"Apa ini?!" Chen Guo terpana, senjata di tangan Jun Moxiao ternyata tritunggal. Senjata yang bisa berubah antara pedang, tombak, dan senapan?
Berbeda dengan keterkejutan Chen Guo, Tang Rou yang kurang paham Glory tidak terlalu takut, jarinya menari cepat membuat Zhuyanxia melakukan tendangan tornado.
Jun Moxiao melompat mundur menghindar, Zhuyanxia mengangkat tangan dan melepaskan Anti-Tank Cannon. Operasi Tang Rou cepat, skill ini sendiri memiliki aktivasi cepat, jarak dekat, Jun Moxiao terkena langsung dan berubah menjadi asap tipis.
Tang Rou dan Chen Guo sama-sama bingung, di Correction Field tidak mungkin membunuh orang dengan satu serangan, bahkan jika bisa, mayat akan tetap ada, mana mungkin berubah jadi asap seperti terbang ke surga?
Bahaya!
Sadar Tang Rou sudah terlambat, "pluk!" semburan darah tiba-tiba keluar dari leher Zhuyanxia.
Skill Assassin: Cut Throat.
Skill ini harus diaktifkan dari belakang, memiliki bonus serangan mengabaikan pertahanan, meski skill low-tier tapi damage-nya cukup besar.
Mengenai Jun Moxiao yang sebelumnya dihancurkan oleh meriam anti-tank menjadi asap tipis, sekarang keduanya mengerti bahwa itu adalah teknik ninja Kage Bunshin. Saat melompat mundur menghindari tendangan anginnya, Jun Moxiao telah menggunakan teknik ini, meninggalkan klon di depannya sementara tubuh aslinya berpindah ke belakang lawan untuk menyelesaikan serangan tusuk tenggorokan ini.
Ekspresi Tang Rou yang terus-menerus mendapat serangan telah menjadi sangat serius. Deretan suara keyboard dan mouse bergema saat Zhuyanxia melesat melewai percikan darah dengan lompatan ringan, berputar 180 derajat sebelum bahkan menyentuh tanah setinggi setengah meter - kecepatan operasinya benar-benar luar biasa.
Mouse bergerak cepat mencari target untuk menembak, namun saat sudut pandang berputar sudah terlihat kilatan pedang menyemburkan kabut darah menghujam ke arahnya.
Skill Swordsman Berserker: Mountain Crusher.
Meskipun skill All-rounder tidak memiliki koreksi dan bonus seperti kelas profesional, efek dasarnya tetap sama baiknya. Serangan Mountain Crusher menjatuhkan Zhuyanxia dari udara, menciptakan momen levitasi singkat setelah menghantam tanah. Jun Moxiao segera memanfaatkan kesempatan sesaat ini dengan menekuk lutut dan mengangkat Zhuyanxia ke udara, lalu mengayunkan Qianji San untuk menembaki target yang melayang itu. Skill ini sangat familiar bagi Chen Guo dan Tang Rou - inilah BBQ dari Artillery Master.
Zhuyanxia yang jatuh setelah dihujani peluru di udara langsung bangkit bertarung, tapi saat memutar sudut pandang tak melihat Jun Moxiao, hanya seekor Goblin kulit hijau yang bergoyang-goyang melempar batu ke arahnya. Tang Rou dan Chen Guo hampir panik, ini adalah hewan panggilan Summoner dari kelas Mage.
Dengan satu tembakan meriam membunuh Goblin, Jun Moxiao tiba-tiba terjun dari langit, menginjak-injak kepala Zhuyanxia.
Skill Fighter - Pencak Silat: Tendangan Elang.
Tang Rou yang awalnya berniat "main santai" kini sudah serius. Zhuyanxia yang terinjak langsung mengarahkan meriam ke udara untuk menjatuhkan Jun Moxiao, tapi payung Jun Moxiao sudah lebih dulu mengarah ke arahnya. Semburan api menyala, darah mengucur dari kepala Zhuyanxia sementara Jun Moxiao menggunakan recoil tembakan untuk melakukan "Terbang Meriam" yang anggur mundur ke belakang.
Pertarungan jarak dekat sangat merugikan untuk Gunner. Tang Rou terus berusaha menjaga jarak dengan "Terbang Meriam" tapi gagal, malah kini lawan yang menjauh. HP Zhuyanxia yang terus terpukul sudah tinggal sedikit, tapi belum sekalipun menyentuh ujung jubah Jun Moxiao. Tang Rou tak berniat menyerah, tapi tiba-tiba Ye Xiu di seberang berkata: "Berhenti yuk?"
"Kenapa?" tanya Tang Rou.
"Ternyata kamu benar-benar tidak bisa main," kata Ye Xiu.
“……” Tang Rou sejenak tak tahu harus berkata apa. Selain beberapa hal tentang Glory yang Chen Guo ceritakan dengan antusias sebagai hiburan, dia benar-benar tidak tahu apa-apa tentang game ini. Namun dengan kecepatan tangan yang memungkinkan operasi super cepat, dia berhasil mengalahkan banyak lawan yang tak bisa ditaklukkan Chen Guo di Colosseum, bahkan menyelesaikan Tantangan Teknik Divine Domain yang menyulitkan banyak pemain.
Bisa dikatakan Tang Rou tidak bisa bermain Glory, tapi sangat kuat.
Alasan inilah yang membuat Chen Guo mati-matian ingin menariknya ke dalam game. Namun di sisi lain, alasan yang sama membuat Tang Rou tidak pernah tertarik dengan Glory.
Banyak orang akan terus melanjutkan sesuatu yang mudah mereka kuasai, tapi Tang Rou justru sebaliknya. Dia tidak bisa serius menghadapi hal-hal yang bisa dia lakukan dengan mudah.
Setelah berusaha lama, Chen Guo akhirnya paham: ini adalah gadis dengan semangat kompetitif yang sangat tinggi. Ketika menghadapi hal yang sulit, tanpa perlu diingatkan, dia akan mengerahkan semua tenaga untuk mengatasinya.
Seperti saat Zhuyanxia mencoba Tantangan Teknik Divine Domain dulu, Tang Rou juga gagal berkali-kali sebelum akhirnya berhasil. Semangat yang ditunjukkannya selama periode itu, terlihat seratus kali lebih mencintai Glory dibandingkan Chen Guo.
Chen Guo yakin kali ini dia bisa meyakinkan Tang Rou. Namun setelah menyelesaikan tantangan skill, Tang Rou kembali kehilangan minat pada Glory. Grinding equipment dan semacamnya, hal-hal yang bergantung pada luck seperti ini tidak pernah dianggap serius oleh Tang Rou.
Intinya, Glory di mata Tang Rou adalah hal yang "sesederhana ini". Untuk membuatnya tertarik, kesan ini harus diubah dulu. Makanya Chen Guo selalu ingin mencari lawan yang tidak bisa diatasi Tang Rou untuk membuatnya menyadari kesulitan. Sayangnya efeknya malah sebaliknya, para "expert" yang ditemui Tang Rou di Arena langsung dikalahkannya dengan mudah.
Para selebritas ternama, pro-player lingkup profesional yang sebenarnya, sudah berkali-kali diceritakan Chen Guo pada Tang Rou. Tapi Tang Rou hanya tersenyum tak acuh. Memang, fakta lebih meyakinkan daripada kata-kata. Tapi di mana Chen Guo bisa menemukan pro-player seperti itu?
Baru pagi ini saat Tang Rou pulang, Chen Guo tiba-tiba mendapat ide untuk mencoba meminta Ye Xiu mengujinya.
Seberapa kuat persisnya Ye Xiu, Chen Guo juga tidak tahu pasti. Tapi setidaknya dia pernah berkecimpung di lingkup profesional, pasti lebih kuat dari orang biasa. Paling-paling Tang Rou akan kembali bilang "sesederhana ini".
Ini niat awal Chen Guo. Tapi setiap berinteraksi dengan Ye Xiu pasti membuatnya kesal. Karena emosi, Chen Guo lupa tujuan sebenarnya, malah berdiri di belakang Tang Rou berharap dia menghajar Ye Xiu untuk balas dendam. Baru sekarang saat Tang Rou sama sekali tak bisa melawan, bahkan Ye Xiu menyebutnya "tidak bisa main", Chen Guo akhirnya tersadar.
“Tidak bisa main?” Chen Guo merasa penilaian ini agak berlebihan. Kalau begini saja dianggap tidak bisa main, lalu bagaimana dengan semua orang yang pernah dikalahkan Tang Rou? Lagipula, orang ini terlalu kuat, dari awal sampai akhir benar-benar menekan Tang Rou. Ternyata memang beda yang pernah berkecimpung di lingkaran profesional. Saat nonton pertandingan atau rekaman biasa tidak terasa sekuat ini! Sepertinya ini masalah lawan, sesama profesional seimbang, tapi saat melawan pemain biasa, langsung ketahuan bedanya.
Ye Xiu di seberang sudah berdiri, mengangguk dan berkata: “Kecepatan operasi memang lumayan, tapi koordinasi antara tangan kiri dan kanan berantakan. Adaptasi dan penilaian saat perubahan sudut pandang cepat hampir nol. Pemahaman tentang equipment dan skill masih jauh kurang. Pengalaman pertarungan nyata sedikit, gaya bermain kaku. Ini disebut bisa main? Dengan level segini, kalau mau kalahkan saya, tunggu seratus tahun lagi!”
