"Coba lihat ke jendela, mungkin kamu bisa melihatku," Ye Xiu tertawa.
“Hah?” Su Mucheng yang saat ini memang masih berada di dalam selimut, segera membungkus diri dengan selimut dan merangkak ke ambang jendela, matanya berusaha menyapu pandang ke luar. Meski gedungnya agak tinggi dan orang di jalan terlihat kecil, sosok orang yang dikenalnya biasanya mudah dikenali. Namun setelah memandang sekeliling, Su Mucheng tidak melihat apapun: "Tidak ada..."
"Di seberang jalan sana, ada Warnet Xingxin." Ye Xiu berkata.
"Oh, aku tahu warnet itu." Su Mucheng berkata. Bagaimanapun mereka tinggal di area yang sama, meski belum pernah masuk, dia tetap tahu. Pandangannya segera beralih ke arah warnet, tapi tetap tidak terlihat sosok siapa-siapa.
"Hm, aku sedang di warnet ini sekarang!"
"Kau begadang lagi?" Su Mucheng memang cukup memahami Ye Xiu.
"Ini pekerjaan." Ye Xiu berkata dengan serius.
"Pekerjaan?"
"Ya, sekarang aku kerja paruh waktu di warnet." Ye Xiu menjelaskan.
"Oh, itu memang sangat cocok untukmu!" Meski Su Mucheng tersenyum saat mengatakannya, hatinya tak bisa menahan rasa sedih. Bagi siapapun, perbedaan sebesar itu mustahil bisa langsung beradaptasi dalam sekejap. Nada bicara Ye Xiu terdengar santai, bahkan seolah penuh kebanggaan. Tapi pria ini... selalu tipe yang tidak jujur. Bahkan dirinya yang sudah sangat dekat pun, kadang sama sekali tidak tahu apa yang dipikirkannya.
"Iya, sekarang aku jaga shift malam setiap hari, jadwal hidup sangat teratur." Ye Xiu berkata.
"Tinggal di mana?" Su Mucheng bertanya.
“Warnet, gratis makan dan tempat tinggal. Aku kasih tahu, pemilik warnet ini adalah penggemar beratmu. Kapan-kapan kamu kasih tanda tangan, aku kasih ke dia pasti bisa naik gaji.” Ye Xiu berkata.
“Benarkah? Kalau gitu aku datang menjengukmu?” Su Mucheng bertanya.
“Ini... kamu datang untuk menjengukku, atau ingin dikerumuni orang?” Ye Xiu balas bertanya.
Su Mucheng menghela napas. Bagaimana mungkin dia tidak tahu? Bagi atlet profesional seperti mereka, warnet adalah zona terlarang nomor satu. Kedatangan mereka pasti memicu kekacauan. Tingkat kemampuan Su Mucheng di lingkaran Glory bukan yang tertinggi, tapi popularitasnya tak kalah dari siapa pun. Ini efek kecantikan - citranya sangat disukai sponsor iklan. Chen Guo menganggap Su Mucheng sebagai pemain wanita terkuat, mungkin karena efek promosi ini.
Seperti Zhou Zekai yang beberapa tahun terakhir mulai dianggap sebagai calon pemain Glory nomor satu. Secara kemampuan teknis, belum tentu melebihi Huang Shaotian atau Han Wenqing yang termasuk jajaran top. Tapi dia tampan, berpenampilan menawan, disukai semua kalangan, dipuja media dan sponsor. Dalam hal nilai komersial, Zhou Zekai tak terbantahkan sebagai nomor satu di Glory. Ditambah kemampuan teknis yang memang kuat, yang kurang sekarang hanyalah gelar juara liga untuk mengukuhkan posisinya.
“Kalau begitu tunggu ada kesempatan lagi!” Su Mucheng tidak buru-buru. Mengetahui Ye Xiu tidak pergi jauh, bahkan berada di dekat sini, hatinya langsung merasa tenang.
“Tadi malam aku nonton pertandingannya, permainanmu bagus!” puji Ye Xiu.
“Sun Xiang memang menyebalkan, tapi… dia benar-benar cukup hebat.” Su Mucheng berkata.
“Tapi masih kurang berpengalaman.” Ye Xiu berkomentar.
“Hmm…”
“Apa kamu sibuk belakangan ini?”
“Masih perlu ditanya?” Keduanya sudah sangat akrab selama bertahun-tahun, pola hidup dan kebiasaan masing-masing sudah saling paham.
“Bantu aku catat rekor dungeon di server baru.”
“Kamu main di server baru?” Su Mucheng terkejut.
“Iya!”
“Kamu…”
“Aku transfer Jun Moxiao ke sini.” Ye Xiu menjelaskan.
Su Mucheng di ujung telepon terdiam cukup lama, jelas dia tahu banyak tentang akun ini.
“Kamu mau mengembangkan akun ini?” Su Mucheng bertanya.
“Ya.”
“Dibandingkan latihan akun, Qianji San lebih merepotkan kan?”
“Benar! Tapi waktu satu tahun seharusnya cukup.” Ye Xiu menjawab.
“Lalu setelah satu tahun?”
“Kembali, seperti yang selalu kukatakan.” Ye Xiu berkata.
“Hmm…” Su Mucheng tiba-tiba merasa ingin menangis.
“Rekor dungeon apa yang mau kamu catat?” Su Mucheng mulai curiga. Jika Ye Xiu mau catat rekor di server baru, kenapa perlu minta bantuannya?
Setelah Ye Xiu menjelaskan rencananya, Su Mucheng paham: “Rupanya kamu mau kumpulkan material dengan cara ini, pantasan memilih server baru. Kalau lancar, mungkin tidak perlu satu tahun.”
“Yang penting adalah setelah level 50, cara naik ke level 70 masih perlu kuexplorasi.” Ye Xiu berkata.
“Aku pasti akan membantumu.”
“Hmm, jadi cepat latih akun sampai level 25, terus jaga levelnya tetap naik, siap siaga kapan saja.” Ye Xiu memerintah.
“Ya…” Su Mucheng menjawab sambil tersenyum.
Setelah menutup telepon, perasaan Su Mucheng tiba-tiba menjadi sangat bahagia. Sebenarnya dia tidak terlalu tertarik dengan Glory, awalnya bermain game ini hanya sekadar figuran. Tapi siapa sangka jadi bertahan selama bertahun-tahun sampai mencapai posisi sekarang. Banyak orang mengagumi panggungnya, tapi dalam hati Su Mucheng hanya ingin tetap menjadi figuran.
Saat Ye Xiu terpaksa pensiun, dia merasa karier figurannya juga harus berakhir. Tapi karena Ye Xiu bilang akan kembali, dia pun memutuskan untuk tetap bertahan.
Setahun! Awalnya dia pikir perlu waktu selama itu, tapi ternyata baru beberapa hari, Ye Xiu sudah kembali.
Benar, Ye Xiu belum kembali ke Liga profesional, tapi maksud "kembali" yang diinginkan Su Mucheng bukan itu. Dia hanya ingin menjadi figuran, baik di Liga profesional maupun di game online, itu tidak penting.
Su Mucheng yang sedang gembira bersenandung sambil bangun tidur. Saat sedang mandi dan sikat gigi, HP-nya berdering lagi. Dia buru-buru lari melihat lalu mengangkat telepon.
“Halo.”
“Mucheng… Permintaan transfermu ini agak sulit diproses! Aku tahu pensiunnya Ye Qiu sangat mengejutkanmu, tapi kamu tahu kan, Jia Shi tidak akan mudah melepasmu…”
“Tidak apa-apa Yang Jie, aku cuma sekadar bertanya saja.” Su Mucheng tertawa.
"Hah? Tanya-tanya saja?" Orang di seberang telepon terdengar bingung. Saat membicarakan hal ini dulu, sikapnya tidak seperti sekadar bertanya, lebih mirip ingin pergi dari sini dengan segala cara.
"Iya, aku baik-baik saja begini. Ada hal lain?" Su Mucheng bertanya.
"Tida... tidak ada."
"Kalau gitu aku tutup ya! Dada."
Su Mucheng memang sempat berpikir untuk pindah klub, tepat saat Ye Xiu pergi. Tapi sekarang setelah tahu Ye Xiu masih berada di sini, baginya lokasi tidak lagi penting.
Setelah merapikan diri, Su Mucheng keluar rumah dengan pakaian tertutup rapat. Sebagai publik figur, perlindungan wajib dilakukan. Kartu akun server baru pasti sudah ada di klub, tapi Su Mucheng merasa lebih baik membelinya sendiri.
Di kios koran berseberangan dengan Warnet Xingxin, Su Mucheng membeli kartu baru Area 10. Memegang kartu itu, ia termenung memandangi warnet di seberang jalan, ingin sekali mampir melihat.
"Sudah pakai baju selapis ini, pasti tidak ada yang mengenali." Saat Su Mucheng sedang berpikir, tiba-tiba seorang pria keluar terhuyung-huyung dari warnet. Rokok menempel di mulutnya tanpa dipegang, kedua tangan terkubur dalam dalam di saku jaket. Setelah menengok kiri-kanan, dia berbicara sesuatu ke dalam lalu berjalan pergi.
"Orang ini, kenapa selalu seperti ini ya?" Su Mucheng memandang dari seberang jalan, entah mengapa ingin tertawa. Tiba-tiba dia melihat orang itu berjalan beberapa langkah lalu melambaikan tangan ke arahnya.
"Aduh! Masih bisa dikenali dalam keadaan seperti ini?" Su Mucheng terkejut, buru-buru melihat sekeliling dengan hati-hati. Klub Jia Shi bukanlah basis rahasia militer, penggemar lokal tahu lokasi klub ini. Terkadang ada penggemar fanatik yang menunggu di luar klub untuk minta tanda tangan atau foto. Apalagi dengan kehadiran Ye Qiu Shen yang misterius, sering ada paparazzi bersembunyi.
Su Mucheng tidak menemukan situasi mencurigakan setelah memeriksa sekeliling, tapi merasa lebih baik tidak mendekat. Dia segera kembali sambil membawa kartu akun. Kembali ke kamarnya seperti pencuri, mengunci pintu, lalu langsung login ke game.
Mencari "Jun Moxiao", status online. "Wah, cepat sekali kembali?" gumam Su Mucheng. Sebelumnya dia melihat Ye Xiu pergi ke arah yang seharusnya untuk sarapan.
Mengirim permintaan pertemanan yang segera diterima.
"Aku datang!" Su Mucheng mengirim pesan.
Balasan datang agak lama: "Eh? Kamu temannya? Tunggu sebentar ya, dia sedang keluar."
Su Mucheng kaget, akun ini memiliki Qianji San lho! Masalah tidak menaruhnya begitu saja di sini?
“Kamu siapa?” tanya Su Mucheng.
“Aku rekan kerjanya. Dia pergi beli sarapan, sebentar lagi kembali.” Yang menggunakan akun Jun Moxiao tentu saja Tang Rou.
“Oh, terima kasih.”
“Sama-sama.”
Ini adalah dungeon terakhir latihan Tang Rou hari ini, tak lama selesai. Ye Xiu juga sudah kembali dengan sarapan.
“Ada yang nyariin,” kata Tang Rou sambil menerima sarapan dan menyerahkan komputer ke Ye Xiu.
“Oh?” Ye Xiu melihat karakter newbie level 1, langsung tahu siapa. Tapi melihat namanya, pusing! Kok pakai karakter 'yan' juga? Apa wanita sekarang suka karakter ini?
“Namamu yang ini apalagi?” Ye Xiu mengirim pesan.
“Feng Shu Yan Mu! Puisi Song, itu puisi Song!” jawab Su Mucheng.
“Suka ambil nama dari puisi kuno. Jun Moxiao dan lainnya, semua karyamu,” balas Ye Xiu.
“Agar terlihat berbudaya!” jawab Su Mucheng.
“Lalu Yizhiyeqiu-ku ini gimana? Salah tulis, kakak!! Seharusnya Yezhiqiu kan?” kata Ye Xiu.
“Kecelakaan, itu kecelakaan,” jawab Su Mucheng.
“Sudahlah, cepat naik level! Semakin cepat semakin baik,” kata Ye Xiu.
“Tadi siapa yang pakai akunmu?” tanya Su Mucheng.
“Oh, ada cewek di warnet, operasinya jago banget, tapi masih newbie di game, potensial lho!” kata Ye Xiu.
“Kok bisa newbie game tapi operasinya jago?” Su Mucheng bingung.
“Kecepatan tangannya tinggi.” Jawab Ye Xiu.
“Emang kenapa bisa cepat banget?”
“Wah gue juga nggak tau! Udah deh jangan ngerumpi mulu, buruan level up!” bentak Ye Xiu.
“Siap!” Su Mucheng langsung semangat latihan level pakai karakter barunya. Juara profesional? Kejayaan pribadi? Itu semua oke sih. Tapi yang paling dia mau cuma jadi figuran kayak gini.
