Setelah menyelesaikan tiga kali eksplorasi Jurang Garis Pertama, waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi. Ye Xiu merentangkan badan lalu bangun untuk meregangkan otot. Tak lama kemudian melihat Tang Rou juga bangun untuk mengisi ulang air, membawa cangkir tehnya berjalan ke area depan kasir.
"Orang-orang itu tidak datang lagi ya?" tanya Tang Rou sambil menyeruput tehnya.
"Siapa yang tahu!" jawab Ye Xiu.
“Apa sebenarnya perseteruanmu dengan mereka?” Tang Rou bertanya. Saat di dalam game, semua orang tentu juga penasaran siapa orang-orang ini, tapi Ye Xiu hanya menjelaskan sekilas dengan beberapa kalimat. Baozi Invasion mudah sekali dibohongi, sementara Tian Qi dan Yue Zhongmian selalu memandang Ye Xiu dengan sikap mengagumi, merasa bahwa level mereka berdua sama sekali tidak sebanding. Meski penasaran, mereka tidak terlalu banyak bertanya.
Hanya Tang Rou, yang paling dekat dengan Ye Xiu, langsung tahu itu adalah kelompok yang pernah mengganggu warnet setelah mendengar penjelasan singkat Ye Xiu.
“Ini… bagaimana ya, mungkin mereka tidak ingin melihatku muncul di depan mereka lagi!” kata Ye Xiu.
“Apa kesalahanmu terhadap mereka?” Tang Rou bertanya.
“Dulu aku juga pernah tidak ingin mereka muncul di hadapanku.” Jawab Ye Xiu.
Tang Rou tertegun. Meski belum lama mengenal Ye Xiu, baginya ini adalah orang yang sangat santai. Sulit dibayangkan orang seperti ini akan serius menargetkan seseorang.
“Boleh kutanya alasannya?” kata Tang Rou.
“Karena level mereka tidak cukup.” Ye Xiu menjawab.
“Tidak cukup level?”
“Orang yang kita temui malam ini, dalam level tertentu, kariernya sebagai atlet profesional dihentikan olehku.” Jelas Ye Xiu.
“Mengapa?”
“Sudah kukatakan, karena levelnya tidak cukup.” Ye Xiu berkata.
“Oh…” Tang Rou mulai paham, “Kalau begitu, kamu tidak salah.”
“Tentu saja.” Ye Xiu tersenyum.
“Kamu sudah pergi, tapi mereka masih sangat khawatir tentangmu, takut kamu kembali. Sepertinya, kamu dipaksa pergi ya?” kata Tang Rou.
“Wah, kamu pintar juga!” Ye Xiu terkejut.
“Sepertinya tindakanmu tidak cukup tegas, kamu memberi mereka kesempatan untuk balik menyerang. Kalau tidak, mengapa sekarang kamu terus ditekan oleh mereka?” kata Tang Rou.
“Ya! Aku terlalu malas, seharusnya lebih rajin.” kata Ye Xiu.
“Mungkin kamu memang tidak berniat untuk bertindak tegas?” Tang Rou berkata sambil mengangkat lengan kanannya dan melambai dua kali. “Burial Grounds, masih empat kali lagi!!” Dia berjalan kembali ke kursinya sambil berbicara.
Malam itu pun berlalu. Setelah fajar, mereka sarapan, berdiskusi, dan berbagi panduan. Kemudian Chen Guo bangun dan melihat dua orang yang memperlakukan game seperti karir. Sambil menyantap sarapan yang dibeli kedua orang itu, dia menggelengkan kepala dengan sikap meremehkan. Ini telah menjadi ritme tetap dalam kehidupan sehari-hari Warnet Xingxin.
Setelah sarapan, kedua orang itu beristirahat. Awalnya Tang Rou bekerja shift pagi dan shift siang bergantian. Tapi karena sekarang setiap malam begadang bermain game, ketika dapat shift pagi, dia tetap bertahan menyelesaikan shift sebelum kembali bermain game. Chen Guo beberapa kali melihatnya dengan wajah lelah bersandar di depan kasir. Akhirnya dia mengubah semua shift Tang Rou menjadi shift siang. Biarlah begadang! Setidaknya ada pola tidur yang stabil.
"Sehari pun berlalu begitu saja. Pukul 11 malam, warnet mengakhiri kesibukan harian, sementara kedua orang ini justru bersemangat memulai aktivitas mereka. Sebenarnya waktu bermain game Ye Xiu lebih panjang dibandingkan Tang Rou. Bagaimanapun juga jam kerjanya diisi dengan bermain game, sedangkan Tang Rou harus mengurusi bagian depan kasir yang tidak pernah sepi, efisiensi naik levelnya tidak tinggi. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mempelajari dan video sesuai arahan Ye Xiu, dan seringkali terinterupsi.
Menjelang tengah malam, tim berkumpul untuk menjalankan rekor dungeon Tanah Pengasingan lagi. Ketua Serikat Bulan Sabit Feng Hua datang dengan penuh percaya diri, menceritakan bagaimana dia berlatih dengan giat sepanjang hari dan akhirnya mendapat pengakuan dari Senior Baozi.
Namun ketika lonceng tengah malam berbunyi, Su Mucheng masih belum online.
"Mèng mèng mana?" tanya Tang Rou kepada Ye Xiu. Setelah bermain bersama beberapa hari, mereka sudah cukup akrab. Panggilan antar perempuan selalu terdengar lebih mesra - yang satu dipanggil Mèng mèng, yang lain dipanggil Rourou, tanpa peduli apakah orang lain merasa jijik atau tidak.
"Tidak tahu!" Ye Xiu juga bingung. Biarpun Su Mucheng tidak bisa datang, pasti akan meninggalkan pesan. Tapi baik di game maupun QQ, tidak ada kabar darinya. Ponsel... barang itu tidak dimiliki Ye Xiu, dia tidak menggunakan telepon genggam.
"Jangan-jangan terjadi sesuatu?" gumam Ye Xiu dalam hati. Dia mengambil telepon di samping komputer hendak menelepon, tiba-tiba bagian depan kasir diketuk - ternyata ada tamu yang datang.
“Internet.” Suara orang yang datang terdengar samar-samar, Ye Xiu mengangkat kepala. Wah, hari ini pasti sangat dingin! Orang ini mengenakan mantel tebal berbulu, topi berbulu, syal besar berbulu menutupi wajahnya rapat-rapat hanya menyisakan dua bola mata yang berkedip-kedip. Seluruh tubuhnya seperti gumpalan bulu.
Ye Xiu menghela napas lalu meletakkan telepon: “Kau menang, akhirnya kau berhasil menyamar sampai aku pun tak mengenalimu.”
“Benarkah?” Orang itu menarik syalnya ke bawah, tampaknya perlengkapan ini membuatnya sesak: “Aku juga rasa tidak mungkin ada yang bisa mengenali siapa aku.”
“Tapi tidakkah kau merasa penampilanmu seperti ini juga akan menarik perhatian orang di warnet?” kata Ye Xiu.
“Sekarang kan tidak banyak orang.” Su Mucheng menoleh melihat sekeliling warnet. Tamu yang begadang memang jauh lebih sedikit dibanding sore hari.
“Tidak tinggal di rumah dengan baik, malah keluar malam-malam ke sini.”
“Bosan, jadi datang cari kamu untuk main.” Kata Su Mucheng.
“Aku lihat kamu duduk di mana…” Ye Xiu berdiri, memandang sekitar warnet. Sudut tempat Huang Shaotian hidden sebelumnya adalah area sepi malam hari tanpa lampu atau AC, gelap dan dingin. Setelah melihat sekeliling, Ye Xiu akhirnya menepuk tempat di sampingnya: “Duduk di sini saja!”
“Ini bagus!” Su Mucheng dengan gembira duduk di sebelahnya.
Ye Xiu membukakan komputer untuknya, lalu mengingatkan: "Ini kan server, jangan sembarangan mengutak-atik, nanti semua komputer di warnet bisa hang."
"Semenarik itu?"
"Sama sekali tidak menarik!" Ye Xiu menekankan lagi.
"Cepat masuk game, semua sudah menunggu!" kata Ye Xiu.
"Oh, oke." Su Mucheng tetap memakai topi dan syal, masuk ke game dengan penampilan berbulu-bulu.
"Datang, akhirnya datang juga." Jun Moxiao milik Ye Xiu masih bersama yang lain, begitu Fengshu Yanmu milik Su Mucheng login, suara riuh gembira langsung terdengar di headphone.
"Ya, sudah datang." Ye Xiu mengambil mikrofon dan berkata, tidak menyebutkan bahwa orangnya langsung datang ke sampingnya.
"Di mana ya?" Su Mucheng menoleh melihat posisi Ye Xiu dan yang lain, beberapa saat kemudian akhirnya sampai.
"Maaf, terlambat." Su Mucheng menyapa semua orang.
"Tidak apa-apa, terlambat adalah hak istimewa wanita." Kata Baozi Invasion. Dari mulut anak ini, perkataan seperti ini sulit dibedakan apakah bercanda, sarkas, merayu... atau benar-benar menganggapnya sebagai kebenaran.
"Ahem, tidak usah panjang lebar, kita mulai ya?" Ye Xiu yang sudah memakai headset berkata.
"Masuk dungeon, masuk dungeon!" Baozi Invasion sekarang bertingkah seolah Ye Xiu adalah jenderal dan dirinya pelopor, sangat suka jadi yang pertama, kali ini langsung melompat masuk dungeon paling awal.
"Han Yanrou dan Maple Hua juga segera masuk menyusul, sementara Fengshu Yanmu milik Su Mucheng sedang bersiap untuk masuk, tapi dihentikan oleh Ye Xiu."
"Ambil ini." Ye Xiu mengajukan permintaan transaksi padanya.
"Apa?" Su Mucheng memverifikasi transaksi dan melihat Senjata tangan Ungu level 30.
"Ini dibelikan untukku!"
"Tentu saja."
"Berapa harganya?"
“100。”
"Murah sekali."
"Di server baru ini tidak murah!" kata Ye Xiu.
"Tapi kamu kan kaya raya!" kata Su Mucheng. Dia tentu tahu taruhan Ye Xiu dengan Micro Grass, yang hampir membuat guild lawan tidak punya celana lagi.
Sambil mengobrol, mereka pun masuk ke dungeon. Setelah kelima pemain terkirim, pertarungan resmi dimulai.
Kerjasama antara keempat anggota tim Ye Xiu sudah mulus, sedangkan Maple Hua telah menerima semua instruksi. Untungnya dia bukan pemula dan cukup familiar dengan dungeon ini. Setelah Ye Xiu menjelaskan strategi teoritis, dia cepat paham meski masih banyak kekurangan dalam koordinasi. Tapi hari ini ketiga anggota perempuan termasuk Su Mucheng sudah mengganti senjata ke Ungu, meningkatkan output secara signifikan. Selama Maple Hua tidak terlalu kacau, kekurangannya bisa ditutupi dengan output.
Keempat anggota tim langsung menuju target masing-masing begitu masuk, sementara Maple Hua segera menjalankan instruksi kemarin: menggunakan Teknik Terbang dengan Senjata ke ambang jendela.
Lima peluru dari teknik terbang itu tidak sia-sia, menghantam monster yang akan dihadapi Jun Moxiao. Karakternya berhasil naik ke ambang jendela, tapi monster kecil yang ditembaknya lima kali itu sudah menggeram dan ingin mengejar.
“O……” Feng Hua hanya sempat berteriak setengah kata "OT" karena monster kecil yang menyerangnya sudah langsung ditarik kembali oleh Jun Moxiao menggunakan Tarian Tongkat Bundar.
"Bagus." Ye Xiu bahkan memuji OT yang dilakukannya kali ini.
Feng Hua menggelengkan kepala, mengingatkan diri sendiri bahwa ini bukan tim dungeon biasa. OT? Apa itu OT? Di tim ini OT bukan masalah. Tugasnya hanya memaksimalkan output, semakin ganas serangannya semakin cepat progres dungeon - begitulah logikanya.
Sambil berpikir, Feng Hua mulai menggempur empat monster kecil yang sedang dihadapi Jun Moxiao.
"Nih baru namanya output!" seru Feng Hua penuh semangat. Berbeda jauh dengan saat harus membatasi diri demi menjaga perasaan MT sebelumnya.
Senjata Feng Hua terus menggelegar. Monster-monster lain sudah dikumpulkan kembali. Fengshu Yanmu melompat ke platform tinggi. Strategi pertempuran hari ini sama dengan kemarin, tapi kali ini Feng Hua tidak perlu lagi diberi tahu mana monster "pusat" oleh Su Mucheng. Setelah memahami teori strateginya, dia sudah bisa menentukan target serangan sendiri.
Meski bisa bebas menyerang, tetap harus mengikuti koordinasi taktis. Bebas output bukan berarti bisa sembarangan memilih target.
12 monster gelombang pertama ini dikalahkan dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi dari kemarin. Saat monster terakhir tumbang, Ye Xiu memeriksa waktu - hasilnya memang jauh berbeda.
“Semangat semua, langsung pecahkan rekor sekali jalan.” Ye Xiu berkata.
