Belum sempat menenangkan diri, belasan orang yang terhuyung-huyung itu melihat puluhan pemain guild Dominant Hero yang menyelinap di balik pepohonan dengan gerakan samar-samar juga berlarian melewati mereka. Beberapa yang dekat malah menyempatkan serangan curang, melempar granat atau mantra, lalu melanjutkan pengejaran terhadap pedagang Goblin – tujuan utama berkumpulnya mereka semua.
Belasan orang yang kembali terhuyung-huyung itu kesal luar biasa. Sebelum sempat mengatur napas, pasukan Pavilion Blue River sudah menyusul dengan gegap gempita.
"Dasar sampah! Benar-benar tidak berguna!" Lan He mengomel tanpa ampun pada para kompetitor itu, lalu memimpin anak buahnya menyambar kesempatan menyerang curang – beberapa tebasan pedang dan mantra dilepaskan.
Malangnya, setelah bolak-balik dihajar seperti ini, beberapa yang kurang beruntung, terlalu menarik perhatian, atau kebanyakan jadi sasaran serangan sampingan, langsung tewas seketika.
Che Qianzi hampir mati marah, BOSS gagal dihadang, malah dirampok saat kebakaran, langsung mengirim pesan ke Lan He: "Brengsek kalian!!"
"Kalian benar-benar sampah, begini saja tidak bisa menghadang." Balas Lan He.
"MD kalian sudah datang setengah hari lebih awal, tetap tidak bisa berbuat apa-apa." Balas Che Qianzi.
"Sama-sama." Balas Lan He.
Kemudian kedua pihak terdiam, perasaan tidak enak di hati semakin mencekam.
Di depan, Pedagang Goblin semakin tertekan serangan, jelas bantuan Dominant Hero mulai berdatangan. Setiap kali pasukan Lan He mencoba mendekat, OT lincah Dominant Hero selalu menghindar. Pergerakan Pedagang Goblin yang tidak terduga ini membuat semua frustrasi.
Awalnya Lan He berharap blokade Zhong Cao Tang bisa memberi keuntungan, tapi ternyata anggota Zhong Cao Tang tidak kompeten. Tanpa pilihan, ia kembali ke rencana awalnya.
"Bentuk tim dua orang, habisi anggota Dominant Hero!"
Pedagang Goblin mustahil ditangkap, sesekali bisa mengenai satu dua serangan, tapi ini sama saja membantu output Dominant Hero. Tanpa bisa merebut aggro, mereka tetap pasif. Jika buang waktu terus, output Dominant Hero akan cukup. BOSS ini nanti bisa dibunuh siapa saja, selama pasukan mereka masih utuh, hak kepemilikan tidak bisa direbut kecuali mengusir atau membunuh semua mereka.
Jadi, mencuri BOSS sebenarnya cukup sulit. Jika terlambat terlalu banyak, damage output tidak bisa dikejar lagi, sehingga hanya bisa menggunakan strategi membunuh dan merampas BOSS. Ini meningkatkan kesulitan PK karena kemampuan antar pemain relatif setara, membunuh pemain selalu lebih sulit daripada monster, dan berisiko konsekuensi jangka panjang.
Pavilion Blue River sekarang tidak perlu memikirkan konsekuensi tersebut. Dengan rival langsung seperti Dominant Hero, pertarungan BOSS yang memicu PK sudah menjadi hal biasa. Bagi mereka, kunci utamanya adalah kekuatan Dominant Hero yang seimbang dengan mereka, sehingga meski menggunakan taktik ini, hasilnya tetap imbang 50-50.
Bagaimanapun, ini lebih baik daripada hanya menonton. Pavilion Blue River telah mengerahkan lebih dari 20 anggota yang tiba bertahap, kini dibagi menjadi 10+ tim berdua, menyebar luas di hutan. Begitu melihat pemain Dominant Hero, mereka langsung mendekat.
Goblin Merchant tiba-tiba bukan lagi satu-satunya fokus, semua anggota Dominant Hero menjadi target. Tim berdua yang menemukan target berusaha mendekati mereka dengan hati-hati.
Tapi mengejar pemain juga tidak mudah. Level dan peralatan semua pemain hampir setara, kecepatan gerak dan stamina juga sama, akhirnya situasinya menjadi setengah-setengah. Saat mengejar, Leiming Dianguang tiba-tiba berbicara di channel tim: "Eh, kemana Goblin Merchant pergi? Aku tidak melihatnya lagi."
Ucapan ini membangunkan semua orang. Semua hanya fokus pada target langsung, tapi bagaimana dengan target utama di belakangnya? Masih ada? Setelah diperhatikan, bahkan yang masih bisa melihat Goblin Merchant tiba-tiba menyadarinya sudah sangat jauh.
“Aku tertipu...” Xi Zhou tersadar.
“Kali ini BOSS, kita menyerah saja!” Lan He mengumumkan dengan frustasi.
Anggota guild tidak ada yang bersuara. Situasi seperti ini sangat langka terjadi di guild terkenal seperti Pavilion Blue River. Merasa putus asa di tengah pertempuran? Biasanya perasaan seperti ini hanya muncul saat membuka dungeon baru atau menghadapi BOSS asing. Tapi sekarang? Hanya seorang Goblin Merchant, BOSS kecil yang sudah mereka bunuh berkali-kali, lawannya juga Dominant Hero yang sangat familiar. Hanya karena munculnya Jun Moxiao di pihak lawan, kesulitannya jadi seperti membuka dungeon baru, dan akhirnya memaksa mereka untuk menyerah.
“Hei, kenapa kalian tidak mengejar lagi?” Che Qianzi mengirim pesan saat ini.
“Kami serahkan ke kalian.” Lan He berkata.
“Apa rencana licikmu?” Che Qianzi curiga.
“Coba kejar saja, nanti akan tahu.”
Che Qianzi dan timnya yang baru saja beralih dari menghadang di depan menjadi mengejar dari belakang, belum sepenuhnya mengalami taktik gila Dominant Hero dalam mengontrol pergerakan Goblin Merchant dengan OT. Semangat mereka masih tinggi!
Tapi ini hanya berlangsung sesaat. Setelah mengejar beberapa saat, Zhong Cao Tang akhirnya terkejut dengan taktik pengontrolan OT ini. Setelah berbagai upaya gagal memecahkannya, Che Qianzi mengumumkan dengan berat: “Bentuk tim dua orang, bunuh anggota Dominant Hero satu per satu.”
Meski orang-orang Pavilion Blue River sudah menyerah, mereka tetap ikut mengikuti untuk melihat keramaian. Ketika melihat Zhong Cao Tang juga menyebar untuk memburu orang-orang Dominant Hero dengan cara yang sama, tiba-tiba merasa sangat puas!
"Ck ck ck ck." Suara seperti ini memenuhi kerumunan.
Lima menit kemudian, Che Qianzi mengirim pesan ke Lan He: "Dasar kau! Tidak bisakah kau langsung mengatakannya?" Jelas mereka menyadari taktik ini akhirnya hanya mempermainkan mereka.
"Apa kau akan percaya jika aku mengatakannya?" balas Lan He.
Che Qianzi merenung sejenak, lalu membalas dengan berat: "Sama sekali tidak percaya."
"Ya sudah." kata Lan He.
"Sekarang gimana? Kalian mau menyerah?" tanya Che Qianzi.
"Ya." jawab Lan He.
"Aku... masih agak tidak percaya." kata Che Qianzi.
"Dasar kau..." Lan Hel menghela napas.
Saat orang-orang Zhong Cao Tang berkumpul kembali dengan malu, orang-orang Pavilion Blue River tidak jauh dari mereka. Yang benar-benar jauh adalah pedagang Goblin.
Guild-guild kecil atau pemain biasa yang lebih berpengalaman sudah menyadari Zhong Cao Tang dan Pavilion Blue River sedang dipermainkan. Dua guild besar dengan organisasi dan strategi baik ini akhirnya tak mendapat keuntungan, apalagi guild kelas dua dan pemain solo seperti mereka?
Jika semua bisa bersatu sekarang, mungkin masih ada harapan. Tapi, akankah ada yang memimpin?
“Che Qianzi tak bisa diam, mendekati Lan He dan langsung berbicara: "Kalau kita nggak bisa bunuh, jangan sampai Dominant Hero dapetin keuntungan ini! Kumpulin semua anggota, siapapun yang berhasil dapetin First Kill, yang penting jangan sampai nama Dominant Hero yang muncul.”
“Cuma pedagang Goblin doang, perlu bikin keributan segini?” kata Lan He.
Che Qianzi berpikir, emang nggak worth it. Ini cuma BOSS peta liar terkecil, bahkan kalau Dominant Hero dapetin juga nggak ngaruh, masih panjang perjalanan ke depan.
“Tapi tetep aja nggak rela!” kata Che Qianzi.
“Ya silahkan lu pergi, gue kan nggak nahan.” kata Lan He.
“MD, kerja keras segini tapi hasilnya dikit, mana mungkin gue ngelakuin sendirian!” gerutu Che Qianzi.
