Lan He yang dimaksud adalah pemain yang sama-sama dua kali masuk sistem seperti Jun Moxiao. Latar belakangnya tidak main-main - dia anggota Blue Brook Pavilion, salah satu dari tiga guild terbesar di Glory. Di Divine Realm, karakter swordsman-nya bernama Blue Bridge Spring Snow, termasuk lima pendekar terkuat guild tersebut. Tapi para veteran tahu, guild top seperti Blue Brook didukung klub profesional. Lima pendekar itu belum level tertinggi - masih ada pemain pro dari tim klub di belakangnya.
Blue Brook Pavilion berada di bawah naungan klub Blue Rain. Pendekar terkuat mereka bernama Huang Shaotian dengan akun Troubling Rain, kelas Swordsman yang dijuluki Sword Saint di komunitas Glory - setara dengan dewa perang One Autumn Leaf.
"Distrik 10 dibuka, Blue Brook Pavilion yang dipimpin Lan He membawa sekelompok pemain untuk membuka lahan baru di distrik ini, mengembangkan kekuatan guild dan merekrut anggota baru. Jika bukan karakter dari tiga guild besar seperti ini, tidak akan ada ambisi untuk mendominasi semua rekor dungeon di distrik baru. Siapa sangka rencana dungeon laba-laba level 10 langsung gagal, itu pun hanya selisih 10 detik. Para anggota frustasi, suasana hati Lan He juga tidak lebih baik.
"Jun Mo Xiao..." Gumam Lan He yang sama bingungnya dengan yang lain. Medan perang persaingan guild selevel Blue Brook Pavilion terutama ada di Divine Realm. Setelah bersaing bertahun-tahun, mereka saling tahu kelebihan masing-masing. Informasi tentang ahli mana yang dikirim ke Distrik 10 untuk pembukaan lahan juga sudah saling mata-matai. Tapi nama Jun Mo Xiao ini tidak ada dalam daftar intel mereka, jangan-jangan ini akun alt diam-diam dibuat ahli guild lain?
"Ada info tentang empat orang yang satu tim dengannya?" tanya Lan He.
"Tidak ada," jawab anggota lainnya.
"Suruh saudara-saudara kita yang tersebar di desa bertanya, siapa tahu ada yang tahu," perintah Lan He. Karena desa pemula terdistribusi acak, anggota Blue Brook Pavilion yang datang juga tidak kebetulan berkumpul. Mereka berkembang di lokasi masing-masing, sambil leveling sambil mencari pemula berbakat, baru akan berkumpul setelah mencapai level 20 dan membangun guild.
Pemain Pavilion Blue River yang datang dipimpin oleh Lan He, di sini secara alami menjadi pusat komando. Sebenarnya, pemain dari guild besar mana pun tidak akan tersebar di semua Desa Pemula karena sistem pembagian acak. Namun ketika Lan He dan timnya kembali masuk ke Spider Cave untuk berlatih, informasi yang mereka cari akhirnya mendapat respons.
Justru informasi balasan ini bukannya membuat mereka memahami tim lawan, malah semakin membingungkan.
Laporan menyebutkan bahwa di luar dungeon Hutan Glen di suatu desa, pemain bernama Yue Zhongmian dari tim lima orang tersebut pernah membanjiri chat dengan tuduhan Jun Moxiao sengaja merebut hidden boss di dungeon...
"Ini ngaco apa sih?" Semua orang kebingungan mendengarnya.
Jun Moxiao ini pertama-tama merebut hidden boss orang lain untuk first kill, lalu berkelompok dengan mereka untuk first kill Spider Cave? Kejadian aneh ini membuat lima veteran berpengalaman semakin bingung.
"Jangan dipikirkan dulu, fokus leveling. Setelah level 20 pasti ada kesempatan bertemu." Lan He berkata tegas sambil memimpin serangan.
Di luar Spider Cave desa tertentu, Tian Qi dan tiga rekannya masih terbuai euforia first kill. Level mereka jauh di bawah veteran seperti Lan He, jadi first kill hanyalah mimpi belaka. Tak disangka bisa benar-benar mencapainya, mereka sampai tak bisa berkata-kata karena terlalu gembira.
Sedangkan pahlawan besar mereka, Jun Mo Xiao? Masih terlihat tenang seperti biasa, hanya berkata dengan datar: "Pengalamannya lumayan banyak ya!"
"Jagoan, ini semua berkatmu!" Tian Qi dan yang lain mengerumuni Jun Mo Xiao. Setelah bermain Glory selama ini, hari ini mereka akhirnya paham apa itu jagoan kelas atas. Jagoan sejati adalah seseorang yang bisa membuat dungeon yang seharusnya dihindari pemula menjadi semudah berjalan di tanah rata hanya dengan kehadirannya. Tian Qi bahkan merasa, mengikuti jagoan seperti ini meski harus meninggalkan guild pun sangat worth it.
Berbeda dengan kegembiraan Tian Qi dan dua rekannya, perasaan Yue Zhongmian saat ini sangat muram. Dia melihat musuh bebuyutannya berubah menjadi pahlawan di mata teman-temannya, dan selama dungeon tadi sikap piciknya membuat teman-temannya kecewa. Jika tidak mengatakan sesuatu sekarang, mukanya benar-benar tidak bisa diselamatkan. Yue Zhongmian mengeratkan gigi, melompat ke depan Jun Mo Xiao: "Skillmu memang bagus, aku akui itu. Tapi aku bersumpah, suatu hari nanti aku akan menyusulmu!"
"Kamu serius?" Ye Xiu tertawa.
"Ya!" Yue Zhongmian menjawab dengan satu kata penuh provokasi.
"Semangat." Ye Xiu membalas dua kata itu lalu pergi.
"Janc*k..." Yue Zhongmian menggaruk-garuk tembok sampai gila: "Cela aku! Hina aku! Tertawakan aku! Bukankah biasanya jagoan akan merespons tantangan seperti itu? Lu TM bilang 'semangat' saja itu maksudnya apa sih?!"
“Xiao Yueyue, jangan macam-macam lagi.” Tian Qi datang melakukan pekerjaan menenangkan.
“Bangsat, kau yang Xiao Yueyue!” Yue Zhongmian marah.
“Ayo masuk dungeon dulu, buruan level up.” Dua anggota lain Muyun Shen dan Qiansheng Li memberi salam lalu berlari menambahkan Jun Mo Xiao sebagai teman.
“Goblok, nambah teman gak ngajak gue.” Tian Qi buru-buru menyusul.
Yue Zhongmian sedang menggigit gigi, tiba-tiba menerima permintaan pertemanan dari Jun Mo Xiao.
Ditolak, Yue Zhongmian menolak dengan tegas.
Kalau dia ajak lagi... Yue Zhongmian berpikir. Tapi harapan itu pupus, Jun Mo Xiao sudah masuk dungeon diikuti Tian Qi bertiga. Yue Zhongmian tertinggal sendirian, baru dapat pesan tanya dari Tian Qi setelah lama. Kesalnya bukan main, saat masuk dungeon ternyata empat orang itu sudah membabat habis, baru sadar dia tidak ikut.
Yue Zhongmian ingin keluar lagi, tapi pesan Tian Qi datang. Sentuhan perhatian kawan seperjuangan membuatnya luluh. Daripada merusak hubungan dengan kawan karena orang itu, akhirnya dia menyusul. Tian Qi yang jago diplomasi langsung tahu ada yang tidak beres, mengobrol pribadi untuk menenangkan. Mood Yue Zhongmian pun membaik.
Kali ini dungeon kembali dibunuh dengan lancar, seketika putaran pembunuhan berikutnya selesai. Begitu keluar, tanpa banyak bicara langsung masuk putaran ketiga. Namun begitu masuk dungeon, mereka langsung menerima pemberitahuan sistem: Kalian salah masuk ke gua Lord Laba-laba.
"BOSS tersembunyi." Tian Qi berteriak kaget, lalu menatap Jun Moxiao.
Tanpa ahli ini, BOSS tersembunyi di Gua Laba-laba sama sekali tidak berani mereka sentuh dalam kondisi sekarang. Sistem juga cukup memahami hal ini - BOSS tersembunyi tidak menghalangi jalan wajib pemain untuk menyelesaikan dungeon. Bisa dibunuh atau tidak, kelulusan tetap diukur dari pembunuhan BOSS akhir. Sekarang mereka serentak menatap Jun Moxiao, ingin melihat apakah dengan kehadiran ahli ini ada cara untuk membunuh BOSS tersembunyi.
"Oh, muncul BOSS tersembunyi ya!" Ye Xiu berkata, "Hmm, kalau BOSS tersembunyi..."
"Tidak bisa dibunuh?" Tian Qi dan yang lain agak kecewa.
"Bukan tidak bisa, tapi aku ada kebutuhan khusus. Lord Laba-laba sepertinya menjatuhkan Sutra Laba-laba Kuat ya? Barang ini bisa diberikan padaku? Bahan atau equipment lain akan kulepas, kalian bisa ambil semuanya." Ye Xiu menjelaskan.
