“Pavilion Blue River adalah guild pertama yang melihat potensi Jun Moxiao, meminta bantuan Jun Moxiao untuk meningkatkan rekor, dan secara alami juga menjadi guild pertama yang mencoba menarik Jun Moxiao. Bakat seperti ini, begitu disadari, tidak mungkin diabaikan oleh guild mana pun.
Hasilnya hingga kini, Pavilion Blue River justru menjadi korban terbesar yang terkena dampak dari Jun Moxiao. Bagaimanapun hubungan antara kedua pihak, menurut Chen Yehui, Pavilion Blue River pasti dipenuhi kekecewaan dan lebih mendesak membutuhkan pemulihan situasi dibanding Dominant Hero. Namun ternyata mereka menolak dengan begitu tegas, bahkan tanpa keraguan sedikit pun menyatakan tidak akan ikut campur.
Ketegasan nada bicara mereka membuat Chen Yehui kehilangan kesempatan untuk menyampaikan provokasinya. Menurutnya, sikap tenang namun tegas Pavilion Blue River ini sama sekali tidak terlihat seperti tindakan impulsif atau pengecut, melainkan keputusan matang setelah mempertimbangkan untung-rugi.
“Jangan-jangan mereka sudah tahu Jun Moxiao adalah Ye Qiu?” Chen Yehui mulai curiga.
Informasi bahwa Jun Moxiao adalah Ye Qiu ini sama sekali tidak akan dia bocorkan. Pengaruh kekuatan Ye Qiu sebenarnya bukan masalah besar. Bagaimanapun ini di game online - jika 5 orang tidak bisa mengalahkanmu, kirim 10. Jika 10 masih kurang, kirim 20. Bahkan 20 masih kurang? Langsung kirim 100 orang! Sekali pun teknik dan skill bermainnya setinggi langit, tetap akan terkepung sampai mati.
Chen Yehui tidak akan mengungkapkan identitas Jun Moxiao, yang lebih ditakutkannya adalah popularitas Ye Qiu. Seorang Shen selama 10 tahun! Idola bagi berapa banyak penggemar Glory? Jika hal ini tersebar, Chen Yehui benar-benar takut banyak pemain ahli akan berlari mengangkat sepatu dan menjadi anak buah Ye Qiu, malah menginjaknya. Terutama di dalam Dinasti Jia miliknya sendiri, dia sama sekali tidak berani membocorkan. Di sini penggemar Ye Qiu justru lebih banyak dan loyal.
Akhirnya, terhadap Pavilion Blue River dia hanya bisa menyimpan keraguan, tidak berani melakukan percobaan lebih jauh.
Untungnya perkumpulan guild yang sudah terkumpul saat ini menurutnya sudah cukup.
Kali ini, dia bukan hanya ingin menekan Jun Moxiao untuk melampiaskan amarah, tapi ingin menghancurkan tim Ye Qiu secara langsung. Melampiaskan dendam pribadi pada Ye Qiu adalah urusan Liu Hao. Chen Yehui sekarang lebih mempertimbangkan urusan bisnis - tanpa menghancurkan tim ini, rencana serangan besar-besaran terakhirnya di Area 10 tidak bisa dilaksanakan dengan mulus.
Kekuatan tempur tim Ye Qiu yang berkumpul sudah dia alami langsung sebelumnya, kekuatan tiga karakter Jun Moxiao, Han Yanrou, dan Baozi Invasion membuatnya trauma. Tapi kali ini, jumlah pasukan mereka jauh lebih besar dan telah memecah-belah serta mengepung lawan. Semuanya terlihat berjalan lancar. Chen Yehui mendengar laporan dari bawahannya di berbagai titik, lalu membawa beberapa orang untuk membantu. Saat tiba di lokasi Tanah Pengasingan, dia melihat karakter pemain dari berbagai guild berhamburan kacau-balau ke segala arah, tapi target sebenarnya tidak jelas di mana.
“Orangnya?” Chen Yehui melihat anggota guild-nya di kerumunan, lalu mendekat dan bertanya. Dia tidak peduli dengan orang lain, meskipun dia seorang ketua guild, di mata pemain guild lain dia tentu tidak berarti. Jika bertemu fans fanatik Dominant Hero, mungkin saja ada yang diam-diam menembak, melempar batu, atau menusuknya. Chen Yehui sama sekali tidak meragukan hal ini. Kerjasama ini hanya untuk memenuhi kuota melawan kelompok Jun Moxiao, sama sekali tidak ada niatan untuk berbaikan menjadi teman.
“Masuk ke rumah, sebelah kiri dan kanan.” Pemain Dinasti Jia yang melihat kedatangan ketua langsung buru-buru melapor.
“Lalu tunggu apa lagi, kepung!” kata Chen Yehui.
“Sedang mengepung...” kata pemain itu sambil putar kamera melihat keributan di sekitar. Benar, mereka sedang 'mengepung'...
“Anak buah kita berkumpul!!” Chen Yehui tidak bermimpi memimpin seluruh pasukan, cukup sadar diri hanya memanggil saudara seperguruannya.
Anggota Dinasti Jia langsung berkerumun begitu melihat ketua datang.
“Kalian berdua tetap di sini, sisanya ikut aku.” Chen Yehui meninggalkan dua anak buahnya di tempat, taktik yang tidak dilakukan guild lain. Guild lain biasanya anggota lari berombongan, ke kiri semua atau ke kanan semua, tidak pernah berpisah.
Rumah kiri-kanan sudah ada yang menerobos masuk.
“Tidak ada di dalam!” teriak seseorang.
“Dasar bodoh!” langsung ada yang mengejek. Tentu saja tidak ada di dalam, musuh masuk rumah lalu loncat tembok, menggunakan blind spot untuk kabur.
Pemain di kamar gesit ingin lompat keluar dari jendela, tapi operasional tak sehalus level pro. Ada yang sunyi sepi keluar, ada yang kartu jendela. Yang masuk ini bukan semuanya dari guild yang sama. Kartu jendela natural akan diejek dengan kejam oleh orang guild lain. Yang hati-hati sudah menarik diri dengan cepat lewat pintu.
Garis luar lainnya memutar ke belakang rumah, tapi tetap tak menemukan jejak Fengshu Yanmu dan Yicunhui.
"Cepat cepat cepat!" Massa pemain berteriak, buru-buru terus berlari kencang ke depan. Mereka mengira dua orang ini sudah memanfaatkan kesempatan untuk menjauh beberapa langkah.
“Siapa itu tidak memperhitungkan, di depan mata mereka, terselip di antara dua rumah rusak kiri-kanan, di dalam rumah kosong itu, karakter Fengshu Yanmu dan Yicunhui sedang menunggu dengan khidmat di sudut.”
Fengshu Yanmu bergerak pelan ke samping lubang di tembok, menyapu pandangan ke luar diam-diam.
“Hehe, mereka semua tertipu. Ternyata sudah terbiasa dengan cara kabur kita selama ini.” Su Mucheng mengirim pesan ke Qiao Yifan.
“Mereka tidak memiliki komando yang rasional, jadi kupikir mereka akan masuk ke kesalahan analisis ini.” Qiao Yifan berkata. Dia jago mengamati, tentu termasuk mengamati rekan setim dan lawan. Pengejaran kacau lawan tanpa kerja sama, semua dia perhatikan, dia yakin musuh tidak memiliki pengaturan strategi yang terkoordinasi.
Jadi setelah berdiskusi dengan Su Mucheng, Dia menyusun rencana seperti ini. Sepanjang jalan mereka memanfaatkan titik buta sudut pandang untuk melarikan diri, sekali, dua kali, tiga kali, meninggalkan kesan samar seperti ini pada lawan.
Maka di medan yang sesuai ini, mereka tiba-tiba mengubah taktik. Alih-alih terus melarikan diri, mereka memilih untuk bersembunyi.
Setelah menerobos dua rumah reyot di kiri-kanan, keduanya langsung melompat masuk melalui lubang tembok di rumah tengah, diam-diam bersembunyi di sudut.
Di depan mata semua orang, tak ada yang menyadari. Andai saja seseorang sekadar melewati rumah tengah ini, pasti akan menemukan mereka. Namun kebetulan tak ada yang melakukannya.
Semua orang terburu-buru ingin memutar melewati tiga rumah yang menghalangi pandangan ini, lalu melihat ke arah mana duo ini pergi.
"Ayo pergi." Su Mucheng memanggil Qiao Yifan. Tentu mereka tak bisa terus bersembunyi di sini. Setelah kehilangan jejak, musuh pasti akan menggeledah area. Mereka hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur ke arah berlawanan.
One Inch Ash milik Qiao Yifan segera bergerak ke pintu ruangan, tapi langsung menyelinap kembali setelah menampakkan setengah badan.
"Masih ada orang di luar..." Qiao Yifan mengirim pesan ke Su Mucheng.
"Hmm?" Fengshu Yanmu milik Su Mucheng segera mendekati pintu.
"Maaf, Kakak Mu..." Qiao Yifan gemetar ketakutan. Rencana pelarian ini sebagian besar berasal dari sarannya, ini jarang-jamannya dia begitu yakin. Tapi ternyata masih ada musuh yang bertugas jaga di belakang. Kesalahan penilaian ini membuatnya merasa menyesal sekaligus panik.
“Tidak apa, serbu keluar!” Su Mucheng berkata sambil karakternya sudah menyelinap keluar dari rumah, di belakang yang ditinggalkan adalah dua pemain Dinasti Jia yang ditinggalkan Chen Yehui. Sebenarnya penilaian Qiao Yifan tidak salah, hanya saja dia tidak menyangka tepat di saat ini lawan mendapat pemain baru yang baru datang, apalagi ada figur tingkat ketua guild seperti Chen Yehui.
Pemain baru ini tentu tidak punya inersia pemikiran yang terbentuk dari pengejaran sebelumnya, sementara Chen Yehui adalah orang yang memiliki hak komando. Desain Qiao Yifan ini memang terbentuk melalui serangkaian tata letak, bagi orang yang berada di luar situasi tentu sama sekali tidak berguna.
Keduanya sempat tertegun melihat Fengshu Yanmu menerobos keluar, setelah sadar buru-buru mengirim pesan, namun peluru dari Fengshu Yanmu sudah lebih dulu melesat. Mereka menghindar, tapi tidak menyangka tiga peluru anti-tank Su Mucheng menuju tiga arah berbeda. Daripada menghindar, gerakan refleks menghindar ini malah membuat masing-masing kena satu peluru.
Asap tembakan belum juga menghilang, Yicun Hui sudah menyergap di depan salah satu musuh. Tebasan Iblis melesat, membuat lawan ini melompat mundur menghindar. Yicun Hui mengejar dengan Tebasan Bulan, kali ini reaksi lawan tidak bisa mengimbangi, terbang ke udara oleh Tebasan Bulan. Kombinasi Tebasan Bulan dan Tebasan Bulan Purnama bagi setiap Ghostblade hampir seperti gerakan refleks, Qiao Yifan pun tidak terkecuali, melanjutkan dengan Tebasan Bulan Purnama yang membuat lawan terlempar lebih tinggi. Senapan mesin Fengshu Yanmu mengguntur terus ke langit, membuat lawan ini terombang-ambing di udara tak bisa mendarat.
Pemain lain yang ingin datang membantu, tidak menyangka ritme pertarungan di sini begitu cepat. Saat dia tiba di depan, Qiao Yifan baru saja menyelesaikan Full Moon Slash dan sudah menunggunya. Beberapa serangan biasa sederhana langsung menghantamnya ke tanah. Mengayunkan pedang, melepaskan Blade Array, Fengshu Yanmu juga sudah masuk area Blade Array. Laser Cannon, Cannon, Anti-Tank Cannon... Berbagai skill Artillery God dengan ledakan tinggi menjadi semakin perkasa di bawah efek Blade Array. Qiao Yifan di samping langsung mengeluarkan beberapa serangan pedang begitu cooldown skill-nya siap. Dua pemain malang ini sejak awal terkena Anti-Tank Cannon sama sekali tidak sempat menyerang, bahkan tidak sempat melakukan pergerakan yang baik. Terombang-ambing di udara atau terjatuh ke tanah, beberapa saat kemudian ketika semuanya tenang, mereka sudah menjadi dua mayat.
Chen Yehui menerima pesan dari dua anggota yang ditugaskan menjaga, langsung berteriak dan memimpin pemain Dinasti Jia untuk mengejar kembali. Pemain guild lain yang mendengar teriakan juga terkejut, tanpa komando yang jelas mereka cenderung ikut-ikutan, buru-buru berbalik arah. Namun saat kembali ke depan gedung, tidak terlihat jejak siapa pun.
"Orangnya?" Chen Yehui mengirim pesan ke dua anggota tersebut.
"Orangnya?" Pemain guild lain mulai ramai bertanya pada Chen Yehui.
"Mati..." Jawaban dua anggota itu cepat, namun pertanyaan pemain lain membuat Chen Yehui tidak bisa langsung merespons.
“Kita cari terpisah……” Chen Yehui melihat sekeliling dengan frustasi. Di sini banyak rumah rusak, tembok retak, sumur kering, dan lubang tanah. Sangat mudah bersembunyi di sudut mana pun tanpa terlihat sekilas.
“Bangsat, cari apa sih?” Pemain dari guild lain yang belum tahu situasi mengumpat bingung.
“Dua orang itu tadi bersembunyi di rumah tengah, lalu kabur lewat depan saat kami periksa belakang rumah. Mereka membunuh dua broku, sekarang entah bersembunyi di mana.” Chen Yehui kesal namun tetap berusaha menjelaskan.
Mendengar penjelasan itu, semua hanya bisa menghela napas. Apa lagi yang bisa dilakukan? Mencari!
Saat semua orang menyebar ke empat penjuru, Fengshu Yanmu dan Yiceng Hui justru kembali ke rumah rusak lalu kabur lewat jendela, mengelabui mereka lagi dengan arah berlawanan.
