Ye Xiu bergerak cepat, langsung memberikan posisi ketua kepada Tian Qi: "Mundur semua."
Tian Qi dan lainnya sebagai pemain veteran, meski belum pernah membunuh Blood Gunner, pernah mendengar ceritanya. Mereka paham mekanika BOSS ini saat masuk mode mengamuk, langsung mundur. Tiga pemain baru yang dulu sering bertanya sekarang sudah lebih disiplin, mengikuti perintah tanpa protes dan segera mundur.
Ye Xiu tentu lebih paham dari Tian Qi, tak perlu diingatkan. Setelah delapan orang mundur dari area aggro Blood Gunner pimpinan Tian Qi, Ye Xiu memaksimalkan kecepatan tangan. Jun Moxiao mengeluarkan beberapa skill tombak perang yang menyilaukan, HP Blood Gunner langsung turun ke 10% garis darah merah.
"Hihihihihi..."
Blood Gunner mulai berteriak aneh sambil memanggil pasukan, tapi kali ini pemain sudah siaga. Di area aggro-nya hanya tersisa satu orang, itu pun bukan ketua tim.
BOSS yang sudah dipahami polanya pasti akan dikendalikan dengan mudah. Tugas Ye Xiu sekarang adalah mengontrol pergerakan Blood Gunner agar tidak mendekati kerumunan pemain selama fase summoning ini.
Hal seperti ini bagi Ye Xiu sederhana seperti makan nasi.
Setelah selesai summoning, Blood Gunner hanya dikelilingi satu tengkorak yang kesepian, terlihat sangat menyedihkan.
Tian Qi dan yang lain tidak bergerak. Mereka hanya pernah melihat panduan Blood Gunner. Meski pernah bergabung dengan guild dan berpartisipasi melawan BOSS liar, mereka sama sekali tidak punya pengalaman menghadapi fase ultimate skill seperti ini. Apakah Blood Gunner yang sudah mengamuk dan memanggil pengawal ini bisa langsung dibunuh? Mereka tidak begitu paham.
"Serang!!"
Sampai mereka mendengar perintah Jun Moxiao.
Delapan orang berlarian kembali menyerang. Pengawal yang dipanggil Blood Gunner langsung hancur menjadi pecahan tulang. Kasihan, dia sendirian saja.
Pengepungan berlanjut.
"Apa Blood Gunner cuma memanggil sekali ini?" tanya Tian Qi.
"Tidak. Di 5% HP akan ada sekali lagi, dan satu kali Barrage Tembak Liar sebelum mati," jawab Ye Xiu.
"Bangsat BOSS licin! Level 26 udah bisa Barrage Tembak Liar," gerutu Tian Qi.
"Waspadai penghindaran. Barrage terakhir punya critical rate tinggi, kena beberapa tembakan pasti KO," jelas Ye Xiu.
"Gimana cara menghindari Barrage?" Yue Zhongmian mempertanyakan.
"Untuk kamu... lari lebih jauh," jawab Ye Xiu.
"Bangsat!"
Situasi tampak terkendali. Pemain berpengalaman bisa melihat mereka akan menyelesaikan Blood Gunner tepat waktu, jadi obrolan mulai santai. Saat HP 5%, delapan orang kembali keluar dari area aggro. Blood Gunner memanggil zombie kesepian lagi yang langsung jadi bubur daging.
"Para pemain dari tiga guild besar mendekat dengan agresif, Ye Xiu kembali menerima pesan dari Ye Weiyang yang masih sombong: "Hahaha, masih membunuh? Capek ya! Lebih baik gabung ke grup guild kami sekarang."
Ye Xiu mengabaikannya. Di saat kritis, fokusnya adalah membunuh BOSS. Fakta adalah segalanya.
Saat tiga guild besar mendekat, nyawa Blood Gunner belum habis. Tian Qi dan yang lain mulai panik, sepertinya sudah terlambat? Penilaian mereka memang tidak sejernih dan sepercaya diri Ye Xiu.
"Ceng ceng ceng ceng..."
Telinga mereka seolah mendengar suara pengisi peluru dari penembak di barisan tiga guild yang semakin mendekat.
"Bubar!!" Ye Xiu tiba-tiba berteriak.
Tian Qi dan yang lain langsung meninggalkan tempat itu tanpa menengok ke belakang.
Pemain tiga guild besar secara refleks berhenti ketika melihat adegan ini.
"Aduh, mulai lagi!!" teriak seseorang.
"Tidak mungkin kebetulan seperti ini!" sangkal yang lain.
"Tim, ikut aku!!" Lan He tegas, menyerahkan posisi ketua regu ke kapten tim lain, lalu memimpin sepuluh anggota terbaik timnya maju.
Dominant Hero dan Herb Garden membuat keputusan sama, mengirim tim 10 orang. Dengan ini meskipun Blood Gunner mengamuk, hanya memanggil 30 mayat, mereka masih punya cadangan untuk menghadapi pasukan mayat sambil membunuh Blood Gunner.
Ketiga tim berlari kencang sambil bersaing. Secara refleks mereka mengabaikan para pemain yang sedang melawan Blood Gunner di medan perang. Ini sudah menjadi kebiasaan.
“Satu tim kirim tiga orang untuk membereskan mereka.” Lan He berteriak.
Mereka tidak mungkin membiarkan tim ini tetap ada, bahkan jika tidak membunuh, minimal harus memaksa mereka keluar dari status pertempuran dengan Blood Gunner, baru statistik damage mereka bisa direset.
Mengenai Jun Moxiao. Lan He merasa agak menyesal, kalau tidak bekerja sama, situasinya jadi rumit. Dia mulai ragu-ragu.
Di sisi lain, ketua guild Dominant Hero sudah menyahut, mengirim tiga anggota dari timnya.
Lan He melihat ke arah tim Herb Garden, anggota sudah dikirim tapi tidak terlihat Che Qianzi.
"Che Qianzi mana?" tanya Lan He.
Anggota Herb Garden canggung: "Tewas."
"Tewas?" Lan He terkejut, lalu tertawa terbahak-bahak sampai perutnya sakit.
Saat Legion Undead dipanggil, situasi kacau. Tewasnya pemain bukan hal aneh. Tapi skill Che Qianzi cukup tinggi, peralatannya juga bagus, seharusnya bisa tahan lebih lama dari kebanyakan orang. Fakta bahwa dia tetap tewas membuktikan betapa menyedihkan dan tak berdayanya dia saat itu.
Tertawa Lan He membuat pemain Herb Garden kesal, tapi hal lebih menyebalkan masih menanti.
"Tertawa apa?" Ye Duo Hantan dari Dominant Hero bertanya.
"Che Qianzi tewas," kata Lan He.
"Oh? Selamat ya!" Ye Duo Hantan tetap menjaga ekspresi.
"Sama-sama selamat," balas Lan He.
Anggota Herb Garden ingin muntah darah.
Pada saat orang-orang yang mendekati Blood Gunman mendengar teriakan Jun Moxiao: "Hati-hati semuanya!!"
Lan He yang sedang senang mendengar kabar kematian Che Qianzi berseru riang: "Tenang saja saudara, kami bisa tahan."
"Bagus kalau begitu." Ye Xiu tersenyum.
"Tidak benar!!!" Qian Cheng tiba-tiba berteriak, pria yang senang mencuri monster ini memiliki naluri alami terhadap sisa nyawa monster. Meski belum sepenuhnya mendekat, dia sudah merasakan firasat buruk.
"Apa yang tidak benar?" Lan He bertanya.
"Aaaaaa!!!!!" Blood Gunman mulai menjerit dengan aura darah menyala-nyala lagi.
Kali ini dia bahkan mengambil pose khusus.
Kuda-kuda kuda, tangan disilangkan di dada, tangan kiri menopang tangan kanan yang memegang senjata.
"Sial, Barrage!!!!" Para ahli panik.
Barrage aktif.
Blood Gunman terus menjerit sementara tangan kanannya yang memegang senjata menjadi bayangan kabur. Peluru-peluru beterbangan ke segala arah hampir bersamaan. Meski secara teori senjatanya masih revolver, jumlah pelurunya melebihi 6 butir tanpa reload - ini adalah skill!
Pemain tiga guild yang menyerbu berlarian panik menghindar. Tiga orang langsung tewas karena jarak terlalu dekat dan tembakan super cepat. Ada yang jongkok, tengkurap, berkelok-kelok - semua mengabaikan citra demi bertahan hidup.
Tapi yang pertama kena tembak tetap Jun Moxiao, meski yang terlihat hanya asap tipis.
Shadow Clone lagi.
Kali ini tubuh asli muncul bukan di 360 derajat manapun, melainkan tepat di atas kepala.
Jun Moxiao mendarat menggunakan skill Pencak Silat "Eagle Stomp", menginjak kepala Blood Gunner.
Satu hentakan, dua hentakan.
Tombak perang diayunkan, "Dancing Pole" di udara!
Meski Blood Gunner dalam status Super Armor saat Rampage Barrage, skill Dancing Pole tetap bisa menangkapnya karena termasuk grab skill yang mengabaikan Super Armor.
Tombak mengangkat Blood Gunner membentuk busur hampir 270 derajat.
Jun Moxiao mendarat, kedua tangan menghempaskan tombak ke tanah dengan keras, Blood Gunner terjepit di bawah tombak.
Rampage Barrage terhenti, para master tiga guild merasa seperti baru selamat dari maut. Di sisi lain, Jun Moxiao sudah mulai mengkombinasikan Tianji, Longya, dan Falling Flower Palm.
Blood Gunner akhirnya mengeluarkan erangan paling menyayat hati.
[Pengumuman Sistem]: Tian Qi, Jun Moxiao, Baozi Invasion, Mu Huo, Liangliang Jun, Mu Yunshen, Yue Zhongmian, Qian Shengli, Chen Yu berhasil meraih First Kill Blood Gunner!
Wajah anggota tiga guild pucat pasi. Ye Xiu cepat-cepat mengirim pesan di tim: "Serahkan Blood Rifle padaku, kalian boleh ambil yang lain!"
