Ghostblade, salah satu dari empat kelas swordsman yang bisa mengendalikan kekuatan iblis untuk bertarung. Berdasarkan kombinasi skill yang dipilih, Ghostblade terbagi menjadi dua aliran utama.
Pertama, Ghostblade yang memperkuat skill ofensif dengan mengorbankan sebagian Ghost Array untuk memaksimalkan damage, biasa disebut Slash Ghost.
Kedua, Ghostblade yang menguasai berbagai Ghost Array untuk melepaskan barrier kuat guna memperkuat diri sendiri dan sekutu, dikenal sebagai Array Ghost.
Adanya cabang aliran seperti ini, justru karena Skill Points (SP) terbatas. Bagaimanapun juga, tidak mungkin meningkatkan semua skill ke level tertinggi, jadi harus ada pengorbanan. Ghostblade termasuk yang cukup ekstrem, setelah melakukan pengorbanan akhirnya membentuk dua aliran yang sama sekali berbeda. Tentu ada juga yang mengambil jalan tengah, membuat alokasi skill yang bisa dimainkan di kedua sisi. Alokasi moderat seperti ini sangat umum di kalangan pemain biasa, namun di lingkup profesional, para atlet justru mengejar efek maksimal. Ghostblade profesional, bukan Zhan Gui (Slash Ghost) ya Zhen Gui (Array Ghost), jarang ada yang mencoba menguasai keduanya.
Dua aliran ini, Zhan Gui lebih sederhana, seimbang antara serangan dan pertahanan, bisa mandiri, merupakan pilihan yang balance; sedangkan Zhen Gui memiliki keunikan dan kelemahan yang sama mencolok. Banyaknya ghost array level tinggi memang bisa meningkatkan kemampuan tempur Ghostblade secara signifikan, namun batasan area ghost array membuat Zhen Gui menjadi sangat lemah di luar area jebakan.
Kelemahan ini tidak terlalu terlihat saat melawan NPC, tapi menjadi cukup canggung di Arena. Lawan bisa memilih untuk tidak masuk ke area jebakanmu, menunggu ghost array-mu menghilang. Kelas jarak jauh bahkan bisa menyerangmu dari luar ghost array. Dalam PK 1vs1, Zhen Gui jelas membutuhkan lebih banyak teknik dan kesadaran taktis, bahkan banyak pemain biasa yang percaya mitos bahwa Zhen Gui tidak kompeten dalam duel tunggal.
Sampai saat ini, Slash Ghost menjadi arus utama dalam kelas Ghostblade, di mana sebagian besar pemain memilihnya. Sementara Phantom Ghost yang memiliki operasional rumit dan terbatas oleh lingkup barrier, semakin jarang dipilih pemain. Namun dalam beberapa tim elit, biasanya masih ada tempat untuk Phantom Ghost. Hanya saja efek ghost array dari dua Phantom Ghost tidak bisa ditumpuk, sehingga umumnya cukup memiliki satu atau dua saja.
Bahkan di tim juara seperti Tiny Herb, terdapat Phantom Ghost. Akun Ghostblade Zhou Yebai bernama Shijunzi adalah Phantom Ghost yang pernah tampil dalam pertandingan resmi, memberikan variasi dan pilihan taktis bagi tim.
"Phantom Ghost..." Qiao Yifan bergumam pelan. Mungkin karena terlalu lama tidak mendapat bimbingan khusus, satu kalimat petunjuk langsung diterimanya secara reflek. Apalagi yang memberi petunjuk adalah Ye Xiu, Ensiklopedia Hidup Glory, bahkan lebih senior dari kapten mereka Wang Jiexi.
"Betul, visi makromu bagus, kesadaran kerjasamanya kuat, sangat cocok untuk kelas Phantom Ghost!" kata Ye Xiu.
"Tapi... tapi..." Qiao Yifan mengulangi kata "tapi" tanpa melanjutkan. Terlalu banyak yang ingin diungkapkannya sampai bingung harus mulai dari mana.
Ganti kelas? Seorang "orang tak terlihat" seperti dia tidak punya hak itu. Meski beralih ke Phantom Ghost, tim mereka sudah memiliki Zhou Yebai. Mana mungkin karakter Phantom Ghost diberikan padanya.
"Dibuat ulang untuknya? Itu lebih tidak mungkin. Akun Assassin level pro yang dia miliki sekarang saja sudah diabaikan klub, apalagi membuat akun Ghostblade baru untuknya."
Yang lebih penting, posisinya di klub semakin tidak jelas. Kontraknya akan berakhir setelah musim ini. Dengan statusnya yang tidak penting di klub, dia sendiri tidak yakin klub akan memperpanjang kontraknya. Selama di lingkup profesional, dia selalu tidak dikenal. Satu-satunya pencapaian hanyalah gelar "anggota tim juara". Mungkin ada klub kecil yang tertarik dengannya. Tapi jika beralih ke kelas baru sekarang, hanya punya waktu kurang dari setahun - apakah bisa menunjukkan performa bagus saat uji coba?
Tanpa kontrak profesional, beralih ke kelas yang cocok pun tidak ada artinya!
"Hah..." Akhirnya Qiao Yifan hanya menghela nafas. Saat kedua pemain tidak bergerak, penonton tidak bisa mendengar voice chat mereka. Tidak tahu apa yang terjadi, penonton mulai membanjiri chat dengan pesan mendesak.
Qiao Yifan tidak berani menunda. Melihat Jun Moxiao masih tidak berniat menyerang, dengan pasrah dia berkata: "Senior, saya mulai ya." Langsung melancarkan serangan.
Ye Xiu dengan mudah mengatasi Qiao Yifan. Hanya beberapa saat saja sudah mengalahkannya. Benar saja, Qiao Yifan adalah yang tercepat kalah, seperti dia yang paling lambat menang saat melawan Tang Rou.
"Tunjukkan sedikit keberanian!"
Saat keluar arena, Qiao Yifan mendengar kata-kata terakhir Ye Xiu padanya.
"Keberanian?"
Qiao Yifan duduk diam di depan komputer, melihat anggota tim berikutnya maju bertarung melawan Jun Moxiao. Kedua pihak langsung terlibat pertarungan tanpa basa-basi. Anggota tim di sekitarnya berkelompok dua atau tiga, mengobrol sambil menyaksikan pertarungan. Qiao Yifan melihat ke sekeliling, Gao Yingjie tidak ada di tempat duduknya. Melihat ke sisi lain, Gao Yingjie sedang dipanggil kapten tim, sepertinya sedang diberi pengarahan.
"Beruntung sekali... Sering mendapat bimbingan dari kapten yang levelnya setara dewa seperti itu..." Pikir Qiao Yifan dalam hati, tiba-tiba matanya terasa perih. Dia dan Gao Yingjie masuk tim bersama, usianya sebaya, satu mendapat perhatian dan perlindungan senior, sementara yang lain hanya disuruh membawakan tas dan menyiapkan air untuk senior.
"Ghostblade..." Qiao Yifan teringat lagi petunjuk dari Shen di dalam game itu, dan dorongan semangat yang diberikan sebelum dia keluar.
Dirinya, mungkin benar-benar butuh sedikit lebih banyak keberanian!
Tapi... keberasian bukanlah sesuatu yang bisa muncul begitu saja, Qiao Yifan bolak-balik memikirkan tetap saja merasa takut.
Lebih baik mencoba sedikit dulu! Akhirnya dia memutuskan demikian. Tidak sepenuhnya meninggalkan karakter Assassin yang selama ini dimainkan, tapi mulai mempelajari Ghostblade dari sekarang, mungkin hasilnya akan sangat berbeda?
Sekedar berpikir seperti itu saja, langsung membuat Qiao Yifan bersemangat.
"Yifan, ngapain senyum-senyum sendiri?" Gao Yingjie yang baru kembali ke tempat duduk langsung melihat sahabatnya tertawa bodoh dengan pandangan kosong, jelas tidak memperhatikan pertandingan.
“Oh, tidak apa-apa.” Qiao Yifan buru-buru menyembunyikan senyumnya.
Malam itu, performa Tim Tiny Herb tetap tidak menunjukkan perbaikan, semua pertandingan kalah. Hanya saja kali ini kapten mereka Wang Jiexi tidak turun tangan. Namun setelah pertarungan seri kemarin, tidak ada yang meragukan apakah kapten takut kalah atau tidak. Bagaimanapun, kapten mereka selalu punya tindakan mengejutkan, seperti tiba-tiba mengajak semua anggota berlatih di game online. Anggota Tim Tiny Herb sudah terbiasa hanya mengikuti perintah kapten tanpa mencoba menebak pikirannya.
“Bagaimana hari ini?” Di Warnet Xingxin, Ye Xiu yang baru menyelesaikan serangkaian pertandingan mendatangi Tang Rou untuk menanyakan kabarnya. Keduanya berada dalam situasi berlawanan: satu menang semua, satu kalah semua – antonim sempurna.
“Sedikit lebih baik dari kemarin.” Tang Rou menjawab.
“Luar biasa.” Ye Xiu memuji secara lisan.
“Tapi... hari ini karakter Blazing Flame di tim mereka mengajakku untuk ikut tryout!” Tang Rou berkata.
“Oh ya?” Ye Xiu tampak tidak terlalu terkejut: “Dia punya naluri bagus. Kamu memang punya potensi besar. Sudah kau terima?”
“Tidak, aku tidak pernah berpikir jadi atlet profesional.” Kata Tang Rou.
“Jangan sampai bos tahu, dia bisa mencekikmu.” Ye Xiu mengingatkan.
Tang Rou mengangguk serius setelah berpikir: “Kau benar.”
“Hehe, lanjut Dungeon malam ini?”
“Tentu.”
“Ketemu jam 12.”
“Hm.”
Keduanya berpisah ke posisi masing-masing. Ye Xiu bersiap untuk shift depan kasir, sementara Tang Rou kembali ke komputernya.
Begitu lewat pukul 11, suasana warnet langsung berubah. Keramaian jam sibuk malam telah berlalu, suasana menjadi lebih sepi.
"Liga profesional, apakah benar-benar menyenangkan?"
Ye Xiu duduk di depan kasir dan login ke akun Jun Moxiao, tiba-tiba menerima pesan dari Han Yanrou.
"Apakah Glory menyenangkan?" balas Ye Xiu.
"Cukup menarik," kata Tang Rou.
"Maka liga profesional juga seperti itu," ujar Ye Xiu.
"Oh..."
"Tapi karaktermu sangat cocok jadi atlet profesional, kan kamu suka tantangan?" kata Ye Xiu.
"Kalau kamu? Kenapa tidak ikut liga profesional?" tanya Tang Rou.
"Sudah pernah. Sekarang lelah, sedang istirahat," jawab Ye Xiu.
"Bohong." Tang Rou tidak bodoh, mana ada "istirahat" dengan begadang jadi admin jaringan di warnet.
"Pokoknya aku akan kembali lagi," kata Ye Xiu.
"Kapan?" tanya Tang Rou.
"Itu sulit dikatakan..." balas Ye Xiu.
Tang Rou tidak melanjutkan. Mereka bermain dalam diam. Jam 12 jumlah instance dungeon diperbarui, party dungeon, semua seperti biasa.
Hari berikutnya tetap sama, hanya saja Tim Tiny Herb kalah lebih parah di tangan Ye Xiu. Mustahil ada kemajuan signifikan dalam 2-3 hari, tapi setelah mengumpulkan material selama 2 hari, Qianji San mengalami peningkatan menyeluruh hingga mencapai level 25. Kali ini jauh lebih efisien daripada mengejar rekor dungeon, yang lebih menguntungkan bisa diulang berkali-kali - berbeda dengan rekor dungeon yang hanya bisa dicapai sekali.
Che Qianzi masih sibuk mengumpulkan bahan-bahan dari daftar sebelumnya, tiba-tiba menerima daftar permintaan baru. Begitu melihat isinya, ia hampir muntah darah. Bahan yang diminta kali ini didominasi item level 30-35. Para elit tiga guild besar baru mencapai level 30-an awal, baru mulai menjelajahi dungeon dan area leveling di tier ini. Dari mana bisa dapat bahan sebanyak ini?
Dengan konsumsi sebesar ini, bukan cuma Zhong Cao Tang, bahkan kalau semua guild di Server 10 digabung pun mungkin tidak cukup. Mayoritas pemain saat ini masih di level 25. Karakter seperti Jun Moxiao yang level 28 memang sedikit tertinggal dibanding akun elit guild besar yang kejar level, tapi dibanding pemain biasa, gaya main Ye Xiu dan Tang Rou yang hanya berhenti untuk makan dan tidur mustahil ketinggalan. Mereka sudah menjadi pemain paling gila dengan sistem satu akun per orang.
Tanpa bahan, Wang Jiexi tidak panik. Sebagai atlet profesional, menang-kalah adalah pekerjaan mereka. Kekalahan tidak boleh dihadapi dengan gegabah, harus dianalisis secara teknis.
Maka di hari-hari tanpa bahan untuk dipertaruhkan, latihan malam Tim Tiny Herb berubah menjadi sesi analisis rekaman pertandingan yang terkumpul selama ini.
Ye Xiu tentu tidak peduli dengan ini. Tanpa gangguan, ia terus fokus naik level. Beberapa hari kemudian, karakter mereka akhirnya mencapai tier 30. Di periode ini, pertandingan putaran ke-22 Glory digelar. Tim Jia Shi akhirnya meraih kemenangan telak yang ditunggu-tunggu dengan skor 9-1 di putaran ini.
Sebagai perbandingan, Tim Micro Grass justru menciptakan kejutan kecil dalam pertandingan kali ini. Menghadapi tim kelas menengah Liga, mereka hanya meraih tiga poin.
