Tian Qi dan kawan-kawannya juga baru keluar dari dungeon. Di bawah komando Ye Weiyang, bagian kedua dungeon memang berjalan lebih lancar. Terlihat jelas pria ini lebih ahli dengan pengalaman lebih kaya dari mereka. Tapi mereka sama sekali tidak mengagumi orang ini. Sebenarnya tanpa disadari, tidak hanya Chen Yu, mereka sendiri sudah terpengaruh racun gaya bermain ahli. Level Ye Weiyang sebenarnya sudah sangat tinggi di kalangan pemain biasa, tapi sama sekali tidak dianggap oleh mereka.
Setelah keluar dari instance, orang ini berdiri dengan angkuh di samping dengan ekspresi "Ayo, puji aku tanpa ampun", tapi malah menerima pesan sistem: "Anda dikeluarkan dari tim."
"Sial, brengsek, kenapa mengusirku?" Ye Weiyang marah besar.
"Bukannya kamu ada urusan? Cepat selesaikan urusanmu!" Tian Qi berkata.
"Sekarang aku sudah tidak sibuk lagi." Ye Weiyang berkata.
"Maaf, tidak ada slot kosong lagi, ada teman yang akan bergabung." Tian Qi berkata.
Mendengar ini mata Ye Weiyang berbinar, buru-buru bertanya: "Jangan-jangan Jun Moxiao itu?"
"Bukan urusanmu kan?" Tian Qi berkata.
Ternyata Ye Weiyang ini ngotot tidak mau pergi, dengan muka tebal terus mengitari empat orang tersebut. Tian Qi jengkel, ingin membunuhnya tapi mengingat dia adalah anggota elit Baqi Xiong Tu, Tian Qi tidak berani bertindak gegabah. Apa maksudnya tidak mau pergi? Tian Qi sudah bisa menebak. Hatinya semakin resah, bersaing dengan elite guild seperti ini pasti mereka kalah! Kemampuan mereka biasa-biasa saja, bisa beberapa kali instance bersama Shen sudah untung besar. Sekarang kalau ada tim elit Baqi Xiong Tao yang available, masihkah Shen mau bermain dengan mereka? Mereka baru kenal sehari, belum ada ikatan persahabatan!
Saat sedang gelisah, bayangan Jun Moxiao sudah mulai mendekat. Chen Yu berteriak: "Shen!!"
Di dalam game, semakin keras suara yang dikeluarkan, semakin jauh jangkauannya. Tapi masalahnya, volume suara ini berasal dari orang sungguhan. Bayangkan, Shen Yu saat ini baik di rumah maupun warnet benar-benar berteriak sekuat tenaga... Kalau ada orang lain di sekitarnya, pasti terlihat sangat konyol.
Jun Mo Xiao mengangkat tombak perangnya sebagai bentuk salam. Tian Qi dan kawan-kawan hendak mendekat, tapi Ye Weiyang yang lincah seperti kelinci sudah lebih dulu menyambar ke depan.
"Anda Jun Mo Xiao? Sudah lama mendengar nama Anda. Saya Ye Weiyang, ahli dari guild Power & Glory," kata Ye Weiyang langsung memperkenalkan diri.
"Halo," Ye Xiu membalas, lalu bertanya pada Tian Qi yang sudah mengerumun: "Teman kalian?"
"Betul betul! Saya teman seperjuangan Tian Qi saat main dungeon tadi," kata Ye Weiyang.
"Apaan sih lu?!" Tian Qi belum pernah melihat orang yang tak tahu malu seperti ini.
"Tian Qi, jangan karena sudah keluar dungeon langsung pura-pura tidak kenal!" seru Ye Weiyang.
Tian Qi hampir ingin menendangnya. Buru-buru mengirimkan invitation party pada Jun Mo Xiao sambil berteriak ke Ye Weiyang: "Kami mau masuk dungeon, sana pergi main sendiri!"
"Ajak aku dong! Ajak aku!" teriak Ye Weiyang tak karuan. Mana ada ahli berperilaku seperti newbie yang minta carry di starting village? Bahkan newbie di server lama pun tidak seenaknya ini, paling tidak mereka minta carry via chat.
"Slot sudah penuh," kata Tian Qi.
“Adik, boleh kasih tempat buat kakak?” Ye Weiyang ini malah cari celah di tim, maksa ngerayu Chen Yu yang gak berpengalaman.
Chen Yu yang masih baru langsung panik lihat orang tak tahu malu begini, hampir menyerah sampai Ye Xiu turun tangan.
“Lu pastor?” tanya Ye Xiu.
“Iya, jago main. Lihat nih kalung salib perak!” Ye Weiyang pamer. Tian Qi dkk meski gak ngerti, tahu itu barang langka.
“Salib Kristal Es, senjata oranye!” seru Ye Xiu.
“Wah, jagoan sejati! Ajak gue dong!” puji Ye Weiyang.
“Kami gak butuh pastor.” Ye Xiu bersuara datar.
Sekali serang langsung KO!
Ini namanya insta-kill!
Cuma 6 kata langsung bungkam!
Ye Weiyang yang cerewet langsung bisu. Tian Qi dan kawan-kawan sampai ingin sujud menyembah sang master.
"Kami gak butuh pastor!" Sungguh kalimat sakti. Di mulut orang biasa, omongan ini cuma bakal ditertawakan di depan dungeon Hutan Es. Tapi dari master? Pastor langsung diusir!
“Ayo masuk dungeon!” Tian Qi bersemangat.
Ye Weiyang membeku seperti patung, memandangi kelima orang masuk ke dungeon.
“Kakak Expert, bagaimana cara membunuhnya?” Tian Qi langsung menyerahkan posisi ketua tim ke Jun Mo Xiao begitu masuk dungeon.
“Aku yang akan menarik monster, kalian fokus saja memberikan damage.” Ye Xiu berkata.
Meskipun kesulitan terbesar dalam strategi Wave Clear terletak pada MT yang bertugas menarik dan mengumpulkan monster, anggota tim lain juga harus memenuhi standar tinggi. Ye Xiu tidak yakin bisa menjalankan strategi ini dengan anggota tim saat ini.
Dengan kehadiran Kakak Expert, Tian Qi dan kawan-kawan merasa menjelajahi dungeon bagaikan di taman hiburan. Hanya Chen Yu yang kurang peka, malah bertanya: “Shen, apakah kita bisa memecahkan rekor?”
Bukankah pertanyaan itu justru mempermalukan diri sendiri? Kegagalan mereka memecahkan rekor bukan karena Kakak Expert, tapi karena ketidakmampuan anggota non-expert. Tian Qi dan yang lain dengan malu-malu segera menyela untuk menjawab pertanyaan canggung itu.
Progres dungeon berjalan mulus. Saat bos menjatuhkan equipment, Tian Qi dan kawan-kawan dengan kompak mengundurkan diri agar Ye Xiu memilih dahulu. Tapi Ye Xiu tetap memberikan equipment yang cocok dengan kelas karakter mereka.
Dua putaran dungeon selesai cepat tanpa bos tersembunyi atau equipment langka. Jun Mo Xiao masih bisa masuk lagi, tapi kuota Tian Qi dan kawan-kawan sudah habis. Mereka keluar dungeon dengan penuh penyesahan, hanya untuk menemukan Ye Weiyang yang sudah menunggu di luar – padahal sebelumnya dia sudah pergi usai putaran pertama.
Melihat kelima orang itu, Ye Weiyang segera berlari mendekat.
“Kuota sudah habis?” Ucapnya dengan riang, membuat Tian Qi gatal ingin menghajarnya. Sebagai mantan anggota party, Ye Weiyang pasti tahu mereka hanya bisa masuk dua kali.
“Aku masih punya satu kesempatan lagi.” Ye Xiu menjawab jujur.
“Kebetulan sekali, aku juga masih punya satu kesempatan!” Ye Weiyang berkata.
“Benarkah?” Ye Xiu tersenyum.
“Ada yang lebih kebetulan lagi! Lihat, di sini ada tiga temanku yang juga kebetulan hanya punya satu kesempatan tersisa. Kebetulan bukan?” Ye Weiyang berbicara sambil tiga orang dari kerumuman di luar dungeon mendekat, dengan gelar guild "Ba Qi Xiong Tu" bersinar di atas kepala mereka.
“Itu memang sangat kebetulan.” Kata Ye Xiu.
“Kalau sudah sekebetulan ini, kenapa kita tidak sekalian menyelesaikan kesempatan terakhir ini bersama?” Usul Ye Weiyang.
“Apa sekalian ingin mencetak rekor baru?” Tanya Ye Xiu.
“Bagus! Bagus!” Ye Weiyang bersorak gembira.
“Kalau mau cetak rekor, ada dua syarat.” Kata Ye Xiu.
“Sebutkan.”
“Pertama, harus bayar.” Ujar Ye Xiu.
“Hmm, ini bisa dirundingkan.” Kata Ye Weiyang, “Yang kedua?”
“Jangan bawa Pastor.” Ye Xiu tersenyum.
