Saat Lan He dan kawan-kawan keluar dari dungeon, Xi Zhou dan Denghuaye masih menunggu di luar. Sejak tim mereka muncul di TV, keduanya sudah sangat kagum. Mereka anggota tim asli yang sangat paham kemampuan tim, 100% yakin rekor 5 menit ini berkat Jun Moxiao.
Denghuaye yang awalnya meragukan Jun Moxiao kini malu-malu, akhirnya bergumam: “Benar-benar dewa, salut salut, maafkan sikapku sebelumnya.”
Di sisi lain, Xi Zhou bertanya ke Lei Ming Dianguang soal strategi nge-dungeon. Lei Ming Dianguang berkoar penuh semangat, Yun Gui dan Zhiyue Qingcheng saling pandang: MB berani lebih ngaco lagi? Kalau strategi kaya gini, dungeon harusnya selesai dalam 10 menit.
“Oke, rekor dungeon sudah terpecahkan.” Ye Xiu berkata pada Lan He.
“Iya iya, hebat hebat.” Lan Lian sambat terus.
“Lao Xiong…” Ye Xiu seakan ragu-ragu.
“Sini sini!”
“Barangnya!” kata Ye Xiu.
“Barang apa? Oh iya! Maaf, aku terlalu senang sampai lupa.” Lan He segera sadar maksudnya hadiah yang dijanjikan, “Xi Zhou, mana barangnya?”
Barang-barang tidak dibawa Lan He, bahkan Xi Zhou sendiri baru diperintahkan mengambilnya saat Lan He memastikan rekor dungeon bisa dipecahkan. Pergerakan karakter, lompatan, dan kecepatan serangan di Glory sangat dipengaruhi beban bawaan, makanya saat ngejar rekor dungeon atau PK yang butuh performa maksimal, semua berusaha membawa barang seminimal mungkin.
Xi Zhou membawa barang dan mengajukan permintaan transaksi ke Jun Mo Xiao. Setelah Ye Xiu menyetujui, barang-barang muncul di kolom transaksi: 72 Strong Spider Silks, 2 Mithril Pendants, dan 8 White Wolf Fangs.
“Kenapa?” Ye Xiu bingung, ini jelas harga awal yang dia minta, bukan hasil tawar-menawar.
“Rekor langsung naik 5 menit berkat kakak, menghemat banyak tenaga kami,” kata Lan He.
“Oh, begitu ya!” Ye Xiu merasa geli sekaligus kesal. Bahan-bahan ini dia butuhkan bukan untuk mencari uang, melainkan untuk membuat Payung Seribu Mekanisme. Sebenarnya dia hanya perlu 24 buah Sutra Laba-Laba Kuat, meminta 72 hanya untuk menyisakan ruang tawar-menawar. Setelah segala perhitungan, malah dikasih 72 secara sukarela. Siapa yang mau menolak pemberian gratis? Ye Xiu pun menerimanya tanpa sungkan. Lagipula perkataan Lan He cukup masuk akal. Rekor yang meningkat 5 menit sekali sudah sangat membantu, kalau tidak, peningkatan 5 menit ini pasti harus diperebutkan berkali-kali dengan guild lain!
“Makasih ya!” kata Ye Xiu.
“Sama-sama, Lihat ini...” Lan He baru mulai bicara setengah kalimat, langsung panik.
Keluar! Kok sudah keluar? Orang ini langsung keluar dari guild setelah menerima barang. Padahal Lan He baru saja ingin membujuknya tetap di guild mereka. Memberikan barang lebih banyak, selain karena rekor yang spektakuler, juga karena mengkonfirmasi bahwa ini benar-benar expert level dewa yang layak direkrut.
Sudah kuduga! Lan He berpikir dengan getir, membicarakan harga malah jadi transaksi bisnis. Untuk merekrut expert seperti ini harusnya pakai pendekatan emosional!
“Lihat apa?” tanya Ye Xiu yang sudah keluar dari guild, menanggapi kalimat setengah Lan He.
“Kalau ada waktu sering-sering kontak, lain kali kita kerja sama lagi,” kata Lan He lesu.
“Oke,” jawab Ye Xiu.
“Mau main dungeon? Butuh orang? Butuh berapa orang bilang saja, aku yang atur,” tawar Lan He.
“Ah, tidak usah dulu. Aku masih ada urusan lain, duluan ya!” kata Ye Xiu.
“Oh oh, selamat tinggal.” Lan He menatap kepergian Jun Mo Xiao sambil meneteskan air mata. Lei Ming Dian Guang, Xi Zhou, dan yang lain sudah melihat pesan sistem "Jun Mo Xiao keluar dari guild" di channel guild, merasa heran. Begitu orangnya pergi, mereka langsung menghampiri.
“Kenapa dia keluar?” Yun Gui bertanya.
“Urusannya selesai, ya sudah keluar.” jawab Lan He kesal.
“Kenapa tidak ditahan?” tanya Xi Zhou.
“Skill operasinya lebih cepat daripada ucapan saya.” kata Lan He.
Ini juga diukur kecepatan operasi? Semua tertegun, apa Lan He sudah linglung karena marah?
“Merayu master level ini tidak bisa hanya mengandalkan imbalan. Kemampuannya segitu, sudah pantas mendapat imbalan hanya dengan membantu sedikit. Makanya dia mengambilnya tanpa ragu. Harus dibangun hubungan emosional.” ujar Xi Zhou.
“Benar! Awalnya memang begitu rencanaku, tapi kenapa...” Lan He merenungi bagaimana aktivitas dungeon yang seharusnya membangun persahabatan revolusioner malah berubah menjadi transaksi.
“Ah, bagaimana kalau pakai strategi menggunakan kecantikan? Cepat beri tahu bos untuk mengirim beberapa cewek cantik.” usul Lei Ming Dian Guang.
“Ahem.” seseorang batuk.
“Lalu koordinasi dengan Zhi Yue.” tambah Lei Ming Dian Guang.
“......” Zhi Yue Qing Cheng hanya bisa terdiam, menatap bayangan Jun Mo Xiao yang belum sepenuhnya menghilang.
“Zhi Yue terus menatap ke arah itu? Jangan-jangan kau...” Deng Hua Ye mengelilingi Zhi Yue Qing Cheng dua kali.
“Sudah tidak sabar untuk bertindak?” goda Lei Ming Dian Guang.
“Zhiyue Qingcheng sama sekali tidak menghiraukan hal-hal itu, berkata dengan tenang: ‘Tidakkah kalian merasa orang ini terlalu kuat?’”
Para hadirin tertegun, kemudian diam.
“Kita semua ini seharusnya sudah dianggap pemain top di Glory, bukan? Meskipun kita tidak, pasti Lan He termasuk? Tapi level orang ini menurutku lebih tinggi lagi, lalu dia termasuk tingkat apa?” kata Zhiyue Qingcheng.
“Ahem, aku sudah terlalu lama tidak main akun rendah…” kata Lan He.
“Semuanya pakai akun rendah,” Zhiyue mengingatkan.
“Senjatanya lebih bagus daripadaku, mungkin peralatan oranye,” kata Lan He.
“Dia belum melakukan perubahan job,” Zhiyue kembali mengingatkan, intinya semua saling memiliki kelebihan dan kekurangan.
“Baiklah aku akui, level orang ini mungkin lebih tinggi daripadaku,” Lan He menyadari gengsinya tidak bisa diselamatkan, “Tapi pemain Glory sangat banyak, adanya expert tersembunyi seperti ini tidak aneh kan? Bukankah kita pernah lihat contohnya, seperti Raowan Chuiyang.”
Begitu nama itu disebut, semua tiba-tiba diam. Karena mereka semua tahu, itu adalah nama yang tidak menyenangkan bagi Lan He.
Orang ini adalah pemain andalan Blue Brook Pavilion yang sedang naik daun belakangan ini. Sebelumnya tidak terlalu terkenal, namun beberapa waktu terakhir menunjukkan performa luar biasa di berbagai pertempuran dan dungeon di Divine Domain. Seiring perhatian guild, peralatannya semakin mumpuni. Banyak anggota Blue Brook Pavilion mulai memperdebatkan apakah daftar Lima Besar Pemain Legenda perlu diperbarui. Di antara Lima Besar, Blue Bridge Spring Snow - akun utama Lan He - sering dibandingkan dengan Rao An Chui Yang karena sama-sama kelas Blade Master.
Blade Master sangat populer di Glory karena bernuansa wuxia, menjadikannya salah satu karakter paling digemari.
Rao An Chui Yang yang jadi bahan perbincangan ini juga tidak rendah hati. Ia sering pamer catatan damage, jumlah kill di channel guild, bercerita tentang mengalahkan master di arena kemarin, atau menghabisi banyak lawan sendirian di area liar. Jelas ingin menyaingi Blue Bridge Spring Snow-nya Lan He, hampir seperti menantang duel terbuka.
Kabar terbaru, tugas Lan He memimpin tim ekspansi ke Distrik 10 memicu rumor bahwa guild sengaja menjauhkannya untuk memberi jalan bagi Rao An Chui Yang.
