"Wah!!!" Belum sempat Ye Xiu memastikan apakah Blood Rifle berhasil didapat, telinganya sudah dihantam teriakan histeris. Bahkan Chen Guo di meja depan yang sedang asyik main Whac-A-Mole sampai terkejut oleh keributan ini.
Banyak pengunjung di Warnet Xingxin berdiri dan menatap ke satu arah, beberapa bahkan meninggalkan game mereka dan berlari ke sana.
"Ada apa? Ada apa?" Chen Guo melompat keluar dari konter sambil melihat ke arah sana.
"Jun Moxiao baru saja menyelesaikan First Kill lagi!" kata seorang pengunjung dengan semangat.
"Dia yang selesai, kamu malah bersemangat!" Chen Guo menghela nafas, lalu bertanya: "First Kill untuk apa?"
"Blood Gunner!!" jawabnya.
BOSS liar! Chen Guo terkejut. Mendapatkan First Kill untuk BOSS jenis ini lebih sulit daripada dungeon. Dia pernah menyaksikan proses perburuan BOSS liar sebelumnya - guild-guild besar bertempur penuh asap mesiu, sambil melawan BOSS mereka saling menyabotase. Adegan kacau itu membuat orang bingung membedakan apakah ini perburuan BOSS atau perang antar guild. Guild kelas bawah bahkan tidak punya kualifikasi ikut, datang saja berarti mati, apalagi pemain tanpa guild.
Meskipun Blood Gunner adalah BOSS level rendah, ini masalah gaya permainan, tidak ada hubungannya dengan level tinggi atau rendah.
Chen Guo ikut kerumunan yang menuju ke komputer Ye Xiu, hanya untuk mendengarnya berteriak tidak karuan: "Lari! Lari! Cepat lari!!"
Suara cibiran bertebaran. Teriakan ini terdengar aneh! Sepertinya First Kill ini didapat dengan cara yang tidak biasa.
Ternyata ada pemain Area 10 yang sudah mendapatkan informasi dari dalam game, dia berbagi gosip: "Katanya direbut dari tangan tiga guild besar."
“Waduh, keren banget?” Semua orang terkejut, tiba-tiba merasa teriakan "lari lari lari" itu biasa saja, tidak mengurangi citra pahlawan penuh keberanian dan kebijaksanaan.
Semua mata tertuju pada layar Ye Xiu, melihat karakternya berlari sekencang-kencangnya sambil sesekali menoleh ke belakang. Terlihat jelas pasukan pengejar dari tiga guild besar di belakangnya.
“Merebut BOSS itu susah banget!!” Ucap mereka dengan nada prihatin.
“Apa di sini ada anggota tiga guild besar Area 10?” Tiba-tiba seseorang iseng bertanya ke kiri-kanan.
Sunyi.
“Kalau ada mungkin sudah mati kesal!” Candai yang lain.
“Bos Cepat periksa ada yang pingsan di depan komputer nggak, 120!” Beberapa bercanda dengan Chen Guo.
Chen Guo diam. Banyak yang juga diam, mati terpaku pada layar ingin tahu apakah Ye Xiu bisa lolos. Tiga guild besar bukan lawan sembarangan. Baru level 20-an sudah berani musuhi tiga guild sekaligus, sebagian orang menganggap ini bukan keberanian tapi kebodohan tingkat tinggi...
Apa akibatnya jadi orang bodoh? Itu yang mereka tunggu-tunggu.
Chen Guo? Mungkin hanya dia yang tidak sekadar menonton. Matanya mengikuti gerakan jemari Ye Xiu di keyboard dengan perasaan cemas.
“Kalian lari dulu, aku yang tahan!” Tiba-tiba semua melihat Ye Xiu mengetik cepat di chat party.
“Wah, pria sejati!!” Semua memuji. Melalui layar Ye Xiu mereka melihat rekan timnya, delapan orang semuanya jauh lebih cepat darinya. Tidak ada yang mengerti bagaimana situasi ini bisa tercipta.
Jun Moxiao berbalik, kebetulan ada empat orang di belakangnya. Tombak perang diayunkan horizontal, keempat pemain jelas tidak menyangka Jun Moxiao tiba-tiba berhenti dan menyerang balik, tidak sempat menghindar.
Jun Moxiao langsung melompat pendek, menghunus pedang di udara dan menghantamkannya. Gelombang kejut Silver Fall Blade tepat mengenai keempat orang itu.
“Operasinya cepat sekali!!” teriak seorang pemain yang menyaksikan. Skill Silver Fall Blade harus dilakukan saat melompat di udara. Jun Moxiao hanya melompat setinggi selangkah, tapi skill itu sudah teraktivasi, hampir tak terlihat proses "jatuhnya".
Dari empat pemain, tiga terjatuh. Satu orang berhasil menggunakan teknik pendaratan, berguling ke depan untuk menghindari jatuh, lalu mengeluarkan Tianji saat bangkit.
Qian Cheng!
Pemain ini memang layak disebut ahli. Meski teknik pendaratan adalah gerakan dasar, menguasainya sepenuhnya tidak mudah. Tiga pemain lain mungkin ingin menggunakan teknik itu juga, tapi mungkin karena Silver Fall Blade Jun Moxiao terlalu cepat, atau timing operasi mereka kurang tepat, jelas gagal semua.
Hanya Qian Cheng yang tidak hanya berhasil mendarat tanpa jatuh, tapi juga melancarkan serangan balik.
Tapi Tianji-nya belum sempat keluar tuntas, Jun Moxiao sudah menginjaknya hingga terjungkal.
Serangan Counter Hit!
"Pozhao" juga merupakan penilaian serangan, sama seperti kombo, serangan udara, dan serangan punggung yang termasuk kategori penilaian serangan.
Pozhao, sesuai namanya, berarti menginterupsi serangan lawan, itulah yang disebut pozhao.
Saat itu Qiancheng ingin menggunakan Tianji, namun malah diinterupsi oleh Jun Moxiao dengan Tread Shot, membentuk serangan pozhao.
"Wahahaha..." Suara tembakan membahana saat penonton di belakang Ye Xiu tertawa serentak melihat Qiancheng yang terinjak.
Tapi beberapa pemain berpengalaman justru tidak bisa tertawa.
Silver Light Blade semacam itu masih bisa melakukan Tech Roll dengan sukses, membuktikan Qiancheng bukan pemain biasa; gerakan guling depan diikuti Tianji ini sebenarnya adalah serangan balik super cepat, tapi tetap di-counter dengan pozhao, menunjukkan level Jun Moxiao jauh lebih tinggi.
Bagaimana jika itu terjadi pada diri sendiri? Banyak orang berhenti tertawa ketika memikirkan hal ini.
Empat Battle Mage yang menyerbu bersama kini tergeletak. Mereka bisa mendahului pemain lain berkat buff kecepatan dari Non-elemental Chasers. Di server baru dengan karakter baru, belum saatnya memilih peralatan untuk meningkatkan statistik - kecepatan gerak semua pemain masih setara.
Meski keempatnya jatuh, Jun Moxiao tidak bisa membunuh mereka. Penonton melihat jelas: saat ini Jun Moxiao benar-benar kehabisan MP.
"Kalau terus ngejar, aku tidak akan tinggal diam!" Jun Moxiao tiba-tiba berjongkok seolah membisik di telinga Qiancheng, semua mendengar Ye Xiu mengucapkan kalimat ini.
Penonton terkikik. Ini taktik bluffing! Habis MP sama sekali, cuma menakut-nakuti saja.
“Jun Moxiao bangkit dan melanjutkan lari?” Penonton sangat gelisah, ingin tahu apakah keempat orang itu mengejar, tapi Jun Moxiao tidak menoleh! Semua tahu Ye Xiu memakai headphone, bisa mendengar langkah kaki di belakang. Melihat sikapnya yang tenang, diduga mereka benar-benar ditakut-takuti.
Bagaimana tidak ketakutan? Kekuatan Jun Moxiao lebih mereka pahami ketimbang penonton di warnet. Tiga orang diserang dan mudah dikalahkan, Qian Cheng yang levelnya lebih tinggi sempat melawan tapi akhirnya diinjak-injak. Keempat orang mana berani mengejar lagi untuk mati? Lebih baik menunggu anggota guild lain datang.
“Berhasil dikejar?” Lan He tiba-tiba mengirim pesan.
Qian Cheng menjawab kesal: “Dikejar, tapi kalah.”
“Kalau begitu... mundur dulu!” Pesan Lan He.
Qian Cheng memandang Jun Moxiao yang semakin menjauh, tidak bergerak. Tiga anggota guild seprofesi di sampingnya juga bereaksi sama.
