Di klub Jia Shi, Liu Hao sedang santai menonton film di kamarnya.
Meskipun sempat kesal karena Ye Xiu di warnet malam lalu, tapi memikirkan orang itu jatuh miskin sampai harus jadi admin jaringan di warnet, suasana hati Liu Hao cepat kembali riang.
Setelah mengusir Ye Qiu, dia tetap menjadi wakil kapten Tim Jia Shi, namun situasi ini justru membuatnya sangat puas.
Sekarang dia punya pengaruh kuat di seluruh hierarki klub. Sun Xiang yang baru datang itu hanya pemula, urusan internal tim sepenuhnya ditangani olehnya sebagai wakil kapten. Anak muda itu mudah dirayu dengan beberapa pujian, cocok dijadikan kapten boneka. Jika tim bermasalah, sang kaptenlah yang pertama jadi tameng. "Kau yang mati, aku yang untung" - harmoni duet yang sempurna.
Harus diakui, Ye Qiu memang lawan tangguh yang tidak bisa dirayu atau ditekan, butuh usaha ekstra untuk mengatasinya.
Liu Hao sedang berkhayal tentang rencana indahnya tiba-tiba ponsel berdering. Dini hari begini biasanya hanya telepon darurat. Saat melihat layar, ternyata dari Chen Yehui, ketua guild Jia Wang Chao.
Sebagai atlet profesional senior dan wakil kapten tim, Liu Hao sangat paham pentingnya guild yang dibina klub di game online. Itulah sebabnya dia sejak awal sudah menjalin hubungan dengan Chen Yehui yang mengepalai guild Jia Wang Chao.
Liga kompetitif Glory tidak sepenuhnya terpisah dari game online. Saat ini, karakter legendaris terkuat di Liga Profesional hanyalah Kartu akun biasa yang awalnya polos, karakter biasa, lalu dilatih dan dikembangkan sedikit demi sedikit. Memang benar klub memiliki Kartu akun, tetapi data terminal karakter di Kartu akun tetap disimpan di database game online Glory.
Pengembangan berbagai Peralatan buatan sendiri oleh klub masih menggunakan Editor peralatan yang bisa diakses semua pemain di game online. Bahan-bahan habis pakai dalam proses penelitian juga didapatkan dari game online.
Bagi klub, guild berfungsi sebagai lembaga promosi, departemen logistik, kadang tempat menemukan bakat Atlet profesional, sekaligus senjata untuk menyerang klub lain. Semua klub akan membina kekuatan guild mereka di game online. Tanpa guild sama sekali, selain aspek lain, untuk penelitian Peralatan buatan sendiri saja semua bahan harus dibeli dengan mata uang. Sesekali masih bisa, tapi terus menerus mengandalkan uang bukanlah solusi tepat. Setiap bos mengelola klub untuk mencari keuntungan, bukan untuk menanamkan modal tanpa henti.
Chen Yehui adalah ketua guild Dynasty Jia. Meskipun sebagian besar anggota hanyalah pemain biasa, posisi ketua guild pasti dipegang oleh orang yang memiliki hubungan kerja dengan klub. Dalam tingkat tertentu, Chen Yehui bisa dianggap sebagai Manajer level departemen di bawah klub.
“Liu Hao mengangkat ponselnya, ekspresi wajahnya terlihat ambigu. Sikap Chen Yehui yang terlalu merendah di hadapannya kini terasa berlebihan. Meski atlet profesional bisa mempengaruhi operasi guild, hubungan mereka sebenarnya bukan atasan-bawahan. Secara teknis, mereka adalah sekutu, tapi sikap Chen Yehui lebih mirip bawahan. Pola ini mengingatkannya pada cara dia sendiri menghadapi Sun Xiang.”
Dengan pikiran tersebut, Liu Hao mengangkat telepon.
“Kapten Liu, sudah istirahat?”
“Belum, ada apa?”
“Rekor dungeon Hutan Embun Beku telah dipecahkan,” kata Chen Yehui.
“Apa? Dipecahkan?” Wajah Liu Hao menyiratkan keheranan. Rekor dungeon kecil ini tidak perlu ditanggapi panik. Yang membuatnya terkejut adalah meski rekornya tidak dibuat dengan usaha maksimal, tapi setidaknya itu hasil atlet profesional. Pemecah rekor baru pasti punya kemampuan setara, mungkin ada atlet profesional lain yang datang?
“Guild mana yang memecahkan?” tanya Liu Hao. Guild selalu terkait dengan klub di belakangnya.
“Dominant Hero,” jawab Chen Yehui.
Orang dari Dominant Hero? Liu Hao agak bingung. Klub Dominant Hero adalah klub di balik guild Dominant Hero, dengan tim Dominant Hero yang pernah menggagalkan dinasti empat gelar berturut-turut Jia Shi. Bintang utama tim Dominant Hero, Han Wenqing dengan akun Desert Smoke, kelas Master Fighter, dijuluki "Kaisar Tinju" di Glory, salah satu karakter legendaris setara dengan "Dewa Perang". Meskipun Dominant Hero dan Jia Shi adalah rival abadi, tidak mungkin mereka sampai menghitung detail di dungeon kecil seperti Hutan Embun Beku. Apakah mereka benar-benar memanggil pro player hanya untuk memecahkan rekor yang sulit? Tidak masuk akal! Kalau di Domain of Gods mungkin masih bisa dimaklumi...
"Guild-nya Dominant Hero, tapi yang menyelesaikan dungeon bukan anggota mereka." kata Chen Yehui.
"Apa maksudnya?" Liu Hao tidak mengerti.
“Tim yang berhasil menaklukkan dungeon ini memiliki seorang karakter bernama Jun Moxiao. Orang ini sekarang sangat terkenal di Server 10, meraih tiga First Kill di Desa Pemula. Rekor dungeon Hutan Embun Beku yang dipegang sebelumnya juga berhasil dicetaknya dengan membantu Pavilion Blue River. Kemudian dia memimpin tim merebut First Kill Blood Gunner dari tiga guild besar, membantu Dominant Hero mendapatkan First Kill Goblin Pedagang, dan sekarang membantu Dominant Hero mengembalikan rekor dungeon Hutan Embun Beku. Dari lima anggota timnya, empat orang adalah anggota sementara Dominant Hero yang sepertinya adalah relawan yang direkrut Jun Moxiao.” Chen Yehui sangat serius menangani pembukaan server baru kali ini, langsung memimpin operasi. Beberapa guild besar telah mengirim orang membuat karakter alt untuk menyusup masuk, sehingga informasi permukaan bisa mereka ketahui.
Setelah merenungkan perkataan Chen Yehui, Liu Hao tiba-tiba berubah ekspresi: "Maksudmu..."
"Apakah Jun Moxiao ini... adalah Ye Qiu?" kata Chen Yehui.
Kecurigaan Liu Hao persis sama. Tiba-tiba dia teringat saat melihat orang itu di warnet dulu, bukankah layar komputernya sedang menampilkan game Glory?
"Waktu itu Ye Qiu sedang bermain Glory, apa kamu tidak memperhatikan nama karakternya?" tanya Liu Hao.
"Aku perhatikan... tapi tidak bisa melihat jelas." Chen Yehui menggeleng penuh penyesalan.
"Aku tidak bisa ke sana dengan leluasa. Kamu juga jangan muncul. Coba kirim orang yang tidak dikenalnya untuk memata-matai. Seharusnya tidak sulit melihat nama karakter itu kan?" kata Liu Hao.
“Sudah kuatur, sekarang ada orang yang akan segera datang.” Chen Yehui berkata.
“Baik… mari kita pastikan dulu.” Liu Hao menjawab.
“Tunggu teleponku.” Chen Yehui menutup pembicaraan.
Setelah menutup telepon, Liu Hao sama sekali tidak punya mood untuk menonton film. Ye Qiu memang sudah diusir, tapi setiap mendengar nama itu, selalu ada kegelisahan samar di hatinya. Terutama saat melihat Ye Qiu dan Glory disebut bersamaan, rasa cemasnya semakin menjadi.
“Sial!!” Liu Hao bangkit, bergegas ke kamar mandi dan mencuci muka dengan kasar.
Ini baru kecurigaan, tapi aku sudah seguguk ini? Sekalipun benar itu Ye Qiu, lalu kenapa? Dia sudah pensiun, main Glory cuma sekadar mengisi waktu. Lagi pula, apa lagi yang bisa dilakukan si bajingan itu selain main Glory?
Dalam hati Liu Hao terus-menerus berpikir demikian, tapi entah mengapa, ucapan Ye Qiu sebelum pergi di ruang rapat terus terngiang.
“Aku belum sampai di titik putus asa. Aku akan kembali.”
Liu Hao gelisah di dalam ruangan: sebentar membuka jendela karena merasa pengap, sebentar minum karena haus, sebentar menyalakan AC karena kepanasan. Setelah lama gelisah, akhirnya teleponnya berdering lagi dan langsung diangkatnya.
“Itu Ye Qiu…” Suara di ujung telepon seperti ember air dingin yang menyiram langsung.
"Liu Hao langsung melupakan semua penghiburan yang baru saja dia berikan pada diri sendiri, kehilangan kendali: "Sial! Orang ini, kenapa selalu mengganggu seperti hantu! Sudah begini masih mau menargetku ya? Aku ngerti! Dia melihat kita waktu itu, langsung tahu kalau rekor guild Jia Shi itu kita yang buat, jadi dia langsung gabung ke guild rival bebuyutan Jia Shi yaitu Tyranny, lalu menghancurkan rekor kita. Memang jago sih! Tapi otaknya ada masalah ya? Cuma rekor dungeon Hutan Embun Beku, masa aku peduli?"
"Tapi kalau dia terus begini menarget..." kata Chen Yehui.
"Jangan panik, berapa rekor baru yang dia buat?" tanya Liu Hao.
"13 menit 05 detik 47," jawab Chen Yehui.
"HAHAHAHA." Liu Hao tertawa terbahak mendengar angka itu: "Ini juga biasa aja! Kukira dia hebat, tenang, nanti aku langsung balas rekor ini. Sebelumnya kita nggak serius, dan kombinasi job juga bukan yang optimal untuk dungeon Hutan Embun Beku."
"Kombinasi job terbaiknya apa? Aku bisa siapkan akunnya," kata Chen Yehui.
"Nggak usah, pakai yang kemarin aja," kata Liu Hao.
"Tapi akun kemarin sudah melewati level 25..." Chen Yehui berkata, "Aku coba cari lagi!"
"Ngomong-ngomong, tim itu ada empat orang yang baru gabung ke Tyranny? Selain Ye Qiu, siapa lagi?" tanya Liu Hao.
"Orangnya tidak jelas, sebenarnya satu adalah Battle Mage bernama Han Yanrou, satu lagi adalah Loner bernama Baozi Invasion, dan yang satu lagi adalah Artillery God bernama Feng Shuyanmu." Chen Yehui berkata.
"Artillery God!!" Liu Hao menekankan konfirmasi ini, namun dalam hatinya sudah memikirkan seseorang. Hanya saja, tidak ada bukti dan tidak berani memastikan.
Untuk dua orang lainnya, dia benar-benar tidak bisa menemukan petunjuk. Menurutnya, yang bisa memecahkan rekor mereka pasti harus setingkat pemain profesional. Kalau hanya mengandalkan Ye Qiu sendiri, sehebat apapun kemampuannya tidak mungkin.
"Ngomong-ngomong, kali ini Ye Qiu pakai kelas apa?" tiba-tiba Liu Hao bertanya.
"Tidak ada kelas."
"Tidak ada kelas?"
"Level 25, belum beralih kelas."
"Orang ini... sedang main apa sih?" Liu Hao kembali bingung. Mungkin main Loner? Itu tidak mungkin! Meskipun secara teori batas Level 50 untuk Loner sekarang bisa dilewati, tapi di lingkup profesional sudah disepakati Loner tidak bernilai. Selain beban senjata, cooldown dalam pergantian peralatan, kerumitan skill... Loner sebenarnya adalah kreasi pemain sendiri, bukan kelas desain resmi Glory. Banyak aspek yang memiliki hambatan tak teratasi. Perusahaan game juga tidak akan menyesuaikan untuk kelas yang tidak didesain ini, sama sekali tidak ada prospek!
Tapi, jika ada satu orang di komunitas Glory yang bisa menguasai Loner, bahkan Liu Hao langsung terpikir nama Ye Qiu. Begitu memikirkan ini, hatinya kembali gelisah.
“Halo, Kapten Liu, kamu masih di sana?” Chen Yehui di ujung telepon terus bertanya.
“Masih… itu, tolong buatkan aku akun lagi, lebih baik yang belum gabung guild, level 20-an, kelas tidak masalah.” Liu Hao berkata.
