“Kenapa?” balas Chen Guo.
“Kalau mau begadang, kamu di sini saja. Aku pindah ke zona merokok,” ujar Ye Xiu.
“Kamu pergi duduk di area merokok, terus yang jaga sebenarnya kamu atau aku?” Chen Guo kesal.
“Oh, kalau begitu bos mau pindah tempat duduk? Bukannya bos tidak suka bau rokok?” Ye Xiu berkata.
Wajah Chen Guo dipenuhi air mata. Meski dia mengerti ini juga demi kebaikannya, tapi perasaan tidak diinginkan ini bagaimana ya?
Ye Xiu sudah memegang kotak rokok di tangannya, mengisyaratkan saatnya Chen Guo memilih: tetap duduk menggantikan jaga atau pergi main.
“Sudahlah, aku tidak main lagi. Aku tidur saja.” Chen Guo menghentikan permainan dengan geram lalu berlari pergi.
Ye Xiu menoleh melihat kepergian Chen Guo, tiba-tiba menyadari kartu akun yang sudah dipakai Chen Guo tertinggal di meja. Bukan lupa, tapi Chen Guo menganggap warnet sebagai rumahnya sendiri. Ye Xiu langsung mendapat ide, berteriak: “Bos, kartunya ketinggalan! Mau kubantu latihan malam ini?”
“Terserah kamu!” Chen Guo menjawab asal sambil pergi.
Ye Xiu mengangguk, dengan kecepatan tangan hampir 300, ia menyalakan rokok dengan gesit dan menyangkutkannya di mulut. Pengepungan Prajurit Tengkorak masih berlanjut, tapi aktivitas Ye Xiu yang berbicara sambil menyalakan rokok sama sekali tidak terganggu. Kini fokus kembali ke game, tak lama kemudian Prajurit Tengkorak telah dikalahkan. Pedang yang dibutuhkan Ye Xiu sudah tergeletak di tanah, diambilnya, barang lain ditinggalkan tanpa ragu. Tian Qi dan kawan-kawan juga tidak saling lempar, ketiganya membagi peralatan sesuai kelas, material lain langsung disapu ke tas. Tian Qi berkata: "Kakak Expert, material high-level dari beberapa BOSS tersembunyi kemarin yang tidak kau butuhkan akan kami simpan dulu, nanti kalau harganya naik baru dijual. Sekarang server baru buka, banyak pedagang licik yang menipu newbie dengan harga murah. Nanti kalau harga sudah stabil, hasil penjualan akan kami bagi sesuai porsimu."
"Aku sudah ambil bagianku, itu hak kalian," kata Ye Xiu.
"Yang mampu dapat lebih, Kak Expert jangan terlalu rendah diri," kata Tian Qi.
Ye Xiu tersenyum, tak melanjutkan pembicaraan. Keempatnya melanjutkan dungeon, Tian Qi bertanya: "Mau tambah satu orang lagi?"
Ye Xiu paham maksudnya. Barang yang dibutuhkan sudah didapat. Dengan tambahan anggota, efisiensi tim akan meningkat.
"Terserah! Tapi hari ini aku hanya akan leveling sampai 20, setelah itu mau temani teman latihan," kata Ye Xiu.
"Oo oke. Butuh bantuan kami?" tanya Tian Qi. Sebenarnya saat Ye Xiu dan Chen Guo berbicara, mereka tidak sengaja mendengar percakapan itu karena Ye Xiu tidak mematikan mikrofon.
“Tidak usah, kalian sibuk saja dengan urusan kalian.” Ye Xiu berkata.
“Oh.” Tian Qi dan yang lain tidak banyak bicara. Mereka baru kenal Ye Xiu sehari, meski relasi di game online biasanya cepat akrab, tapi sebagai orang dewasa mereka tetap tahu batas.
Setelah keluar dungeon, Tian Qi mulai memanggil orang untuk bergabung. Membentuk tim di area pemula sangat mudah. Dari daftar panjang pendaftar, Tian Qi akhirnya memilih pemain perempuan level 17 untuk bergabung.
Pemain perempuan itu bernama Chen Yu. Begitu masuk tim dan melihat daftar anggota, dia langsung bersemangat.
Tian Qi, Mu Yun Shen, Qian Sheng Li, Jun Mo Xiao – bukankah ini tim yang mendapatkan first kill di Spider Cave dan Spider Lord? Tak menyangka bisa bergabung dengan tim ahli seperti ini, Chen Yu langsung menyampaikan kegembiraannya lewat voice chat ke semua anggota.
Sistem suara di Glory nyaris menghilangkan praktik akun gender palsu. Saat bermain bersama, pemain pasti langsung pakai suara asli. Jika karakter perempuan hanya mengetik tanpa bersuara, langsung dicurigai. Tapi kalau suara pria mirip perempuan, ya itu bakat alam yang sulit dihindari.
Tian Qi bertiga sambil mendengar suara gadis itu, dengan santai berjalan melintas di depan avatar-nya. Ye Xiu tahu, mereka sedang melihat penampilan karakter tersebut.
Template karakter Glory hanya ada dua, satu laki-laki dan satu perempuan. Penampilan dan bentuk tubuh spesifik bisa didesain sendiri di editor, atau langsung di-generate secara acak. Bagi yang menyukai tampilan realistis, bisa memindai foto sendiri ke editor. Setelah memberikan beberapa data dasar, editor akan otomatis membuat model karakter dalam game yang hampir identik dengan aslinya. Karena itu, apakah penampilan pemain perempuan di game sesuai dengan aslinya menjadi perhatian utama para pemain laki-laki. Konon para pemain berpengalaman berjiwa serigala bisa langsung membedakan keaslian wajah pemain perempuan.
Tian Qi dan kawan-kawannya sepertinya tidak memiliki sifat "serigala" ini. Setelah mengamati Nona Chenyu yang baru datang, mereka hanya menyimpulkan "biasa saja". Benar atau tidaknya, tidak diketahui.
Nona Chenyu justru sangat antusias. Setelah mengungkapkan kekaguman pada tim first-kill, dia menyatakan merasa terhormat bisa bergabung. Lalu dia mengungkapkan keheranan mengapa anggota tim first-kill yang hebat masih berada di level 18. Terakhir, dia mengajukan aplikasi resmi untuk menjadi anggota tetap tim first-kill.
Menanggapi hal ini, Tian Qi hanya bisa menjelaskan dengan menyesal bahwa sebenarnya masih ada satu anggota tim mereka yang hari ini tidak hadir, sehingga ada posisi kosong.
Nona Chenyu sangat kecewa tapi belum menyerah. Karena tidak bisa menjadi anggota utama, dia mulai berusaha mendapatkan posisi cadangan dan menanyakan informasi guild atau organisasi mereka.
"Pertanyaan ini membuat Tian Qi dan yang lain sulit menjawab, jelas orang luar menganggap mereka sebagai tim ahli yang dipuja. Saat ini mereka belum masuk dungeon, Chen Yu juga begitu. Tapi begitu masuk dungeon dan mulai bekerja, pemain berpengalaman langsung akan menyadari bahwa dalam tim ini sebenarnya hanya Jun Mo Xiao yang ahli sejati, sementara yang lain sama sekali tidak ada apa-apanya."
Ekspektasi dan pertanyaan Chen Yu ini sebenarnya hanya bisa ditujukan pada Sang Ahli. Sekarang dia bertanya tentang guild... Tian Qi dan kawan-kawan memang punya guild, tapi dengan aura dewa Jun Mo Xiao di sini, menyebut nama guild mereka justru akan mempermalukan diri sendiri."
"Eh, lebih baik kita fokus ke dungeon!" Tian Qi mengalihkan topik dan langsung masuk duluan. Mu Yun Shen dan yang lain buru-buru mengikuti. Di dalam dungeon, Ye Xiu mulai memimpin. Baru satu kalimat, Chen Yu sudah heran bertanya: "Hm, siapa yang bicara?"
Sejak masuk tim, Chen Yu terus mengoceh dan hanya bertiga Tian Qi yang mengobrol dengannya. Ye Xiu baru pertama kali berbicara setelah masuk dungeon.
"Jun Mo Xiao, dewa di tim kami. Semua first clear achievement kami berkat dia. Tanpa dia, tim kami tidak ada apa-apanya," Tian Qi memanfaatkan kesempatan untuk jujur, merasa lega setelah mengatakannya.
"Sujud pada Sang Dewa!" Chen Yu mengetik dengan emoticon sambil bersuara.
"Hehe, ayo pergi!" Ye Xiu tersenyum, memimpin di depan. Kemampuan komando dan membunuh monster langsung menunjukkan kelasnya sebagai master sejati. Namun di hadapan keahlian nyata ini, Chen Yu justru tidak menunjukkan reaksi antusias.
Tian Qi dan kawan-kawan menyadari: gadis ini benar-benar pemain baru.
"Cewek ini hancur." Mu Yun Shen berbisik pelan.
"Iya, standar awalnya terlalu tinggi. Pemula sudah melihat master ekstrim seperti ini, bagaimana bisa bergaul dengan orang biasa nanti?" kata Tian Qi.
"Tragis!" Qian Sheng Li menghela napas.
