Fakta bahwa ini adalah guild-guild besar sudah terlihat dari level mereka. Namun, jumlah sebanyak ini mustahil berasal dari satu guild saja. Berapa banyak guild yang terlibat? Satu, dua, tiga, atau lebih bahkan semuanya?
Ye Xiu tidak akan terkejut berapapun jumlahnya. Dia paham betul situasi guild-guild besar saat ini. Rekor dungeon yang dikuasainya membuat perkembangan mereka di Server 10 terhambat. Guild-guild yang sombong ini pasti tidak rela menyerah begitu saja.
Baik secara emosional maupun kepentingan. Ketika perlawanan melalui dungeon tak membuahkan hasil, menghabisi si pengacau ini adalah pilihan paling logis.
"Jangan keluar dari kota utama dulu, kita sedang diawasi sekarang." Ye Xiu mengirim pesan ke Tang Rou terlebih dahulu. Hanya gadis ini yang benar-benar pemula, mungkin belum terlalu berpengalaman dengan pertarungan dalam game.
"Kalian di mana?" Kemudian bertanya kepada Su Mucheng dan Qiao Yifan.
"Masih di Tanah Pengasingan." Jawab Su Mucheng.
"Musuh mungkin tidak hanya mengirim orang-orang ini, bisa jadi ada bala bantuan berikutnya. Pemain level rendah sekalipun yang tidak ikut bertarung bisa menjadi mata-mata. Pergilah ke area tanpa pemain, lalu kita cari kesempatan untuk berkumpul." Pesan Ye Xiu.
"Baik, terus update lokasi." Balas Su Mucheng.
"Baozi kamu di mana?" Di sisi Baozi Invasion, Ye Xiu memutuskan untuk memberi panduan langsung.
"Pinggiran Kota Kongji, sekitar Desa Hade." Jawab Baozi Invasion.
"Oh? Bagus! Sudah sampai sana." Puji Ye Xiu. Meski pemula Glory, rupanya Baozi Invasion cukup lihai dalam game. Saat ini sudah lebih dulu menguasai area dengan sedikit pemain.
Desa Hade adalah salah satu desa kecil di pinggiran Kota Kongji. Hanya ada beberapa NPC misi, pemain biasanya hanya datang saat mengerjakan misi. Selain itu tidak ada monster leveling maupun pemandangan menarik, tidak ada yang datang ke sini tanpa alasan.
Untuk menghilang, area seperti ini tentu pilihan utama. Baik di area leveling seperti Tanah Pengasingan maupun zona aman seperti Kota Kongji, anggota guild besar ada di mana-mana. Cukup dengan menyebarkan informasi tanpa ikut bertarung, jejak kita pasti ketahuan.
"Hmm, di sini lebih dekat." Jawaban Baozi Invasion membuat Ye Xiu menyadari bahwa dia masih terlalu menganggap rumit karakter ini.
"Sudah berhasil menghindar?" tanya Ye Xiu.
"Sedang mengamati," kata Baozi Invasion.
"Hati-hati," Ye Xiu berkata sambil mengubah sudut pandang Jun Moxiao untuk melihat ke belakang.
Para pemain level 33 masih terus mengejar. Medan datar di area ini membuat mereka sulit bersembunyi. Ye Xiu perlu mencari lokasi seperti Desa Hade tempat Baozi Invasion berada. Arah yang dia tuju sekarang memang menuju ke sana.
"Ada apa ini?" Suara itu bukan berasal dari game. Ye Xiu menoleh dan melihat Tang Rou sedang bersandar di depan kasir sambil memperhatikannya.
"Mungkin anggota guild-guild besar. Mereka sangat memperhatikan rekor dungeon yang kita raih," penjelasan singkat Ye Xiu.
"Kalau tidak bisa menyaingi rekor, pakai cara kotor seperti ini?" Tang Rou menyeringai jijik.
"Karena kita terlalu kuat," Ye Xiu tersenyum.
"Sekarang bagaimana?" tanya Tang Rou.
"Cek daftar 20 guild teratas di Domain of Gods di situs resmi. Catat nama-nama mereka dan waspada jika bertemu di game. Jalan-jalan di Kota Kongji, hindari area ramai, perhatikan apakah ada karakter yang mengikuti. Setelah status lemah pulih, cari kesempatan keluar kota. Aku akan menjemputmu," instruksi Ye Xiu.
"Oke," Tang Rou mengangguk lalu pergi.
Tanah Pengasingan.
Di area leveling ini, begitu jejak Fengshu Yanmu dan Yicun Hui terdeteksi, banyak pemain di sekitar area leveling yang segera bergabung dalam pengejaran. Sebagian adalah elite level 33 yang bersiap untuk menjalankan dungeon Tanah Pengasingan, ada juga karakter tier satu dan dua biasa yang meski tidak diminta guild, turut serta secara sukarela setelah mengetahui operasi ini.
Sebuah rumah kosong yang reot, dua karakter Fengshu Yanmu dan Yicun Hui gesit masuk ke dalamnya. Jumlah pengejar di belakang mereka tampaknya tidak berkurang, bahkan cenderung bertambah. Seperti yang dikatakan Ye Xiu, memang tidak mudah untuk benar-benar melepaskan diri dari lingkungan mereka.
Di dalam rumah, karakter Fengshu Yanmu berlari ke jendela kiri untuk mengintai ke luar, sementara Yicun Hui menuju jendela belakang.
"Tidak ada orang di sini," teriak Qiao Yifan.
"Keluar." Su Mucheng menggerakkan karakternya mendekat. Kedua karakter itu melompat, berjongkok, dan keluar dari jendela belakang yang rusak. Jangan remehkan gerakan ini, pemain biasa mungkin tidak bisa melakukan operasional sekali jalan seperti ini, seringkali akan menabrak kepala atau tersangkut kaki di jendela.
Area belakang rumah memang sepi. Memanfaatkan pandangan yang terhalang rumah tua, mereka bergegas berlari sambil jongkok menyusuri dinding setelah melompati tembok tanah.
"Ke sini." Qiao Yifan yang terus mengamati sekitar dengan cermat, memanfaatkan visi makro-nya yang luar biasa, memimpin jalan di depan.
“Area dengan sedikit monster, pasti juga sedikit orang.” Namun karena tidak terlalu yakin, dia tetap menjelaskan alasan pertimbangannya kepada Su Mucheng.
“Hmm, cepat pergi!” kata Su Mucheng. Jika dialihkan ke dia, juga hanya bisa menggunakan cara seperti ini.
Tembok tanah tidak terlalu panjang. Gerakan sembunyi-sembunyi ini meski membuat lawan kehilangan arah sementara, tapi selanjutnya pasti akan ketahuan. Hanya berharap jarak mereka bisa semakin jauh dalam waktu singkat ini.
Saat tembok tanah hampir berakhir, dua karakter itu keluar secara berurutan. Mereka memutar kamera untuk melihat ke belakang. Pasukan pengejar saat ini tersebar di sekitar rumah kosong, jelas kehilangan arah setelah gagal menemukan mereka di dalam, sedang mencari ke segala arah. Sebagian kecil mulai mendekati area tembok tanah tempat mereka baru saja keluar.
Begitu keduanya ketahuan, lawan langsung berbalik arah dan mengejar. Fengshu Yanmu melepaskan tembakan Anti-Tank Cannon ke arah pengejar terdekat. Tapi karena jarak cukup jauh, beberapa karakter dengan mudah menghindar. Serangan itu tidak terlalu efektif. Su Mucheng tentu tidak berhenti untuk terlibat, terus mengendalikan Fengshu Yanmu lari sekencang mungkin.
"Suster Mu, empat kamar di depan, bagaimana kalau kita bagi tugas?" kata Qiao Yifan. Fengshu Yanmu adalah Su Mucheng, dia cukup curiga tapi tak berani memastikan atau banyak bertanya. Menganggap usianya lebih muda, dia mendengar panggilan "Kak" antar mereka: Kak Baozi, Suster Mu, Suster Rou, dan senior yang paling dihormatinya.
"Aku ambil kamar sebelah kanan." kata Su Mucheng.
"Kalau begitu aku kiri."
Kedua karakter itu berpisah, menyelinap masuk ke gubuk reyot.
"Mereka sembunyi lagi di dalam!!" teriak pemain pengejar yang mulai kesal.
Gubuk-gubuk di Tanah Pengasingan ini mirip satu sama lain, semuanya rusak parah. Ada yang punya jendela, ada yang temboknya bolong besar. Pintu jelas bukan satu-satunya jalan masuk. Masuk lewat pintu, lompat jendela - pandangan terhalang bangunan. Cara ini sudah beberapa kali mengacaukan pengejaran, membuat para pengejar sangat kesal. Tapi dua orang ini malah semakin semangat.
"Bubar! Perluas area penglihatan!" teriak seseorang.
Hasilnya biasa saja, hanya beberapa pemain yang menuruti perintahnya.
"Bubarrr!" dia membentak.
Beberapa lagi bergerak, tapi mayoritas tetap diam.
"Perlu semua bubar? Cukup beberapa orang saja yang mengawasi." canda seseorang.
“Lihat baru sapa, ini terlalu lambat! Lebih baik langsung kejar begitu ketemu kan?” teriak para pemain yang sedang berpencar.
Beberapa pemain di sekitar mendengar, ternyata terdengar masuk akal, sehingga lebih banyak lagi yang mulai menyebar ke sisi lain.
Jelas terlihat, kelompok ini tidak memiliki komando yang terpadu.
Rencana guild menggunakan kekuatan untuk menghadapi tim Jun Moxiao sebenarnya sudah diinformasikan sebelumnya. Namun operasi pengejaran ini diorganisir secara mendadak setelah menemukan jejak anggota tim Jun Moxiao mendekati jam 12 malam. Para ahli dari berbagai guild memilih target pengejaran berdasarkan lokasi terdekat, sehingga area Tanah Pengasingan menjadi yang paling padat. Kebetulan ini area leveling! Baik yang sedang naik level maupun yang bersiap masuk dungeon, semuanya sedang berkeliaran di sini!
Tim yang terbentuk secara dadakan ini tentu tidak memiliki komando terpusat. Bahkan jika ada niat untuk melakukannya, implementasinya akan menemui kendala.
Kerja sama yang diinisiasi oleh guild Dinasti Jia ini tidak berharap adanya kesatuan sempurna antar guild, hanya berharap semua pihak bisa berkontribusi. Alasan mendekati Dominant Hero pertama kali karena merekalah yang paling terdesak saat ini. Mereka sangat membutuhkan perebutan rekor dungeon Jurang Satu Garisan untuk membuktikan kemampuan guild, sehingga ingin cepat menemukan solusi tepat terhadap Jun Moxiao.
Meskipun kedua pihak ini biasanya tidak akur, Chen Yehui yakin saat ini adalah momen tepat untuk bersatu dengan Dominant Hero.
Namun kerja sama tidak bisa terjalin hanya dengan beberapa kata. Baik ketua guild Dominant Hero Jiang You maupun ketua Server 10 Night Frost Pond, masih menyimpan keraguan terhadap Dinasti Jia.
Memang benar Jun Moxiao adalah bencana bersama bagi semua guild. Tapi di saat genting Dominant Hero sedang kebakaran jenggot ini, seharusnya guild lain justru akan menonton mereka sambil tertawa, terutama Dinasti Jia yang seharusnya paling gembira.
Namun nyatanya, Dinasti Jia justru aktif mengajak kerja sama untuk memadamkan keadaan darurat mereka. Ini benar-benar sulit dipercaya. Pasti ada maksud tersembunyi dari Dinasti Jia.
Dalam kemunafikan saling mencoba ini, kedua pihak berdebat selama lebih dari tiga jam. Baru setelah Chen Yehui mengundang beberapa guild lain untuk bergabung, keraguan Jiang You dan Night Frost Pond perlahan menghilang.
Total 7 guild berpartisipasi dalam operasi pengepungan tim Jun Moxiao ini, semuanya tentu yang memiliki ambisi besar terhadap rekor dungeon. Meski saling bersaing, untuk sementara mereka bersatu menghancurkan Jun Moxiao si pengacau publik.
Yang mengejutkan Chen Yehui adalah penolakan tegas dari Pavilion Blue River terhadap proposal kerja sama sementara ini.
