"Bunuh! Bunuh! Bunuh! Bunuh! Bunuh! Bunuh! Bunuh!"
Di tengah pertarungan, Huang Shaotian tiba-tiba mengubah ukuran font, mengetik tujuh karakter "Bunuh" berturut-turut dengan font terbesar dan paling tajam!
Di bawah gelembung teks yang padat, serangan Liu Mu terlihat semakin ganas.
Qiao Yifan semakin yakin dengan tebakannya. Meski serangan Liu Mu tak pernah terputus dengan ritme tinggi, masih ada waktu untuk mengatur font dan mengetik teks - kecepatan tangan supernatural seperti ini pasti milik Huang Shaotian si dewa!
Namun meski serangan pedangnya begitu dahsyat, korban pertama dari 18 jagoan guild justru bukan dari pedang Liu Mu.
Meski Huang Shaotian luar biasa, dengan Senjata Oranye level 25 yang setara dengan serangan Senjata Ungu level 30, levelnya terlalu rendah. Damage skill yang terbatas ditambah penalti level suppression 6 tingkat membatasi DPS-nya. Korban pertama dari 18 jagoan itu justru tumbang oleh tombak perang Han Yanrou milik Tang Rou.
Gadis ini sudah mati dua kali hari ini, dikepung di kota utama. Emosi yang terpendam tak diketahui siapa. Yang terlihat hanyalah dia terus bertarung tanpa henti.
Sejak tiba, tak sepatah katapun keluar. Hanya membunuh terus-menerus. Tujuh karakter "Bunuh" yang diketik Huang Shaotian justru lebih cocok untuknya.
Bonus gerakan tanpa atribut di bawah kaki Han Yanrou, bonus kekuatan api yang memancarkan sinar merah di lengannya, dan bonus pertahanan es berwarna biru muda di sekujur tubuhnya, semuanya menunjukkan dengan baik semangat tempur Battle Mage yang kuat ini.
Dia tidak menyerang dari luar, melainkan langsung menerobos ke dalam formasi musuh. Namun lawan tidak bisa berbuat apa-apa, malah salah satu dari mereka justru terbunuh dengan kejam olehnya.
Karakter pantang mundur seperti ini justru tidak dimiliki Huang Shaotian. Meski mengalahkan pemula-pemula dalam pandangannya dengan penguasaan mutlak, sifat oportunistik sang Assassin tetap tidak berubah. Ini juga merupakan karakteristik - setiap atlet profesional memiliki ciri khasnya sendiri, begitu pula para pemain. Strategi, kebiasaan, cara mengambil keputusan, semua mencerminkan karakter tersebut. Atlet profesional mengoptimalkan semuanya hingga batas ekstrim, sehingga karakter mereka lebih menonjol.
Huang Shaotian sebenarnya bisa menggunakan tekniknya untuk menunjukkan dominasi seperti Tang Rou, namun ini tidak mengubah sifat aslinya. Esensinya tetap seorang pembunuh yang bersembunyi dan menyerang dengan satu pukulan mematikan; bukan jenderal penakluk yang menerjang tanpa ampun ke dalam jebakan musuh.
Penampilan Tang Rou bahkan membuat Huang Shaotian terkejut. Mungkin karena interaksi sebelumnya hanya di PVE, menghadapi NPC sistem yang monoton dan keras kepala, setiap orang cenderung terjebak dalam pola tetap. Namun dalam pertempuran PVP yang kompleks dan dinamis, tuntutan pada pemain jelas lebih tinggi, sehingga karakteristik berbagai aspek seseorang akan lebih menonjol. Saat ini, Huang Shaotian melihat Tang Rou yang meski tekniknya belum mencapai tingkat teratas, namun karakternya telah terpancar kuat.
Para pemain seperti Gu Yin masih berani menghadapi Liu Mu milik Huang Shaotian dengan senjata, tapi terhadap Han Yanrou milik Tang Rou, mereka sudah mulai menghindar.
"Ini bakat sejati!" Kali ini Huang Shaotian benar-benar menyadari kemampuan Tang Rou, berbeda dengan sikapnya yang kurang serius saat di dungeon sebelumnya.
"Boom!" Han Yanrou kembali menggunakan Telapak Bunga Rontok sang Battle Mage yang dominan untuk membanting sekelompok orang. Seorang karakter menyelinap melalui celah yang tercipta. Bilah pedang berkilat, embun es jatuh dari mata pedang, arwah biru-putih mengkristal - Yicunhui milik Qiao Yifan memanfaatkan kesempatan ini untuk menerobos kerumunan musuh dan melepaskan Formasi Es.
Gu Yin dan kawan-kawan buru-buru melancarkan serangan untuk menginterupsi, namun semua serangan mereka terlambat sepersekian detik. Yicunhui yang telah menyelesaikan chanting dan melepaskan Formasi Es langsung berguling menghindar, tepat menghindari semua serangan.
“Luar biasa! Dalam sekejap mata bisa melihat kelas semua karakter di sekeliling, menentukan posisi dan cara serangan yang mungkin. Posisi yang dipilih pas untuk melepaskan Formasi Es ini lalu menghindari semua serangan dari segala arah. Hebat, sangat hebat, kamu tidak cuma nebak kan??” Orang biasa mungkin hanya memuji sekali, tapi Huang Shaotian langsung menjelaskan panjang lebar alasan kehebatannya. Saat dia selesai bicara, beberapa pemain di pihak Gu Yin sudah membeku seperti es loli akibat Formasi Es.
“Ah…” Qiao Yifan grogi dipuji Shen seperti ini, setelah mengeluarkan suara “Ah”, baru menjawab gugup “Tidak juga”. Tapi Huang Shaotian sudah melanjutkan omong kosongnya, menggelembungkan teks, sambil menghunus pedang besar untuk menghabisi lawan.
Performa Qiao Yifan memang mengagumkan. Tapi bagi Shen top lingkup profesional, ini belum sampai membuat mereka terkesima dan termenung lama di tempat.
Laser Cannon menyembur, 18 orang—tidak, sekarang tinggal 17—kembali tercabik-cabik. Di sisi lain, Ye Xiu sebagai Jun Moxiao juga melepaskan Telapak Bunga Rontok yang menggila membuka celah. Baozi Invasion muncul gagah, lalu melempar Sand Toss licik yang langsung membutakan dua pemain yang berlarian kacau.
Dua orang yang layarnya gelap gulita tak tahu situasi mereka, hanya menghitung cooldown skill sambil memencet tombol serangan seperti orang gila, menggila menggunakan skill.
Setelah efek kebutaan hilang, seseorang menemukan dunia telah berubah menjadi abu-abu. Tergeletak di tanah menatap langit, di sampingnya adalah saudara yang juga baru saja mengalami kebutaan. Tombak perang Jun Moxiao menyambar lehernya. Cairan yang menyembur terlihat seperti darah, tapi di dunia orang mati, bahkan darah pun berwarna abu-abu.
Saudara itu pun roboh. Hanya karena efek kebutaan, keduanya tumbang. Rogue level 30 seharusnya hanya mengalami efek buta maksimal 6 detik, namun mereka bahkan tidak bisa bertahan selama itu. Mereka tidak tahu serangan koordinasi apa yang dilakukan lawan selama itu, hanya bisa melihat di rekor sistem bahwa pembunuh mereka adalah Jun Moxiao.
Lawan yang seharusnya paling ditakuti ini justru terabaikan karena performa mencolok pemain lain.
Jun Moxiao tetap ada!
Jun Moxiao adalah yang terkuat!
Saat menyadari hal ini, mereka sudah tergeletak di Hutan Kongzhi.
Jun Moxiao terus bertarung. Saat menggunakan tombak perang, kewibawaannya tak kalah dari Battle Mage perempuan itu. Namun ketika tiba-tiba berganti senjata, gaya bertarungnya pun langsung berubah...
Kerumunan mundur secara kacau, suara Blade Master Liu Mu masih terus bergema di telinga mereka: "Aduh! Tidak mengeluarkan tenaga maksimal! Gaya Loner-mu tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Terlalu sering pakai tombak perang, kira kau ini Battle Mage ya!"
"Perlu segitunya?" Ye Xiu tersenyum. Tombak perang Jun Moxiao menusuk dan menggetar, sebuah Tarian Tongkat Bundar kembali menewaskan seorang pemain.
"Kau akan kalah," kata Ye Xiu.
"Apa?"
"Aku sudah membunuh 11 orang," kata Ye Xiu.
"Waduh waduh, ini masih dihitung?" Huang Shaotian berteriak. Sebelumnya memang ada perjanjian soal jumlah kill untuk menentukan pemenang, tapi saat pertarungan berlangsung Huang Shaotian lupa. Setelah dihitung, dirinya baru membunuh 9 orang. Awalnya progres mereka sama, selisih 2 kill ini terjadi sejak pertarungan massal dimulai.
"Lomba apa ini?" Tang Rou akhirnya bicara untuk pertama kalinya sejak datang.
"Permainan dimana yang kill-nya lebih sedikit akan kalah," jawab Ye Xiu.
"Ha ha ha ha," Baozi Invasion tertawa keras menarik semua kamera. Kemudian ia berbalik ke Mei Guang yang sedang sibuk menyuruh summon-nya dengan panik, berkata serius: "Kau kalah."
Mei Guang masih fokus mengatur summon-nya. Summon-nya sebelumnya yang membentuk tembok manusia untuk menghadang 18 pahlawan sudah ada yang mati atau kadaluwarsa, sekarang sudah diganti dengan gelombang baru. Tugas tembok manusia sudah selesai, sekarang Mei Guang sedang memimpin mereka bertarung.
Kali ini, dia berhasil.
"Es balok yang membeku oleh Formasi Es <> Qiao Yifan, berhasil ditandai oleh Mei Guang dengan akurat. Satu Goblin dan dua Spirit Petir serta dua Spirit Apinya segera mengepung es balok itu rapat-rapat.
Serangan api Spirit Api langsung menghancurkan efek beku, namun pemain yang dikepung lima summon ini sulit melarikan diri. Meski operasional Mei Guang payah, formasi kepungan sudah sempurna dengan tanda aktif, summon-summon itu mulai menyerang otomatis.
Malangnya pemain itu terperangkap rapat saat masih jadi es balok. Tak ada jalan keluar di kiri-kanan, lima summon terus menerjang silih berganti. HP-nya merosot drastis. Sekali tebasan berhasil membuka jalan, summon lain langsung mengejar tanpa ampun. Mei Guang dengan gemetar terus memperbarui tanda di tubuhnya, ajaibnya tak pernah meleset ke pemain lain. Pemain itu akhirnya benar-benar tewas oleh summon-summonnya.
"Aaaah! Aku membunuh satu!" teriak Mei Guang girang, memandangi log sistem yang mencatat pembunuhan pemain XXX, seolah namanya tayang di Siaran Sistem.
"Goblok!" Baozi Invasion menggeram. Mei Guang berhasil membunuh satu, berarti skornya kini sama dengannya?
"Sudah berapa kaubunuh?" tanya Baozi Invasion buru-buru pada Qiao Yifan yang sedang berada di dekatnya.
"Dua," jawab Qiao Yifan.
4, 3, 2, 2……Saat itu beberapa orang lainnya tiba-tiba ikut berhitung, Jun Moxiao milik Ye Xiu membunuh 4 orang, Han Yanrou milik Tang Rou membunuh 3 orang, sementara Su Mucheng dan Huang Shaotian masing-masing membunuh 2 orang.
"Sial!" Baozi Invasion tidak ingin kalah dalam permainan ini, segera berusaha lebih keras. Namun 18 orang pahlawan kini hanya tersisa 3 orang yang menyedihkan. Terjebak dalam lingkaran tanpa pertolongan, yang lebih menyedihkan adalah jelas tak ada yang bermaksud mengampuni, semua orang seperti ingin merebut poin dari mereka berdua dengan tergesa-gesa.
Tak terhitung senjata dan Skill yang menghujani tubuh mereka bersamaan, cahaya dan darah berbaur, tiga orang itu seketika menjadi mayat. Di antara mereka ada Gu Yin, sebagai ketua guild, kemampuan bertarungnya jelas yang terkuat di antara 18 pahlawan. Ia bertahan sampai akhir, tapi sama sekali tidak mengubah takdir akhir.
Saat HP-nya habis, World Channel-nya sudah berubah menjadi abu-abu. Sebelum kehilangan suara, kalimat terakhir yang didengarnya adalah dua orang yang berseru serempak: "Wahahaha, berhasil mencuri satu poin!"
Nima! Apakah kami ini monster?
Gu Yin frustasi tapi tak bisa mengenali siapa yang tertawa. Karakternya mati, kerugian tidak terlalu parah - sedikit uang dan 10% EXP saja. Tak ada Peralatan yang di-drop dari rekan guild-nya.
Tapi kata "wipeout"... ini benar-benar melukai hati Gu Yin. Tim 32 orang yang dipimpinnya untuk memburu Jun Moxiao, benar-benar mengalami wipeout?
