Chen Yehui juga menyimpan dendam pribadi terhadap Ye Xiu, bahkan seratus kali lebih kuat daripada Gu Yin. Gu Yin hanya merasa dipermainkan dan dihina. Tapi Chen Yehui yakin Ye Qiu telah mengubah hidupnya.
Namun kali ini, dalam menghadapi Ye Xiu, dia bertindak sangat rasional.
Hal ini dipahaminya berkat Liu Hao.
Dulunya, dia menghasut Liu Hao untuk bersama-sama mengambil misi utama menjatuhkan Ye Qiu. Dia menganggap Liu Hao sebagai pion.
Misi ini akhirnya berhasil mereka selesaikan, dan hasilnya sangat memuaskan.
Chen Yehui tentu sangat antusias akan hal ini.
Memanfaatkan hubungan dengan Liu Hao yang terjalin lewat misi utama ini, dia bahkan mendapat jasa atlet profesional untuk ekspansi server baru. Liu Hao tetap terlihat seperti pion yang bagus.
Hingga mereka kembali bertemu Ye Qiu.
Saat itu, menekan Ye Qiu hanyalah misi cabang, tapi keduanya merasa ini lebih menarik dari misi utama. Tanpa ragu, mereka mengambil misi itu.
Pion itu dengan semangat melangkah maju, Chen Yehui antusias menyaksikan.
Hasilnya, pion itu kalah dengan telak.
Tapi Chen Yehui tak terlalu mempedulikannya. Bagaimanapun, itu cuma pion!
Lalu dia mencoba ikut menyerang, tapi usahanya tak lancar. Namun dia menemukan arah baru dan ide segar. Segera dia mencari pionnya, tapi mendapati pion itu sudah berbalik arah dengan gemilang. Sementara dia sendiri tak punya ruang untuk berbalik.
Barulah Chen Yehui tersadar.
Dalam misi utama menjatuhkan Ye Qiu, pion di tangannya justru mendapat keuntungan jauh lebih besar darinya.
Tampaknya pion sejati justru dirinya sendiri, Chen Yehui.
Liu Hao berbalik untuk melakukan misi utamanya, sementara misi cabang diserahkan kepada Chen Yehui. Dan misi cabang ini, Chen Yehui tidak bisa menghindar. Karena ini sudah terjalin dengan misi utamanya. Misi utamanya adalah ekspansi server baru, sedangkan Ye Qiu justru telah menjadi gunung besar yang menghalangi ekspansi server baru.
Liu Hao tidak perlu melakukan misi ini. Tapi jika Chen Yehui berhasil menyelesaikan misi ini, dia tetap bisa menikmati hasilnya.
Apakah gaya berbaliknya yang begitu santai itu ada kaitannya dengan alasan ini?
Hal ini, meski Chen Yehui menyadarinya dengan jelas, tetap tak bisa dielakkan. Satu-satunya penghiburan saat ini adalah dia akhirnya sadar diri dan tidak akan lagi mengaburkan prioritas.
Karena Ye Qiu sudah terjalin dalam misi utama, mari manfaatkan dia sebaik-baiknya!
Dan Shen tingkat atas Glory ini benar-benar tidak mengecewakannya.
Dengan jumlah personel lebih sedikit mengalahkan yang lebih banyak, membuat tim 32 orang kocar-kacir, suara Gu Yin bahkan terdengar seperti menggeretakkan gigi. Karena ini, guild-guild besar pasti akan mengerahkan lebih banyak kekuatan? Untuk guild-guild besar yang diam saja, pasti akan semakin tidak puas? Keberadaan Ye Qiu di Server 10 membuat situasi benar-benar rumit, harus diamati dengan cermat.
Sambil menghitung semua ini dalam hati, Chen Yehui berdiskusi dengan Night Frost Pond dan Gu Yin tentang keberadaan Jun Moxiao saat ini.
Tapi ketiga ketua guild ini hanya bisa mengatur anggota mereka sendiri. Saat ini, pemain dari empat guild lainnya sama sekali tidak menghiraukan mereka, berlarian di dalam hutan mencari bayangan Jun Moxiao dan kawan-kawan.
“Dasar bodoh! Masa ada orang yang masih di sini nunggu dibunuh?” Gu Yin melihat bayangan-bayangan yang berlarian kesana kemari dengan kesal.
“Dari semua arah yang didatangi, tidak ada yang menemukan jejak mereka. Dengan metode eliminasi, kita bisa memperkirakan beberapa kemungkinan arah mereka. Jika tujuan mereka hanya menghindari kita, semua kemungkinan itu masuk akal.” Night Frost Pond berkata.
“Tapi pasti mereka tidak hanya membuang waktu tanpa tujuan, akhirnya pasti ada tujuannya.” Chen Yehui menambahkan.
“Kota Kongji, Tanah Pengasingan, atau Burial Grounds - kalau ke sana pasti ketahuan. Kemungkinan besar mereka menuju Jurang Satu Garisan atau Hutan Api yang lebih tinggi levelnya.” Night Frost Pond menganalisis.
“Bisa juga mereka mengerjakan misi di desa luar Kota Kongji.” Chen Yehui memberikan alternatif.
“Sebaiknya kita kirim orang untuk memeriksa area itu.” Gu Yin mengusulkan.
Ketiganya terus berdiskusi sambil memerintahkan pemain dari guild masing-masing. Mereka bahkan tidak tahu siapa pemimpin empat guild lainnya sekarang. Gu Yin mulai kesal dengan kurangnya koordinasi ini. Menurutnya, kekalahan telak di Hutan Kongzhi terutama disebabkan oleh faktor ini.
“Kalau Jurang Satu Garisan...” Night Frost Pond tiba-tiba berhenti di tengah kalimat.
“Ada apa?” kedua rekannya bertanya serentak.
“Baru saja dapat kabar, mereka memang menuju Jurang Satu Garisan!” Night Frost Pond buru-buru menjelaskan.
“Dapat info dari mana?”
"Seorang pemain yang datang untuk misi di Hutan Kongzhi, bertemu mereka di perjalanan. Di sana, arah tujuan mereka sudah pasti ke Jurang Satu Garisan." Night Frost Pond berkata.
"Jurang Satu Garisan, apa mereka masih berniat mencatat rekor dungeon?" Gu Yin kesal. Ia sibuk sampai sekarang bahkan belum sempat membuka dungeon. Mereka dengan santai mengalahkan 32 orang kami lalu langsung ke dungeon, seolah kesibukan kami sama sekali tidak mempengaruhi Jun Moxiao dan kawan-kawan. Tidak ada yang lebih mengecewakan dari ini.
"Jangan-jangan mereka masih ingin memecahkan rekor..." Night Frost Pond juga frustasi. Guild mereka saat ini dipimpin langsung oleh kapten Jiang You dari Domain of Gods, sedang mempelajari Jurang Satu Garisan untuk membuat rekor spektakuler guna memulihkan citra guild. Tugasnya adalah menggangu kemajuan permainan Jun Moxiao bersama guild lain, tapi mereka sama sekali tidak tertekan dan tetap lanjut ke dungeon.
"Keterlaluan!" Gu Yin marah. Ia terjebak dalam dilema. Jun Moxiao bersembunyi dan tidak terlihat, membuatnya frustasi; Tapi ketika mereka terang-terangan menunjukkan keberadaan tanpa peduli pengawasan, juga membuatnya frustasi. Bagaimanapun tetap saja tidak nyaman.
"Jurang Satu Garisan punya 50 pintu masuk dungeon, benar-benar sulit untuk diblokir..." Chen Yehui berkata.
"Mereka pasti akan masuk-keluar tiga kali. Kita bisa identifikasi dulu, baru kerahkan pasukan." Night Frost Pond berkata gugup. Ia sangat khawatir Jun Moxiao langsung membuat rekor tak tertandingi.
“Ngapain masih banyak bicara di sini, langsung ke Jurang Satu Garisan.” Gu Yin di pihaknya jelas sudah memberi instruksi, para pemain Serikat Samsara mereka sudah mulai bergerak menuju arah Jurang Satu Garisan.
Di dalam dungeon Jurang Satu Garisan. Ye Xiu dan kawan-kawan maju dengan cepat seperti angin musim gugur yang menyapu dedaunan. Sayangnya, kali ini mustahil mengejar rekor. Sebuah kesalahan di awal membuat hasil tidak bisa diperbaiki, jadi mereka pun tidak lagi memaksakan diri, hanya bermain sesuka hati.
Tang Rou bermain dengan sangat agresif, jelas masih membawa emosi dari sesi PK ke dalam dungeon. Namun setelah melewati BOSS pertama, semangatnya perlahan mulai mengendur, jelas tidak lagi bersemangat seperti awal. Hal serupa terjadi pada Baozi Invasion, kondisi keduanya berubah dari panas ke dingin, akhirnya memasuki fase bermain asal-asalan.
"Hei, kalian berdua." Ye Xiu memanggil mereka, "Tingkatkan semangat kalian! Baozi, nyanyikan sesuatu!"
"Jangan nyanyi!" Su Mucheng dan Tang Rou hampir berseru serentak. Ye Xiu merasa mendengar suara itu di dua dimensi waktu yang berbeda. Beberapa pengunjung warnet juga menoleh ke suatu arah.
Tang Rou terlihat seperti baru saja diteror, semangatnya sempat berkobar sebentar. Tapi tidak bertahan lama, tak berapa lama kembali terlihat lesu.
"Ada apa? Tidak menarik?" kata Ye Xiu.
"Iya..." jawab Tang Rou.
“Sangat normal.” Ye Xiu tersenyum. Seluruh perjalanan Tang Rou dalam game ini dia amati sepenuhnya. Rekor dungeon, konsep seperti ini bagi gadis baru yang tidak terlalu antusias dengan game sebenarnya cukup membosankan. Yang disukai Tang Rou hanyalah kompetisi yang ada di dalamnya. Tapi, kompetisi tidak langsung melalui perbandingan prestasi ini mana bisa menandingi keseruan benturan langsung antar pemain melalui PK?
PK juga pernah beberapa kali dialami Tang Rou, tapi pertarungan hari ini sangat berbeda.
Pertarungan biasa di arena, perbedaan antara pemain biasa dan Tang Rou terlalu besar. Tidak ada kesulitan atau tantangan, dengan mudah mengalahkan lawan, tidak ada kepuasan.
Berhadapan dengan anggota Tim Micrograss, bagi dia justru terlalu sulit dan menantang. Meski berusaha maksimal, tetap tidak bisa menang. Mana mungkin ada kepuasan?
Hanya pertempuran hari ini, pertempuran menerobos keluar dari Kota Kongji ini, yang memiliki tingkat kesulitan dan tantangan. Dengan kinerja 120% di luar batas normal, dia berhasil melakukannya. Inilah kemenangan yang memuaskan. Meski tidak membunuh satu orang pun, bagi Tang Rou ini pertama kalinya dia merasakan kesenangan sejati dalam bermain Glory. Kepuasan dan sukacita setelah keberhasilan ini belum pernah dia alami sejak mulai bermain Glory.
Bahkan merebut rekor dungeon yang dianggap lebih hebat oleh pemain lain, baginya tidak sebermakna drama menerobos kepungan kali ini.
Dia membawa kegembiraan seperti ini untuk waktu yang lama, sekarang saatnya perlahan kembali ke kejenuhan. Dan dibandingkan dengan sebelumnya, dungeon saat ini terasa sangat membosankan dan hambar.
PVE selamanya tidak bisa dibandingkan dengan PVP, bahkan di tempat-tempat yang juga membutuhkan konsentrasi sempurna seperti mencatat rekor.
PVE, berkonsentrasi adalah untuk memastikan operasional mekanis tidak melakukan kesalahan. Seperti panduan bodoh milik Mei Guang, itu benar-benar menunjukkan kebosanan ekstrim PVE, namun sayangnya, pencapaian terbaik PVE justru harus diperoleh dalam kebosanan seperti ini.
Sedangkan PVP, berkonsentrasi adalah untuk observasi yang lebih baik, penilaian yang lebih tepat. Pertarungan yang penuh ketidakpastian setiap saat inilah esensi sebenarnya dari kompetisi.
Kegagalan terbesar PVE dibanding PVP adalah ketika metode sudah dikuasai, maka semua menjadi tanpa suspense. Monster kecil? BOSS? Dungeon? Apapun yang dilakukan, akhirnya sudah diketahui: mengalahkan monster, atau menyelesaikan dungeon.
Kompetisi dengan hasil yang sudah diketahui, prosesnya selamanya membosankan.
PVE, adalah kompetisi semacam ini.
Bahkan Ye Xiu pun tidak menganggap PVE menarik, dia juga tidak berusaha membuat Tang Rou menemukan kesenangan dalam PVE. Bagi Ye Xiu, PVE hanyalah metode latihan untuk meningkatkan level PVP. Sedangkan Tang Rou, tanpa disadarinya justru meningkatkan diri melalui latihan seperti ini.
