Sebenarnya Chen Guo tidak terbiasa begadang. Hari ini dia hanya ingin melihat keramaian peluncuran server baru, namun tak lama kemudian rasa kantuk menyerang. Ia bersandar di kursi dan mulai tertidur.
Tidurnya tentu tidak nyenyak. Chen Guo malas bergerak, dalam keadaan setengah tidur ini telinganya menangkap suara klik keyboard dan mouse yang tak biasa. Sebagai pemilik warnet, suara ini akrab, namun kali ini berbeda. Ritme suaranya naik turun, kadang cepat kadang lambat, seolah permainan alat musik perkusi. Apakah ini mimpi?
Chen Guo tersentak bangun. Setelah mengusir kantuk, ia menyadari suara itu nyata - berasal dari sebelahnya, dari tangan Ye Xiu, sang teknisi warnet baru yang direkrutnya hari ini.
Chen Guo duduk dan ingin melihat, jaket yang menutupi tubuhnya tergelincir. Ia segera menyambar dan mengenali itu jaket Ye Xiu. Tak disangka orang ini cukup perhatian, gumam Chen Guo dalam hati, tapi sudah berapa lama jaket ini tidak dicuci? Sepertinya agak anyir.
Chen Guo meraih jaket itu dan bangun, hendak berbicara dengan Ye Xiu, tapi tiba-tiba membeku.
Sepasang tangan yang bisa membuat orang menangis tersedu muncul di hadapannya – tangan Ye Xiu.
Tangan itu terlihat ramping dengan jari-jari panjang, ruas tulang tidak sekasar pria biasa tapi tetap tegas. Ujung jari halus, kuku yang terpelihara bersih dan rapi – sangat tidak cocok dengan penampilan berantakannya.
Chen Guo sebelumnya tidak terlalu memperhatikan tangan orang, sampai seorang gadis bertangan indah datang ke warnet. Pengaruh gadis itu membuatnya mulai memperhatikan. Kini tangan Ye Xiu membuatnya terkesima.
Tangan yang sempurna, mengetik dengan irama seperti musik, tapi gerakannya... Melihat tangan kiri Ye Xiu menari di keyboard, Chen Guo hanya punya satu kesan: kecepatan tangan terlalu lambat.
Kecepatan tangan (APM) adalah jumlah operasi per satuan waktu, biasanya dihitung per menit. Glory bukan game strategi, pemain hanya mengontrol satu unit, tapi kompleksitas skill dan presisi gerakan membuat kecepatan tangan tetap penting.
Seorang pemain dengan kecepatan tangan tinggi dapat mengeluarkan jurus lebih cepat. Operasi yang presisi, di mana kekuatan dan waktu setiap tekanan tombol langsung memengaruhi amplitudo gerakan karakter dalam game, memungkinkan variasi lebih kaya dalam pertempuran. Namun, kualitas variasi ini perlu dibedakan. Beberapa orang hanya terus mengoperasikan untuk membuat APM mereka terlihat spektakuler, sedangkan yang benar-benar bisa melakukan setiap operasi dengan sasaran jelas sekaligus mencapai APM tinggi hanyalah pemain top level profesional.
APM 200 saat ini dianggap sebagai batas pemisah dalam lingkaran Glory. Pemain biasa yang APM-nya melonjak di atas 200 umumnya hanya asal-asalan. Bahkan ahli profesional pun membutuhkan kondisi pertempuran khusus untuk mencapai kecepatan tangan di atas 200, setidaknya lawan tidak boleh terlalu lemah sehingga perlu mengeluarkan kecepatan tangan 200+ untuk menghadapinya.
Untuk pemain biasa, 70% memiliki kecepatan tangan di kisaran 80-120. 25% adalah "tangan lumpuh" yang bahkan tidak mencapai 80. 5% sisanya adalah mereka yang bisa melebihi 120 dan terus mengejar 200 - para ahli di kalangan pemain biasa, dikabarkan beberapa bahkan bisa mencapai level profesional 200 ini.
Kecepatan tangan rata-rata Chen Guo berkisar di sekitar 120. Karena dalam banyak kasus bisa mencapai 120-an dengan ekstra kecil, Chen Guo yakin dirinya termasuk 5% tersebut - ahli di antara pemain biasa.
Tapi Ye Xiu di matanya saat ini jelas termasuk "tangan lumpuh" yang bahkan tidak mencapai 80. Begitu menyadari ini, Chen Guo tiba-tiba menyadapi suara operasi yang sebelumnya terdengar berirama kini hilang. Yang terdengar sekarang hanyalah operasi lambat namun jelas dari seorang "tangan lumpuh".
“Apa aku baru saja bingung karena tidur...” Chen Guo menggelengkan kepala, mencoba mengingat-ingat sensasi dalam mimpinya tadi, tapi tak bisa menemukannya lagi. Sekarang yang menarik perhatiannya adalah gerakan tangan yang kikuk tingkat pemula, dan sepasang tangan yang indah sampai bikin iri.
Chen Guo hanya terpaku menatap kedua tangan itu, sampai lupa melihat layar. Tak lama kemudian tangan Ye Xiu berhenti bergerak, barulah Chen Guo tersadar dan melihat ke layar. Matanya langsung membelalak: "Dark Night Cat Demon?"
Saat kata-katanya keluar, Dark Night Cat Demon sudah jatuh terhempas dari udara ke tanah, menghamburkan berbagai barang di lantai.
Bersamaan dengan itu, Chen Guo melihat area informasi di layar menampilkan pengumuman sistem yang mencolok: Wilayah 10, Pembunuhan Pertama Dark Night Cat Demon: Jun Mo Xiao.
"Sial!!" Chen Guo menepuk bahu Ye Xiu: "Kamu memang jago ya!" Lupakan soal tangan kikuk, bisa mendapatkan first kill adalah prestasi yang belum pernah dicapai Chen Guo selama ini.
Ye Xiu yang sedang fokus memeriksa barang-barang yang jatuh, sama sekali tak menyangka akan tepukan itu. Hampir membuat puntung rokok di mulutnya tertelan. Abu rokok keperakan berhamburan dengan anggun di atas keyboard. Chen Guo yang tadinya mengintip operasinya dari samping, langsung merebahkan badan ke depan. Melihat pemandangan ini, semua ingatan tentang first kill bos tersembunyi langsung lenyap. Ia mencabut headphone Ye Xiu dan berteriak di telinganya: "Siapa yang mengizinkanmu merokok di sini?"
“Hah?” Batang rokok di mulut Ye Xiu masih menyala, dia agak bingung dengan maksud Chen Guo.
“Larangan merokok tidak kau lihat?!” Chen Guo menunjuk ke dinding.
Ye Xiu memutar kepala memerati tanda di dinding: “Bercanda? Warnet nggak boleh merokok?”
“Area ini zona bebas rokok, mau merokok pindah ke area lain.” Chen Guo menunjuk ke sudut lain warnet.
“Kalau begitu kita pindah.” Kata Ye Xiu.
“Nggak, aku pusing kalau mencium asap rokok.” Chen Guo menolak.
“Terus gimana dong?” Ye Xiu terlihat kebingungan seperti menghadapi masalah besar.
“Mati kali kau kalau nggak merokok satu batang?” Chen Guo naik pitam.
“Nggak, tapi bakal pusing.” Jawab Ye Xiu.
“Kau... kau...” Chen Guo mulai menyadari sifat asli Ye Xiu. Meski bisa menerima tinggal di gudang dengan santai, jelas ini bukan orang yang mudah diurus.
“Aku ke area merokok saja, Bos bisa istirahat.” Ye Xiu kini mengusulkan.
“Sebentar, penjelasanmu tentang First Kill tadi belum jelas!” Chen Guo menahan.
“Biasa saja, regu mati semua, darah BOSS tinggal dikit, tinggal ngambil.” Ye Xiu menjawab santai.
“Masih ada hal baik seperti ini?” Suara Chen Guo masih penuh rasa iri. Hadiah pembunuhan pertama BOSS tersembunyi level rendah ini sebenarnya tidak terlalu ia idamkan, hanya berupa lebih banyak EXP dan uang, tidak akan memberikan peralatan langka. Tapi rekor ini akan selamanya tercatat di papan peringkat, menjadi legenda di server ini, sensasi seperti inilah yang disukai banyak pemain. Bagi mayoritas pemain biasa, kesempatan masuk papan peringkat seperti ini hanya ada di periode newbie. Di tahap mid-late game, kesulitan dungeon meningkat, baik pembunuhan pertama dungeon maupun BOSS tersembunyi membutuhkan tim stabil dengan kerjasama erat dan skill tinggi. Di Divine Realm, bahkan tim high-level pun tak punya kesempatan—rekor di sana semuanya dipegang oleh tim profesional dari lingkaran esports.
