“Oh? Kamu mau bahan untuk membuat Senjata Perak sekaligus melatih anggota baru, ambisimu besar ya?” Kata Wang Jiexi.
"Jadi kalau kamu ingin merebut lebih banyak gelar juara, harus manfaatkan kesempatan ini baik-baik." Ye Xiu berkata.
Para anggota Tim Wei Cao mendengarkan percakapan dua Shen ini, hati mereka dipenuhi keraguan. Apakah Ye Qiu ini masih berniat kembali ke Liga Profesional? Masalahnya orang ini baru saja pensiun beberapa hari lalu? Begitu cepat menyesal, apa ini masuk akal?
"Katakan, bahan apa yang kamu butuhkan." Wang Jiexi bertanya.
Sekumpulan teks langsung berkedip muncul, jelas ini tidak mungkin diketik dalam sekejap.
"Kamu memang sudah mempersiapkan semuanya dari awal?" Wang Jiexi melihat daftar bahan-bahan yang sebagian besar merupakan hasil dari level 25-30, ada dari hidden boss dungeon, wild boss, dan beberapa barang yang terlihat tidak bernilai. Tapi seseorang setingkat Wang Jiexi juga mengerti sedikit tentang sistem penyuntingan peralatan. Terutama departemen teknis Klub Wei Cao yang saat ini diakui sebagai yang terdepan di Liga. Setelah Era Kejayaan Jia Shi, tim Wei Cao bisa memenangkan dua gelar berturut-turut, tentu ada kontribusi dari faktor ini.
Bahan-bahan untuk senjata buatan sendiri ini, dengan begitu gamblang dipamerkan di depan mata, tidak takutkah ini akan mengungkap cara pembuatannya? Perlu diketahui bahwa peralatan buatan sendiri selalu menjadi rahasia yang sangat dijaga.
Apakah dia menganggap kami tidak mungkin menembus rahasianya, atau ada trik tersembunyi di balik ini? Wang Jiexi merenung dalam hati, tapi tidak berkomentar lebih lanjut. Langsung menghubungi Ketua Zhong Cao Tang, Che Qianzi, dan menyampaikan kebutuhannya.
Che Qianzi sebenarnya sedang berada di luar Arena saat itu!
"Orang ini dari awal sampai akhir diam-diam mengikuti dari belakang untuk melihat keramaian. Karena tidak berani mendekat dan hanya mengawasi dari jauh, tidak ada yang menyadarinya. Ketika sampai di Arena, dia tidak tahu ruangan mana yang dimasuki orang-orang ini. Dalam keputusasaan sudah bersiap untuk pergi, tiba-tiba menerima pesan dari Liehuo Yanjin."
"Jiexi Shen!! Che Qianzi tentu tahu karakter ini adalah Ahli Sihir Gelap. Antara karakter ini atau Yeluo Wuti, salah satunya pasti Wang Jiexi."
"Che Qianzi melihat daftar materi yang dikirim, segera pergi ke gudang guild dan mengambil semua yang tersedia. Kemudian menghubungi Liehuo Yanjin, mengetahui ruangan Arena, lalu buru-buru mengirimkan barang-barang tersebut."
"Berbagai materi dibawa dalam jumlah beberapa kali lipat. Jelas Wang Jiexi paham ini disebut taruhan meskipun peluang menang mereka sangat rendah, hampir sama dengan memberi gratis. Jika Che Qianzi yang memutuskan, pasti tidak akan menerima syarat seperti ini, setidaknya harus menyesuaikan odds. Tapi bagi Wang Jiexi, materi kelas rendah ini tidak berarti apa-apa, dianggap sebagai biaya pelatihan untuk anggota tim, mampu membayar."
"Dengan materi terkumpul, setelah Liu Xiaobie menerima taruhan, karakternya akhirnya memasuki arena 1 lawan 1."
"Wah, cepat sekali! Pantaslah tim juara!" kata Ye Xiu.
"Jangan banyak bicara!" Liu Xiaobie saat ini semangat tempurnya membara. Mengetahui lawannya adalah Shen Ye Qiu, tentu tidak akan ada yang ditahan. Kecepatan tangan yang termasyhur di Liga Profesional langsung meledak sepenuhnya, sinar pedang langsung memenuhi arena pertempuran."
Fungsi rekaman di Arena sangat berbeda dengan di area liar. Tidak memerlukan sudut pandang pemain, melainkan menggunakan perspektif penonton sistem. Saat diputar ulang, kita bisa beralih ke sudut pandang utama, sudut atas, jarak jauh, dekat, atau sudut mana pun, jelas lebih menguntungkan untuk analisis. Bahkan penonton seperti Wang Jiexi dan rekan-rekan, saat pertandingan dimulai, langsung masuk ke perspektif penonton ini yang bisa dikontrol sesuai keinginan.
Serangan cepat Liu Xiaobie terlihat gegabah, tapi sebenarnya tetap terstruktur. Menyadari Loner lawan memiliki variasi kompleks yang sulit diantisipasi bahkan oleh Atlet profesional sekalipun, Liu Xiaobie memaksimalkan kecepatan tangan-nya, berharap serangan beruntun ini bisa membuat lawan tidak sempat membuat variasi atau merencanakan trik.
Wang Jiexi mengangguk diam-diam. Sebagai anggota tim utama, Liu Xiaobie telah menunjukkan kedewasaan mental dan penanganan strategi yang tepat. Sebaliknya, Xiao Yun yang telah bermain di hampir separuh pertandingan musim ini masih terlihat kurang stabil.
Namun, untuk memenangkan pertarungan ini, tampaknya masih cukup sulit.
Begitu pikiran itu melintas di benak Wang Jiexi, Jun Moxiao di layar sudah mulai melancarkan serangan balik.
Kilatan pedang Blade Master Liu Xiaobie yang semula bak badai tiba-tiba lenyap, digantikan oleh pertunjukan berbagai senjata seperti tombak, senapan, pedang, dan tinju. Blade Master Liu Xiaobie terus mundur terpojok, tapi masih berusaha bertahan sambil mencari celah kemenangan.
“Bagus!” Wang Jiexi mengetik dua kata sebagai dorongan untuk Liu Xiaobie. Inilah yang ingin dia lihat, meski kalah tapi tidak putus asa.
Beberapa saat kemudian, Liu Xiaobie akhirnya kalah, taruhan yang dipertaruhkan otomatis masuk ke inventory Jun Moxiao.
“Terima kasih.” Ye Xiu juga mengetik balasan.
“Aku yang maju!!” Liang Fang melompat ingin maju ke arena.
“Lakukan quest dulu.” Ye Xiu menendangnya keluar dari ruangan.
Tang Rou juga menerima pesan, keluar dan membuat ruangan baru. Kali ini yang lain memilih tidak ikut menonton, pertarungan Battle Mage pemula seperti Han Yanrou memang tidak ada yang menarik dilihat.
Beberapa saat kemudian Liang Fang dan Tang Rou kembali bersama. Tang Rou tentu saja kalah lagi tanpa suspense. Liang Fang membawa material ke arena, pertarungan dimulai. Tak lama Liang Fang merasakan keakraban, perasaan ini seolah sedang bertarung dengan Han Yanrou, hanya saja sekarang karakternya bertukar peran, dia menjadi karakter yang sedang berjuang...
"Liang Fang adalah orang yang liar dan penuh semangat. Di saat seperti ini, sifat garangnya semakin terpacu. Ia sering menggunakan strategi saling melukai. Namun ini bukan berarti kehilangan kewaspadaan. Sebagai Berserker, kelasnya memang cocok dengan gaya bertarung seperti ini. Karena setelah Beralih kelas, Berserker akan mempelajari skill Blood Awakening. Dengan skill pasif ini, ketika HP turun di bawah 50%, Strength akan meningkat - semakin rendah darah, semakin tinggi bonusnya. Artinya semakin rendah HP Berserker, semakin tinggi serangannya. Jadi dalam duel saling melukai di fase akhir, lawanlah yang akan dirugikan.
Meski Liang Fang bertarung seganas itu, Ye Xiu terlihat kesulitan menghadapinya. Berkali-kali ia terjebak dalam situasi harus bertukar pukulan. HP kedua pihak terus menurun. Meski Berserker Liang Fang lebih banyak kehilangan darah, mengingat bonus damage dari darah yang berkurang, keyakinannya semakin membaja.
Liang Fang memantau HP Jun Moxiao: dari setengah, sepertiga, seperempat, hingga seperlima. Meski darahnya sendiri turun lebih banyak, tetapi daya serangnya terus meningkat seperti air pasang.
"Sebentar lagi! Hampir!!" Liang Fang terus menghitung darah kedua belah pihak. Saat darahnya mencapai level kritis, ekspresinya tiba-tiba berubah.
Ia terkejut menyadari: dirinya sudah tidak mampu bertarung lagi!
Meski tahu dengan sekali serangan lagi Jun Moxiao akan tumbang, masalahnya adalah pada pertukaran serangan berikutnya, dialah yang akan roboh terlebih dahulu.
"Kenapa bisa sial begini!!" Liang Fang marah-marah melempar mouse.
"Sudah kerja keras, tinggal satu lagi." Liang Fang mendengar lawannya berkata.
Orang ini!!!
Rupanya bukan karena keberuntungan buruk, tapi lawan sudah menghitung matang hasil duel ini. Dengan santai dia berdiri menyerang balik Liang Fang. Bukan Liang Fang tidak mau menganalisa, tapi tidak bisa. Dia tidak tahu atribut Senjata Perak milik lawan. Jika senjata biasa, mungkin bisa diperkirakan dari damage yang diterima. Tapi senjatanya punya seribu satu perubahan, setiap bentuk punya kemampuan serang berbeda. Lagipula skill karakter Loner sangat beragam, 120 skill mana mungkin tahu level masing-masing? Benar-benar tidak bisa diprediksi. Akhirnya, Liang Fang yang ingin mengandalkan keberuntungan kalah oleh kalkulasi presisi lawan.
"Baik, berikutnya." Setelah kalah, Liang Fang keluar arena. Ye Xiu mengetik panggilan.
Kali ini peserta langsung menantang Tang Rou duel. Beberapa saat kemudian posisi terbalik, giliran mereka yang ditantang Ye Xiu.
Mulai saat itu, anggota Tim Micro Grass mengulangi pola: pertama menghajar Han Yanrou si pemula, lalu menjadi pemula yang dihajar Ye Xiu.
"Bahan-bahan terus dikirim keluar satu per satu, Che Qianzi yang menyaksikan hanya bisa gemetar ketakutan. Saat ini dia sudah tidak sempat lagi merasa sakit hati dengan bahan-bahan tersebut. Lagipula ini permintaan tim, dia punya alasan untuk melaporkannya. Yang membuatnya terkejut sekarang adalah, dari 11 anggota tim, sudah 6 orang yang dikalahkan oleh Jun Moxiao. Bagaimana mungkin orang ini begitu menakutkan?"
Yang membuat Wang Jiexi sedikit lega adalah, meskipun terus mengalami kekalahan, atmosfer tim justru sangat baik. Kecuali anggota yang sedang bertanding, yang lain tidak menggunakan headphone. Mereka saling berdiskisi sambil menyaksikan pertandingan, bersama-sama berusaha mencari cara untuk mengalahkan Jun Moxiao, mendengarkan pendapat orang lain, dan menemukan kelemahan diri sendiri. Setiap anggota yang akan maju berikutnya selalu mendapat banyak masukan dari rekan tim.
Sayangnya meskipun demikian, dari anggota utama sampai cadangan Tim Jia Shi tetap mengalami kekalahan total. Sebanyak apapun petunjuk yang diberikan, tidak membuat mereka melihat sedikitpun peluang kemenangan.
Dari 11 orang, 10 sudah kalah. Hanya Wang Jiexi yang belum tampil. Kekalahan beruntun ini tentu membuat suasana hati tidak nyaman, tapi bayangan psikologis yang dikhawatirkan Wang Jiexi ternyata tidak muncul. Semua anggota menghadapi kemenangan dan kekalahan dengan sangat rasional.
"Wang Dayan, tidak mau mencoba?!" Tiba-tiba Jun Moxiao mengirim pesan mengejek.
Seluruh tim Wei Cao langsung berkeringat dingin.
"Mata Besar Wang..." Ini memang julukan yang pernah dimiliki kapten mereka. Mata Wang Jiexi memang tidak sama besar, tapi yang berbeda dari orang biasa adalah, bukan karena salah satu matanya mengalami ptosis sehingga terlihat kecil, melainkan satu mata normal sedangkan mata satunya terlihat sangat besar.
Saat pertama kali bergabung dengan Liga, kelainan bawaan ini memberinya julukan "Mata Besar Wang" yang kurang enak didengar. Saat itu dia masih pemula, para veteran biasa memanggilnya begitu. Tapi sekarang, Wang Jiexi sudah menjadi kapten Tim Wei Cao, semua senior sudah pensiun, dialah yang paling senior. Julukan ini sudah lama tidak digunakan lagi.
Ye Qiu ini, Ye Qiu ini...
Anggota Tim Wei Cao kesal dalam hati, tapi tiba-tiba rasa kesalnya menghilang. Mereka memang tidak pantas memanggil julukan kapten seperti itu, tapi sebagai senior, memang biasa menggunakan julukan tersebut. Di Liga ini, adakah yang lebih senior dari Ye Qiu?!
