"Interrupt! Interrupt!"
Suara Baozi Invasion terus bergema di headphone.
"Karakter ini selalu sangat fokus saat bermain game, seringkali memberikan efek suara untuk pukulan dan tendangan yang sebenarnya tidak ada suara aslinya, seperti film laga Hong Kong era dulu di mana setiap gerakan disertai desiran angin yang tajam. Kebiasaannya berteriak-teriak ini sering mengganggu konsentrasi lawan di Arena. Tapi sumpah, Baozi Invasion melakukan ini tanpa niat strategis sama sekali. Seperti saat melawan BOSS sekarang yang pasti tidak terpengaruh, dia tetap saja berteriak tanpa henti.
Sebenarnya, Ye Xiu bisa menghentikan skill besar Witch of Flames hanya dengan berbagai skill Loner Jun Moxiao. Tapi kali ini dia sengaja memberi kesempatan latihan untuk Tang Rou dan Baozi Invasion dengan mengalihkan beberapa kesempatan serang kepada mereka. Membunuh BOSS saja, tidak perlu terburu-buru.
Karena kurangnya pengalaman, dalam proses panjang empat orang membunuh BOSS ini, mustahil mereka tidak melakukan kesalahan sama sekali.
"Bahaya!! Hindar!" teriak Ye Xiu tiba-tiba, karena Tang Rou yang bertugas menginterupsi Meteor Fall kali ini terlambat 0,5 detik dalam operasional. Meski Ye Xiu menyadari dan ingin menolong, sudah terlambat sehingga hanya bisa memperingatkan.
Fengshu Yanmu milik Su Mucheng sudah berada di luar area skill sehingga aman. Jun Moxiao Ye Xiu menggunakan Jutsu Bunshin, meninggalkan klon bayangan sementara tubuh aslinya kabur. Yang paling kerepotan akhirnya Tang Rou dan Baozi Invasion.
Keduanya adalah kelas jarak dekat, saat ini tentu saja menyerang Penyihir Api dari dekat. Kesalahan ini membuat lingkup sihir terkumpul di sekitar, udara di atas ruang tersebut mendidih, seolah langit terbakar. Bola api besar dan kecil meluncur deras dengan ekor api. Tang Rou dan Baozi Invasion segera menyuruh karakter mereka kabur, tetapi mustahil untuk sepenuhnya lolos. Hujan meteor memenuhi langit, langit dan bumi seketika menjadi lautan api. Saat berhasil keluar dari area serangan, darah mereka sudah tinggal seiris, mundur dengan wajah pucat untuk minum obat pemulihan.
Untungnya sihir area seperti Hujan Meteor tidak bisa mengubah jangkauan mengikuti pergerakan mage, kalau tidak Penyihir Api pasti sudah memburu mereka dan membuat mereka kembali ke Kota Kongji.
"Ini kesalahanku." Kata Tang Rou. Dia bukan tipe yang keras kepala menolak mengakui kesalahan, hanya selalu ingin segera memperbaiki dan meningkatkan diri.
"Perhatikan timing." Ye Xiu tidak banyak berkomentar. Waktu serangan yang tepat sudah diajarkan, sekarang tergantung pemahaman masing-masing. Ini murni soal reaksi dan penilaian individu yang tak bisa dibantu.
Hujan Meteor yang berhasil dilancarkan ini benar-benar mengubah Hutan Api menjadi lautan nyala. Setelah tertawa melengking di tengah kobaran api, Penyihir Api kembali mengayunkan tongkat sihir dan menyerang.
"Jangan dipikirkan, serang!" Ye Xiu memimpin tim untuk melanjutkan gempuran.
Bagi Tang Rou dan Baozi Invasion, Ye Xiu tidak sepenuhnya melepaskan mereka untuk berlatih. Misalnya saat ini, HP kedua karakter belum penuh. Jika satu skill gagal di-interrupt, mereka bisa langsung mati. Dalam situasi seperti ini, Ye Xiu akan mengambil alih tugas interrupt, menggunakan operasional mumpuninya untuk menyelesaikan interrupt dengan sukses 100%.
Wave Slash!
Kali ini Jun Moxiao menggunakan skill kelas Soulblade. Saat pedang mengangkat Fire Witch, terbentuk barrier sihir yang mengurungnya, diikuti gelombang energi berputar yang mengiris target. Jika ada musuh lain di sekitar, Wave Slash yang berputar juga akan memberikan damage kepada mereka. Setelah serangan berputar selesai, gelombang energi akan meledak dan melontarkan target - seperti Fire Witch yang terlempar ke tanah ini.
Pertarungan berlanjut.
Dalam pertarungan panjang seperti ini, bahkan pro player top seperti Ye Xiu pun tak bisa menghindari kesalahan sama sekali. Jun Moxiao menerima beberapa damage, baik disengaja maupun tidak. Satu-satunya yang sama sekali tidak terkena damage hanyalah Fengshu Yanmu yang terus menyerang dari jarak jauh.
Ini pertarungan yang dihitung per jam, bukan bisa diselesaikan dalam hitungan menit.
Waktu terus berlalu.
Seluruh pemain Server 10 tidak menyadari pertarungan epik yang sedang terjadi di Blazing Forest. Empat karakter berusaha memburu wild boss Fire Witch yang 6 level di atas mereka - sesuatu yang sama sekali tidak terpikirkan dalam benak pemain biasa.
Semua pemain guild besar masih terus menaklukkan dungeon sesuai level mereka. BOSS liar yang mereka perhatikan baru sebatas Hutan Embun Beku, Burial Grounds, Tanah Pengasingan, dan Jurang Satu Garis.
Hutan Api? Ini juga akan segera masuk agenda. Karakter garda terdepan saat ini sudah melewati level 32. Begitu mencapai level 33, misi berburu Penyihir Api di Hutan Api akan dimulai. Jurang Satu Garis dan Tanah Pengasingan juga mengalami proses serupa.
Pukul 1.00.
Pukul 1.30.
Pukul 2.00.
Pukul 2.30.
"Kalau Tanah Pengasingan, seharusnya sudah selesai dibersihkan, ya?" Di sisi Lan He dan kawan-kawan, tiga putaran dungeon sudah selesai. Mereka menduga Jun Moxiao tidak mungkin terlambat sampai segini. Dua setengah jam tanpa kabar perekor baru, sepertinya Jun Moxiao juga bingung menghadapi rekor Tanah Pengasingan ini?
Ini baru hari pertama, Lan He tidak berani terlalu optimis. Ia hanya menghela napas lega, belum sampai tertawa.
"Ayo, ke Tanah Pengasingan." Lan He memberi komando. Baru saja mereka menyelesaikan dungeon Jurang Satu Garis.
Di tengah perpindahan medan perang ini, tiba-tiba muncul pesan sistem.
Pengumuman Sistem: Pemain Jun Moxiao, Fengshu Yanmu, Han Yanrou, Baozi Invasion berhasil meraih First Kill terhadap Penyihir Api Kaxiu.
Terselip di antara spam pesan dunia yang berantakan, pengumuman sistem ini terlihat seabsurd pemula bodoh yang mengobrol di chat dunia dengan kata-kata kekanakan.
First Kill Penyihir Api!
"Yang bisa bereaksi sehebat ini pastilah pemain lama, veteran, master!"
Saat pesan itu muncul, Lan He langsung membeku di tempat, begitu juga keempat rekannya yang berhenti melangkah.
Di depan komputer, mereka melakukan gerakan seragam: menarik mouse untuk mengulang Pesan Sistem yang sudah tenggelam dalam obrolan dunia, memeriksa setiap kata dengan cermat.
"Yan Nvwu?" Lan He hampir tak percaya dengan matanya sendiri.
Yan Nvwu dari Hutan Api?
Keraguan ini sebenarnya bukan hanya milik Lan He seorang.
Tapi para veteran Glory yang sudah sangat familiar tahu betul: hanya ada satu Yan Nvwu di dunia ini.
"Bukan!!"
Teriakan serupa menggema dari komputer para master Area 10.
Bahkan di Warnet Xingxin yang sepi, terdengar beberapa jeritan terkejut.
Gelombang pemain baru Server 10 sudah mereda. Pemain begadang di warnet ini sekarang kebanyakan dari server lain yang tak melihat pesan ini.
Beberapa yang bereaksi saling tak mengenal, hanya bisa berdiskumsi dengan teman game mereka.
Fakta bahwa Jun Moxiao adalah admin jaringan begadang di Warnet Xingxin belum menjadi rahasia umum. Seandainya tidak, setiap kali Ye Xiu mencetak rekor di malam hari, pasti sudah dikerumuni penonton.
“Akhirnya berhasil dibunuh…” Di Warnet Xingxin, Ye Xiu dan Tang Rou sama-sama menghela napas lega. Di layar, Witch of Flame yang menerima serangan terakhir tiba-tiba berubah menjadi bola api. Dalam kobaran api yang berdenyut, wajahnya yang mengerikan dan terdistorsi masih terlihat. Tiba-tiba api itu melesat ke langit lalu padam total, hanya menyisakan beberapa peralatan dan material yang terjatuh.
Tiga setengah jam!!
Empat orang mereka butuh waktu tiga setengah jam untuk mengalahkan Witch of Flame. Betapa sulitnya wild boss yang levelnya 6 tingkat di atas mereka. Han Yanrou milik Tang Rou dan Baozi Invasion berkali-kali nyaris mati. Fengshu Yanmu milik Su Mucheng tidak perlu disebutkan, sedangkan Jun Moxiao milik Ye Xiu terlihat sangat santai selama pertarungan. Tang Rou langsung tahu pria ini masih menyimpan tenaga lagi – layak dikutuk karena tidak serius.
“Tidak mudah, tidak mudah. Mari lihat apa yang jatuh.” Ye Xiu maju untuk melihat peralatan dan material yang terjatuh.
“Flame Stone, hm, ini aku ambil ya!” Ye Xiu mengambil material ini.
“Flame Staff, Senjata Ungu level 35! Barang langka, sayangnya tidak bisa kami pakai. Simpan saja untuk dijual atau ditukar!” Ye Xiu memeriksa barang kedua.
“Flame Robe, armor kain biru level 35 yang meningkatkan fire resistance. Ini… tidak ada yang pakai armor kain di sini. Tidak perlu, juga harus dijual.” Barang ketiga.
“Hmm, Sabuk Bulan Merah... Rezekimu bagus, ambil ini. Sekarang set perlengkapanmu sudah lengkap.” Boss Witch Fire menjatuhkan loot level 30-35. Item keempat yang jatuh adalah Sabuk Bulan Merah untuk Tang Rou. Meskipun sudah punya, sama seperti sebelumnya, bisa ditukar di pasar.
“Cincin Spirit Api... Lagi-lagi resistansi api, membosankan...” Item kelima juga Perlengkapan Biru - cincin level 30 dengan resistansi api. Equipment jenis ini hanya berguna melawan musuh spesifik. Dalam kondisi normal, tak beda dengan equipment pertahanan sihir biasa.
“4 equipment jatuh, dapat 1 Senjata Ungu, lumayan.” Ye Xiu mengangguk puas.
“Jadi kaya sekarang?” tanya Baozi Invasion bersemangat.
“Wah, berlebihan!” Kata Ye Xiu sambil menyadari semua anggota party memilih 'Abandon', hanya Tang Rou yang menggelengkan untuk Sabuk Bulan Merah.
Menghargai kepercayaan tim, Ye Xiu langsung mengambil semua loot. Dia men-trade Tongkat Api Merah ke Baozi Invasion: "Bisa dijual 200 koin emas. Uangnya bisa untuk melengkapi set equipmentmu."
“Serius? Keren abis!” Baozi Invasion menerima dengan girang.
Jubah Api Merah dan Cincin Spirit Api kurang berguna jangka panjang. Tapi sebentar lagi pemain level 33 akan datang ke Hutan Api. Equipment resistansi api bisa membantu mereka, mungkin bisa laku dijual.
“Baik! Kembali ke dungeon!”
Dunia menjadi gila dan terkejut karena First Kill ini, tapi Ye Xiu sama sekali tidak menganggapnya serius. Bagaimana dengan Tang Rou dan Baozi Invasion? Mereka juga tidak terlalu menganggap serius sang Witch of Flames ini. Level suppression enam level hanya membuat damage mereka rendah dan efek serangan buruk, membuat pertarungan jadi lebih panjang. Meski berkali-kali nyaris mati, dari segi teknik sebenarnya mereka sama sekali tidak merasa membunuh BOSS ini sulit.
"Ini cukup mudah!" Ini adalah komentar akhir dari Tang Rou.
