Karakter Liehuo Yanjin milik Wang Jiexi yang berdiri di depan pondok tanah segera mundur ke dalam sambil memutar sudut pandang.
Kosong, masih kosong. Tapi suara tadi?
Pemain Tim Micro Grass di luar pondok langsung melihat sekeliling dan segera menemukan sesuatu.
Han Yanrou!!
Lima anggota yang kemarin malam kena wipeout langsung mengenali Battle Mage perempuan ini yang sekarang berdiri di samping.
Ini area biasa di Land of Dispersal dengan monster kecil dan pemain yang lalu lalang. Tim Micro Grass sedang menunggu respawn BOSS dan tidak terlalu memperhatikan sekitar, apalagi tadi kapten sedang memberi arahan. Meski cuma di game, semua tetap mengarahkan sudut pandang ke Liehuo Yanjin di depan pondok.
Han Yanrou sudah berada di dekat mereka, tapi baru sekarang mereka sadar.
“Sepuluh orang di sini, hanya lima orang dari kursi cadangan yang kemarin di-wipeout yang mengenal Han Yanrou. Lima anggota utama masih bingung memutar sudut pandang mereka ke kiri kanan! Namun setelah diingatkan rekan, mereka segera memahami situasi. Wang Jiexi's Blazing Flame juga sudah keluar dari gubuk tanah.
"Kalian benar-benar sabar." Han Yanrou berbicara dengan suara laki-laki yang mengejutkan - Ye Xiu.
Benar, Ye Xiu mengambil akun Tang Rou untuk melihat situasi. Tang Rou sendiri sedang duduk di belakangnya sambil memeluk mangkuk nasi. Baru bangun, ini waktu makan malam!
"Siapa orang-orang ini? Kenapa tidak ada habisnya?" Tang Rou bertanya. Dari layar, dia mengenali lima orang semalam, tapi formasi hari ini lebih besar, sepertinya memanggil lebih banyak orang untuk balas dendam.
"Ya, tidak ada habisnya," kata Ye Xiu.
Namun perkataannya di game juga terdengar oleh anggota Tim Micrograss. Mereka frustasi tapi tidak gegabah, menunggu instruksi kapten mereka.
"Battle Mage." Blazing Flame milik Wang Jiexi maju ke depan.
"Betul!" Kata Ye Xiu sambil menggerakkan tombak perang di tangan Han Yanrou. Battle Mage! Ini karakter yang telah digunakannya selama sepuluh tahun. Meski pengalaman satu dekade membuatnya menguasai semua kelas, yang paling akrab dan beremosi tetaplah kelas Battle Mage.
"Xiao Yun, kamu maju." Wang Jiexi menunjuk.
"Hah?" Xiao Yun tertegun.
"Kelas yang sama, dia Level 26, lawannya Level 28. Meski peralatannya tidak akan berubah, tetap ada perbedaan kecil dalam atribut dan level skill."
"Jangan tegang, jangan lupa kamu adalah anggota tim juara!" Wang Jiexi berkata di samping.
Kali ini Wang Jiexi sengaja tidak mengatakan kalimat "Menang atau kalah tidak penting". Itu hanya hiburan yang tepat di saat semangat sedang rendah.
Dalam pertarungan nyata, meski untuk tujuan belajar, mental seperti itu tidak boleh dipegang. Terutama anggota tim yang berambisi juara, semangat kompetisi harus selalu jadi prioritas utama. Kalimat "Jangan terlalu memikirkan menang/kalah" hanya akan dia ucapkan di saat yang tepat untuk melepas beban berlebihan.
"Xiao Yun, semangat!" Beberapa anggota tim juga mulai bersorak.
Xiao Yun tiba-tiba tersadar. Meski lawannya adalah Shen kelas Battle Mage legendaris, itu sudah masa lalu. Ye Qiu sudah pensiun dari lingkup profesional, sementara dirinya? Sedang berada di fase naik daun. Dengan kekuatan yang saling bergeser ini, mengapa harus takut?
Sambil berpikir, karakter Battle Mage Yunxiao milik Xiao Yun maju dengan tombak perang teracung.
"Haha, ternyata kamu?" Ye Xiu tertawa.
Xiao Yun langsung panik. Hanya lima kata sederhana, tapi nada itu tiba-tiba mengingatkannya pada pengalaman mengerikan kemarin saat terus di-float sampai mati.
"Mau cari beberapa Chakra dulu?" Ye Xiu bertanya.
Xiao Yun bahkan lebih merasa canggung. Kemarin dia datang dengan gagah membawa tujuh Ice Chakra, tapi ternyata tidak satu pun terpakai. Bagi seorang Battle Mage, Magic Chakra yang menjadi ciri khas kelasnya sama sekali tidak berguna, ini benar-benar memalukan.
Xiao Yun juga sedang bersiap untuk mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba mendengar suara kapten dari belakang: "Xiao Yun, jangan buang waktu berdebat omong kosong dengannya."
Omong kosong? Xiao Yun tertegun.
Dalam kompetisi Glory, pesan ejekan dan provokasi antar pemain disebut sebagai trash talk. Tapi kali ini di game online, lawan langsung mengatakannya melalui voice chat tanpa mengetik. Sebagai atlet profesional, mereka harus terbiasa dengan situasi seperti ini. Ahli trash talk biasanya sengaja mencari celah psikologis lawan untuk memancing emosi melalui kata-kata. Ini merupakan bentuk perang psikologi, bukan sekadar adu mulut.
Xiao Yun menarik napas dalam. Ada dua cara menghadapi trash talk: Pertama, membalas dengan trash talk yang lebih tajam. Kedua, mengabaikan dan tetap fokus pada strategi. Saat ini, Huang Shaotian dari klub Blue Rain adalah ahli yang menguasai kedua metode sekaligus. Karakteristiknya adalah: pertama, terus berbicara sendiri tanpa peduli omongan lawan; kedua, melakukan spam attack yang termasuk kategori AoE damage, bahkan tak jarang langsung mengejek seluruh tim lawan.
"Omong kosong biasanya menjadi tantangan yang sangat berat bagi pemula." Seperti Gao Yingjie, yang dipersiapkan sebagai penerus Wang Jiexi. Kemampuan teknisnya sebenarnya sudah cukup baik, namun hingga kini masih belum memiliki pengalaman bertanding resmi sama sekali. Hal ini disebabkan oleh kepribadiannya yang pemalu dan introvert yang masih perlu diasah. Jika dihadapkan dengan orang cerewet seperti Huang Shaotian di pertandingan, sangat mungkin dia akan menangis selama pertandingan.
Setelah mendengar perkataan kapten, Xiao Yun mengumpulkan konsentrasi, berusaha mengabaikan ucapan Ye Xiu sebelumnya. Khawatir Ye Xiu akan mengucapkan sesuatu yang lebih menyakitkan, dia segera mengayunkan tombak perangnya dan menyerang. Han Yanrou langsung menyambut dengan tombaknya, dua Battle Mage ini langsung bertarung dengan sengit.
Semua orang secara refleks melangkah maju, mengerumuni arena untuk melihat lebih jelas.
"Rekam semuanya." Setelah memberi perintah, Wang Jiexi sendiri juga mengaktifkan fitur perekaman.
Pertarungan antar kelas yang sama cenderung minim trik namun penuh kehati-hatian. Karena saling memahami seluk-beluk kelas tersebut, pola serangan biasa umumnya tidak efektif.
Xiao Yun menggunakan combo empat skill dasar Battle Mage: Longya, Tianji, Telapak Bunga Rontok, dan Tarian Tongkat Bundar, namun keempat serangannya gagal mengenai. Sementara itu, Han Yanrou juga mencoba merangkai empat skill yang sama namun gagal menembus pertahanan Xiao Yun. Dalam menghadapi kelas yang sangat dikenalnya ini, performa Xiao Yun terlihat jauh lebih percaya diri dan terampil.
Berkeliaran, menyerang, dua Battle Mage saling beradu, namun Magic Chakra yang menjadi ciri khas Battle Mage tak kunjung muncul. Hingga saat ini, keduanya belum berhasil mengenai lawan.
Xiao Yun semakin bersemangat. Ia menyadari Ye Qiu yang melepas kelas aneh Loner ternyata hanya segini. Benar-benar pemain yang sudah pensiun, sangat biasa! Sayangnya, ini hanya pertarungan antar akun alt di server baru game online. Seandainya ini di Liga profesional, babak final, momen krusial, anggota tim sudah tumbang, hanya tersisa dirinya dan Yizhiyeqiu berduel, kemenangan menentukan kepemilikan gelar juara, dan dirinya...
Berhasil memanfaatkan kesempatan ini!!
Han Yanrou jelas menunjukkan celah. Xiao Yun tak menyia-nyiakannya. Tombak perang di tangan Yunxiao menusuk seperti ular berbisa, mengenai sasaran. Magic Chakra pertama dalam duel ini akhirnya tercipta. Disusul serangan Tianji yang mengangkat tubuh Han Yanrou, Chakra Tanpa Sifat yang baru terbentuk ikut melesat.
Chakra meledak, magic damage! Yunxiao juga mendapat status percepatan gerakan, pergerakan semakin gesit. Beberapa langkah cepat menyusul, melihat postur Han Yanrou, berniat mencoba teknik Shadow Step namun kemampuan belum memadai. Saat menentukan arah pergerakan yang tepat, Han Yanrou hampir mendarat.
Lawan juga tidak tinggal diam, di udara menikam dengan tombak untuk mengusir Yunxiao. Tapi dalam kondisi float, gerakan ini terlihat panik. Xiao Yun melakukan operasional lompatan mundur, Yunxiao menghindar dengan mudah, melangkah cepat ke depan dan mengeluarkan Telapak Bunga Rontok yang tepat mendarat. Sebelum lawan terlempar, langsung ditarik kembali dengan Tarian Tongkat Bundar. Han Yanrou terjatuh keras ke tanah.
Xiao Yun merasa sangat bangga, mengira dirinya seperti Shen level MVP yang turun ke dunia. Ia berlari mengejar sambil terus menyerang, samar-samar mendengar suara "Aku yang urus"...
Xiao Yun tidak sempat berpikir panjang, terus menyerang dua kali. Han Yanrou di tanah tetap tidak bangun seperti mayat hidup. Xiao Yun mulai curiga, tiba-tiba mendengar kapten berteriak "Awas!".
Begitu teriakan itu keluar, Han Yanrou tiba-tiba berguling bangkit. Dengan penuh percaya diri, Xiao Yun mengendalikan Yunxiao menyerang dengan tombak. Tapi lawan yang baru bangun itu langsung melompat, tepat menghindari tombak Yunxiao. Di udara, tombak perang diayunkan, langsung menghantam dengan Tianji. Xiao Yun kaget dan buru-buru melakukan operasional berguling, membuat Yunxiao menunduk menghindar.
Han Yanrou mendarat kemudian langsung menyerang dengan tusukan Longya, Yunxiao menggeser badan untuk menghindar, skill lawan yang diselingi serangan biasa terus datang bertubi-tubi, sambil mengejar Yunxiao dia masih berbicara: "Lihat, di antara skill sebaiknya diselipkan beberapa serangan biasa untuk mengubah ritme, dalam kondisi mempertahankan konsekuensi, semakin banyak skill cadangan semakin baik. Seperti kombo empat skill yang kamu lakukan tadi, kekuatannya memang besar, tapi setelah tiga skill masuk cooldown, pilihan strategi dalam segmen waktu pendek jadi berkurang, mudah dibaca lawan. Bukan hanya di fase awal, fase akhir juga harus diperhatikan ini, meski skill fase akhir lebih banyak, tapi cooldown skill besar juga lebih panjang. Langsung mengantre dan menghabiskan semua skill di awal, cara seperti ini sangat tidak bijaksana."
“Oh……” Tang Rou mengangguk keras di belakang Ye Xiu. Baru saja dia berganti peran dengan Ye Xiu dan bertarung dengan si pemalas yang kemarin dipukul ke langit oleh Ye Xiu sampai tidak bisa turun. Baru setelah bertarung ini, dia menyadari bahwa si pemalas yang dipermainkan itu ternyata tidak seburuk yang dibayangkannya.
"Saat semua skill seorang karakter belum digunakan, itulah momen statusnya paling kuat. Sebaliknya, kita juga harus memperhatikan untuk memanfaatkan hal ini - skill apa yang sudah digunakan lawan? Berapa cooldown skill tersebut? Lihat, dia baru saja menggunakan Telapak Bunga Rontok, maka dalam empat detik berikutnya ancaman Telapak Bunga Rontok sudah tidak ada. Manfaatkan kesempatan ini untuk berganti ke serangan jarak dekat. Selain Telapak Bunga Rontok, saat ini skill Battle Mage semuanya berupa serangan linear atau serangan titik. Kita pilih posisi yang sedikit menyamping lalu cepat berganti ke jarak dekat. Lihat, untuk sementara dia tidak punya skill crowd control terhadap kita."
“Aduh, Telapak Bunga Rontok... Terlalu banyak bicara empat detik berlalu, cooldown Telapak Bunga Rontok-nya sudah selesai...” Ye Xiu sedang bersiap memanfaatkan kesempatan mendekat untuk menyerang ketika Yunxiao tiba-tiba melancarkan Telapak Bunga Rontok, membuatnya buru-buru melakukan operasional lompatan mundur agar Han Yanrou menghindar.
“Apa-apaan ini? Kamu bicara dengan siapa!!” Xiao Yun berteriak.
