Sebagian besar pengunjung di Warnet Xingxin telah pergi. Kali ini berbeda dengan sebelumnya. Meskipun akhirnya hanya mendapat tiga poin, pertunjukan satu lawan tiga dalam pertandingan beregu membuat semua orang bersemangat dan penuh harapan. Namun kali ini, mereka menyaksikan kemenangan yang seharusnya bisa diraih hancur karena kesalahan yang tidak seharusnya terjadi. Kebanyakan orang tidak punya mood untuk bermain game dan satu per satu meninggalkan warnet.
Warnet tiba-tiba menjadi sangat sepi. Chen Guo dengan wajah muram memimpin staf untuk membereskan dan membersihkan. Tang Rou yang tidak punya preferensi emosional terhadap menang atau kalah, hanya menemani dan menghibur Chen Guo yang terlihat kesal. Dua wanita cantik itu berbisik-bisik sampai warnet selesai dibersihkan. Akhirnya mood Chen Guo membaik. Setelah menyampaikan perhatiannya kepada duo yang akan begadang semalaman, dia kembali ke kamar untuk tidur.
"Kapan lagi ada rekor yang bisa dipecahkan?" tanya Tang Rou kepada Ye Xiu. Bagi Tang Rou, memecahkan rekor semacam ini adalah hal yang paling menarik, dia menyukai tantangan seperti ini.
"Malam ini!" jawab Ye Xiu.
"Malam ini? Dungeon mana?" Tang Rou bingung.
"Burial Grounds!" kata Ye Xiu.
"Dungeon Burial Grounds... Bukannya katamu sudah hampir maksimal?" Tang Rou tidak mengerti.
"Kemarin sudah hampir maksimal. Tapi siapa yang tahu hari ini?" Ye Xiu tersenyum.
Saat itu sudah lewat jam 11 malam. Staf lain yang selesai membereskan dan membersihkan sudah pulang, sebagian besar tamu yang tidak bermalam juga sudah bubar. Di warnet hanya terdengar suara keyboard dan mouse, serta obrolan voice chat pemain Glory - ada yang tertawa, ada yang mengumpat. Tiba-tiba, teriakan kaget terdengar dari satu sudut: "Bangsat, rekor dungeon dipecahkan lagi! Orang-orang macam apa sih yang ada di Server 10 ini?!!"
Tang Rou kaget mendengarnya, melirik ke arah Ye Xiu. Teriakan ini juga menarik perhatian banyak pemain di warnet. Beberapa pemain Server 10 mulai membicarakan hal ini, berkomunikasi via voice chat dengan teman game mereka atau berdiskusi langsung dengan pemain lain di warnet. Setelah berkeliling mengamati situasi, Tang Rou kembali dan berkata pada Ye Xiu: "Ini rekor dungeon Burial Grounds. Lagi-lagi dari guild Dinasti Jia itu."
"Oh? Berapa peningkatannya?"
"16 menit 56 detik 78." Tang Rou memiliki ingatan tajam untuk urusan rekor, langsung hafal setelah melihat.
"Hmm, lumayan!" kata Ye Xiu.
"Bagaimana ini?" tanya Tang Rou.
"Malam ini kita ulangi." jawab Ye Xiu.
"Tapi selisihnya lebih dari 20 detik... Bagaimana caranya?" Tang Rou hanya ingat ada satu kesalahan dari Baozi Invasion di rekaman mereka. Bahkan jika kesalahan itu tidak ada, rekor maksimal hanya bisa dipercepat 3-4 detik. Dengan selisih 20 detik lebih ini, Tang Rou benar-benar tidak tahu harus mengejar dari mana.
"Tenang saja!" Ye Xiu terlihat sangat yakin.
Tang Rou sedang bersiap untuk bertanya lagi, tiba-tiba melihat sosok manusia muncul di luar pintu warnet. Tangan terselip di saku, mengenakan hoodie dengan kepala tersembunyi di balik topi, tubuhnya seolah ingin meringkuk menjadi bola. Matanya melirik ke kiri-kanan dengan licik mendekati warnet, penampilannya persis seperti pelaku kriminal yang kabur setelah beraksi. Tang Rou segera menghentikan ucapan yang hendak diutarakan, mengingatkan Ye Xiu untuk memperhatikan sosok mencurigakan ini. Namun saat tatapan mereka bertemu, orang itu langsung memutar kepala dan kabur.
"Makhluk apa itu?" Tang Rou yang cukup berani justru mengejar keluar pintu untuk melihat. Sosok itu terus berlari sambil menoleh-noleh ke belakang. Begitu melihat Tang Rou keluar, dia langsung berbalik arah dan semakin cepat larinya.
"Hah, ada apa?" Ye Xiu bertanya.
"Orang itu aneh," kata Tang Rou.
"Kabur ya?"
"Hm."
"Kalau begitu jangan dihiraukan. Ayo masuk game, sapa Baozi dulu."
"Oh," Tang Rou menjawab lalu menuju posisi begadangnya yang biasa.
Ye Xiu tetap menjaga depan kasir, tidak masuk game, sepertinya sedang menunggu sesuatu. Lama kemudian, sosok berhoodie mencurigakan itu kembali mondar-mandir di depan warnet. Baru setelah melihat Ye Xiu di depan kasir yang mengangguk padanya, dia seperti lega dan masuk. Tapi tetap waspada, menyembunyikan kepala dalam lipatan baju, mendekati depan kasir dengan gerakan-gerakan mencurigakan.
"Sendirian?" tanya Ye Xiu.
"Masa harus bawa seluruh tim?!" jawab si pendatang.
“Diam-diam, kayak maling gitu.” Ye Xiu berkata.
“Harus hati-hati dong, ini kan warnet, bahaya. Aku nggak kayak kamu, penggemarku banyak. Tadi hampir ketahuan orang, untung lari cepat.” kata tamu itu.
“Ah masa! Cewek itu cuma karyawan warnet kita. Dia perhatiin kamu soalnya kelakuanmu kayak maling. Kalau normal mah nggak ada yang kenal.” Ye Xiu berkata.
“Beneran?” Tamu itu ragu.
“Mau kupanggil ke sini?”
“Udahlah, jangan! Low profile! Low profile!” tamu itu menjawab.
“Komputer A1, zona sepi banget. Kamu duduk di sana saja!” Ye Xiu menyarankan.
“Kalau kamu?” tamu itu bertanya.
“Aku harus jaga sini! Shift malam ini!” Ye Xiu menjawab.
“Ngapain nyiksa diri? Skill levelmu pensiun pun nggak harus sampai begini kan? Terus kenapa tiba-tiba pensiun sih?” tamu itu penasaran.
“Bantu aku bikin rekor dungeon dulu baru bicara.” Ye Xiu menyela.
“Sial! Bayaran satu pertandinganku puluhan juta, sekarang malah bantu ngejar rekor Burial Grounds. Jangan bocorin ya! Kalau ada yang tau aku bunuh kamu.” tamu itu menggerutu.
“Area A nomor 1, sebelah sana.” Ye Xiu menunjuk arah.
“Bawakan makanan dong, aku belum makan malam.” pinta tamu itu.
“Nih, ambil acar buat camilan!” Ye Xiu melempar sekantong acar.
“Bangsat!” Tamu itu menepis kantong acar itu.
“Sosis?” Ye Xiu menawarkan.
“Udahlah, nggak usah.” Tamu itu menyerah dan berbalik menuju area A.
Area merokok biasanya lebih ramai di malam hari di warnet ini, tamu di area non-rokok kebanyakan ditempatkan di Zona C. Zona A biasanya tidak beroperasi di malam hari, bahkan lampunya pun dimatikan. Orang ini menggerutu setelah kembali mengeluh ke Ye Xiu karena gelapnya sampai tidak bisa melihat nomor mesin.
Ye Xiu mengambil senter dan membantu menemukan mesin untuknya.
Setelah duduk, orang ini menengok kiri-kanan. Benar-benar sepi, membuatnya sedikit lega. Dia menjulurkan leher, tidak lagi bersembunyi-sembunyi. Layar komputer menyala, menerangi wajahnya. Jika ada fans Glory yang melihat wajah ini, pasti langsung mengenali: Huang Shaotian, ahli Blade Master top Glory.
Setelah memasukkan kartu, akun level 27 Blade Master di Server 10 ini langsung mengirim permintaan pertemanan ke Jun Moxiao sambil terus menggerutu: "Membantu kamu ngejar rekor saja sudah cukup, bahkan akun pun harus aku siapkan."
"Kan mudah buatmu nyiapin akun," balas Ye Xiu.
"Blade Master kecil level 27... Jangan dipakai lagi setelah ini, jangan sampai ada bukti. Memalukan, sangat memalukan!" pesan Huang Shaotian.
"Main dulu sendiri, kuota tim kami habis. Aku panggil jam 12 nanti," kata Ye Xiu.
"Main? Bisa main apa lagi?" balas Huang Shaotian.
"Kali ini Ye Xiu tidak menghiraukannya lagi. Huang Shaotian menggerakkan Blade Master level 27-nya kesana kemari tanpa tujuan. Saat membuka papan rekor dungeon di server baru, dia terkejut. Rekor di Hutan Embun Beku masih wajar, tapi yang di Burial Grounds ini benar-benar keterlaluan! Rekor ini bahkan mungkin tidak bisa dicapai oleh tim utama klub Blue Rain sekalipun."
Langsung dia mengirim pesan ke Jun Moxiao: "Aduh, gimana cara kalian ngejar rekor ini??? Kok bisa setinggi ini?"
"Teknik baru." Jawab Ye Xiu.
"Teknik baru? Teknik baru apa?" Tanya Huang Shaotian.
"Teknik baru untuk dungeon Burial Grounds."
"Masih ada teknik baru buat dungeon ini? Siapa yang iseng-iseng nyari teknik baru buat běn ini?"
“……”
"Hahaha, jangan-jangan kamu ya?"
“……”
"Kamu keterlaluan! Benar-benar jatuh! Main di server baru cuma buat ngejar rekor dungeon, malah nyari-nyari teknik baru? Kamu ga ada kerjaan ya!"
"Dasar cerewet."
"Eh eh, aman ga aku disini? Malam nanti bakal ada tamu lain? Aku takut ketahuan orang. Kalau sampai ketahuan aku sedang ngejar Burial Grounds, gimana reputasiku nanti?" Pesan Huang Shaotian datang secepat kilat. Kecepatan tangan pro player jauh melebihi kecepatan bicara, chatting via pesan bahkan lebih cepat dari voice chat.
Tapi Ye Xiu sudah tidak menghiraukan lagi. Di sisi lain, Ye Xiu sedang sibuk! Baru online, Lan He langsung mengirim pesan menyatakan kebingungannya tentang rekor baru ini. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan, bagaimana rekor super tersebut bisa terpecahkan dengan selisih lebih dari 20 detik.
“Akan di-refresh kembali.” Jawaban Jun Moxiao justru membuat Lan He semakin frustasi, bagaimana mungkin ini masih bisa ditingkatkan lagi?
Di sisi lain, Liu Hao yang sudah menunggu lama kedatangan Jun Moxiao online, kembali berpura-pura sebagai Li Henjian sambil menahan kegembiraannya. Ia mengirim pesan: "Shen~! Kamu lihat rekor sudah dipecahkan?"
“Sudah.”
“Bukannya rekor kita sudah sangat tinggi? Kok masih bisa dipecahkan!”
“Kamu tidak tahu?”
“Aku tidak tahu!”
“Karena kamu tidak memberikan segenap kemampuanmu!”
Liu Hao terkesiap. Saat itu juga, sensasi kesemutan seperti tersengat listrik merambat dari ujung jari hingga ke kulit kepalanya.
“Aku sudah berusaha maksimal...” Liu Hao mengirim pesan ini dengan berat hati.
“Hehe, pakai karakter Blade Master dan sembunyikan skill, kamu pikir aku tidak tahu? Liu Hao, lupa siapa yang melatihmu?”
“Sialan!!!!!!”
Crack! Keyboard baru yang baru beberapa hari diganti kembali hancur. Kali ini bagian yang patah adalah kaki kecil penopang sudut, sementara gigi Liu Hao hampir ikut remuk. Ia sama sekali tidak percaya ini nyata.
Setelah berpeluh keringat, berpura-pura, memaksakan akun level 24 yang payah ini sampai level 27, hingga Spirit-nya kacau dan kalah di pertandingan resmi. Semua pengorbanannya demi momen pengungkapan identitas ini, menanti-nanti ekspresi terkejut dan marah Ye Qiu, berharap bisa menginjak-injak orang ini selamanya...
“Tapi hasilnya… Apakah dia sudah tahu sejak awal? Kapan dia mengetahuinya? Bagaimana mungkin dia tahu?” Liu Hao sangat ingin tahu, tapi bagaimana mungkin dia bertanya. Pesan yang dikirim Jun Moxiao membeku di situ, tak ada kelanjutan.
Tapi meski begitu, bagaimana dia bisa meningkatkan rekor dungeon itu? Apa masih ada strategi untuk mempercepat waktu? Liu Hao merasa ini mustahil. Sebagai atlet profesional, untuk dungeon kecil seperti ini, dia punya kemampuan riset yang cukup meski tak melakukannya. Strategi baru ini sudah maksimal menurutnya, tak ada ruang untuk variasi taktis. Yang bisa ditingkatkan hanya skill dan peralatan.
Peralatan, di server baru, tak bisa ditingkatkan dalam sehari dua. Soal skill… Tim pro Liu Hao sudah mencapai batas maksimal! Bahkan Zombie Bailey berhasil diatasi sekali langsung. Meski Ye Xiu bisa meniru performa mereka, hasilnya hanya akan stagnan. Dari mana kepercayaan dirinya bisa memastikan bisa memecahkan rekor baru ini?
