa terlibat hal semacam ini, atau apa yang telah dilakukan orang tuanya di berbagai daerah selama bertahun-tahun.
Bagi Luo Shisan, orang tua bagai teka-teki. Mereka seperti dukun dan penyihir yang menyelimuti masa kecilnya dengan misteri hingga membuatnya terasa abu-abu.
Kini, dia akhirnya harus menggunakan ilmu gu yang selalu dihindari dan dibencinya ini.
Dia menutup mata, terus merasakan Xinlian melalui aliran energi, dan tiba-tiba menyadari ada bayang-bayang penuh niat jahat di sekitarnya. Kejahatan itu begitu mengerikan sampai tangannya gemetar, hampir menjatuhkan pulpen.
Seolah itu bukan manusia, melainkan siluman jahat.
Menggunakan gu harus membayar harga. Dengan pisau belati tajam dari kotak, Shisan menyayat jarinya!
Tetesan darah bercampur vermilion menempel di pulpen.
Darah persembahan telah diberikan. Mengikuti sumber niat jahat, dia mulai mengucapkan mantra kutukan!
"Pada saat yang sama, tubuh Xinlian sudah memiliki lebih dari sepuluh luka pisau. Saat ini seluruh tubuhnya terasa sangat dingin, sementara wanita itu menunjukkan senyum kejam."
"Wajah yang sangat cantik itu justru membuat senyumannya terlihat semakin mengerikan."
"'Angka di bawah ini, ganjil atau genap?'"
"Wanita itu bertanya."
"'Aku...'"
"'Pertimbangkan baik-baik, kamu sudah salah menjawab empat kali. Kali ini jika salah, kamu akan langsung mati.'"
"'Tolong... tolonglah aku... asal kau melepaskanku, pasti akan kubalas kebaikanmu...'"
"'Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat...'"
"Suara hitungan mundur terus bergema di telinga Xinlian. Wajah penyihir di depannya mulai buram."
"'Genap! Genap!'"
"Akhirnya saat kata 'satu' terucap, Xinlian memberikan jawaban."
"Dengan tangan dan kaki diikat rantai besi, dia tidak punya pilihan. Hidup matinya sepenuhnya dikendalikan lawannya."
"Dadu kembali dilempar, angka yang muncul di piringan segera ditentukan."
"Hidup dan mati ditentukan sesaat ini."
"Satu, empat."
"Ganjil."
"Wanita itu melempar piringan ke lantai hingga pecah berkeping-keping. Dua dadu menggelinding di lantai. Pisau belatinya diangkat tinggi."
"'Maaf, tebakanmu salah lagi.' Wanita itu tersenyum sambil menggigit bibir, lalu pisau belati menyambar leher Xinlian!"
"Tebasan ini sangat dalam, langsung memutuskan tenggorokan sepenuhnya! Darah menyembur deras. Mata Xinlian melotot lebar, mulutnya terbuka ingin bicara sesuatu, tapi tak ada suara keluar!"
Sementara wanita itu hendak membunuh, tiba-tiba tubuhnya terhenti. Seketika, matanya dipenuhi urat darah. Tak lama kemudian, pembuluh darah di wajahnya mulai menonjol satu per satu. Bola matanya pun sepenuhnya tertutupi warna merah darah. Ribuan garis darah seperti alur sungai muncul di seluruh tubuhnya. Kepalanya terangkat keras, mulut menganga lebar.
Bagai hantu galak dari sembilan jurang neraka!
Tubuhnya kemudian roboh menimpa Xinlian, jatuh di atas jubah merah yang dijahitnya sendiri, bercampur dengan genangan darah. Mata Xinlian masih membelalak, namun nyawanya telah tiada.
Dua jenazah terbaring di situ, membentuk pemandangan yang mengerikan.
Setelah menyelesaikan ritual gu, Luo Shisan segera menyadari energi kehidupan Xinlian lenyap seketika, nyaris tak terdeteksi. Tak lama, ia menemukan bahwa sama sekali tak ada sisa energi hidup pada diri perempuan itu.
Hanya ada satu penjelasan: Xinlian sudah mati!
"Tidak... Tidak!"
Ia bahkan telah menggunakan gu untuk mengutuk, namun tetap gagal menyelamatkan nyawa Xinlian? Bagaimana mungkin ia menerima kenyataan ini?
"Tidak, pasti... pasti masih ada harapan! Di mana? Di mana lokasinya?!"
Ia harus menemukan posisi Xinlian, tapi dengan terputusnya aliran energi hidup, kemampuan merasakannya pun hilang. Bahkan jika bisa sampai ke sana, yang ia temui hanyalah jenazah Xinlian!
Entah berapa lama berlalu, baru ia tersadar bahwa harus melakukan sesuatu.
“Dia hanya bisa berharap bahwa indranya terhadap Xinlian mengalami masalah. Bagaimanapun, semua pengetahuan terkait gu diajarkan oleh orang tuanya, tapi siapa yang bisa menjamin perkataan mereka pasti benar?”
“Dengan harapan kecil ini, dia pun menghubungi 110.”
“Malam itu, Luo Shisan sama sekali tidak bisa tidur.”
“Di ruang bawah tanah, kedua jenazah itu masih terbaring. Pada jenazah perempuan itu, garis darah di tubuhnya mulai memudar, semburat merah darah di matapun mulai menghilang.”
“Lalu, berubah menjadi pupil mata yang hitam pekat.”
“Satu jam telah berlalu...”
“Dua jam telah berlalu...”
“Tiga jam telah berlalu...”
“Tiba-tiba, salah satu jarinya bergetar. Kemudian, seluruh tubuhnya mulai bergerak. Akhirnya, dia bangkit berdiri kembali.”
“Saat Shisan berada di kantor polisi, tiba-tiba teleponnya berdering.”
“Saat itu dia baru saja menjalani pemeriksaan keterangan. Polisi sangat serius menangani Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah, mengingat kasus ini bahkan mendapat perhatian khusus dari beberapa pejabat provinsi yang meminta penyelesaian segera. Shisan diinterogasi hampir tiga jam.”
“Saat menerima panggilan tak dikenal ini, dia segera mengangkat. Dari seberang, terdengar suara perempuan asing: 'Halo, Shisan... Benarkah ini Shisan?'”
“‘Kamu... siapa?’ Shisan mengerutkan kening. Suara ini sama sekali tidak dikenalnya.”
“‘Ini aku, Xinlian! Pokoknya, segera datang ke alamat yang kuberikan! Dan jangan beri tahu siapa pun dulu, termasuk orang tuaku!’”
“Shisan merasa aneh. Suara ini sama sekali tidak mirip Xinlian. Tapi dia tak sempat memikirkan lebih lanjut. Dengan tergesa, dia berlari keluar kantor polisi dan melaju dengan mobilnya.”
Alamat yang disebutkan Xinlian berada di kompleks vila, sebuah rumah tunggal dua lantai di tepi danau buatan.
Setelah turun dari mobil, dia buru-buru menuju pintu depan, namun melihat seorang wanita asing dengan kecantikan luar biasa berdiri di hadapannya.
"San, siapa kamu?" Si 13 melirik ke belakang wanita itu, tapi tak melihat apapun.
Saat itu, cahaya bulan menyinari noda darah di dada wanita tersebut!
"Kamu..."
Si 13 terkejut, sementara wanita itu berkata: "Aku... aku Xinlian, Si 13!"
Jin Xinlian telah mati.
Tapi rohnya bereinkarnasi dalam jenazah wanita yang membunuhnya.
Di ruang tamu vila, dia masih memegangi dadanya dengan wajah pucat penuh ketakutan: "Aku... aku merasa akan gila. Aku mati, dibunuh, jenazahku ada di ruang bawah tanah. Tapi aku masih hidup dalam tubuh pembunuhku ini! Apa yang harus kulakukan?"
Si 13 hanya bisa terdiam membeku.
Meski merasa ini tidak masuk akal, ekspresi dan nada bicaranya persis seperti Xinlian!
Apakah ini efek racun gu?
Pengetahuannya tentang gu memang terbatas. Jika benar demikian, mungkin ini penjelasan atas fenomena aneh ini. Saat menyebarkan gu, kutukan yang dia berikan pada penyihir psikopat pembunuh Xinlian menggunakan Xinlian sebagai perantara. Mungkin inilah yang membuat roh Xinlian yang mati bereinkarnasi dalam jenazah penyihir pembunuh tersebut!
Setelah mendengar penjelasan lengkap Xinlian tentang kejadian yang terjadi, dia segera bertanya: "Di mana tempat kita pertama kali bertemu?"
"Sekolah Musik Shenghua! Tempat ayahku mengajar!"
"Film apa yang pertama kali kita tonton bersama?"
"《Avatar》!"
"Rahasia apa yang hanya kusampaikan padamu?"
"Keluargamu... bisa menggunakan ilmu gu."
Hal ini adalah rahasia tingkat tinggi yang mustahil diketahui orang biasa! Bahkan orang tua Xinlian pun tidak mengetahuinya! Dan Xinlian pasti tidak mungkin memberitahu orang lain!
Setelah berkali-kali melakukan verifikasi, Shisan akhirnya yakin bahwa orang di hadapannya benar-benar Xinlian. Ini adalah efek samping dari ilmu gu! Dengan demikian, bisa dijelaskan mengapa dia tidak terluka oleh gu - karena semua dampaknya ditanggung oleh Xinlian.
Sementara Xinlian sekarang malah merasuki tubuh pelaku kasus pembunuhan berantai Jubah Merah!
"Bawa aku... ke..." Shisan merasa canggung mengatakannya, tapi tetap bertanya: "Di... mana? Jenazahmu?"
"Ya, aku... akan membawamu."
Xinlian dan Shisan kemudian memasuki ruang bawah tanah, sebuah ruangan besar yang luas. Di sana, Xinlian terbaring di atas meja bedah dengan seluruh tubuhnya penuh darah.
Bau anyir darah menyengat di udara, membuat orang tak bisa menahan kerutan di dahi.
Melihat jenazah Xinlian yang masih mengenakan jubah merah itu, Shisan merasa seperti dipukul benda berat di kepala.
Apakah Xinlian sekarang bisa dianggap hidup? Meski rohnya tersimpan, tapi merasuki tubuh pembunuh!
Ilmu gu-nya telah menciptakan konsekuensi yang sama sekali tidak dia duga.
Kedua orang itu duduk sepanjang malam di ruang tamu villa, mendiskusikan metode untuk menangani masalah ini selanjutnya.
Setelah menggeledah villa ini, ditemukan KTP perempuan tersebut yang mengonfirmasi namanya——Yi Qingshui. Usianya 24 tahun, dan dari kondisi ruangannya, tampaknya ia adalah seorang dokter bedah.
Sebagai seorang dokter, mengapa bisa melakukan kejahatan yang menghancurkan sifat manusia seperti ini? Ini tetap menjadi misteri.
Di kemudian hari, Xinlian terpaksa hidup sebagai Yi Qingshui. Bagaimanapun, hal seperti gu tidak akan dipercaya siapa pun. Xinlian mati, namun ironisnya justru menjadi pelaku yang membunuh dirinya sendiri.
"Dengarkan baik-baik, Xinlian." Shisan cepat mengambil keputusan: "Aku akan menaruh jenazahmu di suatu tempat, lalu membuat orang menemukannya. Mulai sekarang, kau akan menjadi mayat. Sedangkan aku, akan melakukan segalanya untuk menyembunyikan kejahatan Yi Qingshui! Mengerti? Mulai hari ini, kau adalah Yi Qingshui!"
"Apa... maksudmu? Menyembunyikan? Bagaimana caranya?"
"Saat ini tidak ada petunjuk yang mengarah padamu, juga tidak ada saksi mata. Yi Qingshui seharusnya tidak mengenal satu pun korban. Selama tidak ada bukti, tidak ada cara untuk menangkapmu. Tinggallah di sini sementara waktu, nanti aku harus memainkan peran pria yang kehilangan tunangan dalam kesedihan ekstrem. Akan kucari cara untuk membuat kesempatan bertemu yang wajar, lalu merencanakan pembakaran villa ini termasuk ruang bawah tanah, sehingga semua bukti musnah!"
Inilah rencana awal Shisan.
Namun saat itu ia tidak tahu, ini hanyalah Awal Mula dari segala kengerian yang akan datang...
## Jilid Kedua Puluh Tujuh Merah Jumat Bab Lima Misteri Yi Qingshui
Namun, membuang jenazah pada hari yang sama hampir mustahil. Hari ini hari Sabtu, selama dua bulan terakhir hari Sabtu selalu menjadi waktu pelaku membuang jenazah. Polisi pasti melakukan pemeriksaan ketat, mengingat sudah banyak korban jiwa, pemerintah kota juga memantau kasus ini secara intensif dengan mengerahkan sumber daya besar-besaran dan memperketat patroli. Meski demikian, setiap minggu tetap ada korban baru.
Bagaimana Yi Qingshui bisa melakukan kejahatan sebesar ini namun tetap bebas berkeliaran? Padahal polisi takkan melewatkan sedikitpun petunjuk. Tapi setiap kali menculik, membunuh lalu membuang jenazah, tak pernah ada jejak atau saksi mata yang tertinggal. Lokasi pembuangan jenazah tersebar di berbagai penjuru kota. Polisi sempat menduga ini kerja kelompok, jika ini fakta, apakah Yi Qingshui memiliki kaki tangan?
Bagaimanapun, jenazah Xinlian terpaksa dititipkan sementara di sini.
Xinlian sendiri sangat menolak villa ini: "Perempuan sinting Yi Qingshui ini pasti membunuh semua korban di sini, mana mungkin aku tinggal di tempat seperti ini?"
"Sebaiknya jangan," Shisan bersikeras menolak: "Kita tidak tahu petunjuk apa yang sudah dimiliki polisi. Jika kau sembarangan meninggalkan tempat tinggalmu, pasti akan mencurigakan. Jika mereka menggeledah villa ini, semuanya akan berakhir. Takkan ada yang percaya kau adalah Jin Xinlian, sedangkan kejahatan Yi Qingshui hampir mustahil dihukum mati yang ditunda, pasti eksekusi segera. Bagaimanapun aku harus melindungimu."
Setelah berpikir sejenak, dia berkata: "Selanjutnya saya akan menyelidiki secara detail hal-hal yang berkaitan dengan Yi Qingshui. Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah... mengundurkan diri. Yi Qingshui adalah dokter bedah, kamu sama sekali tidak mengerti ilmu kedokteran, mustahil bisa menggantikannya di bidang ini. Mengenai kemungkinan adanya kaki tangan, serta masalah keluarga Yi Qingshui lainnya, semua akan saya selidiki. Yang terpenting adalah mengapa Yi Qingshui melakukan serangkaian kasus pembunuhan kejam ini, karena motifnya berkaitan dengan berbagai masalah pribadi Yi Qingshui. Sekarang kamu telah menjadi Yi Qingshui, berarti ini menjadi masalahmu juga."
Bagi Shi San, ini jelas merupakan musibah yang tidak terduga.
Xinlian mengangguk setuju, tapi tiba-tiba wajahnya menunjukkan kekhawatiran: "Tapi, orang tua saya... bagaimana cara memberitahu mereka tentang keadaanku..."
"Menurutmu mereka akan percaya? Jika kamu muncul sembarangan dan mengaku sebagai Jin Xinlian, polisi akan memusatkan perhatian padamu, bukan? Lalu mereka akan menyelidikimu, dan mungkin akhirnya akan menemukan semua kejahatan ini. Yi Qingshui sudah membunuh 16 orang! Saya tidak percaya dia benar-benar bisa menutupi semua jejak tanpa celah. Jadi sekarang kita harus sangat-sangat berhati-hati. Dan... jenazahmu juga harus secepatnya dikuburkan, tidak bisa dibiarkan terus membusuk."
"Orang tua saya... betapa menyakitkannya jika mereka tahu saya sudah mati..."
"Setidaknya untuk saat ini tidak bisa diberitahu. Tunggu sampai kasus ini mulai mereda, saya akan mengatur pertemuan kalian. Saat itu baru kamu bisa mengungkapkan seluruh kebenaran. Tapi sekarang adalah puncak perhatian terhadap kasus ini, satu kata atau langkah yang salah bisa membuat kita tidak akan bisa bangkit lagi!"
Yi Qingshui melakukan kejahatan luar biasa yang tak terampuni, jika tertangkap pasti menjadi terpidana hukuman mati. Sekalipun Shisan bisa menggunakan gu, tak mungkin melawan sistem peradilan negara. Pengadilan tidak akan mengakui konsep roh yang merasuki tubuh ini. Entah Xinlian sendiri tidak bersalah atau tidak, dia telah berubah menjadi Yi Qingshui si pembunuh psikopat yang membunuh 16 orang.
Kabar baik di tengah kesialan ini adalah polisi belum memiliki bukti kejahatan Yi Qingshui.
Setelah berpamitan dengan Xinlian, Shisan menyuruhnya membeli ponsel baru untuk berkomunikasi dengannya, dan jangan pernah melakukan panggilan dari telepon villa lagi - panggilan kemarin adalah yang pertama dan terakhir.
Saat berpisah, hatinya sangat berat, tapi dia tahu ini satu-satunya jalan.
Hanya saja, di saat perpisahan terakhir saat memandang Xinlian, dia merasakan kebingungan.
Orang yang pernah dicintainya masih hidup, tapi telah berubah menjadi sosok lain. Wajah yang sama sekali asing, wajah seorang pelaku pembunuhan.
Yi Qingshui bisa dibilang wanita cantik tingkat bencana yang satu dari sejuta, bahkan bintang film ternama pun tampak kalah dibandingkannya. Dibandingkan dengannya, penampilan asli Xinlian hanya bisa disebut di atas rata-rata.
Tapi bagi Shisan, perasaan dalam hatinya telah berubah.
Dia berusaha menempatkan Xinlian ke dalam tubuh Yi Qingshui yang ada di depan mata, tapi menyadari ini tidak semudah yang dibayangkan. Saat orang tercinta berubah menjadi sosok lain, hanya menyisakan rohnya, bisakah dia menerimanya dengan lapang dada?
Masihkah bisa mencintai orang di depan mata seperti dulu mencintai Xinlian?
Shi San menemukan dirinya dalam kebingungan.
Ia menyadari, jika menggunakan perasaan substitusi ini untuk memandangnya, saat melihat wajah lawannya, dia justru akan tertarik pada penampilan Yi Qingshui.
Terlebih, seiring berjalannya waktu, perasaan ini semakin intens.
Jika roh dan tubuh adalah orang yang sama, tentu tidak masalah. Masalahnya, saat ini roh dan tubuh adalah dua orang yang sama sekali berbeda. Artinya, sementara dia mencintai roh Xinlian, dia juga tertarik secara fisik pada Yi Qingshui.
Bahkan berkali-kali terpikir olehnya: bagaimana mungkin wanita secantik ini bisa menjadi pembunuh psikopat yang telah membunuh 16 orang? Ini sangat bertolak belakang dengan kesan sebelumnya tentang pelaku kasus ini.
Saat meninggalkan villa, dia bahkan merasakan sedikit ketakutan. Dia khawatir suatu hari nanti akan jatuh cinta pada tubuh Yi Qingshui ini. Bahkan melebihi cintanya yang dulu pada Xinlian.
Ini sesuatu yang tak bisa ditolerir, sekaligus kontradiksi terdalam dalam dirinya.
Pada akhirnya, wajah Xinlian yang asli akan sepenuhnya terlupakan, menghilang tanpa jejak dari kehidupannya. Seolah-olah kehilangan Xinlian tidak ada bedanya.
Kemarin, di toko gaun pengantin, mereka masih bersama-sama memandang masa depan bahagia sambil melihat Xinlian mengenakan gaun pengantin. Namun semuanya berubah dalam semalam.
Tiga hari telah berlalu.
Selama tiga hari ini, Shi San dan Xinlian tidak bertemu sama sekali, dan hanya berkomunikasi melalui aplikasi chat QQ dengan akun QQ baru yang didaftarkan Xinlian. Selain itu, Shi San menyaratkan bahwa setelah chat setiap hari harus langsung menghapus riwayat percakapan, dan sama sekali tidak boleh mengatur auto-login QQ saat menghidupkan ponsel. Sebagai antisipasi, selama chatting mereka harus saling memanggil menggunakan nickname QQ, dan tidak boleh menyebutkan nama asli maupun lokasi spesifik dalam percakapan.
Di sisi lain, di luar dia harus berperan sebagai pria yang tunangannya hilang, berusaha mati-matian mencari sambil terpuruk dalam kesedihan. Bagi Shi San yang sama sekali tidak punya pengalaman akting, dia harus berpura-pura sempurna di depan semua orang: rekan kerja, teman, orang tua Xinlian, bahkan polisi. Sedikit saja kecolongan dalam aktingnya bisa menghancurkan masa depan dia dan Xinlian.
Untuk ini dia bahkan mengunduh rahasia latihan akting dari internet, serta mempersiapkan berbagai skenario respons untuk berbagai situasi. Yang paling dikhawatirkannya adalah jika polisi menyelidiki panggilan telepon dari rumah Yi Qingshui yang masuk ke ponselnya hari itu. Bagaimanapun caranya, dia tidak boleh membiarkan Yi Qingshui masuk dalam lingkaran penyelidikan polisi.
Pada saat yang sama, dia mulai mengumpulkan banyak berita tentang kasus pembunuhan berantai Jubah Merah, baik dari koran maupun internet. Dia memeriksa setiap informasi berulang kali dan memastikan perkembangan penyelidikan polisi. Secara diam-diam, dia juga menyelidiki wanita bernama Yi Qingshui. Wanita ini sebenarnya bukan dokter bedah sama sekali. Mereka awalnya mengira dia dokter bedah hanya karena banyaknya buku dan makalah kedokteran di kamarnya, padahal dia tidak memiliki pekerjaan. Orang tua Yi Qingshui sudah meninggal sejak lama, dia hampir tidak memiliki keluarga. Tampaknya dia mewarisi harta warisan besar dari orang tuanya, lalu membeli villa di pusat kota dan hidup terisolasi. Tentu saja, karena harus terus berakting, dia tidak punya banyak waktu untuk menyelidiki secara detail. Namun, Yi Qingshui sangat sedikit berinteraksi dengan orang lain, hal ini bisa mengurangi risiko bahaya secara signifikan.
Orang tua Xinlian jelas berada dalam penderitaan yang luar biasa. Putri mereka status hidup-matinya tidak jelas, tapi karena jenazahnya tidak pernah ditemukan, mereka hanya bisa menghibur diri. Tapi Shisan tahu, cepat atau lambat jenazah itu harus disingkirkan. Jenazah yang terus disimpan di bawah tanah akan membusuk dan berbau, siapa yang bisa menjamin tidak akan ketahuan? Dan dia juga tidak bisa membiarkan jenazah Xinlian terus disimpan di ruang bawah tanah itu.
Singkatnya, semua faktor ketidakpastian harus sepenuhnya berada dalam kendali. Setiap mata rantai tidak boleh ada kesalahan!
Tapi dunia ini seringkali tidak berjalan sesuai harapan manusia. Realitas jauh lebih kejam dari yang dibayangkan Luo Shisan.
Sekitar hari keempat, Shisan masih mengobrol dengan Xinlian via QQ. Akun QQ-nya juga baru dibuat, menggunakan nama samaran "Wu Jia Ba" yang secara tersirat merujuk pada "Shisan" (5+8=13).
"Xinlian saat itu mengetik sebaris kalimat: \"Aku sendirian di villa sebesar ini, benar-benar takut. Untungnya persediaan makanan di dalam villa masih cukup, sekarang aku tidak berani keluar.\""
"Bagaimana keadaanmu di ruang bawah tanah?" Shisan menghindari kata \"jenazah\".
"Aku tidak berani melihat..."
"Jangan takut, pasti tidak ada apa-apa."
Kemudian, sekitar satu menit berlalu tanpa ada pesan baru dari Xinlian.
Shisan mengetik: "Ada apa? Tidak ada di sana?"
"Masih ada." Dua kata itu segera muncul.
"Tadi ada apa?"
"Entah kenapa, tadi... sepertinya aku mendengar ketukan pintu. Mungkin salah dengar, saat kubuka pintu, tidak ada siapa-siapa di luar."
Shisan buru-buru mengetik: "Kamu benar-benar dengar ada yang mengetuk pintu?"
"Kupikir itu hanya salah dengar."
"Benarkah? Syukurlah. Sebelum tidur, pastikan untuk memeriksa apakah semua jendela sudah terkunci, terutama jendela lantai di lantai satu, harus sangat berhati-hati."
"Hmm... Aku mengerti. Ah!"
"Ada apa?"
"Aku... mendengar ketukan pintu lagi!"
Kali ini, alis Luo Shisan berkerut kencang.
Jangan-jangan... pencuri? Atau, kaki tangan Yi Qing Shui?
"Kamu, tunggu sebentar."
Setelah Xinlian terburu-buru mengirim pesan itu, Shisan langsung gelisah. Namun kemudian, dia tidak mengirim pesan lagi. Ini membuatnya sangat khawatir.
Jika benar terjadi sesuatu, dia harus segera ke sana! Tapi bagaimana jika terlambat?
Dia kembali berpikir untuk menggunakan gu. Ingin mencoba memeriksa apakah ada energi kehidupan lain di sekitar Xinlian? Mungkin hanya suara angin.
Setelah berpikir panjang, dia mengeluarkan kembali guci hijau-hitam itu...
## Jilid 27 Merah Jumat Bab 6 Awal yang Bu Xiang
"Butuh menggunakan guci hitam kebiruan ini lagi, ini juga di luar perkiraan Shisan."
"Sebenarnya, sudah bertahun-tahun tidak bertemu dengan orang tua, Shisan juga tidak tahu di mana mereka berada dan apa yang sedang dilakukan. Meracuni orang adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain, tapi mereka berdua telah melakukannya selama bertahun-tahun. Ini selalu membingungkan Shisan."
"Selain itu, yang patut dicatat adalah Shisan hampir tidak mengenal orang tuanya sendiri. Bahkan dia tidak pernah melihat kakek-nenek dari pihak ayah maupun ibu, dan tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal."
"Tepat saat itu, dering telepon di ruangan tiba-tiba berbunyi dengan panik."
"Dia mengerutkan alis, lalu berdiri dan mengangkat telepon."
"Sebelumnya, dia tidak merasakan adanya tanda kehidupan lain di sekitar Xinlian, jadi sedikit lega. Namun suara yang terdengar dari telepon kali ini sama sekali tak terduga."
"'Shisan?'"
"Suara itu terasa sangat familiar namun sekaligus asing."
"Itu adalah ayahnya."
"'Ayah...' Shisan terkejut, 'Bagaimana... Ayah bisa menelepon?'"
"Sebelumnya, dia sudah menghubungi ayahnya dan memberitahu tentang kejadian yang menimpa Xinlian. Di dunia ini, hanya orang tuanya yang akan percaya pada ceritanya."
"'Aku dan ibumu tidak lama lagi akan meninggalkan kota tempat kami berada sekarang. Mengenai pertanyaanmu yang terakhir kali...'"
"'Ada cara? Metode untuk mengembalikan roh Xinlian ke tubuh aslinya?'"
"'Tidak ada metode seperti itu.' Suara ayahnya yang dingin menusuk membuat tidak nyaman, 'Tapi aku bisa memberimu petunjuk. Aku akan beri tahu sebuah alamat. Namun tempat itu sangat berbahaya, kecuali dalam keadaan darurat, aku tidak menyarankanmu pergi.'"
"'Alamat?'"
“Hmm. Secara singkat, itu adalah sebuah apartemen. Satu-satunya saran yang bisa kuberikan: jangan cari apartemen itu kecuali dalam situasi hidup mati.”
Di dalam villa, Xinlian membuka pintu ruang perpustakaan dan melihat ke luar. Koridor panjang yang sempit terlihat sepi, tak ada seorang pun. Namun, suara ketukan yang baru saja terdengar masih bergema di telinganya.
Dia melangkah keluar, berjalan pelan di koridor. Entah mengapa, seperti ada ilusi: seolah ada bau darah yang menyebar di udara.
Dia menggelengkan kepala keras-keras, berusaha mengusir pikiran itu dari otaknya.
Kaki terasa berat saat melangkah. Tak tahu berapa lama, akhirnya tiba di lokasi mulut tangga. Tiba-tiba pandangannya mulai berkunang-kunang.
Patut dicatat bahwa Yi Qingshui tampak sangat menyukai merah menyala. Di villa ini, dinding, ubin keramik, tirai - banyak yang berwarna merah menyala. Kombinasi warna yang tidak harmonis justru menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Xinlian perlahan menuruni tangga.
Tangga itu juga dicat merah. Setiap langkahnya menambah kegelisahan. Perasaan itu mulai membesar di kepalanya, merambat perlahan.
Saat sampai di lantai bawah, terlihat ruangan mirip restoran. Di depannya ada meja makan untuk empat orang.
Dia mendekati meja, satu tangan menempel pada kaca. Bayangan wajah Xinlian samar terpantul di permukaannya.
“Aku terlalu memperhatikan hal kecil, ya?”
Xinlian akhirnya menggelengkan kepala, berbalik, dan kembali menaiki tangga.
Setelah beberapa langkah, tiba-tiba ia menoleh kembali. Namun pandangan ini membuat seluruh tubuhnya membeku di tempat. Bahkan satu langkah pun tak bisa ia ayunkan.
Ia tidak melihat siapa pun berdiri di belakangnya, yang muncul juga bukan "hantu jahat" bermuka darah.
Yang ia lihat adalah dirinya sendiri.
Ya, dirinya sendiri.
Di salah satu kursi meja makan untuk empat orang itu, jenazahnya sedang duduk dengan kepala miring ke samping, kedua mata terbuka lebar menatap tajam Xinlian yang berdiri di tangga!
Kaki Xinlian terpeleset, hampir membuatnya terjatuh dari tangga!
Jenazah yang sudah kaku selama beberapa hari ini sekarang berada dalam posisi yang sama sekali berbeda dengan saat kematiannya. Padahal mata itu seharusnya sudah ditutup oleh Shi San, tapi sekarang terbuka kembali!
Menatapnya tajam seperti itu!
"Tidak... Tidak!"
Xinlian merasa ini sangat mengerikan.
Apakah ada penyusup di villa ini yang mengeluarkan jenazahnya? Tapi mengapa melihat jenazah sendiri terasa begitu "meremang bulu kuduk"?
Ia segera berlari ke lantai atas, menerobos masuk ke ruang perpustakaan, mengunci pintu, lalu menghampiri komputer dan mengetik dengan cepat! Sesekali matanya melirik ke pintu belakang!
Shi San yang membaca balasan QQ itu pun merasa ngeri.
Ia tak bisa membayangkan apa yang sebenarnya terjadi.
"Kau bilang jenazahmu... Tunggu di sana, aku segera datang!"
"Tentu saja melaporkan ke polisi tidak mungkin, jadi Luo Shisan terpaksa pergi sendiri. Dia mengambil beberapa pisau dari dapur dan menyembunyikannya di tubuh, sekaligus membawa peralatan gu, lalu bergegas turun ke lantai bawah."
"Dia sudah memastikan sebelumnya, di sekitar tubuh Xinlian tidak ada tanda berkehidupan, lalu apa artinya ini?"
"Mungkinkah karena kesalahan dalam memberikan gu, menyebabkan konsekuensi yang tidak bisa diperbaiki?"
"Dia mengemudi tergesa-gesa ke sana, untung kondisi jalan hari ini baik, tidak butuh waktu lama sampai. Dia mengambil kunci membuka pintu, mengeluarkan pisau, dengan penuh kewaspadaan menuju lantai dua. Sesampainya di lantai dua, langsung berteriak: 'Xinlian, ini aku, keluarlah!'"
"Saat itu, pintu ruang perpustakaan baru terbuka, Xinlian langsung berlari keluar dan menceburkan diri ke pelukan Shisan."
"'Shisan... Aku sangat takut, bawa aku pergi, apapun syaratnya, aku tidak bisa tinggal di sini lagi!'"
"'Bawa aku melihat dulu, katamu jenazahmu...' Shisan juga merasa ungkapan ini aneh, tapi tidak ada cara lain: 'Intinya, selama aku di sini, kamu tidak perlu khawatir.'"
"Apakah ini efek dari kutukan gu, atau fenomena supranatural yang tidak bisa dipahaminya?"
"Akhirnya, Shisan dan Xinlian tiba di restoran lantai dua, namun di sana, jenazah di samping meja makan untuk empat orang itu sudah lenyap tanpa jejak."
"'Ini... Bagaimana mungkin?' Xinlian berkata tak percaya: 'Aku baru saja melihatnya...'"
"Shisan tentu tidak mengira Xinlian berbohong. Mereka segera menuju ruang bawah tanah, dan jenazah itu masih utuh di sana. Tubuhnya tetap kaku, kedua mata masih terpejam."
"Namun saat ini, Shisan merasakan seolah-olah jenazah ini bisa bangun kapan saja."
"Meskipun jenazah ini adalah wanita yang sangat dicintainya, dia mulai diliputi ketakutan. Peristiwa yang melampaui common sense ini terus berulang, membuatnya tak bisa lagi menekan perasaan ketidakberdayaan yang merayap dari dasar hatinya."
"Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia mulai menyesali tidak mempelajari pengetahuan tentang gu dengan sungguh-sungguh dari orang tuanya."
"Dan saat ini, satu-satunya yang bisa dimintai bantuan hanyalah orang tuanya."
"Setelah kembali ke lantai satu, dia segera menelepon ayahnya menggunakan ponsel."
"Namun yang mengejutkannya, kali ini yang mengangkat telepon adalah ibunya."
""Shisan? Ayahmu sedang tidak bisa menerima telepon. Katakan saja padaku, sama saja. Aku sudah mengetahui kondisimu.""
""Ibu, kamu?" Tapi setelah berpikir sejenak, Shisan merasa bertanya pada ibu juga tidak ada bedanya."
"Dia menceritakan semua kejadian sebelumnya kepada ibunya."
""Roh Xinlian telah merasuki tubuh Yi Qingshui. Kalau begitu, apakah mungkin terjadi perubahan pada jenazah?" Shisan segera teringat pada mayat hidup."
""Mayat hidup?" Ibu terdiam sejenak, lalu berkata dengan nada agak muram: ""Tidak, itu bukan mayat hidup. Aku juga belum pernah mengalami situasi seperti ini. Sama sekali tidak masuk akal.""
"Bahkan ibu pun menjawab seperti itu, membuat hati nurani Shisan langsung terasa berat."
""Kalau begitu, segera singkirkan jenazah Xinlian dari villa ini...""
"Tidak, dia harus tetap di sini. Jika ucapanmu benar, mungkin kita telah memicu sesuatu di antara yin dan yang. Meskipun villa itu tempat terkutuk, tapi juga lokasi terbaik untuk menekan energi negatif. Jika dia pergi sekarang, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Begini, beri tahu saya tanggal lahirnya. Saya akan mengirimkan sesuatu melalui kurir."
"Benarkah? Terima kasih, Ibu!"
Untuk pertama kalinya, Tiga Belas merasakan kehangatan dari ucapan ibu yang biasanya terasa dingin. Terlalu banyak hal yang tidak ia pahami dalam hal ini. Prasangka lama terhadap orang tua pun lenyap seketika. Mungkin di mata orang lain, orang tuanya adalah pengguna gu yang diselimuti misteri, tetapi bagi Tiga Belas, mereka tetaplah keluarga yang tak tergantikan.
Sambil itu, Tiga Belas berkata: "Hari ini akan kubawa jenazahnya. Di bagasi mobilku ada karung kulit ular, aku akan berkendara ke pinggiran kota. Apapun yang terjadi, hari ini jenazah ini harus..."
Saat mengucapkan ini, jantungnya berdebar kencang.
Jika gagal, konsekuensinya akan mengerikan. Ia akan ditangkap sebagai pembunuh, dan tak ada satu pun yang akan percaya pada ucapannya.
"Tiga Belas..." Xinlian segera menggenggam tangannya, "Kamu... baik-baik saja?"
"Tidak apa." Tiga Belas berusaha tenang, "Lagipula, aku masih punya kartu as terakhir."
"Kartu as?"
“Ayahku memberitahuku bahwa di suatu tempat di Kota K, tersembunyi sebuah apartemen gaib. Jika semua harapan akhirnya pupus dan terjebak dalam situasi berbahaya, tempat itu bisa menjadi tempat perlindungan terakhirku. Tapi dia juga memperingatkan bahwa jika memasuki apartemen itu, aku akan menerima kutukan yang lebih mengerikan. Jadi ini benar-benar kartu as terakhir yang tidak boleh digunakan kecuali dalam keadaan darurat mutlak.”
Sebenarnya, Shisan agak setengah percaya dengan perkataan ayahnya. Tapi saat ini, dia sudah tidak punya pilihan lagi.
Selain itu, ayahnya yang selalu dingin dalam ingatannya, tampak enggan membicarakan apartemen ini. Dia merasakan bahwa apartemen itu benar-benar tempat yang sangat mengerikan.
Sekarang dia hanya bisa berdoa agar situasi tidak berkembang sampai ke tahap itu.
Hari ini dia sengaja mengganti mobil karena telah mengantisipasi situasi ini. Melalui pasar gelap, dia membeli mobil curian yang selalu ditutupi terpal agar tidak terlihat orang. Plat nomor yang dipakai hari ini juga palsu.
Jenazah Xinlian dimasukkan ke dalam karung goni, lalu dia dan Xinlian bersama-sama memindahkannya ke bagasi mobil.
Sepanjang proses ini, Xinlian terus menunjukkan ketakutan yang mendalam. Matanya tak lepas menatap kelopak mata jenazah yang tertutup, seolah takut mata itu tiba-tiba terbuka.
Setelah semuanya selesai, Shisan menghidupkan mobil dan meninggalkan kompleks. Dengan mengenakan topi baseball dan kacamata hitam, serta baju yang dibeli dari pedagang kaki lima, dia mengarahkan mobilnya keluar dari kompleks vila menuju pinggiran kota.
Saat ini, langit semakin gelap, awan kelabu yang tidak menyenangkan menyebar, perlahan menutupi seluruh langit...
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 7 Pembuangan Jenazah
Kota K merupakan kota yang cukup besar, ditambah tiga belas sendiri juga sangat berhati-hati. Ketika berhasil membawa mobil ke pinggiran kota, waktu sudah sekitar pukul delapan malam.
Tiga belas menghentikan mobilnya, menyalakan sebatang rokok untuk menenangkan diri. Sekarang sekelilingnya sudah menjadi hutan sepi, sambil mengingat perjalanan yang ditempuh, hatinya juga dipenuhi kegelisahan.
Di sini, sudah cukup tepat.
Dengan sengaja dia menghindari jalan raya, selalu mengenakan topi dan kacamata hitam. Meski demikian, kekhawatirannya tetap sangat besar.
Membuka pintu mobil, dia mengamati sekeliling dengan cermat, lalu menyalakan senter untuk memastikan tidak ada orang di sekitar.
Berjalan ke bagasi belakang, membuka tutupnya, melihat karung plastik di dalamnya, tangannya pun gemetar. Berapa lama jenazah Xinlian akan ditemukan jika diletakkan di sini?
Tapi dia juga tidak bisa meletakkannya di tempat yang terlalu mencolok, konsekuensinya akan sulit dibayangkan.
Daerah sekitar ini sudah dekat dengan beberapa kota kecil di pinggiran, populasi pendatang di sini cukup padat, seharusnya tidak akan terlalu lama sampai ditemukan. Bagaimanapun, bagi tiga belas, sekarang dia hanya bisa melakukan yang terbaik.
Setelah menyeret keluar karung plastik tersebut, tiga belas merasakan penyesalan mendalam terhadap Xinlian. Untuk melindungi Xinlian, dia harus menutupi "pembunuhan" Xinlian oleh Yi Qingshui, sungguh sebuah kontradiksi yang sangat besar.
Namun, dia tidak punya pilihan selain melakukan ini. Bagaimanapun, dia tidak bisa mengembalikan roh Xinlian ke tubuhnya. Satu-satunya cara adalah membiarkannya terus hidup sebagai Yiqingshui.
Shisan saat ini sangat gugup. Namun dalam kegelapan ini, wajahnya mustahil dikenali. Tangannya menggunakan sarung tangan, memastikan tidak ada sidik jari tertinggal di mobil hitam itu. Mobil itu sengaja dibeli dari pasar mobil gelap di Kota S dengan pembayaran tunai, tanpa jejak transfer bank. Rencananya setelah semua selesai, mobil ini akan dijual kembali melalui pasar gelap. Darah di jenazah sudah membeku, sehingga bagasi tidak akan meninggalkan noda darah. Meski mobil ini pernah masuk-keluar kompleks vila Yiqingshui, dengan banyaknya kendaraan yang berlalu-lalang, mustahil melacaknya tanpa fokus investigasi khusus.
Perlahan dia membuka karung goni, lalu mulai menyeret jenazah Xinlian keluar.
Jenazah Xinlian kini sudah kaku dan dingin. Saat menurunkan tubuh itu ke tanah, dia termenung memandang jubah merah yang masih melekat di tubuh tak bernyawa itu.
Jubah merah ini tidak bisa dilepaskan, karena jika polisi menyelidiki kasus ini secara independen, mereka akan menyelidiki secara detail orang-orang di sekitar Xinlian, termasuk dirinya sendiri. Daripada demikian, lebih baik biarkan polisi menyelidikinya sebagai salah satu korban dalam Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah. Semua korban tidak memiliki kesamaan apapun dan sama sekali tidak saling mengenal, sehingga polisi tidak terlalu serius menyelidiki orang-orang di sekitar korban. Meskipun kemungkinan ada peniru dipertimbangkan, namun sejak Jumat minggu lalu tidak ada korban baru yang muncul. Oleh karena itu, umumnya dianggap jenazah ini sudah dibuang sejak Jumat minggu lalu, baru ditemukan sekarang.
Tentu saja, Xinlian adalah korban terakhir dalam Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah. Tidak akan ada korban baru lagi setelah ini, hal ini tidak menjamin polisi tidak akan melakukan penyelidikan lebih mendetail terhadap Xinlian. Namun relatif, kematian Xinlian tersembunyi di antara 16 korban lainnya, sehingga tidak terlalu mencolok.
Mengenai jubah merah ini, tidak pasti bagaimana Yi Qingshui membuatnya. Bahan kain dibeli di mana, bagaimana ukuran tubuh korban didapatkan, semuanya masih misteri. Di rumah Yi Qingshui, tidak ditemukan mesin jahit, dan sulit dipercaya pakaian ini dibuat sepenuhnya secara manual. Tentu saja, dengan kekayaannya, Yi Qingshui mungkin menyuruh orang khusus membuatnya. Namun jika ada celah dalam saluran produksi seperti itu, polisi bisa melacak Yi Qingshui sebagai pelaku. Bagi Xinlian, itu akan menjadi malapetaka. Shi San telah memutuskan untuk menyelidiki jalur pembuatan jubah merah sebelum polisi, sekaligus mencari tahu bagaimana Yi Qingshui mengetahui ukuran tubuh para korban. Polisi pernah menduga korban adalah tukang jahit, tapi 16 korban tidak membeli pakaian di tempat yang sama, dan hanya sedikit yang memesan di toko jahit.
Masalah terpenting adalah motif membunuh Yi Qingshui.
Shi San sudah menyelidiki, tujuh belas korban termasuk Xinlian, tidak ada satupun yang mengenal Yi Qingshui. Selain itu, karena keterbatasan waktu, data yang terkumpul juga tidak cukup detail dan akurat. Motif pembunuhan tersebut sebenarnya merupakan hal terpenting bagi Shi San. Saat ini, karena tidak ada hubungan antara korban dengan Yi Qingshui, polisi tidak bisa memasukkan dirinya dalam lingkup penyelidikan dan kecurigaan. Namun, jika motif tersembunyi itu berhasil ditemukan, situasi akan berubah drastis. Motif tersembunyi tersebut kemungkinan besar akan menjadi penghubung antara Yi Qingshui dengan 17 korban, yang berarti polisi akan mulai melacaknya. Mengingat kita juga tidak tahu bagaimana Yi Qingshui berhasil membunuh 17 orang secara berturut-turut tanpa cela, apakah ada celah dalam prosesnya, maka bagaimanapun juga kita tidak boleh membiarkan polisi menyadari keberadaan Yi Qingshui.
Pembunuh psikopat kejam seperti Yi Qingshui kemungkinan termasuk dalam kategori pembunuh berdarah dingin dengan delusi tertentu. Fakta bahwa dia mengenakan pakaian yang pas sempurna dengan tubuh korban menjadi bukti nyata. Hal ini mungkin berkaitan dengan delusi sang pembunuh, namun bagaimanapun pasti ada alasan di baliknya, sekalipun alasan tersebut terlihat absurd. Kemampuannya memperoleh ukuran tiga dimensi korban dan memasukkan mereka ke dalam daftar pembantaiannya, menunjukkan Yi Qingshui pasti pernah muncul di sekitar korban melalui cara tertentu. Jika kita tidak bisa mengungkap hal ini sebelum polisi dan menghancurkan petunjuknya, maka segalanya akan berujung pada kehancuran total.
Fakta membuktikan, kekhawatiran Shi San kemudian benar-benar menjadi kenyataan.
Sekarang, Shisan tahu dia tak bisa berlama-lama. Memandangi jenazah Xinlian di lantai, hatinya terasa seperti ditusuk pisau. Bagaimanapun, yang terbaring di depan matanya adalah Xinlian yang sudah mati.
Ekspresi wajah yang berubah-ubah saat Xinlian meninggal masih tersisa, bahkan terlihat agak mengerikan.
Shisan belum pernah melihat ekspresi ketakutan seperti itu di wajah cantiknya. Padahal beberapa hari lalu, dia masih tersenyum indah, mengenakan gaun pengantin, dan akan menjadi istrinya.
Saat Xinlian yang merasuki tubuh Yi Qingshui memberitahunya bahwa jenazah ini pernah muncul di restoran lantai bawah villa, bulu kuduknya berdiri.
Jika ini efek samping dari gu, akankah terjadi sesuatu lagi di kemudian hari? Dan apakah bahaya ini akan menyakiti Xinlian yang sekarang?
Akhirnya, Shisan menoleh ke belakang dengan tegas, meraih karung kulit ular, dan berlari ke mobil.
Saat menghidupkan mobil kembali, matanya terus menatap jenazah berjubah merah yang terpantul di kaca spion, sementara kakinya tak henti menginjak gas. Nyala api merah itu semakin terlihat sensual.
Mengapa Yi Qingshui mengenakan jubah merah pada jenazah? Apa maksud sebenarnya? Lagipula, jika tidak ada permusuhan, mengapa dia membunuh mereka secara kejam satu per satu?
Karena dia sudah dibunuh oleh gu yang dibuatnya sendiri, semua ini tetap menjadi misteri.
“Saat sosok merah itu akhirnya tak terlihat lagi di kaca spion, dia menghela napas lega. Kaki terus menginjak gas, lalu berulang kali mengubah arah.”
“Tapi, perubahan arah yang terlalu sering justru membuatnya cemas. Jalan kembali ke area perkotaan semakin menjauh.”
“Harus bagaimana?”
“Wilayah sekitar sangat sepi. Membaca peta pun tak berguna. Mobil gelap yang dibelinya juga tidak dilengkapi GPS navigator. Hatinya mulai gelisah. Langit semakin kelam.”
“Akhirnya, dia menghentikan mobil.”
“Aku salah hitung... Terlalu banyak belok, malah bingung cara pulang...”
“Dia terus menghindari jalan raya, menyusuri daerah terpencil. Ditambah perubahan arah yang konstan, tersesat adalah konsekuensi logis. Pada dasarnya, Si 13 terlalu percaya pada peta.”
“Tapi diperkirakan, lokasi ini seharusnya dekat dengan Kota Dongming. Mendekati sana, pasti bisa menemukan orang untuk menanyakan rute.”
“Benar saja. Setelah berkendara beberapa saat, dua orang berpakaian pekerja proyek terlihat berjalan di depan.”
“Dia menyetir mendekat, sengaja membuat suaranya serak. Kepala menyembul dari jendela bus: 'Pak, apakah ini sekitar Kota Dongming?'”
“Salah satu pekerja menghampiri: 'Iya. Beberapa kilometer lagi sampai. Mau ke Dongming?'”
“'Tidak, aku ingin kembali ke area perkotaan.'”
"Shisan masih merasa khawatir, tapi mengingat lokasi ini sudah cukup jauh dari tempat pembuangan mayat, dia yakin polisi tidak akan mudah melacaknya meski melakukan penyelidikan di area ini. Apalagi di sini banyak pendatang dan administrasi kependudukan yang kacau, sehingga secara alami lebih sulit diperhatikan."
"Tapi untuk berjaga-jaga, saat berbicara dia sengaja mencampurkan logat daerah. Dengan begitu, bahkan jika dilacak, akan dikira sebagai pendatang. Hal ini justru bisa mengarahkan penyelidikan polisi ke luar populasi penduduk lokal."
"Oh, mau ke area perkotaan? Kami berdua kakak-adik juga mau ke sana."
"Hmm, kalau boleh tanya, bagaimana cara ke Bukit Qingling?"
"Bukit Qingling adalah lokasi terdekat dari area perkotaan, makanya Shisan bertanya demikian."
"Oh, itu harus putar sedikit jalur..."
"Setelah buruh migran itu dengan sabar menjawab, Shisan segera berterima kasih: 'Baik, terima kasih banyak!'"
"Kemudian mobilnya menyala lagi, melesat pergi meninggalkan debu."
"Dua buruh migran yang tertinggal di tempat itu melanjutkan perjalanan ke tujuan mereka. Rencananya mereka akan ke area perkotaan dari halte bus terdekat."
"'Kakak,' tiba-tiba seseorang di samping bertanya, 'Aku merasa agak... agak aneh.'"
"'Kenapa?' Buruh migran yang tadi membantu Shisan bingung, 'Apa yang aneh?'"
"'Kamu tidak lihat? Wanita berbaju merah terang yang duduk di kursi belakang mobil pria tadi, wajahnya pucat seperti mayat? Lagipula, sepertinya ada darah di pipinya?'"
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 8 Pemeliharaan Gu?
"Shisan terus menginjak-injak gas, berharap bisa cepat kembali ke area perkotaan."
Karena tidak berani mengambil jalan raya, dia terus menerus mengambil jalan tikus. Ini jelas membuat perjalanannya menjadi lebih jauh. Namun, Shi San tidak punya pilihan lain. Kasus ini sedang diselidiki dengan sangat ketat oleh polisi. Satu kesalahan kecil, semuanya bisa berantakan.
Dan begitu kebenaran terungkap, yang menanti Xinlian pasti adalah hukuman mati!
Ini adalah hal yang sama sekali tidak bisa ditoleransi oleh Shi San. Xinlian adalah wanita yang sangat dia cintai. Dia sudah mati sekali, mana mungkin dibiarkan mati untuk kedua kalinya!
Tiba-tiba, dia merasakan kengerian saat menyadari lampu mobilnya rusak! Ini membuat area di depannya gelap gulita!
Dia segera menginjak rem, memukul kemudi dengan kasar. Dengan lampu yang padam, bagaimana dia bisa melewati jalan berbatu yang semakin terjal ini?
Dia sangat menyesal tidak membawa kompas. Di kota, paling tidak dia bisa bertanya pada orang atau mencari peta lewat ponsel. Sekarang, dia benar-benar terjebak!
Untungnya, diperkirakan lokasinya sudah tidak jauh dari Qingling Slope. Asalkan sampai di sana tepat waktu, dia pasti bisa kembali ke area perkotaan.
Setelah berpikir sebentar, dia memutuskan untuk menginjak gas dan terus melaju. Bagaimanapun, begitu masuk kota, pasti ada banyak cara untuk menyelesaikan semua masalah.
Setelah mengambil keputusan, dia menarik napas dalam-dalam dan berusaha memperlambat kecepatan lari.
Beruntung dia hidup sendiri, pulang larut pun tidak ada yang memperhatikan. Perjalanan kali ini cukup lancar. Sepertinya ini sudah Qingling Slope.
Tiga Belas kali ini justru semakin berhati-hati. Area ini dekat dengan perkotaan, tak jauh dari jalan raya, sehingga tidak bisa dipastikan tidak ada kendaraan yang lewat. Bagi dia, saksi mata tentu semakin sedikit semakin baik. Bagaimanapun, begitu jenazah ditemukan, polisi pasti akan terus mencari petunjuk di sekitar sini.
Kali ini dia sedikit memperlambat kecepatan, sambil membuka lebar matanya untuk mengidentifikasi jalan di depan. Lampu bus sekarang rusak, berkendara dalam kegelapan malam tentu harus ekstra hati-hati.
Sambil mengurangi kecepatan, Tiga Belas juga memperhatikan sekeliling. Meski malam ini gelap gulita dan dirinya sudah menyamar, tetap saja tidak baik jika ada orang yang kebetulan lewat. Walaupun dia membeli mobil ini melalui pasar gelap, transaksi dilakukan via transfer online dengan nama palsu, tapi tetap saja pernah kontak dengan penjual. Jika polisi melacak ke sana, bisa saja menyelidiki sesuatu lebih lanjut. Kasus ini mendapat perhatian pejabat kota, polisi pasti bekerja maksimal. Karena itu dia harus sempurna tanpa cela. Bagaimanapun, dia melawan seluruh polisi Kota K sendirian!
Saat melewati tikungan, dia melihat jalan depan relatif rata, lalu menginjak gas untuk menambah kecepatan. Namun tepat di detik itu, dia merasakan keanehan dan langsung membuka pintu bus di sampingnya!
Alasannya sederhana - dia tiba-tiba merasakan mobil miring tajam ke kiri!
Saat dia berlari keluar dari pintu bus, samar-samar merasakan seolah ada tangan di dalam mobil yang menyentuh tumitnya! Tapi dia tetap meronta-ronta keluar, tidak membiarkan tangan itu menangkap kakinya! Tak lama kemudian, terdengar dentuman keras!
Di belakangnya ternyata ada tebing terjal! Mobil itu terjun dari tebing dan menghantam tanah dengan keras. Tak lama kemudian terjadi ledakan dahsyat!
Sial!
Shi San terengah-engah. Tadi, saat menginjak gas, dia menyadari mobil mulai miring dan segera membuka pintu kanan lalu melompat keluar.
Meski lampu mobil mati, tapi bagaimana mungkin mobil yang dikendarainya tiba-tiba sampai di tepi tebing seperti ini?
Terutama saat dia melompat keluar, kakinya seperti tersentuh sesuatu yang dingin menyerupai tangan. Reaksi yang terlambat itu hampir merenggut nyawanya!
Mengingat cerita mengerikan Xinlian tentang jenazah yang bisa bergerak sendiri, dia semakin yakin semua ini jauh lebih rumit dari yang dibayangkannya.
Apakah semua ini akibat dia sembarangan menggunakan gu?
Kekuatan kutukan yang tak terduga dan tak terkendali ini. Masalah polisi masih bisa dihadapi, tapi bagaimana dengan hal-hal mistis semacam ini...
Sekarang dia hanya bisa meminta bantuan orang tua.
Dengan perasaan trauma, dia segera menelepon orang tuanya. Tapi setelah dihubungi, terdengar suara "nomor telepon yang Anda tuju tidak ada".
Apa mereka mematikan nomornya? Tapi mengapa harus seperti itu?
Dia bisa menghubungi orang tua hanya melalui ponsel mereka. Tapi sekarang tidak bisa tersambung, membuatnya bingung harus berbuat apa.
Saat itu, hal pertama yang terlintas di pikirannya adalah apartemen gaib misterius yang pernah disebutkan ayah.
Meski yakin ayah tidak berbohong, Shi San tetap ragu apakah apartemen itu benar-benar ada. Tapi dia tahu ayahnya bukan orang biasa, jadi tak mungkin gegabah pergi memeriksa keberadaan apartemen.
Sekarang hanya bisa mengambil langkah demi langkah.
Akhirnya dia harus berjalan kaki kembali ke area perkotaan, baru tiba di rumah sekitar pukul 1 pagi.
Segera dikuncinya semua pintu, diperiksanya jendela, lalu berbaring di . Tapi perasaan gelisah tak kunjung hilang.
Bencana kali ini berhasil dihindari, tapi bagaimana dengan bencana berikutnya?
Tidak mungkin terus bersembunyi seperti ini.
Terbaring di tempat tidur, dia sama sekali tak bisa tidur. Di otak terus muncul wajah Xinlian yang terdistorsi oleh ketakutan saat menjadi jenazah.
Pengetahuan tentang gu sangat minim. Semua ini berasal dari kebencian masa kecil terhadap benda kutukan. Juga terkait kebenciannya pada ayah yang merembet ke hal-hal terkait.
Ayah adalah sosok yang sangat misterius. Bagi Tiga Belas, seolah-olah ayah sama sekali tidak memiliki emosi. Dalam ingatannya, tidak pernah sekalipun melihat ayah tersenyum. Bahkan sejak Tiga Belas masih sangat kecil, ayah sudah memperkenalkannya pada gu (racun magis) dan sengaja mengajarinya. Banyak hal berdarah-darah telah mengisi seluruh masa kecilnya.
Selama ini dia selalu merasa takut dan waspada terhadap ayah. Asal-usul ayah yang sebenarnya, alasan ayah memahami ilmu gu, alasan ibu yang mengetahui hal ini tetap menikah dengannya dan menjadi ahli gu juga, semua itu tetap menjadi misteri. Di kemudian hari, melihat Tiga Belas tidak ingin belajar ilmu gu, ayah tidak memaksanya. Ayah dan ibu terus mengembara tanpa tempat tinggal tetap, hanya bisa bertemu dengannya sekali dalam beberapa tahun.
Sedangkan ibu, kesan Tiga Belas terhadapnya adalah sosok yang sangat patuh pada ayah. Tidak pernah ingat ibu melawan ayah. Semua permintaan ayah selalu dipatuhi tanpa keberatan. Yang menarik, ayah sepertinya tidak pernah memaksa ibu. Bahkan jika ibu menyatakan pendapat berbeda, ayah tidak akan memaksanya. Ibu seolah tidak memiliki kehendak sendiri, hanya bisa bergantung pada ayah. Mengikuti ayah mengembara di luar, sepertinya sama sekali tidak merindukan Tiga Belas. Janggan bertemu, menelepon pun sangat jarang.
Terkadang Tiga Belas bahkan berkhayal, seandainya ayah menyuruh ibu mati sekalipun, dia tidak akan menolak.
Menggunakan kekuatan terlarang yang ditinggalkan oleh orang tua seperti itu telah menyebabkan semua ini. Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya?
“Pada saat ini, tiba-tiba ia teringat bahwa ibu pernah menyebutkan akan mengirimkan sesuatu kepadanya. Apa itu? Mungkinkah itu bisa menyelesaikan konsekuensi dari kutukan gu yang sedang terjadi sekarang?”
“Sekarang, ia mulai sedikit memahami kepatuhan ibu terhadap ayah. Mungkinkah ini semacam ketaatan membabi buta terhadap hal yang tak diketahui? Ayah memiliki kemampuan aneh yang misterius ini, mungkin ibu sama sekali tidak ingin dan tidak berani melawannya sedikit pun?”
“Tiba-tiba telepon di tepi tempat tidur berdering dengan suara yang mendesak. Ini membuatnya kaget, buru-buru mengangkat telepon, namun yang terdengar adalah suara Xinlian!”
“Xinlian!” Shisan buru-buru berkata: “Bukankah sudah kukatakan? Jangan menelepon ke rumahku!”
“Ada hal penting, kamu tidak online di QQ... Sekarang loginlah ke QQ, kalau waktunya singkat seharusnya tidak masalah.”
“Setelah berkata demikian, dia memutuskan panggilan.”
“Shisan buru-buru turun dari tempat tidur dan menyalakan komputer. Mengetik lewat QQ di ponsel terlalu lambat, dari sikap Xinlian terlihat ada yang ingin dia katakan.”
“Apa yang terjadi?”
“Setelah masuk ke desktop, ia tak sabar mengklik ikon. Setelah online, segera ikon QQ Xinlian berkedip. Ia langsung mengkliknya.”
“Xinlian sudah mengetik beberapa baris.”
“Aku menemukan beberapa buku catatan aneh di laci bawah ruang perpustakaan, catatannya semua terkait dengan gu! Yi Qingshui ingin membunuh 13 orang ini tujuannya adalah untuk meletakkan gu berikutnya!”
“Kalimat ini membuat Shisan terpaku di tempat.”
“Untuk... meletakkan gu berikutnya?”
“Yi Qingshui ternyata juga seorang ahli gu?”
“Benarkah? Apa yang tertulis di buku catatan itu?” Shisan buru-buru mengetik kata-kata ini.
“Begini. Tujuan membunuh orang-orang ini adalah untuk melakukan sebuah kutukan. Jadi mereka dibuat mengenakan jubah merah lalu mati, setelah kematian, mereka akan berubah menjadi hantu galak yang paling ganas dan mengerikan. Tampaknya, Yi Qingshui ingin memanfaatkan hal ini, menggunakan tubuhnya sendiri untuk 'menanggung hidup' gu, demi menerapkan kutukan.”
Menggunakan tubuh untuk menanggung hidup gu?
Hal yang belum pernah didengar ini sama sekali tidak diketahui Shisan! Ayah juga tidak pernah memberitahunya. Mengaitkan serangkaian kejadian aneh, apakah ini bukan semata-mata karena dirinya yang menaruh gu, melainkan karena Yi Qingshui?
Dibunuh setelah mengenakan jubah merah, berubah menjadi hantu galak, menggunakan tubuh untuk menanggung hidup gu — semua ini untuk mantra berikutnya? Apa tujuannya? Mengutuk orang lain? Atau...
Teka-teki terus bertumpuk.
“Coba kamu scan isi buku catatan itu dan kirim gambarnya padaku, aku ingin tahu detailnya.” Shisan mengetik lagi, “Dan jenazahnya sudah kusingkirkan, tenang saja.”
Saat mengetik kata-kata ini, Shisan tahu hati Xinlian pasti hancur. Orang tua-nya, ketika jenazah putri mereka ditemukan, semua harapan musnah, tenggelam dalam keputusasaan...
Saat itu dia hanya bisa terus berakting di depan mereka.
Tiba-tiba bel pintu berbunyi bergegas. Shisan melepaskan mouse, alisnya berkerut. Tengah malam begini, siapa yang datang?
Dia berdiri pelan-pelan, berjalan ke pintu masuk, lalu menempelkan matanya ke lubang intip.
Di luar, tidak ada seorang pun.
Namun yang mengerikan adalah, tepat pada saat ini, bel pintu kembali berbunyi...
## Jilid Kedua Puluh Tujuh: Jumat Merah Bab Kesembilan: Masuk ke Apartemen
Luo Shisan yang menyaksikan pemandangan ini hanya merasakan punggungnya menjadi dingin membeku, bulu kuduknya seluruh tubuh berdiri tegak!
Meski dia memiliki pemahaman tentang gu, justru karena itu dia semakin takut dan panik terhadap hal-hal seperti hantu dan arwah. Kini dia segera mundur ke dalam ruangan, bingung harus berbuat apa.
Tidak lama kemudian, bel pintu kembali berbunyi, dan intervalnya mulai memendek.
Shisan segera mundur ke dalam kamar, matanya tanpa sengaja tertuju pada kotak yang terletak di atas meja.
Bisakah mencoba menggunakan gu lagi?
Yi Qingshui membunuh para pemuda itu dan menggunakan jenazah mereka untuk menanggung hidup gu. Jika tujuannya adalah mewujudkan sebuah kutukan, lalu apa maksud sebenarnya?
Ingat pernah mendengar Ibu menyebutkan, ada berbagai cara menggunakan gu. Metode yang digunakannya termasuk yang paling sederhana. Sedangkan beberapa teknik gu yang sangat jahat sama sekali menghilangkan sifat manusia, sungguh kejam.
Apakah Yi Qingshui termasuk jenis ini? Perempuan macam apa sebenarnya dia?
Jika membunuh Xinlian merupakan bagian dari proses menanggung gu, lalu bagaimana jika dirinya menyusupi gu ke tubuh Yi Qingshui sendiri...
Apa akibatnya jika memberikan gu kepada tubuh yang sudah digunakan untuk menanggung gu?
Shisan sendiri merasakan bulu kuduknya berdiri.
Bel pintu kembali berbunyi dengan panik!
Shisan mulai menyadari bahwa mungkin tanpa disengaja, dia telah melakukan sesuatu yang tak bisa diperbaiki. Masalah yang harus dihadapi tubuh tempat Xinlian berada sekarang, mungkin jauh melampaui imajinasinya! Tapi justru di saat seperti ini, dia tak bisa menghubungi orang tua!
Di luar pintu ada... sesuatu?
Shisan mengeluarkan kembali guci biru kehitaman itu dan meletakkannya di lantai. Kemudian, dia juga mengambil pulpen itu.
Dia memotong jarinya dengan pisau, membiarkan tetesan darah meresap ke dalam vermilion di guci. Guci biru kehitaman ini, menurut Ayah, adalah wadah yang pernah digunakan untuk menanggung hidup gu.
Misteri dan kengerian gu jauh melampaui pemahaman orang awam. Ayah justru adalah ahli yang menguasai semuanya. Setelah meneteskan darah, dia mulai merasakan apa yang ada di balik pintu itu.
Dia menutup matanya, sensasi ini perlahan membuatnya memasuki keadaan seperti meditasi.
Tiba-tiba matanya terbuka lebar, pupilnya menyempit seperti benang. Dia langsung melemparkan pulpen itu dan tubuhnya mundur teratur.
Pulpen itu terlihat mulai mengering di bagian ujungnya. Shisan menyadari bahwa ini adalah sebuah maut!
Yang akan menghadapi masalah ini mungkin bukan dirinya. Xinlian, dia akan mengalami cobaan yang lebih mengerikan! Iblis Yi Qingshui menggunakan tubuhnya untuk menanggung hidup gu, bukankah tubuh ini sekarang pasti terkena kutukan?
Apakah orang-orang yang dibunuh akan berubah menjadi hantu galak, masuk ke tubuh Yi Qingshui, dan menjadi bagian dari gu?
“Semakin dia berpikir, semakin rasa takut menyelimutinya. Saat ini, tidak boleh ragu lagi!”
“Dia memutuskan untuk menggunakan kartu as terakhir, apartemen yang disebutkan ayahnya! Dalam situasi sekarang, hanya apartemen itu yang bisa menjadi tempat perlindungan terbaik baginya!”
“Rumahnya berada di lantai dua sebuah apartemen, dengan halaman rumput di bawah. Asal berhati-hati, seharusnya bisa melarikan diri dengan mudah. Dia masuk ke kamar tidur, mengunci pintu, mengabaikan bel pintu yang terus berbunyi, lalu membuka jendela dan melihat ke bawah.”
“Kompleks perumahan di tengah malam itu sunyi senyap.”
“Dia menginjakkan kaki di ambang jendela, memegang pipa pembuangan di dinding luar, kemudian mengayunkan kaki satunya keluar, perlahan meluncur ke bawah.”
“Prosesnya ternyata berjalan lancar. Awalnya dia sudah mempersiapkan mental kalau-kalau terjatuh, tapi kondisi fisiknya cukup baik. Bahkan jika jatuh, dia bisa mengurangi dampak trauma.”
“Setelah kedua kakinya mendarat di tanah, tanpa ragu lagi dia langsung berlari ke gerbang kompleks!”
“Saat melewati pos satpam, tiba-tiba terdengar suara: 'Tuan Luo? Anda kan Tuan Luo dari Blok 3, Kamar 204?'”
“Shi San cepat menoleh. Jendela pos satpam terbuka, seorang satpam pria berusia sekitar 50-an tahun berkata: 'Ah, ternyata benar Anda. Ada paket untukmu, tapi karena tidak ada di rumah, jadi disimpan di sini.'”
“Paket?”
“Iya, dikirim dari Kota X.”
“Kota X?”
“Bukankah itu kota tempat orang tuaku sekarang?”
“Cepat, berikan padaku!”
Kemudian, satpam menyerahkan sebuah paket yang agak berat ke tangan Tiga Belas. Tiga Belas segera memegang paket tersebut dan membukanya dengan cepat.
Setelah membuka paket, di dalamnya terdapat...
Sebuah boneka gadis yang dibuat sangat halus, sebilah pedang pendek, dan sebuah surat.
Di surat tertulis: "Dibuka oleh Tiga Belas".
Saat itu Tiga Belas buru-buru membuka surat dan mengeluarkan kertas surat. Tiba-tiba satpam berkata: "Ah, Tuan Luo, lebih baik Baca di rumah saja, saya mau ke toilet dulu."
Setelah mengatakan itu, satpam mematikan lampu pos satpam dan keluar. Tapi Tiga Belas sama sekali tidak peduli, membentangkan surat itu, lalu mengeluarkan ponsel dan menggunakan cahaya layar ponsel untuk membaca surat.
"Tiga Belas:
Sebenarnya aku juga tidak mengerti situasi yang kamu hadapi. Segala yang terjadi padamu sama sekali tidak bisa kupahami. Ayahmu juga begitu.
Tapi karena sudah begini, serahkan boneka itu kepada Xinlian. Bawa juga pedang itu, dan kotak yang kami tinggalkan untukmu. Dengan pedang ini, mantra gu bisa diaktifkan kembali. Meskipun kurasa kamu belum bisa melakukannya, tapi...
Tiga Belas, usahakan jangan menyentuh gu. Bertahun-tahun ini aku mulai takut, mungkin yang kita sentuh ini bukan hal yang seharusnya disentuh manusia. Tapi ayahmu tidak mau berhenti.
Kuharap kamu menjaga diri baik-baik.
Ibu"
Setelah membaca surat, Tiga Belas merasa bingung. Mengapa di paragraf ketiga Ibu tiba-tiba berubah sikap dan menasihatinya untuk tidak menyentuh gu? Ini pertama kalinya dia melihat Ibu punya pemikiran seperti itu.
Ibu mulai ketakutan, tapi Ayah tidak mau berhenti...
"Sejak kecil, dalam hati Tiga Belas, sosok ayah yang selalu sangat misterius—sebenarnya apa yang dia lakukan selama ini? Mengapa selama bertahun-tahun hanya meninggalkanku sendirian di Kota K? Dan mengapa ibu tidak pernah melawan ayah, sama sekali tidak menghubungiku selama bertahun-tahun?"
Semuanya tidak masuk akal.
Dan sekarang, Yi Qingshui ternyata juga seorang pemilik gu?
Angin kencang tiba-tiba bertiup, surat di tangannya terhempas ke udara. Dia buru-buru berdiri, tapi surat itu sudah terbang jauh. Baru sekarang Tiga Belas menyadari—sekitar sudah sepi. Ruang satpam juga gelap gulita.
Angin menggerakkan rumput di sekeliling, tapi Tiga Belas merasakan keanehan. Di depan pintu masuk kompleks yang tidak jauh, juga sepi tak berpenghuni.
Gu...
Benda yang tak boleh disentuh...
Tiga Belas meraih boneka gadis yang rumit itu dan pedang kecil, lalu perlahan menarik bilah dari sarungnya. Pedang ini—ternyata sebilah pedang yang seluruhnya merah darah!
"Pedang... pedang ini..."
Warna merah darah itu membuatnya pusing sesaat.
Merah...
Ini mengingatkannya pada jubah merah di tubuh para korban. Warna merah itu seperti darah, membuatnya merasa seolah tubuhnya tenggelam dalam genangan darah.
Benar-benar menakutkan.
Dia cepat-cepat memasukkan kembali pedang ke sarungnya. Lalu menatap boneka itu. Ibu berpesan untuk menyerahkan boneka ini kepada Xinlian.
Sedangkan kotak...
Kotak itu sekarang ada di rumah!
Tiga Belas bingung harus bagaimana. Apa harus mengambil risiko pulang untuk mengambil kotak itu?
Tidak, dia merasa itu terlalu berbahaya! Akhirnya, dengan gigit gigi, dia berlari keluar dari Pintu masuk kompleks, lalu bergegas menuju arah mobilnya.
Membuka pintu bus dengan kunci mobil, masuk, dan langsung menyalakan mesin.
Di tengah malam, pejalan kaki dan kendaraan di jalan sangat jarang. Mengikuti petunjuk arah Ayah sambil melihat GPS navigator di mobil, dia terus menginjak gas dengan jantung berdebar kencang.
Harus cepat... Harus sampai tepat waktu!
Saat ini, ketika mengingat kembali, Shi San pun tak tahu apakah pilihannya benar. Masuk ke apartemen memang memberinya waktu bernapas, tapi juga membuatnya harus membayar harga mahal: menyelesaikan sepuluh misi darah untuk bisa keluar.
Sepuluh misi darah itu sama mengerikannya dengan situasi yang dihadapinya sekarang, bahkan mungkin lebih menakutkan.
Karena itu, sebenarnya ada kebencian mendalam dalam hatinya terhadap Ayah yang menyuruhnya ke sini. Tapi mengapa Ayah tahu tentang apartemen ini tetap menjadi misteri.
Mengapa?
Dia terus memacu kecepatan, semakin mendekati alamat yang disebut Ayah. Sebuah kompleks apartemen, di salah satu gang gelap, di ujung jalan buntu, terdapat pintu menuju apartemen yang eksis dalam dimensi kehampaan.
Apartemen itu hanya terlihat oleh orang terpilih. Begitu mendekati gang itu, bayanganmu akan tersedot, lalu terkutuk, terpaksa menjadi penghuni. Penghuni harus menyelesaikan instruksi tulisan darah yang diberikan di ruangan apartemen. Selesaikan sepuluh kali, baru bisa bebas.
Bagaimana apartemen itu sebenarnya tercipta, bagaimana bisa muncul, Ayah juga mengatakan dia sama sekali tidak tahu. Itu adalah bangunan mengerikan yang melampaui pemahaman dan pengetahuannya.
Saat pertama kali mendengar, Shi San juga merasa sangat ngeri. Tapi Ayah juga memberitahunya bahwa misi darah di apartemen itu menyembunyikan jalan keluar, ada kesempatan untuk bertahan hidup. Tapi sekarang berbeda, jika dia tidak melakukan apa-apa, dia dan Xinlian mungkin hanya menunggu ajal! Karena itu, apartemen itu justru bisa menjadi sedikit harapan hidup baginya!
Akhirnya, kawasan apartemen yang disebutkan Ayah itu tiba juga.
Setelah memastikan alamat berulang kali, Shi San membuka pintu bus dan berlari masuk. Mengikuti petunjuk Ayah, dia cepat menemukan gang sempit itu.
Masuk, atau tidak masuk?
Begitu terpilih menjadi penghuni, tidak ada jalan untuk menoleh ke belakang.
Di saat seperti ini, Shi San mulai ragu. Tapi tiba-tiba dia merasakan pedang darah di tangannya mulai memanas.
Sebuah firasat tidak menyenangkan muncul di hati nuraninya.
Merah...
Yang merah...
Akhirnya, dengan menggigit gigi, dia menerobos masuk ke dalam gang ini!
Dia tidak punya pilihan lagi, hanya bisa bertaruh! Saat masuk ke gang, pedang darah terasa semakin membara. Sinar bulan menyorot, dan bayangan Shi San perlahan mulai muncul.
Kemudian... dia mulai menyadari bayangan itu perlahan melepaskan diri dari kakinya, mulai melayang ke depan!
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 10 Awal Menjadi Penghuni
Pemandangan ini persis seperti yang dijelaskan Ayah!
Bayangan mulai bergerak, artinya kutukan ini telah sepenuhnya aktif. Saat ini, dia sudah setara dengan penghuni apartemen itu. Mau tidak mau, ini tidak bisa diubah lagi.
Tapi Shisan juga tahu, pilihan jalan berbahaya ini adalah satu-satunya jalan keluar. Tubuh daging dan darah manusia, menghadapi eksistensi supranatural ini, bagaikan ikan di talenan, sama sekali tak punya kemampuan melawan!
Dia mengepal tinju, menggigit gigi. Mungkin nasibnya takkan luput dari malapetaka ini. Tapi meski begitu, harus menemukan cara menyelamatkan Xinlian!
Dengan segala harga!
Begitu pikirannya melintas, langkahnya dipercepat. Melewati beberapa gang kecil, tiba-tiba di depannya muncul sebuah apartemen di ujung gang!
Di kegelapan malam, apartemen ini tidak semenyeramkan bayangannya. Terlihat biasa saja, bahkan desain bangunannya cukup bagus.
Dengan panik, dia berlari kencang menuju pintu depan apartemen!
Menurut Ayah (Pejabat Kementerian Pendidikan Jepang), apartemen ini menolak semua fenomena hantu dan kutukan. Asal bisa masuk, nyawanya akan aman!
Kecepatan bayangan jauh melebihi dia. Dalam cahaya Bulan, bayangan itu melayang masuk ke pintu putar apartemen.
Akhirnya dia sampai di pintu putar. Baru ingin lega, tiba-tiba matanya terbelalak! Di kaca pintu putar itu, terpantul sosok berbaju merah berdiri di belakangnya!
Karena bukan cermin melainkan kaca, wajah sosok berbaju merah itu tidak terlihat jelas, namun ini sudah cukup membuat Shisan menarik napas dalam-dalam, kemudian berusaha menerobos masuk menggunakan pintu putar!
Namun, di detik berikutnya, dia merasakan gelombang keputusasaan!
Tubuhnya sudah berada di salah satu sudut pintu putar itu, namun tiba-tiba menyadari pintu putar itu tidak bisa didorong! Bagian sudut ini, sebagian sekarang berada di dalam apartemen dan sebagian di luar, terhimpit mati!
Akibatnya, Shisan terjebak tak bisa bergerak! Bagian yang masuk ke dalam apartemen terlalu sempit, tak cukup menampung seluruh tubuhnya! Dia hanya bisa mundur tapi tidak bisa maju, namun jika keluar dari apartemen berarti menempuh jalan kematian!
Dengan panik, dia mulai menghantamkan tubuh ke kaca pintu putar, namun kaca tak mudah pecah! Di permukaan kaca, dia melihat jelas sosok merah itu sedang mencengkeram pintu putar. Sebuah tangan mulai meraih punggungnya...
Di saat genting itu, Shisan hampir menyerah. Tiba-tiba, muncul pria yang mengangkat meja kopi di lobi dan menghantamkannya ke kaca pintu putar!
Kaca langsung retak berantakan, serpihannya melukai tubuh Shisan di beberapa tempat, tapi akhirnya dia bisa masuk ke apartemen!
Masuk ke dalam apartemen berarti mencapai zona aman!
"Apa kamu baik-baik saja?"
“Pria itu langsung menarik Shi San bangkit, lalu mengeluarkan serpihan kaca yang menancap di kulitnya sambil berkata: “Lukanya terlihat parah... Ayo, aku akan membawamu ke dokter di sini!”
“Anda, anda ini...”
“Namaku Ke Yinye,” pria itu menjawab tenang: “Kamu juga masuk apartemen karena bayangan bermutasi kan? Jangan khawatir, sekarang sudah aman. Aku melihatmu saat turun tadi, untungnya sepertinya tidak apa-apa.”
Kemudian dia mengeluarkan ponsel dan menelepon: “Dokter Xu? Iya, ini aku. Ada penghuni baru yang terluka.”
Saat itu, Dokter Xu Xiong masih hidup. Dia akan segera menjalankan misi darah baru.
Di dalam lift, Yin Ye terkesan melihat Shi San yang sama sekali tidak mengeluh kesakitan: “Pasti kamu bingung, aku mengerti. Aku akan jawab semua pertanyaanmu, jangan takur. Di apartemen ini, aku termasuk orang yang punya kemampuan.”
“Iya, Tn. Ke, terima kasih banyak...” Senyum paksa mengembang di wajah Shi San: “Sungguh... merepotkanmu.”
“Tidak, hal kecil.”
Saat lift terbuka, Xu Xiong sudah menunggu. Di belakangnya berdiri Huangfu He dan Zhan Tianlin.
“Dia tidak apa-apa?” Huangfu He bertanya khawatir: “Tn. Ke, ini...”
“Dokter Xu, maaf merepotkan.”
“Kami sedang mendiskusikan misi darah berikutnya.” Zhan Tianlin membuat ekspresi kesal: “Ini pertama kalinya aku menjalankan misi darah, bagaimanapun juga...”
“Menyelamatkan nyawa yang utama,” Xu Xiong menunjukkan sikap pengasih seorang dokter, berkata: “Aku akan merawat suami ini, kalian lanjutkan diskusi tentang detail misi darah.”
Misi darah……
Shisan mendengar kata ini, hatinya tersadar bahwa ucapan ayahnya ternyata benar. Apartemen ini benar-benar tempat yang mengerikan.
Keesokan paginya, Shisan terbangun.
“Di sini adalah……”
Banyak bagian tubuhnya terbungkus perban, sementara ruangan itu sepi. Di tepi tempat tidur terdapat secarik kertas: “Aku menemukan kunci di tubuhmu, ini kamarmu di apartemen ini. Nanti datanglah ke Kamar 1404, akan kujelaskan situasinya.”
Shasan segera turun dari tempat tidur, menggenggam kertas itu erat. Tiba-tiba ia melihat sepasang sandal tersusun rapi di bawah tempat tidur.
Inikah…… kamarnya di apartemen ini selanjutnya?
Benar persis seperti yang dijelaskan ayahnya.
Tiba-tiba terlintas pikiran: Jangan-jangan…… ayah dan ibunya adalah penghuni apartemen ini?
Bukan tidak mungkin! Orang tuanya selalu hidup sebagai pengembara, mungkin karena terus tinggal di apartemen ini? Kalau tidak, bagaimana mungkin ayahnya mengetahui segalanya tentang apartemen?
Saat keluar dari ruangan, ia melihat seorang pria lewat di sebelahnya.
“Oh? Kamu.” Pria itu mengangguk melihat Shisan, “Halo, aku Xia Chenxu dari Kamar 2303. Kamu penghuni Kamar 2305. Namamu……”
“Luo Shisan.”
“Luo……” Pria itu tertegun, menyangka salah dengar, “Angka, yang Shisan itu?”
“Nama saya memang aneh, ya. Tapi memang begitu nama saya.”
“Tidak apa-apa. Kita semua adalah tetangga yang harus saling mendukung di apartemen ini. Kalau ada masalah, datanglah padaku. Tinggal di sini tanpa bisa mengobrol dengan siapa pun, benar-benar bisa membuat orang jadi gila.”
Setelah berkata demikian, Xia Chenxu pun pergi.
Shisan tiba di lantai 14 dan menemukan Kamar 1404. Saat itu pintu terbuka, terdengar teriakan dari dalam: "Apa sebenarnya maksud Li Yin sekarang! Aku mengerti dia sedih karena ibunya meninggal, tapi bagaimana bisa dia seperti ini! Dia kan Loushang, masak iya mau menyerah begitu saja?"
"Jangan bicara begitu, Lin Shan. Kondisi Li Yin sedang sangat buruk, kamu harusnya tahu itu!"
Saat mendekati pintu, dia melihat lima enam orang telah berkumpul di ruang tamu. Ke Yinye juga ada di sana. Melihat Shisan di pintu, dia segera berkata: "Halo, penghuni baru, masuklah sebentar!"
Shisan masuk. Seorang pemuda di sebelah Yin Ye mengamatinya sambil berkata: "Dia penghuni baru keenam minggu ini, kan? Kenapa badannya penuh luka begitu?"
Dari suaranya, sepertinya itu pria yang disebut "Lin Shan".
"Sudahlah," Yin Ye menggelengkan kepala. "Hari ini Huangfu He dan yang lain akan menjalankan misi darah. Siang nanti akan ada seminar misi darah. Jika Li Yin masih tidak hadir, aku yang akan memimpin."
"Hanya bisa begitu." Lin Shan menghela napas panjang, lalu berjalan ke pintu hendak pergi sambil mendorong Shisan: "Minggir, jangan halangi jalan!"
Shisan masuk ke dalam. Saat itu masih ada empat orang di dalam ruangan.
“Penghuni baru? Halo,” saat itu seorang pria berbusana kasual dengan rambut sedikit acak mendekat dan berkata: “Nama saya Bian Xingchen, nama Anda?”
“Luo Shisan, Shisan dalam bentuk angka tiga belas.”
“Hmm?” Xingchen juga tertegun sejenak, lalu berkata: “Begitu ya, agak aneh. Tapi tidak apa, sebenarnya penghuni baru seharusnya melakukan registrasi terpusat di Pei Qingyi, tapi hari ini dia pergi menjalankan misi darah. Jadi kami yang akan menjelaskan untukmu. Eh... pasti kamu tidak mengerti ucapan tadi. Apartemen ini sebenarnya...”
“Saya tahu,” Shisan menjawab tenang: “Apartemen gaib yang harus menjalani sepuluh misi darah baru bisa pergi. Benar? Saya tidak boleh meninggalkan apartemen ini lebih dari 48 jam. Semua saya tahu.”
Seketika, semua orang terlihat terkejut. Selain Xingchen, tiga orang lainnya adalah Yin Ye, Yin Yu, dan Shen Yu. Shen Yu yang paling pertama mendekat dan bertanya: “Bagaimana bisa? Kenapa kamu tahu soal apartemen ini?”
Yin Ye juga menunjukkan ekspresi sangat terkejut, langsung bertanya: “Bagaimana kamu bisa tahu? Ada yang memberitahumu?”
“Permisi... di antara penghuni apartemen ini, apakah ada pria paruh baya bernama Luo Xiu?”
“Luo Xiu? Tidak ada orang seperti itu.”
“Oh begitu?”
Luo Xiu adalah ayah Shisan. Dengan demikian, jelaslah ayahnya bukan penghuni sini.
“Selain itu penghuni tertua di apartemen ini berusia 30-an, tidak ada yang paruh baya.” Yin Ye sambil memandangi Shisan dengan tatapan penuh arti berkata: “Kamu... siapa sebenarnya?”
Pada saat ini, Tiga Aliansi Besar belum sepenuhnya berdiri seimbang, namun embrio aliansi sudah mulai terbentuk secara bertahap. Semua orang mulai membangun kekuatan mereka sendiri, merekrut penghuni baru yang memiliki kemampuan tertentu.
"Ayahku... dialah yang memberitahuku tentang eksistensi apartemen ini."
Shen Yu menarik kembali pandangannya dan bergumam: "Ternyata, bukan Pu Miling..."
"Tolong beritahu aku," tanya Shisan dengan tatapan penuh ketegasan: "Apakah kalian memiliki data atau informasi tentang hantu dan kutukan? Saat ini, aku dan kekasihku sedang mengalami masalah ini. Apakah apartemen ini memiliki cara untuk menghilangkan kutukan ini?"
Harapan inilah yang membuatnya memasuki apartemen. Saat ini, Shisan dipenuhi harapan untuk mendapatkan jawaban dari Yin Ye!
Yin Ye menatapnya dengan seksama, kemudian berkata: "Yinyu, tolong tutup pintunya. Tuan Luo, silakan masuk untuk berdiskusi lebih lanjut."
Yinyu mengangguk setelag mendengar, lalu berjalan menuju pintu dan menutupnya.
Situasi Shisan sangat mirip dengan tiga bersaudari Keluarga Luo yang masuk apartemen belakangan. Namun, dia tidak seberuntung mereka. Saat ini, dia tidak hanya harus menghadapi sepuluh misi darah, tetapi juga kutukan yang dihadapi dirinya dan Xinlian!
Inilah awal mula Luo Shisan - yang kemudian dikenal sebagai orang kepercayaan Ke Yinye di apartemen - mulai bersentuhan dengan fenomena gaib yang mengerikan ini.
## Jilid Dua Puluh Tujuh Jumat Merah Bab 11 Akhir Kenangan
Lima orang masuk bersama ke ruang perpustakaan, sementara Yin Ye menutup pintu di belakang mereka.
“Anda seharusnya juga tahu, Tn. Ke?” Shisan menatapnya dengan pandangan bermakna, berkata: “Kemarin Anda sampai menghancurkan kaca untuk menyelamatkan saya, pasti karena mengetahui saat itu saya sedang...”
“Saya agak terkejut Anda tahu soal apartemen, tapi bisa dimengerti.” Yin Ye menoleh ke belakang dengan wajah serius: “Kalau begitu, jelaskan secara detail padaku.”
“Baiklah.”
Meski Shisan tidak sepenuhnya memahami latar belakang pria di depannya, pengetahuan tentang apartemen memang masih terbatas. Akhirnya dia memutuskan bercerita jujur.
Usai penuturannya, wajah semua orang pucat ketakutan. Bahkan Yin Ye sambil mengusap dagu terdiam merenung, sementara Yinyu menggigit bibir bawahnya erat menampakkan kekhawatiran.
Setelah lama, Shisan berkata: “Cukup kita saja yang tahu hal ini. Jangan beri tahu penghuni lain, atau mereka akan mengusir Anda keluar dari apartemen. Setelah melalui banyak misi darah, tak ada yang mau tinggal bersama penghuni spesial seperti Anda.”
“Tidak apa-apa?” Shen Yu menatap Shisan dengan sorot mata yang tetap waspada: “Pria ini mungkin akan mendatangkan malapetaka bagi penghuni apartemen.”
“Tapi ini juga bisa menjadi kesempatan.” Yin Ye tetap tenang, “Baik itu sepuluh misi darah atau misi darah iblis, pada dasarnya situasinya sudah sembilan kematian dan satu kehidupan. Misi darah sekarang ini sulit sampai tingkat penyimpang. Jadi, Luo Shisan, gu-mu sangat menarik bagiku. Aku akan membantumu memecahkan kutukan ini, menyelamatkan wanita tercintamu. Sebagai syarat, beritahu kami pengetahuan tentang gu dan keberadaan orang tuamu. Ini transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak. Bagaimana?”
Yin Ye tidak menghindari kata "transaksi", membuat Shisan juga tidak merasa jijik. Di tengah situasi hidup mati, nyawa adalah prioritas utama, siapa yang akan memikirkan hal lain. Keterusterangan Yin Ye justru membuat Shisan merasa beruntung bisa bertemu orang seperti ini begitu masuk apartemen.
“Yin Ye sangat berbakat,” Yinyu menambahkan dari samping: “Dan percayalah, dia orang baik. Selama kamu setuju bekerja sama dengan kami, kami akan memperlakukan urusanmu seperti urusan kami sendiri.”
“Baiklah,” Shisan menjawab tegas: “Kalau begitu, sepakat. Tn. Ke, mulai hari ini kita adalah mitra.”
Selanjutnya, Shisan mulai mempelajari seluk-beluk apartemen ini, menganalisis misi darah, dan berkenalan dengan penghuni ternama seperti Ying Ziye, Kamya Sayoko, Huangfu He, serta... Li Yin.
Yang paling membekas dalam ingatannya tentu Li Yin. Loushang apartemen ini sekarang mengurung diri di rumah seperti mayat hidup.
Shisan sulit mencocokkan sosoknya dengan Loushang bijaksana yang sering diceritakan orang-orang sebelumnya.
Bagaimanapun, dia telah menjadi penghuni apartemen, hal ini tidak dapat diubah lagi.
Selanjutnya, dia mulai meneliti pedang darah yang diberikan ibunya. Surat ibu sangat singkat, sama sekali tidak memberikan informasi. Namun kotak yang disebutkan membuat Shisan sangat khawatir.
Mungkinkah kotak itu sendiri adalah alat untuk membiakkan gu?
Tapi kotak tertinggal di rumahnya, dalam situasi saat ini Shisan sama sekali tidak bisa keluar. Di luar apartemen, dia tidak bisa menjamin keamanannya sendiri.
Setidaknya harus memahami seluk-beluk gu terlebih dahulu, baru bisa pergi setelah memiliki kemampuan bertahan diri.
Boneka itu juga membuatnya penasaran. Apa sebenarnya benda ini?
Mungkinkah... boneka voodoo?
Ini adalah benda yang pernah disebutkan ibu saat dia kecil. Boneka voodoo buatan ahli gu seharusnya memang seperti ini. Apakah ini kunci untuk melindungi Xinlian dari kutukan yang terus menerus?
Dia teringat ibu pernah menanyakan tanggal lahir Xinlian. Pasti karena alasan ini.
Bagaimanapun, pada tahap ini, tanpa mendapatkan kotak tersebut, semuanya percuma. Tapi siapa yang mau mengambil kotak itu sekarang? Bagaimanapun, siapa yang tahu apakah akan dibunuh hantu saat mengambilnya?
Jika Murong Shen masih hidup, mungkin dia akan dengan senang hati menerima tugas ini. Tapi penghuni sekarang semua orang normal, pasti tidak mungkin menerima. Apalagi masalah gu harus dirahasiakan. Setelah Aliansi Night Feather berdiri, hanya Yin Ye, Yinyu, Xingchen, Shenyu dan Lin Shan yang mengetahui hal ini.
“Bagaimana cara mengambil kembali……kotak itu?”
Ini menjadi teka-teki yang menyakitkan kepala.
Malam itu berlalu, Huangfu He dan lainnya pergi menjalankan misi darah. Selanjutnya, seluruhnya tewas. Kemudian, Ziye dan Xiao Yezi menerima misi darah permainan……
Pada hari ini, Yin Ye dan Shisan melakukan pembicaraan rahasia.
“Mengenai kotak itu, aku sudah punya rencana.” Suara Yin Ye terdengar dingin: “Setelah dipertimbangkan berulang kali, hanya ada satu cara. Saat ini, penghuni yang keluar dari apartemen belum pernah diserang hantu. Jadi……”
“Apakah kau bermaksud mengambil kotak itu?”
“Benar! Setelah mendapatkan kotaknya, kau harus meneliti gu di dalam apartemen ini… Jika penelitian berhasil, mungkin kita bisa memecahkan misi darah dan menciptakan jalan keluar sendiri!”
Shisan tak bisa tidak mengagumi Ke Yinye. Sejak awal dia tahu pria ini sengaja masuk apartemen demi Ke Yinyu! Dalam hal ini, Shisan merasa kalah. Terhadap pria yang sama-sama setia seperti dirinya ini, Shisan merasa ada rasa saling menghargai.
Tentang hal ini, Shisan agak terbebani secara moral. Tapi dia sadar, dibandingkan nyawa Yin Ye, Xinlian jelas lebih penting.
Manusia selalu egois. Luo Shisan bukan orang suci, tentu tak bisa lepas dari sifat duniawi.
Awalnya Shisan yang cemas menunggu hasil, tak menyangka Yin Ye berhasil mengambil kotak dengan lancar. Pihak seberang jelas sengaja tidak mempersulit.
Ini membuat Shisan mulai membentuk sebuah dugaan……
Setelah mendapatkan kotak itu, Shisan segera melakukan penelitian. Pedang darah itu, dia sudah yakin, jauh lebih menakutkan daripada kuas yang terbuat dari rambut mayat. Dengan menggunakan pedang darah untuk lebih mengembangkan gu, dia bisa memastikan diri keluar dari apartemen dan tetap aman untuk sementara waktu!
Fakta akhirnya membuktikan, dia bisa meninggalkan apartemen sambil membawa kotak itu!
Seiring berjalannya waktu, akhirnya jenazah Xinlian ditemukan.
Bersamaan dengan itu, Jumat kedua pun tiba.
Hari itu, Shisan di rumah menonton TV. Program yang ditayangkan di televisi apartemen sama persis dengan di luar, hal ini memang sangat aneh.
Di layar televisi, terlihat laporan wartawan tentang penemuan jenazah wanita terbaru.
"Identitas korban berjubah merah yang dibunuh pekan lalu telah terungkap. Korban bernama Jin Xinlian, perempuan, berusia..."
Melihat adegan ini, Shisan merasakan dingin merayap di sekujur tubuhnya.
Di layar, muncul orang tua Xinlian. Puluhan mikrofon mengarah ke ayah Xinlian, Profesor Musik Jin Bochen. Saat itu, tangis Jin Bochen sudah tak terbendung, sementara ibu Xinlian nyaris pingsan, histeris menangis di depan layar. Pemandangan menyedihkan ini membuat tangan Shisan yang menggenggam remote control gemetar.
Apakah dia salah? Haruskah jenazah Xinlian sama sekali tidak dipertontonkan? Tapi kalau begitu, apakah harus membakar jenazahnya?
Shisan selalu merasa ada keegoisan dalam tindakan membuang jenazah itu. Dia tetap tidak tega melukai jenazah Xinlian, meski rohnya sudah berpindah.
"Paman... Tante, maafkan aku!"
Dia berlutut di depan TV, kepalanya menghantam lantai dengan keras.
Namun semua ini tidak bisa mengembalikan apapun.
Xinlian adalah anak tunggal yang sangat dicintai oleh pasangan suami istri itu, namun dalam semalam berubah menjadi jenazah. Dia tidak bisa memberitahu mereka bahwa Xinlian masih hidup! Jika dia mengatakannya, mereka akan menganggapnya sebagai orang gila bahkan menuduhnya sebagai pelaku!
Karena itu, hal seperti ini mutlak tidak boleh diungkapkan!
Bagaimanapun, hanya dia yang mengetahui eksistensi gu yang mungkin percaya pada hal absurd seperti ini. Persepsi orang normal mustahil menerima fenomena roh merasuki tubuh!
Dia memanggil kurir untuk mengirimkan boneka yang diduga boneka Voodoo tersebut kepada Xinlian. Dalam obrolan QQ berikutnya, Xinlian tidak pernah lagi menyebutkan kejadian aneh. Ini membuat Shisan lega. Namun kesedihan orang tua membuatnya berkali-kali ingin menyerah, andai bukan karena bujukan Shisan, dia mungkin sudah menemui orang tuanya dan mengungkapkan segalanya!
Setelah Night Feather Alliance berdiri, Yin Ye segera menetapkan Luo Shisan sebagai pejabat ketiga tertinggi setelah dia dan Yinyu. Jika dia dan Yinyu tidak ada, Shisan akan menjadi pengambil keputusan utama aliansi!
Bersamaan dengan itu, hal yang lebih mengerikan terjadi.
Pada malam ketika An Xueli dan lainnya menjalankan misi darah pesta topeng, datanglah pukulan petir di siang bolong. Polisi ternyata memiliki saksi mata yang melihat Yi Qingshui berinteraksi dengan korban kedua belas, Zhao Xue!
Polisi segera mendatangi rumah mereka!
Zhao Xue adalah seorang siswa sekolah kejuruan tingkat menengah, sama sekali tidak memiliki hubungan dengan perempuan bernama Yi Qingshui. Namun, keduanya terlihat bersama sebulan sebelum Zhao Xue dibunuh. Saksi mata mengaku sebelumnya jarang membaca koran, hari itu secara kebetulan melihat foto korban di koran dan pengumuman hadiah dari polisi, lalu menghubungi pihak berwajib.
Menurut keterangannya, kedua wanita itu terlihat sangat akrab, sama sekali tidak seperti orang yang baru saja bertemu secara kebetulan.
Polisi segera memfokuskan penyelidikan pada Yi Qingshui! Karena orang ini sama sekali tidak hadir di pemakaman Zhao Xue, setelah memeriksa semua kerabat dan teman dekat pun tidak ditemukan sosok Yi Qingshui!
Meski tidak ada bukti, tim investigasi kriminal yang terus-menerus mendapat tekanan dari pejabat kota tentu tidak mau melewatkan sedikit pun petunjuk!
Dalam situasi ini, posisi Yi Qingshui tentu sangat rentan! Apalagi begitu polisi mulai menyelidiki, Yi Qingshui sama sekali tidak memiliki alibi selama proses pembunuhan tujuh belas orang! Ini semakin memperbesar kecurigaannya!
Orang tua Yi Qingshui telah meninggal, villa ini adalah warisan orang tuanya. Ayahnya seorang pengusaha sedangkan ibunya dokter, banyak buku kedokteran yang ditemukan di rumahnya dulunya adalah milik ibunya.
Setelah penyelidikan mendalam, terungkap bahwa Yi Qingshui menjadi penyendiri setelah orang tuanya meninggal, jarang keluar rumah, tidak memiliki aktivitas sosial, merupakan contoh kecantikan dingin yang khas.
Banyak polisi merasa ini akan menjadi titik terobosan, sehingga mulai menyelidiki apakah Yi Qingshui memiliki hubungan dengan korban-korban lain.
Hal ini membuat Luo Shisan sangat panik, jika polisi menemukan bukti Xinlian melakukan kontak dengan orang lain, konsekuensinya akan sangat mengerikan!
Tapi ini bukan yang paling menakutkan. Yang paling dikhawatirkan Shi San adalah hantu berjubah merah yang selalu bersembunyi di tempat gelap...
Dia yakin, orang-orang yang dibunuh Yi Qingshui telah berubah menjadi hantu galak dan akan menuntut nyawa Yi Qingshui! Padahal sebenarnya Yi Qingshui sekarang adalah tubuh Xinlian!
Mengingat, semuanya berakhir di sini.
Di depan mata, Shi San melihat jenazah korban yang tak terhitung banyaknya di ruang bawah tanah, otaknya terasa kosong sama sekali! Kemudian seketika, saat kenangan itu berakhir, dia menyadari jenazah-jenazah di ruang bawah tanah itu telah menghilang tanpa jejak...
## Jilid Dua Puluh Tujuh Jumat Merah Bab Dua Belas Para Penghuni yang Breakdown
Hujan semakin deras.
"Xinlian, Xinlian! Bangunlah, cepat bangun!"
Matanya terbuka sedikit membentuk celah, dia samar-samar melihat wajah Shi San di depannya.
"Shi... San?"
Saat ini lampu dalam ruangan telah menyala, Shi San memeluknya dan berkata: "Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?"
“Aku... Apa yang terjadi padaku...” Pikirannya kacau, ia tak bisa langsung mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Tapi segera, otaknya mulai dipenuhi oleh semburat warna merah.
Merah... Sosok merah... Darah yang mengalir dari tubuh, kepala yang muncul dari bawah...
Kutukan... Ini kutukan...
"Hantu! Ada hantu!" Dia segera menggenggam lengan Shisan, berkata: "Shisan, bawa aku pergi, aku tidak bisa tinggal lagi di sini, aku melihat... hantu berbaju merah!"
"Baik, aku akan membawamu pergi!" Shisan kini tidak bisa memikirkan banyak hal lagi, bahkan jika polisi sedang memantau tempat ini, dia harus membawanya pergi.
Tapi... ke mana harus membawanya?
Selain apartemen, tidak ada tempat yang bisa dibilang aman. Bukankah boneka voodoo Ibu sudah bekerja? Mengapa rumah ini masih memiliki legenda hantu?
Xinlian mengenakan beberapa lapis pakaian penghangat, sambil menopangnya. Shisan membuka pintu, membuka payung, lalu membimbingnya menuju mobilnya.
Setelah menempatkannya di kursi mobil dan menutup pintu, Shisan langsung memasang sabuk pengaman, menghidupkan mesin, sekaligus mengaktifkan penyeka kaca.
"Boneka itu, kamu bawa?"
"Mm, ada padaku." Xinlian mengangguk gemetar, "Aku sangat takut... Aku benar-benar takut, Shisan..."
"Selama aku ada, kamu tidak perlu takut." Shisan menggigit giginya, bagaimanapun juga dia harus melindungi wanita di sampingnya! Sekecil apapun, dia tidak boleh membiarkannya terluka!
Kemudian dia menelepon Yin Ye. Telepon tersambut cukup cepat, sepertinya Yin Ye sama sekali belum tidur.
"Halo, Yin Ye? Maaf mengganggu, tapi aku perlu bantuanmu." Shisan sambil memutar kemudi berkata: "Xinlian... rumah tempat tinggalnya lagi mengalami..."
"Fenomena supranatural muncul lagi?"
“Benar. Apa yang harus aku lakukan? Aku sama sekali tidak boleh membawanya masuk ke apartemen, sama sekali tidak boleh! Jadi, kumohon beritahu aku, adakah cara untuk……”
“Boneka voodoo terakhir tidak berhasil?”
“Tidak tahu, mungkin tidak sesuai dengan pemikiranku. Tapi eksperimen tentang gu masih belum ada kemajuan. Saat ini aku tidak bisa membiarkannya terus tinggal di tempat lama itu. Villa itu terlalu berbahaya!”
“Lalu apa rencanamu? Ini bukan misi darah, aku tidak mungkin menemukan jalan keluar.”
“Aku tahu... Tapi, benarkah tidak ada cara sama sekali?”
“Kalau begitu, berikan pedang darah dan kotak itu padanya sementara waktu. Bukankah selama ini kamu tidak mengalami gangguan apapun lagi? Sebelum menerima misi darah pertamamu, tinggallah di apartemen terus untuk sementara.”
“Baik, aku mengerti. Kalau begitu, Xinlian……”
“Sementara tinggal di rumahku saja. Lagipula rumah kosong terus juga tidak baik. Kunci ada di bawah pot tanaman depan pintu. Pokoknya rumah itu, jika bisa menyelesaikan semua misi darah dan keluar dari apartemen, akan segera kusuruh agen jual. Jika bisa keluar dari apartemen, aku akan segera bawa Yinyu pergi dari kota ini ke Eropa tempat orang tuaku sekarang tinggal.”
“Oke, terima kasih!”
Demikianlah, Shisan menempatkan Xinlian sementara di rumah Yin Ye. Yin Ye juga tampaknya tidak khawatir hal ini akan dilacak polisi, karena penghuni apartemen sama sekali tidak akan dituntut oleh lembaga peradilan manapun. Tentang hal ini, mereka bisa tenang.
Rumah Yin Ye cukup luas dan terang. Ayahnya, Ke Jingchen, adalah pengusaha yang sangat berpengaruh yang sekarang menetap di luar negeri dalam jangka panjang. Jadi, dia sama sekali tidak tahu tentang urusan kakak beradik Yin Ye dan Yinyu. Bahkan tidak menyadari bahwa hubungan mereka telah berkembang dari kakak beradik menjadi kekasih.
Setelah memasuki ruangan, Shisan yang berusaha menenangkan Xinlian yang masih terguncang, mengeluarkan pedang darah dan kotak dari dalam bajunya dengan gigih. Kemudian menyerahkannya sambil berkata: "Xinlian, dengarkan baik-baik. Simpan ini. Aku harus kembali ke apartemen sekarang. Untuk sementara aku tidak bisa meninggalkan apartemen lagi. Kamu tinggal di sini saja."
"Shisan, bagaimana denganmu?" Xinlian segera menggenggam tangan Shisan, "Kamu tidak apa-apa kan?"
"Masa iya? Aku kan anak seorang ahli gu," Shisan memaksakan senyuman, "Pokoknya, kamu istirahat dulu dan tidurlah. Tenang saja... Tidak akan ada masalah."
"Baik, kalau begitu, Shisan, kamu juga harus hati-hati."
Shisan membelai rambut indah Xinlian – atau lebih tepatnya Yi Qingshui – menatap wajah cantik sempurna yang dulunya milik Yi Qingshui namun kini telah menjadi Xinlian.
Yi Qingshui benar-benar cantik. Kecantikan yang membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan dan terhanyut sepenuhnya. Sangat sulit membayangkan ini adalah seorang pembunuh psikopat kelas berat.
Shisan menyadari belakangan ini dirinya semakin tertarik pada Yi Qingshui. Bahkan tanpa disadari mulai mencintai bagian-bagian yang merupakan karakter Yi Qingshui. Dia selalu merasa jika Xinlian kembali ke tubuh aslinya, mungkin dia tidak akan tahan.
Sebenarnya yang dia cintai sekarang ini adalah Jin Xinlian, atau Yi Qingshui?
“Dia hanya bisa memaksa dirinya untuk tidak memikirkan hal-hal ini. Lagipula merenungkan hal-hal seperti ini tidak akan menghasilkan jawaban.” Kemudian, dia berbalik dan berjalan menuju pintu.
“Dari sini ke apartemen, bahkan dengan mobil tercepat pun butuh sekitar 20 menit. Karena ini dini hari, tidak akan ada kemacetan. Sebenarnya naik metro lebih cepat, tapi di jam segini mana ada metro?”
“Dia menutup pintu, melirik Xinlian untuk terakhir kalinya, lalu melesat menuruni tangga!”
“Dia sama sekali tidak berani naik lift. Dengan panik dia turun lewat tangga, membuka pintu mobil, menghidupkan mesin, dan menginjak gas sampai mentok!”
“Tanpa pedang darah dan kotak, dia tidak tahu apakah bisa bertahan hidup sampai kembali ke apartemen. Tapi sekarang tidak ada pilihan lain!”
“Mobil melesat ke jalan raya. Pemandangan di sekitarnya terlewati dengan cepat! Yīn Shísān merasakan nafasnya tersengal-sengal, seolah sedang balapan liar.”
“Cepat… cepat, lebih cepat lagi!”
“Di lobi lantai satu apartemen, Yin Ye dan Yinyu sudah menunggu dengan wajah penuh kecemasan.”
“Yīn Shísān, dia tidak apa-apa kan?” Yinyu terus melirik ke luar: “Kalau dia mati...”
“Dia harus bertahan hidup!” Yin Ye tiba-tiba menarik lengan Yinyu: “Ingat! Bahkan jika sesuatu terjadi padaku, jangan pernah keluar dari apartemen! Sedikit pun jangan menginjakkan kaki di luar! Hanya apartemen yang aman sekarang...”
“Apakah apartemen benar-benar bisa disebut zona aman sekarang?”
Sebuah suara tiba-tiba muncul, kemudian Yin Ye dan Yinyu cepat-cepat menoleh ke belakang. Tak jauh dari mereka, terlihat Li Yin sedang berdiri!
Li Yin berjalan mendekat dengan langkah tenang. Saat ini, sama sekali tidak terlihat kesan muram masa lalunya. Matanya sekarang berkilauan, persis seperti Loushang apartemen yang penuh kepercayaan diri dan strategi brilian di masa lalu!
"Yin Ye," Li Yin terus mendekat, namun akhirnya berhenti sekitar lima meter dari mereka. Ia tersenyum tipis: "Masalah yang kita bicarakan waktu itu, masih ingat kan?"
"Tentu saja," Yin Ye sambil menarik Yinyu ke belakangnya berkata: "Mungkin ada perubahan aneh di apartemen."
"Kemarin ada penghuni yang menghilang secara misterius. Apartemen sedang dalam kekacauan parah. Untungnya Shangguan Mian berjaga di sana, jadi situasi tidak semakin buruk. Bagaimanapun, eksistensinya sangat penting bagi apartemen."
Inilah alasan mengapa Aliansi Night Feather pertama dan Aliansi Kamya membatalkan rencana "membunuh" Shangguan Mian. Adapun Xu Tao dari Sekte Matahari Suci, Li Yin pernah berbicara empat mata dengannya, namun yang terakhir menolak tegas.
Xu Tao adalah tokoh berbahaya. Di hati Li Yin, pria ini menimbulkan kewaspadaan ekstra.
"Jadi, sudah saatnya kau terbuka memberitahuku beberapa hal." Sambil mengatakan ini, Li Yin mengamati ekspresi Yin Ye: "Sepertinya kau agak panik?"
“Walau aku tidak tahu siapa yang memberitahumu apa, tapi aku tidak punya hal yang ingin kubicarakan denganmu.” Yin Ye menjawab dengan tegas: “Selain itu, apakah kamu berencana bekerja sama dengan aliansi lain atau melakukan hal lain, semuanya bukan urusanku.”
Senyuman di wajah Li Yin perlahan memudar, digantikan oleh ekspresi serius dan khidmat.
“Ke Yinye, 'Di bawah sarang yang hancur tak ada telur utuh' - kamu yang sangat memahami budaya kuno Tiongkok pasti paham maksudnya bukan? Masih pantaskah kita saling bertikai sekarang? Kontrak Neraka sudah tidak penting lagi. Jika kita tidak bisa menyelesaikan masalah mutasi apartemen ini, kita bahkan tidak perlu menjalani misi darah lagi - lebih baik bunuh diri massal sekalian! Termasuk orang yang ingin kamu lindungi di belakangmu ini!”
“Benar, aku juga berpikir begitu.”
Tiba-tiba suara lain terdengar. Yin Ye menoleh ke arah lain dan melihat Xu Tao berjalan mendekat dengan tatapan penuh ancaman aneh. Tangannya disimpan di belakang punggung, sementara sorot matanya ke arah Yin Ye dipenuhi nuansa tidak bersahabat.
“Katakanlah semua yang berhubungan dengan Luo Shisan. Sekte Matahari Suci kami sudah menyelidiki banyak hal, tapi kurasa kalian tahu lebih banyak dari kami.”
Yin Ye menatap dingin Li Yin dan Xu Tao di hadapannya: “Li Yin, kamu sudah bersekutu dengan Sekte Matahari Suci?”
“Jangan salah paham,” Xu Tao malah tersenyum dingin, “Aku tidak punya hubungan apa pun dengan Loushang yang agung ini. Perubahan di apartemen sekarang sudah jelas bagi semua. Bahkan kalau bunuh diri seharusnya ada jenazahnya kan? Tapi penghuni apartemen terus menghilang. Belakangan ini banyak yang dibunuh Shangguan Mian karena kerusuhan. Meski beberapa orang sempat kabur dari apartemen, tapi setelah 48 jam, semua harus kembali. Percuma kan? Pasti ada perubahan di apartemen. Dan Luo Shisan, mungkin orang yang bisa menyelesaikan masalah ini.”
“Begitu rupanya,” Yin Ye justru tertawa, “Tapi kalian harus paham. Begitu terlibat dalam hal ini, kalian akan menghadapi kengerian setara misi darah, tapi tanpa jalan keluar. Sudah siap mental?”
Mendengar ini, ekspresi Li Yin dan Xu Tao sama sekali tidak berubah.
Keduanya tiba-tiba terlihat sangat mirip.
“Baiklah,” Yin Ye akhirnya menyerah, “Kalau kalian sudah bertekad begitu, akan kujelaskan. Kali ini bukan menjalankan misi darah. Tidak ada yang akan memaksa kalian melakukan apapun, tidak ada kutukan bayangan, jadi bisa kembali ke apartemen untuk berlindung. Tapi... di sisi lain tidak ada jalan keluar. Mungkin mati oleh kutukan di luar misi darah. Tidak masalah?”
Li Yin tersenyum tipis, “Kami sudah tidak punya pilihan, kan? Dalam kondisi sekarang, tanpa perlu menunggu misi darah, apartemen ini sendiri sudah akan membunuh kita semua.”
Sementara itu di lantai 16 apartemen...
Tiga pria saat itu mengikat seorang penghuni perempuan di rumahnya. Lalu, pemimpin mereka berkata dengan wajah mengerikan: "Sialan! Kalau begini terus, kita pasti mati, mati di dalam apartemen ini! Sudah banyak penghuni yang hilang, siapa tahu kita berikutnya! Sekalipun mati, aku harus merasakan wanita dulu sebelum mati!"
Lalu dia maju merobek baju perempuan itu. Tubuhnya indah dengan payudara montok. Terikat tali dan mulut tertutup lakban, meski meronta sekuat tenaga, bagaimana mungkin melawan tiga pria?
Ketiganya menyerbu. Tak lama tubuh perempuan itu telanjang bulat. Pria itu mengaum keras sambil 'menembakkan pistol', wajahnya semakin berubah: "Gimana? Enak nggak? Jangan marah, lagian kau juga bakal mati! Mending bikin kami senang dulu, ah! Ah!"
Tak lama, darah mulai merembes dari bagian bawah tubuh perempuan itu, menodai seprai. Seorang pria di samping berteriak: "Cepetan, dasar! Kau beruntung bisa ngewe perawan..."
Penghuni pria yang sedang memperkosa ini semakin bersemangat. Tiba-tiba, garis darah muncul di lehernya. Kepalanya terpenggal dan jatuh menimpa tubuh perempuan itu!
Darah menyembur deras, mengecat langit-langit menjadi merah menyala!
Shangguan Mian muncul bagai hantu di belakang pria itu. Dua pria lainnya panik ketakutan.
Situasi seperti ini bukan pertama kali terjadi. Penghuni pria yang memperkosa, memperkosa bergiliran penghuni wanita, bahkan membunuh penghuni, semakin sering terjadi dan sulit dihentikan.
Hanya karena keberadaan Shangguan Mian, apartemen ini masih mempertahankan stabilitas sementara.
Tubuh Shangguan Mian saat ini benar-benar merah oleh darah. Dia bahkan tidak melihat orang di sampingnya. Pisau diayunkan dengan gesit, kepala seseorang di sebelahnya terbelah menjadi dua tepat di garis hidung! Seorang pria lain di dekatnya ketakutan sampai rohnya tercerai-berai, bergegas lari keluar. Namun, sepersekian detik kemudian, tubuhnya juga terbelah menjadi dua bagian kiri dan kanan!
Shangguan Mian tidak berhenti. Pisau terus menari-nari, meremukkan tubuh pria itu tanpa henti! Akhirnya, dengan seluruh tubuh berlumuran darah, dia mengangkat setengah kepala yang tersisa dari pria itu dan keluar dari ruangan...
Tak terhitung banyaknya orang yang dibunuh Shangguan Mian dengan cara berdarah seperti ini. Dia hanya pernah mengucapkan satu kalimat: "Siapa pun yang membunuh atau memperkosa di dalam apartemen, jika ketahuan, pasti mati!"
Hanya saja, beberapa pria ini memang sudah berniat mencari kematian. Mereka hanya tidak menyangka akan ketahuan oleh Shangguan Mian dan dibunuh dengan kejam seperti ini.
Apartemen telah sepenuhnya jatuh dalam kekacauan.
Sampai saat ini, belum ada yang tahu siapa sebenarnya roh jahat yang menyamar sebagai penghuni dan dilepaskan dari gudang itu...
## Jilid Dua Puluh Tujuh Jumat Merah Bab Ketiga Belas Penggabungan Tiga Aliansi Besar
Hujan deras mengguyur tak henti, genangan air mulai terbentuk di permukaan tanah, sementara langit sesekali bergemuruh suara guntur yang membuat dada terasa berdebar kencang.
Li Yin, Xu Tao, Yin Ye, dan Yinyu duduk bersila di sofa lobi apartemen. Saat ini, perseteruan antar aliansi sudah tidak ada lagi karena di hadapan apartemen ini, kita semua sama-sama manusia.
"Gu? Roh merasuki tubuh?" Ekspresi Li Yin berubah serius setelah mendengar seluruh penjelasan, "Jika demikian, mungkin orang tua Luo Shisan bisa membantu kita!"
"Aku sudah menyelidiki ayahnya Luo Xiu secara detail," Yin Ye sambil sesekali melirik ke arah pintu putar, melanjutkan, "Tapi hasilnya di luar dugaan. Data-datanya hampir kosong, seolah dia terus mengembara ke berbagai wilayah di Tiongkok tanpa menetap di satu lokasi. Catatan tentang orang tua, tempat lahir, usia... semuanya kosong. Begitu pula dengan ibunya Luo Shisan, Han Jin. Sampai sekarang, aku bahkan tidak tahu wajah mereka."
"Tidak tahu wajahnya sama sekali?"
Andai Li Fen masih hidup, mungkin kita bisa mendapatkan beberapa informasi. Sayangnya dia mati terlalu dini. Orang tua Luo Shisan juga terlalu misterius, bahkan tidak menyisakan satu pun foto.
Tanpa sepotong foto pun, orang tua Luo Shisan yang sangat misterius ini kini menjadi satu-satunya harapan bagi semua penghuni.
Misi darah bisa dipecahkan dengan menemukan jalan keluar, tapi fenomena aneh penghilangan penghuni yang terus terjadi di dalam apartemen hanya bisa dianggap sebagai perubahan aneh pada apartemen. Perubahan ini akan terus menyedot nyawa penghuni yang ada!
“Baiklah,” Xu Tao mengepal kedua tinjunya, mengangkat kepala dan berkata: “Kalau begitu, saya mengajukan saran. Sebelum menyelesaikan keanehan yang terjadi di apartemen saat ini, Tiga Aliansi Besar harus bergabung dan bekerja sama untuk mencari orang tua Luo Shisan! Tidak, tidak hanya itu, latar belakang wanita bernama Yi Qingshui juga harus diselidiki sampai tuntas! Ketiga orang ini semuanya memahami hal-hal terkait Gu, pasti ada cara untuk mengatasi kesulitan kita saat ini!”
Menggunakan tubuh untuk menumbuhkan Gu hingga melahirkan hantu galak, mungkinkah dengan cara yang sama kita mengutuk balik roh-roh tersebut?
Luo Shisan tidak bisa melakukannya, bukan berarti orang tuanya juga tidak bisa!
Yin Ye merenung sejenak sebelum menjawab: “Baik. Awalnya Tiga Aliansi Besar dibentuk untuk mendapatkan Kontrak Neraka, sekarang masalah utama yang kita hadapi sudah berubah total, maka kerja sama antar Tiga Aliansi adalah hal yang wajar. Tentang Kamya Sayoko, demi kepentingan bersama, dia pasti akan setuju.”
Di saat yang sama, mobil nomor 13 telah sampai di pintu gerbang kompleks apartemen. Kini, dia seolah kembali ke situasi saat pertama kali memasuki apartemen dulu.
Sebenarnya apa yang telah dilakukan Yi Qingshui selama ini? Sampai kapan kutukan akibat menumbuhkan Gu di tubuhnya akan berlangsung, dan apakah akan membahayakan Xinlian sekarang?
Dia tidak menemukan jawaban.
Yi Qingshui si penyihir penuh teka-teki ini, sama seperti orang tuanya, tersembunyi dalam kabut misteri yang tak terungkap wajah aslinya.
Membuka pintu bus, dia menerjang hujan deras. Saat ini, Luo Shisan berlari sekuat tenaga menuju arah apartemen.
Di sekitar apartemen, setelah sepenuhnya berubah menjadi daerah tak berpenghuni, dia perlahan merasakan keanehan. Apa sebenarnya arti semua ini? Dan apa yang akan terjadi di kemudian hari?
Dia, tidak bisa mengetahui semua ini.
Saat itu, tanah mulai tergenang air. Karena Shi San berlari terlalu cepat, kakinya terpeleset hingga seluruh tubuhnya terjun ke dalam air.
Namun tiba-tiba, aroma anyir menyergap hidung. Ketika mengangkat kepala, ternyata genangan air di tanah telah sepenuhnya berubah menjadi merah!
Merah...
Merah...
Merah!
Sekelilingnya tiba-tiba berubah menjadi kolam darah! Membentang terus hingga ke ujung pandangan!
Bau darah yang menyengat membuatnya seolah berada di neraka Asura. Saat itu, dia berusaha bangun terus-menerus untuk melanjutkan langkah, namun darah di tanah terus naik hingga mencapai lututnya!
Jarak ke gang yang menuju apartemen masih cukup jauh! Dengan permukaan air yang terus meninggi, larinya semakin sulit!
Dalam hujan deras, tak terlihat seorang pun. Di area ini, tak akan ada lagi yang muncul.
Darah ini masih terus naik, segera setengah tubuhnya sudah tenggelam!
Ini membuat kecepatan Shi San menurun drastis. Jika berlari terlalu cepat, mudah tercebur ke dalam darah! Tak lama kemudian, seluruh tubuh Shi San telah berubah merah!
Merah...
Lagi-lagi merah...
Saat ini, Shi San memiliki ketakutan fisiologis terhadap warna merah.
"Aah! Aah! Aaaaaaaaaa..."
Di dalam genangan darah, ponsel sudah rusak total. Dia tidak bisa menghubungi penghuni apartemen, dan dalam kondisi nyaris tak bisa bergerak, akhirnya sampai di ujung depan gang itu!
Apartemen... asalkan masuk ke dalam apartemen saja!
Saat dia menerobos masuk ke gang, permukaan air tiba-tiba naik hingga ke perut!
Jika terus begini, apa yang terjadi jika dia benar-benar tenggelam dalam darah? Tiga Belas tidak terlalu bisa berenang! Apalagi di kolam darah yang penuh teror ini!
"Darah sangat penting bagi gu. Mengutuk orang lain, diri sendiri juga harus membayar harganya..."
Ketakutan Tiga Belas akan hal ini, kebencian dan keengganannya terhadap memori tersebut, meluap tak terbendung. Dia terus mempercepat langkah meski darah terus naik, dia tahu, tak ada pilihan lain!
Akhirnya, seluruh tubuh Tiga Belas terendam dalam lautan darah.
Suasana seram, ketakutan, kegelapan. Kesadaran Tiga Belas perlahan memudar. Hidupnya seperti rekaman yang diputar ulang, mungkin... hidupnya akan berakhir di sini.
Kesadarannya menghilang, dia pun pingsan tak berdaya...
Entah berapa lama hanyut dalam kehampaan, saat akhirnya terbangun kembali, matanya membuka dan melihat sekumpulan orang mengelilinginya - semua penghuni apartemen.
"Kau sadar?"
Li Yin yang duduk di tepi tempat tidur, menatap wajah pucatnya berkata: "Meski tak tahu apa yang terjadi, tapi kau pingsan di dekat apartemen. Untungnya ada penghuni lain yang menemukan."
"Pingsan?"
Tiga Belas bingung. Dia mengira pasti akan tewas. Tapi rupanya tidak demikian.
“Bersiaplah,” wajah Yin Ye berkerut serius mengatakannya padanya: “Selanjutnya kita akan pergi mencari ayahmu. Jika berjalan lancar, kita akan memiliki senjata penting untuk melawan apartemen ini.”
Di samping Yin Ye, Xiao Yezi juga mengangguk: “Tiga Aliansi Besar saat ini memutuskan bergabung, tanpa perbedaan, dengan beberapa dari kami sebagai pemimpin. Tujuannya adalah menyelesaikan ancaman yang bersembunyi di apartemen hingga tuntas!”
Para penghuni bukanlah orang bodoh. Meski mulut mereka menyebut “keanehan”, “ancaman”, sebenarnya bisa disimpulkan dalam satu kalimat.
Apartemen telah mulai dihuni hantu.
Hanya saja, tak seorang pun berani mengucapkannya. Saat ini, mana mungkin Tiga Aliansi Besar masih berani bertikai internal? Hanya dengan bersatu mereka bisa menghadapi masalah ini.
Hari ini adalah hari terakhir bulan Agustus.
Penghuni yang masih bisa dibunuh tinggal tersisa dua orang.
Tentu saja, para penghuni sama sekali tidak mengetahuinya. Dan begitu memasuki September, akan ada kuota sepuluh orang lagi yang bisa mulai dibunuh.
Setelah penggabungan Tiga Aliansi Besar, diskusi kembali digelar.
Saat itu lewat pukul empat dini hari. Hujan deras di luar perlahan mereda. Di dalam apartemen, tak ada satu pun yang mengantuk. Di ruang seminar misi darah apartemen, para penghuni berkumpul.
Kali ini, penggabungan Tiga Aliansi Besar tidak mendapat penentangan sedikit pun. Semua paham, di saat seperti ini memang tidak boleh lagi ada perselisihan internal. Kita semua manusia, harus bersatu melawan ancaman!
Pertemuan ini menghadirkan sebagian besar petinggi aliansi. Li Yin, Ziye, Yin Ye, Yinyu, Xiao Yezi, Xu Tao, serta Pu Liansheng dan dua lainnya turut hadir.
"Secara singkat... kalian memutuskan memilih saya sebagai pemimpin?" Li Yin menyapu pandangannya ke seluruh penghuni di ruang rapat. Saat itu, Shangguan Mian juga duduk di sudut, dia tidak mengajukan keberatan.
Hanya saja, kepala manusia yang dipegangnya membuat semua orang berusaha menjauh darinya sebisa mungkin.
Para penghuni mengesampingkan semua prasangka masa lalu, bersatu kembali. Kali ini, tak ada yang memikirkan perebutan kekuasaan atau keuntungan. Di saat seperti ini, pemimpin tentu harus orang yang paling mampu. Siapa lagi yang layak selain Li Yin yang telah menyelesaikan sembilan kali misi darah?
Sembilan kali misi darah! Prestasi ini telah menyamai rekor Mizhen dan Mian Tian dulu!
"Tolong jangan menolak," Yin Ye juga menambahkan, "Saya juga berpendapat kamu yang paling tepat saat ini. Ziye, bagaimana pendapatmu?"
Ziye menatap Li Yin, sorot matanya tertahan pada tatapan penuh percaya diri itu, lalu mengangguk. "Li Yin sebagai pemimpin memang pantas."
Kini, penghuni akhirnya kembali ke keadaan persatuan seperti dulu. Kontrak Neraka memecah belah mereka, namun ancaman hidup-mati menyatukan mereka kembali. Saat ini, semua tahu bahwa pertarungan terakhir dengan apartemen sudah di depan mata!
"Saya akan mengurus tiket pesawat," Yinyu mengeluarkan buku catatan dan mulai mencatat. "Pertama kita pergi ke Kota X, mencari jejak orang tua Luo Shisan. Jumlah orang yang pergi akan saya registrasikan nanti."
Li Yin tiba-tiba berkata: "Waktu kita meninggalkan apartemen terbatas, untuk sementara hanya sebagian orang yang pergi mengingat belum ada petunjuk. Sebagian harus tetap di sini untuk memainkan peran kritis pada momen penting. Menurutku, tidak semua yang hadir perlu ikut. Bagaimana jika kita kehilangan kesempatan karena kehabisan waktu? Kita akan menyesal dalam-dalam."
Nyawa seluruh penghuni apartemen kini bergantung pada kita semua!
Akhirnya, setelah seleksi ketat dari antusiasme ribuan penghuni, terpilihlah nama-nama untuk tim pertama yang akan ke Kota X: Li Yin, Ying Ziyue, Ke Yinye, Shangguan Mian, Luo Yishui, Xia Chenxu, Han Quan, dan Mo Shuitong. Delapan orang terbaik di antara penghuni.
Sementara Yinyu, Xu Tao, Kamya Sayoko dkk tetap di apartemen sebagai tim cadangan yang siap berangkat kapan saja. Luo Shisan juga harus tinggal sementara karena eksistensinya terlalu krusial untuk meninggalkan apartemen.
Yinyu dan Sayoko yang tetap tak hanya berdiam diri. Mereka bertugas menyelidiki Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah, menelusuri latar belakang Yi Qingshui hingga ke akar-akarnya. Pasti akan ditemukan petunjuk.
Sebenarnya Luo Shisan harus ikut, tetapi dikhawatirkan akan langsung dibunuh jika keluar dari apartemen. Jadi tidak ada pilihan lain.
Dipimpin Li Yin, rombongan ini akan berangkat ke Kota X dengan penerbangan pukul tiga sore hari ini!
Pukul lima subuh, akhirnya rapat bubar. Sesuai instruksi Li Yin, para penghuni bergiliran berjaga, patroli di sekitar apartemen, ponsel harus aktif 24 jam. Begitu area patroli ditetapkan, jika ada penghuni yang hilang, bisa diketahui lantai mana yang berpotensi bermasalah.
Penyusunan strategi Li Yin begitu rapi tanpa celah, mengingatkan orang pada gaya Loushang di masa lalu yang muncul kembali!
Usai rapat, sementara orang-orang perlahan keluar, Pu Liansheng tampak gelisah. Karena apartemen itu sendiri mulai menunjukkan masalah, para penghuni mulai menggunakan tangga.
Karena ia tinggal di lantai 29, semakin ke atas tangga, hanya tinggal dirinya sendiri yang masih berjalan.
Tanpa disadarinya, di belakangnya, sebuah sosok samar-samar mulai mengikutinya. Di koridor yang remang-remang ini, sosok itu perlahan menampakkan wajah pucat kelabu yang terdistorsi...
## JILID XXVII JUMAT MERAH BAB XIV Apakah Ini... Yang Terakhir?
Lima puluh tahun yang lalu... tidak, bagi Liansheng, ini baru terjadi belum lama.
Sejak memasuki apartemen ini, hidupnya benar-benar hancur.
Lahir di masa perang, tidak mati dalam kobaran api pertempuran, malah terjebak di apartemen ini menjalani kehidupan yang lebih kejam. Mungkin karena tumbuh di tengah asap mesiu sejak kecil, Liansheng jauh lebih tangguh daripada orang biasa.
Orang tuanya telah lama tewas dalam perang. Di era apapun, korban terbesar perang tetaplah rakyat kecil. Liansheng bertahan melewati semua ini, jiwa raganya pun ditempa menjadi lebih matang.
Saat istri tercintanya meninggal, dia hanya bisa menatap tanpa daya. Kini, nasib putrinya pun tidak diketahui. Kehidupannya benar-benar tidak tersisa apa-apa lagi.
Namun jika harus menyebutkan satu hal yang masih membuatnya bertahan saat ini, memang ada.
Itu adalah kebencian yang hampir meluluhlantakkan terhadap apartemen ini!
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya tiba di lantai 29. Saat hendak mendorong pintu tangga untuk masuk ke koridor, tiba-tiba tubuhnya gemetar. Dari sudut matanya, tertangkap bayangan sosok manusia.
Saat menoleh ke bawah tangga, tidak terlihat seorang pun.
Tidak ada orang?
Salah lihat?
Saat ini sebagian besar penghuni apartemen telah mengungsi sementara. Namun beberapa orang masih menganggap apartemen sebagai benteng terakhir, percaya bahaya akan sirna jika semua berkumpul. Banyak juga yang yakin dengan kebangkitan Li Yin, percaya dibawah pimpinannya krisis ini pasti bisa diatasi dan keadaan akan membaik!
Firasat bahaya yang kuat membuat Lian Sheng seperti terkurung dalam sangkar gelap. Di balik bayang-bayang tak terlihat, bersembunyi iblis yang mengintai - membuat bulu kuduk berdiri!
Tangannya menggenggam gagang pintu tangga, namun tidak berani membukanya.
Segala penjuru terasa mengancam. Kepalanya berdengung-dengung, kesunyian sekitar justru membuat punggungnya dingin membeku.
Meskipun telah mengalami banyak misi darah di apartemen, pada dasarnya bagian dalam apartemen ini aman. Bagaimanapun juga, Lian Sheng tidak bisa membayangkan bahwa masalah akan muncul di dalam apartemen ini.
Mengapa...
Mengapa masalah muncul di dalam apartemen?
Perasaan bahaya terus menerus menghantam, setiap saat mengingatkannya. Namun dari arah mana bahaya itu datang? Ke arah mana dia harus melarikan diri?
Sekalipun Lian Sheng biasanya sangat cerdik, menghadapi situasi seperti ini pun dia tidak bisa tetap tenang.
Akhirnya, dia hanya bisa memilih untuk lari ke bawah! Jika tidak, itu sama saja memutus jalan mundurnya sendiri! Dia segera mempercepat langkahnya menuruni tangga!
Namun tiba-tiba dia menyaksikan pemandangan mengerikan.
Saat mencapai lantai 27, dia melihat dinding di bawahnya tiba-tiba membentuk lubang hitam seukuran baskom yang berkabut. Seorang pria bermandikan darah sedang secara bertahap diseret ke dalam lubang itu!
Pria itu adalah salah satu penghuni apartemen!
Begitu tubuh pria itu sepenuhnya terserap, lubang hitam itu mulai menyusut perlahan hingga akhirnya menghilang sama sekali. Dinding pun kembali normal.
Lubang hitam...
Bukankah lubang hitam ini persis sama dengan yang menelan hantu yang masuk ke apartemen? Mengapa lubang ini bisa menelan penghuni?
Mengapa?!
Yang kesembilan... sudah mati juga.
Sekarang tinggal tersisa satu terakhir.
Penghuni terakhir yang akan dikorbankan di bulan Agustus ini.
Lian Sheng segera berlari gila-gilaan terus ke bawah. Di otaknya hanya ada satu pikiran: harus segera keluar dari apartemen ini!
Pada saat yang sama, dia mengeluarkan ponsel (dia meminjam uang dari penghuni untuk membelinya), dan menghubungi telepon Bai Liyan.
"Halo, Li Yan? Kamu di lantai berapa? Cepat pergi, minggir dari sini! Keluar dari apartemen ini!"
Yang mengerikan adalah, di ujung telepon lainnya saat ini sama sekali tidak terdengar suara apa pun!
Saat itu dia sudah mencapai lantai 22, hendak terus turun. Tapi karena terburu-buru, kakinya terpeleset. Akibatnya, tubuhnya terguling-guling di tangga. Nyeri yang menusuk terasa. Namun Lian Sheng yang memiliki tekad besar ini tetap berusaha bangkit, tapi menyadari kakinya kemungkinan patah!
Dengan mencengkeram kuat pegangan tangga dan menggigit gigi, Lian Sheng berhasil berdiri.
Dia lebih memilih mati daripada terkubur di bangunan yang sangat dibencinya ini! Sekalipun mati, dia ingin meninggal di bawah sinar matahari, di dunia luar!
Tiba-tiba, dia merasakan sebuah tangan menepuk lembut bahunya.
Dengan cepat menoleh ke belakang, tapi tidak ada siapa-siapa di sana!
"Apartemen ini... apa sebenarnya apartemen ini..."
Akhirnya dia mengerti bagaimana para penghuni itu bisa kehilangan jejak.
Masih berusaha merangkak turun, tapi tubuhnya sudah tidak bisa digerakkan.
Bahkan tempat perlindungan terakhir ini telah berubah menjadi Rumah hantu sesungguhnya. Apa artinya kabur sekarang?
Sudah tidak ada lagi tanda kehidupan.
Dia menutup mata, mengangkat kepala, siap menerima ajal.
Namun, sekejap kemudian, tidak ada yang terjadi. Dia tertegun, belum sempat bereaksi, tiba-tiba mendengar jeritan melengking!
Suara ini...
Zhang Shengqiao! Seorang penghuni lantai 27! Seharusnya dia sedang patroli di lantai 21 hingga 25 sesuai instruksi Li Yin, bersama dua penghuni lain yang bertugas bersamanya!
Ia segera membuka pintu tangga, dan melihat setengah tubuh Zhang Shengqiao telah tertelan oleh konspirasi hitam yang muncul di dinding! Begitu melihat Lian Sheng, Zhang Shengqiao langsung berteriak: "Tuan Pu, tolong aku! Tolong!"
Namun tubuh Lian Sheng membeku bagai patung, tak bergerak sama sekali.
Haruskah menyelamatkannya? Tapi apa gunanya?
Namun akhirnya, dia berlari ke depan dan menggenggam tangan Zhang Shengqiao! Tapi kekuatan tak terlihat dari konspirasi itu jelas sedang menarik Zhang Shengqiao! Konspirasi ini pasti sama dengan lubang hitam tadi!
Tiba-tiba, lampu koridor padam seketika!
Kekuatan itu jauh melampaui kemampuan Lian Sheng. Zhang Shengqiao menjerit histeris: "Aku tak mau mati, istriku mau melahirkan, setidaknya biarkan aku melihat anak laki-lakiku..."
Lian Sheng menggenggam erat tangannya: "Aku akan menyelamatkanmu, bertahanlah, berusaha... berusahalah!"
"Tolong... tolong aku..."
Jerit pilu itu akhirnya sia-sia. Lian Sheng tak kuasa menahan tarikan itu. Zhang Shengqiao terseret masuk ke dalam konspirasi hitam! Wajah penuh keputusasaannya lenyap ditelan kegelapan.
Tubuh Lian Sheng terbanting ke dinding karena momentum, sementara tirai hitam itu telah menghilang. Saat itu juga, lampu kembali menyala. Baru sekarang rasa nyeri dari patah tulang kakinya terasa kembali. Sungguh sebuah mukjizat bahwa dia bisa berlari sampai ke sini tadi.
Sekelompok besar penghuni mulai memasuki lantai ini. Rintihan pilu tadi terdengar jelas oleh banyak orang.
Pintu tangga dan pintu lift terbuka berturut-turut. Para penghuni yang berhamburan keluar tertegun melihat Lian Sheng yang pucat pasi berdiri menghadap dinding.
"Tadi suara Zhang Shengqiao, kan?"
"Iya, betul. Tapi... mana dia sekarang?"
Li Yin yang pertama mendekati Lian Sheng bertanya, "Apa yang terjadi? Tolong jelaskan!"
"A-ada hantu..." Lian Sheng menggenggam bahu Li Yin erat-erat, "Aku juga ikut! Aku juga mau cari orang tua Luo Shisan! Apartemen ini sekarang sudah dihantui!"
"Apa maksudmu?!"
Suara desisan nafas panik memenuhi ruangan. Meski sudah ada dugaan, sebagian besar penghuni menolak menerima kenyataan ini. Saat Lian Sheng menceritakan semua kejadian tadi, hampir semua orang seperti ingin pingsan.
"Tidak! Aku tidak sanggup hidup lagi! Di mana jalan keluar untuk kita sekarang?!"
"Bajingan! Sebelum mati, setidaknya kubunuh dulu para penyiksa di sekolah itu!"
"Kau bilang ada hantu? Omong kosong! Katanya apartemen ini bebas hantu?!"
"Luo Shisan! Orang tua Luo Shisan! Kita harus ikut mencari juga!"
"Apa lagi yang kalian tunggu? Cepat lari! Tinggalkan apartemen terkutuk ini sekarang juga!"
"Meski hujan belum berhenti, sebagian besar penghuni sudah kabur terbirit-birit. Walau banyak yang masih tak percaya ucapan Lian Sheng, hilangnya Zhang Shengqiao adalah fakta nyata. Dalam waktu sesingkat itu, dia lenyap tanpa jejak, bahkan jenazahnya pun tak tersisa."
Li Yin menarik lengan Lian Sheng, sementara Bai Liyan mendekat dan membantu menopangnya.
"Pergi!" Wajah Li Yin memancarkan aura pembunuh yang mencekam. Rambut putih di kepalanya semakin banyak, membuat penampilannya terlihat semakin mengerikan.
Tak lama kemudian, apartemen itu benar-benar kosong. Semua orang mengungsi ke jalanan yang telah berubah menjadi daerah tak berpenghuni.
Keributan terjadi di mana-mana, banyak yang mulai berkelahi. Namun Shangguan Mian tak segan membunuh siapa pun yang berani mengangkat tangan. Setelah membantai hampir sepuluh penghuni, tak ada lagi yang berani melawan.
Genangan darah dan potongan jenazah di tanah perlahan mengembalikan akal sehat sebagian orang.
Apartemen itu telah dihantui.
Fakta ini telah dikukuhkan melalui kesaksian Lian Sheng bagai besi!
Yin Ye memapah Shi San yang kondisi mentalnya sangat lemah. Begitu keluar, dia sadar ajal mungkin sudah dekat, tapi tinggal di dalam apartemen pun sama dengan kematian!
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Seorang gadis remaja berusia belasan tahun berjongkok sambil menutupi wajahnya yang basah air mata. Banyak yang meratap-ratap dengan wajah penuh keputusasaan.
“Kakak, jangan nangis, jangan nangis ya...” Tiba-tiba, seorang pemuda berambut acak-acakan berjongkok, mengeluarkan saputangan dan menyodorkannya ke gadis itu.
Pemuda ini adalah penghuni yang sangat spesial. Karena... dia seorang penyandang disabilitas intelektual. Tampaknya dia menjadi penghuni saat tersesat dari keluarga dan mendekati apartemen. Justru ini membuatnya menjadi orang yang beruntung, sebab penjelasan tentang apartemen dan penghuni sama sekali tidak dipahaminya. Karenanya, tidak ada secuil pun rasa takut dalam dirinya. Saat ini, dia hanya tersenyum bodoh memandangi para penghuni yang semuanya mengerutkan kening.
Bahkan nama aslinya pun tidak diketahui oleh siapapun, sehingga mereka semua memanggilnya "orang bodoh".
“Pergi kau!” Gadis itu mendorong keras si pemuda penyandang disabilitas intelektual. Dia hampir mengalami breakdown mental, mengingat dirinya hanyalah mahasiswi biasa yang tak sengaja memasuki apartemen saat pulang suatu hari.
“Jangan seperti ini!” Luo Yifeng yang berada di samping pemuda itu segera membantunya berdiri, “Kamu tidak boleh berlaku kasar! Dia tidak mengerti apa-apa, buat apa melampiaskan amarah padanya?”
“Ayo kita segera berangkat! Mari kita semua bergerak mencari orang tua Luo Shisan!” Teriak seorang pria tinggi besar lainnya, “Tidak bisa terus begini keadaannya!”
“Diam kalian!”
Li Yin tiba-tiba berteriak marah, “Apa dengan bertingkah seperti ini masalah akan selesai?”
Kemudian, dia menarik napas dalam-dalam, melihat semua orang untuk sementara tenang, lalu mulai berbicara: "Dengarkan, saat ini semakin panik kalian, semakin cepat mati! Pikirkan baik-baik. Meskipun banyak orang yang hilang sampai sekarang, belum pernah terjadi kematian massal. Setiap kali hanya beberapa orang mati, lalu setelah beberapa waktu, ada yang mati lagi? Bukankah ini... sangat mirip dengan misi darah?"
"Misi darah?" Yin Ye di sampingnya tiba-tiba membelalakkan mata, bertanya balik: "Apakah kamu menganggap ini misi darah yang dikeluarkan apartemen?"
"Ya."
"Kapan apartemen pernah mengeluarkan misi darah? Mengatakan harus menjalankan misi darah di dalam apartemen? Ini terlalu konyol!"
"Tidak..." Li Yin menggelengkan kepala, berkata: "Pernah. Apakah kalian semua lupa? Yin Ye, ketika kamu pergi menjalankan misi darah Kapal Hantu dulu, bukankah apartemen mengeluarkan misi darah? 'Gudang', misi darah yang membuka 'gudang'. Gudang itu kemudian ditutup secara misterius, dan sejak itu tidak pernah dibuka lagi."
Saat itu, banyak orang mulai gempar.
"'Alat' tidak bisa dibawa masuk ke apartemen. Dan menurut penjelasan Pu Liansheng dulu, banyak fungsi alat justru meningkatkan tingkat kematian dalam misi darah. Apakah kita sebenarnya ditipu? 'Alat', mungkin sebenarnya adalah jalan kematian?"
Pernyataan ini membuat lebih banyak orang terbelalak dengan ekspresi terkejut.
"Jika ini adalah misi darah... maka pasti ada jalan keluar! Dan karena dijalankan di dalam apartemen, mungkin ada lebih dari satu jalan keluar!"
"Sampai di sini," tiba-tiba Li Yin menatap Luo Shisan, "Mungkinkah masuknya Luo Shisan ke apartemen merupakan petunjuk jalan keluar? Mungkin, jalan keluar itu ada di tangan orang tuanya! Sekarang belum saatnya untuk putus asa!"
Pernyataan Li Yin ini membuat banyak orang yang sudah putus asa kembali bersinar matanya. Hanya pemuda keterbelakangan mental itu yang masih tertawa bodoh.
Tiba-tiba, Li Yin merasakan sebuah tangan merangkul lengannya. Menoleh ke belakang, ternyata Ziye.
"Aku akan selalu berdiri di belakangmu," senyum tipis mengembang di wajahnya, "Apapun yang dilakukan ayahmu, aku akan tetap menemanimu."
Li Yin memandangnya dengan lega, "Selanjutnya akan ada pertempuran sengit. Bersiaplah, mungkin ini pertempuran terakhir."
Hujan mulai reda. Darah di tanah perlahan tercuci, mengalir masuk ke selokan.
Semua hanya bisa mempercayai perkataan Li Yin.
Akhirnya, para penghuni menemukan hotel di dalam kota, memesan kamar dan menginap sementara. Kini tak ada yang berani menyendiri. Menurut aturan, mereka harus pulang setiap 48 jam. Setiap detik harus dihitung ketat.
Dalam 48 jam, harus ditemukan cara untuk mengatasi hantu di apartemen. Jika tidak, konsekuensinya akan mengerikan.
Selain itu, bulan September akan tiba. Akan muncul lagi kuota sepuluh orang yang bisa dibunuh!
## Jilid Kedua Puluh Tujuh Jumat Merah Bab Kelima Belas Menuju Kota X
Seluruh penghuni telah benar-benar bersatu, maju mundur bersama.
"Dan sekarang apartemen kosong melompong, bahkan jika ada penghuni baru masuk, tidak ada yang bisa menjelaskan aturan. Tapi sekarang juga tidak ada pilihan lain, tak ada yang mau masuk ke apartemen lagi."
"48 jam kemudian, mau tidak mau, semua orang harus kembali ke apartemen sekali."
"Artinya, dalam periode waktu berikutnya, kita harus secepat mungkin menemukan cara untuk memecahkan misi darah ini. Jika pendapat Li Yin benar bahwa ini benar-benar sebuah misi darah."
"Li Yin menyusun strategi. Para penghuni dibagi menjadi beberapa tim: Pertama, jumlah orang yang dikirim ke Kota X lebih banyak dari rencana awal. Untungnya masih ada waktu untuk memesan tiket pesan lagi. Sebagian lainnya bertugas menyelidiki kasus Yi Qingshui serta mengumpulkan data semua korban yang tewas terbunuh. Tim terakhir harus menyelidiki penyebab perubahan aneh di apartemen dan melakukan penyelidikan mendetail terhadap tulisan darah yang muncul lalu menghilang di gudang."
"Luo Shisan memutuskan untuk membawa Xinlian serta pergi ke Kota X bersama Li Yin dan yang lain. Sekarang kita sudah tidak punya pilihan. Karena baik di dalam maupun luar apartemen sama-sama tidak bisa lolos, lebih baik mengambil risiko."
"Mari lihat apakah kita bisa menemukan jalan keluar dari situasi genting ini!"
"Penyelidikan tentang Yi Qingshui dan 17 korban tewas dipercayakan kepada Yinyu dan Xiao Yezi. Bagaimanapun, sekarang semua orang harus mulai bergerak."
"Waktu tidak akan menunggu!"
"Siang itu, kelompok kasus berat di kantor polisi sedang mengumpulkan berkas kasus pembunuhan berantai Jubah Merah yang ditangani tim penyidik kriminal."
"Kontak antara Luo Shisan, tunangan almarhumah Jin Xinlian, dengan Yi Qingshui telah dikonfirmasi." Kapten penyidik Jin Feng bersikap tegas: "Saya sudah mengajukan permohonan surat perintah penangkapan dan penggeledahan ke atasan. Kita harus menggeledah rumah Yi Qingshui secara menyeluruh!"
Para polisi lainnya juga mengangguk setuju, mengingat setelah penyelidikan panjang, akhirnya menemukan Yi Qingshui sebagai tersangka, tidak boleh ditunda lagi!
Meski Shisan selalu sangat hati-hati, namun karena telah bertemu Yi Qingshui berkali-kali, metode investigasi polisi yang semakin canggih memudahkan pelacakan kontaknya. Hubungan Yi Qingshui dengan Zhao Xue dan Luo Shisan yang seharusnya tidak saling kenal, ditambah ketiadaan alibi, meski motif belum jelas, Jin Feng yakin penyitaan rumah Yi Qingshui akan memberi petunjuk!
Saat ini Yi Qingshui pindah ke rumah Yin Ye yang telah diawasi ketat, namun pemilik apartemen Ke Jingchen berada di luar negeri, sedangkan kakak beradik Ke Yinye dan Ke Yinyu yang tinggal di sana kini menghilang.
Namun entah mengapa, begitu melibatkan dua orang ini, polisi secara bawah sadar menghindari investigasi terhadap mereka. Ini tentu efek dari apartemen.
Meski Luo Shisan adalah penghuni, Xinlian bukan. Jadi meski polisi tidak akan mengejar Shisan, pasti tidak akan melepaskan Xinlian!
Tiba-tiba terdengar suara ledakan keras, jendela di belakang pecah berantakan, seorang gadis gesit telah masuk ke ruang rapat!
Banyak polisi segera mencabut pistol, namun gadis itu menyambar Jin Feng dan melesat keluar jendela, sudah berada di atap gedung sebelah kantor polisi!
Ini semua terjadi hanya dalam hitungan napas, para polisi sama sekali tidak sempat bereaksi, semuanya sudah terjadi! Bahkan, mereka tidak sempat melihat jelas wajah gadis itu!
Jin Feng saat itu sudah pingsan. Saat terbangun, ia mendapati dirinya terikat erat di sebuah kursi, senjata api di tubuhnya telah disita. Sekarang ia berada di sebuah ruangan lembap dan gelap, dihadapkan beberapa orang yang menatapnya. Mereka semua memakai topeng aneh, dan di depan adalah gadis yang menangkapnya!
"Aku akan berbicara langsung," gadis itu menempelkan pistol ke dahi Jin Feng, berkata: "Berikan semua data tentang Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah."
"Kau... kau ini siapa!" Jin Feng menggeram dengan amarah: "Jangan harap bisa mengancamku!"
Sebagai kapten penyidik kriminal, Jin Feng jelas bukan orang sembarangan. Namun, orang di hadapannya jauh melampaui kemampuannya.
"Bukankah sudah kukatakan cukup bawa dokumen arsip kasus?" Seorang bertopeng di samping sengaja mengubah suaranya menjadi serak tua: "Kau malah menangkap kapten penyidik dari kantor polisi?"
"Isi arsip kasus hanya berisi saling lempar tanggung jawab dan pencitraan untuk atasan," gadis yang bernama Shangguan Mian ini berkata dingin: "Lagipula untuk kasus pembunuhan kejam seperti ini, pasti ada bagian catatan kasus yang dihapus. Yang kuinginkan adalah data penyelidikan lengkap."
“Kau, omong kosong apa!” Jin Feng sebagai kapten penyidik kriminal yang sudah berpengalaman, tidak mudah menyerah. Namun Shangguan Mian langsung mengeluarkan jarum suntik: "Awalnya ada banyak cara membuatmu bicara, tapi waktu mendesak. Obat lebih cepat."
“Tidak akan berpengaruh pada tubuhnya?” tanya orang bermasker di belakang: “Coba pertimbangkan...”
Shangguan Mian mengangkat kaki kanannya, menendang keras dada orang itu hingga terlempar ke dinding!
“Diam,” gadis itu berbicara dengan nada dingin yang ekstrem: “Atau berikutnya kau kubunuh.”
Tendangan itu membuat si pemakai topeng menjerit-jerit kesakitan sambil muntah darah. Jelas meski tidak mati, sebulan takkan bisa turun (tempat tidur). Sebagai penghuni baru, tak ada penghuni yang paham taktik Shangguan Mian berani melawannya.
“Tahan tubuhnya,” Shangguan Mian memandang penghuni sekitar: “Cepat!”
Tak ada yang berani membangkang. Mereka segera mengikat tangan-kaki Jin Feng. Meski polisi, anggota tubuhnya sudah terikat kencang.
Shangguan Mian perlahan menyuntikkan cairan, lalu melempar jarum suntik. Setelah menunggu efek racun, Jin Feng awalnya masih memaki, tapi tubuhnya mulai meronta-ronta dengan wajah menyakitkan!
Sekitar lima menit yang lalu, Shangguan Mian berkata kepada pria di depannya yang berkeringat deras dengan mata merah darah: "Masih tidak mau bicara?"
"Aku..." Polisi itu mengangkat kepala dengan susah payah, tubuhnya sudah tidak sanggup bertahan lagi.
"Kumohon... kumohon selamatkan aku... Aku bicara, aku bicara..."
"Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah, apa yang kalian temukan tentang Yi Qingshui? Juga, ceritakan secara detail tentang belasan korban tewas tanpa ada satu kata pun yang terlewat!"
Melalui tindakan Shangguan Mian ini, para penghuni mendapatkan data pertama. Jumlah korban tewas terlalu banyak, menyelidiki satu per satu pasti memakan waktu. Hasil penyelidikan panjang polisi tentu sangat berharga.
Yi Qingshui, orang tuanya berada di Amerika. Ayahnya bernama Yi Mingshu, ibu bernama Tang Lanqing, keduanya pengusaha Tionghoa yang sangat berpengaruh. Mayoritas kerabat orang tua Yi Qingshui berada di luar negeri, sementara Yi Qingshui sendiri tinggal di rumah mewah yang dibeli ayahnya untuknya. Kapan tepatnya ia mulai kontak dengan gu dan menggunakan racun magis itu untuk membunuh, sama sekali tidak bisa dilacak. Yang diketahui adalah sejak usia 16 tahun ia sudah tinggal sendiri di Tiongkok, awalnya ada beberapa pelayan yang merawatnya, namun awal tahun ini ia memecat semua pelayannya.
Saat ini, jika surat perintah penangkapan dan penggeledahan dikeluarkan, konsekuensinya akan sangat buruk. Jin Xinlian otomatis akan menjadi buronan, dengan salah satu dakwaan adalah "membunuh dirinya sendiri". Namun mustahil untuk mencegah hal ini, kita tidak bisa menyuruh Shangguan Mian membunuh semua polisi di Kota K. Lagipula Shangguan Mian sama sekali tidak peduli dengan hidup matinya Jin Xinlian.
Selanjutnya adalah analisis mendalam terhadap data para korban.
17 orang yang meninggal, termasuk Jin Xinlian, memiliki satu kesamaan: semuanya adalah pemuda tampan dan gadis cantik berusia 20-an tahun tanpa terkecuali. Perlu dicatat bahwa tidak ada tanda-tanda pelecehan seksual pada jenazah korban perempuan, sehingga polisi sejak awal menduga pelakunya adalah perempuan. Dugaan ini ternyata sangat mendekati kebenaran.
Zhao Xue yang diketahui pernah melakukan kontak dengan Yi Qingshui membuat para penghuni mulai berspekulasi: Mungkinkah Yi Qingshui telah menghubungi semua korban sebelum kematian mereka? Zhao Xue sendiri adalah mahasiswa tahun kedua Fakultas Ekonomi yang dijuluki bunga kampus karena kecantikannya. Namun sifatnya yang pendiam dan berkarakter dingin membuatnya tidak memiliki banyak teman. Bagaimana Yi Qingshui bisa mendekatinya?
Lalu bagaimana dengan korban lainnya?
Mengapa tidak ada data atau informasi tentang kontak antara korban lain dengan Yi Qingshui? Yang terpenting, Jin Xinlian sendiri bersaksi bahwa dia sama sekali tidak pernah bertemu Yi Qingshui.
Apakah Zhao Xue lebih spesial? Hal ini menarik perhatian banyak penghuni. Setelah dibunuh, kondisi jenazah Zhao Xue pun terlihat sangat mengerikan.
Yi Qingshui membunuh mereka sebagai ritual "gu", namun alasan pemilihan korban tidak tercatat di buku catatan.
Mengapa membunuh mereka? Mengapa mengenakan baju merah? Mengapa cara pembunuhannya begitu kejam?
Semuanya masih menjadi misteri.
Untuk saat ini, langkah pertama adalah mencari orang tua Luo Shisan terlebih dahulu, baru mempertimbangkan langkah selanjutnya.
“Akhirnya, orang yang memutuskan pergi ke Kota X bertambah menjadi tujuh belas orang. Namun para penghuni bersikeras menolak untuk naik pesawat yang sama dengan Jin Xinlian, bahkan setelah tiba di Kota X pun mereka tak mau berada dekat dengannya. Bagaimanapun, mereka semua khawatir akan dibunuh oleh hantu yang mengikuti Jin Xinlian.”
“Akhirnya, Shisan dan Xinlian memilih naik kereta api ke Kota X demi keamanan.”
“Sebenarnya polisi seharusnya memantau Xinlian, tapi akhirnya Jin Feng yang dilepaskan menerima perintah dari Shangguan Mian: jika ingin mendapatkan penawar racun, pengawasan terhadap Jin Xinlian harus dihentikan sementara.”
“Untungnya, hingga kini surat perintah penangkapan belum disetujui. Mengingat ayah Yi Qingshui adalah pengusaha ternama dengan pengaruh besar di komunitas Tionghoa perantauan, penangkapan tak bisa dilakukan sembarangan tanpa bukti yang cukup.”
“Ayo pergi,” Shisan menggandeng lengan Xinlian, berkata: “Xinlian, aku pasti akan menyelamatkanmu, pasti!”
“Ya.” Xinlian juga menggandeng tangan Shisan.
“Meski pedang darah dan kotak sudah dibawa, Shisan masih merasa gelisah. Pertimbangan waktu dan keamanan, kereta api seharusnya pilihan paling aman. Jika naik pesawat, di ketinggian mustahil melarikan diri.”
“Setelah naik, keduanya duduk di gerbong masing-masing.”
“Saat kereta mulai bergerak perlahan, Shisan dan Xinlian sama-sama berdoa dalam hati agar tak terjadi insiden.”
“Di waktu yang sama, di bandara, Li Yin dan yang lain sudah naik pesawat. Li Yin duduk bersebelahan dengan Ziye, sementara yang lain tersebar di berbagai bagian pesawat untuk memudahkan penyelidikan lingkungan pesawat.”
“Saat pesawat lepas landas, hati setiap orang seolah menggantung di udara.”
“Pesawat terbang ke langit, Li Yin menatap Kota K yang semakin mengecil di bawah, kedua tangannya menggenggam erat. Sekarang, dia sudah mempertaruhkan segalanya.”
“Sebenarnya, jika benar ada bahaya, memilih kereta atau pesawat tidak ada bedanya. Sekarang, hanya dengan mencapai Kota X dalam waktu tercepat, jika tidak saat waktunya tiba, semua orang akan menghadapi keputusasaan!”
“Setelah pesawat mencapai atas awan, para penghuni mulai bercanda dan tertawa, pramugari mendorong troli makanan di antara para penumpang. Setiap penghuni telah memaksimalkan kewaspadaan mereka.”
“Yin Ye duduk di sebelah seorang ibu dan anaknya. Saat ini, dia sedang membaca data rinci tentang Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah yang telah diperoleh. Seorang pramugari lewat di sampingnya dan bertanya, "Tuan, apakah perlu minuman?"”
“"Tidak perlu, terima kasih," Yin Ye bahkan tidak mengangkat kepala, langsung menolak. Anak laki-laki di sebelahnya berteriak, "Aku mau cola! Berikan padaku!"”
“"Dasar anak ini," sang ibu di sebelah buru-buru berkata, "Jangan berteriak begitu keras."”
“"Ngomong-ngomong, Bu, tadi saat Ibu membaca buku, ada kakak berbaju merah di luar jendela pesawat yang menatapku! Apakah dia juga pramugari?"”
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 16 Roh-Roh Jahat Merah (Bagian 1)
“Matahari senja yang merah seperti darah.”
“Mungkin benar-benar cocok untuk menggambarkan Kota K saat ini. Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah, dua bulan lalu entah mengapa berhenti di korban ke-17. Setelah itu, tidak ada lagi korban baru yang muncul. Namun, kasus pembunuhan besar dengan 17 korban ini tetap menjadi noda di kota metropolis yang megah ini, hingga kini belum terpecahkan.”
Orang tua Zhao Xue sudah menghilang tanpa jejak, tampaknya pindah dari tempat menyakitkan ini akibat kehilangan putri tercinta. Orang tua mengantar anak ke liang kubur adalah tragedi paling memilukan di dunia, dan musibah seperti ini tentu sangat menyakitkan bagi siapapun.
Bagaimana Yi Qingshui bisa tidak berperikemanusiaan sampai tingkat ini, membunuh orang tak bersalah yang bahkan tidak punya permusuhan dengannya, bahkan dengan kejam menghabisi mereka satu per satu? Hasil penyelidikan terhadap Yi Qingshui menunjukkan meski hidup menyendiri setelah orang tuanya tinggal di luar negeri, dia hanya berkepribadian introvert. Sulit dibayangkan dia bisa sebegitu gila. Cara dia mendapatkan racun 'gu' juga masih menjadi misteri.
Namun sebagai satu-satunya korban yang pernah kontak dengan Yi Qingshui sebelum meninggal, Zhao Xue pasti memiliki keunikan tertentu. Karena itu, bagaimanapun juga harus dilacak keistimewaan apa yang dimiliki Zhao Xue.
Bagaimanapun, pengetahuan Yi Qingshui tentang racun 'gu' bisa menjadi tali penyelamat bagi penghuni saat ini.
Saat ini, Yinyu dan Kamya Sayoko tiba di rumah Zhao Xue. Rumahnya berada di permukiman yang akan digusur, bangunan berusia puluhan tahun. Melewati berbagai gang, akhirnya mereka menemukan rumah tua itu melalui nomor pintu.
Lingkungan sekitarnya sangat kotor dengan serangga beterbangan. Saat ini, sekitaran sepi tak berpenghuni. Di bawah atap rumah yang berdiri di depan mata, terlihat banyak jaring laba-laba bergelantungan.
Di sini seharusnya sudah tidak ada orang lagi, namun penyelidikan tetap harus dilakukan. Bahkan jejak sekecil apapun harus ditemukan. Jika tidak, begitu waktu habis dan harus kembali ke apartemen, para penghuni hanya bisa menunggu ajal!
Namun tepat di saat itu, hembusan angin menerpa. Pintu yang sangat lapuk di depan ini tiba-tiba terbuka perlahan, ternyata pintu itu tidak dikunci.
Situasi di depan mata jelas sangat aneh. Tapi seperti peribahasa "Tak masuk sarang harimau, mana dapat anak harimau". Kondisi sekarang sudah buruk tak terkira. Begitu waktu tiba dan semua kembali ke apartemen, saat itulah semua orang akan mati tanpa kuburan!
Tidak bisa menjalankan misi darah iblis karena misi darah di gudang menyebabkan tidak ada yang bisa meninggalkan apartemen melalui sepuluh misi darah. Artinya, penghuni saat ini menghadapi situasi mematikan. Jika roh jahat yang bersembunyi di apartemen terus ada, kematian seluruh penghuni tidak bisa dihindari. Inilah bahaya khusus misi darah ini: semudah misi darah pertama (selama tidak menggunakan alat, tidak akan terjadi apa-apa dan probabilitas pelepasan hantu memang rendah), namun juga semematikan misi darah kesepuluh (begitu hantu dilepaskan, situasi paling mengerikan akan dihadapi). Jadi misi darah ini bisa dianggap berkesulitan rendah atau tinggi, semuanya tergantung tindakan para penghuni.
“Saya pikir, tujuan Pu Miling meninggalkan sebagian alat untuk Edward dulu adalah agar penghuni menyadari bahaya tersembunyi di balik alat-alat itu melalui Shangguan Mian di masa depan.” Xiao Yezi tiba-tiba mengemukakan kesimpulan mengejutkan: “Saat Shangguan Mian memberitahu kami segalanya, saya benar-benar menyadari bahwa pria ini benar-benar mempermainkan kita seperti iblis, menjerumuskan kita dalam situasi mematikan, tapi sekaligus memberi sedikit harapan.”
“Ayo,” ekspresi Yinyu tidak menunjukkan ketakutan sama sekali. Ia mengangkat kepala dan melangkah melewati pintu sambil menyalakan senter yang sudah disiapkan. Kamya Sayoko pun ikut masuk.
Ruangan itu sangat kumuh, menunjukkan kondisi keluarga Zhao Xue yang sangat miskin. Sebagian besar bangunan di area ini sudah mulai dibongkar, sisa-sisa rumah yang masih bertahan pun tidak utuh lagi. Sejujurnya, penghuni yang masih tinggal di sini adalah mereka yang dijuluki "penghuni yang menolak pindah".
Inilah salah satu alasan orang tua Zhao Xue memutuskan pergi. Setelah putri mereka meninggal, tidak ada artinya lagi melawan proses pembongkaran.
Ruangan sempit ini hampir kosong dari perabotan. Di lantai masih berserakan sampah dan debu.
“Kita pisah dulu,” ujar Yinyu sambil mengacungkan senter, “Kau cari di area sebelah sana. Jika ada insiden, langsung berteriak.”
“Baik,” jawab Xiao Yejo sambil mengangguk, “Kamu juga hati-hati.”
Secara objektif, sebagai mantan pemimpin aliansi, sebenarnya mereka bisa memerintahkan penghuni untuk menyelidiki. Tapi di situasi sekarang, siapa yang mau jadi tumbal di garis depan? Jika tidak memimpin langsung, kredibilitas mereka akan hilang. Jadi, sekarang hanya bisa mengambil risiko sendiri.
"Tidak," Xiao Yezi menolak tegas: "Aku tidak akan pergi. Kita cari bersama. Pandanganku tak akan berpaling darimu sedikitpun."
"Kamu tidak percaya padaku?"
"Di momen hidup-mati, lebih baik percaya diri sendiri. Dan... jujur saja, aku meragukan apakah kamu benar-benar Ke Yinyu yang asli."
Percakapan sampai di sini, maksudnya sudah jelas. Apartemen saja bisa berhantu, sangat mungkin ada hantu yang menyamar di antara penghuni.
Ketidakmampuan membedakan manusia dan hantu jadi masalah besar. Di titik ini, curiga pada semua orang adalah strategi terbaik.
"Kamu benar. Sebaliknya, aku juga tidak bisa memastikan apakah kamu benar-benar Kamya Sayoko. Menurut data yang kami dapat, hubunganmu dengan Zaibatsu Kiryu Jepang sudah terungkap, dan sepupumu Ayumu Kiryuu baru-baru ini menghilang."
"Jaringan intelijen yang bagus. Aku apresiasi," Xiao Yezi memandang Yinyu. Pipi dinginnya kali ini sedikit menunjukkan ekspresi kagum, "Tapi sekarang bukan waktu untuk debat. Saat ini kita semua satu tim, sebagai manusia."
"Ya, kita semua... adalah manusia."
Yinyu mengulang gumaman itu, lalu melangkah mulai mencari petunjuk di TKP apakah ada jejak yang tertinggal.
Inspektur Jin Feng yang ditangkap juga tidak tahu ke mana orang tua Zhao Xue pindah. Karena jumlah korban terlalu banyak, mustahil menyelidiki setiap detail. Saat polisi mulai memperhatikan keunikan Zhao Xue, orang tuanya sudah lama pindah. Investigasi kebanyakan terfokus pada korban pertama, Ye Fu. Bagaimanapun, korban pertama mungkin memiliki hubungan jelas dengan motif pembunuhan. Penghuni tentu tidak mengabaikan petunjuk ini - Ye Fu adalah bartender muda di sebuah bar. Setelah dibunuh, kepalanya dibelah hidup-hidup dengan kematian yang mengerikan, sekaligus membuka tirai Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah.
Mendobrak pintu masuk ke ruangan lain, interior yang rusak sudah berantakan. Di lantai berserakan fragmen-fragmen kaca. Melihat keluar jendela, langit kini telah gelap gulita.
Awan kelabu menyelimuti langit Kota K, pertanda hujan deras akan turun. Cuaca kota belakangan ini semakin tak terprediksi dengan kecenderungan makin memburuk.
Di sekitar pesawat yang ditumpangi penghuni, kegelapan mulai merambat. Pesawat yang menerobos awan kelabu membuat banyak penumpang mulai bergumam sendiri.
Yin Ye segera berdiri, mengangkat tangan dengan empat jari terentang.
Banyak penghuni yang melihat langsung menirukan gerakan ini. Segera semua menyadari: pesawat ini telah berubah menjadi zona bahaya!
Adegan ini menarik perhatian banyak penumpang. Seorang pria yang duduk di kursi belakang Li Yin bertanya dengan ekspresi penasaran: "Kalian... sedang melakukan apa ini?"
Li Yin tentu saja tidak menghiraukan, langsung menutup buku catatan di tangannya. Ziye juga bertanya dengan wajah tegang: "Sekarang, kita..."
"Tampaknya situasinya lebih parah dari perkiraanku." Wajah Li Yin tetap tenang saat mengatakan ini, "Bersiaplah secara mental, Ziye. Mungkin kita tidak punya banyak waktu lagi."
"Aku tidak punya penyesalan," Ziye menggenggam erat tangan Li Yin, wajahnya yang sempurna merekah dalam senyuman menyentuh, "Pasti... hidup mati bersama."
Kecerdasan Ziye telah pulih sepenuhnya. Kini dia kembali menjadi salah satu strategis terbaik di apartemen.
Tujuh belas penghuni di pesawat tersebut adalah: Li Yin, Ying Ziyue, Ke Yinye, Shangguan Mian, Luo Yishui, Luo Yifeng, Xia Chenxu, Mo Shuitong, Han Quan, Hong Sang-woo, Fan Qingxiu, Wu Zhiming, Yao Ying, Sun Qingzhu, Hua Yuanfei, Lin Chu, Shen Bing.
Mo Shuitong adalah penghuni lima puluh tahun yang lalu, kehadirannya mungkin bisa banyak membantu. Sedangkan Xia Chenxu, Han Quan, dan lainnya termasuk dalam penghuni baru yang juga memiliki keistimewaan tertentu. Yang patut diperhatikan khususnya adalah Fan Qingxiu, Sun Qingzhu, dan Lin Chu. Sejak pertama masuk apartemen, mereka pernah menjalani ujian dengan menganalisis misi darah sebelumnya untuk menemukan jalan keluar. Ini menjadi metode efektif menilai kualitas penghuni baru, sehingga dilarang memberi tahu jalan keluar misi darah sebelumnya sebelum ujian.
Ketiga orang ini meraih nilai ujian di atas 90 poin. Sun Qingzhu bahkan mendapat nilai sempurna 100, bahkan pernah menemukan banyak jalan keluar alternatif. Dia dijuluki intelektual baru apartemen dan kemudian menjadi tokoh penting Aliansi Kamya.
Penghuni lainnya juga meraih nilai di atas batas kelulusan. Tujuh belas penghuni ini mewakili lebih dari separuh elit apartemen saat ini. Hanya karena situasi sudah sedarurat ini mereka mau mengambil risiko. Untuk berjaga-jaga, Li Yin meninggalkan Pu Liansheng - loushang apartemen lima puluh tahun lalu - di Kota K.
Saat ini Sun Qingzhu duduk di kursi sebelah Li Yin. Dengan kacamata di wajahnya, dia menatap Li Yin: "Ketua Li, sekarang kita..."
"Masih perlu ditanya?" Li Yin mengalihkan pandangan ke arah Yin Ye, "Kita harus mengambil risiko. Aku sengaja memilih pesawat karena sudah ada persiapan."
Yin Ye dengan cepat membuka tasnya, lalu... mengeluarkan guci hijau-hitam dan sebatang pulpen!
Ia mencelupkan pulpen ke dalam cinnabar, lalu menggigit jarinya sampai berdarah. Darah segar diteteskan ke cinnabar. Kemudian, dia menutup matanya.
Saat itu pesawat sunyi sepi. Seluruh perhatian penghuni tertumpah pada Yin Ye.
Yang duduk paling dekat dengan Yin Ye adalah penghuni baru Shen Bing, seorang gadis, yaitu remaja yang dulu mendorong penghuni penyandang disabilitas intelektual dan marah padanya. Matanya juga tak berkedip menatap Yin Ye!
Tiba-tiba, Li Yin menyadari sesuatu. Ia menoleh ke belakang, di sana ada kursi kosong.
Tapi tadi, ia jelas ingat di belakangnya duduk seorang pria yang bertanya "Apa yang kalian lakukan?" setelah melihat mereka berkomunikasi pakai gerakan tangan. Dan sekarang ia ingat, wajah pria itu persis seperti korban pertama Ye Fu!
## Jilid Dua Puluh Tujuh Jumat Merah Bab 17 Roh-Roh Jahat Merah (2)
Selama Li Yin pergi ke Kota X, tidak hanya Yinyu dan Xiao Yezi yang beraksi. Para penghuni lainnya juga giat melakukan penyelidikan. Bagaimanapun, waktu sangat mendesak!
Dari tujuh belas korban, selain Jin Xinlian, semuanya harus diselidiki satu per satu. Penghuni apartemen membagi diri dalam beberapa tim untuk menyelidiki kaitan antara korban-korban dengan Yi Qingshui. Aksi penyelidikan penghuni tidak akan menarik perhatian polisi, hal ini sudah terbukti dalam misi darah enam kepala sebelumnya.
"Tentu saja, tempat yang sudah diperiksa polisi tidak perlu dipertimbangkan lagi. Saat ini, kita harus memeriksa kembali beberapa area yang terlewat!"
"Misalnya... bagian yang terkait dengan hal gaib!"
Saat ini, langit telah gelap gulita.
Di dalam kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah, empat orang sedang bergegas menuju gedung perkuliahan di kampus Universitas Yingzhen tempat korban keenam Jin Haixin menimba ilmu.
Keempat orang tersebut masing-masing adalah seorang pemuda tinggi berbaju hitam, pria botak berbadan kekar, pria bertubuh lebih pendek, dan seorang gadis berambut panjang dengan tubuh ramping.
Pemimpinnya adalah Zuo Lin, Wakil Santo Utama Sekte Matahari Suci yang menggantikan posisi Luo Mizi, sekaligus tangan kanan Xu Tao di apartemen saat ini.
"Wakil Santo Utama!" Pria botak yang sangat menghormati Zuo Lin menatap gedung perkuliahan di depan, berkata: "Seingatku, ini adalah fakultas tempat Ying Ziyue mengajar sebelum masuk apartemen?"
"Sekarang bicara tentang ini?" Zuo Lin menjawab dengan kesal: "Saat genting begini masih memikirkan hal itu?"
"Ma... maaf!" Pria botak itu segera menundukkan kepala dan mempercepat langkahnya.
Saat ini, banyak penghuni yang sedang beraksi seperti mereka. Tujuan Yi Qingshui memilih 17 orang untuk ditanam gu dan alasan pemilihan 17 orang tersebut harus segera dicari petunjuknya. Polisi tidak mungkin menyelidiki data seperti tanggal lahir atau ramalan nasib korban, tapi ini sangat penting bagi penghuni. Begitu terbukti, ini akan sangat berarti untuk investigasi selanjutnya.
Sedangkan Zuo Lin, yang bisa dianggap sebagai tangan kanan oleh Xu Tao, jelas bukan orang sembarangan. Adapun Luo Mizi, dia hanyalah kamuflase yang sengaja diangkat Xu Tao untuk mengecoh dua aliansi besar lainnya. Kalau tidak, dengan kecerdasannya, mana mungkin dia mengangkat si otaku itu ke posisi penting seperti ini?
Zuo Lin termasuk sedikit orang di Sekte Matahari Suci yang memiliki hubungan kemitraan dengan Xu Tao. Xu Tao mengagumi bakatnya, terus membujuk dan merekrutnya, lalu menyembunyikannya agar dua aliansi lain mengabaikannya. Tapi kini dengan penggabungan aliansi, waktunya tiba untuk menampilkannya ke depan panggung.
Tentu saja, Zuo Lin juga bukan ahli strategi sejati. Di antara penghuni baru apartemen, saat ini ada tujuh ahli strategi pemula. Meski masih jauh di bawah Li Yin dan Yin Ye, mereka jauh lebih pintar dari orang biasa: Pu Liansheng (sebenarnya secara teknis dia bukan penghuni baru), Sun Qingzhu, Lin Chu, Fan Qingxiu, Yuan Yin, Bai Wenqing, dan Lin Huanzhi. Tiga di antaranya mengikuti Li Yin ke Kota X, sementara empat orang tersisa menetap di Kota K. Yang menarik, ketujuh ahli strategi pemula ini semua bergabung setelah area sekitar apartemen menjadi daerah tak berpenghuni. Sepertinya apartemen sengaja mulai memilih penghuni dengan kecerdasan lebih tinggi untuk menciptakan keseimbangan kesulitan?
Dari empat orang yang tersisa, hanya Lin Huanzhi yang merupakan ahli strategi Sekte Matahari Suci dan salah satu pilar utama sekte tersebut. Saat ini, dia juga sedang melakukan penyelidikan terhadap korban tewas lainnya di lokasi terpisah.
Sedangkan Zuo Lin memilih datang ke lokasi Jin Haixin untuk melakukan penyelidikan, sebagian didorong oleh motif pribadinya. Usia Jin Haixin hampir sebaya dengan mantan pacarnya, dengan kemiripan fisik tertentu. Tak lama setelah memasuki apartemen, Zuo Lin memutuskan hubungan dengan pacarnya. Setelah melihat foto Jin Haixin di koran, dia memprioritaskan penyelidikan terhadapnya. Kematiannya pun sangat mengerikan - seluruh kulit tubuhnya terkelupas. Bayangkan betapa mengerikan penampakan jenazahnya saat ditemukan.
Meski menghadapi hitungan mundur kematian, Zuo Lin menyimpan kebencian mendalam terhadap Yi Qingshui sang pembunuh psikopat. Membunuh mahasiswi cantik dengan menguliti hidup-hidup, lalu membuang mayatnya yang dibungkus jubah merah? Sungguh tak termaafkan! Patut dicatat bahwa lokasi pembuangan mayat tersebut relatif dekat dengan Universitas Yingzhen.
Fakta bahwa pelaku Yi Qingshui sendiri adalah wanita berparas sempurna membuat Zuo Lin terkejut. Meski belum pernah bertatap muka, ia tak bisa membayangkan motif di balik kekejaman ini. Seberapa jahatkah seseorang hingga mampu melakukan tindakan tak berperikemanusiaan seperti ini?
Motif pembunuhan Yi Qingshui menjadi fokus utama penyelidikan penghuni. Berdasarkan bukti saat ini, alasan pembunuhannya diduga untuk memelihara gu. Kekuatan ini mungkin bisa dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan bagi penghuni. Dengan kata lain, jika tujuan Yi Qingshui adalah sebuah kutukan, mungkinkah kutukan itu digunakan untuk melawan roh jahat yang menyusup ke apartemen?
Melawan racun dengan racun!
Situasi kritis penghuni hampir bisa digambarkan dengan "10 nyawa 9 hilang". Apartemen sebagai tempat perlindungan terakhir, jika kehilangan perisai ini, berarti semua penghuni akan tewas!
Saat darah terakhir menetes, tahun 2012 memulai siklus reinkarnasi baru yang diaktifkan.
Jika yang dikatakan Li Yin benar bahwa ini adalah misi darah spesial, berarti masih ada tanda kehidupan! Teori bahwa Luo Shisan adalah jalan keluar yang disiapkan apartemen memang sulit dipercaya banyak orang. Tapi sekarang kita harus "Mengobati kuda mati seperti kuda hidup". Jika ingin bertahan hidup, harus berani mengambil risiko! Untungnya penghuni yang tersisa memiliki kesehatan mental cukup baik. Lagipula, mereka yang putus asa sudah dibantai habis oleh Shangguan Mian selama kerusuhan penghuni.
Berdasarkan penyelidikan, almarhumah Jin Haixin adalah mahasiswi Departemen Teknik Sumber Daya Air universitas ini.
Orang tua Jin Haixin telah meninggal. Dia datang sendiri ke Kota K untuk kuliah. Karena prestasi akademiknya luar biasa, dia mendapat beasiswa bertahun-tahun. Kecantikannya membuatnya dijuluki Ratu Kampus Universitas Yingzhen. Sebagai korban keenam Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah, kematiannya menggemparkan banyak pihak.
Gedung perkuliahan di depan adalah lokasi departemen teknik Jin Haixin semasa hidup. Sedangkan asramanya sudah diperiksa polisi tapi tidak menemukan petunjuk apapun.
Masuk ke gedung perkuliahan, suasana sepi tak berpenghuni. Zuo Lin berjalan paling depan dengan langkah cepat, diikuti pria botak kekar, lelaki bertubuh pendek, dan gadis berambut panjang dari belakang.
“Kalian bertiga dengarkan baik-baik,” Zuo Lin menapaki tangga sambil berbicara kata demi kata: “Mungkin kita akan menghadapi bahaya, tapi ini bukan menjalankan misi darah. Kupikir hantu tidak akan menyerang kita, jadi jangan terlalu panik dan membuat kekacauan. Jika tidak, yang menanti kalian hanyalah kematian lebih cepat! Jika kalian mengerti, ikuti saya dengan ketat, jangan tertinggal!”
Ketiga orang itu mengangguk, sementara Zuo Lin sendiri juga sangat tegang. Sebenarnya datang ke sini mungkin sia-sia, tapi polisi sudah menyelidiki semua yang bisa diselidiki. Tempat-tempat terkait Yi Qingshui menjadi tanggung jawab penghuni lain, Yuan Yin.
Departemen Teknik Sipil berada di lantai lima. Saat ini, keempat orang telah sampai di lantai tiga, tetap tidak melihat seorang pun. Seolah gedung perkuliahan ini memang kosong sama sekali.
“Kurasa ini sia-sia,” kata pria botak berbadan kekar itu lagi: “Tidakkah kau merasakan hal yang sama? Lagipula korban sudah begitu banyak, polisi pun sudah menyelidiki semua yang bisa...”
“Jin Haixin adalah mahasiswa aktif yang selalu tinggal di asrama, bahkan di akhir pekan pun tetap berada di dalam kampus. Keamanan Universitas Yingzhen juga relatif ketat. Namun tepat ketika Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah telah memakan lima korban, dia menghilang pada hari Jumat dan mayatnya ditemukan di sekitar area keesokan harinya.” Zuo Lin menoleh ke belakang sambil berkata: "Tidakkah ini aneh? Di tengah kasus pembunuhan mengerikan seperti ini, bagaimana mungkin gadis muda cantik ini pergi keluar pada hari berbahaya seperti Jumat? Menurut konfirmasi polisi, waktu kehilangan jejaknya diperkirakan antara pukul lima sampai tujuh malam. Bagaimana mungkin dia meninggalkan kampus pada jam-jam itu?"
“Benar, benar juga...”
“Apakah Yi Qingshui menyusup ke kampus untuk membawa Jin Haixin? Atau... ada kaki tangan di dalam kampus?” Zuo Lin mengungkapkan keraguannya: “Atau mungkin menggunakan gu untuk membunuh Jin Haixin dengan mudah?”
Penjelasan yang paling masuk akal saat ini adalah Yi Qingshui memingsankan Jin Haixin lalu membawanya keluar kampus menggunakan mobil. Artinya, dia pernah masuk ke area kampus. Kita harus mencari kesaksian warga sekitar apakah ada yang melihat Yi Qingshui. Serta memverifikasi apakah sebelumnya pernah ada interaksi antara Yi Qingshui dan Jin Haixin. Meskipun polisi mungkin sudah melakukan investigasi ini, mengingat banyaknya korban dan kompleksnya jaringan relasi, tidak menutup kemungkinan ada yang terlewat.
Untuk tujuan apa Yi Qingshui dengan kejam memilih remaja belia ini, membunuh mereka dan mengenakan pakaian merah? Dan lokasi inilah yang paling memungkinkan sebagai tempat penampakan terakhir Yi Qingshui.
"Dia pasti akan meninggalkan jejak asalkan pernah muncul di sini."
Zuo Lin yakin dengan hal ini sehingga datang ke tempat ini. Tapi, dari mereka berempat, siapakah yang bisa pulang hidup-hidup?
Sesampainya di lantai lima, keempat orang itu menatap koridor sempit yang sepi. Belakangan, sepertinya ke mana pun mereka pergi, selalu seperti daerah tak berpenghuni, tak terlihat orang sama sekali.
Zuo Lin, pria botak kekar, lelaki bertubuh kecil, dan gadis berambut panjang semuanya melambatkan langkah. Keempatnya waspada terhadap sekeliling, tangan sudah siap menghunus pisau kapan saja untuk bertarung mati-matian. Seperti pepatah Tiongkok: "Patung lumpur pun masih punya kemarahan" – meski tahu peluang menang tipis, tak ada salahnya mencoba! Jika memang harus mati, setidaknya mati dengan gagah!
Zuo Lin saat ini sudah pasrah.
"Kalian... Mengingat kita sedang menghadapi hidup-mati bersama, lebih baik beri tahukan namamu." kata Zuo Lin.
"Li Bo."
"Zhao Yong."
Tak ada suara ketiga yang terdengar. Saat Zuo Lin menoleh ke belakang, gadis berambut panjang itu sudah menghilang!
Dadanya langsung berdesir, pisau pun dihunusnya! Di sini... Benarkah ada hantu? Dua orang lainnya juga siaga, mereka sama sekali tak menyadari kapan gadis itu lenyap!
Dari mana hantu itu akan datang?
"Perempuan itu, siapa namanya?"
"Hmm, aku tidak tahu."
"Aku juga tidak! Dia ikut sejak kita keluar hotel, kukira kalian yang kenal?"
Tiba-tiba Zuo Lin tersentak. Di kegelapan malam tadi, wajah perempuan itu terasa familiar... Karena terlalu banyak penghuni baru, tak mungkin ia mengingat semua wajah penghuni.
Gadis yang tadi itu... dia adalah Jin Haixin!
## Jilid Dua Puluh Tujuh Jumat Merah Bab Delapan Belas Roh Jahat Merah (Tiga)
Kereta api Shisan dan Xinlian saat ini juga telah meninggalkan Kota K.
"Dari perhitungan waktu, mungkin akan sampai di Kota K sekitar pukul sepuluh malam sebelah kiri." Shisan mengeluarkan beberapa makanan dari tasnya, menyerahkannya ke Xinlian di sebelahnya, berkata: "Kamu makan dulu. Sekarang waktunya berebut detik, stamina juga harus dipulihkan."
Keanehan yang terjadi di apartemen juga sepenuhnya melampaui bayangan Shisan. Sekarang baik di dalam maupun luar apartemen, dia menghadapi situasi mematikan. Tapi, ini mungkin justru menjadi sedikit harapan hidup.
Asalkan masih ada tanda kehidupan...
Saat itu, di depan kereta api muncul sebuah terowongan. Saat memasuki terowongan, sekeliling langsung terbenam dalam gelap gulita!
Shisan jelas merasakan, Xinlian di sebelahnya saat masuk terowongan tiba-tiba tubuhnya gemetar, lalu menggenggam erat tangannya!
Shisan segera menyalakan ponselnya, memberikan sedikit cahaya. Sementara penumpang lain, banyak yang tertidur atau membaca buku elektronik di ponsel, jadi tidak banyak yang terpengaruh.
Kebetulan, lampu di dalam gerbong juga sangat redup, dan seiring berjalannya waktu, kabin semakin gelap.
Ini membuat Shisan mulai merasakan firasat buruk, dia menggenggam erat tangan Xinlian di sampingnya, berkata: "Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu..."
Namun, meskipun begitu, Shi San juga tidak memiliki cukup kepercayaan diri untuk memastikan keselamatannya sendiri. Menjalankan misi darah memiliki pembatasan dan petunjuk jalan keluar, tetapi saat ini bukanlah pelaksanaan misi darah. Oleh karena itu, nyawa dia dan Xinlian berada dalam bahaya besar setiap saat. Dan bahaya tersebut ternyata berasal dari arwah orang-orang yang dibunuh oleh Yi Qingshui.
Bukankah ini merupakan ironi yang sangat besar?
Seharusnya mereka adalah korban, namun malah berubah menjadi pelaku kejahatan. Shi San bahkan harus mempertimbangkan segala masalah dari sudut pandang pelaku. Bisakah berdebat dengan arwah memberikan hasil?
Saat ini di dalam pesawat, Li Yin dan yang lainnya masih duduk tegak dengan serius. Namun, setelah waktu yang cukup lama, tidak terjadi apa-apa. Meski begitu, tidak ada yang sedikit pun mengendurkan kewaspadaan.
Ini bukan misi darah. Justru hal inilah yang lebih menimbulkan ketakutan.
Saat ini, mereka justru merindukan misi darah. Meskipun misi darah penuh kengerian, setidaknya masih ada sedikit harapan hidup yang bisa diikuti, tidak menutup semua jalan keluar. Tapi sekarang berbeda - ini bukan misi darah, melainkan arwah orang-orang yang dibunuh Yi Qingshui.
Mengapa arwah-arwah itu datang mencari penghuni? Secara logika, seharusnya mereka mencari Jin Xinlian yang merasuki tubuh Yi Qingshui, bukan?
"Li Yin saat ini mengerutkan kening, sesekali melirik penghuni baru apartemen Sun Qingzhu di sebelahnya. Sebagai salah satu dari Tujuh Orang Bijak penghuni baru, Sun Qingzhu juga perlahan kehilangan akal. Bagaimanapun, tanpa misi darah, tidak ada petunjuk sama sekali. Dalam situasi seperti ini, kebijaksanaan sudah tidak bisa memberikan harapan. Tentu, guci di tangan Yin Ye mungkin masih bisa memberikan waktu bernapas."
Tapi, bisakah ini menyelamatkan mereka? Di dalam pesawat, sama sekali tidak ada tempat untuk melarikan diri!
"Apakah kamu... punya pendapat tertentu?" Akhirnya Sun Qingzhu membuka mulut dengan susah payah: "Tuan Li Yin, saya rasa kamu memilih pesawat sebagai transportasi pasti ada pertimbangan khusus? Kalau tidak, meski agak terlambat, tidak sampai harus memilih pesawat. Dengan begitu, kita benar-benar terjebak tanpa jalan kabur..."
Begitu kalimat ini terucap, penghuni lain pun menatap ke arah mereka. Bagaimanapun, suasana dalam pesawat sangat sunyi, semua orang terus memantau perkembangan situasi karena Li Yin adalah tulang punggung mereka.
"Tidak ada." Namun Li Yin menyangkal: "Aku tidak punya pertimbangan lain."
Meski diucapkan dengan tegas, mana mungkin Sun Qingzhu percaya!
Lagipula yang dihadapi penghuni adalah situasi dimana hantu juga ada di dalam apartemen! Bagaimana mungkin seorang perencana ulung seperti Li Yin memilih jalan berbahaya ini tanpa alasan khusus? Pasti ada pertimbangan tersembunyi!
Apa alasan sebenarnya memilih pesawat?
"Kita sedang menjalankan misi darah," tiba-tiba Ziye di samping Li Yin berbicara, "Dalam misi darah, kematian penghuni memiliki interval waktu. Sun Qingzhu, jangan lupakan hal ini."
Menjalankan... misi darah? Interval waktu?
"Sun Qingzhu tersadar sepenuhnya!"
Jika kemunculan gudang adalah bagian dari misi darah, itu berarti mereka sedang dalam proses pelaksanaan misi darah! Dari situasi sebelumnya, kematian penghuni memiliki interval waktu tertentu. Jika tidak, semua penghuni apartemen bisa terbunuh dalam waktu singkat.
Mengingat ini adalah proses pelaksanaan misi darah... Misi darah secara otomatis akan menolak intervensi hantu lain!
Jadi... Yang terpenting sekarang adalah memperpendek interval waktu kematian penghuni! Inilah faktor waktu! Pesawat terbang adalah alat transportasi yang bisa mempersingkat waktu maksimal, memastikan tidak ada korban selama periode ini, juga mencegah kematian akibat intervensi hantu lain!
Ia tak bisa tidak mengagumi kecerdasan Li Yin!
"Jenius!" Tatapannya memancarkan kekaguman tak terhingga kepada Li Yin: "Di hadapan Ketua Li, mana berani aku mengaku sebagai orang bijak! Sekarang interval waktu memang faktor krusial. Dengan mempersempit jeda ini, kita bisa memperbesar peluang hidup! Sebaliknya, jika memilih kereta atau bus yang memperpanjang waktu, justru bisa mempercepat kematian kita!"
"Sun Qingzhu," Li Yin mengerutkan kening, "Orang bijak tak perlu mengucapkan kesimpulan. Terkadang kau terlalu pintar, justru membuatmu ceroboh."
"Ini... maksudnya apa?"
"Lupakan." Li Yin tak menjelaskan lebih jauh, beralih pada Ziye: "Pikiran memang tak bisa kusembunyikan darimu."
Ziye sedikit mengatupkan bibir, berbisik lembut: "Apa aku terlalu banyak bicara? Seharusnya kau bisa berpikir lebih jauh..."
“Tidak apa,” Li Yin tetap tenang, “Ini tidak penting. Ada alasan lain memilih pesawat, yaitu karena penghuni tidak punya tempat untuk melarikan diri, sehingga lebih mudah mengidentifikasi... 'yang mana' yang bermasalah!”
Wajah Ziye berubah pucat, “Kau benar-benar sudah menyadarinya? Tidak, bukankah berbahaya mengatakan ini secara terbuka?”
Suaranya semakin direndahkan.
“Tidak masalah, kau juga sudah tahu kan? Sekarang bukan hanya aku yang berpikir seperti ini.” Ekspresi Li Yin tetap tenang sambungnya, “Penghuni bukanlah orang bodoh. Saat ini semua hanya tidak mengatakannya, tapi sebenarnya setiap orang pasti punya dugaan ini. Jika gudang bermasalah, sembilan dari sepuluh kemungkinan ada hantu yang bersembunyi di dalam. Tapi setelah mendapatkan Kartu Akses Gudang, setiap penghuni sudah masuk... Jadi, aku hanya bisa menyimpulkan bahwa masalahnya ada di dalam laci lemari di gudang. Selama periode gudang ditutup, yang bisa membuka laci dan masih hidup sekarang hanya enam orang. Aku, kamu, Yin Ye, Yinyu, Kamya, Shangguan Mian. Kecuali Yinyu dan Kamya, semuanya ada di pesawat ini.”
Wajah Li Yin mulai muram. Dia melanjutkan, “Mungkinkah hantu membiarkan penghuni yang membuka laci? Pasti langsung membunuh saat itu juga. Pu Liansheng menyaksikan hantu membunuh dua penghuni tanpa menghapus ingatannya, membuktikan hantu ini tidak punya kemampuan menghapus memori. Artinya, entah hantu itu membunuh dan mengambil wujud penghuni tersebut, atau merasuki tubuh penghuni itu untuk keluar dari gudang. Apapun itu, berarti...”
Li Yin terdiam sejenak, menyisir rambut putih yang menutupi dahinya, lalu melanjutkan dengan suara rendah: "Mulai sekarang, kau harus mencurigai bahkan aku, mengerti? Aku juga mungkin adalah hantu, hantu yang keluar dari gudang!"
Ziye menggenggam tangan Li Yin erat, berkata: "Bukankah tadi sudah kukatakan? Apapun yang terjadi, aku pasti akan hidup mati bersamamu..."
Di dalam pesawat, semua penghuni apartemen terjebak dalam kesunyian yang ekstrem.
Yang mengejutkan, pesawat mendarat di bandara Kota X tanpa mengalami insiden. Hal ini sangat tidak terduga. Namun, juga membuktikan perkataan Li Yin benar.
Setiap penghuni apartemen dipenuhi kegelisahan.
Banyak penghuni yang memikirkan kemungkinan hantu dari gudang menyerbu apartemen. Mereka bukan orang bodoh, mustahil tidak memikirkan hal ini. Sun Qingzhu tentu tidak terkecuali.
Saat turun dari pesawat di bandara, punggung semua orang basah oleh keringat. Tapi bagaimanapun, mereka berhasil memperoleh waktu. Penghuni tidak mungkin menghitung pola pembunuhan sepuluh orang per bulan. Alasannya sederhana: bahkan Li Yin pun tidak tahu bahwa dalam misi darah Kota Bulan Merah, Feng Yuxian dan seorang lainnya tewas di tangan roh jahat gudang.
Karena alasan ini, mereka tidak bisa melihat pola jumlah korban. Selain itu, pembunuhan yang awalnya terjadi dalam satu hari kemudian berkembang menjadi pembunuhan bertahap dalam sebulan, semakin membingungkan.
Jika tidak, mereka bisa menghitung bahwa penghuni masih aman sebelum September tiba, tidak perlu mengambil risiko naik pesawat.
Lalu siapakah sebenarnya roh jahat gudang itu?
Ini adalah masalah yang membingungkan semua penghuni yang menyimpulkan bahwa ada hantu di gudang.
Saat ini, Lin Chu, penghuni baru di sebelah Li Yin yang menganalisis hal ini, juga sedang merenungkan masalah roh jahat gudang. Jika roh jahat gudang benar-benar menyerbu dan menjadi penghuni palsu, bagaimana cara mengidentifikasinya?
Secara permukaan, hantu bahkan bisa memasuki apartemen, seolah tak ada solusi. Tapi selama ini misi darah, pasti ada cara! Bukankah dalam misi darah Pesta Topeng dulu, kita bisa bertahan hidup dengan mengidentifikasi identitas hantu? Misi darah ini pasti sama!
Tapi adakah cara untuk melakukannya? Jika hantu merasuki tubuh, mungkin tidak ada solusi. Tapi jika hantu membunuh penghuni yang membuka laci lalu menyamar sebagai penghuni palsu...
Pada detik itu, otak Lin Chu tiba-tiba seperti meledak!
Ketemu!
Sebenarnya ada cara untuk mengetahui siapa roh jahat gudang!
Yaitu gu milik Luo Shisan!
Orang bijak yang berpikir seribu kali pasti punya satu kesalahan! Selama ini ketidakmampuan membedakan manusia dan hantu dianggap kebenaran mutlak. Tapi sekarang situasi berubah karena Luo Shisan! Jika menggunakan gu, kita hanya bisa merasakan energi kehidupan orang hidup, sedangkan hantu tidak memiliki energi kehidupan! Meski Shisan jauh di sini, tabel analisis misi darah yang pernah dibaca banyak penghuni di tangannya bisa digunakan untuk merasakan energi kehidupan semua orang!
Memikirkan ini, Lin Chu berkata pada orang di belakangnya: "Maaf, saya ke toilet dulu."
“Kemudian, dia bergegas pergi. Dia tahu, saat ini dia tidak boleh memberitahu penghuni lain tentang hal ini, lagipula empat orang di antara mereka mungkin adalah roh jahat gudang!”
“Sedangkan Luo Shisan, dia masuk apartemen setelah gudang ditutup, pasti bisa dipercaya. Kecuali hantu itu kemudian membunuh Luo Shisan dan menyamar sebagai dirinya, tapi kalau terus seperti ini terlalu tidak masuk akal, apartemen pasti punya pembatasan.”
“Sementara itu, kereta api yang ditumpangi Shisan dan Xinlian masih belum keluar dari terowongan.”
“Shisan,” Xinlian di sampingnya berkata: “Tidak apa-apa, aku akan kuat, aku tidak akan takut. Jadi kamu tidak perlu khawatir untukku.”
“Bilang tidak takut, tapi sekarang bukannya masih menggenggam tanganku erat-erat?”
“Hah? Dua tanganku sedang memegang makanan, mana ada menggenggammu?”
## Jilid XXVII Jumat Merah Bab XIX Satu Tambahan
Pu Liansheng, pria tampan tak tertandingi ini, kini sedang mengemudi mobil menuju rumah Jin Xinlian.
Di sampingnya duduk Bai Liyan, penghuni lima puluh tahun yang lalu. Di belakang, tiga penghuni baru duduk mengikuti mereka.
“Terhadap penghuni lima puluh tahun lalu, semua merasa penasaran kuat. Tapi saat ini suasana justru menjadi hening, tak ada yang bisa berkata-kata.”
“Liansheng,” Bai Liyan akhirnya membuka mulut: “Jika gudang benar-benar menyimpan hantu... apakah lima puluh tahun lalu mungkin juga ada yang pernah melepaskan...”
“Tidak, tidak mungkin,” Lian Sheng langsung menggelengkan kepala, “Karena ada ‘alat’ dari lima puluh tahun lalu yang tersisa hingga sekarang, berarti lima puluh tahun yang lalu, gudang tidak ditutup setelah kami pergi.”
“Kalau begitu…katakan padaku,” dia bertanya lagi, “Pu Miling, apa maksud perkataannya saat itu?”
Kalimat Bai Liyan ini diucapkan dalam dialek kampung halaman. Kampung halaman Liyan bukan di Kota K, melainkan pindah ke sini setelah pembebasan. Kebetulan, Lian Sheng juga bisa berbicara dialek tersebut, terkait pengalamannya selama perang yang terus mengikuti orang tua mengembara ke berbagai tempat.
Perkataan Pu Miling...
Dia takkan pernah lupa, istri yang sedang sekarat memohonnya untuk membawa Pu Miling pergi. Saat itu, dia bersama Bai Liyan dan Mo Shuitong akhirnya mencapai kesepahaman diam-diam untuk menyetujui hal tersebut.
Tidak lain karena Pu Miling benar-benar mirip dengannya.
Setelah datang ke realitas, Pu Miling yang masih kanak-kanak justru berubah menjadi orang biasa. Di dimensi khusus, dia seperti abadi, tapi di dunia nyata luka biasa pun tak bisa sembuh.
Di dunia realitas ini, dia sepertinya telah menjadi "manusia" sejati.
Meski begitu, Lian Sheng tetap waspada padanya, selalu menyimpan niat jahat yang kuat. Namun, Pu Miling justru selalu tenang.
Ada satu hal yang tidak dia beritahukan kepada para penghuni. Lokasi tempat istrinya, Ye Han, menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis saat itu, ternyata berada di Area Hutan 6 Distrik Feiyun yang sekarang! Saat itu tempat tersebut masih hanya direncanakan pemerintah kota sebagai area hutan di masa depan, hanyalah hutan yang jarang dikunjungi orang.
Pu Miling melakukan bunuh diri di Area Hutan 6. Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Apakah dia ingin kembali ke tempat kelahirannya setelah mati?
Pu Liansheng teringat pada hari itu...
Misi darah baru dirilis.
Saat itu sudah akhir bulan Agustus. Tiga orang telah mencoba menjalankan misi darah tingkat Raja Iblis, dan semuanya tewas. Empat Kontrak Neraka telah diterbitkan.
Isi misi darah baru tersebut: "Pada 7 September 1961, datang ke rumah tua di Jalan Ye Shan No.23, Distrik Jinfeng, Kota K. Masuk ke salah satu ruangan yang penuh jam, dan tinggallah di sana sepanjang hari."
Ada empat penghuni yang terpilih: Pu Liansheng dan tiga penghuni senior lainnya. Dua di antaranya adalah Mo Shuitong dan Bai Liyan.
Pu Miling menemui Pu Miling sehari sebelum menjalankan misi darah.
Terhadap "anak laki-laki" ini, dia selalu memiliki perasaan aneh. Tak lama kemudian, dia menyadari bahwa anak itu selalu memakai topeng aneh.
Tapi Liansheng tidak terlalu memikirkannya. Di dunia nyata, Pu Miling tidak bisa melakukan apa-apa. Dia hanyalah anak biasa. Saat itu, Liansheng hanya membawanya keluar karena tahu kemampuannya melukis masa depan.
"Lukiskan misi darah kali ini."
Setelah mendengar perkataan Liansheng, Pu Miling justru berkata dengan nada sinis.
“Ya, senyum sinis.”
Meski ekspresinya tak terlihat karena topeng, Lian Sheng tahu dia sedang menyeringai sinis.
Anak ini adalah iblis... Pikiran itu selalu kokoh tertanam dalam benaknya. Dan selama ini dia terus merasa waspada dan membenci anak itu.
"Mengerti, aku akan melukisnya."
Pu Miling tidak khawatir akan ditipu, sebab jika berani membuat lukisan palsu, penghuni yang bertugas menjaganya pasti tak akan mengampuninya.
Dalam kenangan, senyum sinisnya masih membuat Lian Sheng menggigil hingga kini.
Mungkin keputusan membawa iblis ini ke realitas adalah suatu kesalahan.
Pada malam pelaksanaan misi darah itu, dia berhasil mendapatkan semua lukisan Pu Miling yang telah selesai - total 24 karya. Setelah lukisan-lukisan itu berada di tangannya, barulah dia merasa tenang.
Akhirnya, bersama tiga penghuni lainnya, mereka menuju rumah tua itu dan memasuki ruangan yang dipenuhi jam dinding.
Waktu di ruangan ini telah terdistorsi, berjalan dengan ritme berbeda dari dunia luar. Karena ruangan inilah akhirnya mereka terlempar ke dunia lima puluh tahun kemudian.
Namun dalam proses ini, Pu Miling menemukan sesuatu. Di balik lukisan terakhir, terdapat tulisan kecil di bagian bawah yang hampir tak terlihat jika tidak diperhatikan seksama.
Isi tulisan itu: "Karena kau mengeluarkanku, akan kuberi petunjuk. Kau tak menyadari? Sebenarnya... ada satu tambahan. Jika memahami kalimat ini, peluangmu bertahan hidup dari apartemen akan besar."
Ada satu tambahan...
"Beberapa hari ini, dia terus memikirkan masalah ini. Apa sebenarnya maksud perkataan Pu Miling itu? Apa yang sebenarnya terjadi pada apartemen setelah mereka pergi?"
"Jika Pu Miling benar-benar bisa memprediksi segalanya, mengapa apartemen membiarkannya yang mengetahui segalanya tetap hidup? Dan mengapa memberi petunjuk padaku?"
"Jangan-jangan..."
"Ada yang bertambah, apakah ini petunjuk jalan keluar dari apartemen?"
"'Ada yang bertambah,' saat ini Bai Liyan yang duduk di kursi penumpang depan bertanya dengan wajah pucat: 'Apakah kamu benar-benar tahu apa artinya ini? Atau haruskah kita memberitahu Li Yin dan yang lainnya?'"
"'Tidak... Sekarang kita tidak bisa mempercayai siapa pun.' Lian Sheng menggelengkan kepala dengan putus asa: 'Baik Li Yin maupun Ke Yinye, aku tidak bisa percaya lagi. Kamu sudah memperingatkan Shui Tong untuk tidak membocorkan rahasia, kan?'"
"'Ya, sudah.'"
"'Bagus. Sejak aku mengetahui masalah penutupan gudang, aku mulai waspada. Ternyata kecurigaanku bukanlah kekhawatiran yang berlebihan. Jika kita bisa memahami arti 'ada yang bertambah', mungkin kita bisa keluar dari apartemen...'"
"'Kalau begitu aku harus memecahkan misteri ini!'"
"Saat Lian Sheng bertekad demikian, dalam kekosongan yang hampa itu, kesadaran seorang perempuan mulai perlahan-lahan mengambang, dan akhirnya... mulai bangkit."
"'Mizhen?'"
"Saat membuka matanya, orang yang berdiri di hadapannya adalah... Xi Yue."
"'Syukur kamu sudah sadar.' Xi Yue tersenyum: 'Tadi aku lihat ekspresimu sangat menyakitkan, apakah kamu mengalami mimpi buruk?'"
"'Kepalaku... pusing...'"
"Mizhen kini bangkit dari tempat tidur, dan tempat ini adalah asrama."
Setelah lama, barulah dia teringat. Semalam, bersama Kakak Kelas menonton meteor, lalu bersama-sama memimpikan masa depan mereka. Dia berjanji padanya, begitu lulus, mereka akan menikah.
"Kamu pulang sangat larut tadi malam, ibu asrama marah-marah lagi," kata Xi Yue yang sedang duduk di tempat tidur, "Ngomong-ngomong, menonton meteor dengan Li Yin sampai larut sekali ya?"
"Lumayan..." Mizhen mengucek matanya, melihat ke luar jendela: "Sekarang... jam berapa?"
"Jam berapa? Hmm, mungkin sekitar pukul tujuh. Siap-siap untuk kuliah, kelas berikutnya manajemen keuangan."
"Oh, baik."
Mizhen bangkit dari tempat tidur, berganti baju, lalu menyiapkan buku kuliah. Tiba-tiba dia melihat SMS baru di ponselnya, dari ibu. Mengingatkan bahwa cuaca akhir-akhir ini sering berubah-ubah, harus berhati-hati.
Dia mengirim surat balasan, menyuruh ibu juga menjaga kesehatan.
Mizhen mulai membereskan barang-barangnya, tiba-tiba berkata pada Xi Yue: "Ngomong-ngomong, Xi Yue, kamu dan Mian Tian..."
Pipi Xi Yue langsung memerah, dalam hati bertanya-tanya kenapa Mian Tian cepat sekali bocorin rahasia, buru-buru menjawab: "Ti-tidak... aku..."
"Sudah, jangan malu-malu," Mizhen tersenyum manis: "Mian Tian meski agak pendiam, sebenarnya sangat perhatian."
Sungguh indah...
Dalam realitas, semuanya begitu tenang.
Dia mengingat mimpi buruk tadi. Di dalam mimpi, orang tuanya tewas dalam kecelakaan kereta, sementara dia dan Mian Tian masuk ke sebuah apartemen yang sangat menyeramkan. Apartemen itu akan memberikan instruksi tulisan darah, mengutuk orang untuk bertualang di tempat berhantu, dan akhirnya harus menyelesaikan sepuluh misi darah baru bisa meninggalkan apartemen itu. Li Yin yang dicintainya juga kemudian masuk ke apartemen itu. Dia terus memikul kutukan misi darah kesepuluh sambil mencari Mian Tian...
Mimpi yang benar-benar aneh.
Mian Tian selalu bilang ingin menjadi novelis horor. Jangan-jangan pengaruhnya membuatku jadi ikut berkhayal? Seharusnya tidak seperti ini.
Pagi hari, begitu Mizhen masuk ke kelas, dia langsung melihat Li Yin yang duduk di bangku ketiga dari belakang, lalu segera duduk di sampingnya.
"Lihat kamu," Li Yin terkekeh, "Kantung mata hitammu sudah kelihatan. Bukannya kemarin pergi minum kopi di 'Blue Eye' ya?"
"Aku memang bukan tipe begadang," Mizhen menguap kecil sambil memandang Mian Tian dan Xi Yue yang sedang duduk berdekatan di dekat situ, "Mereka berdua juga cepat sekali perkembangannya."
Saat itu juga, dia menyadari Yan Lang yang duduk tak jauh dari mereka, sedang membaca majalah game tapi sesekali mengangkat ponsel untuk mencuri foto Xi Yue. Mizhen sudah lama memperhatikan bahwa Yan Lang tampaknya juga menyukai Xi Yue.
"Ah, kelas ini sangat membosankan," keluh Lin Xinhu dari belakang sambil memegang bahu Mizhen. "Kalian benar-benar berbahagia ya, tidak peduli padaku. Ngomong-ngomong, aku kehabisan bacaan nih, rekomendasikan beberapa novel online dong?"
"Jangan cuma minta baca novel online terus," Mizhen tersenyum menanggapi. "Coba pinjam buku sejarah atau karya finansial di perpustakaan."
"Ah... Siapa yang mau baca barang membosankan begitu! Kalian beruntung bisa seharian hanya saling memandang wajah." Lin Xinhu tertawa genit. "Chu Mizhen yang jadi incaran diam-diam seisi kelas, sekarang sudah punya pasangan. Belum lagi adikmu yang 'memetik bunga' lainnya. Nasib malang seperti aku ini..."
Mizhen turut tertawa kecil. Saat ini, ia merasakan kebahagiaan yang sempurna. Hidupnya hampir tak memiliki kekurangan lagi. Tak ada lagi hal lain yang dinantikannya.
Tapi...
Selalu ada perasaan aneh yang menggelitik.
Seolah semua ini terlalu indah untuk nyata. Seperti gelembung sabun yang bisa pecah kapan saja.
Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis memiliki dua hasil akhir: Seperti Tang Lanxuan yang terobsesi pada roh jahat dalam diri hingga mengundang invasi Raja Iblis, atau seperti Chu Mizhen yang bisa menerima bayangan gelapnya bahkan tanpa memiliki roh jahat - asimilasi total dengan dimensi ini.
Sampai... Sang Raja Iblis sepenuhnya menyerbu!
## JILID 27 JUMAT MERAH BAB 20 PETUNJUK
Kereta api meluncur keluar dari terowongan.
Shisan membuka matanya lebar-lebar. Saat ini, dia melihat tangan yang sedang dicengkeram - sebuah jejak tangan merah menyala muncul di atasnya!
Namun, tidak ada orang lain di sekitarnya. Hanya jejak tangan merah itu yang membuktikan pengalamannya disentuh entitas tak dikenal dalam kegelapan!
Shisan terengah-engah dengan napas berat, keringat mengucur deras. Xinlian di sampingnya segera menatap penuh kekhawatiran: "Shisan... Jangan-jangan..."
Wajahnya yang mampu memudarkan keindahan langit dan bumi justru memancarkan aura kengerian bagi Shisan.
"Yi Qingshui..." Dia menatap wanita di hadapannya, seolah bisa membayangkan bagaimana dia menguliti korban dengan kejam, mengenakan jubah merah, lalu melempar mayat sambil tersenyum sinis.
Dia adalah... seorang praktisi gu...
Seperti orang tua yang juga praktisi gu...
Shisan tiba-tiba menarik lengan Xinlian: "Di halte berikutnya, kita turun! Tidak bisa tinggal lebih lama!"
Untungnya kereta segera berhenti di sebuah kota kecil dekat Kota X. Berdiri di peron, menyaksikan kereta menjauh dan langit yang sudah gelap gulita, Shisan tiba-tiba menderu: "Sudah kubilang! Dia bukan pembunuh kalian! Bukan Yi Qingshui! Bukan praktisi gu! Dia tunanganku!"
Seperti kehilangan akal sehat, Shisan terus mengamuk histeris. Xinlian segera memeluknya dari belakang: "Sudah... Shisan, kau tak bisa melawan mereka..."
"Shi San saat ini ingin mengatakan sesuatu, tapi tak bisa mengucapkan apapun. Perasaan tak berdaya karena ingin mati-matian mengubah keadaan namun tak bisa melakukan apa-apa, memenuhi relung hatinya."
"Ye Fu, Jin Haixin, Zhao Xue... Arwah-arwah yang dibunuh dan digunakan Yi Qingshui untuk menumbuhkan gu ini, kini sepenuhnya membelit Xinlian. Jika terus begini, apa yang akan terjadi?"
"Apakah hantu-hantu itu akhirnya akan membunuh Xinlian? Apakah dia hanya bisa pasrah kehilangan Xinlian?"
"Xinlian masih hidup. Dia ingin berteriak pada setiap orang di sekitarnya bahwa dia masih hidup! Saat berlutut di depan altar Xinlian, memandangi 'foto terakhir'-nya, melihat penderitaan orang tua Xinlian, setiap detik dia ingin mengungkapkan ini."
"Tapi tidak boleh. Polisi sipil yang selalu berkeliaran di sekitar altar terus mengingatkannya."
"Dia tak boleh membiarkan Xinlian benar-benar mati. Siapapun tak boleh membunuh Xinlian, bahkan hantu galak dan roh jahat yang tak mampu dilawannya! Ini keyakinannya yang tak tergoyahkan."
"Tepat saat itu, dering ponsel membelah kesunyian malam."
"Tangannya gesit mengeluarkan ponsel. Peneleponnya Lin Chu. Tentang Lin Chu, Shi San cukup mengenalnya. Dia salah satu dari Tujuh Bijak pemula di apartemen, orang yang cukup kompeten. Namun kelemahannya adalah tergesa-gesa, tak bisa menahan diri, dan kurang visi menyeluruh."
"Begitu sambungan terhubung, suara Lin Chu langsung terdengar: 'Akhirnya tersambung! Tadi kenapa?'"
"'Tadi ada kereta api yang melewati terowongan, jadi...'"
“Sudahlah, bukankah kamu pernah bilang? Sebelum memberikan gu, kita bisa merasakan vitalitas seseorang. Coba kamu rasakan, adakah di antara penghuni apartemen yang vitalitasnya tidak terdeteksi? Asalkan kita bisa...”
“Tidak mungkin.”
“Ha? Maksudmu apa?”
“Apa kamu mengira ada hantu yang menyamar sebagai penghuni?”
“Benar, makanya aku...”
“Aku sudah tidak punya kemampuan itu lagi.” Shi San tersenyum getir. “Sejak menjadi penghuni apartemen, aku tak bisa lagi aktif memberikan gu. Juga tidak bisa merasakan vitalitas manusia. Entah kenapa, aku benar-benar tak bisa membantumu.”
Lin Chu terdiam lama sebelum berkata, “Coba lagi, ya? Aku mohon...”
“Hampir tiap hari aku mencoba, tapi tetap gagal. Saat di Night Feather Alliance pun, aku terus berusaha memberikan gu tapi tak pernah berhasil. Akhirnya kusadari, apartemen ini merampas kemampuan supernatural penghuninya. Sekarang, aku sama sekali tak berbeda dengan orang biasa. Tidakkah kamu berpikir? Jika masih punya kemampuan itu, bukankah aku sudah mencari orang tuaku sejak dulu?”
Kabar ini bagai petir di siang bolong. Lin Chu akhirnya bergumam kesal, “Kalau begitu... Tidak ada cara lain. Hati-hati di Kota X. Hubungi kami, tapi kami tak akan beri tahu lokasi. Jangan datang mencari.”
“Mengerti.”
Setelah menutup telepon, Lin Chu menghela napas. Ia meninggalkan toilet menuju lobi bandara dimana para penghuni sedang menunggu. “Maaf,” ujarnya dengan wajah menyesal, “Mari kita pergi.”
"Li Yin yang pertama bangkit, membuka layar ponsel dan mengeluarkan peta Kota X. Berdasarkan alamat pengiriman barang dari ibu Shisan sebelumnya, lokasinya adalah sebuah apartemen. Orang tua Shisan sepertinya hanya menyewa sementara. Dua bulan lalu, mereka sudah mengembalikan kamar. Setelah itu, tidak bisa dihubungi lagi."
"Saat ini, langkah pertama adalah menemukan pemilik apartemen dan tetangga tempat orang tua Luo Shisan menyewa, menanyakan detail situasi sebelum memutuskan. Karena orang tua Shisan sering berpindah-pindah, bahkan jika melapor, kantor polisi tidak akan menerima permohonan bantuan."
"Tindakan kita ini... seperti mencari jarum di tumpukan jerami," kata Lin Chu dengan wajah pucat. "Begitu waktunya tiba, kita harus kembali ke apartemen. Tidak, bahkan di luar apartemen belum tentu aman..."
"Dalam skenario terburuk, kita jalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis," suara Li Yin terdengar tenang sampai tak masuk akal. "Bagaimanapun juga resikonya sama-sama mati, tentu harus memperjuangkan sedikit harapan hidup."
"B-bercanda..." kata Fan Qingxiu, seorang penghuni lain yang wajahnya berubah pucat. "Li Yin, Kontrak Neraka belum lengkap! Dalam kondisi ini, kita menjalankan misi darah..."
"Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis tetaplah misi darah. Masak kita menyerah tanpa mencoba?"
"Akhirnya, rombongan keluar dari bandara, naik taksi yang mengantri di luar, dan mulai menuju alamat yang telah dilacak. Malam telah gelap gulita, tapi detik dan menit sangat berharga. Ini bukan saatnya untuk takut."
"Ini adalah perang yang tidak boleh kalah! Perlombaan antara penghuni apartemen dengan Shinigami!"
“Tidak lama kemudian, mereka tiba di apartemen yang terletak di pusat kota. Apartemen ini memiliki tiga lantai dan sepenuhnya dimiliki oleh satu pemilik yang sama. Di masa lalu, Luo Xiu dan Han Jin pernah tinggal di lantai tujuh belas apartemen ini.”
“Harus diakui, ini adalah apartemen mewah yang cukup modern. Kawasan permukiman tempatnya berada juga tergolong elit, dengan biaya sewa mencapai tiga puluh ribu per bulan - bukanlah jumlah yang kecil.”
“Pemilik properti itu sendiri tinggal di kamar 1601 lantai enam belas. Meskipun sekarang sudah agak larut, sesuai kebiasaan hidup masyarakat modern, seharusnya mereka belum tidur.”
“Li Yin dan rombongannya tiba di depan pintu ruangan lalu menekan bel pintu. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang pria paruh baya berusia sekitar 40-50 tahun dengan aura yang kuat membukakan pintu.”
“Pria paruh baya itu memandangi kerumunan orang di depan pintu sambil berkata: 'Apakah Anda Tuan Li yang sebelumnya menelepon?'”
“‘Benar,’ Li Yin mengangguk, ‘Saya sendiri.’”
“Pria itu terkejut melihat Li Yin. Tak lain karena pemuda berusia dua puluhan ini memiliki rambut putih yang begitu banyak.”
“‘Sebenarnya... Saya tidak menyangka Anda akan membawa begitu banyak orang...’”
“‘Masalah ini sangat penting bagi kami.’ Li Yin kemudian melirik ke Shangguan Mian di belakangnya. Jika pria paruh baya ini tidak mau bekerja sama, peran Shangguan Mian akan segera terlihat.”
“Shangguan Mian menunjukkan kilatan berbahaya di matanya, tangannya perlahan terangkat.”
“Keberadaannya membuat para penghuni apartemen merasa tenang. Bagaimanapun, di dunia ini hanya ada segelintir orang yang bisa mengalahkan Shangguan Mian!”
"Ini..." Keraguan tuan rumah semakin jelas. Bagaimanapun, di larut malam seperti ini menghadapi orang asing, membiarkan mereka masuk jelas sangat tidak pantas.
Namun Li Yin juga paham, mustahil dia datang sendirian. Banyak yang curiga dia adalah roh jahat gudang, mana mungkin dibiarkan bertindak solo. Kerjasama antarpenghuni dan berbagi informasi adalah satu-satunya metode saat ini.
Saat ini, para penghuni dan tuan rumah masih terpisah oleh pintu keamanan.
"Maaf," tuan rumah mulai mengelak, "Hari sudah terlalu malam, lebih baik tunggu sampai besok..."
Shangguan Mian langsung bertindak sebelum kalimatnya selesai. Tangan dengan cepat meraih gerakan yang nyaris tak terlihat. Seketika telapak tangannya menghantam pintu keamanan itu. Pintu hitam itu retak berantakan seketika, sementara pria paruh baya itu terlempar ke belakang!
Saat pria paruh baya itu terjatuh, tenggorokannya terasa panas. Sebelum sempat memuntahkan darah, sebuah pistol sudah menempel di dahinya.
Para penghuni berhamburan masuk dan segera menutup pintu luar. Melihat puing-puing pintu keamanan yang berserakan, banyak yang jantungnya berdebar kencang - inikah energi qi dalam novelis wuxia?
"Di mana Luo Xiu dan Han Jin?" Shangguan Mian tak buang waktu, langsung membuka pengaman pistol dengan wajah seram. "Kesabaranku terbatas."
“Aku... aku tidak tahu!” Pria paruh baya itu menggigil ketakutan, “Aku benar-benar tidak tahu! Dua bulan lalu mereka datang melunas sewa lalu pergi. Aku sudah tanya kemana tujuan mereka, tapi tidak ada jawaban!”
Sebelumnya saat menghubungi via telepon, Li Yin sudah menanyakan pertanyaan ini. Wajar saja jika pemilik kos tidak mengetahuinya.
“Sama sekali tidak ada petunjuk? Kuberi waktu tiga puluh detik untuk mengingat. Jika jawabanmu masih 'tidak tahu', aku akan langsung menembak!”
Ekspresi Shangguan Mian dingin membeku. Para penghuni sontak panik, jangan-jangan dia benar-benar akan... membunuh?
Sangat mungkin! Bagi Shangguan Mian, membunuh sama biasa nya seperti makan minum. Meski orang ini tidak bersalah, tapi dia bukan orang baik. Bahkan anak kecil pun bisa dibunuhnya!
“Tiga puluh, dua puluh sembilan, dua puluh delapan...”
Hitungan mundur Shangguan Mian presisi sempurna, sinkron dengan jarum detik jam tangannya. Pemilik kos itu meronta-ronta ketakutan: “Pahlawan wanita, aku benar-benar tidak tahu! Mereka... mereka memang tidak memberitahuku...”
Tak ada yang berani menghampiri. Belakangan ini terlalu banyak korban pembunuhan Shangguan Mian. Satu nyawa lagi bukan masalah baginya.
“Dua puluh, sembilan belas, delapan belas...”
“Aku... aku tidak ingat! Mereka tidak bilang mau kemana!”
“Tujuh belas, enam belas...”
Setiap penghuni dilanda pergulatan batin. Mereka tahu pemilik kos mungkin benar-benar akan dibunuh, tapi malah menjauh sambil membungkam. Bahkan Li Yin pun tak terkecuali.
"Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh……"
Saat itu, beberapa orang sudah menutup mata mereka. Li Yin menatap tajam ke arah pria paruh baya itu yang wajahnya dipenuhi keringat dan air mata, ekspresinya terdistorsi oleh ketakutan, bahkan bagian bawah tubuhnya sudah tidak terkontrol.
"Enam, lima, empat, tiga……"
Shangguan Mian mulai menggerakkan jarinya, membengkokkan pelatuk... Menembakkan peluru tepat ke dahi. Pria paruh baya itu sangat sadar bahwa ajalnya sudah dekat! Tapi dia benar-benar tidak bisa mengingat kapan Luo Xiu dan Han Jing pernah mengatakan kemana mereka akan pergi!
"Dua, satu……"
Hampir bersamaan dengan ucapan "satu", pria itu akhirnya berteriak: "A-Aku ingat! Jangan bunuh aku! Aku ingat!"
Shangguan Mian mengangkat pistolnya: "Jika kau ingin mengulur waktu, lebih baik jangan bermimpi. Jika kau tidak bisa memberikan informasi berguna, aku tetap akan menembak."
"Obrolan... Tiga hari sebelum dia pergi, aku pernah ke ruangannya dan melihat dia sedang chat QQ dengan seseorang di internet……"
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 21 Tianmo
"Pertanyaanku adalah: Apakah kau tahu kemana mereka pergi?"
Ucapan dingin Shangguan Mian membuat hati pria itu kembali masuk ke gudang es. Demi bertahan hidup, dia terus berbicara: "Tapi... tapi nomor QQ yang dia gunakan pasti masih tersimpan di komputernya! Mereka pergi terburu-buru. Jika kita bisa melacak catatan chat, mungkin..."
“Dia berbicara masuk akal,” Li Yin yang selama ini hanya mengamati akhirnya membuka suara: “Jika tiga hari sebelum pergi sempat mengobrol via QQ dengan seseorang, mungkin dia akan memberi tahu tujuan keberangkatannya.”
Shangguan Mian terdiam sejenak, tiba-tiba moncong pistolnya diangkat dan dihantamkan keras ke pelipis pria paruh baya itu. Seketika, pria itu terjatuh dalam kondisi koma. Kemudian, dia mengangkat kepala pria itu, mengambil kotak biru dari sakunya, lalu membukanya. Di dalam tersusun beberapa kapsul. Dengan mengambil kapsul tersebut, dia memasukkannya ke mulut pria itu, mengangkat dagunya untuk memastikan obat tertelan, lalu berkata: “Setelah sadar, dia akan lupa semua kejadian tadi. Ayo pergi.”
Selanjutnya, tentu saja mereka menuju ke Kamar 1704 yang sebelumnya ditempati Luo Xiu dan Han Jing. Kunci kamar tersebut berhasil disita dari rumah pemilik kos.
Setelah membuka pintu, mereka masuk dengan Shangguan Mian di posisi terdepan. Begitu tiba di kamar tidur, dia langsung menyalakan komputer dan menarik kursi untuk duduk.
Saat dia diam, tak ada yang berani mengajukan pertanyaan.
Waktu booting komputer tidak lama, sekitar 40 detik kemudian tampilan desktop muncul. Shangguan Mian menggerakkan mouse untuk membuka ikon QQ. Di layar sudah tertera nomor QQ dan password, tinggal klik login. Lebih mudah dari perkiraan.
Setelah login, yang muncul di kolom "Teman Saya" hanya satu kontak. Nama QQ-nya adalah —— Arwah Korban.
Nama panggilan QQ ini membuat banyak orang merasa tegang. Meskipun saat ini semua nama panggilan QQ bisa dibuat sesuka hati, dalam lingkungan seperti ini, semua orang tak terhindarkan dari rasa ketakutan. Banyak yang benar-benar lupa bahwa mereka sebenarnya tidak sedang menjalankan misi darah, merasa seolah-olah hantu bisa muncul di mana saja.
"Setelah mengetahui IP lawan, saya akan memberi tahu kalian," Shangguan Mian berkata tanpa menoleh: "Kalian bisa tetap di sini atau pergi sementara, terserah."
Foto profil QQ lawan juga terlihat sangat aneh, menampilkan wajah hantu perempuan yang pucat. Kemudian, dia membuka riwayat obrolan.
Semua orang mengarahkan wajah mereka mendekat, namun Shangguan Mian dengan dingin berkata: "Sebentar lagi saya akan mencetaknya. Jangan mendekatkan wajah ke saya, atau saya akan refleks membunuh."
Kalimat ini membuat banyak orang langsung mundur ketakutan. Tak lama kemudian, printer di samping mencetak 10 halaman riwayat obrolan.
Tampaknya ini adalah akun QQ yang digunakan bersama oleh Luo Xiu dan Han Jin, dengan nama panggilan "Luo". Sedangkan orang bernama Arwah Korban ini identitasnya sama sekali tidak jelas. Sepanjang 10 halaman riwayat obrolan, Luo Xiu dan Han Jin bergantian mengobrol dengan lawan.
Isi obrolannya benar-benar mengerikan.
"Arwah Korban:
Jadi kamu berniat pergi ke tempat itu? Meski harus mempertaruhkan nyawa?
Luo:
Tidak sampai mempertaruhkan nyawa.
Arwah Korban:
Tidak seperti gaya biasanya, Luo Xiu.
Luo:
Intinya kali ini saya butuh bantuanmu. Setelah persiapan selesai, kita langsung berangkat.
Arwah Korban:
"Siapa yang bilang tidak? Tapi setelah bertahun-tahun berlalu, tingkat bahaya semakin meningkat. Tentu dulu aku pernah bilang, permintaanmu dan A-Jin, aku takkan pernah menolak. Waktu berlalu begitu cepat, saat itu, gu jahat yang kita tanam bersama..."
Luo:
"Kamu konfirmasi dulu, besok aku hubungi lagi."
Konten hari berikutnya adalah:
"Luo:
Aku A-Jin. Luo Xiu sedang keluar. Sebenarnya ada beberapa hal yang tidak dia ceritakan, boneka Wu-Du yang kubuat kemarin, rusak.
Arwah korban:
Boneka Wu-Du?
Luo:
Tolong bantu kami. Kali ini, aku sangat khawatir dengan Shi-san, tapi aku juga tahu, dengan menjauh dan memutus kontak, ketidakberuntungan takkan menimpanya.
Arwah korban:
Kalau begitu...
Luo:
Tapi tak apa. Sudah kuduga ini, jadi kubuat dua boneka Wu-Du. Jangan khawatir.
Arwah korban:
Tetaplah waspada. Selain itu, aku sudah memeriksanya. Mantra tou gu jahat bisa digunakan kapan saja, tapi sedikit kesalahan nyawa kita taruhannya. Bagaimanapun itu tou yang kita ciptakan setelah bertahun-tahun membiakkan gu.
Luo:
Akan... sangat berbahaya? Tapi sekarang kondisi Shi-san sangat mengkhawatirkan, termasuk tunangannya...
Arwah korban:
Bisa berhasil, dengan tambahan tenagaku, kutukan bisa dibagi untuk melakukan tou. Hanya butuh waktu. Intinya, saat waktunya tiba, kita langsung mulai. Asal berhasil, makhluk-makhluk itu takkan terus mengganggu Shi-san. Yang kita butuhkan adalah waktu."
Tou!
Kata ini membuat semua orang merasakan merinding. Apakah yang disebut "arwah korban" ini sebenarnya adalah dukun santet? Segera, Li Yin melanjutkan membaca riwayat obrolan. Tiga hari sebelum keberangkatan, konten percakapannya adalah:
"Arwah Korban:
Dengarkan baik-baik, kita akan bertemu di bawah Gedung Yonghuan, Distrik Barat tiga hari lagi.
Luo:
Sampai jumpa di sana."
Gedung Yonghuan?
Li Yin segera mencocokkan dengan peta Kota X. Shangguan Mian berkata dingin: "Aku akan melacak alamat IP mereka. Jika berhasil, semuanya akan lebih mudah."
"Ini..." Li Yin kini terlihat sangat bersemangat, "Santet bisa membuat hantu tidak lagi terjerat dengan kita... Bukankah ini juga bisa menyelamatkan kita? Roh jahat di gudang itu bisa diusir dengan cara ini!"
Penghuni lain juga selesai memeriksa riwayat obrolan dengan detail, namun lebih banyak merasa cemas dan gelisah. Sudah lebih dari sebulan, tetapi nomor 13 masih dikejar hantu. Jika mengaitkan dengan isi obrolan, bukankah Luo Xiu dan Han Jin berada dalam bahaya besar?
Tak lama kemudian, Shangguan Mian bangkit dari depan komputer: "Ayo. Aku berhasil melacak alamat IP. Target... berada di Kota S!"
Semua orang terbelalak mendengarnya! Sekarang harus pergi ke Kota S lagi?
"Tidak perlu semua orang pergi," Li Yin mengusulkan, "mungkin Luo Xiu dan Han Jin masih berada di Kota X."
"Aku yang ke Kota S." Shangguan Mian bersikap tegas: "Yang mau ikut silakan, tapi aku tidak akan menunggu."
“Dukun santet… gu jahat…” Sambil memikirkan hal-hal ini, Li Yin juga menyimpan sedikit harapan. Jika ini benar-benar jalan keluar yang disembunyikan apartemen, lalu apa yang sebenarnya terjadi pada Luo Shisan?
Namun tiba-tiba, lampu di dalam ruangan padam seketika! Li Yin kaget, lalu segera meraba-raba senter kecil di tubuhnya. Tapi setelah mengeluarkannya, senter itu tidak bisa menyala!
“Cepat, cepat pergi!”
“Jangan dorong-dorongan! Minggir! Kau pergi sana!”
“Beri aku jalan!”
Ruangan yang sempit dengan tujuh belas orang berebut keluar pasti menciptakan kekacauan. Tapi kepanikan mereka wajar – dalam situasi seperti ini, siapa yang tidak takut?
Setelah susah payah mencapai ruang tamu, banyak yang menabrak perabotan karena panik, bahkan terjadi saling menginjak-injak.
Bagaimanapun, ketakutan akan hidup dan mati telah membuat saraf semua orang tegang. Dan sekarang, saatnya saraf itu putus!
Dalam proses ini, setiap orang hanya memikirkan satu hal: kabur secepatnya! Kabur!
Namun saat sampai di pintu, ternyata pintu tidak bisa didorong terbuka!
“Tidak mungkin… Pintu sebelumnya tidak terkunci kan? Li Yin, kuncinya ada padamu?”
“Cepat, Li Yin! Cepat!”
Li Yin mengeluarkan kunci dan mendekati pintu. Dalam kegelapan, sulit memasukkan kunci ke lubangnya. Tiba-tiba terdengar suara Shangguan Mian: “Minggir.”
Pintu bagi Shangguan Mian tentu saja tidak memiliki kekuatan apa-apa. Telapak tangannya menghantam pintu masuk!
Tapi sesuatu yang aneh terjadi.
Pintu itu… sama sekali tidak bergerak!
Semua orang membelalakkan mata! Bagaimana mungkin? Tamparan Shangguan Mian, jangankan pintu ini, bahkan brankas bank pun seharusnya bisa ditembus!
Arti dari ini semua sudah jelas tanpa perlu diucapkan!
Namun tak ada cara untuk menerangi ruangan. Ponsel, senter, semua tidak bisa mengeluarkan cahaya! Meski dalam ruangan belum gelap gulita, tapi tanpa bicara, wajah satu sama lain tak bisa terlihat jelas. Setiap orang ketakutan, baik roh jahat gudang maupun hantu berbaju merah, semuanya mematikan!
Saat ini, semua orang waspada, tak tahu dari mana hantu akan muncul.
Tapi tiba-tiba Shangguan Mian mengucapkan sesuatu.
"Tunggu! Tadi..."
Sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya, dia sudah mencabut pistol dan menembak ke arah pintu!
Kemudian dia tiba-tiba menyambar Li Yin dan Ziye, masing-masing tangan mencengkeram satu orang, lalu menerobos ke kamar tidur, membuka jendela, dan melompat langsung dari lantai tujuh belas!
Tingginya lantai tujuh belas, betapa mengerikannya? Tapi Shangguan Mian bukan orang biasa. Di udara, dia menendang dinding dengan keras menciptakan gaya benturan besar, membuat dinding itu runtuh seketika. Tubuhnya membentuk parabola di udara, lalu saat jatuh dia menendang lagi di udara!
Tendangan ini mengkompresi udara dengan dahsyat, gelombang kejut yang terbentuk langsung mendorong tubuh Shangguan Mian melayang ke arah danau buatan di kejauhan!
“Li Yin saat ini dipegang tangan kanannya oleh Shangguan Mian, otaknya sudah benar-benar kosong. Tak lama kemudian, tubuhnya sepenuhnya terendam dalam danau buatan!”
“Danau ini tidak terlalu dalam, ketiganya segera muncul ke permukaan. Gaya gravitasi yang menyerang sebagian besar ditanggung oleh Shangguan Mian, dan dia sendiri telah menetralisir sebagian besar dampaknya sehingga tidak ada tanda-tanda luka sama sekali.”
“Di kejauhan, akibat kekuatan dahsyat itu, pepohonan yang tak terhitung jumlahnya terpotong di bagian tengahnya, menciptakan pemandangan yang mengerikan.”
“Setelah tiba di tepi, Shangguan Mian berkata: 'Aku hanya bisa membantu kalian sampai di sini. Selanjutnya larilah sendiri.'”
“Kemudian, dia membisikkan satu kalimat lagi ke Li Yin sebelum tubuhnya bagai ilusi lenyap dalam sekejap!”
“Sementara itu, di lantai tujuh belas apartemen, para penghuni yang baru saja menyaksikan adegan mengerikan itu berdiri pucat pasi di kamar tidur. Tanpa kemampuan luar biasa seperti Shangguan Mian, melompat dari sini pasti berarti kematian.”
“'Ti-Tidak mungkin...?' Sun Qingzhu berkata dengan wajah pucat: 'Bukankah... kita dianggap orang bijak? Apakah Shangguan Mian membuang kita?'”
“Yin Ye mengerutkan kening: 'Dalam situasi seperti itu, membawa dua orang sudah batas maksimal...'”
“Li Yin menatap kosong ke arah apartemen. Yin Ye... mereka masih di sana!”
“Kalimat terakhir Shangguan Mian sebelum pergi adalah: 'Saat aku menyerang pintu dengan telapak tangan tadi, kurasakan. Itu bukan pintu, tapi tubuh yang kaku! Hantu itu sedang berdiri di depan pintu!'”
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 22 Tak Bisa Melarikan Diri?
Dalam kegelapan malam, banyak lampu jalan di kompleks telah patah akibat gaya benturan udara yang dahsyat tadi. Seketika, sekeliling berubah menjadi gelap gulita.
Energi qi yang seperti hembusan angin tajam perlahan menghilang di udara. Li Yin menghela napas lega, mengingat perkataan Shangguan Mian bahwa energi ini bisa membuat tubuh orang biasa terbelah hanya dengan sentuhan ringan. Menurutnya, ini adalah kekuatan tenaga dalam yang terasah hingga tingkat ekstrem, mampu mengubah udara dan melepaskan gelombang kejut. Meski secara ilmiah terdengar absurd, seni bela diri kuno Timur memang sangat mendalam. Sains bukanlah segalanya, sama seperti eksistensi hantu yang tak bisa dijelaskan.
Li Yin menatap ke arah gedung. Dia sadar meski Yin Ye penting bagi apartemen, dirinya tak punya kemampuan menyelamatkannya. Bahkan Shangguan Mian yang sudah seperti dewa perang pun begitu waspada, berapa nyawa yang harus dipertaruhkan? Jika ini masa pelaksanaan misi darah, Ke Yinyu mungkin bisa menghapus misi darah untuk menyelamatkan Ke Yinye. Tapi sekarang, itu mustahil.
Sementara Ke Yinye, Sun Qingzhu dan lainnya melihat ke bawah, hati semua orang dipenuhi kepanikan.
Tiba-tiba teriakan menyayat terdengar dari belakang! Itu suara Han Quan, penghuni baru!
Lin Chu yang paling dekat dengan pintu langsung menutup pintu dengan kasar. Fan Qingxiu yang sedang berlari ke dalam tiba-tiba terkunci di luar. Lin Chu kemudian mengunci pintu dan mendorong sofa di sebelahnya untuk menutupi pintu sambil berteriak, "Ke Yinye, pikirkan cara!"
"Apa yang kau lakukan?" Tiba-tiba, Mo Shuitong—penghuni dari lima puluh tahun lalu—berlari mendekat dan berkata, "Masih ada orang di luar!"
"Diam kau!" Lin Chu membelalakkan matanya sambil membentak, "Kalau pintu dibuka sekarang, siapa tahu hantu bisa masuk! Sialan, harus bagaimana ini? Ke Yinye, kau punya ide?"
Situasi saat ini benar-benar terlihat hampir putus asa. Yinye mengepal tangan sampai buku-buku jarinya memutih. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah tas ransel di sebelah komputer!
Itu tas ransel Shangguan Mian! Tadi, Shangguan Mian meletakkan tasnya di lantai saat mengambil dokumen cetakan. Kini, ia belum sempat mengambilnya kembali.
Dengan cepat ia membuka resleting tas. Di dalamnya terdapat banyak pisau belati, pistol, magazen, dan...
Tali!
Dulu banyak penghuni yang selalu membawa tali saat menjalankan misi darah. Namun belakangan ini, semakin sedikit yang mempertahankan kebiasaan ini, karena penghuni lebih mengandalkan kecerdasan untuk menyelesaikan misi darah.
Tali ini terbuat dari paduan logam khusus, bahkan lebih kuat dari kabel baja jembatan. Yang terpenting, di ujung talinya terdapat pengisap!
"Kita selamat!" seru Yinye. "Dulu saat menjalankan misi darah di Area Hutan 6, kita juga menggunakan ini untuk melarikan diri!"
"Sampai di sini," sambil mengambil Desert Eagle (senjata api) dan sebuah magazen, lalu memasukkannya ke saku. Tubuhnya menjulur keluar jendela, memasang pengisap di dinding, sementara ujung tali lainnya terhubung dengan sabuk pengaman!
Jelas, pengisap ini bisa memanjang dan memendak tali secara fleksibel. Yin Ye hanya perlu menarik sedikit, tali yang lebih panjang langsung terulur dari pengisap, mirip dengan pita ukur.
"Hei, biarkan aku duluan!" Lin Chu bergegas hendak merebut, tapi moncong pistol yang dingin langsung mengarah ke kepalanya. Sorot mata Yin Ye kini membeku, lalu ia melemparkan tas ransel Shangguan Mian keluar jendela. Pistol di tangannya kini menjadi satu-satunya senjata!
Terdengar lagi teriakan penghuni baru Wu Zhiming dan Hua Yuanfei di luar, disusul jerit histeris Shen Bing dan Fan Qingxiu yang bertaruh nyawa.
Lin Chu yang melihat Desert Eagle mengarah ke kepalanya tak sempat berkata-kata, Yin Ye sudah membuka pengaman pistol.
"Kau..."
"Mundur ke pintu, kalian semua! Setelah turun, aku akan melepas tali ini. Tali ini seperti pegas, akan otomatis terlipat naik jika dilepas! Sekarang! Jangan kira aku segan menembak!"
Dengan senjata di tangan Yin Ye, mereka tak berani membantah. Saat mereka mundur, terdengar lagi lolongan penghuni baru Yao Ying! Rintihan mengerikan itu membuat roh semua orang tercerai-berai!
Selanjutnya Yin Ye melihat mereka mundur, segera melompat ke atas meja, seluruh tubuhnya terjun ke bawah. Selama melompat, tangannya masih mengacungkan pistol. Dalam situasi ini, jika ada yang mengeluarkan kepala dari jendela untuk melepas pengisap, kepala itu bisa tertembus peluru! Lagipula pengisap itu sangat kokoh, tidak mudah dilepas!
Tak lama kemudian, mereka segera tiba di tanah! Yin Ye langsung melepas sabuk dan meletakkannya, lalu mengambil tas Shangguan Mian, berlari panik ke pintu permukiman! Li Yin dan Ziye sudah pergi.
Saat sabuk terlempar ke atas, Lin Chu dengan gembira menerimanya. Saat ini di kamar tidur masih ada dia, Sun Qingzhu, Mo Shuitong, dan penghuni Korea Hong Sang-woo - total empat orang.
Namun tiba-tiba Sun Qingzhu juga berebut sambil berteriak: "Ini milikku! Milikku!"
Di hadapan hidup dan mati, mereka telah kehilangan akal sehat, hanya memikirkan keselamatan diri sendiri. Tanpa sadar, semakin seperti ini justru semakin mudah mati!
Sementara itu di Kota K, Pu Liansheng, Bai Liyan, Yinyu, Kamya Sayoko, serta tiga penghuni baru apartemen. Mereka saat ini sedang di rumah Jin Xinlian.
“Kalian adalah teman Shisan dan Xinlian, sungguh jarang ada yang kembali untuk berduka,” di depan mata, Jin Xinlian sang ayah, Jin Bochen, menahan air matanya yang mengalir deras, berusaha menahan diri sambil menuangkan teh untuk setiap orang, berkata: “Shisan sudah meneleponku, dia bilang ada urusan mendadak ke luar kota. Kalian adalah sahabat baiknya dan Xinlian yang baru kembali dari luar kota, baru tahu tentang kematian Xinlian.”
“Mohon turut berduka cita,” Pu Liansheng merasa ada kedekatan dengan sesama generasi tua ini, melanjutkan: “Sebenarnya, tentang kematian Xinlian, kami semua... Bagaimana mengatakannya, terlalu mendadak, sulit diterima.”
Bersamaan, Xiao Yezi juga berbicara: “Maaf, mungkin pertanyaan ini agak langsung, tapi sebenarnya bagaimana proses kematian Xinlian? Benarkah tewas di tangan si pembunuh psikopat berbaju merah itu?”
Tangan Jin Bochen bergetar. Kini, kesedihan yang ditahannya kembali membanjir, sementara kedua matanya juga menyala oleh kemarahan yang membara.
“Sepanjang hidupku Jin Bochen ini tak pernah punya penyesalan! Putriku pun orang yang baik hati, kenapa harus mati mengenaskan begini! Dia masih begitu muda, hampir menikah, malah membuatku yang beruban ini mengantar kepergiannya yang masih berambut hitam!”
Jin Bochen kembali terisak. Bagi pria paruh baya lima puluhan ini, kehilangan anak perempuan adalah pukulan dan kesedihan yang tak terkira. Sekarang ia tampak kurus kering seperti tulang terbungkus kulit. Adapun sang istri, sudah jatuh sakit total, sama sekali tak bisa menerima kenyataan ini.
“Maaf,” Xiao Yezi melanjutkan, “Saya tahu Anda sedang berduka, tapi kami benar-benar ingin tahu, mengapa Xinlian bisa tewas? Apakah ada petunjuk?”
“Bagaimana saya tahu!” Jin Bochen menangis tersedu-sedu, “Bagaimana mungkin saya tahu... Anak itu, mengapa, kenapa bisa...”
Di Kota X, Li Yin dan Ziye yang baru saja keluar dari permukiman segera menghentikan taksi dan naik ke dalamnya. Li Yin langsung menelepon Shangguan Mian yang segera mengangkat.
“Kamu di mana? Bandara?”
“Tidak bisa ke bandara. Sekarang kita sedang diburu hantu berbaju merah, tidak boleh naik pesawat!”
“Bagaimana kamu tahu? Hantu berbaju merah?”
“Pintu ruangan itu awalnya berwarna merah tua, jadi tubuh hantu menyatu dengan pintu sampai tidak kelihatan! Perlukah kujelaskan? Meski warna tidak jelas dalam gelap, warna yang sama pasti mudah menyatu!”
Penjelasan ini cukup masuk akal!
“Kota S adalah metropolis, lebih baik naik kereta api yang jadwalnya banyak. Aku belikan dua tiket, tapi paling lama tunggu sampai pukul sebelas!”
“Baik, terima kasih, Shangguan Mian!”
Setelah menutup telepon, Li Yin berkata pada sopir taksi: “Cepat! Ke stasiun!”
Li Yin yang seperti burung ketakutan ini terus memandang sekeliling. Ziye juga mengawasi jendela mobil tiba-tiba berteriak: “Ke... Ke Yinye di belakang!”
Li Yin langsung menoleh dan melihat Ke Yinye berlari kencang dari belakang!
“Sopir, berhenti!”
Li Yin segera menyuruh sopir menghentikan mobil, membuka pintu bus sambil berkata: "Cepat! Naik sekarang!"
Ke Yinye ternyata bisa selamat dari maut, hal ini membuatnya sangat lega. Bagaimanapun, sebagai ahli strategi, apartemen tidak bisa kehilangan sosok sepertinya. Sikapnya yang membiarkannya kabur tadi semata karena situasi memaksa, sama sekali bukan keinginannya.
Saat Yin Ye hanya berjarak dua tiga meter dari mobil, Li Yin yang tak sengaja melihat kaca spion taksi justru melihat sosok Hantu Perempuan Berbaju Merah berambut kusut dengan wajah samar sedang mengejar!
Itu bukan Yin Ye!
Li Yin langsung membanting pintu mobil sambil berteriak lantang: "Gas! Cepat jalan!"
Sopir tertegun sejenak, tapi segera menginjak gas. Li Yin sambil menyeka keringat langsung mengunci pintu!
Mobil akhirnya melaju!
Hampir saja!
Li Yin menarik napas lega. Barusan dia nyaris membuat kesalahan fatal!
Faktanya, Yin Ye saat ini masih belum keluar dari kompleks itu!
Jalanan benar-benar sepi tanpa kendaraan. Padahal belum sampai tengah malam pukul 00:00, dan ini wilayah pusat kota. Semua gedung di sekitar juga gelap tanpa lampu neon atau pencahayaan. Mana mungkin kota besar modern seperti X ini jadi begini? Padahal X termasuk kota metropolitan utama!
Keanehan seperti ini jika terjadi saat menjalankan misi darah masih bisa dimaklumi sebagai ulah apartemen. Tapi sekarang...
Ziye memandang Li Yin dengan tatapan bertanya: "Kenapa? Mengapa tidak biarkan Yin Ye naik?"
“Itu hantu!” Li Yin menunjuk ke kaca spion mobil. “Aku baru saja melihat dari sana, itu bukan Yin Ye, tapi hantu berbaju merah!”
Sopir taksi yang sedang fokus menyetir tiba-tiba kaget dan bertanya, “San, apakah pacarmu ini... ada masalah kejiwaan? Maaf, tapi ucapannya benar-benar...”
“Dia hanya bercanda,” jawab Ziye dengan tenang. “Mereka sedang ada sedikit kontradiksi, makanya dia berkata begitu.”
Sopir taksi itu mengangguk pelan setelah mendengarnya, tak tahu apakah dia percaya atau tidak.
Mobil itu berbelok melewati sebuah jalanan, area depannya tiba-tiba menjadi lebih luas dan pencahayaan mulai terang. Saat Li Yin menatap jalan di depan, tubuhnya tiba-tiba gemetar!
Di kaca depan mobil terpantul sosok hantu jahat berbaju merah dengan kepala terbelah dua yang duduk di kursi penumpang depan sebelah sopir!
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 23 Harapan Baru
“Hentikan mobil!”
Teriakan itu disusul gerakan Li Yin yang segera mengulurkan tangan untuk membuka pintu mobil, namun pintu baru saja terkunci dan tak bisa langsung terbuka!
Mata Li Yin nyaris melotot keluar, namun waktu terus berjalan. Pada detik itu juga, ia merasakan pandangan sampingnya perlahan tertutupi warna merah!
Ziye juga ikut membantu, namun mobil itu sama sekali tidak berhenti!
Di kursi kemudi saat ini, kepala sopir tertunduk, darah terus mengucur dari mata, hidung, dan mulutnya. Hanya mengeluarkan napas tanpa menariknya lagi. Setelah sopir taksi meninggal, mobil pun benar-benar tak terkendali, lalu menabrak toko yang sudah tutup di depannya dengan keras!
Li Yin akhirnya berhasil membuka pintu bus. Dia dan Ziye langsung melompat keluar mobil dan terhempas keras ke tanah! Untungnya tidak ada kendaraan lain yang lewat di sekitar, kalau tidak pasti sangat berbahaya! Taksi itu menabrak toko hingga menimbulkan dentuman menggelegar!
Tubuh Li Yin mengalami luka di beberapa bagian, terutama bahunya yang terasa sangat nyeri. Karena ini bukan misi darah, luka-luka ini tidak akan diobati meski sudah kembali ke apartemen. Ziye dalam kondisi sedikit lebih baik, tapi pipinya mengalami luka lecet parah dengan bekas luka jelas di pipi kiri.
Li Yin dan Ziye sama-sama susah payah berdiri. Untungnya kepala mereka tidak terbentur, kalau tidak mungkin langsung pingsan. Setiap bergerak, bahu dan kaki Li Yin langsung nyeri hebat. Darah di lututnya sudah mewarnai celana bagian bawah menjadi merah.
Dia berjalan beberapa langkah lalu terjatuh lagi. Ziye segera menyangga tubuhnya sambil menengok ke belakang, "Kita harus cepat pergi! Li Yin! Aku juga melihat di kaca spion tadi, kita tidak boleh berlama-lama di sini!"
Sementara itu, Shisan dan Xinlian akhirnya tiba di Kota X.
Dari stasiun kereta api, Shi San akhirnya menghela napas lega. Saat itu langit semakin gelap, dan dia belum menerima kontak dari Li Yin dan yang lainnya.
Dia mengambil ponselnya, berniat menghubungi Li Yin terlebih dahulu. Namun saat ditelepon, pihak penerima tidak mengangkat. Ini wajar, Li Yin sedang sibuk menyelamatkan diri, mana sempat menjawab telepon.
"Bagaimana bisa... Jangan-jangan Li Yin juga kena musibah?" Alis Shi San berkerut, sambil menggenggam tangan Xinlian lebih erat. Dalam kondisi sekarang, sedikit saja kecerobohan bisa berakibat fatal. Satu-satunya harapan sekarang adalah orang tuanya!
Dia hendak menelepon Ziye lagi, tiba-tiba ponselnya menunjukan panggilan masuk dari Ke Yinye!
Segera dia mengangkat telepon, buru-buru bertanya sebelum lawan bicara sempat membuka mulut: "Yin Ye, ada masalah apa?"
Hubungannya dengan Yin Ye memang lebih dekat. Setelah sekian lama, tentu ada ikatan emosional. Karena Yin Ye menelepon, berarti situasi aman, membuatnya sedikit tenang.
"Shi San!" Suara Yin Ye bergema dari ponsel: "Dengar baik-baik, kami sudah menemukan petunjuk... Kalian harus segera ke Kota S! Sekarang juga!"
Setelah Yin Ye membeberkan semua fakta, wajah Shi San mendadak pucat bagai mayat!
"Kau... kau... maksudmu ilmu santet?"
Meski telah mengalami banyak situasi hidup-mati yang menakutkan, kata "ilmu santet" tetap membuat bulu kuduknya berdiri! Sejak kecil orang tuanya selalu memperingatkan bahwa ilmu santet adalah sihir terkutuk, bahkan ayahnya Luo Xiu pernah menunjukkan ketakutan. Sepanjang hidupnya, hanya dua kali Shi San merasakan ketakutan dari ayahnya: pertama saat menyebut "ilmu santet", kedua ketika mengungkap keberadaan apartemen!
Dapat membuat ayah yang selalu tenang dan misterius itu begitu enggan membicarakan, tingkat bahayanya tentu tidak perlu dijelaskan lagi. Namun, Shisan juga menyadari bahwa orang tua benar-benar ingin menggunakan ilmu santet untuk menyelamatkannya. Hatinya dipenuhi kehangatan. Dia bersumpah, jika bisa bertahan hidup, akan berbakti sepenuh hati pada orang tua di sisa hidupnya. Apapun pandangan orang lain, orang tua tetaplah keluarganya sendiri, ikatan darah yang tak terpisahkan.
Setelah menutup telepon, dia segera membawa Xinlian kembali ke stasiun kereta api. Di loket tiket diketahui ada bus menuju Kota S yang berangkat pukul 00:00.
Sekarang, hanya bisa menunggu.
Setelah membeli tiket, mereka duduk di lobi stasiun. Dia mengeluarkan sebotol air mineral dan memberikannya pada Xinlian: "Minumlah dulu. Kau pasti lelah setelah perjalanan ini. Bertahanlah sebentar, sekarang kita harus mencari cara untuk menyelamatkan diri dengan ilmu santet..."
"Benarkah... ini bisa berhasil?" Tangan Xinlian masih gemetar saat menerima botol air.
"Aku juga tidak yakin, tapi jika orang tuaku mengatakan mungkin, maka pasti bisa. Tapi... siapakah 'arwah korban' itu? Sudahlah, selama bertahun-tahun aku tak pernah tahu apa yang sebenarnya dilakukan orang tuaku..."
Dengan memberi nama yang melambangkan ketidakberuntungan "Shisan", dulu dia mengira orang tuanya tidak peduli. Tapi ternyata mereka diam-diam telah berkorban untuknya.
Bagaimanapun juga, orang tua selalu siap mengorbankan segalanya untuk anaknya. Orang tuanya pun demikian.
“Orang tuamu juga selalu menyayangimu.” Xinlian sepertinya membaca pikiran Tiga Belas, melanjutkan: “Semua orang tua sama… Orang tuaku juga, sampai sekarang mereka bahkan tidak tahu bahwa aku masih hidup…”
Saat mengatakannya, sorot mata dan ekspresinya kembali muram.
“Sepanjang hidup ayah, hanya ada musik, ibu, dan aku. Dulu ibu memilih bersama ayah karena kagum pada bakat musiknya. Ketika ayah memutuskan keluar dari dunia musik dan beralih menjadi pengajar untuk mencetak bakat baru, banyak yang menyesalkan. Tapi bagi ayah, mengajar musik juga membawa kebahagiaan besar. Dia terlalu mencintai musik… Jadi ketika aku bilang di hadapannya bahwa aku suka musik, wajahnya benar-benar bersinar saat itu…”
Hati Tiga Belas terasa perih. Alasan awal dia jatuh cinta pada Xinlian adalah karena tak bisa melupakan bakat musiknya, terutama kemampuan pianonya yang hampir setara pianis profesional. Seperti ayahnya, Xinlian juga mencintai musik. Rencananya setelah menikah, dia ingin melanjutkan studi piano bahkan berencana tampil di luar negeri. Tiga Belas selalu mendukungnya. Tapi sekarang… Masih mungkinkah dia bertahan hidup dan terus memainkan piano?
“Aku melihatnya,” tiba-tiba Shisan berkata: “Hari itu kulihat, aku sedang menulis partitur musik di ruang perpustakaan. Meski tidak mengerti musik, namun melodi indah saat kau memainkan piano selalu tak terlupakan. Karena itulah, perlahan aku jatuh cinta padamu. Bagimu, musik memang nyawa kedua, bukan?”
“Ya,” Xinlian mengangguk, berkata: “Jika bisa bertahan hidup, pasti akan kubawakan lagu itu untukmu. Tentu bukan musik pop yang hanya memuja cinta, melainkan musik klasik.”
“Tak apa, asalkan lagu yang kau mainkan.” Senyum Shisan merekah, “Melodimu adalah penghiburan terbaik bagiku.”
“Baik… janji, kita bertahan hidup, lalu akan kubawakan musik karyaku untukmu...”
Bertahan hidup...
Tiga kata berat ini menekan dada Shisan. Demi hidup, dia telah menggunakan segala cara, bahkan kini dalam situasi nyaris mati, berjuang meraih secercah harapan.
Shisan hanya bisa menengadah, berdoa pada dewa yang mungkin ada atau tidak di alam semesta.
Semoga… harapannya tidak sia-sia. Biarkan dia dan Xinlian bertahan hidup, asalkan bisa hidup, asalkan bisa terus bernapas...
Li Yin dan Ziye akhirnya tiba di depan stasiun kereta. Transportasi terakhir yang mereka pilih adalah becak. Setelah tiba, mereka masuk ke lobi stasiun dan segera melihat Shangguan Mian.
Melihat kehadirannya, Li Yin akhirnya menunjukkan sedikit ekspresi lega, rasa sakit di bahunya pun mulai mereda. Sepanjang perjalanan ini, situasi selalu penuh bahaya, namun sekarang setidaknya ada secercah harapan sementara.
Namun, apakah orang yang disebut Arwah Korban itu masih hidup atau sudah mati sekarang? Apa yang sebenarnya terjadi antara orang ini dengan orang tua Luo Shisan setelahnya?
Bagaimanapun juga, kita harus menemukan cara memanfaatkan racun magis gu itu untuk memperoleh tanda kehidupan! Dengan begitu, baik hantu berbaju merah maupun roh jahat di gudang mungkin bisa disingkirkan sekaligus! Mengenai kemungkinan penggunaannya untuk misi darah di masa depan, Li Yin sama sekali tidak berharap. Untuk saat ini, setidaknya kita harus mengembalikan apartemen ke kondisi normal seperti dulu. Apalagi sekarang kita memiliki kartu as berupa lukisan ramalan Kamya Sayoko, bertahan hidup sampai menyelesaikan 10 misi darah tetap memiliki kemungkinan.
Mendekati Shangguan Mian, Li Yin tersenyum paksa: "Akhirnya kita sampai. Sekarang..."
"Terluka?" Shangguan Mian menatap keduanya, "Cari tempat duduk. Kita akan merawat luka sambil menunggu kereta."
Tiba-tiba tangannya menyentuh bahu Li Yin: "Kenapa kamu terus memegangi bahumu?"
"Sepertinya sendinya terkilir," sebagai orang yang pernah belajar kedokteran, Li Yin mudah mengenali gejalanya, "Tidak apa, sekarang..."
Namun tiba-tiba Shangguan Mian mencengkeram lengan Li Yin. Suara retakan jelas terdengar. Sakit yang menusuk langsung menyergap, tapi Li Yin mengatupkan gigi tanpa bersuara.
“Sudah kusambungkan.” Shangguan Mian berkata tanpa perubahan ekspresi: “Yang lain? Tidak ada yang berhasil kabur?”
“Yin Ye pernah menghubungiku sekali, bilang dia sudah telepon Luo Shisan. Selain itu ada Mo Shuitong, Sun Qingzhu, dan Hong Sang-woo yang juga kontak. Selain mereka, semua sudah mati.”
Dari 17 penghuni, 10 orang langsung tewas!
Misi darah biasa pun tidak memiliki tingkat kematian setinggi ini!
“Hantu berbaju merah mengincar kita, mungkin ini hal baik.” Li Yin tiba-tiba menunjukkan kilatan tajam di matanya, “Ini artinya kita mungkin benar-benar punya kemampuan melawan hantu, makanya mereka menyerang. Setidaknya masih masuk akal kalau menarget Jin Xinlian, karena hantu menganggapnya sebagai Yi Qingshui yang membunuh mereka. Tapi kita berbeda, tidak ada permusuhan, berarti...”
“Semoga begitu.” Shangguan Mian tidak menunjukkan kecemasan, hanya berkomentar datar.
Akhirnya kereta datang. Kebetulan, kedua kereta dari arah berlawanan datang sekitar tengah malam pukul 00:00, tapi di stasiun berbeda. Yin Ye akhirnya bertemu dengan Sun Qingzhu dkk dan naik kereta berikutnya. Ketiga kelompok bergantian berjaga, harus menghemat energi dengan tidur sebentar, kalau tidak stamina tidak bisa pulih.
Mampukah mereka menemukan harapan baru di Kota S?
Bersamaan dengan berlalunya tengah malam pukul 00:00, bulan September tiba. Artinya, roh jahat gudang kembali mendapat kuota 10 pembunuhan penghuni!
## Jilid Kedua Puluh Tujuh Jumat Merah Bab Kedua Puluh Empat Tengkorak
"Alamat yang ditemukan Shangguan Mian melalui pelacakan IP telah dikirim ke semua penghuni. Bahkan beberapa penghuni yang masih berada di Kota K juga mulai bersiap berangkat ke Kota S."
"Sekarang, semua orang menggantungkan harapan pada apa yang disebut 'guna-guna'. Termasuk di dalamnya banyak ahli strategi baru."
"Xu Tao juga memutuskan untuk pergi ke Kota S."
"Saat menerima telepon dari Li Yin, dia sedang berada di rumahnya sendiri."
"'Mengerti, saya akan datang ke Kota S.'"
"Setelah menutup telepon, sorot matanya terkumpul menjadi niat membunuh yang pekat."
"'Ada apa, A Tao?'"
"Kakak perempuan Xu Tao yang sedang duduk di hadapannya melihat ekspresi wajahnya yang serius."
"'Maaf, Kak, aku harus segera pergi.' Xu Tao berdiri sambil berkata, 'Jaga baik-baik orang tua.'"
"'A Tao... Kau mau ke mana?'"
"'Aku akan kembali, Kak.' Senyuman hangat mulai muncul di wajah Xu Tao sementara niat membunuh di matanya berangsur memudar. 'Jaga dirimu, Kak. Aku pasti akan kembali!'"
"'Hati-hati... A Tao.' Kakaknya memegang amplop sambil menatap adik laki-lakinya, 'Jangan sampai terjadi apa-apa.'"
"Setelah meninggalkan rumah, hati Xu Tao kini dipenuhi niat membunuh yang mendidih. Sejak memasuki apartemen, dia terus menyusun rencananya sendiri. Sekarang, dia sama sekali tidak ingin mati sebelum rencananya selesai!"
"'Masih ada enam orang... Tidak, setidaknya masih ada enam orang. Aku tidak boleh mati sebelum menemukan mereka semua!'"
Segera, Xu Tao menghubungi beberapa orang kepercayaannya dari Sekte Matahari Suci yang dulu, berkumpul di stasiun kereta api. Dengan faktor tambahan hantu berbaju merah yang telah terbukti juga bisa membunuh, tentu tidak ada yang memilih naik pesawat lagi.
Hantu berbaju merah bisa membunuh. Apakah ini bukan misi darah sama sekali? Atau karena ini misi darah khusus sehingga tidak ada pembatasan? Atau...
Apakah hantu berbaju merah itu sendiri merupakan bagian dari misi darah?
Xu Tao memiliki banyak hipotesis, tapi tak satu pun berhasil diwujudkan. Dalam perjalanan mengemudi ke stasiun, hanya ada satu pikiran di hatinya: bertahan hidup!
Sekitar pukul tiga pagi, yang pertama tiba di Kota S adalah Shi San dan Xinlian. Menurut alamat yang didapat, mereka harus segera menuju ke sana!
Arwah... Siapakah orang bernama Arwah ini?
Dalam ingatannya, orang tua nya tidak memiliki saudara atau teman dekat, dan mereka tidak pernah membicarakannya. Bahkan jika ditanya, mereka tidak pernah menjawab langsung. Bertahun-tahun lamanya, dia sama sekali tidak tahu bahwa orang tuanya memiliki teman sehidup semati seperti ini. Terutama saat Li Yin menyebutkan bahwa orang ini akan melakukan apapun untuk urusan orang tuanya. Kedengarannya hubungan mereka sangat erat.
Di dalam hati, dia sangat ingin bertemu dengan orang ini.
Tapi Arwah dan orang tuanya berjanji bertemu sebulan yang lalu, bagaimana keadaan mereka sekarang? Apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah orang tuanya sudah...
Mengingat orang tuanya tidak pernah menghubunginya lagi sejak saat itu, hatinya seperti diremas oleh rasa sakit.
“Sejak kecil, orang tua yang selalu ia musuhi dalam hatinya, kini justru membuatnya merasa sangat menyesal.”
“Saat ini sudah tengah malam, jalanan hampir tidak terlihat sopir taksi. Dari stasiun kereta api, berjalan kaki ke sana minimal membutuhkan waktu dua jam, apalagi jika lancar. Hanya melihat peta saja sudah cukup merepotkan.”
“Akhirnya, mereka berhasil menemukan taksi kosong dan buru-buru naik.”
“Tidak lama kemudian, mereka tiba di Distrik Haijin pusat Kota S. Sejujurnya, selama perjalanan Shisan dan Xinlian selalu waspada, terus memantau kaca spion depan dan belakang, tapi tidak terjadi sesuatu apapun.”
“Namun saat melewati suatu ruas jalan, tiba-tiba terdengar suara mesin pemadat tanah. Ternyata ada tim konstruksi yang bekerja di jalan pada tengah malam. Karena hal ini, mobil tidak bisa melanjutkan perjalanan.”
“Sudahlah, memutar jalan akan memakan waktu lama. Lagipula sudah dekat.” Shisan mengeluarkan kartu transportasi apartemen berisi saldo tak terbatas dan memberikannya ke sopir.
“Setelah turun, mereka berjalan menyusuri jalan sepi menuju tujuan —— No.34 Ruichen Street.”
“Ini adalah jalan yang sangat sepi. Semua toko di sekitarnya sudah tutup, lampu jalan di kedua sisi redup. Sesekali terlihat pepohonan, sementara beberapa dinding penuh coretan tak karuan.”
“Semakin masuk ke dalam, lingkungan sekitar semakin gelap dan sempit. Shisan saat ini sangat tegang, keringat mulai membasahi dahinya. Tapi ia tahu tidak boleh panik, bagaimanapun juga ia harus melindungi Xinlian!”
“Dia harus melindunginya dengan cara apapun!”
"Ikuti aku, Xinlian." Shisan menekan ketakutan di hatinya, berkata: "Selama aku masih hidup, aku pasti akan melindungimu dengan sepenuh hati!"
Meski mengucapkan kalimat ini, hatinya sendiri sebenarnya ciut. Tapi bagaimanapun, dia tidak boleh menunjukkan sisi pengecut di depan wanita yang dicintainya!
Akhirnya, mereka tiba di tujuan.
Berdasarkan alamat yang dilacak melalui IP, di depan mata adalah rumah arwah korban. Sebuah bangunan yang agak kumuh dengan dua lantai. Shisan mendekat, menyorotkan ponsel ke papan nama pintu untuk memastikan nomor 34.
Jalan Ruishen Nomor 34. Jika alamat IP yang ditentukan Shangguan Mian tidak salah, maka inilah tempatnya. Arwah yang selama ini berkomunikasi dengan orang tuanya di internet - inilah rumahnya!
Apa yang terjadi sebulan yang lalu? Siapa sebenarnya yang masih hidup dan yang sudah mati antara dia dengan orang tuanya?
Dia mengulurkan tangan, mengetuk pintu. Namun, pintu itu terbuka dengan sendirinya.
Hal ini membuatnya terkejut. Segera dia membuka pintu lebar-lebar, melihat ke dalam ruang tamu yang sangat berantakan. Tangannya meraba-raba mencari saklar lampu, tapi tidak berhasil menyalakannya.
Dengan terpaksa, dia mengeluarkan senter dan bersama Xinlian memasuki rumah tua ini. Entah apakah ada penghuni lain yang lebih dulu datang, tapi melihat belum ada kontak dari pihak lain, mungkin dialah yang pertama tiba.
"Ada orang di sini?" Teriaknya keras: "Permisi, ada orang di sini? Saya mencari... mencari Tuan Arwah Korban! Saya anak laki-laki dari Luo Xiu dan Han Jin!"
Teriakannya tak mendapat jawaban sama sekali.
Dia melanjutkan penjelajahan, menyusuri ruang tamu menuju satu demi satu ruangan. Jika rumah ini sudah kosong, maka petunjuk mungkin akan terputus lagi.
Padahal harapan baru saja muncul!
Ruangan satu per satu terbuka, semuanya kosong tidak berpenghuni. Ini membuat hati Tiga Belas semakin diliputi keputusasaan.
Selanjutnya, dia pergi ke lantai atas ditemani Xinlian. Jika pencarian di lantai atas ini tetap tidak membuahkan hasil, maka akhirnya tidak akan ada cara lagi.
Namun setelah naik, Tiga Belas langsung menuju ruangan terdekat dari tangga, lalu membuka pintunya.
Saat pintu terbuka, pandangan Tiga Belas langsung dipenuhi ekspresi menakutkan!
Di tengah ruangan terdapat meja bundar, di kedua sisinya duduk dua tengkorak! Dari pakaiannya, tengkorak-tengkorak ini tampaknya seorang pria dan wanita. Kedua tengkorak itu saling menggenggam tangan dengan kepala yang bersentuhan. Seluruh ruangan dipenuhi benang yang mengikat tubuh kedua tengkorak, mencegahnya jatuh ke lantai.
Tiga Belas terdiam membeku. Melihat pemandangan ini, wajah Xinlian pun menjadi pucat pasi!
Tapi ini bukan saatnya untuk takut. Tiga Belas mengeratkan gigi dan perlahan mendekati kedua tengkorak. Tiba-tiba dia melihat pedang darah tergenggam di tangan yang saling terkait!
Persis sama dengan pedang darah yang dikirimkan ibunya!
"Mungkinkah..."
Ini ayah dan ibu?
Tapi dia segera menggeleng. Mustahil, bagaimana mungkin orang tuanya berubah menjadi tengkorak hanya dalam satu bulan? Pasti bukan mereka.
Meski sadar kejadian yang dialaminya melampaui akal sehat, dia tetap berusaha mencari sisi positif.
"Pedang Darah" itu, awalnya Shisan mengira itu adalah alat untuk menebar racun gu. Tapi faktanya, setelah mendapatkan pedang darah, dia tak pernah berhasil menebar racun. Namun selama membawa pedang itu, dia tak pernah diserang hantu. Bahkan di kereta api, hanya tangannya yang dicengkeram tanpa cedera berarti.
"Mungkinkah... darah dari kedua pedang darah ini berasal dari sumber yang sama?"
Dia teringat buku harian yang ditinggalkan Yi Qingshui. Menggunakan hantu galak untuk menumbuhkan racun gu, apakah darah di pedang ini berasal dari hantu galak yang dipelihara oleh racun gu itu, sehingga melindunginya dari bahaya?
Sama seperti... tengkorak di depannya ini?
Tapi apa hubungannya dengan tengkorak ini?
Pedang darah itu tertancap di meja. Tanpa sadar, tangan Shisan meraihnya. Saat jarinya tak sengaja menyentuh jari tengkorak, tiba-tiba otaknya dihantam pemandangan mengerikan!
Itu adalah... lautan darah!
Di dalam gua seram, puluhan jenazah terbungkus benang tergantung tinggi membentuk lingkaran. Benang-benang itu menyambungkan jenazah-jenazah dengan... tengkorak di pusat lingkaran.
Lama kelamaan, benang-benang itu mulai mengeluarkan warna merah darah yang membuat merinding!
Setelah keluar dari bayangan itu, mata Shisan dipenuhi kengerian yang luar biasa.
Apakah... Yi Qingshui membunuh banyak orang juga untuk tujuan yang sama? Apakah dia membunuh begitu banyak pemuda dan gadis, mengubah mereka menjadi hantu galak untuk menumbuhkan racun gu, semata-mata untuk... ilmu santet?
“Orang tua, melakukan hal yang sama dengan Yi Qingshui? Tapi mengapa melakukan itu? Mengapa melakukan hal kejam seperti itu?”
Pandangannya perlahan beralih dari pedang darah itu, mendengar teriakan Xinlian!
Lalu, dia melihat tengkorak dua kerangka itu ternyata menatap lurus ke arahnya!
Dia segera menggenggam tangan Xinlian, berlari keluar ruangan! Saat menuruni tangga, pemandangan mengerikan dalam gua itu masih tak bisa dilupakannya.
Tengkorak yang dililit benang tak terhitung... darah yang menggenang...
Menggunakan hantu galak untuk menumbuhkan gu...
Santet...
Dua kerangka itu adalah perantara yang terhubung dengan gu tersebut, bagian dari ritual santet jahat ini!
Saat berlari keluar ruangan, dia berkata pada Xinlian di belakangnya: “Aku tahu! Lokasi gua itu! Di Kota X!”
“Kota X? Bagian mana di Kota X?” Ekspresi Xinlian berbinar, langsung bertanya: “Lagi pula, maksudmu gua apa?”
“Aku pernah ke gua itu... Semuanya kembali kuingat...”
Dalam ingatan Shisan, terbayang tahun saat berusia sepuluh tahun. Waktu itu secara tak sengaja, karena terlalu penasaran dengan aktivitas orang tua, dia mengikuti mereka ke suatu tempat.
Jika itu tempat yang sama... mungkin masih ada waktu!
Lokasi ritual santet jahat itu!
## Jilid 27 Jumat Merah Bab 25 Yeh Yanshan
Peristiwa itu terjadi saat berusia sepuluh tahun.
"Selama ini, terhadap orang tua yang bertindak misterius, Shisan selalu memiliki rasa ingin tahu yang cukup kuat. Dia sangat ingin tahu, apa yang sebenarnya dilakukan orang tuanya selama ini."
"Jadi, hari itu, dia bersembunyi di bagasi mobil orang tuanya, lalu tiba di tempat itu."
"Tempat itu berada di perbatasan Kota K dan Kota S, sebuah gunung bernama Gunung Yeh Yan. Karena jarang dikunjungi orang, tempat ini sangat terpencil. Saat mobil orang tuanya mendekati area ini, hatinya dipenuhi pertanyaan. Saat itu dia sama sekali tidak mengerti mengapa harus datang ke sini. Tapi sekarang, dia sudah paham."
"Namun saat itu hanya kedua orang tuanya, tidak ada orang lain di sekitarnya. Siapakah sebenarnya orang yang disebut Arwah Korban itu, masih menjadi misteri."
"Gunung Yeh Yan!" Shisan kini benar-benar teringat: "Gua itu adalah gua di Gunung Yeh Yan! Di sanalah tempatnya!"
"Sekarang akhirnya ada petunjuk penting ini, membuat Shisan sangat bersemangat. Meski sampai saat ini masih belum menemukan orang tua dan orang bernama Arwah Korban itu, tapi setidaknya sudah diketahui..."
"Harus bagaimana?" Tiba-tiba Xinlian memikirkan suatu masalah, "Tanpa orang tuamu dan orang bernama Arwah Korban itu, bagaimana cara kita membuat hantu yang terus mengikuti kita ini..."
"Baju merah..." dia berkata tenang: "Baju-baju merah itu! Baju merah yang Yi Qingshui kenakan pada mayat! Baju merah itu digunakan untuk menumbuhkan gu, melekatkan mantra kutukan korban! Dengan memberikan ilmu santet pada baju merah itu, kita bisa memaksa hantu-hantu itu jatuh ke dunia kematian!"
"Artinya, kita membutuhkan semua baju merah! Pakaian-palakaian itu semuanya disimpan sebagai bukti penting di kantor polisi. Tapi tidak masalah, dengan keberadaan Shangguan Mian dan bahkan Jin Feng yang menjadi mata-mata di dalam, pasti bisa dilakukan."
"Tapi, Shangguan Mian sekarang sedang dalam perjalanan ke Kota S! Dia harus segera kembali ke Kota K untuk mengambil baju-baju merah itu! Menurunkan gu pada baju-baju itu adalah satu-satunya tanda kehidupan!"
"Karena itu, dia segera menelepon Shangguan Mian. Lagi pula, hanya Shangguan Mian yang mampu menerobos kantor polisi dan mengambil barang-barang dari ruang penyimpanan bukti."
"Saat ini, Shangguan Mian, Li Yin, dan Ziye sedang berada di kereta api. Dia sedang menutup mata untuk beristirahat, terlihat seperti tertidur. Tiba-tiba dering ponsel berbunyi."
"Shangguan Mian langsung membuka matanya, mengambil ponsel dan mengangkat telepon."
"Halo, Shangguan Mian? Kami sudah sampai di Kota S! Bisakah kamu pergi ke Kota K untuk membantuku..."
"Setelah Shisan menjelaskan seluruh kronologi kejadian, Shangguan Mian berkata dingin: 'Kamu yakin ini bisa berhasil?'"
"'Ya, pasti berhasil!'"
"'Mengapa? Bukannya kamu juga tidak mengerti soal gu?'"
"'Tidak, aku masih tahu beberapa hal. Baju-baju merah itu kuncinya! Hanya dengan menurunkan gu melalui baju merah kita bisa selamat! Orang tuaku pasti juga bermaksud begitu... Tapi sepertinya mereka gagal.'"
"'Aku mengerti. Kalau begitu aku akan mengambilnya. Tapi jika kamu berbohong, konsekuensinya tidak perlu dijelaskan lagi.' Suara Shangguan Mian membeku: 'Lalu, tentang situasi apartemen sekarang, adakah cara menyelesaikannya?'"
"'Gu harus dilakukan pada objek spesifik dengan mantra. Jadi...'"
"Setelah mendengar semuanya," Shangguan Mian tidak mengatakan apa-apa lagi, memutuskan panggilan telepon, lalu membuka pintu kereta api dan berkata: "Aku akan kembali ke Kota K. Kalian tidak perlu ikut, datang pun tidak bisa membantu."
Usai bicara, dia segera melompat dari kereta api, tubuhnya berubah menjadi bayangan kabur yang melesat ke arah berlawanan!
"Kota K..." Li Yin juga mendengar suara Luo Shisan dengan jelas. Apakah dengan mendapatkan jubah merah, mereka bisa membalikkan ilmu santet?
"Kita akan berhasil," Ziye menatap Shangguan Mian yang mulai menghilang di balik jendela bus, berkata: "Sekarang saatnya kita melawan!" Kabar terbaru ini segera menyebar di antara para penghuni, banyak yang mulai bergegas ke Gunung Yeh. Namun yang terpenting adalah jubah merah yang saat ini disimpan di kantor polisi!
Kasus ini ditangani langsung oleh Markas Besar Polisi Kota K, bisa dibilang berbahaya seperti sarang harimau. Tanpa Shangguan Mian, mustahil mencuri barang dari ruang penyimpanan bukti. Terutama jubah-jubah merah itu yang merupakan barang bukti krusial.
Meski sudah larut malam, Markas Besar Polisi tetap dijaga oleh banyak polisi.
Lagipula, dia sama sekali tidak perlu menyusup diam-diam. Bisa langsung merebut dengan paksa.
"Dentuman!"
Ledakan dahsyat di luar markas polisi melontarkan puluhan mobil di area parkir, disusul tiga ledakan lagi. Banyak polisi berhamburan keluar gedung menyaksikan pemandangan mengerikan ini.
Siapa sangka ada yang berani menyerang markas polisi langsung dengan bom?
Di tengah kekacauan, Shangguan Mian langsung menuju ke ruang penyimpanan bukti. Kasus ini menjadi prioritas utama Kota K, sehingga penyimpanan bukti sangat ketat dengan sistem kunci elektronik yang membutuhkan verifikasi sidik jari dan otorisasi tertentu. Bahkan pengajuan permohonan resmi pun tidak bisa membawa barang bukti keluar, apalagi puluhan jubah merah itu. Pasca insiden perampokan kantor polisi untuk menculik Kapten Jin Feng, tingkat kewaspadaan sudah dinaikkan maksimal. Bahkan Jin Feng sendiri sudah tidak memiliki akses ke ruang bukti - hanya Kepala Departemen Keamanan Publik yang berwenang masuk.
Saat itu, Shangguan Mian melesat bagai ilusi di sepanjang koridor. Begitu tiba di lantai lima lokasi ruang bukti, tiga polisi tiba-tiba muncul di mulut tangga. Mereka langsung menghunus pistol, tapi sebelum sempat menarik pelatuk, kesadaran mereka sudah hilang!
Shangguan Mian terus bergerak mendekati ruang bukti. Sesampainya di depan pintu berkunci elektronik, dengan dingin ia melepas pukulan. Pintu baja itu penyok parah di bagian tengah sebelum terlempar ke dalam ruangan. Alarm meraung kencang, tapi langsung hancur diinjaknya. Tanpa peduli sekitar, ia masuk dengan angkuh.
Tak butuh waktu lama, ia menemukan deretan jubah merah dalam plastik pelindung di lemari pajangan bukti. Satu per satu jubah itu direnggutnya dan dimasukkan ke dalam tas. Dalam sekejap, semua jubah merah sudah berpindah ke dalam tasnya.
"Kemudian, dia berjalan secepat meteor keluar, mendekati jendela, menginjakkan satu kaki di atasnya, lalu seluruh tubuhnya tiba-tiba muncul di atap gedung pencakar langit yang lain!"
Semuanya berjalan sangat lancar.
Selanjutnya tinggal mengirim jubah merah ke Gunung Yeh Yen.
Gunung Yeh Yen terletak di perbatasan Kota K dan Kota S, sebuah gunung tandus. Bisa dikatakan lebih sunyi dibanding gunung mana pun yang pernah menjadi lokasi misi darah penghuni apartemen sebelumnya.
Tentu perjalanan dari Kota S ke sini membutuhkan waktu. Pada pukul 4:30 dini hari ini, yang pertama tiba justru Xu Tao.
Mobil Xu Tao berhenti di kaki gunung tandus ini.
"Di sinikah? Gunung Yeh Yen..."
Dia telah menerima SMS broadcast dari Luo Shisan sehingga mengetahui hal ini, lalu memutar arah mobil ke sini. Meski datang sendirian, tanpa rasa takut sedikit pun dia segera membuka pintu mobil dan turun. Tiba-tiba, dia melihat mobil lain mendekat dari belakang.
"Ternyata... kau?"
Setelah mobil berhenti, pintu terbuka dan turun seorang pria berbaju hitam. Rambutnya sangat rapi, namun matanya seperti harimau yang siap menerkam mangsa kapan saja. Selama di apartemen, pakaiannya tak pernah berganti dari setelan hitam ini.
"Yuan Yin!"
Xu Tao menyebut nama pria itu, salah satu dari tujuh ahli strategi pemula terbaru di apartemen.
Dibandingkan Lin Chu dan Sun Qingzhu, Yuan Yin jauh lebih rendah profil. Namun, tak seorang pun meremehkannya. Meski termasuk penghuni baru, kesehatan mental dan wawasan pria ini jauh melampaui penghuni biasa.
Dari mobil turun seorang lagi, seorang ahli strategi pemula bernama Bai Wenqing.
Pria ini juga termasuk dalam tujuh ahli strategi pemula terkemuka di apartemen. Sama seperti Yuan Yin, ia cenderung menyembunyikan kemampuannya.
Saat ini ia menengadahkan kepala memandang Gunung Yeh Yan di bawah langit malam. Tanpa kehadiran Luo Shisan, sulit mencari gua itu. Selain itu, jubah merah juga diperlukan.
Tiga pria ini pun berkumpul bersama.
"Kalian cepat sekali datangnya," Xu Tao menyalakan rokok sambil berkata, "Baguslah, bersama-sama kita bisa saling jaga. Hidup atau mati kali ini bergantung pada kebenaran perkataan Luo Shisan."
Yuan Yin tetap diam. Namun Bai Wenqing membuka suara: "Menurutmu, apa yang terjadi pada orang tua Luo Shisan dan arwah itu?"
"Mana mungkin aku tahu." Xu Tao menghirup asap rokok dalam-dalam, "Kita hanya bisa berasumsi..."
"Mungkin mereka sudah mati."
Tiba-tiba Yuan Yin yang pendiam itu menyela.
Kalimat itu membuat ketiganya tercekat.
Jika Luo Xiu, Han Jin, dan arwah itu benar-benar tewas, bukankah itu berarti mereka juga dalam bahaya yang sama? Ini bukan misi darah yang memiliki aturan baku, jadi segalanya tak terduga.
"Mungkin... kita hanya bisa berdoa."
Apa itu tujuh ahli strategi pemula, Bai Wenqing sangat paham, itu hanyalah karena para penghuni sudah terjebak dalam situasi genting, sehingga berharap setiap orang di sekitar bisa menjadi juru selamat. Sebenarnya, gelar ahli strategi yang disebut-sebut ini mengandung banyak kepalsuan, jauh kalah dibanding Li Yin dan lainnya. Sebenarnya, jika setiap orang bisa tenang, bekerja sama, bukan tidak ada harapan. Kebijaksanaan kolektif itu tak terbatas, seperti pepatah "tiga tukang sepatu bisa mengalahkan Zhuge Liang". Sayangnya, tak seorang pun menyadari hal ini karena mereka sudah terbiasa bergantung pada ahli strategi untuk memecahkan misi darah.
Jika bisa lolos dari bencana ini, masih ada harapan untuk hidup dan meninggalkan apartemen. Tapi jika gagal, benar-benar tidak akan bisa bangkit lagi.
Namun, Xu Tao sama sekali berbeda. Dia sama sekali tidak keberatan apakah bisa keluar dari apartemen dalam keadaan hidup, tidak... baginya, mungkin lebih baik tidak bisa keluar hidup-hidup.
Masih ada enam orang...
Tapi, jumlah yang harus dibunuh tidak hanya enam.
Di hati Xu Tao tersimpan kebencian dan niat jahat yang sangat kuat.
Aku tidak keberatan. Mati, ya sudah. Tapi sekarang, aku tidak boleh mati. Sebelum semua orang yang pantas dibunuh mati, aku jelas-jelas tidak boleh mati. Untuk itu, mengorbankan siapa pun tidak masalah, mengorbankan nyawa sendiri pun tidak masalah...
Aku akan menelan semua orang... Bahkan jika diriku sendiri ikut tertelan, aku tidak akan berhenti...
## Jilid Dua Puluh Tujuh Jumat Merah BAB Dua Puluh Enam Kedalaman Gua...
Saat itu, Shi San dan Xinlian juga bergegas menuju Gunung Yeh Yan tanpa jeda.
Karena perjalanan terburu-buru, Xinlian baru mulai bertanya setelah naik bus: "Jelaskan detail padaku, Shi San, apa sebenarnya yang kamu lihat saat kecil dulu?"
Shi San mengepal kedua tangannya erat, menarik napas dalam dan berkata: "Baik, akan kuceritakan secara detail. Yang kulihat... semuanya."
Meski terjadi lebih dari sepuluh tahun lalu, ingatan itu masih jelas terpampang di benak Shi San. Itulah akar penyebab puncak kebenciannya terhadap ayahnya di kemudian hari. Hanya saja, baru sekarang ia tahu bahwa yang dilihatnya waktu itu adalah ilmu hitam yang disebut "jiangtou".
Banyak cerita rakyat tentang ilmu hitam ini tidak perlu disebutkan, tapi yang disaksikannya melampaui imajinasi.
Sejujurnya, ia bahkan meragukan apakah orang tuanya benar-benar tidak menyadari kehadirannya. Tapi ia jelas ingat, saat itu wajah kedua orang tuanya pucat sekali, terutama ayahnya Luo Xiu yang biasanya tenang bagai gunung - kali ini keringat dingin membasahi dahinya. Sang ibu lebih parah, sepanjang jalan harus ditopang suaminya, langkahnya goyah.
Gunung Yeh Yan terletak di daerah terpencil dengan bebatuan liar dan semak belukar tinggi, menyediakan banyak tempat persembunyian. Shi San yang masih anak-anak waktu itu bersembunyi di antara rumput setinggi pinggang orang dewasa, membuatnya mudah mengikuti mereka. Saat itulah ia mendengar percakapan orang tuanya.
“Harus dilakukan begitu, kan?” Yang berbicara adalah ibu, “Tapi kalau begini, sedikit saja ceroboh, kita akan terkena kutukan… Mungkin nyawa kita akan…”
“Bagaimana mungkin aku tidak tahu hal itu!” Sorot mata ayah Luo Xiu berkilat kejam, berkata: “Tapi ini harus dilakukan. Hari ini adalah hari terakhir. Asalkan berhasil, semuanya akan berakhir.”
“Aku… aku sangat takut…” Ibu menunjukkan ekspresi ketakutan yang luar biasa, “Ingat, kemungkinan kita bertahan hidup mungkin kurang dari tiga puluh persen.”
“Harus dilakukan. Kita tidak punya pilihan. Ayo, pergi ke Gunung Yeh Yan.”
Namun hingga hari ini, Shisan masih belum mengerti maksud ucapan ayah Luo Xiu tentang "tidak punya pilihan". Dia, yang mengikuti orang tuanya menyusuri jalan gunung terjal, akhirnya tiba di Gunung Yeh Yan.
Gunung ini sama sekali tidak sesuai dengan nama puitisnya. Di mana-mana hanya ada semak belukar dan tumpukan batu. Karena jaraknya yang sangat jauh dari area perkotaan dan sama sekali tak berpenghuni, hampir tak ada orang yang datang sepanjang tahun. Sungguh aneh gunung gersang ini memiliki nama seindah itu. Meski Kota K sudah merencanakan penghijauan di pinggiran kota sejak puluhan tahun lalu, area ini yang sudah dekat dengan wilayah Kota S tetap tidak masuk dalam rencana pembangunan.
Bisa dikatakan, jika ada orang yang mati di gunung ini, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, belum tentu akan ditemukan. Jika ingin melakukan transaksi ilegal atau menyimpan narkoba di sini, tempat ini tentu paling cocok. Awalnya karena 13 bersembunyi di bagasi mobil, dia tidak tahu lokasi ini. Namun setelah mendengar perkataan Ayah, barulah tahu ini berada di Gunung Yeh Yan. Meski masih kecil saat itu, dia menguasai denah lokasi kota-kota sekitarnya dengan baik. Karena itu hatinya mulai cemas - jangan-jangan orang tua memilih tempat terpencil ini untuk melakukan sesuatu?
Rasa ingin tahu yang membara semakin mendorong 13 untuk mengetahui apa sebenarnya yang akan dilakukan orang tuanya di Gunung Yeh Yan!
Setelah mengejar cukup lama, akhirnya tiba di depan sebuah gua dekat puncak Gunung Yeh Yan. Pendakian yang memakan waktu sekitar tiga jam ini membuat 13 kehabisan napas. Saat itu langit sudah gelap gulita. Lokasi ini memang sudah dekat dengan puncak gunung. Meski Gunung Yeh Yan adalah gunung sepi, ketinggiannya cukup signifikan. Karena kondisi jalan setapak yang sangat tidak rata, mereka terpaksa berjalan kaki.
Kegelapan membuat proses pengejaran semakin sulit. 13 nyaris kehilangan jejak beberapa kali sebelum akhirnya bisa mengikuti sampai akhir. Dalam kegelapan pekat ini, seandainya orang tuanya tidak ada di depan, 13 pasti sudah dilanda rasa takut yang luar biasa. Meski begitu, bulu kuduknya tetap berdiri. Tidak heran - lokasi ini benar-benar terpencil, dalam radius lima kilometer sama sekali tidak ada penghuni.
Di depan, di bawah tebing gunung, terdapat sebuah pintu masuk gua yang sangat sempit. Orang tua, setelah menyalakan senter, memasuki gua tersebut.
Namun, karena khawatir ketahuan orang tua, dia masuk setidaknya dua menit setelah mereka masuk. Bagaimanapun juga gua terlalu sempit, kemungkinan ketahuan akan terlalu tinggi jika langsung mengikuti.
Saat ini, rasa ingin tahunya tentang tujuan orang tua memasuki Gunung Yeh Yan semakin menguat, tapi diikuti oleh kecemasan yang sangat mendalam.
Setelah masuk, barulah dia menyadari bagian dalam gua mulai melebar. Tapi semakin dalam, sekeliling semakin gelap. Saat itu Shi San baru berusia 10 tahun, sama sekali tidak punya ponsel, dan tentu tidak membawa senter sebelumnya. Dalam gelap gulita, dia segera tersesat.
Setelah tersesat, dia hendak berteriak memanggil orang tua untuk meminta mereka mengantarnya keluar, tapi...
Tiba-tiba dia mendengar teriakan. Suara yang begitu mengerikan, seolah berasal dari seseorang yang sedang dipotong-potong tubuhnya! Lalu, teriakan lain dengan suara yang sama sekali berbeda. Kemudian teriakan baru lagi. Di antara itu, terdengar tangisan dan rintihan. Berbagai suara bergema di seluruh gua, suara bagaikan dari neraka ini membuat Shi San diliputi ketakutan tak terhingga!
Dan, teriakan-teriakan itu, dia merasa seolah-olah berasal tepat di hadapannya! Ke mana pun dia melarikan diri di dalam gua, suara itu tetap terdengar! Meskipun gua ini gelap, selama pelariannya dia tidak pernah menabrak satu orang pun. Namun teriakan itu memberi kesan seolah berasal dari setidaknya 10 hingga puluhan orang! Gua ini seakan dipenuhi oleh orang-orang yang terus meneriakkan jerit kesakitan!
Dia benar-benar tersesat arah di dalam gua, namun teriakan itu terus bergema. Luo Shisan yang berusia 10 tahun sudah nyaris melayang ketakutan, ke mana pun dia pergi tetap mendengar teriakan ini.
Akhirnya, seluruh tubuhnya langsung pingsan akibat ketakutan.
Saat dia sadar, hari sudah siang hari kedua. Di depannya, ibu sedang merawatnya. Jelas, orang tua menemukannya di dalam gua dan membawanya kembali.
Namun orang tua sama sekali tidak membicarakan urusan ini. Bahkan ketika dia bertanya, mereka tidak memberi jawaban. Tapi dia yakin, ini pasti terkait erat dengan ilmu gu orang tuanya.
Kini akhirnya dia mengerti. Gua itu adalah tempat orang tuanya memberikan ilmu hitam kepada arwah korban! Tapi mengapa mereka melakukan itu?
Dia benar-benar yakin, pemandangan dan gua yang dilihatnya itu adalah Gua di Gunung Yeh Yan! Kali ini, ini akan menjadi harapan terakhir dia dan Xinlian!
“Dia semula mengira akan bertemu hantu berbaju merah di perjalanan, namun semuanya berjalan lancar. Setelah turun di perbatasan Kota S, dia berjalan kaki hingga akhirnya tiba di sekitar Gunung Yan. Dia juga telah menghubungi Xu Tao dan dua penghuni lain yang sudah tiba. Kini tinggal menunggu Shangguan Mian!”
“Begitu Shangguan Mian datang, semuanya akan siap!”
“Meski demikian, kesuksesan tak bisa dijamin. Masuk kembali ke gua mengerikan itu, apakah masih ada kesempatan keluar hidup-hidup, tetap menjadi misteri. Tapi di titik ini, jelas sudah tak ada pilihan lain. Jika tidak melakukannya, kita juga akan dibunuh oleh hantu berbaju merah atau roh jahat dari gudang!”
“Ini adalah taruhan terbesar dalam hidupku!”
Shisan menghela napas dalam sambil matanya berkilat penuh tekad. Xinlian tiba-tiba memeluknya dari belakang: “Aku akan menemanimu sampai akhir, untuk menyelesaikan semua ini.”
Gunung Yan kini sudah terlihat jelas di depan mata.
Tiba-tiba sosok Shangguan Mian muncul sekelebat. Sebelum Shisan sempat bereaksi, perempuan itu sudah menaruh tas hitam besar di tangannya.
“Semua baju merah ada di sini. Tapi bagaimana rencanamu? Bukankah kamu sudah tidak bisa melepaskan gu lagi?”
“Tak masalah.” Mata Shisan berbinar tajam, “Aku pasti bisa. Karena ini adalah gu jadi yang sudah ada!”
Kemudian dia berangkat bersama Xinlian. Shisan memilih tidak bersama penghuni lain karena tidak percaya. Para penghuni itu bisa mengorbankan dirinya dan Xinlian kapan saja. Maka satu-satunya jalan adalah mengandalkan diri sendiri.
“Aku tidak akan ikut naik bersama kalian. Lagipula aku tidak mengerti hal-hal tentang gu.” Shangguan Mian melanjutkan: “Selain itu, di dalam tas itu aku juga memasang beberapa senjata.”
“Aku mengerti.” Shisan mengangguk, berkata: “Tapi, Nona Shangguan, Xinlian kuserahkan padamu. Aku akan naik sendiri. Setelah kupikir-pikir, Xinlian tidak perlu ikut menghadapi bahaya ini bersamaku.”
“Apa? Shisan, kamu...” Xinlian menunjukkan ekspresi terkejut, berkata: “Bagaimana mungkin aku...”
“Baik, aku setuju.” Shangguan Mian mengangguk cepat, “Selama waktu ini, aku akan berusaha melindunginya. Tapi jika kamu akhirnya gagal, aku yang pertama akan membunuhnya!”
Mendengar ini, tubuh Shisan bergetar, tapi dia tahu mustahil berdebat dengan Shangguan Mian. Jika benar-benar gagal, bahkan tanpa Shangguan Mian, nyawa Xinlian pasti akan mencapai ujungnya.
Maka, dia mengangguk berat beberapa kali, lalu melangkah dengan langkah secepat meteor menuju arah Gunung Yeh Yan!
“Shisan!” Xinlian ingin mengejar, tapi lengannya langsung ditarik oleh Shangguan Mian. Dengan kehadirannya, Xinlian mustahil bisa ikut Shisan ke gunung.
Luo Shisan akhirnya akan kembali ke gua yang pernah dimasukinya dulu. Tentu saja, dia mungkin salah tebak, tapi jika salah, dia juga tidak tahu cara apa lagi yang bisa menyelamatkan diri.
Selama pendakian, dia terus waspada terhadap sekeliling. Dalam kondisi sekarang, dia bisa dibunuh kapan saja.
Senjata yang diberikan Shangguan Mian padanya berisi senjata api dan amunisi, sekaligus... bom kendali jarak jauh. Cara pengoperasiannya sudah dia tulis sebelumnya.
Mengeluarkan pistol, memeriksa peluru, Shisan pun mencoba tenang. Meski kemungkinan pistol efektif melawan hantu cukup tinggi, namun kali ini bukan hantu dari misi darah, mungkin akan lebih berguna.
Namun selama pendakian gunung, semuanya berjalan lancar tanpa hambatan apapun.
Tapi dia sangat paham, keberuntungannya tak mungkin bertahan selamanya.
Akhirnya, dia mencapai puncak Gunung Yeh Yan, kembali ke depan gua yang sama... dari tahun-tahun itu!
## Jilid Kedua Puluh Tujuh Jumat Merah Bab Kedua Puluh Tujuh Shisan dan Gu Terakhir
"Kita hanya membawa ketidakberuntungan bagi orang lain, karena itu kami memberimu nama 'Shisan'. Di mata dunia, tiga belas adalah angka sial, angka yang ditakuti dan dibenci."
Di bawah taburan bintang, berdiri di depan gua yang familiar itu, Shisan mulai mengingat kembali perkataan orang tuanya dulu.
Mengapa menjadi master gu? Mengapa harus melakukan ritual gu kepala di gua ini? Apakah ini memiliki kemiripan dengan tindakan Yi Qing Shui?
Jawabannya ada di dalam gua ini.
Dia menyalakan senter dan masuk ke gua. Ingatan mulai tersambung perlahan. Saat memasuki gua, dia juga membuka pengaman pistol. Bersamaan, dia mengeluarkan pedang darah itu.
Pedang yang ternoda darah hantu galak, senjata andalannya! Tentu saja dia tak bisa menjamin ini pasti menyelamatkan nyawanya. Tapi lebih baik daripada tidak. Dia tak meninggalkan pedang darah untuk Xinlian, karena hanya dengan keberhasilannya, Xinlian bisa bertahan, dan dirinya pun akan hidup.
Dibandingkan pistol, pedang darah ini lebih bisa diandalkan sebagai alat penyelamat nyawa.
Sejujurnya, awalnya dia masih khawatir apakah senter akan kembali tidak bisa digunakan secara aneh. Tapi situasinya masih cukup baik, dengan adanya cahaya, setidaknya bisa memberi sedikit keberanian pada dirinya.
Karena ada cahaya, dia bisa melihat jelas bagian dalam gua yang dulu baginya gelap gulita. Meskipun pintu masuknya agak sempit, ketinggiannya masih cukup untuk dilewati orang dewasa. Di dinding batu samping terdapat beberapa tanaman, juga banyak retakan, dengan bebatuan berserakan di tanah yang permukaannya cukup tidak rata. Jelas terlihat ini adalah gua alami tanpa jejak buatan manusia.
Dia terus memeriksa sekeliling dengan senter sambil tetap memegang pistol. Penggunaan bom tentu tidak realistis di dalam gua ini. Seiring masuk lebih dalam, gua memang mulai melebar. Namun ketinggiannya tetap sama. Sampai saat ini masih berupa jalur lurus tanpa cabang jalan. Dia yakin dulu pasti ada cabang jalan yang membuatnya tidak bertemu orang tua. Maka cabang jalan itulah yang pasti mengarah ke tempat krusial.
Setelah berjalan sekitar dua menit lagi, akhirnya muncul cabang jalan di depan. Dinding batu di sekitarnya sudah tidak lagi ditumbuhi hijau, wajar saja karena bagian dalam gua yang gelap kekurangan sinar matahari sehingga tanaman sulit tumbuh. Jalur bercabang itu juga tak terlihat ujungnya dan berkelok-kelok.
Terlalu banyak cabang jalan akan menyulitkan penentuan arah. Tapi 13 hanya bisa mencoba satu per satu.
Dia mengeluarkan pedang darah itu, berjalan menuju kedalaman cabang jalan ini. Sepanjang perjalanan, dia menghitung setiap sepuluh meter yang dilaluinya, lalu menggoreskan tanda di dinding batu menggunakan pedang darah. Cara ini bisa mencegahnya tersesat. Mungkin membutuhkan waktu lebih lama, tapi dia tidak punya pilihan lain.
Bagian dalam gua terasa terlalu sepi. Teriakan mengerikan tahun itu sama sekali tidak muncul kembali. Namun saat ini Shisan justru berharap teriakan itu kembali terdengar, agar dia bisa menelusuri suara tersebut untuk mencari petunjuk.
Setelah berjalan cukup lama, dia sampai di ujung jalan. Dia menghela napas, lalu berbalik badan. Saat menoleh ke belakang, tiba-tiba dia menyadari sesuatu.
Tunggu...
Dia menundukkan kepala, dan melihat pemandangan mengerikan.
Tas yang berisi jubah merah itu ternyata sudah terbuka resletingnya! Padahal dia yakin sudah mengunci resletingnya! Dia segera meletakkan tas dan memeriksanya, hingga akhirnya menemukan fakta.
Ada satu yang hilang!
Salah satu jubah merah ternyata hilang!
"Ini..." Hati Shisan bergetar. Dia tahu jika satu saja jubah ini hilang, semuanya akan sia-sia! Tapi nyatanya, satu jubah benar-benar hilang!
Roh-roh jahat berbaju merah memang melekat pada pakaian-pakaian ini! Tentu saja menghancurkan pakaian secara fisik tidak ada gunanya, kutukan dendam malah akan semakin kuat karena... pusat kutukan ini adalah tubuh Yi Qingshui yang digunakan untuk menumbuhkan gu!
Tentu saja, membunuh jasad Yi Qingshui tidak serta-merta mengakhiri segalanya. Mungkin ini justru akan memicu keanehan yang lebih dalam. Bagaimanapun, pengetahuan Shi San tentang ilmu santet masih sangat terbatas.
Saat ini, kehilangan satu buah baju merah merupakan hal yang sangat mengerikan bagi Shi San. Dia harus menemukannya kembali!
Terus berlari, menentukan lokasi dengan mengamati bekas pedang di dinding. Saat kembali ke percabangan jalan sebelumnya, tidak ditemukan apapun. Matanya melirik ke depan dan belakang, lalu dengan menggigit gigi, dia melanjutkan lari ke dalam gua!
Seiring dengan masuk lebih dalam, muncul lagi cabang jalan yang jauh lebih sempit. Hanya cukup untuk tubuh seseorang melintang menyelip. Setelah melewatinya, ruangan agak lebih luas. Saat mengintip melalui celah sempit itu, tiba-tiba matanya berbinar-binar!
Baju merah! Pakaian merah itu berada di ujung cabang jalan ini, kira-kira lebih dari 30 meter dari sini di percabangan jalan lain!
Namun saat hendak menyelip, pakaian merah itu tiba-tiba bergerak seperti diseret sesuatu, perlahan masuk ke cabang jalan lain!
Shi San tak peduli ketakutan. Tubuhnya menyelip masuk lalu langsung berlari kencang! Mulutnya menggigit senter, satu tangan memegang pistol dan satunya memegang pedang darah, langkahnya gesit seperti terbang!
Setelah menerobos, tubuhnya menempel pada dinding batu. Saat tiba di percabangan jalan, dengan gerakan berputar, jarinya langsung menekan pelatuk!
Pistol dengan peredam suara ini tidak mengeluarkan suara keras, namun hentakan recoilnya hampir membuat tubuh Shi San terjatuh. Bagaimanapun ini adalah pistol milik Shangguan Mian, tentu bukan barang sembarangan. Tapi yang terlihat di depan hanyalah ruangan kosong tanpa perabotan.
Karena hentakan tadi, senter di tangannya jatuh ke lantai. Seketika kegelapan menyelimuti! Shi San segera jongkok mengambil senter. Saat itu ia menyadari ritsleting tas ransel di sampingnya terbuka lagi!
Padahal tadi ia sudah mengunci ritsletingnya kembali!
Apakah berarti... berkurang satu lagi baju merah?
Ia sudah tak ingin menghitung jumlah baju merah lagi. Bagaimanapun, jika baju merah terus berkurang satu per satu... konsekuensinya pasti mengerikan!
Ia harus menemukannya! Di kediaman arwah korban Kota S, melalui gambar yang ditangkap oleh dua tengkorak tadi!
Ia meraih tas hitam, mengarahkan senter ke depan. Masih kosong. Dengan gigi terkunci, ia mengarahkan pistol. Asap tipis dari laras pistol masih belum sepenuhnya menghilang.
"Jangan ada yang berani merebut nyawa aku dan Xinlian!" Shi San berdiri dengan susah payah: "Keberatan...? Kalau begitu biar aku yang membawa keberatan, mengantarkan kalian semua ke neraka!"
Para korban ini memang dibunuh oleh Yi Qingshui. Tapi dia dan Xinlian sama-sama tak bersalah! Ia takkan mengasihani hantu-hantu ini, sama sekali tidak!
Langkahnya semakin cepat saat ia berjalan ke depan. Tapi selama berlari, ia tetap tak lupa meninggalkan goresan pedang.
Lari, lari, lari!
"Seiring terus masuk ke dalam, dia tidak bisa tidak menyadari bahwa gua ini lebih dalam dari yang dia bayangkan. Saat ini, dia tidak bisa mundur, hanya bisa terus maju!"
"Sebenarnya, ke mana gua ini akan bermuara? Mungkinkah ke neraka?"
"Setelah berlari cukup lama, di depan muncul lagi dua cabang jalan."
"Saat ingin melanjutkan langkah, tiba-tiba dia merasakan sesuatu, dengan cepat menoleh ke belakang! Terlihat sesosok berbaju merah muncul tepat di belakangnya!"
"Dia bersemangat sekali, langsung berlari mendekat. Meski tahu mungkin berbahaya, tapi dia tidak peduli lagi. Saat sampai di depan sosok merah itu, tiba-tiba wajahnya menunjukkan tekad bulat, mengangkat pedang darah, lalu menusuknya ke arah sosok merah itu!"
"Ujung pedang yang menancap di kerah baju merah itu langsung menyemburkan pilar darah, menghujani pipi dan dada Shi San! Shi San terus menggerakkan pedang itu, semburan darah tetap tak henti, membuat hampir seluruh tubuhnya basah kuyup merah!"
"'Aku tidak peduli kau gu atau apa pun, matilah, mati! Sudah kubilang, Yi Qingshui sudah mati, mati!'"
"Entah berapa lama, ketika tak ada lagi warna selain merah di seluruh tubuh Shi San, akhirnya darah berhenti menyembur. Total darah yang keluar dari tusukan ini setara dengan volume darah dalam tubuh orang dewasa!"
"Shi San yang sudah menjadi manusia darah menggapai baju merah itu, memasukkannya ke tas, lalu menutup resletingnya!"
"Dia kembali memandang ke dua cabang jalan di belakangnya. Shi San saat ini bingung harus memilih yang mana, tapi dia tetap harus memutuskan."
"'Pergi!'"
Shi San membawa tas ranselnya terus maju, lalu dia memilih jalan di sebelah kiri. Meski tidak tahu apakah ini benar, mungkin hanya intuisi? Tapi dia harus percaya pada "intuisi" ini.
Darah masih terus mengalir dari tubuhnya, bau menyengat darah membuat hidungnya terasa sangat perih. Saat ini, justru muncul niat membunuh yang kuat di hatinya - keinginan membunuh yang terpendam akibat tekanan kengerian dan ancaman kematian yang berkepanjangan!
Saat terus berjalan, dia tetap waspada mengawasi sekeliling. Tak peduli dari mana musuh datang, dia takkan melepaskannya. Sama sekali tidak!
Bahkan jika itu hantu, dia akan bertaruh sekali lagi sebelum mati! Seperti kelinci terpojok yang berani menggigit singa sebelum mati!
Shi San saat ini persis seperti itu!
Setelah berjalan cukup jauh, dia mulai menyadari gua mulai menyempit seperti saat pertama masuk! Tidak hanya itu, retakan di dinding batu sekitar semakin banyak, seolah sewaktu-waktu bisa runtuh. Bahkan ketinggian mulai menurun, memaksanya menundukkan kepala untuk terus maju.
Matanya terus menatap tas di tangannya. Resletingnya tidak dibuka kembali.
Tiba-tiba, di depannya muncul sebuah danau. Aliran airnya sangat deras dan terlihat dalam. Tapi yang membuat Shi San terkejut adalah di tepi danau itu terdapat sehelai baju merah!
Dia segera mengangkat pedang darah, menerjang ke depan, tepat hendak menusuk, tiba-tiba merasakan dorongan kuat dari belakang oleh sepasang tangan. Seluruh tubuhnya tercebur ke dalam danau! Namun, di detik terakhir sebelum jatuh, dia berhasil mencengkeram ujung baju merah di tepian!
Diterpa arus deras, dia meronta-ronta di dalam air. Tas ransel berisi bom dan baju merah memberatkan gerakannya. Perlahan, sesak napas mulai menyergap di dalam air.
Berapa lama waktu telah berlalu?
10 menit? 20 menit? Setengah jam?
Bertahan hidup dengan menyembulkan kepala ke permukaan untuk menghirup udara. Senter telah hanyut terbawa arus, yang tersisa hanyalah kegelapan pekat.
Akhirnya, tangannya meraih batu yang mencuat di tepian. Dengan sekuat tenaga, sebagian besar tubuhnya berhasil naik ke darat! Pedang darah dan pistol telah hilang, tapi setidaknya baju merah masih terselamatkan.
Sekeliling tampak suram, sinar matahari sama sekali tak mampu menembus ke sini.
Tanpa senter, dalam gelap gulita ini, dia tak bisa berbuat apa-apa.
Meraba-raba dalam kegelapan, akhirnya menemukan dinding batu. Tas ransel masih melekat erat. Senter cadangan yang dikeluarkan ternyata rusak, tak mengeluarkan cahaya.
Tiba-tiba, cahaya muncul di depan matanya!
Sangat aneh, cahaya itu muncul secara tiba-tiba. Dan kemudian... dia terpana melihat pemandangan yang tersingkap!
Ini adalah area terluas yang dilihatnya setelah memasuki gua, ukurannya sekitar sebesar lapangan sekolah. Di langit, banyak benang mengikat jenazah-jenazah, dan benang-benang itu terhubung dengan tengkorak di tanah!
Ini dia, di sinilah tempatnya!
Sumber cahayanya tiba-tiba adalah nyala api putih kehijauan yang mengelilingi jenazah-jenazah ini, membentuk lingkaran yang menyelimuti pemandangan mengerikan ini.
Luo Shisan akhirnya berhasil memasuki bagian terdalam gua!
## JILID 27 JUMAT MERAH MENYALA BAB 28 AKHIR YANG TIDAK MENYENANGKAN
Akhirnya sampai di sini!
Luo Shisan merinding melihat jenazah-jenazah itu. Banyak mayat yang sudah membusuk parah, tapi belum menjadi tulang belulang. Jelas ini adalah pusat ilmu gu.
Tapi masuk ke lingkaran api putih ini juga akan membahayakannya! Perkiraan tingkat kelangsungan hidup kurang dari 30% yang disebut orang tuanya dulu jelas bukan omong kosong. Sekarang dia hanya punya satu pilihan: mengambil risiko!
Akhirnya dia melangkah mendekati lingkaran api putih itu.
Ini bukan api biasa. Apinya terasa suram dan menyeramkan, tanpa sedikitpun kehangatan. Seperti garis pemisah antara dunia kehidupan yang terang dan lingkaran yang terhubung erat dengan alam baka ini.
Menarik napas dalam-dalam, Shi San tahu dia harus mengambil risiko.
Pengetahuannya tentang ilmu santet memang terbatas, tapi masih lebih baik daripada orang awam. Tentang gu ini, dia paham harus mengurung semua hantu berbaju merah ini sepenuhnya ke dalam gu, agar roh-roh itu tak bisa lagi menyakiti dia dan Xinlian!
Menurunkan hantu dengan kutukan!
Hingga kini dia masih tidak tahu, mengapa orang tua dan orang yang disebut arwah korban itu melakukan hal tersebut? Mayat-mayat di langit jumlahnya mungkin tidak kurang dari dua puluh, bahkan lebih. Apakah sama seperti Yi Qingshui yang membunuh begitu banyak orang?
Lalu, tengkorak itu... milik siapa? Apa tujuan menghubungkan semua benang dengan tengkorak itu? Jika dianalisis, mungkin tengkorak itu sama seperti baju merah di tangannya - untuk menurunkan kutukan pada entitas tertentu, baik manusia maupun hantu.
Ilmu mantra kutukan sendiri memiliki berbagai jenis. Kutukan selalu memerlukan harga, dibandingkan gu biasa, mantra kutukan membutuhkan harga lebih besar karena tidak hanya menyasar tubuh manusia tapi langsung menyerang roh. Untuk apa jenazah-jenazah ini ada? Sebagai mantra untuk ritual kutukan, atau pengganti penerima kutukan?
Dia membuka ritsleting tas ransel, mengeluarkan semua pakaian.
Total... enam belas jubah merah.
Jumlahnya tidak salah.
Yeh Fu, Jin Haixin, Zhao Xue... enam belas remaja yang dibunuh secara kejam, arwah mereka digunakan Yi Qingshui untuk memelihara gu, melekat pada jubah-jubah merah ini menjadi hantu galak. Meski Yi Qingshui telah mati, mereka tetap mengelilingi gu berbentuk manusia ini. Bahkan ketika rohnya diganti Xinlian, semua tetap tak berubah.
Tapi sekarang, semua harus berakhir.
Dia melipat pakaian-pakaian ini, lalu berjalan tegas ke dalam lingkaran yang diterangi cahaya suram! Dia harus masuk, tidak ada pilihan lain. Jika tidak masuk, tidak ada cara untuk menurunkan kutukan.
Tidak mungkin melakukan kutukan tanpa membayar harga apapun. Di dunia ini, tidak ada hal yang semudah itu.
Saat melangkah masuk, dia tidak merasakan banyak hal. Namun Shi San sangat paham, seiring berjalannya waktu, nyawanya akan semakin terancam.
Saat itu, dengan enam belas baju merah yang telah dilipatnya, keringat dingin semakin deras mengucur di dahinya.
Tiba-tiba cahaya itu lenyap, sekeliling langsung tenggelam dalam kesunyian. Lalu, teriakan dan ratapan menyayat telinga bergema!
Sepertinya roh-roh jahat yang terikat di sini sedang meronta-ronta! Dengan masuknya dia ke sini, apakah artinya roh-roh ini bisa merenggut nyawanya kapan saja?
Dia bergegas menuju lokasi tengkorak dalam ingatannya!
Bau busuk mulai mendekat. Meski tidak bisa melihat apapun, dia tahu tidak boleh berhenti sekarang! Akhirnya, kakinya menginjak tengkorak itu!
Memegang tumpukan baju merah, Luo Shisan menutupkannya di atas tengkorak sambil menggigit jarinya sendiri hingga berdarah!
Sudah cukup seperti ini?
Memberikan darah sebagai perantara untuk menurunkan kutukan pada roh-roh jahat ini!
Namun, di saat yang sama, lehernya tiba-tiba dicekik oleh sepasang tangan dingin! Puluhan teriakan berbeda terus bergema di otaknya, kedua tangan dan kakinya diremas erat oleh genggaman tangan-tangan tak terlihat!
Bau darah menyengat memenuhi hidungnya. Ia teringat perasaan saat pertama kali kembali ke apartemen, ketika seluruh tubuhnya direndam dalam hujan darah!
Roh-roh jahat ini sedang meronta-ronta sekarat!
Pedang darah sudah lenyap. Ia tak bisa lagi melindungi diri. Ditambah, harga dari kutukan ini harus tetap dibayar. Ia mengeratkan gigi, memaksakan diri untuk bertahan!
Akhiri ini!
Biarkan semuanya berakhir!
Tiba-tiba, ribuan tangan menyergap tubuhnya. Meski dalam kegelapan ia tak bisa melihat jelas, diperkirakan puluhan tangan mencengkeram tubuhnya!
Aura kematian sudah tak terbendung lagi. Ia sadar betul, nyawanya mungkin akan benar-benar berakhir di sini.
Tepat di detik itu, seiring berhentinya semua teriakan, nyala api kembali muncul!
Pandangannya mulai dipenuhi cahaya terang.
Yang ia lihat hanyalah jenazah-jenazah yang terikat itu lenyap tanpa jejak. Di tempat tengkorak itu sebelumnya, muncul noda hitam sebesar baskom. Baju-baju merah itu juga ikut menghilang.
Shi San terengah-engah. Akhirnya, ia bisa lega. Semuanya telah berakhir.
"Di sini semua hantu galak, dan roh jahat yang melekat pada pakaian merah, sebagai pemberi dan penerima kutukan... sama-sama binasa. Secara sederhana, bisa disebut mengorbankan nyawa untuk membunuh."
Cahaya pucat itu juga perlahan memudar, sebentar lagi akan menghilang sama sekali. Api yang memang bukan berasal dari dunia manusia ini tentu tak mungkin terus bertahan.
Shi San sangat paham, dia... berhasil selamat.
Akhirnya, dia mengeluarkan ponselnya. Harus diakui ponsel ini tahan air dengan baik, masih bisa menyala. Mengikuti aliran sungai deras, dia berhasil keluar dari gua berbekal bekas torehan pedang yang dibuatnya sebelumnya.
Semuanya... akhirnya benar-benar berakhir.
Menuruni gunung, sampai di lereng tengah, dia melihat Shangguan Mian, Xinlian, Li Yin, Ziye, Xu Tao dan lainnya. Meski dalam keadaan compang-camping, dia tersenyum tipis melihat mereka, membuat isyarat V kemenangan.
"Berhasil. Aku menggunakan ilmu kutukan untuk mengirim semua hantu itu ke alam baka."
Dia tersenyum, melihat ekspresi girang Xinlian: "Seperti janji kita, lagumu harus kau mainkan untukku."
Tiba-tiba matanya berkunang-kunang, lalu jatuh koma.
Entah berapa lama, saat terbangun dia sudah berada di rumah Yin Ye. Bagaimanapun, kutukan hantu berbaju merah telah lenyap, ini kabar baik.
Tapi... gu kutukan juga ikut menghilang. Nasib Luo Xiu, Han Jin, dan arwah korban itu menjadi misteri. Tanpa mereka, masalah hantu gudang belum sepenuhnya terpecahkan.
Lalu, apa yang harus dilakukan selanjutnya?
Bagi para penghuni, mereka tetap harus kembali ke apartemen. Apalagi jika hipotesis roh jahat di gudang benar, area di luar apartemen pun tidak aman. Begitu 48 jam berlalu, kutukan bayangan akan aktif.
Ada beberapa penghuni yang nekad, mengikuti jejak goresan pedang Luo Shisan untuk kembali ke gua itu dan mencari. Namun akhirnya mereka keluar satu per satu dengan wajah berdebu dan kecewa.
Sementara Xinlian sementara tinggal bersama Luo Shisan di rumah Yin Ye. Malam ini, mereka harus kembali ke apartemen.
Bagaimanapun, sebelum waktu itu tiba, para penghuni masih tidak mau menyerah mencari Luo Xiu dan Han Jin, serta arwah korban. Namun banyak yang menduga mereka mungkin sudah tewas dibunuh hantu berbaju merah, atau mati dalam ritual gu selama proses ini.
Tidak ada yang bisa bersikap optimis tentang hal ini.
Shi San juga sadar dia tidak bisa terus beristirahat, lalu bergabung dalam tim penyelidikan.
Namun, tetap tidak ditemukan petunjuk apa pun.
Para penghuni satu per satu mulai terjebak dalam keputusasaan. Sekarang, apa yang harus dilakukan? Metode apa yang bisa menyelesaikan semua masalah ini?
Malam semakin larut.
Shi San kembali ke rumah Yin Ye. Wajah lelahnya langsung membuat Xinlian yang menyambutnya paham bahwa pencarian masih belum membuahkan hasil.
Jam telah melewati tengah malam pukul 00:00. Kini, waktu 48 jam sejak mereka meninggalkan apartemen hampir habis. Shi San kembali untuk berpamitan terakhir pada Xinlian sebelum segera kembali ke apartemen.
Mungkin ini perpisahan terakhir mereka.
Setidaknya, bahaya yang mengancam Xinlian telah terlepas. Hal ini sedikit memberi kelegaan di hatinya.
“Bisakah kamu memainkannya untukku?” Shi San berkata: "Aku ingin mendengar lagumu. Kebetulan di rumah Yin Ye ada piano."
“Shi San…” Xinlian saat ini sepertinya juga berusaha menahan kesedihan. Akhirnya, dia mengangguk. Kemudian, mereka berdua pergi ke ruangan yang ada piano. Xinlian mengeluarkan partitur musik, meletakkannya di piano, lalu duduk. Jarinya mulai menari lincah di atas keyboard piano.
Shi San duduk di sampingnya, mendengarkan dengan tenang.
Meski wajahnya adalah Yi Qingshui, dia telah memutuskan bahwa yang dicintainya adalah Xinlian. Walaupun penampilan fisik berubah menjadi Yi Qingshui, selama rohnya tetap Jin Xinlian, itu sudah cukup. Wanita yang dia cintai dan rela lindungi dengan segala cara adalah dia.
Saat kembali ke apartemen nanti, akankah aku bisa lolos dari kematian? Adakah harapan untuk bertahan hidup?
Lagu ini memang sangat indah. Namun, terlalu muram tanpa sedikit pun semangat. Inikah gambaran perasaan sebenarnya Xinlian saat ini?
“Shi San.” Setelah selesai bermain, Xinlian menutup tutup piano sambil menoleh: "Terima kasih."
“Tidak perlu. Semua ini kulakukan dengan ikhlas untukmu.” Shi San menarik napas dalam, lalu berdiri hendak pergi.
Tiba-tiba, Xinlian menunjukkan senyuman yang sangat mengerikan disertai sorot mata haus darah yang membuat bulu kuduk berdiri!
Kemudian pupil mata Xinlian tiba-tiba memutih, dan seluruh tubuhnya langsung terjatuh ke lantai!
Pada waktu yang sama, di dalam gedung Kepolisian Provinsi, sejumlah besar personel masih menyelidiki kasus ledakan. Namun tepat pada saat ini, di tim investigasi kriminal Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah, muncul seorang tamu tak diundang.
"Kapten Jin Feng, halo." Di depan berdiri pria berkacamata yang terlihat intelek. "Saya pengacara pembela Nona Yi Qingshui. Ayah Nona Yi Qingshui mengutus saya kemari, kami telah menerima pemberitahuan dari pihak Anda. Pertama-tama saya ingin menyatakan——Nona Yi Qingshui memiliki alibi yang kuat, sama sekali bukan pelaku Kasus Pembunuhan Jubah Merah! Saat mahasiswi Jin Haixin yang menjadi salah satu dari 17 korban dibunuh, Nona Yi sedang tidak berada dalam negeri melainkan menghadiri pesta di Eropa. Ada puluhan orang yang bisa memberikan kesaksian!"
Yi Qingshui bukanlah pelaku Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah.
Dari korban pertama Ye Fu hingga korban ke-16, kematian mereka tidak ada hubungannya dengan Yi Qingshui. Lagipula, orang yang menguasai ilmu gu sangat langka. Mustahil ada kebetulan di kota yang sama, tunangan Luo Shisan justru diculik dan dibunuh oleh orang yang juga menguasai ilmu gu? Adapun buku catatan yang ditemukan di rumahnya, itu jelas-jelas barang palsu yang dipalsukan oleh pembunuh sebenarnya.
Yi Qingshui dan Zhao Xue adalah saudara tiri dari ayah yang sama. Dulu, ayahnya yang merupakan pejabat Kementerian Pendidikan Jepang terlibat hubungan satu malam saat telah sukses secara finansial, sehingga melahirkan Zhao Xue. Kedua orang tua Yi Qingshui sebenarnya adalah orang tua angkat. Kemudian, Yi Qingshui secara tidak sengaja mengetahui keberadaan adik tirinya ini dan bersikeras tinggal di dalam negeri untuk merawatnya. Tentu saja, dia berjanji pada ayahnya untuk tidak memberitahu siapapun, dan diam-diam menjaga kehidupan adiknya. Tak ada yang tahu hubungan rahasia antara Yi Qingshui dan Zhao Xue.
Yi Qingshui bukanlah "iblis pembunuh". Sebaliknya, dia adalah wanita yang memiliki hati yang sangat baik. Terhadap adik tirinya, dia selalu menunjukkan kasih sayang yang luar biasa, bahkan melebihi perhatian ayah mereka sendiri. Selama bertahun-tahun, dia sudah melupakan status Zhao Xue sebagai anak di luar nikah. Karena hidup sendirian di dalam negeri tanpa keluarga lain, adiknya menjadi yang paling berharga baginya – jauh lebih penting daripada ayahnya yang sibuk berbisnis. Zhao Xue sendiri bercita-cita menjadi dokter, namun ragu apakah bisa masuk fakultas kedokteran. Untuk mendukungnya, Yi Qingshui membelikan banyak buku kedokteran dan mengisi ruang perpustakaannya dengan literatur medis agar bisa belajar bersama adiknya.
Ketika adik seperti itu meninggal dalam Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah, Yi Qingshui jatuh dalam kondisi hampir breakdown mental. Sebagai putri Keluarga Yi, dia membayar orang untuk menyelidiki kasus ini, bahkan sampai menghubungi preman. Melalui penetrasi informasi bertahap, akhirnya mengidentifikasi pelaku sebenarnya!
Pelakunya adalah Jin Xinlian, putri pianis ternama Kim Bochen! Seorang gadis berwajah cantik. Saat terungkap, korban ke-16 sudah dibunuh. Dia mendapatkan bukti Jin Xinlian membeli kain di pasar gelap, menyelidiki ukuran tubuh korban melalui saluran rahasia, serta pasar gelap alat pembunuhan.
Setelah mendapatkan bukti cukup, dia sadar bukti dari preman tidak bisa diajukan ke pengadilan. Ayahnya menolak mengakui anak di luar nikah demi reputasi, apalagi membela haknya! Jadi, Yi Qingshui memutuskan membalas dendam untuk adiknya sendiri!
Bahkan memutuskan menggunakan metode sama untuk "membunuh" Jin Xinlian! Tapi dia gagal menemukan motif membunuh Jin Xinlian.
Motif membunuh Jin Xinlian... kalau dirunut asal-usulnya, karena Shi San.
Pembunuh sebenarnya yang membunuh dengan kejam Yeh Fu, Jin Haixin, Zhao Xue dan 16 korban lain, mengenakan jubah merah pada mereka, dan menggunakan jenazah untuk gu, adalah Jin Xinlian!
Jin Xinlian adalah seorang dukun santet sejati. Fakta ini bahkan tidak diketahui oleh orang tuanya sendiri, merupakan bakat jahat yang dimilikinya sejak lahir. Esensinya adalah seorang penyihir dengan kekejaman dan kegilaan haus darah yang melekat dalam tulangnya, yang selalu ingin mengubah dirinya menjadi makhluk abadi melalui ilmu santet. Untuk tujuan ini, sejak kecil ia terus mencari metode yang dapat mewujudkan obsesi ini.
Ketika masih kecil, ia sudah memiliki kejahatan bawaan ini. Namun di depan semua orang, ia berpura-pura menjadi sosok baik hati dan pencinta musik yang jujur. Sejak awal, pendekatannya pada Shi San memang disengaja, karena ia mengetahui identitas orang tua Shi San. Luo Shisan yang mewarisi darah keturunan gu, merupakan media gu manusia paling ideal bagi dukun santet seperti dirinya.
Gu manusia, sesuai namanya, menggunakan tubuh manusia sebagai media pembudidayaan gu. Namun menemukan kandidat yang cocok sangat sulit, umumnya hanya keturunan gu shi yang mulai dibudidayakan sejak usia sekitar 10 tahun yang paling ideal. Bagi Jin Xinlian, hubungan asmaranya dan pernikahan akhirnya dengan Shi San semata-mata untuk mendapatkan mantra melalui budidaya roh jahat dari gu manusia ini, guna benar-benar meraih keabadian.
Dan yang benar-benar menikmati gu berbentuk manusia ini adalah pada malam pernikahannya dengan Shi San, saat mereka bersatu sebagai suami istri. Selama lebih dari sepuluh tahun masa pemeliharaan, menjelang momen akhir tiba, demi mencapai kondisi terbaik gu ini, dia sudah mulai mempersiapkan dengan membunuh pemuda-pemudi untuk menanggung hidup gu. Hanya saja, bukan menggunakan tubuh Yi Qingshui seperti yang dikira Shi San, melainkan memakai tubuh Shi San sendiri sebagai media! Pembunuhan rutin setiap Jumat dilakukan karena interval satu minggu antara setiap pembunuhan memberikan efek terbaik untuk pemeliharaan gu!
Dia dengan teliti memilih sekelompok pemuda-pemudi, lalu membuat jubah merah yang disesuaikan dengan ukuran tubuh masing-masing. Mendapatkan data tiga ukuran tubuh tidaklah sulit - kebocoran informasi sering terjadi melalui pengisian data online atau unggahan di media sosial seperti Weibo yang tanpa sadar membocorkan informasi pribadi.
Kemudian, Jin Xinlian selama masa persiapan pernikahannya dengan Shi San, memberikan ilmu hitam kepada para pemuda-pemudi tersebut sehingga mereka secara sukarela datang ke rumah rahasianya di pinggiran kota. Di sana, dia memakaikan jubah merah lalu membunuh mereka satu per satu. Inilah alasan sebenarnya mengapa upaya polisi meningkatkan pengawasan setiap Jumat selalu gagal - karena pelaku membuat korban datang sendiri menghadapnya sebelum dibunuh.
Perlu disebutkan, Li Yin sebenarnya sempat meragukan perkataan Xinlian. Membunuh belasan orang dengan cara menculik terus-menerus, mana mungkin pelaku memilih lokasi kejahatan di tempat tinggal resminya yang terbuka, apalagi di pusat kota yang ramai? Sementara pelaku selalu memilih hari Jumat yang sama untuk beraksi, apakah semuanya dibunuh di ruang bawah tanah villa lalu mayatnya dibuang? Dari Jumat hingga Sabtu, blokir lalu lintas dan pemeriksaan polisi di kota akan mencapai tingkat kewaspadaan tertinggi. Inilah alasan Shi San harus menunggu lama sebelum bisa membuang mayat. Ini bukan misi darah di apartemen yang bisa mempengaruhi lembaga peradilan. Namun karena terkait dengan gu, dia mengira mungkin ada cara khusus untuk melakukannya, sehingga tidak mempertimbangkan lebih jauh.
Setelah para korban ini meninggal, mereka akan menghasilkan energi balas dendam yang kuat. Jubah-jubah merah itu semuanya telah diteteskan darah Shi San olehnya sebelumnya untuk menaruh kutukan. Cara mendapatkan darahnya cukup sederhana: dia membujuk Shi San untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah bersama, lalu saat darah Shi San diambil, dia mengganti tabung darah tersebut dengan darah lain ketika dokter lengah.
Oleh karena itu, energi balas dendam dari para pemuda yang tewas akan ditransfer ke Luo Shisan melalui kutukan yang diberikan Jin Xinlian, bahkan orang yang pernah terpapar energi Shi San juga akan terkena dampaknya. Inilah penyebab mengapa Shi San, Li Yin, dan lainnya terus diburu oleh hantu berbaju merah!
Sesuai rencana awal, sebelum menikah dengan Shi San dan berhubungan intim, dia masih harus membunuh dua orang lagi. Namun pada saat ini, dia justru dibunuh oleh Yi Qingshui yang sedang marah. Meskipun seorang dukun santet, tanpa alat apapun di sekitarnya, dia tidak berbeda dengan orang biasa. Yi Qingshui yang telah menculiknya membawanya ke ruang bawah tanah di rumahnya sendiri, memaksanya mengenakan jubah merah. Dengan metode melempar dadu, dia membuat Jin Xinlian merasakan penderitaan yang sama seperti adik perempuannya di antara hidup dan mati, lalu memotong tenggorokannya dengan tangannya sendiri untuk membalaskan dendam sang adik! Selama proses melempar dadu dan menyiksa Jin Xinlian, dia pernah menanyakan mengapa harus membunuh adiknya (peristiwa ini terjadi ketika Yi Qingshui menusuk pisau setelah Jin Xinlian salah menebak dadu lima kali berturut-turut, tidak dijelaskan dalam teks utama). Namun secara bersamaan, dia sendiri tewas karena diracuni gu oleh Luo Shisan (faktanya, selama proses membunuh Jin Xinlian, bukankah Yi Qingshui sama sekali tidak menyebut bahwa dialah pelaku Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah?).
Meskipun mendapat balasan setimpal dengan dibunuh Yi Qingshui, saat menjelang ajal Jin Xinlian masih memeluk obsesi kuat akan keabadian (sebelumnya disebutkan bahwa Jin Xinlian sedang berada di puncak kebahagiaan karena akan segera mendapatkan keabadian, justru semakin takut mati). Akhirnya dia berubah menjadi hantu galak yang merasuki jenazah Yi Qingshui yang baru saja meninggal!
Luo Shisan selalu mengira bahwa ini adalah harga yang harus dibayar karena melepaskan gu, sehingga menyebabkan roh Xinlian merasuki tubuhnya. Namun sebenarnya tidak. Dalam percakapan ibu nya Han Jin dengan arwah, disebutkan bahwa boneka voodoo buatannya rusak - inilah benda yang digunakan Han Jin untuk menggantikan Shisan dalam menanggung konsekuensi. Artinya, alasan Shisan tidak menanggung akibat setelah melepaskan gu adalah karena ada boneka voodoo yang menggantikannya, sama sekali tidak ada hubungannya dengan perasukan roh Xinlian! Han Jin juga menyebutkan dia membuat dua boneka. Saat Shisan kembali ke apartemen, tubuhnya terendam hujan darah tetapi selamat, itu karena boneka voodoo kedua yang menanggung kutukan. Tanpa itu, nyawanya sudah tidak ada.
Namun, hantu para pemuda yang terbunuh secara tidak bersalah tetap ingin membalas dendam pada Jin Xinlian meski sudah mati, sehingga terus mengganggunya. Tapi pedang darah yang dikirim Han Jin kemudian membuat hantu-hantu berbaju merah itu tidak bisa melukainya! Di gua Gunung Ye Yan, yang mendorong Shisan ke sungai adalah Jin Xinlian sendiri! Tujuannya agar Shisan bisa menggunakan gu tersebut untuk mengirim semua arwah yang ingin membalas dendam pada Jin Xinlian - dalang pembunuhan - ke alam baka! Target balas dendam para arwah itu bukan Yi Qingshui, melainkan roh Jin Xinlian yang merasuki tubuh Yi Qingshui!
Luo Shisan selalu hanya berpikir untuk menyegel hantu-hantu itu demi menyelamatkan Xinlian, tanpa menyadari bahwa setelah dia menyegel roh jahat berbaju merah, tidak ada lagi kekuatan apa pun yang bisa membunuh arwah korban Xinlian.
Hari ini, 2 September, juga hari Jumat.
Ketika Luo Shisan mendekat dan menggoyang-goyangkan tubuh dingin Yi Qingshui yang dibunuhnya, dia terkejut menemukan bahwa ini adalah jenazah yang sudah lama kehilangan aura kehidupan!
Saat itu, tiba-tiba Shi San melihat di cermin di sebelahnya, matanya melotot ketakutan - di depan jenazah Yi Qingshui berdiri seorang wanita dengan wajah berlumuran darah, ekspresi menakutkan dan pucat, serta luka di leher yang terus mengucurkan darah segar!
Di dalam cermin, wajah menyeramkan wanita itu yang sangat familiar namun asing perlahan menunduk, menatap Luo Shisan. Akhirnya, dia mengulurkan kedua tangan ke arahnya dengan cepat!
## Jilid 28 Patung Lilin Bab 1 Ruang Dimensi Lain yang Terserbu
Sinar matahari hangat menyinari, hari ini sepertinya hari yang cukup baik.
Li Yin dan Mizhen sedang berjalan-jalan di jalan bisnis yang ramai. Karena tidak ada mata kuliah sore ini, mereka memanfaatkan waktu untuk menikmati waktu berdua.
Mengingat ekspresi Li Yin yang sedang menikmati sup lobster di restoran tadi, Mizhen berpikir bahwa dia perlu belajar cara memasak lauk ini.
“Akhir pekan ini, Ayah bilang ingin mengundangmu,” tiba-tiba Mizhen teringat, berkata: “Mereka sangat merindukanmu.”
“Ah, benarkah?” Li Yin terdengar sangat bersemangat setelah mendengar itu, “Pasti akan pergi!”
Tiba-tiba, Mizhen menyadari ada SMS masuk di ponselnya: “Kakak, apa kamu pernah melihat Xi Yue? Aku tidak bisa menghubunginya.”
Saat ini, Mian Tian sedang mengirim SMS di atas pohon besar. Dia dan Xi Yue sudah janjian untuk pergi hari ini, tapi sampai lama Xi Yue tidak muncul.
Jangan-jangan aku ditelantarkan?
Hati Mian Tian mulai tidak enak.
Tak lama kemudian, surat balasan datang: “Benarkah? Tidak tahu? Dia tidak menghubungiku? Ponselnya tidak bisa dihubungi?”
Mian Tian semakin kesal. Saat hendak membalas, tiba-tiba dia mendengar suara dari depan: “Xingchen?”
Dia mengangkat kepala dan melihat seorang gadis berusia sekitar 18-19 tahun berjalan mendekat. Sebelum sempat terkejut, gadis itu sudah melewatinya. Mian Tian menoleh ke belakang dan melihat gadis itu mendekati seorang pria muda.
Mata kiri pria itu terlihat aneh, sepertinya mata palsu.
“Shen Yu, kamu datang cepat sekali.” Pria itu tersenyum mendekat, berdiri di depan gadis itu, “Kakak bilang kamu pasti tidak akan terlambat, ternyata benar.”
“Xingyan mengatakan itu?” Wajah gadis itu langsung berseri, “Ayo kita pergi, mau ke mana sekarang?”
Mian Tian membeku. Gadis itu memberinya kesan seolah-olah bukan pertama kali bertemu. Tapi dia tidak bisa mengingat pernah melihatnya dimana.
Saat mereka berbalik hendak pergi, tiba-tiba Mian Tian maju dan berseru: “E... permisi, kalian berdua...”
“Xingchen dan Shen Yu sama-sama menoleh ke belakang. Shen Yu menunjukkan ekspresi curiga dan bertanya, \"Kamu siapa? Memanggil kami ya?\"”
“Keduanya sama-sama menunjukkan ekspresi kebingungan. Sementara itu, Mian Tian menatap tajam Shen Yu, semakin merasa pernah bertemu dengannya. Tapi entah di mana?”
“Namun dalam situasi sekarang, sepertinya dia sama sekali tidak mengenali dirinya. Apakah ingatanku salah? Atau...”
“Akhirnya dia hanya bisa menjawab kesal, \"Maaf, mungkin aku salah orang.\"”
“Mian Tian akhirnya menoleh kembali. Tapi perasaan tidak enak di hatinya tak kunjung hilang.”
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Pada saat yang sama, Mizhen dan Li Yin muncul di sebuah bioskop. Saat ini mereka sedang menonton film horor misteri yang baru dirilis.”
“Alur cerita film bergerak cepat. Namun Mizhen mengunyah berondong jagung sambil mengeluh, \"Berbeda jauh dengan reviewnya. Film ini terlalu fokus pada tempo alur tapi mengabaikan logika.\"”
“\"Film jenis ini cukup dilihat pakai mata saja,\" Li Yin menyuap berondong jagung ke mulutnya, \"Otak biarkan di rumah.\"”
“\"Film horor domestik memang tidak layak dinanti-nantikan...\"”
“Sambil terus mengunyah berondong jagung, Mizhen kembali fokus ke layar. Perlahan Li Yin juga berhenti bicara.”
“Cerita semakin mendekati klimaks. Mizhen pun berhenti memberikan komentar.”
Pada saat itu, tiba-tiba di layar muncul seorang pria dengan luka pisau tak terhitung di seluruh tubuhnya, bahkan lehernya sudah terputus setengah! Pria ini terus berjalan mendekati layar, hingga seluruh tubuhnya menempel di layar komputer, lalu berubah menjadi kegelapan. Ketika layar menyala kembali, siluet manusia itu sudah hilang.
Tangan Mizhen yang memegang berondong jagung berhenti di udara, jelas terkejut.
Tiba-tiba dia mencium bau amis darah yang berasal dari samping. Dia segera menoleh dan melihat pria penuh luka pisau dari layar tadi duduk di sebelahnya!
Leher pria itu perlahan mulai terkulai. Saat itu juga, retakan hitam besar mulai muncul di depan mata. Mizhen baru menyadari semua penonton bioskop telah menghilang! Hanya tersisa dirinya dan pria itu di bioskop megah ini!
Retakan hitam itu mulai merambat ke arah Mizhen. Dia buru-buru berdiri dan mundur, namun retakan serupa muncul lagi di depan. Seluruh tubuhnya terasa menabrak sesuatu lalu terjatuh!
Saat bangun, Mizhen mendapati bioskop sudah normal kembali. Li Yin masih duduk di kursinya sambil makan berondong jagung. Dengan bingung dia bertanya: "Kenapa kamu? Kok sampai duduk di lantai?"
Mizhen memandang Li Yin dengan perasaan campur aduk. Semua yang terjadi sebelumnya seolah tidak pernah terjadi sama sekali.
Dia tidak tahu, jika tadi dia mundur selangkah lebih lambat, akan sepenuhnya ditarik keluar dari dimensi ini oleh Raja Iblis dan masuk ke dimensi paralel bioskop tak berpenghuni tadi!
Inilah alasan sebenarnya mengapa pelaksanaan misi darah iblis akan memasuki begitu banyak dimensi paralel bertumpang tindih. Baik dimensi dari sepuluh misi darah maupun dimensi paralel lain yang terlihat tak bermakna, semuanya merupakan penghalang yang diciptakan untuk membatasi kemampuan Raja Iblis dalam melacak lokasi penghuni. Di lapisan luar dimensi ini masih ada belasan dimensi paralel yang mirip, meskipun terlihat identik sama sekali, tapi seperti tadi, tidak ada satu pun manusia di dalamnya.
Namun pria dengan luka pisau itu bukan Raja Iblis. Melainkan roh jahat yang lahir di lapisan sandwich dimensi akibat infiltrasi Raja Iblis melalui lapisan-lapisan dimensi paralel yang bertumpuk.
Jumlah roh jahat yang ada di lapisan sandwich dimensi seperti ini sangat banyak.
Dimensi paralel yang pernah dimasuki Dokter Tang dulu terhubung melalui maneken plastik sebagai roh jahat di lapisan sandwich dimensi. Ini juga merupakan perantara terpenting bagi Raja Iblis untuk menyusup dan melacak lokasi penghuni.
Perantara semacam ini jumlahnya tak terhitung. Jika satu dihancurkan, bisa diciptakan lagi, beberapa bahkan sama sekali tidak bisa dihancurkan.
Dulu, saat Ayumu Kiryuu melihat video misi darah Dokter Tang, yang terlihat adalah adegan mengerikan di lantai satu Mal Xinxin: sebuah maneken plastik secara bertahap ditutupi retakan hitam hingga wajahnya berubah menjadi hantu jahat yang mengerikan.
Sayangnya, dia tidak sempat memberitahu hal ini kepada para penghuni.
Tentu saja, kali ini invasi gagal, kali berikutnya saat melanjutkan pelacakan, tidak akan secepat ini. Tapi, waktu yang dibutuhkan untuk pelacakan tidak banyak. Begitu pelacakan benar-benar terkunci, Raja Iblis akan sepenuhnya menyerbu dimensi ini dan membunuh Mizhen!
Selain itu, yang terpenting, meskipun pelacakan kali ini gagal, namun ruang lingkup pencarian telah menyempit. Dimensi paralel yang bertumpang tindih di sekitar dimensi tempat Mizhen berada akan menjadi fokus utama pencarian dan pelacakan berikutnya!
Mizhen yang saat ini sudah tidak punya mood menonton film, langsung menarik tangan Li Yin sambil berkata: "Ayo... kita pergi!"
Di saat yang sama, Shen Yu dan Xingchen juga berada di dalam bioskop.
"Hmm, film yang ini gimana?" Xingchen bersemangat menunjuk jadwal pemutaran di depannya, "Bulan ini ada banyak film box office luar negeri yang diimpor."
"Bebas, aku bisa nonton yang mana saja." Shen Yu tersenyum manis, sepenuhnya menyerahkan keputusan pada lawan bicaranya.
Di saat itu, Mizhen dan Li Yin sudah keluar dari ruang pemutaran dan berjalan ke arah Xingchen. Namun karena tergesa-gesa, dia tak sengaja menabrak Shen Yu!
Keduanya terjatuh ke lantai. Mizhen buru-buru bangkit dan membantu Shen Yu sambil berkata: "Maaf, maafkan aku..."
"Tidak apa-apa..." Shen Yu segera bangkit, sementara Xingchen di sampingnya terlihat kesal.
"Kamu ini bagaimana sih! Jalan tidak lihat depan? Jalannya selebar ini kok bisa nabrak?" Xingchen hendak melanjutkan omelannya tapi tiba-tiba terpaku.
Tidak lain karena kemiripan Mizhen dan Mian Tian yang luar biasa. Hanya gaya rambut yang sedikit berbeda, tapi ciri-ciri wajah mereka hampir identik.
“Maaf,” Mizhen saat ini hanya merasa panik dan cemas, meminta maaf sekali lagi, lalu berjalan terus ke depan.
Namun, tepat pada saat ini, Mizhen menghentikan langkahnya. Kemudian, pandangannya tertuju pada Shen Yu. Sebelumnya tidak melihat dengan seksama, tapi sekarang...
Dia merasa pernah melihat gadis ini sebelumnya. Perasaan ini sangat kuat, mungkin baru-baru ini pernah bertemu.
“Kamu...” Dia mendekati Shen Yu dan bertanya, “Apa kita pernah bertemu di suatu tempat sebelumnya?”
Begitu kalimat ini keluar, ekspresi Xingchen dan Shen Yu sama-sama menunjukkan keterkejutan yang luar biasa. Xingchen segera bereaksi, “Apa yang terjadi denganmu? Shen Yu, apa kamu benar-benar pernah melihat mereka?”
“Mereka?”
Saat itu Li Yin mendekat dan berkata, “Maaf, pacar saya tadi menabrakmu...”
Mizhen terus mendekati wajah Shen Yu. Perasaan familiar ini membuatnya semakin yakin bahwa dia pasti pernah melihat gadis ini sebelumnya. Tapi di mana?
“Oh ya...” Tiba-tiba dia berseru, “Apartemen... apartemen itu, apartemen yang mengeluarkan kutukan dari misi darah...”
Mendengar ini, reaksi Xingchen dan Shen Yu semakin intens. Shen Yu langsung maju menggenggam tangan Mizhen, “Apa katamu? Misi darah dan apartemen apa?”
"Shen Yu, ada apa denganmu?" Xingchen segera bertanya, "Kamu sebelumnya terus-menerus mengigau tentang mimpi buruk yang sangat nyata, bilang sudah menjadi penghuni apartemen angker, lalu pergi ke lokasi apartemen itu untuk memastikan. Tapi kan tidak ada? Bagaimana mungkin ada apartemen seperti itu di dunia ini? Itu jelas hanya mimpimu!"
"Kamu juga?" Mizhen menunjukkan ekspresi tak percaya, "Kamu juga bermimpi tentang apartemen itu? Kalau begitu, instruksi tulisan darah..."
"Sepuluh instruksi tulisan darah, ya?" Shen Yu melanjutkan, "Kamu juga mengalami hal yang sama?"
"Ya, benar..."
Sementara itu, di dalam apartemen mengerikan yang disebutkan kedua orang ini...
Banyak penghuni kembali ke apartemen dengan perasaan was-was, lalu keluar lagi. Syukurlah, sepanjang hari ini tidak ada yang tewas. Namun, hal ini tidak membuat siapapun merasa lega.
Karena... Luo Shisan menghilang tanpa jejak, Xinlian juga tidak terlihat.
"Apakah kutukan hantu berbaju merah belum terangkat? Atau... roh jahat di gudang..."
Banyak orang memiliki pemikiran seperti ini.
Dalam kecemasan ini, satu minggu berlalu. Setelah Luo Shisan, tidak ada lagi korban jiwa. Semua orang mulai merasa tenang sementara.
Tapi jejak Luo Xiu dan Han Jin sama sekali tidak ditemukan petunjuknya.
Segalanya seolah kembali ke jurang keputusasaan.
Maka, mulai ada beberapa penghuni yang memilih untuk menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis!
## Jilid 28 Lilin Bab 2 Paviliun Kematian dan Kelahiran
Tiga bersaudari Keluarga Luo kini berkumpul di rumah. Apartemen hanya bisa dikunjungi setiap 48 jam sekali, tidak ada yang berani tinggal lama di sana.
"Untungnya saat ini, selain Luo Shisan, belum ada yang mati."
Waktu berlalu dengan cepat, sudah pertengahan September.
"Xiao Ye sudah tidur?" Luo Yishui menatap Luo Yixin yang baru keluar dari kamar tidur, bertanya: "Dia pasti sangat merindukanku akhir-akhir ini?"
"Masih bertahan." Luo Yixin berjalan mendekati Luo Yishui dan Luo Yifeng, duduk perlahan sambil berkata: "Secara singkat... Masih tidak bisa menemukan orang tua Luo Shisan?"
"Petunjuk benar-benar putus." Luo Yishui merasa sangat sakit hati saat mengatakannya.
Saat Yi Chen tewas dalam misi darah mumi kuno, dia merasakan keputusasaan yang menyayat hati. Bagaimanapun, Da Jie yang selalu mendukung mereka selama ini, kini tewas dalam misi darah pertamanya.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan misi darah mumi itu? Kematian Da Jie..." Luo Yixin mengalihkan pandangannya antara Yishui dan Yifeng, akhirnya menghela nafas: "Bahkan jalan keluarnya pun tidak kita ketahui?"
"Kamya Sayoko dan Ke Yinyu yang menjalankan misi darah waktu itu juga baru kembali di detik terakhir karena waktu habis. Menurut analisis kami kemudian, seharusnya mumi itu sudah bertemu saat itu. Jika mereka terlambat 0.1 detik saja, mungkin tidak akan ada yang selamat dari misi darah itu. Jalan keluar tetap menjadi misteri. Cara persis kematian Da Jie juga tidak bisa diketahui, misi darah itu sendiri memang sangat berbahaya. Banyak dari kami yang menganalisis jalan keluar setelahnya, tapi tidak ada yang menemukan jawaban."
"Benarkah?" Setelah mendengar penjelasan dari keduanya, jari Luo Yixin mengetuk-ngetuk meja. Beberapa saat kemudian, ia berkata: "Hipotesis roh jahat di gudang...? Sangat mengerikan. Apakah banyak penghuni yang berpikir demikian?"
"Saat ini juga ada teori yang mengarah pada keanehan internal apartemen," Luo Yifeng mengajukan pendapat lain: "Bagaimanapun, pada tahap ini..."
Tiba-tiba terdengar suara keras dari dapur. Seorang pemuda berambut acak-acakan berlari keluar sambil menggelengkan kepalanya: "Kakak, panas... mi nya terlalu panas..."
Luo Yixin menoleh ke belakang: "Hal lain boleh saja, tapi kalian malah membawa pulang seseorang. Yishui, Yifeng, apa kalian masih punya waktu untuk mengasihani orang lain?"
"Tidak mungkin kami meninggalkannya di luar kan?" Luo Yifeng menatap pemuda keterbelakangan mental itu: "Dia masuk apartemen karena kasihan. Kondisinya mungkin tidak akan bertahan melewati satu misi darah pun. Tapi karena tidak bisa merawat diri sendiri, harus ada yang menjaganya dan membawanya kembali ke apartemen setiap 48 jam."
Luo Yixin menggelengkan kepala: "Apa artinya ini? Bahkan jika dia menerima misi darah, mungkin tidak akan menyadarinya. Hanya akan merasakan jantungnya sakit. Lalu apa?"
"Kita harus berusaha semampunya," Luo Yishui kini berbicara: "Meskipun awalnya ide Yifeng, tapi aku setuju. Ini menyangkut nyawa seseorang. Jika tidak bisa ya sudah, toh ini hanya sedikit usaha. Kami tidak bisa tinggal diam. Erjie, bukankah kita juga sudah berjuang bertahan hidup sejak dulu?"
Luo Yixin tidak berkata apa-apa lagi.
Di antara Empat Saudari, dia bisa dibilang yang paling rasional dan tenang, bahkan bisa dibilang sedikit dingin. Hal ini sangat berbeda dengan Yi Feng dan Yi Shui.
Yi Chen sudah mati. Kini, dia menjadi anak tertua Keluarga Luo. Hidup mati dua adik ini menjadi tanggung jawabnya. Setelah susah payah melepaskan kutukan turun-temurun Keluarga Luo dan akhirnya mendapatkan sedikit harapan hidup, dia sama sekali tidak boleh membiarkan ada lagi adik yang mati. Namun selain membantu Yi Shui merawat Xiao Ye, dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Yi Xin adalah yang paling unik di antara Empat Saudari. Dia sangat suka membaca, tidak suka bersosialisasi atau berdandan. Sebenarnya jika sedikit memperhatikan pakaian dan riasan, dia pasti bisa disebut cantik, tapi dia sama sekali tidak melakukannya. Sejak mengetahui dirinya membawa kutukan malapetaka ini, dia terus meneliti berbagai buku tentang kutukan dan fenomena iblis dari dalam maupun luar negeri. Bahkan santet yang pernah dilakukan orang tua Luo Shisan pun pernah dipelajarinya. Sayangnya, dia tidak bertemu orang berkemampuan nyata seperti Luo Xiu, kebanyakan hanya penipu. Faktanya, dukun santet seperti ini lebih langka daripada ahli tingkat SS seperti Shangguan Mian, dan kebanyakan rendah profil seperti Luo Xiu. Mana mungkin bisa ditemukan dengan mudah.
"Setelah mengalami penantian yang panjang, meskipun secara lahiriah dia tampak telah menyerah pada segalanya, sebenarnya di dalam hati dia tidak pernah berhenti menunggu. Inilah alasan mengapa dia akhirnya mendukung Yi Shui yang masih berjuang untuk bertahan hidup, hingga melahirkan Xiao Ye. Mungkin dalam pandangannya, tekad Yi Shui yang tidak mau menyerah pada kehidupan telah mengingatkannya pada masa lalu yang sudah lama dia tinggalkan."
"Yi Shui selalu ingin menjadi sosok yang bisa diandalkan oleh saudari-saudarinya. Baginya, sebagai kakak, ini adalah kewajiban. Meski dia sendiri berhasil selamat, dia tidak ingin hanya dirinya sendiri yang menjadi yang selamat. Yi Feng juga harus bertahan. Dia membayangkan masa depan dimana Yi Shui bisa membesarkan Xiao Ye dengan bahagia, dia bisa menikmati masa tua dengan cucu, dan membuktikan bahwa keputusannya mendukung Yi Shui melahirkan Xiao Ye adalah benar."
"Erjie?" Yi Feng segera mendekatkan wajahnya ke pipi Yi Xin, bertanya: "Kamu... kenapa?"
"Tidak apa-apa." Yi Xin menggelengkan kepala, berkata: "Yang terpenting sekarang adalah mempersiapkan misi darah berikutnya. Orang bernama Luo Xiu ini, aku pasti akan menemukannya, apapun harga yang harus dibayar!"
"Ini adalah janji Yi Xin kepada kedua adiknya!"
Malam semakin larut. Yi Xin berdiri sendiri di balkon, matanya menatap jauh ke kejauhan. Rumah ini menjadi satu-satunya kenangan ayah yang tersisa untuk mereka setelah kematiannya. Selama hidup, Ayah hampir tidak meninggalkan foto. Di masa lalu saat berjuang membebaskan kakak-adik dari kutukan, beliau terus berpindah-pindah hingga akhirnya meninggal. Air mata yang mengalir di pipinya saat itu takkan pernah bisa dilupakan Yi Xin.
"Tidak bisa tidur?"
Pintu balkon terbuka. Yi Feng masuk. Suara keempat saudari ini mirip, namun Yi Xin langsung mengenalinya sebagai Yi Feng. Setelah bertahun-tahun bersama, meski memiliki wajah yang sama, mereka bisa membedakan satu sama lain hanya dari ekspresi.
"Xiao Ye tidur nyenyak dipeluk Yi Xin." Yi Feng menggaruk dahinya sambil menengadah, "Dan dia... sekarang juga tidur nyenyak. Siang tadi berisik ya? Dia?"
"Yi Feng." Yi Xin tiba-tiba bertanya, "Ayah Xiao Ye sudah ke luar negeri sekarang kan?"
"Iya, setelah menikah akan menetap di Jepang." Suara Yi Feng terdengar getir, "Bajingan! Yi Shui selama ini sendirian membesarkan Xiao Ye. Dasar brengsek, sekarang malah hidup enak!"
"Yi Shui masih tidak berniat memberitahunya tentang Xiao Ye ya?"
"Sama sekali tidak bisa diucapkan. Yang menyedihkan adalah Xiao Ye, sampai sekarang tidak tahu siapa ayah kandungnya. Jika terus begini, mungkin seumur hidup dia takkan tahu..."
“Dulu, saat Yi Shui memutuskan untuk melahirkan Xiao Ye, aku tidak menyangka kamu juga akan menentang bersama Da Jie.”
“Dalam situasi saat itu, wajar saja jika menentang. Sebenarnya, aku dan Da Jie mengira pasti kamu yang pertama akan menentang, karena Erjie selalu menjadi sosok yang objektif dan tenang dalam pandangan kami. Tapi akhirnya justru kamu yang meyakinkan kami semua.”
Saat mengatakannya, Yi Feng merasakan kesuraman dalam hati, tiba-tiba berkata: “Erjie, kumohon, rawatlah Xiao Ye dengan baik. Anak ini adalah putri Yi Shui, keponakan terpenting kita, juga kelanjutan nyawa dan harapan Yi Shui. Jika terjadi sesuatu padaku dan Yi Shui, kamu harus bawa Xiao Ye menemui ayahnya. Meski sudah menikah, Xiao Ye tetap putrinya, dia tetap punya kewajiban menanggung hidup.”
Saat mengatakan ini, tangisan Yi Feng sudah tak terbendung.
“Kita akan besarkan Xiao Ye bersama.” Yi Xin bersikap tegas: “Selain ibunya, bukankah kamu yang paling disukai Xiao Ye? Hanya masakanmu yang tidak pernah dia pilih-pilih, dan hanya kamu yang tidak pernah dia salah sangka sebagai ibunya. Bertahan hidup, lalu bersama melihat Xiao Ye tumbuh dewasa. Bersama Yi Shui... nanti, kalian sendiri yang...”
Namun, ucapan Yi Xin terhenti.
Karena dia melihat, Yi Feng tiba-tiba menekan dadanya dengan tangan, menunjukkan ekspresi yang sangat menyakitkan!
Misi darah baru telah dirilis.
“25 September 2011 pukul 19:30-21:30 malam, menuju Paviliun Kematian di Bukit Senja Kota L.”
Konten yang sangat singkat.
"Bukit Senja, adalah objek wisata terkenal di Kota L... Tidak, lebih tepat disebut sebagai tempat bunuh diri suci daripada objek wisata terkenal."
"Pada saat yang sama, di ruangan lain, pemuda tunagrahita yang tidur berselimut tiba-tiba membuka matanya sambil berteriak memegangi jantung: 'Panas, panas, panas sekali!'"
"Di apartemen, beberapa penghuni lain juga mengalami rasa terbakar yang menyakitkan."
"Penari telanjang Kate, penghuni Korea Hong Sang-woo, penghuni ahli strategi baru Bai Wenqing, Lin Huanzhi dan Sun Qingzhu!"
"Ditambah Luo Yifeng dan pemuda tunagrahita, total tujuh penghuni yang akan menjalankan misi darah kali ini!"
"Yifeng berlari ke dalam ruangan dan langsung membuka komputer. Kemudian, segera login ke QQ dan masuk ke grup QQ yang dibuat penghuni apartemen. Grup ini berisi semua penghuni apartemen."
"Begitu login, grup langsung ramai."
"'Misi darah baru dirilis!'"
"'Ada yang menemukan informasi tentang Paviliun Kematian di Bukit Senja?'"
"'Siapa saja penghuninya? Apakah Li Yin ikut? Apakah ada pecanahan Perjanjian Neraka yang dirilis?'"
"Yifeng segera mengulurkan tangan dan mengetik cepat: 'Aku Luo Yifeng, aku dan pemuda tunagrahita itu juga pelaksana misi darah kali ini!'"
"'Si idiot itu?'"
"'Luo Yifeng, ternyata kamu?'"
"'Bagaimana dengan Li Yin? Bukankah Li Yin sudah lama tidak menjalankan misi darah? Apakah Li Yin online?'"
"Semua mengabaikan Luo Yifeng, karena dia bahkan tidak pantas disebut ahli strategi. Ketika Sun Qingzhu muncul online, grup akhirnya kembali bergemuruh!"
“Itu Sun Qingzhu, salah satu dari Tujuh Pemula Ahli Strategi! Bersama dia, total menjadi tiga pemula ahli strategi!”
“Bagus! Aku mungkin bisa bertahan hidup!”
Pesan dari Kate dan Hong Sang-woo diterjemahkan oleh Kamya Sayoko. Setelah mengkonfirmasi tujuh penghuni akan menjalankan misi darah, mereka segera memulai penyelidikan paviliun kematian yang misterius!
Yi Shui yang baru bangun bersama Yi Feng memeriksa percakapan di grup QQ. Tanpa disadari, Xiao Ye mengintip dari celah pintu kamar tidur, menyimak seluruh percakapan Ibu dan Bibinya.
## Jilid 28 Patung Lilin Bab 3 Penjelajah
Langit diselimuti awan hitam pekat tanpa secercah cahaya. Area sekitar apartemen tetap menjadi daerah tak berpenghuni yang sunyi seperti kuburan, bahkan seekor serangga pun tak terlihat.
Dalam kegelapan malam itu, empat sosok berjalan beriringan.
Keempatnya gemetar ketakutan. Pemimpinnya seorang pemuda tegap yang kini berjalan tertatih-tatih sambil terus melirik ke segala arah. Tiga perempuan di belakangnya berusia 20-an dengan wajah biasa, berjalan berdesakan sambil mengekor sang pemuda.
Mereka memiliki kesamaan: masing-masing menggenggam pistol di tangan.
"Apa...apa kita benar-benar harus pergi?" ujar perempuan berbaju kuning yang gemetar. "Bagaimana kalau... kita batalkan saja?"
“Kalau kau mau pergi, silakan! Aku takkan menghalangi!” Perempuan berbaju merah di tengah berkata: "Sun Qingzhu, Luo Yifeng dan yang lain sudah menerima misi darah, tapi masih belum ada pecahan Perjanjian Neraka baru yang dirilis! Kalau begini terus, kita semua akan mati cepat atau lambat. Lebih baik kita ambil risiko! Jalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis!"
"Tapi..." Perempuan ketiga di samping yang relatif lebih cantik di antara mereka menggigil ketakutan: "Belakangan ini, kebanyakan orang yang menjalankan misi darah iblis..."
"Lalu kenapa?" Perempuan berbaju merah mengatupkan giginya, kata-katanya seperti terpaksa keluar dari celah gigi: "Itu cuma roh jahat dalam diri! Selama kita jujur tak perlu takut bayangan miring, aku tidak pernah membunuh atau berbuat dosa, roh jahat apa yang mau muncul?"
Meski bicara begitu, hati perempuan berbaju merah juga berdebar-debar. Sampai saat ini belum ada satu pun penghuni yang selamat dari misi darah iblis. Misi darah Raja Iblis telah menjadi sangat misterius dan mengerikan.
Tapi ini satu-satunya cara untuk lepas dari apartemen dalam waktu singkat. Kalau ingin hidup, hanya ini jalan keluarnya. Meski tahu ini mungkin jalan kematian, perempuan berbaju merah sadar dirinya tak mungkin bertahan melalui misi-misi darah biasa terus menerus.
Keempat orang ini sama-sama berniat menjalankan misi darah iblis untuk bertahan hidup. Meski ibarat mengobati kuda mati seperti kuda hidup, tetap lebih baik daripada diam saja menunggu ajal.
Untuk menjalankan misi darah iblis, mereka harus kembali ke apartemen masing-masing dan menulis karakter "" dengan darah. Jika berhasil, mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya mereka kembali ke apartemen.
Adapun pistol di tangan mereka, itu diberikan oleh Shangguan Mian kepada keempat orang ini.
Tentu saja, keempat orang ini paham bahwa Shangguan Mian tidak melakukannya dengan niat baik. Memberikan senjata api untuk perlindungan diri juga berarti menjadikan mereka sebagai bidak penjelajah. Saat ini apartemen sedang mengalami keanehan internal, jika terlalu lama berada di dalam, tidak ada yang tahu akibatnya seperti apa.
Pemuda yang menjadi pemimpin bernama Yan Bin, hanyalah penghuni biasa di apartemen. Awalnya anggota Night Feather Alliance, namun kini Tiga Aliansi Besar sudah tidak ada lagi. Bahkan orang-orang seperti Li Yin dan Ke Yinye sulit mempertahankan diri, apalagi dirinya yang berada dalam situasi lebih tragis. Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis menjadi satu-satunya pilihan di tengah kebuntuan. Bagaimanapun, jika berhasil, dia bisa meninggalkan apartemen dan mengakhiri kehidupan neraka ini. Jika gagal, setidaknya kematian akan mengakhiri segalanya. Di belakangnya terdapat tiga perempuan: yang berbaju merah bernama Tang Juan, berbaju kuning bernama Song Min, dan terakhir Jiang Haiyan. Seperti Yan Bin, mereka adalah penghuni paling biasa tanpa ciri khas di apartemen. Penghuni baru seperti ini biasanya mati pada misi darah pertama, hanya bisa bertahan dengan bergantung pada Tiga Aliansi Besar. Kini, harapan terakhir hanya pada instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Beberapa masih menaruh harapan pada pasangan Luo Xiu dan Han Jin, namun setelah Luo Shisan menghilang (banyak penghuni yakin dia sudah tewas), mencari kedua orang ini hampir mustahil. Penghuni bahkan memasang iklan pencarian Luo Shisan di koran, namun hingga kini kedua orang tersebut tetap tidak ditemukan.
Saat ini, jarak ke apartemen semakin dekat. Meski keempat orang ini takut memasuki apartemen kali ini bisa nyaris mati, namun dengan memegang pistol ini, sedikit menambah keberanian mereka. Bagaimanapun ini lebih baik daripada tidak memiliki apa-apa, bukan? Dan yang terpenting, Shangguan Mian juga membuat janji. Begitu ada bahaya, dia akan menyelamatkan mereka. Semua paham bahwa Shangguan Mian membutuhkan orang yang bertahan hidup untuk mendapatkan informasi. Empat pion pengintai ini tentu lebih berharga jika tetap hidup.
"Ayo semangat semua!" Yan Ming menarik napas dalam-dalam, berkata: "Di titik ini, kita harus mengambil risiko! Kalah pun tak apa, paling hanya mati, kita bisa terbebas!"
Perkataan ini mendapat resonansi dari tiga wanita lainnya. Bagaimanapun, dibandingkan siksaan yang lebih buruk dari kematian, lebih baik mati sekalian.
Maka langkah kaki mereka tak lagi gemetar. Akhirnya, mereka memasuki kompleks perumahan.
Patut dicatat bahwa kompleks tempat apartemen ini berada memang tidak terlalu besar, sebagian besar berupa apartemen tiga hingga empat lantai yang agak kumuh. Minimnya pepohonan di sekitar apartemen, serta sungai penuh sampah busuk yang melintang di tengah, membuat tempat ini tidak menarik. Jadi hanya orang yang tak mampu beli rumah mahal di pusat kota yang mau tinggal di sini. Sedangkan gang tempat apartemen berada, terletak di pusat kompleks ini, mendekati sungai busuk di lorong dalam.
Saat melewati sungai yang berbau busuk itu, Yan Bin tak sengaja melihat ke arah sungai. Sungai ini termasuk memiliki aliran yang cukup luas, hampir membelah Kota K, namun melihat banyaknya sampah yang mengambang di permukaannya membuat orang berkerut kening. Sampah-sampah ini mengambang dari jauh, mengingat kompleks ini hampir tak berpenghuni, dari mana datangnya begitu banyak sampah? Pemandangan air tergenang yang busuk ini menimbulkan rasa tekanan dalam diri Yan Bin.
Setelah melewati jembatan, terlihat sebuah gang gelap yang dalam tak jauh di depan. Jarak antara gang tersebut dengan apartemen terdekat sekitar 200 meter. Ini adalah area pusat kompleks, dan meskipun gang ini memiliki banyak percabangan, tidak sedikit yang merupakan jalan buntu.
Salah satu jalan buntu itu terhubung langsung dengan apartemen tersebut.
Mengingat pertama kali masuk ke kompleks ini sebulan yang lalu. Waktu itu Yan Bin sedang iseng sehingga memasuki kompleks dan menyusuri gang tersebut. Saat itu, di bawah terik matahari, dia mendapati bayangannya sendiri bergerak secara otomatis, menuntunnya ke sebuah apartemen. Kemudian bayangan itu secara misterius memasukkan seikat kunci ke dalam sakunya. Sekelompok orang kemudian memberitahukan aturan mengerikan apartemen ini: harus menyelesaikan sepuluh misi darah atau satu instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis untuk bisa meninggalkan apartemen, melepas identitas sebagai penghuni, dan kembali ke kehidupan normal.
Jika bukan karena melihat penghuni-penghuni yang tidak mempercayai pernyataan ini mengalami akhir yang mengenaskan, dia pasti tidak akan percaya pada eksistensi hal seperti misi darah dan kutukan. Penghuni seperti dirinya, sebagian memilih bunuh diri atau mengalami breakdown mental, sebagian tidak percaya sama sekali untuk meninggalkan apartemen, sebagian jatuh dalam keputusasaan dan terjerumus ke Sekte Matahari Suci melalui bujukan Xu Tao, sementara kelompok terbesar adalah mereka yang bergantung pada ahli strategi. Yan Bin dan tiga perempuan di belakangnya termasuk dalam kategori terakhir.
Berjalan menuju gang kecil yang sudah tak terhitung kali mereka lewati, rasa panik tetap menghantui hati. Tapi seperti panah yang sudah terlepas dari busur, mustahil untuk menoleh ke belakang. Lagipula, akankah Shangguan Mian membiarkan mereka kabur sekarang? Akhirnya, Empat Orang itu memasuki gang. Di lorong sempit itu, mereka bisa dibilang merinding ketakutan. Sejujurnya awalnya mereka ingin datang siang hari, tapi Shangguan Mian sengaja memaksa mereka datang malam hari, dengan ancaman tidak akan memberikan senjata api atau janji penyelamatan. Yan Bin menduga ini karena Shangguan Mian takut hantu tidak muncul di siang hari.
Langkah demi langkah mereka maju, hingga akhirnya di tikungan jalan buntu yang seharusnya, terbukalah lapangan kosong dan terlihatlah apartemen itu di depan mata.
Yan Bin sekali lagi mengamati apartemen ini. Meski bukan pertama kali melihatnya, perasaan kagum tetap muncul. Ini adalah apartemen tinggi super modern yang sama sekali tidak cocok dengan apartemen-apartemen kumuh di luar, eksteriornya berwarna abu-abu gelap, total 29 lantai, deretan balkon dan jendela lantai tersusun rapi, serta banyak unit AC eksternal. Semua fasilitas apartemen sangat modern, sistem air dalamnya meski sumber airnya tidak bisa dipahami, semuanya adalah air penyaringan otomatis yang bisa langsung diminum dari keran, lampu sensor dipasang di seluruh apartemen yang sangat menghemat listrik (meski sumber listrik apartemen juga merupakan misteri). Tentu saja, fitur terbaiknya adalah kemampuan menyediakan makanan dan pakaian secara otomatis.
Dari segi mana pun, lebih mirip tempat tinggal ideal daripada Rumah Hantu. Tapi semua orang tahu betapa mengerikannya apartemen ini.
Menuju pintu putar, keempat orang itu sangat gugup. Saat ini mereka semua sudah membuka pengaman pistol, mengarahkan senjata ke segala penjuru, dan juga membawa banyak magazen ekstra.
Setelah mendorong pintu putar masuk, Yan Bin memimpin di depan sementara Jiang Haiyan, Tang Juan, dan Song Min saling membelakangi, waspada ke segala arah. Semua tidak berani menggunakan lift, hanya bisa menuju arah tangga.
Pertama-tama, menuju lantai lima tempat Song Min tinggal.
"Hati-hati semuanya," Yan Bin menggenggam erat pistolnya, dahi sudah basah oleh keringat, berkata: "Dan ingat, jangan tembak kecuali benar-benar darurat!"
“Dia saat ini juga sangat khawatir, bagaimana jika pistolnya tidak sengaja meletus? Tapi di saat seperti ini tidak ada yang berani memberi pengaman pada pistol, karena terlambat sedetik pun bisa berarti kematian.”
“Di tangga, mereka berjalan selangkah demi selangkah dengan suasana yang sangat menekan. Sekarang mungkin hanya empat orang mereka saja yang ada di apartemen ini. Memikirkan kemungkinan keanehan yang bisa terjadi, tidak ada yang beraih lengah.”
“Shangguan Mian, seharusnya ada di sekitar sini?” Jiang Haiyan masih tidak tenang, “Dia bilang akan menyelamatkan kita jika ada bahaya, benarkah itu?”
“Seharusnya dia tidak berbohong...” Tang Juan meski ragu dalam hati, tetap berusaha menenangkan diri.
Tak lama kemudian, mereka tiba di lantai lima. Song Min bergegas menuju ruangannya, mengambil kunci, dan membuka pintu. Saat pintu terbuka, dia langsung mengarahkan pistolnya ke dalam ruangan!
Syukurlah, di dalam kosong tak berpenghuni.
Song Min menghela napas lega lalu masuk. Dia mengeluarkan pisau dari tubuhnya, menusuk jarinya, lalu menulis karakter di dinding dengan darah.
Segera, misi darah muncul: Waktunya 2 Oktober, lokasinya di distrik Baiyan pusat Kota K, sebuah jalan komersial.
“Ayo.” Setelah lega, Song Min berkata, “Kalau gitu aku duluan ya.”
“Baik, hati-hati di jalan.” Yan Bin mengangguk, lalu melanjutkan naik tangga bersama tiga orang lainnya.
Prosesnya jauh lebih lancar dari perkiraan. Yan Bin mulai sedikit merilekskan hatinya. Namun Tang Juan di sampingnya masih terus mengerutkan kening.
Selanjutnya, adalah Jiang Haiyan dari lantai 10. Setelah juga menulis karakter '', dia pun pulang.
Akhirnya, hanya tersisa Yan Bin dan Tang Juan. Kini hanya mereka berdua, dan kebetulan mereka bertetangga di lantai 26 sehingga bisa pergi bersamaan.
Keduanya terus naik ke atas, suasana hati mereka kini sudah sedikit lebih tenang. Setelah waktu yang cukup lama berlalu, belum terjadi apa-apa.
Mungkin mereka benar-benar bisa pergi seperti ini. Misi darah iblis yang ternyata harus dilaksanakan di pusat perbelanjaan pusat kota, memang selalu aneh seperti biasa. Nantinya, mereka pasti akan tersedot ke ruang dimensi lain.
Sepanjang jalan, keduanya tidak berbicara lagi. Bisa dikatakan semakin dekat ke lantai 26, perasaan mereka semakin tegang. Sayangnya koridor apartemen memiliki lampu sensor, tapi lorong tangga tidak. Ini membuat pencahayaan di lorong tangga agak redup, ditambah sekarang sudah malam, menambah nuansa menyeramkan.
Akhirnya, mereka tiba di lantai 26. Tanpa banyak bicara, mereka mengambil kunci masing-masing dan berlari ke ruangan mereka. Yan Bin langsung masuk ke ruang tamu setelah membuka pintu, baru saja hendak menusuk jarinya, tiba-tiba terkejut melihat - dari bawah meja makan di ruang tamu, muncul sepasang kaki!
Tanpa ragu dia langsung menembak ke arah meja! Lalu menendang hingga meja itu terbalik! Namun, yang ada di bawah meja adalah...
Jiang Haiyan!
Wajah Jiang Haiyan saat itu pucat seperti tepung, jelas sudah lama tidak bernapas! Kemudian, di bawah tubuhnya, lantai mulai berubah menjadi lubang hitam, dan tubuhnya perlahan tenggelam seperti terperosok ke dalam rawa!
Yan Bin tidak berani berlama-lama, langsung berlari keluar. Pada saat yang sama, Tang Juan juga berhasil kabur, dia mendengar suara tembakan tadi!
Keduanya saling memahami, di otak mereka hanya ada satu kata: melarikan diri!
Untungnya Tang Juan masih cukup tenang, segera mengambil ponsel dan menekan tombol cepat untuk menghubungi Shangguan Mian.
Saat tiba di mulut tangga, telepon dari Shangguan Mian tersambung.
"Halo, Nona Shangguan? Kami..." Namun kata-kata Tang Juan terhenti di tenggorokan. Karena dia melihat jenazah Song Min tergeletak di tangga!
Tak lama kemudian, tangga juga mulai berubah menjadi lubang hitam yang menyedot jenazah Song Min!
Ini lantai 26! Berapa nyawa yang mereka miliki jika terus turun seperti ini?
"Tolong kami, Nona Shangguan!"
Mereka yang kabur dari tangga juga tidak berani naik lift. Setelah mendengar penjelasan mereka, Shangguan Mian berkata: "Pergi ke atap apartemen! Aku akan segera ke sana dan melompat dari atap untuk membawa kalian turun!"
Peristiwa saat Shangguan Mian menyelamatkan Li Yin dan Ying Ziyye dari lantai 17 sebelumnya memang diketahui Yan Bin dan Tang Juan. Tanpa ragu lagi, mereka langsung berlari ke atap!
Kecepatan kedua orang itu sangat tinggi. Mereka menaiki tangga dan tiba di depan pintu masuk atap apartemen. Yan Bin memutar gagang pintu, ternyata pintunya terkunci!
Dia menggigit gigi, langsung mengarahkan pistol ke kunci dan menarik pelatuk! Setelah kunci hancur, dia menendang pintu terbuka dan bersama Tang Juan berlari ke atas!
Namun…
Selanjutnya, tubuh kedua orang ini seperti tersetrum listrik, lumpuh total.
Mata Yan Bin dan Tang Juan membelalak ketakutan, mulut mereka terbuka lebar seperti lonceng tembaga.
"Tidak… tidak mungkin… kau… kau…"
Dan ini… adalah kalimat terakhir Yan Bin sebelum kematiannya.
## Jilid 28 Patung Lilin Bab 4 Luo Xi
Kematian para penghuni ini sama sekali tidak diketahui. Sebagai penghuni paling biasa di apartemen, tidak ada yang peduli dengan hidup mati mereka. Bahkan jika "kehilangan jejak" sementara, tidak ada yang akan menyadarinya.
Sementara Luo Yifeng membawa si bodoh itu bertemu dengan beberapa penghuni yang akan menjalankan misi darah. Hong Xiangyou dan Kate adalah orang asing. Sun Qingzhu bisa berbahasa Inggris tapi sama sekali tidak belajar bahasa Korea. Meski banyak penggemar drama Korea di Tiongkok, sangat sedikit yang fasih berbahasa Korea. Kemampuan bahasa Mandarin Hong Xiangyou terlalu buruk untuk komunikasi normal, untungnya dia sedikit bisa bahasa Inggris. Tapi semua mengabaikannya karena dia bukan ahli strategi. Keunikan Hong Xiangyou adalah ini misi darah keduanya, sementara lainnya baru pertama kali.
Sedangkan Bai Wenqing, Lin Huanzhi, dan Sun Qingzhu, ketiganya mendapatkan perhatian yang cukup besar, terutama Sun Qingzhu. Dengan standar orang biasa, pria ini sudah termasuk sangat hebat. Tentu saja, jika dibandingkan dengan Li Yin dan Ke Yinye, mereka sama sekali tidak sebanding. Namun, hal ini menambahkan sedikit tanda kehidupan dalam misi darah kali ini.
Saat ini, sebagian besar penghuni tidak terlalu memperhatikan misi darah tanpa kontrak ini. Bahkan jika ketujuh orang ini mati semua, kerugiannya tidak terlalu besar. Yang disebut Tujuh Ahli Strategi Pemula juga bukanlah sosok yang tak tergantikan. Terutama karena di antara mereka ada seorang bodoh yang dianggap beban, semua orang yakin orang bodoh ini pasti akan jadi yang pertama mati dalam misi darah.
Berbeda dengan misi darah biasa, Bukit Senja () sudah diketahui lokasinya tanpa perlu penyelidikan. Kemasyhuran Bukit Senja berasal dari statusnya sebagai tempat bunuh diri suci. Lebih dari seperlima kasus bunuh diri tahunan di Kota L terjadi di Bukit Senja. Karena alasan ini pula, tempat ini dianggap sangat 'Bu Xiang' (), dan mulai sepi pengunjung. Jika seseorang terlihat berjalan sendirian di Bukit Senja, mungkin akan disangka sebagai calon bunuh diri.
Karena alasan ini juga, meskipun lokasinya tidak terlalu terpencil, tetap jarang dikunjungi orang. Villa Kematian yang Misterius, berdasarkan investigasi, adalah sebuah villa besar yang terletak di Bukit Senja. Bangunan bergaya Nordik ini memiliki luas sekitar lebih dari dua ratus meter persegi. Status kepemilikannya tidak jelas dan saat ini menjadi properti tak bertuan. Tidak diketahui siapa yang memberi nama aneh ini. Data yang bisa dilacak hanya sebatas ini.
Waktu berlalu cepat, tibalah tanggal 25 September. Menjelang akhir bulan September, para penghuni akhirnya menyadari bahwa banyak orang hilang secara misterius. Hal ini tentu meningkatkan kepanikan ke level yang lebih tinggi. Banyak yang takut memasuki ruangan mereka sendiri untuk menulis karakter "" karena ketakutan terhadap apartemen. Kini hampir semua orang merasa terancam, menyadari bahwa ini benar-benar hari kiamat. Pada saat ini, bahkan jumlah pengikut Sekte Matahari Suci mulai berkurang, dan mereka yang mempercayai Xu Tao juga tidak sebanyak dulu.
Dari berbagai sudut pandang, para penghuni benar-benar berada di ujung jurang terakhir tanpa secercah harapan pun.
Setiap penghuni secara bertahap menemukan ketenangan di hari-hari terakhir ini, mulai mempersiapkan urusan setelah kematian mereka.
Sebagian mengatur penitipan anak-anak mereka, mencairkan aset yang dimiliki. Yang masih memiliki orang tua menitipkan pada kerabat. Beberapa lain yang yakin akan mati membuat perjanjian donasi jenazah. Ada juga yang membeli makam lebih dulu, sementara mereka dengan aset cukup bahkan mulai membuat surat wasiat.
Mayoritas penghuni adalah generasi 80-an dan 90-an yang merupakan anak tunggal. Karena orang tua mereka masih hidup, banyak yang membuat keputusan bersama untuk membeli asuransi jiwa dengan menunjuk orang tua sebagai penerima manfaat. Ini bertujuan memberikan jaminan kehidupan bagi orang tua jika mereka meninggal. Inisiatif ini pertama kali diajukan oleh Bai Wenqing, salah satu penghuni ahli strategi pemula, dan segera mendapat respons positif dari banyak penghuni.
Li Yin tidak perlu melakukan hal tersebut. Ibunya sudah meninggal, sementara Ayahnya - mana mungkin kekurangan uang? Yin Ye dan Yinyu membeli asuransi jiwa ganda. Meskipun orang tua mereka berkecukupan, sebagai anak mereka ingin melakukan hal terakhir untuk orang tua jika terjadi sesuatu pada diri mereka.
Luo Yifeng yang sudah yatim piatu juga terinspirasi oleh gerakan ini. Setelah berdiskusi dengan Yi Shui, mereka berdua membeli asuransi jiwa dengan menunjuk kakak kedua Yixin sebagai penerima manfaat. Dengan begitu, jika keduanya meninggal, Yixin yang akan membesarkan Xiao Ye bisa hidup tenang dengan uang pertanggungan yang besar.
Hari ini adalah hari untuk menjalankan misi darah. Yi Feng pulang ke rumah untuk berpamitan dengan Yi Xin. Dia memasukkan polis asuransi ke dalam amplop dan memberikannya kepada Xiao Ye sambil berkata: "Dengarkan baik-baik, Xiao Ye. Bibi memberimu ini, simpanlah sendiri. Jangan tunjukkan kepada Bibi kedua."
Jika dia dan Yi Shui sama-sama meninggal, Yi Xin sebagai penerima manfaat akan menerima uang pertanggungan asuransi jiwa lebih dari 10 juta. Perusahaan asuransi tentu sudah melakukan penyelidikan sebelumnya, namun pasti tidak percaya dengan masalah kutukan. Kedua perempuan ini dalam kondisi kesehatan prima, sehingga polis seperti ini bisa ditandatangani.
Saat berpisah, Yi Feng tidak banyak bicara dengan Yi Xin. Dia sempat berpikir, mungkin ini perpisahan terakhir. Tapi apa yang bisa dia katakan?
Dia tidak bisa mengatakannya. Jika diucapkan, dia takut ini benar-benar akan menjadi yang terakhir kalinya.
Tragedi Keluarga Luo pasti akan berlanjut. Tapi hanya sampai generasi ini! Mulai dari Xiao Ye, tidak akan ada lagi tragedi di Keluarga Luo. Anak perempuan yang lahir di keluarga Luo akan bisa bertahan hidup dengan selamat, meninggal karena usia tua, tidak seperti mereka yang harus menghadapi kematian di usia muda yang seharusnya indah.
Di hatinya hanya ada doa untuk Yi Xin, sama sekali tidak ada rasa iri karena Yi Xin menjadi satu-satunya yang selamat dari empat saudari. Keempat bersaudari ini sudah saling mendukung sejak kecil. Kebahagiaan saudari adalah kebahagiaannya sendiri.
Setelah melirik Yi Xin untuk terakhir kali, Yi Feng tidak berkata apa-apa lagi dan menutup pintu.
“Bertahan hidup!” Pada detik pintu hampir tertutup, Yi Xin akhirnya berbicara: "Aku ingin kalian bertahan hidup bersamaku. Tragedi Keluarga Luo harus dihentikan, kalian juga harus mencapai transendensi dari tragedi ini. Bertahan hidup, lalu kembali!"
Ucapan Yi Xin yang penuh kesedihan membuat hati Yi Feng berdegup kencang. Tapi, bertahan hidup? Dengan modal apa? Sekalipun selamat dari misi darah kali ini, bagaimana dengan berikutnya? Lagipula, tak ada yang bisa menjamin apakah roh jahat di gudang itu suatu hari akan menyerangnya.
Akhirnya, Yi Feng pun memulai perjalanan pertama menuju misi darahnya.
Saat pergi, dia membawa serta si bodoh itu. Tentu saja, setelah berpikir sejenak, dirasa tak pantas terus memanggilnya 'bodoh', maka diputuskan untuk memberinya nama.
Harapan...
Yi Feng sangat mendambakan Keluarga Luo bisa menyambut harapan.
"Harapan. Aku akan memanggilmu Luo Xi!" Setelah menentukan nama, Yi Feng berkata pada si bodoh: "Dengar baik-baik, mulai sekarang namamu Luo Xi, bukan lagi tak punya nama."
Si bodoh menggenggam rambutnya, memandangi Yi Feng dengan wajah tolol, lalu tertawa: "Bagus, Kakak Yi Feng memberiku nama, Luo Xi, namaku Luo Xi..."
Yi Feng tersenyum kecut. Diam-diam dia iri pada si bodoh ini. Orang ini, bahkan saat menghadapi kematian sekalipun, takkan merasakan ketakutan ya? Dalam hal ini, tak seorang pun di apartemen yang bisa menandinginya.
Membawa Luo Xi ke halte kereta, saat itu kelima orang sudah berkumpul di sana. Sun Qingzhu, Lin Huanzhi, Bai Wenqing, Hong Sang-woo, Kate.
Setelah Yi Feng dan Luo Xi mendekati kelompok, dia berkata kepada semua orang: "Um, harap kalian jangan memanggilnya 'orang bodoh' lagi mulai sekarang. Dia bagian dari keluarga Luo, namanya Luo Xi. Tolong panggil dia seperti itu."
"Terserah kamu." Sun Qingzhu menunjukkan ekspresi masa bodoh. Dia juga sudah membeli asuransi jiwa untuk orang tuanya seperti Bai Wenqing.
Yang lain merasa agak aneh tapi tidak berkomentar. Yi Feng memandang Luo Xi. Jika anak ini normal, penampilannya sebenarnya cukup baik. Lagipula, andai dia tidak punya masalah tingkat kecerdasan, mungkin tidak akan masuk apartemen itu.
Kereta api tiba.
Tujuan: Bukit Senja di Kota L.
Di dalam kereta, Yi Feng tetap gelisah. Luo Xi duduk di sampingnya, sementara di seberang ada Sun Qingzhu dan Hong Sang-woo. Hong Sang-woo kesulitan berkomunikasi karena tidak bisa Bahasa Mandarin, Sun Qingzhu juga pendiam. Justru Luo Xi yang paling ceria di antara mereka.
"Kakak Yifeng, di mana Kakak Yishui?"
"Kakak jangan takut! Katanya ada 'hantu' yang muncul, tapi aku kuat! Aku pasti akan melindungi kakak!"
Sun Qingzhu sama sekali tidak menunjukkan rasa jengkel. Memandang Luo Xi yang polos, tiba-tiba dia bertanya: "Nona Luo, kamu benar-benar bersemangat memberi dia nama ya?"
“Jika bisa bertahan hidup, aku akan membantu mengobatinya,” Yi Feng membelai kepala Luo Xi sambil berkata: “Dia ternyata sangat cocok dengan keponakan perempuanku, mereka berdua selalu bermain dengan gembira.”
“Benar-benar,” Luo Xi tertawa polos, “Xiao Ye sangat imut, lain kali aku juga mau main dengan Xiao Ye!”
“Dengarkan baik-baik.” Sun Qingzhu tiba-tiba mengubah pandangannya menjadi serius, “Kita bukan organisasi amal. Bantuan kita padanya terbatas. Kau juga tahu, dalam misi darah, dia mungkin akan menjadi beban. Jika dia melakukan sesuatu yang mengancam kelangsungan hidup kita semua, aku akan segera membuangnya. Mengerti?”
“Aku tahu,” jawab Yi Feng tanpa ragu, “Jika hal seperti itu terjadi, lakukan saja. Aku bisa memahami.”
“Bagus.” Sun Qingzhu menghela nafas lega, setidaknya dia masih tahu batas.
Perjalanan ini memakan waktu sekitar tiga jam. Diperkirakan kereta akan tiba pukul lima.
Sun Qingzhu kini menutup matanya. Dia berencana tidur sebentar untuk memulihkan energi. Sejak membeli asuransi jiwa dan mengurus semua urusan warisan, hatinya sudah lebih tenang. Jika dia mati, uang asuransi itu mungkin tidak cukup untuk menjamin masa tua orang tuanya, tapi setidaknya kehidupan mereka akan lebih baik tanpa kehadirannya.
Waktu berlalu cepat. Sekelompok orang itu akhirnya tiba di tujuan - Bukit Senja!
## Jilid Kedua Puluh Delapan Lilin Bab Lima Patung Lilin Pertama
"Bukit Senja, setelah diselimuti malam, di kedalaman bayangan pepohonan yang tak terhitung, terus diterpa angin dingin yang menderu, setiap saat memancarkan aura meremang bulu kuduk."
"Tempat ini, karena terlalu banyak kasus bunuh diri, telah lama dipenuhi rumor kengerian yang tak terhitung, membuat banyak orang enggan mendekat. Karenanya, hanya satu jenis orang yang biasanya datang ke Bukit Senja di malam hari: mereka yang hendak mengakhiri hidup."
"Namun kini, Bukit Senja kedatangan tujuh pengunjung. Bukan para pelaku bunuh diri, melainkan mereka yang justru berjuang untuk bertahan hidup."
"Luo Yifeng selalu membawa Luo Xi. Tatapan beberapa orang lain kepada Luo Xi selalu mengandung sedikit kebencian. Bagaimanapun, kehadiran penyandang disabilitas intelektual dalam misi darah hanya akan merepotkan. Di tengah ancaman hidup-mati, wajar jika mereka berharap bisa mengurangi satu beban."
"Bukit Senja ini benar-benar sunyi senyap," kata Bai Wenqing sambil memecah keheningan, "Kita semua harus ekstra hati-hati, jangan sampai lengah. Meski belum mencapai Paviliun Kematian, tapi kita sudah memasuki wilayah Bukit Senja, jadi..."
"Kami tahu." Lin Huanzhi menyela, "Hal-hal dasar seperti itu sudah jelas bagi kami semua."
Lin Huanzhi, salah satu dari Tujuh Orang Bijak Baru di apartemen, dulunya adalah anggota Sekte Matahari Suci. Kini dengan penggabungan Tiga Aliansi Besar, dia telah menjadi salah satu pilar utama tim strategi apartemen. Berbeda dengan Sun Qingzhu dan lainnya, Lin Huanzhi sama sekali tidak membuat persiapan untuk urusan pasca kematian meski menghadapi situasi genting seperti ini. Selain Yuan Yin, dia juga merupakan orang paling tenang di antara Tujuh Orang Bijak Baru. Penampilannya adalah pria berusia sekitar tiga puluh tahun dengan postur sedang berkacamata. Wajahnya tidak tampan, hanya biasa-biasa saja, namun memiliki pemikiran yang tajam, observasi mendetail, dan pertimbangan yang sangat matang. Yang paling menakutkan, orang ini sangat ahli dalam menyembunyikan ambisi. Dulu dia menyamar sebagai pengikut setia Xu Tao tanpa menunjukkan keistimewaan sama sekali, sehingga selama ini semua orang menganggapnya sebagai penghuni biasa yang tidak menarik perhatian.
Setelah menembus lebatnya hutan, akhirnya Paviliun Kematian yang Lahir Kembali muncul di hadapan mereka. Vila raksasa bertingkat tiga ini sekilas sama sekali tidak menyerupai vila, melainkan lebih seperti kastil. Ukurannya yang luar biasa besar membuatnya terlihat jelas meski dari kejauhan. Vila setinggi lebih dari 30 meter ini memiliki banyak grafiti aneh di dinding dekat pintu gerbang. Pagar besi di depan Paviliun Kematian yang Lahir Kembali terkadang bergoyang tertiup angin, seolah akan rubuh setiap saat.
Tujuh orang itu perlahan mendekati tempat tersebut.
"Kakak, kakak, di dalam sana... sangat menyeramkan, sangat menyeramkan..." Luo Xi menggenggam tangan Yi Feng, wajahnya menampakkan ekspresi ketakutan yang luar biasa.
Reaksi tujuh orang saat ini agak berbeda-beda. Yi Feng menghibur Luo Xi sambil memandang Paviliun Kematian dan Kelahiran Kembali tanpa reaksi berarti; Kate gemetar ketakutan bahkan terus membuat tanda salib di dadanya sambil berdoa; Hong Sang-woo berbicara dalam bahasa Korea yang tidak dimengerti orang; Sun Qingzhu dan Bai Wenqing sama-sama mengerutkan kening diam seribu bahasa; Sementara mata Lin Huanzhi tiba-tiba diselimuti bayangan suram.
Seharusnya ini adalah tingkat kesulitan misi darah tertinggi kedua. Tapi tak ada seorang pun yang merasa tenang karenanya.
Ini pasti bukan misi darah yang bisa dilewati dengan mudah! "Ayo masuk. Paviliun Kematian dan Kelahiran Kembali."
Villa raksasa ini memiliki tangga sekitar sepuluh anak tangga di pintu utamanya. Menapaki tangga tersebut, ketujuh orang tiba di depan pintu yang terlihat kuno. Pegangan pintu diputar, dan pintu pun terbuka.
Mereka semua mulai menyalakan senter dan memasuki villa. Tempat ini tentu tidak memiliki pasokan listrik, jadi hanya bisa mengandalkan senter. Yang berjalan di paling depan adalah Sun Qingzhu.
Sun Qingzhu sudah mempersiapkan skenario terburuk untuk misi darah kali ini, meski tetap tak akan menyerah berjuang sampai detik terakhir. Sekalipun mati, tak boleh dibunuh oleh bayangan!
Misi darah kali ini resmi dimulai.
"Villa ini memang luar biasa besarnya. Semua ruangan sangat luas, yang terbesar setara dengan auditorium besar, bahkan yang terkecil pun sebesar ruang kelas. Dari lantai satu hingga lantai tiga, tak terhitung ruangan dengan perabotan lengkap meski terlihat agak kuno. Bahkan koridor pun rata-rata memiliki lebar tiga hingga empat meter. Setiap lantai memiliki ketinggian sekitar sepuluh meter, dan karena terlalu besar, mudah tersesat kehilangan arah. Tangga pun sulit ditemukan. Harus diakui, di villa seperti ini, hantu bisa muncul di mana saja."
"Akhirnya, kami sementara berkumpul di sebuah ruangan di lantai satu. Beberapa lilin dinyalakan untuk penerangan seadanya. Tujuh orang duduk melingkar di dekat pintu masuk koridor. Rute pelarian sudah dihitung sebelumnya jika hantu muncul. Tentu saja, melarikan diri biasanya sia-sia, jalan keluar harus jadi prioritas utama."
"Sayangnya informasi dari misi darah terlalu minim. Untuk sementara kami harus tetap di sini."
"Ruangan yang cukup luas ini memiliki area kosong di tengah yang bisa menampung belasan orang berdiri. Kami semua duduk bersila di kursi, waspada terhadap sekeliling. Keunggulan ruangan ini adalah memiliki pintu keluar di kedua sisi. Selama tidak muncul dua hantu sekaligus, kami bisa leluasa bergerak."
"Lalu... apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" kata Kate gusar. "Kita tidak bisa terus-terusan di sini..."
Meski wanita ini tidak bisa dikatakan "Dada besar tanpa otak", namun karena ini pertama kalinya menjalankan misi darah, saat ini dia benar-benar kehilangan arah. Sementara Sun Qingzhu berusaha menenangkan diri sebisanya, lalu berkata: "Misi darah kali ini adalah pengalaman pertama bagi kebanyakan orang. Jika kita bisa melewatinya, mungkin next time akan ada pelepasan fragmen Kontrak Neraka. Kita..."
"Meski begitu, kita masih belum bisa menemukan Lembah Malam yang Sunyi," Bai Wenqing menghela napas, "Sudah banyak yang menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, tapi tidak ada satu pun contoh yang selamat."
"Cukup," tiba-tiba Lin Huanzhi berbicara dengan suara tenang yang nyaris menyeramkan, lalu menyesuaikan kacamatanya. "Saat ini, menurutku kita tidak boleh terus berdiam di tempat yang sama. Petunjuk jalan keluar pasti ada di dalam villa besar ini, jadi lebih baik kita menjelajah ke berbagai area. Jika terus diam di satu tempat, kita hanya akan menunggu ajal tanpa bisa melihat petunjuk jalan keluar."
Semua orang mengerti maksud Lin Huanzhi. Tapi di villa sebesar ini, mustahil memprediksi di mana hantu bersembunyi - bisa muncul di mana saja untuk membunuh penghuni. Sebaliknya, jika terus berdiam di satu tempat, bisa jadi ada hambatan dalam memperoleh informasi petunjuk jalan keluar. Apartemen tidak akan baik hati menyembunyikan petunjuk jalan keluar di tempat paling mencolok untuk ditemukan penghuni. Jika penghuni gagal menemukan petunjuk, apartemen sama sekali tidak akan bertanggung jawab.
"Baiklah," Yi Feng kini juga menyatakan pendapat: "Aku setuju dengan pendapat Tuan Lin. Mari kita mencari-cari petunjuk di sekitar. Pasti ada petunjuk jalan keluar yang konkret di sini."
“Meski begitu, semua orang tentu saja merasa cemas. Adapun Luo Xi, setelah masuk ke rumah ini, dia terus melihat ke sekeliling dengan penasaran namun tak banyak bicara. Para penghuni sudah siap jika dia berani berisik: mulai dari menutup mulutnya hingga membunuhnya. Dalam menjalankan misi darah, sama sekali tidak ada tempat untuk humanisme.
Akhirnya semua bersiap. Sun Qingzhu khusus mengingatkan Luo Yifeng: "Jaga si tolol... maksudku Luo Xi ini. Intinya, jangan biarkan dia melakukan hal yang tidak perlu. Kau sudah janji di kereta, jika dia menyeret kita ke masalah, kau tak akan halangi apapun yang kulakukan padanya."
Yifeng mengangguk setuju. Sepanjang perjalanan, dia berulang kali mengingatkan Luo Xi: setelah masuk ke Paviliun Kematian, jangan berbicara keras atau berlari sembarangan, harus selalu mengikutinya. Untungnya sejauh ini dia masih menurut.
Untuk sementara, area pencarian dibatasi di lantai satu mengingat luasnya area tersebut. Tepat saat mereka berbelok di koridor depan, tiba-tiba melihat...
"Tidak... Tidak mungkin!" Sun Qingzhu membuka mulutnya lebar-lebar dalam kengerian, diikuti tatapan penuh horor dari yang lain.
Sekitar lebih dari 10 meter di depan koridor, sebuah tubuh manusia tergantung tepat di tengah. Tali yang mengikatnya terhubung dengan lampu di langit-langit. Wajah mayat itu pucat sekali, sepertinya sudah mati lama.
Tapi yang paling mengerikan bukan itu. Karena orang ini, dari segi manapun dilihat, adalah Hong Sang-woo!
"Seketika, pandangan semua orang langsung tertuju pada orang Korea ini. Mereka semua menjauh dengan cepat, sementara Hong Sang-woo sendiri yang paling terkejut. "Tidak, tidak mungkin... Bagaimana bisa!""
"Yang reaksinya paling datar justru Lin Huanzhi. Ia bergegas mendekati tubuh Hong Sang-woo yang tergantung di depan, bahkan berani menyentuh tubuhnya!"
"Ini membuat semua orang semakin ketakutan. Luo Xi yang melihat jenazah itu hampir berteriak, tapi langsung ditutup mulutnya erat-erat oleh Yi Feng untuk mencegahnya bersuara."
""Ini bukan manusia sungguhan."" Lin Huanzhi menoleh ke belakang dengan tenang. ""Sepertinya ini semacam... boneka.""
""Boneka? Tidak mungkin! Ini... ini jelas terlihat seperti manusia asli..."" Sun Qingzhu hampir tidak percaya. Namun reputasi Lin Huanzhi sebagai tujuh ahli strategi pemula membuatnya tidak bisa mengabaikan perkataan itu. Ia pun mendekat dan mengamati dengan cermat."
"Setelah diraba-raba, tubuh itu memang bukan manusia! Akhirnya mereka menurunkan 'jenazah' itu. Setelah pemeriksaan teliti, ternyata ini adalah... patung lilin!"
"Patung lilin memang lebih mirip manusia dibanding patung biasa, apalagi dalam pencahayaan redup ini. Wajar jika dikira manusia sungguhan."
"Lin Huanzhi mengamati patung lilin itu dengan saksama. ""Apakah ini... kutukan?""
""Mungkinkah..."" Bai Wenqing mendekat. ""Kau pikir Hong Sang-woo yang asli akan..."""
“Hong Sang-woo sama sekali tidak mengerti satu kata pun, tapi dia juga menyadari ini jelas bukan manusia sungguhan. Namun untuk kata 'kutukan' dalam Bahasa Mandarin, dia justru memahaminya, mengingat ini adalah salah satu kosakata Bahasa Mandarin yang paling sering digunakan oleh penghuni apartemen.
Dalam kepanikan, dia segera bertanya menggunakan bahasa Korea. Sayangnya, tak ada seorang pun di situ yang paham bahasa Korea, meski semua bisa menebak isi pikirannya.
Namun tiba-tiba, Lin Huanzhi mengucapkan kalimat sempurna dalam bahasa Korea: "Secara singkat, patung lilin ini mungkin adalah kutukan untukmu."
Semua saling pandang bingung. Sun Qingzhu yang pertama bersuara: "Kamu... bisa berbahasa Korea? Kenapa tidak bilang saat kami menanyakan kemampuan bahasa Korea sebelumnya?"
"Saya juga tidak pernah bilang tidak bisa." Lin Huanzhi tetap memfokuskan pandangannya pada patung lilin yang mirip sekali dengan Hong Sang-woo.
Yi Feng tertegun. Patung lilin yang nyaris hidup ini muncul tiba-tiba... Jangan-jangan benar seperti kata Lin Huanzhi, ini sebuah kutukan?
## Jilid 28 Patung Lilin Bab 6 Patung Lilin Kedua
Lin Huanzhi kini mengamati patung lilin yang sangat detail ini dengan lebih cermat. Dia memegang lengan patung tersebut. Pakaian patung itu persis seperti yang sedang dikenakan Hong Sang-woo, bahkan jam tangan di lengan juga diukir dengan sempurna.
"Apa yang terjadi?" Bai Wenqing tiba-tiba berseru, "Tadi saat kita melewati koridor ini, sama sekali tidak ada patung lilin!"
“Apa yang aneh dari ini,” Sun Qingzhu tidak menganggapnya penting, sementara dia memperhatikan gerak-gerik Lin Huanzhi saat ini. Yang terakhir ini menatap bagian lengan patung lilin.
“Pukul tujuh lima puluh menit,” Lin Huanzhi kemudian berbicara, “Waktu yang diukir di jam tangan ini adalah pukul tujuh lima puluh menit. Jaraknya dengan sekarang masih sepuluh menit.”
Yi Feng tiba-tiba memahami situasi, melihat jam tangan itu yang persis sama dengan yang dipakai Hong Sang-woo! Semua penghuni yang hadir memakai jam elektronik presisi tinggi berharga mahal, kesalahan penunjukan waktu hampir bisa diabaikan.
“Jangan panik!” Sun Qingzhu berusaha menyembunyikan kepanikan dalam hatinya, “Lin Huanzhi, ini mungkin hanya dibuat untuk menakuti kita! Kita tidak boleh...”
“Kita harus memikirkan semua hal yang tidak wajar.” Lin Huanzhi saat ini mengarahkan pandangannya ke Hong Sang-woo, berkata: “Selanjutnya, kita harus memperhatikan, sepuluh menit, sepuluh menit lagi akan menentukan hasilnya.”
Hong Sang-woo menggigil ketakutan. Dia selalu berharap bisa menyelesaikan misi darah dan kembali ke Korea. Orang tuanya sampai sekarang tidak tahu tentang rangkaian kengerian yang dialaminya!
“Tenang,” Yi Feng segera menghiburnya. Meski tidak bisa berbahasa Korea, nada bicaranya tetap menenangkan, “Belum pasti ada yang akan mati. Pasti ada petunjuk jalan keluar, kan? Kita tidak akan dibiarkan menunggu ajal seperti ini.”
Selanjutnya, para penghuni tidak lagi terburu-buru mencari petunjuk jalan keluar. Sepuluh menit sangat singkat, sebentar lagi mereka akan tahu bagaimana akhir dari semua ini.
"Semua orang mencari ruangan yang lebih luas lagi, ruangan ini dua hingga tiga kali lebih besar dari yang tadi. Di tengah karpet, tujuh orang duduk melingkar dengan Hong Sang-woo berada di posisi paling sentral. Mata semua orang menatapnya dengan tajam, tidak berani mengendurkan kewaspadaan sedetik pun."
"Apa... apa yang harus kulakukan?" Kali ini Hong Sang-woo hanya bisa memandang Lin Huanzhi dengan tatapan minta tolong, bagaimanapun ini adalah satu-satunya orang yang bisa berbahasa Korea. "Patung lilin itu... benar-benar akan..."
"Sementara ini masih sebatas dugaan," Lin Huanzhi juga menjawab dalam bahasa Korea. "Tenangkan dirimu dulu."
Lin Huanzhi yang selama ini sangat rendah profil dan terkesan biasa-biasa saja, mulai menarik perhatian Sun Qingzhu dan Bai Wenqing. Apakah orang ini masih menyimpan rahasia lain? Tapi untungnya, saat ini sedang menjalankan misi darah yang sama. Semakin kuat sekutu, tentu semakin baik.
Yi Feng terus-menerus melirik jam tangannya. Waktu telah berlahan, tinggal satu menit lagi menuju pukul tujuh lima puluh. Satu menit. Satu menit lagi, semua akan terungkap. Ruangan saat ini cukup jauh dari koridor tempat patung lilin itu digantung tadi.
"Empat puluh detik... tiga puluh sembilan detik..." Lin Huanzhi juga melihat jam elektronik presisi tinggi di tangannya, menghitung mundur. Hong Sang-woo sebagai orang yang paling tegang dan ketakutan, bahkan tidak berani melihat waktu - ini terlalu menyiksa.
"Pada detik-detik terakhir yang menentukan, Hong Sang-woo tiba-tiba berteriak keras, melompat dari tempatnya berdiri dan berkata: "Kalian, kalian menganggapku sebagai tikus percobaan? Tidak, aku tidak bisa diam di sini! Aku harus lari, naik ke lantai atas!"
Kemudian dia berlari kencang ke arah Luo Xi, menendang dadanya dengan keras lalu menerobos keluar! Sementara Luo Xi terjatuh ke lantai dan butuh waktu lama untuk bangkit.
Semua orang terkejut dengan aksi tiba-tiba ini, mereka segera berhamburan keluar. Namun di luar... sama sekali tidak ada seorang pun!
Saat itu, mereka teringat sesuatu dan segera menuju koridor tempat patung lilin tadi berada. Dengan cepat, keenam orang itu melihat tubuh Hong Sang-woo sendiri tergantung mati di tempat patung lilin itu sebelumnya!
Persis sama seperti patungnya!
Saat itu tepat pukul 7:50!
Memandangi wajah Hong Sang-wou yang pucat bagai tepung, semua orang menjadi sangat ketakutan. Begitu cepatnya muncul korban pertama? Apakah pada patung lilin itu terdapat petunjuk jalan keluar?
Sudah bisa dipastikan bahwa patung lilin bisa meramalkan cara kematian penghuni di masa depan. Sungguh mengerikan. Apakah di Paviliun Kematian ini akan muncul enam patung lilin lagi?
"Kita harus berpencar," kata Lin Huanzhi tanpa ragu. "Cari patung lilin di seluruh Paviliun Kematian ini! Patung korban berikutnya pasti akan muncul!"
Semua orang setuju dengan usul itu.
“Tapi, bertindak sendirian terlalu menakutkan, setidaknya bagi menjadi tiga kelompok, untuk menyisir tiga lantai,” Sun Qingzhu mengusulkan: “Dengan cara ini, mungkin sedikit lebih baik.”
“Terserah kalian,” Lin Huanzhi tidak keberatan, “Lalu, bagaimana pembagian tiga kelompoknya?”
Sun Qingzhu segera melanjutkan: “Aku dan kamu satu kelompok, kita bertanggung jawab di lantai satu, kita bersama mencari patung lilin kedua!”
Lin Huanzhi mengangguk, lalu segera bergerak, sama sekali tidak melirik jenazah Hong Xiangyou. Kemudian, Sun Qingzhu juga segera mengikutinya.
“Kalau begitu aku ikut denganmu,” Bai Wenqing menunjuk Kate, berkata: “Aku yang paling mahir bahasa Inggris di antara kita, jadi lebih baik bekerja sama dengan Kate. Kita bertanggung jawab di lantai dua. Nona Luo, kamu dan si bodoh ini... namanya Luo Xi, bertanggung jawab di lantai tiga.”
Kate juga buru-buru mengangguk, lalu mengikuti Bai Wenqing pergi. Akhirnya, hanya tersisa Yi Feng dan Luo Xi di tempat.
“Ini... mereka terlalu tenang, ya?” Yi Feng merasa sangat ngeri, begitu mengonfirmasi kematian Hong Xiangyou, langsung menyusun strategi. Penghuni apartemen ini sudah begitu kebal melihat kematian rekan?
Tapi dia juga tahu, sekarang tidak ada pilihan, harus berlomba dengan waktu. Cepat menemukan patung lilin.
Kemudian, dia berkata pada Luo Xi: “Dengar baik-baik, selanjutnya kamu dan Kakak pergi ke lantai tiga, kita harus mencari patung lilin... yaitu patung yang mirip dengan kita, mengerti?”
“Oh... baiklah,” Luo Xi sambil menatap jenazah Hong Sang-woo berkata: “Tapi orang ini sepertinya sudah mati. Tadi dia juga tergantung di sana, kenapa sekarang tergantung lagi? Kakak, mari kita turunkan dia? Seperti ini pasti sangat tidak nyaman ya?”
Pada akhirnya, yang benar-benar bersimpati pada Hong Sang-woo malah seorang idiot! Yang lain bahkan tidak berkedip sedikitpun.
Yi Feng menarik tangan Luo Xi: “Kita ke lantai tiga, Luo Xi. Dengarkan baik-baik. Carilah patung yang mirip dengan kita... Tidak, mungkin kau tidak mengerti arti patung? Begini, Luo Xi. Perhatikan baik-baik. Aku (kakak), dan kakak-kakak tadi akan muncul sosok yang persis seperti kita tapi tidak bisa bicara atau bergerak. Temukan mereka, maka kita bisa bertahan hidup. Luo Xi dan kakakmu ini bisa selamat, mengerti?”
“Oh, baiklah, Kakak.”
Setelah berhasil mengajari Luo Xi, Yi Feng segera menariknya menuju lantai tiga. Hingga kini dia masih belum memahami denah Paviliun Kematian Kelahiran. Sejujurnya, membawa orang seperti Luo Xi memang terasa merepotkan. Namun Yi Feng tidak sepenuhnya altruis - pengalaman hidup dengan kutukan sejak kecil membuatnya lebih berbelas kasih daripada orang biasa, sehingga tidak tega meninggalkan nyawa begitu saja.
Demikianlah proses pencarian patung lilin dimulai. Patung kedua muncul lebih cepat dari perkiraan.
Yang menemukan adalah Kate dan Bai Wenqing.
Dan patung lilin kedua adalah... Kate!
Lokasi penemuan patung lilin berada di kamar mandi sebuah ruangan di lantai dua. Bak mandi di sini cukup besar, bahkan lebih pantas disebut kolam mandi. Di dalam kolam ini, terlihat Kate dengan ekspresi yang berubah, lehernya terkoyak sepenuhnya hingga kepalanya hampir terlepas. Bagian yang terkoyak menampilkan tulang dan daging busuk yang sangat realistis. Pemandangan ini cukup untuk membuat siapapun mengalami mimpi buruk berulang.
Pemadangan ini setara dengan neraka!
Saat Kate melihat langsung patung lilin dirinya dalam kondisi seperti ini, sambil mengingat kembali penampilan Hong Sang-woo sebelumnya, dia langsung berlari ke akuarium besar itu dan melihat jam tangannya!
Kali ini waktunya menunjukkan... pukul 20.20!
Waktu penemuan patung lilin kedua adalah pukul 20.05, artinya tersisa lima belas menit sebelum Kate menghadapi malapetaka!
Dengan terisak, dia meraih lengan Bai Wenqing sambil berteriak: "Aku... aku akan lakukan apapun untukmu! Tolong selamatkan aku, Tuan Bai! Tolong!"
Bai Wenqing memandang Kate dengan sorot mata yang sinis.
Saat ini, Bai Wenqing berpikir: Jika kematian Kate terjadi dalam lima belas menit, bagaimana jika... dia membunuhnya lebih awal? Apakah ini bisa mematahkan kutukan patung lilin?
Tanpa disadari, Kate juga memiliki pemikiran yang sama. Sebagai orang Amerika, dia tentu pernah menonton film horor terkenal AS "Final Destination". Dalam film itu, orang yang dikutuk akan mati satu per satu sesuai urutan tetap. Karena dia adalah korban kedua, maka pria di depan mata ini jelas akan mati setelahnya...
Apartemen telah berkembang hingga titik ini, sisa-sisa hati nurani terakhir para penghuni pun mulai terkikis habis.
Berapa banyak orang yang masih bisa mempertahankan sifat manusiawi mereka di saat seperti ini? Banyak yang sudah menyadari ajal mereka, bahkan mulai mempersiapkan urusan pascakematian.
Tidak ada lagi hal yang tidak bisa mereka lakukan.
Pemikiran seperti ini mulai mengendap di benak semua penghuni. Dan mulai berkembang dengan liar.
Tiba-tiba, Bai Wenqing menyambar Kate dan kedua tangan mencekik lehernya dengan erat! Namun, Kate juga mengayunkan pisau belati yang menancap di bahu Bai Wenqing!
Bai Wenqing terkejut dan marah, tangannya refleks mengendur. Kate langsung menendang perutnya dengan keras. Kate kini mengambil sikap bertarung - dia pernah belajar dasar-dasar bela diri, yakin bisa mengalahkan Bai Wenqing!
Tak lama kemudian, patung lilin ketiga, keempat... akan muncul satu per satu...
## Jilid 28 Patung Lilin Bab 7 Misi Darah Kesepuluh Li Yin
Saat Gedung Kematian terjerat dalam ancaman berlapis, di dalam apartemen, di kamar Xu Tao...
"Enam orang... akhirnya terkumpul semua."
Xu Tao saat ini bisa dikatakan sangat bersemangat dan girang. Akhirnya, akhirnya bisa terlaksana. Rencana yang telah ia persiapkan begitu lama, akhirnya bisa diaktifkan.
Semua rencananya.
Di tangannya saat ini tergenggam sebuah album kliping koran. Kliping-kliping itu berisi laporan kasus pembunuhan keji. Semua kasus tersebut tanpa terkecuali menunjukkan kekejaman yang luar biasa.
Xu Tao memegang album kliping itu dengan pandangan mata menyala penuh kegilaan haus darah.
Banyak detail yang terlalu berdarah sehingga tidak bisa dilaporkan sepenuhnya, namun informasi bocoran bisa ditemukan bertebaran di internet. Semua ini perlahan mengarah pada seseorang.
"Enam orang terakhir..." Xu Tao menarik napas dalam, lalu berdiri dan menatap tiga pengikut Sekte Matahari Suci di belakangnya - trio dengan loyalitas tertinggi padanya.
"Dengan perlindunganku, kalian pasti akan selamat dari maut," ujar Xu Tao dengan puas. "Tenang, semuanya sudah dalam perhitunganku. Segera semua akan berakhir."
Ketiganya bersujud penuh semangat dengan satu lutut menyentuh lantai. "Anugerah Santo Utama! Pengorbanan jiwa dan raga kami pun takkan cukup membalasnya!"
Pemandangan ini persis seperti prajurit bunuh diri yang ditanggung hidup di zaman kuno. Cuci otak sendiri sudah mengerikan, namun di bawah tekanan horor apartemen ini, proses pencucian otak menjadi puluhan kali lebih efektif.
Tujuan paling fundamental Xu Tao mendirikan Sekte Matahari Suci adalah untuk menciptakan jaringan intelijen. Di era informasi jaringan saat ini, dengan mengumpulkan kekuatan massa dan melakukan pencarian informasi secara maksimal, kekuatan yang dimiliki akan tak terbatas. Apalagi di antara penghuni apartemen juga terdapat banyak individu elit, bahkan ada yang berprofesi sebagai PNS, sehingga semakin mempermudah. Sayangnya, Li Fen meninggal terlalu cepat, kalau tidak pedagang informasi seperti dia pasti akan menjadi sosok yang sangat diperjuangkan oleh Xu Tao. Adapun Kamya Sayoko meskipun seorang detektif, tapi terlalu sulit dikendalikan dan tidak mau bergerak tanpa imbalan, mana mungkin mau bekerja sama dengannya.
Namun, Xu Tao memandang pengikut di hadapannya dengan hati dipenuhi nada sinis. Baginya, pengikut Sekte Matahari Suci hanyalah alat yang bisa dibuang setelah digunakan, sama sekali tidak berarti.
Kini, dia akhirnya bisa mewujudkan hasratnya yang terpendam.
Dengan tergesa-gesa dia keluar rumah, memutuskan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu.
Di dalam taksi, tangannya mengelus-elus map arsip tebal berisi data yang dikumpulkan pengikutnya. Dari tiga pengikut paling setia tadi, satu adalah wartawan, satu asisten sekretaris di pemerintah kota, dan satu lagi preman berlatar belakang organisasi kriminal. Masing-masing memiliki jaringan intelijen dengan saluran berbeda. Gabungan dari dunia hitam dan putih akhirnya berhasil melacak informasi keenam orang tersisa!
Sesampai di rumah, dia berdiri di depan pintu sambil menarik napas dalam. Apapun yang terjadi, kabar baik ini harus diberitahukan pada kakaknya. Kemudian dia mengetuk pintu, yang dibuka oleh sang ibu.
“Ah, Xu Tao, kamu sudah kembali,” Ibu terlihat sangat senang melihatnya, sementara Xu Tao juga tersenyum dan berkata: “Ibu, aku pulang.”
Setelah masuk ke ruangan, Ayah keluar dari ruang perpustakaan. Penampilannya terlihat jauh lebih lesu dibanding sebelumnya. Kakak perempuan juga muncul dari dapur, berlari penuh semangat saat melihat Xu Tao: “A Tao, kamu sudah pulang, bagus sekali...”
“Hmm, aku pulang.”
Wajah Kakak Xu Lan dipenuhi senyum bahagia. Sejak kecil, hubungannya dengan adik laki-laki selalu yang terbaik.
Malam itu, keempat orang tentu makan bersama.
“Kakak,” kata Xu Tao dengan riang di tengah makan: “Enam orang terakhir, sudah kutemukan semuanya.”
“Apa katamu?” Tubuh Xu Lan langsung gemetar. Dia segera meletakkan mangkuk, menatap tajam Xu Tao sebelum sempat bertanya, namun Xu Tao sudah mengulurkan amplop arsip.
“Semua data ada di dalam. Sebenarnya, Kakak, ada satu hal yang selalu kusembunyikan. Dalang di antara enam orang terakhir ini, sudah lama kuketahui. Tapi aku selalu berharap bisa membuatnya mati di akhir, jadi baru sekarang kuungkap. Bagaimanapun, akhirnya berhasil kuselesaikan. Sekarang, arsip ini kuserahkan padamu.”
Amplop tebal yang dulu diberikan Xu Tao kepada Xu Lan, juga merupakan sebuah arsip.
“A Tao,” Ayah Xu Tao menatapnya: “Kalau... bagaimana denganmu? Apa yang akan kamu lakukan?”
“Ya,” sang Ibu yang juga dipenuhi air mata berkata: “Lalu kamu... harus bagaimana? Kebahagiaanmu? Hidupmu? Kamu...”
“Aku sudah lama putus asa dengan dunia ini,” Xu Tao saat ini justru meletakkan mangkuk dan sumpit, tertawa terbahak-bahak: “Apa itu kebahagiaan, apa itu hidup, semuanya tak berarti bagiku. Orang-orang apartemen itu mengira apartemen adalah neraka, mereka tak tahu bahwa dunia ini sendiri sudah neraka, hanya saja mereka berada di sel yang lebih buruk. Bahkan tanpa apartemen itu, aku tetap hidup di neraka.”
“A Tao...” Xu Lan mengambil tas arsip, menatap adik laki-lakinya, namun suaranya perlahan memudar. Xu Tao berusaha mendengarkan dengan seksama, tapi tak lagi bisa menangkapnya.
“Kakak... Apa yang kau katakan? Kakak? Ayah? Ibu?”
Saat ini, di depan mata Xu Tao tak ada seorang pun. Di meja makan hanya tersisa beberapa mangkuk berjamur. Seluruh ruangan dipenuhi perabotan patah dan jendela pecah. Di sudut ruangan, tergantung tiga foto kenangan hitam-putih yang tiba-tiba menampakkan wajah orang tua dan kakak perempuan Xu Tao!
Xu Tao mendongak tertawa histeris, kemudian berdiri dan menendang meja di depannya: “Kakak... Ayah... Ibu... Aku akan segera menyusul kalian. Setelah aku menyaksikan kematian enam orang terakhir, termasuk si dalang...”
“Li Yong!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
"Kutukan dan raungan terdalam dari lubuk hati ini membuat wajah Xu Tao semakin berubah. Selama ini, yang menemuinya di rumah adalah arwah keluarga tiga orang."
"Pelaku yang menyebabkan kematian mereka adalah Li Yong!"
"Ayah kandung Li Yin!"
"Inilah alasan mengapa Xu Tao selalu memandang Li Yin dengan sorot mata penuh niat membunuh."
"Tepat pada saat itu, Xu Tao mendengar suara pintu terbuka di belakangnya. Ia menoleh dan melihat dua orang berdiri di ambang pintu: Li Yin dan Ying Ziyue. Dengan wajah yang dingin, dia berkata: "Selamat datang, masuklah. Bagaimana kalau kuceritakan sebuah kisah?""
"Kau..." Li Yin memandang rumah yang berantakan ini dengan ngeri, "Apa yang terjadi di sini? Aku tadi mendengar kau menyebut nama ayahku..."
"Benar." Xu Tao mendekati mereka, menutup pintu sambil melirik jam di pergelangan tangannya, "Kalian datang sangat tepat waktu. Setelah aku menelepon, kau langsung bergegas ke sini ya?"
"Jawab aku," suara Li Yin dingin, "Apa hubungannya dengan ayahku?"
"Ziye berbisik pada Li Yin: "Kita harus berhati-hati, orang ini bukan orang sembarangan...""
“Duduklah dulu. Apa yang kalian takuti? Aku bukan hantu, bertarung pun tidak bisa, apalagi kalian pasti sudah mempersiapkan diri. Tentu saja aku tidak mungkin melakukan apa-apa pada kalian.” Xu Tao dengan santai mengangkat kursi yang terbalik di lantai, berkata: “Kalian mungkin sudah tahu kan? Sebagai penghuni penting sepertiku, pasti sudah diselidiki sampai ke akar-akarnya. Kakakku, ayah, dan ibuku meninggal satu per satu setengah bulan sebelum aku masuk apartemen.”
“Ya, aku tahu,” kata Li Yin. Tiba-tiba, ia teringat kejahatan ayahnya yang diselidiki oleh Gongsun Chan.
“Mungkinkah... mungkinkah...”
“Benar.” Kali ini, Xu Tao menatap Li Yin dan Ziye dengan sorot mata penuh niat membunuh, menyilangkan kaki, dan merapatkan kedua telapak tangan di bawah dagunya: “Ayahmu, direktur Rumah Sakit Zhengtian sekaligus kandidat kuat walikota K berikutnya, Li Yong. Dia, untuk menghidupkan kembali ibu Ying Ziyue di sampingmu, harus membunuh enam belas orang untuk melakukan sebuah kutukan!”
Mendengar kalimat itu, wajah Li Yin dan Ziye langsung memucat seketika.
“Enam belas orang, enam belas orang... Dan keluarga kami mengisi tiga kuota di dalamnya!”
"Ying Ziyue, ibumu Ying Qingli pernah bertemu dengan kakakku sebelum meninggal tahun itu. Bibimu Ying Qingliu dulunya adalah dokter kandungan. Saat ibuku mengandungku, bibimu yang bertanggung jawab merawatnya. Aku lahir melalui operasi caesar, Dokter Ying bekerja keras selama operasi ibuku yang konon sangat berisiko. Akhirnya aku bisa lahir dengan selamat. Karena itu, keluarga kami sangat berterima kasih padanya. Setelah dia meninggal, kami sering mengunjungi ibumu. Ibuku pernah melihatmu saat kau masih kecil, Ying Ziyue, tapi mungkin kau tidak ingat karena sudah terlalu lama."
Ziye kini menunjukkan ekspresi yang semakin terkejut: "Benar... Aku ingat. Ada seorang pasien bibiku yang sering datang ke rumah kami setelah bibiku meninggal..."
"Keluarga kami awalnya hanya ingin membalas budi. Jadi kami berharap bisa membalas jasa itu melalui ibumu. Beberapa jam sebelum ibumu meninggal, dia pernah datang ke rumah kami. Katanya ibumu terus menyelidiki kebenaran kematian bibimu. Karena orang tuaku juga membantu penyelidikan, saat itu dia datang untuk memberi tahu perkembangan penyelidikan. Meskipun orang tuaku sulit mempercayai beberapa konten aneh tentang lukisan ramalan yang dia sebutkan..."
“Saya satu-satunya yang selamat karena waktu itu sedang di rumah paman, kalau tidak pasti juga mati. Ah, mungkin kau tidak mengerti perkataanku, mengapa aku bilang akan selamat? Sesederhana karena aku tidak pernah bertemu ibumu. Li Yin, kutukan yang ingin dilakukan ayahmu... mungkin mirip ilmu santet Luo Shisan yang harus membunuh orang yang bertemu lebih dari satu jam dengan korban dalam 24 jam sebelum kematiannya. Orang tua dan kakak perempuanku, semua termasuk dalam kategori ini. Dan ini... adalah misi darah apartemen di masa lalu.”
“Mobil yang ditumpangi orang tua dan kakak perempuanku jatuh ke jurang lalu meledak menjadi mayat hangus. Polisi menetapkan kasus ini sebagai bunuh diri lalu menutupnya dengan gegabah. Li Yin, tahukah kau seberapa besar kekuasaan ayahmu? Kau pikir dia hanya direktur rumah sakit biasa? Sudah lama dia mempersiapkan diri untuk berpolitik, menjalin hubungan dengan pejabat berpengaruh di pemerintah kota. Dengan uangnya yang melimpah didukung kekayaan keluarga Yang, orang kaya bisa mengumpulkan banyak pengikut. Bertahun-tahun ini dia terus merangkul massa, meningkatkan popularitas. Sekarang dia sudah menjadi salah satu kandidat Wali Kota Kota K, dan dalam acara peresmian cabang Rumah Sakit Zhengtian minggu depan, sejumlah pejabat pemerintah kota akan hadir untuk gunting pita.”
“Kamu ingin bertanya, bagaimana aku tahu itu perbuatan Ayahmu? Setelah orang tuaku meninggal, aku sama sekali tidak bisa menerima kesimpulan bunuh diri. Jadi aku berulang kali pergi ke kantor polisi, tapi tidak ada yang memperhatikanku. Akhirnya aku memutuskan meminta bantuan teman untuk melakukan penyelidikan. Saat penyelidikan mulai menemukan titik terang, aku mulai menerima telepon ancaman berturut-turut. Atasanku tiba-tiba mengatakan akan memecatku. Dinding di sekitar rumahku dicorat-coret dengan tulisan ancaman. Setiap pulang ke rumah, selalu ada yang mengikutiku. Tapi aku tetap tidak mau menyerah, sayangnya... tidak ada lagi yang mau membantuku...”
“Ini baru permulaan. Bahkan di internet mulai bermunculan rumor bahwa orang tua dan kakakku tewas karena transaksi narkoba dengan preman, lalu mobil mereka terjungkel saat melarikan diri membawa barang curian. Setiap kali aku membuka internet, selalu ada postingan penuh sumpah serapah untuk keluarga kami... Tentu saja ini sudah kalian selidiki juga bukan? Karena alasan inilah, selain pengikut Sekte Matahari Suci, banyak penghuni yang menjauhiku. Bahkan kemudian muncul kabar bahwa di unit kerja Ayahku, narkoba ditemukan di loker miliknya. Sampai aku sendiri ditahan di kantor polisi. Lalu suatu hari, seorang pengacara datang dan berkata: asal aku menandatangani dokumen yang menyatakan tidak akan mempertanyakan kematian orang tuaku lagi, melepaskan semua hak gugatan, maka kebebasan akan kudapat.”
Mata Li Yin kini membelalak lebar. Ziye segera menopang tubuh Li Yin.
“Jangan buru-buru, ini baru permulaan. Aku tentu saja melawan sekuat tenaga, tahukah kalian apa yang terjadi setelahnya? Meskipun bukti tidak cukup dan aku akhirnya dibebaskan, sejak itu ke mana pun aku pergi, orang selalu menunjuk-nunjukku. Berbagai rumor bermunculan di internet, lalu ada seseorang yang memposting di Weibo bahwa kakakku bekerja di industri seks sekaligus pengguna narkoba, bahkan dengan pongahnya mempublikasikan foto. Kakakku yang bahkan belum punya pacar difitnah sebagai ayam kampung, netizen ramai-ramai menghujat kami dengan semangat menggebu-gebu, bahkan sampai dibuat Baidu Tieba atas nama kakakku - di forum itu, nama kakakku disandingkan dengan berbagai kata-kata kotor yang tak tertahankan!”
“Aku kehilangan Ayah, Ibu, dan Kakak. Sebelum semua ini terjadi, keluarga kami sangat bahagia. Satu-satunya tujuan hidupku hanyalah membuat keluarga hidup tenang dan nyaman. Takkan kulupakan kebahagiaan orang tua dan kakak saat aku lulus S2 psikologi - mereka bagai mendapatkan seluruh dunia. Mobil yang mereka tumpangi saat meninggal, adalah hadiah dariku. Kukira kehidupan tenang dan bahagia ini akan terus berlangsung, sampai semuanya dihancurkan total oleh ayahmu, Li Yin! Bahkan setelah mati, mereka masih dicemari fitnah busuk, sementara orang-orang yang tak tahu kebenaran itu asyik menghina demi kesenangan dan eksistensi diri - mereka bagai melempar batu ke sumur yang sudah kering!”
“Aku bersumpah, pasti akan menemukan dalang di balik kematian orang tua dan kakak perempuanku, semua orang yang terlibat dalam rencana ini dan menyakiti mereka! Semuanya! Aku akan membuat mereka semua mati, tidak akan ada yang terlewat! Dan akhirnya, alasan aku tahu ayahmu adalah dalang utama di balik semua ini adalah karena seorang wanita bernama Leng Xin menemukanku dan memberitahukan bahwa ini semua adalah skenario ayahmu. Saat itu tubuhnya terkena beberapa tusukan, nyaris meninggal, tetapi sebelum menghembuskan napas terakhir, dia memintaku membalaskan dendamnya! Bersamaan dengan itu, dia juga memberitahukan tentang eksistensi apartemen itu. Awalnya sama sekali tidak percaya, tapi mustahil orang yang sekarat masih berbohong kan? Dengan mentalitas 'anggap saja tertipu', aku pergi ke apartemen itu sekali, hasilnya... kau sudah tahu. Aku menjadi penghuni. Hal ini juga membuktikan perkataan Leng Xin benar. Lalu aku membentuk Sekte Matahari Suci di dalam apartemen, membuat jaringan intelijen, berdasarkan petunjuk dari Leng Xin, menyisir benang yang kusut untuk melacak petunjuk. Dia hanya memberitahukan jumlah pelaku utama yang terlibat rencana ini, dan aku mencari berdasarkan jumlah tersebut. Tak lama kemudian, aku menemukan bahwa di rumahku, aku bisa melihat arwah orang tua dan kakak perempuanku. Aku sangat bahagia, tapi juga tahu mereka tak bisa terus menemaniku. Maka, orang-orang yang berhasil kucari kuserahkan pada kakak dan orang tuaku. Lalu, satu per satu orang-orang itu benar-benar mati...”
Kemudian, Xu Tao menunjukkan senyum sinis yang paling mengerikan dan berkata, "Barusan aku sudah memberikan data orang-orang terakhir termasuk ayahmu kepada mereka. Orang-orang yang mati sebelumnya, baik itu direktur koran maupun preman, bukan hanya mati sendiri, semua keluarga mereka juga ikut mati! Inilah keinginanku, aku juga ingin menghancurkan kalian! Li Yin, kamu pasti mati, sebelum dibunuh oleh misi darah apartemen, kamu akan dibunuh oleh arwah keluargaku!"
Saat kata-kata ini diucapkan, Li Yin tiba-tiba merasakan jantungnya seperti terbakar api!
Misi darah baru, dirilis! Dan pelaksana misi darah ini hanya satu orang, yaitu Li Yin!
Isi misi darah: "Pada Oktober 2012, dilarang memasuki apartemen selama satu bulan penuh. Asal usul misi darah kali ini adalah..."
Misi darah yang hanya untuk Li Yin sendiri, sekaligus... misi darah paling mematikan!
Xu Tao melihat ekspresi Li Yin dan berkata sinis, "Misi darah? Sekarang? Sudahlah, sama saja. Cepat kembalilah ke apartemen, jangan sampai mati duluan di tangan roh jahat di gudang? Oh ya, ini kan misi darah kesepuluhmu? Jika tidak menghapus misi darah sebelumnya, ini akan menjadi misi darah terakhirmu."
Li Yin memegang dadanya, tubuhnya perlahan tumbang.
“Kau pikir aku senang?” Li Yin memegang dadanya, berkata: “Sejak kecil aku sudah tahu, seperti apa orangnya. Dari awal aku sudah paham, dia sama sekali tidak punya sifat manusia. Karena itu aku selalu berharap menghindarinya, aku tidak ingin menjadi seperti dia. Setelah Ibu meninggal, bahkan sudah kuputuskan untuk memutus hubungan sama sekali, aku takkan pernah mengakui orang itu sebagai ayahku...”
“Lalu kenapa?” Xu Tao tiba-tiba melangkah cepat seperti meteor, menggenggam kerah baju Li Yin, berkata dengan amarah yang meluap: “Cukup dengan tidak mau mengakui? Ayahmu, ayahmu itu telah menghancurkan seluruh hidupku! Bagiku keluarga dan nyawaku setara! Bermain-main dengan nyawa orang dari posisi tinggi, menindas dengan kekuasaan, pernahkah kau bayangkan akan ada hari ini? Masukmu ke apartemen, bukankah itu awal karma dari langit untuknya?”
Namun saat itu, tangan Ziye menggenggam erat tangan Xu Tao, menatapnya sambil berkata: “Aku tahu penderitaanmu, dari posisi kami mungkin tak bisa menyalahkanmu. Tapi Li Yin adalah orang yang paling kucintai, aku takkan membiarkannya terluka sedikitpun!”
Xu Tao melepaskan genggaman, memandang dingin kedua orang itu: “Terserah kalian... Akan kulihat, bagaimana kau lolos dari maut kali ini Li Yin! Dan, mau apapun kalian lakukan padaku, mau bunuh silahkan, aku sudah tak peduli. Tapi membunuhku pun takkan bisa menghentikan ini. Aku adalah Taotie, akan menelan segalanya, bahkan menelan diriku sendiri pun tak kuhiraukan...”
## Jilid 28 Patung Lilin Bab 8 Awal Mula Saling Membunuh
"Stop!" Paviliun Kelahiran Kematian, villa besar yang berdiri di bukit senja, saat ini enam penghuni apartemen masih meronta-ronta bertahan hidup di dalamnya.
Kate menusuk Bai Wenqing dengan pisau, perempuan ini juga terdesak ke ujung tandas.
Saat berusia 16 tahun, dia telah dijual geng kriminal ke distrik lampu merah dan menjadi penari telanjang, akhirnya sepenuhnya terjerumus, bahkan kondisi spiritualnya semakin memburuk karena kecanduan ganja. Ini juga salah satu alasan yang mendorongnya mengeluarkan pisau dan membunuh dengan begitu emosional.
Bai Wenqing juga tidak menyangka reaksi perempuan ini begitu cepat, tapi dia bukan orang biasa. Sebelum Kate bereaksi, dia sudah menyambar maju, mengayunkan pisau belati ke arahnya!
Setelah beberapa saat bertarung, Bai Wenqing mulai merasa perempuan ini lebih tangguh dari perkiraannya. Wajar saja, mengingat Kate hidup di lingkungan seperti itu, pasti belajar beberapa teknik bela diri. Di distrik lampu merah yang penuh bahaya, ancaman bisa muncul kapan saja. Dalam hal ini Bai Wenqing jauh kalah. Alasan mereka bisa berada dalam situasi konfrontasi ini adalah karena frekuensi Kate mengonsumsi ganja baru-baru ini meningkat, awalnya ingin melupakan situasi terjepit, tapi malah memperparah kondisi spiritualnya, bahkan kadang mengalami halusinasi.
"Stop!" Bai Wenqing yang mulai khawatir dirinya justru akan mati di tangan perempuan asing ini segera berteriak menghentikan pertarungan.
Dengan terpaksa, dia menggunakan bahasa Inggris yang fasih dan berkata, "Nona Lubien, tolong berhenti. Jika ini terus berlanjut, kita mungkin akan saling melukai. Bagaimana kalau kita gencatan senjata? Mari kita berdiskusi..."
Namun, efek ganja masih menggerogoti mental Kate saat ini. Dia sama sekali tidak mendengarkan kata-kata Bai Wenqing. Dengan teriakan, dia menyerang lagi. Matanya yang merah darah hanya memikirkan cara membunuh pria di depannya!
Bai Wenqing tentu bukan orang lemah. Melihat ucapan tidak mempan, dia pun melawan. Menghindari serangan lawan, dia menikam miring dengan pisau. Saat hampir mengenai dada Kate, wanita ini tiba-tiba membungkuk menghindar, lalu mengaitkan kaki Bai Wenqing dan menjatuhkannya. Pisau siap ditikamkan! Bai Wenqing dilanda keputusasaan, yakin hari ini ajalnya tiba.
Tiba-tiba, tangan sekuat besi mencengkeram lengan Kate yang hendak menikam. Melihat ke atas, Lin Huanzhi sudah tiba. Sebelum sempat bereaksi, Lin Huanzhi menampar keras lengan Kate hingga pisau terjatuh. Dia menyepak pisau itu jauh, lalu menatap Bai Wenqing yang selamat: "10 detik. Jelaskan semuanya."
Bai Wenqing lega, "Ya, begini... Kami menemukan patung lilin Kate di sana..."
"Aku tahu. Sudah lihat. Kenapa kalian bertaruh?!"
“Karena... karena...”
“Karena kau berpikir membunuhnya mungkin bisa mempercepat kematian sebelum waktu yang ditentukan patung lilin, benar?” Lin Huanzhi menyuarakan isi hati Bai Wenqing, membuatnya panik. Tapi Lin Huanzhi mengabaikan kegelisahannya dan melanjutkan: “Dari ekspresimu, tebakanku tepat. Baik, bangunlah.”
Sun Qingzhu tiba-tiba berlari masuk sambil terengah-engah. Melihat pemandangan itu dan luka di bahu Bai Wenqing yang mengucur darah, dia terkejut: “Apa yang terjadi? Ini...”
Lin Huanzhi yang sudah melompat ke bak mandi memeriksa patung lilin baru itu, tanpa mengangkat kepala: “Berikan pertolongan pertama pada lukanya. Waktu patung lilin kedua adalah... pukul 20.20. Tinggal 12 menit lagi.”
“Tidak mungkin!” Sun Qingzhu ikut memeriksa bak mandi, lalu berteriak ketakutan: “Ini... waktunya terlalu mepet! Kita harus bagaimana?”
Lebih menakutkan dari kematian adalah hitungan mundur menuju kematian!
Lin Huanzhi menatap jam tangannya, lalu memandang Kate yang ditaklukkan Bai Wenqing: “Amati situasi dulu. Menjauhlah dari lantai ini, turun ke lantai satu! Dan kali ini, jangan biarkan wanita asing ini lepas dari pengawasan!”
Sun Qingzhu tiba-tiba diam seribu bahasa. Adegan tadi membuatnya menyadari sesuatu. Sebagai salah satu ahli strategi pemula, dia tak mungkin tak memahami isyarat. Jangan-jangan...
Meski merasa mustahil, kenyataan terpampang jelas. Tadi, Bai Wenqing dan Kate benar-benar saling membantai.
Hanya saja, metode ini terlalu kejam dan pasti merupakan misi darah yang membutuhkan pengorbanan seorang penghuni. Dengan demikian, misi darah ini mungkin tidak adil bagi penghuni. Bagaimanapun, setiap penghuni memiliki kesempatan bertahan hidup yang setara!
Tapi jika terus begini, patung lilin akan muncul satu demi satu. Saat itu tiba, tak akan ada lagi kesempatan untuk memutuskan. Sekarang, tekad baja harus diambil.
Bagi Kate, ini siksaan berat. Tubuh Bai Wenqing menindihnya hingga tak bisa melepaskan diri, tapi hatinya seperti terbakar. Dia sendiri tidak terlalu cerdas—meski tak bisa dibilang "dada besar tanpa otak"—tapi jelas tak selevel dengan para ahli strategi ini. Kini saat dirinya ditaklukkan Bai Wenqing, bagaimana bisa lolos jika niat jahat muncul?
Dalam kepanikan, dia berteriak: "Lepaskan aku, Bai Wenqing! Kumohon! Asal kau lepaskan, aku akan penuhi semua permintaanmu!" Sambil berkata demikian, dia terus menggesekkan dadanya yang montok ke lengan Bai Wenqing. Tentu dia tak berharap ini bisa meyakinkan lawan, tapi sebagai penari telanjang, insting pertamanya adalah memanfaatkan aset feminitasnya untuk membius kewaspadaan lawan, mencari celah pelarian.
"Sayangnya, Bai Wenqing sama sekali bukan orang bodoh yang dikendalikan nafsu. Dalam situasi hidup mati seperti ini, mana ada ruang untuk pikiran mesra? Justru dia semakin menekan tubuh Kate dengan kuat. Dia sangat sadar wanita pirang ini pasti ahli bela diri, sama sekali tidak boleh lengah. Tapi sekarang dia harus menggunakan kedua tangannya untuk menahan, tidak bisa mengambil pisau. Hanya mengandalkan tangan kosong, dia tidak yakin bisa membunuh Kate."
"Lin Huanzhi!" Bai Wenqing akhirnya meminta bantuan, "Dengarkan! Sekitar 10 menit lagi wanita asing ini akan mati. Lebih baik kita bunuh dia bersama! Mungkin ini jalan keluar!"
Lin Huanzhi masih memeriksa setiap bagian patung lilin, sama sekali tidak menoleh: "Sulit kubayangkan ini jadi jalan keluar. Tapi jika kalian ingin mencoba, aku tidak halangi. Minta bantuan Sun Qingzhu."
Mendengar ini, pandangan Bai Wenqing langsung beralih ke Sun Qingzhu. Meski Kate tidak paham Bahasa Mandarin, dalam situasi seperti ini orang bodoh pun pasti tahu maksudnya. Dia mulai meronta-ronta sambil terus menyumpah serapah "Fuck! Fuck!"
"Ini..." Sun Qingzhu ragu-ragu: "Meski kondisi kematian di patung lilin seperti itu, ini bukan jenazah. Kita tidak bisa pastikan dia mati karena leher terbelah. Mungkin lehernya robek setelah mati."
“Belum tentu,” Lin Huanzhi menganalisis berdasarkan perkataan Sun Qingzhu: “Jika lehernya robek setelah mati, darah sudah membeku, tubuh patung lilin tidak akan memiliki begitu banyak darah (tentu saja darah ini juga bagian dari patung lilin itu sendiri). Jadi, ini seharusnya penyebab kematian langsung.”
Jika Kate bisa memahami perkataan Lin Huanzhi, mungkin saat ini dia akan kembali mengumpat "Fuck" beberapa kali. Namun, ini justru membuat Sun Qingzhu semakin tertarik. Dia menggigit giginya, bagaimanapun begitu patung lilinnya muncul, konsekuensinya akan tak terbayangkan. Maka, dia keluar dari bak mandi, mengambil pisau belati Kate tadi, dan perlahan mendekatinya.
“I'm sorry,” Sun Qingzhu berkata dalam bahasa Inggris: “But I must...”
Saat kata "kill" meluncur dari mulutnya, dia mengangkat pisau belati tinggi-tinggi ke arah Kate. Tepat ketika akan menusukkan, Kate akhirnya menghantam keras hidung Bai Wenqing dengan punggungnya, lalu dengan amarah mengaum keras dan menghantam dada Sun Qingzhu dengan pukulan telak!
Pukulan ini hampir menggunakan seluruh tenaga Kate. Seluruh tubuh Sun Qingzhu terjengkang ke belakang, merasakan rasa manis di tenggorokan. Dia tak bisa membiarkan Kate melarikan diri. Sebelum sempat bangkit, dia melihat Kate berbalik badan dan kabur!
"Kejar... kejar!" Sun Qingzhu berapi-api, setelah bulat tekad, pasti akan menyelesaikan urusan ini sampai tuntas! Lagipula Kate juga akan mati, meski dia tidak membunuhnya, mungkinkah wanita itu bisa selamat? Pikiran ini menghilangkan sebagian besar rasa bersalah di hatinya. Ia menyandarkan tubuh ke dinding, berdiri dengan susah payah, lalu bersama Bai Wenqing mengejar keluar.
Sementara Lin Huanzhi keluar dari bak mandi, menatap patung lilin di belakangnya sambil bergumam: "Pasti ada sesuatu... aku pasti melewatkan detail tertentu..."
Kate berlari panik sambil terus memandang jam tangannya. Kematian mengerikan Hong Sang-woo masih membekas di otaknya, membuatnya sadar bahwa berlari tanpa arah pasti akan mengulangi nasib sama. Karena itu, harus ada satu orang yang dibunuh!
Dengan cepat pikirannya menemukan target. Si idiot itu!
Jika bicara target termudah, tentu si idiot! Selanjutnya Luo Yifeng! Dan keduanya berada di tempat yang sama! Jadi jika bisa membunuh salah satu dari mereka sebelum waktunya, mungkin kutukan akan terpecahkan!
Begitu keputusan dibuat, tanpa ragu ia langsung menuju lantai tiga! Harus bergegas sebelum pukul 8.20 untuk membunuh salah satu dari mereka!
Dia memperhitungkan kemungkinan Luo Yifeng menghalangi, tapi yakin wanita itu takkan sanggup menghentikannya. Lagipula apa yang dipahami si idiot? Selain itu, jika diberi pilihan, Bai Wenqing dan kawan-kawan pasti juga akan memilih si idiot sebagai target utama!
Dia melirik jam tangan lagi. Tinggal 10 menit! Waktu sangat mepet!
Dia segera mengeluarkan ponsel dan menekan tombol cepat ponsel Luo Yifeng, berharap bisa menemukannya secepat mungkin. Tapi mungkin dia sudah pergi ke lantai dua bersama si bodoh itu, sebelumnya sudah menelepon khusus untuk memberitahu tentang penemuan patung lilin kedua.
Saat melewati sudut koridor, dia langsung melihat tangga menuju lantai tiga. Dengan sigap dia melompat ke arah sana!
Sementara itu, Yi Feng dan Luo Xi yang tidak tahu apa-apa masih mencari jalan turun di lantai tiga!
## Jilid Kedua Puluh Delapan Patung Lilin Bab Kesembilan Korban Terakhir, Luo Yifeng
Setibanya di lantai tiga, ponsel Kate sudah terhubung. Tak lama kemudian dia mendengar suara Luo Yifeng.
"Halo, Luo Yifeng?" kata Kate dengan bersemangat. "Dengar, aku baru sampai di lantai tiga, cepatlah ke sini!"
Percakapan bahasa Inggris sehari-hari yang sederhana dan biasa ini tentu bisa dimengerti oleh Luo Yifeng.
"Tapi... aku juga tidak tahu di mana aku berada..."
"Oh, begitu?" Kate mulai gelisah. Bahkan dia sendiri tidak tahu lokasinya? Di Rumah hantu ini, semua ponsel penghuni diatur ke mode getar sehingga tidak bisa dilacak melalui dering. Meminta orang berteriak untuk menentukan lokasi juga mustahil, kecuali mereka ingin mati.
Kate mulai memutar otak mencari cara. Tiba-tiba dia mendapat ide: "Si bodoh itu ada di sebelahmu? Berikan ponsel padanya, aku mau bicara! Cepat!"
"Apa? Tapi dia tidak mengerti apa-apa?"
"Aku punya maksud tertentu. Lakukan sekarang."
Meski penuh tanda tanya, Yi Feng tidak terlalu memikirkannya dan langsung menyerahkan ponselnya kepada Luo Xi yang berada di sebelah. Luo Xi mengambil ponsel itu, menempelkannya di telinga sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Halo halo halo, siapa ini? Pak Polisi?"
Meski hampir tidak mengerti bahasa Mandarin, Kate sempat belajar percakapan dasar selama di Tiongkok. Untuk dialog sederhana masih bisa. Dia sama sekali tidak berharap si bodoh ini bisa paham bahasa Inggris, lalu menggunakan kosakata Mandarin terbatasnya: "Dengar... baik-baik, kakakmu... bahaya, aku datang menyelamatkan, jadi... teriak, teriak terus-terusan."
Kate yang sedang panik itu juga berlari kencang di koridor berharap bisa cepat menemukan mereka. Mendengar perkataannya, si bodoh langsung bertanya, "Benar? Benarkah?"
Kosakata Mandarin sederhana ini tentu dia pahami. Segera dia mengatupkan bibir sambil menunjukkan senyuman, "Tentu, cepat teriak, teriaklah sekarang!"
Hampir bersamaan dengan ucapan itu, dari belakang terdengar lolongan "Waaaah waaaah waaaah waaaah" yang sangat sumbang, tapi justru membuat Kate bersemangat! Untung ada si bodoh ini!
Segera dia berbalik arah, mengikuti suara itu melintasi koridor. Tak lama kemudian, di hadapannya muncul Luo Yifeng dan Luo Xi!
Jarak antara mereka sekarang kurang dari sepuluh meter!
Kate melihat jam tangannya. Masih tersisa tujuh menit. Tidak boleh ada penundaan!
"Fuck!" Dia segera melangkah cepat dengan kecepatan lari 100 meter, langsung menuju ke arah kedua orang itu! Pisau belati di tangannya membuat Luo Yifeng merasakan kedinginan di hati, sementara Kate saat ini benar-benar penuh energi pembunuh!
Yifeng segera menarik Luo Xi dan melarikan diri ke arah berlawanan! Namun kecepatan Kate terlalu tinggi, reaksi Yifeng juga agak terlambat sebentar. Dia melihat Kate dari belakang menggenggam kerakang baju Luo Xi, menggunakan seluruh tenaga untuk menariknya dengan kasar ke belakang, menghantamnya ke tanah, lalu sepasang kaki indahnya menendang dengan keras ke bawah, sebelum mengangkat pisau belati dan menusuknya dengan kuat!
Yifeng segera memeluk tubuh Kate dari belakang, berkata dengan bahasa Inggrisnya yang tidak lancar: "Berhenti... Berhenti! Nyonya Kate, mengapa melakukan ini!"
"Fuck!" Kate berteriak keras, kaki kanannya menendang ke belakang dengan kuat mengenai perut Yifeng, membuatnya terjatuh ke tanah! Sementara kaki Kate masih menginjak-injak dada Luo Xi, pisau itu ditikamkan lurus ke bawah!
Kate saat ini sangat emosional. Bagaimanapun dia pernah hidup di kawasan lampu merah, meskipun dirinya sendiri belum pernah membunuh, tapi urusan berdarah seperti ini bukanlah hal yang asing baginya. Untuk bertahan hidup, dia pernah melakukan segala hal, sekarang tentu tidak akan ragu untuk membunuh seorang idiot!
Saat pisau itu ditikamkan, Kate tiba-tiba membeku.
Tusukan itu tidak menusuk dada Luo Xi, melainkan menembus langsung ponsel Yi Feng yang ditahan Luo Xi secara horizontal di dadanya. Ujung pisau menembus layar ponsel, mencuat dari belakang. Bilah pisau masih berjarak beberapa inci dari jantungnya, tak bisa menusuk lebih dalam!
"Kau... kau pembohong! Katanya mau menyelamatkan Kakak! Kau malah memukul Kakak, bahkan mau menusukku!" teriak Luo Xi sambil membentak Kate dengan keras.
Kate mengumpat kesal "Fuck" dengan penuh kebencian. Waktunya hampir habis, dia harus segera membunuh si idiot ini!
Tapi selama penundaan ini, Yi Feng akhirnya berhasil menerjang kembali. Kali ini dia mengangkat kotak P3K tinggi-tinggi (yang diambil dari tas ranselnya) dan menghantam kepala Kate!
Kate yang sedang lengah terhuyung-huyung akibat pukulan itu, sementara Luo Xi mengangkat kakinya dan menendang tubuh Kate dengan keras! Yi Feng langsung menarik tangan Luo Xi, dan keduanya melarikan diri.
Kate terjatuh terguling di lantai, butuh waktu lama untuk sadar kembali. Saat berdiri, mereka sudah jauh melarikan diri. Setiap lantai villa besar ini seperti labirin, mustahil untuk dilacak.
Kate nyaris meludahkan darah karena amarahnya! Dia sangat kesal tempat ini bukan Amerika, kalau tidak dengan senjata pistol, efisiensi pembunuhan pasti jauh lebih tinggi!
"Tidak ada cara lain, dia hanya bisa terus mencari. Tapi kedua orang ini sudah waspada, pasti tidak akan mudah ditemukan lagi. Bahkan jika orang tadi itu bodoh, cara yang sama tidak mungkin bisa menipu untuk kedua kalinya. Dia jelas-jelas mengatakan dirinya adalah 'penipu' tadi, kata sederhana itu tentu bisa dia pahami."
"Kate mengangkat jam tangannya, seketika wajahnya pucat ketakutan! Tiga menit! Tidak, secara ketat bahkan kurang dari tiga menit! Waktu yang begitu singkat..."
"Tidak bisa, harus membunuh satu orang, setidaknya satu orang!"
"Tapi membunuh siapa? Dua orang ini sulit ditemukan saat ini, apa turun ke bawah untuk membunuh Lin Huanzhi dan Bai Wenqing? Kedua orang itu mungkin sudah mempersiapkan diri dengan baik, lagi pula mereka pria dewasa. Sekuat apapun Kate, tidak mungkin bisa membunuh mereka dalam waktu sesingkat itu! Kecuali dia punya bom seperti Shangguan Mian!"
"Kate yang ketakutan dalam hati segera melanjutkan pengejaran ke depan, berharap bisa menemukan Luo Yifeng dan si bodoh itu. Jika tidak, Shinigami akan datang! Begitu teringat patung lilin dengan kematian mengerikan di bak mandi itu, Kate langsung merasakan ketakutan yang luar biasa."
"Kate saat ini hampir putus asa."
"Mengapa dia sampai berada di jalan ini?"
"'Tidak, jangan, jangan!'"
"Untuk bertahan hidup, meski harus tidur dengan puluhan bahkan ratusan pria, dia tidak keberatan. Bahkan membunuh pun bisa dia lakukan tanpa ragu. Tapi situasi sekarang sudah mencapai tingkat yang sangat kritis!"
Kate saat ini sudah ketakutan hingga wajahnya berubah, dia mengangkat pisau belati, terus mencari ke segala arah, tapi tetap saja tidak menemukan apa-apa.
Waktu tak kenal ampun, tak akan berhenti mengalir karena alasan apapun.
Bagi Kate, saat paling menakutkan akan segera tiba.
Setelah melihat jam tangan lagi, Kate tiba-tiba berpikir: Bagaimana jika merusak jam ini? Jam di patung lilin membuktikan waktu kematian, jika jamnya dirusak... atau diatur ulang waktunya, itu bisa saja!
Kate langsung merasa lega, tanpa ragu dia berhenti melangkah. Dengan sisa waktu satu menit tiga puluh detik, dia segera mengangkat pisau belati dan menusuk ke arah dial jam!
Tapi jam tangan ini benar-benar berkualitas tinggi, ditusuk sekali malah tidak ada bekas sama sekali. Alih-alih berhasil, Kate malah terhuyung, kakinya terkilir, jatuh, dan kepalanya menghantam dinding dengan keras!
Setelah terjatuh, kesadarannya mulai kabur. Ingin menggerakkan pergelangan tangan, tapi tiba-tiba dia merasa sekitarnya menjadi sangat sunyi.
Satu menit dua puluh detik... satu menit sepuluh detik...
Dia terus merasa ada sesuatu yang mendekat di depannya. Seiring waktu kematian yang semakin dekat, kesadarannya justru semakin kabur, seolah-olah akan pingsan kapan saja.
Tidak boleh... tidak boleh pingsan...
Sekitar semakin sunyi, koridor yang sudah gelap tadi terasa semakin seram dan mengerikan.
Di lantai dua, di dalam akuarium besar itu. Saat ini, jenazah asli Kate tergeletak di posisi dimana patung lilin sebelumnya berada. Faktanya tidak ada yang memindahkan patung lilin, namun setelah penghuni benar-benar mati, patung lilin aslinya menghilang entah ke mana. Jika tidak, pasti akan ada yang mengusulkan ide apakah tidak memindahkan patung lilin bisa menjadi jalan keluar.
Sementara itu, Yi Feng dan Luo Xi terus melakukan pencarian di lantai tiga. Bagaimanapun juga luas setiap lantai cukup besar, tidak mungkin selesai dicari dalam waktu singkat.
Pada saat itulah dia kembali membuka sebuah ruangan di lantai tiga, tetap tidak menemukan apa-apa.
Dia menggelengkan kepala dan baru saja menutup pintu, tiba-tiba Luo Xi berkata: "Kakak, kenapa buru-buru tutup pintu? Boleh aku lihat lagi?"
Dengan cepat dia membuka kembali pintu, dan seketika itu juga mata Yi Feng melotot lebar!
Ruangan yang tadi kosong itu, kini tiba-tiba muncul sebuah patung lilin tepat di tengah! Patung itu adalah Bai Wenqing!
Hanya saja penampilan kematiannya terlihat lebih mengerikan. Hampir dua pertiga kulit wajah Bai Wenqing terkoyak, bagian mulut sudah tidak memiliki bibir sama sekali, hanya memperlihatkan gigi-gigi putih yang menyeramkan, membuatnya mirip zombie.
Patung lilin ini berbaring miring menyandar ke dinding, sekujur tubuhnya berlumuran darah. Dengan cepat dia memasuki ruangan dan segera memeriksa waktu.
Pada saat yang sama, Bai Wenqing, Sun Qingzhu, dan Lin Huanzhi juga menemukan patung lilin baru di lantai dua. Dengan kerja sama, mereka berhasil menemukan tiga patung lilin sekaligus!
Tapi mereka jelas merasakan apartemen sengaja membuat mereka cepat menemukan patung lilin. Patung yang ditemukan adalah Sun Qingzhu, Lin Huanzhi dan Luo Yifeng! Hanya patung si bodoh yang belum ketemu.
Kemudian, Yi Feng menghubungi ketiga orang itu dan mengonfirmasi waktu kematian empat patung lilin.
Sun Qingzhu, meninggal pukul 8:45.
Bai Wenqing, meninggal pukul 8:55.
Lin Huanzhi, meninggal pukul 9:25.
Luo Yifeng, meninggal pukul setengah sepuluh.
Lin Huanzhi mengirimkan MMS kepadanya. Dalam MMS tersebut, tubuhnya dibedah hidup-hidup dari tenggorokan hingga perut. Hampir semua organ dalam menghilang, seluruh tubuh berubah menjadi sosok darah tanpa warna selain merah menyala. Kengerian cara kematian seperti ini saja sudah membuat orang nyaris melayang ketakutan hanya dengan mendengarnya.
Namun, Patung Lilin si bodoh Luo Xi masih belum diketahui keberadaannya.
Tapi ini sudah menjadi sinyal berbahaya. Sun Qingzhu dan Bai Wenqing pasti takkan melepaskannya! Waktu berakhirnya misi darah adalah pukul setengah sepuluh, sementara Luo Yifeng adalah yang terakhir mati. Maka semua orang akan berusaha membunuhnya, karena jika yang terakhir mati di urutan ketiga, mereka semua menganggap ini mungkin mematahkan kutukan!
Luo Yifeng, kini telah menjadi sasaran empuk semua orang!
## Jilid 28 Patung Lilin Bab 10 Kami, melihat apa?
Paviliun Kematian, saat ini telah dijaga oleh kengerian tekanan tanpa suara.
Satu per satu patung lilin muncul, mengumumkan masa kematian para penghuni, suasana pun seketika menjadi suram. Pada saat ini, Bai Wenqing dan Sun Qingzhu mulai muncul sebuah pikiran dalam benak mereka.
Apakah membunuh pihak lain merupakan cara yang baik?
Saat ini, ketiga orang tersebut sudah berpencar, tak ada yang bisa menemukan satu sama lain.
Lin Huanzhi sedang berada di sebuah ruangan di lantai dua. Ia melepas jam tangan elektronik berpresisi tinggi di tangannya, kemudian membuka jendela dan melemparkannya keluar dengan kasar!
Setelah patung lilin ditemukan, MMS telah dikirim ke ponsel setiap orang, juga merekam jam tangan di lengan patung lilin yang tidak mungkin dipalsukan. Selain itu, Lin Huanzhi bertindak lebih ekstrim: ia mengulurkan tangan kirinya ke atas meja, lalu menebaskan pisau dengan keras hingga meninggalkan luka! Sedangkan patung lilin dalam MMS jelas-jelas tidak memiliki luka.
Dengan demikian, ketika waktunya tiba, pertama ia sudah tidak memiliki jam tangan di tubuh, kedua luka tersebut tidak mungkin sembuh dalam waktu singkat - ini menjadi asuransi ganda.
Tapi hanya ini belum cukup. Lin Huanzhi adalah orang yang teliti dan sempurna dalam bertindak, tak mungkin meninggalkan celah. Karena itu, ia tetap berencana menemui Luo Yifeng. Asal menggunakan metode lain untuk membunuhnya lebih dulu, maka bisa ditambahkan asuransi ketiga.
Meskipun ini belum tentu jalan keluar, tapi misi darah ini adalah situasi nyaris mati. Bahkan jika hanya bisa meningkatkan tingkat kelangsungan hidup 10%, Lin Huanzhi tetap akan melakukannya. Ini tidak ada hubungannya dengan kejahatan, murni karena karakteristiknya yang selalu mengejar efisiensi. Sebenarnya dia bukan orang haus darah seperti Zhan Tianlin.
Langsung eksekusi. Setelah membalut lukanya secara sederhana, dia menyimpan kembali pisau belati ke dalam bajunya dan keluar. Secara bersamaan, dia juga tetap waspada terhadap Bai Wenqing dan Sun Qingzhu. Ketiga orang ini sama-sama memiliki alasan untuk saling membunuh.
Sementara Lin Huanzhi merencanakan ini, Sun Qingzhu dan Bai Wenqing juga berpikiran sama. Namun, Luo Yifeng sebagai perempuan otomatis menjadi target yang mudah dalam persepsi mereka.
Ancaman roh jahat gudang, kengerian misi darah iblis, para penghuni sudah terdesak hingga ke titik ini. Demi bertahan hidup, segala cara sudah dibolehkan. Akhirnya, pertumpahan darah saling membunuh pun dimulai. Tentu saja, ada yang meniru tindakan Lin Huanzhi, tapi dibandingkan itu, membunuh langsung untuk merusak ramalan kematian patung lilin justru memberi mereka sedikit ketenangan. Asalkan bisa melewati misi darah ini, mungkin di misi darah berikutnya mereka bisa menemukan lokasi pecahan terakhir Perjanjian Neraka. Barangkali masih ada harapan.
Ini adalah jalan terakhir untuk bertahan hidup!
Lagipula mereka tahu: jika tidak membunuh lawan, lawan akan membunuh mereka. Jadi tidak ada lagi istilah siapa yang benar. Di tahap ini, hanya dengan 'membunuh', mereka bisa bertahan hidup!
Ironisnya, satu-satunya yang tidak perlu mempertimbangkan hal ini adalah Luo Xi yang saat ini berada di samping Yi Feng. Dia sekarang selalu berjalan di depan Yi Feng dan sering berkata akan melindunginya. Ponsel Yi Feng telah hancur, dia hanya bisa meminjam ponsel Luo Xi (penghuni membelikannya karena kasihan dan mengajarinya cara menggunakannya), MMS juga diterima dari ponsel ini.
Dia sudah tidak berani lagi melihat patung lilin jenazahnya sendiri. Kabar baiknya adalah, dia yang terakhir mati, tapi dia juga menyadari... ini belum tentu menguntungkan baginya!
Mengapa Kate ingin membunuh dirinya sendiri? Setelah dipikir-pikir, kesimpulan bisa ditarik. Jelas dia mengira dengan membunuh diri sendiri, kutukan bisa dipecahkan dengan mengacaukan urutan kematian masa depan yang ditunjukkan patung lilin.
Dengan kata lain, ini yang disebut mengubah masa depan. Dalam fiksi ilmiah, sering muncul paradoks waktu karena eksistensi mesin waktu - jika kita meramal masa depan, apakah mengubah masa kini akan mempengaruhi masa depan?
Inilah masalah yang sedang mereka hadapi.
Setelah memahami hal ini, Yi Feng mulai memiliki pendapat. Apakah membunuh orang lain benar-benar bisa membuatnya bertahan hidup?
Meski berkarakter baik, dia tidak kolot. Jika lawannya seperti Kate berniat membunuhnya, dia tidak akan diam saja. Tapi sebagai perempuan, secara fisik lebih lemah dari pria dan waktu masuk apartemennya relatif singkat.
Bagi para penghuni ini, ada satu hal lagi yang membuat mereka sangat ketakutan. Yaitu semua patung lilin serta jenazah nyata, saat menjelang kematian semuanya menunjukkan ekspresi ketakutan yang ekstrem. Tingkat ketakutan itu telah membuat seluruh wajah terdistorsi seperti kain yang diremas, mata yang melotot hingga batas maksimal, bahkan sudut mata hampir terkoyak.
Penghuni yang sudah melalui begitu banyak misi darah, apa gerangan yang bisa membuat mereka ketakutan hingga seperti ini?
Yang paling mengerikan adalah, patung lilin jenazahnya sendiri di masa depan menunjukkan tingkat ketakutan yang lebih parah. Wajah cantiknya sudah mulai berubah bentuk, wajah oval aslinya memanjang sedikit, mulut terbuka lebar dengan sudut bibir yang mulai retak. Namun, dia tidak bisa bertanya pada dirinya di masa depan: Apa sebenarnya yang dilihat?
Ketidaktahuan ini, setelah dibatasi oleh waktu, dengan berlalunya setiap detik, pasti akan tiba!
Yi Feng sekarang, setiap beberapa langkah, selalu melihat jam tangannya. Patung lilin itu dibuat dengan realisme yang luar biasa, bahkan karya maestro di paviliun lilin yang pernah dilihat Yi Feng sebelumnya tidak ada bandingannya! Realisme ini membuat siapapun yang melihat langsung bisa merasakan rasa takut yang sangat kuat dari ekspresinya, bahkan melebihi ketakutan akan kematian itu sendiri!
Lalu pada pukul setengah sepuluh, apa yang dilihatnya sendiri hingga dada dibedah, organ dalam dikeluarkan semua lalu mati?
Hal ini sangat mengerikan bagi Yi Feng!
Dia menatap jam tangan di tangannya. Meski masih ada waktu sebelum pukul setengah sepuluh, seluruh tubuhnya sudah gemetar ketakutan, bahkan tidak mampu melangkah. Pada akhirnya, Luo Xilah yang menopang tubuhnya yang lunglai.
"Tidak... tidak... jangan, jangan..."
Sebenarnya apa yang dilihatnya? Apa yang membunuhnya dengan begitu kejam? Apa yang membuatnya takut sampai seperti ini?
Pertanyaan yang sama juga menyiksa Bai Wenqing, Sun Qingzhu, dan Lin Huanzhi. Sebagai pemula terbaik di apartemen, saat ini hanya Lin Huanzhi yang masih tenang, sementara kedua rekannya sudah kehilangan kendali.
Kondisi jenazah mereka yang mengenaskan tidak kalah dari Yi Feng. Ekspresi ketakutan yang terpampang di wajah mayat itu sudah cukup membuat bulu kuduk berdiri. Bayangkan, melihat diri sendiri mati mengenaskan dengan wajah yang berubah karena ketakutan - teror psikologis seperti ini jauh lebih menakutkan daripada melihat hantu langsung.
Meski memiliki kesehatan mental terbaik di antara mereka, tekanan yang dialami Lin Huanzhi akhirnya membuatnya bergabung dengan pasukan pembunuh. Kini, setiap dua penghuni yang bertemu pasti akan berjuang mati-matian.
Saat ini, orang yang paling cemas tentu Sun Qingzhu yang akan mati pukul 8:45. Tingkat kecerdasannya tidak sebanding dengan ketahanan mentalnya. Dalam kondisi seperti ini, satu-satunya jalan adalah membunuh penghuni lain. Di antara yang tersisa, target termudah selain Luo Xi si idiot adalah Luo Yifeng.
Namun, saat mempertimbangkan untuk membunuh lawan, Sun Qingzhu masih merasa upayanya belum cukup. Menurutnya, membunuh seorang penghuni saja tidak cukup - perlu juga memotong-motong tubuh korban. Dengan cara ini, kematiannya akan sangat berbeda dengan kondisi patung lilin yang masih utuh, meskipun tampak mengerikan.
Namun, ekspresi ketakutan menjelang ajal yang ditunjukkan patung lilin membuat Sun Qingzhu lega. Mustahil rasa takut seperti itu ditujukan pada sesama penghuni. Bahkan saat menghadapi kematian sekalipun, tidak mungkin sampai membuat orang ketakutan sejauh itu!
Akhirnya, pada pukul 8:30, dua penghuni bertemu. Mereka adalah Sun Qingzhu dan Lin Huanzhi.
Begitu berpapasan di koridor, keduanya langsung berlari secepat mungkin ke arah lawan tanpa mengucapkan sepatah kata pun! Sebagai orang pintar, mereka tahu bahwa percakapan sia-sia hanya akan membuang waktu. Begitu bertemu, langsung bertindak.
Sun Qingzhu adalah yang paling panik. Lima belas menit lagi, dia akan menghadapi situasi mematikan. Bagian atas dahi patung lilinnya telah terkoyak seperti dicabik paksa, sementara wajah aslinya terlihat mengerut dengan ciri-ciri wajah yang menyatu hingga hampir tak berjarak.
Lima belas menit lagi, semua ini akan menjadi realitas! Sun Qingzhu yang hampir jadi gila ini sudah siap membayar harga berapapun untuk membunuh Lin Huanzhi!
Tentu saja, dia tidak tahu latar belakang Lin Huanzhi. Keduanya adalah pria dewasa dengan tinggi badan yang hampir sama, masing-masing memegang pisau, dan sama-sama memiliki niat membunuh satu sama lain. Bisa dikatakan, situasi antara Sun Qingzhu dan Lin Huanzhi saat ini adalah pertarungan tak berkesudahan sampai mati!
Kuncinya adalah, siapa yang akan mati!
Saat hampir mendekati Lin Huanzhi, tubuh Sun Qingzhu segera merunduk sedikit, pisau langsung mengarah ke perut lawannya! Rencananya adalah menyerang lebih dulu untuk melukai parah Lin Huanzhi. Waktunya tidak sebanyak Lin Huanzhi, bahkan dengan cara saling melukai, dia harus berjuang mati-matian untuk membunuh Lin Huanzhi!
Namun, Lin Huanzhi segera menggeser tubuhnya ke kanan, lalu tangan kirinya langsung meraih tangan kanan Sun Qingzhu yang memegang pisau. Tepat saat hendak melancarkan serangan balik, Sun Qingzhu tiba-tiba menundukkan kepala dan menggigit lengan Lin Huanzhi dengan keras!
Sun Qingzhu benar-benar bertaruh nyawa! Gigitan ini ditujukan untuk membunuh!
Tapi Lin Huanzhi juga sama kejamnya. Saat Sun Qingzhu membuka mulut untuk menggigit, pisaunya sudah menyambar dan langsung menikam tepat di dada Sun Qingzhu!
Sun Qingzhu langsung merasakan sakit yang luar biasa, lalu wajahnya dihantam pukulan keras! Pukulan ini mengarah ke ubun-ubun dan mengenai mata kanannya. Dia segera merasakan sakit yang menyiksa, mata kanannya mulai mengeluarkan darah!
Lin Huanzhi sama sekali tidak memberi ampun, kembali menerjang ke depan. Pisau diangkat tinggi-tinggi lalu dihujamkan dengan cepat! Kali ini, pisau itu kembali menusuk dada Sun Qingzhu. Karena tubuhnya terus meronta, tusukan tidak tepat mengenai jantung. Saat hendak mencabut pisau, Sun Qingzhu mencengkeram lengan Lin Huanzhi dengan erat menggunakan kedua tangannya, lalu mengangkat kepala seolah ingin menggigit leher Lin Huanzhi!
Di saat yang sangat genting itu, Bai Wenqing tiba-tiba muncul dari belakang Sun Qingzhu. Dengan sekuat tenaga dia menindih Lin Huanzhi, kedua tangannya mencekik leher pria itu dengan erat!
Ketiganya pun terlibat dalam perkelahian kacau-balau!
Untuk memperbesar peluang bertahan hidup, semua penghuni kini telah jatuh ke dalam kondisi kegilaan yang ekstrem!
## Jilid 28 Patung Lilin Bab 11 Tidak Ada yang Bisa Menghukumku
Saat ini, di kantor direktur Rumah Sakit Zhengtian.
"Direktur Luo," Li Yong tersenyum tipis kepada pria paruh baya berperut buncit di hadapannya, "Obat yang saya resepkan sebelumnya, apakah cocok?"
"Tentu saja." Pria paruh baya itu juga tersenyum, "Keahlian Direktur Li dalam pengobatan memang luar biasa. Rumah Sakit Zhengtian sepertinya sedang gencar melakukan penelitian dan pengembangan klinis obat baru ya? Semoga lancar. Bagian eksterior cabang rumah sakit juga sudah hampir selesai dibangun kan?"
"Berkah Bapak semua," Setelah basa-basi, Li Yong mulai masuk ke pokok pembicaraan, "Ngomong-ngomong, tentang ayah Lu Yilan?"
“Anda tak perlu khawatir, pengadilan sama sekali tidak akan menerima gugatannya.” Pria paruh baya ini adalah ketua pengadilan di Kota K, di mana banyak lembaga peradilan telah dibangunkan jalur oleh Li Yong.
Mengapa dia memiliki kemampuan seperti ini? Pertama, jaringan koneksinya sangat luas. Kedua...dan yang paling penting, dia memiliki kekayaan yang luar biasa. Dengan uang ini, dia aktif memulai jalan berpolitik dan menjadi kandidat terkuat untuk posisi walikota saat ini.
Bisa dikatakan, pria ini memiliki kekuasaan dan kekayaan yang sedang di puncak. Bayangkan, siapa berani menentang calon walikota? Siapa berani menolak perintahnya? Apalagi, dia telah menyuap semua pihak dengan uangnya—siapa yang akan menolak uangnya?
“Direktur Luo, terima kasih atas semua bantuannya,” Li Yong menyeruput teh pelan-pelan, “Begitu saya terpilih sebagai walikota, pasti akan banyak mendukung Anda.”
Mendengar ini, Direktur Luo langsung berseri-seri, mengangguk cepat: “Tenang, saya pasti akan menyelesaikan masalah ini dengan baik!”
“Saya jadi lega. Meskipun ada insiden dengan Gongsun Chan waktu itu, saya harap kejadian seperti itu tidak terulang lagi.”
“Tentu, tentu...” Tiba-tiba wajah Direktur Luo menunjukkan ketakutan, “Tapi...Direktur Li, akhir-akhir ini mereka yang mati...Anda tahu, kematian pengacara Li Chen...”
“Bukannya Anda sudah memasang sistem keamanan terbaru di rumah?”
“Tapi cara kematian mereka terlalu aneh. Saya masih merasa khawatir.”
“Tenang. Saya juga sedang mencari orang ini. Begitu ketemu, akan segera disingkirkan.”
"Kalau begitu, itu yang terbaik..." Direktur Luo itu pergi. Li Yong duduk di kursi direktur, merenungkan semua persiapan yang telah dilakukannya selama ini. Bagaimanapun juga membunuh 16 orang bukanlah hal sepele. Untuk ini, dia telah mengerahkan segala upaya untuk membuka jalan.
Namun belum lama ini, semua orang yang terkait dengan hal ini mati secara misterius satu per satu. Yang pertama tewas adalah Yan Luo, pemimpin geng kriminal yang bertanggung jawab langsung membantu pembunuhan. Kematian mereka sangat aneh - tidak ada luka fisik, tapi jenazah mereka terasa kaku dan dingin seperti mayat yang sudah lama meninggal.
"Leng Xin... Jangan-jangan wanita itu belum mati?" Kecurigaan terbesar Li Yong sekarang tertuju pada wanita pertama yang telah dibungkamnya. Karakter wanita itu terlalu aneh, menyimpannya merupakan ancaman, sehingga dia memutuskan untuk menyingkirkannya. Tapi jenazahnya hingga kini belum ditemukan.
Wanita itu mengetahui rahasia apartemen. Mungkin dia menggunakan semacam kutukan yang tidak diketahuinya.
Tapi Li Yong tidak takut. Dia tidak percaya orang itu benar-benar bisa membunuhmu. Kalau tidak, pasti dia sudah mati sejak dulu, bagaimana mungkin bisa bertahan sampai sekarang?
Pada saat yang sama, kemungkinan besar ada anggota keluarga korban yang mengetahui kebenaran dan melakukan aksi balas dendam. Saat ini dia telah mengirim banyak orang untuk menyelidiki, namun hingga kini belum ada kabar. Sementara itu, dia sama sekali tidak mencurigai Xu Tao. Berdasarkan beberapa penyelidikan terhadapnya, tampaknya dia benar-benar sudah gila, selalu kembali ke rumah yang sudah kosong, setiap kali berbicara pada udara, jelas-jelas menunjukkan kegilaan. Apalagi saat beberapa orang dibunuh, dia memiliki alibi. Oleh karena itu Li Yong sudah sejak lama mengeluarkannya dari daftar tersangka dan memerintahkan untuk menghentikan pengawasan.
Direktur Luo yang keluar dari kantor direktur saat ini, dalam hatinya bergumam gelisah. Banyak orang yang terlibat dalam kasus ini telah meninggal satu per satu, dia sendiri tidak tahu berapa banyak lagi yang akan terseret. Meski tahu Li Yong adalah dalang sebenarnya, dia sama sekali tidak berani melawan. Orang ini memiliki jaringan di dunia hitam dan putih, sekarang kekuasaannya sedang di puncak. Bagaimanapun juga, seseorang yang telah mencapai tingkat kekayaan tertentu pada dasarnya setara dengan memiliki kekuasaan. Saat ini dia tidak berani melawan Li Yong. Untuk membangun aliansinya sendiri, orang ini telah menghabiskan lebih dari dua puluh tahun - bagaimana mungkin dia bisa melawan sosok seperti ini?
Setelah masuk ke lift, Direktur Luo menghela napas dan menutup pintu.
Namun ketika lift sampai di lantai satu, secara mengejutkan masih terus turun! Direktur Luo panik, segera menekan-nekan tombol lift tapi tidak ada reaksi. Tak lama kemudian, dia sampai di basement tiga.
Pintu lift terbuka, di luar terhampar area parkir bawah tanah yang gelap gulita. Sebelum sempat bereaksi, dia merasakan sepasang tangan mendorongnya dengan keras, hingga seluruh tubuhnya terlempar keluar!
"Seketika itu juga dia nyaris melayang ketakutan. Tadi, di dalam lift jelas-jelas tidak ada siapa-siapa! Dia segera menoleh ke belakang, tapi lift sudah tertutup rapat."
"Tiba-tiba dia merasakan hawa panas di punggungnya. Dengan panik dia melepas jaket dan melihat... ada dua jejak tangan yang hangus kehitaman!"
"Xu Lan yang tewas bersama orang tuanya, mobilnya terjun dari tebing lalu terbakar hingga mayat mereka menjadi gosong."
"Bagian yang hangus itu membuat Direktur Luo gemetar tak terkendali. Sebelumnya, Xu Tao sebagai keluarga korban berkali-kali meminta pengadilan mengadili kasus ini, menolak keras kesimpulan kejaksaan. Bahkan mendesak dilakukan penyelidikan mendalam. Oleh karena itu, kasus ini sangat membekas dalam ingatannya. Saat itu Li Yong menyuap lembaga peradilan untuk menolak semua permintaan Xu Tao. Tentu saja saat itu dia langsung menekan jaksa bawahan, sehingga Xu Tao tidak tahu perintah itu berasal darinya. Hingga kini, sebagai salah satu dari enam orang terakhir, baru terungkap."
"Tidak... Tidak, tidak mungkin..."
"Direktur Luo segera melemparkan jaketnya dan berlari panik! Lampu di area parkir bawah tanah redup, sulit menentukan arah. Setelah berlari lama, akhirnya dia bersandar di mesin sebuah mobil sambil terengah-engah. Di ruang bawah tanah ini, sinyal ponsel sudah hilang."
"Tidak... Mustahil. Mana mungkin ada hantu..."
"Tapi, bagaimanapun dia mengingat, dia yakin bahwa lift itu sama sekali tidak ada orang sebelumnya, dan tidak ada yang masuk ke lift di tengah perjalanan! Melihat dua jejak tangan hangus terbakar itu, bulu kuduknya terus meremang. Apalagi, dia memang punya dosa di hati. Jangan-jangan ini benar-benar arwah yang kembali menuntut nyawa?"
Pandangannya perlahan dipenuhi keputusasaan. Tiba-tiba, dia menyadari bahwa mobil di sebelah kirinya ternyata adalah kendaraan yang nyaris hangus terbakar! Hanya bagian plat nomor yang masih samar-samar terbaca.
Itu... mobil yang digunakan Xu Lan dan orang tuanya saat mereka tewas!
Wajahnya langsung pucat. Melihat mobil yang seharusnya tidak mungkin ada di sini itu, dia langsung berlari pontang-panting! Namun segera dia sadar, semua mobil di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi kendaraan yang sama, berjejer rapi di kedua sisi!
"Tidak... Tidak ada hubungannya denganku, aku tidak terlibat!" Direktur Luo berteriak ketakutan: "Bukan aku, bukan aku yang membunuh kalian!"
"Bukan aku!"
Saat itu, karena berlari terlalu kencang, dia terjatuh. Tiba-tiba ada tangan dingin mencengkeram kakinya, menariknya ke belakang dengan kuat! Akhirnya, dia menghilang dalam kegelapan area parkir bawah tanah ini...
Sementara Li Yong sama sekali tidak mengetahui kejadian ini.
Enam belas orang yang pantas dibunuh, tinggal satu tersisa. Asal membunuh orang itu, Ying Qingli bisa hidup kembali. Baginya, tidak ada yang lebih penting dari ini. Penantian panjang dua puluh tahun akhirnya akan berbuah.
“Qingli, kau bisa kembali padaku... Lalu, bersamalah denganku. Selamanya, bersamaku...”
Li Yong telah menanti hari ini terlalu lama. Mengapa ia berusaha mencapai posisi ini? Mengapa menggunakan segala cara untuk melakukan semua ini? Semua demi Ying Qingli. Perempuan yang dicintainya seumur hidup ini.
Namun tiba-tiba, Pintu masuk kantor direktur terbuka keras. Ia segera menoleh ke belakang dan melihat Li Yin berdiri di hadapannya. Pipinya dingin bagai gudang es, kontras dengan rambut putihnya.
“Kau...” Li Yong bertanya terkejut, “Rambutmu... Kenapa?”
Lebih dari separuh rambut Li Yin telah memutih. Tubuhnya tampak kurus, wajahnya penuh kelelahan. Tapi saat ini, matanya dipenuhi dinginnya kebencian, bahkan... sedikit dendam.
Ini pertemuan pertama mereka sejak Li Yin merebut kotak abu jenazah dari ayahnya.
“Kataku, kenapa rambutmu jadi begini!” Suara Li Yong tak sengaja meninggi.
Li Yin tak akan menuduhnya apakah ia yang membunuh keluarga Xu Tao. Catatan penyelidikan Gongsun Chan dan kesaksian Xu Tao sudah cukup. Ditambah pemahamannya pada sang ayah, ia akhirnya menyadari betapa mengerikannya sosok ini.
Semua ini ternyata demi ibu Ziye! Ibu dari orang yang paling ia cintai!
Li Yin melangkah perlahan mendekati Li Yong. Ketika jarak antara keduanya hanya terpisah sebuah meja kantor, dengan nada sinis ia mengeluarkan selembar kertas. Itu adalah salinan catatan penyelidikan Gongsun Chan.
"Perhatikan baik-baik," kata Li Yin sambil menyodorkan kertas itu kepada Li Yong. "Setelah membacanya, saya sarankan Anda menyerahkan diri. Jika tidak, saya akan menyerahkan catatan ini ke media atau mengunggahnya ke internet."
Li Yong menerima salinan tersebut dan seketika wajahnya berubah pucat setelah membaca beberapa baris. Bukan hanya berisi interogasi terhadap saksi, dokumen ini bahkan memuat investigasi rekeningnya, aliran dana politik rahasia, hingga keterlibatan Rumah Sakit Zhengtian dengan geng kriminal. Gongsun Chan telah menyelidiki sampai sedetail ini, makanya dulu Li Yong sampai nekat mengirim orang untuk membunuh jaksa itu dengan risiko besar. Sebagai jaksa yang ditugaskan provinsi, pembunuhannya pasti akan memicu gejolak besar. Lembaga peradilan atas pasti akan mengirim tim investigasi ketat, dan saat itu Li Yong mungkin tak bisa mengendalikan segalanya.
"Yang tak kusangka, Paman sepupu dan yang lain sudah menjadi anjing penjagamu sepenuhnya." Wajah Li Yin semakin muram. "Konglomerat keluarga Yang sekarang sepenuhnya berada dalam kendalimu, saham mereka sudah menjadi milikmu. Inilah tumpuan utamamu. Kau menggunakan ini sebagai modal politik untuk mencalonkan diri sebagai walikota. Tapi aku tak mengerti, jika tujuanmu hanya menghidupkan kembali ibu Ziye, mengapa masih serakah ingin merebut jabatan walikota?"
“Tidak ada yang akan menolak kekuasaan lebih banyak,” Li Yong berkata setelah membaca semua data ini: “Setelah Qingli hidup kembali, aku juga butuh kekuatan yang cukup untuk melindunginya...”
“Atau melindungi posisimu sendiri?”
“Ternyata Leng Xin memang belum mati. Setelah kontak denganmu, dia menceritakan semuanya ya? Lalu? Kau mau menyerahkan ayahmu ke pengadilan? Percuma, aku akan menekan opini publik. Media mainstream Kota K semuanya berhubungan denganku. Untuk media online, aku juga bisa mengontrolnya. Kekuatan grup usaha Keluarga Yang sangat besar, saat ini hampir seluruhnya dalam kendaliku. Kecuali kau melapor ke pemerintah provinsi, tapi kau pikir aku akan membiarkanmu melakukannya?”
Saat mengatakan ini, Li Yong tiba-tiba meraih kerah baju Li Yin, menariknya hingga berhadapan dekat, menatap tajam matanya: “Ketika aku membangun jaringan koneksiku, kau bahkan belum lepas dari popok! Dengar baik-baik, politik bukan untuk dimainkan sembarangan. Jangan naif mengira dunia ini punya keadilan! Itu hanya untuk orang biasa. Untukku, siapa yang bisa memberiku hukuman? Siapa? Kau pun tidak bisa! Jangan kira karena kau anakku, aku tidak berani bertindak!”
Kalimat ini membuat hati Li Yin seolah teriris pisau belati. Harapan terakhirnya pada sang ayah, lenyap tanpa bekas.
“Baik, aku mengerti.” Li Yin melepaskan genggaman ayahnya, lalu dengan cepat mengeluarkan pisau belati!
“Apa yang kau lakukan?” Li Yong tetap tenang. “Kau berani membunuhku?”
"Membunuhmu? Bagaimana mungkin? Kau tidak punya sifat manusia, bukan berarti aku juga tidak. Lagipula kau adalah ayahku, bahkan jika harus 'membunuh', bukan aku yang akan melakukannya." Li Yin menarik napas dalam-dalam, mengulurkan telapak tangannya ke atas meja, tiba-tiba menusukkan pisau dengan keras hingga menembus seluruh tangan!
"Kau..." Li Yong terkejut luar biasa, tak disangkanya Li Yin akan melukai diri sendiri!
"Tusukan pisau ini sebagai balas budi kehidupan darimu." Li Yin menahan rasa nyeri itu tanpa berteriak, wajahnya pucat pasi berkata: "Mulai hari ini, aku putus hubungan ayah-anak denganmu. Aku Li Yin, mulai sekarang tidak ada hubungan lagi denganmu! Mulai detik ini, kau adalah musuh bebuyutanku! Aku bersumpah, pasti akan memenjarakanmu!"
Di otaknya masih bergema perkataan Ouyang Jing dulu. Bagi yang diselamatkan maupun yang dibunuh, kebaikan dan kejahatan tak ada artinya. Yang berarti hanyalah kekuatan yang menguasai hidup-mati mereka.
Dokter adalah.
Apartemen juga demikian.
Saat itu, Li Yong justru menyeringai sinis.
"Baik. Kau yang bilang sendiri. Karena kita sudah bukan ayah-anak lagi, aku pun tak akan segan-segan." Li Yong menggenggam kertas fotokopi itu, berkata: "Obati tanganmu di rumah sakit ini. Dan hari ini, jangan harap bisa keluar dari sini."
“Dia punya kemampuan ini. Harus diketahui, dia sudah membunuh begitu banyak orang. Keluarga korban pasti berusaha keras menyelidiki, pasti ada satu dua orang yang mendekati kebenaran. Tapi Li Yong sampai sekarang masih baik-baik saja. Mengapa? Dengan kemampuannya, hukum baginya seperti kain celupan. Siapa yang ingin dia hitamkan akan dihitamkan, siapa yang ingin dia putihkan akan diputihkan.”
“Masuk!”
Teriakan Li Yong disusul masuknya beberapa satpam.
“Tangkap dia sekarang!” Li Yong menunjuk Li Yin, “Anakku tiba-tiba jadi gila, kondisi mentalnya tidak normal. Segera bawa dia untuk membalut lukanya dan diobati! Belakangan ini keadaannya memang tidak stabil, pasti otaknya sudah tidak normal!”
Beberapa satpam segera menangkap Li Yin sambil hati-hati mengangkat tangannya tanpa mencabut pisau itu. Li Yin berkata dingin, “Mau mengubahku jadi orang gila agar perkataanku tidak dipercaya?”
“Bawa dia turun! Isolasikan dan kunci ruangannya. Oh iya, karena ada unsur kekerasan, ikat tubuhnya!” Perintah Li Yong dengan wajah datar, “Sekarang pikirannya kacau, omongannya ngawur. Jangan dengarkan!”
Sebagai direktur, Li Yong mudah saja memaksa psikiater membuat surat diagnosan gangguan mental untuk Li Yin.
“Dan jika terus dikurung di sini, maka dalam 48 jam tidak kembali ke apartemen, Li Yin pasti tewas! Dia segera berteriak lagi: "Yang ada di mejamu adalah salinan! Aslinya masih dipegang orang! Jika aku tidak pulang hari ini, orang itu akan menyerahkan dokumen asli ke media! Aku tidak percaya kau bisa mengontrol semua media di Kota K!"”
Li Yong mengangkat salinan dokumen di meja dengan lembut, memasukkannya ke mesin penghancur kertas di sampingnya, lalu duduk sambil menutup mata untuk beristirahat.
Dia sama sekali tidak takut dengan ancaman Li Yin. Bahkan jika ada media yang melaporkan, apa akibatnya? Cukup mencari tumbal pengganti, dia hanya perlu mengeluarkan pernyataan resmi. Seperti katanya, tidak ada yang bisa memberinya hukuman, hanya dia yang bisa menghukum orang lain. Xu Tao adalah contoh yang baik.
“Lepaskan aku! Lepaskan aku!”
Li Yin akhirnya meremehkan kebengalan hati Li Yong. Dia tidak menyangka ayahnya bisa bertindak sekejam itu, dan mengira selama dokumen asli ada di tangan orang lain, Li Yong tidak mungkin berbuat apa-apa padanya.
Sebagai ahli strategi terbaik di apartemen, sebenarnya dia masih kalah satu langkah dibanding ayahnya.
Setelah semua orang pergi, Li Yong mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mulai memutar nomor telepon.
“Halo, Lin Xiang?” Li Yong mengusap pelipisnya, berkata: “Ada beberapa hal yang mungkin perlu kurepotkan padamu. Anak laki-lakiku, telah menimbulkan sedikit masalah. Periksa orang-orang yang pernah bersentuhan dengannya dalam dua hari terakhir. Benar, harus cepat. Jika situasinya mendesak, kau bisa mengambil keputusan sendiri, segera singkirkan masalahnya. Benar, seperti itu. Pemilihan walikota sudah di depan mata, aku punya banyak urusan. Saat menghubungiku, gunakan nomor telepon ini, sama sekali tidak boleh menggunakan nomor lain. Mengerti? Asalkan aku terpilih, selama dalam batas yang kuperbolehkan, apapun yang ingin kau lakukan adalah kebebasanmu. Hmm, baik, begitu saja.”
Sementara di dalam Paviliun Kematian...
Sun Qingzhu saat ini berada di toilet, menggigit gigi sambil membalut lukanya sendiri, sambil terus terengah-engah. Dia terlalu meremehkan Bai Wenqing dan Lin Huanzhi, kekejaman taktik kedua orang itu sama sekali tidak kalah darinya!
“Tidak boleh mati... Aku tidak boleh mati...”
Dan sekarang, waktu menuju kematiannya tersisa kurang dari 10 menit!
## Jilid Dua Puluh Delapan Bab Dua Belas Di Manakah Patung Lilin Luoxi?
Setelah selesai membalut lukanya, Sun Qingzhu sekarang bagaikan binatang buas haus darah, sama sekali tidak bisa menjaga ketenangan sedikit pun.
Para penghuni tidak mengambil jalan ini tanpa pertimbangan. Jika ada pilihan, mereka tidak akan sampai melakukan ini, tapi benar-benar semua cara sudah dicoba. Misalnya patung lilin Kate, Lin Huanzhi membakarnya dengan korek api, karena terbuat dari lilin, langsung terbakar, sampai tidak tersisa sedikitpun. Namun ini sama sekali tidak membantu, Kate tetap mati.
Bahkan tindakan ekstrem seperti menghancurkan patung lilin tidak membuahkan hasil, maka satu-satunya cara adalah mencoba menggagalkan ramalan kematian dari patung lilin tersebut secara langsung. Sun Qingzhu telah menyesuaikan waktu di jam tangannya. Waktu yang benar dilihat melalui ponsel. Apakah ini bisa mengubah segalanya?
Namun hanya tersisa 10 menit. Hanya melakukan ini saja membuatnya tidak yakin. Setelah berpikir matang, ia melepas jamnya dan melemparkannya dengan kasar hingga hancur. Ia juga melepas pakaiannya dan membakarnya di lantai. Patung lilinnya mengenakan pakaian ini saat mati. Setelah dua tindakan ini, masih merasa kurang aman, akhirnya dengan nekat ia melukai tangannya sendiri beberapa kali. Ia telah memeriksa patung lilinnya di lokasi penemuan, tangan patung itu benar-benar tanpa luka.
Luka-luka ini tidak akan sembuh dengan mudah. Ditambah pakaian yang sudah dibakar dan jam yang dihancurkan, semakin memperkuat langkahnya. Meski belum membunuh Bai Wenqing dan Lin Huanzhi, ia telah melukai mereka cukup parah. Tapi ini tetap membuatnya gelisah. Ia yakin cara paling pasti adalah dengan benar-benar membunuh seseorang.
Setelah berpikir sejenak, membunuh si idiot yang diberi nama Luo Xi oleh Luo Yifeng adalah pilihan yang paling tepat. Karena perlawanannya paling mudah ditaklukkan, bahkan jika dilakukan dengan cepat, mungkin korban tidak sempat melawan sebelum dibunuh. Namun, patung lilin Luo Xi belum muncul, sehingga waktu kematian tidak bisa dipastikan. Sebagai perbandingan, Luo Yifeng yang merupakan korban terakhir sekaligus perempuan menjadi kandidat terbaik saat ini.
Sun Qingzhu akhirnya mengeratkan gigi dan memutuskan untuk membunuh Luo Yifeng!
Ini adalah harapan terakhirnya saat ini. Jika tidak, dalam 10 menit, dialah yang akan mati!
Tidak... Bahkan sekarang waktu 10 menit itu pun hampir habis!
Dengan mendorong pintu toilet, ia mengintai dengan hati-hati sebelum membawa pisau dan bersiap naik ke lantai atas.
Suasana muram menyelimuti setiap sudut Paviliun Kematian. Sun Qingzhu berjalan pelan sambil mencengkeram erat pisau itu, bahkan napasnya pun ditahan.
Waktu yang tersisa semakin sedikit. Mengingat contoh Hong Sang-woo dan Kate, ia sama sekali tidak bisa lengah. Melihat luka di tangannya, dengan jam tangan dan jaket yang hilang, kematiannya kali ini jelas berbeda dengan nasib patung lilin. Tapi... mungkinkah ini hanya detail kecil yang tidak mempengaruhi ramalan kematian patung lilin?
Butuh waktu cukup lama untuk menemukan tangga. Denah villa besar ini benar-benar tidak teratur, kadang tiba-tiba muncul tangga di tengah jalan. Tinggal di sini tanpa denah pasti mudah tersesat.
Namun sekarang bukan saatnya memikirkan hal-hal ini. Ini juga membuat pertemuan antar penghuni menjadi tidak mudah. Setelah tiba di lantai tiga, Sun Qingzhu mulai menyusuri koridor untuk melanusuri jejak Luo Yifeng dan Luo Xi.
Dalam hati dia terus berdoa agar bisa menemui mereka secepatnya, namun koridor asing ini membuat kepalanya pusing. Sama sekali tidak bisa menemukan jalan, apalagi jumlah ruangan benar-benar terlalu banyak.
Sementara itu, Yifeng dan Luo Xi sedang berada di koridor sisi barat lantai tiga.
Berjalan sampai saat ini, Yifeng semakin yakin bahwa villa ini benar-benar terlalu besar. Diperkirakan total tiga lantai bangunan ini bisa menampung setidaknya seribu orang atau lebih. Menemukan begitu sedikit patung lilin di villa sebesar ini terasa seperti mukjizat.
Bagaimanapun, dua jam jelas tidak cukup untuk menyisir seluruh villa. Jika patung lilin disembunyikan di tempat lebih rahasia, wajar jika pencarian memakan waktu berhari-hari. Apakah apartemen sengaja membuat penghuni menemukan patung lilin? Apakah benar setiap orang hanya memiliki satu patung lilin? Atau mungkinkah kutukan tidak akan aktif jika tidak mencari atau melihat patung lilin?
Rahasia mengerikan apa yang tersembunyi di paviliun kematian ini?
Semakin dipikirkan, Yifeng semakin merasakan ketidakberdayaannya. Dia sudah menghubungi Yin Ye melalui telepon, namun pihak tersebut belum memberikan strategi yang dianggapnya tepat.
“Yi Shui... Erjie...” gumam Yi Feng, dia tak tahu apakah masih bisa bertemu mereka lagi dalam keadaan hidup. Mungkinkah misi darah kali ini benar-benar menjadi titik akhir baginya?
Pukul 08.45 semakin mendekat. Sun Qingzhu kini hampir terjepit di ujung tanduk, tapi tetap tak menemukan siapa pun. Melihat waktu di ponsel yang kian dekat, perasaan breakdown mulai menyergapnya.
Namun mengingat persiapan yang telah dilakukan, Sun Qingzhu yakin tak akan mati begitu mudah di sini.
Bertaruh! Hanya bisa bertaruh!
Akhirnya dia memasuki ruangan yang cukup besar, mengeluarkan semua senjata, dan bersiap untuk pertaruhan hidup-mati. Tinggal dua menit lagi, bahkan jika menemukan Luo Yifeng, dia tak yakin bisa membunuhnya dalam waktu sesingkat itu. Salah langkah, mungkin malah terbunuh balik - kemungkinan itu sangat nyata.
Tanpa jam tangan, baju terbakar, ditambah luka di tangan... Dia tak percaya ramalan patung lilin masih bisa cocok. Dia ingat betul jenazah Hong Sang-woo dan Kate yang persis sama dengan patung lilin - pakaian, pose kematian, sikap tubuh, tak ada sedikitpun perbedaan.
Dia mengangkat pisau, menatap ponsel, sambil berdoa dalam hati.
Di dalam ruangan, suasana saat ini sangat sepi.
Hatinya benar-benar menggantung. Ekspresi ketakutan luar biasa Hong Sang-woo dan Kate sebelum mati masih membekas di otaknya. Patung lilinnya sendiri pun tak terkecuali.
Lalu... apa yang membunuh mereka?
Akan menjadi apa?
Jika itu hantu, tidak mungkin penghuni apartemen bisa ketakutan sampai seperti itu, kan?
Tinggal satu menit.
Jantung Sun Qingzhu berdebar kencang, dua pisau telah diangkat, tubuhnya menempel erat di dinding untuk mencegah serangan dari belakang. Sambil menyinari area depan dengan ponsel, tangannya yang memegang pisau semakin erat menggenggam. Bisa dikatakan kewaspadaannya mencapai puncak saat ini.
40 detik...
35 detik...
30 detik...
Namun sampai saat ini, tidak ada apapun yang muncul.
Tiba-tiba dia berpikir: apakah bagian atas dahinya yang terputus berasal dari atas kepalanya?
Dia segera menengadah dan menyorotkan ponsel ke atas, tapi tidak melihat apapun. Hal ini membuatnya bingung, tapi sekarang memikirkannya pun sudah tidak berguna.
Saat menundukkan kepala sedikit, tiba-tiba matanya melotot lebar!
Luka-luka di tangannya yang terpotong mulai menyembuh dengan kecepatan luar biasa! Jam tangan kembali melekat di pergelangan tangan, jarum jam bergerak normal! Bahkan baju yang sudah dilepas kini kembali terpakai rapi!
Semua ini terjadi hanya dalam sekejap saat dia menengadah!
Tinggal 20 detik!
Sun Qingzhu segera mencoba melepas jam tangannya lagi, tapi tiba-tiba menyadari tubuhnya menjadi kaku tak bisa digerakkan!
Tiba-tiba, semua luka di tangannya telah sembuh total, bahkan tidak tersisa sedikitpun bekas luka. Bukan hanya luka di tangan, bagian tubuh yang terluka oleh Lin Huanzhi dan Bai Wenqing juga pulih sepenuhnya! Bahkan lebih tepat dikatakan, seolah-olah dia tidak pernah terluka sama sekali!
Sun Qingzhu berusaha membuka mulut, namun bibirnya terasa terkunci mati. Sekarang dia bagaikan ikan di talenan yang tak berdaya!
Pisau di tangannya terjatuh ke lantai.
Kemudian, lampu ponselnya juga padam.
Dalam kegelapan total, Sun Qingzhu melihat sesuatu yang semakin mendekat. Parahnya, tubuhnya mulai lunglai dan akhirnya terjatuh dalam posisi berbentuk huruf X!
Posisi ini persis sama dengan patung lilinnya.
Tapi ini belum berakhir.
Sekarang tersisa 10 detik terakhir menuju pukul 8:45.
Sun Qingzhu merasakan sesuatu menyambar tubuhnya. Sebelum sempat bereaksi, dia tiba-tiba berada di ruangan tempat patung lilinnya ditemukan!
Posisinya tepat di tempat patung lilin itu pernah terbaring, tanpa selisih sedikitpun.
Tersisa lima detik.
Sekarang dia sudah sama dengan patung lilin, kecuali... kepalanya. Tapi saat hitungan mundur lima detik terakhir dimulai, dia tahu di detik ke-8:45 nanti, kepalanya akan menyusul.
Patung lilin yang seharusnya ada di sini, kini telah menghilang.
Lima...
Empat...
Tiga...
Dua...
Pada detik terakhir, Sun Qingzhu hanya ingin tahu satu hal. Sebenarnya apa yang dia lihat, yang membuat wajah patung lilin itu ketakutan sampai tingkat seperti itu?
Mati pun, dia ingin menjadi hantu yang mati dengan pengertian.
Dan saat ini, jawabannya juga akan terungkap.
Di saat berikutnya, wajahnya tiba-tiba berubah drastis, perubahan yang hampir bersifat insting, alami dan sangat ekstrem! Segera, ekspresi ketakutannya yang mengerikan perlahan mengubah wajahnya menjadi berubah!
Sesaat sebelum mati, akhirnya dia melihat...
Pukul 8.45 telah lewat. Para penghuni juga tahu bahwa Sun Qingzhu sudah mati. Jika dia belum mati, pasti sudah mengirim SMS atau menelepon untuk memberitahu semua.
Bai Wenqing saat ini juga terluka cukup parah, dan dia tahu bahwa orang berikutnya yang akan mati adalah dirinya!
Itu pun hanya dalam waktu 10 menit lagi!
Harus membunuh Luo Yifeng sebelum itu! Harus!
Saat ini dia juga langsung menuju lantai tiga, mencari dengan bertaruh nyawa di setiap ruangan. Tapi seberapa tinggi efisiensi seperti ini? Bagaimanapun villa ini terlalu besar, tempat persembunyiannya tak terhitung banyaknya.
Tapi di dalam villa seperti ini, patung lilin justru sangat mudah ditemukan. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang sangat membingungkan.
Mengapa patung lilin Luo Xi belum juga muncul?
## Jilid Kedua Puluh Delapan Patung Lilin Bab Ketiga Belas Bertahan Hidup
Bai Wenqing adalah orang yang pertama kali menyebutkan tentang membeli asuransi untuk orang tuanya. Kedua orang tuanya, orang biasa yang sangat sederhana, satu-satunya harapan adalah anak laki-laki mereka bisa hidup bahagia. Semua orang tua seperti ini, tapi tidak semua anak bisa membalas budi orang tua dengan setara. Sedangkan harapan terbesar Bai Wenqing adalah bisa membuat orang tuanya hidup sejahtera, tidak perlu lagi bekerja keras setiap hari.
Namun kini bahkan harapan seperti ini pun menjadi kemewahan. Bai Wenqing bisa mengingat dengan jelas setiap keriput di wajah orang tuanya, setiap helai uban, bisa membayangkan jika dirinya mati, mungkin mereka akan menjadi semakin tua dan kurus kering, bahkan menderita tak tertahankan. Bagi orang tua, ketidakbakatan terbesar anak adalah meninggal dunia.
Yang bisa dia lakukan untuk orang tua hanyalah meninggalkan polis asuransi, memastikan masa tua mereka bisa hidup lebih nyaman. Ini adalah balasan terakhir yang bisa dia berikan kepada orang tuanya.
Tinggal sepuluh menit lagi.
Bai Wenqing saat ini telah membuat beberapa luka di tubuhnya sendiri, lalu melakukan pertolongan pertama sederhana dan menghentikan pendarahan. Dia juga melempar jam tangannya keluar villa, bahkan rela membakar sepatunya. Dia tidak tahu bahwa Sun Qingzhu sudah melakukan hal yang persis sama dengannya.
Saat mencari Luo Yifeng, Bai Wenqing menelepon rumahnya. Dia ingin mendengar suara orang tuanya untuk terakhir kalinya.
Jumlah asuransinya mencapai dua puluh juta. Uang terakhir yang dipersiapkan untuk orang tuanya, sekaligus bentuk balas budi terakhirnya pada mereka. Saat ini, itu saja yang bisa dia lakukan. Karena tindakannya ini, Bai Wenqing juga mendapat simpati dari banyak penghuni apartemen. Tapi simpati hanyalah simpati, dalam krisis hidup-mati misi darah, pada akhirnya semua orang akan memilih nyawa sendiri. Ini sangat normal, tidak ada yang perlu disalahkan. Karena siapapun akan melakukan hal yang sama - lebih baik orang lain yang mati daripada diri sendiri. Pengorbanan tanpa pamrih, keberanian heroik, humanisme... semua kata-kata muluk ini mudah diucapkan dan ditulis, tapi berapa orang yang benar-benar melakukannya dalam realitas? Manusia pada dasarnya egois, ini insting alami. Mengutuk orang yang egois hanya karena diri sendiri menjadi korban, padahal jika berada di posisi penerima manfaat, keegoisan tiba-tiba menjadi hal yang wajar.
Yi Feng juga berpikir demikian. Dia tidak ingin mati, tidak ingin kembali menghadapi situasi mematikan dari misi darah setelah berhasil melepaskan diri dari kutukan takdir keluarga. Terutama setelah kematian Da Jie, keinginan untuk bertahan hidup ini semakin menguat. Dalam arti tertentu, apartemen ini lebih kejam daripada kutukan Keluarga Luo, karena memberi harapan lalu merenggutnya secara paksa.
Matanya kini menatap Luo Xi di sampingnya. Lelaki yang tidak mengerti apa-apa dengan mentalitas seperti anak kecil ini, mungkin justru orang yang paling tidak egois? Nama "Luo Xi" yang disandangnya, merupakan personifikasi dari harapan yang selalu dia idamkan.
“Luo Xi……” Dia tiba-tiba membuka mulut, ini pertama kalinya dia benar-benar berbicara dengan Luo Xi: “Namamu, tahukah artinya? Luo Xi, harapan Keluarga Luo. Aku, dan Yi Shui, kami sangat ingin bertahan hidup. Yi Shui, jelas-jelas punya kesempatan melepaskan kutukan, tapi akhirnya memilih tidak memberitahu ayah Xiao Ye kebenaran; sedangkan Erjie, aku tahu, dia sangat menyayangi kami, setelah Da Jie meninggal dia selalu khawatir tentang kami... Di manakah harapan keluarga kita? Jika tragedi berakhir di generasi kita, lalu mengapa aku masih harus berkorban?”
Luo Xi mengedipkan mata, melihat air mata yang mulai berkaca-kaca di mata Yi Feng, dengan gugup berkata: “Kakak kenapa? Mengapa menangis? Perempuan jahat yang mengganggu kita sudah pergi, Kakak, jangan menangis...”
“Mengapa aku tidak bisa hidup seperti Erjie? Mengapa aku tidak bisa menjadi generasi Keluarga Luo yang sudah terbebas dari kutukan seperti Xiao Ye? Mengapa aku tidak punya harapan?”
Yi Feng semakin berbicara, air matanya mulai mengalir deras.
“Awalnya aku sudah menerima takdir hidupku. Aku tahu akan mati, jadi selama hidup kuhargai setiap saat. Kuharap bisa hidup tanpa penyesalan, meraih kebahagiaanku sendiri dalam hidup yang singkat. Tapi sekarang ketika ada kesempatan untuk bertahan hidup, justru aku mulai takut... Pertama kalinya dalam hidupku rasa takut ini begitu kuat, justru muncul di saat aku mendapatkan tanda kehidupan.”
Sungguh ironis.
"Yang paling dia kagumi adalah Emily Brontë yang meski hidup singkat, telah menulis novel masterpiece Wuthering Heights. Berbeda dengan sastrawan besar pada umumnya, Emily hanya menciptakan satu karya seumur hidupnya, tapi itu sudah cukup mengukir namanya di kancah sastra dunia. Hidup dan Mati manusia mungkin memang tidak bisa diukur dari panjang pendeknya usia. Dia telah mempersiapkan diri secara mental, dan pada hari itu, dengan gagah berani menyongsong kematian. Namun takdir bermain-main dengannya, dia bertahan hidup dan hidup hingga hari ini. Tapi sekarang dia menghadapi realitas bahwa kurang dari satu jam lagi, dia akan mati."
"Luo Xi," Yi Feng tersenyum getir, "Takdirku benar-benar sangat aneh. Setelah berputar jauh, akhirnya kembali ke titik awal. Dan sekarang, aku menyadari betapa sangat inginku untuk bertahan hidup."
Mendengar kalimat itu, Luo Xi langsung mengangguk seperti memahami, terkekeh bodoh sambil berkata: "Baiklah, kalau Kakak ingin hidup, pasti akan kubantu. Aku pasti akan membuat Kakak bertahan hidup!"
Tiba-tiba suara dingin bergema di telinga Yi Feng: "Cukup sampai di sini, Ibu. Selamat tinggal."
Saat menoleh ke belakang, terlihat Bai Wenqing baru saja memutuskan panggilan ponsel. Wajahnya dingin menatapnya sambil mengeluarkan pisau belati. Pisau itu memancarkan kilauan cahaya dingin, tanpa basa-basi Bai Wenqing langsung menerjang ke depan!
Reaksi Bai Wenqing sudah sangat cepat, namun Luo Xi bahkan lebih cepat! Dia langsung melompat ke depan dan menghantamkan tinju ke arah Bai Wenqing! Tapi Bai Wenqing sudah tak tertarik lagi pada si idiot ini, siapa tahu kapan dia mati. Dengan sekali ayunan pisau, dia melukai lengan Luo Xi sambil mengaum keras: "Pergi sana!"
Sebelumnya, lewat telepon, dia sudah mengucapkan selamat tinggal pada orang tua. Sekarang, dia sudah siap mengorbankan segalanya demi pertarungan ini!
Wajah Yi Feng langsung pucat. Baru beberapa langkah dia melarikan diri, Bai Wenqing sudah terbang menerjang. Saat pisau belati itu hampir menghunjam punggung Yi Feng, Luo Xi tiba-tiba memeluk Bai Wenqing dari belakang.
Mata Luo Xi saat itu memancarkan amarah membara, berteriak keras: "Jangan kau sakiti kakak! Aku berjanji pada kakak, harus melindungi kakak! Penjahat, mati, mati!"
Saat memeluk Bai Wenqing, dia terus menendang-nendang tubuhnya dengan kaki, tapi tendangannya lemah tak berarti. Bai Wenqing yang sedang panik berpikir: Waktunya tinggal sedikit, bagaimana bisa dia ditahan oleh si idiot ini?
“Awalnya tak ingin membunuhmu, ini kau yang memaksaku!” Kepala Bai Wenqing menghantam keras ke belakang, menubruk hidung Luo Xi. Sikutnya mengarah ke dada lawan dengan pukulan dahsyat! Dua serangan ini dilancarkannya sepenuh tenaga, membuat Luo Xi kesakitan hingga melepaskan pegangan. Namun pria itu tetap berusaha memeluk Bai Wenqing, tak mau melepas sedikitpun!
“Kakak, lari cepat, lari cepat! Jangan lukai kakak, aku takkan biarkan kau menyakiti kakak!”
Bai Wenqing yang panik dan murka akhirnya mengayunkan pisau belati dengan garang. Namun Luo Xi justru menangkap bilah tajam itu dengan tangan kosong! Darah segera mengucur deras, membasahi lantai. Betapa tajamnya senjata ini? Tapi Luo Xi tetap mencengkeram pisau itu tanpa teriak kesakitan, mempertaruhkan nyawa untuk menahan Bai Wenqing agar tak bisa mendekati Yi Feng.
Bai Wenqing tak bisa mempercayai matanya. Sekalipun idiot, bukankah tetap bisa merasakan sakit? Memegang langsung bilah pisau dengan tangan telanjang, tapi sama sekali tak menjerit, hanya fokus menghalanginya?
Orang ini...
Dalam sekejap kelengahannya, Luo Xi tiba-tiba menggigit tangan Bai Wenqing yang memegang pisau belati!
Bai Wenqing menjerit kesakitan hingga pisau terjatuh. Kini dia sadar: untuk membunuh Luo Yifeng, harus menyingkirkan si idiot ini lebih dulu!
"Kita tidak memiliki permusuhan, tapi aku harus membunuhmu! Aku tidak bisa meninggalkan orang tuaku. Selama ada secercah harapan, aku tidak akan melepaskannya!" Bai Wenqing menyelesaikan kalimatnya dengan cepat, lalu mengepal tinjunya dan menghantam leher Luo Xi dengan keras! Luo Xi langsung menjerit kesakitan dan terpaksa melepaskan gigitannya. Kemudian ia menghantam lagi wajah Luo Xi dengan tinjunya, membuat tubuh Luo Xi terlempar ke lantai sementara mulutnya mulai mengucurkan darah.
"Berhenti!"
Mendengar ini, Bai Wenqing merasa terkejut di dalam hati.
Luo Yifeng!
Ia mengira selama Luo Xi menahannya, perempuan itu pasti sudah kabur jauh. Ternyata tidak?
Bai Wenqing melihat Luo Xi yang tergeletak mengenaskan di lantai. Apakah dia kembali demi si bodoh ini?
Jika benar begitu, ia agak mengagumi Luo Yifeng. Tapi sayang, karena dia kembali, ia harus bertindak. Waktu tersisa sangat sedikit. Tidak mungkin ia mengampuninya karena belas kasihan. Sama-sama penghuni, tak ada alasan untuk mengorbankan nyawanya demi perempuan ini. Dalam kondisi setara, masing-masing mengandalkan kemampuan. Jika ia terbunuh, itu sudah takdir.
"Berhenti." Yifeng memandang Luo Xi yang berdarah-darah, amarah membara di hatinya. Sejujurnya dia tak pernah berniat membunuh, tapi melihat Bai Wenqing datang dengan penuh energi pembunuh, dia pun tak akan ragu lagi.
Dengan mengambil sebuah pisau, ekspresi Yifeng dipenuhi tekad baja.
Secara waktu, sekitar lima menit lagi adalah waktu kematian Bai Wenqing. Jadi, selama bersama Luo Xi, selama lima menit membunuh Bai Wenqing, dirinya bisa mendapatkan tanda kehidupan.
Lawan yang lebih dulu menyerang, tak bisa disalahkan! Meski Yi Feng berhati baik, sama sekali bukan orang yang kolot!
Tentu saja, sebagai perempuan, dia memang berada dalam posisi lemah. Tapi sebelumnya Luo Xi menggigit tangan kanan Bai Wenqing, ini benar-benar kesempatan bagus baginya!
Bai Wenqing tahu tak bisa menunda lagi, minimal salah satu dari dua orang ini harus dibunuh!
Waktunya tidak banyak!
Sebenarnya, secara tepat, sisa waktu Bai Wenqing masih lebih dari empat menit. Durasi yang tidak panjang maupun pendek. Dia tidak yakin bisa membunuh Luo Yifeng dalam waktu tersebut. Tapi sekarang tidak ada cara lain.
Tangan kanan yang terluka masih mengucurkan darah, kini dia hanya bisa menggunakan tangan kiri. Ini jelas sangat melemahkan kekuatannya. Tapi dia tidak ragu. Luo Xi bereaksi cepat, langsung bangkit membentengi Yi Feng dengan kedua tangan terbuka. Meski sudut bibirnya masih berdarah, sama sekali tidak mau mengalah: "Aku takkan membiarkanmu menyakiti kakak! Kakak bilang ingin bertahan hidup! Aku pasti akan membuat kakak bertahan hidup! Harus bertahan hidup!"
## JILID XXVIII LILIN BAB XIV PATUNG LILIN KETUJUH
Saat ini, Yi Feng dilanda perasaan campur aduk.
Orang yang berpikiran jernih ingin membunuhnya, tapi si bodoh ini rela mempertaruhkan nyawa untuk melindunginya. Hanya karena dirinya pernah berbuat baik padanya.
"Di saat aku terisolasi dan nyawa terancam, satu-satunya yang melindungiku justru Luo Xi!"
Hati nuraninya tersentuh. Anak ini tak tahu nyawanya sendiri bagai lilin di tengah angin, tak sadar betapa genting situasinya. Dia hanya ingat Kakak Yi Feng, hanya ingat tak boleh biarkan orang menyakiti kakaknya.
"Luo Xi, kau tak perlu melindungiku lagi," Yi Feng kini berdiri di depan Luo Xi. Membiarkan pemuda berkebutuhan khusus melindunginya, Luo Yifeng merasa itu tak pantas dilakukan.
"Bai Wenqing, kau yang mulai lebih dulu, jangan salahkan aku!" Mata Yi Feng kini berkobar-kobar. Amarah membara di dadanya! Sisa-sisa perasaan baiknya pada Bai Wenqing pun lenyap tak berbekas!
Tanpa basa-basi lagi, dia mencengkeram pisau belati dan langsung menerjang Bai Wenqing! Luo Xi panik, berteriak: "Ka... Kakak, aku bantu!"
Tiba-tiba, suara yang membuat hati Yi Feng langsung tenggelam terdengar: "Akhirnya... ketemu."
Dia menoleh ke belakang, dan melihat Lin Huanzhi berdiri tak jauh di belakangnya!
Lin Huanzhi dan Bai Wenqing! Jika keduanya menyerang bersamaan, jelas nasibnya akan seperti apa! Dua mayat hidup ini pasti takkan melepaskannya!
"Aku yang akan menyita waktu Luo Xi," ekspresi Lin Huanzhi tetap datar. "Bai Wenqing, dalam empat menit, bunuh Luo Yifeng!"
"Bai Wenqing melihat situasi ini, seketika bersukacita! Sebenarnya dia juga merasa pusing dengan Luo Xi, sekarang dengan Lin Huanzhi yang bergabung, maka semuanya pasti aman! Lagipula, dia telah memblokir jalan mundur Luo Yifeng, artinya bahkan jika dia ingin melarikan diri pun tidak mungkin! Dengan bertaruh nyawa, meski hanya menggunakan tangan kiri, bukan tidak mungkin dalam empat menit bisa membunuh Luo Yifeng!"
Saat ini dia tidak lagi membuang waktu, karena setiap sedetik sangat berharga! Maka dengan teriakan keras, dia langsung menyambar ke arah Luo Yifeng! Luo Xi hendak maju melindungi, tapi Lin Huanzhi justru langsung menyergap, menyambar lengan Luo Xi dan menariknya ke belakang diri sendiri, kemudian menekan kepalanya dengan kasar hingga seluruh tubuhnya terjatuh ke tanah!
"Lepaskan! Brengsek, brengsek, lepaskan aku! Aku harus menyelamatkan Kakak!" Luo Xi meronta-ronta mati-matian, namun Lin Huanzhi dengan mudah mengendalikannya, sambil mengamati pertarungan antara Luo Yifeng dan Bai Wenqing.
"Empat menit... Bisakah hipotesis ini diverifikasi?" Lin Huanzhi bergumam, sambil terus meningkatkan tenaga tangan yang menekan Luo Xi, sama sekali tidak memberinya kesempatan.
Meskipun tangan kanan Bai Wenqing terluka, keunggulan fisiknya sebagai laki-laki dalam hal kecepatan dan kekuatan ledakan tetap tak tertandingi oleh Luo Yifeng yang lemah. Walau dia segera menghindar ke belakang, lengan kiri Yifeng tetap terluka parah oleh tebasan! Dia segera berusaha mundur sambil mengangkat pisau untuk menangkis pisau belati, namun tangan nya kembali tercakar dalam! Bai Wenqing kemudian menerjang dan menjatuhkan Yifeng ke lantai, mengangkat pisau belati hendak menikam tenggorokannya! Yifeng segera meraih lengan Bai Wenqing dengan kuat mencoba menahan, namun pisau belati terus menusuk ke bawah.
Kekuatan Bai Wenqing sangat besar, Yifeng harus mengerahkan seluruh tenaga untuk sekadar bertahan. Masih tersisa sekitar tiga menit, meski singkat tapi terasa sangat panjang bagi Yifeng!
Lin Huanzhi yang berada di samping mulai merasakan tenaga perlawanan Luo Xi semakin kuat. Akhirnya dia harus mengerahkan seluruh tenaga tubuhnya, tak lagi bisa bersikap santai seperti sebelumnya.
"Bai Wenqing! Cepat bertindak sekarang!" Lin Huanzhi menekan seluruh tubuhnya, kedua lengan Luo Xi terjepit ketat di ketiaknya. Kakinya mengunci kaki Luo Xi sementara seluruh tenaga tubuhnya menindih punggung Luo Xi, akhirnya berhasil menekannya. Lin Huanzhi menyadari dia meremehkan si bodoh ini, tapi dia yakin Bai Wenqing bisa membunuh Luo Yifeng! Bagi Lin Huanzhi, dia harus menyaksikan sendiri: apakah membunuh penghuni lebih awal dan mengubah cara kematian mereka bisa membuat kutukan patung lilin gagal!
Dia takkan mengucapkan permintaan maaf atau penyesalan. Setelah beraksi, tak perlu meminta maaf. Jika merasa bersalah, takkan melakukannya. Meminta maaf setelah berbuat hanyalah sikap munafik untuk mengurangi rasa bersalah.
Lin Huanzhi adalah tipe orang yang meremehkan hal seperti itu.
Pisau belati Bai Wenqing semakin mendekati leher Yi Feng. Beberapa sentimeter lagi bisa merenggut nyawanya! Namun Yi Feng tiba-tiba menyunggingkan senyum sinis, tangan yang mencengkeram lengan Bai Wenqing tiba-tiba mengeluarkan pisau kecil dan langsung menikam dada Bai Wenqing!
Gerakan ini benar-benar membuat Bai Wenqing terkejut. Kemudian Yi Feng menendang dengan keras, menyepak tubuh Bai Wenqing. Pisau kecil ini bisa digenggam di tangan tanpa terlihat, tentu saja juga tidak bisa membunuh Bai Wenqing. Dia terus menunggu momen yang tepat untuk bertindak secara tiba-tiba! Sementara itu, Luo Xi sangat gembira, sedangkan Lin Huanzhi agak kehilangan fokus sehingga Luo Xi berhasil melepaskan diri darinya! Luo Xi kemudian berlari dan menarik tangan Yi Feng untuk menjauh! Lin Huanzhi segera menyadari dan langsung mengejar!
Namun ketika Lin Huanzhi berlari, Bai Wenqing tiba-tiba memeluk pahanya! Meskipun pisau kecil itu menancap di dadanya, jauh dari cukup untuk membunuhnya. Tapi dalam beberapa menit, dia pasti akan mati! Maka, harus ada satu orang yang dibunuh! Luo Yifeng sudah pergi, jadi hanya tersisa Lin Huanzhi!
Tapi dalam kondisinya sekarang, bagaimana mungkin dia membunuh Lin Huanzhi? Sakit di dada membuatnya terus menerus berteriak, tapi dia tetap memeluk erat paha Lin Huanzhi.
"A... aaaaa... Kamu, kamu tidak boleh pergi..."
Lin Huanzhi memandang dingin ke arah Bai Wenqing, lalu jongkok sambil berkata: "Benar. Aku tidak perlu pergi."
Saat mengucapkan ini, dia tiba-tiba mencabut pisau kecil itu, lalu menggorok tenggorokan Bai Wenqing dengan kasar! Kemudian dia langsung berdiri dan pergi dengan cepat!
Bai Wenqing, bagi Lin Huanzhi adalah kelinci percobaan yang sempurna! Tebasan pisau itu pasti cukup untuk merenggut nyawanya. Namun pada patung lilin Bai Wenqing, tidak ada luka sama sekali di bagian leher!
Tubuh Bai Wenqing saat ini meronta-ronta dengan hebat, sekitar dua menit lagi sebelum waktu kematiannya. Dengan pandangan penuh dendam ia menatap Lin Huanzhi yang menjauh, menanti maut yang tak terelakkan.
Akankah ia tewas sebelum waktu yang ditakdirkan, menjadi alat untuk melepaskan kutukan orang lain?
Kepahitan mengisi hatinya. Meski telah mengantisipasi kemungkinan ini, kenyataan pahit itu tetap membuatnya jatuh dalam jurang keputusasaan. Tenggorokannya terputus, membuatnya tak mampu bersuara.
Namun ketika ia yakin ajal telah tiba, luka di lehernya tiba-tiba menyembuh secara aneh. Bukan hanya leher, semua luka di tangan dan tubuhnya pulih dengan cepat.
Tak lama kemudian, tak ada bekas luka tersisa di tubuhnya. Jam tangan kembali terpasang di pergelangan. Tapi kini ia tak bisa bergerak sama sekali.
Waktu terus berlalu, namun ia tak bisa berbuat apa-apa.
Tak berapa lama, ia muncul di sebuah ruangan - tempat patung lilinnya ditemukan. Posisi tubuhnya kini persis seperti patung lilin itu, bagaikan boneka yang tak berdaya.
Tapi kejutan lain menantinya.
Di hadapannya, muncul sebuah patung lilin lagi!
Jelas, patung lilin yang baru muncul kemudian. Karena ini adalah patung lilin ketujuh, sudah pasti patung lilin Luo Xi. Pada detik terakhir sebelum kematiannya, Bai Wenqing menatap patung lilin itu. Namun, cahaya di ruangan terlalu redup sehingga sulit terlihat jelas seketika.
Bagaimanapun juga dia akan mati di akhir, di lubuk hatinya, dia juga membenci Luo Xi yang berusaha mencegahnya. Dia ingin melihat seperti apa wajah terakhir Luo Xi saat mati!
Akhirnya, seolah langit menjawab doanya, seberkas cahaya bulan yang sangat redup menyinari masuk, memperlihatkan wajah asli patung lilin di hadapannya.
Bagaimana sebenarnya Luo Xi mati? Apakah si bodoh ini juga menunjukkan ekspresi ketakutan sebelum mati? Dan apakah dia punya kesempatan meninggalkan mayat utuh? Kapan waktu kematiannya terjadi?
Namun, saat melihat dengan jelas patung lilin terakhir di hadapannya, otaknya seakan disambar petir!
Tidak... Tidak mungkin!
Bagaimana mungkin?!
Bai Wenqing hampir menyangka matanya berkabut. Tapi setelah melihat jelas patung lilin itu, dia hampir lupa sedang berada dalam situasi pasti mati, hatinya dipenuhi kejutan dan kengerian.
Dan segera, waktu kematian tiba. Dalam kegelapan di hadapannya, yang muncul adalah...
Sementara itu, penghuni lain sama sekali tidak tahu bahwa patung lilin ketujuh telah muncul. Berkat upaya pencegahan Bai Wenqing, Yi Feng dan Luo Xi akhirnya bisa lolos sementara dari bencana.
Tentu saja, Yi Feng juga mengalami luka parah akibat kejadian ini.
Sekarang, tepat pukul sembilan. Waktu tersisa menuju kematian Yi Feng sendiri tinggal setengah jam terakhir. Pada saat yang sama, misi darah ini juga akan resmi berakhir.
Tapi, mengapa hingga saat ini patung lilin Luo Xi masih belum ditemukan? Hal ini membuat Yi Feng terus berpikir keras. Jika apartemen sengaja membuat penghuni menemukan patung lilin, seharusnya sudah ditemukan sejak lama.
Dia merasakan firasat, apakah ini terkait petunjuk jalan keluar? Mungkinkah pada diri Luo Xi tersembunyi kunci dari misi darah ini?
Untuk itu, dia memutuskan menelepon Yin Ye lagi untuk bertanya.
Bagi Lin Huanzhi, situasi saat ini juga sangat buruk. Waktu kematiannya adalah pukul sembilan dua puluh lima. Dua puluh lima menit lagi, dia harus menghadapi situasi mematikan. Dia telah menelepon Bai Wenqing, tapi tidak diangkat. Apa artinya ini? Bai Wenqing sudah mati!
Hal ini membuat Lin Huanzhi terkejut. Tusukan pisau itu, dia yakin bisa membuat Bai Wenqing segera menghembuskan napas terakhir, tapi...
Apakah membunuh penghuni sama sekali tidak berguna?
Ini membuat hatinya semakin tenggelam. Jika benar demikian, dia hanya bisa menghadapi situasi genting dua puluh lima menit lagi. Sekarang, apa yang harus dia lakukan?
Waktu tidak akan menunggu, juga tidak memberi mereka kesempatan berpikir. Misi darah ini semakin mendekati waktu berakhirnya.
Pukul sembilan seperempat. Hingga saat ini, Lin Huanzhi telah menelepon beberapa ahli strategi apartemen, tapi tidak mendapat hasil. Namun yang aneh, hingga sekarang patung lilin Luo Xi masih belum ditemukan.
Ini membuatnya mulai meragukan dalam hati: Apakah Luo Xi... si bodoh ini, memiliki keistimewaan tertentu terhadap misi darah ini?
## Jilid Kedua Puluh Delapan Patung Lilin Bab Kelima Belas Misi Darah Berakhir
Waktu tersisa sebelum misi darah berakhir hanya lima belas menit. Waktu sesingkat ini bisa dibilang berlalu sangat cepat. Namun bagi Lin Huanzhi dan Luo Yifeng, ini terasa terlalu lama.
Saat itu, Lin Huanzhi menarik napas dalam-dalam dan menelepon ponsel Luo Xi.
Awalnya dia berencana mengirim SMS jika tidak diangkat, tapi tak disangka telepon langsung tersambung.
"Lin Huanzhi, Bai Wenqing juga sudah mati. Masih belum mau melepaskanku?" Di ujung telepon, suara Yi Feng terdengar dingin membeku sekaligus penuh keputusasaan.
Lin Huanzhi langsung membuka kartu: "Bertemu yuk. Karena kita sama-sama ingin membunuh satu sama lain, lebih baik bertemu langsung. Lokasimu yang tentukan, bagaimana?"
Lin Huanzhi masih belum menyerahkan ide ini. Meski kemungkinannya kecil, bagaimana jika saat itu pisaunya tidak tepat mengenai tenggorokan? Mengingat cahaya saat itu sangat redup, jika sayatannya tidak dalam mungkin Bai Wenqing sempat bertahan lebih lama. Dia juga tidak memastikan apakah korban sudah berhenti bernapas. Dengan luasnya villa, sangat sulit menemukan dua orang itu. Sebelumnya dia bisa menemukan mereka karena suara pertarungan ketiganya yang sangat tajam. Lagipula, jika Luo Xi adalah kunci, setidaknya harus menemukannya.
“Kamu juga seharusnya tahu kan? Luo Xi, orang ini kemungkinan tidak sederhana. Di villa sebesar itu kita begitu mudah menemukan patung lilin hampir semua orang, hanya miliknya yang hilang. Hal ini menunjukkan apa, kamu tidak punya ide?”
Yi Feng terdiam sejenak, memandang Luo Xi di sampingnya yang masih menunjukkan ekspresi bodoh. Tapi dia tidak bisa melupakan sorot mata Luo Xi saat berjuang mati-matian melindunginya.
"Baik, kita bertemu." Yi Feng juga menyadari waktu yang semakin sempit. Dia dan Lin Huanzhi sama-sama menghadapi situasi mematikan. Namun patung lilin Luo Xi sampai sekarang belum muncul.
Pasti ada makna khusus dalam hal ini, mungkin bahkan jalan keluar yang telah diatur apartemen sebelumnya. Apakah karena Luo Xi sejak awal tidak akan memiliki patung lilin, atau ada faktor tertentu pada dirinya yang mencegah patung lilin itu muncul?
Jika bisa mengungkap ini, mungkin bisa selamat! Tapi saat ini semua ini hanya berbicara teori di atas kertas. Petunjuk yang ada terlalu sedikit.
Kesepakatan bertemu Lin Huanzhi juga merupakan langkah terpaksa. Tidak berbuat apa-apa hanya akan menunggu ajal. Maka Lin Huanzhi menjadi satu-satunya harapan.
Mereka sepakat bertemu di sebuah lobi lantai satu. Sekitar lima menit kemudian, Yi Feng tiba lebih dulu. Dia mengeluarkan semua pisau yang dibawa, memberikan satu ke Luo Xi, sambil menyusun semua kursi di lobi sebagai penghalang menghadap pintu masuk. Begitu Lin Huanzhi masuk, mereka akan langsung menyerang duluan dan membunuhnya!
Pukul lima dua puluh dua menit, akhirnya Lin Huanzhi berhasil masuk. Begitu melihat dua orang di depannya, Lin Huanzhi mengangkat pisau sambil berkata dengan nada sinis:
"Sekarang hanya tersisa tiga menit sebelum waktu kematianku. Selesaikan cepat-cepat. Siapa yang bertahan hidup, dialah pemenangnya."
"Mana ada pemenang di sini," Yi Feng meraih kursi lalu berkata pada Luo Xi: "Kawal dia, jangan biarkan dia mendekatiku, aku akan mendukungmu! Luo Xi, Bunuh dia, aku akan membawamu pergi dari sini. Nanti, Keluarga Luo akan mengadopsimu dan merawatmu."
Dalam hati Yi Feng, dia sudah menganggap Luo Xi sebagai keluarga. Meskipun dia seorang yang bodoh, tapi di dunia ini ada orang-orang yang bahkan lebih buruk dari orang bodoh.
Tentu saja, dia masih punya satu pendapat: dalam sisa waktu yang tidak banyak ini, mengamati Luo Xi, dia berharap bisa menemukan beberapa rahasia Luo Xi, melihat apakah bisa memecahkan misi darah ini.
Singkatnya, hanya ada satu pilihan: mengambil risiko.
Luo Xi tentu saja patuh pada Yi Feng tanpa ragu sedikit pun, dia juga mengangkat kursi lalu langsung menyerbu ke arah Lin Huanzhi! Tapi kalau mereka sudah siap, bagaimana mungkin Lin Huanzhi tidak siap? Lagipula dia juga salah satu dari Tujuh Ahli Strategi Pemula di Apartemen, mana mungkin dia datang ke perangkap maut ini dengan begitu bodoh?
Terlihat wajahnya tetap tenang, dengan mudah menghindari kursi yang dilempar Luo Xi, lalu mengelilinginya dan langsung menyerang Luo Yifeng. Bersamaan dengan itu, dia mengeluarkan pisau lain dan melemparkannya ke arah lokasi Luo Xi!
"Tidak peduli apakah pisau ini berhasil dilempar atau tidak, pasti bisa menghalanginya untuk sementara waktu! Dia hanya punya tiga menit, sama sekali tidak boleh menyia-nyiakan waktu! Namun saat Yi Feng hendak mengambil kursi lagi, tiba-tiba melihat Lin Huanzhi melompat tinggi langsung menerjang, gerakannya begitu cepat hingga membuat orang silau melihatnya!"
"Namun sejauh ini, semua tindakannya hanyalah untuk mengalihkan perhatian. Setelah menjatuhkan Yi Feng, dia hanya mengendalikan kedua tangannya. Kemudian tubuhnya berputar tiba-tiba, menusukkan pisau tajam ke arah Luo Xi yang sedang menerjang!"
"Dari awal dia sudah tahu lemparan pisau tadi pasti tidak akan mengenai. Bahkan jika benar mengenai, Luo Xi pasti akan datang menyelamatkan Luo Yifeng. Di momen genting ini, dia bisa langsung bertindak cepat! Gerakan si bodoh yang berlebihan ini mudah ditebak meski tanpa menoleh. Begitu dia membungkuk, pisau bisa langsung mengarah ke jantungnya!"
"Dari awal sampai akhir, semua gerakan Lin Huanzhi dilakukan dalam satu tarikan napas tanpa sedikitpun keraguan. Baru saat ini Yi Feng tersadar, targetnya sejak awal adalah Luo Xi!"
"Kau..." Luo Xi menatap ngeri pisau belati tajam yang sudah menancap di area jantung. Lin Huanzhi sama sekali tidak menunjukkan ekspresi bangga, hanya berkata datar: "Patung lilinnya sampai sekarang belum muncul. Apakah dari awal memang tidak ada, atau patung lilinnya spesial? Jika membunuh seseorang saat patung lilinnya belum muncul, apa akibatnya? Apapun itu, layak dicoba."
"Kau..." Yi Feng hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tubuh Luo Xi yang tertusuk pisau perlahan roboh ke lantai.
"Kakak... Kakak..." Tubuh Luo Xi telah roboh di lantai, wajahnya pucat pasi. Tusukan pisau itu sangat tepat, sulit dibayangkan dalam sekejap mata Lin Huanzhi bisa menilai dengan akurat, gerakannya tanpa keraguan, dan perhitungannya begitu presisi. Dari tujuh ahli strategi pemula di apartemen, pria ini jelas yang terunggul!
Namun, Lin Huanzhi sama sekali tidak merenggangkan kewaspadaannya. Dia masih menunggu momen tepat. Melihat panik yang tergambar jelas di wajah Yi Feng, dia tahu telah merebut inisiatif! Kalau begitu, tidak boleh disia-siakan!
Saat Yi Feng terpaku memandangi Luo Xi, sekali lagi dia menyabetkan pisaunya dengan ganas, mengarah tepat ke leher ramping Yi Feng! Tapi reaksi Yi Feng lebih cepat dari perkiraannya. Dengan gesit menghindar, kursi langsung dihempaskan ke depan Lin Huanzhi yang hingga limbung. Yi Feng langsung menerjang, pisau ditikamkan lurus ke tubuhnya!
Hanya saja tusukan itu meleset ke kanan, tidak mengenai jantung. Meski begitu, ini tetap luka serius. Setiap pisau di tangan penghuni memiliki ketajaman maut. Karena amukannya, bilah pisau Yi Feng hampir seluruhnya tenggelam, hanya gagangnya yang tersisa. Dia segera berlutut di samping Luo Xi, mengecek luka-lukanya.
Faktanya, Yi Feng melakukan kesalahan. Dia tidak segera mencabut pisau yang tertancap di tubuh Lin Huanzhi. Kalau tidak, pasti bisa membuatnya kehilangan banyak darah dengan cepat, yang juga akan membahayakan nyawanya. Tapi sekarang, karena pisau menyumbat luka dan lukanya juga bukan fatal, Lin Huanzhi untuk sementara belum akan mati.
Justru Luo Xi yang berada dalam bahaya ekstrim. Tusukan itu sangat tepat, sudah mengenai jantung. Luo Xi sudah kehilangan kesadaran, tergeletak tak berdaya. Yi Feng juga sedang panik. Meskipun misi darah berakhir dengan aman, rumah sakit terdekat masih 1-2 kilometer jauhnya, apalagi lukanya jelas berada dalam kondisi kritis.
"Maafkan aku..." Yi Feng merasakan kesakitan batin yang mendalam. Luo Xi berjuang mati-matian melindunginya, tapi akhirnya dia harus menyaksikannya mati di depan matanya sendiri tanpa bisa berbuat apa-apa.
Tanpa disadari, waktu sudah menunjukkan pukul 09.25. Ketika menoleh ke belakang, dia terkejut menemukan jenazah Lin Huanzhi telah menghilang!
Arti dari semua ini tentu sudah jelas...
Lin Huanzhi... juga mati, tapi bukan karena dibunuh, melainkan mati akibat kutukan!
Saat ini, Luo Xi masih memiliki sedikit nafas terakhir, tapi juga sudah di ambang kematian. Yi Feng perlahan membaringkan tubuhnya yang tergeletak di lantai. Lima menit lagi, itulah waktu kematiannya.
Maka semuanya akan ditentukan secara final pada saat itu.
Dia sudah tidak ingin melakukan apapun lagi, memutuskan untuk menerima kedatangan kematian dengan tenang.
Dengan berlalunya waktu sedetik pun, Luo Xi yang berada di samping telah sepenuhnya kehilangan napas. Apakah kematiannya akan menjadi jalan keluar?
Yi Feng tidak tahu. Dia hanya ingin menunggu hasil akhir yang akan datang.
Saat jarum menit jam tangan akhirnya bertemu dengan jarum detik di angka "6", Yi Feng menutup matanya. Namun, selanjutnya... tidak terjadi apa-apa.
Ketika membuka mata kembali, pukul sembilan tiga puluh sudah lama lewat, tapi dia masih hidup dengan baik. Berdiri dan melihat dirinya yang utuh, dia hampir tidak percaya.
Memandangi jenazah Luo Xi di depannya, dia mendekat dan berbisik: "Apakah... kamu? Kamu yang menyelamatkanku?"
Apakah membunuh korban harus dilakukan sebelum waktu kematian yang ditentukan agar efektif? Seperti kasus Lin Huanzhi yang tidak valid?
Bagaimanapun juga, misi darah telah berakhir.
Dengan perasaan hampa, Yi Feng meninggalkan Gerbang Kematian.
Sementara itu, di dalam apartemen. Angin kencang melanda daerah tak berpenghuni di sekitarnya. Debu beterbangan di tanah, kegelapan menyelimuti sekeliling, tak terlihat jejak manusia di jalanan maupun trotoar.
Pu Liansheng berjalan-jalan di daerah tak berpenghuni ini. Dia tahu, akhir sudah dekat.
Apa maksud "ada satu tambahan" yang disebut Pu Miling lima puluh tahun lalu? Apa yang sebenarnya terjadi saat itu? Dan...
"Apakah sebenarnya apartemen yang seperti kutukan iblis itu, yang mengendalikan semua penghuni? Masih berapa banyak rahasia tentang apartemen ini yang belum terungkap?"
Dan fakta, memang demikian. Momen akhir sudah semakin dekat.
Hidup mati semua orang juga akan segera menemui hasil akhir.
"Angin begitu kencang, ngapain keluar?"
Suara Li Yan terdengar di belakang Lian Sheng. Lian Sheng menoleh ke belakang, melihat Li Yan perlahan mendekatinya.
"Sudah saatnya mengakhiri ini." Suara Lian Sheng terdengar tenang: "Aku, kamu, Shui Tong, dan penghuni apartemen lima puluh tahun kemudian, semuanya harus berakhir."
"Lian Sheng... Ini tempat berbahaya. Sekarang hampir tidak ada yang berani masuk ke apartemen."
"Tidak masalah. Lagipula keluargaku hampir semua sudah mati. Tapi setidaknya selama aku masih hidup, harus..."
"Misteri 'kelebihan satu' itu?" Li Yan sangat paham beban pikiran Lian Sheng. Peran yang selama ini dimainkan Pu Miling juga tetap menjadi teka-teki yang membingungkan.
Sebenarnya, apa yang kelebihan satu?
## Jilid 28: Patung Lilin Bab 16: Orang-orang dalam Peti
Saat ini, di dimensi lain.
Angin dingin menderu-deru, di sebuah gubuk kecil di kaki bukit...
"Bagaimana?"
Membuka lemari di depannya, menyentakkan senter, Mizhen mengeluarkan beberapa pakaian lusuh dari dalamnya.
"Di tong beras hanya tersisa sedikit." Shen Yu yang baru keluar dari ruangan lain berkata: "Berapa lama kita bisa bertahan?"
“Tunggu sebentar dulu,” Li Yin menghibur di samping: “Terlalu banyak lokasi kita yang terkunci, ini adalah titik buta yang susah payah dihitung oleh Mizhen dan aku.”
“Titik buta……” Shen Yu mengulangi kata itu dengan gumaman, lalu membuka peta di tangannya. Lokasinya berada di sekitar pinggiran Kota K, sementara banyak area bertanda silang merah di peta adalah tempat yang dilarang keras dimasuki sesuai instruksi khusus Mizhen.
“Masih ada sekarung tepung di sini!” Xingchen berlari masuk dengan antusias sambil membawa kantong: “Kita seharusnya bisa bertahan lebih lama!”
Bagaimana semua ini bisa terjadi?
Sungguh ceritanya panjang.
Namun setidaknya Mizhen telah memastikan satu hal. Mimpi apartemen mengerikan itu bukan sekadar mimpi biasa. Sebaliknya, pasti ada hubungan tertentu dengan realitas.
Dalam satu bulan terakhir, dia, Mian Tian, dan Shen Yu mulai mengalami fenomena mengerikan yang muncul berturut-turut, frekuensinya semakin meningkat. Beberapa kali mereka melihat dimensi aneh melalui retakan dimensi, hantu jahat seperti di film horor terus bermunculan. Bisa bertahan hidup sampai sekarang hampir disebut mukjizat.
Kemarin, situasi ini akhirnya mencapai puncak kekejamannya. Dia, Li Yin, Mian Tian, Xingchen, dan Shen Yu—kelimanya melarikan diri dari area perkotaan ke pinggiran, nyaris tewas dalam retakan dimensi. Saat ini lokasi dan frekuensi kemunculan retakan dimensi semakin meningkat. Sedikit lengah, bisa terseret ke dalam ruang kegelapan itu.
Dimensi ini telah berubah menjadi situasi Dikepung Musuh dari Segala Penjuru.
Sebenarnya Mizhen tidak tahu, ini bukanlah mukjizat. Alasan dia bisa bertahan hidup sampai hari ini adalah karena setelah berbagi kutukan dengan Shen Yu, pembatasan terhadap misi darah iblis juga semakin menguat. Jika tidak, mana mungkin dia masih hidup sekarang. Tidak hanya dia, Mian Tian dan Shen Yu juga pasti sudah tidak bisa bertahan. Sedangkan Li Yin dan Xingchen adalah kehidupan palsu yang tercipta dari dimensi ini, sudah jelas tidak perlu dibahas lagi.
Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, sebagai misi darah paling mengerikan dalam 50 tahun sejarah apartemen, sama sekali tidak memberikan celah untuk lolos.
"Tepung?" Mian Tian juga mendekat dan membuka karung. Melihat tepung yang memenuhi karung, wajahnya langsung berseri. Dengan tepung ini ditambah minyak yang ditemukan di dapur, masalah memasak sudah teratasi. Tapi berapa lama persediaan ini bisa bertahan?
Mereka teringat, sekitar satu jam lalu saat melarikan diri ke gubuk ini, pemilik asli gubuk sudah terhisap oleh retakan dimensi. Tidak ada pilihan lain, mereka terpaksa tinggal sementara di sini. Bahkan tidak ada lemari es di dalamnya, kalau tidak mungkin masih ada lebih banyak persediaan makanan.
Setelah mencari lagi, mereka menemukan sedikit sayuran hijau dan daging asin yang diawetkan dalam tong. Persediaan segini jelas tidak akan bertahan lama.
Sekarang hanya bisa menghitung frekuensi kemunculan retakan dimensi dan sudut-sudut mati lainnya. Jika tidak, mereka akan terus terperangkap di gubuk ini. Melihat situasi saat ini, malam ini terpaksa harus menginap di sini.
Saat ini sudah lewat pukul tujuh malam.
Semua orang di dalam gubuk kecil itu merencanakan aksi besok dengan tegang.
“Menurut rencana kita,” Li Yin melukis beberapa titik merah di peta, “di sini, sini, sini……semua berpotensi menjadi titik terobosan. Tapi berdasarkan perhitungan sebelumnya, jika dilihat dari probabilitas...”
Harus diakui, mereka hanya bisa mengandalkan tingkat probabilitas untuk menghitung rute terobosan. Jika tidak, tidak ada harapan.
Sampai di titik ini, satu-satunya pilihan adalah kabur sepenuhnya dari Kota K terlebih dahulu, baru membuat rencana lain.
“Dari arah ini, kemungkinan muncul retakan dimensi tidak lebih dari tiga puluh persen.” Mizhen mengatakannya sambil menggigit bibirnya.
Kurang dari tiga puluh persen sebenarnya masih probabilitas yang cukup signifikan. Masalahnya, mereka tidak punya pilihan lain. Ini sudah probabilitas terendah setelah mempertimbangkan berbagai faktor. Fakta bahwa kelima orang ini bisa bertahan sampai sekarang juga sangat terkait dengan penilaian Mizhen.
“Baik.” Saat ini semua orang sangat mempercayai Li Yin dan Mizhen. Bagaimanapun, merekalah tumpuan terbesar yang membuat semua orang tetap hidup sampai sekarang.
Meskipun Li Yin di dimensi ini bukan Li Yin dari dunia nyata, baik tingkat kecerdasan maupun karakternya hampir sama persis dengan Li Yin asli. Selain itu, dia juga memiliki kesadaran diri sendiri, bukan sekadar boneka.
Persis seperti Pu Miling dulu.
Mizhen juga mulai meragukan apakah mimpi yang dialaminya selama ini nyata. Samar-samar dia masih ingat konsep misi darah iblis. Tapi jika memang demikian, apakah dunia saat ini...mungkin palsu? Seperti dunia virtual dalam The Matrix?
Keraguan Mizhen semakin bertambah.
“Kapan kita berangkat?” Ucapan Xingchen memutuskan pikiran Mizhen, “Persediaan makanan di sini tidak mungkin bisa bertahan selamanya, dan area mati yang disebutkan ini juga tidak akan selalu aman.”
Metode yang dulu digunakan Li Yin dan Mizhen untuk menghitung area mati benar-benar mengagumkan, bahkan orang yang mahir matematika sekalipun belum tentu bisa mencapai ketepatan seperti mereka. Tapi, sekarang masih ada satu masalah, yaitu waktu.
“Amati dulu selama tiga hari.” Setelah berpikir sejenak, Mizhen berkata, “Dalam tiga hari ini, aku akan melakukan perhitungan ulang berdasarkan data yang diamati. Mungkin bisa menemukan arah dengan probabilitas lebih rendah. Aku pasti akan membuat semua orang bertahan hidup, percayalah padaku... dan Li Yin.”
Pada titik ini, semua orang hanya bisa percaya.
Gubuk ini sangat kecil, semua orang harus berdesakan dalam satu ruangan yang sama. Di saat seperti ini tidak bisa memilih-milih. Setelah menghamparkan selimut di lantai, mereka tidur seadanya.
Sekitar pukul sepuluh malam, Mizhen dan Mian Tian yang bertugas jaga malam pergi ke lokasi sekitar seratus meter lebih dari gubuk, masing-masing membawa teropong binokular untuk mengamati ke depan.
“Sudah dua jam, retakan muncul tiga kali.” Mian Tian menurunkan teropongnya, “Area sebelah selatan dekat perkotaan paling berbahaya. Kak... menurutmu...”
“Sisi timur masih relatif tenang.” Mizhen meletakkan teropong sambil melihat kompas di tangannya, menganalisis dengan tenang, “Sebagai salah satu area mati, tempat ini sudah termasuk cukup luas. Tapi, apakah retakan di selatan menunjukkan tanda-tanda mendekat?”
“Kak...”
“Jujur saja.”
“Benar. Kedua kalinya lebih dekat sekitar sepuluh meter dibanding pertama.”
"Begitu ya..." Mizhen menatap teropong di tangan Mian Tian. Teropong berdaya tinggi itu, ditambah area terbuka di sekitarnya, memungkinkan mereka melihat area munculnya retakan dimensi dengan jelas. Namun...
"Lanjutkan pengamatan." Mizhen melanjutkan: "Kemungkinan penyerbuan di area blind spot ini masih kecil. Tapi kita tidak boleh lengah."
"Mengerti, Kakak. Dan..." Mian Tian menoleh ke arah gubuk, bertanya: "Apakah apartemen itu benar-benar ada?"
Mizhen terdiam sejenak.
"Mungkin kita sedang menuju kehancuran abadi. Jika mimpi itu nyata, maka hanya kita dan Shen Yu yang manusia sejati. Sedangkan Li Yin dan Xingchen hanyalah eksistensi palsu di dunia ini."
Mizhen kembali mengangkat teropong. Tiba-tiba, di kejauhan di bawah lereng gunung, sebuah lubang mulai terbentuk dari kehampaan. Lubang itu membesar, angin dingin berhembus dari ujung lainnya, lalu sebuah tangan pucat berhantu perlahan merayap keluar dari lubang itu!
Kehancuran total dimensi ini hanyalah masalah waktu.
"Tidak... Tidak... Ini seharusnya zona penerobosan yang sudah kuhitung! Seharusnya tidak ada retakan di sini..."
Lubang itu mulai berubah bentuk. Tangan hantu itu perlahan ditarik kembali, hingga seluruh retakan menghilang dalam kehampaan.
Tentu saja, tangan itu bukan milik Raja Iblis. Penghuni yang menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis sama sekali tidak punya kesempatan melihat sang Raja Iblis.
Namun, saat Mian Tian mengira Mizhen sudah tidak memiliki rencana lagi, wajahnya tidak terlihat terlalu buruk. Sebaliknya, pandangannya sangat teguh.
"Mian Tian," tiba-tiba Mizhen berkata: "Jika dimensi ini adalah kotak tertutup, lawan sedang mencoba mencengkeram secara acak melalui lubang untuk menarik kita keluar. Meski area umum sudah ditentukan, tapi dia pasti tidak tahu persis posisi kita. Hanya bisa mencari secara membabi buta."
Bibirnya melengkung lembut sambil berkata dengan suara ringan: "Jangan khawatir, Mian Tian. Kita punya keunggulan. Aku akan memanfaatkannya sepenuhnya untuk memperbesar peluang menang kita."
Analisis Mizhen sangat mendekati realitas. Raja Iblis sendiri tidak berada di dimensi ini, melainkan terpisah oleh lapisan-lapisan dimensi paralel yang bertumpuk. Dia harus terus menyusup masuk, lalu membuka retakan secara acak di area yang sudah ditentukan.
Ini seperti memasukkan tangan ke dalam kotak undian untuk mengambil kupon - sama sekali bukan hal yang mudah.
"Kita masih punya harapan..."
Mendengar perkataan kakaknya, Mian Tian langsung bersemangat: "Kak, kenapa kakak begitu yakin?"
"Munculnya retakan memiliki pola yang bisa ditemukan. Meski sulit terlihat tanpa perhitungan tepat... Tapi pasti ada polanya. Pasti!"
Alasan mengapa Dokter Tang cepat ditarik Raja Iblis keluar dari dimensi lain, meski sebagian karena nasibnya kurang baik, tapi penyebab utamanya adalah dia tidak seobservatif dan seteliti Mizhen.
Mian Tian menemukan secercah penghiburan dari sorot mata penuh keyakinan Kakaknya. Bagaimanapun, sang Kakak selalu menjadi pilar hatinya.
Melihat sekali lagi ke gubuk, tak terelakkan dia teringat pada Shen Yu.
Setiap kali mengingatnya, hatinya selalu terluka. Dalam satu bulan terakhir, dia sadar perlahan tertarik padanya. Setiap saat, pikirannya dipenuhi dirinya. Namun, di mata gadis itu hanya ada Xingchen semata.
Bahkan, orang yang tidak nyata dalam dimensi ini pun sama...
Bukankah sang Kakak juga demikian?
Apakah Li Yin itu benar-benar Li Yin yang asli? Ataukah sekadar kehidupan palsu?
Saat mengangkat teropong kembali, raut wajahnya yang muram seketika tergantikan oleh ekspresi menakutkan.
Dia tidak melihat retakan dimensi, frekuensinya belum mencapai tingkat setinggi itu. Yang dia lihat adalah di kejauhan, area tempat retakan dimensi sebelumnya terbuka, pepohonan yang dulunya hijau subur kini berubah menjadi sama busuk dan kering seperti pohon di dalam retakan!
Dimensi ini mulai menunjukkan titik persinggungan dengan dimensi paralel bertumpang tindih di lapisan luar! Dan area ini mungkin akan terus meluas...
## Jilid 28 Patung Lilin Bab 17 Mendekatnya Sang Raja Iblis
Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, misi paling mengerikan di apartemen, tak ada tandingannya.
Pada umumnya, setiap misi darah terdiri dari dua bagian: kutukan hantu dan pembatasan yang diberlakukan padanya, sebagai aturan misi darah. Kemudian akan ada beberapa jalan keluar tersembunyi. Semakin tinggi jumlah misi darah yang dijalani, semakin sedikit jumlah jalan keluar yang tersembunyi. Contohnya dalam misi darah Desa You Shui, jalan keluar pertama adalah tidak mendekati A Xiu, namun jalan kematian tidak hanya sebatas mendekati A Xiu saja, ada juga syarat lain yang bisa memicu kutukan. Sebaliknya, tetap ada jalan keluar alternatif lainnya.
Misi darah tingkat Raja Iblis sama sekali berbeda. Faktanya, sejak zaman Pu Liansheng sudah dilakukan penelitian mendalam tentang misi darah tingkat ini, namun hanya sedikit petunjuk yang berhasil diperoleh. Satu-satunya hal yang pasti adalah pelaksanaan misi ini pasti akan memasuki dimensi lain.
Dimensi tempat Raja Iblis berada terpisah dari dimensi lain yang dimasuki penghuni oleh ruang misi kesepuluh dan dimensi paralel yang bertumpang tindih. Bahkan sulit menentukan dimensi mana yang sedang dihuni. Namun faktanya, misi darah iblis biasanya berakhir dalam beberapa jam saja. Ini membuktikan betapa mengerikannya eksistensi Raja Iblis.
Tentu muncul pertanyaan baru. Karena jarak antara Raja Iblis dan penghuni begitu besar, bahkan dengan Kontrak Neraka sekalipun, mustahil untuk menyegelnya. Begitu terhisap ke dalam dimensi Raja Iblis, nasib penghuni bagaikan ikan di talenan, sama sekali tidak memiliki kesempatan melawan.
Secara teori, selama misi darah, ada kemungkinan penghuni tidak ditarik oleh Raja Iblis ke dimensinya dari ruang dimensi lain, namun kemungkinan ini sangat kecil hingga bisa diabaikan. Alasannya adalah karena ruang dimensi lain yang ditempati penghuni terbentuk dari proyeksi roh mereka sendiri. Inilah yang disebut "roh jahat dalam diri". Sekilas mungkin mirip dengan pengaturan dalam permainan horor "Silent Hill", namun "roh jahat" tersebut sebenarnya adalah manusia nyata. Sebelum dimensi itu runtuh, mereka benar-benar hidup. Namun, fenomena yang mustahil secara fisik juga bisa terjadi karena perubahan batin penghuni (seperti Pu Miling yang terus bangkit dari kematian). Selama dimensi ini masih ada, Raja Iblis bisa benar-benar menyerbu.
Hanya mayat hidup yang tidak memiliki roh. Selama masih hidup, bahkan dalam keadaan koma, pasti ada hati nurani. Maka ruang dimensi lain ini akan tercipta. Semakin kuat obsesi dan emosi, semakin mudah ruang dimensi lain ini mengembang dan berubah, perlahan menelan ruang paralel di sekitarnya.
Ini di luar kendali penghuni, seperti insting alami manusia. Ruang dimensi lain yang tercipta dari proyeksi roh penghuni akan terus merusak lapisan perlindungan ruang paralel secara bertahap. Akhirnya, penghalang antara Raja Iblis dan ruang dimensi lain ini akan semakin tipis.
"Bahkan jika penghuni dibuat menjadi orang gila, dipukul hingga pingsan, atau dibiarkan sekarat, semua itu tidak bisa menghentikan tren ini. Karena baik orang gila maupun vegetatif tetap termasuk dalam kategori orang hidup. Hanya setelah kematian otak, ekspansi dan perubahan ruang dimensi lain akan berhenti, kerusakan pada lapisan pelindung dimensi paralel bertumpang tindih juga ikut terhenti. Selama masih ada nafas kehidupan pada penghuni, sekuat apapun tekadnya untuk mengendalikan hati nurani, semuanya tidak bisa mencegah hal ini."
"Tang Lanxuan adalah contoh terbaik. Alasan akhirnya Mal Xinxin bisa runtuh adalah karena lapisan pelindung dimensi paralel bertumpang tindih secara bertahap ditelan."
"Namun, penghuni yang tidak terkait dengan komposisi dimensi ini, meskipun berada di dalamnya, tetap tidak bisa dibawa oleh Raja Iblis. Inilah alasan mendasar mengapa misi darah iblis bisa ditonton penghuni biasa tanpa membahayakan nyawa."
"Dan sekarang, inilah pertanda awal tren ini mulai meluas!"
"Tentu saja, Mian Tian sama sekali tidak tahu semua ini, bahkan Pu Liansheng dan yang lain pun tidak mengetahuinya. Hanya Pu Miling satu-satunya yang menguasai seluruh kebenaran ini."
"Kakak! Lihat cepat!"
"Perubahan dimensi paralel bertumpang tindih membuat Mian Tian merasakan bahwa situasi mungkin mulai lepas kendali. Apakah area mati tempat gubuk kecil ini berada benar-benar bisa mempertahankan keamanannya terus menerus?"
Seiring perluasan dimensi ini dan proses menelan lapisan pelindung dimensi paralel bertumpang tindih, ruang ini akan secara bertahap mengalami kekacauan. Bahkan banyak makhluk hidup yang terlahir dari ruang ini akan terseret ke celah-celah dimensi lain. Retakan dimensi di area ini juga akan semakin melebar.
Namun dalam ketidaktahuan akan hal ini, bahkan Mizhen pun tak memiliki cara apapun. Meski saat ini dia memegang pecahan Perjanjian Neraka, di ruang yang sangat jauh dari lokasi asli Raja Iblis ini, tetap saja dia tak berdaya.
Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis yang hampir mustahil diselesaikan ini, bahkan satu-satunya harapan yaitu Perjanjian Neraka - selain harus mengumpulkan tujuh fragmen melalui perjuangan hidup mati dalam tujuh misi darah, bahkan setelah memperoleh perjanjian pun belum tentu efektif. Yang lebih penting, para penghuni yang terisolasi di dimensi berbeda masing-masing, hanya pembawa kontrak yang memiliki secercah harapan. Maka wajar jika penghuni apartemen saling berebut fragmen kontrak. Tingkat kesulitan misi darah ini jauh melampaui misi darah kesepuluh. Menyelesaikannya sekali saja langsung bisa meninggalkan apartemen dan melepas kutukan bayangan. Dan ini hanya terjadi lima puluh tahun sekali.
Meski tak bisa melihat atau menyentuh, melalui lapisan-lapisan dimensi, Mizhen tetap bisa merasakan kengerian Raja Iblis. Di hadapan kegelapan abadi sang Raja Iblis, dirinya bahkan tak lebih dari semut.
Mungkin itu benar-benar bukan mimpi...
"Jangan panik!" Meskipun dalam hati Mizhen berpikir demikian, penampilannya tetap tenang. Bagaimanapun dia bukan wanita biasa, kalau tidak bagaimana mungkin bisa menjalankan misi darah kesepuluh? Orang jenius seperti ini selama lima puluh tahun terakhir memang sangat langka. Bahkan jika gunung Tai runtuh di depannya, dia takkan mudah berubah ekspresi. Kecerdasan intelektual tidak perlu disebut, dalam hal kesehatan mental, bahkan Li Yin dan Ziye masih jauh di bawahnya.
Meski belum tahu arti fenomena ini, setidaknya situasi belum memburuk lebih lanjut.
"Makan malam sudah siap," Shen Yu mendorong pintu dan berkata: "Kalian masuk dulu makan?"
Makan malam hanya beberapa kue tepung yang digoreng. Meski semua tidak berselera, tetap harus makan sedikit. Untungnya di bawah tempat tidur pondok masih ada sedikit kayu bakar, bisa memasak sudah cukup beruntung.
"Semuanya," kata Mizhen setelah masuk, memandang Xingchen dan Li Yin yang menunjukkan ekspresi dinanti-nantikan: "Situasi saat ini mulai memburuk."
Baru ingin melanjutkan, tiba-tiba Li Yin melompat berdiri sambil berteriak: "Mizhen, minggir cepat!"
Sebelum suaranya habis, dia melompat maju dan mendorong Mizhen dengan keras!
Meskipun adalah sosok yang lahir dari dimensi ini, bukan Li Yin yang sesungguhnya, namun karena terproyeksi dari ingatan Mizhen tentang Li Yin, dia juga memiliki kesadaran diri yang nyata. Li Yin versi ini selalu mencintai Mizhen dengan dalam, sehingga pada momen ini dia bertindak heroik. Baru saja dia melihat di depan gubuk, tanah tiba-tiba menjadi gersang, dan segera menyadari bahayanya!
Tepat saat mendorong Mizhen keluar, Li Yin ini terlempar ke dimensi lain. Dia tertarik keluar, dan dalam sekejap merasakan kegelapan pekat menyapu pandangannya, menyelimuti tubuhnya. Sebuah gaya tarik dahsyat kemudian menyeretnya hingga akhirnya terlempar ke dimensi tempat Raja Iblis bersemayam.
"Li... Li Yin!" Mizhen menyaksikan adegan ini dengan rasa tak percaya, bahkan sebelum sempat bereaksi. Di lokasi tempat Li Yin menghilang, sosok Li Yin baru mulai muncul perlahan.
Dulu, Pu Miling juga seperti ini. Berapa pun kali dia mati, selalu bisa tercipta kembali Pu Miling baru. Selama penghuni masih hidup di dimensi ini, mereka bisa terus meregenerasi Li Yin tanpa batas. Persis seperti Yan Lang dan Xi Yue di dimensi awal yang tetap tercipta ulang meski sudah mati.
Ketika Li Yin baru benar-benar muncul, ekspresinya tampak kebingungan. Meski merupakan individu baru, dia mewarisi memori dari Li Yin sebelumnya.
Adegan ini justru membuat Mizhen tersadar sepenuhnya.
"Apakah... seperti ini kebenarannya?"
Dia akhirnya sepenuhnya yakin bahwa mimpi itu nyata. Dunia ini hanyalah ruang palsu semata. Dan ini memang merupakan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis.
Tapi pada detik ini sudah tak ada waktu untuk berpikir panjang, dia segera berkata pada Mian Tian di sampingnya: "Kita berpisah arah! Mian Tian, waktu sudah hampir habis!"
Li Yin sendiri tampak sama sekali tidak menyadari "hidup kembali setelah mati"-nya, sementara Mian Tian dan Shen Yu yang melihatnya merasa sangat menakutkan.
Ini... apa yang sebenarnya terjadi?
Saat ini di ruang lapisan luar yang tak terlihat oleh mereka, dimensi paralel yang tumpang tindih terus menerus runtuh, diserap oleh dimensi lain yang mengembang. Seiring dengan kehancuran ruang lapisan luar, jarak antara ruang tempat Raja Iblis berada dengan ruang tempat Mizhen dan yang lainnya semakin menyusut.
Waktu semakin sempit.
Jika terus berkembang seperti ini, pasti salah satu dari Mizhen, Mian Tian dan Shen Yu akan mati! Dan karena ketiganya menanggung kutukan bersama-sama, satu orang mati berarti ketiganya mati bersamaan!
Perlu disebutkan bahwa yang berada di sini sekarang sudah merupakan tubuh asli Mian Tian, bukan lagi proyeksi ruang pembelahan diri. Bagaimanapun juga, misi darah iblis itu sendiri jauh lebih kuat dari misi darah kesepuluh, tubuh aslinya telah berpindah dari reruntuhan bawah tanah ke ruang ini.
Kini ketiganya telah berada dalam bahaya yang sangat ekstrem.
Jika harus dikatakan, masih ada satu cara yaitu mengusir bagian Shen Yu dari patung itu, maka Mizhen dan Mian Tian tidak perlu lagi menanggung kutukan misi darah tingkat Raja Iblis. Atau, dengan menambahkan seorang penghuni yang telah menyelesaikan sepuluh misi darah, mungkin bisa bertahan lebih lama.
Tapi sekarang, lokasi pasti patung itu sendiri masih menjadi misteri.
Namun, saat semua orang berada dalam bahaya, Mizhen juga menunjukkan tekad yang kuat. Sekarang, tidak ada cara lain, hanya...
Tapi, sebelum dia sempat berpikir lebih jauh, di depan matanya tiba-tiba muncul kerutan dimensi baru yang sekejap berubah menjadi retakan-retakan hitam di udara!
Tak sempat merenung, tubuhnya langsung dikelilingi daerah tandus, pondok juga menghilang tanpa jejak. Akhirnya, sekelilingnya mulai retak, dimensi paralel ini akan hancur, sementara kegelapan mulai merayap seperti gelombang...
Raja Iblis!
Dia tahu, sebentar lagi dirinya akan ditarik ke dalam dimensi Raja Iblis!
Saat itu, Dokter Tang yang terlihat seperti tubuhnya perlahan menghilang menjadi debu di depan semua orang, sebenarnya hanya dibawa keluar dari dimensi itu.
Kini, Mizhen akan mengalami hal serupa. Saat kegelapan hampir menyentuhnya, tiba-tiba dimensi di sampingnya pecah seperti kaca, dihantam hingga membentuk lubang yang cukup untuk satu orang, lalu sebuah tangan muncul dan menariknya masuk!
## JILID 28 PATUNG LILIN BAB 18 KERUNTUHAN MISI DARAH
Di saat sangat genting, Mizhen lolos dari bencana. Hampir satu detik kemudian, tempat asalnya sudah ditelan kegelapan sepenuhnya!
Setelah ditarik ke dimensi sebelah, yang dilihatnya adalah Li Yin memegang lentera. Memorinya pun seketika pulih.
“Ikuti aku.” Setelah mengucapkan kalimat itu, Li Yin yang membawa lentera segera menarik Mizhen untuk bergerak cepat. Kemudian dia melanjutkan: “Aku akan membawamu mencari sumber api baru. Selain itu, patung ada padaku. Tenang saja.”
Area sekitar ini adalah dimensi paralel bertumpang tindih lainnya. Untuk sementara Raja Iblis tidak akan menyerbu ke sini. Tapi, tidak diketahui berapa lama ini bisa bertahan.
“Tapi Mian Tian...”
“Aku tidak bisa menyelamatkannya. Aku bisa menarikmu masuk karena kamu berada di dimensi paralel, tapi... kamu tahu, aku tidak bisa mempertahankannya lama.”
Namun di hati Mizhen muncul keraguan besar.
Li Yin bukanlah proyeksi pembelahan diri seperti Mian Tian, lalu bagaimana bisa meretakkan dimensi dan menariknya masuk?
“Li Yin... Aku...”
“Bicarakan nanti. Sekarang bukan waktunya.”
Sementara di dimensi asal, Mian Tian yang membawa Shen Yu terus berlari mengikuti rute yang telah diatur Mizhen sebelumnya...
Sebelumnya, mereka telah berpencar dengan Xingchen dan... Li Yin baru yang tiba-tiba muncul. Situasi terlalu kacau, dan orang pertama yang ingin diselamatkan Mian Tian adalah Shen Yu.
Saat itu dia hanya berkata singkat: “Ikuti aku!” Lalu segera membawa Shen Yu pergi.
Sekarang, waktu sangat mendesak. Dia juga tidak tahu berapa lama dirinya dan Shen Yu bisa bertahan. Faktanya, jarak dimensi ini dari keruntuhan sudah tidak lama lagi. Dalam proses pengembangan, saat bertabrakan dengan dimensi paralel di sekitarnya dan mulai retak, kehidupan yang lahir dari dimensi ini juga mulai mati dan hancur secara bertahap. Ketidakstabilan dimensi itu sendiri akan menyebabkan kerusakan total. Jika dimensi runtuh, lapisan perlindungan terakhir juga akan hilang. Saat itu, di hadapan Raja Iblis, mereka sama sekali tidak memiliki pelindung dan hanya bisa menjadi mangsa.
Meskipun Mizhen sementara lolos dari bencana, jika salah satu dari dua orang ini mati, Mizhen juga tidak akan bisa selamat. Tentu saja, Shen Yu juga berada dalam situasi yang sama.
"Tidak boleh... Xingchen, Xingchen masih di sana!" Shen Yu saat ini hanya menatap ke arah Xingchen di belakangnya, berkata dengan pilu: "Xingchen... Aku tidak bisa meninggalkannya!"
Mian Tian sama sekali tidak mau melepaskan genggamannya, malah mencengkeram lebih erat. Setelah melihat Li Yin yang tiba-tiba menghilang lalu muncul kembali, dia mulai menyadari bahwa dimensi ini sebenarnya palsu. Tempat ini bukanlah dunia nyata!
Tapi Mian Tian sekarang bukan pembelahan diri dimensi. Jadi, dia tidak bisa menghancurkan dimensi, hanya bisa terus melarikan diri bersama Shen Yu. Rute yang sebelumnya disiapkan Mizhen ini juga sangat berbahaya. Menurut penjelasannya, saat ini jika mengikuti rute ini, probabilitas munculnya retakan dimensi mencapai lebih dari 50%.
Tapi sekarang sudah mencapai titik di mana mereka harus berjuang mati-matian. Oleh karena itu, Mian Tian sudah mengeluarkan kecepatan maksimalnya tanpa ragu, untungnya fisiknya cukup baik. Tidak lama kemudian, dia sudah berlari sekitar satu kilometer. Meski kehabisan napas, di sekelilingnya tidak muncul retakan dimensi lagi.
"Xingchen... Dia, tidak apa-apa kan?" Shen Yu menunjukkan ekspresi muram. Matanya masih terus menoleh ke belakang, bukannya memperhatikan apakah ada retakan dimensi di segala penjuru.
Mian Tian merasa hatinya seperti diiris pisau. Baru sekarang dia benar-benar menyadari betapa pentingnya Shen Yu dalam hatinya.
Meski waktu bersama mereka singkat, dia sangat sangat menyukai Shen Yu. Sekarang, bagaimanapun caranya dia harus menyelamatkannya dari bencana ini. Bahkan jika dalam hati Shen Yu tidak ada dirinya, dia harus melindunginya.
"Dia pasti baik-baik saja... Ayo ikut aku, Shen Yu!"
Mian Tian terus berlari membawa Shen Yu. Meski napasnya sudah tersengal-sengal, mana berani dia berhenti? Siapa yang tahu kapan retakan dimensi akan terbuka!
Tiba-tiba di depan mata, sebuah retakan dimensi raksasa terkoyak! Di dalamnya terlihat "hantu jahat" berwarna pucat tergantung di pohon! Gelap gulita yang bergelombang menyelimuti hantu itu sepenuhnya, lalu dari retakan dimensi itu, masuklah ke dalam ruang ini!
Otak Mian Tian langsung kosong! Di saat seperti ini, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa!
"Lagipula, sudah terlalu banyak dimensi paralel bertumpang tindih yang hancur dan tertelan oleh perluasan dimensi. Dimensi ini sendiri juga mulai mengalami kerusakan terus-menerus. Situasi ini ibarat kotak undian yang terkoyak oleh banyak retakan, hampir bisa melihat di mana letak kupon undiannya!"
"Tidak... tidak!"
Reaksi pertama Mian Tian tentu saja langsung menoleh ke belakang sambil membawa Shen Yu berlari secepat kilat! Namun kecepatan kegelapan itu jauh melampaui imajinasinya. Meskipun masih terpisah jarak sangat jauh dengan Raja Iblis, retakan dimensi yang begitu besar itu sudah cukup untuk menariknya bersama Shen Yu keluar dari ruang dimensi lain ini!
Tak lama kemudian, sosok samar-samar Mian Tian dan Shen Yu hampir sepenuhnya ditelan kegelapan, terjatuh ke dalam jurang yang tidak akan bisa bangkit lagi!
Tapi tepat di saat itu, di sisi lain retakan dimensi itu, tiba-tiba muncul retakan dimensi yang lebih besar lagi! Ini bukan disebabkan oleh Raja Iblis, melainkan retakan yang tercipta akibat breakdown dimensi itu sendiri. Kehidupan non-penghuni di dimensi ini sudah mati lebih dari dua pertiga, dan benar-benar menghilang menjadi debu. Dalam kondisi seperti ini, retakan dimensi di sekitar terus membesar, mencapai ambang kehancuran total.
Namun karena hal ini, dua retakan dimensi yang saling kontak justru menetralkan satu sama lain. Membuat Mian Tian dan Shen Yu akhirnya lolos dari bencana ini. Tapi ini hanya sementara, ketika dimensi ini benar-benar runtuh, mereka akan mati di sini!
Saat ini, di Lembah Malam yang Sunyi yang dulu, langit yang masih sangat kelabu tiba-tiba terkoyak membuka celah besar. Lembah Malam yang luas itu akhirnya runtuh sepenuhnya dengan munculnya banyak retakan! Kota kecil yang sebelumnya terkena kutukan berbagai patung batu juga perlahan menghilang di tengah reruntuhan fragmen.
Ekspansi dimensi yang mencapai tingkat tertentu memicu reaksi berantai. Mengingat ini adalah ekspansi ruang dimensi lain yang dibentuk bersama oleh tiga penghuni, tentu lebih mengerikan. Ruang di Lembah Malam yang Sunyi terlalu dekat dengan ruang dimensi lain tempat Mian Tian berada, sehingga tak terelakkan juga ikut hancur. Tapi kehancuran sebagian ruang tidak masalah, toh ruang seperti ini tak terhitung jumlahnya, dan setelah hancur akan terbentuk ruang baru lagi.
Bagaimanapun, tidak mungkin melarikan diri. Lapisan pelindung dimensi di sekeliling sudah hancur semua. Dalam kondisi seperti ini, hanya masalah waktu sebelum Raja Iblis menarik Mizhen dan kedua orang lainnya ke ruang dimensi lain! Nyatanya, kemampuan manusia terbatas - ini sudah bukan kesenjangan yang bisa diatasi dengan kecerdasan lagi. Begitu posisi mereka sepenuhnya terkunci oleh Raja Iblis, tidak akan ada lagi kesempatan untuk kabur.
Kengerian yang dipancarkan Raja Iblis terus menyelimuti awan kelabu ini, membuat semua yang merasakannya gemetar. Kegelapan hampir menjadi warna tunggal di semua dimensi.
Akhirnya, ketika Mian Tian sadar kembali, dia sudah berdiri di tengah kegelapan yang pekat. Di sekelilingnya, banyak fragmen dimensi berjatuhan lalu runtuh dan menghilang. Kini mereka sudah sepenuhnya terekspos di hadapan Raja Iblis.
"Tiba-tiba, Mian Tian langsung melihat di kejauhan, ternyata Li Yin dan Mizhen berdiri di sana!"
"Kak, lari, lari... cepat lari!"
Dia menyambar Shen Yu yang tak sadarkan diri di lantai, lalu berlari kencang ke arah Mizhen sambil terus berteriak sekuat tenaga.
Di mana ini? Mengapa semua gelap? Jika bukan karena cahaya redup dari fragmen dimensi di sekitar, dia pasti tak bisa melihat apa-apa.
Tapi segera, fragmen dimensi terakhir pun menghilang. Sekeliling tak ada lagi sumber cahaya.
Kegelapan ini sudah tanpa penghalang. Di kejauhan, itulah tempat Raja Iblis.
Di sini, atas bawah kiri kanan timur barat, semuanya telah menjadi kegelapan mutlak. Kegelapan tanpa secercah cahaya. Di tempat ini, bahkan jika cahaya muncul, akan segera ditelan.
Kegelapan mutlak.
Ini adalah kegelapan absolut yang pernah Mizhen lihat dalam mimpinya. Kini mimpi itu menjadi realitas.
Bagi manusia, hanya dengan cahaya kita bisa melihat. Di dimensi tanpa cahaya ini, sama seperti orang buta.
Kegelapan membungkus mereka seperti kepompong raksasa. Mian Tian akhirnya menyerah pada keputusasaan...
Meski sudah begini, dia masih memeluk erat Shen Yu, tak mau melepaskannya sedikitpun.
Harapan... harapan...
Masih adakah harapan?
Saat itu, Yi Feng sudah naik kereta api. Duduk di dalam kereta melihat pemandangan luar, hatinya hancur. Dari misi darah, yang selamat hanya dirinya sendiri.
"Di saat-saat terakhir, dia ternyata bisa selamat secara kebetulan. Sekarang dipikir-pikir, ini benar-benar sebuah mukjizat. Dan alasan dia bisa bertahan hidup semuanya karena Loki."
"Dia bersumpah, harus terus hidup dengan baik, agar tidak menyia-nyiakan nyawanya yang berhasil bertahan berkat perlindungan mati-matian Loki. Bersama Yi Shui, mereka harus meninggalkan apartemen ini!"
"Saat teringat Yi Shui yang memegang ponsel Loki, dia berniat menghubungi keluarga untuk memberi kabar keselamatan. Sepanjang jalan tadi pikirannya linglung, sampai lupa hal terpenting."
"Setelah menekan nomor telepon, yang mengangkat adalah Yi Xin."
"Halo... siapa, siapa ini?"
"Mendengar suara Yi Xin yang terdengar jelas kegelisahan dan ketakutan, Yi Feng segera berkata: 'Ini aku, Erjie, Yi Feng!'"
"Yi... Yi Feng? Ti-Tidak baik, Yi Shui... Yi Shui tiba-tiba hilang! Xiao Ye yang menemukan, dia menghilang dari kamarnya sendiri!"
"Apa... kapan itu terjadi?"
"Kira-kira setengah jam yang lalu, saat itu..."
"Tepatnya jam berapa!"
"Seharusnya... seharusnya jam setengah sepuluh..."
"Kamu... kamu bilang apa?"
Saat ini, di dalam Paviliun Kematian Kelahiran, yang semula adalah ruangan tempat patung lilin Luo Yifeng berada, kini tergeletak jenazah di tempat yang sama. Jenazah ini ternyata adalah Luo Yishui yang memiliki wajah identik dengan Luo Yifeng! Perutnya dibelah hidup-hidup, semua organ dalamnya hilang! Luo Yishui, yang seharusnya berada di kamarnya sendiri pukul setengah sepuluh, tiba-tiba muncul di Paviliun Kematian Kelahiran. Bahkan dirinya sendiri merasa ketakutan, mengapa dia terkena kutukan padahal tidak menjalankan misi darah? Hingga detik terakhir kematiannya yang sangat mengenaskan, dia tidak mengerti mengapa harus mati!
Sejak awal, "patung lilin Luo Yifeng" yang mereka temukan sebenarnya adalah milik Luo Yishui! Namun karena keduanya adalah Kakak-Adik kembar dengan wajah identik, mustahil menemukan keanehan!
Patung lilin yang dilihat Bai Wenqing sebelum mati adalah patung lilin Luo Yifeng yang asli! Itulah sebabnya dia begitu terkejut!
Sedangkan Luo Xi sebenarnya tidak memiliki keistimewaan apa pun. Alasan patung lilinya tidak ditemukan adalah karena setelah Luo Xi menemukan patung dirinya sendiri - yang menggambarkan kematian mengerikan dengan pisau tertancap di jantung - dia langsung melemparkannya keluar jendela tanpa memberi tahu siapa pun. Waktu kematiannya pun persis sesuai dengan tampilan jam tangan di patung lilin tersebut!
Luo Yifeng saat ini hanya merasakan kekosongan di pikirannya.
Waktu kematian sebenarnya Luo Yifeng seharusnya pada pukul 10.05.
Saat ini, hampir tiba waktunya.
Yifeng tiba-tiba berdiri dari kursinya, dia harus mencari cara! Dia harus cepat kembali ke apartemen! Kereta api... tidak cukup cepat... harus mencari seseorang yang bisa melepas misi darahnya, agar bisa pulang...
Tapi siapa yang mau melakukannya? Lagipula Yi Shui juga sudah mati, dan seandainya dia masih hidup pun tidak bisa melakukan ini.
Dia ternyata hanya bisa menunggu datangnya keputusasaan!
Di saat itu, tiba-tiba dia merasakan kursi di bawah tubuhnya menghilang, lalu seluruh tubuhnya jatuh di sebuah ruangan gelap. Di depannya tergeletak jenazah Bai Wenqing yang mengenaskan. Sementara tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak.
Misi darah sudah mulai tak terkendali. Persis seperti saat misi darah "kehilangan kendali" dimulai dulu. Misi darah setelahnya meskipun tidak disebutkan "di luar kendali", itu karena apartemen tidak lagi meninggalkan pesan seperti itu. Akar penyebab semua ini adalah faktor yang bahkan tidak terduga oleh Pu Miling - Sang Raja Iblis.
Alasan ada pembatasan dalam misi darah adalah karena adanya keseimbangan dari sepuluh misi darah. Tapi sekarang yang muncul adalah misi darah yang berbeda dari ramalan asli Pu Miling. Penyebabnya adalah Sang Raja Iblis, kemampuan ramalannya yang diberikan oleh Raja Iblis, tentu hanya Raja Iblis yang bisa mematahkan ramalan ini.
Satu-satunya yang tidak bisa diramal dan dikendalikan oleh Pu Miling adalah Sang Raja Iblis! Dia sendiri terlahir dari ruang dimensi lain, jadi sejak awal memang hanyalah boneka ciptaan Raja Iblis.
Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis ini tidak hanya menyebabkan peningkatan drastis kesulitan sepuluh misi darah yang dikeluarkan apartemen, tetapi juga perlahan membuat keseimbangan misi darah terganggu. Karena itu, Luo Yishui yang sebenarnya tidak terkait dengan misi darah pun terseret dalam misi ini.
Seiring berjalannya waktu, Luo Yifeng hanya merasakan ketakutan yang luar biasa. Namun dalam kegelapan, dia hanya bisa menanti datangnya kematian.
Waktu terus berlalu sedetik pun, hingga pada detik terakhir, di depan Luo Yifeng muncul...
Pada akhirnya, semua pelaksana misi darah kali ini tewas seluruhnya.
Karena tidak ada yang selamat, tak seorang pun tahu apa yang sebenarnya mereka lihat sebelum meninggal, yang membuat mereka begitu dipenuhi ketakutan yang mengerikan...
## Jilid 29 Siapa Kamu? Bab 1 Misi Darah Terakhir
Misi darah baru telah dirilis.
"Waktu pelaksanaan misi darah kali ini adalah sepanjang hari tanggal 15 Oktober 2011, sedangkan lokasi pelaksanaan harus dicari sendiri oleh penghuni. Pada tanggal 1 Oktober, stasiun radio di Kota K dengan gelombang menengah 1125 kHz dan frekuensi 338 MHz akan memancarkan sinyal SOS melalui kode Morse mendekati tengah malam pukul 00:00. Pecahkan kode Morse tersebut, lalu harus tinggal di lokasi tersebut sepanjang hari tanggal 15 Oktober. Misi darah ini merupakan misi terakhir tahun 2011, mulai November semua misi darah penghuni akan memasuki fase penyelesaian akhir."
Penghuni yang menjalankan misi darah kali ini adalah Bai Liyan, Yuan Yin, Tang Wuxiang, Meng Ziying, dan Lin Xin - total lima orang.
Bai Liyan yang pernah menjadi penghuni lima puluh tahun lalu tampaknya memahami sesuatu ketika melihat misi darah ini. Penyelesaian akhir? Apa maksud penyelesaian akhir?
Faktanya, "Penghitungan Akhir" merujuk pada misi darah gudang yang akan menjadi misi darah terakhir, di mana semua pembatasan akan sepenuhnya terlepas. Pada bulan November, jumlah pembunuhan oleh roh jahat gudang tidak akan memiliki batasan sama sekali. Bahkan jika semua penghuni apartemen dibunuh habis, itu sangat mungkin terjadi.
Penghuni yang tidak bisa meninggalkan apartemen sebelum waktu itu akan menghadapi situasi pasti mati!
Pu Liansheng, Bai Liyan, dan Mo Shuitong saat ini tinggal di sebuah hotel. Dana untuk semua kebutuhan mereka disediakan oleh Yin Ye. Yin Ye sama seperti Li Yin yang bisa dianggap sebagai anak orang kaya. Ayahnya sendiri adalah bos besar perusahaan, meskipun jauh tidak sebanding dengan kekuatan finansial mengerikan Li Yong yang mengendalikan seluruh grup perusahaan keluarga Yang. Namun dana untuk biaya penginapan Pu Liansheng dan yang lain selama beberapa waktu masih lebih dari cukup. Untuk hal ini, Pu Liansheng sangat berterima kasih kepada Yin Ye.
Waktu penerbitan misi darah baru adalah pada tanggal 1 Oktober, hari itu juga.
Bersamaan dengan itu, ini juga menjadi awal dari misi darah kesepuluh Li Yin.
Menurut misi darah ini, menjelang tengah malam pukul 00:00 pada tanggal 4 Oktober, akan muncul sinyal Morse di stasiun radio. Di antara penghuni yang terpilih, kebetulan ada satu orang yang mengerti memecahkan kode Morse, yaitu Tang Wuxiang. Dia adalah mantan perwira angkatan laut. Dan ini pasti alasan apartemen memilihnya untuk menjalankan misi darah.
Kali ini, apartemen malah tidak langsung menunjukkan lokasi, tapi menggunakan cara aneh seperti memecahkan sinyal Morse? Hal ini membuat Bai Liyan bingung bukan main. Tapi sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal-hal seperti itu.
Pada hari itu, semua orang berkumpul bersama.
Ini adalah pertama kalinya Bai Liyan menjalankan misi darah setelah terpisah lima puluh tahun. Tak disangka, lima puluh tahun kemudian apartemen tetap belum "melupakan" dirinya. Penghitungan akhir misi darah? Apa artinya itu? Bai Liyan sama sekali tidak menganggapnya serius.
Baginya, dunia ini telah berlalu lima puluh tahun. Alasan yang dulu begitu dipaksakan untuk meninggalkan apartemen, kini hampir tak tersisa. Baru-baru ini, ia akhirnya menemukan istrinya.
Hanya saja, istri yang sekarang telah berubah dari gadis cantik masa lalu menjadi nenek tua renta. Anak laki-lakinya kini telah menjadi pria setengah baya berusia lima puluh tahun, bahkan ia sudah memiliki cicit.
Istrinya kemudian menikah lagi dengan pria bermarga He, bahkan nama marga anaknya pun diubah dari Bai menjadi He. Lima puluh tahun berlalu, kerinduan apapun tak mampu melawan waktu. Kini, istri dan anaknya hampir melupakannya. Setengah abad cukup untuk mengubah segalanya.
Namun bagi Bai Liyan, semua ini hanyalah kejadian yang baru saja terjadi.
Dia dan istrinya berkenalan sejak kecil karena mengalami penderitaan perang. Masa kecil mereka hanya dipenuhi asap mesiu, pertempuran, dan jenazah. Justru karena itulah, perasaan mereka teruji melalui berbagai cobaan, menjadi lebih kuat dari emas. Mereka beruntung bisa selamat dari perang dan segera menikah. Meski keluarga mereka sangat miskin, Bai Liyan sangat menghargai kehidupan ini. Istrinya bekerja di pabrik tekstil, sementara ia menjadi tukang batu dengan keahlian warisan ayahnya.
Konon katanya "pasangan miskin serba susah", tapi bagi Bai Liyan dan istrinya, kemiskinan justru mempererat ikatan mereka. Mereka saling mendukung dalam kesulitan, melewati berbagai rintangan. Tak ada romansa di bawah bulan, tak ada sumpah di tepi laut. Tak ada bunga atau cincin, tak ada pakaian mewah maupun rumah megah. Yang ada hanyalah keyakinan dan keteguhan menghadapi hidup. Bai Liyan sering berkata pada istrinya: "Bagaimanapun juga, dibandingkan masa perang dulu, sekarang kita tak perlu khawatir mati tiap hari. Kita bisa makan kenyang, bisa hidup layaknya manusia." Inilah tekad Bai Liyan.
Saat putra mereka Bai Cheng lahir, Li Yan sungguh bahagia. Dulu ketika orang tuanya melahirkannya, saudara-saudaranya sudah banyak. Di tengah berkecamuknya perang, penderitaan rakyat jelata bisa dibayangkan. Setiap tambahan anggota keluarga berarti mulut yang harus diberi makan, beban yang kian berat. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga miskin. Setelah perang meletus, seluruh keluarga mengungsi. Ibunya melahirkannya dalam pengungsian. Dia terlahir saat keluarga hampir putus asa, di ambang ketidakmampuan bertahan. Karena itu dinamai "Li Yan" - nama yang menunjukkan kebencian mendalam orang tua atas kelahirannya. Maka dia bertekad memberikan perhatian dan berkah terbesar bagi putranya. Dia bersumpah akan menjadi ayah yang bertanggung jawab. Seberat apapun hidup, dia akan membesarkan putranya menjadi orang yang jujur dan berbudi luhur, karenanya dinamai Bai Cheng.
Namun, tepat di tahun anak laki-lakinya lahir, dia memasuki apartemen. Menghadapi kabar buruk yang datang tiba-tiba, Li Yan merasakan keputusasaan yang belum pernah dialaminya sepanjang hidup. Seperti saat mengikuti migrasi keluarga selama perang dulu, orang-orang di sekitarnya mati satu per satu, setiap detik diliputi ketakutan akan dibunuh. Tapi dia tidak boleh menyerah dan meninggalkan keluarganya. Dengan susah payah bertahan sampai sekarang, dia bersumpah harus bertahan hidup dan keluar dari apartemen. Keluarganya tidak boleh kehilangan dirinya, anak laki-lakinya baru lahir, tidak boleh kehilangan ayah begitu saja!
Namun sekarang, segalanya telah berubah. Lima puluh tahun telah berlalu. Istri yang sudah berusia tujuh puluh tahun lebih, kini sama sekali tidak bisa dikenalnya. Dia kini tinggal bersama pasangan tua, anak laki-laki dan menantu perempuan hanya sesekali mengunjunginya. Cucu laki-lakinya sendiri sudah berusia dua puluhan, baru saja menikah dan memiliki cicit.
Mungkin ini kebetulan belaka, hari itu dia melihat anak laki-lakinya menopang istri berusia tujuh puluh tahun, membawa cucu dan cicit, seluruh keluarga pergi rekreasi ke taman terdekat. Istri sudah beruban putih, wajahnya dipenuhi keriput, bahkan bicara pun tidak lancar. Anak laki-lakinya mulai botak dengan perut buncit, menantu perempuan beberapa tahun lebih muda masih terlihat anggun. Cucu laki-lakinya sangat ganteng, rupanya lebih mirip menantu perempuan. Sedangkan cicit masih dalam gendongan.
Melihat orang-orang yang memiliki ikatan darah dengannya, Bai Liyan baru benar-benar merasakan berlalunya waktu. Hidupnya telah direnggut paksa selama lima puluh tahun oleh apartemen. Di ruangan yang ditunjuk misi darah itu, lima jam yang dihabiskannya ternyata setara dengan lima puluh tahun di dunia luar. Saat ini, ia akhirnya menerima kenyataan itu sepenuhnya.
Hatinya seperti ikut menua dalam sekejap. Kehidupan lamanya tak mungkin kembali. Mereka semua telah lama melupakannya - anak dan cucunya tak lagi menyandang marga Bai. Di zaman sekarang, tak ada lagi tempat baginya.
Ia memandangi sang istri yang sesekali mengelus cicit dengan tangan berkeriput, anak lelakinya yang tertawa riang membahas pasar saham dengan menantu, serta cucu yang asyik menatap berita di ponsel. Adegan bahagia itu tak lagi bisa ia masuki.
Hidupnya tak lagi menjadi bagian dari sini.
Dia tak bisa kembali. Tak mungkin lagi kembali.
Tiba-tiba ia menyadari, satu-satunya yang masih berbagi takdir dengannya di dunia ini hanyalah Lian Sheng dan Shui Tong.
Melalui layar komputer yang menampilkan rekaman kamera tersembunyi di apartemen, ia menatap tulisan darah sambil berkata pada Lian Sheng di sampingnya: "Kali ini aku akan hidup kembali. Lian Sheng, kau dan Shui Tong harus menungguku. Bukankah kita dulu berjanji akan keluar dari apartemen ini bersama?"
"Dulu..." Ya. Lima puluh tahun lalu memang pantas disebut 'dulu'. Dari kata itu saja, Lian Sheng langsung paham - Li Yan telah menerima fakta bahwa mereka kini berada di dunia lima puluh tahun kemudian.
Dan hal terpenting yang harus dilakukan sekarang adalah memecahkan sinyal Morse berdasarkan instruksi tulisan darah. Tugas ini diberikan kepada mantan perwira angkatan laut Tang Wuxiang. Selain itu, di antara penghuni yang menjalankan misi darah kali ini, Yuan Yin termasuk salah satu dari Tujuh Ahli Strategi Pemula di Apartemen yang layak dipercaya.
Malam itu, di ruangan hotel, semua penghuni yang harus menjalankan misi darah berkumpul. Tang Wuxiang berpenampilan gagah dengan postur tegap, mungkin karena latar belakang militernya, sikap berdiri dan duduknya sangat sempurna serta sangat teliti. Di sisi lain, Lin Xin yang rambutnya agak berantakan memiliki sorot mata yang tajam. Meng Ziying adalah wanita muda dengan wajah sedikit tembem yang terlihat lumayan cantik, mungkin sedikit di atas rata-rata.
Mereka semua adalah penghuni yang akan menjalankan misi darah kali ini.
Radio sudah disetel dan tinggal menunggu kemunculan sinyal tersebut. Mereka akan merekam sinyal itu lalu Tang Wuxiang akan memecahkan kode Morse-nya.
Tiba-tiba siaran radio terputus, digantikan oleh deretan sinyal Morse yang muncul secara tiba-tiba...
Perlu dicatat, meski belum lama berselang, terjadi sesuatu yang agak aneh. Beberapa penghuni khusus memasuki apartemen.
Saat itu, setelah memecahkan kode sinyal, Lian Sheng kembali ke apartemen sekali lagi sesuai waktu yang ditentukan.
Namun kali ini, kepulangannya ke apartemen dihadapkan pada situasi yang sangat tidak biasa.
Saat dia mendorong pintu putar dan masuk ke apartemen, dalam sekejap melihat beberapa orang berdiri di lobi. Semuanya adalah wajah-wajah asing yang belum pernah dilihat sebelumnya, kemungkinan penghuni baru.
Di antara mereka, seorang pria paruh baya dengan kulit agak gelap paling mencolok. Memang jarang ada orang seusianya yang masuk ke apartemen ini. Di sampingnya berdiri seorang wanita yang juga terlihat paruh baya, namun masih memancarkan pesona dengan kecantikan yang tersisa.
"Ini... ini tempat apa?" Terdengar suara gadis berbaju kimono yang sedang panik melihat sekeliling sambil berbicara bahasa Jepang. Tampaknya seperti Xiao Yezi, dia juga orang Jepang.
Dari seluruh kelompok ini, yang paling tenang justru pria paruh baya itu. Matanya menyapu pandang sekeliling, tiba-tiba sudut bibirnya mengembang senyum sinis.
Benar, senyum sinis.
"Saudara-saudara..." Lian Sheng segera bergegas mendekat. Tentu saja dia harus menjelaskan aturan kepada penghuni baru. Meski saat ini di pintu apartemen sudah ditempel kertas berisi peraturan lengkap, Lian Sheng tetap ingin menjelaskan langsung. Bagaimana mungkin orang bisa percaya hal-hal ini tanpa penjelasan?
"Kalau begitu... izinkan saya menjelaskan." Lian Sheng hendak mulai bicara, tapi tiba-tiba pria berkulit gelap itu menyela lebih dulu.
"Nama saya Luo Xiu," kata pria paruh baya berkulit gelap itu mendekati Lian Sheng dengan nada datar. "Anak saya... beberapa waktu lalu merepotkan."
## Jilid 29 Siapa Kamu? Bab 2 Pulau Sembilan Kepala
"Luo... Xiu?"
Nama ini, saat ini di antara penghuni apartemen, bisa dikatakan tidak ada yang tidak tahu! Ayah Luo Shisan, yaitu seorang pemilik gu!
Jika hanya nama, mungkin kebetulan nama sama, tetapi ditambah dengan frasa "anak kami", pasti itu tidak lain adalah Luo Xiu!
Tapi kemudian Pu Liansheng kembali bingung. Pria ini, jelas tahu tentang eksistensi apartemen, bahkan tahu lokasi pastinya dan memberitahu Luo Shisan, orang seperti ini tidak mungkin tersesat masuk ke apartemen kan? Kalau begitu, apakah dia sengaja masuk?
Saat itu, wanita setengah baya yang masih anggun di samping Luo Xiu juga membungkuk ke Lian Sheng dan berkata: "Shisan menerima perawatan kalian. Maaf, meskipun dia anak kami, tapi akhirnya kami tidak bisa menyelamatkannya..."
Tidak perlu ditanya, wanita setengah baya ini tentu adalah ibu Luo Shisan, Han Jin.
"Hei, apa yang terjadi?" Pria lain yang berbicara bahasa Jepang itu memandang Lian Sheng dengan wajah panik. Seketika, Lian Sheng menjadi pusat perhatian.
"Saya mengerti bahasa Jepang." Seorang wanita berusia 30-an mulai berbicara dengan bahasa Jepang lancar: "Beritahu saya yang ingin kalian tanyakan, saya akan meneruskannya."
Sekaligus masuk dua orang Jepang? Ini agak aneh, apakah pria ini mengenal gadis berbaju kimono itu?
Lian Sheng langsung terjebak dalam kebingungan, sebelum sempat melanjutkan pemikiran, Luo Xiu memotong pikirannya: "Maaf menginterupsi, tapi... kami harus memberitahu alasan kami masuk ke sini."
"Alasan?"
“Hmm. Shisan sudah mati, aku tahu. Hidup atau matinya dia, bisa kulihat dari guci gu yang ternoda darahnya.”
“Anda tahu? Luo Shisan sudah mati...”
“Benar. Meski tak tahu bagaimana dia mati, tapi mungkin ada hubungannya dengan apartemen ini.”
Saat ini, mayoritas penghuni percaya kematian Luo Shisan terkait roh jahat gudang yang mungkin ada. Lagipula, tak ada yang tahu identitas dukun santet Jin Xinlian. Jadi, Lian Sheng juga mengangguk berat dengan nada menghibur: “Turut berduka cita...”
“Kalau begitu, lebih baik masuk kembali ke sini.” Luo Xiu memandang lobi apartemen di depannya: “Hai, di sini kan? Persis seperti foto yang kau tunjukkan dulu.”
“Benar, di sini, di sinilah!” Yang berbicara adalah pria berusia 30-an di belakang Luo Xiu, rambutnya agak panjang, penampilannya berantakan dengan rokok di mulut dan jenggot lebat.
“Dendam lama dan baru, mari kita selesaikan.” Luo Xiu tetap tenang: “Karena kau sudah jadi penghuni apartemen, Hai, bantu aku sekali ini.”
“Tidak apa. Sudah kukatakan, semua urusanmu dan A Jin akan kubantu.”
Mendengar ini, Lian Sheng langsung paham - orang ini adalah "arwah korban" itu! Tapi apa hubungannya dengan pasangan Luo Xiu?
“Apartemen? Jangan-jangan...” Pria Jepang itu tiba-tiba bicara dalam Bahasa Mandarin cadel: “Kau kenal Kamya Sayoko?”
Bahasa Mandarinnya terbata-bata, tapi Lian Sheng mengerti. Ia mengangguk: “Ya, kau kenal dia?”
"Aku, aku tidak tahu bagaimana..." Pria Jepang itu akhirnya hanya bisa berbicara dalam bahasa Jepang: "Hanya melihat muncul vortex seperti lubang hitam di tanah, lalu terperosok ke dalamnya, kemudian tiba-tiba sudah berada di sini..."
"Kami juga!"
"Aku juga!"
Pria Jepang itu adalah Masaomi Kamya. Gadis berkimono itu adalah adik Xiao Yezi, Kiryuu Ren! Semua orang ini, tanpa terkecuali, ternyata telah menjadi penghuni apartemen!
Dua orang sisanya, seorang wanita berusia tiga puluhan dan seorang gadis yang terlihat sangat muda, juga menyebutkan nama mereka.
"Fu Jingting."
"Han Weiruo."
Para penghuni baru ini ternyata memiliki hubungan yang sangat erat dengan apartemen!
Orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan penghuni apartemen ini secara misterius masuk ke dalam apartemen! Menurut keterangan mereka, kejadian ini mirip dengan peristiwa Lian Sheng yang menyaksikan Zhang Shengqiao ditelan lubang hitam!
Itu roh jahat gudang!
Roh jahat gudang telah menyeret semua orang yang terkait dengan penghuni satu per satu ke dalam apartemen! Apa tujuan sebenarnya? Saat Lian Sheng teringat pada frasa "penyelesaian total" dalam misi darah, hatinya gemetar ketakutan.
Jangan-jangan roh jahat gudang itu ingin membantai semua orang yang terkait?
Bagaimanapun juga, fakta tidak bisa diubah. Ketujuh orang ini telah menjadi penghuni dan memiliki kunci di saku mereka. Namun, hal ini juga membangkitkan sedikit harapan dalam hati Lian Sheng. Luo Xiu pasti bisa menjadi harapan bagi para penghuni!
"Tapi, baru saja dia menyebutkan hal ini, jawaban Luo Xiu kembali membuatnya tenggelam dalam keputusasaan: 'Maaf. Kemampuanku sudah hilang. Dulu aku dan Lian dkk meningkatkan kemampuan menguasai gu melalui ilmu santet, tapi setelah ilmu itu dihancurkan, kami sudah hampir sama dengan orang biasa. Jadi, ilmu gu juga sudah tidak ada. Tapi pengetahuan di bidang ini masih banyak kumiliki, juga sedikit memahami apartemen ini.'"
"Kau... kenapa bisa mengetahui eksistensi apartemen ini?"
"Maaf, hal ini tidak bisa kami jelaskan." Yang menjawab adalah Han Lian, "Lagipula sekarang anak kami tewas di tangan apartemen ini, kami akan berjuang mati-matian untuk membalas dendamnya!"
Saat mengucapkan ini, mata Han Lian sudah berkaca-kaca, tubuhnya sesekali gemetar.
Pria berjenggot tak terurus itu bernama Luo Lian, kakak laki-laki Luo Xiu. Namun bahkan Shisan pun tak pernah tahu ada paman seperti ini.
Meski tak tahu alasannya, tapi orang-orang ini sepertinya telah memiliki hubungan tertentu dengan apartemen ini sejak lama. "Kebencian baru dan dendam lama" - dendam baru adalah kematian Shisan, lalu apa maksud dendam lama?
Sementara Masao dan Lian masih tak percaya. Mereka tahu eksistensi apartemen, tapi tak menyangka diri mereka menjadi penghuninya! Keduanya jelas lebih paham daripada orang biasa betapa mengerikannya apartemen ini!
Han Weiruo, ibu Shangguan Mian juga terjebak di apartemen! Namun bahkan Shangguan Mian pun sulit melindungi ibunya!
Kekacauan. Keributan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda setiap penghuni apartemen.
Hari pertempuran terakhir semakin dekat. "Penyelesaian total misi darah", semua orang paham maksudnya. Pecahan Perjanjian Neraka masih belum lengkap. Maka pada bulan November, setiap penghuni apartemen saat ini akan mati. Ini adalah kepastian mutlak.
Di sisi lain, penerjemahan sinyal Morse selesai sepenuhnya pada 4 Oktober. Isinya: "Tolong kami! Aku berada di Pulau Sembilan Kepala di perairan pesisir Kota S, datanglah menyelamatkan kami!"
Ini adalah sinyal Morse yang dikirimkan melalui radio dengan frekuensi yang disetel sama seperti stasiun penyiaran. "Pulau Sembilan Kepala" yang terungkap dalam konten terjemahan jelas merujuk pada lokasi yang ditunjuk dalam instruksi tulisan darah.
Meski para penghuni mulai menyadari bahwa keputusasaan semakin mendekat, menghadapi pertempuran terakhir bukan berarti pasrah menunggu kematian! Seluruh hidup Li Yan sudah hancur di tangan apartemen. Dalam keadaan seperti ini, bahkan di ujung hayatnya pun dia takkan menundukkan kepala pada apartemen ini!
Pulau Sembilan Kepala. Jika misi darah ini berhasil diselesaikan, maka tibalah saat penyelesaian total. Sebelum itu, roh jahat gudang harus ditemukan!
Pada siang hari 4 Oktober, setelah menggantung peta laut detail pesisir Kota S di dinding, dia menandai posisi Pulau Sembilan Kepala sambil berkata: "Sudah dipastikan, Pulau Sembilan Kepala adalah pulau terbengkalai yang ditinggalkan. Di zaman kami dulu, masih ada nelayan yang tinggal di sini, tapi sekarang sudah lama ditinggalkan. Karena minim sumber daya mineral, akhirnya pulau ini benar-benar diabaikan. Lokasi instruksi tulisan darah ada di sini."
“Pulau Sembilan Kepala...” Li Yan menatap tajam pulau kecil yang tertera di peta laut, bertanya lebih lanjut: "Kalau begitu, apakah ada legenda hal gaib terkait Pulau Sembilan Kepala?"
"Sama sekali tidak bisa dilacak. Untuk ke sana, bisa menyewa kapal nelayan. Karena pulau ini relatif dekat dengan Kota S, bisa dicapai dengan kapal dalam waktu singkat."
15 Oktober, hari itu adalah misi darah terakhir.
Mari bertaruh! Setidaknya bertahan melewati misi darah kali ini, baru bertaruh masa depan semua orang!
Saat semua penghuni hampir putus asa, Li Yin, saat ini justru...
Di bawah terik matahari, Li Yin mengenakan Baju Hitam, rambutnya yang setengah putih sangat mencolok. Saat ini dia sedang berlari panik di tengah hutan.
Dia telah memutuskan untuk menebus dosa Ayahnya dengan tangannya sendiri!
Untuk mencapai ini, harus melaporkan semua pelaku kejahatan sebelum hantu bertindak, lalu... apapun pengorbanannya, harus memaksa Ayahnya mengaku! Hanya begitu dia bisa selamat!
Li Yin sama sekali tidak akan melaporkan Ayahnya. Sekalipun iblis, tetaplah Ayah kandungnya. Tindakan tegasnya hanya agar Ayah tidak mengira dia memihak. Sejak awal dia berencana memaksa Ayah mengaku! Kalau tidak, mengapa dia membawa salinan bukti menemui Ayahnya?
Termasuk skenario dikurung oleh Ayahnya telah dipertimbangkan, sejak awal sudah ada dua persiapan.
Saat ini, termasuk Ziye, Li Yin tidak memberi tahu satupun penghuni lokasinya. Dia memutuskan menyelesaikan semuanya sendiri.
Asalkan Ayahnya mengaku, mungkin Ayah bisa bertahan hidup.
"Namun, sebelum itu, dirinya sendiri berada dalam bahaya nyawa yang besar. Tapi dia tidak khawatir, dia masih memiliki harapan."
"Dan, berbeda dengan keputusasaan penghuni saat ini. Meskipun dia sudah mengetahui tentang penyelesaian total misi darah dari grup QQ penghuni, dia tidak menganggap ini sebagai akhir dunia."
"Saat ini, dia menggenggam erat dadanya - di dalamnya tersimpan ponsel yang berisi semua lukisan ramalan terakhir yang dikirimkan Kamya Sayoko kepadanya."
"Tinggal... sedikit lagi, tinggal sedikit lagi." Li Yin menggigit gigi sambil berbisik, "Masih ada sedikit waktu terakhir, asalkan bisa terwujud... pasti bisa membuka jalan keluar bagi para penghuni!"
"Harapan terakhir!"
"Meski mungkin gagal, tapi sekali berhasil, para penghuni mungkin bisa mendapatkan harapan untuk meninggalkan apartemen! Dan harapan itu..."
"Akan segera menunjukkan secercah fajar!"
## Jilid 29 Siapa Kamu? Bab 3 Masuk Pulau dan... Penyelesaian Total Misi Darah
"Data tentang Pulau Sembilan Kepala benar-benar terlalu sedikit."
"Letak geografis dan koordinat pulau ini sudah diselidiki secara detail. Sinyal morse yang tiba-tiba muncul di stasiun radio itu juga tidak menarik perhatian pendengar lain. Tentu saja, ini pengaruh apartemen. Jadi, hanya penghuni apartemen yang tahu ada sinyal SOS dari 'Pulau Sembilan Kepala'."
"Ini adalah misi darah terakhir tahun 2011. Bagaimanapun juga, harus diperjuangkan."
"Tanggal 14 Oktober segera tiba."
"Sebuah taksi berhenti di pelabuhan ikan Kota S, lalu Bai Liyan keluar dari taksi tersebut."
Sebagai kota pesisir, Kota S memiliki industri perikanan yang cukup maju. Di sepanjang garis pantai, terdapat banyak kapal yang berlabuh dengan nelayan yang lalu-lalang tak henti-hentinya.
Li Yan，pelabuhan ini menyewakan kapal ikan dan kita bisa menyewa nelayan berpengalaman untuk mengantar ke Pulau Sembilan Kepala. Sebagai pulau kecil di pesisir Kota S, Pulau Sembilan Kepala tidak istimewa karena banyak karang bawah laut di sekitarnya dan entah mengapa jumlah ikan di sekitar pulau itu sangat sedikit. Para nelayan juga jarang mengunjungi pulau itu. Selain itu, pulau ini termasuk yang terkecil di antara pulau-pulau lain di perairan sekitar, sehingga tidak menarik banyak perhatian.
Saat itu, sebuah kapal ikan putih sedang berlabuh di pelabuhan. Seorang nelayan tua bertopi anyam sedang merokok, dengan handuk tergantung di lehernya, sambil menghitung setumpuk uang kertas di tangannya. Tangannya penuh kapalan, kulitnya gelap terpanggang matahari, kira-kira usianya 50-60 tahun.
Langit saat itu sangat muram, ombak pun tidak tenang, sesekali menerjang pelabuhan dengan dahsyat.
"Lao Yu," seorang nelayan lain berbicara kepada nelayan tua yang sedang menghitung uang itu, "besok jangan melaut lah. Katanya besok seharian akan ada badai besar di laut sekitar sini."
"Hehe," nelayan tua bermarga Yu itu menggulung uangnya dan menyimpannya ke dalam saku, "Lagi pula beberapa hari ini sudah banyak ikan yang ditangkap, dapat untung lumayan. Besok sehari tidak masalah, tapi entah badainya akan berapa lama."
Saat itu, Li Yan mendekat dan bertanya, “Pak Nelayan, permisi, kami ingin pergi ke Pulau Jiutou. Bisakah Bantu mengantar kami?”
“Pulau Jiutou?” Nelayan tua itu terkejut sejenak, lalu bertanya ragu, “Untuk apa ke sana? Itu bukan tempat wisata...”
“Masalah uang bisa dirundingkan. Bagaimanapun, kami harus pergi. Jika tidak memungkinkan, Bisa menyewakan kapalnya kepada kami. Kami akan membayar jaminan yang cukup...”
Kali ini, yang bertanggung jawab atas dana adalah Lin Xin. Pria ini bisa dibilang anak orang kaya, tapi bukan tipe yang mengandalkan ayahnya untuk memonopoli pasar. Dia cukup kompeten, dengan bantuan dana dari ayahnya, mendirikan perusahaan terbuka. Jadi selama ada Lin Xin, masalah pendanaan sama sekali tidak perlu dikhawatirkan.
“Tolonglah, Pak!” Meng Ziying juga maju memohon, “Kami punya urusan yang sangat penting. Harus sampai di Pulau Jiutou sebelum besok. Ini menyangkut nyawa orang!”
Yang lain terus memohon. Melihat sikap mereka, nelayan tua berpikir mungkin ada urusan genting. Dia menengadah melihat langit, berpikir badai baru datang besok. Hari ini masih bisa sekali berlayar. Meski di sekitar Pulau Jiutou banyak karang tersembunyi, tapi dia sudah bolak-balik melintasi perairan ini beberapa kali dan yakin tidak akan ada masalah.
Tentu saja, jika para penghuni ingin kembali tidak masalah. Selama Bai Liyan ada, saat waktunya tiba dia bisa langsung membawa mereka kembali ke apartemen. Tentu saja dengan syarat bisa bertahan hidup sampai akhir misi darah.
“Leng Xiong kali ini membawa uang tunai dalam jumlah yang cukup. Setelah melunasi pembayaran, kelima orang naik ke kapal nelayan. Kemudian, nelayan tua itu menghidupkan mesin kapal dan mulai berlayar menuju laut lepas.”
“Awan kelabu terus menyelimuti langit, ombak bergulung-gulung di permukaan laut, percikan air terus menerpa lambung kapal, terkadang bahkan menghempas hingga menciptakan ombak setinggi beberapa meter. Li Yan berdiri di haluan kapal, bertanya-tanya apakah dirinya bisa pulang hidup-hidup kali ini. Sementara Tang Wuxiang yang dulunya perwira angkatan laut tampak biasa saja menghadapi situasi seperti ini.”
“Tentang Pulau Sembilan Kepala, Paman, apa yang Anda ketahui?” Yuan Yin yang berdiri di dekat nelayan tua yang sedang mengemudikan kapal mulai bertanya detail: “Anda pasti sering memancing di sekitar sini kan? Kalau begitu...”
“Meski sering memancing di sini, tapi Pulau Sembilan Kepala jarang kuperhatikan.” Nelayan tua itu mengangkat bahu sambil menatap tajam ke arah permukaan laut di depan. “Daerah sekitar Pulau Sembilan Kepala penuh dengan karang tersembunyi, jadi biasanya para nelayan jarang ke sana. Apalagi jumlah ikan di sana juga sedikit. Dulu dengar dari orang-orang generasi tua, pulau itu pernah dihuni sebelum akhirnya terbengkalai.”
Yuan Yin berpikir sejenak lalu bertanya lagi: “Kalau begitu... mengingat ini dari cerita generasi tua, adakah... sekalipun mungkin terdengar takhayul... legenda hantu atau semacamnya?”
“Le-legenda hantu?” Nelayan tua itu tertegun sejenak mendengar pertanyaan itu, lalu tertawa terbahak-bahak. “Kukira kalian anak muda kota sudah tidak percaya hal-hal begini. Hantu? Aku sendiri belum pernah dengar cerita seperti itu.”
“Bahkan rumor-rumur yang sama sekali tidak berdasar pun, tidak ada?”
“Sebenarnya kalian mau melakukan apa di Pulau Sembilan Kepala?”
“Maaf... Ini, tidak bisa dijelaskan. Tapi benar-benar hal yang sangat penting.”
Seharusnya, mereka sampai di pulau itu pada tengah malam pukul 00:00. Namun saat itu badai besar datang, membuat pelayaran kapal nelayan menjadi sangat berbahaya. Karena itu, mereka terpaksa tiba beberapa jam lebih awal.
Sekitar setengah jam kemudian, Pulau Sembilan Kepala akhirnya muncul di depan mata para penghuni. Pulau itu terlihat gersang, dari kejauhan tak ada warna hijau maupun pegunungan. Saat kapal semakin mendekat, angin di laut justru bertiup semakin kencang. Bahkan badan kapal mulai berderit-derit kecil.
"Wah, sepertinya badai benar-benar akan datang," kata nelayan tua sambil menatap langit yang tertutup awan gelap. "Menurut ramalan cuaca, besok di perairan sekitar sini langit mungkin tak akan terlihat matahari. Kami yang hidup dari melaut ini memang bergantung pada belas kasihan Tuhan!"
Pulau Sembilan Kepala sudah di depan mata, membuat hati semua orang berdebar-debar.
Mengingat mereka datang lebih awal dari rencana, apa yang akan terjadi selanjutnya benar-benar sulit diprediksi.
Akhirnya kapal merapat di tepi laut Pulau Sembilan Kepala. Pantainya dipenuhi batu-batu yang sangat keras, diterpa angin kencang yang terus menerpa dan menyapu bebatuan itu.
Setelah kapal berhenti, lima penghuni turun satu per satu. Si nelayan tua bertanya, "Apakah kalian sudah membawa perlengkapan hidup dan makanan yang cukup? Badai akan berlangsung lama, besok saya tidak mungkin bisa menjemput kalian."
"Tidak masalah, terima kasih banyak, Pak Nelayan."
"Sungguh tidak mengerti maksud kalian, saya akan pergi dulu."
Setelah kapal nelayan pergi, mereka pun tetap berada di tepi. Sekarang, mereka harus menunggu. Masuk ke pulau lebih awal mungkin akan membawa malapetaka lebih mengerikan. Tapi bagi penghuni yang sudah di ujung tanduk, ini tidak banyak bedanya.
Hanya dengan menyelesaikan misi darah ini, baru ada tanda kehidupan. Selain itu, semuanya tak berarti.
"Bersiaplah. Kita harus bertahan seharian penuh." Li Yan menepuk tas ranselnya, berkata, "Saya tahu semua merasa takut akan masa depan, tapi hanya dengan pantang menyerah kita punya sedikit harapan hidup. Selama masih bernafas, jangan pernah mundur!"
Selama masih bernafas, jangan pernah mundur...
Ini adalah tekad baja yang ditanamkan Li Yan!
Hidupnya hancur di tangan apartemen itu. Lima puluh tahun yang seharusnya bisa dihabiskan bersama istri dan anak laki-lakinya, direnggut begitu saja. Kini, satu-satunya jalan adalah bertaruh nyawa! Sekalipun mati, dia takkan pernah menunduk!
Ombak semakin tinggi bergulung-gulung, diterpa angin kencang yang menyapu segala arah. Karena langit terlalu gelap, pulau ini hanya memperlihatkan susunan batu-batu aneh di sekelilingnya yang samar-samar terlihat.
Di antara mereka, hanya Bai Liyan yang bukan pertama kali menjalankan misi darah. Dan karena pengaruhnya, misi darah terakhir apartemen ini di tahun 2011 pun menjadi semakin penuh ancaman.
Dari fakta bahwa ada yang mengirimkan sinyal Morse, bisa disimpulkan bahwa ada korban di pulau ini. Namun setelah diselidiki, tidak ada catatan tentang pendakian ke pulau ini. Nasib pengirim sinyal itu masih belum diketahui apakah masih hidup atau sudah tewas.
Setelah memecahkan kode Morse, semua orang melakukan konfirmasi berulang kali, bahkan berkonsultasi dengan ahli radio, hingga akhirnya memastikan akurasi terjemahan sinyal tersebut. Jadi, Pulau Jiutou pasti menjadi lokasi pelaksanaan misi darah kali ini!
Awalnya, karena khawatir akan bahaya yang mengintai, mereka saling berdempet-dempetan dan waspada mengamati sekeliling. Namun seiring waktu yang berlalu dengan cepat tanpa kejadian apapun, perlahan mereka mulai merasa tenang.
Tapi mereka tidak bisa hanya diam menunggu. Percakapan pun beralih ke topik "Laporan Akhir Misi Darah".
Jangan-jangan penghuni yang belum menyelesaikan sepuluh misi darah akan dihukum? Tapi bukankah tidak ada aturan seperti itu di apartemen?
Yuan Yin dengan tajam menyatakan: "Kita harus mempertimbangkan masalah misi darah spesifik yang disebut Li Yin. Menurutku, jika pembukaan gudang termasuk dalam misi darah, maka misi ini... mungkin akan menjadi titik penentuan terakhir."
"Tidak... Tidak mungkin!" Meng Ziying segera membantah: "Misi darah sebelumnya jelas mengatakan akan berakhir di akhir tahun 2011! November ini adalah batas terakhirnya?"
“Tepatnya……” Yuan Yin merenung sejenak, lalu berkata: “Hanya bisa diasumsikan mulai saat itu, apartemen mulai melepas pembatasan secara bertahap? Pada hari terakhir 2011, aku yakin inilah saat misi darah berakhir dan roh jahat gudang berhenti muncul di apartemen.”
Tapi apa artinya ini? Hantu yang bisa masuk ke apartemen pun tidak bisa menemukan jalan keluar lain, itu sama sekali tidak berguna!
Penyelesaian total?
Apa sebenarnya maksudnya?
Waktu berlalu cepat, akhirnya... tengah malam pukul 00:00 telah lewat.
15 Oktober, misi darah baru... resmi dimulai!
## Jilid 29 Siapa Kamu? Bab 4 Menyertai Kegelapan...
Sebelum tengah malam tiba, gelombang laut terus meninggi, area tepi laut sudah sangat tidak aman. Di kejauhan, kilat mulai bermunculan di langit. Dengan kondisi seperti ini, badai segera akan melanda seluruh perairan sekitar.
Lima penghuni telah mengenakan jas hujan yang sudah disiapkan, berjalan menuju kedalaman Pulau Sembilan Kepala. Sekarang misi darah telah dimulai, setiap detik sangat berbahaya, sama sekali tidak boleh lengah.
Li Yan bisa bertahan hidup hingga hari ini, tentu bukan orang biasa. Masa kecil yang ditempa dalam kobaran perang mengasah semangat pantang menyerah dan ketabahan hatinya, ditambah kemampuan observasi yang tajam. Bagaimanapun, sebagai anak yang lahir di era perang, dirinya telah lama ditempa di ambang hidup-mati sehingga memiliki mentalitas tenang menghadapi maut. Ini tidak bisa dibandingkan dengan orang modern yang hidup di era damai. Kekejaman dan kebuasan perang jauh melampaui pemahaman orang modern melalui buku-buku dan internet.
Oleh karena itu, sorot mata Li Yan saat ini sangat tegas tanpa secuil pun rasa gentar. Yuan Yin berjalan berdampingan dengannya. Di pulau yang gelap gulita ini, atmosfer aneh dan mengerikan menyelimuti sekeliling, seolah-olah hantu galak bisa muncul kapan saja dari kegelapan.
Ini... misi darah terakhir.
Mereka tidak menyalakan senter karena khawatir akan menarik perhatian hantu. Untungnya area sekitar cukup terbuka, hanya terlihat beberapa batu karang. Sebagian besar permukaan pulau ini datar, tanpa lereng bukit atau jalan terjal.
Data tentang pulau ini sangat minim. Nelayan setempat jarang mendekati Pulau Sembilan Kepala karena bahaya karang tersembunyi, ditambah lokasinya yang terpencil dari pulau-pulau besar sekitarnya. Saat ini yang pasti, ini adalah pulau yang telah sepenuhnya ditinggalkan tanpa jejak keberadaan manusia.
Saat ini, angin mulai bertiup semakin kencang. Meskipun hujan belum turun, hembusan angin sudah membuat para penghuni kesulitan berjalan dan napas mereka terengah-engah. Kini, daerah yang mereka tuju justru menghadap arah angin. Situasi ini menjadi sangat berbahaya.
Di Pulau Sembilan Kepala, informasi adalah kebutuhan utama untuk bertahan hidup. Meski tahu daerah pedalaman pulau berbahaya, mereka harus menjelajahinya. Hanya dengan mengumpulkan informasi tentang pulau ini, mereka bisa menemukan tanda kehidupan untuk bertahan. Selain itu, orang yang mengirimkan sinyal Morse juga sangat menarik perhatian para penghuni. Orang ini jelas mengetahui rahasia yang tersembunyi di pulau - jika berhasil menemukannya, mungkin mereka bisa mendapatkan petunjuk jalan keluar.
Inilah tumpuan terbesar para penghuni saat ini!
Li Yan juga menyadari kemungkinan orang itu masih hidup sangat kecil. Sudah setengah bulan berlalu sejak dia mengirim sinyal Morse minta tolong - dengan persediaan makanan yang terbatas saja sudah cukup untuk merenggut nyawanya, apalagi ditambah ancaman hantu. Namun setidaknya mereka harus menemukan jenazahnya. Meski sudah mati, orang ini tetap bisa memberikan informasi penting bagi mereka.
"Setelah berjalan beberapa lama, angin semakin kencang. Namun di kejauhan, mulai terlihat samar-samar siluet beberapa bangunan. Ini tidak mengherankan, Li Yan tahu bahwa di zamannya dulu, pulau ini masih dihuni segelintir orang yang hidup dari memancing. Tapi entah mengapa, pulau ini akhirnya ditinggalkan sama sekali. Meski sudah lama terlantar, masih tersisa beberapa bangunan yang terbengkalai."
"Orang yang mengirimkan sinyal Morse mungkin ada di dalam salah satunya!"
"Semua orang mulai bersemangat dan segera berjalan menuju ke sana. Saat itu juga, hujan mulai turun. Dan dengan cepat berubah menjadi hujan deras yang mengguyur."
"Meski memakai jas hujan, perlindungan yang diberikan tidak efektif. Tak lama kemudian, sebagian pakaian setiap orang sudah basah. Akhirnya, lima penghuni masuk ke salah satu bangunan terbengkalai untuk berteduh."
"Bangunan tua berlantai tiga ini memiliki fasad yang sebagian besar sudah rusak. Begitu masuk, masih ada beberapa titik yang bocor. Tapi saat ini mereka tidak bisa mengeluh."
"Interior bangunan ini sebenarnya sangat sempit. Setiap lantai hanya memiliki luas terbatas, sehingga lima orang sudah terasa sesak. Mereka duduk di anak tangga sambil merenungkan langkah selanjutnya."
"Bagaimana kalau kita tunggu sampai hujan reda dulu?" Lin Xin mengajukan saran.
"Tidak," Li Yan menggelengkan kepala, "Badai ini kemungkinan akan berlangsung sepanjang hari, kita tidak punya banyak waktu. Mari mulai mencari dari gedung ini, siapa tahu ada petunjuk. Ingat, jika bertemu hantu jangan panik! Hantu baru akan membunuh setelah petunjuk jalan keluar muncul. Harus tetap tenang, kepanikan hanya akan mempercepat kematian, mengerti?"
Keempat orang lainnya mengangguk. Dalam situasi ini, semua secara alami menjadikan Bai Liyan sebagai pusat keputusan. Meskipun Bai Liyan tidak memiliki reputasi ahli strategi seperti Yuan Yin, tapi dialah yang paling sering menjalankan misi darah dan merupakan penghuni dari lima puluh tahun lalu dengan pengalaman luas. Semua sepakat, orang yang bisa selamat dari banyak misi darah pasti bukan orang sembarangan. Kehadiran veteran seperti ini memang berbeda. Yang terpenting, Li Yan adalah orang paling tenang di antara mereka.
Dalam menjalankan misi darah, kesehatan mental sangat krusial, bahkan lebih penting dari tingkat kecerdasan. Setelah melalui banyak misi darah, Liyan telah mengembangkan daya tahan psikologis yang kuat terhadap berbagai fenomena mengerikan. Di antara penghuni kali ini, Tang Wuxiang sebagai mantan perwira meski pertama kali menjalankan misi darah masih bisa menjaga ketenangan. Tapi Lin Xin dan Meng Ziying jauh tertinggal. Sebagai penghuni biasa yang tidak seperti Liyan yang tumbuh dalam situasi perang, tubuh mereka terus-menerus gemetar tak terkendali, jelas sangat ketakutan.
"Baik, istirahat sudah cukup. Mari kita mulai."
Saat menaiki tangga, Li Yan masih melihat ke luar. Meskipun langit gelap dan hujan deras membuat jarak pandang sangat terbatas, namun masih terlihat samar-samar banyak bangunan terbengkalai. Apakah ini sebuah kota kecil?
Li Yan semakin merasakan tekanan dalam kegelapan ini. Dia merasa bahwa misi darah ini mungkin menyimpan niat membunuh yang mengerikan. Misi ini mungkin lebih menakutkan dari yang dia bayangkan. Firasat ini terlalu kuat.
Li Yan menarik napas dalam, lalu bersama beberapa penghuni lainnya perlahan naik ke lantai atas. Bagaimanapun, saat ini jangan terlalu dipikirkan. Mencari informasi adalah prioritas utama. Untuk bertahan hidup, mengasihani diri sendiri dan panik adalah pantangan besar. Saat ini, hanya dengan tetap tenang kita bisa membuka jalan keluar.
Di lantai dua, pintu-pintu ruangan sudah tidak ada lagi. Di dalam adalah ruangan kosong tanpa perabotan, ukurannya cukup luas. Lantai dipenuhi debu tebal dan sampah berserakan. Di sudut terdapat tangga, di sebelahnya ada beberapa tali yang sudah menguning.
Jendela ruangan sudah retak seluruhnya. Hujan deras terus menerus masuk ke dalam, angin kencang menerpa wajah. Ruangan yang sudah kosong ini tampaknya tidak bernilai. Tapi Li Yan adalah orang yang berani dan teliti. Dia berjongkok memeriksa sampah-sampah di lantai satu per satu sambil berkata, "Perhatikan baik-baik! Jika ada sampah yang jelas berasal dari 10-20 tahun terakhir, laporkan segera!"
“Maksudmu beberapa merek modern?” Yuan Yin berpikir cukup cepat, segera memahami maksud Li Yan, dan ikut mencari bersama.
Li Yan segera berjalan ke tangga dan tali itu, mengamati dengan teliti. Banyak kayu di tangga yang sudah lapuk, cukup sentuhan ringan untuk melepas papan kayu. Tali itu juga tertutup debu tebal, terlihat belum digunakan sejak lama.
Meski begitu, ia tetap memegang tali itu, memeriksanya seksama, lalu menghela napas dan meletakkannya kembali.
Tiba-tiba, suara beberapa penghuni terdengar dari belakangnya.
“Tidak ada.”
“Di sini juga tidak.”
“Tn. Bai, benar-benar tidak ada.”
Menyadari hal itu, Bai Liyan tidak membuang waktu. Ia mengikuti empat penghuni itu keluar ruangan. Tapi ia sudah memutuskan tidak akan naik ke lantai tiga. Resikonya terlalu besar.
Jika di lantai tiga hantu muncul dan menghalangi mulut tangga, tidak akan ada jalan keluar. Melompat dari lantai tiga, meski tidak mati pasti akan cacat. Kemungkinan ini tidak bisa dianggap remeh. Walau ia berulang kali bilang tidak akan ada korban sebelum petunjuk jalan keluar muncul... misi darah kali ini terlalu aneh. Sulit dipahami dengan logika biasa.
Akhirnya semua setuju. Lagipula banyak bangunan terbengkalai di area ini, belum tentu petunjuk jalan keluar ada di atas. Mereka pun mulai turun tangga.
Setelah keluar dari gedung ini, melihat hujan deras di luar, semakin membuat gentar. Intensitas hujan ini telah menyebabkan genangan air di tanah, dan bahkan menunjukkan kecenderungan semakin deras. Langit saat ini terlihat lebih gelap dibanding sebelumnya, yang awalnya masih bisa melihat distribusi awan hitam di angkasa, kini saat menengadah hanya terlihat kegelapan pekat dan hujan yang menyapu seluruh langit.
Saat ini setiap orang merasakan gemetar ketakutan, bahkan tidak bisa menentukan arah.
Li Yan mengangkat pergelangan tangannya melihat jam, lalu menghela napas: "Cuaca ini..."
Hujan jelas tidak akan berhenti. Diterpa angin topan, semakin menambah rasa kengerian. Bangunan-bangunan terbengkalai di sekitar terlihat seperti iblis-iblis raksasa yang siap menelan orang hidup.
Akhirnya, kelima orang itu menggigit gigi dan berlari masuk ke gedung terdekat.
Setelah masuk, baru tersadar bahwa bangunan ini tampak seperti sekolah. Meskipun sudah lama terbengkalai, beberapa ruangan masih jelas terlihat papan tulis dan meja kursi.
Bangunan ini jauh lebih besar dari yang sebelumnya. Dari papan nama kelas yang sudah menguning, bisa disimpulkan ini adalah sebuah SD.
Sejujurnya, dari luar mereka tidak bisa melihat berapa tinggi SD terbengkalai ini. Untuk saat ini, hanya bisa melakukan pencarian perlahan di ruang kelas. Tentang perlu tidaknya naik ke lantai tiga, itu tergantung situasi nanti.
Bagaimanapun juga, harus menemukan beberapa petunjuk!
Di dalam bangunan sekolah terbengkalai yang gelap dan rusak ini, suara hujan di luar perlahan mulai mereda. Sekeliling mulai diselimuti suasana aneh yang terus menyebar...
## Jilid Dua Puluh Sembilan Siapa Kamu？ Bab Lima Roh Jahat Gudang
Para penghuni di bangunan sekolah terbengkalai ini sama sekali tidak bisa bersantai, mereka menjaga kewaspadaan setinggi mungkin.
Bangunan sekolah ini ternyata lebih luas dari perkiraan. Semakin masuk ke dalam, suara hujan di luar semakin menghilang. Sebagian besar ruang kelas sudah kehilangan meja kursi, ruangan dipenuhi debu. Jelas sekali sudah lama tak ada yang datang ke sini.
Dengan hati-hati mereka mendorong pintu ruang kelas, ini sudah kelas ke-15 yang mereka telusuri.
Setiap orang masuk dengan langkah tertahan. Ruang ini relatif memiliki lebih banyak meja kursi. Tiba-tiba udara dipenuhi bau busuk menyengat yang membuat semua orang langsung mengerutkan kening.
"Hati-hati." Li Yan berbisik pelan. Ia sudah mencium keanehan, perlahan mengeluarkan pisau dari balik baju. Melihat gerakannya, yang lain langsung meniru. Mata mereka menyapu seluruh ruangan. Banyak kursi berserakan terbalik di lantai. Setelah kelima orang masuk, mereka mulai mencari petunjuk di seluruh kelas.
Membalikkan satu per satu meja yang terbalik, setiap orang melakukan pemeriksaan detail tanpa boleh ada kecerobohan.
Namun, Li Yan merasakan bahwa bau busuk itu semakin kuat dan secara bertahap membuatnya sangat gelisah...
Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
Kewaspadaan Li Yan mulai meningkat. Untungnya ini lantai satu dengan jendela di dekatnya, jika terjadi sesuatu masih ada waktu untuk melarikan diri.
Tapi selama proses pencarian, dia mulai merasa bau busuk itu seolah selalu membayangi seperti parasit yang menempel di tulang. Tidak hanya dia, Yuan Yin dan Tang Wuxiang juga menyadarinya.
Li Yan akhirnya mengambil tekad baja, "Sudahlah, pergi! Tempat ini... Kurasa terlalu berbahaya."
Keempat orang lainnya langsung mengangguk setuju tanpa keberatan. Saat mereka berjalan lurus menuju pintu ruang kelas, tiba-tiba Tang Wuxiang berhenti dan melambaikan lengannya sambil berbisik, "Tunggu!"
Sebagai mantan perwira, daya observasinya sangat tajam. Kini, Tang Wuxiang memperhatikan pintu masuk yang menempel di dinding ruang kelas itu. Tiba-tiba, keningnya berkerut!
Bau busuk itu ternyata berasal dari balik pintu tersebut!
Sebenarnya angin luar yang kencang telah mengurangi bau busuk itu, sehingga mereka tidak langsung menemukan sumbernya. Tapi sekarang...
Tang Wuxiang terus menatap pintu itu sambil mundur. Li Yan dan yang lain bukan orang bodoh, mereka segera paham. Kelima penghuni itu terus mundur menuju arah jendela!
"Akhirnya, pada detik mereka melewati jendela, mereka semua mendengar suara pintu masuk di belakang terbuka! Semua langsung berlari panik ke luar menghujani hujan deras, melarikan diri!"
"Tak tahu sudah berapa lama berlari dalam hujan deras, kelima orang ini baru berhenti dan memasuki bangunan lain. Kebetulan yang mengejutkan, bangunan ini juga terlihat seperti sekolah."
"Setelah masuk melalui pintu bangunan, mereka bersembunyi di sebuah ruang kelas. Kemudian, mereka semua menarik tirai yang sudah rusak parah. Setiap orang mulai sedikit lega."
"Sementara itu, Meng Ziying meringkuk di sudut sambil mengeluarkan ponselnya. Sejak tiba di pulau, dia terus melakukan syuting. Saat melarikan diri tadi, tangannya tanpa sengaja menekan tombol rana."
"Jangan-jangan...tertangkap sesuatu?"
"Dengan gemetar, dia membuka album foto dan mengklik gambar terakhir yang diambil."
"Meski gambar terlihat buram karena goyangan tangan, masih terlihat samar-samar sosok bertubuh membusuk muncul dari balik pintu!"
"Kalian...semua, kemarilah lihat!"
"Mereka semua mendekat dan melihat foto hasil jepretan Meng Ziying. Seketika, wajah mereka berubah semakin pucat."
"Ini...ini..."
"Apa kita masih terlalu dekat dengan tempat itu?"
"Karena getaran ponsel, gambarnya belum terlalu jelas. Tapi hantu yang muncul dari balik pintu kelas ini memiliki seluruh wajah yang sudah membusuk, sebagian besar tubuhnya telanjang dengan luka-luka mengerikan di sekujur badan, membuat siapa pun yang melihatnya merinding.
"Namun, tepat pada saat ini, Li Yan mengerutkan kening saat melihat Foto itu."
"Meski tidak terlalu jelas, tapi... apakah kalian merasa pernah melihat hantu ini sebelumnya?"
"Jangan bercanda," Meng Ziying menggelengkan kepala sekuat tenaga, "Kalau aku pernah melihatnya, pasti akan ingat! Ini pertama kalinya aku menjalankan misi darah, sebelumnya tidak pernah benar-benar melihat hantu! Wajah mengerikan seperti itu, siapa yang bisa lupa?"
"Tidak..." Yuan Yin tiba-tiba mengangguk dan berkata, "Setelah mendengar perkataan Tuan Bai, aku juga merasa seperti pernah melihatnya di suatu tempat..."
Saat sampai di sini, otak kedua orang itu tiba-tiba memunculkan kata yang sama.
Roh jahat gudang!
Selama ini, para penghuni selalu menduga roh jahat gudang bersembunyi di antara mereka. Tapi tidak pernah berani memastikannya. Jika benar demikian...
Apakah hantu ini adalah roh jahat gudang?
Apakah inilah makna dari pelunasan total misi darah?
Tidak, mustahil!
"Apakah benar atau tidak, kita harus meningkatkan dua belas kewaspadaan! Jangan sampai lengah sedikitpun!" Li Yan menekankan tubuhnya ke dinding, membuka tirai sedikit. Di luar, hujan deras masih menyelimuti, menghalangi pandangan.
"Cepat kita pergi!"
Kelima penghuni itu menyadari betapa buruknya situasi saat ini, tentu tidak mau membuang waktu.
Kini, hanya bisa berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan ini, mencari secercah tanda kehidupan!
"Tentu saja, gerakan semua orang jelas jauh lebih cepat, dan saat berjalan, mereka terus-menerus melihat ke sekeliling. Sementara itu, Meng Ziying sesekali memperhatikan foto di ponselnya, lalu semakin merasa bahwa itu memang agak familiar."
"Li Yan dan yang lain naik ke lantai dua untuk melakukan pencarian lebih lanjut. Saat ini, setiap orang sangat tegang, takut kalau-kalau kecerobohan kecil akan memancing hantu."
"Jujur saja, melakukan pencarian dari bangunan ke bangunan sebenarnya tidak memberikan banyak hasil. Meskipun setiap orang dilanda kecemasan, hanya kegelisahan saja tidak ada gunanya. Mereka bagaikan lalat tanpa kepala, tidak tahu harus berbuat apa."
"Saat berjalan di koridor lantai dua, tiba-tiba Tang Wuxiang berhenti. Di sampingnya ada jendela bangunan tempat terlihat bangunan di seberang."
"Sebagai mantan perwira angkatan laut, penglihatannya sangat tajam. Ia segera mengamati dengan cermat. Meski hujan deras dan gelapnya malam menghalangi pandangan, ia masih bisa melihat siluet samar di depan jendela bangunan seberang!"
"Tang Wuxiang segera berkata: 'Cepat! Merunduk!'"
"Namun kemudian ia melihat bayangan itu menghilang dari jendela dalam sekejap."
"Mungkinkah mereka telah ditemukan dan hantu itu sedang mendatangi sini?"
"'Cepat... pergi! Ada hantu di bangunan sebelah!'"
"Begitu Tang Wuxiang bicara, para penghuni lainnya saling pandang dengan terkejut. Tapi mereka segera tersadar dan langsung berlari panik!"
"Selanjutnya, tentu saja mereka harus melarikan diri menuruni tangga!"
Pulau Sembilan Kepala yang diselimuti badai, saat ini sedang bergerak menuju akhir dari siklus lima puluh tahun apartemen. Setelah misi darah ini berakhir, semua penghuni yang tersisa di apartemen akan menghadapi takdir terakhir hidup dan mati mereka.
Di apartemen, tak terhitung berapa kali lima puluh tahun berlalu, tak terhitung berapa banyak orang yang mati mengenaskan dalam siklus reinkarnasi yang mengerikan ini.
Semua ini adalah keniscayaan.
Saat ini, hanya Li Yin... di seluruh apartemen, hanya Li Yin satu-satunya yang memegang kunci untuk membuka jalan keluar sejati. Hanya Li Yin yang bisa memberikan secercah harapan hidup bagi para penghuni.
Di luar itu, Yin Ye, Xu Tao, Lian Sheng, Kamya Sayoko... tak satu pun dari mereka bisa menyelamatkan para penghuni.
Dan sekarang, tak ada seorang pun yang mengetahui fakta ini.
Semuanya tergantung pada apakah Li Yin bisa berhasil. Jika dia berhasil, maka penghuni masih memiliki kemungkinan untuk bertahan. Tapi sekali dia gagal, maka harapan terakhir pun akan sirna. Yang menunggu para penghuni hanyalah kehancuran, tanpa akhir lain.
Sebagai satu-satunya variabel tak terduga saat ini, Li Yin sendiri juga berada di ambang hidup dan mati.
Fakta ini, saat ini tak ada yang mengetahuinya.
Saat ini, Li Yin berada di villa yang dibeli oleh Li Yong. Matanya membelalak menyaksikan pemandangan yang tak bisa dipercaya di hadapannya.
"Kenapa? Terkejut?" Li Yong berkata dengan nada sinis: "Aku tidak bisa mati. Arwah korban maupun hantu galak, tak ada yang bisa membunuhku. Sudah kubilang, di dunia ini tak ada yang bisa menghukumku. Bahkan hantu sekalipun."
"Apa yang kau lakukan?" Li Yin menggigit gigi dengan keras: "Sebenarnya apa yang telah kau perbuat?"
“Tidak ada. Tentu saja aku juga mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Jika banyak musuh tercipta, maka harus dipikirkan cara menyimpan nyawa sendiri. Jadi, sejak lama aku meneliti - jika ingin dibunuh hantu, apa yang harus kulakukan? Akhirnya, aku menemukan cara.”
Saat mengatakan ini, Li Yong mengeluarkan senyuman sinis yang membuat Li Yin merasakan kengerian yang mendalam.
"Sepertinya kamu benar-benar tidak mengerti?" Li Yong menatap anak kandungnya dengan ekspresi seperti ular berbisa mengincar mangsa, lalu berkata: "Aku tidak mungkin mati. Tahukah kamu mengapa?"
Saat ini, Li Yin tiba-tiba menyadari bahwa dia mungkin tidak pernah benar-benar mengenal ayahnya sendiri.
Sejauh mana sifat manusia bisa hilang dalam dirinya? Tidak... Dia sama sekali bukan manusia, kan?
"Selama bisa mencapai tujuanku... Aku bisa mengorbankan apapun, melakukan apapun. Jangan lihat aku dengan sorot mata seperti itu. Sejak kamu kecil sudah kuberitahu. Inilah hukum dunia ini. Orang baik hanyalah mereka yang tidak punya kemampuan berbuat jahat. Begitu memiliki kekuatan, semua orang akan menjadi iblis sepertiku. Manusia tidak bisa memberiku hukuman, hantu juga tidak bisa."
Li Yong berkata sampai di sini, berdiri, dan berkata: "Aku akan menghidupkan kembali Qingli. Kutukan dari Rumah hantu ini sendiri adalah membunuh orang-orang yang pernah dilihat korban semasa hidupnya, menggunakan kebencian kuat roh dendam yang mati itu untuk membuka dinding yang tak bisa dibuka antara alam baka dan dunia manusia. Semuanya, adalah persembahan yang kukorbankan. Persembahan tidak mungkin melukaiku, ini adalah 'aturan'. Setelah menulis nama persembahan dengan tanganku sendiri di dinding ruang bawah tanah bawah, aku menjadi orang yang mustahil dibunuh oleh persembahan. Baik mereka hidup atau mati, tidak mungkin menyentuh sehelai rambut pun di kepalaku!"
## Jilid 29 Siapa Kamu? Bab 6 Kejahatan Hati Nurani Manusia
Lima orang penghuni berlari ke lantai bawah, berdasarkan ingatan mencari pintu keluar. Bagaimanapun gedung sekolah ini relatif besar. Untuk sementara agak sulit mengingat jalan keluar. Beberapa jendela di koridor memiliki jeruji besi, meski telah berkarat karena waktu yang lama, tapi tidak bisa langsung dibuka.
Saat ini, setiap orang sangat tegang, terus mempercepat kecepatan, berharap bisa lebih cepat meninggalkan gedung sekolah ini! Jika tidak, konsekuensinya tak terbayangkan!
"Cepat, aku ingat dari sini menerobos, bisa keluar!" Li Yan saat ini juga sangat tegang, ini adalah pertama kalinya dia menjalankan misi darah setelah lima puluh tahun, misi darah sekarang dibanding lima puluh tahun lalu, apakah ada perubahan atau tidak, sulit dikatakan.
Namun tiba-tiba Tang Wuxiang mengulurkan tangan menarik Li Yan, langkah berikutnya langsung menutup mulut Li Yan, dan memberi isyarat "" ke tiga orang di belakangnya! Kemudian dia menurunkan suaranya berkata: "Cepat... cepat mundur!"
Kepekaan Tang Wuxiang tidak hanya pada penglihatan, pendengarannya juga jauh melampaui manusia biasa. Meski tertutupi gemuruh hujan di luar, dia masih bisa menangkap suara langkah kaki dari belokan koridor di depan! Meski langkah itu tidak terburu-buru, bagi Tang Wuxiang itu bagai langkah-langkah mematikan yang mengincar nyawa! Para penghuni terus mundur, lalu segera mengubah arah, berlari menuju koridor lain!
Lima penghuni yang berlari bersama pasti akan menimbulkan suara sekecil apapun upaya mereka. Tang Wuxiang merasakan langkah-langkah maut di belakang mulai mempercepat tempo! Bahkan penghuni lain pun mulai menyadarinya. Mereka pun berlari semakin kencang, saling mendahului. Koridor yang sempit memaksa lima orang saling berdesakan. Yang di belakang bertaruh nyawa mendorong yang di depan, menciptakan kekacauan sesaat.
Yang tertinggal di barisan paling belakang adalah Lin Xin. Sebagai anak orang kaya yang terbiasa diantar mobil pribadi, bahkan jarang naik bus umum, bagaimana mungkin dia sanggup berlari secepat itu? Jaraknya dengan yang di depan semakin melebar. Tak mau kalah, dia berlari kencang sambil menarik paksa baju Meng Ziying dari belakang: "Jangan...jangan lari terlalu cepat, tunggu aku!"
Meski kecepatan Meng Ziying awalnya tidak sebanding Tang Wuxiang dan Yuan Yin, saat ditarik Lin Xin, langkahnya tiba-tiba agak melambat. Wajahnya pucat ketakutan, berpidato: "Lepaskan! Kamu lepaskan aku!"
Namun Lin Xin mana mungkin menurut, kecepatannya memang sudah cepat, jika terus begini jarak dengan orang di depannya akan semakin melebar. Orang di depan juga tidak mungkin memperlambat kecepatan untuk merawatnya. Jika demikian, dia justru bisa menjadi yang pertama mati! Jadi dengan dua tangan menangkap pakaian punggung Meng Ziying dengan kekejaman, sama sekali tidak mau melepas. Dalam pandangannya, lebih baik menarik Meng Ziying untuk mati bersama daripada membiarkan dirinya sendiri mati di sini!
Kecepatan Meng Ziying sebenarnya tidak terlalu cepat, kalau tidak, dia tidak akan tertahan oleh Lin Xin yang menarik punggungnya. Orang tercepat adalah Li Yan dan Tang Wuxiang. Yang satu memiliki fisik bagus karena terlatih sejak kecil di era perang, sementara yang lain memiliki stamina sangat kuat sebagai mantan perwira. Secara relatif, Yuan Yin agak tertinggal. Meng Ziying berlari sedikit lebih lambat dari Yuan Yin, hanya sedikit lebih cepat dari Lin Xin. Saat ini karena Lin Xin tidak mau melepaskan tangan, jarak antara dia dengan Yuan Yin semakin melebar.
Dan pada saat ini, akhirnya muncul pintu keluar lain di depan! Semua orang langsung menunjukkan ekspresi gembira dan berlari ke arah sana! Lin Xin juga mendengar suara langkah kaki di belakang yang terus mendekat, dia semakin erat menggenggam lengan Meng Ziying! Meng Ziying yang sedang geram sampai gigit-gigit gigi terus mengaum: "Lepaskan! Kau bajingan, lepaskan aku!" Lin Xin tetap bersikukuh tidak melepaskan: "Tidak! Aku tidak boleh mati di sini! Aku tidak boleh mati di sini!"
Bagaimanapun Meng Ziying memukul ke belakang, Lin Xin tetap tidak melepaskan. Di momen hidup-mati seperti ini, Li Yan dan yang lain mana sempat mengurus mereka berdua. Jarak antara Meng Ziying dengan tiga orang di depan kini sudah mencapai hampir sepuluh meter! Li Yan dan Tang Wuxiang hampir bersamaan menerobos keluar pintu! Yuan Yin menyusul tepat di belakang!
Meng Ziying hendak menyusul, tapi tiba-tiba dia menyaksikan pemandangan yang membuatnya tak percaya. Yuan Yin setelah keluar, malah menendang keras pintu itu dengan kakinya, menutup rapat jalan keluar terakhir ini!
Melihat adegan ini, Meng Ziying dan Lin Xin hampir meluapkan sumpah serapah! Yuan Yin jelas ingin menjadikan mereka berdua sebagai tameng untuk menghambat pergerakan hantu di belakang, agar dia bisa cepat melarikan diri! Apa yang disebut "ahli strategi" dari tujuh pemula di apartemen ini, ternyata hanya penipu licik belaka!
“Dan yang menyebalkan, pintu ini setelah ditutup rapat-rapat tiba-tiba tidak bisa dibuka! Apakah terkunci atau karena alasan lain, untuk sementara Meng Ziying dan Lin Xin sama-sama panik luar biasa. Sementara suara langkah kaki di belakang semakin mendekat. Keduanya terlalu takut untuk menoleh ke belakang, hanya terus-menerus membenturkan diri ke pintu besar!
Saat ini Meng Ziying sangat membenci Lin Xin dan Yuan Yin. Jika bukan karena Lin Xin yang menyeretnya, dia seharusnya sempat lari keluar. Dan jika bukan karena Yuan Yin yang menutup pintu ini...
Suara langkah kaki semakin dekat, semakin jelas. Akhirnya, Meng Ziying tidak tahan lagi untuk menoleh sebentar. Karena pintu yang tertutup membuat ruangan semakin gelap, hanya terlihat samar-samar siluet gelap yang sedang mendekati mereka, jaraknya sudah kurang dari sepuluh meter!
Lin Xin dan Meng Ziying saat ini gemetar ketakutan, tapi pintu tetap sama sekali tidak bergerak!
Di puncak keputusasaan, Lin Xin dan Meng Ziying mundur beberapa langkah, lalu menggunakan seluruh tenaga mereka untuk membenturkan diri dengan sekuat-kuatnya. Akhirnya, pintu itu terbuka!
Lin Xin yang terlalu gembira langsung berdiri terhuyung-huyung, tapi melihat Meng Ziying dengan kasar mendorongnya kembali ke dalam saat dia belum stabil berdiri, lalu meniru Yuan Yin dengan menutup pintu dengan keras!
“Matilah... Lin Xin, matilah kau!” Meng Ziying menunjukkan senyum sinis, kemudian berlari cepat mengejar Li Yan dan yang lain. Dia bersumpah pasti akan membunuh Yuan Yin si bajingan itu!
Dan segera, dari balik pintu masuk di belakang, terdengar teriakan melengking yang sangat mengerikan! Teriakan itu begitu mencekam hingga membuat Meng Ziying gemetar seluruh tubuh!
Namun, saat ini mana sempat dia memikirkan banyak hal, yang bisa dilakukan hanyalah lari secepat mungkin untuk menyusul pasukan besar!
Hanya saja, saat ini Li Yan dan yang lain telah benar-benar mengambil arah berbeda dengannya, membuat Meng Ziying sementara tak mungkin mengejar mereka.
Setelah Li Yan bertiga akhirnya merasa aman sementara, mereka berada di sebuah rumah reyap yang tak diketahui jaraknya dari gedung sekolah sebelumnya. Setelah masuk, mereka segera menutupi jendela dan pintu. Setelah merapikan sedikit bagian dalam, ketiganya duduk. Li Yan terengah-engah beberapa kali, tiba-tiba wajahnya berubah, lalu berkata dingin pada Yuan Yin: "Mengapa kau mengunci pintu di saat-saat terakhir? Bagaimana dengan Meng Ziying dan Lin Xin..."
"Aku tahu." Yuan Yin tetap tenang tanpa ekspresi penyesalan sedikit pun di wajahnya.
"Kau sengaja memanfaatkan kedua orang itu untuk mengulur waktu, ya?"
"Kalau sudah tahu, tak perlu banyak tanya. Tindakanku ini juga menguntungkan kita semua. Hantu itu membayangi begitu ketat. Tanpa itu, mungkin kita sudah ketahuan sekarang."
Yuan Yin melirik Tang Wuxiang saat berbicara, namun yang bersangkutan hanya diam seolah tak ingin ambil sikap.
"Kau..." Meski Li Yan sangat jijik dengan tindakan Yuan Yin, ia tahu perkataannya tidak salah. Meski cara ini kejam, dalam realitas hidup-mati, pilihan seringkali seperti ini - sama sekali tidak ada hubungannya dengan balas budi atau moralitas. Sebagai veteran perang, ia paham betul bahwa terkadang seseorang harus membuat keputusan yang bertentangan dengan hati nurani.
"Sudahlah," Li Yan tak lagi punya tenaga untuk berdebat dengan Yuan Yin. Dalam situasi ini, perselisihan internal pasti lebih banyak mudaratnya. Saat ini, mereka harus bersatu.
"Bagaimana kalau kita menelepon mereka?" usul Li Yan: "Mungkin mereka masih hidup..."
"Bahkan jika masih hidup, bagaimana jika yang mengangkat telepon adalah hantu yang menyamar?" Yuan Yin membantah dengan teliti: "Aku tidak setuju."
Meski begitu, Li Yan curiga sebagian alasan Yuan Yin adalah takut dua orang itu masih hidup dan akan bertaruh nyawa melawannya. Tapi argumentasinya masuk akal. Misi darah masih panjang, dan dalam situasi seperti ini, terlalu berhati-hati pun tidak berlebihan.
Yuan Yin teringat, lima puluh tahun lalu, dia dan penghuni lain bersama-sama menjalankan misi darah. Setiap orang sangat bersatu, sama sekali tidak mau menyerahkan satu nyawa pun dengan mudah. Bagaimanapun, mereka yang selamat dari perang tidak akan melupakan persatuan bangsa dalam melawan penjajah, hingga akhirnya meraih kemerdekaan di masa-masa heroik itu. Saat itu adalah era di mana bangsa Tionghoa paling bersatu dan memiliki kohesi terkuat, jadi bagaimana mungkin menyerahkan seorang saudara dengan mudah? Di zaman sekarang, semangat heroik mulai mereda, terlalu banyak orang menjadi egois, dunia terasa semakin dingin. Hanya dalam lima puluh tahun, semuanya telah berubah total.
Saat ini, kerinduannya pada rekan-rekan seperjuangan dulu begitu mendalam. Liu Tiezhu dari Kamar 305, pria asal timur laut yang berjiwa baja, pertama kali menjalankan misi darah bersamanya. Liu Tiezhu sangat dermawan, beberapa kali menyelamatkannya di saat genting misi darah; Jiang Tao dari Kamar 408, keturunan pahlawan revolusi yang selalu bangga pada ayahnya, juga paling aktif dalam misi darah meski sering dilindungi karena masih muda; Ye Xin dari Kamar 1405, Zhang Qingshan dari Kamar 2205...
Dan juga Lian Sheng dan Shui Tong. Keduanya di apartemen saat itu telah menyelamatkan tak terhitung nyawa. Bahkan Lian Sheng berkali-kali mempertaruhkan nyawanya agar para penghuni bisa mendapatkan kesempatan hidup baru. Kredibilitasnya di apartemen saat itu bisa disandingkan dengan Dokter Tang Lanxuan di kemudian hari.
Harus tetap hidup dan pulang, untuk menemui mereka berdua. Bagi Li Yan yang telah kehilangan seluruh hidupnya, hanya merekalah yang masih membawa kenangan masa lalu dan nasib yang sama dengannya. Apalagi, Lian Sheng adalah penyelamatnya. Demi Lian Sheng, Li Yan rela melakukan apapun.
Sementara itu, Meng Ziying masih belum bisa menemukan Li Yan dan yang lain, sendirian berkeliaran di tengah hujan deras. Rasa takutnya semakin menjadi, ingin menghubungi mereka via ponsel, tapi ponselnya sudah benar-benar terendam air hujan...
Saat ini dia benar-benar kehilangan arah, tak tahu harus berbuat apa...
## Jilid 29 Siapa Kamu? Bab 7 Misteri Sinyal Morse
Pulau Sembilan Kepala yang diselimuti hujan lebat, hujan ini telah turun selama lebih dari lima jam.
Air laut terus naik dan menghantam tepi laut, seiring naiknya permukaan laut badai datang silih berganti. Bangunan-bangunan terbengkalai mulai goyah diterpa angin kencang. Genangan air di tanah sudah mencapai lutut orang dewasa.
Di perairan ini, hampir tidak ada ikan yang bisa bertahan hidup. Sejak ditinggalkan, Pulau Sembilan Kepala tetap menjadi pulau kematian yang sunyi dan misterius. Bandingkan dengan sepanjang hari yang terasa sangat panjang, waktu beberapa jam ini terasa tak berarti.
Di tengah hujan, Li Yan dan yang lain bersembunyi di sebuah rumah terbengkalai yang baru.
“Sekarang, setiap orang harus bertahan dalam kondisi seperti ini, melewati setiap menit dan detik dengan susah payah. Harus diakui, situasi seperti ini benar-benar terasa seperti satu tahun dalam sehari. Belum lagi misi darah terakhir tahun 2011 yang begitu menyiksa, bahkan jika berhasil melewati misi darah kali ini, arti dari penyelesaian total misi darah bulan November sudah jelas bagi semua orang. Saat itu tiba, bahkan Li Yin yang mantan Loushang pun mungkin tidak punya secercah harapan hidup?”
“Namun, dibandingkan yang lain, Bai Liyan justru yang paling tenang di antara ketiganya. Sebagai penghuni lima puluh tahun lalu, pengalaman Liyan jauh melebihi penghuni baru seperti Yuan Yin dan Tang Wuxiang. Ancaman hidup-mati sudah sering ia alami sebelumnya. Pria bermental baja yang tumbuh dalam peperangan sengit ini, bahkan instruksi tulisan darah bak neraka pun tak mudah menghancurkan jiwanya.”
“Sifat ini sangat mirip dengan Lian Sheng. Karena itulah, hubungan Lian Sheng dan Liyan selalu sangat baik.”
“Meng Ziying dan Lin Xin... sepertinya nasib mereka sudah di ujung tanduk...” Tang Wuxiang mengatakannya sambil membuka tirai sedikit, melirik ke luar. Saat ini air sudah mulai merembes ke dalam ruangan, tapi mereka bisa menginjakkan kaki di meja kursi sehingga tidak terlalu berpengaruh besar.”
"Jangan pernah lengah kapan pun. Hari ini belum lewat setengah hari." Li Yan saat ini sudah sangat tenang, misi darah belum mencapai separuh waktu. Jika panik dan ketakutan sejak awal, dia bukanlah Bai Liyan yang sejati. Bukan pertama kalinya dia menjalankan misi darah, situasi lebih berbahaya dari hari ini sudah sering dihadapinya. Kemampuan bertahan hingga sekarang membuktikan mental baja yang dimilikinya. Dalam pelaksanaan misi darah, kesehatan mental sebenarnya faktor terpenting - semakin takut mati, semakin cepat ajal menjemput dalam misi berdarah ini.
Saat ini langit gelap gulita, tirai jendela pun tertutup rapat. Tiga orang di dalam ruangan hampir tak bisa melihat wajah satu sama lain. Namun dalam kondisi seperti ini, mereka hanya bisa menguatkan hati.
Akhirnya waktu menunjukkan pukul enam pagi. Meski begitu, awan hitam masih menyelimuti langit rapat-rapat, tak secercah sinar matahari pun menyinari tanah Pulau Jiutou. Sementara itu, Meng Ziying masih gemetar menyendiri di dalam sebuah bangunan terbengkalai. Deru angin dan rintik hujan di luar, ditambah ancaman mengerikan dari hantu, semakin memperparah ketakutannya. Selama berjam-jam dia tak bisa menemukan tiga orang lainnya. Area bangunan terbengkalai ini memang sangat luas. Dia tak berani berteriak, apalagi hujan deras di luar membuat aktivitas berjalan kaki menjadi sulit.
Saat ini air hujan sudah mencapai lututnya, dia hanya bisa melangkah dalam genangan air. Tempat ini adalah gedung terbengkalai yang mirip pabrik. Sekelilingnya sangat luas, tidak banyak tempat untuk bersembunyi. Ponsel sudah basah kuyup, baterai senter juga rusak karena kemasukan air. Dalam cuaca gelap gulita tanpa fasilitas penerangan, dia seperti berjalan sendirian di tempat yang gelap pekat.
Sejujurnya, Meng Ziying hampir putus asa. Dia tahu betapa kecilnya peluang penghuni baru bertahan hidup dalam misi darah. Hingga saat ini, hampir tidak ada penghuni baru yang selamat setelah menjalankan misi darah pertama. Hanya penghuni lama yang masih memiliki harapan. Lalu apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa yang bisa dilakukan?
Saat ini di apartemen, banyak penghuni baru yang memilih bunuh diri, sebagian lagi tewas dalam saling membunuh akibat kegilaan. Meski begitu, tetap ada penghuni baru yang bergabung. Yang menanti mereka hanyalah keputusasaan.
Tiba-tiba dia merasakan gatal di hidung, tak tertahan lagi langsung bersin sangat keras. Begitu bersin, hatinya langsung berdebar! Bagaimana jika hantu datang? Dia langsung menahan napas, bahkan tak berani melangkah karena langkah kaki pasti akan menimbulkan suara genangan air.
Setelah lama hanya mendengar suara angin dan hujan di luar, barulah dia sedikit lega. Saat hendak mulai berjalan lagi, tiba-tiba terdengar di telinganya... suara genangan air dari belakang punggungnya!
Seseorang sedang berjalan mendekatinya!
Ekspresi Meng Ziying saat ini pucat pasi. Masih berharap yang terbaik, dia menoleh ke belakang dan bertanya: "Apakah... Bai Liyan? Atau Tang Wuxiang, Yuan Yin?"
Namun, tak ada jawaban dari belakang. Suara air mengalir terus mendekat, jaraknya tak lebih dari sepuluh meter darinya!
Karena kegelapan yang pekat, dia bahkan tak bisa melihat siluet samar. Tapi suara air yang menggenang itu jelas terdengar di telinganya! Meng Ziying tak berani menunda lagi, segera berlari secepat mungkin! Genangan air di tanah menghambat langkahnya. Saat dia berlari sekuat tenaga, cipratan air mengenai pipinya berulang kali, sementara kecepatannya tetap sulit ditingkatkan!
Berlari di genangan air memang membatasi kecepatan! Suara air di belakangnya terus mendekat dengan tempo stabil! Hatinya makin panik, tapi tak ada yang bisa dilakukan! Beberapa kali dia menoleh, tapi hanya kegelapan yang menyambut.
Meski hampir putus asa, Meng Ziying tak mau menyerah. Semut pun masih berjuang bertahan hidup. Setelah berlari beberapa saat, akhirnya muncul lokasi pintu keluar pabrik yang terbengkalai. Tiba-tiba angin kencang menerpa, membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke genangan air!
Dia segera berjuang bangkit dari air, namun angin topan yang datang menghadang membuat langkahnya sulit. Kekuatan angin ini bahkan membuat bangunan terbengkalai di sini hampir tak tahan, apalagi Meng Ziying? Meski dia memaksa melawan angin, kecepatannya akan berkurang drastis. Ditambah hambatan dari genangan air, sampai-sampai dia baru bisa melangkah beberapa langkah setelah lama berusaha!
Suara cipratan air di belakang semakin dekat, seolah sudah berada di jarak yang sangat dekat di belakangnya! Dia sudah bisa membayangkan wajah mengerikan roh jahat yang sudah membusuk sepenuhnya di belakangnya!
Roh jahat gudang! Hantu ini pasti adalah roh jahat gudang yang membuat para penghuni ketakutan! Tapi Meng Ziying tiba-tiba tidak ingat, hantu ini sebenarnya berasal dari penghuni mana?
Penghuni yang mana sebenarnya?
Dia ingin tahu! Meski mati, dia ingin tahu siapa yang sebenarnya membunuhnya!
Namun tiba-tiba angin agak mereda, membuat Meng Ziying sangat gembira, langsung berlari secepat mungkin ke arah pintu pabrik!
Selamat... Mungkin bisa bertahan hidup... Bisa jadi dia akan selamat!
Meng Ziying tahu harapan hidupnya sangat tipis, tapi dalam situasi seperti ini, dia harus mengambil risiko!
Setelah keluar dari pabrik terbengkalai, dia memperkirakan arah sebentar lalu berlari ke sisi lain! Hujan deras mengguyur tubuhnya, tapi seolah sama sekali tidak dia rasakan.
Tiba-tiba, dia mulai menyadari suara air mengalir seakan menghilang. Dia pun menoleh ke belakang lagi, meski masih tak bisa melihat jelas, namun hatinya merasa sedikit tenang.
Saat itulah, kakinya tiba-tiba menginjak sesuatu sehingga seluruh tubuhnya tersandung dan jatuh ke genangan air! Seketika, dia merasakan sesuatu yang... keras menyentuh tubuhnya!
Tak sempat berpikir, tubuhnya sudah dicengkeram kuat oleh sepasang tangan. Di kegelapan, wajah hantu yang membusuk itu menempel erat di depannya...
Saat ini, Li Yan dan yang lain belum tahu bahwa Meng Ziying telah mengikuti jejak Lin Xin.
"Hantu ini... mungkin roh jahat gudang..." Tang Wuxiang yang lama diam akhirnya bicara, "Meski hipotesis roh jahat gudang belum terbukti, kami yakin kemungkinannya besar..."
"Jika ini benar roh jahat gudang, apa yang harus kita lakukan?" Yuan Yin menggeleng, "Bahkan jika kita kabur dari Pulau Sembilan Kepala, bukankah kembali ke apartemen tetap berarti mati?"
"Jangan panik dulu," Li Yan tetap tenang, "Apakah ini roh jahat gudang atau bukan, prioritas kita adalah bertahan hidup di Pulau Sembilan Kepala. Ini misi darah terakhir tahun ini, sekaligus penutup 50 tahun misi darah. Mungkin ada misteri tersembunyi."
"Misteri?"
“Yang sangat kuperhatikan adalah, mengapa misi darah menyuruh kita memecahkan kode Morse untuk masuk ke pulau ini? Kenapa tidak langsung memberitahu bahwa ini Pulau Sembilan Kepala? Baik di zaman dulu maupun sekarang, tidak ada preseden seperti ini. Misi darah selalu memberi lokasi pasti yang bisa dilacak penghuni. Jadi... pasti ada rahasia tersembunyi dari orang yang mengirim sinyal Morse ini. Bisa jadi ini adalah harapan terakhir yang ditinggalkan misi darah final untuk kita. Jika kita selamat dari misi darah kali ini, mungkin..."
Li Yan tiba-tiba menyadari bahwa ucapannya lebih terdengar seperti harapan kosong. Setelah hidup dalam keputusasaan begitu lama, dia pun rindu untuk benar-benar bebas dari apartemen ini.
Tapi...
Zamannya telah lama berlalu.
Kebahagiaannya pun telah musnah.
Segalanya tak mungkin kembali.
Meski demikian, dia tetap ingin mengorbankan segalanya untuk keluar. Sekalipun dunia ini tak lagi memiliki keluarga yang menunggu kepulangannya, sekalipun dunia telah berubah menjadi versi yang sama sekali asing baginya.
Yang tersisa kini... hanyalah Lian Sheng dan Shui Tong, dua rekan tanpa ikatan darah tapi lebih berharga dari keluarga. Untuk melindungi mereka berdua, Li Yan rela memberikan seluruh jiwanya.
"Ayo pergi!" Tekad Li Yan mengeras. "Kita harus terus mencari! Bagaimanapun caranya, kita harus temukan sumber sinyal Morse itu! Meski hanya jenazah, kita harus temukan!"
## Jilid 29 Siapa Kamu? Bab 8 Lonceng Kematian Sebelum Akhir (1)
Di dalam villa, Li Yin saat ini telah pingsan di atas lantai. Di depannya berdiri dua orang, satu adalah Li Yong, dan satu lagi adalah pria berambut pendek rata.
"Sudah menemukan jejaknya?" Li Yong menggoyangkan gelas anggur merah di tangannya, berkata: "Kalau sudah ketemu, segera bertindak."
"Siap!" Pria berambut pendek itu mengangguk, lalu melanjutkan: "Dan... Direktur Li, setelah ini selesai, saya ingin pergi ke luar negeri dulu. Anda tahu, pihak atas sudah memperketat penyelidikan sejak kasus jaksa sebelumnya, apalagi sekarang banyak orang yang mati..."
Selain Direktur Luo di pengadilan, banyak peserta rencana pembunuhan yang tewas. Termasuk pemimpin geng kriminal Yan Luo sebelumnya, tidak hanya dia mati mengenaskan di kamarnya sendiri, bahkan selir yang sedang berhubungan dengannya saat itu juga mati misterius.
"Cukup, Lin Xiang. Intinya..." Sorot mata Li Yong memancarkan kekejaman, "Setelah urusan ini selesai, kau boleh meninggalkan Tiongkok. Sebelum hari ini berakhir, pastikan... Bunuh Ying Ziyue!"
"Mengerti!"
Lin Xiang kemudian menatap Li Yin yang masih pingsan di lantai. Dialah yang tadi memukul hingga pingsan.
"Bagaimana dengan... anakmu ini?"
"Dia?" Li Yong terdiam sejenak, "Akan kuhandle sendiri."
Lin Xiang segera mengangguk dan buru-buru meninggalkan villa. Setelah keluar, dia masuk ke mobilnya sambil menghubungi anak buahnya via telepon.
"Halo, Tang Shi, Luo Ming! Dengarkan baik-baik, ini target terakhir. Singkirkan sampai bersih!"
“Saat ini dia berada di pusat kota, agak sulit untuk bertindak…” suara dari ujung telepon lainnya terdengar.
“Awasi dia mati-matian! Begitu sampai di tempat sepi, langsung bunuh dia! Setelah selesai, kita kabur ke Thailand! Sialan, zaman sekarang cari uang memang susah!”
Lin Xiang gemetar mengingat kematian tragis bosnya, tapi setelah naik perahu bajak laut ini hanya ada satu jalan. Lagipula Li Yong akan menyediakan paspor palsu dan dana untuk kabur ke luar negeri. Lin Xiang pun mengatupkan gigi, mempertaruhkan segalanya.
Saat ini…
Di sebuah kafe di pusat kota, Ziye, Yin Ye, Yinyu, Kamya Sayoko, bahkan Shangguan Mian – kelimanya berkumpul. Bersama mereka ada satu orang lagi: Pu Liansheng.
“Li Yin masih belum menghubungi,” kata Yin Ye dengan wajah cemas, “Bagaimanapun juga, selama periode ini kita para tersangka utama harus tetap bersama dan jangan berpisah.”
Tersangka utama tentu merujuk pada tersangka roh jahat gudang. Mengingat semua yang hadir berstatus tersangka, lebih baik tetap bersama. Shangguan Mian tetap membisu sepanjang waktu, membuat hati orang lain merinding. Sebenarnya para penghuni tahu: jika Shangguan Mian bertindak, dia bisa membunuh semua penghuni untuk mengidentifikasi roh jahat gudang. Tapi apa gunanya? Justru roh jahat yang terungkap akan pertama kali membunuh Shangguan Mian.
Saat ini semua orang berkumpul bersama adalah ide dari Lian Sheng. Karena Lian Sheng tidak memiliki kecurigaan, perkataannya justru sepenuhnya diterima. Tentu saja, tidak realistis jika lima orang terus bersama 24 jam, namun selama sebagian besar waktu mereka bersama, roh jahat gudang tidak akan bertindak gegabah. Dari berbagai tanda yang ada, roh jahat gudang tidak berniat menunjukkan wajah aslinya. Entah karena berbahaya jika menampakkan diri atau karena pembatasan apartemen, hal ini masih belum diketahui.
Tanpa sepengetahuan mereka, di dalam mobil hitam yang parkir di seberang kafe, empat pria sedang mengawasi ketat melalui kaca jendela mobil ke arah orang-orang tersebut.
"Kak Luo," kata salah satu pria berambut pirang dengan nada tak sabar. "Sampai kapan kita harus menunggu?"
"Jangan terburu-buru," jawab pria berwajah sedikit tembem dengan tenang. "Ini masih siang bolong, kita tidak bisa bertindak gegabah."
"A... Aku rasa lebih baik kita batalkan saja!" seru pria bertubuh kurus dengan wajah baby face di belakang mobil. "Waktu itu, saudara laki-laki yang membunuh keluarga Xu bertiga, bersama bos mati tanpa alasan jelas! Kita..."
"Diam!" bentak pria bermarga Luo yang berwajah agak bulat. "Takut apa? Kalau takut ngapain ikut dunia hitam? Kak Xiang sudah menelepon nagih! Sudah, sabar. Pasti ada kesempatan untuk bunuh cewek itu!"
Shangguan Mian tiba-tiba menoleh ke arah mobil, lalu segera memalingkan wajahnya kembali.
“Aneh sekali.” Pria berwajah boneka merasa ada sesuatu yang mencurigakan. Gadis termuda itu terus melirik ke arah mobil, seolah sudah tahu mereka sedang memantau sejak awal.
“Saya ada urusan, kalian lanjutkan saja.” Shangguan Mian langsung berdiri, lalu berjalan ke jendela lantai kafe. Tiba-tiba tubuhnya menyambar, kaca pun retak seketika. Pria bermuka tembem di mobil itu baru merasakan tangan mencengkeram kepalanya sebelum tubuhnya tertarik keluar melalui jendela bus yang pecah. Kepalanya pun melayang di udara!
“Hei, apa yang dia lakukan?” Yin Ye dan yang lain memandang ngeri ke aksi Shangguan Mian.
“Cepat lari!” Yin Ye menarik tangan Yin Ye, mengambil dua lembar uang seratus ribu dari dompet dan meletakkannya di meja. “Semua orang melihat kita duduk bersamanya...”
Hanya dalam hitungan detik, semua orang di mobil sudah mati bersih di tangan Shangguan Mian. Banyak pejalan kaki merekam adegan mengerikan ini dengan ponsel, namun gerakannya terlalu cepat sehingga hasil rekaman hanya tampak buram.
Kelompok lainnya berlari masuk ke gang kecil sambil terus menoleh ketakutan. Mereka tak paham alasan Shangguan Mian membunuh, bahkan menduga apakah dia mulai membantai orang tak bersalah karena tak tahan menghadapi kengerian kematian?
Ziye, Yin Ye, Yinyu, Kamya Sayoko, dan Lian Sheng tidak tahu sudah berlari sejauh apa sebelum akhirnya mulai tenang. Namun, saat itu posisi Ziye masih terus dilacak. Bagaimanapun, geng kriminal tempat Lin Xiang bernaung adalah preman lokal, di sepanjang jalan wilayah ini penuh dengan anak buah mereka. Di sebuah toko reparasi sepatu, seorang pria berkacamata tiba-tiba memperhatikan Ziye dan segera menelepon Lin Xiang: "Kak Xiang! Aku melihat wanita yang harus kita bunuh itu!"
"Di tempatmu itu? Bagaimana dengan Luo Shi dan yang lain?"
"Aneh, Kak Luo tidak menghubungi saya..."
"Awasi! Beri tahu saudara-saudara di sekitar, langsung bertindak begitu ada kesempatan!" Lin Xiang saat ini juga gugup, karena hanya dengan menyelesaikan misi ini dia bisa mendapatkan uang yang cukup dari Li Yong. Li Yong adalah sosok yang bisa mengendalikan alam di dunia hitam dan putih, kini bahkan menjadi kandidat terkuat dalam kampanye walikota. Meski dia bandit berdarah dingin, tapi tak berani sembarangan menyinggung orang besar seperti ini.
Setelah keluar dari kompleks vila, dia juga bergegas menuju lokasi. Tak lama kemudian, dia kembali menerima panggilan baru.
"Kau bilang apa? Luo Shi dan kawan-kawannya dibunuh? Siapa yang beraksi?"
"Kak Xiang, tidak tahu, tapi empat orang saudara kita sudah mati! Bahkan tubuh mereka dipotong-potong, darah berceceran di sepanjang jalan!"
"Mungkinkah... mungkinkah pelaku yang membunuh Kak Yan Luo itu?"
“Tidak, tidak jelas……”
Lin Xiang saat ini sedang sangat panik. Kebetulan bensin sudah hampir habis, tidak ada cara lain selain mengisi di SPBU terdekat.
Setelah mengemudikan mobil masuk ke SPBU, Lin Xiang hendak memanggil petugas, tapi mendapati tidak ada orang di sana.
"Hai!" Lin Xiang seketika bingung, membuka pintu mobil dan memeriksa lebih seksama—benar-benar tidak ada orang.
Lin Xiang yang curiga ini merasa sangat gelisah, akhirnya memutuskan kembali ke mobil. Namun saat itu, ia tiba-tiba membeku kaku. Di dalam mobilnya, ternyata tergeletak jenazah wanita yang berlumuran darah!
Itu adalah mayat salah satu selirnya! Lagipula, selir ini sedang mengandung anaknya. Awalnya dalam pelarian ke luar negeri ini, Lin Xiang berniat membawa serta dia karena alasan tersebut!
Wajah Lin Xiang kini pucat bagai mayat, hampir tak percaya pada penglihatannya sendiri. Tiba-tiba, bagian dada jenazah wanita itu bergerak-gerak, lalu mulai menggembung seolah ada sesuatu yang hendak keluar!
Lin Xiang langsung gemetar ketakutan, langsung menoleh ke belakang dan berlari panik!
Di waktu yang sama, Li Yin terbaring di salah satu ruangan villa yang sudah dikunci sebelumnya. Li Yin masih dalam kondisi koma, sementara Li Yong berada di ruang tamu luar.
Li Yong merasa tenang karena dirinya tidak akan mati.
Tapi... ketidakmatiannya tidak menjamin anak laki-lakinya juga selamat.
"Dong!"
"Dong!"
"Dong!"
Di dalam ruangan tempat Li Yin tidur, terdapat sebuah lemari pakaian di sebelahnya. Villa ini sebelumnya pernah menjadi salah satu "Rumah hantu" untuk pelaksanaan misi darah, namun perabotan bekas yang tersisa masih terlihat cukup baru. Li Yong juga baru saja membeli villa ini belum lama, dan telah menyuruh anak buahnya membersihkannya.
Lemari itu awalnya selalu terkunci. Saat ini, kunci pintunya seolah rusak, perlahan-lahan terbuka terdorong.
Karena tirai telah ditutup rapat, cahaya di dalam ruangan sangat redup. Li Yin masih tetap memejamkan matanya. Di luar, Li Yong masih asyik menikmati anggur sambil menunggu kontak dari Lin Xiang.
"Dong!"
Suara itu kembali terdengar, kemudian pintu lemari perlahan membuka. Namun karena pencahayaan dalam ruangan yang minim, bahkan jika Li Yin terbangun pun tidak akan bisa melihat dengan jelas. Dalam kegelapan, sesuatu yang menyerupai bentuk manusia mulai merayap keluar dari lemari.
Li Yong sama sekali tidak menyadari kejadian di dalam ruangan itu.
Jarak antara lemari dan (tempat tidur) tempat Li Yin berbaring sekitar 5-6 meter. Karpet di lantai menyerap suara langkah. Dalam kegelapan, siluet mirip manusia mulai merangkak mendekati Li Yin...
Di sisi lain, Ziye dan yang lain masih diawasi oleh anak buah Lin Xiang. Saat ini, Shangguan Mian sudah tidak ada di tempat.
Akhirnya, di sebuah gang kecil, lima orang itu dikepung oleh sekelompok pria berwajah sangar dari depan dan belakang.
Orang-orang ini satu per satu mulai mengeluarkan pisau, mendekati kelima orang itu.
"Apa yang kalian inginkan!" Yin Ye segera melindungi Yinyu di belakangnya, berkata: "Jika ingin uang, kami akan berikan! Jangan sakiti kami!"
"Ini dia perempuan itu!" Seorang pria berkumis tipis yang sedang menghisap rokok mengeluarkan foto dari sakunya, membandingkannya dengan penampilan Ziye, memastikan tidak ada kesalahan.
"Eksekusi. Yang lain, singkirkan sekalian!"
Dalam kegelapan, bayangan gelap yang merayap itu akhirnya tiba di sisi tempat tidur Li Yin, dan siap menyerang!
## Jilid Kedua Puluh Sembilan Siapa Dirimu? Bab Kesembilan Lonceng Kematian Sebelum Akhir (II)
Li Yin, selama dua tahun ini telah mengalami terlalu banyak, terlalu banyak.
Sejak pertama kali memasuki apartemen, berkenalan dengan Xia Yuan, Ye Kexin dan lainnya, memulai misi darah pertamanya, hingga sekarang... Jika bukan karena menghapus misi darah untuk menyelamatkan Ziye, ini akan menjadi misi darah terakhir Li Yin.
Berjalan hingga saat ini. Berkali-kasi lolos dari maut... Misi darah Danau Yeshan, misi darah Desa You Shui, misi darah Pulau Silver Moon, misi darah Cermin Hantu, misi darah pengiriman surat...
Sampai di titik ini, betapa banyak kesengsaraan dan kengerian yang telah dialaminya, sama sekali tak terbayangkan oleh orang biasa, hanya rambut yang hampir setengah memutih ini yang mencatat perjalanan Li Yin.
Dan sekarang, akhirnya... Tiba di penghujung.
“Li Yin adalah satu-satunya penghuni apartemen yang bisa menyelamatkan kita sekarang, benar-benar satu-satunya.” Ziye, Yin Ye, Yinyu, Shangguan Mian, Kamya Sayoko, Shen Yu, Lian Sheng, Xu Tao, Luo Xiu... Siapapun mereka, tak ada yang bisa memberikan harapan bagi penghuni apartemen.
Ini adalah misi darah kesepuluh Li Yin. Secara teknis, sebenarnya bisa dianggap sebagai misi darah ketujuh. Kembali ke masa lalu, total misi darah yang dia selesaikan saat mengerjakan misi pengiriman surat. Seolah-olah ini adalah takdir yang telah digariskan. Sebelum penyelesaian akhir misi darah, yang masih dia butuhkan tepat tiga misi darah.
Pada detik ini... dia membuka matanya.
Bayangan yang seharusnya sudah merangkak ke tempat tidur itu, menghilang tanpa jejak setelah Li Yin bangkit. Setelah sadar, Li Yin segera turun dari tempat tidur dan mendekati pintu, namun pintu terkunci rapat.
Sementara itu... Ziye dan yang lain dikepung oleh sekelompok orang berenergi pembunuh, total delapan orang dari depan dan belakang. Setiap orang memegang pisau, memandangi Ziye dan kawan-kawan bagai domba yang siap disembelih.
“Minggir kalau tak mau celaka! Target kami cuma si perempuan itu!” Salah satu botak mengangkat pisaunya membuat gerakan menyayat leher, berkata dengan nada sinis: “Kalau tidak, hehe...”
Wajah Yin Ye menjadi muram, dia berkata pada Yinyu di belakangnya: “Yinyu, menjauhlah. Ziye, kau kenal orang-orang ini?”
“Tidak... tidak.” Ziye menggelengkan kepala, namun ekspresinya tidak menunjukkan ketakutan. Tiba-tiba dengan suara dingin dia berkata: “Mari kita lawan. Bagaimanapun juga, jika harus mati juga...”
Si botak saat ini sudah menjadi pionir, berteriak aneh sambil langsung menyerang, mengangkat pisau dan hendak menebas ketika tiba-tiba sebuah tangan kuat mengunci lengan botak itu dengan erat.
"Sudah lima puluh tahun, keamanan Kota K ternyata memburuk sampai siang bolong pun ada orang berani berbuat jahat?" Lian Sheng menatap langsung ke arah si botak dengan wajah dingin dan tampan, sorot matanya penuh dengan niat membunuh yang mengerikan!
Si botak langsung naik pitam, berteriak: "Saudara-saudara, maju...maju! Bunuh..."
Namun ucapannya belum selesai, Lian Sheng sudah menghantam perut botak dengan pukulan keras disusul tendangan dahsyat ke dagunya! Si botak langsung muntah darah dan roboh, sementara pisau di tangannya sudah berpindah ke genggaman Lian Sheng.
"Kau ini siapa!" Setelah merebut pisau, Lian Sheng menatap beberapa orang yang masih menerjang sambil berkata: "Yang di belakang urusan kalian. Yang beberapa ini biar kuhabisi."
Yin Ye dan yang lain belum sempat membuka mulut, Lian Sheng sudah berlari panik mendekat dengan kecepatan yang tak masuk akal. Kilatan pisaunya menyambar cepat, melukai dada salah satu pria berambut panjang. Kaki kirinya sekaligus menendang keras ke belakang, menghantam tulang hidung pria berkumis tipis. Seorang pria kekar bertato di lengan mengaum keras lalu menerkam, tangannya mencengkeram bahu Lian Sheng dan meninju dengan dahsyat. Namun saat tinju itu hampir mengenai wajahnya, Lian Sheng menangkapnya, lalu pisau itu menyambar cepat dan menyobek tenggorokan pria kekar itu!
Tebasan ini sangat kejam dan gerakannya cepat, tanpa ragu-ragu. Dalam hal membunuh, Pu Liansheng sama sekali tidak akan ragu. Bagaimanapun dia lahir di era perang, mustahil bisa bertahan hidup sampai sekarang jika lemah. Untuk mempertahankan diri, sejak kecil dia sudah belajar bela diri. Keluarga Pu sebelumnya memiliki beberapa usaha di Shanghai, keluarga pedagang yang berbisnis dengan orang asing. Karena kondisi finansial memadai, Liansheng punya kesempatan belajar kungfu. Setelah Perang Perlawanan terhadap Jepang meletus, usaha ayahnya di Shanghai hampir hancur total. Berbekal tabungan, setelah menjual tanah, mereka kembali ke Kota K dan hanya menyisakan rumah leluhur Keluarga Pu (kemudian ditempati oleh Xingyan dan Xingchen). Ayahnya bisa dibilang patriot, selama perang menyumbangkan material dan bahan makanan. Hidup di era penuh kekacauan perang ini, belum lagi orang Jepang, bahkan bertemu beberapa perampas pun bisa berujung kematian. Karena itu Liansheng giat berlatih bela diri tanpa henti. Hanya dengan cara itulah dia bisa selamat dan bertahan hidup hingga kini.
Apa artinya orang-orang di hadapannya ini? Dibandingkan era mengerikan perang yang penuh ketidakpastian, darah dan api, dibandingkan menghadapi iblis jahat di apartemen yang nyaris merenggut nyawa, orang-orang ini baginya tak ada artinya. Membunuh? Liansheng bahkan tidak akan berkedip! Dia telah menyaksikan terlalu banyak kematian!
Setelah pria kekar itu tumbang, orang-orang di belakangnya serentak menarik napas dingin. Dia kemudian menerjang ke tengah kerumunan pertempuran. Yin Ye dan Ziye benar-benar kewalahan, salah satu penyerang sudah berhasil mendekati Ziye dan bersiap membunuhnya. Namun Ziye berjuang mati-matian mencengkeram pisau lawannya. Melihat adegan ini, Lian Sheng langsung menerjang, menangkap rambut penyerang itu dan menghantarkannya ke dinding sebelah dengan pukulan mematikan! Hantaman ini menggunakan seluruh tenaga, langsung membuat lawannya pingsan.
Hasilnya, Lian Sheng hampir sendirian mengubah situasi pertempuran! Namun Yin Ye dan Ziye sama-sama terluka, satu di bagian bahu, satu lagi di lengan kiri dan kedua tangannya.
Hanya tersisa tiga orang yang masih bisa berdiri, tapi mereka takut mendekat. Tindakan Lian Sheng yang menghabisi banyak lawan dengan cara mengerikan telah membuat mereka ciut nyali. Meski mereka bandit berdarah dingin, jarang bertemu orang seganas Lian Sheng. Tapi ini perintah Lin Xiang yang juga terkenal kejam - jika gagal, bisa dipastikan dia akan membunuh mereka saat kembali.
"Mereka cuma satu orang, ayo serang bersama dan bunuh..." Teriakan pemuda beranting telinga yang memimpin nyaris tak terdengar. Begitu dia melangkah maju, tubuhnya dari dahi hingga pinggang... terbelah simetris menjadi dua bagian! Darah menyembur seperti air mancur!
"Shangguan Mian berdiri dingin di belakang. Senjata pembunuh berbentuk manusia ini adalah sosok menakutkan yang menempati peringkat tiga besar dalam daftar pembunuh bayaran dunia saat ini. Tingkat SS adalah talenta yang bahkan negara-negara besar rela membayar harga berapapun untuk merekrutnya! Pada level ini, kemampuan tempurnya telah melampaui batas manusia normal, cukup untuk menghadapi kekuatan satu divisi tentara! Yang melebihi SS di Tiongkok disebut Ahli Kesempurnaan Besar. Di zaman kuno hanya segelintir orang seperti Zhang Sanfeng yang pernah mencapainya, di era sekarang hanya ada beberapa orang di seluruh dunia!"
"Dua orang lainnya yang masih belum bereaksi, saat salah satunya hendak membuka mulut - garis darah tiba-tiba muncul dari telinga hingga pipi kirinya. Kepalanya terbelah dua dan tubuhnya ambruk ke lantai!"
"Tunggu!" Yin Ye berteriak, "Setidaknya sisakan satu saksi hidup. Kita perlu tahu dalang di balik ini..."
"Sebelum kalimatnya selesai, Shangguan Mian telah membelah tubuh orang terakhir dari pinggang menjadi dua bagian! Separuh tubuh yang tersisa masih bergerak-gerak, meronta dalam kesakitan..."
"Shangguan Mian sama sekali tidak bereaksi. Ia mengibaskan pisau belati berlumuran darah di tangannya: "Ke Yinye, karena kau termasuk ahli strategi apartemen, aku mengabaikan ucapanmu kali ini. Tapi jangan ulangi. Di dunia ini, sangat sedikit yang bisa memerintahkanku. Kau bukan termasuk di dalamnya. Tak ada yang bisa memerintahkuku!""
"Baru saja, dalam sekejap mata, jika Yin Ye berani menambah satu kata lagi, nyawanya pasti akan melayang saat itu juga."
Kemudian, dia melirik Ziye sekali lagi, lalu bergegas maju dan berkata dengan dingin: "Selain itu, aku membunuh mereka hanya karena kesal ada sekelompok lalat yang mengikutiku. Siapa yang mereka bunuh, sama sekali tidak ada hubungannya denganku."
Saat ini, Shangguan Mian benar-benar tak berbeda dengan mesin. Sorot matanya hanya memancarkan kedinginan dan ketidakpedulian terhadap nyawa, seolah di dunia ini sudah tidak ada lagi orang yang tidak bisa dia bunuh.
Li Yong menerima telepon.
"Bagaimana?" Ia menyesap anggur merahnya, bertanya ke ujung telepon: "Ying Ziyue... sudah mati kan?"
"Ini... maaf..." Suara di seberang justru terengah-engah, "Anak buahku semua mati! Tuan Li, ada hantu, ada hantu! Uangnya tidak usah, kita tidak ada hubungan lagi mulai sekarang..."
"Lin Xiang." Li Yong meletakkan gelas anggurnya perlahan di meja. Dia sama sekali tidak terpengaruh oleh kata "hantu", tentu saja dia tahu ada hantu di dunia ini, bahkan tahu roh keluarga Xu yang mati ingin membalas dendam. Suaranya datar: "Banyak orang yang mau melakukan apa saja demi uang, tidak kurang kamu satu. Kalau kamu tidak mau, aku tidak akan memaksamu."
"Terima... terima kasih Tuan Li!"
"Sudah, cukup."
Li Yong memutuskan telepon. Dia memperkirakan Lin Xiang mungkin tidak akan bertahan lama. Dulu, dalam kasus sabotasi mobil yang dikemudikan pasangan Xu hingga tewas seluruh keluarganya, Lin Xiang juga terlibat.
Dia sudah tidak berminat mengobrol panjang dengan orang yang sebentar lagi mati.
Saat itulah, dari balik jasnya, dia tiba-tiba mengeluarkan sebuah pistol revolver!
Mendapatkan pistol ini sangat sulit, Li Yong juga sangat menghargainya. Dengan erat menggenggam pistol, dia memeriksa magasin lalu menyimpannya kembali. Kemudian, mengambil ponsel dan menghubungi sebuah nomor telepon.
"Halo? Benar, ada beberapa hal yang perlu kalian tangani. Begitu saya menjabat sebagai walikota, wilayahmu saat ini akan saya pertahankan agar bisnismu bisa berjalan lancar. Kau sudah lama berkecimpung di bidang ini, tentu mengerti maksudku? Ya, benar. Target yang perlu kau singkirkan akan saya faksikan datanya nanti. Temukan dia lalu habisi."
Setelah memutuskan panggilan, Li Yong kembali menutup mata untuk beristirahat. Saat itu, sebuah CD sedang diputar di ruang tamu. Meski kejam dan bisa dibilang tak berperikemanusiaan, Li Yong sangat menyukai musik.
Tiba-tiba dia membuka mata lebar-lebar, berkata: "Hmm... Sepertinya saya perlu mengeluhkan pengelola kompleks ini. Bagaimana bisa mereka membiarkanmu masuk?"
Saat ini, pisau telah menempel di leher Li Yong. Di belakangnya berdiri Xu Tao dengan wajah yang menyeramkan!
## Jilid 29 Siapakah Kamu? Bab 10 Lonceng Kematian Sebelum Akhir (3)
"Hari ini, kau tidak akan bisa keluar dari villa ini." Xu Tao menekan pisau ke leher Li Yong sambil perlahan melangkah menghadapinya.
Pisau itu sangat tajam, bilahnya yang menempel di leher telah melukai kulit hingga darah segar merembes perlahan.
Namun, Li Yong tetap tenang tanpa ekspresi panik atau ketakutan. Memandangi Xu Tao yang menatapnya dengan sorot mata penuh kebencian, Li Yong hanya mengucapkan satu kalimat.
"Kau pasti tahu, aku menguasai cara menghidupkan kembali mayat. Kalau sudah tahu ini, masih berani mengacungkan pisau padaku, itu tindakan yang sangat tidak bijaksana."
"Kau tidak akan bisa bertahan hidup." Xu Tao tetap tak bergeming, "Aku terlalu mengenalmu. Aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti merampas kulit harimau. Satu-satunya alasan pisauku belum menembus lehermu adalah agar kau menyaksikan jenazah anakmu mati untuk kedua kalinya."
Kelopak mata Li Yong berkedut saat mendengar kata-kata itu.
"Kau tidak akan mati, tapi anakmu akan mati." Wajah Xu Tao mulai mendekati Li Yong secara perlahan, sorot matanya dipenuhi kegilaan dan haus darah.
"Kau telah menghancurkan segalanya dalam hidupku, sekarang giliranku menghancurkan segala yang kau miliki."
Bagi Xu Tao, hidupnya mengalami perubahan destruktif seketika. Orang tuanya yang miskin harus membesarkan dua anak dengan susah payah. Kakaknya yang tidak berpendidikan tinggi terpaksa bekerja sejak muda untuk meringankan beban keluarga. Xu Tao menjadi harapan terbesar dan kegiatan pengisi waktu spiritual seluruh keluarga.
Apa itu kebahagiaan?
"Kekuasaan, uang, pada akhirnya hanyalah sarana untuk meraih kebahagiaan. Kebahagiaan sejati adalah kehidupan yang sederhana. Adalah bisa menikmati kebahagiaan keluarga bersama, duduk makan malam bersama di satu meja, hidup sehat dan selamat... Bagi Xu Tao, kebahagiaan sesederhana itu saja."
"Hari itu, kakak membawa orang tua naik mobil berlibur ke pinggiran kota. Ketika malam harinya Xu Tao menerima telepon dari kantor polisi, seluruh kebahagiaannya hancur berantakan."
"Keluarga yang sangat dicintainya telah berubah menjadi jenazah hangus tak berbentuk. Ayah, ibu, kakak... Keluarga yang selalu dia tekadkan untuk lindungi, kebahagiaan yang dijaganya, lenyap begitu saja dari dunia ini."
"Kau merenggut keluargaku yang paling berharga," suara Xu Tao gemetar sambil menggenggam erat pisau di tangannya, "Meski kukuliti tubuhmu ribuan kali, meski kubunuh anakmu... tetap saja tak bisa mengembalikan Ayah, Ibu dan Kakak!"
Li Yong saat ini masih menatap langsung Xu Tao, tanpa menunjukkan sedikit pun rasa takut. Di hatinya, tidak ada setitik rasa bersalah atau penyesalan. Bagi Li Yong, dia sama sekali tidak akan menyesali apa yang telah dilakukannya, karena itu tidak ada artinya. Perjalanan hidup yang panjang membuatnya memahami bahwa di dunia ini hanya ada dua jenis manusia: mereka yang mengorbankan orang lain, dan mereka yang dikorbankan oleh orang lain. Hanya itu. Perasaan berdosa? Kebaikan dan keadilan? Li Yong tidak pernah mempercayai hal-hal semacam itu. Sebagai seorang dokter, dia telah menyaksikan terlalu banyak kehidupan dan kematian, sehingga sejak lama dia menyadari: Di dunia ini, definisi baik dan jahat sama sekali tidak bermakna, karena ini tidak bisa menyelamatkan nyawa manusia. Yang bisa menyelamatkan nyawa manusia adalah uang, kekuasaan, dan... beberapa kekuatan yang melampaui pemahaman ilmiah umum.
Tiba-tiba, "kreek..."
Sebuah suara terdengar, lalu pintu sebuah ruangan di belakang Li Yong perlahan terbuka. Sebuah tangan berlumuran darah menjulur keluar dari balik pintu itu!
"Apa yang kau lihat adalah hasil dari orang-orang yang kubunuh," ucap Li Yong sambil mengerutkan sudut bibirnya. "Orang tuamu dan kakakmu juga bisa hidup kembali. Bahkan aku bisa memulihkan nama baik mereka. Membunuhku tidak akan membuat mereka bangkit, tapi aku bisa. 'Mukjizat' ini akan kau saksikan dengan matamu sendiri."
Kemudian, pintu terus terbuka. Xu Tao tetap tenang, dia sudah lama mengetahui bahwa hal ini akan terjadi.
"Sebagian besar sudah selesai. Hanya perlu satu orang terakhir mati, penghalang Yin-Yang akan terbuka sepenuhnya. Dia, sejak saat itu bisa hidup kembali. Begitu juga orang tua dan kakakmu... Asalkan, kau rela berkorban."
24 jam sebelum keluarga Xu Tao tewas, sudah pasti mereka bertemu Xu Tao lebih dari satu jam. Jadi, jika ingin menghidupkan mereka kembali, Xu Tao harus mengorbankan dirinya sendiri.
"Itu... bukan manusia!" Xu Tao kini jelas melihat keanehan, "Kau... kau menginginkan hal seperti ini?"
"Lalu bagaimana? Bagiku, yang penting Qingli bisa kembali ke sisiku."
Pintu, pada akhirnya terbuka sepenuhnya, yang terlihat hanyalah tangga menurun. Tak ada seorang pun yang tersisa.
Adegan tadi, bagaikan halusinasi.
"Orang tuamu juga bisa hidup kembali seperti ini, kakakmu... juga sama."
"Diam!"
"Bisakah kau melepaskan kesempatan seperti ini?"
"Kau... diamlah..."
Untuk memanggil mayat hidup kembali ke dunia ini, orang tua dan kakak yang dikorbankan sebagai persembahan. Kini, apakah harus mengulangi kesalahan sama seperti Li Yong? Dan yang terpenting, haruskah berkorban untuk keluarga?
Xu Tao sudah lama tak berharap bisa bertahan hidup. Mengorbankan dirinya sendiri bisa ia terima, tapi apakah ia bisa membunuh orang lain? Menjadi iblis seperti Li Yong? Menciptakan korban seperti dirinya? Semua ini demi bayangan manusia bukan manusia, hantu bukan hantu?
“Tidak……” Xu Tao akhirnya mengalihkan pandangannya kembali ke Li Yong, berkata: “Aku, tidak akan menjadi orang sepertimu, aku tidak akan……”
Sebuah lubang hitam laras pistol mengarah ke arahnya.
Li Yong tanpa ragu menarik pelatuk. Pistol ini dipasangi peredam suara, sehingga tidak akan terdengar oleh orang di luar.
Peluru langsung menembus tengkorak Xu Tao, keluar dari bagian belakang kepalanya. Darah segar menyembur seketika, menodai langit-langit sepenuhnya. Tubuh Xu Tao pun roboh dengan keras.
Li Yong mengeluarkan saputangan dari saku, menekan luka di lehernya, lalu bangkit dari sofa. Saat itu, sebuah lagu tepat selesai diputar.
Xu Tao terbaring seperti bentuk karakter "" di lantai, terlihat sangat menyedihkan. Di bawah lubang darah di dahinya, terpancar sepasang mata yang tak mau terpejam, memancarkan kebencian tak terhingga. Li Yong sengaja menembak dahi untuk langsung mencabut nyawanya, kalau tidak, jika dia masih bisa meronta, pisau itu juga bisa mengantarkan Li Yong bersamanya ke dunia kematian.
Persis di saat itu, Li Yin akhirnya menerobos pintu dan masuk ke ruang tamu. Pandangan pertamanya tertangkap pada pemandangan ini!
Li Yong berjalan mendekati jenazah Xu Tao, tiba-tiba mengangkat kaki, dan menginjak-injak wajah Xu Tao dengan sepatu mahalnya! Terus-menerus diinjak!
“Seumur hidupku, banyak yang ingin membunuhku. Kau pikir siapa dirimu? Berani-berainya mencoba membunuhku? Anak haram!”
Sambil berkata, kakinya terus menginjak. Bagaimanapun juga dia baru saja kembali dari gerbang kematian, kali ini Li Yong menginjak-injak jenazah Xu Tao tanpa keraguan sedikit pun!
"Berhenti..." Li Yin menyaksikan pemandangan di depan matanya, seluruh tubuhnya terasa membeku. Sejak masuk apartemen, dia telah melihat terlalu banyak adegan mengerikan, tapi tak satu pun bisa menandingi ini!
Li Yin berlari menghampiri, namun Li Yong justru mengarahkan laras pistol ke arahnya.
"Kembali ke kamarmu." Sorot mata dingin Li Yong tak menunjukkan secuil belas kasihan pada anaknya, "Apa kubolehkan kau keluar?"
"Apa... yang kau lakukan?" Li Yin menunjuk jenazah Xu Tao di lantai sambil berteriak histeris, "Kau sudah membunuh seluruh keluarganya, sekarang kau bahkan tak mau meninggalkan nyawanya?"
Sebutir peluru menggantikan jawaban Li Yong. Peluru itu melesat melewati pipi Li Yin dan menembus dinding di belakangnya.
"Membuang jenazah memakan waktu. Aku harus pulang membuat alibi, tak ada waktu untukmu. Kembali ke kamar. Tembakan berikutnya tak akan meleset. Sebagai dokter, aku tahu titik paling menyakitkan untuk ditembak."
Sekeping terakhir belas kasihan Li Yin pada ayahnya perlahan hancur. Andai pria ini bukan ayah kandungnya, dia akan membawanya sendiri ke dalam apartemen!
"Aku adalah penghuni apartemen itu."
Li Yin akhirnya membuka mulut, mengungkapkan rahasia ini.
“Saya adalah penghuni apartemen itu. Penghuni apartemen yang selama ini kau cari mati-matian. Alasan saya masuk ke apartemen itu karena saya tahu kau sedang mencari suatu tempat. Sengaja saya pindah ke area yang kau tandai di peta waktu itu, lalu... akhirnya saya masuk ke apartemen itu. Apartemen Neraka yang mengharuskan menyelesaikan sepuluh misi darah untuk mendapat secercah harapan hidup. Ayah, apakah ini karma? Jika hantu benar ada, apakah karma juga benar-benar eksis?”
Pada saat itu, Li Yong terkejut.
Bahkan saat pisau menempel di lehernya tadi, ekspresinya tidak pernah sedramatis ini.
“Mungkin saya tidak akan bertahan lama lagi. Tapi saya akan berjuang mati-matian untuk bertahan hidup sampai akhir. Ini adalah... misi darah ketujuh saya. Arwah korban keluarga Xu yang kau bunuh akan mencabut nyawa saya dalam setengah bulan ke depan. Kau mengerti? Saya akan mati, mati karena benih dosa yang kau tanam, Ayah!”
Darah segar masih terus mengalir, sudah merembes hingga ke kaki Li Yin.
“Kau pernah bilang, kekuasaan dan uang adalah segalanya? Kau bisa memanipulasi hati orang, memutarbalikkan fakta, tapi pernahkah kau bayangkan suatu hari nasibmu akan sama? Saat kau berada di ambang hidup mati, saat sekadar bertahan hidup pun jadi kemewahan, apa yang bisa kau lakukan dengan uang dan kekuasaan? Bisakah kau selamatkan saya? Bisakah kau selamatkan dirimu sendiri?”
Li Yong perlahan menurunkan pistolnya. Kakinya yang menginjak pipi Xu Tao pun diangkat.
“Jika kau mati, aku akan menghidupkanmu kembali.” Li Yong menatap pintu ruang bawah tanah itu, berkata: “Aku takkan membiarkanmu mati, Li Yin.”
Bagi Li Yong, dia bisa mengorbankan semua orang di dunia ini demi memuaskan nafsunya. Baginya, Qingli adalah orang paling penting dalam hidupnya.
Tapi…
Tapi…
“Aku takkan membiarkanmu mati… Li Yin…”
Namun, tepat di detik ini, dari genangan darah Xu Tao di bawah kaki Li Yin, tiba-tiba muncul enam tangan berlumuran darah yang mencengkeram erat kedua kaki Li Yin! Sebelum Li Yin sempat bereaksi, enam tangan itu telah menarik seluruh tubuhnya masuk ke dalam lautan darah ini!
“Tidak——”
Li Yong berlari tergopoh-gopoh, jatuh berlutut di genangan darah sambil terus membersihkan darah itu, tapi Li Yin telah menghilang tanpa jejak.
Anak laki-lakinya, telah mati tepat di hadapannya.
Uang, kekuasaan, semua yang dimilikinya tak mampu menyelamatkan anaknya di depan mata.
“Tidak… Keluarlah… Keluarlah! Kembalikan padaku, anakku, kembalikan anakku padaku! Kembalikan!” Tinju Li Yong menghantam darah itu berkali-kali, tapi tak ada yang merespons.
“Kembalikan… Li Yin, anakku… Kembalikan anakku padaku…”
Saat itu, musik yang pilu mulai mengalun, bercampur dengan teriakan putus asa Li Yong, bagaikan sonata menuju neraka…
## Jilid 29 Siapakah Kau? Bab 11 Penemuan Tang Wuxiang
Di Pulau Sembilan Kepala, waktu hampir tengah hari. Intensitas hujan dan angin mulai menunjukkan tanda-tanda mereda, permukaan air yang sebelumnya meninggi juga sedikit surut.
Di antara reruntuhan yang berserakan, Bai Liyan, Yuan Yin, dan Tang Wuxiang kini berjalan perlahan. Wajah ketiganya terlihat kelelahan, mengingat siksaan fisik dan mental seperti ini bukanlah hal yang bisa ditanggung sembarang orang. Liyan adalah penghuni lama, sedangkan Yuan Yin dan Tang Wuxiang baru pertama kali menjalankan misi darah. Kini mereka hampir mencapai batas daya tahan.
Bahaya intrinsik dari misi darah itu sendiri ibarat jurang tanpa harapan. Bertahan sampai saat ini sudah menunjukkan daya tahan kehendak yang luar biasa. Tingkat bunuh diri di antara penghuni kini telah mencapai 30%. Dari yang tersisa, cukup banyak pula yang pernah gagal dalam upaya bunuh diri. Bagi para penghuni, ini bisa disebut sebagai puncak keputusasaan.
Namun Liyan tetap menolak menyerah. Lian Sheng, lelaki itu saja tidak pernah menyerah, maka tentu dia pun tak boleh berhenti. Setelah sekian lama mengikuti Lian Sheng, Liyan sudah lama bersumpah akan mengabdikan nyawanya untuk sang pemimpin. Bahkan jika harus menjadi perisai manusia, mengorbankan darah dan tulangnya sendiri untuk membuka jalan, dia rela. Karena Lian Sheng telah membawa terlalu banyak mukjizat dan harapan bagi para penghuni. Dahulu kala, berkat dialah Pu Miling bisa dibawa ke dunia ini.
"Reruntuhan di area ini sudah disisir sekitar 70-80%," ujar Yuan Yin sambil merangkul bahunya sendiri. Bibirnya sudah membiru karena kedinginan, namun dia tetap memaksakan diri bicara: "Selanjutnya... harus bagaimana?"
"Sebenarnya kondisi Li Yan saat ini juga tidak lebih baik. Guyuran hujan deras membuatnya merasa kepala pusing dan tubuh limbung. Kemungkinan besar dia sudah masuk angin, tapi sekarang tidak ada kesempatan untuk berhenti. Meski membawa obat, itu hanya bisa meredakan sedikit. Yang terpenting saat sakit adalah istirahat dan minum air. Dalam situasi saat ini, dia harus tetap bertahan. Asal bisa bertahan hidup sampai kembali ke apartemen, semua akan berakhir."
"Sedangkan fisik Tang Wuxiang relatif lebih kuat, tapi pipinya tetap terlihat pucat. Akhirnya dia berkata, 'Ayo... cari tempat untuk menghangatkan diri dulu. Demam di pulau ini akan jadi masalah yang sangat serius.'"
"Li Yan menggelengkan kepala, 'Tidak bisa. Api terlalu mencolok di kegelapan malam, asapnya juga menarik perhatian. Kita tidak boleh melakukan tindakan menggali kuburan sendiri. Minum obat dulu saja, bertahanlah sebisa mungkin.'"
"Sebenarnya Li Yan curiga dirinya sudah demam. Kepalanya terasa sangat pusing, langkah kakinya pun mulai tidak stabil. Dalam kondisi seperti ini, bertemu hantu jelas sangat berbahaya. Tapi memang tidak ada cara lain."
"Identitas pengirim sinyal Morse tetap menjadi misteri. Saat ini mustahil untuk menemukannya. Bahkan Li Yan mulai kebingungan menentukan langkah selanjutnya."
"'Lian Sheng, kalau kamu... apa yang akan kamu lakukan?'"
Ponsel mereka juga sudah benar-benar basah kuyup dan tidak bisa digunakan. Sejauh ini, segalanya harus bergantung pada diri sendiri. Li Yan menggigit giginya, akhirnya mengambil tekad baja: "Lanjutkan eksplorasi ke wilayah berikutnya, kita harus berjuang! Tidak mungkin hanya menunggu ajal di sini. Jika kalian ingin batal, silakan! Aku tidak akan berhenti. Aku akan berjuang mati-matian untuk menemukan jalan keluar!"
Yuan Yin mendengar kalimat itu malah tersenyum lebar, berpidato: "Siapa yang bilang mau menyerah? Pergi! Jika aku mau menyerah, sudah lama aku bunuh diri, ngapain datang menjalankan misi darah ini!"
Dan Tang Wuxiang juga menunjukkan ekspresi gigih: "Aku mantan perwira, jika tentara mati sebagai prajurit yang melarikan diri, betapa memalukannya! Aku tidak akan mengalah! Tuan Bai, mari kita bertahan sampai akhir!"
Li Yan tersenyum kecut dan berkata: "Baik! Ayo pergi!"
Tak lama kemudian, sebuah bangunan dua lantai muncul di depan mereka. Ketiga orang itu kemudian memasuki bangunan tersebut, mencari petunjuk. Bagaimanapun juga, pada tahap ini mereka tidak punya pilihan lain selain bertarung. Mengenai akhir seperti apa yang akan terjadi, mereka sudah tidak memikirkannya lagi. Yang penting sekarang berusaha semampunya.
Bangunan ini relatif lebih besar, termasuk yang terpelihara cukup utuh di antara bangunan-bangunan terbengkalai. Setelah masuk ke dalam, lantai satu terlihat sangat kosong, ukurannya sekitar dua kali lebih luas dari lapangan sekolah biasa, benar-benar lapang tanpa penghalang pandang.
“Pergi.”
Karena tidak menemukan barang apa pun, Li Yan memutuskan tidak membuang waktu lagi. Bersama dua orang lainnya, mereka mulai menaiki tangga menuju lantai dua.
Saat ini, hujan di luar semakin deras. Suara hujan yang menghantam jendela membuat perasaan semakin gelisah. Berapa lama badai ini akan bertahan di perairan sekitar, masih belum diketahui. Langit pun hingga detik ini belum menunjukkan tanda-tanda akan cerah. Mungkin kondisi ini akan terus berlanjut hingga misi darah berakhir.
Ketiga orang ini berjalan dengan langkah yang sengaja diperlambat, sambil memberikan perhatian penuh pada sekeliling. Sedikit kecerobohan sekarang bisa membuat mereka tidak akan bisa bangkit lagi. Sementara Li Yan terus berpikir, di manakah letak rahasia misi darah ini? Jika hantu itu adalah roh jahat gudang, maka penghuni manakah itu?
Li Yan telah membuat berbagai dugaan dan analisis, namun tetap tidak bisa menarik kesimpulan. Namun Lian Sheng sendiri pernah mengatakan padanya bahwa kemungkinan roh jahat gudang memang bersembunyi di antara para penghuni sangat tinggi. Ia juga berpesan agar Li Yan sangat berhati-hati. Lian Sheng sendiri pun tidak tahu siapa sebenarnya roh jahat gudang itu. Mengapa roh jahat gudang muncul di pulau ini?
Mengapa?
Setelah naik ke lantai atas, ruangan tetap sangat kosong. Hanya saja di bagian tertentu dinding terdapat tembok yang rusak parah, air hujan terus menerus masuk dari celah itu.
Posisi ketiga orang ini sekarang sangat dekat dengan lokasi tembok yang rusak itu. Tiba-tiba Li Yan merasakan firasat buruk.
“Jangan... jangan mendekati itu!”
Namun perkataannya sudah terlambat, Tang Wuxiang sudah mendekati tembok yang runtuh. Saat itu, hembusan angin dingin menerpa, dan seketika Tang Wuxiang mencium bau busuk menyengat!
"Lari!" Tang Wuxiang berteriak keras.
Li Yan tak lagi ragu sedikitpun, melangkahkan kaki dan berlari kencang, sementara reaksi Yuan Yin dan Tang Wuxiang juga tak kalah cepat! Tak lama, ketiganya sudah keluar dari bangunan itu, terus berlari dalam kegelapan malam.
Namun tak berapa lama, Tang Wuxiang terpisah dari kedua orang di depannya. Pertama, sejak awal memang ada jarak antara mereka, kedua langit terlalu gelap sehingga sulit melihat satu sama lain kecuali berdekatan.
Li Yan dan Yuan Yin terus berlari tanpa henti sampai energi mereka hampir habis. Li Yan terengah-engah, dan baru menyadari Tang Wuxiang tidak bisa mengikuti.
Kini Tang Wuxiang benar-benar tertinggal. Hatinya dipenuhi kepanikan, ponsel tak bisa digunakan, teriak pun tak mungkin. Di pulau ini, ia merasa seperti satu-satunya manusia yang tersisa!
Rasa takut menggerogoti jiwanya. Betapapun gigihnya ia, tetap tak mampu melawan fenomena mengerikan yang melampaui nalar ini. Apartemen penuh misteri itu mustahil ditaklukkan hanya dengan tenaga dan kehendak manusia.
Tang Wuxiang berdiam sejenak, menarik napas dalam. Akhirnya ia memutuskan untuk mengorbankan segalanya. Bagaimanapun, ia tak bisa pasrah menunggu ajal. Sekalipun sudah seperti ikan di talenan, ia harus berjuang mencari secercah tanda kehidupan!
"Dia perlahan melangkah dalam kegelapan ini, memastikan hantu itu tidak mengejar, lalu perlahan merasa lega. Bagaimanapun, meski stamina fisiknya sedikit lebih kuat dari orang biasa, berlari hampir sepanjang pagi di bawah hujan terus-menerus pasti membuat orang sekokoh besi pun tak akan tahan. Tang Wuxiang melihat sekeliling, bangunan-bangunan tak terpakai di sekitar relatif jarang dan tidak padat. Saat ini intensitas hujan menunjukkan tanda-tanda meningkat, jadi dia berlari kecil masuk ke bangunan lain."
"Masuk ke bangunan baru, dia perlahan merasa lega. Tepat saat itu, tiba-tiba dia menemukan sesuatu."
"Di sudut lantai satu yang luas dalam bangunan ini, terdapat sebuah benda. Ketika dia mendekat, baru menyadari bahwa itu adalah... sebuah pesawat radio!"
"Di dinding, penuh dengan darah segar, juga meninggalkan jejak tangan berdarah."
"Ini... tempat orang yang mengirim sinyal Morse itu pernah berada!"
"Memegang pesawat radio di tangannya, Tang Wuxiang merasakan harapan. Meski cahaya sangat redup, karena dulu saat menjadi perwira sering berjaga malam, dia mudah beradaptasi dengan kegelapan."
"Darah... meski tidak terlalu banyak, tapi jika pendarahan tidak berhenti mungkin akan mati. Seharusnya tidak bisa pergi terlalu jauh. Jadi..."
"Tang Wuxiang mulai memeriksa pesawat radio itu. Yang mengejutkannya, pesawat ini masih bisa digunakan."
"Jenazah orang itu pasti tidak jauh dari sini!"
"Jika menemukan jenazah, mungkin kita bisa menemukan beberapa petunjuk dari tubuhnya, seperti rahasia pulau ini. Dia menggunakan radio transmitter, pasti kehilangan alat komunikasi lain. Segala yang dialaminya pasti bisa terlihat dari kondisi jenazahnya!"
Tang Wuxiang menguatkan tekad, memeluk radio transmitter di dadanya, bersiap melakukan pencarian menyeluruh.
Saat dia berdiri dan menoleh ke belakang, wajah yang sudah membusuk penuh kengerian langsung berhadapan dengannya.
Sementara itu, Li Yan dan Yuan Yin terus berjalan menyusuri bangunan terbengkalai. Li Yan kini yakin Tang Wuxiang kemungkinan besar sudah bernasib malang.
Tiba-tiba Li Yan berhenti melangkah. Alisnya berkerut, lalu merasakan sesuatu yang tidak beres.
"Apa... ini hanya perasaanku saja?"
Namun perasaan gelisah itu semakin menjadi-jadi.
Saat menjalankan misi darah sebelumnya, Li Yan ingat Lian Sheng selalu punya firasat bahaya yang sangat tajam. Lama-kelamaan, dia sedikit menyerupai Lian Sheng.
Li Yan tahu kemampuannya tidak sehebat Lian Sheng. Separuh nyawanya yang tersisa sekarang adalah berkat Lian Sheng. Bagi Li Yan, Lian Sheng adalah penopang mental sekaligus sosok sempurna. Para penghuni pernah percaya selama Lian Sheng masih hidup, harapan mereka tidak akan padam.
"Lian Sheng... Aku takkan pernah bisa sepertimu, tapi aku harus tetap mengikuti jejakmu..."
Li Yan mulai mempercayai instingnya sendiri.
Perlahan dia menoleh ke Yuan Yin, menarik napas dalam-dalam sebelum bertanya, "Kamu... Yuan Yin?"
Yang terakhir tidak menjawab.
Pada saat itu, Lian Sheng segera melangkah dan berlari secepat mungkin!
Karena sedang flu, dia tidak bisa mencium bau busuk. Dan karena kegelapan yang pekat ini, dia juga tidak menyadari bahwa sosok yang mendekatinya sama sekali bukan Yuan Yin!
Tapi... bisakah dia melarikan diri?
## Jilid Dua Puluh Sembilan Siapa Kamu? Bab Dua Belas Lian Sheng dan Li Yan
Februari 1961.
Saat itu, apartemen belum semodern sekarang, kebanyakan TV di dalamnya masih hitam-putih.
Loushang Pu Liansheng berdiri di balkon, memandang ke bawah dari lantai teratas apartemen 29. Dia melihat ada penghuni baru lagi yang mengejar bayangan masuk ke apartemen.
"Ada penghuni baru." Lian Sheng menghela napas, "Kasihan sekali orang itu."
"Ada penghuni baru?" Di dalam ruangan, seorang wanita cantik yang sedang membaca catatan misi darah menjawab. Dia adalah Ye Han, istri Lian Sheng. Sama seperti Lian Cheng dan Yi Wan, pasangan suami-istri biasanya ditempatkan di ruangan yang sama.
"Aku akan keluar sebentar. Mau ikut?"
"Ya, baiklah."
Segera, banyak penghuni berkumpul di lantai satu. Yang ikut datang termasuk Ye Xin, Liu Tiezhu, dan penghuni lainnya. Saat Lian Sheng tiba, banyak penghuni bergegas berkata, "Kawan, inilah loushang kami. Dia yang akan menjelaskan situasinya!"
Penghuni baru yang masuk itu adalah pria berpakaian sederhana. Dengan gemetar, dia mengeluarkan kunci dari saku sambil bertanya ragu, "Kalian... siapa kalian? Aku mau lapor polisi! Sihir apa yang kalian pakai sampai... sampai bayanganku...?"
"Saudara!" Mo Shuitong yang berada paling dekat dengan pria itu segera berkata: "Jangan seperti ini, kami bukan orang jahat. Tempat ini adalah lokasi yang sangat aneh, kami semua seperti dikutuk, sama sekali tidak bisa meninggalkan apartemen ini..."
"Omong kosong apa! Kutukan?" Pria itu sangat meremehkan. Dia mempelajari Marxisme-Leninisme dan pemikiran materialis, mana mungkin percaya pada kutukan.
"Aku tahu!" Pria itu tiba-tiba tersadar: "Kalian pasti menggunakan cara tertentu, kira aku akan tertipu? Kalian pasti elemen jahat yang menyebarkan takhayul feodal!"
"Saudara!" Lian Sheng meningkatkan volume suaranya: "Tenanglah. Situasinya tidak seperti yang kau pikirkan, mana mungkin kami elemen jahat? Dengarkan penjelasanku."
Wajah Lian Sheng yang sangat tampan membuat siapapun terpana. Saat melihatnya, pria itu tak bisa menahan rasa simpati. Mata Lian Sheng yang jernih sama sekali tidak terlihat seperti penjahat.
Kemudian, Lian Sheng menceritakan seluruh kebenaran padanya.
Tentang apartemen ini, sepuluh instruksi tulisan darah untuk keluar, serta... instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis (pada akhir tahun 1960 sudah ada pemberitahuan tentang instruksi tingkat Raja Iblis).
Namun mendengar ini, pria itu sama sekali tidak bisa menerima kebenaran absurd itu. Ia menuding Lian Sheng dan membentak: "Dasar pembohong! Sudah bertahun-tahun sejak pembebasan, masih ada orang sepertimu yang menyebarkan takhayul! Mana mungkin aku tertipu!"
"Jika tidak percaya, cobalah pergi ke luar. Kau akan menemukan bahwa apartemen ini sama sekali tidak terlihat dari luar."
"Kalimat Lian Sheng ini membuat pria itu semakin mengejek. Dia memilih tidak berkata apa-apa dan langsung lari keluar. Namun, lima menit kemudian, dia kembali dengan wajah pucat pasi."
"Meskipun keyakinan materialisme-nya kuat, fenomena aneh bahwa apartemen tidak terlihat dari luar benar-benar melampaui pemahamannya. Bagaimanapun, sekitar sini hanya ada apartemen tiga sampai empat lantai. Apartemen 29 lantai ini sama sekali tak terlihat dari luar. Ditambah lagi, di bawah terik matahari, apartemen ini sama sekali tidak memiliki bayangan. Dua hal ini membuatnya tak bisa tidak percaya."
"Aku... aku harus menyelesaikan sepuluh misi darah baru bisa pergi?" Pria itu tiba-tiba berlutut di depan Lian Sheng, tangisnya sudah tak terbendung: "Anak laki-lakiku baru saja lahir! Baru saja diberikan nama, bagaimana bisa aku mengalami insiden di saat seperti ini? Kawan, kumohon, tolong bantu aku!"
Ye Han segera mendekat dan membantu pria itu berdiri: "Kawan, jangan seperti ini. Aku mengerti perasaanmu. Aku juga punya putri... Kami akan berjuang mati-matian membantumu, pasti akan membantumu!"
"Siapa namamu?" Lian Sheng juga mendekat dengan nada penuh perhatian: "Kamu adalah penghuni ke-51 di apartemen ini."
"Bai... Bai Liyan."
Setiap kali ditanya namanya, Li Yan selalu merasakan rasa rendah diri yang mendalam. Ini adalah simbol bahwa orang tuanya menganggapnya sebagai beban.
"Hmm," namun Lian Sheng sama sekali tidak menanyakan lebih lanjut nama aneh itu, melainkan berkata dengan tenang: "Baik, Kawan Bai, mulai sekarang Anda adalah bagian dari kami. Semua pasti akan saling membantu. Saya Pu Liansheng, selama dalam kemampuan saya, takkan pernah meninggalkan satu pun penghuni apartemen!"
Setelah menjadi penghuni apartemen, Li Yan juga tahu bahwa karena Raja Iblis, aturan misi darah menjadi kacau dan frekuensi penerbitannya meningkat drastis. Dulu semakin sering seseorang menjalankan misi, interval penerbitan misi darah akan semakin panjang. Tapi sekarang berbeda, seseorang bisa menjalankan misi darah secara berturut-turut dalam satu bulan.
Karena harus masuk apartemen, Li Yan juga sadar dirinya harus pindah dari rumah. Akhirnya dia terpaksa berbohong pada istrinya dengan alasan pekerjaan yang mengharuskannya bekerja di luar kota. Para penghuni yang mengetahui anaknya baru lahir, dengan sukarela mengumpulkan sumbangan. Di era serba kekurangan itu, setiap orang memahami kesulitan satu sama lain. Li Yan pun berlinang air mata berterima kasih, di mana Lian Sheng yang paling kaya menjadi penyumbang terbesar.
Karena itu, Li Yan paling berterima kasih pada Lian Sheng. Dia bersumpah akan mengikuti Lian Sheng sampai mati untuk membalas budi pasangan suami-istri itu.
Di bulan Mei, dia menghadapi misi darah pertamanya. Dua penghuni senior menyertainya. Sebelum berangkat, pasangan Lian Sheng mengajaknya makan malam di rumah mereka, bukan di apartemen. Di sanalah dia pertama kali bertemu Pu Feiling yang masih kecil.
“Li Yan,” Lian Sheng kala itu berkata padanya: “Meski kita belum lama kenal, tapi kau orang baik yang tulus. Bencana perang sebesar itu dulu saja kita bisa bertahan sampai sekarang, kita takkan mudah mati! Gelas anggur ini sebagai perpisahan, kau harus... hidup kembali!”
Kata-kata Lian Sheng menghangatkan hati Li Yan. Di zaman tanpa ponsel maupun internet itu, jika lokasi misi darah terlalu terpencil sehingga tak bisa mendapat bantuan ahli strategi dari apartemen, maka hanya bisa mengandalkan diri sendiri atau penghuni senior.
“Ye Xin juga termasuk penghuni berpengalaman. Sudah kuperingatkan, sebagai penghuni baru yang pertama kali menjalankan misi darah, dia pasti akan banyak membantumu. Nanti kau kembali, akan kupersembahkan anggur untukmu!”
Ucapan Lian Sheng menyentuh hati Li Yan. Membuatnya bersumpah di hari-hari berikutnya, apapun yang terjadi, harus membalas budi pasangan Lian Sheng.
Dalam waktu kurang setahun, Li Yan sudah menjalani lima kali misi darah. Penghuni apartemen terus mati sambil terus bertambah. Saat gudang muncul, sempat membuat heboh, tapi malah meningkatkan tingkat kematian. Akhirnya... Lian Sheng memutuskan tak menggunakan alat, Li Yan setuju. Ye Han bahkan putus asa dan terburu nafsu memutuskan menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Akhirnya, dia memutuskan ikut Lian Sheng dan Shui Tong mendampingi Ye Han.
Saat membawa Pu Miling keluar dari ruang dimensi lain instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, dia merasakan mata anak itu dipenuhi energi jahat. Namun ketika Lian Sheng mengatakan ingin membawa anak itu keluar, dia menyetujui. Bagaimanapun, dia tidak ingin menentang keinginan Lian Sheng. Sepertinya Shui Tong juga memiliki pendapat yang sama.
Akhirnya, di misi darah kelimanya di ruangan dengan distorsi waktu. Saat apartemen perlahan melepas pembatasan kutukan dari misi darah, lima jam terakhir berubah menjadi lima puluh tahun. Ini membuatnya kehilangan segalanya dalam sekejap, zamannya yang takkan kembali, istri dan anak yang dulu dia lindungi dengan taruhan nyawa kini terasa seperti di kehidupan lain. Dia tak bisa lagi pulang ke keluarganya.
Meski kehilangan segalanya, Lian Sheng mengejarnya hingga ke zaman ini. Lian Sheng adalah alasan utama dia bisa bertahan hidup hingga hari ini. Tanpa bantuannya yang berulang kali, mustahil baginya menyelesaikan lima kali misi darah dan bertahan hidup.
Meski kini adalah apartemen zaman baru, tahun ini tetap menjadi tahun misi darah iblis. Sungguh ironis dan kebetulan yang mengerikan. Para penghuni generasi baru sama sekali tidak memiliki solidaritas seperti di zaman mereka dulu, hati mereka telah ternoda. Satu per satu hanya berencana jahat, mementingkan diri sendiri dengan niat tersembunyi. Zaman ini pun benar-benar berbeda dengan masa hidupnya. Nilai-nilai dan pemikiran manusia telah berubah drastis.
Tapi yang tak berubah hanyalah Lian Sheng dan Shui Tong.
Karena sudah datang ke zaman ini bersama Lian Sheng, dia akan berjuang mati-matian untuk bertahan hidup, lalu membantu Lian Sheng agar bisa hidup sampai akhir dan keluar dari apartemen ini!
Saat ini di Pulau Sembilan Kepala, Li Yan telah mengerahkan seluruh tenaganya. Meski tubuhnya lemah karena flu, dia tetap mengatupkan gigi dan bertahan. Dia sama sekali tidak ingin mati di sini dan mengakhiri hidupnya seperti ini!
Hujan dan angin di Pulau Sembilan Kepala masih sangat kencang, namun Li Yan terus mengatupkan gigi dan bertahan.
Namun karena indra penciumannya tidak berfungsi, dia tidak bisa mendeteksi apakah "hantu" sudah mendekat melalui bau. Dalam kegelapan seperti ini, wajar saja jika tidak terlihat setelah jaraknya menjauh. Dia sendiri tidak berani terlalu percaya diri dengan kecepatan larinya, apalagi ini bukan pertama kalinya dia menjalankan misi darah.
Napasnya terus terengah-engah sementara hatinya berusaha menekan ketakutan. Sudah lima puluh tahun, misi darah dari apartemen tetap sama aneh dan mengerikannya.
Dia mengusap air hujan di pipinya, tiba-tiba batuk lagi. Batuk tidak bisa dihentikan sesuka hati. Meski sudah menutup mulut, batuknya tetap terdengar keras.
Tidak boleh mati... Tidak boleh mati...
Tubuhnya yang lunglai membuat penglihatannya mulai buram. Hanya dengan daya tahan kehendak yang kuat Li Yan masih bisa bertahan. Tapi berapa lama lagi dia bisa bertahan?
Sama seperti Li Yan, Tang Wuxiang juga sedang berlari panik menyelamatkan nyawa. Dia telah membawa pesawat radio itu dan berlari cukup lama dalam hujan, namun keyakinannya untuk bisa melepaskan diri dari hantu yang membuntuti masih sangat tipis.
Saat ini, dia sangat ingin meneliti pesawat radio itu dengan cermat. Di saat yang sama, dia juga harus menemukan jenazah pengirim sinyal. Tapi... bagaimana caranya...
Lari masuk ke dalam sebuah bangunan, dia sementara lega. Saat ini, matanya mulai menyesuaikan dengan kegelapan. Ditambah penglihatannya yang memang tajam, kini dia bisa sedikit melihat sekeliling.
Di dalam bangunan, dia merayap pelan-pelan menempel dinding. Sampai akhirnya tiba di depan jendela. Dia mengintip ke luar, merasa aman, baru berani memutar badan.
Wajah yang membusuk itu terpampang jelas lagi di hadapannya.
Tang Wuxiang langsung terkejut setengah mati! Seketika dia menabrak kaca jendela di belakangnya dan terjungkal keluar!
Kali ini, karena jaraknya dekat, dia bisa melihat lebih jelas. Benar... semakin dilihat semakin terasa familiar. Tapi berbeda dengan kesan familiar yang disebut Meng Ziying sebelumnya...
Apa itu?
Lalu apa sebenarnya itu?
## Jilid 29 Siapa Kamu? Bab Ketiga Belas Situasi Genting?
Yuan Yin tidak mati.
Dia saat ini sedang terengah-engah bersembunyi di belakang tembok yang rusak. Barusan, menggunakan istilah "nyaris mati" untuk menggambarkan situasinya pun masih kurang tepat, bisa dikatakan masih hidup sekarang ini adalah suatu mukjizat.
"Hantu itu... benar-benar familiar, di mana pernah melihatnya?"
Yuan Yin meskipun terus berpikir keras, tetap tidak bisa menarik kesimpulan. Sebagai salah satu dari tujuh ahli strategi pemula, dia bukanlah orang sembarangan, setara dengan Bai Wenqing dan Lin Huanzhi. Tapi sekarang pun dia benar-benar kehabisan akal.
Bagaimanapun juga, dia tidak ingin mati di tempat ini.
"Baiklah..." Yuan Yin merapikan rambut basahnya, matanya penuh tekad: "Aku harus bertahan sampai detik terakhir. Tidak mungkin... tidak mungkin aku..."
Namun meski berkata begitu, dalam hati Yuan Yin sudah siap mati. Seperti pepatah "berani mengorbankan diri untuk menjatuhkan kaisar". Dalam situasi terdesak saat pertama kali menjalankan misi darah ini, dia sadar peluang selamatnya sangat tipis. Tapi pasrah menunggu ajal? Itu mustahil baginya.
Yuan Yin merapikan bajunya sebentar, menengok ke balik tembok runtuh untuk memastikan tidak ada gerakan, lalu mulai berjalan lagi. Hujan di Pulau Sembilan Kepala masih deras, tapi karena tanah di daerah tinggi ini sudah tidak tergenang air. Angin kencang pun tidak terlalu mengganggu asal berjalan searah tiupan.
Tiba-tiba dia batuk-batuk keras. Terlalu lama terpapar angin dan hujan, mungkin dia mulai terkena flu.
"Masa... aku tidak boleh tumbang. Tidak boleh..."
Orang tua Yuan Yin bercerai saat dia masih kecil, dan kemudian dia diberikan kepada ayahnya melalui keputusan pengadilan. Sejak kecil, Yuan Yin selalu memandang rendah ayahnya yang terlihat frustrasi, yang selalu membungkuk hormat di depan semua orang, bahkan rela mengorbankan harga diri hanya untuk mendapatkan sedikit uang lebih. Ibunya terus-menerus bertengkar di rumah karena tidak tahan melihat sikap ayahnya seperti ini, hingga akhirnya bahkan memiliki pria lain di luar. Setelah perceraian, ayahnya selalu mengeluh tentang ketidakadilan dunia, seolah semua kesengsaraan di dunia ini menimpa dirinya.
Yuan Yin membenci Ayahnya dari lubuk hati. Meski tak punya kemampuan bahkan harga diri, Ayah hanya bisa mengeluh setiap hari. Penampilan berantakan, bau keringat, saat terlilit utang sampai semua saudara setengah darah menggelengkan kepala melihatnya. Akhirnya Yuan Yin bersumpah tegas: "Aku takkan menjadi orang gagal seperti Ayah - tanpa pengetahuan, gelar, maupun harga diri." Tatapan melototi para saudara membuatnya paham: hanya dengan menjadi kuat seseorang tak akan diinjak-injak. Jika tidak, baik Ayah maupun dirinya akan tetap dianggap seperti kutu oleh semua orang.
Yuan Yin kemudian belajar giat dan berhasil masuk universitas ternama. Melalui pengalaman mempelajari manajemen bisnis, sebelum memasuki apartemen, dia telah menjadi asisten eksekutif di sekretariat perusahaan besar. Dia bisa hidup dengan martabat tanpa perlu iri pada orang lain. Saat itulah dia merasa hidupnya tidak sia-sia. Dirinya yang bersumpah untuk hidup berbeda dari kehidupan Ayah yang merosot, akhirnya mencapai tujuannya. Namun tepat di ambang puncak kehidupan, dia justru masuk ke apartemen itu. Sejak saat itu, segala yang diperolehnya selama belasan tahun musnah seketika. Mulai sekarang, bahkan nyawanya pun tak bisa dipertahankan.
Tapi harga diri yang membara membuatnya tak bisa menunduk. Dia takkan lupa, saat Ayah meninggal karena sirosis akibat kecanduan alkohol di masa SMA-nya, terus-menerus mengeluh dan membenci orang kaya. Bahkan di ranjang kematiannya, hanya Yuan Yin yang mendampingi. Untuk keluarga yang terlilit hutang, mana ada kerabat yang mau datang? Ibu sudah lama menghilang entah ke mana bersenang-senang. Seluruh hidup Ayah hanya diisi dendam dan penghinaan, karena itu Yuan Yin sama sekali tak merasa iba padanya.
“Bahkan menghadapi situasi hidup mati yang seperti ini, Yuan Yin tetap tidak menundukkan kepala. Sejak ayahnya meninggal, dia sudah mengerti: jika seseorang hidup seperti ayahnya, apa artinya hidup lama? Nilai kehidupan itu terletak pada mewujudkan diri sendiri, bukan seperti ayah yang bahkan hanya punya diri sendiri sebagai pengantar ke liang kubur, bahkan dia sendiri memandang rendah ayahnya. Baginya, manusia harus mengerahkan segala daya upaya! Meski akhirnya gagal, meski mati di pulau ini, harga diri tidak boleh dibuang!”
“Mau aku mati... kalian jangan harap bisa membuatku takut...”
Yuan Yin mengatupkan gigi, melangkah perlahan di tanah berlumpur. Karena medan yang semakin tinggi, angin di sekitar mulai bertiup kencang, napas pun mulai sesak. Di depan sudah tidak ada bangunan terbengkalai lagi, hanya lereng tinggi. Tanpa disadari, ketinggian tempat ini sudah puluhan meter di atas permukaan laut. Dari sini, permukaan laut di kejauhan terlihat jelas. Ombak terus menerjang, di Pulau Sembilan Kepala yang suram ini, rasanya seperti memasuki neraka sesungguhnya.
Yuan Yin batuk lagi. Meski sudah minum obat yang dipersiapkan sebelumnya, karena tidak beristirahat untuk memulihkan energi, efek obat tidak terasa maksimal. Yuan Yin batuk beberapa kali lagi, mengepal erat kedua tinjunya. Dia bersumpah harus berjuang mati-matian untuk pergi dari sini!
“Roh jahat gudang... penghuni palsu... Kalau begitu, yang mana? Tidak bisa menghubungi dunia luar, tidak bisa memastikan siapa...”
Waktu Yuan Yin memasuki apartemen memang tidak lama, kontaknya dengan beberapa penghuni lama juga singkat. Di dalam apartemen, hanya Bai Wenqing dan Sun Qingzhu yang bisa dianggap memiliki hubungan persahabatan, sayangnya mereka semua sudah mati.
Tapi Yuan Yin bukan tipe yang sentimental. Sekarang, dia pasti akan mempertaruhkan nyawa. Bahkan rela menjadikan Meng Ziying dan Lin Xin sebagai tumbal sebelumnya.
Saat melarikan diri dari bangunan sebelumnya, dia terpisah dengan Li Yan. Secara logika, sendirian di Pulau Jiutou ini mustahil tidak ketakutan. Namun Yuan Yin bukan tipe yang kehilangan nyali saat sendirian. Berdiri di tempat tinggi ini, dia bisa mengamati sekitar pulau untuk mencari jejak Bai Liyan atau Tang Wuxiang.
Tapi karena langit benar-benar gelap gulita dan pulau ini tanpa sumber cahaya lain, visibilitas sangat rendah. Ke mana pun memandang, hanya kegelapan yang terlihat. Meski sudah mulai terbiasa dengan kegelapan, Yuan Yin tetap tak bisa melihat jelas.
Sementara Li Yan kini sudah terpojok. Dia sama sekali tak bisa melepaskan bayangan hitam yang mengejarnya bak parasit! Ke mana pun pergi, bayangan itu pasti muncul.
Dia... pasti mati.
Meski Li Yan tak ingin menyerah, tanpa petunjuk sama sekali saat ini, dia benar-benar tak bisa berpikir jernih.
Energinya sudah benar-benar habis, ditambah lagi sedang flu. Kepalanya pusing berat. Kalau bukan karena kehendak yang kuat, mungkin sudah pingsan.
Dan dia... sudah tak punya jalan mundur.
"Karena, di belakang punggungnya adalah laut yang bergelora. Begitu dia meninggalkan Pulau Sembilan Kepala, kutukan bayangan akan segera merenggut nyawanya!"
"Di sisi lain, di Kota K, hari masih terang benderang."
"Li Yong sedang mengemudi di jalan layang sambil berbicara melalui ponsel."
"Sudah melacak pergerakan orang yang kau sebutkan. Langsung bertindak sekarang?"
"En." Li Yong mengangguk berat, "Pastikan kau menyelesaikan ini. Jika berhasil, kau akan mendapat keuntungan tak terhitung di kemudian hari!"
"Jangan sungkan. Aku akan segera bertindak."
"Baik..." Li Yong menarik napas dalam, "Dengar, jangan sampai gagal!"
Setelah memutuskan panggilan, Li Yong melepas earphone dengan ekspresi dingin: "Xiao Yin, Ayah takkan membiarkanmu mati. Ayah pasti menghidupkanmu kembali, tak ada yang bisa menghentikanku!"
Jenazah Xu Tao sudah dititipkan untuk disingkirkan. TKP akan dipalsukan dan alibinya dibuat sempurna. Tapi itu bukan prioritas sekarang.
Li Yong menginjak gas hingga dasar.
Sementara itu... Shangguan Mian sudah tidak bersama Ziye dan yang lain. Baru setelah sampai di pusat perbelanjaan Kota K, mereka bisa bernapas lega.
"Darahnya sudah terhapus?" Yin Ye memeriksa telapak tangan Yinyu, lalu menoleh ke Ziye yang bersandar di dinding: "Kau tahu penyebabnya?"
"Target mereka adalah aku, jadi aku bisa menebak siapa yang ingin membunuhku." Ekspresi Ziye tak lagi tenang seperti biasa, matanya memancarkan tekad baja: "Li Yin, dia khawatir menjeratku sampai tak menghubungiku. Sekarang dia..."
"Di sekitar kawasan komersial, banyak orang memperhatikan mereka dan melaporkan informasi secara real-time. Setelah bertahun-tahun mengembangkan bisnis di kota ini, Li Yong telah menjalin hubungan baik dengan semua preman lokal."
"Direktur Li," seorang pria berkacamata hitam di dalam toko seberang kawasan komersial mengamati melalui kaca etalase sambil memegang ponsel, "Ini adalah area tersibuk di pusat kota, jaraknya tidak jauh dari kantor pemerintah kota. Melakukan aksi di sini sangat tidak praktis."
"Selesaikan sendiri caranya. Masalah uang bukan masalah."
Pria berkacamata hitam itu tersenyum: "Direktur Li, uang? Tidak perlu. Asalkan Anda ingat hutang budi kami, itu sudah cukup."
Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung di dunia hitam, pria ini sangat paham bahwa membuat orang selevel Li Yong berhutang budi jauh lebih berharga daripada uang. Dengan visi jauh ke depan, ia memperhitungkan bahwa terpilihnya Li Yong sebagai walikota adalah keniscayaan - didukung kekuatan finansial keluarga Yang, jaringan koneksi luas, serta pengelolaan Rumah Sakit Zhengtian selama bertahun-tahun. Orang seperti ini pantas dijalin hubungan baik, demi masa depannya sendiri di Kota K. Saat ini banyak orang sudah mulai menjilat, tak ada lagi yang menganggap Li Yong sekadar direktur rumah sakit biasa. Secara objektif, ia sangat mengagumi Li Yong yang merupakan figur seperti panglima perang.
"Bisakah aku mempercayaimu?"
"Tentu. Ke depannya, kami masih membutuhkan bantuan Anda."
"Aku takkan melupakan orang-orang yang membantuku."
Li Yong adalah orang yang selalu menggunakan kombinasi hadiah dan hukuman, jelas dalam memberi penghargaan dan sanksi. Dia tidak akan mengorbankan kepentingan jangka panjang demi keuntungan sesaat, sehingga berhasil memenangkan hati banyak orang. Untuk bisa berkuasa di dunia hitam dan putih sekaligus, uang saja tidak cukup.
## JILID XXIX SIAPAKAH KAMU? BAB XIV AKHIR DARI MISI DARAH YANG TERALIENASI
"Ada satu hal lagi... yang harus kau tangani dengan baik. Semua yang kau lakukan sekarang, aku janji akan membalasnya di kemudian hari. Reputasiku Li Yong dalam dunia hitam, kau pasti tahu."
"Tentu, Direktur Li selalu menjunjung kesetiakawanan. Tentang orang-orang yang ditemui putramu dalam 24 jam terakhir, akan kuselidiki satu per satu. Sayangnya putramu tidak mengemudi, kalau ada black box mobil pasti lebih mudah. Untuk sementara hanya bisa melacak lokasi melalui nomor ponselnya. Begitu ada kabar, akan segera kuberitahu."
"Bagus. Setelah ketemu, buatkan daftar untukku. Sudah susah-susah."
"Tidak masalah. Merupakan kehormatan bagi Yuan ini bisa melayani Direktur Li."
Setelah menutup telepon, pria bermarga Yuan ini menyunggingkan senyum sinis. Sebagai bos judi gelap dan rentenir, kemampuan pengumpulan informasinya tak diragukan. Jaringan preman di Kota K sangat rumit, mustahil bertahan tanpa bergabung dengan aliansi kuat.
Dia yakin Li Yong akan semakin berkuasa. Dengan bergabung sekarang, kepercayaannya di masa depan pasti semakin besar.
"Jadi, tugas ini harus diselesaikan dengan baik. Membunuh seorang wanita saja, pekerjaan sederhana seperti ini, menurutnya pasti tidak ada alasan untuk tidak bisa dilakukan."
Sekarang, Ziye telah menjadi target yang harus dibunuh oleh Li Yong!
Di Pulau Sembilan Kepala, para penghuni sudah menghadapi situasi paling genting. Tidak ada petunjuk jalan keluar, tidak bisa menghubungi dunia luar, Li Yan benar-benar kehabisan akal.
Kondisi saat ini hanya bisa digambarkan dengan dua kata: jalan buntu.
Meski Li Yan berjuang mati-matian, kemampuan manusia ada batasnya. Pada titik ini, dia merasa sudah sampai di ujung jurang.
Apakah benar-benar tidak ada harapan lagi?
Menyusuri tepi laut Pulau Sembilan Kepala, energi Li Yan benar-benar habis. Tubuhnya akhirnya tidak bisa bertahan lagi dan terjatuh. Dia sudah menyerah total.
Pada titik ini, bertahan lebih lama sudah tidak ada artinya lagi.
"Lian Sheng... Maaf, aku pergi duluan. Kau... dan Shui Tong, harus bertahan hidup..."
Perlahan Li Yan menutup matanya. Bukan karena mau menyerah, tapi benar-benar tidak ada ide lagi. Kehabisan energi, tidak bisa melepaskan diri dari hantu di belakangnya, dia tidak punya pilihan lain.
Saat menutup mata, dia mulai mengingat seluruh hidupnya.
Masa kecil dihabiskan di antara asap mesiu dan api perang. Berkali-kali dia mengira akan mati, berkali-kali merasa tidak ada harapan. Tapi bahkan saat itu pun, dia tidak pernah melepaskan harapan.
“Periode Perang Perlawanan terhadap Jepang, dalam migrasi besar-besaran, dia bertemu Hong Jia yang kelak menjadi istrinya. Dalam perang, nyawa rakyat sipil bagai rumput liar. Setiap orang harus berjuang mati-matian mencari sedikit harapan hidup di tengah zaman kacau ini. Li Yan dan Hong Jia pun saling mengenal. Dua anak yang pernah tidur bersama di tumpukan jerami, saling menggandeng tangan, berkali-kali selamat dari maut di tengah kobaran perang. Di usia belia, mereka setiap hari menyaksikan orang-orang mati.”
“Apa itu cinta? Li Yan sama sekali tidak punya konsep tentang itu. Sumpah cinta di bawah bulan atau romansa bunga-bunga adalah kemewahan bagi mereka. Bagi mereka, cinta adalah... bisa saling menghangatkan satu sama lain. Meski tahu besok mungkin mati, tetap bisa berpelukan. Di zaman itu, bisa makan kenyang, bangun di Hari Kedua dan sadar masih hidup, itu sudah kebahagiaan.”
“Setelah berdirinya Tiongkok Baru, api perang akhirnya padam dari tanah Shenzhou. Menyambut zaman damai, Li Yan dan Hong Jia pun bersatu. Tanpa resepsi mewah, tanpa obsesi rumah atau mobil mewah seperti zaman ini. Pengantin pria bukanlah pria tampan kaya, pengantin wanita juga bukan gadis cantik berkulit putih. Dalam istilah zaman sekarang ini disebut pernikahan telanjang. Tapi itu tak penting lagi. Telah melewati ujian hidup-mati, bisa bertahan sampai hari damai ini, adakah kebahagiaan yang lebih besar dari ini?”
“Hong Jia, mulai sekarang, kita pasti, pasti akan hidup bahagia bersama...”
Itu adalah janji Li Yan kepada istrinya.
Berjalan bersama sampai sekarang, Li Yan yakin apapun kesulitan di masa depan bisa diatasi.
“Dia begitu yakin dan teguh dengan keyakinannya.”
Tapi... tepat saat putranya Bai Cheng masih dalam buaian, dia sudah menjadi penghuni apartemen ini. Lalu, melintasi lima puluh tahun, sampailah pada masa kini. Sekarang... semuanya sudah tidak bisa diselamatkan lagi...
Hongjia... Anakku... Sungguh ingin bertemu kalian sekali lagi...
Saat ini, di Kota K, Zhou Hongjia istri Bai Liyan sedang di ruang perpustakaan, mengelus foto hitam putih yang menguning dengan tangan berkeriput. Ini adalah foto pernikahan tahun 1950 yang diambil saat Liyan dengan gagah mengenakan pakaian pengantin pria, sementara Hongjia memegang buket pengantin wanita bersandar di samping suaminya.
Sudah lima puluh tahun...
Suami itu telah menghilang selama lima puluh tahun penuh...
Meski Hongjia kemudian menikah lagi dengan suami sekarang, bahkan putranya Bai Cheng berganti marga menjadi He Cheng, dia tetap tak bisa melupakan mantan suaminya. Pernikahan ulang itu pilihan terpaksa, bagaimanapun, betapa sulitnya hidup sebagai janda dengan anak? Meski Liyan hanya dinyatakan hilang, kebanyakan orang mengira dia sudah mati.
“Liyan...” Sang nenek memeluk foto di dadanya. Dia tak tahu bahwa beberapa waktu lalu, suaminya pernah berada tak jauh darinya, memandangnya dalam diam. Hanya saja, dia sudah tak bisa mengenali suaminya lagi.
Juga tidak tahu bahwa suaminya di Pulau Sembilan Kepala, telah mencapai ujung nyawanya.
“Ibu...”
Saat itu, He Cheng...yang tak lain adalah putra Li Yan, Bai Cheng, masuk ke dalam ruangan. Matanya langsung menatap ibu yang sedang memeluk foto sambil meneteskan air mata.
"Ibu..." He Cheng segera menghampiri, bertanya penuh perhatian: "Ibu, kau...baik-baik saja?"
"Tiba-tiba teringat ayahmu..." Hong Jia mengusap air mata sambil memegang foto, "Tahun ini tepat lima puluh tahun sejak dia menghilang. Saat menikah dulu, dia pernah berjanji akan hidup bahagia bersamaku selamanya..."
"Ibu, sudah lima puluh tahun. Apa gunanya terus merindukan?"
"Tapi aku tak bisa melupakannya. Bersamanya, kami melewati begitu banyak kenangan tak terlupakan." Meski sudah sepuh, pikiran sang nenek masih jernih, "Hal-hal tertentu tak bisa dilupakan begitu saja. Di masa perang, dia selalu bilang selama kita masih hidup hari ini, dia akan terus melindungiku. Meski sudah hilang lima puluh tahun, aku masih merasa dia tak pernah benar-benar pergi..."
"Ibu...aku pun begitu. Meski tak pernah melihat ayah secara langsung, sejak kecil aku terus membayangkan rupanya, alasan dia meninggalkan kita, apakah dia...masih hidup...Pertanyaan itu terus menghantuiku. Jika mungkin, aku sangat ingin bertemu..."
"Aku juga...Jika ada kesempatan, sebelum meninggalkan dunia ini, ingin sekali bertemu sekali lagi...sekali saja..."
Li Yan merasakan seluruh tubuhnya lunglai, kesadarannya mulai mengabur. Gejala demam semakin parah. Kehabisan energi setelah terus menerus kehujanan dan terpa angin tanpa istirahat, kini dia mulai mengalami dehidrasi.
"Dia bisa bertahan sampai sekarang sudah merupakan mukjizat. Saat ini, bahkan jika dia membuka mata, pemandangan yang terlihat tetap samar-samar."
"Hong Jia……"
"Lian Sheng……"
"Tepat pada saat itu, tatapannya bertemu dengan wajah yang membusuk mengerikan. Itu adalah... penampakan Shinigami."
"Namun, di detik terakhir yang kabur ini, saat Li Yan melihat mata itu, tiba-tiba dia menyadari... hantu ini adalah siapa!"
"Yuan Yin juga tewas. Saat berdiri di lereng tinggi itu, dia didorong jatuh dan tewas di tempat."
"Sementara Tang Wuxiang terbangun dari pingsannya. Baru saja dia terjatuh dari ketinggian, dahinya masih mengucurkan darah, tapi tangannya tetap erat memeluk pemancar radio di dadanya."
"Namun, bola matanya terlihat kosong."
"Ka...kau...kau……"
"Li Yan mencoba mengangkat tubuhnya untuk menyentuh wajah menakutkan itu, tapi akhirnya tubuhnya tak bisa bergerak sama sekali."
"Bersamaan, tubuh Hong Jia gemetar hebat, kedua bola matanya terbuka lebar!"
"Ibu... kau... kau kenapa?"
"Tidak... tidak tahu, aku merasa hati ini sangat perih, sangat sakit……"
"Di tempat lain, Lian Sheng yang bersama Ziye tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah. Ziye segera memperhatikan perubahan itu: "Ada apa? Terjadi insiden?""
"Tidak... Li Yan, apakah Li Yan mengalami sesuatu? Aku merasa dia mungkin sudah... tidak selamat……"
“Pengalaman hidup dan mati selama lebih dari setahun dengan Lian Sheng telah lama membuatku menganggapnya sebagai saudara laki-lakiku sendiri. Namun saat ini, Lian Sheng akhirnya menyadari bahwa mungkin dia... harus mengucapkan selamat tinggal selamanya pada Li Yan.”
“Dia tidak bisa melupakan ekspresi menyakitkan Li Yan yang bersujud di hadapannya setelah memasuki apartemen hari itu, memohon untuk menyelamatkan istri dan anaknya. Ini mengingatkannya pada keputusasaan saat dia dan Ye Han pertama kali masuk ke apartemen, juga putri kecilnya Feiling. Oleh karena itu, dia membantu sekuat tenaga. Takkan pernah dilupakan bagaimana Li Yan menemani pergi ke lokasi instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis yang dijalani istriku. Dan dialah yang mendukungku membawa Pu Miling ke realitas...”
“Li Yan...” Lian Sheng tiba-tiba menutupi wajah sambil menangis, “Li Yan——”
“Kehilangan, baru akan mengerti apa arti kehilangan.”
“Tubuh Hongjia yang kaku menatap langit-langit. Lima puluh tahun telah meninggalkan bekas keriput di tubuhnya, tapi hatinya masih merindukan Li Yan. Namun, dia takkan pernah bisa melihat Li Yan lagi.”
“Tidak... Tidak mungkin...” Dia mengangkat tangan seolah ingin menyentuh sesuatu, berkata: “Apakah ini khayalan? Aku terus merasa... kau sudah tiada...”
“Selama bertahun-tahun, gadis dan pemuda itu saling berpelukan. Mungkin tak ada esok hari, mungkin kematian datang kapan saja. Dengan keras kepala pemuda itu bersumpah akan melindungi gadis itu sampai akhir.”
“Apa itu cinta?”
Tanpa bunga, tanpa romansa, tanpa mobil mewah, tanpa rumah megah, tanpa manisnya cinta, bahkan masa depan pun belum tentu ada. Tapi dia berjanji pada dirinya sendiri. Cinta tak pernah sirna, saat ini pun demikian.
Jenazah Li Yan yang dingin terbaring di pantai, membiarkan ombak terus-menerus menelan tubuhnya.
Penghuni yang mati tanpa campur tangan misi darah tidak akan berubah menjadi hantu. Waktu berlalu sedetik pun, 15 Oktober 2011, akhirnya berlalu. Di Pulau Sembilan Kepala, tak tersisa seorang pun yang hidup.
Bola mata kosong Li Yan menatap ke arah laut, membiarkan air laut terus menghanyutkannya. Akhirnya, seiring berjalannya waktu hari demi hari, jenazahnya pun perlahan membusuk.
Tanpa intervensi misi darah, penghuni tidak akan menjadi hantu setelah mati. Tapi jika ada intervensi misi darah, pasti akan berubah menjadi hantu.
Waktu Pulau Sembilan Kepala telah terkutuk.
Saat penghuni apartemen menginjakkan kaki di Pulau Sembilan Kepala, yang muncul di hadapan mereka adalah jenazah mereka sendiri di masa depan yang telah mati. Bukan hanya Li Yan, Tang Wuxiang, Yuan Yin, Meng Ziying, dan Lin Xin juga mengalami hal sama. Jenazah mereka yang mati berubah menjadi hantu setelah membusuk. Kemudian, waktu di pulau ini kembali ke 1 Oktober. Saat penghuni tiba di pulau pada 14 Oktober, setelah melewati tengah malam pukul 00:00, mereka pun kembali ke 1 Oktober.
Mereka dibunuh satu per satu oleh diri mereka sendiri yang mati di masa depan. Diri di masa depan berubah menjadi roh jahat penuntut nyawa, lalu lima hantu masing-masing pergi membunuh diri mereka yang masih hidup. Ini bukan lagi kesadaran diri mereka, murni kutukan dari misi darah. Tidak bisa diubah, dan tidak boleh diubah.
Tang Wuxiang di detik terakhir, karena terlalu ketakutan, kehilangan ingatan. Melihat hantu, dia menggunakan pemancar radio di tangannya untuk mengirim sinyal Morse. Apartemen kemudian membuat penghuni datang ke Pulau Sembilan Kepala melalui sinyal Morse. Noda darah di dinding bangunan tempat Tang Wuxiang menemukan pemancar radio, semuanya berasal dari jenazah dirinya sendiri yang kemudian dibunuh.
Ini adalah kutukan paradoks waktu. Jika Tang Wuxiang tidak mengirim sinyal Morse, penghuni tidak akan datang ke pulau. Tapi jika tidak datang ke pulau, Tang Wuxiang juga tidak akan mengirim sinyal Morse...
Karena melihat diri sendiri yang mati di masa depan, makanya terasa familiar...
Misi darah ini sejak awal memang tidak ada jalan keluar. Saat sinyal Morse terkirim, masa depan sudah ditakdirkan. Ini adalah kutukan paradoks waktu yang mustahil dipecahkan. Juga distorsi paling menyimpang dari instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis terhadap misi darah biasa di apartemen. Makanya, ini juga...misi darah terakhir. Setelah ini, pada November, penyelesaian akhir semua misi darah akan dimulai.
Roh jahat gudang, yaitu penghuni palsu, tidak akan melanjutkan penyamarannya. Pembatasan "membunuh sepuluh orang per bulan" juga akan lenyap. Mulai sekarang, semua penghuni akan mati tanpa terkecuali! Oleh karena itu, tidak diperlukan lagi penerbitan misi darah. Apartemen tidak akan menerima penghuni baru lagi. Sampai hari terakhir tahun 2011, roh jahat gudang akan kembali ke lubang hitam secara otomatis. Mulai tahun 2012, apartemen akan kembali seperti semula—tidak ada hantu yang bisa masuk dan aturan akan kembali normal, memulai siklus reinkarnasi lima puluh tahun lagi.
Dengan kata lain, satu-satunya harapan penghuni saat ini untuk keluar hidup-hidup adalah menyelesaikan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis sebelum perhitungan akhir misi darah. Jika tidak, mereka hanya bisa menunggu ajal!
Saat akhir yang menentukan... akhirnya tiba!
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 1 Wajah Asli Roh Jahat Gudang
Daerah tak berpenghuni di sekitar apartemen.
Bahkan di malam ini, suasana seram masih terasa. Jalanan sepi tanpa aktivitas, sesekali hembusan angin menderu-deru.
Tengah malam pukul 00:00 telah lewat. Misi darah Pulau Jiutou berakhir.
Lian Sheng berjalan cepat seperti meteor. Dia harus segera kembali ke apartemen untuk memastikan apakah Li Yan selamat. Jika masih hidup, pasti bisa ditemui di sana.
Masih ada secercah harapan terakhir!
Sementara Yin Ye, Ziye dan yang lain berlari mengejar dari belakang. Waktu mereka sudah hampir 48 jam meninggalkan apartemen, harus segera kembali.
Daerah tak berpenghuni ini hanya diakses oleh segelintir orang yang disebut penghuni. Bagaimana pun dilihat, suasana benar-benar membuat merinding.
"Dan saat ini, Shangguan Mian berdiri di atas toko cukur dua lantai di sebelah, menyaksikan Lian Sheng dan rombongannya berlari melewati. Kedua matanya tanpa ekspresi, tak terlihat sedikitpun perubahan."
"Sementara Li Yong, mobilnya saat ini terparkir di jalanan daerah tak berpenghuni ini. Ia sedang melakukan panggilan telepon."
"Apa?" Suara dari ujung telepon bertanya dengan sangat terkejut: "Kau bilang... kau bilang..."
"Benar. Setelah berpikir panjang, aku memutuskan untuk bertindak sendiri. Lagipula target pembunuhan ini adalah orang yang sangat spesial. Lebih baik aku yang melakukannya sendiri."
"Setelah menutup telepon, ia memeriksa pistolnya lalu mendorong pintu mobil terbuka."
"Para penghuni akhirnya menerobos masuk ke apartemen melalui gang kecil. Saat Lian Sheng mendorong pintu putar masuk, yang terlihat hanyalah kegelapan. Seandainya Li Yan kembali, seharusnya lampu kristal di lobi lantai satu menyala bukan?"
"Dia... mati..."
"Lian Sheng terjatuh lesu di lantai, terus-menerus memukul tanah. Saat ini, seluruh wajahnya sudah basah oleh air mata."
"Di antara orang-orang di belakangnya, terdapat pula Mo Shuitong. Ia juga bergegas kembali untuk memastikan apakah Li Yan selamat. Setelah membantu Lian Sheng berdiri, ia menghela nafas: 'Li Yan... Aku masih ingat penampilannya saat pertama kali masuk apartemen.'"
"Bahkan dia... juga mati..." Lian Sheng merasakan ketakutan misterius, mungkin ia akan kehilangan segalanya setelah ini. Kini, hanya Shuitong yang masih menemaninya sejak lima puluh tahun lalu."
"Hanya tinggal dia seorang..."
"Cepat pergi!" Ziye berserius: "Terus berada di apartemen sangat berbahaya. Kesedihan bisa ditangani nanti. Semuanya cepat pergi sekarang!"
Keluar dari apartemen, tiba di luar, sekelompok orang yang baru saja sampai di ujung gang kecil, tiba-tiba melihat sosok familiar berdiri di sana.
"Li..." Ziye langsung menunjukkan ekspresi penuh kelegaan saat melihat sosok itu, "Li Yin!"
Li Yin saat ini berdiri utuh di hadapan semua orang.
"Dasar kau..." Yin Ye tertegun, "Kau masih hidup!"
Ziye langsung berlari dan memeluk erat Li Yin sambil terisak, "Aku... Aku sangat khawatir, terus-menerus, selalu khawatir padamu..."
"Aku tahu, membuatmu terus cemas, maafkan aku Ziye." Li Yin membelai rambut Ziye, "Misi darah ini akan kuselesaikan sekuat tenaga. Pasti!"
Para penghuni akhirnya menghadapi saat-saat kehancuran. Tapi... meski begitu, harapan tak boleh pupus.
Itulah tempat terdekat dengan dimensi Raja Iblis.
Dalam kegelapan, segala sesuatu terasa begitu menyeramkan. Saat ini, Mizhen dan Mian Tian terlihat pucat. Di samping mereka, Li Yin yang membawa lentera berkata: "Di... sinilah tempatnya."
Reruntuhan bawah tanah.
Lebih tepatnya, lokasi dimana Mian Tian dan Mizhen pernah menjalani misi darah kesepuluh dari apartemen.
"Kita sangat beruntung." Mian Tian masih gemetar, "Dimensi ini ternyata belum hancur..."
"Ini kan ruang dimensi lain dari misi darah kesepuluh," kata Mizhen tenang, "Menurutku tak mudah terjadi masalah. Tapi Raja Iblis pasti akan menemukan tempat ini cepat atau lambat."
Raja Iblis... akan datang. Akan datang ke sini.
"Saat itu, tidak akan ada harapan sama sekali."
Dia membentangkan selembar kertas, ini adalah kertas buku harian peninggalan Pu Miling. Tertulis di sana, di reruntuhan bawah tanah ini terdapat... rahasia terakhir dari instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis yang dia tinggalkan. Sebelum ini, dia juga memberikan sebuah petunjuk.
"Ada satu tambahan. Kalian, tidak menyadarinya?"
Ini adalah paragraf terakhir dari kertas buku harian.
"Ada satu tambahan?" Hingga kini Mian Tian masih bingung, "Ada satu tambahan, maksudnya apa sebenarnya?"
"Ayo pergi." Li Yin yang membawa lentera langsung berjalan menuruni tangga tanpa banyak bicara. Reruntuhan bawah tanah ini bagaikan makam dalam novel 《Ghost Blows Out the Light》, penuh dengan aura seram dan mencekam. Dan... di sini, pasti akan menemui sesuatu yang lebih mengerikan dari bakcang (kue beras tradisional Tionghoa).
Mereka akan menuju ke menara reruntuhan bawah tanah di bawah.
Saat itu, Mizhen berjalan mendampingi Li Yin. Bagaimanapun, Mizhen merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena bisa bersamanya saat ini.
"Li Yin..."
"Ada apa?"
"Kita... pasti bisa bertahan hidup, kan? Pasti bisa, ya?"
Dari samping, tidak segera datang jawaban.
Namun Mizhen tersenyum sangat indah dan berkata: "Kamu pernah bilang... asalkan aku, asalkan itu aku, bahkan mukjizat pun pasti bisa tercipta. Jadi, demi kamu, demi Mian Tian... aku harus menciptakan mukjizat."
Tapi... ini terlalu dekat, terlalu dekat dengan Raja Iblis.
Setiap saat, kematian bisa datang.
Pesan terakhir Pu Miling adalah harapan terakhir.
"Ada satu tambahan", apa maksudnya?
Persis pada saat ini...
Di bawah kaki Mizhen tiba-tiba terbuka retakan dimensi! Tubuhnya segera terjun bebas ke dalamnya!
Li Yin dengan refleks cepat langsung menangkap tangan Mizhen yang terjatuh! Mian Tian hendak berlari mendekat, tapi Mizhen berteriak: "Jangan mendekat! Mian Tian, kalau kau mendekat kau juga akan tersedot masuk!"
Perkataan Mizhen benar, karena Shen Yu harus menanggung kutukan bersama, maka Mian Tian yang mendekat pasti akan tersedot retakan dimensi! Shen Yu saat ini juga hilang tak diketahui, entah terlempar ke mana.
"Cari buku harian terakhir Pu Miling... Cepat! Hanya itu yang bisa menyelamatkanku!"
Mian Tian hanya bisa mengatupkan gigi, berbalik dan berlari.
Li Yin mencengkeram tangan Mizhen, bertaruh nyawa ingin menariknya keluar. Tapi daya tarik retakan dimensi terlalu dahsyat. Lapisan luar dimensi ini sudah tidak memiliki dimensi paralel. Di bawahnya terhampar kegelapan, dan di balik kegelapan itu terdapat retakan raksasa seperti lubang hitam.
Daya tarik itu berasal langsung dari retakan tersebut.
Di balik retakan itu... ada Sang Raja Iblis!
Jika tersedot masuk... Mizhen pasti 10 nyawa 9 hilang! Jika dia mati, Mian Tian dan Shen Yu juga akan tewas!
"Li Yin... Tidak bisa, kau juga akan tersedot!" Mizhen tiba-tiba sadar, daya tarik ini pasti mempengaruhi Li Yin!
Jika tersedot masuk...
Bagi Mizhen, nyawa Li Yin adalah segalanya.
“Lepaskan... Lepaskan!” Mizhen berteriak: "Kamu bukan orang yang menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, jadi Raja Iblis tidak akan langsung membunuhmu. Tapi kalau kau terus memaksaku seperti ini, situasinya akan berbeda, kau juga bisa dalam bahaya!"
Namun Li Yin justru menggenggam lebih erat. Dengan satu tangan menahan tubuh di tanah dan tangan lain mencengkeram tangan kanan Mizhen, ia berkata tegas: "Diam... Aku takkan membiarkanmu mati! Aku benar-benar takkan membiarkanmu mati, Mizhen!"
Air mata mulai mengalir di wajah Mizhen. Baginya, bahkan saat menghadapi situasi paling berbahaya dalam misi darah pun ia takkan menangis, malah tersenyum menghadapi Shinigami. Tapi menyaksikan Li Yin mati, itu adalah siksaan tak tertahankan baginya!
"Kau pernah bilang... keceriaanku hanyalah topeng, kau bilang sebenarnya aku juga butuh seseorang yang bisa menghiburku. Lalu kau katakan aku bisa menciptakan mukjizat..." Suara Mizhen tersendat oleh tangis, "Tahukah kau betapa berartinya dirimu bagiku? Karena dirimu, aku menemukan arah hidup. Aku sadar akhirnya ada tempatku meminta pertolongan. Malam yang panjang, situasi putus asa, apa artinya itu semua? Selama ada dirimu, tak ada yang perlu ditakuti. Jika kau mati, untuk apa semua perjuanganku selama ini? Bagaimana aku bisa terus melawan apartemen itu sendirian?"
Tiba-tiba tubuh Li Yin mulai bergerak sendiri... perlahan terdorong menuju arah lubang hitam itu...
"Raja Iblis, adalah eksistensi paling mengerikan di apartemen. Kekuatan mengerikan yang hanya berada di bawah apartemen itu sendiri. Jika tidak, bahkan aturan normal misi darah pun tidak akan terdistorsi sepenuhnya, menyebabkan hilangnya kendali apartemen dan berubah menjadi misi darah tak terpecahkan."
"Hanya Kontrak Neraka yang bisa menyegel Raja Iblis. Begitu menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, kita akan terperangkap dalam lapisan dimensi yang tak berujung. Siapapun takkan bisa lolos."
"Aku... juga sama." Tiba-tiba Li Yin berbicara: "Dulu, aku pernah kehilangan hati nurani dan perasaan. Kamu yang mengembalikan rohku. Bagiku... kamu sama pentingnya. Kamu sama pentingnya bagiku! Aku takkan membiarkanmu mati, aku sama sekali takkan membiarkanmu mati..."
"Kakak Kelas!"
"Aku mencintaimu!"
Sesaat kemudian, suasana menjadi sunyi senyap. Hampir saja Mizhen meragukan pendengarannya sendiri.
"Kak... bukan, Li Yin? Kamu, kamu bilang..."
"Aku cinta padamu, aku cinta padamu, aku cinta padamu..." Tangis Li Yin sudah tak terbendung, "Mau berapa kali kukatakan! Kau adalah wanita yang kucintai, karena itu aku sama sekali takkan membiarkanmu mati! Akan kurbankan nyawaku untuk menyelamatkanmu!"
Saat itu, Mizhen merasakan seolah terlahir kembali. Kalimat Li Yin ini adalah mimpi yang selalu dinantikannya. Namun justru dalam situasi seperti inilah dia mendengarnya.
"Aku sama sekali... takkan membiarkanmu mati! Sekali-kali tidak!"
Sementara itu, para penghuni keluar dari kompleks, berjalan cepat di jalan sepi di luar.
"Penyelesaian akhir misi darah akan segera dimulai..." Lian Sheng menghela nafas: "Apa yang harus kita lakukan?"
“Sebenarnya... siapa roh jahat gudang itu?” Mo Shuitong juga menghela napas: “Saat ini sama sekali tidak ada petunjuk.”
“Roh jahat gudang... mungkin sebenarnya tidak ada,” Yinyu tiba-tiba mengajukan pendapat baru: “Bagaimanapun ini hanya hipotesis kita saja.”
“Mungkin...” Yin Ye menggenggam tangan Yinyu erat-erat, “Mungkin benar tidak ada, masalah internal apartemen. Tapi bagi kita semuanya sama. Bagaimana pun akhir yang kita hadapi nanti adalah kematian.”
Tiba-tiba bayangan kabur melintas di depan mata, yang muncul adalah Shangguan Mian, di sampingnya berdiri ibunya Han Weiruo.
“Shangguan?”
Semua orang terkejut dengan cara kemunculan Shangguan Mian, namun untuk sementara tidak ada yang berani bicara.
Shangguan Mian menarik tangan ibunya perlahan mendekat, bertanya: “Bai Liyan sudah mati?”
“Ya...” Lian Sheng mengangguk dengan wajah menyakitkan: “Dia... sudah...”
Tiba-tiba Shangguan Mian menatap Li Yin, sorot matanya tajam: “Tunggu... ada yang tidak beres.”
“Apa yang tidak beres?” Suara riuh rendah terdengar dari kerumunan.
Shangguan Mian berjalan mendekati Li Yin, tiba-tiba mengeluarkan pistol dan mengarahkan lubang laras ke dahi Li Yin!
Semua orang berteriak histeris! Ziye berlari mendekat: “Shangguan Mian! Apa yang kau lakukan?”
“Aku tidak mungkin salah lihat.” Shangguan Mian berkata sinis: “Kalian, mundurlah.”
Sebelum Li Yin sempat bicara, dia sudah menarik pelatuk.
Darah menyembur dari bagian belakang kepala Li Yin, kemudian tubuhnya ambruk dengan keras. Namun, Shangguan Mian tiba-tiba mengeluarkan pisau dan langsung memenggal kepala Li Yin!
Kepala itu melayang di udara lalu jatuh ke tanah. Saat Shangguan Mian hendak menyerang lagi, kepala itu tiba-tiba bergerak! Kedua matanya berubah menjadi merah darah!
Yang lebih mengerikan, tubuh tanpa kepala Li Yin masih bisa bergerak!
Semua orang langsung menunjukkan ekspresi ketakutan yang luar biasa melihat adegan ini!
"Dia... roh jahat gudang!" teriak Shangguan Mian: "Cepat lari!"
Semua orang langsung berlari pontang-panting. Yang tercepat tentu Han Weiruo, mengingat dia juga seorang pembunuh bayaran yang terampil.
Mereka berlari cukup jauh, sesekali menoleh ke belakang. Tak ada yang bisa mempercayai kejadian tadi.
Apakah Li Yin adalah roh jahat gudang? Berarti Li Yin sudah tewas di gudang sejak lama!
Terutama Ziye, wajahnya pucat membiru!
Shangguan Mian melihat tubuh tanpa kepala yang masih mendekatinya, dia segera mengelak dan melemparkan bom plastik kecil! Bom itu menempel di mayat tak berkepala itu dan meledak dengan dahsyat!
Mendengar ledakan di belakang, semua orang berhenti melangkah.
"Apakah Shangguan... tidak apa-apa?" Lian Sheng menunjukkan wajah khawatir: "Itu hantu... Sehebat apa pun Shangguan, pasti tidak bisa melawan!"
"Tapi, Li Yin adalah roh jahat gudang, ini... bagaimana mungkin?" Yin Ye masih menunjukkan ekspresi tak percaya, "Selain itu, Shangguan Mian, bagaimana dia bisa tahu?"
Han Weiruo juga mulai tegang. Awalnya dia mengira Shangguan Mian akan segera mengejar, tak disangka dia malah tinggal di sana! Akhirnya dia memutuskan untuk pulang, melindungi putrinya!
"Kalian kabur dulu, aku akan lihat situasi!" Han Weiruo segera berlari kencang kembali ke jalan semula.
Saat ini, hatinya seperti terbakar, sangat khawatir akan hidup-mati putrinya!
Namun tepat di saat ini, tiba-tiba dia menghentikan langkahnya.
Kemudian, dia melihat ke bawah. Tampak di bagian dada kirinya, sebuah tangan yang basah oleh darah menyembul dari dalam!
Dia menoleh ke belakang.
Orang yang berdiri di belakangnya ternyata...
Ying——Zi——Ye!
Saat ini rambut Ziye tiba-tiba memanjang, sementara wajahnya yang semula cantik mematikan berubah menjadi mengerikan dan terdistorsi!
Roh jahat gudang yang sebenarnya bukan Li Yin, melainkan Ying Ziye!
Yang tewas di gudang waktu itu sebenarnya adalah Ziye!
Sedangkan yang kepalanya ditembak Shangguan Mian dan dipenggal itu adalah Li Yin palsu yang diciptakan roh jahat gudang!
Li Yin yang sedang berjuang mati-matian mengeluarkan Mizhen dari dimensi reruntuhan bawah tanah inilah Li Yin yang sesungguhnya! Dari awal sampai akhir, orang yang selalu bersama Mizhen di ruang dimensi lain hingga sekarang adalah Li Yin asli!
## Jilid Tiga Puluh (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 2 Pembukaan Misteri (1)
Ruang dimensi tempat Raja Iblis berada bagaikan lubang hitam, seolah tidak akan berhenti sebelum menghisap Mizhen masuk.
Li Yin saat ini bertaruh nyawa memegang tangan Mizhen. Sebagian besar tubuhnya telah mulai tertarik mendekati retakan. Andai bukan karena berpegangan pada batu yang menonjol di luar, mungkin dia dan Mizhen sudah terhisap masuk ke dimensi Raja Iblis.
Di tengah daya tarik mengerikan yang terus mengalir dari lubang hitam itu, memandang ke arahnya membuat semua cahaya lenyap. Hanya kegelapan mutlak yang tersisa. Terperangkap dalam kegelapan ini, bahkan kematian pun takkan memberi ketenangan!
Roh, tubuh... semuanya akan dihancurkan tanpa sisa!
Betapa mengerikan? Betapa menakutkan?
Inilah Raja Iblis. Tak perlu muncul langsung, mustahil dijangkau penghuni. Terperangkap dalam ruang dimensi lain, terbelenggu dunia ilusi proyeksi hati nurani sendiri, akhirnya menjadi mangsa perburuan Raja Iblis.
Raja Iblis yang muncul lima puluh tahun sekali adalah mimpi buruk pamungkas bagi penghuni apartemen. Tapi justru karena itu, menyelesaikan satu misi ini berarti bisa bebas dari apartemen.
Selain Raja Iblis, "gudang" yang muncul lima puluh tahun sekali adalah ruang dimensi lain dalam apartemen. Dari awal, alat palsu digunakan untuk mengelabui penghuni membuka laci berisi hantu, lalu membunuh penghuni tersebut agar masuk ke apartemen. Bagi penghuni, ini adalah misi darah mengerikan kedua setelah Raja Iblis.
Dan kali ini, Ziye-lah yang membuka kotak Pandora yang seharusnya tidak dibuka dengan tangannya sendiri. Shen Yu sebenarnya telah melukiskan lukisan ramalan ini sebelumnya, namun dia melukisnya selama waktu tidur berjalan sehingga dirinya sendiri tidak menyadarinya sama sekali.
Itu terjadi... beberapa hari setelah kembali dari misi darah di rumah Xingchen dulu. Ziye yang nyaris tewas dalam misi darah ini juga tahu bahwa alat tersebut menyebabkan penurunan tingkat kecerdasannya. Hal ini membuat hatinya sangat tersiksa karena... di kemudian hari dia tidak bisa lagi membantu Li Yin.
Pada hari itu... dia memutuskan memasuki gudang untuk memilih alat baru. Dengan menjalankan lebih banyak misi darah dia bisa mendapatkan alat baru, sehingga dia ingin membantu Li Yin dengan segala cara. Saat itu dia tidak tahu bahwa alat-alat itu hanyalah jebakan untuk memancing penghuni, yang sebenarnya justru merupakan jalan kematian. Patut dicatat bahwa semua alat tersebut, baik Kompas Yinsi maupun benda lainnya, sebenarnya hanya besi tua tak berguna. Efek dan kutukan yang dihasilkan ketika penghuni menggunakan alat-alat itu sama sekali tidak terkait dengan benda itu sendiri, melainkan berasal dari "gudang" yang bekerja langsung pada penghuni. Alat-alat itu hanyalah media untuk memicu kutukan.
Pertemuan terakhir Li Yin dengan Ziye, hingga kini masih jelas terukir dalam ingatan Li Yin.
Hari itu, Ziye bangun sangat pagi. Dia bahkan masak sendiri untuk membuatkan sesuatu bagi Li Yin. Mereka duduk berhadapan sambil menyantap hidangan sederhana.
“Aku masih ingat kue yang dulu sering kamu buatkan untukku...” Ziye tersenyum tipis sambil menunjuk semangkuk sup seafood di atas meja, berkata: “Bahan-bahan di apartemen memang berkualitas tinggi, tapi aku jarang memasak. Cobalah rasakan.”
Li Yin bisa melihat kesedihan yang tersembunyi di hati Ziye. Perempuan itu merasa kemampuan intelektualnya yang menurun akhirnya membuatnya tak lagi bisa membantunya. Sebenarnya "Mantra Otak Gaib" itu hanyalah jebakan, penyebab sebenarnya adalah ruang dimensi lain "gudang" yang memaksa kemampuan Ziye menurun. Kutukan ini pun sebenarnya mustahil dihilangkan - klaim tentang pembebasan kutukan di lemari gudang hanyalah kebohongan belaka. Sayangnya, para penghuni baru akan menyadari hal ini ketika sudah terlambat.
"Gudang" itu sendiri adalah ruang terkutuk yang mengerikan. Belum lagi hantu yang bersembunyi di balik laci lemari itu.
“Enak sekali...” Saat itu, Li Yin yang belum mengetahui apapun berusaha menghibur Ziye. Menyeruput sup seafood buatan orang tercinta, ia merasa puas. Fakta bahwa Ziye masih mengingat resep ini pun membuatnya sangat tersentuh.
Dengan pendamping hidup seperti ini, apa lagi yang perlu diharapkan?
Setelah makan, Li Yin dan Ziye membereskan piring kotor. Lalu pria itu berkata: “Bagaimanapun juga, jangan terlalu bersedih. Kejadian waktu itu di luar kendalimu.”
“Ya... Aku tahu.” Ziye tertawa kecil. Tiba-tiba ia berjalan mendekati Li Yin dari belakang dan memeluknya erat.
“Ziye?”
"Sungguh baik... Selama kamu ada di sini, bagiku tidak ada kengerian yang tak bisa diatasi. Terima kasih, Li Yin... Dari awal sampai sekarang, terima kasih telah menemani."
Ziye, dia tetap seorang wanita yang juga ingin memiliki pria yang bisa diandalkan.
Li Yin pun merasa sangat bahagia, dia tidak menyesal telah mengorbankan tiga kali misi darah untuk menyelamatkan Ziye.
"Untuk apa berterima kasih..." Li Yin berbalik dan memeluk erat Ziye. Dia tahu mungkin akhir yang mengerikan menanti mereka, tapi setidaknya saat ini, Ziye ada dalam pelukannya.
"Kita akan bertahan hidup... aku... dan kamu."
Inilah kalimat terakhir yang Li Yin ucapkan pada Ziye. Dan juga... pertemuan terakhir Li Yin dengan Ziye.
Setelah kembali ke ruangannya, Ziye masih diliputi gejolak perasaan. Segera dia mengeluarkan Kartu Akses Gudang dan masuk ke dalam gudang. Memandang empat lemari, akhirnya memilih salah satu alat dan mengambil keputusan.
"Aku akan melihat alat ini lebih dekat."
Berdiri di depan lemari perangkat kutukan, dia memilih alat bernama "Wu Yan". Namun di dalam lacinya, yang tersimpan bukanlah alat melainkan...
Pikiran Ziye saat itu dipenuhi keinginan untuk membantu Li Yin. Alat ini belum pernah dibukanya, setelah berhasil menyelesaikan misi darah, wajar jika dia ingin melihatnya.
Perlahan dia membuka laci. Namun sebelum sempat berpikir, sebuah tangan pucat langsung menyembul dari laci dan mencekik leher Ziye!
Pada detik itu, otak Ziye kosong sama sekali!
Ini... apa yang terjadi? Tidak... mustahil!
Tapi, dia tak sempat memikirkan semua ini, tubuhnya langsung terseret seluruhnya ke dalam laci! Kemudian, laci itu tertutup rapat.
Ziye yang terseret ke dalam laci, pada detik ini akhirnya menyadari: dia akan mati. Dia tak bisa keluar lagi, tak akan bertemu Li Yin lagi!
Ziye yang mengeluarkan ratapan menyedihkan sebelum mati, akhirnya tewas. Pada detik terakhir sebelum kematiannya, yang terpikir hanyalah Li Yin.
Tiba-tiba, laci terbuka lagi. Hantu yang bersembunyi di dalam laci keluar, berubah wujud menjadi... Ziye! Kemudian, melalui lorong dimensi lubang hitam, kembali ke Kamar 403 tempat Ziye berada. Sekaligus, karena telah keluar dari gudang, menurut Aturan Tulisan Darah, fragmen kelima Kontrak Neraka jatuh ke tangan hantu ini.
Roh jahat gudang memiliki seluruh memori Ziye yang sempurna: suara, karakter, cinta pada Li Yin... Semua bisa disamarkan dengan sempurna tanpa celah.
Sementara Ziye, selamanya mati di dalam lemari gudang. Setelah roh jahat gudang keluar dan menyamar sebagai dirinya, gudang langsung mengalami breakdown total dan semua alat menghilang. Dimensi gudang sendiri lenyap, sehingga alat pemicu kutukan pun ikut musnah.
Ziye telah memicu jalan kematian terbesar dari misi darah spesial dengan tingkat kengerian setingkat di bawah instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis! Akhirnya, dia pun menghilang selamanya dari dunia ini.
Namun yang menggantikannya, roh jahat yang mengerikan malah berhasil memasuki apartemen yang seharusnya tidak bisa dimasuki hantu ini!
Dan tidak ada satu pun penghuni yang mengetahui hal ini. Termasuk Li Yin. Sama sekali tidak terlihat olehnya sedikit pun kecurigaan, tidak tahu bahwa Ziye yang asli sudah mati.
Bagaimanapun juga, penyamaran roh jahat gudang benar-benar sempurna tanpa celah. Ekspresi, senyuman, karakter, bahkan ingatan semuanya mewarisi Ziye sepenuhnya. Meski Li Yin sangat memahami dan mencintai Ziye, tetap tidak bisa membedakannya.
Namun saat itu, meski roh jahat gudang telah dilepaskan, apartemen masih memberlakukan pembatasan: untuk sementara waktu tidak boleh membunuh penghuni. Tapi larangan ini tidak berlaku bagi manusia biasa di luar apartemen.
Li Yin palsu diciptakan dari potongan tubuh beberapa korban di luar apartemen. Perlu dicatat, Li Yin palsu adalah entitas terpisah dari roh jahat gudang, bukan pembelahan dirinya. Dengan demikian, kini ada dua hantu di apartemen. Ini batas maksimal yang diizinkan - roh jahat gudang hanya bisa menciptakan satu hantu. Bayangkan jika tidak ada batasan, apartemen ini akan dipenuhi hantu!
Setelah tercipta, Li Yin palsu selalu disimpan di dimensi lubang hitam oleh roh jahat gudang, hanya dikeluarkan saat diperlukan.
Hari Kedua setelah penciptaan Li Yin palsu... bertepatan dengan menjelang dimulainya misi darah Yan Lang dan Qian Xiyue.
“Untuk mengetahui detail situasi mereka, Li Yin berpikir bertanya pada Mizhen mungkin bisa memberikan petunjuk. Sejauh yang dia ketahui, selama empat tahun kuliah, hubungan Mizhen dan Xi Yue yang paling dekat, serta tinggal serumah, pasti dia mengetahui beberapa petunjuk. Setelah mempertimbangkan matang-matang, dia memutuskan menemui Mizhen.”
“Saat itu Mizhen telah pindah dari rumah sewa bersama Xinhu, menyewa sendiri kamar murah di luar. Setelah mendapatkan alamatnya dari Lin Xinhu, Li Yin pun menemui dia (lihat Jilid Kedelapan Belas Bab Dua Belas).”
“Saat itu, Mizhen bertekad membantu Yan Lang dan Xi Yue, sambil tetap menjaga hubungan dengan Shen Yu.”
“Siang hari, dia sedang berada di rumah sewaan barunya membaca novel bertema militer karya Li Yin berjudul 《Peluru Melintas》. Nama pena 'sepuluh misi darah' membuatnya curiga apakah Mian Tian yang memberitahu Li Yin tentang apartemen.”
“Saat hendak makan siang, Li Yin tiba di rumahnya.”
“Membuka pintu dan melihat Li Yin, Mizhen terkejut.”
“'Kakak Kelas? Bagaimana kamu tahu aku pindah ke sini?'”
“'Xinhu yang memberitahuku. Apa, tidak mengundangku masuk?'”
“Begitu masuk ke ruangan, Li Yin langsung melihat novel 《Peluru Melintas》 yang tergeletak di meja.”
“'Kamu... membaca bukuku?' Meski agak terkejut, setelah dipikir Li Yin merasa hal ini wajar.”
“Ya, Kakak Kelas. Bukumu ditulis dengan sangat baik.” Mizhen menyiapkan teh untuk Li Yin sambil mengamatinya. Dia penasaran, jika Mian Tian yang memberitahukan kebenaran itu, apa yang akan Li Yin katakan saat menyadari bahwa dia menemukan nama pena tersebut?
Setelah duduk, Li Yin berniat menanyakan tentang Xi Yue. Namun sejenak, dia bingung bagaimana memulai pembicaraan.
Saat itu, Mizhen selalu merasa bahwa Li Yin di hadapannya tampak sedikit berbeda. Tapi perbedaan apa, dia tidak bisa menjelaskan. Baru kemudian dia sadar, Li Yin yang telah ditempa selama dua tahun di apartemen itu telah menjadi lebih matang, bijaksana, dan penuh perhitungan dibanding masa lalu. Lebih terkendali dan tersirat.
Akhirnya Li Yin membuka suara: “Mizhen... Aku ingin bertanya sesuatu padamu...”
“Kakak Kelas, aku juga punya sesuatu yang ingin kutanyakan,” Mizhen menggelengkan kepala dan berkata, “Bisakah kau memberitahuku?”
Jika Li Yin benar-benar tahu tentang apartemen itu, dia tidak bisa lagi berpura-pura tidak tahu. Apalagi mengapa Mian Tian memberitahu Li Yin, dia juga ingin tahu alasannya. Jangan-jangan Mian Tian menyembunyikan rahasia tertentu?
“Sepuluh misi darah,” Mizhen menunjuk nama pena di buku itu, bertanya, “Bagaimana kamu memikirkan nama pena ini? Kakak Kelas?”
“Ini...” Li Yin tentu tidak bisa mengungkapkan kebenaran. Namun sebelum sempat menjawab, dia mendengar perkataan yang membuatnya tak percaya.
“Apakah Mian Tian memberitahumu tentang apartemen itu? Nama pena buku ini 'Sepuluh Misi Darah', aku tidak berpikir ini sekadar kebetulan belaka.”
"Apakah ada hal yang lebih mengejutkan seperti pukulan petir di siang bolong?" Li Yin menatap Mizhen dengan wajah penuh kengerian. Kalimat yang baru saja diucapkannya terus berputar-putar di otaknya, maknanya sangat jelas.
"Apa kau tahu tentang apartemen itu? Kau dan Mian Tian, apakah kalian tahu tentang eksistensi apartemen mengerikan itu? Apartemen yang mengharuskan menyelesaikan sepuluh misi darah untuk bisa bebas?"
"Ya, benar. Tapi... bukannya Mian Tian yang memberitahumu?" Mizhen mulai menyadari keanehan situasi. Perlahan, dugaan mengerikan mulai muncul di benaknya.
Tidak mungkin... Tidak, tidak mungkin!
"Bagaimana kalian berdua tahu tentang apartemen dan sepuluh misi darah itu?" Li Yin meraih buku itu, menunjuk nama pena sambil bertanya penuh desakan: "Bagaimana tepatnya kalian mengetahuinya?"
"Kakak Kelas!" Kini Mizhen benar-benar ketakutan. Meski telah melewati sepuluh misi darah sekalipun, tidak pernah ada yang membuatnya seketakutan ini!
Bagi dirinya, Li Yin adalah sosok yang setara dengan nyawa itu sendiri!
Bagaimana mungkin dia menerima fakta mengerikan seperti ini!
"Jangan-jangan... Kakak Kelas, jangan-jangan kau... masuk ke sana? Ke, ke apartemen itu?"
Mana mungkin kebetulan seperti itu terjadi!
Mizhen sulit mempercayainya. Lokasi apartemen berada di pinggiran kota, siapa yang biasa pergi ke sana? Dan bagaimana mungkin Kakak Kelas tiba-tiba menjadi penghuni?
Namun raut wajah Li Yin yang suram membuat hati Mizhen semakin terasa berat.
Hal absurd seperti ini benar-benar terjadi!
“Katakan padaku, sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa kamu tahu tentang keberadaan apartemen itu?” Li Yin terus mendesak, dia benar-benar tidak percaya bahwa hal ini bisa terjadi!
Kemudian, Mizhen mengungkapkan semua kebenaran di hadapan Li Yin.
Setelah mendengar semuanya, Li Yin hampir tidak percaya. Jadi... sejak dulu sekali, dia sudah bertemu dengan penghuni apartemen? Kalau begitu, bukankah hubungannya dengan apartemen ini seperti ikatan terkutuk? Atau mungkin kota ini terlalu kecil?
Namun trauma yang dialami Mizhen jauh lebih berat daripada Li Yin.
Li Yin, menjadi penghuni? Penghuni apartemen yang sama seperti dirinya? Menghadapi situasi mengerikan dari sepuluh misi darah?
“Yang keberapa?” Mizhen mendekat dan menggenggam tangan Li Yin, matanya memancarkan kecemasan yang sangat intens. “Misi darahmu yang keberapa? Sudah melewati yang kelima?”
“Aku... instruksi tulisan darah kelimaku baru saja diterbitkan.”
Tentu saja Li Yin tidak bisa memberi tahu Mizhen bahwa dia telah menghapus tiga kali misi darah.
“Baru yang kelima? Katakan padaku, Kakak Kelas, apa yang sebenarnya terjadi? Tolong katakan padaku...”
Saat itu, Li Yin benar-benar merasakan betapa dalamnya cinta Mizhen padanya. Dengan sedih dia berkata, “Tenang, sekarang aku adalah Loushang apartemen. Meskipun misi darah selalu berbahaya, aku bisa bertahan sampai sekarang...”
Akhirnya, Mizhen berhasil menenangkan diri. Sementara Li Yin mengungkapkan seluruh kebenaran.
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 3 Pembukaan Misteri (II)
"Harus dikatakan... ini adalah takdir yang kejam."
Seolah-olah ada takdir yang mengatur, bagaimanapun dipikir, semuanya terlihat kebetulan. Akibatnya, setelah Mizhen dan Mian Tian, Li Yin menjadi penghuni apartemen.
Namun, membicarakan ini sekarang sudah tidak ada artinya lagi.
Li Yin tahu bahwa Mizhen adalah penghuni apartemen, sekaligus juga mengetahui bahwa Mian Tian tetap terperangkap di reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda, dan Mizhen bahkan terkena kutukan karena hal ini.
Kutukan Misi Darah Kesepuluh ternyata masih bisa mempengaruhinya bahkan setelah Mizhen menyelesaikan misi darah kesepuluh! Li Yin merasa ini benar-benar tak masuk akal, bahkan meragukan apakah "sepuluh misi darah" pada dasarnya hanyalah sebuah jebakan?
Meski begitu, setelah berhasil menyelesaikan misi darah kesepuluh dan kembali hidup-hidup ke apartemen, status sebagai penghuni apartemen benar-benar terlepas dari Mizhen. Setidaknya ini mungkin bisa dianggap kabar baik.
Meski hatinya masih terluka parah, tapi Mizhen tetaplah orang yang kuat. Bagaimana mungkin dia bisa bertahan sampai sekarang? Kejadian sudah terjadi, mengutuk takdir pun takkan mengubah apapun. Dalam situasi seperti ini, hanya strategi penanggulangan yang bisa disusun untuk menghadapi kondisi saat ini. Jika tidak, semuanya akan jatuh ke dalam situasi paling mengerikan!
"Misi darah berikutnya terkait dengan Yan Lang dan Qian Xiyue." Li Yin mengungkapkan isi misi darah kelimanya: "Ini adalah misi darah kelimaku, apa kamu tahu sesuatu tentang ini?"
“Tunggu sebentar, Li Yin.” Namun saat itu, Mizhen mengeluarkan selembar kertas dan meletakkannya di meja, berkata: “Ini adalah daftar penataan alat gudang yang diberikan Nona Shangguan padaku. Aku sudah mencocokkannya dengan Shen Yu, dan sama sekali tidak ada kesalahan.” (Bagian alur cerita ini dapat dilihat di Bab 18 Jilid Kedelapan Belas)
“Jangan buka laci, karena misi darah di dalamnya palsu. Alat sebenarnya adalah jalan kematian. Di dalam lemari ada hantu.” Setelah menganalisis teks tersembunyi dalam daftar penataan, Mizhen berkata pada Li Yin: “Di dalam lemari gudang terdapat hantu. Penutupan gudang kemungkinan besar karena hantu itu dilepaskan oleh salah satu penghuni! Jika benar demikian, penghuni tersebut pasti sudah dibunuh. Tapi karena tidak ada penghuni apartemen yang hilang, berarti hantu ini mungkin telah menyamar sebagai penghuni tersebut!”
Li Yin menyambar kertas itu dan memeriksanya dengan cermat. Semakin lama ia membaca, tangannya semakin gemetar.
“Bagaimana... Bagaimana mungkin... Penutupan gudang ternyata karena... ini?”
Jika ini benar, maka kemungkinan orang yang menjadi roh jahat gudang...
“Kamu harus sangat berhati-hati,” Mizhen menyangga dagunya dengan ekspresi serius, “Saat ini kita masih punya kesempatan. Hingga kini tidak ada penghuni apartemen yang mati misterius, berarti apartemen masih membatasi hantu ini. Kita harus mencari cara untuk melacak identitas hantu ini, lalu menggunakan misi darah untuk mengatasinya...”
“Kalau begitu...” Li Yin yang memang bukan orang biasa, meski secara emosional berharap Mizhen keliru, sulit baginya menipu diri sendiri. Yang paling mendesak sekarang adalah...
“Benar!” Tiba-tiba Li Yin berkata padanya: “Sekarang kamu sudah tahu hal ini, lalu... apakah 'hantu' itu akan datang membunuhmu? Apakah saat kita berbicara di sini, 'hantu' itu juga bisa mengetahuinya?”
“Tidak. Sudah beberapa jam berlalu sejak aku menemukan fakta ini, hingga sekarang aku masih hidup dengan baik. Intinya, Li Yin, kamu harus sangat berhati-hati, usahakan jangan terlalu lama tinggal di apartemen, tapi juga waspada jangan sampai mereka mengetahui keberadaanmu.”
Li Yin mengatupkan giginya. Menurut perkiraan Mizhen, jika ada 'hantu' yang menyamar sebagai penghuni, maka bencana besar akan menimpa mereka! Lagipula, Ziye juga termasuk dalam daftar tersangka!
Namun Li Yin berusaha berpikir positif. Menurutnya, Ziye seharusnya bukan pelakunya. Berdasarkan petunjuk tersembunyi itu, seharusnya 'hantu' dilepaskan saat laci dibuka. Pada hari terakhir penutupan gudang, Ziye bahkan memasak untuknya dan mereka mengobrol lama. Jika dia berniat mengambil alat itu, seharusnya dia akan memberitahuku.
Yang lain - Yin Ye, Yinyu, Huangfu He, Shangguan Mian, Bian Xingchen, Pu Shenyu... semuanya memiliki kecurigaan besar. Kini, Shangguan Mian dan Shenyu telah melakukan kontak dengan Mizhen. Keduanya berpotensi menjadi 'roh jahat gudang', membuat posisi Mizhen sangat berbahaya. Mantan penghuni ini berada dalam bahaya besar. Persahabatan bertahun-tahun dengan Mizhen membuatnya tidak bisa tinggal diam. Dengan gigi terkunci, dia berkata: “Sebagai penghuni mungkin ada pembatasan dari apartemen, tapi kamu sudah bukan penghuni lagi. Kalau begitu... lebih baik aku mengatur seperti ini...”
Li Yin memutuskan untuk membuat Mizhen... pura-pura mati!
"Jika hantu tidak bisa sepenuhnya merasakan situasi mereka, mungkin cara ini bisa berhasil. Meski tidak pasti, sekarang hanya bisa mengambil risiko, kalau tidak hanya menunggu ajal. Setelah menimbang berkali-kali, Mizhen akhirnya memilih pura-pura mati, sekaligus menguji sejauh mana persepsi hantu terhadap mereka. Namun dalam proses ini, Mizhen merasakan ekspresi Li Yin yang terlihat mekanis dan dingin, seolah tidak mengenalnya lagi. Dua tahun di apartemen telah mengubah Li Yin terlalu banyak (lihat Jilid Kedelapan Belas Bab Ketiga Belas)."
"Kemudian, Li Yin menempatkan Mizhen di properti orang tuanya di pinggiran kota. Karena orang tua mereka hampir tidak pernah berkunjung sepanjang tahun, Li Yin merasa tempat itu paling cocok. Dia mengatur semuanya, berjanji agar Mizhen tidak menghubungi siapa pun, sementara dia akan berusaha sekuat tenaga melacak siapa penghuni palsu itu."
"Setelah mengamankan Mizhen, Li Yin teringat sebuah pertanyaan untuknya: 'Mizhen, ada satu hal yang tidak kupahami. Sebenarnya, aku juga termasuk tersangka. Aku mungkin saja penghuni palsu, mengapa kau tidak curiga padaku? Jika memang aku, kau pasti sudah tewas sekarang!'"
"Jawaban Mizhen membuatnya takkan pernah melupakan seumur hidup."
"'Tidak mungkin itu kamu. Aku tidak mau membayangkan kemungkinan itu. Karena realitas itu takkan kusanggupi. Lebih baik aku mengambil risiko daripada memikirkan kemungkinan itu.'"
"Perasaan Mizhen terhadap Li Yin, mana mungkin dia tidak tahu?"
"Tapi dia sudah memiliki Ziye. Untuknya, Li Yin bahkan rela menghapus tiga kali misi darah demi menyelamatkannya. Selama ini mereka saling bergantung hidup-mati, saling mendukung hingga saat ini."
Perasaan Mizhen tidak mungkin dia balas. Dan Mizhen tentu tahu hal ini, dia pernah bertemu Ziye, dan mengerti hati Li Yin telah tertambat padanya.
Akhirnya, Yan Lang dan Qian Xiyue selamat secara kebetulan. Li Yin berhasil melewati instruksi tulisan darah kelima.
Untuk bertahan hidup, ada petunjuk penting lainnya yaitu buku harian peninggalan Pu Miling. Menurut catatan di kertas buku harian sebelumnya, kita harus mencari tempat bernama Gunung Dongtian.
Saat Kamya Sayoko dan Yinyu menjalankan misi darah selebriti Jepang Noujou Kae, Li Yin akhirnya menemukan Gunung Dongtian di Kota X. Dia mengajak Mizhen ke sana dengan mobil. Malam itu juga, roh jahat gudang (Ziye palsu) membawa Li Yin palsu ke rumah Li Yin. Tujuannya sederhana: mengambil pecahan Perjanjian Neraka yang disembunyikan Li Yin di sini. Saat itu, Li Yin palsu yang menyertai Ziye palsu baru pertama kali keluar dari apartemen sejak diciptakan. Kali kedua keluar apartemen adalah sekarang. Sayangnya, ketajaman mata Shangguan Mian luar biasa. Meski sebagian rambut Li Yin palsu sudah dicat putih, daya ingat Shangguan yang mengerikan itu menangkap perbedaan tipis luas uban dibanding Li Yin asli. Tanpa ragu dia langsung mencoba membunuh Li Yin palsu. Memang ada kemungkinan kesalahan, tapi Shangguan Mian terkenal kejam. Salah bunuh pun apa urusannya? Selain dua kali itu, Li Yin palsu lebih banyak berdiam di dimensi lubang hitam, tak pernah melangkah keluar!
Malam ketika Li Yin dan Mizhen datang ke Gunung Dongtian, roh jahat gudang dan Li Yin palsu bertemu dengan Yang Jinghui, ibu Li Yin. Yang Jinghui mengira kedua hantu ini sebagai anak kandungnya yang asli dan Ziye yang sebenarnya. Saat itu, Yang Jinghui menemukan kotak kayu cendana di bawah lemari. Ini adalah lukisan ramalan Shen Yu yang diperoleh Li Yong melalui Leng Xin - menggambarkan adegan Ziye mengambil alat di gudang lalu diseret ke dalam gudang!
Meski roh jahat gudang telah pergi, ia tidak langsung turun tetapi mengintip dari pintu saat melihat Yang Jinghui mengeluarkan lukisan minyak. Sejak detik itu, nasib Yang Jinghui sudah ditakdirkan untuk mati. Setelah mengambil pecahan Kontrak Neraka, roh jahat gudang dan Li Yin palsu pura-pura pergi sambil meninggalkan catatan, kemudian menyuruh Li Yin palsu kembali untuk membunuh Yang Jinghui dan merebut lukisan ramalan (lihat BAB XIV Jilid 19).
Namun setelah melihat "Li Yin" pergi, Yang Jinghui melakukan sesuatu. Terkesan dengan lukisan yang sangat hidup itu, dia memuji kemampuan melukis Shen Yu yang luar biasa. Dia menduga apakah ini lukisan yang dibuat Li Yin untuk Ziye? Tapi mana mungkin anaknya punya keahlian melukis sehebat ini. Bagaimanapun, lukisan itu terkesan istimewa meski kontennya aneh: Ziye diseret ke dalam laci oleh sebuah tangan, seperti adegan cerita horor.
Karena di dekat sini ada halte bus umum, Yang Jinghui menduga Li Yin dan Ziye sudah pergi jauh. Dia memotret foto dengan kamera digital, lalu mengirimkannya ke email Li Yin. Dalam pesannya ditulis: "Kalian berdua pergi terburu-buru. Lukisan-lukisan ini kurasa mungkin kamu yang menggambar untuk Ziye, atau kamu menyuruh orang menggambarkannya? Tapi isinya agak aneh."
Li Yin dan Mizhen di Gunung Dongtian akhirnya berhasil lolos dari bencana. Kecuali luka di tangan Li Yin karena tergores dahan pohon saat berlari, secara umum mereka selamat (detail luka Li Yin lihat Jilid 19 Bab 17).
Malam itu, Mizhen menyatakan cinta pada Li Yin. Menghadapi hidup mati, siapa pun tidak bisa berpikir dengan akal sehat. Bagi Mizhen, Li Yin adalah pria yang sangat dicintainya. Di hadapannya, bagaimana mungkin dia terus menyembunyikan perasaan?
Mizhen bertanya padanya: "Aku tidak boleh? Benarkah aku tidak boleh?"
Dia tahu, cinta Li Yin dan Ziye bukanlah sesuatu yang bisa dicampuri. Seandainya Li Yin tidak masuk apartemen, dia akan mengubur cintanya selamanya, hanya memandangnya dari jauh. Tapi sekarang keadaan berbeda. Masa depan Li Yin dan dirinya sama-sama penuh kehampaan. Jika akhirnya harus mati, setidaknya dia ingin mati di sisi Li Yin. Dia ingin berusaha maksimal sekali lagi.
Tapi, Li Yin tetap menolaknya.
“Li Yin setia pada cinta. Jika diganti pria lain, mungkin akan dengan senang hati selingkuh sekali. Tapi bagaimana mungkin dia tipe orang seperti itu? Jika tidak, dia takkan sampai membayar harga begitu besar demi menyelamatkan Ziye.”
“Dia hanya mengucap dua kata dengan lembut, tanpa banyak penjelasan. Tak boleh ada secuil pun harapan yang ditinggalkan untuk Mizhen.”
“Lepaskan.”
“Dengan kata-kata itu, dia memutus semua harapan Mizhen.”
“Setelah Li Yin pergi, Mizhen akhirnya paham. Karena sudah berpikir ini upaya terakhir, dia pun pasrah. Dia juga berterima kasih pada Li Yin yang menolaknya tanpa ampun, membuatnya tak lagi menyimpan harapan. Tapi dia tetap akan mencurahkan segalanya untuk membantu Li Yin bertahan hidup dan keluar dari apartemen. Sambil bersumpah, perbuatan malam ini takkan terulang kedua kalinya. Mulai sekarang, di hadapan Li Yin, dia hanya junior yang merupakan kakak dari temannya. Hanya itu.”
“Malam itu, Mizhen mengokohkan tekadnya.”
“Tapi bukankah ini yang disebut takdir bermain-main?”
“Hari Kedua, saat Li Yin mengetahui kabar kematian ibunya dan bergegas pulang, dia hampir mengalami breakdown.”
“Tubuh ibu itu tercabik-cabik, tewas mengenaskan di tempat.”
“Tapi bagi Li Yin, pukulan lebih mengerikan menanti. Saat memberi pernyataan di kantor polisi, tanpa sengaja dia menemukan email baru di ponsel. Saat membukanya, terpampang pemandangan yang membuat darah membeku.”
Lukisan-lukisan minyak itu, serta... kata-kata yang ditulis oleh Ibu.
Tentu saja dia langsung menyadari itu adalah karya Shen Yu. Perkataan Ibu membuatnya semakin ketakutan.
Kemarin? Kemarin dia jelas pergi ke Gunung Dongtian bersama Mizhen, tepat saat Ibu mengirim email! Saat polisi merekam pernyataan, Ziye sama sekali tidak menyebutkan bahwa dia mengunjungi rumah Li Yin tadi malam. Kemudian, Li Yin menemukan fragmen Kontrak Neraka hilang di rumahnya. Ditambah lukisan ramalan Shen Yu, bahkan orang bodoh pun pasti sudah bisa menarik kesimpulan.
Roh jahat gudang... adalah Ziye!
Dialah roh jahat gudang yang sesungguhnya!
Tiba-tiba dia teringat perkataan Mizhen. Katanya, dia tidak berani membayangkan kemungkinan Li Yin adalah roh jahat gudang. Lalu... bagaimana dengannya? Bukankah dia juga sama? Selama ini dia selalu menghindari dan takut memikirkan kemungkinan itu.
Ziye yang asli sudah mati. Lukisan ramalan Shen Yu dengan jelas memberitahunya bahwa Ziye telah mati!
Selain itu, Ibu mengatakan Ziye menemani "dirinya" datang, berarti itu adalah hantu baru yang diciptakan Ziye palsu. Lalu, dari para penghuni apartemen sekarang - Yin Ye, Yinyu, Shen Yu, Bian Xingchen... berapa banyak yang bisa dipercaya? Apakah mereka benar-benar manusia?
Ziye mati. Pembunuhnya masih tidur di ranjang yang sama dengannya tadi malam, bahkan hingga barusan masih di sampingnya! Tapi Li Yin bahkan tidak bisa membalaskan dendam Ziye! Bahkan Ibu juga tewas di tangannya!
Masih adakah gunanya bertahan hidup?
Sekarang, mungkin lebih dari separuh penghuni di apartemen adalah hantu. Bahkan Shen Yu yang bisa melukiskan lukisan ramalan, mungkin juga demikian. Jika seperti ini, apakah ada artinya menyelesaikan misi darah? Dirinya sendiri, kapan saja bisa mati.
Matilah...
Matilah...
Matilah...
Matilah...
Li Yin menyadari, ia sudah tidak bisa menemukan alasan untuk terus hidup di dunia ini.
Setelah kematian Ziye dan ibunya, menghadapi jalan buntu tanpa solusi, jika akhirnya sama-sama mati, lebih baik ia memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Maka, ia meninggalkan catatan dan memutuskan... memilih bunuh diri, meninggalkan dunia ini.
Inilah kebenaran seutuhnya mengapa Li Yin hendak bunuh diri saat itu!
## Jilid Tiga Puluh (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 4 Pembukaan Misteri (III)
Demikianlah Li Yin memutuskan untuk mengakhiri nyawanya sendiri.
Lokasi yang dipilihnya untuk bunuh diri adalah sebuah danau di distrik Lanyun di pinggiran Kota K. Tempat itu sangat disukai para pemancing. Namun saat itu, karena Kasus Pembunuhan Berantai Jubah Merah yang sedang heboh, suasana panik melanda masyarakat. Area danau yang biasanya ramai justru sepi tak berpenghuni.
Setelah menyewa peralatan memancing, Li Yin membawa pancingnya ke danau.
Memancing dan menjalankan misi darah memiliki kesamaan. Keduanya membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Bagi Li Yin, yang ingin dipancingnya bukan ikan, melainkan kehidupan yang telah hilang darinya.
Meskipun penyesalan tidak ada artinya, manusia harus menghadapi realitas, namun ini hanya bermakna bagi mereka yang mampu menanggung realitas. Li Yin sebenarnya juga orang dengan ketabahan hati, sehingga bisa bertahan sampai sekarang. Namun, dalam waktu dua hari saja, kabar kematian ibu dan Ziye datang bersamaan, hampir seperti menghukum matinya. Bahkan orang dengan kehendak sekuat baja pun tidak akan sanggup bertahan, kecuali robot.
Saat memancing, Li Yin mengingat banyak hal. Tentang ibu, tentang Ziye, semuanya ia pikirkan dalam-dalam.
Ibu yang tahu dirinya dimanfaatkan ayah namun tetap setia sampai akhirnya tewas mengenaskan; Ziye yang bersama-sama menghadapi hidup-mati dan saling menguatkan kehendak. Keduanya adalah orang penting yang rela ia lindungi dengan nyawa, namun kini mati karena apartemen. Bahkan kekuatan untuk balas dendam pun tidak ia miliki, nyawanya sendiri pun tak bisa ia selamatkan. Semua ini berawal dari keputusannya memasuki apartemen.
Seandainya tidak masuk apartemen, semua tragedi ini takkan terjadi. Jika hari itu ia tidak keluar rumah, tidak terhanyut membaca majalah lowongan kerja hingga tak sengaja memasuki gang itu, mungkin sekarang ia hanya orang biasa. Hidupnya akan biasa saja: berteman seperti orang biasa, menikah dan punya anak seperti orang biasa, mengalami siklus hidup manusia yang paling biasa...
Tanpa masuk apartemen, ia takkan mengenal Ziye. Maka, akhirnya takkan ada akhir yang tragis namun indah seperti ini.
Dia melemparkan pancingnya, lalu berlutut di tanah sambil mencengkeram lumpur di hadapannya. Di bawah senja yang memerah, dia benar-benar merasakan nyawanya perlahan terkikis.
Penyesalannya menghapus tiga kali misi darah akhirnya bermuara pada ini. Andai saja bisa menukarnya dengan nyawa Ziye, dia pasti tak akan menyesal.
Jika waktu itu berbeda, apakah dia akan berkorban seperti ini untuk menyelamatkan Ziye? Jika dipikir dingin, mampukah dia melakukan pengorbanan seperti itu? Tak ada yang pasti. Tapi dia yakin, diberi waktu untuk mempertimbangkan, akhirnya dia tetap akan memilih untuk menyelamatkan.
Namun yang paling kejam, Ziye yang diselamatkannya itu hanya bertahan hidup beberapa bulan saja. Pengorbanannya kini terasa sia-sia. Jika arwah Ziye di alam baka tahu bahwa tiga misi darah Li Yin hanya memperpanjang hidupnya beberapa bulan, pastilah matanya takkan terpejam.
Tapi, meski begitu, ketika teringat bisa melihat Ziye lagi setelah menyelamatkannya, Li Yin masih merasakan sedikit kelegaan. Hanya... dia takkan pernah lagi melihat senyuman Ziye.
Senyuman asli Ziye.
Akhirnya dia berdiri dan melangkah ke danau dingin di hadapannya (seluruh alur cerita di atasJilid 19 Bab Kedua Puluh).
Saat itu, yang terlintas di benak Li Yin adalah: Ziye, Ibu, aku datang menemani kalian. Pasti sepi di bawah sana, kan? Jika di dunia ini ada hantu, tentu ada juga alam setelah kematian. Jadi, kita pasti bisa bertemu lagi, bukan?
"Pada saat ini, dia merasakan sedikit kelegaan. Tapi dia salah. Penghuni bahkan setelah meninggal, tanpa campur tangan misi darah, tidak bisa berubah menjadi hantu. Keinginannya untuk bertemu Ziye dan Ibu hanyalah khayalan belaka."
"Tapi dia terus berjalan, terus melangkah ke depan..."
"Saat air danau sudah mencapai dadanya, dia mendengar teriakan pilu dari belakang: 'Kakak Kelas... Tidak, jangan!'"
"Itu... suara Mizhen."
"Li Yin segera menoleh ke belakang dan melihat Mizhen sudah berlari tiga langkah sekaligus, menerjang masuk ke dalam danau ini!"
"Li Yin segera berteriak keras: 'Apa yang kau lakukan? Pulang!'"
"Dia sangat paham karakter Mizhen, tahu bahwa gadis ini akan menyelamatkannya bahkan dengan mengorbankan nyawa sendiri!"
"Li Yin ingin mempercepat langkah, tapi tubuhnya terhambat oleh air. Dengan cepat Mizhen menyambar lengan Li Yin. Wajahnya basah oleh cipratan air, mata dipenuhi kepanikan."
"'Apa maksudmu, Kakak Kelas? Kau menolakku, memilih hidup mati bersama Ziye, aku bisa menerima asal kau bahagia, asal kau tetap hidup! Tapi kenapa kau mencari kematian? Karena Ibumu meninggal? Aku lihat beritanya, kau tidak boleh begini, kau harus memikirkan Ziye...'"
"Alasan Mizhen bisa menemukan lokasi ini adalah karena sebelumnya Li Yin mengatur Mizhen pura-pura mati. Untuk mencegah hal tak terduga, mereka menyiapkan dua ponsel dengan fungsi pelacakan GPS yang bisa saling melacak posisi satu sama lain."
“Ziye?” Li Yin mendengar nama yang hampir merobek hatinya ini, nama yang begitu dicintainya. Ia menatap Mizhen di hadapannya dengan suara pilu: “Ziye? Dia sudah tidak ada lagi. Di dunia ini, sudah tidak ada eksistensinya. Lagipula, aku juga sudah tidak punya tanda kehidupan lagi. Sama-sama menghadapi kematian, aku tidak mau mati di tangan apartemen itu. Mizhen, lepaskanlah, mungkin kamu masih bisa diselamatkan. Bertahan hidup, lalu temukan cara untuk menyelamatkan Mian Tian.”
Perkataan ini membuat Mizhen terkejut tak terkira: “Ziye... Ziye sudah mati?”
“Benar. Dialah... roh jahat gudang yang kamu duga itu.”
Begitu kata-kata ini terucap, tubuh Mizhen serasa tersengat listrik, seluruh badannya gemetar. Bagaimana mungkin dia tidak tahu posisi Ziye di hati Li Yin? Bagaimana mungkin dia tidak tahu betapa dalam cinta Li Yin pada Ziye? Dia sudah memutuskan untuk selamanya mendukung dari belakang, membantu Li Yin dan Ziye. Jika Ziye dalam bahaya mengancam nyawa, dia juga akan mengorbankan segalanya untuk menyelamatkannya. Hanya karena Ziye adalah cinta sejati Li Yin, kekasih yang setara dengan nyawa di hati Li Yin.
Ziye sudah mati, tewas di gudang. Lalu, Ziye yang dia lihat di reuni sekolah itu... adalah hantu? Perempuan yang tampak begitu sempurna itu... ternyata adalah hantu yang menyamar?
“Jangan-jangan... kematian Tante juga terkait ini?” Mizhen yang cerdas ini hanya perlu beberapa kalimat saja sudah bisa menyusun teka-teki yang hampir sesuai fakta.
"Benar... tidak ada yang tersisa lagi. Ziye sudah mati, Ibu juga sudah tiada. Bahkan hantu itu bisa menciptakan hantu baru, aku bahkan tidak yakin masih ada yang tersisa di apartemen. Apa gunanya aku kembali dan memberitahu mereka sekarang? Jika kita menunjukkan kewaspadaan, hantu itu pasti akan mulai membantai. Aku tidak mungkin kembali lagi, tidak mungkin menghadapi roh jahat yang membunuh Ziye, tidak bisa membalas dendam untuk Ziye, hanya menunggu hari kematian tiba. Mizhen, menurutmu masih adakah alasan bagiku untuk tidak mati di sini? Setidaknya mengakhiri segalanya di tempat yang indah ini lebih baik bagiku. Lepaskan saja..."
Meski Mizhen juga melewati sepuluh misi darah, apa yang belum dia alami hingga bisa bertahan sampai hari ini? Kengerian sudah menjadi makanan sehari-harinya, dia terus melewati neraka misi darah demi mencapai titik ini. Kecerdasan dan keberuntungan memainkan peran besar, namun keteguhan hati dan obsesi dalam dirinya adalah akar segalanya.
Hidup penuh dengan suka-duka, pertemuan dan perpisahan. Dia menolak menyerahkan keteguhan hatinya, meski dihadapkan teror, dia memilih menghadapinya langsung. Dia tak boleh tumbang, karena di belakangnya ada adik laki-laki yang harus dilindungi. Juga ada sosok yang menjadi sandaran hatinya, Li Yin yang pernah memberinya kehangatan dan harapan. Memang hidup penuh kekejaman, tapi selama kita melihat sisi baiknya, harapan tak akan pernah padam.
"Tidak!"
Mizhen menggenggam tangan Li Yin dengan tegas, pandangannya bagaikan batu karang yang kokoh, tak tergoyahkan. Dia sama sekali tidak akan melepaskannya, sama sekali tidak!
"Aku juga, aku juga pernah merasakan keputusasaan yang sama sepertimu, Kakak Kelas. Saat orang tuaku meninggal dalam kecelakaan kereta, aku dan adikku masih kecil. Saat itu, rasanya seperti kiamat. Bagi orang-orang di dunia ini, itu hanya satu kecelakaan lagi, beberapa orang yang hilang. Tapi bagi kami, itu kehilangan segalanya. Tapi aku tidak hanya menangis begitu saja. Ketika aku berdiri di depan foto almarhum orang tua, melihat Mian Tian yang masih sangat muda, aku langsung tahu apa yang harus kulakukan. Orang tua sudah tiada, jadi aku harus melindungi Mian Tian, menopang keluarga. Maka aku berkata pada diri sendiri: Mulai hari ini, aku tidak boleh tumbang! Di belakangku, ada Mian Tian!"
"Bagi aku dan Mian Tian, memasuki apartemen bisa dibilang puncak kesengsaraan hidup yang baru. Tapi aku sudah berjanji pada orang tua, dan sekarang, aku harus berjuang. Menjalankan misi darah tidak selalu berarti kematian 100%, masih ada tanda kehidupan yang tersisa. Dan aku tidak akan melihat sembilan jalan kematian itu, hanya akan fokus pada satu jalan keluar! Jika aku mati begitu saja, Mian Tian juga akan mati. Aku tidak bisa membiarkannya hidup sendirian di apartemen ini."
“Aku juga pernah takut, juga pernah ketakutan. Aku bukanlah orang suci, aku hanyalah orang biasa. Tapi yang kuketahui, dunia ini tidak hanya dipenuhi kengerian dan malapetaka, ada juga hal-hal indah. Setelah orang tua meninggal, hal terindah bagiku adalah saat melihat Mian Tian tersenyum karena diriku. Saat itulah aku mengerti, senyuman adalah keindahan terbesar dalam hidup, harta berharga yang kumiliki bersama Mian Tian di tengah lingkungan yang kejam. Mata yang suram hanya melihat neraka, namun bagi pencari harapan, secuil tanda kehidupan pun bisa menjadi mukjizat.”
Li Yin mendengar perkataan Mizhen, meski matanya masih redup, tubuhnya tak lagi meronta sekeras tadi.
“Saat pertama mengenal Kakak Kelas pun begitu. Aku selalu berharap bisa hidup bersama Mian Tian di dunia yang indah penuh harapan, makanya kubawa dia kuliah, berkenalan dengan teman baru, dan... bertemu denganmu, Kakak. Mungkin sekarang Kakak merasa tersiksa, tak melihat secercah harapan, bahkan kehilangan alasan untuk bertahan hidup. Tapi, setidaknya Kakak masih hidup. Harapanku sekarang hanyalah fakta bahwa Kakak masih bernapas. Jika Kakak tenggelam di danau ini, tak akan ada lagi secuil harapan yang bisa kulihat.”
“Bertahan hidup lah, Kakak Kelas... Tidakkah kau ingin kembali ke dunia yang indah dan bercahaya? Kau masih hidup, jadi kau belum kalah. Meski ada sembilan jalan kematian, kita cukup menangkap satu jalan keluar itu. Aku akan membantumu, bahkan dengan mengorbankan nyawa sekalipun. Aku sudah paham, tak masalah jika Kakak selamanya tidak mencintaiku, asalkan, asalkan kau bertahan hidup, asalkan kau bisa keluar dari apartemen, itu sudah cukup bagiku. Dan... Ziye, Ziye juga pasti tidak ingin kau mati seperti ini. Demi dirinya sekalipun, kau harus bertahan hidup, Kakak Kelas!”
Li Yin menarik napas dalam-dalam.
“Bertahan hidup...kah? Setelah kehilangan Ziye dan Ibu, terus bertahan hidup?”
“Ya! Kakak, meski sekarang kau kehilangan banyak hal, selama masih bernapas, kau belum kehilangan segalanya! Masih ada kesempatan untuk keluar dari apartemen! Aku tahu, kehilangan keluarga dan cinta sejati membuat hari-hari terasa menyakitkan dan menyedihkan, tapi tetaplah hidup! Dengan begitu kau akan temukan bahwa masih ada keindahan, hidupmu tidak akan menjadi hampa karenanya, kau masih bisa kembali ke dunia yang bercahaya!”
Li Yin memandang Mizhen perlahan. Sorot matanya kini mulai menunjukkan tanda kehidupan, kedua bola matanya telah dipenuhi air mata.
“Bercahaya...kah? Setelah kehilangan Ziye, aku tidak punya cukup kepercayaan diri untuk meraih kebahagiaan. Mungkin bagiku masa depan tetap akan menjadi neraka. Tapi kau benar, aku masih hidup. Fakta itu sendiri sudah cukup membentuk harapan.”
“Tenaga manusia ada batasnya. Bukan berarti dengan kehendak yang teguh dan pantang menyerah, pasti bisa sukses. Tapi, selama masih ada harapan, mengapa tidak dicoba? Sudah kehilangan segalanya, apa lagi yang perlu ditakutkan?”
“Masih ada secercah jalan keluar…” Li Yin mengepal tinjunya, tiba-tiba menderu ke depan: “Baik! Sebelum mati, aku akan terus bertahan hidup!”
Setelah sampai di tepi, pandangan Li Yin telah diselimuti ketegasan dan kedinginan. Dia tahu, alat tawar yang dipegangnya sekarang hampir tak berarti. Peluang untuk bertahan hidup terlalu tipis.
Tapi…
Dia perlahan mengangkat kepala, memandang langit merah menyala bagai terbakar, bergumam: “Kau… pasti berharap aku melakukan ini, kan? Ziye? Aku akan berusaha sekali terakhir, sampai mati. Saat itu nanti, kita akan bertemu lagi.”
“Selanjutnya, aku akan kembali ke apartemen.” Li Yin telah merancang semua rencana dalam waktu singkat, “Aku akan pura-pura tidak tahu apa-apa dan kembali ke apartemen, tidak akan menceritakan ini ke penghuni mana pun. Pertama, tak ada lagi penghuni yang bisa kupercaya. Kedua, jika bocor justru akan membangunkan ‘hantu’ yang tertidur. Kurasa hantu ini tidak bisa merasakan segalanya, karena itu aku akan berpura-pura tunduk. Berlagak tetap menganggapnya sebagai Ziye…”
“Tapi, Kakak Kelas, itu sangat berbahaya! Usahakan tinggal di luar saja!”
“Tidak, cara itu terlalu mudah ketahuan. Aku akan bilang, menurutku jika tidak bisa berjanji melindunginya sampai akhir, aku tak akan lagi memeluknya. Dengan begitu, kita bisa berpisah secara wajar. Tentu aku tidak menyangkal ini sangat berbahaya, tapi aku tidak punya pilihan lain.”
"Bermain sandiwara?" Mendengar ini, hati Mizhen ikut sesak. Benar, itu terlalu berisik, apa Kakak Kelas akan baik-baik saja? Tapi seperti katanya, semua ini hanya bisa dilakukan oleh Kakak Kelas!
"Kamu pulang dan istirahat dulu, Mizhen. Aku tidak akan bunuh diri lagi. Aku... akan bertahan hidup seperti yang kamu inginkan."
Li Yin akhirnya kembali ke apartemen. Sebelum 48 jam tiba.
Karena masih ingin kembali, sekalipun itu jalan tanpa ujung, Li Yin tetap berharap bisa melihat dunia bercahaya lagi.
Sekalipun malam gelap, sekalipun menyesali pilihannya, dia tetap bisa menemukan sesuatu yang menggantikan cahaya.
"Aku pulang."
## Jilid Tiga Puluh (Volume Akhir) Raja Iblis Bab Lima Pembukaan Rahasia (Empat)
Meski berhasil meraih sedikit harapan hidup, Li Yin tetap sulit bangkit dari pukulan ganda Ziye dan ibunya. Citra suramnya di apartemen berasal dari sini. Tapi karena memilih bertahan, dia harus berusaha maksimal sampai akhir hayat.
Prioritas berikutnya adalah melacak lokasi Jembatan Dengxuan berdasarkan kertas buku harian Pu Miling yang ditemukan di Gunung Dongtian. Bagaimanapun, ini harapan terakhir yang tersisa.
Berdasarkan analisis dan , yang dahulu pernah (meskipun ini dikatakan oleh sendiri) mungkin benar-benar memiliki untuk menghadapi . Jika berhasil, bisa untuk melewati , sehingga saat ini dapat diselesaikan. Namun, apa sebenarnya maksud tersembunyi , tidak ada yang tahu.
Terhadap di , setelah diamati oleh , tetap tidak bisa dibedakan mana manusia dan mana . tidak tahu bahwa maksimal hanya bisa memiliki dua , tidak mungkin lebih. Selain itu ada yang cukup ketat: sebelum , kuota pembunuhan terbatas pada satu per bulan. Artinya sebelum , masih bisa membunuh, namun hanya satu orang sehingga sulit menarik perhatian , mengingat setiap hari banyak yang karena tak tahan . pada , di bulan dan masing-masing hanya membunuh satu , dan korban yang semuanya adalah sehingga sama sekali tidak ada yang curiga. Selain itu, sebelum total, tidak diperbolehkan . Namun begitu memasuki saat total dimulai, hampir semua akan dalam satu hari, tidak ada yang tersisa!
Namun ada satu hal yang sangat layak disebutkan. Yaitu roh jahat gudang yang pernah menyelamatkan Bian Xingchen secara tidak sengaja. Peristiwa itu terjadi saat Ziye palsu dan Xingchen pergi ke Kampus Jin Yu, ketika Li Yin sedang menjalankan misi darah. Awalnya Ziye mengusulkan untuk mencari petunjuk di Kampus Jin Yu, tentu ini karena karakter dan emosi Ziye yang sangat mungkin melakukan hal tersebut, sehingga roh jahat gudang yang meniru sempurna Ziye pun bertindak demikian. Xingchen juga ikut pergi. Namun di sana, mereka justru bertemu dengan arwah Wang Shaojie di ruang arsip. Namun hingga misi darah berakhir, hantu itu tidak muncul lagi. Setelahnya, Bian Xingchen tetap bingung akan hal ini. Padahal alasannya sederhana: roh jahat gudang yang berada di samping Bian Xingchen membuat arwah Wang Shaojie sama sekali tidak bisa mendekat! Jika tidak, Xingchen sudah tewas sebelum misi darah di Kota Bulan Merah.
Meski tidak mengetahui semua hal ini, hidup di apartemen berhantu membuat Li Yin harus mengerahkan seluruh tenaga untuk menekan ketakutan. Untungnya, dia juga menemukan bahwa apartemen jelas-jelas membatasi Ziye palsu, membuatnya tidak bisa sembarangan membunuh. Dia juga sempat berpikir untuk pindah dari apartemen, tapi selain berisiko membocorkan kelemahan, juga harus kembali setiap 48 jam sehingga tidak ada gunanya.
"Mizhen juga khawatir setiap hari akan keselamatan Li Yin. Dia tahu ucapan Li Yin masuk akal, tetapi membiarkan Li Yin tinggal di apartemen yang sudah dihuni 'hantu' membuatnya cemas tak tertahankan. Namun Li Yin bersikeras, mengingat dia pernah hampir melakukan bunuh diri. Karena sudah bertahan hidup, dia rela mempertaruhkan nyawa untuk mencari 'sedikit harapan hidup'."
"Menjelang bulan Juni, Li Yin dan Mizhen akhirnya merancang sebuah rencana. Sebuah metode yang mungkin bisa membuat mereka 'selamat dari maut'. Meskipun ini adalah langkah yang lebih berisiko, namun sekarang sudah tidak ada pilihan lain."
"Setelah merumuskan rencana ini, mereka mempertimbangkan berbagai detail dan poin penting. Akhirnya, waktu pelaksanaan rencana ditetapkan. Tentu saja, terlalu banyak faktor tak terpahami dalam rencana ini sehingga kemungkinan keberhasilannya sangat kecil."
"Rencana ini hanya mengubah situasi dari '10 nyawa 9 hilang' menjadi 'nyaris mati'. Tapi setidaknya, ini adalah secercah harapan."
"Li Yin masih menyempatkan waktu untuk mengunjungi Mizhen. Bagaimanapun, Mizhen adalah satu-satunya yang bisa dipercaya. Selain dia, Li Yin tidak bisa bercerita kepada siapapun tentang hal ini."
"Mizhen menyadari bahwa Li Yin masih terbenam dalam kesedihan yang mendalam. Ini bukan sesuatu yang bisa diatasi dalam satu dua hari. Terkadang dia benar-benar khawatir Li Yin akan memilih untuk bunuh diri lagi."
"Dalam rencana itu, Mizhen memegang peran paling krusial."
"'Mizhen, apapun yang terjadi, aku serahkan semuanya padamu.'"
"Saat Li Yin berkata demikian, Mizhen paham bahwa Li Yin sudah memiliki tekad untuk 'mengorbankan diri demi meraih kehidupan'. Tentu, pemikiran Mizhen pun sama persis."
"Bersaing dengan apartemen seperti ini, tentu harus memiliki kesadaran seperti itu."
Mizhen tidak banyak berbicara, jawabannya pada Li Yin hanya dua kata sederhana.
"Pasti." (Lihat detail di Bab 3 Jilid 20)
8 Juni. Hari itu adalah waktu Huangfu He, Zhan Tianlin dan lainnya menjalankan misi darah. Bersamaan, Li Yin juga datang ke rumah Mizhen hari itu. Saat itu, penyelidikan tentang Jembatan Dengxuan masih belum membuahkan hasil.
Hari itu, Li Yin datang ke villa tempat Mizhen tinggal. Begitu membuka pintu, dia melihat Mizhen sedang membaca surat yang ditinggalkan Mian Tian untuknya.
Melihat kedatangannya, Mizhen segera berdiri dan bertanya: "Kakak Kelas... Bagaimana? Masih belum bisa melacak di mana Jembatan Dengxuan berada?"
"Hmm," jawab Li Yin: "Sepertinya kita masih harus..."
Saat Li Yin sedang berbicara setengah jalan, tiba-tiba terlihat bayangan gelap muncul tiba-tiba di dinding! Li Yin dan Mizhen segera menoleh ke belakang, di sudut ruangan terlihat sosok wanita yang pernah mereka temui di Gunung Dongtian, digantung dengan tali di udara, tubuhnya berayun seperti pendulum.
Li Yin langsung menyadari mereka dikhianati oleh Pu Miling! Dia sengaja mengarahkan mereka ke gua di Gunung Dongtian! Tanpa ragu dia menggenggam tangan Mizhen dan berlari keluar dari pintu masuk!
Selanjutnya mereka memasuki bangunan aneh, di sana mereka melihat Jembatan Dengxuan dan isi buku harian yang ditinggalkan Pu Miling.
Ini adalah misi darah yang dirilis tahun 1982, dengan tingkat kesulitan setara misi darah kesepuluh.
Saat itu, tiba-tiba Mizhen menyadari masalah terbesar: Jika terus terperangkap di sini selama 48 jam, nyawa Li Yin pasti tidak akan selamat! Kutukan bayangan bersifat mutlak, hanya selama periode misi darah pembatasan tidak berlaku.
Ketika Li Yin mendengar poin ini darinya, sebenarnya dia juga sangat memahami hal ini. Namun, dia tidak ingin Mizhen kembali khawatir untuknya. Maka, dia mengucapkan kebohongan bahwa dirinya telah memiliki kemampuan untuk menahan kutukan bayangan.
Tentu saja ini dusta, dan merupakan kebohongan yang penuh celah. Li Yin juga tahu bahwa dengan kecerdasan Mizhen, kebohongan ini akan cepat terbongkar. Tapi setidaknya bisa menipu sesaat. Bagaimanapun, terkadang berkata jujur belum tentu baik (Detail alur di atas lihat Bab Lima Jilid 20).
Menurut catatan buku harian, setelah melalui berbagai kesulitan, mereka akhirnya menemukan Restoran Merah No.1. Di sana, mereka mengetahui bahwa hanya restoran dan kamar mandi yang aman di bangunan ini. Selanjutnya harus mencari kamar mandi nomor 2 putih (Lihat Bab 16 Jilid 20).
Menurut Pu Miling, jika tinggal selama satu jam, hantu akan muncul di pintu.
Setelah makan singkat, Li Yin dan Mizhen menghitung waktu dengan tepat lalu pergi lagi. Bagaimanapun, bangunan ini terlalu menyeramkan dan mencekam, menimbulkan tekanan di hati. Kemudian, mereka menghabiskan sekitar setengah jam untuk menemukan kamar mandi nomor 2.
Namun yang sangat mengejutkan, di sana mereka menemukan sesuatu yang sangat mencengangkan.
Kamar mandi itu memiliki area yang cukup luas, di sebelah bak cuci pada wastafel terdapat dua lentera bergaya kuno yang usang. Di samping lentera tersebut terletak sebuah kotak.
Li Yin dan Mizhen segera mendekat dan membuka kotak itu, mereka melihat buku harian yang ditinggalkan oleh Pu Miling.
Isi buku harian: "Lihat lentera itu? Lentera ini bernama Lentera Penuntun. Dimensi tempat kalian terperangkap saat ini terhubung dengan dimensi tempat Raja Iblis berada. Namun jangan khawatir, antar dimensi terpisah oleh banyak dimensi paralel yang bertumpang tindih, struktur kompleks seperti sarang lebah. Untuk memudahkan penyebutan, mari beri kode 'neraka' pada keseluruhan sistem dimensi ini. Entah ini benar-benar neraka atau bukan, aku juga tidak tahu. Posisi kalian masih cukup berjarak dari Raja Iblis. Tapi jika penghuni tidak bisa kembali dalam 48 jam, akan timbul kerepotan. Oleh karena itu, gunakanlah Lentera Penuntun ini. Jangan tanya asal-usul lentera ini, aku tidak akan menjawabnya. Nyalakan lentera ini lalu carilah sumber api. Sumber api tersebar di berbagai dimensi neraka. Tenang, tidak sulit menemukannya. Siapa pun yang menyentuh Lentera Penuntun akan bisa melihat dan menyentuh sumber api. Sumber api berupa nyala api kecil seperti api hantu yang memancarkan cahaya abu-abu pucat. Setelah lentera dinyalakan, cukup timbulkan kesadaran untuk pulang, maka kalian akan langsung kembali ke dunia nyata dari neraka. Lentera ini sangat praktis karena bisa dihilangkan atau dimunculkan sesuai keinginan. Saat tidak digunakan, lentera akan berada di celah antara neraka dan dunia nyata. Ini semua bisa dikontrol melalui kesadaran kalian sendiri. Jadi cukup kembali setiap 48 jam sekali. Satu sumber api bisa menyala tepat 24 jam. Sumber api bisa disimpan dengan mudah di bagian tubuh mana pun. Kalian juga bisa kembali ke sini sebelum 24 jam habis setelah menghabiskan sebagian waktu di dunia nyata. Selama ada sumber api, Lentera Penuntun bisa digunakan tanpa batas. Perhatikan baik-baik: sumber api akan semakin terkonsentrasi di area-area menyeramkan dalam dimensi tertentu. Begitu sumber api habis terbakar, kalian akan dipaksa kembali ke dimensi ini."
"Li Yin dan Mizhen sama-sama terkejut sekaligus senang, sementara Li Yin juga merasa lebih rileks.
Kemudian, mereka menemukan belasan nyala api kecil mengambang di balik tirai kamar mandi bak mandi. Segera mereka mengumpulkan nyala-nyala api tersebut.
Perlu dicatat, Lentera Penuntun yang muncul dalam misi darah mumi kuno memang sangat mirip dengan lentera ini, namun secara esensi adalah benda yang sama sekali berbeda. Yang pertama digunakan untuk merasakan lokasi hantu dengan waktu bakar hanya lima menit, sedangkan yang kedua bisa menembus neraka dan realitas serta dapat menyala selama 24 jam penuh.
"Sungguh sehebat itu?" Ekspresi Li Yin langsung dipenuhi antisipasi, "Kalau begitu, ini pasti alat penyelamat nyawa yang sempurna saat menghadapi bahaya! Sayangnya saat menjalankan misi darah, sebagian besar lokasi tidak mengizinkan penggunaannya."
Li Yin segera melakukan eksperimen. Ia mengambil sumber api dan menyalakan salah satu lentera. Seketika itu juga tubuhnya menghilang, lalu muncul kembali di villa pinggiran kota tempat sebelumnya. Ini membuat Li Yin akhirnya bisa menarik napas lega.
Selanjutnya, dengan memejamkan mata dan membayangkan Lentera Penuntun menghilang, ia mendapati lentera itu benar-benar lenyap dari tangannya. Ketika membayangkannya muncul kembali, lentera itu pun muncul. Melalui eksperimen lanjutan, Li Yin menemukan bahwa saat Lentera Penuntun menghilang ke celah dimensi, proses pembakarannya tetap berlanjut. Dalam 24 jam, ia bisa kembali kapan saja menggunakan lentera tersebut, maupun datang kembali.
Sejak saat itu, Li Yin dan Mizhen menggunakan Lentera Penuntun untuk terus berpindah antara "neraka" dan dunia nyata. Faktanya, tanpa Lentera Penuntun, bukan hanya masalah kutukan bayangan, bahkan urusan makan sehari-hari saja sudah menjadi masalah besar. Jika tidak, bagaimana mungkin Li Yin dan Mizhen bisa bertahan hidup selama setengah tahun terperangkap di "neraka" tanpa menemukan makanan?
Mencari sumber api sama sekali tidak merepotkan. Dalam situasi berikutnya, mereka menemukan bahwa semakin mengerikan suatu tempat di sepanjang perjalanan, semakin banyak jumlah dan frekuensi kemunculan sumber api. Penyimpanannya pun sangat praktis, sama sekali tidak ada masalah seperti "masa kedaluwarsa", bahkan bisa menyala dalam air. Dengan cadangan sumber api dan Lentera Penuntun yang mudah dibawa di celah dimensi, selama tidak kehabisan sumber api, mereka tidak akan mati meski bertemu hantu.
Selain itu, ini juga memecahkan masalah terbesar Li Yin saat ini. Awalnya dia kembali ke apartemen dengan mentalitas seperti hendak mati. Namun dengan Lentera Penuntun ini, bahkan jika dia harus tinggal di apartemen dan Ziye palsu berusaha mencelakakannya, dia bisa segera menggunakan Lentera Penuntun untuk melarikan diri kembali ke "neraka".
Oleh karena itu, baik Li Yin di apartemen maupun Li Yin di "neraka" adalah Li Yin asli yang selama ini berpindah dimensi menggunakan Lentera Penuntun. Setelah Li Yin palsu diciptakan, karena tidak bisa membunuh sebelum Reckoning Total, hampir sepanjang waktu disembunyikan di ruang lubang hitam. Hanya saat membunuh ibu Li Yin untuk memberinya ekspresi, dan sekarang ketika dikeluarkan lalu terbongkar oleh Shangguan Mian, roh jahat gudang pernah mengeluarkannya.
Tentu saja, Lentera Penuntun bukan solusi mujarab. Saat menjalankan misi darah, Li Yin tidak bisa menggunakan Lentera Penuntun. Jika diharuskan berada di lokasi tertentu, penggunaan Lentera Penuntun akan langsung memicu kutukan bayangan. Namun secara umum, Lentera Penuntun memberikan jaminan besar bagi kelangsungan hidup Li Yin dan Mizhen. Inilah alasan mendasar mengapa mereka bisa bertahan selama setengah tahun di "neraka" hingga hari ini.
Kemudian, berdasarkan petunjuk buku harian, setelah terperangkap seminggu (tentu dengan beberapa kali kembali ke realitas dari "neraka"), akhirnya mereka keluar dari bangunan itu dan tiba di stasiun kereta api aneh. Di sana, Li Yin dan Mizhen menemukan kertas buku harian baru yang memerintahkan mereka pergi ke Lembah Malam yang Sunyi.
Maka, yang tersisa hanyalah menunggu.
Setelah membaca kertas buku harian, Mizhen berkata: "Harus menunggu hingga tengah malam pukul 00:00. Sudahlah, hanya ini caranya. Sudah berhari-hari tapi masih belum bisa keluar. Untungnya, tanpa kertas buku harian peninggalan Pu Miling, kita takkan bisa bertahan (ini merujuk pada perolehan Lentera Penuntun)."
Lalu, dia menatap bayangan di kaki Li Yin sambil berucap: "Kutukan bayangan..."
Meski sudah memiliki Lentera Penuntun dan waktu yang lebih longgar, karena ketakutan terhadap roh jahat gudang, Li Yin lebih banyak menghabiskan waktu di "neraka" ini. Saat berada di dunia nyata, dia juga hampir tidak pernah berada di dalam apartemen. Saat ini, waktu sejak Li Yin meninggalkan apartemen sudah mendekati 48 jam, karena itulah Mizhen perlu mengingatkannya.
"Sudah kubilang... jangan khawatir." Li Yin tidak terburu-buru, dia sudah menghitung waktunya dengan matang. Seberapa pun takutnya pada roh jahat gudang itu, pada akhirnya dia harus kembali ke apartemen.
"Sumber api adalah perlindungan hidup terbesar kita," kata Li Yin sambil membuka sebuah kotak, setelah menghitung total sumber api, dia berkata pada Mizhen: "Saat ini ada total 23 sumber api. Jika kita berdua menggunakan bersama, masing-masing bisa bertahan sekitar 11 hari. Kita harus terus mencari sumber api dan berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin, mengingat kita tidak tahu harus tinggal di sini berapa lama."
Setelah berkata demikian, Li Yin melihat ke luar jendela kereta api: "Baiklah Mizhen, waktunya hampir tiba. Aku harus kembali ke apartemen sekarang. Jika ada bahaya, segera nyalakan sumber api dan pulang."
"Hati-hati, Kakak Kelas. Segera kembali setelah sampai di apartemen. Hadapi Ziye palsu itu dengan tenang."
"Aku tahu. Akan segera kembali, Mizhen."
Kemudian, Li Yin kembali ke dunia nyata, masuk ke dalam apartemen.
Saat itu, dia juga mengetahui tentang dirilisnya misi darah baru. Dan salah satu pelaksana misi darah itu ternyata adalah Ziye!
Tapi Li Yin tidak terlalu terkejut.
Malam ini sudah mati, tentu tidak akan ada instruksi tulisan darah yang dikeluarkan untuk Ziye. Faktanya, saat itu ada dua belas penghuni yang menerima misi darah, dan di antara mereka, tentu tidak termasuk Ziye asli. Melainkan Ziye palsu yang telah membunuh salah satu penghuni yang benar-benar menerima misi darah, lalu menggunakan identitas palsu dengan mengaku sebagai pelaksana misi darah. Penghuni yang dibunuh itu bernama Zhang Ying, tinggal di Kamar 1708. Dia dibunuh oleh roh jahat gudang yang menyamarkannya sebagai kasus gantung diri (lihat detailnya di Jilid Dua Puluh Satu Bab 7 Paragraf 3). Semua orang mengira Zhang Ying bunuh diri karena terpengaruh kasus binasa seluruhnya penghuni oleh Huangfu He dkk dalam misi darah. Sebelum meninggal, Zhang Ying sudah membaca seluruh teks darah sehingga tulisan darah di ruangannya menghilang. Roh jahat gudang menggunakan kuota "satu orang terbunuh per bulan" padanya. Dengan demikian tak ada yang menyadari bahwa Ziye sama sekali bukan pelaksana misi darah kali ini.
Sedangkan Li Yin adalah orang yang sangat cerdik. Ketika dia mengetahui dari penghuni bahwa Zhang Ying gantung diri pada hari misi darah diumumkan, dia langsung memahami semuanya. Siapa yang hidup atau mati dalam misi darah ini sudah tidak relevan baginya, lagipula dia tidak tahu berapa penghuni apartemen yang masih manusia. Tentang perebutan Kontrak Neraka, dia juga tidak tertarik. Dari lukisan ramalan Shen Yu, dia melihat adegan mengerikan roh jahat gudang memegang pecahan Perjanjian Neraka. Dalam kondisi seperti ini, merebut fragmen kontrik menjadi tidak berarti. Inilah alasan mendasar mengapa Li Yin kemudian tidak mengikuti jejak Yin Ye dkk. membentuk aliansi. Tentu, ketidakmampuan mempercayai penghuni lain juga menjadi salah satu faktor penting.
Tepat saat itu, Li Yin menerima telepon dari Ayah yang memintanya menghadiri pemakaman Ibu. Saat itu, tanpa pikir panjang, muncul ide di benaknya untuk membawa kotak abu jenazah Ibu! Dia ingin membawa kotak abu tersebut dan melakukan ritual peringatan untuknya sendiri (sebagian besar alur cerita di atas lihat Bab 3 Jilid Dua Puluh Satu)!
## Jilid Tiga Puluh (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 6 Pembukaan Misteri (5)
Setelah merebut kotak abu dari tangan Ayah, Li Yin kembali ke "neraka".
Mizhen masih duduk tenang di tempatnya sambil makan sandwich. Melihat Li Yin kembali, hatinya dipenuhi sukacita. Bagaimanapun, setiap kali Li Yin kembali ke apartemen, dia selalu diliputi kecemasan.
"Bagaimanapun, meski memiliki Lentera Penuntun, meski ada petunjuk yang ditinggalkan Pu Miling, dia dan Li Yin tetap berjalan di atas es tipis. Bisa dikatakan kematian selalu mengintai di samping bantal tidur mereka."
Li Yin kembali duduk di sebelah Mizhen. Dengan satu gerakan hati, Lentera Penuntun itu menghilang.
"Sumber api harus tetap dihemat," kata Li Yin sambil memeluk kotak abu jenazah ibunya, "Aku akan pulang dulu. Tinggal di dunia 'itu'... bagiku adalah siksaan."
Suaranya dingin dan datar, hampir tanpa emosi. Bagi Li Yin sekarang, nyawa bisa dibilang merupakan kemewahan terbesar. Bahkan jika disebut bertahan hidup dengan susah payah, itu bukanlah ungkapan yang berlebihan.
Bagi Li Yin sekarang, kematian Ziye dan ibunya telah menghancurkan penopang mental terbesarnya selama di apartemen. Semua keteguhan dan harapan hancur berantakan dalam semalam. Situasi yang awalnya dikira bisa dikendalikan kini telah berubah total. Apartemen, yang dulunya merupakan tempat perlindungan aman terakhir bagi penghuni, justru berubah menjadi rumah hantu paling mengerikan. Hidup bersama sekelompok makhluk yang tak jelas apakah manusia atau hantu - sungguh hal yang mengerikan. Dan dia masih harus berpura-pura, tak boleh menunjukkan celah sedikitpun. Harapan itu bukannya tidak ada, hanya saja terlalu samar. Tenaga manusia ada batasnya, sehebat apapun Li Yin, pada akhirnya dia tetap hanya manusia dari daging dan darah belaka.
Dan dia sama sekali tidak tahu bahwa Li Yin palsu yang identik dengannya itu diciptakan oleh roh jahat gudang. Selama ini dia mengira itu adalah hantu lain yang dibawa ke apartemen oleh roh jahat gudang dengan metode tertentu. Tidak mengetahui bahwa Li Yin palsu itu juga diciptakan dari orang hidup yang dibunuh. Jika tahu demikian, dan juga mengetahui bahwa di apartemen maksimal hanya bisa menciptakan satu hantu, tentu dia tidak akan begitu ketakutan menghadapi semua penghuni (lihat Jilid Dua Puluh Satu Bab 4 paragraf pertama, yang tidak diketahui Li Yin asli adalah "Li Yin palsu sengaja diciptakan", bukan "tidak mengetahui eksistensi Li Yin palsu").
Dia telah kehilangan hati nurani, kehilangan emosi. Kini... telah berubah menjadi cangkang kosong (lihat Jilid Dua Puluh Satu Bab 4 paragraf keempat).
Dia tidak berani lagi menunggu-nunggu sesuatu, apalagi berharap yang muluk-muluk.
Saat itulah tiba-tiba Mizhen berkata pada Li Yin: "Tadi saat kau pergi... bukankah kukatakan ada alasan mengapa aku dan Mian Tian bisa bertahan hidup?"
Li Yin mengangguk pelan, dia memang ingat.
"Sebenarnya... aku ini dukun medium." Mizhen dengan serius melontarkan candaan itu.
Li Yin sesaat tidak menyadari itu hanya gurauan, langsung bertanya: "Apa?"
Ketika Mizhen kemudian mengaku itu hanya lelucon, Li Yin yang tak berhati ini pun tersentuh oleh sikapnya yang tetap bisa menertawakan kesulitan di tengah situasi mencekam. Cangkang kosong itu tiba-tiba berdenyut lemah.
Kemudian Mizhen mulai menceritakan serangkaian peristiwa yang terjadi setelah pertemuan pertamanya dengan Li Yin dulu.
“Sepuluh misi darah, setiap langkah penuh kesulitan. Aku bisa bertahan sampai sekarang karena sudah menerima segalanya.” Ekspresi Mizhen menjadi serius, "Mukjizat, harapan, semuanya samar. Tapi selama masih hidup, aku ingin berjuang. Kakak Kelas dulu benar, aku memang selalu diliputi ketakutan. Tapi itu wajar, rasa takut adalah salah satu perasaan paling penting yang membuat manusia tetap hidup. Bahkan ketakutan pun tidak ada, itu artinya hati seseorang sudah mati. Semua misi darah memang menakutkan, tapi justru di situlah aku melawan rasa takut itu."
Saat itu, Li Yin tak bisa menahan air mata yang mulai berkaca-kaca di matanya.
Mengapa menangis?
Kengerian tak berujung, ketakutan yang tiada henti. Selama ini menggerogoti dan membuatnya mati rasa hingga akhirnya hatinya mati. Ia berniat menyerahkan nyawa, mengikuti arus takdir. Ia tak sanggup lagi menghadapi ketakutan. Tapi perkataan Mizhen mulai membuatnya paham. Rasa takut adalah obsesi manusia untuk bertahan hidup. Jika bahkan ketakutan pun hilang, berarti seseorang sudah kehilangan hasrat hidup.
"Rasa takut bukanlah hal yang memalukan. Umat manusia bisa berevolusi dari zaman bercocok tanam primitif sampai sekarang justru karena terus melawan ketakutan." Mizhen melirik Li Yin dengan pandangan penuh makna, "Karena itu, Kakak Kelas, takutilah misi darah... lalu taklukkanlah rasa takut itu."
Pada hari pelaksanaan misi darah permainan, karena Ziye sudah pergi, Li Yin merasa sedikit lega dan kembali ke apartemen. Malam itu, dia langsung mulai menganalisis misi darah. Dia ingin tahu, jika Ziye yang menjalankannya, perubahan tak terduga apa yang akan terjadi pada misi darah? Saat sedang menganalisis, Yin Ye dan Yinyu datang mencarinya.
Saat itu, meskipun belum sepenuhnya keluar dari keadaan putus asa dan hati yang mati, setidaknya dibandingkan sebelumnya dia mulai merasakan adanya arah untuk masa depan. Di lubuk hatinya, dia sangat berterima kasih pada Mizhen.
Kemudian, dia menganalisis misi darah ini, bahkan mulai menyusun beberapa pendapat dari petunjuk kecil. Pendapat-pendapat itu sudah sangat mendekati jalan keluar yang sebenarnya.
Li Yin bahkan masih memiliki harapan. Dia berharap hantu dalam misi darah bisa membunuh Ziye palsu. Meski harapan ini belum tentu terwujud, setidaknya ini masih menjadi secercah harapan.
Setelah Yin Ye dan Yinyu pergi, Li Yin kembali ke "neraka". Saat itu kereta api sudah hampir tiba di Lembah Malam yang Sunyi. Di bawah langit yang suram, di depan telah muncul ngarai luas berwarna kelabu yang membentang luas.
Dia berencana setelah memasuki Lembah Malam yang Sunyi, akan kembali sekali lagi untuk melihat hasil misi darah.
Saat itu, Ziye palsu memilih untuk langsung melompat ke akhir permainan, membuat karakter yang dikendalikan (hantu) justru mencapai Rumah Sakit Jiwa Yanyu di puncak Gunung Luoyun, sehingga memicu seluruh jalan kematian dari misi darah.
Saat itu, Kamya Sayoko, Gongsun Chan, Roland, dan yang lain hanya bisa bersembunyi di dalam kamar. Mereka menyaksikan penghuni kamar-kamar lain dibunuh satu per satu. Roh jahat gudang terus berpura-pura tergeletak di lantai sambil bergumam, "Kalau kau sudah menyerah, untuk apa aku bertahan? Langsung memilih jalan kematian, apakah ini takdir?" Seorang penghuni yang kamarnya dekat dengan kamar Ying Ziyue mendengar kalimat ini dan terkecoh, mengira Ying Ziyue sengaja memilih kematian.
Tepat saat Lin Tianze dibunuh, jumlah penghuni yang tersisa telah berkurang setengah.
Kemudian, Ying Ziyue palsu di dalam kamar berubah wujud menjadi sosok mengerikan yang asli, lalu keluar! Jika semua penghuni mati dan hanya Ziye yang kembali, hal ini bisa menimbulkan kecurigaan.
Hasil selanjutnya sudah bisa ditebak. Suara langkah kaki hantu yang kabur dari koridor yang didengar penghuni sebenarnya adalah upaya menghindari roh jahat gudang! Tapi karena semua pintu kamar terkunci rapat, tak ada yang tahu apa yang terjadi.
Akhirnya, kedua hantu itu lenyap. Roh jahat gudang kembali berubah wujud menjadi Ziye. Ke mana perginya kedua hantu tersebut, tak ada yang tahu...
Roh jahat gudang memang begitu mengerikan!
Dalam misi darah itu, Gongsun Chan, Kamya Sayoko, Roland dan yang lain bisa bertahan hidup sepenuhnya berkat roh jahat gudang. Namun semua orang salah mengira keberhasilan ini karena pilihan terakhir Kamya Sayoko yang mampu mengubah situasi secara drastis.
Pada saat yang sama, Li Yin dan Mizhen telah memasuki Lembah Malam yang Sunyi. Masih ada waktu sebelum misi darah berakhir, jadi mereka terus menjelajahi lembah. Di Lembah Malam yang Sunyi, muncul banyak batu berbentuk aneh dan mereka juga menemukan sebuah kota kecil. Keluarga Ye yang disebutkan dalam buku harian seharusnya berada di dalam lembah ini.
Di kompleks bangunan kota kecil itu, tidak ada seorang pun. Tanpa membuang waktu lama, mereka berdua menemukan sebuah rumah dengan papan nama bertuliskan karakter "Ye".
Namun sebenarnya ini sama sekali bukan keluarga marga Ye yang sebenarnya. Setelah masuk, mereka menemukan rumah ini sangat rusak dengan hampir tidak ada perabotan. Tapi beruntung... mereka menemukan beberapa sumber api, meski jumlahnya tidak banyak. Sebelumnya di kereta api, mereka hanya bisa turun mencari sumber api saat berhenti di halte, sehingga persediaan api akhir-akhir ini menipis. Di tempat ini, tentu harus mencari lebih banyak sumber api.
Kemudian, Li Yin dan Mizhen kembali ke realitas. Kepulangan Ziye palsu yang selamat membuat Li Yin sedikit kecewa, tapi tidak ada cara lain.
Selanjutnya, dia dan Mizhen terus melanjutkan eksplorasi Lembah Malam yang Sunyi. Kota kecil Lembah Malam yang Sunyi memiliki area yang cukup luas, beberapa rumah tua yang rusak bahkan tidak memiliki nomor pintu, sehingga harus terus mencari.
Namun pada sore hari tanggal 21 Juni, terjadi kecelakaan selama proses pencarian.
Saat itu mereka sedang mencari di salah satu rumah, tiba-tiba Li Yin menyadari langit abu-abu telah gelap total.
Ini pasti pertanda buruk!
"Kakak kelas, keluarkan Lentera Penuntun!" Mizhen yang juga merasakan keanehan segera mengambil lentera dari celah dimensi dan mengeluarkan sumber api.
"Li Yin menganggukkan kepala, lalu secara acak mengeluarkan Lentera Penuntun."
Tempat yang bisa menemukan sumber api pasti bukan zona aman. Li Yin dan Mizhen sudah mempersiapkan mental sejak awal. Keduanya telah siap, jika terjadi sesuatu segera kembali ke realitas.
Harus diakui Lentera Penuntun benar-benar benda yang sangat berguna.
Setelah beberapa lama, tidak terjadi apa-apa. Namun Li Yin tetap tidak mengendurkan kewaspadaannya sedikit pun.
Keduanya kini duduk membelakangi dinding di kedua sisi jendela. Begitu ada situasi darurat, mereka akan segera menyalakan Lentera Penuntun untuk pulang! Untuk berjaga-jaga, Mizhen meletakkan cermin retak secara horizontal di depan jendela, sehingga melalui cermin bisa terlihat apakah ada hantu yang mendekat! Tentu cermin tidak 100% akurat, tapi Mizhen selalu berpikir matang dan berhati-hati. Tambahan referensi tidak ada salahnya.
Sekitar setengah jam berlalu, semuanya masih normal sementara. Jika tidak terjadi apa-apa mereka tidak akan menggunakan sumber api, mengingat persediaannya terbatas dan tidak boleh disia-siakan!
Tiba-tiba... Mizhen melihat di cermin, kontur seperti kepala manusia menyembul dari balik tirai jendela, hampir menempel ke pipinya! Saat itu juga, Li Yin dan Mizhen segera menyalakan Lentera Penuntun!
Setelah kembali ke realitas, mereka berada di villa pinggiran kota. Sedangkan Li Yin kembali ke kompleks apartemen.
Mizhen langsung menelepon Li Yin: "Kakak Kelas, apa kamu melihat jelas hantu itu?"
"Belum. Tapi langit yang menggelap terkait dengan kemunculan hantu. Jika hantu itu tetap diam di situ, kita harus..."
Lentera Penuntun bisa berpindah dimensi, tapi jika kembali akan tetap berada di lokasi semula.
“Semoga bisa pergi. Jika tidak, paling-paling kita harus menggunakan lebih banyak sumber api sampai hantu itu pergi! Atau... berdasarkan petunjuk yang ada, kita bisa menilai apakah ada 'jalan keluar' yang bisa ditemukan!”
“Begini saja...” Li Yin merenung sejenak lalu berkata: “Untuk keamanan, begitu Lentera Penuntun hampir padam, kita langsung menyalakan sumber api baru agar bisa terus bertahan. Jumlah sumber api yang kita pegang sekarang cukup untuk bertahan seminggu.”
“Tidak... Kalau terlalu lama, bagaimana jika Kakak Kelas mendapat misi darah? Jika sumber api habis, Kakak akan dipaksa kembali ke 'neraka'. Jika sampai terlambat mengikuti misi darah, itu akan jadi kerepotan. Maksimal dua hari saja. Selain itu, semakin lama, apakah kertas buku harian Pu Miling yang ditinggalkan di Lembah Malam yang Sunyi akan berubah? Mungkin dia sengaja meletakkan kertas harian itu karena tahu sebelumnya kejadian seperti ini akan terjadi.”
Akhirnya, Li Yin mengadopsi saran Mizhen. Selama dua hari berikutnya, mereka tetap berada di dunia nyata. Namun, mereka sering berkomunikasi untuk merumuskan strategi penanggulangan baru. Sepanjang proses ini, Mizhen mengajukan banyak saran dan pendapat. Pemikirannya sangat sistematis, pertimbangannya sangat komprehensif, dan dia tetap Tenang setiap saat. Ini sangat kontras dengan kepribadian Mizhen sehari-hari yang ceria dan agak ceroboh, sama sekali tidak kalah dengan Ziye di masa lalu. Tidak heran dulu dia hampir berhasil melewati sepuluh misi darah.
Meskipun keteguhan karakter dan optimisme serta kesehatan mental yang tak kenal menyerah sangat penting untuk misi darah, namun mustahil bertahan melalui hampir sepuluh misi darah hanya dengan itu. Untuk bisa hidup di apartemen, yang lebih dibutuhkan adalah kecerdikan strategi dan pemikiran divergen.
Mizhen juga memberitahu Li Yin, dulu saat dia masih menjadi penghuni apartemen, dia telah menyaksikan banyak sisi buruk manusia. Beberapa penghuni yang sangat iri karena jumlah misi darahnya dan Mian Tian semakin tinggi, bahkan berniat mencelakakannya. Namun berkat kemampuan bersosialisasi yang luar biasa dari Mizhen, banyak orang yang memilih berpihak padanya, sehingga menjamin keselamatan dirinya dan Mian Tian. Li Yin sebelumnya mengira dia adalah orang yang polos tanpa pamrih, namun kenyataannya sama sekali tidak demikian. Hanya saja, sisi gelapnya hanya akan muncul ketika menghadapi orang yang mengancamnya atau misi darah, sedangkan di depan orang yang dicintainya, dia selalu seperti gadis tetangga yang lembut bagai angin musim semi.
Namun dia juga mengatakan, Mian Tian dan dirinya adalah dua kutub yang berlawanan. Karena menyaksikan sisi buruk manusia di apartemen, Mian Tian menjadi semakin introvert dan muram. Hal ini membuatnya terlalu lugas dan tidak pandai bersikap diplomatis, sehingga banyak yang tidak menyukainya saat kuliah. Dalam pandangannya, dunia selalu dipenuhi kegelapan dan kemanusiaan yang merosot. Sedangkan Mizhen justru berbeda, dia orang yang sangat objektif dalam menilai masalah, tidak mudah menyimpulkan sifat manusia, dan selalu lebih menghargai sisi baik kemanusiaan, enggan untuk begitu saja menyangkalnya sepenuhnya.
Karena membahas Mian Tian, tak terhindarkan juga menyebut novel horornya yang berjudul 《Siklus Reinkarnasi》. Mizhen mengatakan, dulu dia berharap Mian Tian bisa memiliki kegiatan pengisi waktu sekaligus melihat keindahan dunia, sehingga mengusulkan menulis kisah tentang perjuangan manusia meronta-ronta bertahan dalam lingkungan horor.
Pada tanggal 23, Li Yin membuka dokumen digital 《Siklus Reinkarnasi》 karya Mian Tian yang tersimpan di komputer apartemen. Tiba-tiba dia memutuskan membaca kembali novel yang ditulis Mian Tian dengan dorongan Mizhen ini.
Saat itu, Shen Yu kebetulan datang dan tertarik dengan buku tersebut, lalu meminta Li Yin mengirimkan dokumennya. Setelah Shen Yu pergi, Li Yin baru menyadari Ziye... alias roh jahat gudang sedang berdiri di pintu (lihat Jilid 22 Bab 2)!
Li Yin tidak tahu bahwa karena roh jahat gudang melihatnya mengirim dokumen ke Shen Yu, pada malam sebelum misi darah diumumkan, entitas itu memasuki ruangan Xingchen dan melakukan perubahan besar pada isi dokumen di komputer. Ini langsung menyebabkan kematian Xingchen dalam misi darah di Kota Bulan Merah!
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 7 Pembukaan Misteri (Enam)
Tanpa mengetahui hal ini, Li Yin bersama Mizhen kembali ke Lembah Malam yang Sunyi pada siang tanggal 23. Kekhawatiran mereka ternyata tidak terjadi - tidak ada penampakan hantu lagi di rumah tersebut.
Langit masih berwarna abu-abu saat itu. Kondisi ini membuat dia dan Li Yin sedikit lega.
Semakin mereka menjelajahi kota kecil ini, semakin terasa luasnya. Area ini hampir mencakup seluruh puncak bukit Lembah Malam yang Sunyi.
“Kakak Kelas, mari kita pergi.” Mizhen menarik napas lega, berkata pada Li Yin: “Bagaimanapun juga, kita harus menemukan petunjuk.”
“Kamu juga berhati-hati,” Li Yin berjalan ke jendela dan melihat lebih cermat lagi, menoleh ke belakang berkata pada Mizhen: “Patung itu... akan menyebabkan ketidakseimbangan kutukan. Kamu juga dalam bahaya.”
Andai kata menggunakan Lentera Penuntun untuk meninggalkan "neraka", selama sumber api sudah habis pasti akan ditarik kembali, Li Yin pasti melarang Mizhen memasuki dimensi ini. Dia sendiri yang terus mencari kertas buku harian peninggalan Pu Miling. Perempuan yang sudah terkena kutukan mengerikan seperti ini, bagaimana mungkin dibiarkan kembali menghadapi bahaya.
Tentu saja, sekarang segalanya tak bisa diubah. Di Lembah Malam yang Sunyi, kita hanya bisa terus melanjutkan begini.
Namun Li Yin tidak menyangka, dia dan Mizhen akan terperangkap di Lembah Malam yang Sunyi selama satu setengah bulan yang terasa sangat panjang. Meskipun berkat Lentera Penuntun, sebagian besar dari satu setengah bulan itu dihabiskan di dunia nyata, tetap saja mereka menghadapi bencana seperti maut.
Sumber api bukanlah sesuatu yang bisa diambil seenaknya. Begitu sumber api habis dan sementara tak bisa diisi ulang, setidaknya bagi Li Yin berarti pasti mati! Untungnya jumlah sumber api saat ini masih cukup untuk memecahkan masalah, tidak perlu khawatir.
Dalam waktu satu minggu ke depan, minimal setiap dua hari sekali harus datang ke Lembah Malam yang Sunyi. Utamanya karena Lembah Malam yang Sunyi semakin hari semakin berbahaya. Begitu langit berubah gelap, itu pertanda bahaya datang. Dan seiring berjalannya waktu, frekuensi langit yang menggelap semakin tinggi!
Dan, karena frekuensi pergi ke "neraka" berkurang, jumlah sumber api pun mulai menipis. Tentu saja, Li Yin dan Mizhen tidak akan menyerah mencari buku harian Pu Miling. Sangat jelas - buku harian itu menyebutkan rahasia Mian Tian dan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Di tengah invasi hantu ke apartemen sekarang ini, misi tingkat raja iblis menjadi penyelamat terbesar Li Yin. Dengan petunjuk tentang Mian Tian, ada harapan untuk melepas kutukan Mizhen. Asalkan bisa menemukan Mian Tian dan memulangkannya ke apartemen, semua kutukan akan langsung terpecahkan.
Namun di Lembah Malam yang Sunyi, kemungkinan bertemu hantu semakin meningkat.
Pada 1 Juli, Li Yin dan Mizhen akhirnya menemukan rahasia tersembunyi. Patung batu rusak yang ditemukan di rumah kota kecil itu adalah bagian integral dari para hantu. Dengan menghancurkan patung rusak itu, situasi bisa diubah secara drastis. Begitu ide ini muncul, Li Yin dan Mizhen langsung bertindak, berburu patung rusak di mana-mana. Begitu ditemukan, langsung dihancurkan. Tapi patung-patung itu biasanya tersembunyi sangat dalam, tidak mudah ditemukan. Setidaknya, keduanya sudah punya gambaran jelas, bahkan berniat tinggal di Lembah Malam yang Sunyi sampai menemukan kertas buku harian peninggalan Pu Miling.
Tapi tak lama kemudian, hal paling mengerikan terjadi.
14 Juli, sehari sebelum An Xueli dan yang lain menjalankan misi darah pesta topeng...
Saat itu, malam hari. Setelah Li Yin dan Mi Zhen memasuki Lembah Malam yang Sunyi, mereka menyadari langit telah gelap. Mereka berada di dalam sebuah ruangan yang reyot. Tiba-tiba, sebuah tangan muncul dari pintu besar di belakang mereka, meraih tas selempang Li Yin dengan kasar! Li Yin dan Mi Zhen segera melarikan diri. Yang paling mengerikan adalah kotak berisi semua sumber api berada di dalam tas itu! Tapi mana mungkin Li Yin merebut kembali tas itu dari hantu?
Kemudian, kedua orang itu dikejar oleh hantu tersebut. Dalam keadaan terpaksa, mereka memilih untuk lari terpisah guna mencari secercah tanda kehidupan. Pada akhirnya yang dikejar adalah Li Yin.
Mi Zhen yang menyadari hantu tidak mengejarnya merasa sangat khawatir tentang Li Yin. Karena sekarang Li Yin tidak memiliki sumber api, Lentera Penuntun hanya akan menjadi lentera usang tanpa sumber api. Jika Li Yin bisa menemukan sumber api baru, itu akan sangat baik. Tapi setelah mencari begitu lama di kota kecil ini, sebagian besar sumber api sudah ditemukan. Sekarang mencari sumber api baru dalam waktu singkat bukanlah hal mudah.
Sedangkan Li Yin memiliki sedikit keberuntungan. Saat berlari menyelamatkan diri, dia akhirnya memasuki sebuah rumah dan menemukan beberapa sumber api baru, berhasil kabur kembali ke dunia nyata. Namun masalah muncul - dia terus ingin kembali menyelamatkan Mi Zhen, tapi setiap kali menggunakan Lentera Penuntun untuk kembali, hantu itu selalu menunggu di luar rumah seperti "menunggu kelinci di pohon", membuatnya sama sekali tidak bisa keluar!
Tanpa cara lain, Li Yin terpaksa melarikan diri kembali ke dunia nyata. Dia berpikir, hanya setelah hantu ini pergi, dia bisa kembali menyelamatkan Mizhen. Bagaimanapun juga rumah itu kecil, mustahil melarikan diri dari mana pun tanpa ketahuan. Posisi tempat hantu itu berdiri memungkinkannya mengunci semua lokasi dari sudut pandangnya.
Setelah lewat tengah malam tanggal 15 Juli, ketika misi darah An Xueli dimulai, Li Yin bertanggung jawab menerima informasi yang dikirim penghuni melalui ponsel anonim. Ini adalah tugas dari Tiga Aliansi Besar. Namun dia tetap bolak-balik memeriksa secara berkala, begitu hantu itu pergi, dia akan segera menyelamatkan Mizhen.
Akhirnya, setelah kembali untuk kesembilan kalinya, dia akhirnya menemukan bahwa hantu itu telah menghilang. Saat itu, misi darah pesta topeng juga memasuki momen paling berbahaya. Tanpa membuang waktu, Li Yin segera bergegas ingin menyelamatkan Mizhen. Mengingat Mizhen saat ini tidak memiliki sumber api, sementara langit masih gelap gulita, bahaya yang mengancamnya sudah jelas tak terelakkan!
Sudah lebih dari sepuluh jam sejak mereka berdua berpencar. Li Yin kini dilanda kecemasan luar biasa. Andai saja hantu itu tidak terus berjaga di luar, mana mungkin dia akan terpojok seperti ini?
Setelah berlari tidak jauh, tiba-tiba dia terkaget-kaget melihat di kejauhan, Mizhen berlari masuk ke dalam sebuah rumah!
Saat itu juga dia segera menyusul. Baru saja ingin berteriak, tiba-tiba perasaan mengerikan menyergap dari belakang. Ketika menoleh ke belakang, dia melihat siluet menyeramkan di kejauhan sedang menerkam ke arahnya!
Hantu itu sama sekali tidak pergi! Hanya saja Li Yin kali ini masuk dan bersembunyi di sudut buta yang tidak terlihat olehnya! Meski dalam kegelapan jarak yang jauh membuat penglihatan tidak jelas, tapi Li Yin sangat yakin!
Dia langsung berlari secepat kilat! Sebenarnya dia bisa langsung menggunakan Lentera Penuntun untuk melarikan diri, tapi Mizhen ada di depan matanya, dia tidak bisa meninggalkannya! Tadi dia melihat Mizhen, berarti hantu di belakang juga pasti melihatnya! Jika dia kembali sekarang, sama saja membiarkan Mizhen dalam bahaya! Jika harus pergi, dia harus pergi bersama Mizhen!
Saat berusaha mati-matian menuju rumah yang dimasuki Mizhen, rasa dingin mengerikan di belakang semakin kuat. Namun meski begitu Li Yin tetap tidak memilih menggunakan Lentera Penuntun untuk kabur ke dunia nyata, dia sama sekali tidak bisa meninggalkan Mizhen! Kembali sekarang berarti menghantar Mizhen ke kematian!
Bagaimana mungkin dia melakukan hal itu?
Selama ini, wanita kuat yang selalu menemani, menghibur dan menasihatinya, yang pantang menyerah bahkan dalam situasi terjepit, yang rela mengorbankan segalanya untuk secercah keindahan hidup... Bagaimana mungkin dia meninggalkannya? Tanpa dirinya, jenazahnya sendiri sudah lama tenggelam di dasar danau. Lalu sekarang dengan mempertaruhkan nyawa ini untuk menyelamatkannya, apa bedanya!
Tepat saat hendak menerobos masuk ke rumah itu, rasa dingin mengerikan di belakang tiba-tiba hilang. Dia menoleh ke belakang, bayangan hitam itu... menghilang?
Namun ketika dia menoleh ke belakang, matanya langsung terbelalak melihat... Mizhen ternyata terjatuh dari jendela lantai tiga rumah ini! Li Yin langsung melompat ke depan, beruntung dia berhasil menangkap Mizhen. Tubuhnya terjatuh ke tanah dan mengalami luka-luka.
Saat itu, dia memperhatikan palu di tangan Mizhen dan pecahan patung batu yang berserakan di sekitarnya. Mengingat hantu tadi yang tiba-tiba menghilang, Li Yin langsung mendapat dugaan: jangan-jangan...
Tapi tak ada waktu untuk berpikir. Dia segera menggendong Mizhen dan berlari panik. Mizhen di pelukannya hanya sempat menatapnya sebentar sebelum pingsan.
Li Yin langsung panik. Jika Mizhen pingsan, dia tak bisa mengeluarkan Lentera Penuntun dari celah dimensi! Lentera itu hanya bisa membawa satu orang kembali ke realitas. Tanpa ragu, dia memutuskan: "Mizhen harus diselamatkan dulu!"
Mungkin Langit sedang mengasihani. Langit gelap perlahan berubah kembali menjadi abu-abu. Jika langit berubah hitam, hantu tidak akan masuk ke kota kecil ini. Li Yin dan Mizhen akhirnya selamat (lihat Jilid 23 Bab 16 hingga Bab 17).
Dia menemukan rumah kosong dengan tempat tidur bersih. Setelah membaringkan Mizhen, dia membalut lukanya dengan kotak P3K sambil mengeluarkan Lentera Penuntun. Meski sepertinya sudah aman, lebih baik berhati-hati. Jika terjadi sesuatu, dia akan segera menyuruh Mizhen kabur.
"Tidak tahu berapa lama, tiba-tiba dia menyadari Mizhen telah bangun."
"Setelah sadar, melihat Li Yin, dia langsung menangis bahagia. Yang pertama dipikirkannya bukanlah dirinya sendiri yang selamat, tapi fakta bahwa Li Yin masih hidup dan berdiri di hadapannya."
"Syukurlah Kakak Kelas baik-baik saja, kau masih hidup, kau masih hidup..."
"Li Yin lega melihatnya bangun. Jika tidak sadar, dia harus membawanya ke dunia nyata untuk pemeriksaan di rumah sakit."
"Dia ingin tahu apa yang terjadi setelah mereka berpisah, lalu bertanya: 'Apa sebenarnya yang kau alami?'"
"Saat Mizhen menceritakan semuanya, meski sudah menduga sebelumnya, Li Yin tetap tergetar hebat!"
"Dari fakta Mizhen terjun bebas dari lantai tiga, jelas terlihat dia juga dikejar hantu! Namun di tengah situasi hidup-mati ini, hal pertama yang dilakukannya bukan mencari sumber api, tapi menghancurkan patung batu untuk menyelamatkannya! Saat patung hancur, hantu yang mengejarnya dari belakang pun menghilang. Untuk ini, Mizhen hampir membayar dengan nyawanya! Jika saat itu dia langsung mencari sumber api, mungkin bisa ditemukan dan lolos dari kematian!"
"Memandangi Mizhen di depannya, gejolak dalam hati Li Yin tak terkira. Cinta macam apa yang bisa mendorongnya mengorbankan nyawa sampai sedemikian rupa? Ini bukan film romantis atau novel cengeng, tapi realitas yang hidup!"
"Hampir saja... sedikit lagi, dia akan mati! Mati di hadapannya sendiri!"
Setelah kematian Ziye, Li Yin kehilangan perasaannya, bahkan hampir kehilangan ekspresi wajah layaknya manusia. Jika bukan karena Mizhen, dia pasti sudah memilih bunuh diri dengan menceburkan diri ke danau. Setelah kehilangan Ziye, dia selalu yakin tidak mungkin menemukan wanita yang bisa dicintainya sedalam itu lagi. Apalagi masa depan begitu kabur, dia pun tak mau berpikir lebih jauh. Perasaan Mizhen tentu dia pahami, tapi dalam hati Li Yin, sosok Ziye yang telah tiada tetap tak terhapuskan - luka seumur hidup yang setara dengan kematian ibunya. Karenanya, dia merasa hatinya sudah mati, kini hanya memikirkan cara meraih sedikit harapan hidup. Soal cinta? Bagi dia sudah seperti kehidupan lampau, tak ingin dipikirkan lagi.
Guncangan yang dibawa Mizhen membuat hatinya lama tak tenang.
Apa yang harus dia katakan?
Mizhen telah berbuat begitu banyak untuknya, tapi bisakah dia membalas? Cinta yang terpatri dalam tulang sumsumnya tetaplah Ziye. Meski sudah tiada, bayangannya tetap terukir di hati Li Yin, tak mungkin terlupakan.
Akhirnya dia hanya bisa menjawab: "Mizhen. Terima kasih. Dan... jangan lagi mempertaruhkan nyawa untukku. Karena... aku tak layak."
Hanya itu jawabannya pada Mizhen. Gadis baik seperti dia pantas mendapat kebahagiaan. Saat ini, di hatinya telah terpatri sumpah: demi Mizhen, demi membuatnya bertahan hidup, Li Yin rela membayar harga apapun!
Bagaimanapun caranya, dia harus membuatnya tetap hidup!
Selanjutnya, dia membagikan separuh sumber api yang ditemukannya kepada wanita itu. Akhirnya, setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk berpisah mencari buku harian Pu Miling. Saat pencarian sebelumnya, mereka melewatkan rumah-rumah yang nomor pintunya bukan marga "Yeh". Kini, mereka akan memasukkan area tersebut ke dalam lingkup pencarian! Lagipula dengan sumber api baru, dalam skenario terburuk sekalipun, melarikan diri setidaknya bukan masalah.
Namun, Li Yin tidak tahu bahwa Mizhen saat ini telah dikutuk oleh Lembah Malam yang Sunyi.
Belakangan, Mizhen menemukan tangan kanan dan kaki kirinya berubah menjadi batu! Yang lebih mengerikan, dia menyadari bahkan setelah menyalakan Lentera Penuntun dalam kondisi terpetrifikasi, tetap tidak ada cara untuk kembali ke realitas!
Kutukan ini bahkan mampu membuat Lentera Penuntun kehilangan fungsinya!
Namun Mizhen tetap bertahan dengan gigih. Dia yakin pasti ada cara untuk melepas kutukan ini. Jika mudah menyerah pada keputusasaan, mustahil dia bisa bertahan hingga hari ini. Dulu saat menjalankan misi darah di apartemen, situasi lebih kritis daripada ini pun pernah dihadapi. Semakin kritis ancaman hidup-mati, justru semakin tenang sikapnya. Bagaimanapun, kepanasan tidak menyelesaikan masalah, hanya ketenangan yang bisa menemukan tanda kehidupan.
Kemudian, dia menemukan rumah Ye Lingling dan menemukan pecahan Perjanjian Neraka serta buku harian Pu Miling! Namun saat itu, dari bawah meja kopi tempat menyimpan fragmen kontrak muncul tangan yang membusuk. Dia segera berusaha mencegahnya, menjatuhkan meja kopi, meraih fragmen kontrak dan kotak berisi kertas buku harian, sementara seluruh tubuhnya terjatuh. Namun karena kaki kanannya juga telah berubah menjadi batu, dia sama sekali tidak bisa bangun!
Di saat seperti ini, Li Yin menerobos masuk melalui jendela sambil membawa Lentera Penuntun dan menyaksikan pemandangan ini (detail alur cerita lihat Bab Kedua Puluh Jilid 23)!
Tangan yang membusuk itu telah menghilang, sementara seluruh tubuh Mizhen mulai berubah menjadi batu dengan cepat. Bagian yang membatu menyebar dari tangan-kaki ke seluruh tubuh, bahkan pakaiannya pun mulai berubah menjadi batu.
"Tidak——" Li Yin berteriak ketakutan dan hendak berlari mendekat. Namun saat baru mendekati Mizhen, tiba-tiba dia mendengar teriakan Mizhen: "Li Yin, larilah! Ada hantu di ruangan ini! Setelah tubuhku berubah menjadi batu, tidak ada cara untuk menggunakan Lentera Penuntun!"
Li Yin langsung terkejut. Tepat di saat itu, Mizhen tiba-tiba berteriak: "Sepatu... sepatu kananmu!"
Li Yin menundukkan kepala dan dengan ngeri menemukan ujung sepatu kanannya mulai berubah menjadi batu! Li Yin segera mengangkat kakinya dan melepaskan sepatu! Namun dia melihat ujung sepatu kiri juga mulai membatu!
"Dia saat itu terhuyung mundur dua langkah, namun mendapati bahwa kaki kiri yang mulai membatu tiba-tiba berhenti! Dia segera memahami, jika mendekati Mizhen, kutukan pembatuan di tubuhnya juga akan mempengaruhi dirinya!"
Mizhen yang juga sangat cerdas tentu langsung menyadari hal ini: "Li Yin... Cepat, cepat pergi! Bawa fragmen kontrak dan buku harian ini pergi!"
Sambil berkata demikian, dia segera mengeluarkan kertas buku harian dari kotak, melempar fragmen kontrak dengan tangan kiri, namun ketika hendak melempar buku harian, tangan kirinya sudah sepenuhnya membatu.
Li Yin saat itu hanya menatap Mizhen yang hampir seluruh tubuhnya berubah menjadi batu, otaknya sama sekali kosong! Namun dia sama sekali tidak bisa mencegahnya, bahkan mendekati Mizhen pun tidak mampu!
Mizhen telah berkorban begitu banyak untuknya, tapi dia hanya bisa menyaksikan Mizhen berubah menjadi batu?
"Pergilah, Kakak Kelas, cepat pergi..."
Setelah mengucapkan kalimat itu, mulut Mizhen mulai membatu oleh kutukan yang merambat, kemudian dalam sekejap, kepalanya pun berubah sepenuhnya menjadi batu.
Jenazah Mizhen yang telah berubah total menjadi batu itu terjatuh ke tanah, masih memegang selembar kertas buku harian.
Li Yin saat itu bersimpuh di tanah, sama sekali tidak mempedulikan fragmen kontrak yang tergeletak di sampingnya.
"Tidak... Tidak boleh, tidak boleh..." Pandangan Li Yin semakin kabur oleh air mata. Baru saja sebelumnya, dia diam-diam bersumpah akan membayar harga apapun agar Mizhen bisa bertahan hidup, bahkan jika harus mengorbankan nyawanya sendiri...
Tapi, dia begitu saja berubah menjadi batu, tepat di depan matanya! Di detik terakhir, hal pertama yang dipikirkannya adalah memberikan pecahan Perjanjian Neraka kepadanya! Di saat-saat akhir, dia menyadari kutukan batu bisa mempengaruhinya, membuatnya pergi, membuatnya melarikan diri...
"Tidak boleh... Tidak boleh!" Li Yin mengusap air matanya, suaranya tercekat: "Tidak boleh! Pasti ada caranya, pasti ada cara untuk mengembalikanmu! Jika Lembah Malam yang Sunyi ini dulunya berhubungan dengan misi darah, mungkin ada jalan keluar! Aku akan menemukan jalan keluar itu, Mizhen, tunggu aku, tidak peduli seberapa sulit rintangannya, tidak peduli berapa lama waktunya, aku pasti akan menghidupkanmu kembali! Tunggu aku... Kau harus menungguku!"
Akhirnya, dengan perih Li Yin membawa pecahan Perjanjian Neraka itu meninggalkan rumah itu. Karena sama sekali tidak bisa mendekati Mizhen, dia terpaksa membiarkannya tinggal di dalam sambil mulai mencari cara menyelamatkan Mizhen di sekitar Lembah Malam yang Sunyi!
Setelah lama sekali, Li Yin tetap tidak menemukan apa-apa dan memutuskan pulang terlebih dahulu. Setelah kembali ke apartemen, barulah dia tahu bahwa di detik-detik terakhir, An Xueli mengirim informasi bahwa fragmen kontrak baru berada di Lembah Malam yang Sunyi. Mizhen pernah mendengar deskripsi detail Li Yin tentang pecahan Perjanjian Neraka sehingga bisa mengenalinya. Barulah Li Yin yakin bahwa itu benar-benar pecahan Perjanjian Neraka.
Namun keesokan harinya, apartemen langsung merilis misi darah baru. Li Yin termasuk salah satu pelaksana misi darah tersebut yang isinya adalah pergi ke Eropa, tepatnya Prancis, Li'ang!
## Jilid Ketiga Puluh (Jilid Akhir) Raja Iblis Bab 8 Pembukaan Misteri (Tujuh)
Akhirnya, misi darah di Eropa berhasil diselesaikan berkat kecerdasan Li Yin. Shangguan Mian, Li Yin, dan Hong Sang-woo bertiga selamat secara kebetulan.
Namun meski telah menyelesaikan misi darah ini, Li Yin tidak merasa senang. Mizhen masih menjadi batu di "neraka" itu. Meskipun Li Yin berulang kali memasuki Lembah Malam yang Sunyi dengan Lentera Penuntun untuk mengumpulkan petunjuk, hasilnya tetap nihil, bahkan beberapa kali nyaris kehilangan nyawa.
Meski telah mendapatkan pecahan Perjanjian Neraka baru, masih ada dua fragmen kontrak yang berada di tangan roh jahat gudang. Ini berarti Li Yin sama sekali tidak memiliki harapan.
Bagaimanapun juga, dia tidak bisa membiarkan Mizhen tetap berada di Lembah Malam yang Sunyi. Kecuali dalam keadaan darurat mutlak, dia tidak akan menyerah. Dia telah bersumpah untuk menyelamatkannya! Dia tidak akan menyerah!
Untuk apa manusia hidup di dunia? Tanpa harapan, tanpa impian, tanpa keindahan yang bisa dinantikan, apa bedanya orang hidup dengan mayat hidup yang berjalan?
Selama bersama Mizhen, dia telah menceritakan banyak kisah tentang masa lalunya di apartemen. Saat itu Mizhen dan Mian Tian yang masih siswa SMP telah memasuki apartemen.
Bayangkan betapa mengerikannya bagi anak-anak belasan tahun yang memasuki apartemen tersebut. Namun karena kematian orang tua, Mizhen yang sangat matang secara mental memiliki usia psikologis jauh melampaui usia fisiknya. Sejak masuk apartemen, dia sadar hanya ada dua pilihan: menghadapi ketakutan untuk meraih tanda kehidupan, atau mati bersama adiknya.
Bagi Mizhen, sejak kematian orang tua, Mian Tian adalah keluarga terbaik yang dimilikinya. Sebelum masuk apartemen, Mian Tian juga merupakan anak yang sangat tangguh. Keduanya tidak masuk panti asuhan, mengandalkan uang santunan kecelakaan kereta api, dan dengan bantuan sanak keluarga, mereka bertahan hidup. Sejak kecil, kakak-beradik ini telah memahami betul sikap panas-dingin manusia. Banyak kerabat yang mendekati mereka hanya mengincar uang santunan. Tanpa orang tua, kehidupan semakin sulit. Banyak masalah realitas mulai mencuat.
Kedua kakak-beradik ini bertahan dalam lingkungan sulit hingga sekarang, ikatan emosional mereka telah mencapai tingkat yang tak terbayangkan. Langkah demi langkah, bertahan hingga kini. Ketika mereka akhirnya mulai keluar dari bayang-bayang kematian orang tua dan kehidupan mulai membaik, mereka masuk ke apartemen. Jika memilih mati, mungkin bisa menghindari banyak kengerian, namun semua pengorbanan dan ketekunan di masa lalu akan musnah.
Mizhen tidak punya pilihan.
Dia tidak lari dari kengerian, Mian Tian juga demikian. Meskipun sikap akhir keduanya menjadi sangat berbeda - Mian Tian menjadi sinis terhadap dunia, dipenuhi kebencian, selalu mengutuk ketidakadilan takdir - Mizhen justru sebaliknya. Dia berpikiran terbuka, mengutuk takdir atau mengasihani diri sendiri dianggapnya tak berguna. Bagi Mizhen dan Mian Tian, untuk bertahan hidup, mereka harus menghadapi. Ini realitas. Memilih untuk tetap hidup berarti harus berusaha menaklukkan ketakutan.
Dia segera mulai meneliti dan menganalisis misi darah masa lalu, dengan banyak membaca konten terkait ilmu misteri, analisis logika, dan psikologi di perpustakaan. Pada saat yang sama, dia tidak membiarkan Mian Tian meninggalkan studinya, karena kehidupan yang hampa hanya akan menambah ketakutan. Sekarang, satu-satunya pilihan adalah menjadi kuat. Dia juga mulai membangun hubungan baik dengan para penghuni, selalu memikirkan kepentingan orang-orang di sekitarnya dengan penuh pengertian dan pertimbangan menyeluruh. Misalnya, tugas merepotkan seperti menjelaskan aturan kepada penghuni baru yang tidak ada orang mau lakukan selalu diambil alihnya. Setelah penghuni baru masuk, Mizhen akan menghibur dan membimbing mereka dengan kesabaran maksimal. Lama-kelamaan, Mizhen disukai oleh banyak penghuni.
Ini adalah langkah pertama Mizhen. Membangun hubungan interpersonal yang baik dan menjaga hubungan baik dengan semua orang, ini juga berkat pembelajaran psikologinya yang panjang. Seni berinteraksi dengan manusia sendiri sudah merupakan topik yang sangat sulit, apalagi di lingkungan apartemen. Mizhen memahami bahwa dalam situasi mirip kiamat, sifat buruk manusia akan semakin terlihat seiring kesulitan bertahan hidup. Kewaspadaan harus tetap ada, jadi Mizhen mengingat satu hal: boleh menunjukkan kecerdasan sehari-hari, tapi tidak boleh terlalu menonjolkan diri. Kalau tidak, para penghuni akan semakin merasa iri padanya. Padahal, bagaimanapun juga dia hanyalah seorang anak yang kemampuan mempertahankan dirinya terbatas.
Sedangkan Mian Tian, sambil rajin berlatih fisik, mulai mempelajari banyak kasus misi darah sebelumnya, bahkan sejak saat itu dia sudah menganalisis hipotesis tentang banyak jalan keluar. Saat pertama kali menjalankan misi darah, Mizhen pergi bersama empat penghuni lama. Karena kecerdasan dan sikapnya yang bijaksana, para penghuni bersedia melindunginya. Dia tidak pernah menggunakan kecerdasannya untuk sembarangan memerintah orang lain, apalagi bermaksud menjadi pemimpin, namun secara tak langsung membuat semua orang mempercayainya. Orang yang diliputi ketakutan bisa melakukan apa saja, tugasnya adalah mencegah siapapun memiliki niat jahat terhadapnya dan Mian Tian... sebelum Mizhen memiliki kemampuan untuk melawan mereka.
Misi darah pertama pada masa itu umumnya relatif mudah dengan tingkat bahaya yang rendah. Tugas akhirnya adalah mencari catatan pembunuhan dari kelompok kriminal masa lalu, menemukan lokasi tulang belulang korban, melakukan ritual untuk arwah mereka, maka bisa bertahan hidup. Mizhen memainkan peran penting dalam misi darah itu. Setelah menemukan jalan keluar, dia langsung berbagi dengan semua orang, tidak bertindak sendirian. Akibatnya, para yang selamat semakin berterima kasih padanya.
Tujuan dia melakukan ini juga sebagian karena harapan agar saat semua orang menjalankan misi darah bersama Mian Tian di kemudian hari, mereka akan lebih membantu Mian Tian karena pertimbangan dirinya. Dan tujuan ini akhirnya terwujud. Dia selalu memberikan kontribusi besar dalam setiap misi darah, tanpa terkecuali selalu menghitung jalan keluar dan menganalisis misi darah melalui ponsel. Untuk membuat orang-orang menerima Mian Tian, beberapa kali dia sengaja membiarkan Mian Tian yang memberitahu penghuni tentang jalan keluar yang dipikirkannya... Meski tidak selalu bisa menyelamatkan penghuni, upaya Mizhen benar-benar membuat banyak penghuni terhindar dari kematian. Berbeda dengan Mian Tian, Mizhen selalu percaya bahwa hati nurani manusia bisa dilembutkan, dan dengan cara ini kebanyakan orang akan berada di sisi mereka berdua di saat-saat kritis.
Seiring meningkatnya jumlah misi darah, tingkat kengerian juga terus bertambah. Mizhen bukanlah dewa, dia pun tak bisa menekan perasaan takutnya. Namun selama dia mengingat kehidupan bergantung satu sama lain dengan Mian Tian selama bertahun-tahun, kehidupan sederhana namun penuh kehangatan antara kakak-beradik ini, itu sudah cukup menjadi kekuatan baginya untuk menemukan keberanian. Dia pernah mengalami keputusasaan kehilangan orang tua, sehingga sama sekali tidak boleh membiarkan tragedi seperti itu menimpa dirinya dan Mian Tian.
Dia terus menaklukkan ketakutan, dan dalam misi darah, semakin jauh melangkah. Setiap kali menghadapi misi darah, alih-alih ketakutan, dia memaksa diri untuk tetap tenang, selalu mengamati dengan detail dan berpikir matang. Seringkali hanya dengan satu petunjuk kecil, dia bisa menyimpulkan banyak hal. Dibandingkan dengannya, saat ini di apartemen hanya Li Yin, Yin Ye dan beberapa orang lain yang bisa menyainginya. Contohnya, suatu kali saat menjalankan misi darah di gunung terpencil, dia menemukan kulit manusia. Saat semua orang mengira kulit ini berhubungan dengan hantu dan mulai membuat dugaan, dia justru memperhatikan belatung di sampingnya. Dengan memperkirakan waktu lalat bertelur, dia menghitung kapan kulit itu muncul, lalu menemukan jalan keluar. Petunjuk yang sulit terdeteksi orang biasa, di matanya bisa mengungkap banyak hal. Banyak petunjuk jalan keluar yang terkesan menyimpang dalam misi darah, semuanya berhasil dia pahami. Chu Mizhen seolah terlahir sebagai penghuni yang cocok menjalankan misi darah. Bakat ini bahkan kemudian terasa menyimpang. Terutama saat itu, dia memegang kulit manusia yang berlumuran darah dan mengeluarkan bau busuk, mengamati belatung di atasnya. Ketenangan wajahnya bahkan membuat orang merasa dia sedikit menyeramkan.
Saat mengalami mimpi buruk di malam hari dan merasakan masa depan yang tidak pasti karena ketakutan, dia akan berkata pada dirinya sendiri: tinggal berapa kali misi darah lagi, tinggal berapa kali misi darah lagi bisa membawa Mian Tian pergi. Atau, dia akan mengingat "prestasi" bertahan hidup dalam berbagai misi darah di masa lalu untuk memotivasi diri. Jika bagi Mian Tian dunia sudah tidak memiliki cahaya, maka dia harus menjadi matahari bagi dunianya.
Itu adalah siksaan dan penderitaan yang sulit dibayangkan orang biasa. Tapi demi keindahan dalam hidup, demi masa depan dirinya dan Mian Tian, Mizhen menggigit gigi dan bertahan. Terkadang dia sering merasa, jika situasi yang sama terulang lagi, dia tidak bisa menjamin punya keberanian untuk kembali lagi. Saat jumlah pelaksanaan misi darah semakin meningkat... Dia dan Mian Tian memasuki kuliah, kemudian dia mengenal Li Yin.
Hanya Li Yin yang bisa melihat ketakutan dan kesepian di hatinya. Dan dia juga bersedia menjadi sosok yang bisa dipercaya dan diandalkan olehnya. Meskipun bagi Li Yin, Mizhen hanyalah sahabat karib, perasaan Mizhen justru berkembang menjadi keterikatan yang mendalam. Perhatian Li Yin terhadap Mizhen sebenarnya merupakan bentuk simpati alaminya terhadap gadis ini. Namun karena Mizhen tahu dirinya adalah penghuni dengan masa depan yang masih kabur, dia selalu menahan diri untuk tidak membalas perasaan Li Yin. Seandainya saja Mizhen merespon, sulit dipastikan apakah simpati Li Yin ini bisa berkembang menjadi cinta. Saat itu, Li Yin selalu merasa ingin lebih memperhatikannya, bahkan ingin lebih mengenalnya. Dia bersedia mendengarkan keluh kesahnya, membantu kesulitannya, dan senang melihatnya tersenyum. Di hadapan Li Yin, Mizhen selamanya bisa paling santai, bisa menjadi gadis biasa tanpa beban, hanya memandangnya, memikirkannya... hingga akhirnya jatuh cinta padanya.
Sayang... semuanya hanya bisa dikatakan, sungguh disayangkan. Pelaksanaan misi darah kesepuluh, gagal di ambang keberhasilan. Mizhen tahu, mungkin tidak mungkin lagi baginya bersama Li Yin. Mungkin ada sedikit rasa suka dari Li Yin padanya, mungkin perasaan itu bisa berkembang lebih jauh. Tapi nyawa dia dan Mian Tian akan seperti lilin di tengah angin yang rapuh. Dia bukan orang egois, jika dirinya tak punya masa depan, tak seharusnya melanjutkan hubungan dengan Li Yin. Kemudian, berdasarkan buku harian Pu Miling, dia pergi ke luar negeri. Pertama ke Jepang, lalu ke Eropa. Karena perpisahan ini, hubungan Li Yin dan Mizhen akhirnya berhenti di tingkat pertemanan, tak bisa melangkah lebih jauh. Berjalannya waktu juga membuat ingatan tentang Mizhen di otak Li Yin semakin memudar.
Keduanya... akhirnya melewatkan kesempatan ini.
Akhirnya, ketika Mizhen memperoleh petunjuk baru dan kembali ke Tiongkok. Meskipun Mizhen masih tidak menyerah untuk mencari sedikit harapan hidup, dia sebenarnya sudah mempersiapkan mentalnya. Dalam skenario terburuk, dia tidak akan membiarkan Mian Tian sendirian di jalan menuju dunia kematian. Dia akan menemani Mian Tian. Namun kemudian, dia mengetahui bahwa Li Yin menjadi penghuni apartemen. Di sana, Li Yin bertemu dengan Ziye dan menjalin cinta yang mendalam, bahkan rela membayar harga tiga kali misi darah demi dirinya. Akibatnya, masa depan Li Yin juga menjadi semakin suram. Dalam hati Mizhen, yang pertama terlintas bukanlah rasa iri. Dia hanya berharap bisa menemani Li Yin hingga ajal menjemputnya. Jika masa depan dia, Ziye, dan Li Yin semuanya akan berujung pada jalan buntu, setidaknya dia ingin menggenggam tangan Li Yin dan mati bersamanya. Dengan begitu, kematian tidak lagi terasa menakutkan. Jika tidak bisa bertahan hidup bersama Li Yin, menerima hari terakhir bersama Li Yin pun bisa dia terima. Bagaimanapun, dia sudah berusaha dan berkorban. Meski akhirnya ada penyesalan, setidaknya dia tidak akan menyesal.
Pada saat berubah menjadi batu, itulah yang dipikirkan Mizhen. Di detik terakhir, dia melemparkan pecahan Perjanjian Neraka kepada Li Yin. Dalam hatinya, hanya ada doa berkah untuk pria yang sangat dicintainya ini.
Di hati Li Yin, dia adalah wanita yang murni dan gigih.
Jadi, dia semakin menguatkan tekadnya, harus menyelamatkan Mizhen, jika tidak biarlah dia mati di bawah apartemen yang dibencinya ini!
Meski berulang kali pergi ke Lembah Malam yang Sunyi dan selalu pulang dengan tangan kosong, dia tetap tak mau menyerah. Tapi... realitas lebih kejam. Karena sumber api terbatas, tanpa suplai tepat waktu mustahil bertahan hidup. Sumber api di Lembah Malam yang Sunyi semakin menipis. Akhirnya, dia memutuskan meninggalkan lembah itu untuk mencari sumber baru. Namun selain rintangan yang tak terhitung, bahkan persediaan saat ini mulai tak mencukupi.
Setelah misi darah dari produksi 《Fenomena Supranatural Kategori Empat》 dirilis, pada 5 Agustus, Shangguan Mian, Yin Ye, Xu Tao dan lainnya mulai menjalankan misi darah di Gunung Yeh Feng, Kowloon Hong Kong. Hari itu, Li Yin muncul di depan Ziye palsu, lalu kembali bersamanya ke Jalan Muyue yang pernah ditinggali Ziye (lihat Bab Kelima Belas Jilid 25).
Dia sudah menyadari dengan jelas bahwa masa depannya tinggal sedikit. Tapi di ujung waktu, dia memutuskan untuk bertaruh. Ingin mencoba apakah Lentera Penuntun bisa membawa roh jahat gudang ke Lembah Malam yang Sunyi, melawan racun dengan racun. Meski sejauh ini lentera tak bisa membawa manusia, tapi lawannya bukan manusia. Ini taruhan nyawa. Hanya karena sumber api hampir habis dia berani mengambil risiko. Ingin melihat apakah roh jahat gudang bisa memusnahkan kutukan lembah itu.
Mengorbankan diri untuk meraih kehidupan, ide Li Yin benar-benar gila. Ini menunjukkan seberapa jauh dia terdesak.
Alasan terbesar adalah dia tidak bisa meninggalkan Mizhen di Lembah Malam yang Sunyi lalu mencari jalan keluar sendiri. Takut mati memang manusiawi, tapi ketakutan itu bukan alasan untuk mengorbankan Mizhen.
Namun... titik balik terbesar muncul. Shen Yu menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, secara kebetulan karena perannya, kutukan terbagi, akhirnya membuat Mizhen bisa selamat dari maut.
Setelah proyeksi dimensi Mian Tian bersama Shen Yu memasuki Lembah Malam yang Sunyi untuk menyelamatkan Mizhen, Li Yin juga meninggalkan dimensi tulisan darah Shen Yu, menggunakan Lentera Penuntun masuk ke Lembah Malam yang Sunyi. Tapi begitu tiba, seolah ada kekuatan tak kasat mata yang bermain, Mian Tian dan Shen Yu terjatuh ke dimensi lain (lihat Jilid 25 BAB 29).
Saat Li Yin melihat Mizhen bisa hidup kembali, semua kegelapan selama dia berubah menjadi batu akhirnya sirna.
Dia bertahan hidup. Itu saja sudah cukup.
Saat itu, Li Yin sangat bersyukur pada dewa. Meski sebelumnya dia tidak percaya adanya dewa.
Selanjutnya, mereka pergi ke kaki gunung Lembah Malam yang Sunyi, naik kereta api itu dan meninggalkan tempat itu. Kereta itu terlihat aneh, segera berangkat tanpa menunggu tengah malam pukul 00:00 setelah mereka naik.
Tapi, malapetaka belum berakhir.
Kengerian Raja Iblis perlahan mulai menyergap Mizhen...
## JILID 30 (VOLUME AKHIR) RAJA IBLIS BAB KESEMBILAN PEMBUKAAN RAHASIA (8)
Kereta api terus melaju.
Li Yin memandang Mizhen yang tertidur di sebelahnya, teringat ucapan Shangguan Mian saat di kapal penyelundupan menuju Lyon, Prancis dulu.
Saat itu dia heran, mengapa Shangguan Mian yang biasanya berdarah dingin tiba-tiba membicarakan Mizhen padanya.
Shangguan Mian berkata demikian: "Saat kutukan misi darah lukisan tinta terangkat dan aku sadar, menemukannya di sampingku, hal pertama yang kulakukan adalah mengarahkan pistol ke kepalanya dan bertanya: 'Apa tujuanmu menyelamatkanku dengan mempertaruhkan nyawa?' Di dunia ini memang ada orang yang berani mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan keluarga dekat, tapi aku bukan bagian dari itu. Jawabannya adalah: 'Kau penghuni apartemen itu. Alasan itu saja sudah cukup.' Lalu kutanya: 'Sesederhana itu? Tak takut mati?' Jawabannya sederhana: 'Aku selalu dekat dengan kematian, setiap saat takut mati. Tapi selama hidup, kita harus berpikir tentang tanda kehidupan dan harapan. Aku takkan menyerah, karena itu bisa bertahan sampai hari ini.'"
Kemudian dia menatap Li Yin: "Aku tak peduli siapa pun yang mati di hadapanku. Sejak kubunuh Lina, tak ada yang tak bisa kubunuh. Tapi mulai sekarang, dia—Chu Mizhen—adalah orang yang takkan pernah kubunuh. Dan kau adalah orang yang dicintainya, karena itu apapun yang terjadi, takkan kubunuh kau. Bersyukurlah padanya. Alasanmu bisa berdiri setara di hadapanku adalah karena dia."
Li Yin akhirnya mengerti mengapa dengan karakter Shangguan Mian yang seperti itu, dia bisa berbicara begitu natural dengannya bahkan menawarkan kopi kaleng.
"Bisa bicara begitu santai saat ditodong pistol, belum pernah kulihat orang seperti dia. Hanya dengan ada seseorang yang mutlak tak boleh kubunuh, aku bisa menemukan alasan untuk bertahan hidup."
Atau mungkin lebih tepat dikatakan, Shangguan Mian menitipkan sisa terakhir sifat manusianya pada Mizhen yang pernah menyelamatkannya.
Karena Mizhen, Shangguan Mian berkata ingin mencoba untuk terus hidup.
Li Yin memandang Mizhen yang tertidur lelap di bahunya, tak bisa menahan senyum kecut. Meski di bawah langit abu-abu yang suram ini, dalam gerbong kereta api ini, dia merasakan kedamaian paling dalam sejak kematian Ziye.
Dua lentera di tangannya - lentera Mizhen yang jatuh dari celah dimensi saat tubuhnya membatu - kini kembali menjadi harapan mereka berdua.
"Berapa lama... lagi harus menunggu?"
Saat Li Yin kembali menoleh ke Mizhen, darahnya serasa membeku. Dia... menghilang!
Mizhen telah terseret ke ruang dimensi lain. Dengan Lentera Penuntun masih di tangannya, bagaimana mungkin ini terjadi? Ke mana dia menghilang?
Pada detik itu, Li Yin merasa seperti terjatuh ke dalam gudang es yang dalam tak terhingga!
Tapi pencariannya yang berulang di sepanjang gerbong kereta tak menemukan jejaknya sama sekali!
Kembali ke dunia nyata, pergi ke villa di pinggiran kota, juga mencari Yan Lang dan Qian Xiyue, namun jejak Mizhen sama sekali tidak ditemukan. Dia seolah-olah telah menghilang dari dunia ini, tidak bisa ditemukan lagi.
Mizhen, menghilang sepenuhnya. Namun Li Yin sama sekali tidak bisa menemukannya!
Jika bagi Shangguan Mian, Mizhen mempertahankan sisa terakhir sifat manusiawinya, maka... bagi Li Yin, Mizhen adalah seberkas cahaya terakhir di hati nuraninya yang telah kering setelah kematian Ziye.
Akhirnya, dia hanya bisa memutuskan untuk mencoba. Dari penjelasan Mizhen, Mian Tian yang berubah menjadi proyeksi bisa melintasi dimensi. Lalu, apakah dia juga bisa memiliki proyeksi di dimensi paralel yang bertumpang tindih? Atau adakah cara untuk membelah dimensi paralel yang tumpang tindih ini dan menemukan Mizhen?
Li Yin mulai melakukan eksperimen melintasi dimensi menggunakan Lentera Penuntun. Lentera ini bisa berpindah antara realitas dan "neraka", bahkan memasuki celah dimensi. Mungkinkah Lentera Penuntun digunakan untuk membuka penghalang antar dimensi?
Namun dia terus gagal. Hingga kereta akhirnya tiba di stasiun berikutnya, setelah mendapatkan buku harian Pu Miling yang baru, barulah dia tahu caranya. Di sana, dia memperoleh sumber api baru yang memungkinkannya melintasi ruang-ruang di dalam "neraka", mirip kemampuan pembelahan diri Mian Tian yang bisa menghancurkan dimensi.
Pada momen inilah akhirnya dia bisa mencari Mizhen.
Untuk itu dia melintasi banyak dimensi, mencari satu per satu, hanya untuk menemukan Mizhen.
Akhirnya, dia berhasil menemukannya.
Dalam proses ini, dia beberapa kali menghadapi bahaya hidup dan mati. Menghabiskan waktu yang tak terhitung, akhirnya dia bisa menemukan kembali Mizhen.
Saat memasuki dimensi itu, dia menemukan bahwa tempat itu ternyata adalah Kampus Jin Yu di Kota K yang sangat dikenalnya.
Kemudian, dia segera melihat Mizhen dan Mian Tian muncul di hadapannya bersama dengan "dirinya" yang lain.
Melihat Mizhen lagi, dia langsung paham bahwa Mizhen telah terjebak dalam roh jahat dalam diri dari instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Namun justru karena membagi kutukan bersama, dia bisa kembali menjadi manusia dari batu.
Transaksi dengan Kamya Sayoko, Li Yin rela membantu mengambil Lentera Penuntun untuk mendapatkan lukisan ramalan baru, sebagian juga untuk Mizhen. Tapi lukisan ramalan itu sudah tak berarti karena masa depan tak bisa lagi diprediksi oleh Pu Miling. Namun akhirnya, Li Yin berhasil menemukan tempat ini.
Akhirnya, Mizhen ditemukan.
"Aku akan membawamu pergi. Mizhen, jangan tetap di tempat ini, aku akan membawamu pergi!"
Saat itu, hanya satu hal yang ada di otak Li Yin. Bawa Mizhen pergi, bawa dia pulang!
Dia bahkan sempat khawatir apakah Mizhen akan mengira dirinya juga roh jahat dalam diri sehingga takut mendekat. Tapi tanpa ragu, Mizhen justru berjalan menghampirinya. Seolah sejak awal, dia bisa membedakan bahwa ini adalah Li Yin yang asli.
Dia mendekati Li Yin, menatapnya dengan tenang, lalu berbisik: "Bawa aku pergi."
Baginya, Li Yin yang mencintainya di dimensi ini hanyalah fatamorgana. Bagi Mizhen, Li Yin tetaplah Li Yin. Meski tak sesuai dengan harapannya, cintanya tetaplah untuk Li Yin yang sesungguhnya.
Sayangnya, pada akhirnya karena ulah Mian Tian, di atap gedung perkuliahan, ketika Mizhen ditangkap kakinya oleh hantu yang menyamar sebagai jenazah di tanah dalam situasi hidup mati, Li Yin berlari menghampiri dan membawanya kabur menggunakan Lentera Penuntun!
Namun, dimensi ini akan terus mengembang dan menelan ruang dimensi paralel bertumpang tindih di sekitarnya. Ini tidak bisa dihindari. Kutukan Raja Iblis sama sekali tidak memiliki celah. Pada akhirnya, Mizhen kembali ditarik ke ruang dimensi lain hingga kehilangan ingatan dan benar-benar terperangkap dalam ruang dimensi lain yang mengembang itu. Bahkan Li Yin membutuhkan waktu lebih lama di ruang dimensi lain yang mengembang untuk menyelamatkannya tepat pada detik terakhir sebelum Raja Iblis menariknya masuk.
Namun ketika semua ruang dimensi akhirnya retak, Li Yin dan yang lain terjebak dalam situasi genting, tetapi berkat Lentera Penuntun, mereka kembali berhasil kabur ke reruntuhan bawah tanah ini.
Sumber api sudah habis. Bagaimanapun, semua ruang dimensi telah collapse, mustahil menemukan banyak sumber api lagi. Jika masih ada sumber api, krisis saat ini bisa segera diselesaikan! Sekarang Mian Tian sedang mencari sumber api, asalkan bisa menemukannya...
Saat ini, Li Yin menarik Mizhen yang terus disedot lubang hitam sambil mengatupkan gigi dan berteriak: "Saat akhirnya menemukanmu di ruang dimensi lain, aku sudah bilang padamu kan? 'Aku akan membawamu pergi'! Bukan roh jahat dalam diri, bukan dunia ilusi, tapi aku yang sebenarnya! Aku mencintaimu, aku mencintaimu! Aku tidak akan membiarkanmu mati, Mizhen! Kamu dengar tidak? Aku tidak akan membiarkanmu mati!"
Pada detik ini, asalkan dia melepaskan genggamannya, Mizhen akan meninggalkannya selamanya, persis seperti Ziye!
Sudah setengah tahun. Ziye telah meninggal selama setengah tahun. Dalam setengah tahun ini, Li Yin yang sempat putus asa bagai mayat hidup, awalnya bahkan tak ingin bertahan hidup. Alasan dia bisa hidup sampai sekarang adalah karena Mizhen. Dan di momen akan kehilangan Mizhen ini, barulah dia sadar bahwa kini dia tak bisa hidup tanpa Mizhen.
"Li Yin..." Mizhen saat ini sama sekali tak bisa mengucapkan apa-apa. Ya, akhirnya Li Yin mengatakannya, justru di saat hidup-mati seperti ini!
Sementara di dunia nyata, daerah tak berpenghuni di sekitar apartemen penuh dengan Situasi Berbahaya Bertubi-tubi.
Yin Ye dan yang lain sama sekali tak tahu bahwa Han Weiruo sudah mati. Tadi, Ziye bilang ingin melihat situasi lalu mengejar Han Weiruo. Mereka pun hanya bisa terus melarikan diri.
"Li Yin... Li Yin adalah roh jahat gudang? Bagaimana mungkin?" Saat ini yang paling sulit menerima adalah Yin Ye. Hubungannya dengan Li Yin selalu saling menghargai, sulit percaya Li Yin sudah lama tewas di gudang.
Namun tiba-tiba semua orang berhenti melangkah. Karena di depan mereka, muncul seseorang.
Li Yong!
Melihat Yin Ye dan yang lain, matanya menyapu sekeliling. Tak menemukan Ziye, dia langsung mengeluarkan pistol dan berkata dingin: "Kesabaranku terbatas. Katakan... Di mana Ying Ziye!"
Alasan Li Yong ingin membunuh Ying Ziye adalah karena dia tahu Ziye adalah roh jahat gudang!
Dia mendapatkan lukisan ramalan yang digambar Shen Yu dalam keadaan tidur berjalan melalui Leng Xin, hal ini membuatnya tak percaya. Selanjutnya, Leng Xin bahkan memberitahukan metode untuk menghidupkan kembali Ying Qingli.
Awalnya dia berencana mengatur Li Yin untuk meninggalkan Ziye, namun keberadaan Li Yin sulit dilacak. Sementara itu, melalui penyelidikan, dia menemukan cara menghidupkan Ying Qingli kembali dengan "membunuh" 16 orang. Dari 16 orang tersebut, yang terakhir... adalah Li Yin!
Ziye tidak termasuk dalam daftar 16 orang ini.
Namun dia mengetahui bahwa Ziye sudah mati, yang berada di samping Li Yin sekarang adalah roh jahat yang setiap saat bisa "membunuh" Li Yin. Mampukah Li Yong tega melakukan ini pada anak kandungnya sendiri?
Dia akhirnya mengatur daftar pembunuhan 16 orang satu per satu. Bersamaan itu, dia juga mempertimbangkan pilihan. Di akhir, akankah dia bisa "membunuh" Li Yin? Atau mungkin Li Yin akan dibunuh oleh roh jahat gudang.
Apapun hasilnya, Li Yong menunggu hingga akhir. Inilah alasan dia menunda membunuh orang terakhir.
Saat Li Yin diseret ke dalam genangan darah, dia benar-benar mengira Li Yin sudah mati. Tapi Ying Qingli tak kunjung hidup kembali. Dia curiga daftar 16 orang yang diselidiki dulu salah. Bagaimanapun, prioritasnya sekarang adalah menghidupkan Li Yin kembali. Tapi sebelumnya, ada satu hal yang harus dilakukan.
Dia memutuskan untuk membunuh roh jahat gudang.
Inilah alasan dia memerintah Lin Xiang dan lainnya untuk "membunuh" Ziye. Dia ingin membunuh seorang hantu!
Kedengarannya gila, tapi Li Yong sudah memutuskan.
Dia tidak tahu bahwa Li Yin masih hidup. Saat itu, ketika Li Yin membawa bukti untuk menemuinya dan dikurung, Li Yin telah menggunakan Lentera Penuntun untuk kabur. Inilah persiapan cadangan Li Yin. Saat ditarik ke dalam genangan darah, dia juga segera mengeluarkan Lentera Penuntun dari celah dimensi dan kabur ke "neraka".
Tapi, Li Yong tidak mengetahui semua ini.
"Katakan, di mana Ying Ziyue berada?" Suara Li Yong kini meninggi, "Aku tahu semua urusan kalian! Aku adalah ayah Li Yin! Aku akan membunuhnya, dia hantu, kalian tahu? Ying Ziyue yang asli sudah mati!"
Di saat yang sama, Li Yin masih memegang Mizhen. Namun dia merasakan daya tarik lubang hitam semakin kuat, tangan Mizhen perlahan terlepas dari genggamannya. Jika terus begini, Mizhen benar-benar akan tersedot ke dimensi tempat Raja Iblis berada!
Perlahan... Hanya ujung jari Mizhen yang masih tertahan oleh genggaman Li Yin. Jika terus begini, penyedotannya ke dimensi Raja Iblis hanyalah... masalah waktu!
Saat ini, Li Yin merasa hatinya seperti akan hancur berantakan. Dia sudah kehilangan Ziye, tidak boleh kehilangan Mizhen lagi!
Andai ada sumber api! Andai ada sumber api! Dengan sumber api, semua masalah saat ini bisa teratasi!
Tangan Mizhen terus tertarik. Kini Li Yin hanya bisa memegang jari telunjuk, jari manis, dan jari tengahnya! Daya tariknya terlalu kuat, Li Yin merasa jika tidak segera melepas, dirinya pun bisa tersedot masuk!
"Mizhen sejenak ingin mengatakan sesuatu, namun melihat sorot mata Li Yin, tak ada lagi kata yang bisa terucap. Dia mengerti, di masa lalu dirinya juga pernah memiliki tatapan seperti itu - tatapan yang rela mengorbankan segalanya demi orang yang dicintai..."
Tiba-tiba, sebuah suara muncul di udara.
"Sumber api, aku berikan padamu!"
Di depan Li Yin, bayangan samar mulai terbentuk dan berubah wujud menjadi Shen Yu. Gadis itu juga memegang Lentera Penuntun, kemudian membuka telapak tangannya yang berisi lima nyala api kecil berwarna abu-abu pucat! Itulah sumber api!
Dia menaruh lima sumber api itu di tangan Li Yin sebelum segera menghilang. Bagaimanapun juga, sebagai penghuni pelaksana instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, satu kesalahan kecil bisa membuatnya tersedot masuk.
Saat itu, Li Yin merasa Shen Yu bagai utusan yang diutus dewa. Segera dia mengambil satu sumber api dan meletakkannya di tangan Mizhen di bawah. Persis di detik itu, tangan mereka terpisah sama sekali!
Mizhen menyambar dengan cepat. Di detik terakhir, dia berhasil meraih sumber api! Lentera Penuntun segera dikeluarkan dari celah dimensi. Namun tubuhnya semakin mendekati lubang hitam Raja Iblis!
Li Yin hanya bisa menyaksikan tubuh Mizhen ditelan habis oleh lubang hitam itu. Retakan dimensi di depan matanya segera tertutup rapat, lenyap tanpa jejak...
Sementara di dunia nyata...
Li Yong mengacungkan pistol, saat ini dia sudah bulat tekad. Harus membunuh roh jahat gudang itu! Dia juga tahu, mungkin peluru tak bisa membunuh hantu, tapi setidaknya harus dicoba! Masih ada secercah harapan dalam hatinya.
Dia tidak bisa membiarkan Li Yin hidup kembali lalu dibunuh lagi!
Pada akhirnya, dia tetap tidak tega membunuh anak kandungnya sendiri. Meski demi menghidupkan kembali cinta sejati, tetap saja dia tak sanggup membunuh darah dagingnya.
Pada detik itu, dia mengurungkan rencana ini.
"Katakan..." Li Yong sudah membuka pengaman pistol, "Di mana Ying Ziye! Aku hitung satu, dua, tiga, kalau tidak bicara, aku akan membunuh salah satu dari kalian!"
## Jilid 30 (Jilid Akhir) Raja Iblis Bab 10 Misi Darah Penyelesaian Akhir, Mulai
Saat ini, Shangguan Mian sedang berlari kencang di gang kecil.
Pengalaman panjangnya sebagai pembunuh bayaran membuatnya tetap tenang menghadapi situasi kritis seperti ini.
Tiba-tiba dia berhenti. Di depannya tergeletak jenazah Han Weiruo, ibu kandungnya, tanah sudah merah oleh darah.
Shangguan Mian menghentakkan kaki, nyaris sekejap sudah sampai di depan ibunya. Dia mengangkat Han Weiruo, langsung melihat dada kiri yang terkoyak. Sudah... tidak tertolong.
Shangguan Mian memandangi ibu yang nyawanya sudah pergi, persis seperti dulu saat menyaksikan Real meninggal di hadapannya.
Matanya tidak meneteskan air mata, tidak ada ratapan, tidak ada kesedihan.
Sejak Kebenaran dibunuh dengan tangannya sendiri, Shangguan Mian sama sekali tidak memiliki sifat manusiawi yang tersisa di dalam tubuhnya. Sebelumnya dia pernah berkata tidak akan membunuh Mizhen, karena dia juga tidak akan membunuh Li Yin. Namun terhadap Li Yin palsu, dalam situasi yang tidak 100% pasti, dia tanpa ragu langsung menghabisi!
Dengan lembut dia meletakkan jenazah ibu ke tanah, lalu menatap ke atas. Sorot matanya memancarkan niat membunuh yang dingin seperti mesin. Cahaya dingin itu cukup membuat gentar semua petarung setingkat dengannya!
Namun tidak ada waktu untuk berduka. Shangguan Mian tiba-tiba mengangkat jenazah ibunya tinggi-tinggi lalu melemparkannya ke suatu arah, segera berusaha kabur dari tempat itu!
Tapi... Dia langsung merasakan tangan kanannya dicengkeram erat oleh tangan dingin!
Shangguan Mian nyaris tak ragu. Tangan kirinya mengayunkan pisau, memotong tangan kanannya dengan sekali tebas! Tubuhnya langsung melesat seperti anak panah, sudah berada 100 meter jauhnya!
Tangan kanan yang terpotong itu menyemburkan darah tak henti. Karena terjadi sekejap, mustahil menghindari arteri sehingga pendarahannya sangat parah.
Bagi Shangguan Mian, ini kedua kalinya merasakan sakit lengan terputus. Tapi berbeda dengan sebelumnya. Bukan selama pelaksanaan misi darah, tubuh tidak akan menyembuhkan diri saat kembali ke apartemen. Tangan kanan yang terputus di tangan hantu itu pasti tak bisa diambil kembali untuk operasi penyambungan. Artinya, Shangguan Mian akan kehilangan tangan kanannya selamanya.
"Tapi ini hanyalah awal dari kengerian. Sebelum membunuh sepuluh orang, ini tidak akan berhenti. Dan begitu tiba bulan November, lebih banyak orang akan mati."
Shangguan Mian tidak berhenti, terus melesat dengan liar. Tak lama kemudian, di depannya muncul Yin Ye dan yang lain, serta... di hadapan Li Yong!
Melihat Li Yong yang mengacungkan pistol, dia bahkan tidak mempedulikannya. Orang di depannya ini sama sekali tidak mengancam. Tentu saja dia tidak mau membuang waktu.
Tapi tiba-tiba dia terpikir sesuatu, lalu menghentikan langkahnya!
Hanya ada beberapa tersangka yang mungkin adalah roh jahat gudang. Secara teori roh jahat gudang telah dipastikan sebagai Li Yin, tapi dia merasa ada yang tidak beres. Kini dia menyadari dari orang-orang ini, Ying Ziyue tidak ada!
"Ada apa?" Dia menatap kerumunan dan bertanya, "Di mana Ying Ziyue?"
"Tidak, tidak tahu," Kamya Sayoko melihat tangan kanan Shangguan Mian yang terputus hanya menyisakan sedikit, tak percaya matanya, segera menjawab, "Dia tadi bersama ibumu mencarimu, apa kau tidak melihat mereka?"
Melihat ini, Shangguan Mian melemparkan satu kalimat.
"Larilah. Jika kalian tidak ingin mati."
Kemudian, tubuhnya langsung menghilang di tempat!
Li Yong tertegun, kecepatan Shangguan Mian di luar bayangan. Saat dia masih bengong, yang lain sudah berpencar melarikan diri!
Bahkan Shangguan Mian sampai kehilangan satu lengan. Jika dia bilang harus lari, siapa berani tinggal?
Saat ini semua telah berpencar, hanya Yin Ye dan Yinyu yang pergi bersama!
Di sudut jalan, sebuah salon cukur yang sudah lama ditinggalkan. Setelah daerah sekitar berubah menjadi daerah tak berpenghuni, pemilik salon ini menutup usaha dan pergi ke (kampung halaman). Saat ini, di dalam ruangan sempit itu hanya ada Luo Xiu, Luo Hai, dan Han Jin.
Karena pemilik tidak pernah kembali, tentu saja listrik sudah diputus. Ruangan diselimuti kegelapan yang pekat.
Luo Hai, pria berjanggut kusut yang tak merawat diri, mengaku sebagai kakak Luo Xiu. Anehnya, penampilannya seperti baru berusia tiga puluhan, bahkan terlihat lebih muda dari Luo Xiu.
Tentu saja, usia sebenarnya Luo Hai jauh dari penampilan luarnya.
"Misi darah akhirnya sampai pada perhitungan terakhir..." Luo Xiu duduk di kursi salon, menyatukan kedua tangan menopang dagunya. Matanya menatap kakaknya: "Bagaimana perasaanmu kembali ke tempat ini, Hai?"
"Sangat buruk." Luo Hai melirik Han Jin yang berdiri di samping Luo Xiu: "Tapi biarlah. Daripada mati sia-sia, lebih baik kita ambil risiko."
Jika bukan karena apartemen terkutuk itu, keluarga Luo tidak akan terjebak dalam kutukan dan akhirnya menjadi pemilik gu.
Luo Hai menutupi wajahnya dengan tangan: "Bagaimanapun, saatnya untuk menyelesaikan semua ini."
Tiba-tiba Han Jin berlari mendekat, berbisik gugup: "—— Kurangi volume suara! Ada gerakan mencurigakan di luar. Kita harus berhati-hati!"
Luo Hai dan Luo Xiu terdiam. Keduanya menunggu dengan tegang datangnya momen mengerikan yang tak terelakkan.
Para penghuni yang tercerai-berai kini bagaikan burung ketakutan oleh busur, lari pontang-panting menyelamatkan diri.
"Kamya Sayoko berlari secepat mungkin, namun, seberapa keras pun dia berusaha, tetap tidak bisa keluar dari daerah tak berpenghuni. Dalam satu bulan terakhir, wilayah tak berpenghuni ini telah meluas sangat jauh."
"Jalan-jalan di sekitarnya gelap gulita, toko-toko semua tutup. Bahkan toko serba ada yang biasanya buka 24 jam pun lampunya padam semua."
"Sayoko mengusap keringat di dahinya, teringat perkataan Li Yong tentang 'Ying Ziyue adalah hantu'. Kombinasi dengan reaksi Shangguan Mian membuat hatinya mulai percaya."
"Mungkinkah Ying Ziyue adalah roh jahat gudang? Lalu bagaimana dengan Li Yin itu? Jangan-jangan ada dua roh jahat gudang?"
"Dia terus memantau sekeliling, bahkan sesekali melihat ke langit. Tapi sekitar benar-benar sepi. Kegelisahannya semakin menjadi, tiba-tiba terdengar bisikan lembut: 'Sayoko, cepat, di sini!'"
"Dia segera menoleh dan melihat di ujung gang kecil, adiknya Kiryuu Ren sedang berdiri di sana!"
"Tapi Sayoko ragu mendekat. Siapa tahu Ren yang ini manusia atau hantu? Malah dia mulai mundur perlahan, membuat Ren kebingungan."
"Tiba-tiba teleponnya berdering. Tampilan menunjukkan panggilan dari Masao. Setelah diangkat, terdengar suara Masao: 'Halo? Sayoko? Kau baik-baik saja? Sepertinya ada masalah?'"
"'Kamu di mana?'"
"'Jalan Moyan.'"
"Masih dalam wilayah tak berpenghuni."
"'Dengar, segera lari dari daerah tak berpenghuni! Lari sejauh mungkin! Mengerti?'"
"'Lalu kita ketemu di mana?'"
"'Bicaranya setelah keluar dari sini! Sudah, aku tutup dulu.'"
“Baik, Xiao Yezi. Dan tenang saja, Ying Ziyue sekarang ada di sampingku. Dengan dia di sini, aku merasa lebih aman. Memutuskan panggilan!”
Xiao Yezi terdiam di tempat mendengar kalimat itu, kemudian telepon benar-benar terputus.
“Halo... Masao, Masao!”
Saat itu, Lian sudah mendekati Xiao Yezi dan bertanya: “Ada apa, Kak? Kenapa Kakak mundur saat melihatku?”
“Lari...” Xiao Yezi langsung menggenggam bahu Lian, “Cepat lari! Jangan pernah pergi ke Jalan Moyan, Lian, cepat lari!”
Jalan ini jaraknya tidak terlalu jauh dari Jalan Moyan!
Kemudian dia mencoba menelepon Masao lagi. Namun, dering telepon terus berbunyi tanpa ada yang mengangkat.
Hati Xiao Yezi perlahan tenggelam. Dia tahu, kemungkinan besar Masao sudah tidak selamat lagi! Dan jalan ini terlalu dekat dengan Jalan Moyan!
Terlalu dekat!
Sehebat apa pun Xiao Yezi sebagai detektif, dia sama sekali tidak punya strategi untuk menghadapi situasi seperti ini! Dia langsung menarik tangan Lian dan mulai berlari kencang!
Setelah kematian ibu, Lian adalah adik paling berharga baginya. Sifat dingin Xiao Yezi terhadap manusia terbentuk dari lingkungan gelap Keluarga Kiryuu. Namun hanya Lian yang rela dia pertaruhkan nyawa untuk melindungi.
Adapun Masao, meski pernah memiliki ikatan emosional, secara ketat tidak bisa disebut cinta. Hanyalah saling berpelukan di tengah teror. Meski sedih, tentu dia tidak mau mati sia-sia untuknya!
Namun, energi fisiknya sudah hampir habis, apalagi Xiao Yezi juga tahu, secepat apa pun dia berlari, mungkinkah mengalahkan kecepatan hantu? Sekarang, satu-satunya harapan adalah apakah bisa lari keluar dari daerah tak berpenghuni, mungkin itu masih memberikan sedikit harapan hidup!
"Ingat, Lian," kata Xiao Yezi sambil terengah-engah, "Ying Ziyue sudah mati, Ying Ziyue yang sekarang adalah roh jahat gudang yang menyamar! Jika kau melihat Ying Ziyue, langsung lari, mengerti?"
"Kakak... Apa yang kau katakan? Ini... ini benar?"
Bagaimanapun, teori tentang roh jahat gudang hanya hipotesis para penghuni. Lian juga tidak menyangka ini ternyata nyata! Ia baru saja masuk apartemen dan hanya mengenal penghuni terkenal seperti Li Yin dan Ying Ziyue.
Tapi sekarang tidak ada waktu untuk berpikir panjang. Sepasang saudari Jepang ini berlari hingga kehabisan napas, akhirnya berhenti untuk beristirahat sebentar. Tapi tiba-tiba ponsel Xiao Yezi bergetar lagi. Dengan cepat dia mengeluarkannya, dan menemukan panggilan masuk... dari Masao!
Dia langsung melemparkan ponselnya dan terus berlari bersama Lian! Masao pasti sudah mati, lalu siapa yang menelepon? Sudah jelas jawabannya!
Para penghuni satu per satu tenggelam dalam keputusasaan. Sekarang mereka bisa kembali ke apartemen, tapi tidak ada yang berani pulang!
Yang menanti mereka hanyalah kematian!
Kemudian, Pu Liansheng mengirim pesan broadcast ke semua penghuni: "Li Yin dan Ying Ziyue adalah roh jahat gudang". Mendengar kabar ini, semua penghuni terkejut. Tapi ini juga membuat mereka menyadari realitas mengerikan ini.
Penyelesaian akhir misi darah semakin dekat.
Tidak ada yang bisa melarikan diri dari neraka ini!
Namun, Lian Sheng tidak menyangka bahwa niat baiknya mengirim SMS broadcast justru menimbulkan malapetaka besar.
Begitu semua penghuni mengetahui wajah asli roh jahat gudang, maka penyelesaian total misi darah akan datang lebih cepat! Ini adalah aturan mutlak!
Tidak ada penghuni yang bisa melanggarnya!
Saat ini, informasi menyebar seperti api, penghuni saling mengirim pesan via ponsel hingga kasus Ziye palsu telah diketahui semua orang! Kemudian, hal mengerikan... dimulai.
Yin Ye dan Yinyu yang sedang berlari tiba-tiba berhenti. Tubuh mereka sama sekali tidak bisa bergerak! Lalu, cahaya bulan memberikan bayangan mereka yang mulai bergerak lebih dulu!
Bayangan mengendalikan penghuni!
Fenomena seperti ini biasanya hanya terjadi saat penghuni melanggar aturan misi darah sehingga kutukan bayangan aktif! Tapi kali ini, bayangan justru mengarahkan penghuni untuk berlari ke arah apartemen!
Tidak hanya Yin Ye dan Yinyu, Kamya Sayoko, Kiryuu Ren, Pu Liansheng, bahkan... Li Yin yang berada di ruang dimensi lain pun mengalaminya!
Li Yin melihat bayangannya sendiri bergerak di anak tangga! Kemudian ia menyadari tubuhnya tak bisa dikendalikan lagi!
Hal ini membuat Li Yin terkejut luar biasa, ia tidak melanggar aturan apartemen, mana mungkin kutukan bayangan terpicu? Tapi tiba-tiba lentera penuntunnya menyala sendiri, lalu tubuhnya menghilang dan kembali ke dunia nyata. Di bawah kendali bayangan, ia pun berlari menuju apartemen!
Demikianlah, kira-kira satu jam kemudian, semua penghuni apartemen yang dikendalikan oleh bayangan kembali ke apartemen dan berdiri tegak di lobi lantai satu. Karena pengaruh bayangan, mereka sama sekali tidak bisa bergerak!
Penyelesaian total misi darah datang lebih cepat, dan kutukan bayangan pun aktif! Ini membuktikan betapa istimewanya "misi darah di gudang" dibandingkan yang lain.
Saat Li Yin akhirnya terpaksa berlari kembali ke apartemen dengan tubuh yang tidak bisa dikendalikan, ia pun tidak memahami fenomena aneh ini. Ketika masuk, semua orang menatapnya sambil bergumam: "Dia... bukankah dia juga roh jahat gudang? Apakah dia datang untuk membunuh kita?"
Begitu Li Yin berdiri tegak, kutukan bayangan para penghuni terlepas dan mereka bisa bergerak bebas. Seketika, orang-orang menatap Li Yin dengan sorot mata penuh ketakutan, lalu berhamburan menuju pintu putar! Namun mereka menyadari, begitu mendekati pintu putar, bayangan akan mengendalikan tubuh mereka untuk diam di tempat!
Penyelesaian total misi darah harus dilakukan di dalam apartemen, jadi tidak akan ada lagi pemberian misi darah setelah ini.
Mereka yang belum menyelesaikan sepuluh misi darah atau gagal melewati instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, harus mati! Hanya Shen Yu yang menjadi pengecualian karena kondisi khusus. Saat ini, pembatasan "hanya bisa membunuh sepuluh orang" sudah tidak berlaku. Roh jahat gudang pun telah kembali ke apartemen.
Mulai sekarang, semua penghuni di apartemen ini akan mati tanpa terkecuali!
Menyadari tidak ada cara untuk kabur dari apartemen, para penghuni dilanda keputusasaan. Mereka berlarian sambil memandang Li Yin seperti hantu, tak seorang pun berani mendekatinya.
Mereka mencoba masuk ke ruangan di lantai satu untuk melompat dari jendela, tapi bayangan mengendalikan tubuh mereka hingga tak bisa bergerak; bahkan saat naik ke lantai dua untuk mencoba lagi... tetap gagal.
Sejauh ini, total penghuni di apartemen adalah 49 orang.
Ke-49 orang ini satu per satu mengumpat penuh amarah, mengaum keras, ada yang saling membantai, ada yang mengalami breakdown mental, ada yang bahkan langsung bunuh diri.
Apartemen telah berubah menjadi peti mati bagi mereka semua.
Sudah terpilih... tak satu pun dari 49 orang ini yang bisa lagi menyaksikan matahari hari ini terbit!
Li Yin menyaksikan semua adegan ini, menyadari betapa mengerikannya situasi. Dia ingin mengeluarkan Lentera Penuntun, tapi kemudian menyadari bahwa setiap kali berusaha mengambilnya, tubuhnya langsung tak bisa bergerak. Ingin menggunakan Lentera Penuntun untuk kabur pun sudah tidak mungkin!
Li Yin saat itu merasa seluruh tubuhnya dingin. Karena dengan begini, rencana dia dan Mizhen tidak mungkin terlaksana! Harapan terakhir yang tergenggam di tangannya untuk menyelamatkan semua penghuni apartemen, pada saat ini benar-benar menghilang!
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 11 Kengerian Maksimal
Li Yin sama sekali tidak mengerti, bukankah dia sedang menjalankan misi darah? Karena tidak ada batasan lokasi bahkan dia bisa menggunakan Lentera Penuntun. Tapi saat ini, bayangan malah mengendalikannya untuk masuk ke apartemen, ini dilarang dalam misi darah!
Dia tidak tahu bahwa begitu Laporan Akhir Misi Darah dimulai, misi darah yang sedang berjalan akan diprioritaskan mengikuti misi darah roh jahat gudang, dan misi darah tersebut akan dihentikan sementara!
Apartemen ini telah benar-benar menjadi neraka di dunia. Sejak Ziye membuka laci lemari itu, hari ini pasti akan tiba. Sekarang hanya datang lebih awal.
"Coba kalian hancurkan dindingnya!"
"Bajingan! Berani mendorongku, kamu ingin mati?!"
"Sialan! Sama-sama mati, aku sudah lama kesal dengan kalian! Akan kubunuh kalian satu per satu!"
Kekacauan total melanda apartemen. Penghuni berdesakan mencoba masuk ke berbagai ruangan mencari jalan keluar, banyak yang terinjak-injak di lantai. Shangguan Mian tidak lagi mencegah pertarungan seru antarpenghuni. Tanpa taktik penindasan kekerasannya, pembunuhan massal antarpenghuni segera terjadi.
Saat ini, Luo Xiu berada di lantai 11 yang masih sepi. Teriakan menyayat hati dan jeritan kesakitan dari bawah masih terdengar sampai sini.
"Ah Jin," mata Luo Xiu berkilat penuh niat membunuh saat berjalan di depan, "Menikah denganku... telah membuatmu menderita."
"Aku tak pernah menyesal menikah ke keluarga Luo." Han Jin menyibak poni di dahinya, "Yang paling malas adalah Shi San... Mungkin kita tidak seharusnya memberitahunya tentang eksistensi apartemen ini."
Luo Hai saat ini tetap diam membisu.
Otaknya terus terperangkap dalam kenangan masa lalu. Tragedi keluarga Luo dimulai dari apartemen ini.
"Berhati-hatilah," Luo Xiu waspada sekali, "Bahkan jika mati, aku harus merekam sedikit keadilan untuk Shi San. Bagaimana nanti bisa menghadapinya sebagai ayahnya?"
Ketiga orang itu, untuk sementara bermarkas di lantai sebelas.
Sementara para penghuni mulai bergerak naik lantai demi lantai. Mereka berharap, di lantai-lantai atas, kutukan bayangan bisa memberi secercah harapan.
Saat ini, Shangguan Mian bergerak dengan kecepatan tinggi. Dia sudah melakukan perawatan sederhana pada luka tangan kanannya yang terputus, tapi perban yang sudah dibalut mulai ternoda darah lagi. Kini dia sudah mencapai lantai ketujuh.
Lantai ketujuh masih sepi saat ini. Dia menerobos masuk ke satu per satu ruangan, namun di posisi jendela, bayangan akan membuatnya tak bisa bergerak! Kemudian dia memaksa energi qi dalam tubuhnya ke telapak tangan! Tapi kemudian dia menemukan, begitu energi qi dalam tubuh dilepaskan, akan langsung menghilang tak berbentuk!
Shangguan Mian, sejak masa kanak-kanak telah melatih seni bela diri murni zaman Tiongkok kuno. Saat itu ia mulai melatih meridian, mempersiapkan diri untuk latihan tenaga dalam di masa depan. Akumulasi bertahun-tahun membuatnya mencapai tingkat S di usia 16 tahun. Kemudian Wu, karena mengagumi bakatnya dan berharap menambah kekuatan bagi aliran Tiongkok, mentransfer sebagian energi qi dalam tubuhnya ke Shangguan Mian. Ini membuatnya mencapai tingkat SS sekaligus memperkuat tenaga dalamnya! Tanpa ini, ketika Shangguan Mian membunuh anggota Keluarga Meng di hadapan Meng Keyun, yang terakhir bahkan tidak berani bersuara. Mengingat usia Shangguan Mian baru 16 tahun dengan perlindungan Wu, sangat mungkin baginya menjadi petarung kesempurnaan besar sebelum usia 50 tahun. Saat itu, pengaruhnya di aliran Tiongkok akan setara dengan leluhur, cukup untuk membangun aliansi besar! Dengan usia muda seperti itu, bahkan mungkin mencapai umur 200 tahun di masa depan!
Namun, energi qi dalam jumlah besar yang ditransfer Wu kepadanya tampak sepenuhnya terhambat. Di bawah pengaruh kutukan bayangan, tidak ada satupun yang bisa dimanfaatkan! Sebagai pembunuh bayangan puncak, Shangguan Mian saat ini sama sekali tidak memiliki kemampuan melawan. Hanya dengan menghentikan sirkulasi energi qi-nya, kutukan bayangan tidak akan mempengaruhi gerakannya. Dengan kata lain, hampir mustahil untuk meloloskan diri dengan mengandalkan kekuatan tempur.
"Shangguan Mian saja seperti ini, apalagi orang lain." Dalam kondisi kacau balau, Yin Ye membawa Yinyu ke lantai 18 karena keributan di bawah sudah terlalu parah. Semakin banyak penghuni yang mulai mengungsi ke atas untuk menghindari kekacauan, meski saat ini lantai 18 masih relatif tenang.
Di sini, suara ribut dari bawah sudah hampir tak terdengar. Tapi sebentar lagi lebih banyak penghuni akan berdatangan. Tempat perlindungan yang dulu aman ini kini menjadi lebih menyeramkan daripada lokasi misi darah mana pun. Menurut analisis Yin Ye, banyak penghuni akan memohon pelaksanaan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis di detik-detik terakhir, berharap apartemen akan melepaskan mereka. Sebentar lagi penghuni akan membanjiri lantai atas.
Yin Ye menghantam pintu sebuah ruangan dengan paksa, membawa Yinyu masuk dan mencoba menyalakan lampu. Tapi ruangan tetap gelap gulita.
"Ternyata... Keributan di bawah tadi tak juga membuat lampu sensor menyala..." Yin Ye akhirnya paham, apartemen sengaja membiarkan mereka mati satu per satu dalam kegelapan ini!
Yin Ye menatap Yinyu di sampingnya. Dulu demi menyelamatkan Yinyu lah dia nekat masuk apartemen ini. Yinyu lebih berharga dari nyawanya sendiri. Dia sangat bersyukur orang tua mereka mengadopsinya, menjadikannya adiknya.
Tiba-tiba Yinyu mendekat dan memeluk Yin Ye, lalu mencium bibirnya dalam-dalam. Yin Ye pun merangkul pinggangnya, membalas ciuman itu dengan penuh gairah.
Keduanya sangat paham, mustahil untuk keluar hidup-hidup dari apartemen ini. Setidaknya di detik-detik kematian, mereka takkan saling meninggalkan.
Di saat yang sama... Luo Xiu menghentikan langkahnya.
Saat ini, mereka telah tiba di lantai tiga belas. Begitu dia berhenti, Luo Hai dan Han Jin pun otomatis ikut berhenti.
"Ada apa?" Han Jin langsung siaga, bertanya dengan waspada.
Luo Xiu mengamati sekeliling, memberi isyarat diam. Luo Hai kemudian mengeluarkan pisau belati, melukai jarinya dengan cepat, lalu mulai melukis sesuatu di dinding sebelah.
Bagaimanapun juga, darah keluarga Luo terkutuk oleh gu. Luo Hai mewarisi kutukan darah terkuat. Keluarga Luo ditakdirkan membawa malapetaka, karena itu harus menggunakan ilmu santet untuk berbagi kutukan.
Dengan cepat, Luo Hai menggambar simbol aneh di dinding. Tiba-tiba di tengah simbol darah itu, noda darah mulai menyebar...
Wajah Luo Hai berubah, ada reaksi!
"Ajin," Luo Hai segera memberi kode pada Han Jin di sampingnya. Perempuan itu langsung mengeluarkan tengkorak hitam dari tasnya!
Tengkorak hitam ini adalah salah satu tengkorak leluhur keluarga Luo!
Dia meletakkan tengkorak hitam itu di lantai, lalu mengambil pisau belati yang terkontaminasi darah keluarga Luo, dan menancapkannya keras-keras ke tengkorak!
"Pergi!"
Tiga orang dalam satu baris segera berlari, menerobos masuk ke dalam tangga di samping, namun langsung melihat seseorang berlari ke atas. Orang itu... ternyata adalah Li Yin!
"Li Yin?" Wajah Luo Xiu berubah pucat, tapi Luo Hai menggelengkan kepala: "Tidak masalah. Asumsi bahwa dia adalah roh jahat gudang sepertinya keliru."
Li Yin mendekat sambil terengah-engah: "Kalian... keluarga Luo Shisan, bukan?"
"Cepat pergi," kata Luo Hai dengan wajah muram. "Darah keturunan keluarga Luo masih bisa sedikit berpengaruh, tapi kalian tidak punya cara."
"Darah keturunan... keluarga Luo?"
"Kamu tidak perlu tahu. Kita tidak mungkin keluar hidup-hidup dari apartemen ini. Tapi sebelum mati, kita harus menuntut bunga terakhir untuk anggota keluarga Luo yang tewas!"
Luo Hai adalah anggota tertua keluarga Luo saat ini. Kini, garis keturunan keluarga Luo hanya tersisa dia dan adiknya Luo Xiu. Kutukan keluarga, kebencian mendalam keluarga Luo terhadap apartemen ini...
Itu adalah sejarah yang terlalu menyakitkan untuk diingat.
Sebuah kutukan yang mustahil diubah dengan kekuatan manusia.
Saat Luo Hai dan Luo Xiu melewati tubuh Li Yin untuk turun, Han Jin yang berjalan melewati Li Yin tiba-tiba disambar bahunya. Tangan itu... sama sekali tidak memiliki suhu tubuh!
Li Yin menoleh ke belakang. Kedua matanya sekarang sepenuhnya berwarna putih!
Meski dari keluarga Luo, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa ini adalah tubuh hasil penyambungan orang hidup. Luo Hai salah perhitungan.
Sementara itu, di lantai delapan di bawah, beberapa penghuni telah bergegas masuk untuk menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Para penghuni baru ini melukai jari mereka sendiri dengan pisau, bersiap menulis karakter "" di dinding.
Namun konten instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis yang muncul membuat mereka semua terkejut. Waktu pelaksanaan misi darah ternyata jatuh pada tanggal 31 Desember 2011! Saat ini baru pertengahan Oktober!
Banyak penghuni yang putus asa ketika menyimpulkan hal ini. Dalam kondisi seperti ini, apartemen sama sekali tidak akan mengizinkan mereka pergi. Sekarang, siapa yang bisa kabur?
Sementara Li Yin yang asli tetap tidak mau menyerah begitu saja.
Jika menyerah sekarang, bagaimana bisa membalas jerih payah Mizhen yang telah berjuang bersamanya? Meski peluang hidup tipis, toh Li Yin pernah mati sekali. Sekarang dia sama sekali tidak akan menyerah!
Saat ini dia tiba di Lantai 20. Dia berencana mencoba apakah bisa naik ke atap apartemen. Jika berhasil, akan dicoba mengeluarkan Lentera Penuntun dari sana!
Namun begitu tiba di Lantai 20, dia melihat Kamya Sayoko dan Kiryuu Ren sedang berjalan di koridor. Wajah keduanya tegang. Melihat Li Yin, Sayoko langsung pucat pasi, melindungi Ren di belakangnya sambil menggigit bibir: "Ren, aku akan mengulur waktu! Cepat lari!"
Li Yin segera menjelaskan: "Jangan salah paham! Aku bukan hantu! Benar-benar bukan! Yang kalian lihat tadi adalah hantu tiruanku yang diciptakan roh jahat gudang!"
Namun, Xiao Yezi sama sekali tidak percaya, malah terus mundur. Saat ini, dia yakin Li Yin di depannya pasti adalah hantu! Bagaimanapun juga, dia melihat langsung kepalanya dipenggal oleh Shangguan Mian!
Sambil berjalan, tiba-tiba seseorang baru naik ke tangga. Itu adalah penghuni baru bernama Cheng Hai. Karena membelakangi Li Yin dan koridor yang gelap, dia langsung berlari ke depan, masuk ke ruangannya, mengunci pintu, menempelkan tubuhnya ke dinding sambil terus meremas-remas badannya. Dia hanya berharap roh jahat gudang cukup membunuh sebagian penghuni apartemen saja, jangan sampai dirinya!
Setelah mengunci pintu, tiba-tiba dia mendengar suara Li Yin di luar, membuat bulu kuduknya berdiri! Bagaimanapun, bukankah semua penghuni sekarang menganggap Li Yin sebagai hantu? Cheng Hai langsung rohnya tercerai-berai. Saat pertama masuk apartemen, dia bergabung dengan Sekte Matahari Suci, tapi sampai sekarang belum melihat Xu Tao (kebanyakan penghuni belum tahu Xu Tao sudah mati). Saat ini, dia hanya bisa berharap pada perlindungan Santo Utama.
Dengan merangkak dan tergelincir, dia kabur ke kamar tidur, berlutut di depan jendela sambil berdoa dengan putus asa: "Santo Utama, kumohon... kumohon berbelas kasihlah. Aku... aku tidak ingin mati..."
Tiba-tiba, beberapa helai rambut perlahan menjatuhkan ke lehernya. Rambut yang lebat mulai melilit leher Cheng Hai. Sebelum sempat bereaksi, tubuhnya sudah tergantung tinggi!
"Teriakan Cheng Hai segera terdengar, membuat Kamya Sayoko dan Li Yin di luar langsung merasa ngeri!"
Segera, ketiganya mulai berlari secepat mungkin menuruni tangga! Namun begitu mereka mulai melangkah, rambut hitam yang lebat mengalir keluar dari celah pintu semua ruangan, dan koridor mulai dipenuhi warna hitam!
"Tidak... ini tidak mungkin..." Kiryuu Ren yang hampir tidak punya pengalaman menjalankan misi darah wajahnya pucat pasi, mengapa begitu banyak rambut keluar dari bawah pintu?
"Jangan berhenti!" Li Yin sama sekali tidak melambat, ia terus berlari ke ruang tangga. Tapi rambut hitam juga mulai mengalir dari celah pintu ruangan dekat tangga!
Roh jahat yang keluar dari gudang ini sama sekali berbeda dengan hantu biasa dalam misi darah! Penghuni bisa bertahan sampai sekarang hanya karena pembatasan apartemen. Kini total perhitungan misi darah dimulai, tidak ada jalan keluar untuk hantu ini.
Baik Shangguan Mian yang ahli bela diri luar biasa, maupun keluarga Luo Xiu yang menguasai ilmu gu, akhirnya tidak ada perbedaan dalam akhirnya!
Sementara itu, Yin Ye dan Yinyu wajahnya pucat pasi. Mereka masuk ke kamar tidur dan mengunci pintu rapat-rapat! Mereka menumpuk banyak perabotan untuk menghalang!
Tapi semuanya sia-sia!
"Hantu ini... bisa membelah diri!" Tubuh Yinyu gemetar, sebelumnya ponsel mereka terus berdering dengan pesan minta tolong dari penghuni. Di lantai manapun mereka lari, tidak bisa lolos dari kematian.
“Tidak, jangan……”Yinyu sudah lunglai seluruh tubuh, pipinya basah oleh air mata. Ia memeluk Yin Ye erat-erat sambil terisak: "Jangan, aku tidak mau mati, aku juga tidak mau kau mati! Dengan susah payah kita bisa bersama, kenapa harus mati, kenapa akhirnya kita tetap harus mati……"
Awalnya Yinyu mengira dirinya sudah menerima kematian dengan ikhlas. Tapi di detik-detik terakhir menjelang ajal, ternyata ia masih begitu melekat pada dunia ini. Sejak masuk apartemen, Yin Ye selalu berjuang mati-matian melindunginya, melindunginya dari bahaya, bahkan beberapa kali nyaris tewas demi keselamatannya. Ketika akhirnya ia menyadari perasaannya, menemukan cinta pada kakak angkat yang sudah tumbuh bersamanya sejak kecil, malah harus menghadapi akhir yang paling kejam.
Yin Ye pun hancur hati. Demi Yinyu, ia bahkan tidak takut mati. Tapi sekarang, ia tak bisa lagi melindunginya. Menyaksikan Yinyu meregang nyawa di hadapannya adalah mimpi buruk terbaginya. Namun kekuatan manusia tetaplah tak bisa melawan apartemen. Sebagai manusia, Yin Ye sudah melakukan yang terbaik. Tapi itu belum cukup. Ia gagal membawa Yinyu menyelesaikan sepuluh misi darah.
Di saat itu, helai-helai rambut hitam pekat mulai merayap deras dari celah pintu... menyebar mendekati Yin Ye dan Yinyu!
## Jilid Tiga Puluh (Volume Akhir) Raja Iblis Bab Dua Belas Dari Neraka
Dimensi reruntuhan bawah tanah.
Sebuah retakan dimensi terkoyak. Dari dalam retakan itu, Mizhen melangkah keluar!
"Di momen paling berbahaya, dia menggunakan Lentera Penuntun sehingga bisa selamat dari maut! Terus terang, kalau bukan karena Shen Yu, mungkin nyawanya sudah tidak tertolong sekarang. Dan juga karena Li Yin tidak menyerah sampai detik terakhir, dia bisa bertahan hidup sampai saat ini."
"Tekad dan kehendak manusia bisa menciptakan tanda kehidupan dan harapan. Dia sangat yakin akan hal ini."
"Setelah keluar, dia sadar dirinya masih belum aman. Sumber api hanya bisa bertahan 24 jam. Setelah 24 jam, nyawanya tetap sulit diselamatkan. Dia berharap masih ada cukup sumber api di dimensi ini."
"Sekarang, di mana Li Yin? Masih berada di dimensi ini?"
"Dia segera melanjutkan lari menuruni anak tangga. Semakin ke bawah, ruangannya semakin luas tapi juga semakin gelap. Di dasar tangga, terhampar plaza luas dengan dinding-dinding abu-abu tua dipenuhi lukisan dinding berbentuk aneh. Ini sudah kedua kalinya dia datang ke tempat ini."
"Mian Tian... kamu baik-baik saja?" gumam Mizhen pelan.
"Di apartemen, situasi Yin Ye dan Yinyu juga sudah mencapai jalan buntu. Mereka terpojok di sudut ruangan sementara rambut-rambut itu terus mendekat dari segala arah. Pada saat seperti ini, kekuatan manusia sungguh tak berarti."
"Yin Ye memeluk erat Yinyu. Di detik-detik terakhir hidup mereka, sepasang kekasih yang saling mencinta ini berpelukan erat dengan mata tertutup."
“Yinyu... Jika ada kehidupan setelah mati, aku pasti akan terus melindungimu. Jadi, saat itu, kau harus menemukanku. Ini adalah janji kita.”
“Ya, di kehidupan berikutnya, kau juga harus mencariku... lalu menikahiku...”
Yin Ye dan Yinyu sudah tak bisa menahan tangis, sementara helai-helai rambut itu hampir menyentuh tubuh mereka.
Namun tiba-tiba, rambut-rambut itu berhenti bergerak. Tidak terus merambat ke depan, malah mulai menyusut perlahan!
Keduanya nyaris tak percaya melihat pemandangan ini. Apakah... mereka benar-benar selamat dari maut?
Saat ini, tengkorak hitam leluhur keluarga Luo masih tergeletak di tempatnya. Rambut-rambut liar terus menyembur keluar dari lubang mata dan mulut tengkorak, sementara pisau belati yang tertancap di tengkorak itu semakin memerah seperti darah!
Di lantai tujuh belas, Li Yin sedang bersembunyi di sebuah ruangan bersama kedua saudari Kamya. Mereka juga heran: mengapa tiba-tiba rambut-rambut itu menyusut? Bukankah semua pembatasan sudah terlepas?
Dari segala sudut, ini benar-benar jalan kematian.
Ketiganya berjongkok di balik sofa, tubuh menggigil ketakutan. Meski situasinya tampak seperti situasi pasti mati, semut pun masih berjuang untuk hidup. Setelah sekian lama bertahan di apartemen, siapa yang tak bermimpi bisa keluar hidup-hidup?
Sejujurnya, Xiao Yezi mulai yakin Li Yin bukan hantu. Kalau dia hantu, bukankah lebih mudah langsung membunuh mereka berdua? Mengapa harus bermain sandiwara begitu lama?
“Baru saja, Cheng Hai... dan Jiang Shaobin juga sudah mati.” Lian seluruh tubuhnya gemetar, “Rambut-rambut itu melilit mereka, menyedot mereka ke dalam ruangan... Kita, apa yang harus kita lakukan?”
Namun Li Yin tengah merenung, mengapa tadi, rambut hantu itu berhenti?
Luo Xiu dan Luo Hai, saat ini kebetulan bersembunyi di ruangan sebelah.
“Tengkorak leluhur mulai bekerja,” ucap Luo Hai dengan noda darah di sudut bibirnya, “Tapi waktu yang bisa kita dapatkan tidak akan lama.”
“Sudah kukatakan, setidaknya kita harus mengambil kembali sedikit ‘bunga’,” wajah Luo Xiu penuh ekspresi kejam, istrinya Han Jin telah tewas. Saat menoleh ke belakang tadi, hanya sekejap, dia menghilang.
Istri, anak laki-laki, semuanya sudah tiada. Luo Xiu tahu, dirinya pun akan segera menyusul mereka.
Pisau belati yang tertancap di tengkorak hitam itu ternoda darah Luo Hai. Kini, rambut yang membanjiri tengkorak hitam semakin banyak, bagian dahi tengkorak itu mulai menunjukkan retakan.
Saat retakan muncul, Luo Hai langsung memuntahkan darah lagi!
“Sial, waktu... lebih singkat dari perkiraan... Tengkorak leluhur ditambah darahku, hanya bisa bertahan sampai ini saja?”
“Hai...” Luo Xiu menatap kakaknya, hatinya terasa berat. Nasib tragis keluarga Luo sudah ditakdirkan sejak awal, tak bisa diubah.
“Aku mungkin harus pergi lebih dulu,” Luo Hai mencengkeram sofa kulit dengan erat, berkata: “Mencoba melawan apartemen ini mungkin benar-benar seperti telur melawan batu. Tapi setidaknya aku sudah berusaha sekuat tenaga.”
Saat ini, Luo Hai benar-benar dalam keadaan meronta-ronta sekarat. Manusia mustahil bisa melawan apartemen. Baik pendekar tingkat mahir maupun dukun santet, di hadapan apartemen hanyalah penghuni biasa. Tak seorang pun bisa melanggar Aturan Tulisan Darah.
Tiba-tiba, Luo Hai kembali muntah darah dalam jumlah besar, wajahnya sudah pucat bagai mayat!
“Hai!” Luo Xiu mengguncang tubuhnya, berteriak: “Hai! Bangunlah!”
“Orang-orang keluarga kita, meski sudah mati pun tak bisa beristirahat dengan tenang, seperti para leluhur kita.” Luo Hai sadar ajalnya sudah dekat, “Sekeras apa pun kita membenci, semuanya sia-sia. Kita yang dikutuk ini tak punya pilihan. Hanya dengan membagi kutukan ke orang lain, keluarga kita bisa bertahan. Tapi sekarang... hanya tersisa kita...”
“Jangan lanjutkan, Hai...”
“Ingatkah? Saat kecil, di hadapan kakek, kita bertanya mengapa di bawah taman rumah kita terkubur begitu banyak Tulang Belulang. Kakek bilang, itu adalah takdir. Takdir keluarga Luo. Mereka tidur panjang di bawah tanah, tapi rohnya tetap tak tenang, terus menjadi bagian dari mantra kutukan, lalu menjelma menjadi nasib sial kita...”
“Kubilang, cukup!!”
"Aku selalu ingin berubah, bersamamu, bersumpah untuk berubah. Hanya karena leluhur keluarga kita yang gagal dalam misi darah kesepuluh apartemen dan mati, kutukan itu terus turun ke generasi penerus. Kami bahkan tidak bisa membalaskan dendam, hanya bisa menggunakan darah kami untuk ritual 'gu'. Sekarang, semuanya harus berakhir, baik kamu, aku... maupun takdir Keluarga Luo..."
Tengkorak hitam itu sudah dipenuhi retakan. Tulang belulang leluhur yang dikubur di taman Keluarga Luo selalu digunakan untuk ritual gu, lalu menjadi dasar ilmu gu bagi keturunan mereka.
Akhirnya, seluruh tengkorak hancur berkeping-keping. Upaya terakhir Luo Hai pun musnah sama sekali!
Saat ini, Luo Xiu hanya memeluk jenazah yang dingin.
Shi San, A Jin, sekarang bahkan Kakak Hai pun telah tiada. Luo Xiu menjadi orang terakhir Keluarga Luo. Dan dia adalah manusia terakhir dari kutukan ini.
Air mata tanpa suara mengalir, perlahan dia meletakkan jenazah kakaknya.
Wajah Luo Hai setelah kematiannya langsung menua rambut memutih, kantong mata muncul, kulit menjadi kasar. Terlalu banyak menanggung ilmu gu meski terlihat muda, nyawanya terkuras untuk melindungi adiknya Luo Xiu. Karena itulah dia tampak lebih muda dari Luo Xiu.
Di dimensi reruntuhan bawah tanah, Mizhen memegang Lentera Penuntun untuk penerangan. Sekelilingnya sunyi sepi saat dia mencari Mian Tian. Kini mereka sudah sangat dekat dengan reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda.
"Sekeliling sudah semakin terbuka, dan di depan mata muncul serangkaian anak tangga. Dia menuruni anak tangga tersebut, lalu melihat Mian Tian... serta Shen Yu."
"Mian Tian menoleh ke belakang memandang Mizhen, ekspresinya saat ini bisa dibilang sangat muram."
"Ini adalah ruang oval seluas lapangan olahraga. Di sekelilingnya terdapat jendela-jendela kecil. Melalui jendela itu terlihat puncak menara di tengah ruang bawah tanah yang luas, dengan jurang tak berujung di bawahnya. Di ujung menara, rantai besi panjang menghubungkannya ke bawah. Di rantai itu, tangan seorang pria tergantung tinggi. Seluruh tubuh pria itu hitam, tetapi wajahnya... ternyata persis Mian Tian!"
"Aku saat ini masih proyeksi pembelahan diri dari dimensi," Mian Tian memandang tubuhnya yang tergantung di bawah, "Kakak, aku heran kenapa tidak bisa kembali ke apartemen dengan pikiran. Tubuh asliku masih tertidur lelap."
"Sebenarnya saat instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, tubuh aslinya sempat masuk ke ruang dimensi lain. Tapi karena ruang itu hancur, akhirnya kembali ke reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda."
"Kakak..." Mian Tian berbisik, "Kau... pasti tahu kan? Kau dalam bahaya sekarang. Jika kau sampai juga..."
"Mizhen menggenggam Lentera Penuntun sambil menggeleng, "Tidak akan secepat itu. Aku akan kembali ke dunia nyata untuk melihat situasi. Li Yin seharusnya sudah kembali ke dunia nyata.""
"Setelah itu, sosok Mizhen menghilang."
Shen Yu melihat ke bawah jurang yang sangat dalam, lalu menatap Mitian dan berkata: "Bagaimanapun, kalian kakak-beradik ini benar-benar membuatku kagum."
Shen Yu mengatakan hal yang tulus. Dia sungguh-sungguh mengagumi kedua kakak-beradik ini. Menjalankan sampai misi darah kesepuluh, bahkan gagal namun masih bisa bertahan hidup sampai sekarang, mungkin dalam sejarah apartemen, contoh seperti ini sangat jarang.
"Untuk mencapai titik ini, Kakak sudah mengorbankan banyak hal. Lebih dari separuh misi darah yang kulakukan, bisa bertahan hidup karena bimbingan Kakak dalam menemukan jalan keluar." Mata Mitian dipenuhi kekaguman dan penghormatan pada kakaknya. Karena pengalaman hidupnya, dia selalu bersikap dingin dan muram, tidak dekat dengan siapapun, kecuali Mizhen.
Tiba-tiba, tubuh Mitian yang tergantung itu memutar wajahnya ke arah Shen Yu dan Mitian yang sedang mengintip dari jendela di puncak menara!
"Shen Yu," Mitian menarik Shen Yu ke belakangnya, "Kalau terjadi sesuatu, segera gunakan Lentera Penuntun untuk kabur! Berapa banyak sumber api yang kamu punya sekarang?"
"E... enam."
Mitian terus-menerus merasakan keanehan yang mengganggu.
Kenapa... tadi...
Di dalam apartemen. Saat ini, setelah tengkorak hitam retak, semakin banyak penghuni yang mati satu demi satu.
Li Yin menyadari mustahil untuk mencapai atap apartemen. Pada tahap ini, benar-benar tidak ada jalan keluar. Xiao Yezi dan Lian di sampingnya juga gemetaran ketakutan.
Tiba-tiba Li Yin berbalik, sambil mencabut pisau dari tubuhnya! Namun yang muncul adalah Lian Sheng dan Shui Tong.
Li Yin meletakkan pisau, sementara Lian Sheng yang melihat Li Yin membelalakkan matanya. Namun Xiao Yezi segera menjelaskan: "Dia pasti Li Yin yang asli. Kalian..."
Baru kemudian dia ingat, ini adalah lantai 29, lantai teratas apartemen, tempat Lian Sheng tinggal.
"Sekarang, kita semua paham situasinya," Li Yin menarik napas dalam, berkata: "Kita..."
Saat itu, teriakan melengking terdengar dari bawah!
Hati Lian Sheng seperti diremas. Setelah menempuh lima puluh tahun, akhir yang didapat tetap seperti ini? Apakah dia akhirnya tetap tidak bisa lolos dari kematian?
Tiba-tiba mereka melihat, di layar lift, angka dari '26' naik menjadi '27'! Dan terus meningkat!
Pada tahap ini, mustahil ada penghuni yang berani naik lift!
Semua langsung berlari panik menuju arah tangga!
Kali ini, benar-benar tidak bisa lolos dari bencana!
Saat itu, Mizhen kembali ke dunia nyata. Kini dia berada di daerah tak berpenghuni apartemen. Setelah memastikan lokasi, dia langsung berlari. Setelah tinggal bertahun-tahun, rute ini sangat dia hafal.
"Harus selamat, Li Yin... Kau harus bertahan sampai aku datang!"
## Jilid Ketiga Puluh (Jilid Akhir) Raja Iblis Bab Ketiga Belas Penghuni yang Meronta-Ronta Sekarat
Di berbagai lantai apartemen, teriakan, tangisan, dan ratapan telah mengubah tempat ini menjadi neraka di dunia.
"Cepat, lari!"
Di suatu lantai, tiga penghuni baru sedang berlari panik di koridor. Wajah mereka pucat pasi. Yang berada di posisi paling belakang adalah seorang gadis cantik berusia 16-17 tahun. Wajah cantiknya kini dipenuhi ketakutan dan basah oleh air mata. Baru saja ia menyaksikan langsung seorang penghuni yang dekat dengannya tiba-tiba terbelit rambut hitam tebal, lalu diseret ke dalam sebuah ruangan. Terdengar teriakan menyayat hati yang terus-menerus dari dalam!
Gadis ini bernama Tong Ying. Sebagai penghuni baru, usianya termasuk sangat muda. Namun tak ada yang memberikan perhatian khusus padanya karena hal itu. Demi menyelamatkan diri, setelah berpikir panjang ia memutuskan bergabung dengan Night Feather Alliance. Semula ia berharap bisa mengandalkan aliansi ini untuk keluar dari apartemen suatu hari nanti. Tapi kini, malah berakhir seperti ini!
Apakah hari ini benar-benar hari kematianku?
Tiba-tiba, karena berlari terlalu cepat, tubuhnya terjatuh keras hingga kakinya terkilir. Dua orang di depannya hanya menoleh sebentar sebelum melanjutkan larian, meninggalkannya begitu saja. Tong Ying menjerit ketakutan sambil meronta bangkit. Namun saat ia melihat ke bawah kakinya sendiri, terlihat sepasang telapak kaki pucat mengerikan sedang mendekatinya perlahan dari belakang!
Pemandangan ini membuat rohnya hampir tercerai-berai. Ia segera merangkak sambil berguling-guling mencoba kabur. Tapi bagaimana mungkin masih sempat?
Dua orang yang meninggalkan Tong Ying dan melarikan diri itu, setelah masuk ke tangga, bingung harus naik atau turun. Bagaimanapun, tak peduli ke mana mereka lari, mustahil keluar dari apartemen. Meski tak tahu berapa banyak yang sudah mati, diperkirakan waktu sebelum semua penghuni tewas mungkin tinggal sebentar lagi.
Salah satunya adalah pemuda berdahi lebar bernama Long Zhi, satunya lagi perempuan berambut panjang bernama Lin Qiuyan yang cantik namun sudah panik dan hanya bisa mengandalkan Long Zhi. Di apartemen, penghuni hidup dalam ketidakpastian. Di bawah tekanan berat, beberapa pasangan sering tinggal bersama untuk meredakan tekanan dan ketakutan. Fenomena ini sudah lama umum di sini. Selama sukarela, tak ada yang protes.
Lin Qiuyan dan Long Zhi sudah tidur bersama cukup lama sehingga ada sedikit ikatan emosional. Long Zhi tak akan mudah meninggalkannya kecuali terpaksa, meski tahu perempuan ini juga pernah bersama pria lain. Dia sendiri pun pernah beberapa kali melakukan one night stand dengan penghuni wanita. Di bawah teror mencekam, mereka saling memuaskan tanpa perlu tanggung jawab.
Kini Lin Qiuyan jelas hanya bisa mengandalkan dirinya. Setelah berpikir, Long Zhi berkata: "Begini, kita cari cara menemui Ke Yinye dan Ke Yinyu, atau Pu Liansheng... Mereka penghuni lama berpengalaman, pasti bisa membantu!"
Lin Qiuyan juga merasa ini ide yang bagus. Meskipun saat ini situasinya terlihat seperti situasi pasti mati, mereka benar-benar tidak rela pasrah menunggu kematian. Jika masih bisa meronta, tentu tidak akan menyerahkan diri pada kematian. Mendengar perkataan Long Zhi, Lin Qiuyan merasa masuk akal lalu mengikutinya berlari ke lantai atas.
Di lantai bawah, di sebuah ruangan, dua wanita sedang bersembunyi di bawah (tempat tidur). Salah satunya adalah adik perempuan Zhan Tianlin, Fu Jingting! Yang satunya lagi adalah wanita muda berambut panjang berkacamata bernama Hua Nana, salah satu penghuni apartemen dengan kesehatan mental yang cukup baik. Karena bertetangga, mereka memilih bersembunyi bersama.
Tangisan histeris dan jeritan putus asa di koridor luar membuat Fu Jingting gemetar ketakutan. Hua Nana menggenggam erat tangannya dan berbisik: "Jangan takut... Pasti ada cara. Jika ini misi darah, mungkin masih ada jalan keluar yang tersisa."
Hua Nana sebelum masuk apartemen adalah seorang selir yang dipelihara oleh pengusaha kaya. Namun ini bukan keinginannya sendiri, melainkan karena kemiskinan yang menyiksa. Setelah susah payah mendapat pekerjaan sebagai sekretaris Presiden Direktur Perusahaan, dia justru terus-menerus diperhatikan dadanya yang montok oleh sang bos, hingga akhirnya secara terang-terangan mengajukan niat untuk memeliharanya. Hua Nana tahu betapa sulitnya mencari pekerjaan. Naik ke posisi ini pun tak terhitung pengorbanannya. Keluarganya sendiri sangat miskin - jika kehilangan pekerjaan ini, tamatlah riwayatnya. Akhirnya terpaksa menerima. Realitas memang kejam, idealisme boleh saja tapi syarat utamanya harus bisa mengisi perut. Sang Presiden Direktur ini juga tokoh terpandang di industri. Jika sampai membuat marah si tua mesum ini, di masa depan dia takkan bisa mencari kerja lagi.
Tapi Hua Nana yang telah berkecimpung di dunia kerja bertahun-tahun memiliki kecerdikan tingkat tinggi. Saat ini dia hanya berpura-pura menyerah, sementara tunduk pada sang bos, sama sekali tidak rela seumur hidup menjadi selir. Namun dia tak pernah menyangka, karena suatu kecerobohan justru terjerumus ke dalam apartemen mengerikan ini. Kini dia hampir mencapai titik keputusasaan. Tapi dia tetap memaksakan semangat, berharap masih ada secercah kesempatan untuk melarikan diri dari neraka ini. Wanita yang rela menjadi selir orang kaya sambil menyimpan niat, bersabar menunggu kesempatan ini, tentu bukan tipe yang mudah menyerah.
Dan Fu Jingting tidak memiliki kesehatan mental sebaik itu. Baru setelah memasuki apartemen, dia mengetahui bahwa kakak laki-lakinya dulunya juga penghuni apartemen ini. Selama ini, demi mencegah kakaknya menggunakan racun untuk membunuh, dia terus menganalisis dan meneliti penawar racun buatannya. Bisa dikatakan, dirinya sendiri jelas merupakan apoteker jenius tingkat atas, bahkan lebih tepat disebut ahli kimia jenius. Jika mengejar gelar di jurusan sains, menjadi doktor pun pasti tidak masalah. Namun wanita jenius seperti ini justru sama sekali tidak bisa menggunakan kemampuannya di apartemen ini. Tidak heran, karena pengetahuan sains apa pun tidak berguna sedikit pun di apartemen ini.
Beruntung Hua Nana menemani di sampingnya, sehingga dia tidak sampai panik total. Saat ini di apartemen, Yin Ye, Yinyu, Kamya Sayoko, Pu Liansheng dan lainnya masih hidup. Jadi masih ada harapan. Bagaimanapun, selain hal lain, hanya Ke Yinye dan Ke Yinyu saja di masa lalu sudah menciptakan banyak mukjizat. Tapi apakah mantan Loushang Li Yin benar-benar sudah mati?
Saat itu, suasana di luar perlahan menjadi sunyi. Namun Fu Jingting masih menahan napas, Hua Nana di sampingnya juga detak jantungnya berdegup kencang. Berapa lama lagi apartemen akan mengunci penghuni kali ini? Apakah benar-benar semua penghuni harus dibunuh sampai tak tersisa? Setidaknya, bukankah para penghuni yang masuk setelah misi darah di gudang dirilis ini pantas mendapat sedikit kelonggaran?
Tapi realitas itu kejam. Bahkan mereka yang masuk apartemen setelah misi darah di gudang dirilis, tetap tidak bisa lolos dari kematian saat penyelesaian total misi darah tiba. Kecuali bisa menyelesaikan instruksi tulisan darah tingkat raja iblis dan keluar dari apartemen ini sebelum waktu itu. Tapi hanya dengan dua fragmen kontrak di tangan roh jahat gudang, hal ini saja sudah cukup untuk menciptakan keputusasaan.
"Hua... Kak Hua..." Fu Jingting yang wajahnya basah oleh air mata menggenggam erat tangan Hua Nana, bertanya dengan suara tersendat: "Ada... adakah cara? Kau punya cara untuk membawa kami kabur? Aku tak mau mati, sungguh tak mau! Sebelumnya aku sudah keracunan, susah payah bertahan hidup. Tapi entah kenapa tiba-tiba masuk ke apartemen ini..."
Hingga kini Fu Jingting masih tak mengerti, mengapa dia bisa masuk apartemen? Bukan hanya dia, Kiryuu Ren, Masaomi Kamya dan lainnya juga masuk dengan alasan yang sangat aneh. Mengapa mereka pun ikut ditarik masuk?
Misteri ini tak ada yang bisa menjawabnya. Mungkin takdir kejam ini memang tak punya penjelasan.
Hua Nana mendengar ratapan Fu Jingting, hatinya ikut tersiksa. Dia juga tak mau mati. Tapi dalam kondisi seperti ini, bagaimana mungkin dia bisa memilih?
Tiba-tiba dua tangan pucat tanpa darah muncul dari belakang kepalanya, lalu mencekik leher putih mulus seperti ukiran giok itu dengan erat...
"Jie Hua..." Tiba-tiba, Fu Jingting merasakan genggaman Hua Nana melemah. Ia buru-buru menoleh dan melihat sisi sebelahnya kini kosong melompong!
Dia segera merangkak keluar dari bawah tempat tidur, matanya menyapu ruangan, namun tak ada jejak Hua Nana di mana pun!
Di sisi lain... di Lantai Tujuh Belas.
Seorang pria bertubuh berlumuran darah mencengkeram pisau berjalan tertatih-tatih di koridor. Tubuhnya penuh luka tebasan, untungnya tidak terlalu dalam. Penghuni yang sudah kehilangan akal saling menebas tanpa henti, bahkan ada yang sampai memperkosa perempuan di tempat terbuka. Pria bernama Han Guannan ini terpaksa membunuh untuk membela diri. Dua nyawa telah direnggut tangannya.
Di sampingnya berdiri perempuan berambut kusut dan baju compang-camping. Wajahnya yang elok kini memerah oleh tangis, tubuhnya mengucur darah di beberapa bagian. Saat itu enam pria menerkam, menjatuhkannya ke lantai untuk diperkosa bergiliran. Para saksi hanya berdiri menonton atau sibuk saling bunuh. Jin Xiyan - perempuan ini lebih memilih mati daripada dinodai. Namun bagaimana melawan enam pria? Ketika salah satu mereka mulai membuka celana, Han Guannan muncul menyelamatkannya.
Namun, karena alasan ini, dia terlibat konflik dengan enam pria itu. Pada akhirnya, dalam proses saling menebas, dia berhasil membunuh satu orang, tapi dirinya sendiri juga terkena luka pisau. Namun tampaknya dia memiliki dasar ilmu bela diri, sehingga berhasil membawa Jin Xiyan melarikan diri. Beberapa orang yang tersisa awalnya ingin mengejar, tapi setelah mendengar teriakan-teriakan mengerikan yang terus bergema di belakang, mereka akhirnya menyadari apa yang terjadi.
Jin Xiyan merobek secarik kain dari bajunya yang sudah compang-camping, menekannya pada luka di kaki Han Guan'nan. Baik dia maupun Han Guan'nan adalah penghuni lantai tiga, tetangga sebelah selama ini. Hubungan mereka hanyalah saling mendukung dan mengawasi sesama penghuni. Namun ironisnya, salah satu dari enam pria yang hendak memperkosa bergiliran itu ternyata adalah pacarnya sendiri! Pria yang selalu mengaku mencintainya itu justru bersekongkol dengan pria lain untuk memperkosanya! Saat itu, dengan wajah penuh kekejaman dia berkata: "Ini semua salahmu! Kalau bukan karena kencan denganmu ke tempat terpencil, bagaimana mungkin kita masuk ke apartemen ini? Setelah pacaran sekian lama, kau tak pernah mau ku sentuh! Sekarang kita sudah pasti mati, lebih baik aku ngewe kau dulu!"
"Maafkan aku... Tuan Han, apakah tidak apa-apa?" Jin Xiyan menangis melihat kain yang segera basah oleh darah lagi, bertanya: "Aku... Aku... Harus bagaimana? Harus bagaimana ini?"
Jin Xiyan hanyalah seorang karyawan kantoran biasa. Karena kencan dengan pacarnya, dia tidak sengaja memasuki apartemen itu. Saat ini, ketakutan telah membuatnya kehilangan akal sehat. Bahkan pacarnya sendiri telah mengkhianatinya, lalu apa lagi yang bisa dia lakukan?
“Mobil...Mobil sampai di gunung pasti ada jalan,” Han Guannan juga menekan area luka yang berdarah, berkata: “Sudahlah, pasti ada caranya. Ke Yinye dan mereka masih hidup. Langit runtuh pun, ada yang tinggi membantu menopang. Mereka pasti bisa menemukan jalan keluar.”
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Keduanya menoleh ke belakang dan melihat sepasang pria-wanita berlari mendekat. Mereka tak lain adalah Long Zhi dan Lin Qiuyan!
“Barusan kau sebut nama Ke Yinye?” Long Zhi terkejut sekaligus gembira, segera berlari mendekat bertanya: “Kau melihatnya? Di mana dia? Sudah kubilang Ke Yinye pasti tidak akan mati begitu saja! Pasti dia sudah menemukan cara, kan?”
“Tidak...” Han Guannan menggelengkan kepala, “Aku tidak bertemu dengannya, tapi kurasa dia masih hidup.”
“Kamu...Omong kosong! Sialan, apa kita harus naik lagi?”
Saat hendak pergi, Jin Xiyan segera menarik baju Long Zhi, berkata: “Bisa kalian bantu saya? Tuan Han terluka. Meski lukanya tidak terlalu dalam, darahnya tidak berhenti! Tolong bantu!”
“Bodoh sekali! Cepat bersihkan lukanya dan balut!” Lin Qiuyan melirik sekilas ke arah Han Guannan lalu berkata: “Di ruangan seharusnya ada obat-obatan medis? Kalau tidak ada, tulis note tempel! Bisa diambil!”
“Ngapain banyak bicara dengan mereka?” Long Zhi malah tampak tak sabar, “Jangan buang waktu, cari Ke Yinye! Sudah cukup banyak yang mati di apartemen ini! Tambah satu lagi tidak masalah!”
Jin Xiyan baru teringat bisa menggunakan note tempel untuk mengeluarkan obat-obatan. Karena hampir menjadi korban pemerkosaan bergiliran ditambah trauma hebat ini, pikirannya sempat kacau sehingga melupakan hal sederhana ini! Ia segera membantu Han Guannan berdiri. Kakinya yang terluka membuatnya sulit berjalan. Tapi mereka harus menabrak pintu kamar untuk mengambilnya, kebanyakan pintu ruangan di sini terkunci!
"Tolong... bantu kami membuka pintu!" Jin Xiyan merengek: "Dia terluka karena menyelamatkanku, kumohon, tolong bantu kami..."
Long Zhi tak berniat membantu, tapi Lin Qiuyang yang lebih berhati lembut melihat beberapa luka pisau di tubuh Han Guannan. Ia mengatupkan bibirnya: "Baiklah! Long Zhi, mari bantu mereka. Keberadaan dua orang tambahan bisa saling mendukung! Saat ini banyak penghuni apartemen yang saling menyerang, kau tahu..."
Long Zhi berpikir sejenak, merasa ada benarnya juga. Dirinya sama sekali tidak punya kemampuan bertarung. Meski pria ini terluka, selama masih hidup mungkin punya sedikit keahlian.
Meski takut, karena lari ke mana pun tetap akan mati, akhirnya lebih baik berkumpul dengan kedua orang ini. Semakin banyak orang, bisa sedikit menambah keberanian.
Secara objektif, penghuni baru yang masih awam belum benar-benar memahami konsep "misi darah di gudang". Jika dikatakan Li Yin telah mati, maka Yin Ye secara otomatis dianggap sebagai penyelamat utama dalam pandangan mereka. Manusia dalam keadaan putus asa cenderung membabi buta mengikuti figur tertentu untuk mengalihkan ketakutan dan kecemasan diri. Sejarah membuktikan pemberontakan petani seperti Chen Sheng-Wu Guang atau Zhang Jiao dari Pemberontakan Sorban Kuning selalu mengatasnamakan dewa. Begitu pula alasan Xu Tao berhasil menipu banyak orang dengan Sekte Matahari Suci - semua mengandung unsur psikologis ini. Manusia hanya mau mempercayai apa yang ingin mereka percayai.
## JILID XXX (VOLUME AKHIR) RAJA IBLIS BAB XIV KEGELAPAN MUTLAK
Yin Ye yang dianggap penyelamat oleh penghuni seperti Long Zhi dan Han Guannan sebenarnya sedang bertarung nyawa. Jika bukan karena pengorbanan nyawa Luo Hai, dia pun tidak mungkin bisa bertahan hidup sampai saat ini.
Tiba-tiba tiga orang muncul di sampingnya. Yin Ye yang kini dianggap sebagai penyelamat terakhir dikerubungi segelintir orang yang masih berharap. Mereka memohon petunjuk untuk keluar dari labirin misterius ini, mengharapkan setitik harapan hidup. Tanpa itu, sungguh tak ada lagi kesempatan untuk bertahan.
Sekarang, mereka berada di ruangan Yin Ye di lantai empat belas. Yin Ye adalah pria yang anggun dengan setelan jas rapi dan kacamata. Meski dalam situasi seperti ini, cara bicaranya tetap elegan dan memancarkan aura pemimpin yang kuat. Dua orang lainnya adalah pria dengan bekas luka pisau di wajah bernama Xia Yuhao yang ternyata mengenal Han Junshen, serta seorang gadis cantik berusia sekitar 16 tahun bernama Zhang Yixia yang masih berseragam SMA putih.
Han Junshen adalah pria dengan pemikiran jernih dan refleks cepat. Bahkan dalam situasi kritis, ia tetap tenang. Xia Yuhao, pria yang selalu patuh padanya. Yin Ye tidak tahu bahwa identitas Han sebenarnya adalah wakil pemimpin organisasi kriminal terbesar di Kota K - "An Yue Bang". Pria ini tegas dalam mengambil keputusan, sangat terorganisir, dan memiliki kemampuan manajemen yang kuat sehingga sangat dihargai anggota geng. Xia Yuhao adalah salah satu tangan kanannya yang paling dipercaya. Dalam dunia kriminal, mereka yang bisa mengembangkan organisasi hingga skala tertentu pasti bukan orang bodoh. Secara permukaan, Han memiliki identitas legal sebagai pengusaha yang mengelola perusahaan untuk menutupi operasi penyelundupan gengnya. Ia selalu berusaha menghubungkan anggota geng dengan orang-orang berpengaruh untuk memuluskan proses legalisasi di masa depan. Sayangnya, meski memiliki visi jauh ke depan, ketua An Yue Bang mencurigai ambisinya merebut kekuasaan dan memutuskan untuk membunuhnya. Dalam upaya pembunuhan yang direncanakan matang, Han lolos namun terdampar di apartemen ini. Meski selamat, ia justru terjerumus dalam situasi lebih mengerikan. Bekas luka pisau di wajah Xia Yuhao adalah hasil upaya menyelamatkannya. Orang seperti mereka biasanya tidak terlibat langsung dalam urusan kekerasan tingkat bawah.
Han Junshen adalah sosok yang selalu menyembunyikan diri, tidak pernah menampilkan diri secara mencolok, dan aktif merangkul penghuni dengan taktik yang sangat lihai. Dia sendiri sangat berpendidikan, alasan dia memilih jalan ini juga karena ambisinya yang terlalu besar. Xia Yuhao bisa dibilang sangat setia padanya, bahkan jika diperintahkan Han Junshen untuk menahan peluru, dia tidak akan ragu. Kemampuannya membina anak buah yang begitu loyal menunjukkan kehebatannya. Kini, dia segera menemui Yin Ye karena menyadari dalam situasi saat ini, hanya dengan bersekutu dengan Yin Ye lah ada sedikit harapan hidup. Sebagai anggota preman yang telah mengalami berbagai pertumpahan darah berdarah, sejak memilih jalan ini dia tahu harus selalu bersiap menghadapi kematian. Di dunia geng kriminal yang penuh tipu muslihat, tidak pernah kekurangan orang-orang nekat.
Han Junshen menyesuaikan kacamatanya, memberi kode pada Xia Yuhao yang kemudian pergi berjaga di luar. Kemudian, Han Junshen duduk menghadap Yin Ye yang masih waspada, berkata: "Tn. Ke, tidak perlu khawatir. Saya tidak akan membahayakan Anda dan Nyonya Ke. Situasi saat ini sangat genting, kita semua paham. Saya newbie yang belum pernah menjalani misi darah, membutuhkan bantuan Tuan Ke. Terus terang saja, apakah sesi kali ini bisa dipecahkan?"
"Sampai di sini..." Han Junshen juga mulai tegang. Sejak memasuki apartemen, dia bertekad untuk bertahan hidup dengan segala cara. Namun situasi sekarang sama sekali di luar perkiraannya. Dalam kondisi seperti ini, dia benar-benar tidak punya cara, tapi curiga Yinye mungkin masih menyimpan rahasia yang bisa menyelamatkan mereka.
"Saat ini..." Yin Ye mengerti harapan Han Junshen, tapi dalam situasi ini dia benar-benar tidak punya solusi! Dia sudah mempertimbangkan kemungkinan jalan keluar, tapi setelah berpikir lama tetap tidak menemukan petunjuk!
"Banyak penghuni mencoba memilih instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, tapi baru bisa keluar di hari terakhir tahun ini, 31 Desember." Yin Ye merenung sejenak, "Jika harus mencari cara... tadi rambut hantu hampir membunuh kami, tapi tiba-tiba berhenti dan menyusut. Mungkin ada misteri di balik ini!"
"Misteri?" Sorot mata Han Junshen berkilat. Setelah diam sejenak, sambil mengusap cincin tembaga kuno di jarinya, dia berseru: "Luo Xiu!"
"Kau... maksudmu Luo Xiu?"
"Benar." Jari Han Junshen terus mengusap cincinnya, kebiasaan saat berpikir, "Tn. Ke, meski dia bilang sudah tidak punya kemampuan melepaskan gu, siapa tahu itu dusta? Bisa jadi itu trik agar dia tidak jadi sasaran empuk semua orang!"
Han Junshen meski tidak punya keyakinan penuh, tapi dia yakin, di antara penghuni apartemen, jika ada yang bisa melakukan ini, mungkin hanya Luo Xiu... atau kakaknya yang misterius, Luo Hai!
Saat itu, gadis berbaju putih Zhang Yixia di samping juga menunjukkan wajah berseri. Bagaimanapun, jika bisa bertahan hidup, siapa yang ingin mati? Saat ini dia juga merasa perkataan Han Junshen sangat masuk akal.
Sementara itu, Xia Yuhao berdiri di depan pintu. Dia bisa disebut tangan kanan absolut Han Junshen di dalam geng. Dia melihat bakat Han Junshen yang pasti bisa mengembangkan geng ke level lebih tinggi. Banyak rencana Han Junshen dilaksanakan olehnya, yang perlahan telah mengambil alih kekuasaan ketua geng termasuk ancaman, pembunuhan diam-diam, dan bujukan. Tapi akhirnya mereka meremehkan kecepatan tindakan ketua geng. Meski terjebak di apartemen ini, pepatah mengatakan 'prajurit mati untuk yang mengerti dirinya'. Sebagai tokoh geng kriminal, Han Junshen memang kebengalan hati, tapi itu untuk musuh. Untuk anak buahnya, dia selalu peduli dan tidak akan sembarangan membuang mereka. Dia memberikan promosi berdasarkan bakat tanpa memandang latar belakang. Xia Yuhao tidak akan bisa bertahan hidup sampai hari ini tanpa Han Junshen. Menurutnya, dalam dunia hitam, kesetiaan adalah nomor satu. Karena bos sangat menghargainya, dia harus berjuang mati-matian.
Saat ini, melalui lubang intip, dia mengamati koridor di luar. Sesekali beberapa penghuni berlarian, tapi sejauh ini belum ada keanehan.
Tapi Xia Yuhao tetap tidak berani lengah sedikit pun. Di apartemen ini, jauh lebih berbahaya dibandingkan di dalam geng. Saat ini dia juga sangat tegang, sesekali melihat ke lubang intip, lalu memperhatikan sekeliling.
Tiba-tiba Han Junshen mendorong pintu masuk ke ruang tamu luar, berkata padanya: "Yuhao, kami sudah menghubungi Luo Xiu via ponsel. Katanya akan bertemu kita di lantai 16, kita harus segera berangkat."
"Siap, Tuan Han!" jawab Xia Yuhao dengan penuh hormat, lalu mengikuti di belakang Han Junshen.
Zhang Yixia yang ikut keluar bersama rombongan, sesekali melirik ke jendela. Saat ini deretan jendela lantai terbuka, angin bertiup masuk menerpa tirai.
Andai bukan karena kutukan bayangan... mungkin masih ada cara untuk jendela ini...
Tapi Zhang Yixia menggelengkan kepala. Terlalu banyak film yang dia tonton, setinggi ini bagaimanapun terlalu berbahaya. Bahkan Shangguan Mian pun kecil kemungkinan selamat jika terjun dari ketinggian ini.
Mereka segera bergegas menuju pintu masuk. Namun Yin Ye yang memutar gagang pintu mendapati pintu terkunci! Wajahnya langsung berubah pucat!
Yin Ye merasakan bulu kuduknya berdiri. Dia merasakan aura berbahaya menyebar di ruangan.
"Cepat, tabrak pintunya!"
Yin Ye mulai menyadari: hantu itu pasti sudah masuk ke ruangan ini! Tapi dia tidak tahu persis di mana posisinya sekarang.
Setiap orang berulang kali menabrak Pintu masuk, Han Junshen dan Xia Yuhao juga menggunakan tenaga sekuat mungkin, namun tidak ada gunanya sama sekali.
Han Junshen akhirnya mengatupkan gigi dan berkata: "Minggir!"
Kemudian, ia merogoh saku dalam jasnya dan mengeluarkan sebuah pistol!
Senjata api ini diperoleh dari penyelundupan senjata ilegal Dark Moon Society. Han Junshen membuka pengaman pistol dengan kasar, mengabaikan tatapan heran orang sekitar, lalu menembak.
Dentuman tembakan mengenai kunci, lalu ia menendang pintu dengan keras - tapi pintu tetap tidak terbuka!
Yin Ye terus memindai ruangan. Sejak tadi ia merasakan sesuatu: ada bagian ruangan ini yang telah diserbu oleh hantu itu. Tapi sekarang, tak ada satupun area yang terlihat mencurigakan!
Di mana... di mana?
Yin Ye terus mencengkeram rambutnya, ia hampir mengalami breakdown!
Sementara itu, Long Zhi dkk menerobos masuk ke sebuah ruangan. Jin Xiyan segera merobek note tempel dari meja, menuliskan daftar obat-obatan yang dibutuhkan, lalu menempelkannya di lemari. Saat lemari dibuka, semua obat muncul. Ia mulai merawat luka Han GuanNan sambil Long Zhi berkata tak sabar: "Cepat! Kita semua sekarang..."
Mereka melihat sepasang kaki tergeletak di dapur. Long Zhi segera mendekat, dan melihat seorang penghuni yang ditusuk pisau di tubuhnya, terkapar di lantai sudah tak bernyawa. Diduga bunuh diri, tapi mungkin juga hasil "pembunuhan" orang lain.
"Lelaki, Amitabha Buddha, cepatlah bereinkarnasi. Kematianmu tak ada hubungannya dengan kami." Long Zhi keluar dari dapur, menutup pintu, lalu kembali.
"Menurutmu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Lin Qiuyan hampir menangis: "Setiap kali menelepon Yin Ye dan Yinyu, selalu sibuk! Sepertinya banyak orang yang terus menghubungi mereka! Bagaimana kita bisa bertahan begini?"
Han Guannan menyeringai pahit: "Setidaknya ini membuktikan masih banyak penghuni yang hidup. Sekarang penghuni apartemen mungkin sekitar lima puluh orang?"
"Tak jelas, tak ada yang menghitung," Jin Xiyan mulai membalut luka Han Guannan dengan sabar, sambil terus melirik ke belakang: "Belakangan ini tak banyak yang berani tinggal di apartemen. Berapa penghuni baru yang datang, siapa yang tahu."
Long Zhi kembali mendekati pintu, mengintip lewat lubang intip dengan gelisah. Apartemen ini punya 29 lantai. Siapa yang tahu di mana Yin Ye dan Yinyu sekarang? Mencari dari ruangan ke ruangan, sampai kapan? Kalau mereka masih hidup sampai sekarang, itu murni keberuntungan.
Lin Qiuyan mendekat dan menepuk bahunya: "Tadi yang tergeletak di dapur... itu penghuni yang mati?"
"Mm." Long Zhi mengangguk, "Sepertinya..."
Namun baru saja mengatakan itu, wajahnya tiba-tiba berubah.
Tunggu...
Orang yang baru saja mati itu, kenapa Longzhi sama sekali tidak ingat wajahnya?
Dia segera berlari ke pintu dapur, membuka pintu dapur dengan kasar, namun menemukan tidak ada jenazah di lantai! Dengan wajah menakutkan, dia berjalan mendekati lantai itu, berjongkok, memeriksa dari segala sudut, tiba-tiba tersadar. Saat hendak berlari keluar, pintu lemari es di samping tiba-tiba terbuka, sebuah tangan menyembul keluar, menangkap lengan Longzhi, menarik seluruh tubuhnya masuk ke dalam lemari es!
Lin Qiuyan yang melihatnya masuk lagi, tak mengerti apa yang terjadi, buru-buru masuk ke dapur. Ternyata Longzhi sama sekali tidak ada! Dia segera mencari ke seluruh dapur, tapi tak ada tempat untuk bersembunyi. Tiba-tiba matanya menangkap noda darah merembes dari bawah lemari es. Mendekat, dia membuka lemari es itu dan melihat darah mengalir dari bagian freezer. Saat membuka rak freezer paling bawah, terlihatlah gumpalan daging hancur dan genangan darah segar!
Seluruh tubuh Longzhi ternyata dipaksa masuk ke dalam empat rak freezer di bawah lemari es!
Kengerian kematian yang mengerikan ini membuat Lin Qiuyan pucat pasi. Dia mundur terhuyung, tapi menginjak darah di lantai hingga tergelincir. Saat berusaha bangun, lemari es itu tiba-tiba roboh ke arahnya! Sebuah rak freezer terlempar keluar, dan kepala Longzhi berhamburan menghantam dadanya!
Dengan teriakan mengerikan, dia terjepit di bawah lemari es! Darah segar terus mengalir dari bawahnya!
Begitu mendengar jeritan itu, Jin Xiyan langsung ketakutan sampai rohnya hampir tercerai-berai. Dia segera menarik Han Guannan, lalu mereka berdua berlari ke pintu dan kabur keluar!
Tapi...mungkinkah mereka bisa benar-benar melarikan diri?
Di kamar Yin Ye, mereka masih belum bisa membuka pintu masuk. Yin Ye dan Yinyu sama-sama merasakan aura seram yang menyelimuti seluruh ruangan.
Yinyu merasa suhu ruangan turun drastis. Bulu kuduknya meremang. Sejak misi darah enam kepala dulu, dia lebih sering tinggal di rumah Yin Ye. Hubungan mereka sudah seperti suami-istri. Tapi kamar yang biasa dia kenal ini sekarang dipenuhi hawa dingin yang menusuk tulang!
"Telepon Luo Xiu!" Han Junshen berusaha tetap tenang. "Dia mungkin punya cara!"
Di situasi kacau begini masih bisa berpikir jernih, Yin Ye sampai kagum pada Han Junshen. Dia segera mengeluarkan ponsel dan menelepon Luo Xiu.
Luo Xiu yang sedang menunggu di lantai 16 langsung mendapat kabar tentang situasi ini lewat telepon.
"Apa ada cara?" Suara Yin Ye terdengar memelas. "Tuan Luo, tolong selamatkan kami..."
“Cukup.” Luo Xiu saat ini juga sudah mengerti situasinya, “Ucapan terima kasih tidak perlu, aku bukan melakukannya untukmu, tapi untuk keluarga Luo. Kalian tunggu di sini, aku akan turun sekarang!”
Setelah menutup telepon, Yin Ye baru sedikit lega. Namun tiba-tiba Yinyu menarik tangannya dengan pandangan penuh kengerian, menatap ke arah... deretan jendela lantai di depan mereka!
Akhir tahun lalu, Yin Ye mengganti tirai jendela lantai dengan tirai bergambar gadis klasik yang dibelinya di luar (lihat Jilid 6 Bab 1). Kini mereka baru menyadari, gambar para gadis yang sebelumnya rapat-rapat di tirai itu, telah berubah menjadi sekumpulan hantu perempuan berambut kusut dengan wajah yang terdistorsi dan identik!
## Jilid Ketiga Puluh (Volume Akhir) Raja Iblis Bab Kelima Belas Kedatangan Mizhen
Saat ini, Li Yin bersama Xiao Yezi, Kiryuu Ren, Pu Liansheng dan Mo Shuitong berada di sebuah ruangan di lantai 19.
Dalam sunyi seperti kuburan, Liansheng tiba-tiba berbicara.
“Aku punya sebuah cara... mungkin kita bisa mencobanya.”
Tiba-tiba Pu Liansheng membuka mulut. Begitu dia berbicara, semua mata langsung tertuju padanya. Sebelum Li Yin dan Xiao Yezi sempat menyela, Liansheng segera melanjutkan pendapatnya: “Bisakah... kita mengorbankan misi darah untuk membatalkan misi darah di gudang?”
“Ini……” Otak Xiao Yezi berpikir cepat, berkata: “Misi darah ini terlalu spesial, tidak tahu apakah bisa menggunakan contoh ini? Lagipula, kalau dihitung, seperti situasi Li Yin, misi darah mana yang sedang dia jalankan? Dan, yang memenuhi syarat ini di apartemen, hanya ada empat orang: Li Yin, Tuan Pu, Ke Yinye, dan Ke Yinyu. Sedangkan aku, baru menjalankan lima kali misi darah saja.”
Lalu, muncul pertanyaannya.
Sekalipun cara ini efektif, siapa yang akan menyelamatkan siapa? Ke Yinye dan Ke Yinyu pasti akan memilih menyelamatkan satu sama lain, mustahil mengandalkan mereka. Bagi orang-orang yang hadir, alasan apa yang bisa digunakan untuk membujuk Li Yin dan Lian Sheng menyelamatkan mereka? Tidak, pertama-tama, apakah ini benar-benar bisa dilakukan, itu juga masih menjadi pertanyaan.
Xiao Yezi menatap Lian di belakangnya. Terhadap adik ini, Xiao Yezi menyayanginya dengan tulus. Bahkan jika nyawanya sendiri terancam, dia akan mempertimbangkan keselamatan Lian terlebih dahulu. Selain itu, nasib anggota keluarga Kiryuu lainnya sama sekali tidak dia pedulikan. Misalnya kematian Ayumu Kiryuu sebenarnya juga akibat terseret olehnya, tapi karena kebencian sejak kecil terhadap keluarga Kiryuu, Xiao Yezi hanya menghela napas atas kematiannya, tanpa merasa sedih.
"Li Yin dan Lian Sheng, kalian berdua bisa menyelamatkan orang lain, tapi prioritas utama pasti keselamatan diri sendiri. Jika hanya ada kalian berdua, pasti mudah mencapai kesepakatan untuk saling menyelamatkan. Tapi Xiao Yezi dan Lian? Alasan apa yang membuat mereka mau menyelamatkan? Xiao Yezi juga tidak memiliki kekuatan tempur menakutkan seperti Shangguan Mian untuk memaksa orang, apalagi statusnya sebagai perempuan. Meski dia termasuk ahli strategi di apartemen, kelebihan ini sama sekali tak berarti di momen hidup-mati seperti ini."
"Cara ini tidak mungkin dilakukan." Li Yin akhirnya menggelengkan kepala, "Sama sekali tidak masuk akal. Setelah kupikirkan matang, meski bisa membatalkan misi darah, ini tidak ada artinya. Banyak penghuni yang masuk apartemen setelah misi darah di gudang dirilis, tapi sekarang mereka tetap akan mati. Lagipula menghapus misi darah hanya membuat kita kembali ke apartemen, sedangkan kita sekarang sudah ada di dalamnya. Ini tidak mengubah apapun."
Xiao Yezi dan Lian Sheng baru tersadar seperti terbangun dari mimpi.
"Kau sudah mempertimbangkan ini sejak lama?" Lian Sheng segera bertanya.
"Hm. Benar."
Sebenarnya yang disebut pembatalan misi darah hanya memindahkan penghuni dari zona bahaya. Jika tetap di tempat, mereka tetap akan mati. Ini bukan metode penyelamatan tuntas, tapi harganya sangat mahal. Semua ini dibangun di atas kepastian apartemen sebagai tempat perlindungan terakhir. Tapi sekarang apartemen ini bukan lagi tempat perlindungan.
Lian, selalu berada di belakang punggung Xiao Yezi. Saat itu, dia pernah berharap ayah membawanya pergi. Sejak ibu meninggal, dia tidak punya kesan baik pada keluarga Kiryuu. Tapi akhirnya dia tetap ditinggalkan. Sorot mata ayah dan pandangan penuh kebencian kakak pada keluarga Kiryuu tak pernah bisa dilupakannya... Tapi selama bertahun-tahun, Lian tetap mencintai Xiao Yezi. Rindu pada Xiao Yezi dan ayah tak pernah pudar. Tapi sekarang... Masih adakah hari esok bagi mereka berdua?
Saat itu, Xiao Yezi menggenggam erat tangan Lian. Hatinya dipenuhi penyesalan. Seandainya tahu segalanya akan berujung seperti ini, dulu dia tak akan pernah menyetujui rencana ayah menitipkan Lian di keluarga Kiryuu demi balas dendam. Andai waktu bisa diputar, dia lebih memilih mengabaikan dendam, melepaskan segalanya, dan membawa Lian pergi dari keluarga penuh skenario dan perseteruan tanpa cahaya itu. Dengan begitu, masa kecil Lian tak akan ternodai bayang-bayang kelam.
Untuk pertama kalinya dia menyesali egoismenya yang dalam. Direnungkan kembali, masa indah bersama Lian hanya tersisa sebelum kematian ibu Ayako. Setelah itu, hampir tak ada kenangan berarti. Dia terlalu fokus pada balas dendam untuk ibu, sampai melupakan perasaan Lian. Kini ketika nyawa mereka hampir sampai di ujung, apa lagi yang bisa dia kembalikan untuk Lian?
"Pada saat itu, tubuh Lian tiba-tiba gemetar hebat. Matanya menatap dinding di belakang Xiao Yezi! Segera semua pandangan tertuju ke sana. Dinding itu perlahan mulai menunjukkan lubang hitam yang semakin membesar. Karena lubang hitam itu seolah menelan bahkan cahaya, mustahil melihat apa yang ada di dalamnya. Kegelapan mutlak."
Semua orang serentak berdiri dan bergegas ke pintu. Xiao Yezi berkata: "Kita kabur terpisah! Aku akan bawa Lian!"
Sekarang, satu-satunya harapan mungkin dengan berpencar.
Xiao Yezi telah bulat tekadnya. Jika ini saat terakhir nyawa mereka bersaudari, ia akan melindungi Lian sekuat tenaga! Demi adiknya ini! Ia rela mengorbankan segalanya!
Setelah menerobos pintu masuk, Xiao Yezi segera menarik Lian ke tangga. Mengatupkan gigi, ia menarik adiknya turun tangga. Meski situasi tampak putus asa, Xiao Yezi nekat memperjuangkan sedikit harapan hidup.
Di sudut tangga, mereka melihat sepasang pria-wanita. Pria itu terus mengucurkan darah dari dadanya, sementara wanita itu menggenggamnya sambil berlumuran air mata. Melihat Xiao Yezi dan Lian, wanita itu berseru gembira - ia mantan anggota Aliansi Kamya!
"Cepat... tolong kami! Suamiku terluka parah, Nyonya Kamya. Kami dulu banyak berjasa untuk Aliansi Kamya, kumohon..."
"Perempuan ini bernama Tang Lanyue, sedangkan pria yang terluka adalah suaminya Zhou Ru. Xiao Yezi sama sekali tidak ragu, langsung menarik Lian untuk lari ke bawah. Dalam situasi sekarang, dia bahkan belum tentu bisa melindungi Lian, apalagi menyelamatkan dua orang ini?"
"Kakak..." Lian segera menunjukkan ekspresi tidak tega, "Kita..."
"Jangan bicara." Xiao Yezi terus menuruni tangga, "Selama kakak masih bernapas, tidak akan ada satu helai rambutpun yang menyentuhmu!"
Terus turun, mereka melihat seorang pria terhuyung-huyung keluar, hampir menabrak. Pria itu juga berlumuran darah, membawa pisau. Melihat Xiao Yezi dan Lian, tanpa basa-basi dia mengayunkan pisaunya ke arah Xiao Yezi!
Xiao Yezi pernah belajar karate. Pria yang sudah terluka itu beberapa kali menyerang tapi selalu dihindarinya dengan lincah. Tendangan menyapu menjatuhkan pria itu. Namun pria itu masih berusaha bangun, Xiao Yezi cepat-cepat mengeluarkan pisau belati dari saku dan menyayat lehernya dengan garang!
Dari mana ada waktu untuk berlama-lama? Ini pertama kalinya dia membunuh, tapi tanpa keraguan sedikitpun. Darah menciprati wajahnya, matanya memancarkan cahaya dingin yang mengerikan.
"Lian, ayo pergi!"
Lalu dia segera menarik Lian dan turun ke bawah, kemudian masuk ke lantai sepuluh. Bagaimanapun, area bawah adalah pusat kekacauan penghuni, banyak orang yang berkumpul, kemungkinan adanya hantu juga tinggi. Dia menarik Lian masuk ke lantai sepuluh, kebetulan menemukan sebuah ruangan yang pintunya terbuka, lalu langsung menerobos masuk dan menutup pintu. Setelah mengamati sejenak, tampaknya tidak ada orang di dalam.
Dia menarik napas dalam-dalam, seluruh tubuhnya lunglai.
"Lian..." Sekuat apapun dirinya saat ini, rasanya ingin breakdown. Dengan kasar menarik adiknya, memeluknya erat sambil berkata: "Maafkan Ibu... sungguh maaf... selama ini, seharusnya Ibu tidak meninggalkanmu."
"Tidak... Kakak, aku mengerti," wajah Lian sudah basah oleh air mata, "Betapa pentingnya Mama bagimu, aku sangat paham. Jadi saat kau menyuruhku menyelidiki keluarga Kiryuu, menyuruhku menjadi detektif, semua kulakukan. Aku selalu ingin hidup bersama Kakak, juga bersama Ayah... Aku tahu Kakak sangat membenci Ayah, tapi dia tetaplah Ayah kita..."
Lian juga sadar, sampai tahap ini, harapan untuk bertahan hidup hanyalah ilusi. Dia memeluk Xiao Yezi erat-erat, hanya berharap di saat terakhir ini bisa mati bersama kakaknya.
Saat itu, Tang Lanyue hanya bisa menyaksikan suaminya tewas di depan mata. Sambil memeluk buku fisik suaminya, dia menangis tersedu-sedu. Kini dia berniat untuk bunuh diri saja. Maka, dia mencabut pisau dan menusukkannya keras-keras ke dadanya!
"Setelah tubuhnya tumbang, kilau di kedua matanya perlahan memudar. Namun, di saat terakhir sebelum kehilangan kesadaran, dia melihat sepasang kaki telanjang pucat melangkah perlahan melewatinya, menuruni tangga..."
Saat ini, di Kuil Kamya, Kyoto, Jepang.
Masao Kamya duduk di bawah atap depan taman. Pria yang mengenakan kimono hitam ini sama sekali tidak bisa tidur.
Di tangannya tergenggam cangkir kecil berisi sake Jepang.
"Kau benar-benar... tidak bisa tidur."
Suara lembut terdengar. Ketika menoleh, istrinya Shinno yang mengenakan kimono putih polos sedang duduk bersila. Harus diakui, meski sudah setengah baya, kecantikan Shinno tetap memesona. Di masa muda, pastilah dia termasuk wanita tercantik.
"Bagaimana kau..."
"Bukan pertama kalinya aku mengenalmu. Sejak menjadi miko kuil tahun itu, aku selalu memahami pikiranmu."
Meneguk sake pelan-pelan, Masao tersenyum getir: "Aku melakukan hal yang tak seharusnya. Jika nanti mati, pantaskah aku masuk neraka?"
"Itu pilihan yang tak terhindarkan. Lagipula, kita melakukannya bersama."
"Sekalipun begitu, tetap tak termaafkan."
"Yang seharusnya meminta maaf, bukanlah dirimu."
"Benarkah?" Masao menatap langit, matanya berkaca-kaca.
"Anak itu... Xiao Yezi akan mati." Genggaman Masao pada cangkir sake bergetar lemah saat memandang kuil yang telah bertahan sejak zaman Heian ini, "Itu... takdir."
Saat ini, di apartemen.
Shangguan Mian, menekan dinding dengan tangan kirinya yang tersisa, namun dia hampir tidak bisa bertahan lagi. Meskipun wajahnya masih terlihat dingin seperti biasa, dia sudah sangat kesulitan untuk melanjutkan.
Sudah melarikan diri ke... lantai teratas. Dia tidak punya cara lagi untuk terus melarikan diri!
Shangguan Mian sangat menyadari bahwa dirinya sudah sampai di ujung jalan.
Saat ini dia berada di sebuah ruangan di lantai 29.
Sebentar lagi, hantu itu akan naik ke sini!
Mengangkat sebuah pistol, dia mengarahkannya ke depan.
Pada saat itu, gagang pintu yang terkunci erat di depannya mulai berputar! Bersamaan dengan itu pintu didorong terbuka!
Shangguan Mian tidak mengunci pintu. Menunda waktu tidak ada artinya.
Dia menarik pelatuk, mengarahkan ke sebuah bom yang ditempatkan di depan pintu. Ini adalah bom dengan daya ledak tertinggi, dan dalam jarak sedekat ini, dia tahu dirinya juga tidak akan selamat. Tapi tidak ada pilihan lain.
Segera setelah itu, semua penghuni apartemen mendengar ledakan dahsyat dari atas gedung! Lantai 29 apartemen diledakkan hingga hancur lebur, bahkan beberapa lantai di bawahnya juga terkena dampak! Ledakan menerangi langit bagai siang hari, api menjulang tinggi, bahkan beberapa penghuni di lantai 29 dan 28 juga diledakkan hingga hancur lebur.
Li Yin saat itu juga mendengar ledakan, dia tahu hanya ada satu orang yang bisa membuat keributan seperti ini, pastilah Shangguan Mian! Dia pasti sedang bertarung mati-matian!
Daya ledak itu tidak perlu diragukan lagi, bahkan ahli tingkat SS pun mustahil bisa lolos, apalagi Shangguan Mian.
Namun, tidak lama kemudian, semua api seolah diserap oleh sesuatu dan menghilang satu per satu. Bangunan yang hancur langsung pulih dengan kecepatan luar biasa. Hanya dalam belasan detik, lantai 29 yang rusak itu benar-benar kembali utuh seperti semula!
Sedangkan Shangguan Mian...
Saat ini dia berada di lantai 26. Pada detik ledakan menghantam, dia menguras seluruh energi qi dalam tubuhnya dan meledakkannya seketika, hingga berhasil menembus lantai sampai ke lantai 26! Wajahnya pucat sekali, dan tangan kirinya sekarang hanya sampai siku. Kondisi lengan terputus seperti saat misi darah pengiriman surat dulu terulang kembali. Belum lagi, dengan membakar energi qi dalam tubuh secara instan tadi, kekuatannya nyaris menyamai ahli tingkat Mahapurna. Hanya dengan cara itu dia bisa menembus lantai dalam kurang dari satu detik. Tapi konsekuensinya, meridian dan dantiannya rusak parah. Menurut istilah novelis wuxia, sekarang dia seperti pejuang yang kehilangan semua ilmu bela diri. Bahkan preman jalanan pun bisa membunuhnya, apalagi ahli tingkat SS!
Dari pembunuh bayaran kelas kakap yang tak terkalahkan, dia berubah menjadi orang biasa!
Darah terus mengucur dari mulutnya. Sekarang dia bahkan tak bisa bergerak. Kedua tangannya putus, tangan kiri hanya tersisa sampai siku, organ dalamnya juga rusak parah. Jika bukan karena latihan bela diri penguatan tubuh sejak kecil, pasti dia sudah mati saat ini.
Meronta-ronta menyandarkan tubuhnya ke dinding, dia membuka lebar matanya menatap diri yang sekarang. Dia, sudah tidak memiliki apapun. Dibuang oleh organisasi, kehilangan adik dan ibu yang susah payah ditemukan, kini bahkan seluruh kekuatan tempurnya pun benar-benar menghilang!
Sekalipun muncul dalam keadaan hidup, jika suatu saat keluarga Erikson mengetahui dirinya telah kehilangan seluruh kemampuan bertarung, dia pasti tewas! Baik Keluarga Meng maupun Wu, tak mungkin melindungi dirinya yang telah menjadi orang biasa.
Awalnya, dia tidak percaya adanya karma di dunia ini. Tapi sekarang sepertinya dia mulai merasakan, mungkin karma itu benar-benar ada. Dia membunuh Lina demi bisa bertahan hidup. Tapi kini, dia kehilangan semua yang diperoleh dari pembunuhan itu.
Tanpa sadar dia mengingat masa lalu. Di masa kecilnya, dulu dia adalah gadis berkarakter lembut dan menggemaskan, sehingga sangat akrab dengan Lina yang memiliki sifat serupa. Di kamp pelatihan pembunuh, mereka bersama-sama berlatih tubuh dengan taruhan nyawa, berbagi rahasia remaja perempuan, saling menyemangati. Jika bukan karena pembagian kelompok dalam seleksi akhir di Eropa Timur itu, mungkin hingga kini mereka masih bersahabat.
Sekalipun sudah terbiasa membunuh, bahkan bisa membunuh anak seusianya, dia tetap tidak ingin membunuh Lina. Tapi saat momen terakhir tiba, dia tetap melakukannya.
Dia membunuh keraguan terakhirnya tentang pembunuhan. Dia ingin mempertahankan seseorang yang tidak ingin dibunuhnya, tapi akhirnya menyadari: jika seseorang ingin bertahan hidup, tidak mungkin ada orang yang sama sekali tidak akan dibunuh.
Saat ini...
Li Yin...
Yin Ye dan Yinyu...
Shangguan Mian...
Kamya Sayoko dan Kiryuu Ren...
Semua berada dalam momen hidup-mati!
Di detik ini, Mizhen akhirnya tiba di depan jalan buntu tempat apartemen itu berada!
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 16 Besok...
Mizhen akhirnya berlari ke ujung jalan buntu. Kini dia bukan lagi penghuni, tidak bisa memasuki apartemen lagi. Sampai di sini, langkahnya terhenti. Meski fisiknya selalu prima, lari sekian lama benar-benar melelahkan.
Tapi sekarang bukan saat memikirkan itu. Dia sudah menelepon Li Yin untuk mengetahui situasi di apartemen. Sepanjang perjalanan, dia tidak berani menunda. Sesampainya, langsung menghubungi Li Yin lagi.
Saat sambungan telepon terjalin kembali, Mizhen langsung bertanya: "Li Yin... Bagaimana situasinya sekarang?"
"Penghuni yang bertahan di apartemen... mungkin tidak lebih dari 20 orang..." jawab Li Yin terengah-engah. "Mizhen, datang ke sini percuma..."
"Tidak," bantah Mizhen. "Cari cara, giring hantu itu ke lantai satu. Ke lobi lantai satu!"
"Mizhen, kamu... Jangan! Waktunya belum sampai kan? Sekarang juga?"
“Tidak ada pilihan lagi. Jika tidak melakukan ini, Kakak Kelas pasti akan mati. Aku harus membuatmu bertahan hidup... pasti! Tenang saja, aku tidak akan mati, sama sekali tidak!”
“Tidak boleh! Tidak boleh!” Li Yin tetaplah seorang pria, meski menghadapi situasi hidup mati seperti ini, apakah dia tega mengorbankan wanita yang dicintainya demi bertahan hidup? Setelah kematian Ziye, wanita paling penting di dunia ini baginya adalah Mizhen!
Dia lebih memilih mati daripada melihat Mizhen mati untuknya!
“Aku tidak akan mati, Li Yin! Aku sama sekali tidak akan mati!”
Tapi bagaimana mungkin Li Yin menyetujui? Bagaimana dia bisa setuju? Ini adalah Mizhen yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkannya! Dia sangat tahu, demi dirinya, Mizhen pasti akan melakukan ini tanpa ragu. Asal bisa menyelamatkannya, dia sama sekali tidak takut mati!
“Pikirkan tentang Mian Tian!” Lanjut Li Yin: “Mizhen, pertimbangkan baik-baik, jika kamu mati, Mian Tian juga akan mati! Mungkin masih ada kesempatan bagi kalian untuk bertahan hidup!”
“Sudah kukatakan. Aku tidak akan mati.” Mizhen saat ini sangat panik, “Apakah aku tidak tahu hal ini? Apakah aku akan membiarkan Mian Tian mati? Bagiku, kamu dan Mian Tian sama pentingnya!”
Mendengar kalimat ini, Li Yin mulai benar-benar percaya. Memang, tidak mungkin Mizhen mengorbankan nyawa Mian Tian demi dirinya sendiri!
Sekarang adalah saat-saat yang kritis, dia juga tidak bisa membuang-buang waktu lagi.
“Mengerti.”
Li Yin memutuskan panggilan telepon, kemudian mulai berlari langsung menuju lantai bawah!
Baru saja, dia dan Pu Liansheng, Mo Shuitong juga berpencar. Sekarang, dia berlari menuruni tangga secepat kilat. Dia merasakan, di belakang punggungnya... hantu itu sedang mengejarnya!
Tapi, hantu ini memiliki kemampuan pembelahan diri...
Karena itu, Li Yin memutuskan untuk membuat dirinya terlihat sangat penting! Dari dadanya, dia mengeluarkan sesuatu - pecahan Perjanjian Neraka! Ini adalah fragmen yang didapatnya di Lembah Malam yang Sunyi!
Benda ini merupakan ancaman langsung bagi Raja Iblis. Dulu, karena memberitahu Ziye palsu tentang penyimpanan fragmen di rumah, secara tidak langsung menyebabkan kematian ibunya.
Tentu dia tidak memiliki kepastian mutlak. Tapi sekarang, hanya bisa "mengobati kuda mati seperti kuda hidup".
Hanya bisa dikatakan, mukjizat akhirnya muncul.
Di depan Yin Ye dan Yinyu, tirai yang dipenuhi hantu perempuan bertumpuk-tumpuk, kini berubah kembali menjadi lukisan gadis bangsawan. Semua pembelahan diri... menyatu kembali.
Targetnya hanya satu.
Li Yin!
Li Yin terus meningkatkan kecepatan. Sekarang dia sudah mencapai lantai 10. Meski naik lift lebih cepat, dia sama sekali tidak berani melakukannya - itu jelas mencari mati!
Tiba-tiba dia merasakan hawa dingin menusuk dari belakang. Tapi dia tetap terus turun. Secara tiba-tiba terlihat di lantai bawah, pada anak tangga, muncul sebuah lubang hitam!
Kemudian, sebuah kepala dengan rambut hitam lebat terjuntai keluar. Wajahnya diselimuti kepucatan mayat, kedua matanya berubah merah darah seketika, mulutnya menganga lebar membentuk lubang hitam sebesar kepalan tangan!
Sepasang tangan perlahan meraih keluar dari lubang hitam, seketika menggenggam kaki Li Yin yang sedang berlari menghampiri!
Di hadapannya, roh jahat yang telah membunuh Ziye! Selama setengah tahun berdiam bersama Li Yin dengan menyamar sebagai Ziye, sementara Li Yin harus terus berpura-pura di hadapannya... Roh Jahat Gudang!
Tubuhnya perlahan bangkit hingga sejajar dengan Li Yin, wajahnya mulai mendekat hampir menyentuh. Salah satu tangannya meraih pecahan Perjanjian Neraka yang dipegang Li Yin!
Pada detik ini, Li Yin menyadari semuanya telah berakhir.
Setelah berjuang begitu lama, akhirnya tiba di ujung jalan. Tapi dia tidak menyesal - meski hanya hidup beberapa bulan tambahan, bulan-bulan bersama Mizhen adalah kebangkitan bagi kehidupannya.
Mati... Lalu apa?
Menghadapi hantu di depannya, Li Yin takkan pasrah. Sekalipun mati, dia akan bertarung sampai akhir! Saat hendak mengulurkan tangan, tiba-tiba roh jahat mengerikan itu menyusut dan perlahan tenggelam ke dalam lubang hitam!
Li Yin tak percaya dengan apa yang terjadi.
Di lantai atas, Luo Xiu berdiri di depan lubang hitam terbuka dengan tangan terulur. Meski tak lagi bisa melepaskan gu, darah keluarga Luo sendiri adalah kutukan. Dengan darahnya sendiri, dia melakukan usaha terakhir untuk mengunci lubang hitam ini selama satu menit.
"Dia tahu ini tidak banyak berarti. Tapi, satu menit ini mungkin bisa membawa perubahan tak terduga. Dia sudah siap mengorbankan segalanya!"
"Kemudian, lubang hitam di depan mata perlahan menyusut dan menghilang."
"Satu menit!"
"Li Yin tidak tahu bahwa dia mendapatkan waktu berharga satu menit! Dia segera melangkah dan terus berlari ke bawah! Kecepatannya semakin kencang, dalam hati hanya berpikir bagaimana cepat sampai ke lantai satu!"
"Akhirnya, dalam waktu kurang dari lima belas detik, dia berhasil mencapai bawah!"
"Di depan matanya terlihat pintu putar, juga mulut gang kecil, dan... Mizhen yang berdiri di depannya!"
"Aku sampai... Mizhen!" Li Yin mengambil ponsel dan menekan tombol cepat, berkata: "Dan... aku melihatmu!"
"Mizhen menarik napas dalam setelah mendengarnya, berkata: "Baik, Li Yin, berdirilah di depan pintu putar!"
"Kemudian dia berbisik: "Sekarang... saatnya. Mian Tian tidak akan mati, Kakak tidak akan membiarkanmu mati!"
"Dia segera mengangkat tangan dan menggenggam lagi, sebuah lentera kuno dan usang muncul di tangannya. Kemudian, dengan satu tekad, dia kembali ke tempat semula - puncak reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda."
"Mian Tian dan Shen Yu masih berada di sini."
"Mizhen memandang tubuh asli Mian Tian yang terikat di bawah, lalu menatap Mian Tian di sampingnya: "Mian Tian, maafkan... hilanglah. Tidak perlu lagi menahan diri."
"'Kakak? Kau akan menjalankan rencana ini?'"
"'Benar. Aku sudah pertimbangkan, kau tidak akan mati. Aku jamin!'"
"Mian Tian mengangguk. Bagaimana mungkin dia tidak mempercayai kakaknya?"
“Kakak……Saat terbangun berikutnya, kuharap bisa melihat senyumanmu!” Mian Tian mengucapkan ini, tubuhnya perlahan menghilang. Bagaimanapun ini hanyalah proyeksi pembelahan diri dari dimensi, tercipta dari obsesi Mian Tian.
Saat proyeksi itu lenyap, tubuh asli Mian Tian yang terikat rantai segera membuka matanya - sepasang bola mata tanpa pupil! Namun, pandangannya menatap tajam ke arah Mizhen di atasnya!
Mizhen segera menggunakan Lentera Penuntun untuk kembali ke depan jalan buntu itu.
Di perjalanan, dia sudah menghitung jarak berdasarkan memorinya. Selama di sini, pasti tidak ada masalah!
Mulai dari titik ini, bagian dalam apartemen pasti akan muncul dalam radius ini!
Sebelumnya, di apartemen maksimal hanya boleh muncul dua hantu. Tapi di masa penyelesaian total misi darah sekarang, pembatasan ini pun dihapus.
Li Yin berdiri di pintu apartemen. Ia menyaksikan Mizhen menghilang lalu muncul lagi, dan memahami pendapatnya.
Tiba-tiba di lantai, lubang hitam mulai bermunculan. Juga muncul di depan Li Yin, kurang dari satu meter! Tubuh roh jahat perlahan bangkit lagi, wajahnya yang berubah itu kembali mendekati Li Yin...
Li Yin segera melemparkan fragmen kontrak yang sudah diremas-remas ke lantai, lalu tubuhnya menyergap menghindar!
Roh jahat itu mengulurkan tangan, mengambil gumpalan kertas itu. Tapi persis di saat itu, di belakang roh jahat muncul raksasa hitam tinggi besar!
Li Yin awalnya juga tidak tahu apakah apartemen yang bisa dimasuki hantu saat ini akan berhasil. Tapi, ternyata berhasil! Raksasa hitam tinggi itu, jika dilihat lebih dekat, ternyata adalah tubuh-tumpukan hantu jahat yang menyeramkan. Segera, ribuan hantu jahat itu berubah menjadi gelombang hitam yang langsung menerjang roh jahat gudang yang baru saja mengambil fragmen kontrak!
Pada detik ini, ribuan hantu hitam menelan seluruh tubuh roh jahat gudang, lalu menerobos keluar dari pintu putar apartemen, bergerak... menuju Mizhen! Saat ini, Mizhen sama sekali tidak sadarkan diri, tidak bisa bergerak sedikitpun!
Tak lama kemudian, jalan buntu itu juga ditembus oleh ribuan roh jahat. Akhirnya, mereka berubah menjadi seorang pria berkulit hitam yang terbentuk di depan Mizhen, tiba-tiba... itu adalah Mian Tian!
Namun, ini adalah Mian Tian yang telah dirasuki oleh ribuan roh jahat!
Adegan ini pernah muncul sebelumnya dalam misi darah lukisan tinta. Saat itu, banyak pembunuh bayaran telah ditelan oleh roh jahat ini, bahkan jenazah pun tidak tersisa!
Jarak jari Mian Tian yang terulur untuk menyentuh tubuh Mizhen hanya beberapa sentimeter saja!
Kemudian, semua ini menghilang sepenuhnya di depan Mizhen. Jalan buntu apartemen yang semula kini berubah menjadi tanah rata. Bagaimanapun, jalan buntu ini sendiri bukanlah bagian dari bangunan apartemen.
Ini adalah kutukan misi darah kesepuluh. Dulu, arwah Wang Shaojie dan kawan-kawan juga telah dihancurkan sepenuhnya.
Li Yin langsung menghindar saat raksasa hitam muncul, sehingga tidak terkena imbasnya.
## Jilid Tiga Puluh (Jilid Akhir) Raja Iblis Bab 17 Li Yin dan Li Yong
Begitulah, roh jahat gudang, telah lenyap sepenuhnya dari dunia ini! Dengan ini, apartemen segera kembali ke bentuk semula, Li Yin palsu, juga tertelan oleh lubang hitam, tidak mungkin lagi muncul.
Meskipun pintu putar apartemen langsung menghilang, namun segera pulih kembali. Bagaimanapun, bahkan hantu pun tidak bisa menghancurkan apartemen ini.
Setelah mengalami situasi nyaris mati, Li Yin akhirnya pingsan. Sementara Mizhen, yang sudah sadar, juga merasakan seluruh tubuhnya lemas dan terjatuh. Saat ini, keduanya hampir kehabisan tenaga.
Masih banyak hal yang harus disingkirkan... Tapi semua itu bisa ditunda sampai besok...
Entah berapa lama terombang-ambing dalam kegelapan, Li Yin perlahan mulai sadar, secara bertahap membuka matanya.
Jendela terbuka lebar, sinar matahari mengalir masuk membuatnya merasa hangat. Melihat ruangan familiar di hadapannya, kesadaran Li Yin berangsur pulih.
Ini... di sini adalah...
Ruangan rumahnya sendiri?
Bukan apartemen, melainkan ruangan rumahnya sendiri!
"Kau sadar? Li Yin?" Suara Mizhen terdengar di samping. Kepala Li Yin sedikit menoleh, di tepi tempat tidur tergeletak Lentera Penuntun, sementara Mizhen di sebelahnya menatapnya sambil menangis bahagia.
"Mi... Mizhen..."
Memori mulai pulih sedikit demi sedikit, Li Yin akhirnya teringat, di detik terakhir, berkat usaha mati-matian Li Yin dan Mizhen yang menguras habis dasar periuk, rencana "mengusir harimau untuk ditelan serigala" yang mereka rencanakan selama hampir setengah tahun akhirnya berhasil dengan sempurna. Rencana ini sebenarnya memiliki probabilitas keberhasilan yang sangat-sat sangat rendah, sekarang benar-benar terwujud,。
Tentu saja, ini juga berarti, Li Yin, selamanya tidak akan bisa bertemu Ziye lagi, baik dia yang asli maupun yang menyamar...
Dia memaksakan tubuhnya bangkit, erat menggenggam tangan Mizhen, dengan susah payah membuka mulut: "Mizhen, aku..."
Terlalu banyak kata yang ingin diucapkan, tapi sejenak, dia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Aku tahu." Mizhen menunjukkan senyuman yang tulus, berkata: "Aku... sudah tahu. Tenanglah, selama ada masalah aku akan segera membawamu ke 'neraka', sekarang sumber api tidak banyak, harus hemat sedikit."
"Mian Tian... apakah baik-baik saja?"
"Dia baik. Aku akan menyelamatkannya, termasuk kamu..."
Bagi Mizhen, saat ini adalah puncak kebahagiaan dalam hidupnya. Bahkan jika besok akan mati, baginya tidak ada penyesalan lagi. Bagi dia, kematian sudah bukan hal yang menakutkan lagi.
Li Yin mengangkat tubuhnya, kedua tangan erat memeluk Mizhen, saat ini sudah tidak perlu kata-kata, pipinya perlahan mendekati wajah Mizhen. Dia mencium bibir Mizhen, saat ini adalah pelepasan cinta terdalam yang tulus dari hatinya.
Ini lebih menyentuh daripada kata-kata tulus apapun.
Lama kemudian, bibir mereka terpisah. Kepala Mizhen berpelukan di dada Li Yin. Kemampuan mereka untuk tetap hidup, untuk bersama di saat ini, adalah hasil dari melewati berbagai rintangan hidup dan mati, pertarungan berulang dengan Shinigami, yang akhirnya berhasil mereka dapatkan.
Awalnya, merencanakan strategi ini adalah pilihan terakhir. Berdasarkan nasib arwah Wang Shaojie sebelumnya, Kutukan Misi Darah Kesepuluh bahkan mampu menghancurkan hantu. Mizhen memiliki kemampuan merasakan kemunculan ribuan arwah di hadapannya. Saat itu, bersama Shangguan Mian di jalan layang menghadapi banyak pembunuh bayaran, dia sengaja menghadap ke depan dan memanfaatkan kemampuan ini untuk membunuh banyak musuh. Mizhen sama sekali tidak memiliki belas kasihan yang tidak perlu - dia akan tanpa ragu membunuh siapa pun yang mengancam nyawanya atau orang yang dicintainya. Jika tidak, dia tidak akan bertahan sampai hari ini.
"Kemudian, Mizhen memutuskan, ketika kutukan ini muncul lagi, untuk menggunakan ini agar roh jahat gudang... terbunuh! Meski kemungkinan sukses sangat kecil, tidak ada pilihan lain. Namun misi darah penyelesaian total hampir menggagalkan rencana ini, apalagi roh jahat gudang muncul di dalam apartemen. Tapi di akhir, Mizhen tetap memutuskan untuk mengambil risiko. Dia sudah menghitung pola kemunculannya berkali-kali, jarak dan waktu sudah diukur dengan presisi ekstrim, mempertimbangkan berbagai faktor sebelumnya. Kemampuannya merasakan kemunculan kutukan terkait erat dengan pembagian kutukan antara dia dan Mian Tian. Selain itu, perlawanan terus-menerus dari kehendak Mian Tian juga memperpanjang siklus kemunculan kutukan. Tapi jika Mian Tian menyerah, kutukan akan segera muncul."
"Bisa dibilang sangat berbahaya. Sedikit saja kesalahan jarak, mungkin sekarang Li Yin dan Mizhen sudah mati tanpa kuburan. 'Mengorbankan diri untuk meraih kehidupan', taktik 'mengadu domba' ini akhirnya berhasil sepenuhnya. Dan..."
"'Pecahan Perjanjian Neraka juga sudah lengkap.' Mizhen menambahkan kabar baik: 'Setelah roh jahat gudang menghilang, dua lembar yang jatuh ke tanah utuh sempurna, ditambah satu lembar yang kita dapat di Lembah Malam yang Sunyi, total tiga fragmen kontrak semuanya selamat. Sebelumnya kamu pernah bilang Noujou Kae sudah mencoba menghancurkan fragmen kontrak berkali-kali tapi gagal, rupanya fragmen ini lebih kuat dari yang kita bayangkan.'"
Ini membuat Li Yin sangat gembira! Dengan demikian, semua fragmen kontrak kini sepenuhnya berada di tangan para penghuni! Empat lainnya terdiri dari: dua dipegang Yin Ye dan Yinyu, satu diberikan Shen Yu kepada Li Yin sebelumnya, serta satu di tangan Kamya Sayoko (diperoleh dari Fan Yuqi, cara tepatnya dia mendapatkannya hanya Tuhan yang tahu). Karena Li Yin masih menyimpan fragmen dari Shen Yu, dia tidak khawatir penghuni akan mengumpulkan semua fragmen kontrak. Saat ini, fragmen tersebut disimpan oleh Mizhen. Setelah menerimanya dari Shen Yu, dia takut Ziye palsu merebutnya, sehingga memberikannya ke Mizhen setelah masuk "neraka".
"Fragmen yang diberikan Shen Yu padaku... ada di tanganmu, kan?"
"Ya. Masih."
Awalnya Li Yin mengira tindakan ini pasti akan mengorbankan fragmen kontrak. Tak disangka, akhirnya semua terkumpul! Artinya, untuk menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, kini mereka memiliki alat tawar terbesar!
Namun berdasarkan situasi saat ini, kontrak hanya bisa digunakan saat memasuki dimensi tempat Raja Iblis berada. Tapi hanya pemegang kontrak yang bisa melakukannya, sedangkan yang tidak memegang...
Dia menatap Mizhen dengan kegelisahan mendalam. Jika terhisap ke dimensi Raja Iblis, Lentera Penuntun mungkin akan benar-benar tak berguna. Li Yin tak percaya Lentera itu memiliki kemampuan cheat code sehebat itu, kalau tidak, bukankah Raja Iblis akan jadi bahan tertawaan?
Siapa yang seharusnya memegang kontrak? Belum lagi, penghuni yang tersisa pasti akan berebut kontrak utuh. Setelah bertahan dari garis kematian, mereka pasti tak akan menyerah begitu saja!
“Apakah Shangguan Mian masih hidup? Jika dia masih hidup...”
“Dia masih hidup, tapi kedua tangannya patah total, dan... semua kemampuan beladirinya hilang. Semua kekuatan tempurnya sebelumnya sepenuhnya berbasis pada latihan fisik, karena melatih tubuh dan meridian hingga sangat kuat sehingga bisa menahan beban berat dan kecepatan tinggi. Tapi karena organ dalam, tulang, dan meridiannya mengalami kerusakan parah... terutama cedera pada tulang belakang dan tulang selangka, sekarang dia tidak hanya kehilangan semua kemampuan tempur, bahkan melakukan gerakan tajam pun bisa membahayakan nyawanya di masa depan. Dia sudah tidak punya kemampuan lagi untuk memperebutkan fragmen kontrak.”
Kabar ini membuat Li Yin terkejut. Shangguan Mian yang dulu begitu mengerikan, sekarang bahkan tidak lebih baik dari orang biasa?
“Untungnya dia sempat dibawa ke rumah sakit untuk diobati, terhindar dari kelumpuhan. Sejujurnya ini karena dia selalu melatih tubuhnya, membuat kekuatan fisiknya lebih hebat dari orang biasa.”
Li Yin menghela napas. Tapi setidaknya nyawanya terselamatkan. Hanya saja, jika kabar lukanya diketahui orang-orang Eropa yang ingin membunuhnya, dia pasti tidak akan bertahan. Ditambah sekarang menjadi penyandang disabilitas dengan luka-luka parah, kehidupannya sehari-hari akan sangat sulit diurus sendiri. Tapi semua ini hanya berlaku jika dia bisa bertahan hidup dan keluar dari apartemen. Kalau tidak, tidak perlu membicarakan masa depan.
“Lalu... kepemilikan tiga fragmen kontrak itu sekarang siapa?”
"Semuanya berada di tangan Pu Liansheng. Awalnya ada seseorang bernama Han Junshen yang ingin merebut fragmen kontrak, tidak disangka saat dia mengarahkan pistol ke Pu Liansheng, yang terakhir malah merebut pistol itu dan membalikkan keadaan dengan menembak mati dia beserta satu anak buahnya. Dia benar-benar... luar biasa."
Meskipun Han Junshen adalah preman, tapi dibandingkan dengan Lian Sheng yang bertahan hidup dari masa perang, dia tidak ada apa-apanya. Begitu ada kesempatan, Lian Sheng langsung membunuh Han Junshen dan Xia Yuhao tanpa ampun. Orang ini menggunakan taktik kejam dan tegas dalam membunuh, pantas saja dulu bisa menjadi Loushang.
Saat ini, Lian Sheng memegang fragmen kontrak terbanyak, disusul Yin Ye dan Yinyu, kemudian Xiao Yezi. Asal digabungkan dengan fragmen di tangan Mizhen, akan menjadi fragmen lengkap. Mizhen bernegosiasi melalui ponsel: kepemilikan fragmen kontrak harus menunggu Li Yin bertahan hidup sampai misi darah kali ini selesai.
"Setelah kamu pingsan, tulisan darah muncul kembali di ruanganmu. Lalu kutukan bayangan mengendalikan tubuhmu meninggalkan apartemen. Isi misi darah: mengurangi waktu selama periode penyelesaian total misi darah, selain itu tetap mengikuti ketentuan misi darah sebelumnya. Kamu harus bertahan sampai akhir Oktober baru dianggap menyelesaikan misi darah ini. Lentera Penuntun ternyata bisa digunakan, mungkin untuk mengimbangi ketidakseimbangan akibat munculnya roh jahat gudang? Atau bahkan ke 'neraka' pun tidak aman bagimu?"
Misi darah di gudang sekarang dianggap selesai. Li Yin, jumlah misi darah yang diselesaikan menjadi tujuh kali. Jika bisa bertahan dari misi darah kali ini, maka akan genap delapan kali misi darah!
Pada saat itu, Pintu masuk terbuka dan Li Yong masuk.
Li Yin melihat ayahnya masuk, ekspresinya tidak banyak berubah. Sementara Mizhen yang melihat Li Yong segera menoleh ke belakang dan berkata: "Paman, Li Yin sudah bangun!"
"Hmm." Li Yong memandang Mizhen, lalu menatap Li Yin, seolah batu di hatinya akhirnya jatuh ke tanah.
Dia sudah mendengar semua kronologi kejadian dari Mizhen, dan dalam hati sangat mengagumi gadis ini, kini benar-benar menerimanya sebagai calon menantu perempuan. Sebenarnya dulu saat masa kuliah Li Yin, setiap kali Mizhen main ke rumah mereka, istri Li Yong sering berharap Mizhen bisa menjadi menantu mereka. Saat ini, di dalam hatinya tergetar oleh segala pengorbanan Mizhen untuk Li Yin. Sekalipun dia berhati racun, tetap tak bisa tidak tersentuh.
Mizhen tentu juga tahu semua yang dilakukan Li Yong. Tapi bagaimanapun, dia tetap ayah Li Yin. Fakta ini tak bisa dihapuskan. Sejak kecil kehilangan orang tua, Mizhen sangat paham betapa menyakitkannya keinginan merawat orang tua yang sudah tiada.
Dan... misi darah yang harus dijalani Li Yin saat ini, mungkin Li Yong adalah kunci jalan keluarnya.
"Xiao Yin..." Li Yong menatap sorot mata dingin anaknya saat melihat dirinya, berkata: "Kau harus ceritakan semuanya. Urusan selanjutnya akan kuhandle. Aku... akan menghidupkan kembali keluarga Xu."
"Kau..." Li Yin tiba-tiba menyadari sesuatu: "Kau gila?!"
"Kalau dihidupkan kembali, mereka bukan hantu lagi, takkan bisa menyakiti kita. Sudah kuperintahkan. Harus cepat."
Seluruh keluarga inti Lin Xiang sudah mati semua. Li Yong tahu, ini tidak bisa ditunda lagi.
"Kau pergi ke 'neraka'... untuk bersembunyi. Bersama Mizhen, pulanglah setelah semuanya selesai." Li Yong menghela napas lagi: "Aku juga tidak punya cara, apa lagi yang bisa kulakukan? Mencari biksu untuk mendoakan mereka? Mengadakan pemakaman megah? Atau aku yang menyerahkan diri? Siapa yang tahu jalan keluar apa. Cara ini paling tuntas, mengakhiri semua sekaligus."
"Kau membunuh anak laki-laki mereka! Apa kau lupa itu?"
"Sudah kukatakan, setelah hidup kembali, semuanya akan berakhir."
Li Yin berdiri dengan limbung, dia tidak tahan lagi. Apakah ayahnya belum cukup banyak membunuh?
"Berhentilah... Ayah! Jangan terus membunuh lagi!"
Li Yong tetap tak bergeming: "Sudah terlambat. Selama kau koma, prosesnya sudah dimulai. Lagipula kali ini karena misi darah, setelah selesai tidak akan ada masalah lagi. Tidak akan ada arwah penuntut nyawa muncul."
"Ayah!"
"Maukah kau melihatku mati? Ini tingkat kesulitan misi darah ketujuh! Hanya kau sendiri yang menjalankan! Setelah susah payah hidup kembali, mana mungkin aku membiarkanmu mati lagi? Demi kau, aku mengurungkan niat menghidupkan Qingli. Tahukah kau? Dua puluh tahun ini tidak ada hari yang tidak kurindu dia, semua kukorbankan demi kau!"
Mizhen hendak berbicara, tapi Li Yin mencegah: "Mizhen, diamlah. Ini urusanku dengan ayahku."
Lalu dia menatap Ayah, melanjutkan: "Masih ada waktu, kita masih punya pilihan. Ayah, kau harus mengaku sendiri. Tahukah kau? Xu Lan karena dirimu, hingga kini menanggung nama buruk. Seluruh empat anggota keluarga mati tanpa kejelasan karena ulahmu! Kau masih mau terus membunuh?"
"Mengaku? Kalau aku mengaku, kau akan selamat? Kau yakin? Harus kau tahu, begitu aku mengaku, tak akan ada lagi yang mau membantuku. Saat itu menyesal pun sudah terlambat! Tapi aku juga sudah siapkan rencana cadangan, mengirim orang ke luar daerah mencari pendeta Tao atau sejenisnya yang bisa mengusir roh jahat. Pokoknya, aku takkan membiarkanmu mati. Kau harus bertahan hidup..."
Saat ini, hati Li Yin juga terasa sesak.
Bisakah dia melaporkan ayahnya sendiri? Membasmi keluarga demi keadilan, terdengar mulia. Tapi tindakan ini jelas akan menggiring ayahnya ke hukuman mati. Lagipula dalam kampanye walikota, pastilah ada pesaing yang akan memanfaatkan situasi untuk menghancurkan ayahnya sepenuhnya. Tapi jika ayahnya mengaku sendiri, mungkin bisa dipertimbangkan faktor pengakuan sukarela, hukuman mungkin bisa ditunda atau diubah jadi seumur hidup.
Bagaimana dia harus memilih?
Mengorbankan ayah demi bisa bertahan hidup?
Meskipun ayahnya kejam dan hampir tak berperikemanusiaan, tapi tetaplah ayahnya. Tanpa dirinya, tak akan ada setetes darah atau seinci tulang dalam tubuhnya.
Apa yang harus dilakukan? Mana yang benar?
"Saat Xu Tao menjelang ajal, sorot mata besarnya yang dipenuhi kebencian itu masih belum bisa ia hapus dari ingatan. Jika keluarga penting bagi dirinya, bukankah hal yang sama juga berlaku bagi Xu Tao? Orang tua yang telah membesarkannya, kakak perempuannya sendiri, semuanya dibunuh dengan kejam oleh ayahnya. Bahkan setelah mati, nama baik mereka dinodai, lalu dimasukkan ke apartemen hingga nyawa mereka pun direnggut."
Hidup tidak mungkin sempurna. Banyak hal di dunia ini sama sekali tidak memiliki jawaban benar yang mutlak.
Li Yin juga bukanlah orang suci.
Mungkin sudah saatnya memilih.
"Aku ingin bertanya satu hal," Mizhen akhirnya membuka suara: "Paman, menurutmu, apakah villa itu benar-benar bisa menghidupkan kembali orang mati? Leng Xin bilang tempat itu dulunya lokasi pelaksanaan misi darah. Tapi... aneh, mengapa apartemen mengizinkan tempat yang bisa membangkitkan orang mati tetap eksis?"
Mendengar pertanyaan itu, Li Yong gemetar dalam hati.
Benar... Mengapa?
"Apa yang Leng Xin ceritakan padamu..." Mizhen melanjutkan dengan mengemukakan dugaan: "Benarkah itu jujur?"
Di ruang bawah tanah villa yang dibeli Li Yong, dari kegelapan itu, aroma darah yang seram mulai menyebar. Seolah-olah sesuatu yang sangat mengerikan sedang terlahir dari dalam...
## Jilid Ketiga Puluh (Volume Akhir) Raja Iblis Bab Kedelapan Belas Pu Miling dan Shen Yu
Dimensi reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda.
Shen Yu terus menuruni anak tangga, menyusuri reruntuhan pagoda bawah tanah.
Mian Tian telah menghilang. Dia telah sepenuhnya menyerah melawan, dan tidak akan lagi menciptakan proyeksi pembelahan diri. Kali berikutnya, saat dirasuki, dia akan membawa Mizhen ke dimensi ini, lalu... membunuhnya secara tuntas.
Yang dicari Shen Yu adalah peninggalan Pu Miling... benda yang ditinggalkan pria ini. Satu-satunya harapan terakhir yang bisa menyelamatkan semua penghuni.
Akhirnya, setelah menuruni tak terhitung lantai, dia melihat di salah satu tingkat terdapat meja batu di pusat ruangan, di atasnya tergeletak sebuah kotak.
Dia bergegas mendekati kotak itu.
Pu Miling... akar segala penderitaan dalam hidup Shen Yu. Namun dia juga ayah kandung sejati Shen Yu. Perasaan kontradiktif memenuhi hatinya terhadap pria ini.
Jika bukan karena dia, semua tragedinya takkan pernah terjadi.
Sampai di meja batu, Shen Yu mengulurkan tangan dan membuka tutup kotak perlahan. Dia mengira isinya selembar kertas buku harian, tapi ternyata... sebuah surat.
Pada amplop yang menguning tertulis: "Dibuka oleh Shen Yu."
Dia tak terlalu terkejut. Bagi Pu Miling yang bisa meramal masa depan, hal ini bukanlah sesuatu yang aneh. Dia mengeluarkan surat itu lalu membuka lipatannya.
Saat ini dia menanti-nanti jawaban apa yang diberikan Pu Miling. Namun isi surat ini sama sekali melampaui imajinasinya, bahkan... membalikkan semua pemahamannya selama ini.
"Shen Yu:
Jika kau bisa membaca surat ini, berarti aku berhasil. Akhirnya aku berhasil mengelabui Raja Iblis agar kau bisa sampai ke sini.
Aku tahu, kamu punya banyak pertanyaan. Tapi kamu hanya perlu mengingat dua hal.
Pertama, kamu bukan anak hasil hubungan inses.
Kedua, aku dan ibumu (tentu sama sekali bukan Min), selalu mencintaimu sampai mati... bahkan setelah mati pun tetap mencintaimu.
Pasti kamu merasa sangat bingung? Ini menghancurkan semua pemahamanmu selama ini? Tapi aku tidak punya cara lain. Di hadapan Raja Iblis, aku hanyalah seekor semut kecil.
Aku terlahir di ruang dimensi lain yang diciptakan Raja Iblis, hanyalah umpan untuk menjebak penghuni apartemen. Bahkan secara kasar, tidak bisa disebut manusia. Lima puluh tahun lalu, ketika penghuni apartemen Ye Han menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, aku tercipta. Kemudian, Loushang apartemen Pu Liansheng membawaku ke dunia nyata.
Tapi setelah sampai di dunia nyata, aku bersyukur bisa hidup di realitas. Belakangan baru kusadari, kemampuan lukisan ramalanku sendiri adalah sebuah kutukan. Hidupku seperti diatur dalam skenario, aku bisa membuat orang menemukan jalan keluar melalui lukisan ramalan, tapi hanya melihat apa yang Raja Iblis ingin kutunjukkan. Sampai sekarang aku tidak tahu apa sebenarnya Raja Iblis itu, bahkan kata 'Raja Iblis' hanyalah sebutan dalam bahasa manusia agar penghuni apartemen bisa memahaminya. Sebenarnya sebutan apapun tidak penting.
Lukisan ramalan itu adalah kutukan dan kendali Raja Iblis terhadapku. Aku menyadari, meski secara lahiriah seolah-olah aku telah mengubah sejarah, namun semuanya tetap berada dalam kendali Raja Iblis. Aku tidak bisa menghentikan diriku untuk terus melukis lukisan ramalan.
Namun, sama sepertimu, aku juga tidak bisa melukis instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, maupun masa depanku sendiri.
Kemudian aku menemukan bahwa lukisan ramalan justru akan membuat penghuni memicu jalan kematian yang lebih mengerikan, menarik datangnya masa depan yang lebih menakutkan, hingga akhirnya korban jiwa akan lebih banyak dari sebelumnya. Baik ketika aku sengaja mengubah sejarah, maupun mengikuti alur sejarah, aku tetap tidak bisa lolos dari kendali ini. Lukisan yang kubuat adalah apa yang diinginkan Raja Iblis, sementara hal-hal yang tidak seharusnya kuungkapkan atau kulukis, Raja Iblis pasti akan menghalangiku.
Menipu Raja Iblis adalah hal yang hampir mustahil. Aku sama sekali tidak tahu bagaimana masa depanku, tapi hanya bisa pasrah melihat diriku terjerumus ke dalam jurang kutukan. Aku tidak tahu langkah mana dari perbuatanku yang akan menyebabkan kehancuranku di masa depan, bahkan... menyakiti orang yang kucintai.
Aku tidak bisa melukis instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, namun seiring berjalannya waktu, melalui eksplorasi terus-menerus, akhirnya aku menemukan rahasia Raja Iblis. Tapi aku tidak berani mengatakannya langsung, karena kukira ini sengaja dibocorkan Raja Iblis. Maka, kucoba metode tersamar dengan memberi petunjuk kepada Pu Liansheng. Namun tak kusangka, setelah misi darah yang dijalaninya, dia tidak pernah kembali.
Aku akhirnya mengerti, aku tidak bisa lepas dari kendali Raja Iblis. Jadi, aku memutuskan untuk hidup sesuai kutukan takdir yang diberikan Raja Iblis padaku, tapi aku takkan pernah menyerah untuk melepaskan diri dari kendali ini.
Kemudian, aku menyegel Raja Iblis. Tapi saat itu, semua penghuni apartemen sudah mati. Tentang cara penyegelannya, aku tidak bisa memberitahumu. Karena jika aku memberitahumu, mungkin kamu akan langsung mati.
Setelah itu, aku meninggalkan Kota K. Selama puluhan tahun, aku berkelana ke berbagai tempat mencari orang-orang yang terkait dengan apartemen melalui lukisan ramalan. Setelah berhubungan dengan mereka, aku mencoba mematahkan takdirku. Karena aku tahu, di masa depan aku pasti akan terlibat lagi dengan apartemen ini. Ini tak terhindarkan, Raja Iblis tidak mungkin memberikanku kemampuan ini tanpa alasan. Dan ketika saat itu tiba, setelah kehilangan nilai gunaku, nasibku akan berakhir seperti yang sudah jelas kupahami.
Lalu aku menikahi seorang wanita, ibu dari Min. Aku tidak mencintainya, tapi aku benar-benar lelah dan ingin menetap. Karena tidak tahu masa depanku, aku asal memilih seseorang untuk dinikahi. Sebenarnya tindakanku seperti menyerah pada nasib, sangat mengecewakan istriku. Seiring bertambahnya keputusasaan, aku mulai mabuk-mabukan bahkan melakukan kekerasan. Istriku tampaknya meninggal dini karena hal ini. Aku menyesal, dan bertanya-tanya: apakah ini juga bagian dari takdir yang diatur Raja Iblis untukku?
Alasan saya membiasakan diri menulis buku harian sebenarnya adalah untuk ditunjukkan kepada Raja Iblis. Dengan sengaja saya memilih buku catatan di dalam apartemen (cara saya mendapatkan catatan apartemen sangat banyak, Anda mungkin bisa membayangkannya), karena berpikir ini akan meningkatkan kemungkinan Raja Iblis membacanya. Saya ingin tahu, jika dalam buku harian ini kepatuhan semu terhadap takdir ini bisa menipu Raja Iblis, apakah hidup saya bisa membaik? Atau setidaknya, apakah nyawa saya bisa diperpanjang?
Di saat seperti ini, saya kembali mengunjungi seseorang. Orang itu juga memiliki hubungan dengan apartemen. Karena alasan inilah saya bisa melukis masa depannya.
Orang itu bernama Luo Nianxue. Keluarganya, karena nenek moyangnya pernah menjadi penghuni apartemen, terus menerus terkena kutukan. Keluarga ini dikutuk dengan gu, sehingga secara turun-temurun terlahir sebagai 'gu manusia'. Saya tahu, di masa depan masih akan ada anggota keluarga ini yang masuk ke apartemen dan mati mengenaskan.
Sedangkan Luo Nianxue... adalah ibu kandungmu.
Saya sangat ingin menggambarkan ibumu dengan baik, tapi sungguh tidak menemukan kata-kata yang tepat. Karena dalam pandangan saya, dialah wanita paling sempurna di dunia. Meski tidak tergolong berwajah sangat cantik, saat pertama kali melihatnya - tak lama setelah kehilangan istri - saya langsung terpikat.
Saya menceritakan semua yang saya alami padanya. Dari Keluarga Luo, hanya dia satu-satunya yang pernah saya hubungi, anggota lainnya tidak mengetahui keberadaan saya. Mungkin karena berbagi penderitaan yang sama, kami bisa saling memahami kesakitan satu sama lain, dan karenanya merasa memiliki rekan sepenanggungan. Yang disebut cinta... mungkin bermula dari saling mengenal, lalu saling bergantung, hingga akhirnya menjadi pendamping hidup.
Kami saling tertarik, pada saat itu saya akhirnya menyadari bahwa saya tidak lagi sendirian. Meskipun dia berasal dari Keluarga Luo, menyadari dirinya sebagai 'gu manusia' yang tidak memiliki masa depan dan umur pendek, hanya bisa memperpanjang nyawa dengan berbagi kutukan bersama keluarga - namun dia tidak pernah mengeluh. Dia menghargai dan mencintai setiap hari dalam hidupnya. Kepada saya, dia berkata: "Kita tidak boleh putus asa terhadap takdir."
Setelah setengah tahun kami berkenalan, dia mengandungmu. Tapi ini membuatnya sangat takut. Dia tahu bahwa sebagai anak Keluarga Luo, sejak lahir kamu akan menjadi 'gu manusia' yang ditakdirkan berbagi kutukan melalui garis darah keluarga, membawa ketidakberuntungan, tanpa harapan atau masa depan. Anggota Keluarga Luo yang paling beruntung pun umumnya tidak bisa hidup melebihi 40 tahun. Perempuan biasanya berumur lebih pendek. Nianxue adalah pengecualian, dia termasuk yang berumur panjang. Bagi saya yang bisa melukis lukisan ramalan, mengetahui jenis kelamin putri saya sebelumnya tidaklah sulit.
Dan sejak lama, dia telah mempertimbangkan apa yang harus dilakukan jika menikah dan memiliki anak di masa depan. Satu-satunya cara yang akhirnya dia temukan adalah menggunakan ilmu santet untuk mentransmigrasikanmu ke tubuh wanita lain, lalu melahirkanmu. Dengan begitu, darah keturunan keluarga Luo tidak akan mengalir dalam dirimu. Namun tidak semua wanita memenuhi syarat ini. Hanya perempuan yang memiliki hubungan darah langsung dengan salah satu orang tua yang memenuhi kriteria. Tentu saja, janin hanya akan dilahirkan melalui rahimnya. Karena kutukan tidak diwarisi melalui genetik biologis, melainkan sepenuhnya ditransmisikan melalui tubuh ibu, secara genetik kamu tetap anakku dan Nianxue, masih memiliki darah keluarga Luo, namun terbebas dari kutukan.
Jujur, awalnya aku menentang. Karena cara ini akan memperpendek usianya lebih drastis, mungkin hanya tersisa 1-2 tahun. Tapi Nianxue begitu terobsesi untuk melakukannya, mengingat hanya dengan ini putri kami bisa hidup normal setelah lahir. Aku tahu ini satu-satunya jalan.
Berdasarkan lukisan ramalanku, aku tahu Nianxue memang tidak akan berumur panjang. Namun saat dia memutuskan ini, hatiku seperti tertusuk pisau. Metode ini sebelumnya ditolak keluarga Luo karena terlalu menggerogoti usia. Akhirnya aku menyetujui. Meski sadar mengubah paksa masa depan lukisan ramalan mungkin memicu konsekuensi mengerikan, aku memutuskan mengambil risiko.
Karena... aku dan Nianxue sungguh mencintaimu.
Jadi kamu juga seharusnya mengerti. Orang yang kami pilih tentu adalah putriku Min. Karena hanya dia yang memenuhi semua syarat, lagipula aku dan Feiling sama sekali tidak bisa dianggap kakak beradik. Meskipun membuat putriku sendiri melahirkan putriku yang lain adalah hal yang sangat aneh dan mengerikan, aku tetap harus melakukannya. Mungkin aku agak egois, tapi sungguh tidak ada metode yang sempurna.
Sejak awal Nianxue sudah memutuskan, seumur hidupnya dia tidak akan menemuimu, karena khawatir akan membawa Bu Xiang padamu. Satu-satunya permintaannya adalah aku harus memberimu nama Shen Yu. Karena dia sangat menyukai musim hujan, dan pertama kali kami bertemu juga di musim hujan. Inilah... makna sebenarnya dari namamu.
Di hari-hari Min mengandung menunggu persalinan, aku menemani Nianxue menjalani sisa hidupnya. Sayangnya, dia meninggal sebelum kamu lahir. Menjelang ajal, dia berpesan padaku untuk merawatmu dengan baik.
Namun aku menemukan, dalam masa depan yang telah diubah, kamu akan menjadi penghuni apartemen! Tentu waktu masukmu ke apartemen sekarang seharusnya jauh lebih lambat dari situasi awal yang aku lukis.
Aku berjanji pada Nianxue akan menjagamu seumur hidup. Tapi... aku tidak bisa menepatinya.
Lebih baik aku mati daripada melihatmu mati. Kamu adalah putri terpenting kami yang Nianxue tebus dengan sisa hidupnya! Dia memberimu kehidupan yang normal, demi kebahagiaanmu dia mengorbankan segalanya.
Aku ingin mengubah masa depan. Tapi bagaimana caranya? Setiap kali muncul pikiran untuk membawamu pergi jauh dari Kota K bahkan ke luar negeri setelah kelahiranmu, lukisan ramalan yang kubuat juga akan berubah mengikuti. Namun hasilnya tetap sama: akhirnya kamu akan masuk ke apartemen dan mati dengan sangat tragis. Perbedaannya hanya pada usiamu saat masuk, cara kematian, serta jumlah misi darah yang kamu jalani.
Dari situ aku sadar, mustahil bagimu untuk menghindari masuk ke apartemen.
Maka... hanya ada satu cara. Menunda waktumu masuk apartemen hingga instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis berikutnya dirilis, lalu memberitahumu rahasia Raja Iblis. Dengan begitu mungkin kamu bisa menyegel Raja Iblis dan keluar dari apartemen. Tapi aku tahu, situasi sekarang berbeda dengan lima puluh tahun lalu. Meski kamu tahu rahasia ini, mengumpulkan tujuh fragmen kontrak saja sudah sulit, apalagi menghadapi kengerian misi tingkat Raja Iblis itu sendiri. Lagi pula, bagaimana cara memberitahumu rahasia ini?
Aku tahu... Untuk benar-benar menipu Raja Iblis, maka satu-satunya cara adalah aku harus mati.
Maka, aku memilih untuk bunuh diri. Tapi sebelum bunuh diri, aku sudah mempersiapkan mental, menggunakan Lentera Penuntun (bagaimana cara aku mendapatkan lentera ini, ceritanya panjang, tidak akan dijelaskan di sini karena tidak penting), memasuki beberapa dimensi yang dekat dengan Raja Iblis, dan meninggalkan beberapa buku harian. Kemudian, di Menara Reruntuhan, aku meninggalkan surat ini yang ditulis di atas kertas surat biasa. Asalkan bisa membimbingmu sampai ke sini, maka aku sudah berhasil. Aku juga sudah meninggalkan beberapa lukisan ramalan yang membantumu, disembunyikan di kertas buku harian yang tersebar di seluruh dunia. Bagaimanapun juga kertas buku harian dari apartemen itu tidak mungkin dihancurkan. Lalu, dengan memanfaatkan Chu Mizhen (jika ada kesempatan, tolong sampaikan permintaan maaf padanya), agar kamu bisa sampai ke sini dan melihat semua ini.
Apa yang akan terjadi setelah kematianku, tidak bisa sepenuhnya kuperkirakan, karena masa depan dalam lukisan ramalan pada akhirnya akan berubah karena Raja Iblis. Apakah kamu bisa sampai ke sini dan melihat rahasia yang ingin kusampaikan, juga sulit dipastikan. Tapi jika kamu benar-benar berhasil. Maka dengarkan baik-baik kata-kataku berikut.
Aku sudah menyiapkan Lentera Penuntun untukmu sebelumnya. Untuk berjaga-jaga jika yang membaca surat ini adalah Raja Iblis, aku tidak bisa memberitahukan kebenaran dalam surat ini. Gunakan Lentera Penuntun untuk pergi ke dunia nyata, lalu... ambil pesan terakhir yang kutinggalkan di balik wallpaper dinding kamar tidur unit 2908 apartemen! Seberapa mengerikannya Raja Iblis, dia sama sekali tidak bisa memasuki apartemen!
Akhirnya, lupakan semua bahasa dalam buku harian yang digunakan untuk menipu Raja Iblis. Bagian tentangmu banyak yang palsu. Aku dan ibumu selalu mencintaimu, sampai mati... tetap mencintaimu. Tolong jangan pernah lupakan ibumu. Makamnya berada di Pemakaman Jinfeng, Distrik Barat Kota K. Jika kamu bisa bertahan hidup, pastikan mengunjunginya. Selama hidupnya, dia tidak pernah sempat melihatmu.
Shen Yu, kamu harus bertahan hidup! Kami mencintaimu!
Ayahmu, Pu Miling"
Saat menulis surat ini, Pu Miling tidak tahu bahwa setelah mati, dia akan sepenuhnya menjadi roh jahat yang menjelma sebagai tangan kanan Shen Yu, dan hampir "membunuh" Shen Yu.
Min kemudian menganggap Pu Miling telah melanggar dirinya karena di masa kecilnya, kehamilannya dikaitkan dengan satu-satunya orang yang melakukan kontak fisik - ayahnya. Memori masa kecil yang kabur dan prasangka yang terbentuk sebelumnya membuatnya berasumsi ayahnya telah melakukan hal yang lebih keji dari binatang. Setelah kematian Pu Miling (yang saat itu sudah menjadi roh jahat tapi dianggap masih hidup oleh orang sekitar), tes DNA menggunakan rambut membuktikan Shen Yu memang anak kandungnya. Pu Miling yang sudah mati tentu tidak bisa membela diri. Isi buku hariannya pun secara alami berisi konten palsu.
Dia memang tidak pernah benar-benar lolos dari kontrol dan dominasi apartemen.
"Shen Yu saat ini menggenggam erat surat itu, otaknya benar-benar kosong. Fakta yang begitu mengejutkan ini sulit untuk dicerna."
"Lama kelamaan, tangannya gemetar. Seluruh tubuhnya berlutut di tanah. Matanya yang sudah buram hanya fokus pada empat kata terakhir di surat itu."
"Kami mencintaimu"!
Saat ini... Di Taman Makam Jinfeng, Luo Xiu berdiri di depan sebuah prasasti nisan.
"Dia membungkuk, menyentuh prasasti bertuliskan 'Makam Adik Luo Nianxue'. Tentang kejadian antara Luo Nianxue dan Pu Miling dulu, pengetahuannya tidak lengkap. Dia dan kakaknya Luo Lian selalu mengembara ke seluruh negeri, sementara adik perempuannya tinggal di Kota K menjaga rumah leluhur keluarga Luo, hidup menyendiri. Karena itu, saat adiknya meninggal, dia bahkan tidak sempat pulang untuk melihatnya terakhir kali."
"Nianxue, Lian, A Jin, Shi San sudah menemanimu. Aku juga akan segera menyusul. Kurasa aku adalah generasi terakhir keluarga Luo. Setelahku, keluarga Luo akan benar-benar menghilang dari dunia ini. Apapun yang terjadi, kamu harus menungguku. Kita pasti akan bertemu di bawah tanah."
Di reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda.
"Shen Yu menyimpan surat itu di dada. Surat yang sudah menguning bahkan tulisannya samar-samar ini, baginya sekarang adalah harta paling berharga!"
"Meski sudah tidak bisa memasuki apartemen, selama bisa menghubungi seorang penghuni, dia akan segera mendapatkan barang yang ditinggalkan ayahnya untuknya!"
Saat dia hendak mengambil Lentera Penuntun, tiba-tiba dia menyadari tangannya... perlahan berubah menjadi batu!
Inikah kutukan yang diterima Mizhen? Setelah berbagi kutukan dengannya, apakah ini justru memicu perubahan pada dirinya?
Namun sebelum Shen Yu sempat berpikir, kedua tangannya telah membatu. Pada akhirnya, termasuk surat yang dibawanya, semuanya ikut terpetrifikasi...
Kurang dari satu menit, Shen Yu telah berubah sepenuhnya menjadi patung batu!
## Jilid XXX (Volume Akhir) Raja Iblis Bab XIX Tibanya Saat-saat Terakhir
Dulu Pu Miling sengaja meninggalkan kertas buku hariannya di Lembah Malam yang Sunyi tempat fragmen kontrak disebarkan sebagai langkah antisipasi. Namun tak disangka, tindakan yang dianggapnya sebagai jaminan untuk memecahkan masalah kesulitan Shen Yu mengumpulkan fragmen kontrak ini justru menjadi penyebab kutukan yang kini menimpanya.
Meski perhitungannya sangat teliti... tetap saja ada satu langkah yang terlewat.
Mana mungkin takdir bisa diubah dengan mudah?
Jepang, Kota Kyoto. Masao Kamya sedang merapikan dahan pohon di kuil Shinto. Di sebelahnya, sang istri Shinno menjahit pakaian di dalam rumah.
Tiba-tiba tangan Masao bergetar, membuat potongan dahannya melenceng. Wajahnya langsung berubah pucat.
"Apa... ini sudah tiba?"
Di ruang bawah tanah villa milik Li Yong di Kota K. Dalam kegelapan yang pekat itu, sesuatu yang membuat bulu kuduk berdiri... eksistensi mengerikan itu...
Nama-nama bernoda darah yang ditulis Li Yong perlahan terkikis oleh kegelapan itu, lalu menghilang satu per satu.
Baru saja, orang-orang yang dikirimnya akhirnya berhasil "membunuh semua" orang yang pernah bertemu lebih dari satu jam dengan ketiga anggota keluarga Xu dalam 24 jam sebelum kematian mereka. Bagaimanapun, hanya Xu Lan yang sempat keluar rumah dari ketiganya, jadi sangat sedikit orang yang memenuhi kriteria tersebut.
Saat itu, Li Yong memasuki villa. Sampai di depan pintu ruang bawah tanah, ia memutar gagang pintu perlahan lalu membukanya. Kemudian, ia menuruni anak tangga menuju lantai bawah.
Sesampainya di bawah, ia menyaksikan langsung bagaimana semua nama yang ditulisnya telah lenyap. Tak lama kemudian, pintu di atasnya pun tertutup dengan sendirinya.
Dalam kegelapan, ia mulai merasakan aura seram... yang mengerikan.
Di saat yang sama, Li Yin menyalakan Lentera Penuntun.
Tiba-tiba, ia mendapati dirinya berada dalam dimensi yang gelap gulita. Dan di hadapannya, berdiri ayahnya sendiri - Li Yong!
"Ayah..."
Seharusnya, tujuan menyalakan lentera itu adalah untuk kembali ke "neraka". Tapi begitu api menyala, ia justru muncul di ruang bawah tanah yang gelap ini!
Belum habis keheranannya, lentera di tangannya tiba-tiba padam. Tak hanya itu, seluruh badan lentera mulai lapuk, lalu berubah menjadi segumpal debu di genggamannya!
Li Yong mulai berjalan mendekati arah anaknya. Namun kegelapan semakin pekat, hingga Li Yin tak lagi bisa melihat sosok ayahnya.
"Li... Li Yin... Li..."
Suara Ayah semakin melemah, hingga akhirnya seperti dengungan nyamuk yang nyaris tak terdengar.
Dalam kepanikannya, sebelum sempat berpikir lebih jauh, dia langsung berlari ke depan! Tapi ini sama sekali tidak berguna!
Villa ini sama sekali bukan tempat untuk menghidupkan kembali mayat, melainkan tempat untuk mengubah korban menjadi hantu galak sejati!
Tiga anggota keluarga Xu yang tewas sebelumnya hanyalah arwah penuntut balas. Namun sekarang, di sini hanya ada hantu neraka yang tak kenal ampun!
Lentera Penuntun juga telah hancur. Li Yin sama sekali tidak bisa melarikan diri! Dalam kegelapan ini, ke arah manapun dia lari, mustahil baginya untuk lolos!
Semua sudah sia-sia. Baik permintaan maaf maupun penyesalan, semuanya tak berarti. Bahkan jika Xu Tao berdiri di sini, dia juga akan mati!
Jalan kematian telah sepenuhnya terpicu.
Li Yin telah berlari selama lima menit dalam kegelapan ini, namun ujungnya tak kunjung terlihat. Tiba-tiba, dia mendengar suara gemeretak gigi yang semakin mendekat dari belakang, membuat bulu kuduknya berdiri.
Li Yin segera berlari ke depan, tapi tiba-tiba dari depan terasa hembusan energi seram yang menusuk. Sebelum sempat bereaksi, tangan basah telah menyentuh pipinya!
Dia berputar dan berlari ke samping, mengusap wajahnya. Meski tak bisa melihat dalam gelap, hidungnya jelas mencium bau anyir darah!
"Li Yin saat ini benar-benar tidak bisa membayangkan, mungkinkah nyawanya akan berakhir di sini? Bukan mati di tangan roh jahat gudang, tapi mati dalam misi darah ketujuh miliknya sendiri?"
Tak tahu sudah berapa lama berlari, Li Yin akhirnya menghentikan langkahnya. Waktu berikutnya terasa sangat panjang, tapi tanpa Lentera Penuntun, dia tidak bisa menemukan cara untuk keluar. Sekelilingnya gelap gulita, sama sekali tidak memungkinkan untuk merenungkan jalan keluar.
Tiba-tiba di detik itu, sebuah tangan muncul dari kegelapan menariknya, lalu dia terseret masuk ke dalam hamparan kegelapan!
Li Yin yang sudah pasrah, tiba-tiba diselamatkan oleh... Mizhen! Namun Lentera Penuntunnya juga perlahan mulai hancur, tak lama kemudian berubah menjadi debu.
"Mengapa bisa seperti ini?" Wajah Mizhen berubah pucat melihat perubahan pada Lentera Penuntun. Selama ini lentera itu menjadi andalan utama mereka. Tanpanya, bagaimana cara mereka kabur?
Li Yin dan Mizhen terperangkap dalam dimensi gelap ini. Dalam situasi seperti ini, apapun yang terjadi, jalan keluar nampaknya mustahil!
Misi darah ini masih akan berlangsung selama setengah bulan.
Bertahan setengah bulan di sini? Belum lagi masalah lain, tanpa makanan saja sudah pasti mati! Lentera Penuntun sudah hancur, akhir seperti apa yang menanti mereka, sudah jelas terbayang.
Apakah akhirnya mereka harus mati di sini?
Jika Mizhen mati, maka Mian Tian dan Shen Yu juga akan ikut tewas!
“Masih ada kesempatan!” Li Yin saat ini masih tidak mau menyerah: “Asal bisa bertahan 24 jam, kita akan secara otomatis ditarik kembali ke ‘neraka’, kembali ke reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda. Asal bisa bertahan, maka kita akan selamat!”
……
Waktu terus berlalu dengan cepat.
Tahun 2011 akhirnya akan mencapai titik akhir.
Tanggal 31 Desember tiba.
Saat ini, Yin Ye dan yang lain menunggu di lobi lantai satu apartemen. Saat ini sudah tengah malam pukul 00:00 tanggal 31 Desember. Sesuai perjanjian, Mizhen akan muncul hari ini dan membawa fragmen kontrak terakhir.
Karena itu, semua orang berada di sini, menunggu dengan tenang.
Di sisi lain... semua juga merasa sangat gelisah. Bagaimanapun, hari ini adalah batas akhir. Karena mempercayai kata-kata Mizhen, beberapa penghuni yang tidak sabar sudah memilih menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, seperti Zhang Yixia dan Fu Jingting. Tapi jika dia tidak datang... konsekuensinya sungguh tak terbayangkan.
Saat ini, semua orang menahan napas dan menunggu di pintu apartemen. Begitu Mizhen muncul di mulut gang, mereka akan segera keluar.
Saat ini sudah pukul dua pagi. Meski tidak tahu kapan tepatnya Mizhen akan datang, tapi dia pernah bilang pasti akan datang hari ini.
Para penghuni yang gelisah sudah mondar-mandir sekuat tenaga, sementara para penghuni senior tetap tenang.
“Yin Ye dan Yinyu, setelah itu, mengurus pemakaman ayah Li Yin. Ayah Li Yin, Li Yong, telah dipastikan meninggal. Xiao Yezi diam-diam menunggu bersama Lian tanpa banyak bicara. Shangguan Mian berbaring di sofa dari awal sampai akhir, hampir tidak bergerak. Sedangkan Pu Liansheng, meski terlihat tenang, hatinya sangat gelisah.”
Tiba-tiba Yin Ye berdiri dan berkata: "Aku... akan menjenguk Li Yin. Yinyu, kalau Li Yin datang, telepon aku."
"Baik... Yin Ye."
Yin Ye pun berjalan menuju lift. Naik ke lantai empat, lalu menuju kamar tempat Li Yin berada.
Kamar Li Yin, Kamar 404, selalu terbuka.
Dia membuka pintu dan masuk.
Yin Ye perlahan mendekati pintu kamar tidur Li Yin, lalu membukanya dengan lembut.
Li Yin terbaring di tempat tidur.
"Di momen paling krusial ini kau malah terbaring di sini. Kalau begini, kau benar-benar mengecewakanku." Yin Ye mendekati Li Yin yang sudah berkali-kali dikunjunginya.
Setelah berjuang bersama Li Yin sampai hari ini, dia berharap bisa keluar dari apartemen dalam keadaan hidup bersama.
Tapi Li Yin kini terbaring dengan mata memutih bagai kehilangan roh. Jika Mizhen gagal mengambil kembali roh Li Yin, dia akan terus hidup selamanya dalam keadaan setengah hidup.
Pada saat-saat terakhir, Li Yin juga menjadi bagian dari ukiran komunitas terkutuk itu. Empat orang sudah menjadi batas maksimum ukiran tersebut. Karena itulah, meskipun tubuh telah kembali ke apartemen, tetap tidak bisa pulih seperti semula.
Li Yin sekarang sama seperti Mian Tian, kehilangan kehendak karena kutukan. Hanya saja, tubuh asli Chu Mitian yang dirasuki oleh banyak roh jahat kondisinya lebih parah.
Satu-satunya cara untuk menyelamatkan semua orang adalah jika Mizhen bisa menemukan jalan keluar dari misi darah kesepuluh yang dia dan Mitian jalani.
Ini satu-satunya solusi.
Roh Li Yin, sama seperti roh Mitian, mungkin berada di suatu tempat di reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda. Patung batu Shen Yu yang ditemukan di bawah pagoda masih tetap tidak berubah, meskipun Li Yin ikut berbagi kutukan, dia tidak juga pulih.
Jika dalam dua bulan ke depan Mizhen tidak bisa menemukan roh Li Yin dan Mitian untuk melepas kutukan ini, mungkin dia tidak akan datang. Bagaimana mungkin dia menyerahkan fragmen kontrak terakhir jika Li Yin dan Mitian tidak diselamatkan?
Apakah... dia akan datang sesuai perjanjian?
Jika tidak bisa datang, apa yang harus dilakukan?
Tiba-tiba ponsel berdering. Dia buru-buru membuka ponsel, langsung mendengar suara Yinyu: "Dia... datang!"
Mizhen dengan wajah yang terlihat agak lesu, telah datang. Para penghuni satu per satu keluar dari apartemen, muncul di hadapannya. Saat semua memandangnya, mata mereka berbinar ingin tahu: di mana fragmen kontrak itu?
Namun, Mizhen tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia mengeluarkan sepotong kertas perkamen.
"Aku... tetap tidak bisa memecahkan misi darah kesepuluh. Tapi aku menepati janji, fragmen kontrak ini untuk kalian. Asalkan ada di antara kalian yang berhasil menyegel Raja Iblis, tekanan kutukan yang kami tanggung akan berkurang. Saat itu, tunggu sampai tahun depan... tahun 2012, laksanakan sepuluh misi darah! Tahun ini, fragmen kontrak ini kuberikan kepada kalian."
Keputusan Mizhen ini membuat hatinya tersiksa, tapi... dia tidak punya pilihan.
Setelah mengeluarkan fragmen kontrak, dia tidak langsung menyerahkannya ke siapa pun, melainkan meletakkannya di lantai sambil berkata: "Siapa di antara kalian yang akan mengambil fragmen ini, terserah keputusan kalian sendiri."
Pada detik itu, semua pandangan tertumpu pada fragmen kontrak terakhir itu. Mata setiap orang dipenuhi kerinduan!
## Jilid Tiga Puluh (Volume Akhir) Raja Iblis Bab Kedua Puluh Kelahiran Kontrak Neraka Utuh
Setelah meletakkan fragmen kontrak itu, Mizhen pun pergi.
Mata semua orang berbinar-binar. Bagaimanapun, hanya dengan memiliki Kontrak Neraka yang utuh, mereka bisa menyegel Raja Iblis!
Hari ini adalah hari terakhir tahun 2011. Sudah tidak ada pilihan lain.
Saat ini, kalau bukan karena Lian Sheng memegang pistol (diambil dari tubuh Han Junshen dan Xia Yuhao), mungkin banyak orang sudah berebut mengambilnya.
Tapi memiliki pistol tidak berarti Lian Sheng pasti akan mendapatkan fragmen kontrak.
Tiba-tiba Lian Sheng sudah mengeluarkan pistol dan membungkuk untuk mengambil fragmen kontrak. Namun pada saat yang sama, Shangguan Mian muncul di sampingnya.
Namun, semua orang tidak menganggapnya serius. Saat Lian Sheng mengambil kontrak, Shangguan Mian berkata dengan dingin: "Jika tak ingin mati, berikan fragmen kontrak padaku."
Lian Sheng segera menatap Shangguan Mian, matanya dipenuhi kewaspadaan. Dia yakin pembunuh bayaran ini pasti punya alasan kuat. Saat ini Shangguan Mian benar-benar tanpa emosi. Dia bisa melakukan apapun.
Di saat Lian Sheng terpaku, tiba-tiba seseorang menyergap dari samping, merampas fragmen kontrak lalu kabur secepat kilat! Orang itu adalah Han Guan Nan!
Han Guan Nan paham betul denah lokasi gang kecil di area ini. Selari cepat, meski Pu Liansheng membawa pistol, belum tentu bisa mengatasinya. Dengan fragmen kontrak di tangan, dia bisa bernegosiasi setara dengan penghuni.
Saat sampai di gang lain, Han Guan Nan yang gugup tiba-tiba merasakan dingin di tangannya. Awalnya diabaikan, tapi segera lengannya terasa seperti terendam air! Saat diangkat, dia melihat benang hitam bermunculan di kulitnya, menyebar ke seluruh tubuh!
Akhirnya Han Guan Nan berguling-guling kesakitan di tanah. Rasanya seperti dimasukkan ke gudang es, bibirnya membiru kedinginan. Suhu tubuhnya turun drastis!
Tak lama kemudian, dia melihat Shangguan Mian perlahan mendekatinya.
"Kau..." Han Guan Nan bertanya dengan ketakutan: "Kau... kau..."
Penghuni apartemen hampir melupakan satu hal. Bahkan tanpa kemampuan tempur luar biasa itu, Shangguan Mian masih memiliki senjata pamungkas mengerikan - racun. Apalagi sebelumnya dia memaksa Fu Jingting untuk memodifikasi dan menguji obat-obatan Zhan Tianlin, kemudian memproduksi racun mengerikan dalam jumlah masif. Tentu karena kedua lengannya telah hilang, jumlah racun yang bisa digunakan terbatas. Namun untuk menghadapi penghuni, ini sudah lebih dari cukup.
Han Guannan benar-benar tak paham dalam kondisi seperti apa dia keracunan. Ancaman Shangguan Mian terhadap Lian Sheng tadi pun akhirnya dipahami semua orang. Sekarang pun, dia masih memiliki kemampuan mutlak atas hidup-mati penghuni!
Para penghuni yang berkumpul langsung memahami situasi saat melihat pemandangan ini. Jin Xiyan segera bergerak mendekat, memandangi wajah Han Guannan yang sudah tak berbentuk, lalu bersujud ke Shangguan Mian: "Kumohon... berikan dia penawar! Fragmen kontrak ini untukmu, lepaskan dia!"
Sambil berbicara, dia merebut fragmen kontrak dari tangan Han Guannan dan meletakkannya di kaki Shangguan Mian, merengek sambil menangis: "Aku... aku diselamatkannya, tanpa dia mungkin aku sudah mati... kumohon berikan penawar, jangan biarkan dia mati..."
Jin Xiyan saat itu diperkosa oleh enam pria termasuk pacarnya. Saat itu, mereka saling membunuh dan memperkosa perempuan. Selain Han Guannan, tak seorang pun menyelamatkannya. Karenanya, meski tahu kengerian Shangguan Mian, dia tetap keluar untuk memohon nyawa Han Guannan. Dia tak bisa membiarkan Han Guannan mati di depan matanya.
Melihat Shangguan Mian tetap tak bergeming, dia bahkan berlutut dan membenturkan kepala ke lantai: "Kumohon...lepaskan dia, lepaskan dia...penawarnya, berikan penawarnya! Kumohon berikan penawarnya..."
Saat itu, penghuni di belakang menunjukkan raut tak tega. Akhirnya, Yin Ye melangkah maju. Bagaimanapun, Shangguan Mian sudah kehilangan kekuatan tempurnya. Dengan tekanan bersama, mungkin mereka tak perlu takut. Namun Shangguan Mian langsung bersuara saat Yin Ye bergerak: "Ke Yinye, jika kau maju selangkah lagi, nasibmu akan seperti pria ini. Banyak cara memberimu racun tanpa kalian sadari."
Fu Jingting, saat menyaksikan perbuatan Shangguan Mian, langsung teringat kakaknya Zhan Tianlin yang juga menggunakan racun untuk merenggut nyawa! Dia pun tak tahu cara menetralkan racun ini, tapi jika diberi waktu...
Seketika dia melompat ke depan.
Selama ini dia selalu berusaha menyelamatkan korban racun kakaknya, karenanya tak henti membuat penawar. Tapi akhirnya tetap tak bisa mencegah segalanya. Dia juga tahu, kakaknya telah berkorban banyak untuknya.
"Dia bisa bertahan hidup karena Shangguan Mian menganalisis racun itu. Tapi meski dia yang menyelamatkan diri sendiri, tak berarti bisa diam saja melihat kejadian di depan matanya."
"Sekalipun harus mempertaruhkan nyawa, dia tak bisa hanya berdiri menyaksikan!"
Dengan langkah cepat dia mendekat, memandang dingin ke arah Shangguan Mian, lalu menggenggam lengan Han Guannan.
Denyut nadi semakin melemah.
"Dingin... dingin... sangat dingin..." Tubuh Han Guannan dipenuhi benang hitam yang merambat, warna darah di wajahnya memudar perlahan.
"Berikan dia penawarnya!" Fu Jingting ikut memohon, "Shangguan Mian, kan kau sudah dapat fragmen kontraknya!"
Tapi Shangguan Mian tetap tak bergeming. Tujuannya adalah "menyembelih ayam kampung untuk menggentarkan monyet" - mencegah para penghuni meremehkannya setelah kehilangan kekuatan tempur. Untuk mengumpulkan semua fragmen kontrak, dia tak segan membunuh berapa pun penghuni. Alasan tak membunuh semua hanya karena Yin Ye dkk masih punya nilai guna baginya.
Maka, siapapun yang berani merebut fragmen kontraknya, merendahkannya, harus mati! Yang berani membangkang atau melawan, lebih-lebih harus tewas!
"Cepat berikan penawarnya!" Jin Xiyan akhirnya berdiri dan mencengkeram Shangguan Mian, berusaha merebut dengan paksa. Tapi saat menyentuh lengan Shangguan Mian, tiba-tiba terasa dingin menusuk - garis hitam mulai muncul di lengannya!
“Tidak... jangan...” Jin Xiyan langsung merasa sangat menakutkan, dia juga segera merasakan tubuhnya mulai dingin, perlahan tumbang, tidak lagi punya tenaga untuk meronta!
Shangguan Mian memandang Han Guannan dan Jin Xiyan yang sudah di ambang kematian. Jin Xiyan menatapnya dengan sorot mata penuh dendam, tangan mencengkeram sepatu Shangguan Mian: "Penawar... kumohon, berikan kami penawar... berikan kami penawar..."
Bahkan di saat kritis seperti ini, yang dia ucapkan tetap "kita", bukan "aku".
Yin Ye dan Yinyu merasa sangat tertekan. Yinyu tidak tahan lagi hendak maju, tapi dihentikan keras oleh Yin Ye. Entah bagaimana sebelumnya, Jin Xiyan tiba-tiba terkena racun. Perempuan Shangguan Mian ini benar-benar tidak punya sifat manusia, dia sama sekali tidak peduli hidup mati penghuni!
Sorot mata Fu Jingting yang menatap Shangguan Mian saat ini seolah bisa menyemburkan api. Tapi dia tetap menjaga ketenangan. Bagaimanapun, cara Shangguan Mian memberikan racun memang aneh. Han Guannan sebelumnya bahkan tidak menyentuhnya, hanya Tuhan yang tahu metode apa yang dipakai Shangguan Mian.
Tiba-tiba Fu Jingting melihat seekor lebah beracun beterbangan di atas kepala Shangguan Mian. Ini adalah lebah beracun yang dibiakkan Shangguan Mian, spesies mutasi hasil rekayasanya. Saat sengatnya menusuk tubuh manusia, hampir tidak terasa sakit, tapi racunnya akan membuat suhu tubuh turun drastis hingga darah membeku, akhirnya menyebabkan kematian.
Melalui pemeliharaan lebah beracun, sepenuhnya mungkin di bawah komando Shangguan Mian untuk dengan mudah membunuh para penghuni. Dengan mengandalkan lebah beracun mutasi ini, meskipun Shangguan Mian telah menjadi orang lumpuh, dia tetap bisa dengan mudah mempermainkan penghuni. Tentu saja, jika di masa depan bisa hidup keluar dari apartemen, tetap tidak bisa melawan orang yang ingin membunuhnya. Bagaimanapun, selama menjadi ahli tingkat SS, sangat sulit dibunuh dengan racun karena bisa dengan mudah memaksa keluar racun menggunakan tenaga dalam.
Fu Jingting langsung memahami situasi setelah menemukan lebah beracun itu. Perlu disebutkan bahwa Shangguan Mian juga memelihara laba-laba beracun. Binatang yang dibawa penghuni saat dibawa bayangan ke apartemen bisa dimasukkan ke dalam. Namun karena tidak sempat menjinakkan laba-laba ini, sekarang dia telah menjadi orang biasa. Jika keracunan, tidak ada cara untuk menggunakan tenaga dalam mengeluarkan racun.
Fu Jingting berpikir, jika bisa menangkap lebah beracun ini, mungkin bisa mengembangkan penawarnya meski tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan. Untuk saat ini, hanya bisa berpura-pura berpihak pada Shangguan Mian sementara waktu.
Tiba-tiba, sensasi dingin menyebar dari bagian belakang lehernya, membuat Fu Jingting membelalakkan matanya!
Mustahil Shangguan Mian membiarkan seorang jenius seperti Fu Jingting tetap hidup. Tunas bahaya tentu harus dicekik sejak dalam buaian. Begitu merasakan sentuhan dingin itu, tubuh Fu Jingting langsung terjatuh ke lantai.
"Sudah," Shangguan Mian menoleh ke belakang dan berkata, "Sekarang, semua yang membawa fragmen kontrak, serahkan padaku."
"Kalimat ini penuh dengan niat membunuh, semua orang ketakutan sampai roh mereka tercerai-berai, gemetaran ketakutan. Mereka akhirnya menyadari, bahkan jika Shangguan Mian berubah seperti ini sekarang, tetap bisa dengan mudah membunuh mereka!"
"Kamu... kamu akan mendapat karma! Shangguan Mian!" Merasa tubuhnya seperti berada di tengah salju, Fu Jingting langsung menangkap kaki Shangguan Mian, lalu menggigitnya dengan keras!
Dia tahu Shangguan Mian menguasai banyak racun buatan kakaknya. Selama ini dia terus membuat penawar untuk mencegah penyalahgunaan racun-racun itu, sekarang Shangguan Mian pasti akan menggunakan racun-racun itu untuk terus membunuh.
Setiap kali membuat racun baru, Fu Jingting akan segera membuat penawarnya. Dia terus berlomba dengan Shinigami, menyelamatkan nyawa. Dia tidak bisa membiarkan Shangguan Mian memiliki racun-racun itu!
Namun setelah beberapa kali menggigit, tubuhnya terasa lemas. Shangguan Mian langsung menendang keras ke pipi Fu Jingting.
"Kamu akan dapat karma... akan dapat karma..."
Shangguan Mian memandangnya dingin dari atas, berkata dengan nada sinis: "Karma? Kalau hal seperti itu ada, hampir semua orang di dunia ini pantas mati."
Pandangan Fu Jingting mulai kabur. Terakhir kali, dia ingin memperingatkan mereka untuk berhati-hati dengan lebah beracun: "Kalian... kalian harus berhati-hati, yang memberikan racun adalah... adalah..."
Namun kata-kata terakhirnya tidak bisa diucapkan. Karena sebuah pisau belati tajam telah menusuk tenggorokannya! Di ujung sepatu kanan Shangguan Mian, ternyata ada mata pisau yang mencuat! Dengan menghentakkan kakinya ke bawah, mata pisau itu langsung menancap keras di leher Fu Jingting!
Yinyu saat itu berusaha mati-matian untuk maju, namun dicegah dengan kuat oleh Yin Ye. Meski Fu Jingting baru sebentar tinggal di apartemen, sifatnya yang hangat dan ceria membuatnya dekat dengan banyak penghuni, termasuk Yinyu. Melihat Fu Jingting perlahan sekarat tanpa bisa berbuat apa-apa, Yinyu hanya bisa menangis tersedu-sedu dengan hati seperti ditusuk pisau.
Pada saat yang sama, Lian Sheng baru saja hendak mengangkat pistolnya. Tapi tatapan Shangguan Mian yang memandangnya layaknya mayat hidup membuatnya ragu. Bagaimanapun, hanya sedikit orang yang tidak takut mati.
Yinyu ingin berkata sesuatu, namun Yin Ye menggelengkan kepala sambil melontarkan sorot mata peringatan. Di dalam hati, Yin Ye juga diliputi amarah membara. Dahulu, dia tahu betul bahwa kebiasaan "membunuh" Shangguan Mian pasti akan membahayakan penghuni suatu hari nanti, sehingga merancang rencana untuk menyingkirkannya. Namun kemudian Li Yin berpendapat bahwa keanehan yang terjadi di apartemen saat ini sebaiknya tidak diikuti dengan perselisihan internal yang bisa menimbulkan korban sia-sia.
Saat ini, air mata telah membanjiri wajah Yinyu. Jenazah Han Guannan, Jin Xiyan, dan Fu Jingting yang tergeletak di lantai membuat setiap penghuni gemetar ketakutan di dalam hati.
Yin Ye memasukkan tangannya ke dalam saku baju, mengeluarkan dua lembar fragmen kontrak yang terlipat rapi, lalu meletakkannya di tanah. Xiao Yezi mengatupkan gigi, melihat ke arah Lian di belakangnya, akhirnya juga mengeluarkan fragmen kontrak dan menaruhnya di depan Shangguan Mian. Hanya tersisa Pu Liansheng yang memegang tiga fragmen.
Suasana tiba-tiba menjadi sangat tegang. Shangguan Mian memandang Liansheng tanpa mendesak.
"Kakak Liansheng!" Mo Shuitong yang memandang Liansheng dengan tatapan sangat mendesak ikut membujuk, "Kita... kita tak bisa melawannya, dia terlalu mengerikan... Kakak Liansheng..."
Liansheng kini menggigit giginya kuat-kuat sambil menatap Shangguan Mian. Menghadapi musuh sebegitu menakutkan, sepertinya menyerah adalah satu-satunya jalan. Tapi melihat tiga penghuni yang tewas mengenaskan, amarah mulai berkobar di dadanya. Bagaimana mungkin gadis 16 tahun ini bisa sekejam itu saat membunuh? Apa arti nyawa baginya? Lahir di masa perang, sejak kecil dia sudah menyaksikan begitu banyak pembunuhan. Tapi tak pernah sekalipun melihat orang yang membunuh dengan begitu tenang, begitu wajar, seperti sedang melakukan hal paling biasa.
Bagaimana mungkin seseorang bisa mengabaikan nyawa sampai ke tingkat ini?
Apakah membunuh... bagi gadis ini adalah hal yang begitu biasa saja?
Dari tubuhnya, dia mengeluarkan tiga fragmen kontrak itu. Bagaimanapun, sekarang dia tidak sendirian. Shuitong ada di sampingnya. Li Yan sudah mati, hanya Shuitong satu-satunya penghuni yang bersama-samanya sejak lima puluh tahun lalu.
Berjalan menghampiri Shangguan Mian, meletakkan fragmen kontrak lalu kembali. Shangguan Mian menundukkan kepala, memandangi tujuh pecahan Perjanjian Neraka yang akhirnya lengkap.
Berapa banyak nyawa yang harus melayang untuk mengumpulkan ketujuh fragmen ini?
Namun, momen yang ditunggu akhirnya tiba.
Shangguan Mian menggoreskan garis tajam di tanah dengan pisau di sepatunya! Matanya berkilat dingin: "Mulai sekarang, siapa melewati garis ini—mati!"
Dengan kakinya, ia menyusun ketujuh fragmen seperti puzzle mengikuti garis sobekan. Perlahan fragmen-fragmen itu bersatu membentuk Perjanjian Neraka utuh!
Secara ajaib, tujuh bagian menyatu sempurna. Garis sobekan menghilang lenyap, kerutan dan lipatan kertas pun raib. Seolah-olah kontrak ini selalu utuh sejak awal.
Tiba-tiba tulisan asing di kontrak berubah merah darah satu per satu! Seperti misi darah yang tertoreh!
Berubah menjadi tulisan berwarna merah darah yang membuat hati berguncang. Kemudian, tulisan merah darah ini mulai menyusun diri kembali secara bertahap. Semua orang menyadari... ini sama sekali bukan tulisan biasa. Setiap karakter yang tersusun ulang membentuk... vortex raksasa! Jika dilihat lebih dekat, vortex itu seolah menyedot pandangan, memberikan sensasi seperti diseret ke dalam lapisan neraka yang bertumpuk!
Siapakah Shangguan Mian sebenarnya? Hingga saat ini, meski berkali-kali menghadapi ujian hidup-mati, tak pernah sekalipun ekspresi ketakutan terlihat di wajahnya!
Tapi pada detik ini, saat melihat vortex pada fragmen kontrak ini... dia TAKUT! Wajahnya langsung pucat pasi, seolah tubuhnya ikut berputar tersedot ke pusat vortex yang berlapis-lapis! Dan... takkan bisa kembali selamanya!
Dia segera mengalihkan pandangan! Tak berani menatap vortex ini lagi! Jika tidak, dia merasa akan jadi gila!
Pada momen inilah Kontrak Neraka yang bisa menyegel Raja Iblis akhirnya tercipta!
Shangguan Mian menatap para penghuni di hadapannya: "Baik, jika kalian ingin menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, pergilah sekarang. Kontrak Neraka yang lengkap sekarang ada di tanganku. Asal aku bisa menyegel Raja Iblis, kalian pun bisa bertahan hidup."
Saat itu juga, semua orang merasakan getaran ketakutan. Tapi mereka juga tahu... Shangguan Mian sekarang sama sekali tak boleh diusik!
Shangguan Mian mengangkat kontrak dengan kaki dengan lembut, lalu menundukkan kepala untuk menggigit fragmen tersebut dan memasukkannya ke dalam tas kecil yang tergantung di pinggangnya, menutup resleting dengan mulutnya.
Selama proses ini, Lian Sheng beberapa kali ragu untuk menembak, namun karena tidak mengetahui taktik pemberian racun Shangguan Mian, akhirnya tidak melakukannya.
Selanjutnya, para penghuni hanya bisa menyaksikan Shangguan Mian berjalan kembali ke apartemen. Pilihan mereka adalah memutuskan apakah akan menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis hari ini.
"Ayo pergi, Yinyu." Yin Ye akhirnya mengambil tekad: "Kita harus pergi! Dengan Kontrak Neraka, probabilitas keberhasilan misi darah akan meningkat drastis!"
Yin Ye juga mempertimbangkan bahwa Yinyu sudah menyelesaikan sembilan misi darah termasuk misi gudang, namun kesulitan misi kesepuluh akan mencapai tingkat kengerian yang tak terpercaya, seperti terlihat pada kasus Chu Mizhen dan Chu Mitian. Dalam situasi demikian, lebih baik mengambil risiko.
"Baik." Yinyu menyeka air matanya: "Tapi... aku ingin mengurus jenazah Jingting dan yang lain... dengan layak."
Pada akhirnya, banyak penghuni memilih masuk ke apartemen dan pergi ke ruangan masing-masing untuk menulis karakter "".
Yin Ye, Yinyu, Kamya Sayoko, Kiryuu Ren, Luo Xiu, dan... Shangguan Mian. Saat mereka satu per satu menulis karakter "", instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis pun muncul.
"31 Desember 2011, pukul 20:00 malam hingga berakhir pada tengah malam pukul 00:00. Lokasi, di daerah tak berpenghuni sekitar apartemen. Hari ini adalah instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis terakhir tahun 2011, sekaligus misi darah akhir dari siklus lima puluh tahun. Untuk misi darah tingkat Raja Iblis, penghuni yang tidak menjalankan misi ini ke lokasi pelaksanaan tidak akan menghadapi bahaya apa pun. Setelah berhasil menyelesaikan misi ini, akan mendapatkan kebebasan, tidak lagi menjadi penghuni apartemen, dan selamanya tidak bisa memasuki apartemen lagi. Setelah kembali ke apartemen usai menyelesaikan misi darah, penghuni harus meninggalkan apartemen dalam satu jam. Jika tidak pergi, akan dibunuh oleh bayangan."
Aturan misi darah tertulis dengan jelas, memberikan jaminan penuh: keberhasilan menjalankan misi darah tingkat Raja Iblis berarti kebebasan abadi dari apartemen!
Sementara Li Yin saat ini masih terbaring di ruangan, tertidur bagai mayat hidup...
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 21 Hijau
Apartemen yang tak diketahui sudah berdiri berapa lama dalam kehampaan ini, akhirnya akan mencapai titik akhir siklus lima puluh tahun.
Sampai hari ini, tetap tidak ada yang tahu mengapa apartemen ini tercipta, mengapa misi darah terus menerus mengirim orang ke tempat-tempat berisi roh jahat mengerikan, apalagi mengetahui... apa sebenarnya Raja Iblis itu.
Hidup dan Mati, Cinta dan Kebencian, drama suka duka dan pertumpahan darah terus berlangsung di dalam apartemen.
Dari orang-orang yang masih hidup sekarang, berapa banyak yang akan bertahan setelah hari ini?
Waktu berlalu cepat. Sekitar pukul lima, langit sudah gelap gulita. Daerah tak berpenghuni di sekitar apartemen kini diselimuti kegelapan pekat.
Yin Ye, Yinyu, Kamya Sayoko, Kiryuu Ren, Luo Xiu, Shangguan Mian, Pu Liansheng, Mo Shuitong, dan lainnya. Para penghuni yang tersisa ini satu per satu keluar dari apartemen tepat pada waktu yang ditentukan.
Pada saat ini, banyak yang secara spontan menoleh ke belakang, memandangi bangunan apartemen ini. Apapun hasilnya, mereka tak akan lagi menjadi penghuni apartemen ini.
Segalanya... Baik atau buruk, pada akhirnya akan menyambut sebuah akhir yang sesungguhnya.
Saat meninggalkan gang apartemen, semua orang menatap daerah tak berpenghuni di depan mereka dengan ketegangan memuncak.
Raja Iblis...
Mereka akhirnya akan menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis!
Shangguan Mian mengambil langkah pertama, diikuti oleh Yin Ye dan Yinyu, kemudian Lian Sheng dan yang lainnya.
Waktu menuju dimulainya misi darah secara resmi... tersisa kurang dari satu menit.
Setiap orang menempelkan tubuh mereka ke Shangguan Mian, semua harapan tertumpu padanya. Jika dia mati dan fragmen kontrak direbut, maka benar-benar akan menjadi keputusasaan. Dalam radius sepuluh meter di sekitarnya, Raja Iblis mutlak tak bisa mendekat.
Daerah tak berpenghuni ini sejak awal memang dipersiapkan untuk instruksi tulisan darah tingkat raja iblis terakhir.
Namun tiba-tiba terjadi perubahan. Shangguan Mian tiba-tiba melihat seekor kupu-kupu ungu kehitaman yang sedang mengepakkan sayap di samping pohon di depannya, tak lama kemudian terbang menjauh ke langit.
Pada saat ini, Shangguan Mian yang selalu tenang bahkan di hadapan bahaya besar, menunjukkan ekspresi keterkejutan yang ekstrem! Seluruh tubuhnya gemetar hebat, matanya membelalak lebar, aura kejahatan dan niat membunuh yang sangat intens menyala-nyala dari sorot matanya!
"Kau... datang... Kau benar-benar datang!"
Kemudian dia mulai mengejar kupu-kupu itu! Kupu-kupu tersebut terbang menjauh, Shangguan Mian berlari kencang mengejarnya, namun kecepatannya kini hampir sama dengan orang biasa, sehingga penghuni di belakang bisa mengikutinya. Bahkan jika Shangguan Mian mengancam mereka dengan racun sekalipun, mereka tidak akan meninggalkannya!
Setelah berlari beberapa lama, akhirnya... mereka tiba di sebuah jalan lebar. Jalanan itu juga sepi tanpa orang, daun-daun kuning berserakan di tanah. Di tengah jalan ini, berdiri sebuah siluet manusia.
Melihat lebih dekat, itu adalah seorang wanita berbaju kimono hitam dengan rambut panjang poni rapi. Wanita ini memiliki sepasang mata yang indah tak terperi, wajahnya begitu mempesona hingga tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Segala pujian terdengar hambar untuknya. Meski Ziye, Kamya Sayoko, bahkan Yi Qingshui termasuk wanita cantik tingkat bencana, namun mereka masih kalah jauh dibandingkan wanita ini!
Wanita yang mengenakan kimono hitam itu, tubuhnya bersandar di bawah pohon yang sudah gundul. Kemudian, kupu-kupu ungu-hitam itu hinggap di jari-jari rampingnya. Di kimono-nya, masih banyak kupu-kupu serupa yang menempel.
Bersandar di pohon, wanita kimono yang kecantikannya bisa mempercepat nafas itu mengalihkan pandangannya ke Shangguan Mian. Matanya begitu mempesona, membuat siapapun yang memandang takkan mampu mengalihkan pandangan.
"Hijau..." Saat melihat wanita itu, tubuh Shangguan Mian semakin gemetar. Namun ini bukan karena ketakutan, melainkan kegembiraan.
Sepanjang hidup Shangguan Mian, hanya di hadapan satu orang saja dia pernah menunjukkan ekspresi seperti ini. Yaitu wanita kimono hitam di hadapannya ini!
"Kamu... kamu ini, siapa?" Yinyu tak tahan lagi menjadi yang pertama bertanya.
Wanita kimono yang bersandar di pohon itu segera meluruskan tubuhnya begitu melihat Shangguan Mian, mengangkat tangannya perlahan. Kupu-kupu ungu-hitam itu pun terbang ke angkasa.
"Hijau... Hijau... Hijau... Hijau... HIJAU!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" Teriakan Shangguan Mian hampir histeris, ekspresinya kini bisa digambarkan seperti orang yang sedang mengamuk - sesuatu yang tak pernah terlihat dari dirinya yang selama ini selalu dingin dan tanpa emosi! Andai saja dia tidak kehilangan seluruh kekuatan tempurnya saat ini, pasti sudah dia terjang untuk bertarung sampai mati!
Perempuan berponi rapi dengan kimono hitam berdiri di tempat, tidak bergerak. Kupu-kupu ungu kehitaman itu berputar-putar di sekelilingnya, tak kunjung menghilang. Akhirnya, dengan bibir bergetar, dia bersuara: "Shangguan Mian."
"Kau berani muncul di sini..." Langkah Shangguan Mian kini melangkah menuju Hijau, namun ketika melihat kawanan kupu-kupu ungu kehitaman itu, akhirnya dia menghentikan langkahnya. "Bagaimana mungkin kau ada di sini?"
Seseorang yang dibenci Shangguan Mian sampai tingkat ini, juga membuat Yin Ye dan yang lain merasakan kengerian luar biasa. Ini sungguh di luar dugaan! Siapakah perempuan kimono hitam itu? Juga pembunuh bayaran? Tapi jika benar, Shangguan Mian saat ini seharusnya bisa dengan mudah dibunuh, ahli tingkat SS sama sekali tidak takut pada racunnya! Atau jangan-jangan hanya pembunuh bayaran kelas biasa?
Mereka tidak tahu, bagi yang mengenal perempuan kimono hitam ini, melihat kemunculannya saja sudah membuat kebanyakan orang ketakutan sampai roh tercerai-berai, bahkan tidak bisa melangkah. Ahli tingkat SS sekalipun seperti Shaluo, di hadapannya pasti tidak akan berani bicara sembarangan! Bahkan petarung legendaris seperti Wu, jika tidak ada kepentingan atau keuntungan yang cukup, pasti tidak akan sembarangan berperang melawan perempuan ini!
Dunia ini bukan tempat di mana kekuatan tempur mencapai puncak lalu menjadi tak terkalahkan. Belum lagi sekarang adalah zaman senjata api modern, banyak orang yang bahkan ditakuti oleh ahli tingkat kesempurnaan tertinggi sekalipun. Contohnya...
"Aku... akan membunuhmu!" Shangguan Mian melotot penuh amarah, sementara lebah-lebah beracun itu langsung menyergap wanita berkimono hitam! Namun, kupu-kupu ungu kehitaman segera hinggap di atas lebah-lebah itu, satu per satu lebah tersebut berguguran ke tanah!
Saat ini, waktu instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis telah resmi dimulai.
Ucapan wanita berkimono hitam itu penuh nada yang lembut hingga ekstrem, membuat orang tak kuasa menaruh simpati padanya. Berbeda dengan Shangguan Mian, ekspresinya sama sekali tak berubah, bahkan dari mata indah nan mematikan itu tak terbaca secuil pun kecemasan.
"Kau tak bisa membunuhku, Mian." Wanita bernama Lü membuka bibir merahnya, nada lembut itu kembali terdengar.
Saat ini, Shangguan Mian masih sulit mempercayainya. Bahkan dia menduga, jangan-jangan wanita di hadapannya ini adalah hantu?
Para penghuni sama sekali tak paham situasi ini. Di saat paling kritis menjalankan misi darah, tiba-tiba muncul wanita ini secara misterius!
"Aku pasti akan membunuhmu." Shangguan Mian sangat sadar, saat ini dia mustahil membunuhnya. Tapi bagaimana mungkin dia rela melepas wanita di hadapannya? Sekalipun peluang menang tipis, dia ingin mencoba!
Namun tiba-tiba, pandangannya mulai bergetar. Layar seolah terkoyak, kupu-kupu ungu kehitaman itu pun menjadi kabur di pandangan.
Di bawah pohon itu, mana ada lagi wanita berkimono hitam. Yang tersisa hanyalah... satu jenazah berlumuran darah!
"Di sekeliling, bau amis darah terus menerpa. Dia hanya merasakan nyeri tajam di kepalanya."
"Tidak... tidak benar..."
Dia menutupi kepalanya, seluruh tubuhnya terjatuh ke tanah. Keringat mengucur di dahinya...
Tunggu...
Menutupi kepala?
Saat melihat lebih teliti, dia menyadari dirinya memiliki kedua tangan yang utuh! Sebelum sempat berpikir lebih jauh, terdengar suara: "Xiao Mian? Kau bertahan hidup?"
Dia menoleh ke belakang dan melihat seorang gadis berambut pirang dengan tawa gemerincing menerkamnya, lalu memeluknya erat: "Bagus! Selama kau selamat, itu sudah cukup!"
Gadis pirang di hadapannya... bukankah ini Lina?
Mengapa? Kenapa bisa di sini?
Shangguan Mian merasakan memori yang terdistorsi hebat. Saat ini, dia mendapati seluruh tubuhnya berlumuran darah. Di tangannya, tergenggam erat sebuah pistol.
Di sekelilingnya terbentang hutan. Di bawah langit suram, para pria berbaju hitam bersenjata lengkap berjaga.
"Hebat, kita bisa menerima pelatihan khusus di markas Eropa Timur berikutnya!" Lina di depannya menggenggam tangan Shangguan Mian: "Tahukah kau? Nilaimu sudah masuk lima besar! Dengan pelatihan intensif, kemungkinan bertahan hidup akan jauh lebih tinggi!"
Shangguan Mian semakin bingung. Apartemen, Raja Iblis... Semuanya menjadi samar-samar, seperti ingatan yang sama sekali tidak nyata. Di mana dirinya sekarang berada?
"Lina..." Akhirnya Shangguan Mian menggelengkan kepala. Perlahan dia mulai ingat. Hari ini adalah seleksi trainee organisasi yang akan menentukan siapa yang dikirim ke markas Eropa Timur untuk pelatihan khusus.
“Kalau begitu……Lina, bagaimana denganmu?” Shangguan Mian memandang jenazah di sampingnya dengan raut tak tega, tapi perlahan wajahnya kembali tenang.
Pemandangan di sekeliling terasa sangat asing. Tapi dia merasa inilah memorinya yang sebenarnya.
“Oh ya……” Lina kembali berbicara pada Shangguan Mian: “Kau dengar kabar? Ke markas Eropa Timur kali ini, kita bisa bertemu orang penting.”
“Orang penting?”
“Iya. Kau tahu peringkat ahli racun dunia? Masih hapal tiga besar?”
“Tentu. Posisi ketiga Lili Loveth, kedua Black Widow, sedangkan pertama… legenda paling misterius 'Si Hijau'.”
“Katanya kali ini, organisasi berhasil mengundang 'Si Hijau' untuk sementara memimpin…”
Tiba-tiba, suara Lina menghilang. Shangguan Mian terus menyimak dengan perasaan aneh. Lalu, dilihatnya tangan berlumuran darah muncul dari bahu Lina!
“Tidak——”
Shangguan Mian menerjang, tapi tubuhnya langsung terjatuh ke tanah.
Sekeliling sepi. Kini dia masih berada di jalanan daerah tak berpenghuni. Para penghuni rumah sudah lenyap. Perempuan berkimono hitam itu pun menghilang.
“Apa… ini roh jahat dalam diri?” Justru sekarang Shangguan Mian merasa lega.
Setelah memeriksa, Kontrak Neraka masih melekat di tubuhnya. Semua baik-baik saja. Di jalanan luas nan sepi itu, tak terlihat satu pun penghuni.
Shangguan Mian memandang dingin ke sekelilingnya. Saat ini masih belum jelas apa yang akan terjadi. Dia sama sekali tidak berani lengah. Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis terlalu aneh, tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi.
Dia berjalan perlahan di sepanjang jalan-jalan, sambil memperhatikan bahwa tak ada satu pun lebah beracun di sekitarnya sekarang.
Namun, pemandangan yang begitu nyata tadi membuatnya teringat masa lalu yang sangat menyakitkan dan gelap yang tak bisa dilupakannya. Inilah alasan sebenarnya... mengapa dia berubah menjadi sosok berdarah dingin seperti sekarang, bahkan tanpa ragu membunuh Lina kala itu.
Meski terus-menerus membunuh, semua dilakukannya untuk mempertahankan diri. Namun organisasi perlu melakukan cuci otak agar para pembunuh yang mereka latih memiliki hati yang cukup dingin dan loyalitas mutlak. Mereka harus menanamkan pada anak-anak ini pemikiran bahwa "hanya dengan loyal pada organisasi kita bisa bertahan, hanya dengan membunuh pesaing kita bisa hidup".
Pertemuan pertamanya dengan Lyu terjadi saat dia direkomendasikan sebagai trainee terbaik ke markas besar Eropa Timur. Saat itulah dia bertemu dengan ahli racun nomor satu dunia ini.
Perempuan itu selalu mengenakan Kimono hitam yang sama, dari pakaiannya diduga dia orang Jepang. Tapi tak pernah terdengar dia berbahasa Jepang, sebagian besar waktu dia menggunakan bahasa Inggris. Saat itu, sebagai trainee terbaik, Shangguan Mian bertemu dengan Lyu.
Saat itu, Lyu sementara berada di Organisasi Black Forbidden Land. Organisasi tersebut setuju memberikan sumber bahan pembuatan racun kepadanya dengan syarat dia harus tinggal di organisasi selama tiga tahun. Dalam tiga tahun ini, dia harus ditempatkan di organisasi sebagai bentuk eksistensi daya gentar. Ketika Shangguan Mian melihatnya, entah mengapa dia langsung terpesona oleh sepasang mata Lyu yang sangat indah, bagaikan berada dalam mimpi. Dia belum pernah melihat orang secantik itu, apalagi yang merupakan orang Timur. Bagaimanapun, sejak kecil dia hampir tidak pernah melihat orang Asia selain dirinya sendiri.
Kemudian, dia mengucapkan satu kalimat.
"Kamu, tidak ingin mati?"
Ahli Racun nomor satu dunia yang berada di hadapannya justru mengucapkan kalimat aneh seperti itu.
Berbicara tentang Shangguan Mian, karena semakin banyak kontak dengan level tinggi organisasi, dia memiliki akses untuk membaca beberapa data. Mengenai "Lyu", tidak ada keraguan bahwa dia adalah ahli racun terkuat di dunia. Tiga besar ahli racun dunia semuanya perempuan, namun baik Lili maupun Black Widow menggunakan serangga parasit beracun yang dibiakkan dalam tubuh mereka. Lyu berbeda. Tubuhnya sendiri dipenuhi racun tak berujung, kapan saja dia bisa memberikan racun sesuka hatinya. Tiga dari tujuh racun legendaris dunia berasal dari tangannya. Berbagai aliansi besar pernah merekrutnya, namun anehnya meski tak pernah bergabung dengan aliansi manapun, dia kerap bertransaksi formula racun dengan organisasi berbeda. Namun dia selalu melakukan transaksi racun jenis berbeda kepada organisasi yang memiliki kekuatan seimbang. Karena ulahnya, beberapa aliansi bangkit dan mengubah denah dunia bawah tanah Eropa, menciptakan situasi multipolar.
Meski telah membunuh banyak orang, dia justru menyelamatkan banyak nyawa secara tidak langsung dengan menciptakan keseimbangan kekuatan antar aliansi. Selain itu, dia tak pernah menjual racun yang belum memiliki penawar kepada aliansi manapun. Saat bertransaksi, uang yang dimintanya jauh lebih sedikit dari nilai sebenarnya racun-racun tersebut.
Saat itu, Shangguan Mian menjawab: "Ya, aku ingin bertahan hidup. Dan... ada orang yang ingin kulindungi."
"Dia tidak tahu, jawabannya saat itu justru menjadi awal dari kegelapan terbesar dalam hidupnya." Kemudian, Lyu berkata padanya: "Aku bisa membuat perjanjian denganmu."
"Perjanjian?"
"Aku bisa menjadikanmu pembunuh bayaran terkuat di dunia." Lyu mengusap lembut pipi Shangguan Mian dengan tangan seputih giok sambal melanjutkan: "Imbalannya hanya satu - bertahan hidup."
Shangguan Mian hanya mengingat kata-kata sederhana itu dari Lyu. Dan dia menyetujui.
Kemampuannya mencapai puncak mengerikan di usia 16 tahun ini berkat Lyu. Bahkan genius seabad seperti Meng Keyun yang didukung sumber daya Keluarga Meng pun hanya setara dengannya - bukankah ini tidak masuk akal?
Lyu mampu mengubah situasi dunia bawah tanah Eropa dalam sekejap. Berbagai aliansi saling menahan napas dengan racun mematikan buatannya sebagai kartu as, menjaga keseimbangan yang rapuh ini.
Jika bukan karena Lyu, Shangguan Mian mustahil bertahan hingga hari ini. Bagaimanapun, bertahan hidup dalam sistem eliminasi kejam itu terlalu sulit, apalagi menghadapi musuh kuat seperti Golden Eye Demon dan Raja Kematian berkali-kali. Alasan mendasar keselamatannya adalah cairan aneh yang diberikan Lyu selama bertahun-tahun - cairan hijau kental dengan rasa pahit tak tertahankan. Tapi Shangguan Mian bertahan. Setelah mengkonsumsinya lebih dari setahun, hambatan kultivasinya terpecahkan: kecepatan, stamina, kekuatan pukulan, bahkan refleks mencapai tingkat tak masuk akal.
Kemudian markas Eropa Timur memulai kompetisi pembunuhan keji. Para pemberontak ditumpas dengan berdarah-darah. Setiap hari ahli tubuh terlatih terbaik gugur. Bagi organisasi seperti Black Forbidden Land yang kalah kuat dibanding Evil God dan Fallen Angel, mereka harus menggunakan metode paling kejam untuk menciptakan pembunuh bayaran terhebat. Lambat laun Shangguan Mian menonjol.
Berkat Lyu, dia terus bertahan dalam pembantaian tanpa pernah kalah sekalipun. Tapi dalam prosesnya, dia mulai melupakan kehangatan masa lalu dengan Lina. Dia berubah menjadi sosok berdarah dingin dan kejam - kini memiliki alat yang memungkinkannya menjadi tak berperasaan. Dia bisa menentukan hidup-mati orang di hadapannya. Dia punya kemampuan untuk mencapai puncak.
Jadi, pada akhirnya dia membunuh Lina.
Namun, kini dia menyesal. Dia sadar, segala yang didapat setelah membunuh Lina ternyata tak berarti baginya. Seandainya dulu dia tidak menerima transaksi dengan Hijau, meski harus mati, dia takkan pernah mengkhianati Lina. Jika diberi pilihan lagi, dia lebih memilih mati bersama Lina daripada bertahan hidup sebagai pembunuh psikopat berdarah dingin. Apakah nyawa yang dijual dengan mengorbankan jiwa menjadi iblis demi bertahan hidup... masih punya nilai?
Inilah alasan dia membenci Hijau. Seiring waktu, dia mulai memahami motif Hijau dulu: mendidik ahli keturunan Asia untuk menciptakan keseimbangan baru. Di balik denah gelap dunia bawah tanah Eropa, selalu ada bayangan Hijau. Tapi ini merampas semua cahaya dalam hidup Shangguan Mian.
Tapi di dunia ini tak ada "jika". Waktu tak bisa diputar ulang. Shangguan Mian mustahil kembali ke masa lalu. Lina yang dibunuhnya pun takkan hidup kembali.
Maka dia harus terus melangkah. Sekalipun karma itu nyata, sekalipun dirinya sudah tak akan bisa bangkit lagi, dia tak bisa berhenti. Dia harus terus berjalan, bagai julukan barunya "Shinigami", tetap menjadi perwujudan dewa kematian yang menuai nyawa!
## Jilid 30 (Jilid Akhir) Raja Iblis Bab 22 Ruang Dimensi Lain yang Kacau
Dunia ini, yang menakutkan bukanlah orang yang memiliki niat jahat, melainkan orang yang memiliki niat jahat sekaligus kekuatan. Sifat manusia, moral, kebaikan - ketika kekuatan kehilangan kendali, hal-hal berharga dalam hati manusia ini akan perlahan runtuh.
Awalnya Shangguan Mian hanya ingin melindungi Lina. Untuk bisa melindungi Lina dan bertahan hidup, dia menyetujui perjanjian dengan Lü. Berkat pengetahuan tentang racun yang diajarkan Lü, dia menjadi sangat memahami racun. Bagaimanapun, tidak realistis bagi seseorang untuk membagi perhatian mempelajari bela diri dan ilmu racun. Pengetahuan inilah yang kemudian digunakan untuk memodifikasi racun Zhan Tianlin di kemudian hari, bahkan hingga mengembangkan varian makhluk beracun sekarang - semuanya diajarkan Lü padanya.
Lü memberinya kekuatan yang belum pernah ada sebelumnya. Ironisnya, kekuatan yang semula ditujukan untuk melindungi Lina justru digunakan untuk membunuh Lina di akhir.
Dalam kepemilikan kekuatan dan pembunuhan berulang kali, Shangguan Mian perlahan menyadari dia telah kehilangan segalanya. Dia bisa membunuh semua orang di dunia ini, tapi tidak bisa kembali memiliki momen-momen yang pernah dihabiskan dengan Lina. Dia tidak perlu lagi takut kehilangan nyawa setiap saat, tidak lagi dijadikan tumbal untuk mati. Dengan satu pikiran saja dia bisa membuat orang yang tidak menghormatinya mati. Memiliki kekuatan dan kekuasaan, tapi kehilangan hati nurani selamanya.
Seperti pepatah: Kesepian di puncak. Ketika seseorang tidak lagi direpotkan oleh urusan bertahan hidup, dia akan menemukan bahwa di dunia ini ada banyak hal yang lebih menyakitkan daripada kematian.
Dan pada saat ini, Shangguan Mian yang telah menjadi pembunuh bayaran nomor satu Organisasi Black Forbidden Land, berhasil menyusup ke sekte sesat "Kerajaan Dewa Emas" yang dijalankan diam-diam oleh Keluarga Amon Reni. Dari data yang berhasil ia peroleh, pembentukan sekte ini bertujuan merekrut politisi Eropa hingga kalangan atas masyarakat menjadi pengikut, sehingga secara bertahap dapat mengendalikan politik dan ekonomi negara, sekaligus memperluas dan memperkuat aliansi melalui perekrutan massal pengikut. Namun, ini hanyalah permukaan. Setelah menyelami lebih dalam, ia akhirnya mengetahui... di dunia ini, terdapat sebuah apartemen mengerikan.
Saat itu, ia memutuskan untuk menjadikan apartemen ini sebagai kuburannya sendiri.
Syarat transaksinya dengan Lyu adalah bertahan hidup. Dulunya ia mengira bertahan hidup adalah hal sederhana, tetapi kini ia paham—bertahan hidup lebih sulit daripada mati.
Setelah diusir ke Asia, melalui data yang pernah ia peroleh, ia akhirnya berhasil menyusup masuk ke apartemen. Ia ingin menghentikan transaksi dengan Lyu yang menghidupkannya kembali. Ia sama sekali tak ingin hidup lagi.
Namun ketika keyakinan dan harapan untuk hidup kembali menyala karena Mizhen, ia justru kehilangan keluarga, bahkan... kehilangan kondisi fisik latihan bela diri istimewa yang hampir bisa menembus semua hambatan, yang ia dapatkan dari transaksi dengan Lyu. Kini, mustahil baginya untuk belajar bela diri lagi. Hingga hari ini, ia telah kehilangan segalanya.
Ketika Lyu muncul kembali di hadapannya, satu-satunya pikiran yang tersisa adalah membunuhnya! Lyu telah memberikannya segalanya, tapi juga merampas semua yang dimilikinya dengan tangan sendiri. Selain nyawa ini, dia telah mengambil segala yang berharga bagi Shangguan Mian.
Memiliki hati nurani manusia, memiliki keluarga, memiliki teman, bisa menikmati dan mencintai kehidupan - inilah yang disebut hidup. Bertahan hidup tapi kehilangan semua ini, masih bisakah disebut orang hidup?
Satu-satunya alasan dia masih bernapas sekarang hanyalah... keengganannya untuk mati. Nyawa yang diperoleh dengan mengorbankan segalanya ini menjadi satu-satunya miliknya. Dia... tidak boleh kehilangan lagi. Jalan kembali telah tertutup, hanya bisa terus membunuh dan hidup dengan kejam.
Saat ini, instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis telah resmi dimulai. Segala sesuatu bisa terjadi kapan saja, bahkan ingatannya mungkin diubah. Namun, Kontrak Neraka yang melekat di tubuhnya membuat Shangguan Mian sementara tak terkalahkan. Tapi apa yang akan terjadi selanjutnya sulit diprediksi.
Dia melangkah pelan di jalanan luas. Tiba-tiba, di dinding sampingnya muncul goresan darah selebar tubuh manusia! Dia segera mundur, hendak lari, tapi punggungnya menabrak seseorang!
Dia berbalik cepat, tapi tak ada siapa-siapa di belakang!
Pemandangan sekitar telah berubah total. Bangunan-bangunan berubah menjadi rumah bergaya Eropa! Tempat ini semakin terasa familiar bagi Shangguan Mian!
Dia mundur ke belakang, memori langsung mencocokkan dengan pemandangan di depan matanya. Tiba-tiba, seorang perempuan kulit putih berambut pirang keluar dari sebuah restoran di depannya. Seketika, sebuah peluru melesat melewai kepalanya!
Sekilas dia langsung mengenali perempuan kulit putih ini adalah salah satu orang yang pernah dibunuhnya di masa lalu!
Kepala perempuan kulit putih itu menyemburkan darah segar dalam jumlah besar, lalu tubuhnya ambruk ke tanah dengan keras!
Shangguan Mian segera menoleh ke belakang dan berusaha melarikan diri. Namun, seorang hantu jahat dengan separuh wajah berubah menjadi tulang belulang mengerikan, mengenakan pakaian yang sama dengan perempuan kulit putih yang mati tadi, muncul di hadapannya. Hantu itu langsung menangkap Shangguan Mian dan menariknya mendekat!
Shangguan Mian menghentakkan tubuhnya bangkit, seluruh badan basah oleh keringat. Saat ini, dia melihat seorang perempuan berkimono hitam dengan kecantikan yang tak terucapkan duduk di hadapannya.
Di tangan Shangguan Mian masih tergenggam sebuah botol kecil berisi sisa-sisa serbuk hijau. Mulutnya masih terasa pahit dari apa yang baru diminumnya.
Lyu! Ahli Racun nomor satu di dunia, sekaligus orang yang mengubah seluruh hidup Shangguan Mian! Tanpanya, Shangguan Mian hanya akan menjadi prajurit biasa yang mati mengenaskan dalam seleksi berbau darah organisasi, meninggalkan dunia ini dengan menyedihkan. Dialah... yang mengubah segalanya untuk Shangguan Mian.
"Kamu..." Shangguan Mian mengulurkan tangannya ingin menangkap Lyu. Namun Lyu justru berdiri, dengan lembut mengambil botol itu dari genggaman Shangguan Mian.
"Siapapun yang menatap Hijau, tidak akan percaya bahwa ini adalah ciri-ciri wajah manusia sejati. Keindahan parasnya begitu sempurna hingga tidak ada sedikitpun cacat yang bisa ditemukan. Bahkan orang dengan standar estetika paling ketat sekalipun tidak akan mampu tetap tenang di hadapannya. Tapi siapa sangka, racun dalam tubuhnya bisa melumpuhkan pasukan tentara dalam sekejap. Di dunia ini, dia menempati posisi transendental karena semua aliansi besar membutuhkannya. Tidak ada yang ingin menyingkirkannya, dan sangat sedikit yang mampu melakukannya."
Apalagi... roh jahat dalam diri?
"Kamu..." Shangguan Mian tiba-tiba menggenggam tangan Hijau, tangan yang bisa merenggut nyawa ribuan orang dalam sekejap, "Apa sebenarnya tujuanmu?"
Dia pernah bertanya-tanya: Apa sebenarnya yang diinginkan wanita dihadapannya ini? Kemampuannya cukup untuk membangun aliansi yang tunduk pada perintahnya. Sebagian besar racun di dunia tidak bisa membunuhnya, sementara kemampuan bertarungnya sendiri jelas luar biasa. Dalam hal pertarungan individu (tanpa memperhitungkan faktor senjata api), tidak lebih dari tiga orang yang bisa mengalahkannya!
Betapa mengerikannya kekuatan ini? Meski kemampuan individu tidak ada artinya dibanding kekuatan militer negara, ini sudah cukup dahsyat. Jika dia ingin menggunakan kekuatan ini untuk kepentingan pribadi, dia bisa berbuat semaunya tanpa ada yang berani melawan. Lalu apa yang sebenarnya dia kejar? Menjaga keseimbangan kekuatan di dunia bawah tanah Eropa? Apa keuntungannya bagi dirinya?
"Sebenarnya... apa yang kamu inginkan?"
Meskipun terus membenci wanita di hadapannya, pertanyaan ini tetap membuat Shangguan Mian tak bisa memahami.
Tapi sebelum sempat memikirkan alasannya, dia merasakan sesuatu menyentuh lehernya. Kemudian, kepalanya jatuh ke tanah!
Lokasinya bukan lagi di dalam ruangan, melainkan di tengah hutan lebat. Shangguan Mian menyaksikan tubuh tanpa kepalanya terjatuh. Yang membunuhnya adalah dua sosok dengan tubuh nyaris membusuk tak berbentuk manusia!
Namun sebelum sempat melanjutkan pemikiran, seketika pemandangan berganti lagi.
Dia kembali ke jalanan semula. Semuanya tetap sama, tangannya masih hilang tapi kepala tetap menempel di leher!
Dia terengah-engah, perlahan menyadari satu hal.
Dengan fragmen kontrak yang dimilikinya, Raja Iblis tak bisa mudah membawanya ke dimensi lain. Artinya situasi ini akan terus berulang... sampai dia mati!
Kini dia berdiri di depan toko pakaian dengan dua maneken plastik berbusana musim panas di dalamnya. Tangannya menekan etalase, mata tak lepas mengawasi kedua model itu.
Sedetik pun tak boleh lengah! Jika tidak, kematianlah yang menanti di detik berikutnya!
Dia tak boleh mati. Kematian akan membuat semua yang ditukarnya dari Tangan Hijau menjadi sia-sia. Ini adalah nyawa yang diraihnya dengan mengorbankan seluruh sifat manusia, karena itu dia mutlak harus bertahan!
Lalu, saat dia hendak melanjutkan langkah, tubuhnya tiba-tiba kaku. Matanya kembali menatap ke dalam etalase toko—dengan terkejut melihat... wajah dua maneken plastik itu berubah menjadi dirinya sendiri! Yang dia saksikan adalah jenazahnya sendiri yang tergantung di ketinggian dengan kondisi mengerikan!
Shangguan Mian segera melangkah dan berlari panik! Pada detik berikutnya, bahkan dia sendiri tak tahu ke mana kakinya akan membawanya!
Sementara itu, Lü berdiri di depan pohon yang sama. Ini adalah Lü sang Ahli Racun Nomor Satu Dunia sejati, bukan roh jahat dalam diri.
Baru saja, Shangguan Mian dan yang lain tiba-tiba menghilang di hadapannya bagaimana tulisan yang dihapus penghapus. Persis di saat itu, muncul sosok samar-samar di sampingnya—tak lain adalah Meng Keyun.
Bagi "Ahli Racun Nomor Satu di Dunia" ini, bahkan dengan karakter Meng Keyun yang tegas, ia tidak bisa bersikap sembarangan. Bagaimanapun, bahkan leluhur Keluarga Meng pun harus berbicara setara dengannya. Tidak hanya di Eropa, bahkan aliansi bawah tanah Asia memiliki hubungan yang sangat erat dengannya. Sebelumnya bukan tidak ada orang yang mencoba membunuhnya, pernah ada seorang pejabat negara yang berani memobilisasi kekuatan militer untuk menyingkirkannya. Namun, pertempuran itu justru membuat "Phantom Garland" mendadak terkenal dalam semalam! Begitu menyebar, wilayah ribuan kilometer menjadi tandus, bahkan seekor serangga pun tidak bisa bertahan! Semua tanah, bahkan setelah bertahun-tahun, tidak bisa menumbuhkan tanaman apapun, berubah menjadi wilayah mati total! Daerah itu kemudian ditetapkan sebagai zona terlarang, udara yang mengandung racun mematikan tetap bertahan. Meski menggunakan lapisan pelindung biokimia, masuk ke sana tetap berarti kematian! Dan ini masih dalam kondisi Lyu mengontrol dosis racun tersebut.
"Dan, dikatakan bahwa dia kebal terhadap lebih dari 99% racun di dunia, bahkan senjata biologi mengerikan seperti antraks pun tidak bisa membunuhnya. Ini karena racun apapun dalam tubuhnya akan dinetralisir oleh racun lain yang lebih mematikan, membentuk antibodi. Bahkan dengan senjata api atau bom, tidak ada yang berani membunuhnya - karena jika dia mati, racun yang dilepaskan sebelumnya bisa membunuh puluhan ribu orang. Tingkat kengerian racunnya membuat hampir tidak ada orang di dunia yang berani mengincar nyawanya. Meski beberapa kekuatan negara ingin membedah tubuhnya untuk penelitian, latar belakangnya yang kompleks dan posisi netralnya di antara para anggota dari berbagai aliansi membuat tidak ada yang bisa menyentuhnya."
"Meng Keyun saat ini juga tidak berani mendekati Mian. Sulit dipercaya bahwa wanita yang ditakuti dunia ini memiliki kecantikan yang begitu memesona. Masa lalunya tetap menjadi misteri, hanya diketahui bahwa dia muncul sepuluh tahun lalu dan dengan cepat menjadi Ahli Racun nomor satu dunia, secara mandiri eksis di antara berbagai kekuatan gelap dengan cara yang sulit dipahami."
"Mian perlahan menoleh ke arah Meng Keyun. Ekspresinya tampak tak pernah berubah, lebih mirip patung yang indah. Bagaimanapun, sebagai manusia hidup, kesempurnaan penampilannya terasa hampir tidak realistis."
"Anda..." Meng Keyun merasa napasnya tersengal, ketakutan yang luar biasa! Tapi dia tak bisa diam saja, akhirnya bertanya: "Masalah Shangguan Mian..."
“Aku datang untuk menepati janji dengannya.” Lyu mengangkat tangannya dengan lembut, tangan itu begitu sempurna bagaikan karya seni terindah, membuat Meng Keyun yang juga perempuan ini takjub dalam hati.
“Jan…ji?” Meng Keyun tampak bingung. Bagaimanapun, sangat sedikit orang yang mengetahui hal ini.
“Dia akan menepati janji.” Di ujung jari Lyu, seekor kupu-kupu hitam keunguan kembali hinggap. Spesies mutasi ini bahkan tidak tercantum dalam ensiklopedia kupu-kupu dunia modern, hasil budidaya tangan Lyu sendiri.
Meng Keyun secara tak sadar kembali menjauh dari Lyu. Bagaimanapun, berada terlalu dekat dengan figur legendaris ini menimbulkan kengerian yang luar biasa. Saat ini dia telah kehilangan memori tentang apartemen. Karena itu, dia tidak tahu bahwa di tempat ini masih ada wilayah yang jauh lebih mengerikan yang eksis.
Dalam hati, dia bertanya-tanya: Apa sebenarnya yang diinginkan perempuan ini? Kekuatan yang dimilikinya memungkinkannya berbuat semaunya, hampir tak ada yang bisa membatasinya di dunia. Bahkan jika jumlah orang yang dibunuhnya dalam batas tertentu, suatu negara akan tutup satu mata. Lagi pula, melawannya hanya akan merugikan. Namun dia tetap berada di luar semua aliansi besar, seolah tak ada godaan di dunia ini yang mampu menariknya.
Apa sebenarnya…tujuan dia? Uang? Kekuasaan? Nafsu?
Memandang hijau di kejauhan, Meng Keyun juga tidak tahu harus berkata apa. Wanita ini tiba-tiba mengunjungi Keluarga Meng beberapa hari lalu, meminta informasi tentang Shangguan Mian. Siapa yang berani menolak permintaannya? Dalam kondisi Leluhur Keluarga sedang menutup diri untuk latihan hidup-mati, keluarga langsung menyetujui permintaannya. Sebagai tanda kesungguhan, mereka juga mengirim calon penerus kepala keluarga berikutnya untuk mendampinginya sebagai anak buah.
Sedikit kehilangan fokus, tiba-tiba dia menyadari bayangan hijau di depannya telah lenyap! Seketika itu juga, dia mendapati bayangan hijau itu kini berdiri tepat di sampingnya!
Meng Keyun hampir berteriak ketakutan, segera mengalirkan energi qi ke seluruh tubuhnya, dan cepat-cepat menjauh dari bayangan hijau itu.
"Pergilah." Bayangan hijau itu tetap tanpa ekspresi, berkata datar: "Aku akan menunggu di sini."
"Menunggu... menunggu?"
"Menunggu dia memenuhi janji denganku."
Ketika Shangguan Mian kembali membuka matanya, dia terkejut menemukan dirinya berada di gunung tempat pertarungan terakhir itu terjadi! Di gunung inilah dulu dia membunuh Lina!
Bau anyir darah memenuhi hidungnya. Dia melihat pisau di tangannya masih meneteskan darah. Di bawah bayangan pepohonan yang lebat, sinar matahari pun terlihat suram.
Baru saja Shangguan Mian ingin menggerakkan tubuhnya, tiba-tiba sebuah pisau melesat dari tempat tak dikenal menusuk lututnya! Sesaat kemudian, pisau lain menyambar ke arah matanya!
Shangguan Mian segera menghindari pisau! Namun, tepat saat pisau melesat melewati matanya, dari pantulan bilah pisau itu dia melihat bayangan wajah penuh dendam yang mengerikan di belakang punggungnya!
## Jilid 30（Jilid Akhir） Raja Iblis Bab 23 Suara Orang Mati
Shangguan Mian langsung menoleh ke belakang dengan kasar, secara refleks mengeluarkan Desert Eagle kebiasaannya dari tubuhnya dan mengarah ke belakang! Tapi, tidak ada siapa-siapa di sana!
Dia segera mundur ke dalam hutan sambil terus berlari dan memandang ke belakang!
Ini adalah... tempat di mana dulu dia membunuh Lina.
Memori demi memori mulai bangun.
Di medan pembantaian berdarah dan kejam ini, hanya yang kuat bisa bertahan hidup. Yang lemah, bagaimanapun, hanya akan berakhir menjadi tumpukan tulang kering. Organisasi membuat semua yang mencoba melarikan diri merasakan siksaan lebih buruk dari kematian, sementara setiap adegan eksekusi berdarah mereka mampu membuat semua film Hollywood kelas B terlihat pudar.
Dalam kegelapan, hanya ada satu aturan, yaitu membunuh lawan, lalu bertahan hidup. Di masa lalu, sebagai pihak yang lemah, Shangguan Mian dan Lina meronta-ronta bertahan hidup. Namun seiring meningkatnya kekuatan keseluruhan trainee elit, kematian mereka sebenarnya sudah tak terelakkan. Tapi setelah meminum cairan hijau yang diberikan Lyu padanya, potensi Shangguan Mian teraktivasi tanpa batas. Ia menemukan tidak ada hambatan dalam mempelajari seni bela diri apa pun. Pencapaian yang membutuhkan latihan bertahun-tahun bagi orang lain, bisa diselesaikannya hanya dalam beberapa bulan. Hingga akhirnya, jurang perbedaan kekuatan antara dirinya dan Lina semakin melebar.
Ketika seseorang memperoleh kekuatan yang tak pernah dimilikinya sebelumnya, sekaligus hidup dalam lingkungan ekstrem saling memangsa, ikatan emosional masa lalu yang pernah terjalin perlahan memudar. Hanya dengan membunuh, seseorang bisa merasakan keaslian eksistensi sebagai makhluk hidup.
Shangguan Mian menatap bajunya yang hampir seluruhnya ternoda merah. Memorinya telah pulih sepenuhnya. Tempat ini masih berada di lereng gunung. Langit mulai berangsur gelap. Banyak orang menunggu malam tiba untuk melancarkan serangan mendadak. Sebagai petarung yang diakui kuat, Shangguan Mian kini dianggap musuh bersama yang patut dihabisi dengan kerjasama banyak pihak.
Saat ini, tangan Shangguan Mian bergerak licik. Dari balik lengan baju, tiga jarum beracun putih menyembul. Berkat Lyu, ia telah mempelajari banyak pengetahuan tentang ekstraksi racun dari bahan berbahaya dan memaksimalkan potensi letalnya. Jarum-jarum beracun ini juga dibuatkan khusus oleh Lyu untuknya.
Dapat dikatakan, tanpa 'Lü', Shangguan Mian tidak mungkin bertahan hidup hingga hari ini, apalagi menjadi petarung super tingkat SS. Meskipun pencapaian tingkat SS-nya didukung oleh pencerahan energi qi dari Wu, tubuhnya yang telah dimodifikasi oleh cairan hijau misterius itu tetap menjadi fondasi utamanya.
Dengan kekuatan ini, dia bisa menjamin dirinya takkan pernah mati. Namun, di antara target pembunuhannya, termasuk juga Lina. Tapi kini, dia perlahan melupakan alasan awal memperoleh kekuatan ini demi Lina, dan janjinya dengan 'Lü'. Dia bisa bertahan hidup, dia punya pilihan untuk hidup. Maka, itulah yang dilakukannya.
Segalanya... kembali ke hari itu. Kini dia menyadari kondisi fisiknya sama persis seperti saat itu. Yang berbeda, dia merasakan bahwa di gunung ini sama sekali tidak ada orang hidup. Tempat ini pasti sudah sangat dekat dengan dimensi tempat Raja Iblis bersemayam.
Kedua tangannya menggenggam erat, siap melepaskan jarum beracun kapan pun ada gerakan mencurigakan. Meski kini masuk ke dimensi lain, Kontrak Neraka tetap melekat di tangannya. Tampaknya Raja Iblis benar-benar tak mampu menghancurkan Kontrak Neraka.
Matanya yang waspada terus mengawasi sekeliling. Dalam kegelapan, dia merasakan beberapa energi seram mulai mengintai.
Tiba-tiba dia menoleh ke belakang dan melemparkan pisau! Dia tak ingin menembak kecuali dalam keadaan darurat, karena akan menarik perhatian.
Pisau itu menancap di balik pohon, tapi tak ada reaksi. Sebelum sempat berpikir, pisau lain melesat datang! Shangguan Mian menghindar, tapi pinggangnya tetap terluka!
Dia berguling di tanah, segera bangkit kembali, menekan bagian yang terluka. Namun sebelum sempat berlari, sebuah pisau lagi meluncur dari samping!
Shangguan Mian berusaha menghindar, tapi pisau itu kembali menghunjam lengannya!
Darah langsung mengucur deras. Shangguan Mian terus menghindari pisau-pisau yang beterbangan dari segala penjuru. Tapi... siapa yang melemparkan pisau-pisau itu? Dia sama sekali tidak melihat pelakunya!
Entah berapa lama kemudian, dia terjatuh di tepi sungai kecil. Merobek bajunya, dia membalut luka-luka di tubuhnya sambil memeriksa apakah pisau-pisau itu dilumuri racun. Hijau (Green) telah mengajarinya banyak pengetahuan antidot. Selama bukan racun yang terlalu aneh, dia pasti bisa menetralisirnya.
Tentu saja, matanya tetap awas memantau sekeliling. Pada saat-saat seperti ini, retakan dimensi bisa terbuka kapan saja.
Setelah selesai membalut luka, dia mengamati denah lokasi sekitar lalu mengeluarkan peta yang dibawanya. Berdasarkan ingatannya, di sisa perjalanan menuju puncak gunung, dia akan menghadapi lebih banyak calon terlatih.
Atau... lebih tepatnya, lebih banyak arwah korban.
Bersandar di batu besar, dia mulai menyadari: Jika mati di sini, Kontrak Neraka akan selamanya hilang di tempat ini. Bagaimanapun, dialah penghuni yang paling mengancam Raja Iblis saat ini. Menurut analisisnya, tingkat kesulitan misi darahnya pasti lebih tinggi.
Menjepit peta erat-erat, Shangguan Mian mengangkat kepala. Sorot mata itu memancarkan ketegasan.
Sudah sampai di titik ini, masih adakah pilihan baginya?
Jawabannya jelas: Tidak.
Maka, dia mengangkat kepala tinggi-tinggi, mempersiapkan semua senjata di tangannya. Berdasarkan peta, dia bisa menghindari lokasi-lokasi yang cocok untuk penyergapan. Bagaimanapun juga, sekarang dia harus menunda waktu melawan Raja Iblis. Bahkan jika tidak bisa menyegel Raja Iblis, begitu waktu misi darah habis, dia bisa kembali ke apartemen. Saat itulah semuanya akan berakhir.
Dia harus bertahan hidup... Karena selain nyawa, dia sudah tidak memiliki apapun lagi!
Namun tiba-tiba dia melihat mayat mengambang di sungai depan. Darah telah mewarnai air sungai sekitarnya. Dia segera berlari mendekat karena menyadari... mayat itu mati akibat tembakan pistol tepat di mata kiri bagian dada. Ini adalah metode pembunuhan khas Lina yang selalu membidik mata kiri target saat membunuh.
Dia memeriksa luka di depan mayat itu. Darah masih segar berarti... bukankah ini menunjukkan Lina ada di sekitar sini?
Lina... ada di dekat sini!
Lina yang sudah mati...
Shangguan Mian sangat paham, orang-orang dalam instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis bisa dibawa ke realitas. Jika dia mau, mungkin Lina, ibu, dan adik perempuannya bisa dibawa ke dunia nyata. Tapi dia tidak berani bertaruh. Mendekati mereka bisa berakibat apa, tidak ada yang tahu.
Sambil tetap berhati-hati, dia mengobservasi mayat itu. Bahkan jika mayat itu tiba-tiba hidup kembali, dia tidak akan terkejut.
Lina... ada di sekitar sini...
“Akhirnya, dia memutuskan untuk bertemu Lina. Meski harus mengambil risiko, meski harus menanggung ketakutan... Dia ingin melihat Lina sekali lagi! Bahkan jika itu adalah roh jahat dalam dirinya sendiri!”
Shangguan Mian membuka peta lagi. Jika ingatannya tidak salah, dia teringat bahwa awalnya Lina sering dikucilkan banyak trainee karena kedekatannya dengannya, kemudian mereka terpisah. Lokasi ini sudah sangat dekat dengan puncak gunung, dia pasti tidak akan pergi ke area yang mungkin dipenuhi penyergapan trainee...
Kalau begitu, apakah dia akan pergi ke puncak gunung?
Fakta membuktikan, Shangguan Mian akhirnya bertemu Lina di puncak gunung.
Menemui... menemui Lina...
Saat ini, Shangguan Mian merasakan tubuhnya gemetar tak terkendali. Dia tidak pernah merasakan ketakutan, bahkan ketika menghadapi kematian. Tapi jika harus bertemu Lina, dia sama sekali tidak bisa menghentikan gemetaran tubuhnya.
Kenangan demi kenangan terkuak...
Di dalam pesawat menuju markas besar Hungaria Eropa Timur, dia dan Lina sebagai elite trainee berada di kabin kelas utama khusus. Pesawat ini disewa organisasi, semua penumpangnya adalah anggota organisasi.
Hanya segelintir orang di kabin kelas utama, dan hanya Lina yang berkomunikasi dengan Shangguan Mian.
“Xiao Mian, setelah sampai di markas besar Eropa Timur ini, apakah kita... bisa bertahan hidup?” Lina jelas-jelas ketakutan. Karena dilatih sebagai elite, perlakuan makanan semakin baik dan tubuh Lina semakin tinggi. Dia sendiri sangat cantik, sebagai wanita Barat dia memiliki kecantikan klasik.
“Aku akan melindungimu, Lina.” Shangguan Mian menggenggam tangan Lina, berkata dengan nada lembut: “Bukankah kita sudah berjanji? Bertahan hidup terus, sampai akhir. Kemungkinan kita bisa menjadi kader organisasi masih cukup tinggi. Begitu mendapatkan ‘kode’, kita tak perlu lagi mengkhawatirkan masalah hidup-mati setiap hari seperti ini.”
“Kalau... kalau begitu bagus.” Lina tampak lega, tiba-tiba bertanya: “Xiao Mian orang Tiongkok kan? Tapi sejak lahir kamu jarang bertemu orang Tiongkok ya?”
“Hmm, cuma sering lihat di film dan Foto. Sebagian besar waktu dihabiskan di kamp pelatihan terkunci rapat, orang sekitar kebanyakan orang Eropa.”
“Kesempatan ini untuk beraktivitas di kota besar Hungaria, mungkin bisa bertemu orang Tiongkok. Karena Xiao Mian, aku juga suka negara Tiongkok. Pasti Mandarin Xiao Mian sangat lancar?”
“Hmm, karena beberapa bahasa umum dunia harus dipelajari... Tapi yang paling banyak dipelajari bahasa Inggris dan Mandarin. Aku keturunan Asia, kalau bisa dapat ‘kode’, kemungkinan besar nanti dikirim ke Asia untuk tugas pembunuhan.”
“Xiao Mian...” Lina tiba-tiba berkata: “Kalau bisa ke Asia, apa Xiao Mian ingin mencari keluarga? Aku... juga selalu ingin mencari keluargaku.”
“Lina lahir tepat pada masa pergolakan Eropa Timur, ketika sistem politik negara-negara sosialis Eropa Timur mengalami perubahan drastis satu per satu. Hal ini membuat keluarga Amon Reni mulai mencari peluang perkembangan di tengah kekacauan. Bubarnya Uni Soviet juga menandai berakhirnya Perang Dingin. Periode itu bisa disebut sebagai zaman keemasan perkembangan dunia bawah tanah Eropa. Bagaimanapun, hanya dalam kekacauan seseorang bisa 'mengambil keuntungan dari situasi'.”
“Saat itu Lina baru berusia tiga tahun. Dia hanya tahu dirinya orang Inggris. Setelah dibawa masuk ke organisasi, dia segera menjalani ujian berdarah. Itu adalah era yang sangat kacau, dengan permintaan pembunuhan bayaran yang tak ada habisnya. Oleh karena itu, organisasi bisa mendapatkan keuntungan besar, sehingga seleksi para trainee pun menjadi semakin kejam.”
“Lina selalu berharap bisa menemukan orang tuanya. Dia bahkan tidak tahu apakah mereka masih hidup. Tapi apa hak seorang trainee kecil untuk menyelidiki nasib orang tua? Satu-satunya pilihan adalah berjuang mati-matian. Asalkan bisa mendapatkan 'kode identitas' dan menjadi pembunuh bayaran resmi, dia akan punya cara untuk memanfaatkan sumber daya organisasi.”
“Tapi... semua itu tergantung pada satu syarat: dia harus bertahan hidup sampai saat itu tiba.”
“Xiao Mian... Apapun yang terjadi, entah kita bisa menemukan keluarga kita atau tidak...” Lina menggenggam tangan Shangguan Mian erat-erat, tersenyum lemah: “Kau adalah keluargaku. Keluarga yang paling berharga bagiku.”
“Lina!”
“Shangguan Mian saat ini sedang berjalan menyusuri peta menuju puncak gunung. Dia harus menemui Lina!”
“Dia memperkirakan rute yang mungkin dilalui Lina. Hampir saja dia lupa sedang menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Lina yang sebenarnya sudah mati. Mustahil baginya bertemu dengannya.”
“Sepanjang perjalanan, akhirnya dia melihat lagi jenazah tergeletak di tanah. Jenazah itu masih memiliki luka tembak di mata kiri.”
“Lina…… Lina……”
“Shangguan Mian terus berjalan ke depan. Langkahnya cepat seperti meteor, selangkah demi selangkah… mendekati puncak gunung.”
“Akhirnya, dia tiba di puncak.”
“Langit sudah gelap gulita. Saat ini adalah momen paling berbahaya. Tempat ini mengumpulkan elit absolut yang disaring dari berbagai negara Eropa, di sini...”
“Lina……” Berdiri di puncak gunung dengan harapan bisa bertemu Lina, Shangguan Mian kembali terbenam dalam kenangan...
“Lyu Bi telah meninggalkan organisasi lebih awal. Sebelum kepergiannya, Shangguan Mian mendapat izin organisasi untuk mengantarnya ke bandara. Konon dia akan pergi ke Asia setelah ini.”
“Di ruang tunggu bandara, penampilannya yang masih mengenakan kimono hitam dengan keindahan mematikan, memikat pandangan hampir semua orang. Sementara itu, postur Shangguan Mian semakin tinggi dan rambutnya yang tumbuh panjang harus diikat menjadi ekor kuda.”
“Shangguan Mian saat ini sama sekali berbeda dengan masa lalu. Dari tubuhnya memancar aura tegas dan tanpa ragu, sorot matanya tak lagi menyimpan kelembutan seperti dulu.”
Memasuki markas besar, dia melihat lebih banyak kematian, lebih banyak kengerian. Jika bukan karena Hijau, mustahil dia bisa bertahan sampai sekarang. Di medan pertempuran, pengkhianatan, pemanfaatan orang lain, kelicikan, bahkan pembunuhan sadis terhadap lawan, terjadi terus-menerus. Dalam waktu setahun saja, dia telah menyaksikan kejahatan ekstrem yang jarang disaksikan orang seumur hidupnya. Dalam setahun, dia setidaknya telah membunuh ratusan orang, rata-rata satu orang setiap hari!
Berkali-kali dia lolos dari cengkeraman Shinigami, luka di tubuhnya sudah tak terhitung jumlahnya. Lina, yang perkembangannya sangat pesat, membuat Shangguan Mian memperkirakan dirinya pasti sudah kalah jika tanpa bantuan Hijau. Lina juga semakin kejam dan tak berperasaan, bahkan metode pembunuhannya semakin sadis.
"Guru," wajah Shangguan Mian yang telah berubah dingin seperti topeng itu sedikit menunduk ke arah Hijau, bertanya: "Bisakah aku menjadi lebih kuat?"
Hijau menatapnya perlahan. Shangguan Mian tak pernah melihatnya menunjukkan ekspresi apapun, baik tangis maupun tawa.
"Kau... harus menepati janji." Hanya itu kalimat sederhana yang diucapkannya sebelum berdiri. Broadcast telah mengumumkan penerbangan akan segera berangkat.
Setelah meninggalkan pesan singkat itu, Hijau pergi. Itu adalah terakhir kalinya Shangguan Mian melihatnya sebelum hari ini.
Kini, sambil memegang Kontrak Neraka di puncak gunung, Shangguan Mian menarik napas dalam-dalam: "Aku... akan menepati janji. Janji denganmu."
Memegang Kontrak Neraka, dia terus waspada terhadap sekelilingnya. Perasaannya mengatakan bahwa Lina akan segera muncul.
Dari bayang-bayang gelap, tiba-tiba sebuah siluet mulai terbentuk. Itu... apa?
Shangguan Mian bergegas mendekat, dan segera melihat sosok wanita dengan wajah membusuk yang bengkak, lehernya terdapat goresan darah jelas, perlahan mendekatinya dalam kegelapan...
## Jilid 30 (Jilid Akhir) Raja Iblis Bab 24 Rumah Sifat Iblis
Cerita terpisah di dua tempat.
Saat Hijau muncul di hadapan Shangguan Mian, Xiao Yezi juga panik. Dari wanita berbaju Kimono hitam itu, dia merasakan aura bahaya yang sangat mengerikan!
Saat menoleh ke belakang untuk berbicara dengan Lian, tiba-tiba jalanan sekitar berubah drastis.
Tiba-tiba mereka berada di dalam rumah megah bergaya Barat! Ini... ternyata rumah keluarga Kiryuu!
Namun Xiao Yezi segera tenang dan berkata pada Lian yang ketakutan: "Jangan takut... instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis sudah dimulai. Apapun bisa terjadi. Sekarang kita hanya bisa berharap Shangguan Mian bisa menyegel Raja Iblis dengan cepat. Nasib penghuni lain mungkin sama."
Lian benar-benar panik, tapi untungnya sang kakak masih bersamanya.
Bagi Lian yang besar di keluarga Kiryuu, Ayumu tak pernah dianggap sebagai saudari. Baginya, Xiao Yezi lah satu-satunya kakak.
"Kematian ibu Ayako Kiryuu, dalam semalam telah mengubah kedua saudari ini. Jika tidak demikian, Xiao Yezi tidak akan menempuh jalan sebagai detektif, dan tentu tidak akan pergi ke Tiongkok yang akhirnya membawanya masuk ke apartemen."
"Tapi karakter Xiao Yezi selalu tidak pernah memikirkan hal-hal tak bermakna. Situasi sudah mencapai titik kritis, keberhasilan Shangguan Mian menyangkut nyawa semua penghuni."
"Xiao Yezi menggenggam erat tangan Lian. Baginya, Lian adalah adik yang harus dilindungi bahkan dengan taruhan nyawa. Hutangnya pasti akan dibayarnya. Bagaimanapun, jika bukan karena dirinya, Lian tidak akan secara misterius ditarik roh jahat gudang masuk ke apartemen."
"Sudah bertahun-tahun meninggalkan tempat ini, Lian, hanya bisa mengandalkanmu sebagai penunjuk jalan. Tempat ini dan rumah besar keluarga Kiryuu yang asli seharusnya tidak berbeda." Xiao Yezi menoleh ke belakang berkata pada Lian: "Tak ada cara, aku sudah hampir lupa jalan yang benar."
"Berjalan? Tapi, Kakak, kemana kita harus pergi?" Lian berkata dengan kebingungan total: "Jika sembarangan berjalan, begitu gua Raja Iblis terbuka dan menyedot kita... Kita tidak punya Kontrak Neraka!"
"Diam di tempat lebih mudah mati! Ini pelajaran berharga dari pengalamanku menjalankan misi darah. Bagaimanapun, mari kita coba. Baik, begini saja, pergi ke ruanganmu."
Setelah Ayako Kiryu meninggal, Xiao Yezi pergi bersama Masao Kamya meninggalkan keluarga Kiryuu, sementara Lian tetap tinggal dan diadopsi oleh Kiryuu Yuuya - putra kedua kepala keluarga Kiryuu Yuujirou. Kiryuu Yuuya termasuk anggota keluarga Kiryuu yang cukup baik terhadap Lian, sementara putrinya Ayumu selalu menganggap Lian sebagai adik sejati. Namun Lian tidak pernah melupakan bahwa salah satu anggota keluarga Kiryuu adalah pelaku yang membunuh ibunya.
Selama ini, tersangka utama dalam pikiran Xiao Yezi adalah Kiryuu Masato - putra tertua Yuujirou yang merupakan pamannya. Pendapat Lian juga sama. Sesuai kesepakatan dengan Xiao Yezi, selama tinggal di keluarga Kiryuu ia berpura-pura akrab dengan Kiryuu Yuuya dan Ayumu, namun dalam hati menganggap setiap orang sebagai musuh sambil terus mengobservasi Kiryuu Masato. Selain dia, yang memiliki kecurigaan besar adalah putra bungsu Yuujirou Kiryuu Takuma, dua putri Kiryuu Himari dan Kiryuu Rika. Istri Kiryuu Masato, Kiryuu Akiko, telah melahirkan putra Kiryuu Katsuya untuknya. Istri Kiryuu Yuuya, Kiryuu Seiko, telah meninggal tiga tahun lalu dan hanya meninggalkan putri Kiryuu Ayumu. Putra bungsu Kiryuu Takuma belum menikah selama bertahun-tahun dan hidup berfoya-foya di luar.
Namun setelah bertahun-tahun penyelidikan, Xiao Yezi secara bertahap telah mengesampingkan kecurigaan keterlibatan Kiryuu Yuuya dan Kiryuu Takuma dalam kejahatan. Bagaimanapun, data yang dikumpulkan selama bertahun-tahun tidak bisa dikatakan tidak memberikan hasil sama sekali. Tersangka utama tentu saja Kiryuu Masato, sementara istrinya Kiryuu Akiko adalah wanita yang sangat licik dan juga tidak bisa dianggap bebas dari kecurigaan. Kiryuu Seiko sudah meninggal, jadi meskipun dia pelakunya juga sudah tidak relevan. Sedangkan Kiryuu Hian dan Kiryuu Rika, kedua perempuan dari keluarga kaya raya ini sama sekali tidak memiliki bakat bisnis dan hanya menghabiskan waktu di klub host, sementara suami mereka yang menikah masuk ke keluarga Kiryuu setelah kematian Ayumu tidak dipertimbangkan.
Saat ini, yang kurang hanyalah bukti. Xiao Yezi sudah lama memutuskan, begitu mengonfirmasi Kiryuu Masato sebagai pelaku, dia akan dengan tangannya sendiri mengirimnya ke apartemen itu! Bahkan jika di kemudian hari dia sudah meninggalkan apartemen, dia tetap akan melakukannya!
Tentu saja, dia akan melakukan ini sendirian tanpa menyeret Lian. Dia tidak ingin tangan Lian ternodai darah. Mulai saat ini, dia akan melindungi Lian selamanya.
Saat berjalan di sepanjang koridor menuju pintu ruangan yang tidak terkunci, Lian menunjuk ruangan itu: "Di sini... aku selalu tinggal di sini."
Ruangan itu cukup luas. Begitu masuk, Xiao Yezi langsung memperhatikan foto di atas meja. Foto itu memperlihatkan potret keluarga tiga orang Kiryuu Yuuya, Kiryuu Seiko, dan Ayumu Kiryuu. Dari latar belakangnya, sepertinya diambil saat syuting di Niigata.
“Foto ini ternyata masih ada?” Lian terlihat sangat terkejut, “Setelah Ibu Aoyagi meninggal (karena Lian diadopsi oleh Kiryuu Yuuya jadi memanggil istrinya sebagai Ibu), foto ini seingatku sudah dibakar. Aku ingat Ayumu waktu itu menangis sangat keras... Dan juga, bingkai foto ini, seingatku sudah diganti beberapa tahun yang lalu.”
Saat itu, Xiao Yezi melihat ke arah jendela. Di luar jendela, meskipun terlihat gelap, pemandangan normal masih bisa terlihat samar-samar. Kemudian, matanya tertuju pada kalender.
“Ini...” Begitu melihat kalender, Xiao Yezi seperti tersambar petir, “Heisei... Heisei 16? Itu juga... Tahun Baru?”
Ibu Ayako Kiryu meninggal pada tengah malam Tahun Baru Heisei 16 (tahun 2004 Masehi). Saat itu usia Xiao Yezi baru 13 tahun.
Dia menatap tajam jam di dinding, sekarang waktu menunjukkan sedikit lewat tengah malam pukul 00:00.
Secara waktu, ini sekitar satu jam sebelum kematian ibunya.
Tiba-tiba dia mengerti. Apakah ini roh jahat dalam dirinya? Selama ini dia selalu ingin menemukan dalang pembunuhan ibunya, rela berpisah dengan Lian, menjadi detektif, dan menyelidiki kasus ini bertahun-tahun. Jadi... Raja Iblis mengembalikannya ke hari ini? Tengah malam 1 Januari Heisei 16!
“Lian,” Xiao Yezi menoleh ke belakang sambil berkata: “Mungkin... di tempat ini, kita bisa tahu siapa orang yang membunuh Ibu!”
“Sha…… Shenme？”Lian juga terkejut, dia selalu ingin membantu kakaknya mencari pembunuh sebenarnya ibu mereka. Sayangnya selama bertahun-tahun meski telah menjadi detektif, dia tetap belum berhasil.
Tapi, Raja Iblis... bisa membuat mereka bersaudari mengetahui misteri yang tak terpecahkan selama tujuh tahun ini!
“Tidak...” Lian tiba-tiba berkata: “Kakak, bukankah kau tahu? Seperti Pu Miling, kita bisa membawa Ibu keluar ke realitas, Ibu bisa hidup kembali, kita...”
“Apa maksudmu? Lian?” Xiao Yezi langsung menggeleng: “Ibu sudah mati, dia benar-benar mati! Meski muncul di sini, itu bukan Ibu yang sebenarnya! Jika bisa tahu siapa pembunuhnya, setelah bertahan hidup dan keluar dari apartemen, aku pasti akan balas dendam! Pasti!”
Pendapat Xiao Yezi dan Lian mulai berbeda. Yang satu fokus pada balas dendam, sementara yang lain hanya berharap Ibu kembali. Perbedaan karakter mereka sangat jelas.
Tapi Xiao Yezi tahu ini bukan saatnya memikirkan itu. Masih belum jelas apakah dia bisa bertahan hidup sampai pembunuh sebenarnya muncul. Satu jam ini, prioritas utamanya adalah bertahan hidup!
“Mari kita periksa... periksa ruangan Ibu!”
Ayako Kiryu setelah lulus kuliah meninggalkan rumah ke Kyoto, tapi ruangannya tetap dipertahankan. Yuujirou Kiryu bersikeras, setiap hari raya dia harus pulang. Jadi ruangannya masih ada. Mungkin ada petunjuk di sana.
"Tentu saja, risikonya tetap ada, tapi bagi kedua orang yang tidak memiliki Kontrak Neraka ini, apa lagi yang bisa dilakukan? Xiao Yezi bahkan hanya telah menjalankan enam kali misi darah termasuk yang di gudang. Lian bahkan belum pernah sekalipun melakukan misi darah. Hanya instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis yang menjadi jalan pintas terbaik untuk meninggalkan apartemen ini. Mereka hanya bisa berdoa agar Shangguan Mian bisa bertahan."
Keluar dari ruangan itu, keduanya melanjutkan perjalanan dengan sangat hati-hati di sepanjang koridor. Sejujurnya, seluruh rumah besar ini terasa seperti rumah kosong. Bagaimanapun juga, di rumah besar yang sebenarnya, pelayan saja sudah ada di mana-mana. Tapi di sini, sama sekali tidak ada seorang pun.
"Itu..."
Saat berbelok ke sudut lain, Lian langsung melihat sebuah pintu di depan dan berseru: "Ini, ini kamar Kiryuu Masato!"
Karena dalam hatinya menganggap orang ini kemungkinan besar adalah pelaku pembunuhan Ibu, Lian pun memanggil nama pamannya langsung tanpa segan.
"Berhati-hatilah." Xiao Yezi mengangkat lengannya melindungi Lian, bergerak mendekati kamar itu dengan penuh kewaspadaan. Apa yang akan terjadi selanjutnya tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan.
Dia sudah mempersiapkan mental untuk segera membawa Lian melarikan diri jika terjadi sesuatu!
Namun begitu pikiran itu muncul, dia langsung melihat gagang pintu itu berputar!
"Sial!" Xiao Yezi langsung ingin mundur dan lari, tapi pintu sudah terbuka. Orang yang keluar, tiba-tiba adalah istri Kiryuu Masato, Kiryuu Akiko!
"Tapi, penampilannya terlihat sangat normal, seolah-olah dia benar-benar Kiryuu Akiko yang asli. Saat ini di tangannya membawa sebuah piringan, di atasnya terdapat botol minuman dan tiga gelas kecil."
"Namun, dia seolah sama sekali tidak melihat Xiao Yezi dan Lian, malah berjalan menyusuri koridor di sisi lain ruangan."
"Ini... Bagaimana mungkin?" Lian langsung terkejut, "Saat memberikan pernyataan ke polisi, Bibi Akiko jelas-jelas mengatakan bahwa dia sedang tidur di ruangan saat itu! Tapi dari penampilannya, dia hendak pergi minum?"
"Sebenarnya sebagai perayaan tengah malam Tahun Baru, berkumpul untuk minum bersama adalah hal yang wajar. Tapi mengapa Kiryuu Akiko harus berbohong? Apakah ini benar-benar reka ulang kejadian pada hari kejadian pembunuhan?"
"Lagipula tidak bisa dipastikan apakah Raja Iblis akan memperlihatkan adegan palsu kepada Xiao Yezi. Jadi, semuanya masih belum bisa disimpulkan."
"Tiga gelas minuman..." gumam Xiao Yezi, lalu menangkap tangan Lian dan berlari mengejar.
"Dia ingin melihat! Mungkin di sini bisa ditemukan kebenaran terakhir! Baik itu nyata atau palsu, sebagai seorang detektif, dia pasti akan menilainya! Dalam skenario terburuk, sekalipun benar-benar dibunuh oleh Raja Iblis, setidaknya dia harus mengetahui identitas pembunuh sebenarnya!"
"Maka dia mempercepat langkahnya, mengikuti Kiryuu Akiko di depannya. Wanita itu benar-benar seperti tidak melihat mereka sama sekali, juga tidak mendengar suara mereka."
"Namun, saat melewati sudut koridor, Xiao Yezi terpaku karena... Kiryuu Akiko di depannya tiba-tiba menghilang!"
Pada saat ini, Xiao Yezi langsung waspada. Dia khawatir apakah dirinya telah memasuki jebakan terkait Raja Iblis. Dia segera mengikuti petunjuk Mizhen, mengobservasi sekeliling apakah ada retakan dimensi yang muncul. Sambil itu, matanya juga menyapu area sekitar mencari benda yang bisa dipegang, agar jika retakan terbuka mereka tidak terhisap masuk!
Tanpa pikir panjang, dia membuka pintu ruangan sebelah dan menarik Lian masuk! Ruangan ini sudah tidak dia ingat lagi milik siapa.
"Cepat, Lian! Pergi pegang jeruji jendela! Cepat!"
Kedua kakak-adik itu berlari ke jendela, namun menemukan jendela terkunci. Xiao Yezi langsung mengangkat kursi di sampingnya dan menghantam kaca dengan sekuat tenaga!
Akhirnya setelah kaca pecah, mereka berdua bersama-sama memegang erat jeruji jendela.
Baru sekarang Xiao Yezi merasa sedikit tenang. Dengan cara ini meski retakan dimensi terbuka, mereka masih bisa bertahan sebentar. Ini satu-satunya cara, mengingat tidak ada alternatif lain saat ini.
Namun untungnya, retakan dimensi tidak muncul.
Suasana aneh masih menyelimuti villa ini, keamanan yang ada hanyalah sementara. Xiao Yezi memutuskan tetap memegang jeruji jendela beberapa saat lagi.
“Ada sedikit kerinduan.” Lian kali ini berkata dengan nada sedikit memaksakan kebahagiaan: “Masih ingat, waktu kecil sesekali datang ke sini, kami biasa bermain dengan Katsuya dan Ayumu. Meskipun Ibu tidak pernah menyukai rumah ini, tapi dia benar-benar peduli pada anggota keluarga Kiryuu. Kakak tidak ingat ya? Ruangan ini adalah kamar Ayumu. Sebenarnya dia selalu menganggapku sebagai adik kandung. Tapi Katsuya berbeda, dia selalu menjauhiku.”
Katsuya adalah putra Kiryuu Masato, sekaligus sepupu Xiao Yezi. Meski kurang berbakat di bidang bisnis, Katsuya sangat ambisius dan tekun dalam bekerja, sehingga sangat dihargai oleh Kakek. Namun sejak lama, dia selalu bermuka masam terhadap Xiao Yezi dan Lian. Karena dia anak Kiryuu Masato, Xiao Yezi juga secara batin menjauhinya. Tapi harus diakui Katsuya Kiryuu memang pemuda yang berprestasi, hal ini tidak disangkal oleh Xiao Yezi.
Lalu ibunya, Kiryuu Akiko, yang membawa tiga cangkir anggur di tengah malam, hendak ke mana? Tiga cangkir berarti ada tiga orang. Jangan-jangan salah satunya adalah ibu Ayako? Lalu siapa orang ketiganya?
Siapa?
Penerangan dalam ruangan cukup redup, tapi kini kedua orang itu mulai menyesuaikan diri dengan kegelapan di depan mata.
“Omong-omong...” Lian menatap Xiao Yezi dengan penuh pertimbangan, “Masih ingat dengan Kenta kan? Kakak?”
“Benar, Kento adalah kakak Katsuya. Hanya saja, dia…” Xiao Yezi tiba-tiba terhenti bicaranya saat melihat bayangan berambut kusut di jendela villa seberang (rumah besar keluarga Kiryuu berbentuk huruf U) perlahan bergerak melewati jendela!
Sementara itu, di dunia nyata rumah keluarga Kiryuu, di ruang tamu yang letaknya tak jauh dari ruangan ini, hampir seluruh anggota keluarga Kiryuu telah berkumpul. Bahkan Masao Kamya dan istrinya Shinno Kamya juga hadir.
Yuujirou Kiryuu yang memimpin pertemuan itu memandang Masao Kamya dengan wajah cemas, “Katakan padaku. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Setelah lama terdiam, Masao akhirnya berkata, “Aku sudah melakukan yang terbaik. Sekarang kita hanya bisa menunggu.”
## Jilid Tiga Puluh (Jilid Akhir) Raja Iblis Bab 25 Kebenaran Tujuh Tahun Lalu
Xiao Yezi dan Lian sedang bergegas melewati koridor. Prioritas utama sekarang adalah pergi ke ruangan ibu! Hanya dengan pergi ke sana, mereka bisa mengetahui kebenaran tujuh tahun silam!
Waktu boleh berlalu bertahun-tahun, tapi Xiao Yezi takkan pernah lupa letak ruangan ibu. Namun berbeda dengan Lian yang lebih ingin bertahan hidup bersama kakaknya daripada mengetahui kebenaran. Selama ini otak Xiao Yezi hanya dipenuhi pikiran membalaskan dendam, bahkan sampai membuat karakternya berubah menjadi kejam dan dingin, sangat berbeda dengan masa kecilnya.
"Sebenarnya, bagi Lian, yang lebih penting daripada balas dendam adalah Kakak dan Ibu bisa bertahan hidup. Mengapa tidak bisa membawa Ibu yang masih hidup pergi dari sini?"
Melewati koridor demi koridor, akhirnya mendekati ruangan tempat Ibu berada. Di sana terdapat pintu yang setengah terbuka.
Celah pintu yang setengah terbuka memperlihatkan pemandangan dalam ruangan. Sekilas Xiao Yezi melihat punggung seorang wanita. Meski sudah tujuh tahun berlalu, dia langsung mengenali itu adalah punggung ibu kandungnya, Ayako Kiryu!
Saat ini, sekuat apa pun Xiao Yezi menyembunyikan perasaan, ekspresi kegembiraannya tak tertahan. Tangan yang menggenggam gagang pintu hampir saja menariknya terbuka, ketika suara yang familiar terdengar.
"Sudah... cukup."
Suara perempuan muda itu tak mungkin dilupakan Xiao Yezi. Beberapa bulan lalu dia masih berinteraksi dengan pemilik suara ini.
Shinno Morimoto!
Perempuan ini adalah pasangan pernikahan ulang ayah Xiao Yezi, Masao Kamya, yang kini berganti nama menjadi Kamya Shinno - ibu tiri Xiao Yezi. Beberapa bulan lalu, sebelum menjalankan misi darah mumi kuno, Xiao Yezi pernah kembali ke Jepang dan bertemu dengannya. Sejak lulus SMA dan membuka biro detektif di Kyoto, dia sepenuhnya mandiri secara finansial, hampir tak pernah kembali ke kuil Shinto atau menemui ayahnya, apalagi Shinno. Di lubuk hatinya, Shinno tak pernah dianggap sebagai ibu. Shinno yang dulunya adalah gadis kuil, menikahi ayahnya tak lama setelah ibu kandungnya meninggal.
Namun selama ini dia membenci wanita ini, dia juga tidak pernah membayangkan bahwa dirinya memiliki hubungan dengan kematian ibu. Bagaimanapun, saat ibu menjadi korban 'pembunuhan', dia seharusnya berada di kuil Shinto Kyoto!
Apakah ini ilusi/bayangan yang diciptakan Raja Iblis, atau... mungkinkah ini justru kebenaran?
Jangan-jangan Shinno Morimoto-lah pelaku pembunuhan ibu? Apakah ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan keluarga Kiryuu? Dengan mempertimbangkan fakta bahwa dia menikahi ayah setelah ibu meninggal, kemungkinan ini tidak mustahil. Tapi masalahnya, sistem keamanan keluarga Kiryuu sangat sempurna sehingga sulit membayangkan adanya penyusup dari luar. Keluarga Kiryuu juga sama sekali tidak punya alasan untuk melindungi orang luar! Karena itulah selama tujuh tahun, Xiao Yezi tidak pernah mencurigainya.
Lalu suara ibu kembali terdengar: "Aku... tidak tahu, sungguh tidak menyangka akan seperti ini..."
Suara ibu dipenuhi rasa menyakitkan dan kesedihan, seolah sedang menangis. Saat ini, tidak hanya Xiao Yezi, Lian di sampingnya juga menunjukkan ekspresi tak percaya.
"Takihiko... Apakah dia yang menyuruhmu datang?" Suara Ayako Kiryu yang tersedu-sedu melanjutkan: "Ternyata dia juga..."
"Dia tidak ingin melakukannya. Tapi kesabaran anggota keluarga Kiryuu sudah mencapai batas. Jika kau bukan anak keluarga Kiryuu, tidak akan sampai ditunda sampai sekarang."
"Takihiko tidak akan melakukan itu. Aku mengenalnya. Tapi jika terus begini, cepat atau lambat bahkan Xiao Yezi dan Lian juga akan terluka."
"Aku hanya mengikuti instruksi Tuan Kamya. Apa yang tidak ingin dia lakukan, aku juga tidak akan melakukannya."
Perkataan mereka, Xiao Yezi dan Lian sama sekali tidak mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa maksudnya mereka juga akan terluka?
Namun, tiba-tiba Xiao Yezi teringat pembicaraan Lian tentang Kenta. Kiryuu Kenta adalah kakak laki-laki Kiryuu Katsuya yang lebih tua satu tahun. Tiga bulan sebelum kematian ibu mereka Ayako, dia secara misterius menghilang. Hingga kini, Kenta tetap tidak diketahui keberadaannya. Dulu, polisi pernah mengaitkan hilangnya Kiryuu Kenta dengan kematian Ayako Kiryu, namun setelah lama menyelidiki, tidak ditemukan titik persamaan sama sekali.
Saat itu, suara Shinno kembali terdengar: "Malam ini keluarga Kiryuu harus memutuskan. Apakah akan mengorbankan kamu, atau menurut keinginan Tuan Kamya pergi selamanya bersama kamu dan kedua anak, akhirnya semua akan diputuskan melalui voting. Tentu saja, anak-anak tidak akan tahu hal ini."
Xiao Yezi ingin membuka pintu lebar-lebar dan menuntut penjelasan. Tapi dia tahu ini adalah bayangan roh jahat dalam diri. Jika dipaksakan masuk, mungkin kebenaran masa lalu tidak akan terungkap. Jadi dia dan Lian tetap berdiri di depan pintu, terus mendengarkan.
Tiba-tiba, suara yang membuat hati nurani Xiao Yezi gemetar muncul.
Itu adalah suara ibu.
"Bunuh aku. Selama aku masih hidup, tidak ada jaminan keselamatan nyawa Xiao Yezi dan Lian. Selanjutnya, terserah padamu dan Masao untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Sebenarnya aku tahu, tidak ada cara untuk menjelaskan fenomena ini, bahkan Masao yang mewarisi Kuil Kamya pun tidak bisa melakukannya. Dia telah terlalu banyak berkorban untukku, bahkan rela melepaskan harga diri dengan menikahi masuk ke kuil, dituduh keluarga sendiri sebagai orang yang mengorbankan marga Kamya demi uang......"
Ucapan ini membuat Xiao Yezi tidak sanggup mendengar lebih lanjut. Dia ingin berlari masuk dan bertanya mengapa. Tapi jika dia masuk sekarang, akankah kedua roh jahat ini memberitahunya? Tidak... Jangan-jangan ini adalah jebakan Raja Iblis?
Dia tidak bisa mengabaikan keselamatan diri sendiri dan Lian.
Namun dari ucapan tadi, dia sudah bisa menyimpulkan: Seluruh keluarga Kiryuu mengetahui suatu rahasia yang disembunyikan darinya dan Lian. Mungkin Katsuya dan Ayumu yang seusianya tidak tahu. Tapi Kiryuu Masato, Kiryuu Yuuya, dan Kiryuu Takuma pasti tahu! Bahkan yang terpenting: Ayah, Masao Kamya, sejak awal sudah tahu segalanya!
Tiba-tiba dia teringat pertemuan terakhir dengan ayah beberapa bulan lalu. Pantas saja ayah terus melarangnya menyelidiki kasus ini - mungkinkah untuk menutupi dosanya sendiri?
Tapi mengapa... Mengapa Ibu meminta Shinno untuk membunuhnya? Mengapa? Xiao Yezi sama sekali tidak mengerti!
Saat dia sedang mempertimbangkan untuk masuk atau tidak, tiba-tiba dia menyaksikan pemandangan yang membuat matanya nyaris terbelalak! Di dalam ruangan, di samping punggung ibu, sebuah retakan dimensi muncul dengan tiba-tiba!
Begitu pemandangan ini muncul, dia segera menarik Lian dan melarikan diri dengan cepat! Kemampuan bertahan Mizhen dan kawan-kawan dulu tidak berarti Xiao Yezi juga bisa melakukannya! Bagaimanapun, jenius seperti Mizhen sangat langka!
Xiao Yezi dan Lian terus berlari. Baru satu retakan yang muncul, seharusnya Raja Iblis belum melihat mereka. Sekitar masih banyak dimensi paralel bertumpang tindih yang bisa mengelabui, selama tidak terlihat oleh Raja Iblis, masih ada kesempatan. Asalkan Shangguan Mian bisa menggunakan Kontrak Neraka untuk menyegel Raja Iblis...
Di dunia nyata, rapat keluarga Kiryuu telah berlangsung lama. Tapi saat ini suasana terasa sangat mencekam.
"Ayako sudah mati, kenapa Xiao Yezi dan Lian bisa terkena insiden?" Yang memecah keheningan adalah Kiryuu Yuuya. Hingga kini dia masih berharap Ayumu masih hidup, "Masao, katakan sesuatu!"
"Ramalan menunjukkan demikian," kata Masao Kamya dengan sorot mata yang sangat lesu: "Tapi jika dipaksakan berubah, justru akan menyeret lebih banyak orang. Kasus Lian contohnya. Dan kurasakan, bukan hanya aku, ada satu orang lagi yang mencoba mengubah masa depan. Tapi masa depan tak mudah diubah..."
“Masa depan? Mengubah?” Pada saat ini, Kiryuu Masato yang duduk di sebelah Kiryuu Yuujirou dengan memiliki kumis lebat, berkata dengan nada merendahkan: "Masa depan yang katanya takdir, mana mungkin sudah ditentukan! Di masa muda Ayah, negara baru saja kalah perang, saat itu bahkan mengisi perut saja sulit. Bukankah beliau membangun dari nol hingga mencapai kesuksesan seperti sekarang! Jika kita percaya pada takdir, mana mungkin kita bisa sampai di titik ini!"
"Jangan membohongi diri sendiri, Kakak." Kali ini yang berbicara adalah Kiryuu Rika yang berdandan sensual, duduk di sebelah Kiryuu Yuuya, "Masalah Ayako dulu kan sama anehnya? Sampai sekarang kebenaran masih belum terungkap. Seharusnya dia tidak pernah masuk ke keluarga Kiryuu. Jika bukan karena dia..."
"Cukup!" Ryohiko tiba-tiba berdiri sambil mengetuk meja dengan keras. Sorot matanya bagaikan macan tutul yang siap menerkam, menyapu semua yang hadir, "Kalian para egois! Kalian pikir dulu aku melakukan itu untuk kalian? Salah! Alasan aku menahan Lian di keluarga Kiryuu dulu adalah untuk mencoba menyelamatkannya dari takdir Xiao Yezi. Tapi ternyata akhirnya gagal juga. Jika tidak karena ini, aku sudah membawa Lian pergi meski harus membayar harga sebesar apapun!"
Shinno menarik lengan Ryohiko, berbisik lembut: "Jangan seperti ini. Ingat, sesi utama lebih penting."
"Kembali ke sini lagi, juga karena Ayako memiliki ikatan darah dengan keluarga ini. Dia merasa setidaknya mereka perlu mengetahui hasilnya. Tapi sekarang dia jelas melihat, satu-satunya yang dikhawatirkan orang-orang ini adalah apakah mereka akan terlibat atau tidak. Cara mereka memandangi dirinya dan Shinno satu per satu, seolah melihat pembawa sial, dengan jelas menunjukkan pikiran mereka."
"Cukup!" Kiryuu Yuujirou yang renta bersuara: "Meski karena kondisi tubuh, sekarang aku bukan lagi penguasa zaibatsu, kalian tak perlu buru-buru menganggap orang tua seperti kubagai mayat hidup! Bagaimanapun, Xiao Yezi dan Lian adalah darah keturunan keluarga Kiryuu. Aku takkan mengizinkan sesuatu terjadi pada mereka berdua!"
Harus diakui, Kiryuu Yuujirou memang sosok yang tak terbantahkan di keluarga Kiryuu. Jika bukan karena kondisi kesehatannya, dia takkan mundur ke posisi kedua. Namun meski begitu, dengan kepemilikan saham mayoritas di Zaibatsu Kiryu, pengaruhnya tetap besar. Zaibatsu Kiryu adalah perusahaan raksasa legendaris di Jepang dengan pengaruh yang masif. Para hadirin tentu takkan gegabah bicara. Yang mereka pikirkan hanyalah berapa banyak warisan yang akan didapat dari wasiat Yuujirou kelak.
Masao sama sekali tidak tertarik pada harta keluarga Kiryuu. Namun realitanya, kondisi ekonomi kuil semakin memburuk sehingga beberapa tahun terakhir kehidupan mereka ditopang oleh uang hasil kerja Xiao Yezi sebagai detektif. Betapapun buruknya hubungan Xiao Yezi dengan ayahnya, ikatan darah ayah dan anak tak mungkin dihapuskan. Dia juga tidak bisa tinggal diam melihat ayahnya kehilangan kuil karena masalah ekonomi. Meski Xiao Yezi adalah selebriti, karena jarang muncul di publik dan minim kontak dengan orang lain, hanya segelintir elit masyarakat yang tahu hubungannya dengan keluarga Kiryuu. Yang mengetahui hubungan Masao dengannya bahkan lebih sedikit lagi. Kini, keluarga Kiryuu masih mengira Masao Kamya belum melupakan harta warisan, mengingat total aset zaibatsu ini minimal mencapai 300 miliar yen. Itu belum termasuk properti tak bergerak.
Masao menarik napas dalam. Saat ini, dia mulai mengingat kejadian tujuh tahun silam.
Bagaimana semua ini bermula, hingga kini tetap menjadi misteri.
Setelah lulus kuliah, Ayako pindah dari keluarga Kiryuu dan menetap di Kyoto. Tapi tujuh tahun lalu, karena hubungan Lian dengan Ayumu, Kenta, dan Katsuya semakin dekat, Ayako sering mengajaknya main ke sana.
Saat itu, Kento tampaknya berselisih dengan Lian hingga membuatnya menangis. Lian yang saat itu baru berusia 10 tahun masih anak-anak, apalagi sejak kecil sifatnya sangat lemah, jadi tangisannya sangat keras. Ayako yang merasa iba, berkata pada Kento: "Kalau suka mengganggu orang, nanti dibawa nenek hantu lho, Kento. Cepat minta maaf."
Sebenarnya ini cuma keributan biasa antar anak-anak, tidak ada yang istimewa.
Tapi... setelah malam itu, Kento menghilang jejak.
Keluarga Kiryuu kemudian memeriksa rekaman kamera pengawas di ruangan. Ryuuhiko juga melihat rekaman itu. Rekaman tersebut kemudian disegel dan sama sekali tidak diperlihatkan pada polisi.
Rekaman menunjukkan pada tengah malam pukul 00:00, Kento keluar dari ruangan dengan mata setengah tertidur, sepertinya ingin ke toilet. Namun saat berjalan di koridor, terjadi hal yang tak terduga.
Dari sisi lain koridor, muncul bayangan hitam. Bayangan itu tiba-tiba muncul di belakang Kento. Lalu bayangan itu menarik tangan Kento dan menyergapnya ke ujung koridor!
Setelah melalui pemrosesan dan peningkatan kualitas rekaman berulang kali, akhirnya terlihat samar-samar bahwa bayangan itu adalah siluet seorang nenek tua!
Ucapan yang menjadi kenyataan!
Perkataan tanpa disengaja Ayako ternyata menjelma menjadi realitas!
Dan setelah malam itu, Kento seolah menguap dari dunia, tidak dapat ditemukan lagi. Akhirnya, Takahiko dan Ayako datang, dan mereka berdua mengetahui hal ini. Keluarga Kiryuu menganggap Ayako sebagai monster, menghinanya habis-habisan. Takahiko akhirnya mengambil beberapa mantra kertas dari kuil Shinto dan menempelkannya di berbagai tempat di rumah mereka.
Kemudian...
Hari Kedua, mereka melihat rekaman dari alat pemantau yang menunjukkan adegan yang lebih mengerikan.
Bayangan hitam itu muncul lagi!
Kali ini, di luar kamar pasangan Kiryuu Masato. Saat itu, siluet gelap seperti nenek tua mendatangi kamar mereka, namun karena mantra yang ditempel di pintu, bayangan itu hanya mondar-mandir di depan pintu, akhirnya pergi tanpa bisa masuk.
Selanjutnya, keluarga Kiryuu terus menyiapkan satpam berpatroli 24 jam di seluruh area villa. Bahkan karena ketakutan, Kiryuu Seigo membawa Ayumu mengungsi ke luar rumah. Faktanya sejak kejadian ini, Seigo mengalami trauma psikologis parah hingga jatuh sakit, dan tiga tahun lalu akhirnya meninggal tanpa bisa disembuhkan. Hanya Sayoko yang tidak tahu bahwa kematian Seigo disebabkan oleh ini.
Namun berapa pun intensitas patroli satpam, setiap Hari Kedua saat melihat rekaman monitor, bayangan itu selalu terlihat berkeliaran di depan pintu kamar anggota keluarga Kiryuu. Tanpa mantra Takahiko, pasti bukan hanya Kento yang akan mengalami "hilang secara misterius ()". Tapi berapa lama mantra ini bisa menyelamatkan mereka?
Jadi, sebuah pikiran secara bertahap muncul di benak anggota keluarga Kiryuu, yang akhirnya bahkan diusulkan sebagai resolusi.
Itu adalah... membunuh dalang dari semua ini, Ayako Kiryuu!
## Jilid Tiga Puluh (Volume Akhir) Raja Iblis Bab Kedua Puluh Enam Jimat yang Retak
Xiao Yezi dan Lian saat ini meringkuk di dalam toilet. Raja Iblis sudah mulai menyisir dimensi ini, mereka terpaksa bersembunyi di tempat sempit ini. Jika sampai ditemukan, bagi kedua orang tanpa Kontrak Neraka ini, praktis seperti "10 nyawa 9 hilang".
Bagi Xiao Yezi saat ini, perkataan yang baru didengarnya merupakan trauma yang sangat besar. Meski belum jelas apa sebenarnya yang terjadi, namun peristiwa tujuh tahun lalu mungkin jauh melampaui imajinasinya.
"Aku... aku takut, Kakak..." Lian yang menggenggam erat lengan Xiao Yezi saat ini, kesehatan mentalnya jauh di bawah sang kakak. Andai bukan karena sang kakak ada di sampingnya, mungkin sudah mengalami breakdown.
Instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis ini sama sekali tidak memberikan celah jalan keluar. Tapi Xiao Yezi hanya bisa menghibur diri bahwa masih banyak penghuni lain yang sedang menjalankan misi darah, dirinya belum tentu langsung ditemukan. Kini, harapannya hanya tertumpu pada Shangguan Mian...
Peristiwa tujuh tahun lalu tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan.
"Xiao Yezi, pada akhirnya tidak punya kesempatan untuk melihat akhir. Namun, seiring berjalannya waktu, saat Ibu dibunuh juga akan segera tiba. Saat itu tiba, mungkin kebenaran akan terungkap, tapi bersamaan dengan itu Raja Iblis juga kemungkinan besar akan menarik Xiao Yezi dan Lian ke dalam dimensinya. Saat itu terjadi, berarti sudah tidak akan bisa bangkit lagi. Akhirnya, Xiao Yezi memutuskan untuk menghentikan segalanya di sini, selama tidak ada situasi khusus, menghindari pergi ke sana kemari. Saat ini sudah mendapatkan banyak informasi, jika bisa bertahan hidup dan keluar dari apartemen, dia akan kembali ke Jepang untuk menuntut penjelasan Ayah dan ibu tiri Shinno, harus tahu apa sebenarnya yang terjadi!"
"Lian, jangan takut, aku akan melindungimu. Selanjutnya, aku akan mencari cara untuk bertahan sampai segalanya berakhir..."
"Tapi... Kakak..." Lian kali ini masih belum meninggalkan pikiran itu, "Jika kita bisa bertahan hidup, bisakah kita membawa Ibu keluar dari dunia ini ke realitas? Aku... aku sangat merindukan Ibu..."
Xiao Yezi tanpa ragu berkata: "Tidak boleh! Lian, asalkan bisa menyelesaikan misi darah ini, aku selamanya tidak ingin berhubungan lagi dengan apartemen ini. Setelah kembali ke Jepang, seumur hidupku tidak akan pernah lagi datang ke Tiongkok!"
Dia tidak akan mengambil risiko ini, siapa tahu yang dibawa keluar dari dunia ini adalah manusia atau hantu!
Namun, tepat di saat ini, tiba-tiba melalui kaca buram yang terpasang di pintu toilet, dia melihat samar-samar sebuah bayangan! Bayangan itu berdiri diam di depan pintu, tidak mengetuk, juga tidak terlihat jelas wajahnya.
"Pada detik ini, nafas Xiao Yezi hampir terhenti. Ia memeluk Lian erat-erat, ketakutan dalam hatinya mulai membara. Saat ini, ia hampir merasakan keputusasaan. Bagaimanapun juga ini berbeda dengan misi darah biasa, hampir tidak ada jalan keluar yang terlihat!"
Waktu berlahan berlalu. Meski tidak lama, namun terasa sangat panjang bagi Xiao Yezi. Ia menatap wajah bayangan itu, tidak tahu apakah siluet ini bisa melihat mereka dengan jelas. Tapi, ia sudah tidak punya pilihan lagi.
Bayangan itu berdiri di depan pintu cukup lama, sekitar satu menit, lalu menoleh dan pergi.
Xiao Yezi sedikit lega, sementara Lian masih gemetar ketakutan. Saat ia menatap Lian dan hendak menghiburnya, tiba-tiba matanya tertuju pada jimat yang menggantung di leher Lian.
Sepertinya Lian baru saja mengeluarkan jimat itu dari dalam bajunya. Setelah dilihat lebih seksama, persis sama dengan jimat yang diberikan Lian padanya sebelum menjalankan misi darah mumi kuno!
"Lian, ini..."
"Kakak, ini sama dengan jimat yang kuberikan padamu. Ayah yang memberikanku ini. Dia bilang harus kuberikan padamu. Karena kalau kau tahu ini darinya, mungkin kau tidak mau menerimanya. Sebenarnya, Ayah selalu memperhatikanmu..."
Jimat?
Ayah memberikan jimat untukku?
Saat itu, kedua bersaudari ini sama sekali tidak menyadari bahwa di belakang punggung mereka, tutup kloset perlahan terangkat! Tiba-tiba Lian menyadari ada bayangan merayap keluar dari dalam kloset yang tercermin di dinding!
Dia segera menoleh ke belakang, sementara penutup kloset masih tertutup rapat.
"Pergi!" Xiao Yezi yang juga melihat bayangan itu langsung menarik Lian, membuka pintu toilet dengan kasar dan berlari keluar. Dua kakak-adik yang panik ini berlari ke ujung koridor lain, namun tiba-tiba melihat seorang pria melintas cepat di depan mereka, pakaiannya ternyata berlumuran noda darah!
Itu Kiryuu Masato!
Kiryuu Masato!
Kiryuu Masato!
Jadi benar dia yang membunuh Ibu?
Tapi dia masih tahu prioritas, jika mendekat sekarang hampir sama dengan masuk perangkap sendiri. Dia tidak boleh mendekat, tidak boleh...
Jawabannya sudah terungkap. Pelakunya adalah Kiryuu Masato!
Demikianlah, dia menarik Lian ke sisi koridor dan masuk ke ruangan lain. Namun saat itu, dia tidak menyadari jarum jam di atas kepala mereka berputar cepat.
Tak lama kemudian, dia mendengar suara langkah kaki lagi. Dengan membuka celah pintu sedikit, dia melihat Kiryuu Takuma berlari mendekat. Si pemboros dalam pandangan Xiao Yezi ini terengah-engah datang dari arah yang sama dengan Kiryuu Masato tadi, di tengah larinya tiba-tiba menyandarkan tangan ke dinding sambil memandangi kedua telapak tangannya dan bergumam: "Aku melakukannya... Benar-benar melakukannya! Si dewa petaka itu akhirnya tidak ada lagi!"
Xiao Yezi memandang tak masuk akal kejadian ini sementara Kiryuu Takuma berlari melewati depannya.
Segera jam kembali berputar, selanjutnya, orang yang berlari dari sisi lain koridor adalah Kiryuu Yuuya! Ayah Ayumu! Dia berlari terhuyung-huyung, hampir terjatuh beberapa kali, terengah-engah berbicara sendiri: "Benar, maafkan aku, Ayako, aku harus melakukan itu. Aoe dan Ayumu, aku harus memikirkan mereka! Mereka sudah pindah keluar, tetap tidak aman! Aku harus membunuhmu, aku harus membunuhmu..."
Kemudian, waktu bertransformasi lagi, berikutnya yang berlari adalah Kiryuu Himari dan Kiryuu Rika.
Kedua kakak-adik ini terus berlari, tiba-tiba Kiryuu Himari menangkap lengan Kiryuu Rika, wajahnya dipenuhi ketakutan: "Ti-Tidak apa-apa kan? Kan Ayah belum memberikan perintah? Kita seperti ini..."
"Kalau tidak begini bagaimana? Mau menunggu ajal?" Rika menjawab histeris: "Tidak dengar Masao Kamya bilang? Kekuatan mantra kertas akan melemah secara bertahap! Hanya dengan membunuhnya!"
"Masao Kamya, sepertinya dikurung bersama gadis dewa itu oleh Ayah ya? Benar, pasti Ayah juga setuju dengan tindakan kita! Untung, saat tahun baru semua pelayan rumah sedang libur. Lagipula, belum tentu ada yang tahu ini ulah kita. Tapi... aku masih agak takut, Rika, pisau yang menusuknya kan kamu, aku cuma menahan lengannya!"
"Omong kosong apa? Kamu juga terlibat! Jangan coba-coba lempar tanggung jawab ke aku sendiri!"
Adegan ini membuat Xiao Yezi benar-benar linglung.
Ini... apa yang sebenarnya terjadi?
Dunia nyata, rumah besar keluarga Kiryuu, Yuujirou hingga kini masih berbicara dengan nada penuh ketakutan: "Hari itu, aku takkan pernah melupakannya. Takkan pernah melupakan..."
"Saat itu, akulah yang membunuhnya." Kiryuu Masato yang pertama berbicara, "Ketika Aoe pindah keluar, tetap saja tidak ada gunanya. Pada akhirnya dia malah jatuh sakit ketakutan. Jika bukan karena mantra kertas, dia dan Ayumu mungkin sudah mati. Saat itu aku tahu, satu-satunya pilihan adalah membunuh Ayako. Kurasa kemunculan bayangan hantu itu adalah kutukannya terhadap keluarga Kiryuu. Jadi waktu itu, kubunuh dia... Kuterjang ke depan, kutekan tubuhnya ke (tempat tidur), kuhujamkan pisau ke dadanya... Saat itu baru lewat pukul 1 pagi."
"Aku..." Kali ini yang kedua berbicara adalah Kiryuu Takuma: "Aku yang kedua memasuki ruangan, sekitar pukul 1.10 pagi. Saat masuk, kulihat dia duduk tegak di (tempat tidur) dengan wajah pucat pasi. Tanpa pikir panjang kuterjang ke depan, kutekan tubuhnya ke tempat tidur, lalu kuhujamkan pisau lagi..."
"Akulah yang ketiga..." Kenangan masa lalu membuat Kiryuu Yuuya masih merasa seperti mimpi buruk: "Aku tidak tahu apa yang dilakukan Kakak dan adik ketiga. Sekitar pukul 1.30 pagi aku masuk ke ruangannya. Saat itu, dia berdiri di depan pintu, menatapku dengan sorot mata penuh dendam. Aku... segera kutekan tubuhnya ke tempat tidur, kuhujamkan pisau... membunuhnya..."
Kenangan ini masih membuat Kiryuu Rika dan Kiryuu Hizuku yang berikutnya berbicara tetap diliputi ketakutan.
Mereka semua adalah pelaku pembunuhan, namun sebenarnya masing-masing bukanlah pembunuh. Secara ketat, mungkin hanya Kiryuu Masato yang pertama kali bertindak yang merupakan pembunuh sebenarnya.
Tapi...jika Masato membunuh Ayako, lalu siapakah yang dibunuh oleh beberapa orang setelahnya?
Takahiko memandangi orang-orang ini satu per satu dengan ekspresi jijik. Dia takkan pernah memaafkan anggota keluarga Kiryuu. Namun meski begitu, dia tak bisa berbuat apa-apa. Setiap anggota keluarga Kiryuu berdarah dingin dan kejam. Dulu ketika meninggalkan keluarga Kiryuu, Yuujirou Kiryuu bersikeras agar dia meninggalkan seorang putri sebagai "sandera". Bagi mereka, selama Ren Kiryuu tetap ada sebagai sandera, Takahiko yang mengetahui kebenaran takkan berani bertindak. Apalagi zaibatsu Kiryuu memiliki kekuatan dan pengaruh. Bahkan Masato Kiryuu sudah mulai mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai anggota parlemen. Bagaimanapun juga, Takahiko tak bisa menyentuh satu pun dari mereka. Pernikahannya dengan Shinno pun terjadi karena dia sudah putus asa.
Dia telah melakukan hal yang tak seharusnya. Dia ternyata mempercayai orang-orang ini, berharap bisa berkompromi dengan mereka.
Namun...pada akhirnya, dia tetap gagal.
Terakhir, Sayoko melihat sosok yang datang dari sisi lain koridor adalah...Kiryuu Yuujirou! Wajahnya berlumuran noda darah, dengan ekspresi penuh kebuasan!
"Dia adalah... orang terakhir yang 'membunuh' Ayako Kiryu. Baginya, meskipun Ayako adalah putrinya sendiri, namun begitu mengganggu kepentingan keluarga Kiryuu, bisa dikorbankan. Meskipun Takihiko berulang kali menyatakan akan membawa istri dan kedua putrinya pergi, serta yakin bisa mencegah bayangan hantu itu muncul lagi. Tapi Yuujirou Kiryuu lebih suka memberantas masalah sampai ke akar-akarnya.
Dia, dengan tangannya sendiri membunuh putrinya. Putri yang sudah empat kali dibunuh oleh anak-anaknya sendiri!
Yuujirou berjalan melewati koridor, sementara wajah Xiao Yezi sekarang pucat bagai kertas. Entah bagaimana, seolah digerakkan oleh kekuatan gaib, dia menarik tangan Lian dan berlari keluar!
Melewati beberapa koridor, akhirnya dia sampai di pintu ruangan ibunya!
Sekarang dia ragu, haruskah... haruskah mendorong pintu ini? Jika masuk, mungkin bisa melihat kebenaran, tapi mungkin juga... mungkin dia akan melihat...
Namun tiba-tiba Lian sudah lebih dulu membuka pintu, masuk, lalu pintu langsung tertutup!
"Lian..." Xiao Yezi buru-buru mendekat untuk membuka pintu, tapi saat itu juga dia merasakan jantung berdebar kencang, seolah di balik ruangan ini tersembunyi sesuatu yang sangat mengerikan! Tapi Lian ada di dalam, bahkan seandainya Raja Iblis berdiri di balik pintu ini, dia tetap harus masuk!
Memutar gagang pintu, tepat saat akan mendorong pintu terbuka, dia mendengar suara Lian: "Kakak... Ibu, itu Ibu! Cepat masuk, Ibu masih hidup, kita... kita bisa hidup bersama Ibu sekarang, bersama Ibu..."
Setelah membuka pintu sepenuhnya dengan kasar, yang muncul di depan Xiao Yezi adalah sebuah ruangan kosong, tak ada seorang pun.
"Lian?"
Di mana ada orang di tempat yang terlihat oleh mata?
Saat ini, di lantai, terdapat sebuah benda yang jatuh. Itu adalah... jimat milik Lian!
Tiba-tiba, jimat itu mulai retak, lalu dengan cepat berubah menjadi ketiadaan, menghilang.
Melihat pemandangan ini, otak Xiao Yezi kosong. Dia seperti berubah menjadi fosil, menatap tak percaya pada kejadian ini.
"Tidak... Tidak boleh! Kau tidak boleh mengambil Lian, tidak boleh!"
Xiao Yezi yang berlari seperti orang gila berlutut di lantai tempat jimat itu menghilang. Lian, adik yang paling dia cintai, benar-benar menghilang begitu saja?
Demi bisa membalas dendam, dia bertahan hidup sampai hari ini, tapi yang akhirnya dikorbankan justru adiknya sendiri?
Dia tidak tahu bahwa menurut takdir awal, Lian akan masuk ke apartemen karena dirinya. Namun karena campur tangan Masao Kamya, dia tidak langsung masuk ke apartemen. Tapi takdir tidak bisa dilawan, akhirnya dia langsung dibawa masuk ke apartemen oleh roh jahat gudang. Hal yang sama terjadi pada Masaomi Kamya. Sedangkan Fu Jingting, Luo Xiu, dan lainnya tidak masuk apartemen karena campur tangan Pu Miling, sehingga takdir mereka dipaksa kembali ke bentuk aslinya. Inilah alasan sebenarnya mereka secara misterius masuk apartemen.
Takdir sulit diubah. Bahkan jika berubah, itu adalah perubahan yang sudah diizinkan sejak awal.
Xiao Yezi saat ini tidak menyadari bahwa bayangan gelap muncul di belakang pintu di belakangnya. Itu adalah sosok wanita berambut kusut seperti nenek tua.
Lalu, sepasang tangan gelap perlahan meraih ke arah Xiao Yezi!
Tiba-tiba Xiao Yezi menyadari pemandangan di depannya berubah. Lehernya dicengkeram oleh sebuah tangan dan ditarik ke dimensi paralel bertumpang tindih. Di belakangnya, bayangan itu berubah menjadi lubang hitam raksasa yang perlahan menelan tubuhnya!
Ibu... Ayah... Masao... Dan Lian... Kalian... Kalian...
Namun kesadaran Xiao Yezi akhirnya tenggelam dalam kegelapan, ditelan sepenuhnya oleh lubang hitam itu, dan ditarik ke dimensi tempat Raja Iblis berada.
Penghuni yang pernah menjalani enam kali misi darah (termasuk misi darah di gudang) ini pun menemui ajalnya.
Jimatnya jatuh ke tanah, hancur berkeping-keping lalu menghilang.
## Keluarga Kiryuu Di rumah besar keluarga Kiryuu, Takahiko tiba-tiba berubah wajahnya secara drastis. Hilangnya jimat itu langsung bisa ia rasakan.
Xiao Yezi dan Lian, keduanya sudah tidak ada lagi.
Ia bangkit berdiri. Kemudian, Shinno mengerti maksudnya, mengeluarkan benda panjang terbungkus kain dari bawah tubuhnya dan menyerahkannya. Kiryuu Masato yang berada paling dekat bertanya bingung: "Apa yang kau... lakukan?"
Kain itu dibuka Takahiko, di dalamnya ternyata sebilah katana! Pedang warisan leluhur keluarga Kamya sejak zaman Heian ini dicabut Takahiko, lalu digoreskan pada leher Kiryuu Masato!
Bertahan hidup dengan menahan hinaan sampai hari ini, semua demi putrinya. Kini, tak perlu lagi ia menyembunyikan diri. Mengangkat katana, Takahiko berlari menghadapi sekumpulan anggota keluarga Kiryuu di hadapannya...
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 27 Siapa Dia?
Saat Yin Ye sadarkan diri, ia menemukan dirinya dan Yinyu terkunci di sebuah ruang tertutup sempurna.
Ruangan ini sangat sempit, lantainya berubin marmer, dikelilingi lilin-lilin yang menyala, dindingnya dipenuhi lukisan gaya Barat aneh, dan di depan terdapat kompor.
Yinyu juga baru saja bangun, kepalanya masih pusing. Baru setelah melihat jelas Yin Ye di depannya, ia sedikit tenang.
"Yinyu!" Yin Ye segera menggenggam tangan gadis itu. Saat ini, ia sangat takut Yinyu akan menghilang di depan matanya. Sekarang mereka mungkin sudah masuk ke dimensi lain. Untungnya, ingatan mereka belum diubah.
“Ini……di mana?” Yinyu merasa asing dengan pemandangan di depannya. Awalnya dia mengira, jika ini roh jahat dalam diri, mungkin akan muncul Ah Shen atau orang tua yang belum pernah ditemuinya. Tapi……kenapa pemandangan ini yang justru muncul?
Ruang tertutup sempurna ini tanpa jendela, namun lilin terus menyala. Jika begini terus, oksigen akan cepat habis. Di bawah pintu pun tak ada celah. Terhadap pemandangan aneh ini, bahkan Yin Ye sama sekali tidak mengerti. Dia sudah membayangkan berbagai cara kemunculan roh jahat, namun tak satu pun yang cocok dengan situasi saat ini.
Tapi kapan pun itu, dia tetap menggenggam tangan Yinyu erat-erat. Sampai mati pun, takkan dilepaskannya.
“Sekarang hanya bisa berharap Shangguan Mian selamat.” Yin Ye juga tak punya cara lain. Mengingat metode yang digunakan Shangguan Mian saat itu memang terlalu misterius, dia sama sekali tak berdaya. Yinyu dan Fu Jingting sangat dekat, tapi dia hanya bisa menonton tak berdaya saat Jingting tewas. Ironisnya, satu-satunya harapan para penghuni sekarang justru ada di tangan Shangguan Mian.
“Tapi wanita bernama Lv itu terlalu mencurigakan.” Sekarang kalau dipikir-pikir, Yinyu masih merasa aneh, “Jangan-jangan dia juga pembunuh bayaran level SS? Tapi dari sikapnya, sepertinya Shangguan Mian sudah lama mengenalnya. Mungkinkah ini roh jahat dalam dirinya?”
Namun sebelum sempat melanjutkan percakapan, pintu tiba-tiba terbuka. Dua pria asing berbaju putih berdiri di luar pintu. Ekspresi mereka datar, sorot mata yang mengamati Yin Ye dan Yinyu dipenuhi ketidakpedulian.
“Pendiri Sekte ingin bertemu kalian. Ikut kami.”
"Melihat baju putih itu, serta pisau belati yang terselip di pinggang pria berbaju putih, Yin Ye langsung tersadar... orang-orang ini... adalah pengikut Kerajaan Dewa Emas!"
Kerajaan Dewa Emas, sebuah sekte sesat yang sangat misterius dan aneh. Sampai sekarang, Yin Ye masih bingung memahami sekte ini. Sekte inilah yang menyebabkan dia dan Yinyu masuk ke apartemen. Bagaimana cara sekte ini mengendalikan pikiran orang dengan berbagai taktik menyeramkan dan berkembang pesat? Dan yang terpenting, apa hubungan antara sekte ini dengan apartemen?
Dalam bayangan roh jahat dalam diri, Kerajaan Dewa Emas muncul kembali.
"Semuanya," Yin Ye secara bawah sadar melindungi Yinyu. Dia tahu mustahil melarikan diri dalam situasi ini, tapi tetap berusaha bernegosiasi: "Bisakah kalian beri tahu, mengapa Pendiri Sekte ingin menemui kami?"
"Jangan banyak bicara!" hardik seorang pria asing dengan dingin. "Sudah kukatakan, Pendiri Sekte ingin bertemu! Cepat ikut kami!"
Di bawah atap orang, harus menundukkan kepala. Untuk sementara, hanya bisa mengikuti mereka dengan patuh. Nanti cari cara untuk kabur.
Mengikuti dua orang asing berbaju putih itu, mereka menemukan area luar yang sangat luas dengan gaya arsitektur Eropa. Sekelompok orang berbaju putih memandangi Yin Ye dan Yinyu dengan sorot mata penuh kebencian. Tentu saja keduanya tidak gentar. Dibandingkan dengan hantu, apa artinya manusia-manusia ini?
"Dengan dua orang asing berbaju putih di depan mata, mereka berjalan menyusuri koridor-koridor luas, akhirnya memasuki sebuah lobi. Lobi itu berbentuk lingkaran, di tengahnya ada empat pilar putih, di bagian tengah terdapat singgasana yang dibangun dengan puluhan anak tangga tinggi di bawahnya, sementara di bawahnya sekelompok orang berbaju putih berlutut. Yang duduk di singgasana adalah seseorang yang mengenakan topeng. Orang ini diduga adalah Pendiri Sekte Kerajaan Dewa Emas."
Dua orang berbaju putih itu langsung menunjukkan ekspresi fanatik saat melihat orang bertopeng: "Pendiri Sekte! Dua Black Heart Demon ini sudah kami bawa! Asalkan Anda perintahkan, kami akan segera membunuh mereka!"
Sang Pendiri Sekte berdiri, menggunakan bahasa Inggris fasih: "Tidak perlu. Kalian bisa mundur."
"Siap!"
Setelah dua orang berbaju putih itu mundur, Yin Ye erat menggenggam Yinyu. Pikirannya dengan cepat menganalisis semua kemungkinan situasi. Saat ini, prioritas utama adalah menunda waktu agar Raja Iblis tidak menemukan dimensi ini. Selama Shangguan Mian masih hidup, masih ada harapan.
Sang Pendiri Sekte memandang Yin Ye dan Yinyu di bawah anak tangga, kemudian meletakkan tangannya di topeng... Perlahan ia melepas topeng itu, memperlihatkan wajah pria kulit putih yang sangat muda dan tampan.
Sebagai seorang doktor, kemampuan bahasa Inggris Yin Ye tentu tidak diragukan. Namun dia tahu saat ini belum bisa bicara. Dalam situasi seperti ikan di talenan ini, satu-satunya harapan adalah mengamati terlebih dahulu untuk menemukan tanda kehidupan.
Dan pada saat itu, Yinyu tiba-tiba menyadari bahwa di antara orang-orang yang bersujud di lantai, ada satu sosok... yang tak lain adalah Ye Fan Shen! Saat ini dahinya menempel kuat di lantai, persis seperti pejabat yang menghadap kaisar.
Pendiri Sekte turun dari anak tangga selangkah demi selangkah. Wajahnya terlihat sangat tenang, namun seiring setiap langkah turun, niat membunuh di sorot matanya semakin mengeras. Saat mencapai anak tangga terakhir, matanya sudah penuh dengan haus darah, bagaikan binatang buas yang mengincar mangsa!
Tepat pada momen itu, Yin Ye melihat pantulan Pendiri Sekte di lantai marmer di bawahnya yang berkilau seperti cermin! Namun bayangan Pendiri Sekte di lantai marmer itu adalah sosok "hantu jahat" berambut kusut, wajah berlumuran darah, dengan daging yang membusuk, persis seperti mayat hidup yang telah mati ribuan tahun!
Saat Pendiri Sekte mendekati mereka selangkah demi selangkah, Yin Ye baru saja ingin mundur ketika tiba-tiba Ye Fan Shen melompat bangkit, menghunus pisau belati dan menyandarkannya di leher Yin Ye!
Bagi Yinyu, setelah sekian lama akhirnya bertemu lagi dengan cinta pertamanya. Setelah misi darah enam kepala itu berakhir, barulah ia tahu bahwa Ah Shen dulu benar-benar kehilangan rohnya, menjadi boneka yang dikendalikan Kerajaan Dewa Emas, sekaligus dalang utama yang memasukkan dirinya ke apartemen!
Di depan matanya... orang ini sekarang berdiri tepat di hadapannya!
"Namun, dia sudah tidak merasakan apa-apa lagi terhadap orang ini, bahkan kebencian pun hampir memudar. Bagi Yinyu, lelaki ini hanyalah noda hitam dalam hidupnya. Dia takkan lagi memikirkan segala hal yang terkait dengannya. Sekarang, hanya Yin Ye yang ada dalam hidupnya. Saat melihat Ah Shen menempelkan pisau di leher Yin Ye, yang terasa hanyalah ketakutan mendalam - lebih kuat daripada menghadapi hantu maupun maut."
"Dia mencintai Yin Ye lebih dalam dari yang disadarinya. Bukankah cinta sejati berarti tetap setia meski di ujung hidup dan mati?"
"Yinyu melangkah maju. Matanya menatap pisau belati di tangan Ah Shen. Setiap sentimeter gerakan pisau itu bisa merenggut cinta sejatinya, menghancurkan rohnya berkeping-keping."
"Kumohon... Ah Shen..." Yinyu melepas semua harga diri, merengek pada sang pelaku yang telah menghancurkan hidupnya, "Jangan bunuh dia! Jangan!"
"Yinyu?" Ah Shen menangkap tatapan itu. Keraguan menyergap: "Mungkinkah Yinyu jatuh cinta pada Ke Yinye? Bukankah mereka saudara meski tanpa ikatan darah?"
Tiba-tiba, sang Pendiri Sekte telah berdiri di hadapan ketiganya.
“Bunuh mereka.” Pendiri Sekte berkata dengan dingin: “Imam Yeh, kau berjaya menangkap ‘Black Heart Demon’. Maka kini kau telah menjadi Imam Besar. Bunuh mereka, ini akan menjadi kejayaanmu.”
Yin Ye merasakan sentuhan dingin pisau belati. Meski terus mempertimbangkan berbagai strategi, sorot mata Ah Shen di depannya mengawasinya tanpa memberi celah. Pisau belati itu juga merupakan objek terkutuk...
“Tunggu...” Yin Ye tiba-tiba menatap Pendiri Sekte dan mengucapkan: “Apakah kau... mengenal apartemen?”
Mendengar ini, Pendiri Sekte sama sekali tidak bereaksi. Seolah kata itu tak pernah didengarnya. Situasi saat ini bagai bara dalam sekam!
Ah Shen berkata dingin: “Maaf, Yinyu. Aku harus membunuhnya. Kau juga. Tapi ini demi kebaikanmu, kumohon... percayalah!”
“Tidak... Jangan!” Yinyu berlari hendak menyelamatkan Yin Ye, namun ragu melihat sorot mata tegas Ah Shen.
Saat pisau Ah Shen hampir menyentuh leher Yin Ye, siku tangan kanannya tiba-tiba mengeluarkan bau hangus terbakar! Lalu siku itu meleleh seperti lilin, putus seketika! Tangan kanan Ah Shen terpotong separuh!
Di sisi lain lobi, muncul seorang perempuan dengan kimono hitam berparas keindahan mematikan. Sorot matanya seakan merendahkan segala sesuatu di dunia.
“Kamu... Siapa kamu?” Ah Shen berteriak marah, namun yang aneh adalah luka terpotong itu sama sekali tidak mengeluarkan darah, melainkan cairan kental berwarna aneh yang menempel di situ.
Yin Ye dan Yinyu memandang wanita berkimono hitam itu dengan rasa tidak percaya. Bukankah wanita ini adalah yang disebut Shangguan Mian sebagai "Lü"?
Perlahan-lahan dia melangkah mendekati arah Yin Ye dan Yinyu. Sorot matanya tertuju pada tubuh Pendiri Sekte. Pendiri Sekte langsung membuka mulut ingin berkata sesuatu, namun tiba-tiba lehernya mengeluarkan uap panas, lalu meleleh seperti lilin terbakar hingga putus sepenuhnya!
Pendiri Sekte pun terjatuh ke tanah, mati! Kemudian, bayangan hantu di bawah marmer itu juga menghilang, berubah menjadi bayangan normal.
Wanita berkimono hitam itu perlahan mendekati jenazah Pendiri Sekte. Saat ini, semua orang berbaju putih di lobi bundar telah kehilangan tangan dan kaki, tak ada yang bisa mendekati lagi.
Yin Ye dan Yinyu memandangnya dengan sorot mata terkejut, sementara wanita berkimono hitam itu menatap marmer di lantai sebelum mengalihkan pandangannya ke mereka berdua.
Mengapa wanita ini... muncul di sini?
Meski memiliki penampilan yang keindahan mematikan, Yin Ye sama sekali tidak tergoyahkan. Baginya, satu-satunya cinta hanyalah Yinyu. Apalagi, meski kecantikan wanita ini tak terlukiskan dengan kata-kata, taktik kejamnya juga membuat gentar. Bahkan dibandingkan Shangguan Mian pun, dia tidak kalah. Tidak... Bahkan Shangguan Mian sekalipun, mustahil bisa membunuh orang-orang ini dengan mudah seperti itu!
Akhirnya, Lyu membuka mulutnya.
“Ayo pergi.”
Yinyu tak tahan lagi bertanya: “Maaf... Pertama-tama terima kasih atas bantuannya, tapi bolehkah saya bertanya... Siapakah sebenarnya Anda? Mengapa Anda bisa masuk ke tempat ini?”
Yinyu memiliki firasat kuat bahwa wanita ini mungkin bukan roh jahat dalam diri, melainkan manusia sejati!
“Aku ada urusan dengan Xiao Mian,” Lyu berbicara dengan datar, “Ada hal yang harus diselesaikan sebelum itu.”
Sebagai manusia biasa yang bisa memasuki dimensi seperti ini, hanya ada satu penjelasan: pastilah dia memiliki Lentera Penuntun!
Asal-usul Lentera Penuntun selalu menjadi misteri. Apakah wanita berkimono hitam di depan mata ini yang menguasai rahasia itu? Apakah dia orang Jepang? Tapi kemahirannya berbahasa Mandarin terlalu sempurna.
Yin Ye menarik lengan Yinyu, memberinya kode dengan sorot mata. Bagaimanapun, dalam situasi seperti ini, lebih baik sedikit bicara. Wanita bernama Lyu ini terlalu misterius, tapi orang yang mengenal Shangguan Mian pasti bukan sembarangan.
Di sepanjang koridor, tiba-tiba muncul beberapa cermin bundar di dinding di depan mata. Namun saat Hijau mendekat, cermin-cermin itu satu per satu pecah berkeping-keping, bahkan kacanya meleleh menjadi serpihan. Jika ada sosok berbaju putih muncul di depan, konsekuensinya akan sangat mengerikan. Di hadapan Hijau, semua nyawa bagai menginjakkan kaki ke wilayah kematian!
Yin Ye dan Yinyu penuh dengan pertanyaan, namun dia sama sekali tidak mau berbicara.
Tiba-tiba dia berhenti melangkah, lalu menoleh ke belakang: "Mulai sekarang, lanjutkan sendiri. Jika tak ingin mati, jangan biarkan ‘Itu’ keluar."
"Apa...apa?" Yin Ye dan Yinyu sama-sama bingung. Perempuan ini... siapa sebenarnya?
Sebelum sempat berpikir, tubuh perempuan berkimono hitam itu mulai menghilang sedikit demi sedikit. Tapi dia tidak mengeluarkan Lentera Penuntun!
Sesaat kemudian, Hijau telah berada di jalanan daerah tak berpenghuni di luar apartemen. Meng Keyun telah pergi.
Dia menatap langit tanpa secercah cahaya bulan, bergumam: "Tetap tidak bisa menemukan."
Tubuhnya mulai muncul retakan-retakan yang cepat menyebar ke seluruh tubuh. Kemudian seluruh tubuhnya pecah menjadi potongan tak terhitung, berjatuhan ke tanah sebelum akhirnya remuk dan menghilang.
Sekitar lima menit berlalu, tiba-tiba muncul retakan dimensi di tempat itu. Sebuah tangan pucat menjulur dari retakan tersebut, lalu Lyu muncul kembali dari dalamnya. Dia mengangkat lengan bajunya dan bergumam: "Masih ada... tiga..."
Dia mengangkat tangan kanannya perlahan, lalu ribuan kupu-kupu hitam keunguan beterbangan mengelilingi tubuhnya.
Yin Ye dan Yinyu yang menyaksikan Lyu menghilang, terbelalak tak percaya. Bagaimanapun juga, ini adalah realitas.
Tidak ada Lentera Penuntun? Bagaimana dia bisa masuk-keluar ruang dimensi lain dengan bebas?
Siapakah... dia sebenarnya?
Yin Ye masih tak mengerti mengapa setelah masuk ke ruang dimensi lain, pemandangan yang terlihat justru seperti ini.
Cermin-cermin pecah di lantai itu, Yin Ye tak tahu bahwa kejahatan dan kengerian sebenarnya bersembunyi di dalamnya...
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 28 Jatuh ke Neraka
Di belakang punggung Lyu, mulai muncul sosok samar-samar dari kehampaan.
Sosok itu awalnya transparan, lalu perlahan berwujud nyata menjadi... Mizhen yang memegang Lentera Penuntun!
"Aku menemukan dimensi paralel yang mencurigakan," kata Mizhen pada perempuan misterius di depannya dengan sedikit waspada, "Sepertinya seperti yang kau katakan..."
Lyu mengangkat lengan bajunya. Tubuhnya mulai bergetar seperti gelombang, perlahan menghilang. Mizhen yang memegang lentera pun ikut masuk ke ruang dimensi lain.
"Ini terjadi di kaki sebuah gunung yang luas dan sepi, di mana Mizhen muncul di tengah hutan yang rimbun. Langit saat itu tampak seperti fajar. Setelah muncul di sini, Mizhen langsung melihat Lyu sudah berdiri di hadapannya."
"Mizhen sudah lama tahu bahwa Lyu adalah sosok yang sangat menakutkan, bahkan Shangguan Mian di masa kejayaannya pun mungkin bukan tandingannya. Namun menghadapi sosok seperti ini, dia tetap tegas tanpa menunjukkan ketakutan sedikit pun."
"Dia sama sekali tidak terkejut dengan kehadiran Lyu di sini. Mizhen tahu, wanita di hadapannya ini bukan manusia. Tapi di sisi lain, Lyu juga memiliki hubungan erat dengan apartemen itu."
"‘Sesuai perjanjian,’ Mizhen membuka pembicaraan, ‘Kau harus membantuku memecahkan kutukan ini.’"
"‘Aku akan menepati janji.’ Ekspresi Lyu tetap datar seperti pertama kali Mizhen melihatnya, tanpa perubahan sedikit pun."
"‘Baik.’ Mizhen merasa bisa mempercayainya, meski sebenarnya dia tidak punya pilihan lain. Bernegosiasi dengan sosok seperti Lyu adalah ujian berat, di mana dia harus terus menguji batas toleransi melalui setiap kata. Perasaan bahwa nyawanya sepenuhnya berada dalam kendali pihak lain sungguh menyiksa. Tapi Mizhen adalah penyintas misi darah berulang kali, ketabahan hatinya jauh melampaui orang biasa. Bahkan Shangguan Mian pun, jika berada di posisinya, belum tentu bisa sekuat dia."
Mizhen berani menunjukkan sikap tegas di hadapannya. Pertama, dia yakin lawannya masih membutuhkan bantuannya. Kedua, dia paham dalam negosiasi, begitu terpojok maka situasi akan dikendalikan lawan. Dia tak boleh menunjukkan seberapa parah posisinya sekarang. Maka dengan segala risiko, dia harus tunjukkan kesetaraan, dan mengingatkan lawan bahwa dirinya bukan orang yang bisa diatur semena-mena.
Mizhen kemudian membawa Lentera Penuntun dan berjalan di depan. Sambil melangkah, dia sesekali mengamati ekspresi Lian. Sayangnya wajah wanita ini tak pernah menunjukkan sedikitpun perubahan ekspresi. Wajah cantik yang mematikan itu bagaikan topeng kaku semata.
Tiba-tiba bahunya ditekan oleh tangan Lian. Sebelum sempat bereaksi, pemandangan sekitar berputar mundur secara instan. Dalam sekejap, mereka sudah berada seribu meter di belakang!
Kini dia berdiri di bawah bayangan pepohonan. Lian berbisik lebih pelan: "Bersembunyilah. Raja Iblis sedang mengawasi sekitar sini."
Mizhen merasa tak percaya. Tak ada retakan dimensi di sekitar, bagaimana dia bisa tahu urusan Raja Iblis?
Namun dia segera tenang. Ini semakin meyakinkannya bahwa pasti ada hubungan antara Lian dengan Raja Iblis.
Di waktu yang sama...
Shangguan Mian menebas dengan keras ke depan, namun yang terpotong hanya jenazah membusuk. Kepala mayat itu terpenggal dan jatuh ke tanah.
Shangguan Mian saat ini tubuhnya dipenuhi darah. Kekuatannya kini semakin kuat, setara dengan level pembunuh kelas A. Level ini sudah sangat tinggi, Golden Eye Demon dulu juga hanya berada di tingkat A puncak. Dengan kekuatan seperti ini, membunuh beberapa peserta pelatihan sama mudahnya seperti memotong sayur. Namun sorot mata Shangguan Mian kini justru semakin memancarkan ketakutan.
Ya, ketakutan.
Di dunia ini, hanya ada satu hantu yang bisa membuatnya takut.
Lina!
Sekalipun Raja Iblis muncul di hadapannya, dia tidak akan menunjukkan sedikitpun kecemasan, namun sekarang seluruh tubuhnya gemetar tak terkendali. Lina terus muncul di hadapannya, berulang kali... dalam wujud yang nyata!
Shangguan Mian terus mengayunkan pisaunya, setiap pembunuhan membuat jenazah muncul di depannya. Itu bukan halusinasi, tapi orang yang benar-benar dibunuhnya. Golden Eye Demon, Si Kalajengking Beracun, Raja Kematian... jenazah-jenazah ini mulai bermunculan.
Sekali lagi pisau diayunkan ke depan, lalu orang yang dibunuhnya muncul lagi. Pisau telah menancap di lehernya, darah menyembur keluar, dengan tatapan menakutkan melihatnya, kemudian roboh mati.
"Muncullah... Lina!"
Shangguan Mian merasakan saat ini, dirinya telah memiliki kekuatan pembunuh bayaran level S. Namun, ketakutan masih terus membayangi, dia bisa membunuh siapa pun di depannya tanpa ekspresi, tapi hanya Lina, begitu dia muncul, pisau yang digenggamnya akan jatuh, kegelapan akan membungkusnya dari akar.
Dia menjadi pembunuh bayaran puncak dunia untuk melindungi Lina, namun Lina justru dibunuhnya sendiri dengan tangannya. Sejak itu hanya dengan terus membunuh dia bisa merasakan makna memperoleh nilai ini, setelah itu dia kehilangan dirinya sendiri. Orang yang mengejar kekuatan begitu mencapai puncak akan menyadari, sekali terjatuh, bagai kehilangan segalanya.
"Keluar... Li..."
Tapi Shangguan Mian tak bisa melanjutkan. Karena, dia melihat secuil profil muncul dari kegelapan di hadapannya. Profil itu hanya memperlihatkan satu mata.
Itu adalah mata yang penuh kebencian dan permusuhan, mata itu memancarkan kejahatan dan dendam tak berkesudahan!
Itu adalah mata Lina, mata kiri Lina!
Saat membunuh, Lina selalu memilih menembak mata kiri target. Ini karena janji mereka, jika suatu hari bekerja sama dalam misi pembunuhan, Lina bertanggung jawab di sisi kiri, Shangguan Mian di kanan. Keduanya selalu partner yang kompak.
Mata kiri itu...
Shangguan Mian langsung menerjang, dia mengayunkan pisaunya dengan kasar, tapi pisau yang menggapai di udara separuh jalan mulai gemetar.
"Aku berharap Xiao Mian juga bisa menemukan keluargamu..."
"Sebelum itu terjadi, akulah keluarga Xiao Mian..."
Ketakutan seperti air pasang menyelimuti Shangguan Mian. Dia menatap mata kiri itu, mata yang memancarkan kebencian tak terperi, seluruh tubuhnya membeku tak bergerak.
Pisau itu menyambar, membuat Shangguan Mian limbung terdorong ke belakang.
Pilihan apa yang bisa dia buat?
Untuk memenuhi persyaratan Hijau, dia harus membunuh Lina - sahabat yang dianggap seperti keluarga dan adik sendiri. Tapi tanpa menerima syarat Hijau, dia dan Lina pasti sudah mati di dalam organisasi itu.
Bagaimana mungkin dia bisa memilih?
Pilihan mana yang benar?
Memiliki kekuatan itu salah? Ingin bertahan hidup juga suatu kesalahan?
Mata penuh dendam itu semakin mendekat. Dalam kegelapan, sepasang tangan berlumuran darah perlahan meraih ke arah Shangguan Mian!
Tiba-tiba, tubuhnya muncul kembali di jalanan daerah tak berpenghuni dekat apartemen.
Kedua lengannya masih hilang, seluruh ilmu beladirinya musnah. Bukan Lina yang muncul di hadapannya, melainkan... Hijau!
Saat berada di dimensi lain bersama Mizhen, Hijau ternyata juga muncul di sini!
Shangguan Mian menatap wanita berbaju kimono hitam itu. Dengan kondisi tanpa tangan dan terjatuh di tanah, suaranya dingin menusuk: "Mengapa... mengapa dulu kau memilihku?"
Dia ingin tahu alasannya.
Waktu itu dia hanyalah trainee Asia paling biasa. Alasan apa yang membuat Hijau memilihnya? Pilihan itu telah mengubah seluruh hidupnya.
"Lü menatap tajam ke arah Shangguan Mian yang tak henti-hentinya menatapnya, berkata: 'Itu... perjanjian antara seseorang dan aku.'"
"'Seseorang? Siapa, siapa? Siapa yang membuat perjanjian denganmu?'"
"'Kau tidak perlu tahu. Kau hanya perlu menepati perjanjian itu.'"
"Namun, Shangguan Mian mulai menyadari sesuatu. Mengapa ketika dia tiba-tiba muncul di hadapannya, Lü sama sekali tidak terkejut? Seolah dari awal, dia sudah mengetahui segalanya!"
"'Informasi tentang Apartemen Penelitian Kerajaan Dewa Emas, apakah sengaja kau bocorkan ke Keluarga Erikson? Hingga akhirnya aku mengetahui semua ini dan memasuki apartemen?'"
"'Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan.'"
"Shangguan Mian juga paham, hal-hal yang tidak ingin diungkapkan Lü tidak bisa dipaksakan. Tapi dia mulai menyadari ada kekuatan tertentu yang sengaja mengubahnya menjadi penghuni apartemen."
"Apakah 'seseorang' itu adalah..."
"Tiba-tiba, retakan muncul di wajah Lü, lalu tubuhnya pecah bagai kaca yang remuk, lenyap tanpa jejak."
"Shangguan Mian meronta-ronta di lantai, dia mulai memahami bahwa seseorang telah mengatur takdirnya!"
"Dia ingin melawan, tapi ini sudah tidak ada artinya lagi."
"Pemandangan di depan mata berubah lagi. Tapi kali ini bukan adegan pembunuhan atau kematian. Sebaliknya, terpapar layar yang sangat hangat."
"Itu adalah dia, dan Lina. Hanya saja, pemandangan itu adalah Lina dan dia berjalan-jalan di pegunungan yang pemandangannya indah, bermain dan bercanda seperti gadis biasa. Di langit tergantung pelangi, udara dipenuhi angin yang sepoi-sepoi."
"Dan saat ini, yang dia lihat adalah... dirinya sendiri, sedang tersenyum."
"Ya, sedang tersenyum."
"Dia... sudah berapa lama tidak tersenyum? Melihat wajahnya sendiri yang dipenuhi senyuman alami, tiba-tiba dia merasakan perasaan seolah terpisah oleh zaman."
"Itu adalah... diri yang hilang setelah memperoleh kekuatan."
"Diri yang pernah dia idamkan namun hancurkan dengan tangannya sendiri."
"Di hutan pegunungan, bermain bersama Lina, ingat itu adalah masa-masa ketika tiba di markas Eropa Timur. Itu adalah momen paling dikenang bagi Shangguan Mian."
"Di tengah hutan, Shangguan Mian dan Lina duduk bersila. Meski warna kulit berbeda, mereka bagai saudari paling dekat. Bagaimanapun, setelah melewati pertumpahan darah berdarah, dengan ditemani Lina, Shangguan Mian tak merasa kesepian."
"Dia ingin bangkit sekarang, tapi tak bisa melakukannya."
"Lina, kita harus bertahan hidup. Nanti, aku akan menjadi sangat kuat, kuat sampai bisa melindungimu," kata Shangguan Mian yang masih duduk bersila kepada Lina di sampingnya, "Pada saat itu, pasti akan menemukan keluarga aku dan Lina! Kita sudah berjanji, harus menunggu sampai hari itu tiba!"
“Hmm!” Lina juga mengangguk, berkata: “Dengan Xiao Mian di sini, aku sama sekali tidak takut. Kita, harus bertahan hidup. Meski tidak bisa mencapai tingkat A, setidaknya sampai tingkat B yang bisa melindungi diri sendiri. Harus bertahan sampai saat itu, kita, harus meraih kebebasan sejati! Jika suatu hari aku menjadi lebih kuat dari Xiao Mian, maka akulah yang akan melindungi Xiao Mian!”
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Lina terus mengobrol dan tertawa dengan Shangguan Mian. Namun entah mengapa, suara mereka semakin melemah, akhirnya sekecil nyamuk, sama sekali tak terdengar jelas.
Berbaring di hamparan rumput dengan kedua tangan hilang, sebutir air mata mengalir dari sudut mata Shangguan Mian.
Bahkan saat menghadapi kematian ibunya yang nyata, bahkan saat melihat jenazah sang ibu, Shangguan Mian yang tak pernah meneteskan air mata sekalipun, kini menangis.
Ia kini, memandang langit biru di hadapannya, bergumam pelan: “Maaf. Tidak bisa, menepati janji denganmu.”
Tiba-tiba, dua gadis kecil yang sedang tertawa riang di hadapannya itu berubah cepat menjadi jenazah yang membusuk, lalu berubah lagi menjadi tengkorak yang mengerikan!
Tengkorak itu jatuh menimpa tubuh Shangguan Mian, kemudian perlahan menghilang dan berubah menjadi lubang hitam raksasa. Shangguan Mian menutup matanya, berbisik: “Aku datang, Lina. Di dunia lain, apapun yang terjadi, akulah yang akan melindungimu!”
Akhirnya, tubuh Shangguan Mian ditelan sepenuhnya oleh lubang hitam itu, sementara hutan indah di sekitarnya lenyap tanpa jejak dalam sekejap...
Sementara itu, Yin Ye dan Yinyu juga tiba pada momen paling berbahaya.
Awalnya, cermin yang dimiliki Pendiri Sekte bukanlah Cermin Bayangan Iblis. Melainkan... sebuah cermin yang menyembunyikan kutukan. Yang menyerahkan buku harian ini () kepada Pendiri Sekte, bukanlah Pu Miling yang masih hidup.
Demikian pula, pisau belati dan "air suci" itu sebenarnya bukan alat dari gudang, melainkan tulang dan darah roh jahat yang direplikasi melalui cermin. Pada saat memegang cermin, Pendiri Sekte telah kehilangan jiwa raga karena pengaruh cermin sehingga dikendalikan, dan kemudian merekrut pengikut. Darah dan tulang roh jahat pun menyebar luas. Pisau belati itu terbuat dari tulang manusia, air suci itu sebenarnya darah segar. Semakin banyak pengikut Kerajaan Dewa Emas, semakin banyak pisau dan air kematian yang diambil dari cermin, hingga akhirnya semakin banyak orang yang terkena kutukan roh jahat.
Tujuan akhir hanya satu.
Keluar dari cermin itu, membunuh... semua makhluk hidup yang muncul di depan cermin!
Dulunya, Shangguan Mian telah menghancurkan cermin itu dengan tangannya sendiri. Namun kini, di ruang dimensi lain ini, cermin roh jahat pembawa kutukan terlahir kembali!
Saat ini, Yin Ye dan Yinyu terus berlari di koridor, tapi semakin mereka maju, semakin banyak cermin yang muncul di kedua sisi koridor. Mereka sama sekali tidak bisa berhenti! Karena... Raja Iblis telah menemukan dimensi ini!
Namun kekuatan manusia ada batasnya.
Tiba-tiba, sebuah tangan muncul dari salah satu cermin, mencengkeram tangan Yinyu dan menariknya masuk ke dalam cermin! Dengan refleks cepat, Yin Ye langsung memeluk kaki Yinyu!
Namun, tepat pada saat ini, cermin di belakang Yin Ye berubah menjadi lubang hitam raksasa. Dari dalam lubang hitam itu, aura gelap dan jahat yang ekstrem mulai menyembur! Jika masih memeluk Yinyu, Yin Ye akan segera terhisap masuk!
Tapi dia tidak bisa melepaskan genggamannya. Saat ini, tidak ada pilihan lain! Apa artinya meninggalkan apartemen jika kehilangan Yinyu?
Lubang hitam semakin membesar. Akhirnya, kekuatan dari kegelapan itu mulai menarik Yin Ye, bagai mulut menganga iblis yang siap menerkam...
## JILID 30 (VOLUME AKHIR) RAJA IBLIS BAB 29 LI YIN, ZIYE, MIZHEN
Ini adalah hutan yang sunyi.
Langit masih berwarna abu-abu kelam. Kesunyian di antara pepohonan bagaikan pemakaman. Di kedalaman hutan, berdiri tenda sirkus raksasa yang menempati area sangat luas.
Seorang wanita berbaju kimono hitam dengan kecantikan luar biasa perlahan mendekati tenda sirkus itu. Langkahnya tampak biasa, namun kecepatannya luar biasa. Tak lama, dia sudah sampai di depan tenda.
Masuk ke dalam, pandangannya langsung tertuju pada puluhan - bahkan mungkin ratusan - rangka manusia berserakan di seluruh penjuru tenda.
Pandangan Lyu segera tertuju pada sebuah tengkorak di bagian tengah tenda. Tubuh tulang belulang itu sudah retak sebagian besar, sementara tengkoraknya juga pecah separuh.
Saat Lyu mengangkat kaki hendak mendekat, tiba-tiba langkahnya terhenti di udara. Kepalanya berputar perlahan ke arah kehampaan di sampingnya. Lengan bajunya terangkat, kedua tangan mencengkeram udara dengan dahsyat! Seketika, dimensi retak seperti kaca pecah. Dari retakan dimensi itu, ia menyambar selembar kertas perkamen sepanjang setengah meter yang bergambar vortex merah darah!
Inilah Kontrak Neraka yang dipegang Shangguan Mian!
Setelah memeriksa kontrak itu, ia menggulung kertas perkamen dan menyimpannya di tubuhnya. Tanpa menoleh, ia kembali berjalan menuju tengkorak di pusat tenda.
Saat mendekati tengkorak, tiba-tiba tangan tulang belulang itu bergerak! Tengkoraknya pun mulai terangkat perlahan!
Namun ketika Lyu sudah berdiri tepat di hadapannya, tulang belulang itu kembali roboh tak bergerak. Seluruh tengkorak mulai meleleh!
Tak lama, tulang putih itu berubah menjadi gundukan debu. Di antara debu, muncul sebuah kunci kecil. Lyu berjongkok dan mengambilnya.
"Kunci ini... ternyata tersembunyi di dalam tengkorak hantu itu! Dan kunci ini sama sekali tidak terkikis, masih utuh seperti baru!"
Pada saat yang sama, di apartemen, Li Yin tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar!
"Ini... ada apa sebenarnya?"
Li Yin segera memasukkan tangan ke saku, mengeluarkan ponsel dan melihat tanggal hari ini serta waktu saat ini! Tepat di saat itu, dering ponsel pun berbunyi! Peneleponnya... adalah Mizhen!
Dia segera mengangkat telepon: "Halo, Mizhen, sebenarnya..."
"Cepat! Li Yin, pergi ke ruang 2908, masuk ke kamar tidur di sana, sobek wallpaper! Di baliknya ada petunjuk terakhir yang ditinggalkan Pu Miling! Itulah harapan terakhir kita untuk melawan Raja Iblis!"
Saat ini Mizhen berada di samping Shen Yu. Surat yang ditinggalkan Pu Miling juga telah dia baca. Sekarang dia dan Shen Yu berada di dunia nyata, baru saja berpisah sementara dengan Lü. Dan Lü, benar-benar berhasil menahan kutukan sementara, membuat Li Yin bangun dan efek petrifikasi Shen Yu terlepas!
Setelah mendengar penjelasan singkat Mizhen, Li Yin tidak berani berlambat-lambat. Dia segera berlari keluar ruangan menuju lift! Sekarang tidak ada hantu lagi di apartemen, menggunakan lift tentu aman.
Karena tidak ada penghuni lain, lift langsung sampai di lantai empat. Li Yin masuk dan segera menekan tombol lantai 29 teratas!
Saat lift bergerak naik, Li Yin juga sangat tegang. Menurut perkataan Mizhen, Pu Miling ternyata telah merencanakan selama ini hanya untuk menyembunyikan petunjuk dari Raja Iblis! Makna sebenarnya dari "ada satu tambahan" ini mungkin akan segera terungkap! Begitu jawaban ini diperoleh, para penghuni apartemen akan memiliki harapan baru!
Memikirkan hal ini, bagaimana mungkin Li Yin tidak bersemangat! Jika bisa mengetahui rahasia Raja Iblis, mungkin mereka bisa menyegelnya. Dengan begitu, dia benar-benar akan memperoleh kebebasan dan bukan lagi menjadi penghuni apartemen!
Akhirnya, pintu lift terbuka. Li Yin langsung berlari keluar, mengikuti pintu ruangan hingga tiba di depan pintu kamar 2908. Pintunya tidak terkunci, Li Yin ingat penghuni ruangan ini telah tewas mengenaskan dalam Laporan Akhir Misi Darah.
Setelah membuka pintu, dia segera mencari kamar tidur. Tak lama kemudian, dia tiba di depan pintu kamar tidur. Dengan dorongan kuat, dia membuka pintu dan langsung berlari ke arah dinding! Harus diakui Pu Miling sangat licik, wallpaper apartemen tidak akan terkelupas atau pudar berapa pun lamanya, bahkan jika disobek akan cepat pulih kembali sehingga kemungkinan terdeteksi sangat minim!
Dia mengulurkan tangan dan menyobek wallpaper dengan cepat mengingat bahan ini akan segera pulih, gerakannya tidak boleh lambat!
Di sini... tidak ada! Di sini... tidak ada! Di sini... juga tidak ada!
Saat tiba di bagian dinding terakhir, dia mengulurkan tangan dan menyobek wallpaper dengan kasar! Pada saat yang sama, jantungnya hampir melompat keluar dari tenggorokan karena jawabannya akan segera terungkap!
Ternyata, di depan mata, muncul kalimat yang seolah ditulis dengan krayon. Sangat singkat.
"Shen Yu, jika kamu melihat tulisan ini berarti kamu telah menemukan suratku. Lyu seharusnya akan muncul di sisimu saat ini, ambil kunci bersamanya. Dengan begitu, kalian akan mengetahui jalan keluar sebenarnya dari instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis."
Kalimat ini membuat Li Yin terdiam terpana.
Apa maksudnya ini?
Pu Miling hingga detik terakhir tetap berhati-hati, tidak berani menulis rahasia sepenuhnya! Dan ternyata, seluruh rahasia itu bergantung pada Lyu!
Melalui percakapan dengan Mizhen, Li Yin juga mengetahui keberadaan Lyu. Mizhen pun tidak tahu bahwa Lyu adalah Ahli Racun nomor satu dunia, hanya mengetahui bahwa dia setara dengan Shangguan Mian (sebenarnya kemampuannya jauh di atas Shangguan). Kemunculan perempuan ini benar-benar memverifikasi ucapan tersebut.
Kalau begitu, patut dicoba! Li Yin telah mempertimbangkan, meski termasuk misi darah di gudang, dia baru menyelesaikan delapan kali misi darah. Masih tersisa dua misi terakhir, misi kesembilan dan kesepuluh, yang sama sekali tidak dia percayai bisa diselesaikan. Sedangkan misi darah tingkat Raja Iblis saat ini masih menyisakan sedikit harapan hidup, apalagi Kontrak Neraka lengkap sudah muncul, mengapa tidak dicoba?
Li Yin memotret tulisan ini, mengirimkannya via MMS ke Mizhen, lalu berbalik badan bersiap menuju Kamar 404 untuk menulis karakter ""!
"Setelah masuk ke lift, perasaan bergelora Li Yin kali ini sedikit mereda. Dia mengangkat kepala melihat ke atas lift, bergumam pada diri sendiri: 'Maafkan aku, Ziye. Aku pernah berjanji akan membawamu keluar dari apartemen ini, tapi... aku gagal. Tapi aku takkan menyerah, sama sekali tidak! Sayangnya jenazahmu tak bisa kubawa keluar, tapi aku pasti akan meninggalkan apartemen ini. Pasti, kembali ke dunia yang diterangi cahaya!'"
Kematian Ziye tetap menjadi luka yang tak terhapuskan di hati Li Yin. Bagaimanapun juga, dia begitu mencintainya dengan segenap jiwa, bahkan sampai melupakan dirinya sendiri, membuatnya menganggap nyawa Ziye sama berharganya dengan nyawanya sendiri. Namun, yang mati telah pergi, sementara yang hidup harus terus berjalan.
Saat kembali ke lantai empat, dia berjalan keluar dan tiba di depan pintu kamarnya sendiri, menatap pintu Kamar 403 di sebelah. Setelah roh jahat gudang menghilang untuk selamanya, dia takkan bisa melihat Ziye lagi, bahkan versi palsunya sekalipun. Dan kali ini, entah hidup atau mati, dia akan meninggalkan apartemen ini untuk selamanya.
Dia mendekati pintu Kamar 403, menundukkan kepala dalam-dalam. Saat mengingat kembali kenangan demi kenangan bersama Ziye, air matanya mengalir deras.
"Maafkan aku... Ziye..."
Di saat-saat terakhir ini, satu-satunya kata yang bisa dia ucapkan untuk Ziye hanyalah ini. Penghuni tak mungkin menjadi hantu, tentu saja Ziye juga takkan mendengar kata-kata ini. Tapi meski begitu, Li Yin tetap ingin mengatakannya.
"Dan... aku ingin mengatakan, selama ini... aku sungguh mencintaimu, Ziye."
Kepala Li Yin sedikit terangkat, saat ini menatap pintu Kamar 403. Penghuni pintu ini tidak akan pernah membukanya lagi.
"Selamat tinggal."
Dengan demikian, Li Yin memalingkan wajah. Meski sedih saat ini, dia masih memiliki hal yang harus dilakukan.
Membuka pintu Kamar 404, dia masuk ke dalam. Kemudian mengeluarkan pisau yang selalu dibawanya, melukai jarinya, lalu menulis karakter "" di dinding dengan goresan yang dinamis!
Segera, misi darah mulai muncul satu per satu...
Saat ini, Yin Ye dan Yinyu terus berbelok di sepanjang koridor. Mereka menemukan bahwa Kerajaan Dewa Emas ternyata terlahir dari kutukan roh jahat!
Yin Ye sedikit menoleh, melihat ke ujung koridor lain. Hatinya sangat tegang. Tapi dia tetap menghibur Yinyu: "Tidak apa-apa. Shangguan membawa Kontrak Neraka, dia pasti baik-baik saja."
Sebelumnya, ketika hampir terhisap ke lubang hitam, Yin Ye memilih untuk bersama Yinyu masuk ke dunia cermin di detik terakhir. Pengalamannya saat ini sangat mirip dengan Li Yin di masa lalu.
"Aku... aku tahu..." Tapi tubuh Yinyu terus gemetar tak terkendali. Bagaimanapun, kekuatannya ada batasnya. Lagipula dia perempuan. Tanpa Yin Ye, mungkin dia sudah mengalami breakdown mental.
Betapa dia merindukan bisa meninggalkan apartemen bersama Yin Ye, berjalan beriringan sampai ujung usia, melahirkan anak-anak untuknya, menikmati kebahagiaan keluarga bersama...
Saat itu, tubuh Yinyu dipeluk erat oleh Yin Ye. Kehangatan tubuhnya perlahan menghangatkan dingin yang menyelimuti Yinyu, sementara suaranya yang tegas menggema di telinganya: "Aku di sini."
Meski hanya tiga kata singkat, Yinyu berhenti gemetar. Ia menatap Yin Ye. Di mata pria itu kini tak ada ketakutan, hanya ketabahan hati yang tersisa.
Tempat ini ibarat sarang harimau. Roh jahat dari cermin bisa muncul kapan saja. Meski cermin kutukan di dunia nyata telah dihancurkan Shangguan Mian dan kutukannya lenyap, di dimensi ini kutukan terus terlahir tanpa henti.
Yin Ye belum menyadari bahwa di atas kepala mereka, retakan dimensi baru mulai muncul perlahan...
Di luar apartemen, Li Yin melangkah. Jika berhasil menyelesaikan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis ini, ia bisa bebas selamanya. Baginya, sudah tidak ada jalan untuk mundur.
"31 Desember 2011, dari pukul 22:30 hingga tengah malam pukul 00:00, laksanakan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis di daerah tak berpenghuni dekat apartemen."
Ini adalah misi darah terakhir Li Yin. Konten selanjutnya sama persis dengan yang dimiliki penghuni lain, tak ada perbedaan.
Ketika Li Yin berjalan menuju lokasi yang disepakati dengan Mizhen, sebuah suara tiba-tiba menyapanya.
"Li Yin."
Langkahnya terhenti. Meski sudah mengantisipasi, ia tak menyangka ini terjadi secepat itu.
Kepalanya berbalik perlahan. Di jalanan sepi, hanya dua sosok samar-samar yang berdiri.
Ziye, berdiri tepat di belakangnya, hanya sekitar lima meter lebih jauh. Rambut panjangnya yang terurai, wajahnya yang memesona hingga membuat hati berdebar. Saat ini, dia berdiri di hadapan Li Yin, bukan roh jahat gudang, melainkan Ziye yang sebenarnya!
Selama setengah tahun ini, Li Yin tak pernah berhenti merindukan Ziye. Bahkan hingga sekarang pun begitu. Baginya, Ziye adalah sosok yang tak terhapuskan dari hatinya, seorang wanita yang sangat dicintainya, yang rela dipertahankan nyawanya demi melindunginya.
Saat ini, jarak antara mereka berdua begitu dekat.
Ziye melangkah perlahan mendekat, hingga akhirnya berdiri persis di depan Li Yin.
Li Yin tahu, ini adalah roh jahat dalam diri. Dia juga sadar, jika berhasil menyelesaikan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, dia bisa membawanya ke dunia nyata. Dengan begitu, dia takkan kehilangan Ziye.
Ziye yang ada di hadapannya ini, suara dan senyumannya persis seperti aslinya. Baik suara, ekspresi, bahkan helai rambut sekalipun, semuanya identik.
Tiba-tiba Ziye maju dan memeluk erat Li Yin. Pelukan ini membuatnya hampir sesak napas. Meski tahu ini cuma bayangan, kerinduan yang tertahan selama ini tiba-tiba meluap tak terbendung. Bagaimanapun juga, Ziye adalah cinta sejatinya!
"Jangan pergi, Li Yin... Aku tahu, Mizhen sangat baik padamu, tapi kembalilah padaku. Li Yin, aku sungguh sangat mencintaimu!"
Suara yang begitu familiar itu menggema di telinganya, membuat hati Li Yin bergetar.
Saat itu, ketika Mizhen hampir terjatuh ke dalam dimensi Raja Iblis, yang terlintas dalam otaknya hanyalah keinginan untuk tidak membiarkannya mati begitu saja. Pada momen itu, ia mengungkapkan perasaan terdalam yang selama ini tersimpan.
Tapi, ini tidak berarti dia bisa melupakan Ziye. Meski sekarang dia mencintai Mizhen, bagaimana mungkin dia meninggalkan setiap kenangan tentang Ziye? Jika Ziye hidup kembali saat ini, pilihan apa yang harus dia buat?
Mengapa takdir begitu kejam? Li Yin pada akhirnya hanyalah orang biasa, bagaimana dia menghadapi situasi yang menyayat hati ini? Mencintai tidak bisa, tidak mencintai pun tak mungkin.
Tiba-tiba, pemandangan di depan mata berubah. Seketika, Li Yin mendapati dirinya dan Ziye muncul di dalam apartemen!
Mereka berada di Kamar 404. Ziye yang sekarang perlahan mengangkat kepala, berkata pada Li Yin: "Bawa aku pergi, Li Yin. Bersamaku, mari kita tinggalkan apartemen ini. Aku adalah Ziye yang sebenarnya, aku tidak bisa melupakanmu. Saat diseret ke dalam laci gudang, orang yang kukenang dalam pikiranku hanyalah kamu. Masih ingat? Ikatan hidup-mati kita di Pulau Silver Moon? Setelah kembali dari sana, aku berjanji akan bersamamu. Kau pernah bilang, mencintaiku tanpa alasan. Aku juga sama, mencintaimu tanpa alasan apa pun. Saat menjalankan misi darah pengiriman surat, kita hampir putus asa. Waktu itu kau bilang, meski mati, meski terlahir kembali, kita pasti akan bertemu lagi. Kita..."
"Cukup!"
Li Yin saat ini sudah tidak karuan pikirannya. Otaknya semakin kacau, meski tahu ini adalah roh jahat dalam diri yang diciptakan Raja Iblis, tapi bagaimana mungkin perkataan Ziye tidak membuatnya tergoda? Bawa dia pergi, bawa dia pergi dari apartemen...
Dia ingin mendorong Ziye, tapi saat mencium aroma tubuhnya, melihat sorot mata penuh kasih sayang, mendengar ingatan masa lalu yang diceritakannya, Li Yin tak bisa membedakan apakah ini Ziye yang asli? Atau haruskah ia berpura-pura menganggapnya sebagai Ziye sejati? Bisakah dia benar-benar memiliki Ziye lagi?
Tapi di saat ini, wajah lain muncul di benaknya. Sosok yang selalu bersamanya di "neraka", mencari tanda kehidupan di tengah keputusasaan. Senyumannya selalu memberi harapan dan kepercayaan diri di saat genting.
"Ziye, aku..."
Tiba-tiba ruang di depan mereka retak. Sebuah sosok membawa Lentera Penuntun muncul di hadapan Li Yin dan Ziye!
Mizhen tak menyangka bisa masuk begitu mudah ke ruang dimensi lain tempat Li Yin berada. Yang dilihatnya justru Li Yin yang sedang memeluk erat Ziye.
Di saat itu, ketiganya saling berpandangan. Keheningan mematikan menyelimuti...
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 30 Identitas Hijau dan Pilihan Li Yin
"Pada saat yang sama, Shen Yu berada di daerah tak berpenghuni apartemen. Baru saja, Mizhen membawanya ke sini, lalu pergi menggunakan Lentera Penuntun. Saat ini, Shen Yu bisa dikatakan sangat ragu-ragu. Baru saja, dia juga melihat MMS yang dikirim Li Yin."
"Lyu, wanita misterius itu, menurut deskripsi Mizhen, seharusnya adalah wanita muda berusia dua puluhan tahun, sama sekali tidak lebih dari tiga puluh tahun. Tapi ayahnya sudah meninggal setidaknya dua puluh tahun yang lalu!"
"Namun tiba-tiba, dia menyadari ada bayangan hitam di sudut matanya. Tatapan Shen Yu langsung tertuju ke sana, dan seketika melihat seorang wanita berbaju kimono hitam dengan poni rapi, memiliki wajah yang begitu indah hingga tak terbayangkan. Kecantikan wanita ini adalah yang paling menakjubkan yang pernah dilihat Shen Yu seumur hidupnya, seolah-olah keluar dari lukisan, sama sekali tidak seperti manusia yang ada di dunia nyata."
"Dia berdiri di depan Shen Yu dengan tenang, dikelilingi kupu-kupu ungu kehitaman. Pemandangan ini persis sesuai dengan deskripsi Mizhen!"
"Kamu... Kamu adalah Lyu?" Shen Yu tak bisa menahan diri untuk mundur sambil berkata tergesa-gesa, "Mizhen, dia sekarang tidak ada di sini..."
"Ayo pergi." Dia membiarkan kupu-kupu itu hinggap di tubuhnya, wajahnya yang mematikan indahnya membuat siapa pun yang melihatnya terpana. Langkahnya tetap tidak besar, tapi hampir seketika sudah berada di depan Shen Yu!
“Ayahku... Bisakah kau ceritakan padaku?” Shen Yu melihat orang di depannya sepertinya tidak berniat jahat, teringat pesan ayahnya, akhirnya menarik napas dalam dan memberanikan diri bertanya: “Dan, apa arti ‘kunci’ itu?”
Lü menatap Shen Yu dengan tenang tanpa menjawab, tangannya yang ramping seperti giok tiba-tiba meraih lengan Shen Yu. Seketika, pemandangan di sekitar mereka berubah dengan cepat!
“Ini... Ini...” Shen Yu masih tak percaya, namun pemandangan di depan matanya jelas berada di dalam reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda!
Tubuh asli Mian Tian saat ini terbaring tak sadarkan diri di sudut puncak pagoda. Setelah membawa Shen Yu masuk, Lü berjalan pelan mendekati Mian Tian.
Tiba-tiba dia menoleh ke belakang, tangan menggapai Shen Yu. Namun sebelum sempat menyentuhnya, tubuhnya menghilang di depan mata Lü!
Sesaat kemudian, Shen Yu mendapati dirinya berada di kaki gunung berwarna abu-abu. Di depannya berdiri dua orang asing. Keduanya sama sekali tak dikenalnya, tapi mereka telah melihatnya melalui foto.
“Apa kau... Pu Shenyu?”
Dua orang itu adalah pria muda yang sangat tampan dan pria paruh baya dengan wajah berkesan letih. Mereka tak lain adalah Pu Liansheng dan Luo Xiu.
Luo Xiu adalah satu-satunya penghuni baru yang masih hidup tanpa pernah menjalani misi darah. Sedangkan Liansheng terpisah dari Shui Tong saat memasuki dimensi lain, tak tahu apakah gadis itu masih hidup atau sudah mati.
Meski sebelumnya belum pernah bertemu Shen Yu, namun dia pernah melihat fotonya. Hubungan eratnya dengan Pu Miling juga dia ketahui. Saat pertama kali melihat foto itu, Lian Sheng bahkan menemukan banyak kemiripan dengan dirinya di mata dan alisnya! Meski tak pernah bertemu, Lian Sheng selalu merasa kedekatan yang kuat dengannya.
Sedangkan Luo Xiu tak tahu bahwa Shen Yu di hadapannya adalah keponakan perempuannya, putri adiknya Nian Xue. Namun setelah bertemu Shen Yu, perasaan hangat tiba-tiba menyergapnya, membuatnya tak bisa tidak bersimpati. Ini sangat langka bagi Luo Xiu yang biasanya berkarakter dingin.
Sebelum sempat menjawab mereka, Shen Yu menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Di depan ketiganya muncul seorang wanita berbaju putih. Wajahnya sangat biasa, bahkan cenderung jelek, tapi Lian Sheng sangat mengenalinya - dia adalah salah satu penghuni lima puluh tahun lalu, Yeh Lan! Lian Sheng ingat, sebelum menjalani misi darah yang mengantarnya ke lima puluh tahun kemudian, wanita ini hanya menyelesaikan tiga misi darah. Misi ketiganya nyaris gagal bertahan hidup. Dengan karakternya, sangat mungkin dia akan mencoba instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis!
Di hadapan Yeh Lan berdiri seorang remaja lelaki berwajah pucat. Usianya tampak belum genap 10 tahun, namun sorot matanya memancarkan kilatan tajam.
Luo Xiu melangkah maju hendak bicara pada Shen Yu, tapi terkejut oleh teriakan Lian Sheng. Mereka semua segera menoleh ke belakang!
Di belakang Yeh Lan, sebuah retakan dimensi muncul, lalu lubang hitam tiba-tiba terbentuk, menyedot tubuh Yeh Lan dalam sekejap! Pemuda itu melompat ke depan dan menangkap kaki Yeh Lan!
Lian Sheng tahu identitas pemuda itu - Pu Miling! Dari ingatannya, selama kontak dengan penghuni apartemen, Yeh Lan termasuk yang dekat dengannya. Jika tersedot ke lubang hitam, pasti akan mati tanpa kuburan!
Ajaibnya, Pu Miling sendiri ikut terseret masuk ke dalam lubang hitam!
Pemandangan ini membuat ketiganya tak percaya dengan mata sendiri!
Kejadian selanjutnya tentu tak bisa mereka ketahui.
Yang pasti, saat itu Pu Miling mengikuti Yeh Lan menonton pelaksanaan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Tapi Pu Miling bukan penghuni, tak bisa melukiskan ramalan misi tingkat Raja Iblis. Bagaimana mungkin dia ikut tersedut ke dimensi Raja Iblis?
Di puncak reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda, Mian Tian bangun. Begitu membuka mata, dia langsung melihat sosak hijau.
Pemandangan ini membuatnya terpana, hampir tak percaya, bahkan mengira sedang bermimpi.
"Masih belum menemukan?" Suara lembut sosok hijau itu terdengar: "Sudah lima puluh tahun. Masih belum menyadari ada yang bertambah?"
Mendengar ini, Mian Tian mengangkat kepala dengan kaget, memandang tak percaya ke sosok hijau.
Apa yang baru saja dia katakan?
"Ada yang bertambah"?
“Siapa Kamu？Ada satu yang lebih, kamu tahu apa yang lebih satu itu？”Mian Tian saat ini sudah sepenuhnya pulih semangat, seluruh tubuhnya berdiri, kedua matanya menatap tajam ke arah Lu!
Ada satu yang lebih, itu adalah petunjuk terakhir yang ditinggalkan Pu Miling!
Sebenarnya apa yang lebih satu itu?
Lu segera melanjutkan bicaranya: "Lima puluh tahun lalu, dia membuat perjanjian denganku. Tapi, akhirnya tidak sepenuhnya terwujud."
"Tidak sepenuhnya? Dia? Apa sebenarnya yang kamu bicarakan?"
Dan pada saat ini, Li Yin, Ziye dan Mizhen, ketiganya bertemu secara tak terduga.
Sebenarnya, Ziye sama sekali belum pernah bertemu Mizhen. Namun saat ini, setelah melihat Mizhen, Ziye langsung menunjukkan ekspresi yang agak terkejut.
Mizhen sesaat tidak bisa bereaksi, kemunculan tiba-tiba adegan ini hampir membuat otaknya blank. Baginya, bahkan jika Raja Iblis berdiri di depannya, tidak akan lebih mengejutkan dari adegan ini.
Saat ini, Li Yin menarik tangan Ziye, menatap Mizhen, ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa mengeluarkan kata.
Orang yang dia cintai sekarang adalah Mizhen. Baginya, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Mizhen di hatinya di dunia ini. Hanya saja, cinta dengan Ziye terlalu membekas, dia tidak mungkin tidak tersentuh hatinya.
Meskipun awalnya sangat terkejut, Mizhen yang bukan wanita biasa segera menyadari, ini adalah roh jahat dalam diri! Dia langsung melangkah maju dan menangkap tangan Li Yin!
"Ayo pergi!"
Lentera Penuntun tentu tidak bisa dihindari, tapi Mizhen tetap ingin mencoba. Namun, tangan Ziye juga erat memegang lengan Li Yin yang lain!
“Jangan, Li Yin, jangan tinggalkan aku! Bawa aku pergi!”
Saat ini, dua wanita yang sangat dicintai Li Yin di sebelah kiri dan kanan, memegang tangannya. Kini Li Yin tahu, dia harus memilih. Jika tidak, dia terlalu pengecut, terlalu egois.
Dia memandang Mizhen yang nyaris menunjukkan wajah penuh keputusasaan, lalu menatap Ziye yang sudut matanya sudah berlinang air mata. Kedua wanita ini pernah benar-benar dicintainya.
Kilasan kenangan dan masa lalu melintas di hatinya: Cinta abadi dengan Ziye yang takkan pernah disesali; Hari-hari penuh bahaya yang dilalui bersama Mizhen... Semuanya membeku dalam sekejap.
Dia harus memilih.
Sementara itu, Lü memberitahu Mian Tian seluruh kebenaran.
"Kau... kau bilang... kau juga penghuni apartemen?" Mian Tian hampir tak percaya dengan ucapannya, tapi semua ini nyata!
Meski waktu yang singkat, dia sudah memahami siapa sebenarnya Lü.
Dia bukan manusia, melainkan proyeksi ruang pembelahan diri. Kini hanya tersisa satu proyeksi pembelahannya (sebelumnya dia menyebut masih ada tiga), dan proyeksi terakhir itu ternyata berada di dimensi tempat Raja Iblis berada!
Sedangkan tubuh aslinya setidaknya telah bertahan hidup selama ratusan tahun.
Mian Tian yang masih tak percaya bertanya: "Kau bilang tubuh aslimu bahkan tak bisa ditemukan Raja Iblis?"
"Benar." Lü mengucapkan kata-kata mengerikan itu satu per satu: "Aku pun... tak bisa menemukan tubuh asliku."
"Baiklah... Biarkan aku mencerna perkataanmu. Kau bilang kau sudah hidup ratusan tahun? Dan kau adalah penghuni apartemen dari ratusan tahun lalu yang saat menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, tubuh aslimu lolos ke dimensi yang tidak bisa ditemukan Raja Iblis, sementara hanya satu proyeksi pembelahan dirimu yang tertangkap di ruang dimensi Raja Iblis? Hanya pembelahan diri terakhir dan tubuh asli yang tahu rahasia Raja Iblis, sedangkan pembelahan diri lainnya terus bergerak antara retakan dimensi dan dunia nyata? Apa kau bercanda?"
"Tidak."
"Baiklah, menurut penjelasanmu, karena tubuh aslimu terus bersembunyi di tempat yang tidak kau ketahui, ingatanmu sebagai pembelahan diri juga tidak lengkap. Lalu lima puluh tahun lalu, Pu Miling terhisap ke dimensi Raja Iblis karena seorang penghuni bernama Yeh Lan, dan bertemu dengan salah satu pembelahan dirimu... Lalu dia mengetahui rahasia Raja Iblis, dan dengan bantuanmu dia bisa kabur ke dunia nyata? Tapi akibatnya dia terus diawasi dan dikendalikan Raja Iblis?"
"Karena penyegelan tidak sempurna."
"Tidak sempurna? Pu Miling tidak menyegel Raja Iblis secara sempurna? Apakah penyegelan ada yang sempurna dan tidak sempurna?"
"Tepatnya, yang menyegel Raja Iblis adalah aku."
"Kau?"
"Pu Miling, memberiku Kontrak Neraka."
Yeh Lan adalah penghuni terakhir apartemen yang meninggal lima puluh tahun lalu. Saat itu dia memegang Kontrak Neraka, namun dalam keadaan memegang kontrak tersebut, dia ditarik ke dimensi tempat Raja Iblis berada. Kontrak itu bisa langsung terpisah dari pemiliknya dalam sekejap. Namun Pu Miling yang ikut ditarik ke sana menyerahkan kontrak tersebut ke proyeksi ruang pembelahan diri hijau, sehingga akhirnya bisa menyegel Raja Iblis. Tapi proyeksi ruang hijau ini hanyalah sebuah pembelahan diri dimensi, segelnya tidak sempurna. Jika tidak, Pu Miling tidak akan memiliki kemampuan melukis lukisan ramalan dan seumur hidup dikendalikan. Ini semua karena penyegelan Raja Iblis yang tidak tuntas. Jika segelnya sempurna, masalah ini tidak akan terjadi. Tapi harus diakui, jika bahkan segel tidak sempurna ini tidak ada, Pu Miling pasti sudah mati sejak lama. Dia bukan penghuni apartemen, dan apartemen juga tidak memberikan pembatasan untuk melindunginya.
"Tubuh asli Lü dapat hidup ratusan tahun karena telah mengubah struktur tubuhnya sepenuhnya dengan racun, metabolisme yang sama sekali berbeda dari manusia normal, dan penuaan organ yang terhambat total. Dengan kondisi saat ini, bahkan hidup beberapa abad lagi tidak masalah. Sebenarnya dalam sejarah manusia ada banyak centenarian super yang hidup ratusan tahun. Dia muncul di dunia bawah tanah Eropa dan aktif menjelang akhir periode lima puluh tahun, menjadi Ahli Racun nomor satu dunia. Membuat Shangguan Mian menjadi ahli puncak adalah bagian dari perjanjian dengan Pu Miling. Saat masih hidup, dia terus berkomunikasi dengan klon Lü di dunia nyata, dan melalui lukisan ramalan melihat masa depan Shangguan Mian. Pu Miling ingin melakukan eksperimen: apakah memasukkan manusia super seperti Shangguan Mian ke apartemen bisa meningkatkan tingkat kelangsungan hidup? Jika memungkinkan, dia berencana meniru metode ini di masa depan (menurut lukisan ramalan awalnya Shangguan Mian juga akan masuk apartemen, tapi saat itu kekuatannya baru level D pembunuh bayaran, mati di misi darah pertama). Sayangnya rencana tak bisa mengikuti perubahan, saat Lü pertama kali menghubungi Shangguan Mian, Pu Miling sudah meninggal.
Karena tidak bisa menemukan tubuh asli, dan Pu Miling sudah mati, semuanya terasa seperti fatamorgana.
"Tujuanmu... membebaskan tubuh asli dari apartemen, kan?" Meski sama sekali tak mengerti bagaimana wanita ini menemukan celah dalam instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis sampai Raja Iblis sendiri tak bisa melacak tubuh aslinya, Mian Tian benar-benar mengaguminya!
Namun jawaban Lü di luar dugaan.
“Aku ingin menemukan diriku yang sesungguhnya.” Jawabannya hanya sesingkat itu: “Aku ingin tahu siapa diriku yang sebenarnya.”
“Kamu... tidak tahu siapa dirimu? Nama? Orang tua? Keluarga pun tidak diketahui?”
“Tidak tahu.”
Karena proyeksi pembelahan diri terus-menerus membelah, ingatan akhirnya hampir habis. Selama ratusan tahun ini, Midori terus mencari dirinya sendiri. Bahkan dia sendiri tidak tahu di mana keberadaannya. Siapa dirinya, nama asli, anggota keluarga – semuanya tidak diketahui. Satu-satunya petunjuk adalah tubuh aslinya mengenakan kimono hitam, menunjukkan kewarganegaraan Jepang. Mengapa dia memiliki bakat luar biasa dalam menciptakan racun, bahkan memodifikasi tubuhnya dengan racun, semuanya tetap menjadi misteri.
Saat ini, Li Yin telah mengambil keputusan.
Dia melepaskan tangan Ziye yang menggenggamnya, menggeleng: “Maaf, Ziye. Kamu sudah mati. Aku tidak akan pernah melupakanmu. Selamanya. Tapi sekarang, orang yang ada di sampingku adalah Mizhen.”
Mizhen mengangkat wajahnya menatap Li Yin saat mendengar ini, senyum tipis mengembang di wajahnya.
Dia tahu.
“Bagaimanapun, terima kasih, Ziye.” Kali ini yang berbicara adalah Mizhen. “Terima kasih telah selalu menemani Li Yin. Aku juga, tidak akan pernah melupakanmu.”
Namun Ziye yang menyaksikan adegan ini dengan pandangan kosong menundukkan kepala. Saat mengangkatnya kembali, wajahnya telah berubah pucat membiru tanpa bola mata, kedua tangan terangkat mencengkeram ke arah Li Yin dan Mizhen!
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 31 Titik Akhir Siklus Reinkarnasi Lima Puluh Tahun (Bagian Atas)
Mo Shuitong saat itu mengangkat cangkir teh keramik yang elegan, berisi teh penuh.
Di hadapannya kini duduk orang tua kandungnya yang telah lama meninggal di dunia nyata. Melihat ekspresi hangat dan penuh kasih mereka, Mo Shuitong merasakan kedamaian yang luar biasa.
Saat hendak meneguk teh, tiba-tiba ia menyadari cairan dalam cangkir berubah menjadi hitam pekat! Sebelum sempat bereaksi, kegelapan itu membesar dalam pandangannya dan akhirnya berubah menjadi lubang hitam!
Mo Shuitong pun terseret ke dalam lubang hitam tersebut, memasuki dimensi tempat bersemayam Sang Raja Iblis.
Hingga Mo Shuitong, saat ini hanya tersisa enam penghuni yang masih hidup jika tidak menghitung Mizhen, Mian Tian, dan Lü: Li Yin, Yin Ye, Yinyu, Shen Yu, Luo Xiu, dan Pu Liansheng.
Selain mereka, tak ada lagi penghuni yang tersisa.
Kini, Liansheng semakin merasakan ikatan batin saat memandang Shen Yu. Perasaan serupa juga muncul pada Luo Xiu - semakin lama ia memperhatikan Shen Yu, semakin kuat kemiripannya dengan Nianxue, bukan hanya dalam penampilan tapi juga karakter dan nada bicara.
Namun kemiripan paling mencolok justru antara Liansheng dan Shen Yu. Meski Liansheng pria, parasnya sangat androgini. Shen Yu mewarisi sepenuhnya kelembutan ciri-ciri wajah ayahnya. Jika berjalan bersama, tak seorang pun akan meragukan mereka sebagai kakak beradik.
"Nama saya Pu Liansheng," kata pria itu mendekati Shen Yu, "Nona Pu Shenyu, senang bertemu."
Saat Lian Sheng memasuki apartemen, Shen Yu sudah meninggalkan apartemen karena menjalankan instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Keduanya bertemu untuk pertama kalinya yang sesungguhnya. Bagi Shen Yu yang juga pertama kali bertemu Lian Sheng, dia merasakan keakraban yang sama.
Lian Sheng sendiri sudah sering disebut-sebut oleh Li Yin. Saat pertama melihatnya, Shen Yu merasa seolah-olah orang ini benar-benar memiliki ikatan darah dengannya. Terutama kemiripan wajahnya yang sangat mencolok, terutama pada bagian mata yang nyaris identik seperti dicetak dari cetakan yang sama.
"Tuan... Tuan Pu..." Shen Yu mendekati Lian Sheng. Perasaan terhubung melalui ikatan darah ini membuatnya merasa sangat akrab dan hangat. Namun tiba-tiba pandangannya beralih ke Luo Xiu yang berdiri di sampingnya.
Sama seperti dengan Lian Sheng, dia juga merasakan keakraban misterius dengan Luo Xiu. Ini juga merupakan pertemuan pertama mereka. Dulu ketika Luo Shisan masuk apartemen, pertemuan mereka dengan Shen Yu sangat jarang. Meskipun dia dan Luo Shisan dianggap sepupu, tidak ada perasaan khusus di antara mereka. Tapi Luo Xiu yang ada di depan matanya adalah pamannya sendiri, dan dia segera merasakan resonansi yang kuat.
“Halo, nama saya Luo Xiu, penghuni baru apartemen.” Ekspresi Luo Xiu yang biasanya dingin kini menunjukkan sedikit kelegaan. Meski merasa mustahil, Shen Yu memberinya kesan sangat mirip dengan Nianxue. Dulu, Luo Lian dan Luo Xiu selalu menyayangi adik bungsu mereka. Namun seiring beranjak dewasa, ketiga kakak beradik ini terpisah di berbagai daerah, bahkan saat menikah pun mereka tidak diundang. Setahun penuh setelah Luo Xiu menikahi Han Jin, barulah Han Jin bertemu Nianxue sekali. Beberapa tahun kemudian, Nianxue meninggal. Sejujurnya perempuan keluarga Luo memang berumur pendek, jadi meski hati nurani Luo Lian dan Luo Xiu sedih, mereka tak tahu semua yang dilakukan Nianxue adalah untuk Shen Yu. Agar Shen Yu tak lagi terhubung dengan keluarga Luo, dia bahkan tidak memberitahu kedua kakaknya. Jadi Luo Xiu sama sekali tidak tahu bahwa Shen Yu di hadapannya adalah darah keturunan keluarga Luo mereka - satu-satunya anak keluarga Luo yang lolos dari kutukan darah warisan, bukan "gu manusia", yang bisa tumbuh sehat.
Ini pasti khayalan. Luo Xiu hanya bisa menghibur hati nuraninya sendiri. Tiba-tiba Shen Yu bertanya, "Luo Xiu... Kau ini pemilik gu, kan? Apa kau kenal Luo Nianxue?"
Mendengar nama ini, otaknya seketika seperti dihantam guntur! Bagaimana mungkin Luo Xiu tidak tahu? Adik bungsu yang meninggal di usia muda, bahkan tidak sempat melihat wajahnya untuk terakhir kali. Pada detik ini, ia hampir tidak bisa mempercayainya.
"Nianxue, kamu kenal Nianxue? Dia adalah adikku!"
"Luo Nianxue... adalah ibuku..."
Kata "ibu" belum sempat terucap, tiba-tiba Shen Yu merasakan dingin menusuk di punggung... Ia menoleh ke belakang seketika, tapi tidak ada apa-apa. Ketika menoleh kembali, yang terlihat adalah pemandangan yang sangat mengerikan...
Saat ini, Li Yin dan Mizhen terus berlarian di dalam apartemen. Ia menemukan, jika turun ke lantai bawah, malah akan sampai ke lantai atas. Berlari ke atas justru tetap naik. Artinya, dimensi paralel tempat Li Yin berada ternyata adalah apartemen itu sendiri!
Kehadiran hantu di apartemen harus dialami Li Yin untuk kedua kalinya. Ia menggenggam tangan Mizhen, berlari menuju lantai atas. Di bawah, roh jahat itu terus mendekat! Mereka hanya bisa bersembunyi! Sekarang, Li Yin semakin panik, tapi tidak punya pilihan! Sebab sumber api Lentera Penuntun ternyata telah padam!
Kini satu-satunya jalan bagi Li Yin dan Mizhen adalah melarikan diri!
Tapi pelarian pasti ada batasnya. Akhirnya, mereka sampai di lantai 29 yang merupakan lantai teratas! Di atasnya hanya ada atap apartemen! Saat itu benar-benar tidak ada jalan keluar lagi!
Saat menatap ke bawah, di pegangan tangga yang bertingkat-tingkat, masih terlihat tangan pucat terus naik ke atas! Dan... kecepatannya sangat tinggi!
Begitu sampai di atas, hanya masalah waktu sebelum Li Yin dan Mizhen terseret ke dimensi Raja Iblis!
"Mizhen..." Saat itu Li Yin menggenggam erat tangan Mizhen, ia takkan ragu lagi. Betapa pun beratnya melepas masa lalu, yang silam tetaplah silam. Baginya, Mizhen adalah cinta yang ia miliki sekarang.
Tidak akan kutinggalkan dia. Sekalipun itu berarti menghadapi kematian!
"Mizhen," Li Yin menarik napas dalam-dalam lalu tiba-tiba memeluk Mizhen erat-erat, "Bahkan sekarang, aku tetap tak bisa melupakan Ziye. Tapi sungguh, aku mencintaimu. Kumohon ingat, sekalipun nanti kita mati sekejap lagi, cintaku tetap untukmu!"
Di saat yang sama… Mian Tian, di dunia nyata, berdiri di tempat yang sama dengan Li Yin dan Mizhen. Yakni, di tangga lantai 29 menuju atap apartemen. Di hadapannya, terpampang Pintu masuk atap.
Setelah sadar kembali, hanya dengan sebuah pikiran, dia bisa otomatis kembali ke apartemen. Begitu dia kembali ke apartemen, kutukan reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda pun otomatis terlepas. Ribuan "hantu jahat" yang merasuki tubuhnya, secara alami meninggalkan tubuhnya. Kutukan ini, saat itu benar-benar menghilang. Bersamaan dengan itu, kutukan reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda pada tubuh Li Yin, Mizhen, dan Shen Yu juga ikut lenyap.
Dia mengeluarkan sebuah kunci dari balik tangan. Ini adalah benda yang diberikan Lyu kepadanya.
Lalu, dia memasukkan kunci itu ke lubang kunci Pintu masuk yang terkunci sejak lama. Lalu, pintu itu pun terbuka.
Lalu, Mian Tian membuka pintu.
Namun, di balik pintu itu bukanlah atap apartemen, melainkan... sebuah koridor sempit yang panjang! Di kedua sisi koridor terdapat deretan pintu kamar! Kemudian, Mian Tian pun masuk ke dalam, dan pintu itu langsung tertutup dengan sendirinya!
"Ada tambahan satu" yang dimaksud adalah tambahan satu "lantai"! Apartemen ini sebenarnya bukan memiliki 29 lantai, melainkan 30 lantai utuh! Hanya saja, lantai ke-30 hanya bisa diakses melalui pintu besar yang selalu terkunci ini, dan dimensi tempat tinggal Raja Iblis berada tepat di lantai 30 apartemen!
Dengan kata lain, Raja Iblis berada di lantai yang ada di depan mata ini!
Udara dipenuhi oleh energi-energi seram dan kegelapan. Koridor ini tidak memiliki lampu sensor. Setelah pintu tertutup, hampir tak ada cahaya sama sekali. Mian Tian hanya bisa berjalan perlahan dalam kegelapan.
Tempat ini bukan hanya pernah dimasuki olehnya seorang. Dalam sejarah panjang apartemen, banyak orang yang menemukan adanya lantai tambahan ini. Dari luar, apartemen memang terlihat memiliki 29 lantai, dan saat menggunakan lift pun hanya bisa mencapai lantai 29, di atasnya hanyalah atap apartemen.
Namun, hanya di area tangga, pintu yang selalu terkunci dari tangga ke atap apartemen. Melalui pintu ini, seseorang bisa memasuki lantai 30! Tapi orang yang menemukan hal ini biasanya sudah menjadi penghuni lantai 30. Pernyataan "tidak ada hantu yang masuk ke apartemen" hanya berlaku untuk lantai 1 sampai 29. Lantai 30 ini merupakan dimensi tempat Raja Iblis berada, termasuk pengecualian. Bagi penghuni yang menjalankan misi darah iblis dan mengawasi progres misi darah penghuni lain, jika kembali ke apartemen, semakin dekat ke lantai teratas, semakin kuat rasa bahaya yang dirasakan. Pu Liansheng merasakan ini saat tinggal di lantai 29 (lihat Bab 2 Jilid 26).
Yang patut dicatat, Yan Bin dan Tang Juan pernah kembali ke apartemen atas instruksi Shangguan Mian. Saat itu mereka bertemu roh jahat gudang. Shangguan Mian berjanji akan menjemput di atap, sehingga mereka melarikan diri melalui tangga ke atap. Setelah menembakkan pistol untuk membuka pintu masuk, mereka justru masuk ke lantai 30 apartemen. Inilah alasan Yan Bin berkata: "Bagaimana mungkin... kamu... kamu..." (lihat Bab 3 Jilid 28).
"Bagaimana mungkin" mengacu pada ketidakpercayaannya bahwa yang muncul bukan atap, melainkan lantai baru! Sedangkan "kamu" merujuk pada proyeksi pembelahan diri Hijau yang muncul di ujung koridor! Namun sekarang proyeksi itu sudah tidak ada. Awalnya Hijau menggunakannya sebagai mercusuar, tapi sekarang telah menghilangkannya.
Saat ini, di tubuh Mian Tian terdapat Kontrak Neraka yang diberikan oleh Lü. Meskipun Lü tidak memiliki ingatan tubuh asli dan tidak tahu tentang tambahan lantai di apartemen, Pu Miling telah memberinya petunjuk: selama menemukan kunci ini. Kunci ini merupakan petunjuk jalan keluar tersembunyi di apartemen yang disembunyikan Pu Miling, dengan pesan agar Lü mencarinya. Pada kunci tersebut terukir angka jelas: "30".
Baik Lü maupun Mian Tian bisa menduga, angka 30 ini mengacu pada apa.
Pintu besar menuju lantai 30 ini biasanya selalu terkunci. Material pintu dan kuncinya sangat keras, mustahil dibuka dengan tenaga manusia biasa kecuali menggunakan senjata api atau bom. Penghuni biasa mana mungkin iseng membukanya? Lagi pula mereka bisa naik lift ke atap apartemen, dan di atap pun terlihat pintu terkunci yang diasumsikan sebagai ujung jalan. Siapa yang mau repot-repot meledakkan pintu dengan senjata? Sungguh sialnya Yan Bin dan Tang Juan. Sekalipun ada yang menemukan rahasia lantai 30, selama Raja Iblis tidak dalam keadaan tersegel, meninggalkan apartemen hanya akan berakhir dengan kematian. Meski bisa bertahan, mengingat tingginya tingkat kematian mengerikan di apartemen, berapa lama pesan ini bisa bertahan? Pada akhirnya catatan pasti terhapus karena apartemen memiliki banyak cara untuk memutuskan informasi.
Saat ini, Mian Tian berdiri di lantai 30 apartemen. Meski gelap, masih cukup terlihat. Apalagi Mian Tian telah berkali-kali menjalankan misi darah dalam kegelapan, kemampuan adaptasinya di tempat gelap sangat terlatih.
Tiba-tiba, dia melihat retakan muncul di dinding depan. Retakan itu semakin melebar menjadi lubang besar, lalu seseorang terlempar masuk dari lubang itu... Luo Xiu!
Dia telah ditarik Raja Iblis ke lantai 30 apartemen!
Salah satu pintu terbuka tiba-tiba. Luo Xiu yang bingung langsung melihat Mian Tian di seberang! Sebelum sempat bersuara, dia tersedot ke dalam ruangan yang pintunya terbuka! Pintu langsung tertutup rapat.
Segalanya kembali sunyi senyap.
Jarak pintu itu sekitar lebih dari 20 meter. Hanya 10 meter untuk menyegel Raja Iblis!
Mian Tian mengeluarkan Kontrak Neraka, mengatupkan gigi, dan berlari panik menuju pintu itu! Raja Iblis... ada di balik pintu!
Selama ini Raja Iblis ternyata berada tepat di atas kepala semua penghuni! Sangat dekat, tapi tak satu pun penghuni menyadarinya!
Sementara itu, Lian Sheng menggenggam tangan Shen Yu sambil berlari di hutan. Baru saja Luo Xiu lenyap ditarik ke retakan dimensi di depan mata mereka. Sekarang dia harus melindungi Shen Yu dengan baik. Jangan sampai terluka!
Saat berlari panik tadi, Shen Yu telah menceritakan seluruh kebenaran tentang ayahnya kepada Lian Sheng. Dia mengatakan satu kalimat yang menghangatkan hati Lian Sheng: "Bagaimanapun juga, Ayah selalu berterima kasih pada Anda! Anda-lah yang membawanya ke dunia nyata!"
Saat ini, Lian Sheng hanya mengkhawatirkan Shen Yu. Jika dia dan ayahnya sama, apakah dia akan mengikuti jejak Pu Miling jika Raja Iblis tidak tersegel sempurna? Bahkan mungkin nasibnya lebih buruk?
Sekarang, hanya dengan menyegel Raja Iblis kita bisa memiliki harapan!
"Lian Sheng, saat ini dia tidak lagi menyesali keputusan masa lalu membawa Pu Miling ke dunia nyata. Karena Pu Miling adalah perwujudan harapan dalam hati istri, maka dengan demikian, dia adalah anak kandung Pu Liansheng!"
"Shen Yu, dengarkan! Kau bukan lagi yatim piatu, karena kau adalah cucu Pu Liansheng, darah keturunan keluarga Pu! Selama nafas ini masih ada, aku akan merawatmu dengan segala cara! Jadi, kau..."
Keluarga...
Bagi Shen Yu, keluarga adalah eksistensi yang sangat penting. Saat ini, dia tidak lagi kesepian. Dia memiliki keluarga!
Dalam hatinya, dia berseru: "Xingchen, kau lihat? Aku tidak lagi sendirian. Kau... pasti juga bahagia, bukan?"
Namun tiba-tiba, dia hanya merasa genggaman di tangannya mengendur. Ketika memandang ke depan, ternyata Pu Liansheng yang ada di hadapannya telah lenyap tanpa jejak!
Saat ini, Mian Tian sudah berlari ke depan pintu itu, namun tiba-tiba dia mendengar suara dari belakang. Ketika menoleh ke belakang, dia melihat dinding yang berjarak lebih dari 20 meter darinya mulai muncul retakan-retakan. Sebuah tubuh terseret keluar dari retakan itu dan terjatuh ke lantai - itu adalah Lian Sheng!
Baru sekarang Lian Sheng menyadari bahwa dia masuk ke dimensi yang ditempati Raja Iblis! Tapi tempat ini... kenapa mirip sekali dengan apartemen? Tiba-tiba pintu di seberangnya terbuka, dan Lian Sheng langsung terseret masuk ke dalam pintu tersebut!
## Jilid 30 (Volume Akhir) Raja Iblis Bab 32 (Akhir Cerita) Titik Akhir Siklus Reinkarnasi Lima Puluh Tahun (Bagian Bawah)
Raja Iblis... benar-benar pindah ke ruangan itu?
Melihat Lian Sheng terseret masuk ke ruangan itu, Mian Tian langsung berlari panik ke sana! Namun saat sampai di depan pintu, pintu ternyata terkunci. Mian Tian yang memegang Kontrak Neraka itu pun murka!
Di bawah kelopak mataku sendiri, seseorang lagi mati seperti ini! Jika terus begini, dia benar-benar takut berikutnya yang akan terseret masuk adalah Mizhen atau Li Yin! Bahkan... dia juga takut kalau Shen Yu yang jadi korban!
Berusaha menenangkan diri, Mian Tian tahu dia tak boleh panik. Bagaimanapun juga lantai ini luasnya terbatas, dia pasti bisa menyegel Raja Iblis! Begitu pikirnya, dia mempercepat langkahnya dan terus berlari mengitari lantai tersebut!
Namun, sepertinya karena kecepatan yang semakin meningkat, dia tersandung dan terjatuh. Kontrak Neraka di tangannya tiba-tiba terlempar, dan dalam sekejap terbang sejauh 5-6 meter!
Mian Tian segera ingin mengejarnya. Namun, sekitar sepuluh meter di belakangnya, sebuah pintu tiba-tiba terbuka. Dia merasakan daya tarik kuat dari belakang yang membuat seluruh tubuhnya terbang mundur ke arah itu!
Tanpa Kontrak Neraka, Mian Tian di lantai ketiga puluh apartemen ini sama sekali tidak berdaya.
Saat ini, Li Yin dan Mizhen juga bersembunyi di lantai kedua puluh sembilan apartemen yang berada di ruang dimensi lain. Keduanya sama sekali tidak tahu bahwa Mian Tian sedang berjuang di ambang kematian, apalagi mengetahui keberadaan lantai ketiga puluh apartemen.
Keduanya kini terpaksa bersembunyi di ruangan paling dalam lantai 29. Meski telah menumpuk semua senjata yang bisa ditemukan dan memperkuat pintu dengan perabotan, tetap saja tidak ada gunanya.
Di ambang kematian ini, Li Yin dan Mizhen menyadari bahwa mereka pasti tewas hari ini kecuali terjadi mukjizat. Lentera Penuntun yang padam secara misterius tidak bisa dinyalakan kembali, membuktikan bahwa benda ini juga tunduk pada pembatasan apartemen, bukan alat curang.
Melompat dari lantai 29 juga mustahil dilakukan, sama sekali tidak memungkinkan.
"Saat itu, Mian Tian mencengkeram gagang pintu dengan erat, seluruh tubuhnya sejajar sepenuhnya dengan lantai! Gaya tarik yang dahsyat itu membuatnya merasakan kengerian luar biasa, dia hampir tidak bisa bertahan lebih lama! Jika ini berlanjut..."
"Sementara Li Yin dan Mizhen bersandar di sudut dinding, mereka tidak tahu berapa lama lagi bisa bertahan. Tiba-tiba jendela di atas terbuka lebar, sebuah tangan menjulur keluar menyambar tubuh Li Yin dan menariknya keluar dari lantai 29!"
"Tubuh Li Yin langsung terjun bebas di ketinggian, sementara di bawah sebuah lubang hitam raksasa menantinya! Kemudian dia melihat Mizhen juga muncul di sampingnya, sama-sama terjatuh!"
"Akhirnya, kedua orang itu menghilang masuk ke dalam lubang hitam!"
"Seketika itu juga Mian Tian mendengar suara retakan di dinding belakangnya. Dengan panik dia menoleh, melihat dinding kembali pecah. Matanya yang sudah beradaptasi dengan kegelapan kini bisa melihat lebih jelas. Lubang hitam muncul, tubuh Li Yin dan Mizhen terlihat di koridor! Mereka mulai tertarik ke arah pintu ruangan!"
"Tidak... Tidak!"
"Mian Tian hampir putus asa. Andai saja proyeksi pembelahan diri Lyu belum menghilang, mungkin masih ada kesempatan bertarung!"
"Tiba-tiba dari udara muncul sepasang lengan putih ramping menyambar kertas perkamen di lantai, lalu melemparkannya ke arah Mian Tian!"
"Pemilik lengan itu kemudian sepenuhnya memasuki lantai ini. Dialah... Lyu!"
Pada detik ini, tubuh Mian Tian juga mulai terlepas! Namun, dia masih berhasil memegang sudut kertas perkamen dan tertarik masuk! Ketika menoleh ke belakang, dia melihat separuh tubuh Li Yin sudah tertarik masuk, segera melemparkan kertas perkamen tersebut!
Tubuh asli Hijau akhirnya menampakkan lokasinya, diseret Raja Iblis ke lantai 30 apartemen! Tubuhnya saat ini juga sedang bergerak menuju ke sini!
Saat separuh tubuh Li Yin masuk ke ruangan itu, akhirnya dia berhasil meraih fragmen kontrak! Pada momen ini, Li Yin tiba-tiba merasakan daya tarik menghilang. Di dalam ruangan, dia dan Mizhen selamat dari bencana. Li Yin segera menarik Mizhen, selama dia berada di sampingnya bersama Kontrak Neraka ini, takkan ada bahaya!
Tubuh Hijau dan Mian Tian tak lagi ditarik oleh daya tarik. Hijau berdiri, sebagai tubuh aslinya, kecantikannya tetap tak berubah. Masih mengenakan kimono hitam, dia melangkah cepat menuju Li Yin dan Mizhen.
Mian Tian juga meronta-ronta berdiri. Asalkan berada dalam radius 10 meter dari Li Yin dan Mizhen, dia akan selamat. Tapi baru saja dia mengangkat kaki, tubuhnya tiba-tiba tertarik ke belakang!
"Tidak... Kakak... Tolong aku!"
Teriakan pilu Mian Tian membuat Mizhen panik! Dia segera berlari keluar ruangan bersama Li Yin, menyaksikan Mian Tian di koridor yang tubuhnya tertarik ke belakang menuju pintu yang telah terbuka di ujung koridor!
Itulah kegelapan abadi.
Itulah kengerian yang bisa menelan segala harapan.
Itu adalah keputusan yang tidak bisa ditanggung oleh makhluk hidup manapun.
Raja Iblis, berada di pintu terakhir di ujung koridor. Meski tidak terlihat, kengerian itu membuat tubuh gemetar secara insting!
Tapi bagaimana Mizhen bisa memikirkan hal lain saat ini? Asalkan bisa mendekati Mian Tian, membawanya masuk ke radius sepuluh meter kontrak, dia akan selamat!
Saat menerobos keluar ruangan, dia langsung merebut kontrak dan memberikannya kepada Lü: "Cepat! Tolong selamatkan adikku!"
Lü menerima kontrak, namun tepat di detik itu Mian Tian sudah tertarik masuk ke balik pintu ruangan! Tak hanya itu, dinding depan kembali retak, tubuh Yin Ye dan Yinyu muncul dari dalamnya!
Sosok Lü berpindah secepat kilat ke depan Yin Ye dan Yinyu! Vortex merah darah di kontrak di tangannya langsung berputar kencang!
Yin Ye dan Yinyu mengira diri mereka sudah mati, tapi saat masuk ke lantai 30 apartemen, mereka melihat Lü membawa Kontrak Neraka! Lü lalu menatap pintu di depannya dan langsung masuk!
Raja Iblis ada di ruangan ini!
Li Yin dan Mizhen juga berlari ke sana! Kelima orang itu akhirnya semua masuk ke ruangan ini!
Saat itu juga, ruangan ternyata kosong. Di ruang tamu luas itu tak ada bayangan Mian Tian! Tapi di lantai tiba-tiba muncul ukiran - ukiran empat orang yang menanggung kutukan bersama! Mizhen sempat memberikan ukiran itu kepada Mian Tian untuk dijaga sebagai antisipasi!
"Jelas, di detik-detik terakhir hidupnya, Mian Tian tahu begitu dia mati, Mizhen, Li Yin dan Shen Yu juga akan tewas. Karena itu, dia segera menghancurkan ukiran ini untuk membatalkan kutukan bersama."
"Tidak... tidak... mustahil! Tidak mungkin begini!" Mizhen berlutut di tanah, pipinya dipenuhi keputusasaan!
Tiba-tiba, Lian menyerahkan Kontrak Neraka kepada Li Yin.
Li Yin menerima kontrak itu, langsung paham. Dia melangkah maju dan menekan kontrak ke tanah sambil menderu: "Matilah kau, Raja Iblis! Menghilang selamanya!"
Vortex merah darah pada kontrak di tangan Li Yin berputar semakin kencang. Tiba-tiba semua orang dikelilingi kegelapan mutlak - gelap gulita tanpa secercah cahaya, seperti orang buta!
Proses ini berlangsung sekitar belasan detik sebelum penglihatan mereka pulih. Vortex merah darah pada Kontrak Neraka telah berubah menjadi lingkaran hitam.
Raja Iblis akhirnya tersegel. Kali ini penyegelan total. Selama lima puluh tahun ke depan, dia takkan muncul lagi.
Yin Ye dan Yinyu terpaku menyaksikan ini, hampir tak percaya dengan apa yang terjadi.
Semuanya... telah berakhir.
Mizhen masih berlutut di tanah, air mata mengalir deras. "Seandainya di detik terakhir Mian Tian tidak melemparkan Kontrak Neraka untukku dan Li Yin... dia takkan mati. Seharusnya aku yang tewas!"
“Mizhen yang bahkan menghadapi misi darah pun takkan mudah meneteskan air mata, kali ini justru menangis. Menangis dalam keputusasaan.”
Dulu, di depan altar orang tuanya, Mizhen bersumpah akan merawat adiknya. Sejak kecil, dia memikul semua tanggung jawab ini. Setelah masuk apartemen, dia terus hidup bergantung dengan Mian Tian, berjuang bersama sampai hari ini. Di akhir segalanya, akhirnya menemukan jalan keluar untuk instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, memasuki lantai tiga puluh apartemen, dan menyegel Raja Iblis. Tapi Mian Tian, telah pergi selamanya darinya.
“Tidak!!!”
Tangisan pilu Mizhen menggema di seluruh apartemen. Li Yin memeluknya erat, wajahnya juga basah oleh air mata. Kontrak Neraka di tangannya perlahan menjadi transparan, hingga akhirnya menghilang sepenuhnya.
Tengah malam pukul 00:00 tiba. Dengan satu pikiran, para penghuni berpindah dari lantai tiga puluh ke lobi lantai satu apartemen.
Mizhen sudah tak mungkin kembali masuk apartemen, tapi lantai tiga puluh adalah pengecualian. Tak lama setelah Raja Iblis tersegel sempurna, dia menghilang dari lantai tiga puluh dan muncul di luar apartemen.
Tiba-tiba, semua orang melihat bayangan mereka sendiri mulai berubah.
Li Yin menyadari bayangannya kini berdiri tegak dengan tangan seperti memegang sesuatu. Persis seperti bentuk bayangannya saat pertama masuk apartemen sambil membawa majalah lowongan kerja! Satu-satunya perbedaan adalah majalah itu sudah hilang. Yin Ye, Yinyu, dan Lü juga mengalami perubahan serupa.
"Momen ini akhirnya tiba. Li Yin yang telah lama memimpikannya, tak terhitung berapa kali membayangkan kedatangan saat ini, kini menangis tersedu-sedu karena terlalu emosional. Untuk mencapai titik ini, jumlah penghuni apartemen yang tewas bisa dibilang tak terhitung. Kini, dia akhirnya bukan lagi penghuni apartemen dan bisa meninggalkan tempat ini!"
"Ziye, Ke Xin, Lian Cheng, Dokter Tang, Xingchen, Huangfu He... dan juga, Mian Tian..."
Mengucapkan nama-nama penghuni yang telah tiada, perasaan di hati Li Yin saat ini sungguh tak terkira. Dia akhirnya bertahan hidup, akhirnya... mewujudkan hasrat puluhan penghuni, bertahan hidup!
Sedangkan Shen Yu, dia muncul di tepi danau Taman Qingtian tempat dulu dia menjalani instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis. Misi darah telah berakhir. Karena ukiran telah hancur, dia juga terbebas dari kutukan Li Yin, Mian Tian dan Mizhen. Seketika itu juga, pikirannya membawanya ke lobi lantai satu apartemen.
"Berakhir... akhirnya berakhir!" Yinyu berlari ke pelukan Yin Ye sambil menangis bahagia, "Kita akhirnya bukan penghuni apartemen lagi! Bukan lagi!"
"Ya." Yin Ye membelai rambut Yinyu yang mulai memanjang belakangan ini, "Kita akan bahagia. Seumur hidup, kita takkan terpisahkan lagi!"
Setelah muncul di lobi lantai satu, Shen Yu memandang orang-orang lain. Awalnya dia mengira akhir kutukan adalah kabar gembira, tapi melihat ekspresi menyakitkan Li Yin, hatinya jadi was-was. Secara bersamaan, dia menyadari Mian Tian ternyata tidak ada di situ.
“Bagaimana... bagaimana ini？” Shen Yu menghampiri Li Yin dan bertanya, "Apa yang terjadi?"
Pada saat ini, Lyu tiba-tiba berkata pada Li Yin, "Aku pernah memberitahu Chu Mitian satu hal. Jika sengaja merusak ukiran itu, kutukan yang ditanggung bersama oleh empat orang akan terkonsentrasi pada orang yang menghancurkan ukiran tersebut. Dengan kata lain, semua kutukan yang ada pada kalian sekarang telah lenyap, sepenuhnya dialihkan ke dirinya. Dia sendiri yang memilih untuk mati."
"Kamu... kamu bilang, Chu Mitian mati?" Shen Yu langsung menutup mulutnya sambil terkejut. Ada perasaan ambigu dari Chu Mitian padanya yang sudah lama dia curigai. Meski tidak mencintai Chu Mitian, mendengar kematiannya tetap membuat hatinya gempar.
Pada detik ini, Li Yin akhirnya bukan lagi penghuni apartemen. Kutukan bayangan telah terlepas, mulai sekarang dia tidak perlu menanggung kutukan apapun. Setelah kutukan reruntuhan bawah tanah berbentuk pagoda, semua kutukan yang dialami Li Yin dan Mizhen di dimensi "neraka" (termasuk kutukan batu di Lembah Malam yang Sunyi), kutukan Tiga Hantu Galak Keluarga Xu, serta kutukan Raja Iblis... semuanya telah menghilang. Kutukan yang dibagi melalui ukiran itu, kini sepenuhnya ditanggung oleh Mitian yang telah tiada. Dia tahu ajalnya pasti datang, sehingga sebelum meninggal membuat keputusan ini.
Li Yin menatap Shen Yu dan berkata: "Shen Yu. Bagaimanapun juga, kamu tidak boleh melupakannya selamanya. Dia, telah menyelamatkan kita semua, termasuk kamu. Aku tahu, dia selalu menyukaimu, apapun perasaanmu terhadapnya, kumohon... ingatlah ini."
Begitu Raja Iblis tersegel, semua penghuni yang berada dalam siklus reinkarnasi lima puluh tahun selama penyegelannya, bahkan jika Raja Iblis hidup kembali lima puluh tahun kemudian, sama sekali tidak boleh menyakiti satu pun penghuni yang bertahan selama lima puluh tahun ini! Oleh karena itu, meskipun Shen Yu memiliki separuh darah dari ruang dimensi lain, lima puluh tahun kemudian ketika Raja Iblis bangkit kembali, dia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa padanya!
Semua kutukan telah sirna tanpa bekas. Semuanya, telah berakhir.
Akhirnya, lima orang meninggalkan apartemen, sementara Mizhen muncul di mulut jalan buntu yang sebelumnya. Saat ini, dia melihat Li Yin dan yang lain mendekatinya. Setelah keluar dari apartemen, mereka tiba di bagian belakang dinding jalan buntu itu, kemudian ketika menoleh ke belakang, apartemen... telah menghilang. Tidak, lebih tepatnya para penghuni tidak akan pernah bisa melihatnya lagi.
Semua proyeksi pembelahan diri Hijau telah menyatu dengan tubuh aslinya. Dia, sepenuhnya pulih ingatannya.
Li Yin perlahan mendekati Mizhen. Setelah Mian Tian menanggung semua kutukan sendirian, Mizhen tidak bisa lagi mengeluarkan Lentera Penuntun.
Mizhen melangkah maju, berlari ke dalam pelukan Li Yin.
"Li Yin... Aku... Aku..."
Saat yang seharusnya membahagiakan ini, Mizhen justru tenggelam dalam kesedihan kehilangan Mian Tian. Li Yin memahami perasaannya, namun bagaimanapun juga, mereka telah berhasil bertahan hidup. Jalan di depan masih panjang.
"Ini bukan salahmu, Mizhen." Li Yin menghibur Mizhen sambil berkata: "Dia memilih ini demi kamu, demi kita semua. Pasti... dia ingin melihatmu terus tersenyum dan hidup bahagia."
"Apakah... aku masih pantas meraih kebahagiaan?"
"Kebahagiaan tidak akan pernah sirna. Hidupkan nyawa kita yang diselamatkan Mian Tian, jangan sia-siakan, lalu jalani dengan gemilang. Inilah satu-satunya cara kita menghormati Mian Tian."
Yin Ye dan Yinyu yang menyaksikan adegan ini pun terharu. Yinyu bersandar pada Yin Ye: "Demi semua yang telah gugur, kita harus bahagia, Yin Ye!"
"Kita pasti akan bahagia. Sungguh!" Yin Ye yang telah melalui berbagai cobaan akhirnya selamat dari maut dan bertekad takkan melepaskan kebahagiaannya. Kutukan Kerajaan Dewa Emas telah sirna, tak ada lagi kekuatan yang mengancam nyawa Yin Ye dan Yinyu.
Namun Shen Yu merasakan gejolak perasaan. Meski berhasil bertahan hidup, Xingchen, orang tua, Lian Sheng, bahkan Mian Tian... semua telah tiada. Akankah dirinya tetap sendirian di dunia ini?
“Ayo pergi.” Li Yin saat itu menunjukkan ekspresi penuh tekad, menoleh ke belakang dan berkata: “Yin Ye, Yinyu, dan Shen Yu, mari kita pergi bersama! Juga, Shen Yu, ikutlah kami meninggalkan Kota K. Asalkan kamu mau, kita akan selalu bersama!”
Shen Yu saat itu menunjukkan ekspresi tak percaya, kemudian wajahnya langsung berseri-seri.
Sementara Lyu, entah sejak kapan, telah menghilang tanpa jejak. Kecepatannya tentu bukan hal yang bisa dinilai orang biasa. Setelah kejadian ini, semua ingatan manusia di dunia tentang ahli racun nomor satu dunia akan terhapus sepenuhnya. Bagaimanapun, Lyu juga seorang penghuni apartemen. Tidak hanya itu, semua ingatan aliansi bawah tanah termasuk Keluarga Meng tentang penghuni apartemen (termasuk Shangguan Mian) juga akan terhapus seluruhnya.
Bagi Lyu, setelah ratusan tahun akhirnya meraih kebebasan kembali, perjanjian dengan Pu Miling akhirnya telah ia tepati.
Alasan mengapa Raja Iblis tidak bisa menemukannya selama ratusan tahun adalah karena ia menemukan ruang dimensi lain yang khusus. Apartemen tetap menyisakan banyak jalan keluar dalam instruksi tulisan darah tingkat Raja Iblis, memungkinkannya bertahan hidup di dimensi itu selama ratusan tahun tanpa bisa dilacak Raja Iblis.
“Ke mana selanjutnya?” Lyu bergumam sendiri, kemudian berbisik: “Sudahlah. Urusan masa depan bisa dipikirkan nanti.”
Lima penghuni apartemen yang selamat, Li Yin, Mizhen, Yin Ye, Yinyu, dan Shen Yu, berjalan menuju area parkir kompleks dan masuk ke dalam mobil yang telah diparkir sebelumnya di sana. Mereka sudah mempersiapkan diri bahwa begitu bisa meninggalkan apartemen, akan segera pergi dari Kota K.
Yin Ye mengeluarkan laptop dari bagasi mobil, menekan tombol untuk menyalakannya, berkata: "Baik, Li Yin, kamu yang menyetir. Aku akan memesan tiket pesawat. Kita... seperti yang sudah disepakati, meninggalkan Kota K. Kali ini kita pergi lebih jauh, sampai ke..."
Li Yin mengangguk paham. Dia menghidupkan mesin mobil yang langsung melesat keluar dari kompleks perumahan dengan kecepatan tinggi.
Kelima orang ini adalah penyintas terakhir dari siklus reinkarnasi lima puluh tahun apartemen. Mereka juga merupakan satu-satunya yang selamat dari ribuan penghuni apartemen selama setengah abad terakhir. Dalam sejarah panjang apartemen, lima orang yang bisa keluar dalam lima puluh tahun termasuk sangat langka. Tapi justru karena itu, mereka bisa benar-benar terbebas. Sekalipun ingin kembali ke apartemen di masa depan, itu sudah mustahil.
Saat ini, meski bekas air mata masih terlihat di wajah Mizhen, dia tahu harus tetap kuat ke depannya.
Tiba-tiba Shen Yu berbicara: "Li Yin, Mizhen... Aku... sangat berterima kasih pada kalian. Dan... Mian Tian juga, aku berterima kasih padanya. Meski dia sudah tiada, aku takkan melupakannya."
Yin Ye menambahkan: "Ya, kami juga. Terima kasih atas semua yang kalian dan Mian Tian telah lakukan untuk kami."
"Sementara di samping Yin Ye, Yinyu saat ini juga menahan air mata, berkata: 'Li Yin, Mizhen, dan Mian Tian yang telah tiada... Berapa pun lamanya berlalu, kebaikan kalian tidak akan pernah kami lupakan, selamanya!'"
"Mendengar ucapan itu, Mizhen mengusap dadanya pelan. Kemudian, kepalanya sedikit menjulur ke jendela bus, memandang kompleks perumahan yang sudah jauh di belakang. Ia berbisik lirih: 'Selamat tinggal... Mian Tian. Demi dirimu, aku dan Li Yin akan menghargai nyawa, bertahan hidup dengan baik.'"
"Setelah kepala ditarik kembali ke dalam mobil, Li Yin menatap Mizhen. Keduanya saling memandang, segala sesuatu terungkap tanpa kata."
"'Aku mencintaimu, Mizhen.'"
"'Aku juga mencintaimu, Li Yin.'"
"Kemudian Li Yin kembali menatap ke depan, menginjak gas lebih dalam, melaju menuju depan... menjauh."
"Di belakang, kompleks itu semakin menjauh, akhirnya perlahan menghilang dari pandangan..."
"Namun apartemen itu tetap berdiri di tempatnya. Siklus lima puluh tahun telah berakhir, Raja Iblis tersegel. Tapi siklus baru lima puluh tahun akan segera dimulai. Berapa pun zaman bergulir, seberapapun masyarakat manusia berubah, apartemen takkan pernah sirna."
"Waktu berputar cepat, pada suatu malam sehari kemudian."
"Sebuah mobil van memasuki kompleks ini. Di dalamnya ada sepasang suami istri muda dan seorang gadis kecil."
"'Di... sinilah kan?' Sang istri bertanya: 'Katanya harga rumah di sini lebih murah.'"
"'Iya, benar. Mari kita lihat, soalnya rumah bagus harganya terlalu mahal. Kalau propertinya oke, akan kubayar uang mukanya.'"
"Pasangan ini terlihat sekitar awal dua puluhan tahun, sementara gadis kecil itu mengenakan dua kepang kecil yang sangat menggemaskan."
"Xiao Qin, kita akan tinggal di rumah baru, senang kan?" Istri dari pasangan itu menggoda anak mereka. Kemudian, suami mengemudikan mobil ke area parkir. Sungguh ironis, tepat di tempat parkir yang sama dimana Li Yin dan yang lain pernah memarkir kendaraan mereka.
Suami menggendong putri mereka turun dari mobil, berkata pada istrinya: "Yue Wen, kamu tahu di mana apartemennya kan?"
"Hmm, pertama kali ke sini... Kenapa gerbang kompleks perumahan tidak ada satpam ya?" Wanita bernama Yue Wen juga turun dari pintu mobil, mengunci kendaraan, lalu berjalan bersama suaminya.
"Dong Jie, meski harga rumah sekarang sangat tinggi dan kita hanya bisa tinggal di tempat yang lebih sederhana, selama kita keluarga tiga orang tetap bersama, tinggal di mana pun sama saja." Yue Wen saat ini dipenuhi kepercayaan diri akan masa depan, "Benar kan?"
"Hmm," suami Dong Jie mengangguk. Kemudian pasangan itu masing-masing memegang tangan kanan dan kiri putri mereka Xiao Qin, keluarga tiga orang yang harmonis ini segera muncul di depan sebuah gang kecil.
"Ayo masuk, seharusnya di sekitar sini." Yue Wen berkata pada Dong Jie: "Lagipula kompleks ini tidak terlalu besar. Xiao Qin, kita sebentar lagi akan melihat rumah baru, senang kan?"
"Hmm!" Xiao Qin yang terlihat sangat menggemaskan mengangguk: "Nanti aku bisa tinggal di rumah baru bersama Ayah Ibu! Kali ini, aku punya kamar sendiri kan?"
"Tentu ada! Xiao Qin jangan khawatir, kamarmu pasti tidak akan kecil!"
Kemudian, ketiganya berjalan menuju kedalaman gang kecil. Tak lama kemudian, saat menyusuri gang kecil itu, tiba-tiba sebuah apartemen setinggi hampir 30 lantai muncul di hadapan mereka.
"Apakah...apakah ini yang dimaksud? Tidak benar," namun Yue Wen berseru gembira: "Di sini ternyata ada apartemen sebaik ini? Dong Jie, ayo kita lihat bersama! Xiao Qin, apakah kamu suka tempat ini?"
"Hm, sangat suka!" Xiao Qin juga tersenyum lebar menjawab.
Keluarga tiga orang itu tertawa riang sambil berjalan menuju rumah kebahagiaan masa depan dalam impian mereka, tak seorang pun menyadari bahwa bayangan mereka telah menghilang dari bawah kaki...
(Tamat)
