“Longya batal skill, Sun Xiang mulai balas menyerang!!”
“Ini efek non-attribute dari Longya tadi... Yah sayang, dihancurkan oleh pedang ganda Fengjingsha, tapi selama efeknya meledak, buff tetap aktif. Sekarang kecepatan gerak Yizhiyeqiu sudah meningkat.”
“Tianji, Domineering Smash, Basic Stab, Combo Thrust...”
“Fengjingsha berhasil menghindar, tapi sepertinya dia menghindar dengan susah payah, apakah begitu Pelatih Li?” Pan Lin merasa Li Yibo sudah lama tidak bersuara, secara refleks mengalihkan topik.
“Hmm…” Li Yibo menjawab dengan setengah hati.
Pan Lin sama sekali tidak menyadari keanehan pada Li Yibo. Pertandingan berlangsung sangat sengit, Yizhiyeqiu milik Sun Xiang menggunakan serangan biasa untuk merebut kembali CD pendek skill kecil, terus menerus menyerang bertubi-tubi. Meski tidak berhasil mengenai Fengjingsha secara berturut-turut, Fengjingsha benar-benar tertekan tanpa kesempatan membalas.
Selama proses ini, Fengjingsha tetap terkena beberapa skill kecil Yizhiyeqiu. HP-nya terkikis sementara lima tipe(Battle Mage) terus ditembakkan dan meledak. Semua efek buff yang terkumpul membuat karakter Battle Mage semakin kuat seiring pertarungan, sesuai dengan karakteristik kelasnya.
“Sepertinya Sun Xiang sudah sangat kompak dengan Yizhiyeqiu?” Pan Lin berkomentar sambil menyelipkan pertanyaan untuk mengajak narasumber berbicara.
“Hmm…” Kali ini Li Yibo kembali hanya merespons singkat.
“Pantas dijuluki rookie jenius. Menurut Pelatih Li, apakah skill Sun Xiang saat ini sudah mencapai level top player?” tanya Pan Lin.
“Ini... agak sulit dijelaskan. Pemain top di Liga kebanyakan memiliki akun legendaris, tapi ini pertama kalinya Sun Xiang mengendalikan karakter dewa seperti ini, perlu diamati dulu beberapa waktu sebelum bisa menyimpulkan.” Li Yibo akhirnya mulai pulih. Kekagumannya yang berlebihan ini sepenuhnya karena keahlian teknik Sun Xiang jauh melampaui bayangannya. Tiba-tiba ia sadar dirinya seperti tertinggal zaman, selama ini hanya pandai berteori di acara TV, sudah berapa lama ia tidak menyentuh Glory? Apakah Glory sekarang sudah berkembang sampai level seperti ini?
Mengingat komentar-komentarnya selama ini, seringkali ada bagian yang kurang dipahami, Li Yibo biasanya mahai menghindar dengan kalimat klise. Tapi kali ini guncangan yang dibawa Sun Xiang terlalu besar, sampai-sampai ia lupa menggunakan trik "pura-pura tahu" yang biasa dipakainya.
Situasi pertandingan menunjukkan ketimpangan yang jelas. Keunggulan Yang Cong yang dianalisis Li Yibo di awal pertandingan sama sekali tidak terlihat. Seluruh panggung didominasi teknik Sun Xiang dan aura perkasa Yizhiyeqiu.
Serangan yang sangat dominan ini berhasil membangkitkan semangat pengunjung Warnet Xingxin. Para penonton bersorak riuh, bahkan Chen Guo pun ikut terbawa emosi.
“Dewa Perang masih ada!!” Seseorang tiba-tiba meneriakkan slogan ini, langsung disambut sorakan penonton yang berirama. Bahkan Chen Guo tak kuasa menahan diri ikut bertepuk tangan dan bersorak bersama kerumunan.
Suara komentar siaran langsung sudah sepenuhnya tertutupi. Namun saat ini, apakah penonton masih membutuhkan komentar? Tidak perlu! Serangan penuh kewibawaan Yizhiyeqiu telah mampu menjelaskan segalanya.
Saat Fengjingsha tumbang di bawah tombak perang Yizhiyeqiu Quexie, suasana di Warnet Xingxin mencapai puncaknya. Penonton bertepuk tangan, bersorak, menjerit, dan bersiul. Ini bukan sekadar kemenangan biasa. Performa epik Yizhiyeqiu di tangan Sun Xiang telah membakar harapan semua orang, seolah mereka kembali menyaksikan era keemasan dimana Yizhiyeqiu tak terbendung menghancurkan seluruh Liga.
Dalam pertarungan tim, saat satu anggota tim jatuh, rekan setim langsung menggantikan tanpa jeda istirahat. Kali ini pemain ketiga dari Tim 301 maju. Entah karena terpengaruh aura Yizhiyeqiu yang luar biasa di pertandingan sebelumnya, performa pemain ini jelas menurun drastis dan menjadi yang tercepat kalah dalam lima pertarungan 1v1 sejauh ini.
Setelah dua pertarungan, kerusakan HP Yizhiyeqiu hanya tersisa seperempat. Komentator Pan Lin dan Li Yibo, serta penonton di Warnet Xingxin, sudah mulai bersemangat mendiskusikan kemungkinan Sun Xiang melakukan 1v3. Dari situasi saat ini, sepertinya ini akan menjadi sesuatu yang tak terbantahkan.
Pemain ketiga Tim 301 muncul. Dibandingkan dengan pemain kedua, yang satu ini bahkan lebih penakut. Hampir tidak berani melakukan kontak frontal dengan Yizhiyeqiu. Pergerakannya sangat gesit. Begitu Yizhiyeqiu menunjukkan sedikit aksi menyerang, langsung menghindar seperti terbakar.
Penonton di warnet sudah tertawa terbahak-bahak. Peserta ketiga ini terlihat sama sekali tidak berani menghadapi Yizhiyeqiu milik Sun Xiang, namun terpaksa nekat maju. Setelah naik panggung, dia tidak bisa asal-asalan, akhirnya terlihat kikuk melompat-lompat seperti sedang merayu.
"Dasar pengecut. Wkwkwk!" Penonton warnet berkomentar keras. Kegelapan kekalahan dua pertandingan individual sudah sirna. Peserta ketiga Tim 301 ini seperti badut yang menghibur semua orang, sementara Yizhiyeqiu Sun Xiang terlihat semakin gagah perkasa.
"Kak Xu, sikapmu seperti ini benar-benar membuatku sulit!" Sun Xiang mengirim pesan sambil mengejek tanpa tedeng aling-aling.
Namun lawan tetap mempertahankan tujuh bagian bertahan dan tiga bagian kabur, seolah sama sekali tidak berniat bertarung mati-matian. Dengan kehati-hatian ekstrim ini, Sun Xiang butuh waktu lama untuk mengalahkannya, membuatnya merasa malu. Setelah menjatuhkan lawan, dia mengetik pesan: "Ngapain juga? Hasilnya tetap sama kok."
Pada detik ini, semua penonton hanya punya satu pikiran: "Anj*ng, akhirnya selesai juga."
Pan Lin dan Li Yibo yang menjadi komentator pertandingan ini jelas kesulitan menutupi frustrasi, namun sebagai penyiar profesional mereka tak bisa mengejek pemain. Akhirnya hanya terdengar komentar Pan Lin: “Kemenangan Sun Xiang kali ini cukup sulit, pantas saja Xu Bin dijuluki 'Raja Penggiling'! Setiap kali dia bertanding, bukan hanya lawannya yang tertekan, penonton bahkan kita para komentator dan tamu undangan pun ikut kecapekan!”
“Tapi ini juga merupakan manifestasi spirit profesional seorang pemain. Dalam pertandingan yang pada dasarnya sudah hampir tidak memiliki peluang menang, Xu Bin masih berhasil memperlihatkan keahlian khususnya secara penuh kepada kita.” kata Li Yibo.
“Benar, sangat mengesankan.” Pan Lin merespons, dengan gaya berbalas pantun yang penuh pujian terselubung, mereka mengulas habis-habisan Xu Bin - anggota ketiga Tim Tiga Puluh Satu Derajat yang maju ke arena.
“Baik, sebelum pertandingan tim besar dimulai masih ada sedikit waktu istirahat, mari kita apresiasi momen gemilang Sun Xiang dan Yizhiyeqiu yang berhasil mengalahkan tiga lawan sekaligus dalam pertandingan grup kali ini.”
Cuplikan highlight diputar, Pan Lin dan Li Yibo memberikan analisis singkat. Pertandingan ketiga Sun Xiang melawan Xu Bin memakan waktu jauh lebih lama daripada dua pertandingan sebelumnya jika digabungkan, namun adegan yang ditampilkan dalam highlight justru lebih sedikit dibanding dua pertandingan awal. Pan Lin dan Li Yibo pun kembali menyisipkan sindiran halus dalam komentarnya.
Setelah pemutaran highlight selesai, masih tersisa sedikit waktu sebelum pertandingan tim besar yang dinanti-nanti. Program memasang iklan sementara penonton beristirahat sejenak - ada yang antre ke toilet, mencari minuman, atau lari ke tempat untuk merokok... Warnet yang ramai tiba-tiba berubah seperti pasar dengan lalu-lalang orang.
“Chen Guo sudah terbiasa dengan pemandangan ini. Ia menoleh dan melihat Ye Xiu masih berdiri di pintu warnet sambil menghisap rokok. Di balik kegelapan malam, titik api rokoknya terus berkedip-kedip, terlihat sangat kesepian.
Tapi masalahnya, di sini jelas ada tempat duduk. Kenapa dia harus bersandar di sudut pintu berpura-pura malang begitu?” Chen Guo tidak tahan lagi dan memanggil Ye Xiu dua kali.
“Ada apa?” tanya Ye Xiu.
“Ngapain terus berdiri di sana? Ayo duduk!” kata Chen Guo.
“Takut asap rokokku mengganggumu.” Ye Xiu menggoyangkan puntung rokok di mulutnya. Dia bisa berbicara lancar sambil menggigit rokok tanpa menjatuhkannya, skill yang cukup mengesankan.
Chen Guo tertegun. Apa dia minggir ke sana hanya demi tidak mengganggu dirinya dengan asap rokok? Masalah sepele tapi diperhatikan juga?
“Coba kurangi merokok, tidak bisa?” desak Chen Guo.
Ye Xiu mencabut puntung rokoknya, menjentikkan jari. Percikan api membentuk garis parabola di kegelapan sebelum mendarat tepat di tempat sampah. Dia pun berjalan kembali dan duduk.
Chen Guo memandangnya, tapi akhirnya diam. Siaran langsung pun memasuki highlight setiap babak liga: pertandingan tim.
Biasanya setiap tim memiliki enam anggota utama yang dapat menjamin kelangsungan tiga bagian pertandingan. Liga Glory menetapkan batas jumlah pendaftar per pertandingan maksimal sembilan orang, dengan daftar pemain yang akan bertanding umumnya diumumkan sebelum kompetisi dimulai. Oleh karena itu, jumlah atlet profesional dalam klub esports biasanya berkisar 9-11 orang. Meski beberapa klub pernah mempertahankan batas minimum enam anggota pada tahap awal ketika material ketat, mereka akan cepat memperluas jumlah anggota setelah kondisi membaik. Pasalnya, hanya mengandalkan enam orang berisiko terkena pengaruh hasil pertandingan jika ada yang sakit atau terjadi kecelakaan tak terduga.
Saat ini klub-klub di Liga Glory setidaknya memiliki satu anggota utama dengan kemampuan menonjol, didukung 3-5 pemain berkualitas. Di luar enam orang tersebut, daftar pemain kebanyakan diisi-bibit unggul berpotensi untuk dibina.
Cara menemukan juga beragam: ada yang melamar sendiri, ditemukan di pertandingan non-profesional, atau yang memiliki hasil pertarungan di Arena game online Glory yang luar biasa... Singkatnya, Liga Glory yang telah beroperasi hampir tujuh tahun dengan lancar berdasarkan pengalaman liga esports sebelumnya, telah memiliki sistem yang matang dan lengkap di segala aspek - tidak kalah dengan lingkaran olahraga tradisional seperti sepak bola atau basket.
Dalam kondisi anggota utama normal tanpa kecelakaan, tiga bagian pertandingan umumnya akan diselesaikan oleh enam orang tersebut.
Pertandingan antara Tim 301 dan Jia Shi memang seperti ini. Babak terakhir pertandingan tim besar diselesaikan oleh total 12 orang yang sebelumnya telah bertanding dalam pertandingan individual dan pertandingan tim.
“Dengan teriakan penuh semangat dari komentator Pan Lin, pertandingan tim resmi dimulai.”
Tiga Nol Satu sebagai tuan rumah, peta pertandingan tetap dipilih oleh mereka. Namun, Tim Jia Shi yang baru saja menyelesaikan prestasi luar biasa Sun Xiang mengalahkan tiga lawan berturut-turut sedang berada di puncak popularitas. Pan Lin dan Li Yibo juga membahas apakah pertandingan ini akan menjadi titik balik penurunan performa Tim Jia Shi di musim ini.
“Mulai! Mulai!” Saat pertandingan dimulai, Chen Guo ikut bertepuk tangan bersama penonton di warnet.
“Jangan terlalu bersemangat!” kata Ye Xiu.
“Nonton pertandingan kan harus serius, kalau tidak seru. Kamu juga semangatlah sedikit!” Chen Guo benar-benar tidak habis pikir dengan Ye Xiu. Saat bermain game semalaman, bahkan lanjut main lagi setelah begadang, semangatnya tetap menggebu. Tapi di waktu lain selalu terlihat lesu seperti ini? Sangat menyebalkan.
“Semakin besar harapan, semakin besar kekecewaannya!” kata Ye Xiu.
“Apa maksudmu?” Chen Guo menangkap nada tersirat dalam perkataannya.
“Tonton pertandingan, sudah mulai.” Ye Xiu berkata dengan tenang.
