Tingkat skill Jiang You dan kawan-kawannya sebenarnya sudah sangat dipahami Zhang Xinjie. Klub yang merekrut bakat dari game online adalah hal biasa. Guild mereka sendiri tentu lebih diutamakan. Sebagai anggota terkuat di guild Dominant Hero, Tim esports tentu memperhatikan Jiang You dkk. Namun karena tidak diundang ke Tim, sudah jelas keempatnya belum mencapai tingkat profesional dan potensi berkembangnya terbatas. Meski begitu, Zhang Xinjie sadar skill mereka memang belum level pro, tapi tidak sampai level bisa diinjak-injak seenaknya.
Tapi sekarang, keempat orang itu berjuang kocar-kacir di lahar, jelas-jelas dipermainkan lawan. Zhang Xinjie tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya seorang Pastor yang sengaja diabaikan lawan. Yang bisa dilakukannya hanyalah terus memulihkan keempat anggota di lahar sambil berpikir keras mencari solusi.
"Keempat orang di lava, sudah berusaha sangat keras. Setiap orang sudah melompat berkali-kali. Tapi, baik Jun Moxiao, Liu Mu, Baozi Invasion, maupun Fengshu Yanmu yang berdiri di tepi pantai, semuanya berhasil mengatasi mereka dengan baik."
"Empat orang ini sudah mencoba segala taktik: berkumpul, berpencar, mengalihkan perhatian, menipu musuh, menggertak... Semua cara sudah dicoba, tidak ada yang berhasil. Mereka tetap terperangkap di lava setinggi pinggang, menyaksikan HP mereka terkikis sedikit demi sedikit. Zhang Xinjie yang sangat mereka harapkan, setelah gagal memimpin beberapa skenario, hanya bisa menggerakkan Ye Weiyang bolak-balik. Dari situasi ini, keempat orang ini paham: bahkan Zhang Xinjie pun tak punya solusi untuk keadaan saat ini."
"Tapi melihat Zhang Xinjie masih menggunakan healing spell untuk menopang mereka, meski sudah putus asa, keempat orang ini tidak menyerah dan terus menggemerat gigi mencoba berbagai cara."
"Lari! Lari sejauh mungkin!!" Jiang You berteriak.
"Di kiri dan kanan, Sharpshooter dan Blade Master masing-masing berlari menyusuri tepi lava ke arah yang berlawanan. Ini sudah langkah nekat. Dengan menyebar sejauh ini, jika lawan tetap mempertahankan strategi man-to-man, pasti formasi mereka juga akan tercerai-berai. Tapi karena terlalu menyebar, Pastor milik Zhang Xinjie pasti tidak bisa memberikan heal secara menyeluruh. Karakter yang tidak mendapat heal, jika tidak bisa melompat keluar dari lava, akhirnya akan mati terbakar di dalamnya."
"Tapi selain ini, masih ada cara apa lagi?"
Keempat orang tidak berbicara, mulai menjaga jarak ke kedua sisi sesuai instruksi Jiang You. Dalam sekejap, dua orang di ujung kiri dan kanan telah keluar dari jangkauan Healer Ye Weiyang. Tidak ada lagi koordinasi antar keempat orang, selanjutnya masing-masing harus mengandalkan kemampuan sendiri.
Zhang Xinjie tersenyum pahit. Awalnya ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya menahan diri.
Metode Jiang You ini sebenarnya tidak efektif. Musuh memiliki ahli, duel satu lawan satu memang keahlian mereka. Tapi sekarang Jiang You malah ingin menggunakan cara satu lawan satu untuk keluar dari kesulitan? Bukankah ini menggunakan kelemahan sendiri untuk melawan keunggulan musuh? Metode ini mungkin tidak akan berhasil. Tapi selain ini, semua cara yang bisa dicoba sudah Zhang Xinjie lakukan. Tidak ada gunanya, musuh sekarang bertahan sambil menyerang, pertahanannya rapat seperti tembok. Tidak berniat menyerang aktif, hanya ingin menguras tenaga keempat orang sampai mati di lava ini.
Zhang Xinjie sudah kehabisan akal. Sedangkan Jiang You dan yang lain masih ingin berusaha, untuk apa dia merusak semangat mereka? Dengan pemikiran seperti itu, Zhang Xinjie diam saja. Dia terus memulihkan anggota tim dalam jangkauan skill-nya, menghitung berapa lama lagi MP-nya bisa bertahan. Dua orang di sisi kiri-kanan perlahan menjauh, musuh pun mengirim dua orang masing-masing untuk mengejar. Fengshu Yanmu mengejar satu, Liu Mu mengejar yang lain. Jun Moxiao memimpin Baozi Invasion dan Lingling Kill terus mengawasi situasi saat ini.
“Semuanya seperti yang diperkirakan Zhang Xinjie, strategi seperti ini tidak membawa perubahan apa pun. Blade Master dan Sharpshooter yang lari menjauh tetap terjebak di lava oleh Fengshu Yanmu dan Liu Mu.
Di depan? Jun Moxiao si Loner yang serba bisa, senjata di tangannya akhirnya berhasil dilihat oleh Zhang Xinjie. Serangan jarak jauh, pertarungan jarak dekat, sambil menjaga targetnya, dia sesekali membantu Baozi Invasion.
Zhang Xinjiemenghela nafas dalam hati. Dia tahu segalanya telah berakhir. Saat peluru meriam dari Fengshu Yanmu mendarat di wilayah mereka, ikon Sharpshooter tim Dominant Hero sudah menghitam – dialah yang pertama tumbang di lava.
Menyusul kemudian, Blade Master yang berduel 1 lawan 1 dengan Liu Mu. Selisih Level 6 tidak memberinya kelebihan apa pun, menjadi yang kedua tumbang setelah Sharpshooter.
Akun Ai Cou Renao milik Jiang You dan Master Bela Diri, dengan perlindungan Ye Weiyang di belakang, masih bisa bertahan. Tapi tidak lama lagi. Peluru meriam dari Fengshu Yanmu kini menyasar Ye Weiyang. Liu Mu juga sudah melompati lava dan menyerbu ke arahnya.
"Kami kalah," Zhang Xinjie mengetik di kolom informasi publik.
"Haha, terima kasih atas permainannya," balas Ye Xiu.
"Kamu siapa?" tanya Zhang Xinjie.
"Seperti yang kau lihat, seorang ahli," kata Ye Xiu.
Zhang Xinjie diam.
Ye Qiu, Huang Shaotian, Su Mucheng.
Ketiga nama ini sudah terlintas di pikirannya sejak lama, namun dia adalah orang yang teliti. Tanpa konfirmasi dan kepastian 100%, dia tidak akan mudah menarik kesimpulan.
Jika memang ketiga orang ini, maka Zhang Xinjie harus mengakui bahwa leluconnya kali ini keterlaluan. Membawa Jiang You dan tiga lainnya, ingin menang dari ketiga orang ini adalah dongeng belaka.
Keharmonisan dan kerjasama Jiang You dkk. sebelumnya dianggap sebagai kelebihan oleh Zhang Xinjie.
Namun dalam tujuh musim Liga Profesional Glory yang telah selesai, Ye Qiu dan Su Mucheng lima kali terpilih sebagai pasangan terbaik. Dua kali tidak, itu karena saat itu Su Mucheng belum masuk ke Liga Profesional.
Di hadapan pasangan paling harmonis di dunia Glory, menganggap keharmonisan dan kerjasama sebagai kelebihan? Lucu sekali.
Jika benar demikian, Zhang Xinjie akan sangat canggung. Tapi dia juga tidak bisa menghindari dugaan ini.
Terhadap Ye Qiu dan Su Mucheng, sebenarnya dia tidak begitu yakin. Selain keakraban intuitif, tidak ada bukti nyata. Sedangkan Liu Mu, satu operasional saja sudah menunjukkan level dewa. Dan selama pertarungan ini dia sangat diam. Intel sebelumnya mengatakan orang ini banyak bicara, tapi kenapa sekarang diam?
Bukan orang yang sama?
Banyak bicara bukan kebiasaannya, jadi kadang ada kadang tidak?
Atau, orang ini adalah Huang Shaotian yang sengaja menyembunyikan ciri khasnya?
“Menyembunyikan dengan sengaja seperti ini, tentu saja tidak ingin ketahuan? Siapa yang dia takuti akan mengetahui? Apakah aku?”
Takut ketahuan olehku, kalau begitu, apakah mereka tahu siapa aku?
Zhang Xinjie yang teliti tidak akan mengabaikan kemungkinan apapun saat menganalisis masalah. Sambil berpikir, matanya tak sengaja kembali menatap ke seberang. Jun Moxiao dan Fengshu Yanmu berdiam membisu. Sejak Zhang Xinjer mengirim pesan menyerah, selain Baozi Invasion yang masih melempar batu dan pasir, tidak ada serangan lain dari pihak mereka. Akun Ai Cou Renao milik Jiang You dan karakter Master Bela Diri yang terendam lava telah melompat keluar, tubuh mereka masih menggelembung akibat api. Zhang Xinjie tidak memulihkan keduanya, mereka pun tidak berkata-kata. Mereka hanya berdiri diam, perasaan mereka saat ini bisa dibayangkan.
“Jika tidak ada lagi yang ingin dikatakan, lebih baik mundur saja?” kata Ye Xiu.
Apakah itu suara Ye Qiu? Zhang Xinjie berpikir keras, ingin menghidupkan perekam untuk dianalisis lebih lanjut. Eksposurnya terhadap suara Ye Qiu memang terbatas. Di pertandingan pro, fitur voice chat di Arena otomatis dinonaktifkan antar tim lawan. Tapi di game online, voice chat bersifat opsional dengan pengaturan default aktif. Kebiasaan Zhang Xinjie mengirim pesan untuk menyerah adalah warisan dari rutinitas pertandingan pro.
“Jun Moxiao...” Jiang You menggeretakkan gigi, ingin melontarkan kata-kata heroik.
“Besok subuh apakah kita akan bertemu lagi di Jurang Satu Garisan?” tanya Ye Xiu sambil tertawa.
“Jurang Satu Garisan tidak usah disebut lagi!” Begitu disebut, Jiang You malah semakin menderita, ingin langsung melompati lava untuk menghajar Jun Moxiao. Tapi dia tetap tidak bergerak karena sadar bahwa tindakannya hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.
"Kau tunggu saja!" Jiang You mengancam dengan kosong.
"Ha ha, tunggu saja. Taruhan tetap berlaku kapan saja, silakan kembali lagi." Kata Ye Xiu.
"Mundur!" Setelah Zhang Xinjie memberi perintah, ketiga orang itu keluar dari pertandingan. Sistem mengumumkan kemenangan tim Jun Moxiao.
"WAHAHAHA, Zhang Xinjie kurang tangguh! Lihat tusukan spektakulerku tadi? Dia pikir bisa membatasiku dengan cara itu, harus kukatakan dia terlalu naif." Huang Shaotian langsung cerewet begitu lawan mundur, berebut bicara dengan sistem.
"Hm, cukup bagus." Kata Ye Xiu.
"Cukup bagus? Hey, kuberi tahu, saat itu tadi, tak sampai sepuluh orang yang bisa melakukannya!" Protes Huang Shaotian.
"Aku salah satu dari sepuluh itu kan?" Tanya Ye Xiu.
"Tentu saja." Jawab Huang Shaotian.
"Kalau begitu aku tak mengapa kau pamer padaku." Ye Xiu menangkis.
"Ayo tentukan pemenang! Aku ganti akun!" Teriak Huang Shaotian.
"Tusukan spektakulermu pasti sudah membuat Zhang Xinjie curiga. Tapi dengan sifat telitinya, dia tak akan ambil kesimpulan tanpa bukti konkret. Apa kau perlu logout Liu Mu sekarang dan login Troubling Rain untuk memberinya lebih banyak bukti?" Tanya Ye Xiu.
Huang Shaotian tertegun.
"Saat itu, Assassin Lingling Kill juga sedang tertegun. Barang-barang yang didapatkan dari kemenangan di kolom informasi samping membuatnya terpana. Jelas, dia sebelumnya tidak menyadari pertandingan dengan taruhan ini."
"Semuanya juga mundur!" kata Ye Xiu.
"Ah... itu..." Lingling Kill terbata-bata ingin bertanya tentang pembagian hadiah untuk anggota tim.
"Bro kerja keras, ini hadiah untukmu!" Ye Xiu mengajak Lingling Kill bertransaksi.
Saat Lingling Kill menerima, yang muncul di layar adalah pedang berekor dua Senjata Ungu level 30.
"Wah!" Lingling Kill langsung menerimanya dengan girang. Meski tidak berkontribusi sama sekali, dia mendapat Senjata Ungu. Benarkah ada keajaiban seperti ini di game? Sebelum sempat berterima kasih, tim lawan sudah keluar dari pertandingan.
