Ye Xiu dan Tang Rou masing-masing tidur setelah makan siang dan setelah ganti shift jam 3 sore. Saat makan malam tiba, tak satu pun yang muncul. Chen Guo kesal dan menghabiskan makan malam bersama staff lain. Awalnya ingin tidak menyisakan makanan untuk mereka berdua, tapi di tengah jalan iba hati akhirnya menyisakan sebagian.
Pukul 20.00, Ye Xiu yang sudah tidur 8 jam terbangun seperti robot. Setelah merokok, dia mandi dan turun ke lantai bawah.
Lantai satu warnet ternyata gelap gulita lagi, persis seperti saat siaran program pensiun Ye Qiu dulu. Ye Xiu tertegun, teringat kebiasaan Warnet Xingxin yang menyiarkan pertandingan Liga Profesional Glory. Setelah menghitung tanggal, hari ini memang hari pertandingan putaran ke-20 liga.
Turun ke lobi lantai satu, benar saja. Layar proyektor yang dipasang saat siaran terakhir sudah dibuka lagi, sekarang sudah disetel ke saluran esports. Pertandingan belum benar-benar dimulai, tapi banyak orang sudah berebut tempat, sambil bermain komputer di hadapan mereka menunggu pertandingan resmi dimulai.
Ye Xiu mendekati meja depan dan bertanya pada pelayan di sana: "Putar pertandingan mana?"
Pelajar depan yang jelas bukan penggemar Glory ini masih asyik menonton drama Korea-nya. Tapi karena terbiasa dengan lingkungan warnet, dia tetap tahu informasi penting: "Yang Klub Jia Shi lah!"
Ye Xiu mengangguk, paham betul.
Liga Profesional Glory memiliki 20 klub dan 20 tim yang saling bertarung setiap putaran, dengan 10 pertandingan berlangsung bersamaan. Saluran TV yang terbatas biasanya memilih pertandingan penting untuk disiarkan. Tapi sebagai kompetisi game online, platform utamanya justru internet. Di platform online, semua 10 pertandingan disiarkan bersamaan, penonton bisa memilih duel mana saja yang ingin mereka tonton.
Warnet Xingxin dan Klub Jia Shi berada di kota yang sama. Penggemar Glory di sini sebagian besar mendukung tim lokal. Siaran layar proyektor di Warnet Xingxin pun sebagian besar menayangkan pertandingan Tim Jia Shi.
“Kini Ye Xiu pensiun, para pendukungnya meski sedih, tapi tanpa mengetahui detail internal, dukungan mereka terhadap klub tidak akan berubah. Perekrutan Sun Xiang yang berbakat membuat mereka semakin berharap, berharap Jia Shi bisa menghilangkan kemerosotan sebelum musim ini. Peringkat kedua terendah saat ini memang masih jauh dari zona playoff, tapi mengingar liga baru setengah jalan, banyak yang masih berharap keajaiban bisa terjadi.”
“Pertandingan serentak dimulai pukul 20:30, saat ini masih tersisa lebih dari 10 menit. Setelah mengatur semuanya, Chen Guo yang sibuk tadi datang dan melihat Ye Xiu di sebelah meja resepsionis.”
“Bos.” Ye Xiu segera menyapa.
“Ada makanan yang disisakan untukmu.” Kata Chen Guo.
“Terima kasih.” Ye Xiu buru-buru mencari makanan untuk dimakan.
“Nonton pertandingan Jia Shi ya?” Ye Xiu mengobrol sambil makan dengan Chen Guo.
“Iya.” Chen Guo mengangguk.
“Lawan mereka siapa tadi?” Tanya Ye Xiu.
“301.” Jawab Chen Guo.
“Oh.” Ye Xiu mengangguk, tentu saja dia lebih paham tentang tim-tim besar dibanding Chen Guo. 301 adalah singkatan dari Tim 301 Degrees di bawah Klub 301 Degrees, tim veteran di Glory yang selalu berada di klasemen menengah dengan hasil stabil. Meski tidak punya akun kuat seperti Dewa Perang Yizhiyeqiu, enam karakter utamanya seimbang. Kapten Yang Cong mengontrol karakter assassin Feng Jing Sha dengan senjata perak Double Swords: Liao Ying Luan Wu. Tekniknya tajam, termasuk lawan yang sulit dihadapi.
Di paruh pertama musim liga, Jia Shi hampir menjadi bulan-bulanan semua tim. Tapi sekarang dengan masuknya pemain baru berbakat, jelas mereka ingin bangkit kembali. Pertandingan perdana Sun Xiang bersama tim ini disiarkan langsung oleh semua saluran TV.
Pukul 20:30, pertandingan dimulai tepat waktu. Ye Xiu sudah melahap makan malamnya dengan cepat. Suasana di warnet sangat meriah, para pengunjung berdebat dengan semangat tentang prediksi pertandingan, berkomentar layaknya ahli strategi. Ye Xiu melirik Chen Guo di sampingnya yang juga terlihat sangat antusias - benar-benar fans berat Glory.
Pertandingan ke-20 Babak Kedelapan Liga Profesional Glory: 301 Degree vs Jia Shi!
Siaran langsung menampilkan subtitle dengan efek dramatis, komentator berteriak-teriak membangkitkan semangat sambil memperkenalkan narasumber hari ini: Li Yibo.
Li Yibo... Ye Xiu tak perlu mendengarkan perkenalan dari komentator. Hampir tak ada orang di lingkaran ini yang tak dikenalnya. Li Yibo dulunya atlet profesional juga, tapi sudah pensiun empat tahun lalu. Kemampuannya termasuk level atas di kalangan profesional, dan dia sangat pandai bermain politik. Saat masih aktif, dia sudah menjalin hubungan baik dengan media. Setelah pensiun, langsung banting setir menjadi narasumber komentator profesional - sudah empat tahun berkecimpung di bidang ini.
"Saat ini Li Yibo yang duduk di depan kamera berbicang dengan rapi dan elegan, mengomentari dua tim. Jia Shi yang baru-baru ini mengalami perubahan besar tentu menjadi fokus ulasan. Kenangan akan Ye Qiu tentu tak boleh dilewatkan. Dengan ekspresi penuh perasaan, Li Yibo mengenang kisahnya bersama Ye Qiu di masa lalu, membuat Ye Xiu ternganga: "Bangsat, kau pernah ngobrol lebih dari sepuluh kalimat sama gue? Ngibul! Terusin aja bohongnya!""
Li Yibo dengan tenang terus mengarang cerita, jelas-jelas naskah yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Setelah bercanda sebentar dengan penyiar, barulah gambar pertandingan resmi ditampilkan.
301 Derajat vs Jia Shi, pertandingan individu pertama, pengenalan peserta yang tampil.
301 Derajat, peserta yang tampil: Gao Jie. Karakter: Pedang Bintang.
Di warnet riuh suara cemoohan, bahkan ada yang langsung memaki. Bagi fans fanatik, semua lawan adalah musuh yang pantas dihancurkan sampai ke tulang belulang.
Giliran Jia Shi, peserta yang tampil: Su Mucheng. Karakter: Hujan Jeruk Angin.
"Oh oh oh oh, Su Mucheng!!!!!!"
Ye Xiu bahkan belum sempat bereaksi, sudah hampir terjatuh dari bangku karena sorakan bak tsunami di warnet, terutama jeritan Chen Guo di sebelahnya yang benar-benar membekas di telinga.
"Reaksinya cukup heboh ya..." Ye Xiu mencoba menertawakan. Popularitas Su Mucheng memang tak pernah diragukannya, tapi pemandangan ini tetap membuatnya kaget setengah mati.
“Tentu saja!! Jagoan wanita nomor satu!” Chen Guo berkata dengan bangga, ini adalah idola pertamanya.
“Jagoan wanita nomor satu? Siapa yang bilang?” Ye Xiu heran.
“Bukannya semua orang bilang begitu.” Chen Guo menjawab.
“Itu cuma strategi promosi!” Ye Xiu menanggapi.
“Kalau bukan dia, lalu siapa?” Chen Guo bertanya.
“Kalau bicara soal kemampuan teknis, yang terkuat di antara pemain wanita seharusnya Chu Yunxiu.” Ye Xiu menjelaskan.
“Chu Yunxiu dari Tim Yan Yu?” Chen Guo bertanya.
“Hmm.”
Chen Guo berpikir sejenak, tapi pertandingan sudah dimulai. Pikirannya langsung melayang, “Wah! Su Mucheng! Su Mucheng!” teriaknya memberi semangat pada idola, seolah Su Mucheng bisa mendengar suaranya.
Ini penggemar gila!!! Ye Xiu terkesima, kalau Su Mucheng datang main ke warnet ini, bukan mustahil nona besar ini bakal membakar warnet untuk merayakannya!
