Seluruh dunia mengejek karakter Yun Tingdao yang digunakan Raowan Chuiyang saat ini, sekaligus menanti-nanti balasannya. Begitu kabar ini tersebar, langsung viral dengan berbagai komentar baru seperti "Yun Tingdao pria sejati", "Yun Tingdao jantan tulen", "Yun Tingdao pantang menyerah" yang sarat ironi. Jelas, karakter sok jagoan seperti ini tidak disukai para pengguna.
Namun, orang yang suka sok jagoan belum tentu tidak sadar akan hal ini. Sikap arogan mereka justru bertujuan untuk menikmati sensasi superioritas yang merendahkan segala hal.
Bagi penggemar sikap arogan, jatuh dari puncak kejayaan adalah siksaan terbesar. Raowan Chuiyang sebelumnya berkoar-koar dengan rekor dungeon-nya, dan meski dibenci banyak orang, tak ada yang bisa mematahkannya - inilah kenikmatan arogansinya. Kini, Jun Moxiao telah menghancurkan rekor itu bagai menginjak wajahnya, membuatnya frustasi bukan main.
Dengan terus menantang Jun Moxiao, Raowan Chuiyang berusaha mempertahankan image sok jagoannya. Karena mustahil merebut kembali rekor dungeon, ia mengandalkan duel 1v1 untuk membuktikan bahwa dirinya bukan sekadar tukang pamer, tapi benar-benar jagoan sejati - inilah esensi sejati dari sikap arogan.
Di tengah pesan-pesan ejekan, Raowan Chuiyang menanti balasan dari Jun Moxiao.
Tak lama kemudian dia mendapatkannya, kali ini Jun Moxiao akhirnya meresponsnya: "Besok sore, datang dengan akun level tinggimu."
"Bagus, kuharap kau tidak kabur di tengah jalan." Raowan Chuiyang mengetik dingin. Setelah menunggu sangat lama, tak ada reaksi sama sekali. Akankah Ye Xiu menghiraukan provokasi konyol seperti ini? Saat ini dia sudah membawa timnya kembali ke Dungeon. Kali ini semua tetap fokus, terutama saat menghadapi BOSS akhir Tuoya, koordinasi mereka dengan ritme Jun Moxiao semakin baik. Setelah menyelesaikan dungeon, rekor kembali terpecahkan.
22 menit 29 detik 57.
Rekor sebelumnya meningkat 6 detik. Tidak banyak, tapi memangkas 6 detik dari rekor yang sudah maksimal termasuk sulit, benar-benar hasil penyempurnaan.
Dunia game pun gempar lagi, banyak yang menjuluki "Face Slap" ini sebagai kombo dua tahap.
Bersamaan dengan itu, setelah tiga kali dungeon, empat karakter Jun Moxiao bersama-sama naik ke level 31. Su Mucheng beristirahat dulu. Qiao Yifan sebagai atlet profesional seharusnya tidak punya banyak waktu luang. Tapi setelah ikut tiga dungeon bersama Ye Xiu, perasaan berbeda membuatnya mulai memprioritaskan ini. Meski tiga dungeon sudah selesai, dia tak mau tidur dan ikut ke Dungeon Ngarai Pertama bersama ketiganya.
Di pihak Pavilion Blue River, Chun Yi Lao dan yang lainnya setelah mendengar kabar yang dibawa kembali oleh Lan He, telah kembali ke Area 10. Melihat rekor baru di papan peringkat dungeon, mereka hanya bisa terdiam. Belum sempat sadar, mereka langsung dihantam oleh serangan ganda pembaruan rekor kedua dari lawan.
Sekali, mungkin masih bisa dicurigai sebagai keberuntungan langka.
Tapi dua kali berturut-turut, itu jelas merupakan bukti nyata kemampuan.
Rekor kembali dipecahkan. Meski Chun Yi Lao sudah mempersiapkan mental, dari sudut pandang kepentingan guild, hasil ini jelas sangat buruk. Namun ini hasil yang tak terhindarkan - rekor ini harus diperjuangkan, kalau tidak tak bisa dipertanggungjawabkan ke anggota guild. Perang rekor dungeon di Server 10 sekarang bahkan menjadi bahan pembicaraan di markas besar guild di Domain of Gods. Kebijakan kompromi pun harus membuat semua orang merasakan ketidakberdayaan, terutama kelompok yang dipimpin Raowan Chuiyang.
Untuk menjaga harmoni Pavilion Blue River, perjuangan ini memang mengorbankan sebagian kepentingan cabang Server 10. Saat ini, Pavilion Blue River bukan hanya gagal memulihkan citra, malah semakin terpuruk dan menjadi bahan tertawaan nomor satu di Server 10. Citra ini baru bisa dipulihkan di kemudian hari. Bisa dikatakan, mulai saat ini perkembangan Pavilion Blue River akan tertinggal dari guild besar lainnya.
Tapi masih ada celah harapan.
Tantangan Raowan Chuiyang kepada Jun Moxiao adalah celah harapan itu.
Meskipun Lan He tidak mendukung dan tidak yakin dengan tantangan ini, dia harus mengakui bahwa jika Raowan Chuiyang berhasil menang, hal ini akan menjadi pemulihan citra besar bagi Pavilion Blue River di Area 10. Pertarungan 1v1 ini sangat ditunggu-tunggu, seluruh [dunia] game sedang membahasnya, tak terhitung banyaknya pemain yang menanti tontonan besok sore.
Dari sudut strategi, langkah Raowan Chuiyang ini sebenarnya tidak bisa disebut bodoh. Ini memang cara terbaik saat ini untuk memenangkan kembali reputasi guild. Tapi, apakah dia bisa menang?
Lan He benar-benar meragukannya, tapi dia tidak bisa berkomentar. Bagaimanapun dia harus mendukung guild-nya sendiri. Saat ini, dia harus berharap Raowan Chuiyang menang, meskipun bisa dibayangkan si [Raowan] ini akan menyombongkan diri sampai ke ujung alam semesta jika menang.
Persaingan rekor ini juga sangat mempengaruhi Dominant Hero.
Pavilion Blue River berani menjadi pionir, situasi yang disambut gembira oleh pihak lain. Dengan tenang mereka tidak ikut berebut rekor di Tanah Pengasingan, lebih memilih menanggung cap tidak mampu selama beberapa hari. Mereka ingin melihat sikap dan tindakan Jun Moxiao dalam masalah ini.
Hasilnya, mereka semua menyaksikan: Jun Moxiao menyelinap keluar untuk merampas First Kill BOSS Liar level 36, lalu kembali dengan santai menginjak-injak rekor Pavilion Blue River.
Ketua Dominant Hero Jiang You sendiri datang ke Server 10, sama seperti Pavilion Blue River, dia mengerahkan pasukan terkuat guild. Namun setelah melihat hasil ini, dia segera membatalkan rencana semula.
“Batas rekor?”
Sepertinya ada dua konsep berbeda tentang ini. Bagi para pemain biasa, ada satu konsep, tapi bagi tim Jun Moxiao, konsepnya berbeda sama sekali. Jiang You bahkan mulai meragukan apakah Jun Moxiao benar-benar memainkan dungeon yang sama dengan mereka. Rekor yang mereka anggap sebagai batas tertinggi, ternyata bisa ditingkatkan dalam hitungan menit oleh tim ini. Bagaimana bisa rekor yang begitu rapuh disebut sebagai batas?
“Bagaimana? Haruskah kita bernegosiasi dengan Jun Moxiao?” Night Frost Pond jelas merasa frustasi. Kenapa Area 10 yang dipimpinnya ini selalu dipenuhi masalah? Muncul sosok yang begitu merepotkan.
“Jangan terburu-buru... Masih perlu beberapa hari lagi sampai mereka mencapai level 33. Saat ini Pavilion Blue River sedang jadi sorotan, sementara kita justru kurang diperhatikan. Akan kucari cara lain untuk mengatasi masalah ini. Menyerah pada Jun Moxiao itu terlalu pasif. Setidaknya kita harus buktikan bahwa kita punya kemampuan untuk tidak terus-terusan ditekan, sekali saja cukup. Dengan begitu meski nanti harus bernegosiasi, posisi tawar kita akan lebih baik.” Jiang You menjelaskan.
“Bagaimana cara membuktikannya?” Night Frost Pond bingung, jelas mereka kekurangan pemain ahli. Nasib Pavilion Blue River harus menjadi pelajaran.
“Mungkin... aku harus berkonsultasi dengan Tim.” Jawab Jiang You.
"Terlalu berlebihan..." Night Frost Pond berkeringat dingin. Dia tentu tahu "tim" yang dimaksud adalah Tim Dominant Hero. Tapi ini tim elit yang bertujuan merebut gelar juara profesional. Sekarang meminta mereka datang ke Server 10 membantu ekspansi dan mencatat rekor? Mengingat karakter Kapten Han Wenqing, Night Frost Pond merasa ini sama saja mencari masalah! Ide Jiang You ini terlalu nekat.
"Hmm... aku pikir dulu..." Jelas terlihat Jiang You masih sangat ragu-ragu.
Selain dua guild ini, guild-guild lain yang menyaksikan Jun Moxiao dengan mudah menginjak-injak rekor Pavilion Blue River hingga menjadi debu - bahkan dua kali - hatinya naik turun. Setelah menikmati kesenangan melihat orang lain celaka, mereka tetap harus memikirkan masa depan sendiri. Masalah ini benar-benar sangat menyusahkan.
Malam itu pun berlalu begitu saja.
Raowan Chuiyang meninggalkan Server 10 setelah duel berakhir. Malam itu, dia menggunakan akun level tingginya dan bertarung sepanjang malam di Arena, khusus menantang lawan dengan win rate tinggi, berlatih mati-matian semalaman.
Tak terasa sudah sore hari berikutnya. Raowan Chuiyang masuk ke Server 10 untuk mencari orang. Tidurnya tidak nyenyak, tubuhnya sudah lelah tapi pikirannya tak bisa tenang. Setiap kali memejamkan mata, bayangan pertarungan di Arena selalu muncul. Bahkan saat memutuskan menantang Lan Qiao Chun Xue dulu, tekanan mentalnya tak pernah sebesar ini. Kali ini, hatinya benar-benar tak bisa tenang.
Kondisi tidak dalam keadaan terbaik, tapi sungguh tidak enak untuk meminta perubahan jadwal lagi. Bahkan jika diubah, belum tentu juga bisa tenang. Saat itu pasti tetap sulit tidur, kondisi mental hanya akan semakin buruk.
Di Area 10, Raowan Chuiyang langsung mencari Jun Moxiao yang sedang online, lalu berteriak di channel dunia. Semangat penduduk seluruh server langsung terpompa, akhirnya ini terjadi juga.
"Bikin room saja kamu." Jun Moxiao juga membalas.
"Level Field." Raowan Chuiyang logout dari Area 10, masuk dengan akun level tinggi, masuk Arena, membuat room, memanggil nama Jun Moxiao.
Di Warnet Xingxin, Ye Xiu logout dari Area 10 dan mencari Chen Guo. Sang bos sedang asyik main Glory, duduk tegak di depan layar dengan operasional karakter yang penuh gaya master. Ye Xiu menghembuskan dua lingkaran asap rokok, karakter bos Chen tersandung lalu berbalik marah: "Mau ganggu apa?!"
"Pinjem akun bos dong!" kata Ye Xiu.
"Untuk apa?"
"PK sama orang." Jawab Ye Xiu.
"Siapa?"
"Namanya apa ya?" Ye Xiu menggaruk kepala.
Chen Guo mengedipkan mata, karakternya berlari kembali ke kota utama: "Level atau mode bebas?"
"Level." Kata Ye Xiu.
"Nomor room-nya?"
"Nggak tahu..."
"Terus carinya gimana?" Tanya Chen Guo.
"Teriak di channel sebelah, bilang Jun Moxiao datang atau apa gitu." Usul Ye Xiu.
Chen Guo mengirim pesan sesuai, tiba-tiba layar dipenuhi banjir pesan sorakan yang membuatnya kaget. Tak lama kemudian, undangan masuk dan langsung diklik setuju.
Arena duel dimulai, peta yang dipilih adalah arena persegi empat yang paling umum. Arena ini sederhana dan langsung, disukai oleh pemain biasa. Karakter Chen Guo langsung terkesiap saat masuk, tidak menyangka akan ada begitu banyak penonton.
"Kalian ini ngapain sih?" Awalnya Chen Guo ingin bermain dulu, tapi melihat daftar penonton yang begitu banyak di samping, dia merasa ini masalah serius. Dia segera mengosongkan kursi sambil bertanya pada Ye Xiu.
Di depan, Tang Rou yang sedang bertugas juga menengok dan bertanya: "Sudah mulai? Sudah mulai?"
"Sebentar lagi." Ye Xiu menoleh menjawab.
"Tolong jaga depan kasir sebentar." Tang Rou buru-buru meminta bantuan admin jaringan untuk menggantikannya, lalu berlari ke sana.
"Dilihat dari sini kurang jelas, kita login akun lain." Chen Guo yang berpengalaman segera membuka komputer lain.
"Jangan mulai dulu!!" Sekaligus mengingatkan Ye Xiu. Meski belum paham situasi, rasa penasarannya sudah melambung tinggi.
