“Bos, aku sudah di Kota Kongji.” Baozi Invasion langsung respawn di kota utama, mengirim pesan sambil melompat-lompat.
“Kamu kejam.” Ye Xiu membalas.
“Tapi aku tidak punya senjata, juga tidak punya uang...” kata Baozi Invasion.
“Kamu... benar-benar kejam, tunggu aku sebentar lagi datang!” kata Ye Xiu.
“OK!” Baozi Invasion malah pakai bahasa Inggris.
Ye Xiu tidak langsung menyuruh Jun Moxiao kembali ke Kota Kongji, melainkan melanjutkan ke Jurang Satu Garisan. Semua anggota tim mereka log out di dalam jurang itu, jadi pasti menghadapi situasi sama seperti Baozi Invasion. Meski yakin anggota lain tidak akan sebodoh Baozi Invasion yang diikuti 15 menit tanpa sadar, tetap saja akan ada kesulitan.
Di tengah perjalanan, Ye Xiu tentu menghindari kontak dengan pemain manapun. Pukul 20:30, pemberitahuan daftar teman muncul. Ye Xiu membuka dan melihat Fengshu Yanmu milik Su Mucheng online.
“Lho, kok pada nggak ada?” Su Mucheng mengirim pesan. Tang Rou dan Qiao Yifan tidak muncul. Tang Rou pasti tidak bisa datang jam 9, sedangkan Qiao Yifan juga tak pernah muncul di jam ini, tidak bisa dihubungi sama sekali.
“Tidak ada cara lain.” Ye Xiu membalas dengan ekspresi pasrah.
“Masih bisa bertarung?” tanya Su Mucheng.
“Lihat perkembangannya dulu, kamu keluar dulu dari Jurang Satu Garisan, hati-hati.” Ye Xiu berkata.
Lokasi login Fengshu Yanmu tidak se-terpencil Baozi Invasion, tapi Su Mucheng jauh lebih waspada daripada Baozi Invasion. Setelah login, dia langsung tahu harus berjaga-jaga. Topografi Jurang Satu Garisan sangat ideal untuk kabur. Meski sudah terdeteksi musuh, Su Mucheng memanfaatkan medan untuk menggoyang pengejar dengan mudah.
Kasihan para pemain itu. Begitu melihat Fengshu Yanmu, mereka langsung melapor ke guild sambil berharap dapat pujian, lalu mulai mengikuti. Tapi semakin diikuti, karakter itu menghilang. Alih-alih dapat pujian, malah dimarahi. Mood bos dari Tujuh Guild Besar saat itu jelas sedang buruk.
Ye Xiu mendekati pintu masuk Jurang Satu Garisan. Terlihat seorang pemain mondar-mandir di mulut jurang, tidak masuk maupun pergi. Dia langsung menangkap maksudnya. Tanpa basa-basi, langsung menyerang dan menjatuhkan lawan dalam beberapa gerakan.
Guild-guild besar baru saja menerima laporan: Jun Moxiao terdeteksi di pintu masuk Jurang Satu Garisan.
20 detik kemudian, mata-mata yang menemukan Jun Moxiao telah gugur dengan heroik.
Di dalam jurang, karakter Fengshu Yanmu milik Su Mucheng telah sampai di pintu keluar. Saat mendaki lereng, dia melihat Jun Moxiao.
“Wah, ini jemput aku ya?” canda Su Mucheng.
"Bukan begitu." Ye Xiu yang mengendalikan karakter Jun Moxiao berdiri di sana, di sebelahnya terbaring mayat. Tentu saja itu mata-mata yang baru saja dibunuh. Meski sudah mati masih berusaha melacak tujuan target, sungguh dedikasi yang patut diacungi jempol.
"Sungguh merusak suasana!" Su Mucheng kesal melihat mayat itu, tangan Fengshu Yanmu sudah mengangkat meriam tangan.
"Ayo pergi!" Ye Xiu memanggil, keduanya pergi. Pesan terakhir mata-mata tentang keberangkatan mereka telah terkirim, menyelesaikan misi terakhirnya.
Berbagai guild sibuk mengatur strategi dan melanjutkan pencarian, partisipannya masih pemain-pemain kemarin, tapi semangat mereka jauh lebih rendah.
Mereka yang pernah bertempur masih lumayan. Seperti Gu Yin yang pernah mati, setidaknya bisa menjadikan balas dendam sebagai motivasi. Tapi sebagian besar pemain kemarin hanya berlarian tanpa henti dan menunggu dengan membosankan. Setelah tahu hari ini harus mengulang lagi, mereka mempersiapkan film, komik, novel, dan camilan untuk mengisi waktu.
Ye Xiu dan Su Mucheng melakukan manuver besar di peta, berhasil menghindari jaring pencarian guild-guild, lalu bukannya menuju Kota Kongji malah pergi ke Kota Kecil Bulurs dekat Hutan Embun Beku.
Sebagai tempat persinggahan pertama pemula setelah meninggalkan Desa Pemula, kota kecil ini meskipun mini memiliki segala fasilitas. Arena yang bisa diakses dari sini pun sama persis.
Saat tiba di kota kecil Bulurs, waktu sudah mendekati pukul sembilan. Qiao Yifan akhirnya tidak muncul. Ye Xiu pertama-tama mengirimkan beberapa koin emas ke Baozi Invasion untuk membeli senjata, lalu memindai daftar temannya. Tian Qi, Yue Zhongmian, Qian Lisheng, dan Mu Yunshen ternyata online. Tapi selain masalah kemampuan mereka, jika mereka ikut campur, berarti akan terlibat dalam konflik Ye Xiu dengan berbagai guild besar yang akan menimbulkan banyak masalah. Ye Xiu tidak ingin mereka terseret juga.
Pukul sembilan, notifikasi suara daftar teman berbunyi lagi. Ye Xiu membukanya dan melihat Ye Weiyang login tepat waktu—Zhang Xinjie, sudah pasti. Karakternya sudah berada di depan pintu Arena, tinggal melangkah masuk. Empat karakter seperti Ai Cou Renao milik Jiang You sudah siap sepenuhnya. Mana mungkin mereka berani membuat Zhang Xinjie menunggu.
Mereka tidak berani, tapi Ye Xiu berani.
"Mulai?"
"Orangnya kurang."
"4 jam 37 menit masih tidak bisa mengumpulkan orang?" Zhang Xinjie sangat meremehkan efisiensi ini.
"Tidak ada cara, ubah jadwal saja. Jam 12 bisa tidak?"
"Tidak." Seketat Zhang Xinjie, pukul 12 adalah waktu tidur nyenyaknya.
"Kalau begitu kamu yang tentukan." Ye Xiu membalas.
"Kapan kamu bisa mengumpulkan orang?" Zhang Xinjie bertanya.
"Jam 12..." Masalahnya berputar-putar.
"Besok saja, harap jangan ingkar janji lagi." Zhang Xinjie memutuskan dengan tegas, jelas tidak ingin membuang waktu.
"Eh tunggu dulu, ada yang masuk." Ye Xiu tiba-tiba berseru. Baru saja ada notifikasi login di akunnya, belum sempat dicek pesan sudah masuk: "PKPKPKPKPKPK."
"Yang ribut itu datang lagi!" Su Mucheng mengerutkan kening.
Jun Moxiao milik Ye Xiu sudah buru-buru masuk ke Arena, membuat room, menyelesaikan pengaturan, lalu mengirim nomor room ke Liu Mu milik Huang Shaotian.
"Tunggu aku ganti akun!" Huang Shaotian langsung merespons.
"Pakai yang ini dulu!" kata Ye Xiu.
"Kenapa?" tanya Huang Shaotian.
"Bantuin aku menangin satu pertarungan dulu."
"Sial sial sial!! Aku datang buat PK sama kamu, jangan anggap aku summoning!" bentak Huang Shaotian.
"Cepetan kok."
"Gak ada senjata!" teriak Huang Shaotian.
"Cari Baozi Invasion, dia lagi beli senjata. Suruh dia beliin kamu juga." Ye Xiu membalas pesan. Liu Mu milik Huang Shaotian baru level 27, hanya bisa pakai senjata level 25 yang harganya lebih murah dibanding senjata level 30.
"Bro Baozi..." Huang Shaotian pun menghubungi Baozi Invasion.
Di jam sibuk, pasar dipenuhi lapak dagang. Keduanya bukan tipe yang suka tawar-menawar, langsung dapat dua senjata dan bergegas ke Arena.
Di sisi Arena, lima lawan langsung masuk ke room setelah dapat nomor. Kelompok Jiang You sudah lengkap. Empat kelas tempur tetap sama, hanya Pastor yang digantikan oleh Ye Weiyang yang dikendalikan Zhang Xinjie.
"Bagaimana dengan pihak Ye Xiu?" Jun Moxiao miliknya dan Fengshu Yanmu milik Su Mucheng sudah masuk, namun tiga slot kosong di bawah terus berganti-ganti seperti lampu berkedip.
"Di mana anggota kalian?" Pesan dari Ye Weiyang muncul di kolom chat. Posisi ketiga di pihak lawan tiba-tiba berhenti berganti: Baozi Invasion.
Diikuti posisi keempat yang stabil: Liu Mu.
"Liu Mu?" Jiang You terkejut.
"Ini siapa?" Zhang Xinjie bertanya.
"Orang ini tidak kami temui kemarin, tapi banyak yang tewas di tangannya di area Hutan Kongji. Levelnya hanya 27," Jiang You segera menjelaskan.
"Cepat, cepat, cepat!" Liu Mu langsung membanjiri kolom chat begitu masuk ruangan.
"Dan dia banyak bicara," Jiang You menambahkan informasi ini.
"Banyak bicara sudah jadi tren di kalangan Blade Master," kata Zhang Xinjie.
Semua orang tertawa, mereka tentu tahu alasan di balik pernyataan ini.
"Lalu siapa ini?" Di antara tawa, karakter kelima setelah Liu Mu langsung terkunci. Master Bela Diri langsung bingung. Karakter kelima di pihak Jun Moxiao adalah Assassin level 31 bernama Lingling Kill. Tidak ada informasi tentang orang ini dalam data mereka.
"Lingling Kill?" Jiang You juga bingung, segera menghubungi Night Frost Pond yang ternyata sama sekali tidak mengenal karakter ini.
"Siap siap siap siap siap siap siap siap!" Liu Mu di pihak ini kembali mencatat rekor spam di chat.
“Jika tidak ingin ketahuan identitas, bicaralah lebih sedikit.” Ye Xiu mengirim pesan ke Liu Mu.
“Kenapa?”
“Ye Weiyang di sebelah itu adalah Zhang Xinjie.” Ye Xiu berkata.
“Beneran atau nggak?” Huang Shaotian terkejut.
Saat itu semua orang sudah siap, pertandingan tim resmi dimulai, layar pertempuran langsung muncul. Peta Makam Lava yang dipilih secara acak ini cukup adil bagi kedua belah pihak.
“Beneran atau nggak? Beneran atau nggak?” Masuk ke peta, Huang Shaotian masih terus bertanya.
“Bohong, lanjutkan saja keributanmu!” Ye Xiu menjawab.
Kebiasaan Huang Shaotian biasanya langsung mulai cerewet di channel pesan publik begitu pertandingan dimulai, kali ini dia berhasil menahan diri. Karakter nomor lima bernama Assassin 00 Kill sudah berlari tak sabar menuju medan perang.
“Wah, Bro ini terlalu gegabah, siapa ini?” Huang Shaotian bertanya.
“Nggak kenal.” Jawab Ye Xiu.
“Nggak kenal?” Huang Shaotian bingung.
“Kekurangan orang, siapa saja yang masuk.” Ye Xiu menjelaskan.
Semua terdiam. Ruangan Ye Xiu memang tidak dipassword, jadi pemain mana pun bisa masuk. Sebelumnya tiga posisi terus berganti-ganti karena Ye Xiu langsung menendang setiap yang masuk, memastikan posisi tersedia untuk Baozi Invasion dan Huang Shaotian. Setelah keduanya masuk, dia berhenti mengurusinya. Maka pemain kelima yang tidak ditendang adalah Assassin 00 Kill ini.
Mengenai mengapa tidak ada yang menekan di pihak Dominant Hero? Itu karena ini adalah pertandingan dengan taruhan, saat masuk akan muncul dialog sistem yang menanyakan apakah menerima. Di pihak Ye Xiu, jika kalah hanya janji kosong, di mata sistem menang akan mendapat material, kalah tidak ada konsekuensi. Sedangkan pihak Dominant Hero jika menang tidak mendapat apa-apa, tapi jika kalah harus kehilangan banyak material. Kondisi seperti ini mana ada yang mau menerima? Meski tidak sengaja mengklik terima, jika tidak memiliki cukup bahan langka di inventory juga tidak bisa masuk.
"Liu Mu meski levelnya rendah, menurut intel dari Hutan Kongzhi kemampuannya cukup kuat. Soal assassin ini, tidak ada informasi. Tapi bisa ikut dalam taruhan ini, saya yakin Jun Moxiao punya keyakinan padanya, kemungkinan kekuatannya juga luar biasa." Tim Dominant Hero yang sedang mendiskusikan Liu Mu dan Lingling Sha, terus melanjutkan topik mereka setelah masuk pertandingan. Jiang You menjelaskan analisisnya.
"Lihat, assassin itu sudah menyerang!" teriak Master Bela Diri.
Ye Weiyang milik Zhang Xinjie memutar kameranya. Benar, assassin Lingling Sha meninggalkan formasi tim dan sendirian menyerbu ke depan.
"Strategi apa ini?" Zhang Xinjie sedang berpikir ketika Lingling Sha tiba-tiba berhenti dan berbalik lari kembali.
"Kembali lagi?" Beberapa anggota Dominant Hero kebingungan.
