"Waktu keluar dungeon?" Mereka bertanya sambil menyuruh karakternya masing-masing mengikuti Jun Moxiao.
"Benar. Jika mulai main dungeon jam 12, sekarang tiga kali seharusnya sudah selesai. Ini waktunya pergi," jelas Ye Xiu.
"Tapi kita..."
"Kita akan mengantar mereka pergi," Ye Xiu tertawa.
Di titik ini, Su Mucheng dan Qiao Yifan sudah paham maksud Ye Xiu. Meski keduanya adalah atlet profesional yang sudah lama meninggalkan komunitas game online, tapi setiap atlet profesional pasti awalnya mengenal Glory melalui game online dulu, menyukainya, baru masuk lingkup profesional. Jadi mereka cukup paham berbagai trik di dunia game online ini.
"Baozi Invasion, meski punya pengalaman bermain game, tapi orangnya agak polos, jelas tidak memikirkan sebanyak ini. Saat ini dia terus bertanya dengan bingung: 'Untuk siapa?'"
"Orang yang tidak sopan pada kami," kata Ye Xiu.
"Lalu masih harus dikasih?" Baozi Invasion tidak terima. Tang Rou juga langsung mengerti. Sebelumnya Ye Xiu sudah menganalisis situasi ini: meskipun musuh mengerahkan semua personel untuk memburu mereka, tapi pasti masih menyisakan tim elit untuk terus naik level. Saat Ye Xiu menyebutkan tiga kali dungeon selesai, target siapa yang dituju sudah sangat jelas bukan?
"Tapi... kamu tahu harus menangani orang-orang mana?" tanya Su Mucheng.
"Aku sudah mencari tahu," kata Ye Xiu.
"Mencari tahu?"
"Benar, daftar temanku punya banyak ketua guild," kata Ye Xiu.
Para pemain guild yang melakukan perburuan ini tidak menampilkan nama guild mereka. Terlihat mereka masih berharap bisa menutupi diri. Tapi pikiran ini terlalu naif. Meski Ye Xiu tidak punya koneksi dalam game, dia baru saja menjadi target perekrutan berbagai guild besar. Hampir semua ketua guild besar ada di daftar temannya. Jadi selama pertempuran, dia mencatat beberapa nama pemain, lalu dengan sangat langsung mengirim pesan grup ke para ketua guild ini untuk menanyakan latar belangguild setiap pemain dalam daftar.
"Ye Xiu" jelas sangat memahami hubungan persaingan antar guild. Meskipun saat ini sedang bekerja sama, itu hanyalah sementara. Bisa jadi selama proses kolaborasi terdapat banyak saling eksploitasi dan tekanan. Contohnya di Hutan Kongzhi, empat pemain sengaja dikorbankan sebagai umpan untuk memancing "Ye Xiu" dan "Huang Shaotian". Ye Xiu sangat curiga mereka sengaja dijebak.
Dengan hubungan kepercayaan yang terbatas ini, bahkan jika beberapa guild tidak berniat mengkhianati pihak lain, melihat ID pemain dari guild mereka sendiri tercantum dalam daftar, mereka tidak bisa menjamin pihak lain tidak akan mengkhianati mereka. Alhasil, lebih baik mengkhianati pihak lain. Jika tidak bisa mengambil keuntungan, setidaknya jangan sampai dirugikan sendirian.
Ada banyak motivasi psikologis dalam hal ini. Intinya Ye Xiu yakin dia bisa mendapatkan yang dia butuhkan melalui taktik ini. Hasilnya sesuai prediksinya - berbagai guild menunjukkan antusiasme besar dengan aktif merespons. Hanya saja jawaban yang diberikan ternyata sedikit melenceng, terlihat beberapa guild sengaja menutupi anggota mereka sendiri. Sayangnya, minoritas harus tunduk pada mayoritas. Jawaban-jawaban salah ini dengan mudah dibersihkan oleh Ye Xiu.
Tujuh guild.
Daftar yang diberikan Ye Xiu menampilkan tujuh guild. Dia tidak yakin apakah ini sudah lengkap, tapi setidaknya mereka sudah memiliki banyak target.
"Sekarang di mana ini?" Langkah Jun Moxiao berhenti. Setelah empat karakter mengerumuni, Su Mucheng mewakili semua orang bertanya.
“Jurang Satu Garisan hanya memiliki satu pintu masuk/keluar. Jika bisa berjaga di sana, itu paling ideal. Tapi kurasa saat ini, pasukan pengejar utama mereka mungkin sudah menunggu di sana. Kita harus memilih opsi kedua.” Ye Xiu berkata.
“Di sini adalah?”
“Dari 50 pintu masuk dungeon Jurang Satu Garisan, 32 pintu keluar akan melewati sini saat meninggalkan jurang. 6 pintu lainnya mungkin melewati. Ini persimpangan dengan probabilitas tertinggi.” Ye Xiu menjelaskan.
“Pengetahuannya sangat detail!” Semua terkagum.
“Hmm, aku baru saja mencari peta Jurang Satu Garisan di Baidu.” Ye Xiu menjawab.
“……”
“Ada grup datang!” Tang Rou tiba-tiba berseru. Mendengar akan ada PK yang mungkin besar skalanya, gadis ini langsung bersemangat.
“Paviliun Kabut Asap... bukan.” Ye Xiu bergumam.
Kelima orang masih tersembunyi, berjongkok di lubang pasir setelah tikungan, mengintai pemain yang lewat di persimpangan.
“Grup lain! Serikat Samsara, ya?” Sebelum rombongan Paviliun Kabut Asap benar-benar pergi, lima orang lain muncul. Tang Rou segera bertanya.
“Serang!” Perintah Ye Xiu. Kelimanya melompat keluar dari lubang pasir. Pemain Serikat Samsara yang sedang bergegas tak menyadari serangan mendadak dari samping.
“Cuma lima orang, perlu pakai taktik menyergap?” Tang Rou heran melihat lima lawan itu berjalan polos tanpa menyadari pendekatan mencurigakan kelompok mereka.
“Kamu bisa bicara lebih keras supaya mereka dengar.” Ye Xiu berkata.
Tang Rou akhirnya tidak melakukannya. Gadis ini punya prinsip, berbicara keras-keras bukanlah gayanya.
Ye Xiu yang paling cepat bertindak. Sentuhan keyboardnya memunculkan Jutsu Bunshin lagi, tubuh asli Jun Moxiao langsung berpindah ke belakang lima lawan. Mereka masih belum menyadari. Jun Moxiao menggoyangkan Qianji San yang berubah bentuk menjadi sabit, senjata tipe Paladin. Seketika diayunkan, lingkaran cahaya biru muncul di tanah. Baru saat berlari kelima lawan ini menyadari sesuatu salah. Saat mereka heran menoleh, cahaya biru sudah naik membentuk Sheng Tian Zhen yang menghempas mereka ke udara.
Fengshu Yanmu milik Su Mucheng segera mengangkat hand cannon, menghujani mereka yang mengambang dengan peluru meriam maupun senapan mesin. Qiao Yifan dengan Yicunhui sudah menyambar ke depan, mengayunkan tachi E Gui Zhan Dao untuk melepaskan Formasi Es. Saat lima pemain itu jatuh, dua langsung membeku menjadi balok es, menghindarkan kebutuhan skill Ukemi.
Han Yanrou milik Tang Rou dan Baozi Invasion menyerang dari kiri-kanan. Tang Rou masih sibuk meledakkan kepala musuh dengan tombak perang, sementara Baozi Invasion terlihat kurang bergaya dengan mengganggu balok es.
Tiga pemain itu sebenarnya cukup terampil, semua berhasil melakukan Ukemi tanpa terjatuh. Tapi saat bangkit melawan, mereka bertiga pun tidak bisa menahan serangan Tang Rou sendirian.
Tombak Bulan Merah di tangan Han Yanrou bergerak seperti naga, menyala-nyala dalam cahaya merah. Bahkan pemain biasa pun bisa melihat kecepatan tangan operator ini luar biasa. Ditambah lagi ada Jun Moxiao milik Ye Xiu yang lebih menakutkan di sampingnya, tiga orang ini benar-benar sangat-sangat kecil. Saat dua balok es di sebelah baru saja terbebas dari status beku, satu dari mereka sudah roboh.
Ye Xiu, Su Mucheng, Qiao Yifan. Mereka semua memiliki kualitas profesional dan sangat paham cara memanfaatkan kesempatan.
Dua orang yang keluar dari balok es juga tidak lebih baik. Salah satu langsung dikunci leher oleh Baozi Invasion, lalu segera dihajar habis-habisan oleh pro player yang dengan kesadaran profesional memanfaatkan penurunan pertahanan saat status Lock Throat, menjadi korban kedua di medan perang. Pria balok es lainnya mencoba kabur, tapi baru tiga langkah langsung ditusuk kepala oleh Tombak Bulan Merah Han Yanrou. Terangkat seperti bendera roh lalu dilempar ke bawah seperti kain pel, menyeret dua saudaranya yang lain.
Semuanya terjadi dalam sekejap.
Saat lima pemain Paviliun Kabut Asap di depan menengok melihat keributan di belakang, yang mereka saksikan bukanlah PK tapi pembantaian. Lima elite Serikat Samsara yang terhormat, bahkan tidak menunjukkan keteguhan seperti NPC monster kecil, langsung dihancurkan berantakan. Hati lima pemain Paviliun Kabut Asap ikut berdebar-debar, tapi akhirnya hanya bisa menghitung satu per satu kehancuran mereka.
"Jun Moxiao..." bisik salah satu orang.
“Dari mana munculnya……” seseorang masih bingung!
“Ayo kita cepat pergi.” Orang ketiga mengingatkan Bro untuk tidak menonton keributan. Level mereka dan Serikat Samsara hampir setara, situasi saat ini jelas sangat berbahaya, lebih baik segera mundur.
Beberapa orang terus berlari sambil sesekali memutar kamera untuk melihat. Lima pemain Serikat Samsara sudah menjadi mayat, tapi Jun Moxiao dan timnya sama sekali tidak mengejar. Kelimanya agak lega.
“Tidak menargetkan kami!” ujar seseorang. Melihat tidak ada urusan dengan mereka, kelimanya mulai ingin menonton keramaian. Bahkan melihat Jun Moxiao menyerang guild lain, mereka sampai gatal tangan ingin ikut...
“Apa？？？”
Saat Gu Yin menerima pesan, kelimanya sudah mati dan kembali ke Kota Kongji. Pertarungan mulai cepat dan berakhir lebih cepat. Selama pertarungan tidak ada yang sempat minta bantuan, kematian mereka langsung menjadi kabar buruk untuk ketua guild.
“Sial!” Gu Yin tak bisa menahan amarahnya. Karakter yang dipimpinnya, bahkan karakter miliknya sendiri, bisa saja dikorbankan. Semua ini memang sudah dipersiapkan untuk menghabiskan waktu menghadapi Jun Moxiao, pasti levelnya akan tertinggal. Tapi lima orang yang baru saja tewas ini berbeda - mereka adalah karakter akun yang dipersiapkan untuk menyerang berbagai dungeon dan merebut First Kill di masa depan. Namun Jun Moxiao justru berhasil membuat wipeout, membuat guild kami tertinggal 10% EXP dibanding guild lain. Gu Yin mana tidak kesal dan panik.
“Ada apa?” Teriakan marahnya menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.
“Ah... kena puntung rokok.” kata Gu Yin.
Bangsat, kerugian ini tidak boleh hanya ditanggung guild kami! Ini adalah suara hati Gu Yin yang sama persis dengan Night Frost Pond sebelumnya, sangat berharap tim Jun Moxiao bisa bersikap adil ke semua guild, jangan hanya membuat satu guild yang dirugikan! Makanya soal serangan ini, sampai mati pun tidak akan diungkap.
Di Jurang Satu Garisan, lima orang tim Ye Xiu sudah bertemu dengan tim kedua.
“Lembah Bunga Ratusan, serang!” kata Ye Xiu. Kali ini tidak ada kesempatan menyergap. Setelah membunuh lima anggota guild Samsara, tim mereka langsung berpapasan dengan grup ini.
“Tim sebelah sana, Pojie Xukong! Mereka juga termasuk.” Ada satu tim lagi yang datang beriringan dengan Lembah Bunga Ratusan. Ye Xiu langsung mengenali ini sebagai salah satu dari tujuh guild yang mengejar mereka.
“Dua tim! Kali ini lumayan seru.” Tang Rou berseri-seri, seolah takut mainannya kabur, langsung menyambar maju bertarung.
“Perhatikan kontrol, jangan sampai ada yang kabur!” Ye Xiu berteriak.
“Tenang bos, serahkan padaku.” Baozi Invasion melesat tak terduga, melemparkan Sand Toss ke wajah musuh, lima lawan serentak mengangkat kamera menghindar.
“Baozi Invasion!!” Baozi Invasion langsung menggunakan namanya sendiri sebagai yel-yel, menerobos formasi musuh.
“Baozi, gayamu sangat ekspresif.” Ye Xiu memuji.
“Wahahahaha...” Tawa liar Baozi Invasion bergema di lembah.
