"Ah, Xiao Jie kamu juga sampai!!" Liu Fei di samping tiba-tiba berseru.
"Ah!" Gao Yingjie menjawab, tergesa-gesa mengubah sudut pandang. Dia merasa Xiao Yun seharusnya tidak ingin orang lain melihat adgang memalukan dimana karakternya sedang dihancurkan.
Tapi saat Xiao Yun mendengar suara itu, dia juga cepat-cepat menoleh dan tanpa sengaja bertatapan dengan Gao Yingjie yang sedang mengintip. Keduanya langsung menghindari kontak mata dengan wajah memerah.
Gao Yingjie segera bertindak. Karakter Ahli Sihir Gelap-nya, Ye Luo Wuti, terbang mendekati Jun Moxiao. Sementara itu, Qiao Yifan dengan karakter Hui Yue masih bertahan meski dikepung empat orang. Tapi karakter Xiao Yun, Yun Xiao, sudah sama sekali tidak bisa melawan.
Ye Luo Wuti milik Gao Yingjie tiba dengan cepat dan melemparkan magic bullet.
Jun Moxiao menghindar, masih terus menggunakan gerakan Zhe Ying Bu (Langkah Penutup Bayangan).
Gao Yingji berkeringat dingin. Meski dianggap berbakat, skill seperti Zhe Ying Bu yang membutuhkan banyak EXP dan operasional tingkat tinggi, kemampuannya tidak jauh lebih baik dari Xiao Yun. Saat ini dia tidak bisa membaca gerakan Jun Moxiao, terpaksa terus mendekat dengan cepat.
"Dekati, rebut posisi, pasti bisa gerakan bayangannya!" Pikir Gao Yingjie.
Ye Luo Wuti maju tergesa-gesa. Tiba-tiba senjata Jun Moxiao berputar 360 derajat, kilatan cahaya muncul di tanah.
Sheng Tian Zhen (Formasi Naik ke Langit)!!!
Gao Yingjie sangat kaget, tapi disebut berbakat, reaksi dan operasional Gao Yingjie memang kelas satu. Segera naik sapu terbang, aura formasi Sheng Tian Zhen nyaris menyambar ekor sapunya.
Yunxiao masih terus berputar-putar di udara.
Yelue Wuti yang menghindari Sheng Tian Zhen segera merebut kembali.
Dentuman senjata berbunyi!
Yelue Wuti berguling di tempat, kembali mengulur waktu sebentar.
Buruk ya!! Gao Yingjie hanya bisa menyaksikan Yunxiao diserang dua kali lagi di udara.
Bangun, lalu dash.
Kali ini Jun Moxiao tak menggunakan metode apapun untuk menghalanginya mendekat, tapi Gao Yingjie tiba-tiba mendapat firasat buruk di hatinya.
Jun Moxiao tiba-tiba berbalik membelakanginya, melompat mundur ke arahnya sambil menikamkan tombak perangnya, secara natural membacok Yunxiao yang sedang float.
Berputar 180 derajat di udara, melemparkan tombak dengan lengkungan besar.
"Tarian Tongkat Bundar", Yunxiao tertusuk di ujung tombak, terlihat seperti palu yang menghantam ke arah Yelue Wuti.
Yelue Wuti justru menghindar dengan lincah, tapi Yunxiao setelah hantaman ini akhirnya tak bisa bangkit lagi.
"Kresek" suara keras!!
Xiao Yun mendorong keyboard dan langsung berdiri.
Beberapa orang tertegun, secara refleks menoleh ke arahnya.
Hanya Gao Yingjie yang tidak. Bukan hanya karena dia tahu apa yang terjadi, yang lebih penting, dia sudah tak punya waktu untuk peduli hal lain. Saat ini, Jun Moxiao sudah menjadi lawannya.
"Xiao Yun agak kesal, bukan hanya pada Jun Moxiao ini, tapi juga pada Gao Yingjie."
Gao Yingjie sebenarnya sudah sampai, mengapa tidak datang membantunya? Xiao Yun melirik ke arah Gao Yingji dengan kesal, tapi malah melihat Gao Yingjie yang sama sekali tidak memperhatikannya, fokus menatap layar sambil mengoperasikan karakternya.
"Sialan!!!" Xiao Yun mengutuk dalam hati.
Zhou Yebai yang duduk di sebelahnya sudah melihat jenazah di layar Xiao Yun, merasa ngeri tapi diam saja. Orang bodoh pun bisa melihat Xiao Yun sedang dalam mood buruk, sangat buruk.
Tapi, melihat adalah satu hal, berbicara adalah hal lain.
Kawan Liu Fei melihat layar Xiao Yun dan langsung berkomentar: "Wah, Xiao Yun kok mati?"
Bahkan Qiao Yifan yang masih bertahan mati-matian pun terkejut. Ternyata dirinya masih bertahan, sementara Xiao Yun sudah mati? Bagaimana bisa? Qiao Yifan merasa bingung.
Di tengah kesibukannya, dia menyipitkan mata ke arah keempat rekannya. Dia melihat kemarahan di wajah Xiao Yun, tapi lebih memperhatikan fokus intens sahabatnya.
"Brak!!" Karena lengah, Hui Yue milik Qiao Yifan langsung kena bata dari Baozi Invasion.
"Wahahaha, lari ke mana lagi!!!" Tawa Baozi Invasion bergema, seolah bata itu sudah mematikan lawan.
Qiao Yifan buru-buru fokus kembali untuk menyelamatkan Hui Yue. HP-nya sudah tinggal sedikit, tidak bisa bertahan lama lagi.
"Saat itu, lubang muncul dalam pengepungan empat orang, sangat besar hingga Qiao Yifan yang sedang panik bisa langsung melihatnya. Tanpa berpikir panjang, Qiao Yifan langsung melompat keluar dari kepungan.
Memanfaatkan celah ini, Qiao Yifan akhirnya punya kesempatan melihat situasi. Ia langsung melihat Ye Luo Wuti milik Gao Yingjie sedang terbang gesit dengan sapu terbang. Tadi dialah yang membantu Qiao Yifan keluar dari kepungan. Sementara Jun Moxiao yang sempat berhadapan dengannya di awal, sekarang juga sedang menyerang ke arah sini dengan senjata terhunus.
"Lari!!" Qiao Yifan mendengar teriakan Gao Yingjie.
"Lari?" Zhou Yebai dan Liu Fei saling pandang penuh keheranan.
"Lawan mereka sangat kuat!" kata Gao Yingjie.
Zhou Yebai dan Liu Fei menatap Xiao Yun.
Wajah Xiao Yun masih pucat. Andai ini bukan akun level rendah, andai ini Battle Mage dengan skill lengkap... Xiao Yun terus membayangkan skenario itu. Tapi... Zheying Bu, nama teknik ini tentu tidak asing baginya. Ia tahu dirinya kalah oleh Zheying Bu. Hanya kapten tim yang pernah mengalahkannya dengan Zheying Bu saat latihan internal. Di Liga, meski pasti ada Shen level tinggi seperti ini, tapi dengan posisi Xiao Yun selama ini, belum pernah ada kesempatan duel satu lawan satu dengan Shen semacam itu.
Sedangkan di pertandingan tim, dengan dukungan anggota tim, trik seperti Zheying Bu jarang bisa digunakan efektif.
“Kita masih pergi ke sana?” Zhou Yebai bertanya. Dia dan Liu Fei awalnya terdistribusi di area yang cukup jauh, saat ini masih dalam perjalanan ke sini!
“Lebih baik kita berkumpul dulu!” Gao Yingjie berkata.
“Baik.” Keduanya menjawab, sementara dalam hati merasa gelisah. Musuh yang membunuh Xiao Yun dan membuat Gao Yingjie takut bertarung langsung, siapa sebenarnya orang ini?
Empat orang melaporkan koordinat dan memilih tempat berkumpul. Setelah Gao Yingjie berkumpul dengan persiapan matang, ia menoleh dan terkejut: “Lho, mereka tidak mengejar kita?!”
Zhou Yebai dan Liu Fei memandangnya dengan ekspresi putus asa.
Gao Yingjie memerah wajahnya: “Aku kira mereka akan mengejar kita...”
“Lalu sekarang bagaimana?” Liu Fei bertanya sambil menoleh ke Gao Yingjie. Sebenarnya kelima orang ini awalnya dipimpin Xiao Yun, tapi sekarang Xiao Yun sudah mati. Gadis ini jelas tipe yang blak-blakan tanpa punya pendirian sendiri.
“Emm...” Gao Yingjie tadi sempat memimpin dalam panik, sekarang melihat situasi aman, kembali ragu-ragu tidak tahu harus berbuat apa.
“Kita serang balik?” Qiao Yifan yang lebih berani mengusulkan, sayangnya usulannya pasti akan diabaikan.
“Xiao Yun, kamu bagaimana?” Zhou Yebai menoleh sambil bertanya, karakter Cloud Soaring-nya masih terbaring sebagai mayat di tanah!
“Aku respawn.” Xiao Yun menjawab dengan nada kesal.
Setelah respawn, karakter akan muncul di kota tempat registrasi, butuh waktu lagi untuk kembali ke area leveling.
“Sebenarnya kamu mati bagaimana?” Liu Fei bertanya.
Wajah Xiao Yun tampak muram. Sebenarnya kalah bukanlah hal memalukan, mereka adalah atlet profesional, bahkan Shen seperti Jiexi pun tidak bisa menjamin kemenangan mutlak sepanjang musim. Tapi masalahnya ini terjadi di game online, di mana mereka menganggap diri sebagai atlet profesional - di mata pemain biasa, mereka sudah setara dewa.
Dewa terkalahkan, ke mana perginya muka sang dewa?!
"Xiao Jie, kamu melihat kan?" Liu Fei sungguh menyebalkan. Melihat Xiao Yun enggan bicara, dia beralih bertanya pada Gao Yingjie yang sudah ada di lokasi saat itu.
Ditunjuk langsung, Gao Yingjie terpaksa menjawab: "Sepertinya Shadow Step."
"Shadow Step?" Zhou Yebai dan Liu Fei serentak terkejut, memandangi wajah pahit Xiao Yun.
"Bisa mengalahkanmu dengan Shadow Step, berarti levelnya setara Kapten dong?" Liu Fei blak-blakan.
"Kamu ngerti apa?! Itu orang Loner, skillnya campur aduk, di early game keunggulannya besar." Xiao Yun membela diri. Tapi alasannya sendiri terasa lemah, mana ada atlet profesional yang tidak tahu Shadow Step tidak ada hubungannya dengan skill, murni bergantung pada EXP, judgement pemain, dan operasional presisi.
"Jangan-jangan Jun Moxiao ini Kapten?" kata Liu Fei.
"Ngawur kau," sergah Zhou Yebai.
Qiao Yifan duduk diam di samping. Di dalam tim, dia selalu menjadi pendengar. Kecuali saat berdua dengan Gao Yingjie, hampir tidak ada kesempatan baginya untuk berbicara. Saat ini, dia mengetik keyboard seolah semua ini tidak ada hubungannya dengannya.
"Kapten menyuruh kita membunuh orang ini sekali!" Zhou Yebai mengingatkan semua agar tidak lupa misi yang diberikan kapten.
"Mungkin kapten tahu orang ini kuat, jadi ingin menguji kita?" Liu Fei berkata.
Mereka semua terdiam. Bagaimanapun, alasan tidak penting. Yang penting ini memang latihan yang ditugaskan kapten. Hasilnya, Jun Moxiao tidak mati, malah Xiao Yun yang jadi pemimpin mereka yang tewas dengan cara yang sangat menyebalkan.
"Sekarang kita bahkan tidak tahu kemana mereka pergi." Zhou Yebai berkata.
"Tanya orang Zhong Cao Tang!" Liu Fei menatap Xiao Yun.
Xiao Yun saat ini benar-benar tidak ingin berurusan dengan siapa pun. Dia ingin mencari punching bag untuk melampiaskan amarah. Liu Fei yang banyak tanya ini, mungkin lebih memuaskan jika dimasukkan ke dalam punching bag, pikir Xiao Yun.
"Eh, sepertinya mereka... mengejar kita!!" Qiao Yifan tiba-tiba berteriak. Hanya dia yang bosan terus memandang sekitar di dalam game.
Tiga lainnya segera mengubah sudut pandang. Benar, mereka melihat Jun Moxiao dan lima orangnya.
"Lho, itu seperti orang tadi." Di sisi Ye Xiu, ada yang memperhatikan Huiyue dan Yeluowuqi. Baiye Heizhou dan Duoluo Tianshi belum sempat dikenali.
"Ada dua orang lagi, apakah sekutu mereka?" Tian Qi bertanya.
“Orang-orang ini ngapain sih?” Tang Rou bertanya, kemarin dia diserang tanpa alasan jelas, dan hari ini bertemu lagi.
Yang kemarin akhirnya kabur, yang hari ini juga belum bisa ditaklukkan. Apalagi melihat Ye Xiu sudah berhasil mengalahkan satu, sementara empat orang mereka mengeroyok satu lawan saja masih gagal, Tang Rou semakin kesal.
“Hati-hati, beberapa orang ini tidak sembarangan.” Ye Xiu berkata.
“Kenapa tidak sembarangan?” Baozi Invasion bertanya.
“Kalau bertarung dengan mereka, pasti lebih seru dibandingkan di Arena.” Ye Xiu menjelaskan.
“Lalu tunggu apa lagi!!” Baozi Invasion sudah siap dengan pasir di tangan kiri dan bata di tangan kanan.
