Bahan langka, senjata buatan sendiri!!
Dua hal ini langsung terhubung dalam pikiran Liu Hao. Dia segera memahami maksud Ye Xiu dan tiba-tiba tertawa terbahak: "WAHAHAHA, rupanya rencananya seperti ini!"
Di ujung telepon, Chen Yehui kaget sampai hampir menjatuhkan handphone. Setelah menenangkan diri, dia bertanya hati-hati: "Ada apa?"
“Hmph, sayang sekali, sekarang sudah benar-benar kupahami, bagaimana mungkin dia bisa melawanku dalam kondisi seperti ini? Ingin memulai dari awal? Mimpi kali kau!!” Liu Hao di sini sudah sepenuhnya berbicara sendiri, Chen Yehui di sisi lain hanya bisa mendengarkan dengan pasrah, “Kapten Liu, kalau tidak ada urusan lain, aku mau menutup telepon dulu ya!”
“Baik, pulang dan siapkan akun-akun untuk Burial Grounds, butuh Soulblade, Sharpshooter, Ahli Beladiri, Blade Master, Ahli Sihir Gelap.” Liu Hao memberi perintah.
“Baik.” Chen Yehui mengiyakan, dalam hati gemetar mendengar lima kelas karakter ini. Rekor sebelumnya hanya membutuhkan tiga kelas, kali ini malah lima kelas sekaligus. Apa mereka akan mengerahkan lima atlet profesional untuk menyerang Burial Grounds? Penemuan apa yang didapatnya? Semakin gila saja upayanya dalam urusan dungeon ini.
Di sisi Warnet Xingxin, Ye Xiu dan Tang Rou tetap melanjutkan naik level seperti biasa. Bahkan Chen Guo sudah kebal dengan rutinitas ini. Namun pagi ini, Ye Xiu secara mengejutkan mendatanginya terlebih dahulu.
“Bos, pinjamkan akunmu sebentar!” Ye Xiu datang meminjam kartu akun.
“Mau ngapain?” tanya Chen Guo.
“Menyelesaikan dungeon kecil.” jawab Ye Xiu.
“Dungeon kecil?” Chen Guo bingung, sambil menyerahkan akun Zhu Yanxia-nya, ia mengikuti Ye Xiu untuk melihat.
"Zhu Yanxia" sudah menjadi karakter yang memasuki "Domain of Gods", tapi "Domain of Gods" juga bukan tempat yang bisa dimasuki dan ditinggalkan sembarangan. Setelah Ye Xiu menggunakan "Zhu Yanxia" untuk keluar dari "Domain of Gods", dia langsung menuju ke "Burial Grounds" di area level rendah.
"Burial Grounds" di server lama ini tentu tidak seramai di Area 10, tapi masih ada beberapa pemain. Begitu melihat akun level 70 muncul, layaran langsung dipenuhi gelembung teks "Kakak, tolong bawa kami!", banyak undangan tim juga sudah dikirim. Inilah keunikan server lama! Dalam hal kecepatan leveling, server lama pasti lebih cepat daripada server baru. Meski tidak punya teman, banyak akun level tinggi yang sengaja menawarkan jasa membawa akun alt.
Ye Xiu tentu tidak menghiraukan mereka, langsung mengoperasikan "Zhu Yanxia" masuk ke dungeon. Akun level 70 menghadapi Běn kecil ini tentu tanpa kesulitan, apalagi yang mengoperasikan adalah Ye Xiu. Tapi setelah masuk dungeon, Ye Xiu tidak buru-buru menyerang. Dia mengendalikan "Zhu Yanxia" berlarian kesana kemari, membuat gerombolan monster kecil mengejar dari belakang, seolah sedang menggoda para monster.
"Apa yang kamu lakukan ini?" Chen Guo di sampingnya tidak mengerti.
"Oh, aku cuma memeriksa dungeon ini. Akunku sudah kehabisan kuota masuk." Ye Xiu menjelaskan sambil mengoperasikan. "Zhu Yanxia" melepaskan beberapa skill besar, membersihkan semua monster kecil. Ye Xiu kemudian mengeluarkan buku catatan dari sakunya.
Buku ini terlihat familiar bagi Chen Guo, dijual di toko alat tulis yang berjarak 30 meter sebelah kiri warnet, harganya 3 yuan per buku. Ketika buku itu dibuka dan Chen Guo melihat di sampingnya, beberapa halaman awal sudah dipenuhi coretan acak-acakan dengan beberapa gambar yang sulit dikenali. Ye Xiu membalik ke halaman belakang dan segera mulai menulis sesuatu.
"Ngejar Dungeon masih bikin catatan?" Chen Guo merasa ini hal baru.
"Aku sedang mempelajari, bersiap menantang rekor dungeon ini," kata Ye Xiu.
Chen Guo terdiam sejenak, tak tahu harus berkata apa. Keseriusan dan ketekunan Ye Xiu membuatnya tersentuh. Dia juga menyukai Glory dan merupakan fans yang cukup loyal, namun pada diri Ye Xiu, dia melihat sikap yang sama sekali berbeda dalam memperlakukan game. Dirinya sedang bermain game, tapi tiba-tiba Chen Guo merasa kata "bermain" sama sekali tidak cocok disematkan pada Ye Xiu.
Chen Guo teringat sembilan tahun lalu, saat pertama kali mengambil alih warnet ini. Pandangan penuh keraguan mengelilinginya, dan dia memang benar-benar tidak mengerti apa-apa. Sejak saat itu, setiap hari dia berkutat di warnet, memperhatikan kebutuhan pelanggan sedikit demi sedikit, terus memperbaiki lingkungan warnet, mencoba berbagai cara untuk menarik pelanggan tetap, setiap malam menghitung arus pengunjung hari itu dan mencari berbagai pola.
Saat itu, dirinya seperti Ye Xiu sekarang - serius, fokus, dan tak kenal lelah. Sibuk dan lelah, namun merasa sangat puas ketika melihat bisnis warnet semakin hari semakin baik. Kini arus pengunjung warnet stabil dengan pendapatan jauh melebihi masa itu, tapi sudah berapa lama perasaan kepuasan seperti dulu tak lagi dirasakannya?
Chen Guo agak iri pada Ye Xiu, tapi di balik rasa iri itu terselip simpati. Berdedikasi begitu besar pada game, tapi justru ditinggalkan oleh lingkup profesional. Sebenarnya dia sangat menyedihkan! Tiba-tiba hati Chen Guo terasa pedih, teringat pada Ye Qiu yang baru saja pensiun sebelumnya. Rupanya kata "pensiun" ini, yang paling terluka dan menderita justru diri sendiri ya? Benar-benar kata yang kejam.
Pena terus menari di buku catatan, Ye Xiu sama sekali tak menyadari perubahan emosi Chen Guo di belakangnya. Chen Guo pun tak mengganggunya lagi, pergi dengan hati berat sambil diam-diam.
Di sisi Ye Xiu, dia terus mencoba di dungeon Burial Grounds menggunakan akun Zhu Yanxia. Akun utama ini memberikan banyak kemudahan yang tak dimiliki akun alt. Catatan di buku semakin banyak. Tanpa terasa, dungeon kali ini berhasil ditaklukkan. Ye Xiu tak berhenti, masuk kembali ke dungeon dengan Zhu Yanxia. Kali ini lebih banyak beroperasi dalam game, lebih sedikit berhenti untuk menulis.
Setelah tiga kali berturut-turut menggunakan seluruh jatah instance dungeon Zhu Yanxia, Ye Xiu mendapat banyak hasil. Dengan puas dia keluar dari game dan mengembalikan kartu akun ke Chen Guo.
"Bagaimana?" tanya Chen Guo.
“Bagus.” Ye Xiu tersenyum.
“Hm, semangat.” Chen Guo berkata.
“Apa?” Ye Xiu tidak mendengar jelas.
“Semangat.” Chen Guo mengulangi.
“Apa aku tidak salah dengar?” Ye Xiu membelalakkan matanya. Bukankah seharusnya bos mencibir saat dia berusaha keras di dungeon kecil? Tapi sekarang malah menyemangatinya, bahkan dengan nada yang agak... lembut? Ye Xiu sampai merinding saat memikirkan kata itu. Kata "lembut" untuk Chen Guo terasa aneh.
“Pergi sana, tidur!!” Chen Guo kesal. Orang ini benar-benar tidak tahu terima kasih.
Ye Xiu langsung lega. Inilah Chen Guo yang biasa dia kenal, dia tidak salah mengenali orangnya.
Siang hari biasa saja. Saat malam tiba dan Chen Guo bersiap tidur, Ye Xiu dan Tang Rou yang penuh semangat mulai hari baru mereka.
Di dalam game, setelah login Ye Xiu langsung mengirim pesan rahasia ke Baozi Invasion, memberitahunya untuk datang ke dungeon subuh. Tapi Baozi Invasion merekomendasikan karakter bernama Li Hen Jian, mengklaim skillnya sudah meningkat pesat setelah dua hari bertarung dengannya.
“Oh ya? Nanti bawa dia bersama.” Ye Xiu tersenyum, tidak menghiraukan omong kosong Baozi Invasion. Lagipula masih ada satu slot kosong di tim mereka, siapa pun boleh ikut.
“Oke, malam ini ikut kita ke dungeon.” Baozi Invasion memberi tahu Li Hen Jian yang sedang bertarung dengannya.
“Benarkah? Asyik sekali.” Liu Hao benar-benar senang, meski di balik senyum manisnya tersembunyi niat gelap.
“Aku kasih tahu, kalau ketemu Shen harus sopan! Kalau dia mau ngasih petunjuk, itu bisa berguna seumur hidup!” Baozi Invasion berbicara dengan penuh kesungguhan.
Petunjuk apaan sih!! Liu Hao mengutuk dalam hati. Tapi setelah dua hari bergaul dengan Baozi Invasion, daya tahannya terhadap omongan ngawur si newbie ini meningkat drastis - bukti kualitas mental dan kemampuan adaptasi level pro. Sambil mengumpat dalam hati, dia malah tersenyum: “Tentu saja.”
Pukul 00:00 dini hari, tim berkumpul. Baozi Invasion dan Li Henjian datang dari Arena. Ye Xiu dan Tang Rou sudah pernah ketemu orang ini sebelumnya, sekadar menyapa. Fengshu Yanmu milik Su Mucheng datang paling akhir, menyapa anggota baru dengan ramah.
“Apa itu Su Mucheng?” Liu Hao menduga-duga. Dari sapaan singkat tadi, suaranya tidak bisa dikenali.
Tapi identitas Su Mucheng bukan fokus Liu Hao. Dia tetap low profile dan hati-hati, mengikuti tim masuk ke dungeon.
“Kali ini kita latihan strategi untuk memecahkan rekor Burial Grounds. Masih tahap percobaan, mungkin ada kesalahan. Hati-hati semua,” Ye Xiu menjelaskan setelah masuk dungeon.
“Dengar tuh, yang disuruh hati-hati itu kamu!” kata Baozi Invasion.
“Siapa?” Liu Hao menjawab asal. Dalam game semua pakai karakter, tanpa kontak mata. Omongan ambigu begini khas newbie.
“Elu dong! Kecuali elu, kita semua anggota lama di sini,” sahut Baozi Invasion.
"Liu Hao menampar dirinya sendiri, dasar tolol! Ngapain jawab si Baozi kacangan ini!"
"Hah? Suara apa tadi? Kayaknya aku dengar suara 'plak', kalian dengar nggak?" Baozi Invasion berteriak.
Liu Hao berkeringat dingin, benar-benar tidak boleh lengah! Ini sampai kedengaran.
"Dengar, sekarang kita mulai." Ye Xiu langsung mengalihkan topik tanpa teknik khusus. Di sisi lain Baozi Invasion tetap tenang, tidak ada yang tahu apakah dia masih berusaha mendengar suara "plak" kedua.
"Strategi utama untuk memecahkan rekor di Burial Grounds adalah posisi pergerakan. Manfaatkan posisi yang tepat untuk meminimalkan gangguan monster kecil yang terkubur. Taktik kita melanjutkan konsep ini, perhatikan baik-baik, usahakan jangan sampai salah langkah. Li Henjian... kamu mundur dulu." Ye Xiu berkata.
"Ha?" Liu Hao terkejut.
"Ha apaan! Baru mulai udah ngacak-ngacak, kami nggak mau bawa kamu!!" Baozi Invasion menegur dan mengancam Li Henjian dengan serius.
"Ada apa?" Liu Hao masih bingung.
"Sepertinya kamu sudah tahu taktiknya?" Ye Xiu bertanya. Kalau bukan untuk mengejar rekor, biasanya tidak menghemat waktu di bagian ini, membunuh lebih banyak monster bisa dapat lebih banyak EXP. Jadi seperti Tang Rou dan Baozi Invasion sama sekali tidak tahu seperti apa taktik pemecahan rekor itu.
"Tahu... di awal ini kayaknya nggak ada yang perlu diperhatikan ya?" Liu Hao berkata.
"Hehe, kita akan pakai taktik baru." Ye Xiu menjawab.
"Dengar nggak? Taktik baru, bukan taktik kuno yang kamu tahu itu." Baozi Invasion menyela.
"Taktik baru?" Liu Hao kebingungan.
“Benar, perhatikan cara bergerakku sambil aku menjelaskan.” Ye Xiu berkata sambil menggerakkan Jun Moxiao maju. Tanah di sekitarnya tiba-tiba terbelah, empat makhluk undead mulai merayap keluar.
“Apa bedanya?” Liu Hao bingung. Empat monster kecil di awal stage ini memang tak bisa dihindari, jadi cara biasa adalah langsung menyerang bersama. Apa istimewanya gerakan Jun Moxiao ini? Bukankah tetap membuat keempat monster kecil itu aktif bersamaan?
