Qian Cheng adalah anggota Pavilion Blue River. Meskipun kalah telak di hadapan Ye Xiu, di antara para pemain biasa dia termasuk ahli langka. Kemampuannya mungkin tidak kalah dengan lima ahli terkenal.
Gelar seperti Lima Ahli Utama, pertama-tama memang harus memiliki kemampuan yang mumpuni, lalu juga popularitas yang kuat. Ketika banyak orang mendukung, akhirnya terbentuklah Lima Besar. Bagaimana dengan Qian Cheng? Popularitasnya juga ada, tapi dia punya kelemahan besar: suka merebut monster.
Pavilion Blue River adalah salah satu dari tiga guild besar, justru karena itu persyaratan untuk anggota guild malah lebih ketat. Meski tidak mengharuskan semua orang rendah hati dan berhati-hati, tindakan buruk seperti merebut monster jelas dilarang dalam peraturan guild. Aturan seperti ini tidak bisa dibantah anggota.
Guild yang sombong karena punya sedikit kemampuan, lalu berkelompok untuk menguasai area dan merebut monster, pasti tidak akan bisa berkembang karena kualitas anggotanya terlalu buruk.
Tapi Qian Cheng justru punya hobi seperti ini, dan dia termasuk ahli yang cukup langka. Guild tidak menyukai sifatnya, tapi enggan kehilangan ahli sepertinya. Akhirnya mereka tutup satu mata. Untungnya Qian Cheng cukup pintar, saat berbuat jahat tidak pernah menggunakan nama guild. Banyak pemain yang dirugikan tidak menyalahkan Pavilion Blue River.
Saat ekspansi guild di Area 10 kali ini, entah kenapa dia tiba-tiba mendaftar ikut. Meski belum menimbulkan kontroversi, dia tetap dianggap bom waktu. Ketua guild langsung menyetujui keinginannya pindah ke server baru, memuji-muji, lalu menendang bom ini ke Lan He agar dia mengawasi jangan sampai meledak.
“Lan He menangis tersedu-sedu!” Di server baru yang sedang ramai ini, saat semua orang sibuk membasmi monster dan leveling, bom ini benar-benar seperti dipanggang di tepi tungku api!
Untungnya di awal server baru yang penuh sesak ini, semua orang sibuk berebut monster. Keahlian Qian Cheng yang senang berebut monster justru berguna di sini, tidak terlalu mencolok. Untuk kedepannya, Lan He berpikir untuk mengajak orang ini bergabung saat leveling, mengawasinya untuk mengurangi kemungkinannya keluar merebut monster.
Hasilnya, belum genap dua hari server baru dibuka, bom ini sudah meledak. Dan dari sekian banyak orang yang bisa diusik, dia malah memilih Jun Moxiao yang sedang sangat diincar oleh guildnya.
Lan He kesal. Dia sudah mengingatkan di guild bahwa talenta ini harus direkrut. Semua anggota bisa menjalin hubungan baik, Qian Cheng pasti juga melihatnya. Tapi cara si bocah ini menjalin hubungan malah TM pakai merebut monster?
Lan He tahu ini bukan saatnya merenungkan hal itu. Karena Jun Moxiao adalah target rekrutannya, maka identitas Qian Cheng sebagai anggota Pavilion Blue River tidak bisa disembunyikan. Lari berpura-pura tidak kenal sekarang buat apa? Dasar idiot.
Lan He mengumpat dalam hati sambil bergegas menghampiri Jun Moxiao, tertawa ramah: "Kebetulan sekali kamu juga di sini?"
"Leveling!" Ye Xiu menjawab.
"Haha, jangan pedulikan si bocah itu ya! Belakangan semua anggota guild terus memujimu, mungkin dia jadi iri dan sengaja cari masalah." Lan He menjelaskan.
Taktik yang digunakan Lan He benar-benar cerdik. Pertama, dia menutupi insiden Qian Cheng yang sengaja merebut monster dengan alasan bahwa Qian Cheng iri dengan popularitas dan kekuatan pemain ahli sehingga datang untuk mengganggu dan menantang. Penjelasan ini lebih mudah diterima. Secara tidak langsung, dia juga menunjukkan kekaguman seluruh guild terhadap Jun Moxiao, pujian yang disampaikan dengan sangat halus.
Sayangnya, Ye Xiu tahu bahwa Qian Cheng sudah merebut monster terlebih dahulu sebelum menyadari identitasnya. Rasa iri dan keinginan menantang karena popularitas dan kekuatan terjadi setelah insiden perebutan monster. Namun Ye Xiu tidak ingin mempermasalahkan ini, hanya tersenyum ringan dan berkata: "Anak ini memang bandel!"
"Benar sekali! Lihat, dia malah kabir karena takut kukutuk." kata Lan He. Kalau orang lain, dia bisa memanggilnya untuk meminta maaf. Tapi untuk Qian Cheng, lebih baik dihindari. Jika dia bisa mendengarkan nasihat, kebiasaan buruk merebut monster sudah lama diubah.
"Ngomong-ngomong, mau ikut bersama kami?" tanya Lan He.
"Tidak perlu, aku lebih baik latihan sendiri." jawab Ye Xiu.
"Sebenarnya kami bukan datang untuk leveling." kata Lan He.
"Oh?" Pikiran Ye Xiu bekerja. Saat ini hari sudah hampir berakhir, mustahil guild Lan He belum menyelesaikan dungeon Burial Grounds. Bukan untuk dungeon atau leveling, berarti...
"Blood Gunner Yage." ujar Lan He.
Tepat! Ye Xiu membenarkan tebakannya.
Blood Gunner Yage, wild BOSS di Burial Grounds.
BOSS liar meski memiliki refresh rate 100%, tetapi lebih berharga daripada hidden boss karena BOSS ini hanya akan merefresh tiga kali per minggu dengan waktu dan lokasi acak, namun tetap dalam wilayah peta Pemakaman Tulang.
BOSS liar juga memiliki Glory Board yang mencakup First Kill dan jumlah kill. First Kill hanya bisa dimiliki oleh satu pemain atau tim, sementara jumlah kill akan menampilkan tiga nama teratas beserta skor mereka seperti rekor clear dungeon.
Saat ini di Area 10 belum ada BOSS liar yang berhasil dikalahkan. Hanya ada dua BOSS yang sesuai dengan level pemain saat ini: Blood Gunner Yage di Pemakaman Tulang dan Pedagang Goblin Lorin di Hutan Es. Tidak ada BOSS liar di Desa Pemula.
Ye Xiu juga membutuhkan item dari BOSS liar, namun sulit mendapatkannya sendirian. Awalnya dia berencana membeli melalui pasar virtual. Tapi karena kebetulan menemukannya, tak ada salahnya dicoba.
Tantangan utama dalam membunuh BOSS liar bukanlah membunuhnya, tapi merebutnya. Pemain lain yang datang berburu BOSS liar adalah lawan yang lebih perlu diperhatikan daripada BOSS itu sendiri. Meski sulit, BOSS tetap NPC yang bisa diatasi tim berpengalaman tanpa casualties. Namun korban jiwa tetap terjadi karena kekacauan kompetisi antar tim.
"Meskipun Ye Xiu punya kemampuan untuk bertarung solo, dia tidak bisa merebut BOSS dari tangan guild yang memiliki kekuatan kolektif. Karena perhitungan kepemilikan BOSS berbeda dengan monster biasa. HP BOSS liar adalah yang paling mengerikan di antara semua monster level BOSS, membutuhkan output besar dalam waktu lama. Jika serangan pertama dan terakhir langsung menguasai dua pertiga kepemilikan, mungkin tidak ada yang mau melakukan kerja keras di tengah-tengah."
"Karena itu kepemilikan BOSS liar sepenuhnya ditentukan oleh output terkuat. Orang sehebat apapun tidak mungkin mengalahkan output satu tim sendirian."
"Saudara, tertarik ikut melihat?" Lan He melanjutkan pembicaraan.
"Baik!" Ye Xiu justru menerima dengan senang hati.
Lan He tertawa lepas, mengirimkan undangan tim. Setelah Jun Moxiao bergabung, dia berkata agak menyesal: "Seandainya kau tidak keluar dari guild dulu."
"Dalam Glory, pemain yang keluar dari guild tidak bisa bergabung guild baru selama 5 hari."
