"Xiao Tang mau coba?" Chen Guo menyodorkan mini game pukul tikus ke Tang Rou.
"Dia tidak perlu. Ini kurang bermanfaat untuknya. Kecepatan tangannya sudah sekitar 200, tapi kurang familiar dengan game dan pengalaman, jadi penilaiannya kurang cepat. Masih bisa berkembang, tapi harus lelatihan dalam game." kata Ye Xiu.
“Kalau kamu? Berapa kecepatan operasi (APM) yang kamu miliki?” Chen Guo bertanya.
“Aku? Aku sudah melewati fase mengejar kecepatan operasi. Dengan 60 APM saja sudah cukup untuk mengalahkanmu.” Ye Xiu menjawab.
Chen Guo teringat pertama kali melihat Ye Xiu beroperasi dengan kecepatan yang terlihat seperti "tangan cacat". Namun dengan APM seperti itu, dia berhasil mengalahkan Dark Night Cat Demon sendirian. Saat itu Chen Guo merasa sangat heran. Mendengar Ye Xiu mengatakan 60 APM sudah cukup untuk mengalahkannya, Chen Guo sama sekali tidak marah. Dia semakin menyadari bahwa Ye Xiu bukan orang biasa. Kemampuan mengontrol APM secara fleksibel inilah yang membedakan pemain profesional dengan gamer biasa.
“Berapa lama lagi ini akan selesai?” Chen Guo menanyakan panduan yang sedang diorganisir Ye Xiu.
“Masih perlu waktu sebentar. Panduan yang ditulis Ye Qiu tidak 100% lengkap, ada beberapa bagian bagus dari orang lain yang akan kumasukkan. Tapi sebenarnya tidak baik langsung membaca panduan sebelum mencoba game. Lebih baik main dulu sendiri, baru baca panduan setelah punya dasar.” kata Ye Xiu.
“Kenapa? Bukannya dengan panduan kita bisa menghindari kesalahan?” Chen Guo bertanya.
"Panduan hanyalah rangkuman pengalaman para pendahulu, isinya hanya merepresentasikan kondisi saat itu. Sebuah panduan, setelah satu atau dua tahun, bahkan beberapa bulan, pasti akan muncul solusi yang lebih baik dari yang tertulis. Ini bukan hanya karena update game, tapi lebih karena skill pemain terus berkembang. Rekor diciptakan untuk dipecahkan, puncak prestasi selalu ada di masa depan bukan masa lalu. Panduan hanya referensi, tidak boleh diikuti mentah-menta. Kalau cuma ikut panduan, mustahil bisa mencapai terobosan baru."
Chen Guo terdiam sejenak, sulit percaya kalimat bijak ini keluar dari mulut pria kumal hobi ngegame ini. Ucapannya jelas meremehkan Sang Dewa Ye Qiu yang dia kagumi. Biasanya Chen Guo pasti akan langsung debat panas, tapi kali ini dia merasa kehilangan semangat untuk membantah.
"Kalau gitu aku main dulu ya!" Tangkis Tang Rou yang mengambil alih pembicaraan. Di sebelah Ye Xiu sudah ada mesin yang siap meng-scan kartu akunnya.
Ye Xiu mengangguk, lalu menoleh ke arah Chen Guo.
"Aku... main pukul tikus tanah?" Di detik ini Chen Guo tak bisa menahan keraguan: jangan-jangan dia sedang dikerjai?
"Pukul tikus tanah cuma latihan refleks. Latihan operasi sesungguhnya tetap harus di dalam game," kata Ye Xiu.
"Oh," Chen Guo mengangguk-angguk.
"Sudah, sana kerja!" seru Ye Xiu.
"Ya," jawab Chen Guo sambil berbalik pergi. Beberapa langkah kemudian baru sadar: sikap apa ini? Siapa sih bos di sini sebenarnya?
Ingin menoleh lagi, tapi terlihat Ye Xiu yang sedang duduk depan komputer mengerjakan dengan ekspresi sangat serius, sama sekali tak seperti biasanya yang lesu. Chen Guo tertegun, merasa tak enak mengganggu. Melihat ke sisi Tang Rou yang juga sudah fokus masuk game, Chen Guo memandangi pukul tukur di tangannya, akhirnya diam-diam pergi.
Xiao Tang punya bakat, Ye Xiu sendiri sudah memiliki kekuatan yang sangat mumpuni. Bagaimana dengan dirinya? Chen Guo yang duduk di depan kasir termenung berpikir, dia juga sangat menyukai game ini dan berharap bisa bermain dengan sangat baik. Tapi... Chen Guo tahu dirinya pasti tidak mungkin mencapai level tantangan untuk melampaui pendahulu dan membuat terobosan seperti yang disebutkan Ye Xiu. Usia 27 tahun, bagi esports ini sudah merupakan usia yang lebih banyak mengenang masa lalu daripada memprediksi masa depan.
Tang Rou masuk ke dalam game dengan penuh keyakinan, tapi tak lama kemudian semangatnya langsung dihantam. Meski memiliki kecepatan tangan 200 APM, dia tetap tidak bisa mengatasi masalah ini. Masalah ini pernah dihadapi Ye Xiu, dan Chen Guo juga mengalaminya saat mencoba akun alt kemarin malam: masalah kepadatan pemain di server baru.
Misi susah-susah kebagian, monster setengah hari nggak kebunuh. Desa Pemula luar rame banget orangnya, reaksi secepat apapun, kecepatan tangan segesit apapun tetap nggak bisa dapet monster. Tang Rou sampai kewalahan, terus berusaha keras, setelah 30 menit akhirnya naik dari level 1 ke level 2.
Tang Rou menarik napas lega, melirik ke arah Ye Xiu di samping. Pekerjaan merapikan masih berlanjut, Ye Xiu tetap serius seperti biasa. Tingkat fokusnya bahkan bikin Tang Rou agak terkejut.
Sedang menatap, tiba-tiba melihat Ye Xiu yang fokus merogoh saku kiri, mengeluarkan sebungkus rokok, menggoyangkannya dua kali hingga sebatang rokok melompat ke mulutnya. Seluruh proses matanya tak lepas dari layar, tangan kanannya juga tak berhenti menggerakkan mouse.
Baru hendak menyalakan api, tiba-tiba ditusuk dari samping. Menoleh, ternyata Tang Rou.
"Di sini tidak boleh merokok, Guoguo akan marah," ujar Tang Rou mengingatkan Ye Xiu.
"Oh..." Merokok bagi Ye Xiu sudah menjadi gerakan bawah sadar. Baru tersadar setelah rokok secara otomatis terjepit di mulutnya. Tapi posisi ini cukup di pojok, jauh dari konter depan. Selain dia dan Tang Rou, sekelilingnya kosong.
"Takkan kelihatan! Aku cuma satu batang. Jangan bilang siapa-siapa." Ye Xiu diam-diam menyalakan rokoknya, lalu menoleh sopan: "Kamu mau?"
"Tidak, terima kasih."
"Pernah coba?"
"Pernah, tapi tidak suka," kata Tang Rou.
"Oh." Ye Xiu mengangguk, menjulurkan kepala melihat layar Tang Rou: "Level berapa?"
"Level 2," jawab Tang Rou.
"Semangat."
"Jun Moxiao di sini ini, kamu ya?" tiba-tiba Tang Rou bertanya.
Ye Xiu melihat ke layar Tang Rou yang membuka rekor dungeon Area 10. Nama Jun Moxiao terpampang di empat daftar peringkat.
"Sekarang sudah berniat memecahkan rekor ku?" Ye Xiu tersenyum.
"First Kill seperti ini, sudah tidak mungkin lagi kan?" kata Tang Rou.
"Hm." Ye Xiu mengangguk.
Lalu pandangan Tang Rou jatuh pada rekor dungeon Hutan Embun Beku.
"Rekor ini tidak bisa dipecahkan hanya dengan kekuatan satu orang," kata Ye Xiu.
"Aku lihat, masih butuh empat rekan lagi ya?" tanya Tang Rou.
"Nanti masih ada yang sepuluh orang, dua puluh orang, bahkan lebih banyak lagi," Ye Xiu menjelaskan.
Tang Rou terdiam, entah sedang memikirkan apa.
"Panduan sudah selesai, taruh di mana?" Ye Xiu menyelesaikan penyusunan panduan dalam waktu sempat satu batang rokok.
"Di desktop saja, tapi harus diatur seperti ini..." Tang Rou mendemonstrasikan. Komputer warnet punya sistem restore otomatis, tapi staf bisa menghindari sistem itu melalui akses admin.
Gerakan tangan Tang Rou yang lincah terlihat bahkan dari beberapa kali sentuhan sederhana ini.
"Latihan apa yang kamu lakukan untuk kecepatan tangan?" Ye Xiu tiba-tiba bertanya.
Tang Rou sedikit terhenti mendengar pertanyaan ini. Ye Xiu yang ahli micro-control langsung menangkap reaksi halus itu.
"Tidak pernah latihan khusus, memang sudah begini," jawab Tang Rou.
"Oh begitu?" Ye Xiu tersenyum tanpa berkomentar lebih jauh. Ia bangkit dari kursi dan memberi tempat pada Tang Rou: "Kamu lanjutkan di sini! Kalau ada yang tidak dimengerti tentang panduan atau permainan, tanya saja padaku."
"Terima kasih. Kamu mau ke mana?" Tang Rou memperhatikan Ye Xiu yang bersiap pergi.
"Ke area merokok, lebih aman di sana," kata Ye Xiu.
