"Satu tumbang!!"
"Lagi satu!"
"Cepat sekali..."
"Ada apa? Tim sebelah belum sampai juga?"
Di channel regu gabungan berbagai guild, para pemain melihat dua pesan sistem pemain keluar regu berturut-turut. Di Glory, pemain yang bergabung dalam tim atau regu akan otomatis keluar setelah mati. Empat pemain Dominant Hero ini langsung mengirim pesan saat bertemu musuh. Semua bergegas mengepung, tapi di tengah jalan sudah menerima dua notifikasi sistem pemain keluar regu - jelas dua orang sudah mati. Sambil berlari ke arah ini, mereka hanya bisa menggerutu di channel.
"Jangan panik! Kali ini jangan sampai kabur lagi. Saudara Lembah Bunga Ratusan serang dari arah jam 8, saudara Dinasti Jia dari jam 4, saudara Tactical Space jam 12. Saudara Dominant Hero tahan, kami segera sampai. Bersama-sama perkecil lingkaran, kendalikan area!"
Pesan Gu Yin muncul di channel tim. Para pemain dari berbagai guild yang telah membentuk tim tentu sudah memiliki niat untuk bekerja sama. Tidak ada penolakan berarti terhadap pengaturan Gu Yin saat ini. Benar saja, tiga guild tersebut mulai menyerang ke tiga arah sesuai saran Gu Yin.
Pasukan reinkarnasi di sekitar Gu Yin saat ini berada di sebelah kanan Dominant Hero, seharusnya menjadi tim pertama yang tiba untuk memberikan bantuan. Namun satu tim ini justru diam di hutan seperti tidak ada urusan, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan bergerak.
"Biarkan mereka membunuh. Tanpa memberi waktu bermain lebih lama, lingkaran pengepungan tidak akan selesai." Di balik layar, Gu Yin tersenyum licik sambil berkata demikian kepada anggota timnya.
"Wahahaha." Para pemain lainnya tertawa menyetujui.
Jika mereka menyerang sekarang, Ye Xiu dan Huang Shaotian pasti akan kabur sesuai rencana awal mereka. Meski tidak bisa membunuh semua anggota Dominant Hero, lima tim lawan yang tersebar tidak mungkin mengontrol area terlalu luas dalam waktu singkat. Keduanya masih punya cukup ruang untuk bersembunyi di hutan.
Tapi Gu Yin sengaja tidak memberikan bantuan. Melihat tidak ada gangguan, Ye Xiu dan Huang Shaotian tentu menghabisi keempat orang tersebut. Hasilnya, mereka justru memberi waktu kepada pemain lain. Dengan mengorbankan empat anggota Dominant Hero, akhirnya mereka berhasil mengontrol area ini sepenuhnya.
Kalkulasi Gu Yin ini bertujuan untuk membentuk sepenuhnya situasi jumlah mayoritas melawan minoritas. Empat atau lima orang? Jumlah ini jelas bukan ancaman bagi dua ahli top ini, tidak bisa mengubah nasib mereka yang akan dihancurkan satu per satu oleh lawan. Saran Gu Yin untuk formasi ini sejak awal sudah berniat menggunakan empat anggota bertahan rendah Dominant Hero sebagai umpan. Dari presisi setiap serangan dan timing akurat Jun Moxiao-Liu Mu, Gu Yin yakin mereka pasti melihat celah ini.
Fakta membuktikan dua orang ini benar-benar tidak mengecewakannya. Karakter di sudut barat daya Rongzhi Lin, kelompok empat Dominant Hero diserang oleh duo ini. Gu Yin memobilisasi anggota lain untuk flanking ke area ini, sementara yang terdekat dengan Dominant Hero sengaja tidak bergerak untuk mengulur waktu. Semua ini telah masuk dalam kalkulasinya.
“Satu lagi yang mati！！” Beberapa saat kemudian anggota ketiga Dominant Hero tumbang, semua orang berteriak panik.
“Sudah sampai di posisi mana ini！！！” Gu Yin terlihat yang paling terburu-buru. Tentu saja dia panik, namun bukan karena nasib pemain Dominant Hero, melainkan khawatir apakah tiga tim bisa mencapai posisi yang dibutuhkan tepat waktu. Jika tidak, kematian keempat orang ini sia-sia belaka.
Tiga tim melaporkan koordinat masing-masing, namun Gu Yin tak tahu berapa lama pemain terakhir Dominant Hero bisa bertahan. Semuanya masih bergantung pada nasib.
“Setelah sampai posisi, langsung konsentrasikan serangan ke target！” Setelah mengirim pesan, akhirnya 5 anggota Serikat Samsara mereka mulai bergerak.
Sambil berlari kencang, Gu Yin terus menatap tajam anggota terakhir guild Dominant Hero. Akhirnya, setelah terdengar notifikasi sistem, pemain terakhir dari Dominant Hero pun menghilang dari barisan.
"Sial!!"
"Apa yang terjadi dengan anggota Lun Hui?"
"Anggota Lun Hui terlalu lambat!!!"
Tiga tim pemain lainnya tetap mengeluh. Mereka berharap bisa saling membantu, tapi empat anggota Dominant Hero sudah dikalahkan semua sementara anggota Lun Hui bahkan belum terlihat. Ini sangat berbeda dengan rencana awal. Mereka tidak tahu bahwa Gu Yin sengaja mengacaukan situasi.
"Tenang, lawan sangat kuat! Menyerang satu per satu itu bunuh diri! Sudah pada posisi? Serang bersama!" Gu Yin mengirim pesan. Dia tidak akan menjelaskan panjang lebar. Dia yakin para pemain guild ini tidak akan terlalu sedih atas kekalahan anggota Dominant Hero. Kekhawatiran mereka sebenarnya adalah dua orang itu bisa kabur lagi. Tapi kali ini, dengan persiapannya, 18 lawan 2, Gu Yin yakin mereka pasti menang.
"Serbu!!" Beberapa mengetik di channel grup, beberapa berteriak. Empat tim membentuk formasi kipas dan mulai menekan masuk dengan strategi terkoordinasi.
“Jika bisa memaksa mereka keluar dari hutan, itu lebih menguntungkan bagi kita!” teriak Gu Yin. Waktu tidak memungkinkan mereka untuk mengepung dari semua sisi, namun posisi ini sudah berada di tepi Hutan Kongzhi. Asalkan menguasai area yang cukup, kedua orang itu hanya bisa kabur keluar dari hutan. Di lingkungan luar, trik siluman mereka yang menyerang satu per satu akan lebih sulit dilakukan.
Atas pengaturan strategi kali ini, Gu Yin merasa sangat puas, menganggapnya sebagai mahakarya langka sejak memimpin tim.
“Melihat mereka!!” tiba-tiba seseorang mengirim pesan di channel grup.
“Posisi mana?”
“Di lokasi semula, tidak bergerak, sepertinya sedang istirahat.”
“Sudah sampai di posisi mana saja?” tanya Gu Yin.
Tiga tim masing-masing melaporkan koordinat.
“Yang sudah sampai jangan langsung menyerang, tunggu kami!” Pesan Gu Yin baru saja terkirim ketika matanya juga melihat siluet dua orang di antara pepohonan. Satu berdiri dengan tombak, satunya duduk minum cairan pemulih MP.
“Sudah semua sampai belum? Sudah semua?!” desak Gu Yin.
“Siap.”
“Siap.”
“……”
“Cepetan!” Satu tim belum sampai, Gu Yin terus mendesak.
“Siap.”
“Majuu!!” Gu Yin mengirim pesan dan mengirimkan voice chat secara bersamaan, dengan kutukan untuk Jun Moxiao di hatinya, dia menerjang keluar dengan gagah berani. Pada saat yang sama, dia melihat bayangan pohon bergoyang dari beberapa arah, pasukannya telah sepenuhnya menguasai area ini. Kali ini, benar-benar tidak ada ruang untuk melarikan diri lagi, kecuali mereka mundur ke luar hutan. Tapi di sana lebih tidak ada tempat persembunyian, tidak berbeda dengan situasi sekarang.
“Jun Moxiao!!” Teriak Gu Yin, akhirnya berhasil melompat keluar dan muncul di depan dua orang ini.
Suara ledakan "DORR" terdengar dari arah barat daya. Gu Yin tertegun dan melihat ke sana, cahaya api dan asap setelah ledakan terlihat sangat nyata.
“Ada apa ini?” Gu Yin spontan bertanya, tidak mungkin ada serangan dari arah itu, apakah ada Skill orang bodoh yang tidak sengaja terpicu?
“Kalian terkepung, tidak bisa kabur!” Kata Ye Xiu.
Gu Yin benar-benar membeku, bukankah ini seharusnya dialognya? Mengapa keluar dari mulut Jun Moxiao?
“Kau...” Baru satu kata keluar dari mulut Gu Yin, sang Blade Master Liu Mu yang tadinya duduk di tanah tiba-tiba melompat. Serangkaian gelembung teks berterbangan di atas kepala mereka, serangan pedang kilat datang menyambar.
Serangan omong kosong Blade Master ini juga pernah didengar oleh Gu Yin, dan dia tahu keduanya sangat kuat, awalnya memang tidak berniat duel. Setelah lompat mundur sambil berteriak "serang!", empat orang saudara di belakangnya langsung menyerbu bersama. Apa maksud perkataan Jun Moxiao barusan? Gu Yin hanya bisa berpikir sambil bertarung. Dia sangat ingin bertanya di channel grup, tapi tidak sempat—dua Shen ahli bersama-sama menyerang, mana ada waktu buka pesan... Pasti itu NPC sistem.
Dari berbagai sudut hutan terus bermunculan orang, Gu Yin semakin yakin—bukankah ini semua anggota kita sendiri?! Bukankah merekalah yang mengepung?
Dengan keyakinan ini, performanya semakin maksimal. Gu Yin bertarung dengan gagah berani.
"Bagus, di antara banyak orang yang kutemui hari ini, kau yang terkuat." Huang Shaotian tidak pelit memberi pujian.
"Tapi percuma. Lebih baik kau menyerah saja. Kelihatannya kau pemimpin, kalau terus begini nanti mati mengenaskan, kehilangan muka di depan saudara-saudaramu. Mau?" Kali ini Huang Shaotian keterlaluan—gelembung teks terus bermunculan, serangan tak berhenti, mulutnya pun masih cerewet.
"Geser dikit!" Ye Xiu membentak.
"Ngapain?!"
"Gelembung teksmu nutupin pandanganku!" Ye Xiu mengumpat.
"Dasar otak udang!" Gelembung teks Huang Shaotian tetap tajam seperti biasanya.
"Kami datang!" Suara terdengar di belakang mereka. Bukan dua orang yang muncul dari ilusi asap tembakan meriam. Karakter Su Mucheng, Fengshu Yanmu dan Muyu Chengfeng memiliki model yang identik: sama-sama membawa meriam berat dengan rampan panjang berkibar. Kelemahan karakter perempuan bercampur dengan kekerasan logam berat Artillery God menciptakan kontras ekstrim, menghasilkan gaya yang penuh daya. Di belakangnya, karakter Yicunhui milik Qiao Yifan terlihat hati-hati dari pergerakan detailnya. Kilau pedang menyambar, cahaya ungu mengiris - sebuah Tebasan Iblis yang membelah lawan yang baru saja mendekat.
"Sampai di sini saja? Siapa mereka? Temanmu... Aduh..." Dari arah lain, suara Baozi Invasion terdengar sambil mencekik tenggorokan pemain lalu menghantam kepalanya dengan batu bata. Di belakangnya muncul seorang Summoner yang tersandung akar di hutan. Pasukan hewan piaraan yang sudah dipanggil berjalan kacau ke segala arah, menunjukkan sang pemilik sama sekali tidak memberi perintah yang layak.
"Doron!"
Suara yang terdengar seperti tembakan senjata ini, namun pemain berpengalaman langsung tahu ini adalah serangan skill Telapak Bunga Rontok dari Battle Mage. Dari kerasnya suara, target yang terkena pastinya lebih dari tiga. Benar saja, tiga pemain terlempar keluar dari hutan, namun semuanya berhasil melakukan Ukemi, langsung bangkit setelah berguling. Han Yanrou milik Tang Rou membawa tombak perang dengan kilauan Chakra di punggungnya langsung menyerang, tanpa sepatah kata mengejar pemain terdekat dan mulai bertarung. Hari ini dialah yang paling sering mati...
