Ye Xiu dengan tegas mengundurkan diri, Tian Qi dan ketiga rekannya pun tidak sungkan lagi. Sebagai teman lama, pembagian loot berjalan harmonis. Racun laba-laba untuk dijual, siapa yang mengambil sama saja, uangnya nanti dibagi rata. Sepatu Kayu Chestnut (perlengkapan biru biasa) diundi secara acak, akhirnya dimenangi Moyun Shen dengan angka 100 gemilang. Pedang Kayu Persik seharusnya milik Moyun Shen atau Yue Zhongmian sesuai kelas karakter mereka. Moyun Shen yang baru dapat sepatu (nilainya jauh di bawah pedang) dengan legawa mengalah. Yue Zhongmian akhirnya mendapat pedang, perasaan campur aduk: senang sekaligus aneh.
First Clear Spider Cave, kini First Clear Spider Lord - dua kali bonus EXP membuat Jun Moxiao naik ke level 12. Tian Qi dan kawanan juga akan naik level setelah keluar dungeon. Membunuh bos biasa sudah jadi rutinitas, cepat selesai.
Setelah keluar dungeon, Yue Zhongmian dilanda dilema. Rencana awalnya kabur setelah selesai, tapi baru dapat pedang mewah. Kabur setelah dapat loot terasa tidak sopan. Tinggal? Malu (Tian Qi sudah bicara terus terang). Pergi? Tidak enak hati.
“Hasilnya, Tian Qi yang lebih bijak, datang menyapa duluan seolah ucapan di dungeon hanya candaan belaka, dan masalah pun selesai. Dipimpin Jun Mo Xiao, semua masuk kembali ke Spider Cave.
Dibandingkan kegelisahan Yue Zhongmian, yang lebih frustasi adalah kelompok Lan Xi Ge pimpinan Lan He. Gagal meraih first kill Spider Cave, dua dari tiga hidden BOSS sudah direbut orang. Saat ini mereka masuk dungeon keempat kalinya tapi masih belum menemukan, tiba-tiba sistem mengumumkan: Spider Warrior, hidden BOSS terakhir di Spider Cave, juga sudah difirst kill.
First kill Spider Warrior diraih oleh tim Zhong Cao Tang salah satu dari tiga guild besar, sementara first kill hidden BOSS sebelumnya diraih guild besar lainnya Ba Qi Xiong Tu. Ini menunjukkan tiga guild besar seharusnya seimbang, tapi muncul Jun Mo Xiao yang kini mendominasi leaderboard first kill Distrik 10 dengan tiga kali. Timnya juga meraih dua first kill di level 10, membuat Lan Xi Ge kehilangan muka.
Soal hidden BOSS, kalau memang tidak ketemu ya sudah nasib sial. Tapi 10 detik first kill dungeon itu, sampai sekarang masih bikin ingin muntah darah kalau diingat.
Semua first kill habis. Lan He dan kawan-kawan jadi malas lanjutin dungeon.
"Jun Mo Xiao ini siapa sih? Suruh orang di desa sana menyelidiki," kata Lan He kesal.
Ye Xiu dan kawan-kawannya yang tidak disukai itu justru sedang bersemangat tinggi, keluar-masuk dungeon sibuk dengan penuh semangat. Malam pembukaan Distrik 10 pun berlalu dalam kesibukan, meninggalkan ada yang gembira dan ada yang kecewa.
Chen Guo terbangun pukul sebelas, hampir tengah hari. Biasanya hidupnya teratur, jarang bangun siang. Namun karena kemarin menyaksikan keriuhan pembukaan Distrik 10 bersama pendatang baru itu, tidurnya pun molor. Setelah menghitung durasi tidurnya yang mencapai delapan jam, ia meregangkan badan puas lalu bangkit dari tempat tidur.
Chen Guo tinggal di dalam warnet, tepatnya di suite lantai dua, berbagi atap yang sama dengan Ye Xiu.
Dibanding Ye Xiu yang baru datang, Chen Guo sudah sangat akrab dengan lingkungan ini. Sejak kecil ia tumbuh besar di Warung Internet Xingxin - makan, tidur, mengerjakan PR. Semasa sekolah, teman-teman pulang ke rumah sedangkan ia langsung menyelusup ke warnet, sering menimbulkan kesalahpahaman.
Warung Internet Xingxin adalah rumahnya. Konsep ini telah tertanam kuat sejak kecil. Ayahnya pun memperlakukan warnet ini sebagai rumah sendiri, merawatnya dengan hati-hati sejak warnet masih sangat kecil dan Chen Guo pun masih balita. Kini "rumah" itu telah membesar, tapi hanya menyisakan dirinya seorang.
Tahun ketika Chen Guo baru saja mengikuti ujian masuk perguruan tinggi (gaokao), ayahnya meninggal mendadak karena serangan jantung.
“Chen Guo tidak memiliki ibu, setidaknya dalam ingatannya tidak pernah ada. Setelah menyelesaikan pemakaman ayahnya, ketika keluarga berdiskusi tentang bagaimana mengelola warnet dan mengatur Chen Guo, tanpa pikir panjang Chen Guo membuang surat penerimaan kuliahnya dan mengambil alih warnet. Di bawah tatapan kagum sanak keluarga, dia terus mengelola warnet dan menjaga rumah seperti ayahnya.
Sekilas sudah sembilan tahun berlalu.
Sekarang Chen Guo sepenuhnya mampu membeli rumah nyaman untuk dirinya sendiri, tapi dia tidak pernah terlintas pikiran seperti itu. Tinggal di warnet saja sudah terasa baik baginya. Di warnet dia selalu merasa tenang dan damai, mungkin inilah rasa rumah - meski sendirian, tapi tidak merasa kesepian.
“Cuaca hari ini cerah sekali!” Chen Guo yang berdiri di dekat jendela memandang ke luar, dunia keperakan membuat sinar matahari semakin cemerlang.
“Ayah juga harus berjemur!” Chen Guo berkata bercanda sambil mengambil foto bersama ayah di samping ranjang, meletakkannya di ambang jendela menghadap ke luar.
Setelah berpakaian dan mandi, Chen Guo dengan semangat berjalan keliling ruang tamu. Melihat pintu gudang sudah terbuka, dia mengintip tapi tidak melihat sosak Ye Xiu.
“Mana orangnya?” Chen Guo bergumam.
Chen Guo menarik pintu dan langsung menuju ke warnet miliknya. Warnet sudah penuh sesak karena pembukaan Distrik ke-10 Glory. Para pengguna malam sudah pergi, langsung digantikan oleh pengguna pagi. Setiap layar menampilkan game Glory, setiap orang memakai headphone sambil tertawa dan berteriak histeris seolah berada di dalam game.
Chen Guo turun ke lobi dan bertanya pada petugas resepsionis tentang keberadaan Ye Xiu.
Petugas itu menunjuk ke area merokok di bagian dalam.
"Masih main?" Chen Guo terkejut, lalu bergegas ke sana.
Area merokok dipenuhi kabut asap, terutama di zona inti tempat Ye Xiu berada. Chen Guo mengernyit sambil mengibaskan asap, langsung mencabut headphone Ye Xiu: "Masih main! Kamu tidak mau hidup?"
Ye Xiu menoleh cepat sambil mengangguk memberi salam "pagi", lalu langsung kembali memainkan keyboard dengan suara "klak-klak".
Chen Guo melirik layar: "Gua Laba-Laba!"
"Hmm."
"Sudah level berapa?"
“17。”
Chen Guo kaget, memperhatikan bilah exp Jun Mo Xiao di layar. Level 17 hampir terlampaui, setelah menyelesaikan dungeon ini pasti naik ke level 18.
Masih tersisa 20 menit lagi menuju pukul 12 tepat. Di server baru, mencapai level 18 dalam 12 jam adalah rekor pembukaan lahan baru. Meski sistem tidak mencatat rekor ini, forum dipenuhi orang yang membanggakan data level mereka.
Pandangan Chen Guo beralih ke rekan satu tim Ye Xiu.
“Yue Zhongmian?” Chen Guo tiba-tiba merasa nama ini pernah dilihatnya di suatu tempat. Setelah berpikir sejenak, dia segera teringat.
“Bukankah orang ini yang membanjiri chat-mu semalam?” Chen Guo menunjuk nama Yue Zhongmian di daftar anggota tim.
“Ya!”
“Lalu kenapa kamu masih satu tim dengannya?” Chen Guo sama sekali tidak mengerti.
“Karena dia membanjiri chat, jadi yang lain tidak mau mengajakku bergabung.” Ye Xiu berkata.
“Siapa yang tanya soal alasan itu.” Chen Guo kesal.
“Aku sudah dewasa, masak harus berdebat di chat dengannya?” Ye Xiu tertawa.
