Hutan Kongzhi. Tempat pertemuan yang diberitahu Ye Xiu kepada semua orang. Saat ini dia juga sedang mengarahkan Jun Moxiao ke sini, tapi pasukan pengejar di belakang Jun Moxiao masih belum sepenuhnya bisa dihilangkan.
Meski bisa menggunakan teknik mengganti cara bergerak untuk menjaga jarak dengan pengejar, cara ini tidak bisa menghilangkan mereka sepenuhnya. Untuk lepas dari pandangan pengejar, pasti harus melakukan pergerakan dalam skala besar yang melewati area leveling. Di tempat-tempat itu penuh pemain guild besar, mustahil lolos dari pengawasan mereka.
Jika cara ini efektif, Su Mucheng dan Qiao Yifan tidak akan susah payah seperti ini. Tentu mereka juga menguasai teknik ini. Faktanya, ini adalah teknik memanfaatkan stamina secara optimal, dasar yang harus dikuasai setiap atlet profesional.
Su Mucheng dan Qiao Yifan tidak menggunakannya justru karena tahu itu sia-sia. Dalam situasi dengan jumlah pengejar yang banyak dan ada mata-mata tak dikenal, satu-satunya cara adalah memanfaatkan blind spot pandangan pengejar.
Begitulah yang dilakukan Su Mucheng dan Qiao Yifan.
Baozi Invasion dengan bantuan Meguang juga melakukan hal serupa.
Ye Xiu juga mengikuti logika yang sama.
Hanya saja selama berlari kali ini, dia malah jadi sasaran omong kosong.
“PKPKPKPKPKPK！！！！！！”
Mendekati tengah malam, Liu Mu milik Huang Shaotian tiba-tiba online dan mulai mengganggu Ye Xiu untuk duel di Arena.
"Lagi sibuk!" Ye Xiu membalas tegas.
"Tidakkah kamu bisa menunda dungeonnya?!!" protes Huang Shaotian.
"Kalau tahu aku mau main dungeon, kenapa tidak datang lebih awal?"
"Datang lebih awal? Apa kamu ada di sini? Ada? ADA?!" balas Huang Shaotian.
“Hmm, hari ini tidak ada… besok saja!” Ye Xiu teringat bahwa hari ini dia pergi melihat bodoh Meiguang, siang malam memang tidak online sama sekali, baru login jam 11:30 malam.
“Kau yang bilang ya!”
“En.”
“Jangan ingkar janji!”
“En.”
“Baiklah!” Setelah mengucapkan ini, Huang Shaotian akhirnya diam.
Para Shen memang memiliki kecepatan tangan luar biasa. Sambil mengobrol, Ye Xiu tetap membuat Jun Moxiao berlari kencang, kecepatannya hampir tidak terhambat.
Tapi baru berlari dalam keheningan beberapa menit, tiba-tiba ada pesan lagi. Khawatir dengan situasi Su Mucheng dan yang lain, Ye Xiu tidak mungkin mengabaikan pesan. Ketika dibuka, ternyata Liu Mu (Huang Shaotian) lagi: “PKPKPKPKPKPPK!!!!!!”
Sebelum sempat membalas, pesan baru menyusul: “‘Besok’ sudah tiba.” Diikuti emoji sombong penuh kemenangan.
Ye Xiu melihat waktu pesan ini: 0 jam 01 menit 08 detik, langsung kehabisan kata.
“Cepat cepat cepat, janji ‘besok’, sekarang sudah tiba.” Serangan pesan beruntun Huang Shaotian tak henti-henti.
“Datang ke Hutan Kongzhi.” Ye Xiu membalas.
“Ngapain ke sana?” Tanya Huang Shaotian.
“Banyak tanya, datang saja dulu.”
Hutan Kongji sunyi senyap. Liu Mu milik Huang Shaotian berputar-putar di area ini, hanya melihat dua pemain yang baru menyelesaikan misi pergi dengan gembira, sama sekali tak terlihat bayangan Jun Moxiao.
“Aku sudah sampai, kau di mana?” Huang Shaotian mengirim pesan.
“Sebentar lagi.”
“Ngapain ke sini?” Tanya Huang Shaotian lagi.
“PK。”
“Sial! Maksudku pakai akun level tinggi.” Huang Shaotian berteriak.
“Bukan di arena, tapi PK di alam liar yang sebenarnya.” Ye Xiu membalas.
“Karaktermu 4 level lebih tinggi dari punyaku! Tidak malukah kau?” Huang Shaotian menyahut.
“Aku khawatir kau yang akan malu.” Kata Ye Xiu.
“Apa yang harusnya kumaluin?”
“Kau tidak malu?”
“Mengapa aku harus malu?”
“Kalau kau tidak malu ya sudah.”
“Hei hei sebenarnya kau bicara tentang apa ini!!” Pesan ini baru saja terkirim ketika Liu Mu milik Huang Shaotian kembali muncul dari hutan dan berjalan ke tepi. Di depan terlihat Jun Moxiao yang bergerak cepat-lambat menggunakan teknik konsumsi stamina khas atlet profesional, berlari ke arahnya.
Huang Shaotian mengarahkan Liu Mu maju, hendak mengatakan sesuatu tapi langsung melihat debu tebal yang mengepul di belakang Jun Moxiao.
Jujur saja, pemandangan seperti ini sudah lama tidak dilihat Huang Shaotian. Di pertandingan profesional maksimal hanya ada pertandingan tim 5 lawan 5, mana mungkin ada debu sebanyak ini. Tim sebesar ini hanya bisa ditemui di game online.
“Ini kau sedang main apa?” Jun Moxiao tiba di depannya, Huang Shaotian buru-buru bertanya.
“Bukannya kau mau PK? Ayo maju pahlawan!” Kata Ye Xiu.
“Jangan bercanda! Aku ini siapa, tega mengganggu pemain biasa!” Teriak Huang Shaotian.
“Bukannya kau bilang tidak ada yang perlu dimaluin?” Tanya Ye Xiu.
“Sial, maksudku bukan ini.” Huang Shaotian kesal. Dia menjebak orang dengan "besok", tapi malah dibalas dengan jebakan "malu" oleh lawannya.
“Wah, banyak sekali orangnya, kamu benar-benar ngapain sih?” Huang Shaotian melihat para pengejar semakin mendekat, setidaknya ada 20-30 orang. Mengejar satu orang sampai segini ramainya, memang jarang terjadi.
“Ngejar rekor dungeon.” Ye Xiu menjawab.
Huang Shaotian tertegun sejenak, lalu langsung paham situasinya dan tertawa terbahak, “Serves you right! Sudah sok jago, malu-maluin lagi. Kamu kan udah level pro, masih berani rebut rekor dungeon dari pemain server baru? Ga malu-maluin banget sih!”
“Kenapa harus malu? Sekarang aku cuma pemain biasa, wajar kalau rebut rekor.” Ye Xiu berkata datar, “Lagian kamu! Udah berapa tahun ga lihat kerumunan besar kayak gini? Takut ga?”
“Ah, masa iya aku turun tangan lawan pemain biasa? Aku harus jaga jarak sama elu.” Huang Shaotian menggerakkan karakternya Liu Mu menjauh dari Jun Moxiao, sementara kerumunan karakter pemain yang mengejar akhirnya memasuki area hutan ini.
“Ada orang lain!!” Banyak yang langsung menyadari kehadiran Liu Mu milik Huang Shaotian.
Di antara pasukan pengejar Jun Moxiao, ada seorang ketua guild. Gu Yin, ketua guild Samsara di Server 10. Kegagalannya merekrut Jun Moxiao sebelumnya, terutama cara diusir dengan Ctrl+C dan Ctrl+V, membuatnya dendam baik secara pribadi maupun profesional. Dalam operasi gabungan guild kali ini, dia termasuk yang paling aktif berpartisipasi. Ketika mendengar kabar kemunculan Jun Moxiao di berbagai lokasi, dia malah memilih untuk fokus mengejar Jun Moxiao bersama anak buahnya. Jelas terlihat bahwa motif pribadi cukup dominan dalam tindakannya ini.
“Para pemain berteriak kaget karena kemunculan Liu Mu, tapi pemain Serikat Samsara terlihat lebih tenang. Mereka memiliki ketua guild dan pimpinan di sini, cukup menunggu instruksi ketua.”
“Liu Mu...” Gu Yin menatap ID karakter ini, bergumam pelan, tiba-tiba merasa familiar.
“Dia yang dulu ngejar Burial Grounds bareng Jun Moxiao!” Tiba-tiba seseorang berteriak dari kerumunan.
“Oh...” Semua tersadar, beberapa bahkan membuka kembali daftar peringkat dungeon untuk memeriksa.
“Dia sekutu Jun Moxiao, jangan sungkan!” Gu Yin langsung memberi perintah tegas. Pemain lain mungkin tidak patuh, tapi setidaknya anggota Serikat Samsara langsung bergerak begitu mendengar perintah ketua. Ada yang memimpin, yang lain pun ikut menyerbu. Sekitar 30 orang tiba-tiba serempak menyerang Liu Mu milik Huang Shaotian.
“Apaan nih?!” Huang Shaotian kaget, tak mengerti kenapa karakternya jadi target aggro massal. Dengan panik, dia menyuruh Liu Mu kabur ke hutan Kongzhi.
“Jangan biarkan keduanya lolos!” Gu Yin berteriak keras.
Anak buah langsung patuh, beberapa pemain guild lain juga merespons. Kerumunan kacau terbagi dua - sebagian mengejar Liu Mu Huang Shaotian, sebagian lain menyerbu Jun Moxiao.
Reaksi Ye Xiu sama persis dengan Huang Shaotian, dia juga segera memerintahkan Jun Moxiao untuk masuk kembali ke hutan. Liu Mu yang berlari tak jauh darinya sudah memahami situasi, merasa tidak puas, dan mulai menunjukkan sifat cerewetnya dengan menggerutu tak henti-henti. Ye Xiu berpura-pura tidak mendengar sama sekali.
Tanpa komunikasi lebih lanjut, tiba-tiba mereka berpisah ke kiri dan kanan di suatu titik. Saat para pemain pengejar mulai berkumpul kembali, mereka melihat kedua target terpecah. Gu Yin tanpa ragu mengejar Jun Moxiao dengan anak buahnya. Ini menjadi petunjuk bagi pemain lain: "Yang ini sudah dikejar, mari kejar yang itu!" Maka sisa pemain pun mengejar Liu Mu.
Saat sedang asyik mengejar, tiba-tiba seseorang berseru: "Tunggu sebentar."
Tak ada yang berhenti, semua terus mengejar. Orang itu pun meneruskan sambil berlari: "Aku baru cek profil Liu Mu, levelnya cuma 27! Ngapain kita kejar karakter level 27?"
Mendengar ini, beberapa pemain langsung menghentikan karakter mereka. Alasan ini benar-benar masuk akal.
Level 27 masih kategori pemain yang memburu Burial Grounds. Sekarang Tanah Pengasingan saja sudah ditaklukkan, siapa yang masih peduli dengan dungeon awal seperti itu?
Dalam game, semakin tinggi level pemain, semakin tidak relevan rekor dungeon awal. Contohnya rekor dungeon Hutan Embun Beku di level 20-an dulu: saat semua masih di level itu, rekor itu membuat guild terlihat hebat dan kompetitif.
Tetapi kesan "sangat hebat" ini tidak akan bertahan otomatis selamanya. Perlu terus-menerus mencantumkan nama dalam perebutan rekor, khususnya di rekor dungeon tier tertinggi saat ini. Karena dungeon level tertinggilah yang menjadi fokus perhatian mayoritas pemain. Bahkan pemain baru yang baru masuk game dengan level 20-an sekalipun, persaingan sengit yang mereka lihat bukanlah di Hutan Embun Beku yang sedang mereka grind, melainkan di Jurang Satu Garisan yang menjadi tier tertinggi saat ini.
Di rentang level ini, muncul beberapa kali di siaran selama perebutan rekor Jurang Satu Garisan—meski akhirnya bukan pemegang rekor—masih lebih bernilai daripada mengubah rekor Hutan Embun Beku. Sedangkan yang akhirnya menguasai rekor, itulah simbol kekuatan tertinggi.
Semua veteran paham logika ini. Aksi yang diusung Chen Yehui juga berdasar prinsip ini. Mereka tidak perlu membantai Jun Moxiao dan kawan-kawan habis-habisan, cukup membatasi perkembangan dan memperlambat kecepatan naik level mereka.
Dengan jarak level yang sudah tertinggal, rekaman dungeon tier depan secara alami akan menjadi ajang persaingan guild-guild besar. Ketika Jun Moxiao akhirnya naik level dan mencoba mengubah rekor dungeon tersebut, perhatian seluruh pemain Server 10 sudah beralih ke dungeon level selanjutnya.
Selama perbedaan level ini terbentuk, sekuat apapun kekuatan Jun Moxiao, pengaruh rekor dungeon terhadap guild-guild akan berkurang drastis.
