Pemikiran Lan He dan Night Frost Pond memang tidak salah.
Jika praktik menyandera rekor terus berlanjut di kemudian hari, ini tidak akan hanya menjadi masalah dua guild mereka saja. Semua guild besar akan bersatu - baik dengan menyuap atau bekerja sama memburu - untuk mencari solusi bersama.
"Tetapi saat ini, krisis hanya terjadi pada dua guild mereka. Guild lain meski tahu sifat perampok Jun Moxiao, pasti tidak akan bersatu dengan mereka sekarang. Mereka pasti akan menunggu untuk melihat malu kedua guild ini terlebih dahulu. Jika kedua guild ini benar-benar jatuh, itu tentu akan menjadi hal yang sangat baik."
"Apa rencanamu?" Lan He bertanya pada Night Frost Pond.
"Tidak tahu. Aku juga ingin mendengar pendapatmu," kata Night Frost Pond.
Lan He sedang ragu, benar-benar ragu. Apakah harus menyerah pada Jun Moxiao dan membayar tebusan rekor, atau melawan dengan keras dan bersaing merebut rekor dungeon dengannya?
Lan He sudah berkali-kali membuka profil Jun Moxiao di daftar teman, tapi berkali-kali juga menutupnya. Masalah rekor bukan hal sepele. Jika tidak, dia tidak akan berulang kali berdiskusi dengan Chun Yi Lao. Tapi jika sekarang baru saja berkonsultasi lalu kembali lagi, itu akan menunjukkan ketidakmampuannya. Raowan Chuiyang dan yang lain pasti akan menyindirnya.
Tapi... jika tahu dia menyerah dengan membayar tebusan, Raowan Chuiyang dan kawan-kawan pasti juga tidak akan berkata baik? Kegagalannya menguasai rekor dungeon Server 10 sampai harus minta bantuan ahli dari markas sudah sangat memalukan. Ekspansi server baru biasanya tidak pernah terjadi seperti ini, seharusnya ahli yang dikirim bisa mandiri membangun guild.
Kali ini! Tidak boleh ada kompromi.
Lan He tiba-tiba mantap dalam keputusannya.
“Aku memutuskan untuk mencatat rekor dulu.” Lan He kali ini tidak mengontak Jun Moxiao lagi, melainkan membuka pesan Night Frost Pond.
"Oh? Tidak peduli dengan gerakan Jun Moxiao?" kata Night Frost Pond.
"Ya!" Keputusan Lan He kali ini sama sekali tidak terkait persaingan guild. Dia perlu membuktikan kemampuannya sendiri.
"Baiklah... semoga berhasil." Night Frost Pond berkata sambil menyimpan keraguan. Apakah Lan He benar-benar ingin mencatat rekor, atau sekadar menghindari kesan buruk? Bagaimanapun, membayar tebusan ke Jun Moxiao akan merusak reputasi guild. Dalam negosiasi dengan Lan He, Night Frost Pond sengaja menyembunyikan rencananya sendiri. Antar guild selalu saling curiga dan bersiap siaga.
Setelah memahami sikap Lan He, Night Frost Pond memutuskan untuk tidak bertindak dulu. Bagaimanapun, mereka masih perlu meningkatkan level untuk mencatat rekor di Canyon Ridge, setidaknya hari ini mustahil.
Fajar mulai merekah. Bahu Ye Xiu yang menjadi bantal Su Mucheng semalaman sudah mati rasa. Namun dari napas teratur di telinganya, Ye Xiu tahu Su Mucheng benar-benar tertidur.
Menjelang pukul tujuh, beberapa pengunjung warnet mulai bersiap log out. Petugas kasir dan admin jaringan shift pagi sebentar lagi datang. Mustahil terus mempertahankan posisi seperti ini.
"Hei, hei." Ye Xiu menoleh dan memanggil, "Bangunlah."
“Jam berapa?” Su Mucheng bertanya setengah sadar.
“Sudah jam 6:50,” kata Ye Xiu.
“Belum jam 7 juga, tidur 10 menit lagi...” Su Mucheng sambil menggeser kepalanya mencari posisi lebih nyaman.
“Cepat bangun, tamu yang selesai pakai komputer harus kuhadapi! Kau beruntung, semalam tidak ada yang beli apa-apa.” Ye Xiu menjelaskan. Biasanya malam hari pasti ada tamu yang minta makanan/minuman atau komputer bermasalah yang harus ditangani admin jaringan. Tapi malam ini tamu begadang seperti kompak berhemat, membuat Su Mucheng bisa tidur nyenyak.
“Oh begitu? Berarti aku memang beruntung ya!” Su Mucheng akhirnya mengangkat kepala, menggosok mata sambil menguap lebar.
“Tutupi baik-baik, tamu-tamu sudah mulai datang,” kata Ye Xiu.
“Oke.” Su Mucheng membungkus diri seperti saat datang. Penampilannya sekarang tidak terlalu mencolok, mengingat ini jam semua orang pulang.
Su Mucheng keluar dari depan kasir, melihat Ye Xiu menggesek kartu untuk tamu yang selesai. Tidak semua tamu langsung pergi, yang tetap lanjut pakai komputer juga datang mengurus pembayaran - tarif begadang berbeda dengan tarif setelah jam 7 pagi.
“Kak Ye!” Staf kasir dan admin jaringan shift pagi sudah datang. Kebanyakan mereka tinggal di sekitar sini, setiap hari berangkat dan makan bersama.
“Sebentar lagi selesai.” Ye Xiu memberi isyarat ke mereka, proses logout untuk yang begadang lebih cepat, tak lama kemudian semua sudah selesai. Ye Xiu keluar dari depan kasir, shift pagi masuk, hari kerja Ye Xiu resmi berakhir.
“Mau makan apa?” Ye Xiu bertanya pada Su Mucheng.
“Terserah…” Su Mucheng jelas masih mengantuk, terlihat linglung.
“Hmm, kalau gitu pesan yang biasa ya!” Kata Ye Xiu sambil berdua meninggalkan warnet.
Chen Guo hari ini juga bangun pagi, turun tangga langsung melihat Ye Xiu pergi dari warnet bersama seorang cewek di pagi buta. Awalnya mengira itu Tang Rou, tapi setelah melihat sekilas langsung tahu bukan. Dia dan Tang Rou sudah lama hidup bersama, cukup lihat siluet punggung saja sudah bisa mengenali.
“Itu siapa tadi?” Chen Guo turun bertanya ke orang lain, semua geleng-geleng kepala, Ye Xiu tidak memperkenalkan.
“Xiao Tang?” Chen Guo menengok memanggil, melihat apakah Tang Rou ada.
Tang Rou memang ada, tapi saat ini masih main game, pakai headphone mana dengar. Tapi dia selalu duduk di sudut tetap, Chen Guo putar sebentar langsung menemukannya.
“Bangun pagi begini hari ini?” Tang Rou awalnya mengira itu Ye Xiu yang selesai shift depan kasir, ternyata Chen Guo.
“Hm.” Chen Guo membalas lalu langsung bergosip: “Cewek yang sama Ye Xiu tadi siapa?”
“Sama dia?” Tang Rou mendengar juga menjulurkan kepala ke arah depan kasir: “Sudah pergi?”
“Sudah! Pas aku turun tadi sudah pergi. Siapa?” Kata Chen Guo.
“Hmm……Nama aslinya aku juga tidak tahu, cuma seorang gadis yang setiap hari main dungeon bersama kami.” Tang Rou berkata.
“Teman online?” Chen Guo terkejut.
“Mereka berdua……sepertinya saling kenal ya……” Tang Rou sempat melihat Su Mucheng tertidur bersandar di samping Ye Xiu tadi malam. Siapa pun pasti akan mengira hubungan mereka tidak biasa. Tapi dia bukan tipe yang suka bergosip, jadi tidak banyak bertanya, apalagi memastikan hubungan mereka. Tapi menurutnya hubungan mereka bukan sekadar teman online, dari interaksi di game terlihat jelas mereka sudah saling mengenal dalam-dalam.
“Orang ini bisa dapat cewek juga!” Chen Guo mengeluarkan komentar bernada kagum, “Tampangnya gimana?”
“Aku juga tidak lihat.” Tang Rou menjawab.
“Semalaman kemarin kamu ngapain aja sih!” Chen Guo kesal melihat ketidaksadaran Tang Rou akan pentingnya bergosip.
Tang Rou hanya tersenyum kecut.
“Mau makan apa?” Chen Guo bertanya.
“Aku ikutin apa yang kamu makan, lagian aku nggak punya uang. Hehe…” Kali ini Tang Rou sedang merajuk.
“Tunggu ya!” Chen Guo mengedipkan mata kesal lalu pergi. Dia memang menyediakan makan dan tempat tinggal, tapi tanpa standar tetap. Biasanya dia yang memutuskan menu dadakan. Kalau lagi mood bagus, kadang mentraktir makan enak, membuat para karyawan senang bukan main.
Sekitar Warnet Xingxin banyak pedagang sarapan dan rumah makan. Chen Guo punya langganan tetap. Dia memesan bermacam-macam: pangsit, baozi, bubur millet, sambil matanya jelalatan mencari-cari tanda hubungan terlarang, tapi hasilnya nihil.
Membawa sarapan kembali, Ye Xiu juga tidak terlihat. Saat memanggil Tang Rou untuk makan bersama setengah jalan, baru melihat Ye Xiu menjepit rokok di mulutnya sambil melenggang masuk dari luar.
"Wah, bos hari ini bangun pagi sekali!" Ye Xiu menyapa Chen Guo.
"Cewek yang kamu ajak tadi mana?!" Chen Guo langsung membahas inti tanpa basa-basi saat menggosip.
"Sudah pulang." Ye Xiu tetap tenang menghadapi gosipannya.
"Hebat kamu, bisa mengatur pekerjaan dan kehidupan pribadi sekaligus." kata Chen Guo.
"Aduh, pangsit kuah, ambilkan satu mangkok untukku!" Jawaban Ye Xiu sama sekali melenceng.
"Tadi pergi keluar tidak makan?" tanya Chen Guo.
"Itu pakai uang sendiri, jadi makannya sedikit." jawab Ye Xiu.
"Tidak tahu malu!" Chen Guo menggeretak gigi, "Tidak ada jatah untukmu."
"Oh begitu? Kalau begitu aku tidur dulu!" Ye Xiu kabur, membuat Chen Guo termenung. Masih banyak pertanyaan gosip yang ingin dia gali, kok bisa kabur begitu saja?
"Wahahaha..." Tang Rou tertawa di samping.
"Tertawa apa?" Chen Guo meliriknya tajam.
"Nggak ada..." Tang Rou juga tidak menjelaskan.
"Kamu semakin mirip si brengsek itu." Chen Guo kesal.
"Masa sih."
"Setiap hari hanya main game, sikapnya juga selalu aneh. Sudah berapa lama tidak keluar berjemur?" kata Chen Guo.
"Baiklah, akhir pekan ini temani kamu belanja ya?" ujar Tang Rou.
“Ini baru benar.” Chen Guo menunjukkan kepuasannya. Setelah hidup bersama hampir dua tahun, Tang Rou sudah menjadi teman dekatnya. Selama ini mendorongnya bermain Glory tidak berhasil, sekarang setelah berhasil, justru komunikasi antara mereka malah berkurang.
Awalnya Chen Guo sempat ragu apakah ikut membuat akun alt untuk latihan bersama mereka. Saat itu jika salah satu dari mereka mengajak, pasti dia akan ikut. Tapi keduanya terlalu asyuk bermain sendiri, sama sekali tidak memikirkan hal ini. Akhirnya setelah lama ragu-ragu, ketika melihat level mereka sudah naik, dia harus mulai dari Desa Pemula lagi, langsung kehilangan semangat.
Bagaimanapun akun Zhu Yanxia-nya sudah dimainkan bertahun-tahun, memiliki ikatan emosional yang dalam. Mustahil untuk meninggalkannya. Ke server baru hanya untuk menemani kedua orang itu, nanti di Shen Zhi Lingyu pasti akan kembali ke akun utamanya. Sekarang lihat saja, server baru tidak perlu, tunggu mereka mencapai Shen Zhi Lingyu saja.
Meski tidak diucapkan, belakangan ini Chen Guo memang merasa kesepian. Baik di dalam game maupun di dunia nyata, terasa sangat sunyi.
"Aku sudah kenyang, tidur dulu ya!" Tang Rou bangkit setelah sarapan, pamit pada Chen Guo.
"Silakan!" Chen Guo melambai, mengantar Tangrou pergi. Sendirian memegang bubur millet, menatap kosong ke arah warnet sepi tanpa pengunjung di pagi hari.
