Chen Guo cepat-cepat merapikan diri lalu muncul seperti angin di warnet. Di balik sapaan "Selamat pagi Nyonya Pemilik" dari staf, dia melihat Tang Rou di pojok area bebas rokok, dengan fokus yang sama seperti saat Chen Guo pergi tidur tadi malam, tanpa tanda-tanda kelelahan. Lari ke pojok area merokok, Ye Xiu di sana sedang menggigit rokok menghembuskan asap, wajahnya samar-samar di balik kabut biru operasi game.
Pagi-pagi buta! Saat sepi pengunjung di warnet, lebih sepi dari jam tengah malam. Suara operasi game mereka bergema jelas di warnet, sekali ini, sekali itu, pak pak pak pak.
Chen Guo mengabaikan Ye Xiu, langsung menyambar ke sisi Tang Rou.
"Masih main, nekad sekali kamu." Chen Guo berkata sambil mendekat.
"Tidak ada reaksi, Tang Rou yang memakai headphone ini hanya mendengar suara dari dalam game, Chen Guo di sebelahnya dan lainnya saat ini benar-benar berada di dunia yang berbeda dengannya."
Chen Guo terpaksa maju dan melepas headphonenya, barulah Tang Rou tersadar.
"Bangun, pagi!" Tang Rou menoleh melihat Chen Guo selama setengah detik, lalu kembali fokus ke game dengan suara tepak-tepak.
"Keterlaluan kau mainnya." Chen Guo menghela napas, mulai meragukan apakah keputusannya mengajak Tang Rou bermain Glory itu benar atau tidak.
"Hehe." Tang Rou hanya tersenyum tanpa bicara.
"Sudah level berapa?" Chen Guo mendekat untuk melihat.
"Level 16, masih ketinggalan 5 level dari Jun Moxiao milik Ye Xiu." Tang Rou membuka daftar teman dan terkejut: "Aduh, dia naik lagi satu level, sekarang sudah 22."
"Kenapa harus bersaing segitunya! Setelah selesai dungeon ini langsung tidur, baru main lagi setelah istirahat." Chen Guo melihat Han Yanrou milik Tang Rou sedang bertarung di Kubur Kerangka di Desa Pemula, dan itu solo run – siapa sangka ini pemain baru Glory?
"Tidur apalagi, aku harus mulai kerja." kata Tang Rou.
Chen Guo tertegun, memang hari ini adalah shift pagi Tang Rou. Seharusnya dia sudah harus berada di meja depan.
"Aku akan ke sana setelah keluar dari dungeon!" Tang Rou memberikan senyuman manis pada Chen Guo. Meski hubungan mereka dekat, tetap ada hubungan bos dan karyawan. Tang Rou juga punya tugas di warnet, bukan sekadar numpang makan, tinggal, dan main.
“Istirahat dulu! Aku cari orang lain untuk gantikanmu.” Chen Guo berkata.
“Nggak perlu, nggak perlu.” Sambil mengobrol dengan Chen Guo, operasi tangan Tang Rou hampir tak berhenti. Semalaman bermain game sekaligus mempelajari, dengan berulang kali menggunakan skill level rendah Battle Mage, kemajuan Tang Rou sangat pesan, sudah tidak seperti dulu yang hanya mengandalkan refleks dan operasi tangan.
“Selesai!” Di bawah pandangan Chen Guo, Han Yanrou milik Tang Rou berhasil mengalahkan BOSS terakhir Kubur Kerangka sendirian. Keluar dari game, matikan komputer, langsung menuju ke meja depan. Chen Guo tertegun mengikuti dari belakang, saat sampai di depan, Tang Rou sudah masuk game lagi.
“Setidaknya makan dulu lah?” Chen Guo menegur.
“Kamu juga belum makan kan? Makasih ya!” Tang Rou tersenyum manis seperti sedang merayu.
“Nggak bisa ngelawan kamu!” Chen Guo tersenyum getir, pergi membeli sarapan. Kembali sambil memberikan satu porsi untuk Tang Rou, tapi juga membawa ekstra untuk Ye Xiu.
“Wah! Bos terlalu baik.” Ye Xiu menerima sarapan sambil terus mengucap terima kasih, “Tadi malam nggak sempat nolongin nyelimutin bos, tidurnya nyenyak?”
“Kalian berdua gila aja!” Chen Guo teringat kamar yang seharusnya dihuni tiga orang, tapi pagi ini hanya dirinya yang terbangun sendirian.
“Oh? Xiao Tang juga belum tidur?” Ye Xiu sambil membuka daftar teman, benar saja melihat Han Yanrou masih online.
“Kamu tidak tahu?” Chen Guo terkejut, apakah dua orang ini bermain semalaman tanpa berbicara sama sekali? Tang Rou memang mengejar level orang ini, tapi ternyata orang ini sama sekali tidak tahu.
“Tidak memperhatikan, kebetulan, aku ada urusan dengannya!” Ye Xiu membawa sarapannya berlari mencari Tang Rou.
Tang Rou sambil sarapan sambil melihat Battle Mage di komputer. Melihat Ye Xiu mendekat, dia buru-buru menelan makanannya, menyeka mulut lalu mengangguk memberi salam.
“Level berapa sekarang?” Ye Xiu bertanya.
“Level 16.”
“Cepat juga! Cepat naik ke level 25, ada hal seru.” Ye Xiu berkata.
“Oh? Apa itu?” Tang Rou bertanya.
“Lihat rekor penyelesaian Dungeon Frost itu?” Ye Xiu bertanya.
“Sudah, sepertinya rekor kamu sudah dipecahkan ya!” Tang Rou berkata. Dia cukup memperhatikan rekor ini karena awalnya ingin mengalahkan Ye Xiu, tapi malah ada yang lebih dulu. Salah satu tim bahkan ada nama Jun Moxiao di peringkat kedua, hasilnya lebih tinggi dari sebelumnya.
“Bukan hanya punyaku, rekor tertinggi 10 server Glory semuanya dipecahkan.” Ye Xiu berkata.
“Kamu mau mencetak ulang?” Tang Rou bertanya.
“Hm, seru kan?” Ye Xiu berkata.
“Kalau kamu berhasil, nanti aku yang akan memecahkan rekormu lagi, itu baru lebih seru.” Tang Rou berkata.
“Aku punya dendam sama kamu ya!” Ye Xiu merasa geli sekaligus kesal, cewek ini benar-benar serius ingin bersaing dengannya.
“Hehe.” Tang Rou tersenyum.
“Saat mencapai level 20, coba langsung eksplorasi dungeon ini! Kurasa kamu meremehkan konsep rekor ini.” Kata Ye Xiu.
“Aku bercanda, rekor tertinggi di sepuluh server pasti sangat luar biasa.” Kata Tang Rou.
“Oh, kalau begitu cepatlah naik level!” Ye Xiu menghela napas lega, khawatir gadis ini terlalu overconfident.
“Baik.” Tang Rou mengangguk patuh.
“Hari ini mau tidur?” Tanya Ye Xiu.
“Aku...”
“Hei! Kalian berdua jangan keterlaluan!!!” Chen Guo tiba-tiba menyela, setelah mendengar percakapan mereka, ternyata dua orang ini bahkan berniat tidak tidur sama sekali. Apa perlu sampai segitunya?
“Tenang saja bos, tidak akan ganggu pekerjaan.” Kata Ye Xiu.
“Tetap tidak boleh, komputer warnet ini milikku, tidak akan kubiarkan kalian main.” Chen Guo bersikap otoriter.
Ye Xiu menghela napas, mengetuk meja resepsionis: “Xiao Tang, buatkan aku kartu member.”
Tang Rou terkejut, lalu benar-benar mengurusnya sambil bergumam: “Kalau begitu aku juga buat satu!”
Chen Guo frustasi, benar-benar bikin emosi! Yang lebih menyebalkan, kenapa Tang Rou ikut-ikutan? Jadi rusak, jadi rusak! Baru main Glory sehari sudah terpengaruh.
“Aku tidak mau urusi kalian lagi!” Chen Guo kabur sambil emosi.
“Hm, semangat level up ya.” Ye Xiu tidak membicarakan kartu member lagi, memberi salam pada Tang Rou, lalu kembali ke area merokoknya untuk melanjutkan perjuangan.
Shift pagi Tang Rou dari pukul 07.00 hingga 15.00. Pagi hari bisnis warnet sepi, dia tidak terlalu sibuk dan masih bisa main game. Setelah tengah hari pengunjung mulai ramai, sebagai receptionis dia kewalahan mengatur waktu sehingga permainannya terputus-putus, tapi tetap bertahan.
Sementara Ye Xiu berhenti main saat tengah hari. Saat datang melihat Tang Rou masih bermain game dalam kondisi sesulit itu, dia merasa ini sangat tidak mudah.
"Beneran nggak tidur?" tanya Ye Xiu.
"Aku shift pagi, baru pulang jam 3 sore," jawab Tang Rou.
"Oh," Ye Xiu mengangguk, "Tapi tetap harus jaga kondisi, stamina juga sangat mempengaruhi performa."
