Tang Rou masih sangat hijau dalam hal ini, tentu sama sekali tidak paham situasi. Bagaimana dengan Chen Guo? Dia mainkan kelas Gunner! Tentang Battle Mage, dia lebih sering menonton video keren tanpa benar-benar mempelajari kelas ini. Panduan ini pun ditemukan sore tadi bersama Tang Rou di internet. Chen Guo tanpa pilih-pilih langsung mencari dengan kata kunci "Battle Mage", penulis Ye Qiu atau Yizhiyeqiu. Semua yang memenuhi kriteria langsung diunduh dan disusun menjadi buku untuk Tang Rou. Baru mulai baca artikel pertama ini, sudah ditegor Ye Xiu kalau panduannya ada bagian yang sudah ketinggalan zaman.
"Ngomong-ngomong, sudah sembilan tahun! Glory pasti sudah mengalami berapa kali pembaruan? Karakter mana yang tidak pernah mengalami penyesuaian? Apakah benar dari sembilan tahun lalu sampai sekarang tidak ada perubahan sama sekali, dan pemain tidak mengalami kemajuan teknis? Kalau benar begitu, game Glory tidak mungkin sepopuler sekarang ini. Sebuah game juga butuh ruang pengembangan!"
"Kamu serius?" Chen Guo bertanya pada Ye Xiu.
"Hmm."
"Empat bagian mana yang dimaksud?" Tang Rou bertanya.
"Kalian berdua pergi makan dulu, aku akan memodifikasi panduan ini sedikit untukmu." Ye Xiu berkata.
Keduanya, satu tipe yang kecanduan game, satunya lagi tipe yang akan tenggelam dalam keseriusan begitu bertekad, sama-sama asyik mempelajari Battle Mage sampai lupa makan. Setelah diingatkan Ye Xiu, baru tersadar kalau perut sudah lapar.
"Bagaimana kalau kita makan dulu?" Chen Guo meminta pendapat Tang Rou.
"Baik, maaf merepotkanmu." Paruh kalimat terakhir Tang Rou ditujukan pada Ye Xiu.
"Cepat pergi!" Ye Xiu mengusir mereka. Belum lama duduk, terdengar teriakan Chen Guo: "Kok makan malamnya mewah sekali? Siapa yang pesan?"
Begitu tahu Ye Xiu yang mentraktir, Chen Guo mencibir: "Pintar juga mengail di air keruh," katanya pada Tang Rou.
"Hehe." Tang Rou tersenyum.
“Kamu ini, sudah kalah banyak kok tidak merasa sedih sama sekali?” Chen Guo melihat Tang Rou benar-benar tidak menganggap serius uang 1100 rupiah ini. Meskipun dia sudah bekerja selama dua tahun di warnet ini dan Chen Guo sengaja meningkatkan gajinya, pada dasarnya pekerjaannya sama dengan karyawan lain. Di warnet, apa lagi yang bisa dilakukan seorang cewek selain jaga meja depan? Jadi kenaikan gajinya tidak signifikan, 1100 rupiah seharusnya tetap nominal yang cukup besar bagi Tang Rou. Namun sikapnya yang santai ini justru selevel dengan kemewahan Chen Guo sebagai pemilik warnet.
Warnet Chen Guo yang sudah sebesar ini, bahkan di bulan dengan omset terendah pun bisa mendapatkan pendapatan bersih 100-200 ribu. Seribu rupiah memang tidak perlu dia pedulikan. Tapi Chen Guo juga melalui perjuangan berat untuk membangun warnet sampai sebesar ini dan memiliki pelanggan tetap. Dia tidak punya kebiasaan boros. Kehilangan seribu rupiah hanya karena beberapa kali PK Glory, sejujurnya bahkan Chen Guo merasa nyeri hati untuk Tang Rou.
“Yang kalah harus menerima kekalahan!” kata Tang Rou.
“Habis semua, bulan ini kamu mau makan apa.” Chen Guo berkata.
“Bukannya urusan makan semua dijamin olehmu?” Tang Rou tertawa.
Chen Guo menghela napas. Fasilitas makan dan tinggal gratis di warnetnya ini menciptakan sekelompok generasi 'gajian habis di akhir bulan'.
“Cepat makan, cepat makan. Habis ini kita lihat trik apa lagi yang akan diperagakan si itu.” Chen Guo menyemangati.
Di sisi Ye Xiu, dia dengan cepat merevisi naskah kuno itu. Kemudian dia melihat materi pelajaran yang disusun Chen Guo untuk Tang Rou. Terlihat jelas sang nyonya Chen memiliki kesadaran merek yang sangat kuat - semua konten bertanda nama Ye Qiu atau Yizhiyeqiu langsung dia buang. Ye Xiu merasa geli sekaligus kesal. Dia menghapus bagian-bagian yang tidak perlu, berulang, atau sudah ketinggalan zaman, menambahkan yang kurang, dan memperbaiki yang perlu. Saat sedang sibuk mengurus ini, Chen Guo dan Tang Rou yang baru selesai makan kembali. Chen Guo langsung melihat Ye Xiu membuka sebuah panduan yang susah payah dia cari, hanya melirik sekilas lalu membuangnya ke tempat sampah. "Apa yang kamu lakukan?!" teriaknya tergopoh-gopoh.
"Kamu asal comot saja, banyak yang berulang dan tidak berguna. Aku sedang membereskannya," kata Ye Xiu.
"Benarkah?" Chen Guo ragu-ragu. Meski sering kesal dengan sikap Ye Xiu, di lubuk hatinya dia tahu level Glory Ye Xiu jauh melampauinya.
"Kamu yakin bisa? Ini semua adalah postingan Dewa Ye Qiu lho," kata Chen Guo.
"Bisa. Kalau dia tahu, pasti senang ada kesempatan merapikannya kembali," jawab Ye Xiu.
"Tidak boleh! Jangan hapus yang sudah kamu buang ke tempat sampah. Aku harus periksa," protes Chen Guo.
"Silakan periksa kalau kamu mengerti," Ye Xiu tertawa.
Chen Guo frustrasi! Sejujurnya, dia tidak pernah memainkan Battle Mage, konten menengah-lanjutan dalam panduan ini juga hanya dipahaminya setengah-setengah. Untuk bagian ini, memang harus mengandalkan Tang Rou untuk mengeksplorasi sendiri. Tapi melihat sikap profesional Ye Xiu ini, Chen Guo tak tahan bertanya: "Kamu benar-benar bisa mengajar?"
"Bisa."
"Semua skill Battle Mage kamu kuasai?"
"Kuasa."
"Tidak takut kalau Xiao Tang nanti jadi jagoan dan mengalahkanmu?"
"Ha ha ha ha." Ye Xiu tertawa, "Tidak semudah itu. Pepatah 'guru membawa masuk pintu, latihan tergantung individu' pernah dengar? Prinsipnya sama. Bisa tidaknya berkembang tetap tergantung diri sendiri. Sekalipun saya tidak mengajar, panduan sudah terbuka untuk umum. Yang mau berusaha keras bisa belajar sendiri. Saya mengajar hanya membantunya menghemat waktu dan menghindari jalan memutar."
"Bicaranya sok ahli. Kalau begitu saya tanya, kalau saya ingin meningkatkan kecepatan tangan, harus bagaimana?" Chen Guo bertanya.
"Kecepatan tangan absolut atau kecepatan tangan operasional?" Ye Xiu balik bertanya.
"Tentu kecepatan tangan operasional." Chen Guo menjawab. Kecepatan tangan absolut adalah mengetik buta dengan tangan kiri dan menggerakkan mouse dengan tangan kanan, secepat apapun tidak bisa diterapkan dalam pertarungan. Yang lebih penting adalah kecepatan operasional, kecepatan gerakan bertujuan setelah menghilangkan gerakan sia-sia.
Ye Xiu merogoh kantongnya, mengeluarkan sesuatu dan memberikannya ke Chen Guo: "Ambil ini untuk dimainkan."
"Apa ini?" Chen Guo menerimanya dan melihat sebuah papan plastik sebesar telapak tangan dengan tiga baris kepala tikus tanah bulat berjumlah sepuluh, ternyata sebuah permainan mini pukul tukur portabel.
Chen Guo hampir meledak marahnya, ada yang seenaknya menipu seperti ini? Tiba-tiba dia mendengar Ye Xiu menoleh dan berkata: "Coba saja!"
"Mencoba apa?"
"Tombol pengatur level ada di bawah, coba pakai level terendah! Ini sudah saya modifikasi, dijamin kamu bakal ketagihan." kata Ye Xiu.
Dengan setengah percaya, Chen Guo menghidupkan tombol di bawah. Sepuluh kepala tikus tanah berkedip, suara elektronik memberi instruksi untuk memilih level. Setelah Chen Guo menekan kepala tikus pertama, musik elektronik pendek berbunyi dan kepala-kepala tikus mulai berkedip cepat.
Permainan mini pukul tikus ini sebenarnya pernah dimainkan Chen Guo - tekan kepala yang menyala untuk memukul. Tapi kecepatan kedipan modifikasi Ye Xiu ini jauh di luar perkiraannya. Dengan panik dia mengejar kedipan sambil menekan-nekan, belum sampai 10 detik, semua kepala tikus berkedip serentak disertai suara mengejek, mengumumkan game over.
"Kecepatan tangan 120 ya!" Ye Xiu tertawa.
Chen Guo termangu.
"Orang dengan kecepatan tangan 120 bisa bertahan 5 detik. Mainkan saja, ini bisa latihan refleks." kata Ye Xiu. "Masalah kecepatan operasi biasanya karena refleks tidak bisa mengimbangi."
