Setelah mengucapkan kata-kata itu, Wang Jiexi langsung pergi. Meski sudah ditinggalkan, kelima pemain tidak berani berkomentar. Gao Yingjie adalah yang termuda di antara mereka, namun keempat rekannya juga masih sangat muda. Mereka adalah anggota cadangan klub Micro Grass, tiga diantaranya bahkan sudah pernah menjadi pemain pengganti di pertandingan resmi.
Namun Liga memiliki aturan: pemain dan karakter yang digunakan harus dilaporkan ke Liga sebelum musim dimulai. Selanjutnya, kecuali terjadi perubahan personel seperti transfer, pertukaran pemain, atau pemutusan kontrak, perubahan tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan Liga. Selama musim berlangsung, dilarang keras mengganti pemain atau karakter secara sembarangan.
Contohnya, jika Wang Jiexi tidak akan tampil di pertandingan Liga berikutnya dan digantikan oleh Gao Yingjie, maka meskipun karakter Wang Buliu Xing tidak digunakan, Gao Yingjie tetap tidak bisa memakainya. Gao Yingjie hanya bisa menggunakan karakternya sendiri, yaitu Ahli Sihir Gelap Mu En yang sudah didaftarkan sebelum musim dimulai.
Gao Yingjie belum memiliki pengalaman pertandingan resmi. Ada juga Qiao Yifan yang belum pernah tampil, pengguna karakter Assassin Huiyue saat ini. Keduanya masih muda, namun Gao Yingjie sudah ditunjuk sebagai penerus Wang Jiexi yang akan mewarisi Wang Buliu Xing di masa depan, sedangkan Qiao Yifan hanyalah pemula berbakat yang masih belum pasti masa depannya meski sudah mendaftar musim ini. Pemula seperti dia sama sekali tidak bisa mengendalikan nasibnya, apalagi dia masih remaja.
Meski status mereka berbeda jauh, keduanya yang masih polos dan sebaya justru sangat akrab. Mereka selalu bersama dalam segala hal. Begitu Wang Jiexi pergi, Qiao Yifan hendak mendekati Gao Yingjie untuk membicarakan sesuatu, tiba-tiba terdengar teriakan: "Yifan, ambilkan minuman untuk semua orang!"
"Oke!" jawab Qiao Yifan dengan enggan. Yang menyuruhnya adalah Xiao Yun, pemain Battle Mage Yunxiao. Sebagai cadangan yang paling sering diturunkan musim ini, dia sudah dianggap setengah anggota utama dan bertingkah seperti bos di antara para cadangan.
Namun, dia tidak berani mengatur-atur Gao Yingjie, bintang masa depan klub. Sebaliknya, dia memperlakukan Qiao Yifan dengan seenaknya. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Team Tiny Herb. Di setiap klub, para pemula biasanya mendapat perlakuan serupa - sering disuruh mengambilkan tas, menuangkan air, atau melakukan pekerjaan kasar. Kecuali mereka yang mendapat perhatian khusus seperti Gao Yingjie, atau pemain super seperti Sun Xiang tahun lalu yang langsung menjadi bintang utama sejak bergabung.
"Kamu mau minum apa?" Qiao Yifan buru-buru mengambil minuman sambil berbisik menanyai sang sahabat.
Sebelum yang ditanya sempat menjawab, ketiga orang lainnya sudah seenaknya memesan.
"Ambilkan teh hijau untukku," kata Xiao Yun.
"Aku mau cola."
"Aku juga cola."
Zhou Yebai dan Liu Fei - pengguna Ghostblade "White Night Black Day" dan Sharpshooter "Fallen Angel" - sudah lebih dari dua tahun di klub. Mereka sedang menunggu kesempatan menggantikan pemain utama yang performanya menurun. Meski tak seterkenal Xiao Yun, posisi mereka masih jauh di atas Qiao Yifan.
"Aku... terserah," akhirnya Gao Yingjie menjawab dengan suara kecil.
Qiao Yifan segera mengambil minuman dan membagikannya. Ketiga calon veteran itu bahkan tak mengucapkan terima kasih, sibuk berdiskusi.
"Jun Moxiao ini siapa sih? Kok berani-beraninya menyinggung Kapten?" tanya Liu Fei yang lebih suka bergosip dibandingkan rekan prianya.
"Siapa yang tahu," jawab Xiao Yun enggan membahas topik ini. Dia tidak berani membicarakan urusan kapten di belakang.
“Ye Bai kamu tahu tidak?” Liu Fei bertanya lagi pada Zhou Yebai.
“Aku mana tahu!” Zhou Yebai sambil meneguk cola, berkata seolah sengaja maupun tidak: “Bukannya kartu akun itu diambil Xiao Jie siang tadi?”
Liu Fei langsung menoleh bertanya pada Gao Yingjie: “Xiao Jie kamu tahu?”
“Aku juga tidak tahu, Jie Liu.” Gao Yingjie buru-buru menjawab.
“Apalagi Yifan ya?” Nada bicara ke Qiao Yifan jelas berbeda seluruhnya.
“Hehe...” Qiao Yifan hanya bisa terkekeh, urusan klub mana ada yang sampai ke dia duluan!
“Sudahlah, cepat cari dan bunuh orang ini, istirahat lebih awal!” Xiao Yun berkata.
“Iya.” Zhou Yebai melihat jam.
“Ketua di sini namanya apa ya?” Xiao Yun bertanya.
“Che Qianzi.” Yang menjawab adalah Gao Yingjie. Meski siang tadi tidak ada perkenalan resmi, tapi sebelum pergi dia sudah mencari tahu siapa yang akan ditemui.
“Oh, ada di daftar! Aku tanyakan.” Xiao Yun mulai bertindak.
Terhadap pemain biasa yang hanya membuka wilayah baru di server ini, Xiao Yun semakin tak sungkan: “Hei, tahu Jun Moxiao dimana?”
Che Qianzi sudah mengawasi diam-diam sejak lima karakter ini online. Melihat pertanyaan tentang keberadaan Jun Moxiao, hatinya berdebar: “Tidak tahu!”
“Cari tahu.” Xiao Yun memerintah.
“Oh…” Che Qianzi yang diperintah begitu langsung merasa tidak suka pada Xiao Yun. Dia sangat mengenal anggota Tim Wei Cao, jika ada yang menggunakan Battle Mage, pasti dia tahu siapa orangnya. Sambil membayangkan wajah Xiao Yun yang menyebalkan, dia terpaksa meminta anggota guild untuk memperhatikan pergerakan Jun Moxiao.
“Aku lihat Jun Moxiao dan kelompoknya menuju Burial Grounds.” Anggota guild langsung melapor. Saat ini guild semakin besar, anggotanya tersebar di berbagai level dan area leveling. Selama Jun Moxiao online, wilayah aktivitasnya memang terprediksi sehingga mudah dilacak.
“Berapa orang? Ke arah mana?” tanya Che Qianzi.
“Lima orang, mungkin menuju dungeon Burial Grounds?” jawab anggota guild.
Che Qianzi segera meneruskan informasi ini ke karakter Yunxiao milik Xiao Yun.
Xiao Yun langsung mengkoordinir anggota lain: “Jun Moxiao memimpin tim ke dungeon Burial Grounds. Kita pisah untuk patroli dan hadang mereka. Jika sampai masuk dungeon, kita harus nunggu lama lagi.”
“Oke.” Para anggota menjawab. Dungeon Burial Grounds ini berupa gua, tapi untuk mengakomodasi banyak pemain, dibuat beberapa pintu masuk agar tidak antri. Seperti di Hutan Embun Beku yang bisa masuk dungeon dari mana saja di dalam hutan, Burial Grounds juga punya banyak portal di area sekitarnya. Sering terjadi pemain tak sengaja jatuh ke dalam dungeon saat sedang grind mob.
Di sisi Xiao Yun, setelah memastikan arah datangnya Jun Moxiao, kelima orang akhirnya berpencar menuju arah Area Pengembara. Tak lama setelah berangkat, Qiao Yifan justru yang pertama menemukan target: "Aku melihat Jun Moxiao, lima orang!!"
"Koordinat." Xiao Yun segera berkata.
Qiao Yifan melaporkan koordinat, keempat anggota lain langsung berbelok.
"Segera jegal mereka!" Xiao Yun memberi perintah, khawatir Jun Moxiao masuk ke Dungeon lagi sehingga mereka harus menunggu lama.
"Aku..." Qiao Yifan tertegun.
"Cepat!" desak Xiao Yun.
Qiao Yifan yang kurang percaya diri, terus didesak Xiao Yun hingga akhirnya menggerakkan karakter level 25-nya Grey Moon untuk menyerbu.
Lawan berjumlah lima. Secara teori, kemampuan Qiao Yifan yang sudah mencapai level lingkup profesional seharusnya cukup mumpuni. Tapi masalahnya, ini adalah tim yang berhasil memecahkan rekor yang bahkan mereka berlima tak bisa pecahkan. Meski Shen Jiexi bilang ini masalah strategi, tapi strategi tetap membutuhkan operasional yang baik. Seharusnya skill mereka tidak buruk, kan?
Saat Grey Moon semakin mendekat, Qiao Yifan melihat dua dari empat lawan adalah karakter yang ada di daftar rekor, dua lainnya tak dikenali. Tanpa pikir panjang, Grey Moon melesat menggunakan skill "Arc Light Flash", menyambar Jun Moxiao secara tiba-tiba.
Di area naik level yang ramai lalu lalang pemain, biasanya mereka tidak terlalu waspada. Skill Arc Light Flash memiliki kecepatan serangan dan aktivasi yang tinggi. Serangan tiba-tiba saat berpapasan seperti ini bisa menjebak siapa saja, tapi Jun Moxiao justru berhasil menarik pedang dan melakukan block tepat pada detik-detik genting untuk menahan Arc Light Flash ini.
Reaksi ini saja sudah membuat Qiao Yifan merasa ciut nyali. Sebagai pemula total tanpa pengalaman pertandingan resmi, dan tidak seperti Gao Jie yang bahkan kadang dilatih langsung oleh kapten tim, dirinya selalu bertindak hati-hati untuk menghindari kesalahan. Melihat reaksi Jun Moxiao yang begitu cepat, dia langsung menyadari ini lawan yang tangguh. Setelah Arc Light Flash, dia tidak melanjutkan serangan dan langsung melompat mundur untuk menjaga jarak.
Kilatan pedang menyambar - Jun Moxiao telah mengeluarkan Slashing Draw untuk mengejar.
Vampiric Lightsaber sudah diambil kembali dari Huang Shaotian. Pedang ini tentu bukan untuk dipakai Ye Xiu sendiri, melainkan sebagai material peningkatan Qianji San. Saat ini, selain bentuk tombak, Qianji San dalam bentuk pedang juga sudah ditingkatkan ke level 25 dengan kecepatan serangan 5 dan berat 2.3kg yang tetap sama. Daya tahan 23 secara alami muncul, dengan physical attack 320 dan magic attack 340 - setara dengan tachi Ungu level 35. Karena itu belakangan Ye Xiu sering menggunakan kedua bentuk senjata dalam pertarungan, di mana output keduanya sama-sama mengerikan.
Serangan Slashing Draw ini datang dengan sangat cepat dan tepat, tepat saat Hui Yue bangkit melompat ke belakang, di saat akan mendarat namun belum sepenuhnya mendarat. Saat serangan hampir mengenai, Hui Yue tiba-tiba melompat lagi ke samping, berhasil menghindari serangan tersebut.
Lompatan Udara!
Ini adalah skill level 15 Assassin yang memungkinkan melakukan lompatan kedua di udara, singkatnya Assassin bisa melakukan double jump.
Dengan skill ini, Hui Yue berhasil menghindari serangan yang seharusnya tak bisa dihindari. Namun hal ini justru semakin menunjukkan betapa mengerikannya Jun Moxiao. Saat sedang merencanakan cara mengulur waktu, Baozi Invasion sudah menyambar batu bata sambil berteriak, "Siapa kau? Cari mati!"
Qiao Yifan buru-buru mengendalikan Hui Yue menghindar ke samping, lolos dari serangan batu bata itu. Namun di sisi lain, tombak perang Han Yanrou sudah menusuk seperti ular berbisa. Qiao Yifan kembali menghindar, mulai panik mengoperasikan karakternya.
Tian Qi dan Yue Zhongmian yang terus menjadi penonton merasa tak enak hati. Mereka akhirnya ikut menyerang dengan berbagai skill.
Tangan Qiao Yifan gemetar, hatinya kalut, sama sekali kehilangan strategi. Secara refleks terus menghindar dari serangan demi serangan, tanpa rencana melarikan diri atau mencari kesempatan balik menyerang.
Gao Yingjie yang duduk di sebelahnya gelisah melihat situasi ini, berteriak, "Tahan! Aku segera sampai."
“Kenapa, Yifan bukan lawannya?” Zhou Yebai dan Liu Fei bersama-sama menoleh ke layar komputer Qiao Yifan.
