Anggota tiga guild akhirnya tidak mengejar lagi. Ye Xiu menghela napas lega, melepas headphone, dan menoleh ke belakang. Sudah lama ia merasakan kerumunan orang di belakangnya.
“Bro, keren banget!!” Pujian serempak.
Ye Xiu tersenyum: “Keberuntungan saja.”
“Dapat drop apa?” Seseorang penasaran bertanya.
“Dapat Senapan Berdarah.” Jawab Ye Xiu. Saat melihat equipment ini drop, Ye Xiu langsung mengklaim. Tian Qi dan lainnya yang melihat malah curiga. Mereka pasti tidak akan merebut dari Gao Shou Xiong, tapi bagaimana dengan tiga anggota baru itu?
Di Glory tidak ada istilah pengikatan peralatan. Bahkan jika tidak bisa menggunakan peralatan tersebut, pemain tetap bisa menjualnya. Oleh karena itu, tim acak (wild party) di dungeon Glory sering kacau balau. Jika ingin mendapatkan peralatan spesifik, bergabung dengan tim acak bukan pilihan bijak. Lebih baik cari guild atau bermain dengan teman/kerabat yang memprioritaskan distribusi peralatan sesuai kelas.
Mendengar permintaan Ye Xiu, Tian Qi dan kawan-kawan meski tidak langsung mengocok dadu, tetap waspada. Mereka ingin melihat sikap tiga pemain asing tersebut. Jika ada yang mengocok dadu, mereka akan menanggapi dengan mengocok kembali untuk membantu Gao Shou Xiong. Dengan jumlah personel lebih banyak, peluang mereka lebih besar.
Ternyata kekhawatiran mereka berlebihan. Ketiga pemain itu dengan cepat melepaskan senapan Bloodstrike. Setelah Tian Qi dan kawan-kawan melepaskan giliran, akhirnya senapan itu jatuh ke tangan Jun Moxiao.
Sebelum sempat memeriksa barang rampasan lainnya, Gao Shou Xiong terus mendesak "Cepat! Cepat!". Mereka asal mengocok dadu, bahkan tidak sempat melihat siapa yang mendapatkan item sebelum langsung berpindah lokasi.
Boss liar yang hanya bisa difarm 3 kali per minggu memang royal memberikan loot. Kali ini saja sudah menjatuhkan 4 peralatan biru level 25. Sebenarnya ini masih termasuk kurang beruntung, karena boss liar bahkan punya chance menjatuhkan peralatan oranye.
“Tapi dibandingkan, First Kill lebih terasa menyenangkan. Lihat saja betapa marahnya anggota tiga guild besar itu, mana mungkin hanya karena 4 MP direbut?” Tian Qi dan yang lain tak henti-hentinya mengagumi nama mereka di papan peringkat, senyum tak bisa disembunyikan.
Ye Xiu, di sisi lain, juga dikerumuni banyak orang. Setelah membalas beberapa kalimat sekadarnya – toh tidak begitu akrab – obrolan pun berakhir. Hanya Chen Guo yang masih berdiri di situ setelah keramaian bubar.
“Bos...” Ye Xiu menyapa, melihat jam lalu buru-buru logout dan matikan komputer: “Saya segera ke depan.” Hampir pukul sebelas, waktunya ganti shift malam.
Chen Guo melihat sikapnya, malu mengaku bahwa sebenarnya dia bukan memanggilnya untuk ganti shift, tapi penasaran ingin ikut mengintip keributan tadi.
Pukul sebelas, warnet mendadak sepi. Orang-orang yang tadi mengerumuni Ye Xiu banyak yang logout dan pergi. Meski hype server baru Glory masih ada, kewajiban belajar dan bekerja tetap harus dijalani. Pemalas yang main game semalaman takkan pernah terlalu banyak.
Seiring pergantian shift staf, Chen Guo merasa warnet semakin lengang. Hanya Ye Xiu yang duduk sendirian di depan kasir. Didekati, pria ini sudah kembali masuk game. Sungguh memuakkan, otaku yang cuma tau game seharian ini!
Chen Guo sambil menghina, sambil berjalan ke sudut lain warnet. Melihat Tang Rou masih bersandar di depan komputer, asyik bermain game dengan konsentrasi. Cahaya layar berkedip-kedip di wajahnya, tapi Tang Rou bahkan tidak berkedip sekalipun.
Chen Guo mendekat dan melihat Tang Rou masih berusaha keras menyelesaikan misi. Pujaan ini kurang beruntung karena terjebak misi di jam sibuk malam hari, prosesnya sangat melelahkan. Baru setelah jumlah pemain online berkurang, situasi mulai membaik dan dia sedang asyik mengerjakannya.
Chen Guo memukul pelan bahunya. Tang Rou memutar kepala, menatap Chen Guo lalu bertanya keras: "Ada perlu apa?"
Chen Guo mencabut headphonenya: "Sudah jam 11."
"Ah? Sudah jam 11? Sama sekali tidak menyadarinya!" Tang Rou terkejut.
"Level berapa?" tanya Chen Guo.
"Level enam." Karena faktor jam sibuk, proses naik level Tang Rou dalam misi ini memang sangat lambat.
"Belum mau tidur?" kata Chen Guo.
"Kamu saja dulu! Aku menyusul nanti." Tang Rou memasang kembali headphonenya dan kembali ke dunia game.
“Kalau begitu aku pergi dulu, kamu tidur lebih cepat.” Chen Guo berkata, namun Tang Rou sama sekali tidak bereaksi, jelas setelah memakai headphone dia sudah tidak mendengar ucapan Chen Guo. Chen Guo pergi sambil bingung, sebelumnya dirinya adalah orang paling fanatik Glory di warnet, sekarang datang Ye Xiu, lalu memicu semangat Tang Rou. Melihat kegilaan kedua orang ini, dirinya sendiri malah jadi tidak profesional sama sekali? Chen Guo berpikir macam-macam ini, tapi akhirnya tetap kembali ke kamar di lantai dua untuk istirahat.
Warnet benar-benar menjadi sepi dari orang yang menganggur, semua orang duduk di posisi masing-masing fokus bermain game.
Setelah Ye Xiu masuk kembali ke game, Tian Qi dan yang lain segera mengirim pertanyaan. Melihat Gao Shou Xiong tiba-tiba log out, mereka mengira terjadi masalah.
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Tapi kalian juga harus berhati-hati," balas Ye Xiu kepada semua orang.
"Bodo amat!" Tian Qi dan kawan-kawan sama sekali tidak menghiraukan. Sejujurnya, sikap berani mereka ini sangat terkait dengan Ye Xiu. Dulu mereka menganggap pemain ahli dari tiga guild besar seperti dewa, tapi setelah beberapa kali bergaul dengan Ye Xiu, baru sadar wawasan mereka terlalu sempit. Dibandingkan dengan Gao Shou Xiong, mereka tidak pantas disebut dewa. Kini setelah berhasil membantu Gao Shou Xiong merebut BOSS tiga guild besar, mereka sudah merasa seperti menginjak-injak tiga guild besar itu, rasa puas jauh melebihi kekhawatiran.
Sedangkan Chen Yu, Baozi Invasion dan yang lainnya sebagai pemain baru sama sekali belum paham risiko dalam hal ini, mereka hanya senang karena baru saja mendapat pembagian peralatan.
"Aku akan kembali ke kota dulu," Ye Xiu berpamitan dengan semua orang.
"Oh oh, Gao Shou Xiong hati-hati di jalan," semua orang buru-buru membalas.
"Semua berhati-hatilah," Ye Xiu mengingatkan sekali lagi sebelum mengendalikan Jun Moxiao kembali ke Bulurs Town. Di area aman kota kecil ini mustahil mendapat serangan apapun, dengan tenang Ye Xiu meninggalkan Jun Moxiao lalu membuka Editor peralatan. Senapan Darah yang baru didapat langsung diimpor ke Editor peralatan.
Selama dua hari ini, pengumpulan material berjalan lancar, beberapa komponen Qianji San sudah bisa ditingkatkan. Setelah membuka diagram struktur, Ye Xiu mulai melepas permukaan payung dengan hati-hati dalam bentuk payung yang terbuka. Permukaan payung terdiri dari delapan bagian yang tersambung di rangka payung.
Memilih satu bagian permukaan payung secara acak dan memasukkannya ke template duplikat. Di slot material sebelah, Ye Xiu memasukkan lima Benang Laba-Laba Kuat.
Proses duplikasi dimulai. Setelah progress bar selesai, lima Benang Laba-Laba Kuat telah ditenun menjadi bentuk permukaan payung. Proses ini diulang tujuh kali lagi. Delapan permukaan payung dari Benang Laba-Laba Kuat selesai dibuat.
Permukaan payung baru dipasang kembali, diikuti bagian senjata api dan pedang tersembunyi.
Batang payung dilepas menjadi dua bagian: batang utama dan pedang tersembunyi di dalamnya. Keduanya juga digunakan sebagai template duplikat.
Menduplikasi batang dengan menambahkan material Rifle Merah Darah dan sarung pedang dari Skeleton Warrior.
Untuk pedang tersembunyi, menggunakan pedang asli Skeleton Warrior.
Klik duplikasi, selesai, lalu memasang komponen baru ke Qianji San dengan sangat hati-hati.
Seluruh proses dilakukan Ye Xiu dengan sangat teliti, tapi terlihat tidak terlalu sulit—hanya melepas-memasang payung dan menekan tombol duplikasi.
Tapi jika tidak ada template asli Qianji San, dari mana fungsi duplikasi ini bisa didapat?
