Ye Weiyang.
Baru keluar dari dungeon, Ye Xiu langsung melihat Pastor dari Dominant Hero yang juga berada di depan pintu dungeon. Di sampingnya berdiri empat orang, jelas-jelas baru keluar dari dungeon juga. Jarak antara lima orang mereka yang baru teleportasi keluar dengan lima orang ini tidak terlalu jauh. Saat Ye Xiu melihat mereka, sudut pandang kelima orang itu serentak berbalik ke arah mereka.
Tanpa pikir panjang, Ye Xiu langsung menggunakan Jutsu Bunshin. Klon bayangan tertinggal, sementara tubuh aslinya sudah berhasil menghindar ke depan lima orang tersebut.
"Halo, Pastor kecil!" Ye Xiu menyapa sambil tertawa, namun Jun Moxiao sudah mengeluarkan serangan Tianji ke arah mereka.
Ye Weiyang sama sekali tidak menyangka serangan langsung yang begitu cepat ini. Berkat refleks super cepatnya, dia berhasil menghindari serangan Tianji itu. Tapi Jun Moxiao sudah lebih dulu menerjang ke depannya, lututnya menendang hingga Ye Weiyang terlempar ke udara. Qianji San berubah menjadi bentuk senjata, tembakan senapan mesin berat diarahkan ke Ye Weiyang yang melayang. Seperti penyangga, setelah rentetan tembakan cepat, Ye Weiyang justru terlempar keluar dari kerumunan.
Di luar dungeon banyak orang. Jika menggunakan banyak skill serangan dikhawatirkan akan melukai orang lain, akhirnya Ye Xiu menggunakan skill BBQ dari Artillery God. Dengan operasional Ya Qiang, dia langsung mengirim Ye Weiyang keluar dari kerumunan.
"Jancuk!" Teriakan makian Ye Weiyang baru keluar saat tubuhnya sudah melayang di udara.
"Ada apa?" Su Mucheng yang awalnya bingung, langsung mengeluarkan meriam tangan tanpa bertanya begitu melihat Ye Xiu mulai bertindak. Ye Weiyang yang terlempar dari kerumunan pemain sedang bersiap melakukan gerakan Ukemi saat mendarat, tiba-tiba tiga tembakan Anti-Tank Cannon menghantam tubuhnya. Bokong Ye Weiyang mengeluarkan kembang api seperti petasan sebelum terbang terpental dan menabrak dinding Jurang Satu Garisan.
Tidak ada operasi "Ukemi" untuk tabrakan ke tembok, tapi ada skill pasif umum bernama "Lompatan Pantul" yang memungkinkan karakter melakukan double jump dengan menginjak dinding, pohon, atau rintangan lain setelah mempelajarinya.
Sayangnya tiga tembakan tadi terlalu mendadak. Ye Weiyang yang sedang bersiap melakukan gerakan guling untuk "Ukemi" sama sekali tak menyangka akan perlu menggunakan "Lompatan Pantul" untuk tabrakan ke tembok. Alhasil operasinya terlambat dan kepalanya nyangkut di dinding tanah liat.
Reaksi Tang Rou, Qiao Yifan, dan Baozi Invasion juga cukup cepat. Meski tak bisa menyaingi kecepatan peluru Fengshu Yanmu (Su Mucheng), saat Ye Weiyang masih menggantung seperti di dinding jurang, ketiganya sudah berlari mendekat untuk menyambut jatuhnya korban dengan serangan gabungan.
Para pemain di sekitar masih bengong. Semua terjadi terlalu cepat. Hanya dalam sekejap, seseorang tiba-tiba terlempar dari kerumunan dan menempel di dinding jurang.
Keempat rekan Ye Weiyang jelas yang paling bingung. Mereka hampir-hampir menyaksikan Jun Moxiao tiba-tiba menyelinap ke samping mereka, lalu dengan dua serangan langsung mengeliminasi Ye Weiyang. Saat mereka tersadar, Jun Moxiao sudah geser mundur menghilang ke kerumunan.
Keempat pemain tersebut tentu anggota Dominant Hero. Mereka bersama Ye Weiyang sedang rutin mencatat rekor dungeon, membuktikan status mereka sebagai elite terpilih yang dibina khusus oleh guild. Di masa ketika elite lain dikerahkan untuk memburu Jun Moxiao dkk, mereka justru ditarik sementara untuk terus naik level guna menjaga kompetitivitas level top dan dungeon. Kebetulan yang ironis, mereka justru bertemu langsung dengan kelompok Jun Moxiao di depan pintu dungeon.
Keempat orang tentu juga mengetahui aksi guild saat ini, dan keempat orang jelas telah membuat keputusan yang sangat salah. Mereka hampir tidak berpikir, bawah sadar langsung berkerumun mendash keluar dari kerumunan untuk menyelamatkan Ye Weiyang...
Tujuh lawan delapan belas, akhirnya delapan belas orang hancur total.
Lima lawan lima... akhirnya tentu sudah ditakdirkan. Perlawanan dengan akhir yang ditakdirkan, prosesnya sudah tidak perlu dideskripsikan lagi.
"Siapa itu orang-orang?" Hanya dalam proses bertempur Tang Rou bertanya sambil menombak kepala lawan dengan tombak perangnya, menggunakan Tarian Tongkat Bundar untuk memusingkan dan melemparkan lawan. Nonak ini masih mempertahankan latihan terkondisi "pukul kepala".
“Guild Dominant Hero, salah satu guild yang sebelumnya mengejar kami.” Ye Xiu berkata. Meskipun guild-guild besar tidak menampilkan nama guild mereka, Dominant Hero pernah berinteraksi dengan Ye Xiu dan bergabung di guild mereka, sehingga banyak nama anggota yang meski tidak berteman tetap terkesan samar. Identifikasi dilakukan dengan akurat. Keikutsertaan Dominant Hero dalam guild-guild ini telah dipastikan oleh Ye Xiu.
Karena itu, tentu tidak perlu lagi bersikap sopan kepada anggota Dominant Hero.
Tim naik level yang muncul di area dungeon ini, Ye Xiu sangat paham makna keberadaan mereka. Membunuh tim pemain ini bisa disebut sebagai pembalasan setimpal. Guild-guild ingin membunuh Jun Moxiao untuk memperlambat progres naik level mereka. Tapi sekarang, tim elit Dominant Hero justru lebih dulu kehilangan 10% EXP.
Dalam pertarungan ini, Ye Weiyang dan empat rekannya hampir bisa dikatakan hanya meronta-ronta. Meski mereka termasuk pemain elite, namun di hadapan tim Jun Moxiao mereka tampak begitu lemah.
Empat pemain yang menyergap itu langsung menyadari keputusan mereka terlalu gegabah dan salah saat bertarung. Sayangnya semuanya sudah terlambat. Meski pintu dungeon hanya sejengkal lagi, tapi setelah ditangkap satu lawan satu oleh lima anggota Jun Moxiao, tak satu pun bisa lolos. Dalam sekejap mereka semua terbaring tak berdaya. Ye Weiyang yang pertama kali terlempar, dengan gemilang meraih juara pertama.
Ye Weiyang tentu saja geram sampai ingin muntah darah.
Di depan pintu masuk dungeon, Jun Moxiao terlihat. Saat itu hanya satu dari lima orang yang melihatnya. Setelah memberi tahu, semua langsung mengubah kamera ke arahnya. Tapi Jun Moxiao sudah menyambar ke depan mereka, lalu mengangkatnya ke udara dan melemparkannya keluar dari kerumunan.
Saat terbang di udara, Ye Weiyang yang biasanya tak tahu malu merasakan hawa dingin menyelinap di hatinya.
Serangan balik Jun Moxiao ini benar-benar tegas. Dan saat itu sepertinya dia malah menyapa sambil tersenyum? Apakah dia sama sekali tidak merasa tertekan dengan situasi ini?
Ye Weiyang yang sudah respawn di Kota Kongji langsung mengirim pesan ke Night Frost Pond tentang kabar buruk ini sambil terus berpikir.
"Sial!" Night Frost Pond yang menerima pesan itu juga merasa sangat frustrasi.
Sial! Benar-benar sial! Mengapa Dominant Hero selalu bernasib buruk seperti ini?
Hal baik tak pernah datang, tapi masalah terus menerus menimpa mereka. Semua guild pasti punya tim elit yang terus naik level, mengapa hanya tim merekalah yang bertemu Jun Moxiao? Ini nasib apa?
Setelah menerima kabar, Night Frost Pond segera memberi tahu tim elit lain yang masih naik level, termasuk tim elit dari Shen Zhi Lingyu yang dipimpin langsung oleh ketua guild mereka, Jiang You.
Lalu, dengan niat jahat, dia sengaja tidak memberitahu guild lain. Dia sangat berharap guild lain juga mengalami nasib sial yang sama - dihancurkan oleh Jun Moxiao...
Tujuh guild besar yang mengorganisir pasukan untuk memburu Jun Moxiao akhirnya tiba di luar Jurang Satu Garisan. Dengan kabar terbunuhnya ini, Night Frost Pond setidaknya bisa memastikan lokasi Jun Moxiao dan timnya. Namun, dia merasa tidak perlu lagi memeriksa pintu masuk dungeon itu, yakin bahwa Jun Moxiao tidak akan bodoh tetap bersembunyi di dungeon sambil tahu identitas mereka sudah ketahuan.
"Ikuti rencana semula, kirim pengintai ke 50 pintu masuk dungeon dulu. Pastikan posisi mereka baru kita pasang jebakan." Kata Chen Yehui.
"Saat ini mereka seharusnya sudah menyelesaikan rekor pertama dan masuk ke kedua. Cepat, pastikan lokasi saat keluar kedua kali, lalu siapkan jebakan untuk menyergap di percobaan ketiga." Ujar Gu Yin.
Tiga ketua guild ini tentu tidak mau hanya mereka yang bekerja keras sementara empat guild lain masih kacau. Setelah mencari-cari, akhirnya mereka menemukan perwakilan dari empat guild tersebut. Tujuh guild ini kemudian membagi anggota secara merata, mengirim 50 orang ke 50 pintu masuk dungeon.
"Sebenarnya, kalau terus berjaga di sini, pasti bisa menangkap mereka kan? Jurang Satu Garisan cuma punya satu pintu masuk!" Kata salah satu anggota.
"Bagaimana jika mereka tidak keluar sama sekali?" Sahut yang lain dengan nada merendahkan.
Orang yang sebelumnya terdiam. Ini adalah area leveling 30-33, dengan level dan teknik Jun Moxiao dan kawan-kawan, mereka bisa terus mengulang dungeon, membasmi monster, dan naik level di sini tanpa perlu pergi ke mana-mana. Tapi bagaimana dengan kita? Tidak mungkin terus-terusan menunggu bodoh di pintu masuk sampai mereka naik ke level 33 dan pergi...
"Kita harus memastikan lokasi mereka. Mungkin kita perlu mengirim 50 orang lagi, kalau hanya satu orang, bagaimana kalau terlewat?" Gu Yin tiba-tiba berkata.
"Masuk akal." Seseorang menyetujui.
Maka 50 orang lagi segera dikirim.
Di dalam Jurang Satu Garisan.
Di depan pintu dungeon tempat Ye Weiyang dan empat rekannya baru saja terbunuh, suasana hening mencekam. Bahkan gelembung teks tim pun menghilang sejenak.
PK di game memang hal biasa, tapi eksekusi kilat seperti ini membuat semua orang terpana. Mereka tidak tahu tujuan Jun Moxiao dan timnya, tapi saat kelompok ini melintas, setiap orang merasa merinding.
"Ada lagi?" Terdengar suara dari dalam tim yang seolah masih ingin melanjutkan pembantaian.
"Sruuut!" Area di sekitar lima orang itu langsung kosong. Tentu saja masih ada! Pintu dungeon dipenuhi orang, dan yang belum masuk pasti tim tidak lengkap atau lemah, tidak berani memprovokasi.
"Sementara belum terlihat, ayo pergi!" Kata Ye Xiu.
"Lho? Mau ke mana?" Baozi Invasion menyadari Jun Moxiao milik Ye Xiu tidak menuju ke dalam dungeon.
"Masih mau main dungeon di sini, nunggu dikepung?" Ye Xiu menjawab.
Baozi Invasion menggaruk-garuk kepala sambil berpikir, entah mengerti atau tidak, yang penting langsung bilang "Oh" dan mengikuti. Kelima orang ini, dipimpin Jun Moxiao, kembali menjelajahi Jurang Satu Garisan, sengaja mengambil jalur sepi, dan akhirnya sampai di depan pintu dungeon.
"Ada yang bisa dibunuh?" tanya Tang Rou. Ye Xiu saat ini tidak bisa melihat ekspresinya, tapi menduga sorot mata gadis ini pasti penuh keserakahan. Pasti dia berharap semua pemain di depan dungeon ini adalah musuh, membantai semuanya pasti sangat seru dan menantang.
"Akan segera ada," Ye Xiu tertawa. Jun Moxiao justru berjalan melewati pintu masuk.
"Hah? Tidak masuk dungeon?" Keempat orang itu bingung tapi buru-buru menyusul.
"Sekarang waktunya keluar dungeon," kata Ye Xiu.
