Dunia dalam kebingungan, guild-guild besar dalam keterkejutan.
17 menit 22 detik 17. Para veteran Glory mengulang-ulang rekor ini, hampir-hampir seperti orang gila.
"Lagi-lagi rekor total Sepuluh Server Besar. Setelah Area 10 dibuka, rekor-rekor yang sudah bertahun-tahun berdiri ini seperti terbuat dari kertas. Untungnya pemain di server baru kebanyakan newbie yang belum paham. Kalau di server lama, pasti akan ada banyak rumor yang mempertanyakan Shen mana lagi yang turun ke dunia. Tapi meski di Server 10, cepat atau lambat ini akan menimbulkan kontroversi. Sekarang masih awal, pemain dari server lain belum terlalu memperhatikan. Lagipula ini kan dungeon level rendah, perhatiannya terbatas."
"Tapi konten yang akan diperdebatkan memang tidak salah, ini benar-benar Shen yang turun ke dunia."
"Keren, terlalu keren!! Aku tidak percaya ada yang bisa memecahkan rekor ini." Lan He langsung mengirim pesan.
"Hehe, belum tentu." Ye Xiu membalas.
"Bangsat, kalau ada yang bisa memecahkan rekor ini, aku makan keyboard." Lan He berkata.
"Kamu terlalu gegabah." Ye Xiu berkata.
"Kita kan bukan tidak paham. Rekor ini terlalu kuat, bagaimana caramu? Ada rekamannya tidak?" Lan He bertanya.
"Tidak ada." Ye Xiu menjawab.
"Wuih, kuat, terlalu kuat." Lan Hanya memuji, sebenarnya dia tidak terlalu peduli caranya, yang penting rekor tercapai. Burial Grounds yang remeh ini, bahkan Lan He enggan menghabiskan banyak waktu untuk mempelajarinya.
"Guild jangan buru-buru keluar! Pertimbangkan lagi proposalku kemarin." Lan He buru-buru mengirim beberapa pesan lagi. Sebelumnya Jun Moxiao langsung keluar guild setelah menyelesaikan rekor, terlalu cepat sampai dia tidak sempat bicara.
"Hmm." Ye Xiu mengiyakan.
"Kamu dimana? Barangnya mau kuberikan." Lan He berkata.
"Lapor koordinat," Lan He segera datang, Pedang Cahaya Penghisap Darah yang sudah dipegang langsung dilepas, ditambah delapan Tulang Belakang ditransaksikan ke Jun Moxiao.
"Semua sudah bekerja keras." Lan He juga menyampaikan penghargaan hangat pada rekan-rekan di tim Jun Moxiao.
"Lanjut lagi?" Tang Rou bertanya pada Ye Xiu, karena kesalahan Baozi Invasion tadi, rekor di matanya hanya kurang sedikit saja, membuatnya sangat kesal.
"Ayo naik level!" kata Ye Xiu.
"Rekor belum sampai puncak tertinggi!!" protes Tang Rou.
"Sudah hampir." Ye Xiu terlihat tidak terlalu peduli.
Liu Hao menyeringai di samping. Gadis ini masih ingin mencapai puncak? Selama aku ada, jangan harap. Apa itu puncak sebenarnya, kalian akan segera tahu.
Tiga kali dungeon berikutnya hanya dijalani seperti naik level biasa, BOSS No.2 Zombie Bailey tentu tidak ditangani dengan cara khusus. BOSS adalah EXP dan Peralatan, mana mungkin tim leveling mau melewatkannya.
Setelah tiga putaran dungeon, Li Henjian pamit undur diri. Liu Hao sudah lama malas membuang waktu di sini. Dia sebenarnya sangat ingin membuka identitas aslinya sekarang, tapi akhirnya menahan diri, bahkan berpura-pura menyelesaikan tiga dungeon. Kesabaran - Liu Hao selalu merasa dirinya sangat sabar.
Setelah logout langsung istirahat, besok pagi-pagi setelah mendapat akun dari Chen Yehui, segera mengumpulkan pasukan.
Wang Ze dan Fang Fengran saat ini adalah pemain cadangan klub, masih sangat muda; sementara Zhang Jiaxing dan Shen Jian adalah pemain utama klub saat ini, biasanya sangat dekat dengan Liu Hao. Liu Hao sudah memberi tahu keempatnya sebelumnya. Selama beberapa hari berlatih bersama Ye Qiu, dia juga telah mencoba bersama keempatnya, merasa tidak ada masalah, sehingga sangat percaya diri. Baru sekarang menggunakan akun yang sesuai dari Chen Yehui, takut selama latihan tidak sengaja memecahkan rekor...
Merekalevel profesional, daya serapnya jauh lebih baik dibanding Tang Rou dan Baozi Invasion. Setelah Liu Hao menjelaskan sekali, semua sudah paham cara melakukannya. Tidak seperti Tang Rou dan Baozi Invasion yang perlu terus-menerus diingatkan oleh Ye Xiu. Proses penyesuaian pun berlangsung sangat cepat, sekarang dengan akun ini Liu Hao yakin bisa selesai dalam empat kali percobaan.
"Sekarang langsung mulai?" Keempatnya sudah datang ke ruang latihan, mengetahui tujuannya.
"En."
"Malam ini masih ada pertandingan!" Shen Jian mengingatkan.
"Pertandingan apa?" Liu Hao bertanya.
Keempatnya terkejut, wakil kapten Liu Hao ini sampai lupa jadwal pertandingan?
"Malam ini melawan Blue Rain!" Shen Jian mengingatkan.
"Benarkah?" Liu Hao memeriksa jadwal, ternyata memang hari ini. Beberapa hari terakhir dia sibuk di server baru sampai lupa urusan utama. Beberapa hari belakangan jarang latihan serius, hitung-hitungan malah paling banyak bertarung di Arena melawan Baozi Invasion itu.
"Sial! Memikirkan orang itu, Liu Hao langsung merasa tidak enak."
"Hmm... Lebih baik kita kembali setelah pertandingan malam ini!" Liu Hao ragu sebentar, akhirnya memprioritaskan urusan resmi. Membuang energi untuk rekor dungeon di Burial Grounds pada waktu seperti ini memang tidak tepat. Meski Liu Hao sangat percaya diri, dia tahu mengalahkan rekor saat ini tidak mudah dan membutuhkan konsentrasi tinggi.
"Ya, nanti malam saja!" Beberapa orang lega melihat keputusan Liu Hao. Zhang Jiaxing dan Shen Jian yang akan menjadi starter di pertandingan malam jelas sibuk. Wang Ze dan Fang Fengran meski tidak bermain, tetap tidak pantas main game online di hari pertandingan - mereka pasti akan dimarahi klub jika ketahuan.
"Peta apa yang akan digunakan malam nanti?" tanya Liu Hao tiba-tiba saat mereka berlima pergi.
Zhang Jiaxing hampir terjatuh, cepat-cepat memegangi meja. Wakil kapten ini sampai tidak tahu peta pertandingan malam? Sudah bingung segitu parahnya!
Malam itu, Liga Glory putaran ke-21 dimulai. Tim Jia Shi menjamu Tim Blue Rain di kandang, membuat Warnet Xingxin kembali ramai pengunjung seperti biasa di malam pertandingan.
Tim Blue Rain tidak bisa disamakan dengan Tim 301 Degree di babak sebelumnya. Blue Rain saat ini menempati peringkat ke-2 di klasemen, hampir tidak ada keraguan untuk lolos ke playoff, dan menjadi salah satu tim favorit juara. Dibandingkan dengan Jia Shi yang berada di peringkat kedua dari bawah, keduanya bagaikan satu di langit dan satu di bumi. Restrukturisasi Jia Shi yang berusaha bangkit kembali langsung dihadang lawan sekuat Blue Rain di babak kedua, dianggap sebagai tantangan besar.
Chen Guo masih menduduki posisi lamanya yang tak berubah selama bertahun-tahun, Ye Xiu tetap bersandar di pintu sambil merokok. Bahkan Tang Rou yang kini berkecimpung di dunia Glory sengaja datang menyaksikan pertandingan profesional yang menjadi simbol puncak keahlian Glory.
Kompetisi tetap mengikuti trilogi pertandingan: single player, group, dan pertandingan tim.
Memanfaatkan keuntungan tuan rumah, Jia Shi memenangkan dua dari tiga pertandingan single player berkat penguasaan peta. Suasana di Warnet Xingxin pun riuh gegap gempita.
Di babak group, Blue Rain tidak seperti Tim 301 yang terlalu menghormati Sun Xiang dan Yizhiyeqiu. Bintang Blue Rain, Huang Shaotian, skill-nya tidak kalah dari Sun Xiang, bahkan pengalamannya melebihi Sun Xiang. Akun Sword Saint-nya, Troubling Rain, juga merupakan karakter yang setara dengan One Autumn Leaf sang Dewa Perang.
Pada akhirnya, di babak ini kedua tim menempatkan atlet andalan mereka di posisi ketiga. Jia Shi memanfaatkan keunggulan peta untuk meraih awal yang baik dan terus memimpin. Namun setelah Huang Shaotian dari Blue Rain muncul, situasi berbalik. Setelah mengalahkan atlet nomor 2 Jia Shi dengan pedangnya, dia menghadapi Sun Xiang dan Yizhiyeqiu dengan sisa 4/5 HP, dan akhirnya meraih kemenangan. Tim Blue Rain mendapat 2 poin dari pertandingan tim, sementara suasana di Warnet Xingxin berubah muram.
"Kedua pihak dalam pertandingan ini tampil tanpa kesalahan, tapi pada akhirnya Huang Shaotian lebih unggul dalam keterampilan, memanfaatkan semua peluang yang ada." Pembawa acara dan tamu ahli dalam siaran tersebut memberikan komentar sambil menayangkan rekaman highlight pertandingan.
Di pertarungan tim terakhir, Jia Shi kembali menguasai permainan sejak awal. Situasi yang menjanjikan membuat penonton di warnet bersorak gembira.
"Aduh, sebuah kesalahan... Kesalahan ini sangat fatal!!" Teriak pembawa acara tiba-tiba.
"Hmm... Liu Hao hari ini performanya sangat buruk!" Kata komentator tamu.
"Dia juga kalah di pertandingan individu pertama," imbuh pembawa acara.
"Tapi kesalahan tadi seharusnya tidak terjadi. Liu Hao hari ini benar-benar di luar performa," Komentator tamu menggeleng-gelengkan kepala.
"Belum selesai bicara sudah salah lagi... Operasional ini... Hmm..." Pembawa acara terlihat bingung mencari kata yang tepat.
"Sebagai atlet profesional, operasional ini terlihat amatir..." Tamu ahli mengkritik dengan sopan.
"Situasi sudah berbalik..."
“Celah seperti ini, mana mungkin Huang Shaotian melewatkannya. Bagus! Pedang Siluman Tanpa Wujud, mantap! Timing penggunaan Pedang Siluman Tanpa Wujud ini benar-benar tepat,” kata tamu undangan.
“Sun Xiang sedang dalam momentum bagus sekarang, tapi dibandingkan Huang Shaotian, masih kurang sedikit kematangan!”
“Tapi kita tetap bisa menantikan perkembangan dirinya.”
“Pertandingan kali ini... sayang sekali untuk Jia Shi...”
“Hmm, sepertinya kecuali Blue Rain melakukan kesalahan fatal beruntun seperti Liu Hao,” ujar tamu undangan.
“Ehh...” Pembawa acara kembali terdiam, jelas tidak terlalu percaya dengan kemungkinan tersebut.
“Baik... pertandingan akhirnya dimenangkan oleh Blue Rain.” Akhirnya, pembawa acara mengumumkan hasil akhir.
“Sayang, sayang sekali...” Tamu undangan masih mengelus dada untuk Jia Shi.
Suasana di Warnet Xingxin hening mencekam. Beberapa saat kemudian, akhirnya pecah sumpah serapah. Saat ini, di Warnet Xingxin, Kawan Liu Hao adalah sosok nomor satu tak tertandingi di Glory. Perlakuan spesial diterimanya, seluruh keluarga besar sampai cucu cicitnya mendapat perhatian dan sapaan hangat dari fans Glory. Kekalahan memalukan akibat kesalahan tolol seperti ini cukup membuat sebagian besar fans fanatik kehilangan akal sehat. Beberapa orang sudah keluar mencari batu bata untuk memprotes klub Jia Shi di seberang jalan...
“Dasar idiot!!” Bahkan Chen Guo terus-menerus mencaci. Saat ini tak ada seorang pun yang berpihak pada Liu Hao, bahkan fans paling setia pun malu membelanya. Kesalahan yang dibuat benar-benar di luar nalar.
Ye Xiu masih bersandar di pintu sambil menghirup asap rokoknya, diam-diam menyaksikan para penonton pergi sambil mengumpat. Banyak yang benar-benar pergi ke depan klub Jia Shi untuk berteriak protes.
Klub Jia Shi.
Setelah pertandingan berakhir, para pemain diam-diam berada di ruang istirahat. Tak ada yang berbicara. Wajah Sun Xiang pucat pasi, setelah melototi Liu Hao beberapa kali, dia membanting pintu keluar.
Pemain lainnya saling memandang bingung, diam-diam mengamati ekspresi Liu Hao.
Wajah Liu Hao juga pucat. Dia sangat menyadari betapa fatalnya kesalahannya, dan tahu alasan di balik kegagalan ini. Beberapa hari terakhir, fokusnya benar-benar buyar karena terlalu banyak memikirkan si Fencer Gila level 20-an itu, sampai-sampai lupa menyesuaikan kondisi menjelang pertandingan. Alhasil, dia malah menggunakan kondisi saat bermain melawan Baozi Invasion dan menjalankan dungeon Burial Grounds untuk bertanding profesional. Mustahil bisa bagus dalam keadaan seperti itu.
"Kapten Liu, apakah kita masih akan melanjutkan dungeon itu?" Shen Jian yang juga hendak pergi, berbisik pelan di dekat Liu Hao.
"Lanjut!" Jawaban Liu Hao penuh amarah dan tekad. Jika tidak dilakukan, amarahnya yang terpendam ini takkan bisa keluar.
