Klub Dominant Hero.
Kantor guild sunyi senyap. Meski hanya tiga orang yang bertarung, seluruh anggota menyaksikan rekaman pertandingan. Mereka tidak perlu berdesakan di belakang Zhang Xinjie - cukup masuk ke zona umum dengan akun mereka dan masukkan nomor room untuk menonton.
“Jiang You sebagai Ketua guild, menunjukkan sikap tidak profesional setelah kalah dalam pertandingan. Bukan dia tidak ingin tampil elegan, tapi perbedaan ekspektasi dengan kenyataan terlalu besar. Dengan dukungan Zhang Xinjie, dia mengira pertarungan ini sudah pasti dimenangi, dan konflik antara Dominant Hero dengan Jun Moxiao di Server 10 akan berakhir setelah pertandingan ini.
Nyatanya, bukannya berakhir, malah semakin rumit. Setelah keluar dari pertandingan, mouse di tangan Jiang You hampir remuk digenggam. Dia menahan diri untuk tidak mengamuk. Karena Zhang Xinjie terlibat dalam pertandingan ini, kemarahan berlebihan akan mempermalukannya.
Tapi... kemenangan yang lebih besar? Apakah maksud Zhang Xinjie sebelumnya adalah meskipun kalah kali ini, kita akan mendapat keuntungan lebih besar di kemudian hari? Atau maksudnya meski tim lawan punya lima orang, kita yang hanya empat orang sebenarnya punya peluang menang lebih tinggi?
Jiang You tidak tahu apakah ini karena kemampuannya yang kurang, tapi penilaian Zhang Xinjie sebelum pertandingan sama sekali tidak terlihat selama pertandingan berlangsung.
Empat orang mereka dibakar hidup-hidup di lava, ini jelas taktik main-main yang digunakan pro saat menghadapi pemula di Lava Graveyard. Ini disebut peluang menang lebih besar? Dalam hati Jiang You sedikit menyanggah, kalau bukan karena ini Zhang Xinjie, mungkin dia sudah meniru Kapten Han Wenqing dari Dominant Hero dengan mengomel habis-habisan.
"Ini kesalahanku." Tiba-tiba ada yang berbicara di ruang studio. Semua mata beralih - yang berbicara adalah Zhang Xinjie.
"Aku sangat meremehkan kekuatan lawan. Baik Jun Moxiao, Liu Mu, maupun Fengshu Yanmu, kemampuan individu mereka semua sangat kuat." Kata Zhang Xinjie.
"Untuk pertandingan ini, ketiga orang itu sudah cukup. Dua anggota lain siapa pun tidak penting." Lanjut Zhang Xinjie.
“Seberapa kuat Jun Moxiao sebenarnya?” Jiang You tak tahan bertanya.
“Mungkin kita perlu menyelidiki kekuatan mereka lebih lanjut,” kata Zhang Xinjie.
“Menyelidiki lebih lanjut?”
“Mengajaknya bertarung lagi,” kata Zhang Xinjie.
“Lagi?” Jiang You kaget.
“Dia bilang taruhan itu tetap berlaku kapan saja, benar?” kata Zhang Xinjie.
“Benar, tapi kita...”
“Aku akan bawa orang,” kata Zhang Xinjie.
Seluruh anggota ruang kerja terkejut. Jika Zhang Xinjie mau membawa orang, pasti anggota tim profesional. Apakah kekuatan Jun Moxiao benar-benar sehebat itu sampai perlu tim profesional dikerahkan untuk menaklukkannya?
Jiang You tiba-tiba merasa bersemangat.
Pasti tidak akan gagal lagi! Pikirnya seketika. Dengan tim profesional yang turun tangan, mungkinkah ada keraguan untuk mengalahkan Jun Moxiao? Jika Jun Moxiao bisa mengalahkan tim profesional sekelas Dominant Hero, buat apa mereka masih bermain di game online? Seharusnya mereka langsung membentuk tim dan menyerang Liga Profesional untuk merebut gelar juara.
“Kapan?” tanya Jiang You penuh semangat.
“Dua hari lagi sudah Sabtu, ada pertandingan... Janji dengannya hari Minggu saja!” kata Zhang Xinjie.
“Baik!” Jiang You segera menyetujui dan menghubungi Jun Moxiao.
“Dia setuju.” Balasan datang dengan cepat.
“Baik, aku kembali dulu.” Zhang Xinjie mengangguk lalu pergi.
Pertandingan berakhir cukup cepat, belum pukul sepuluh malam. Ketika Zhang Xinjie kembali ke area tim, dia melihat cahaya masih menyala di ruang latihan.
Berjalan mendekat, Zhang Xinjie melihat Han Wenqing duduk di kursi komputernya, sedang mengoperasikan Desert Dust-nya dalam latihan rutin. Ini adalah latihan sekaligus ujian.
Han Wenqing mengenakan headset, fokus sepenuhnya. Seluruh ruang latihan hanya terdengar suara keyboard dan mouse-nya. Zhang Xinjie diam-diam mendekati dari belakang tanpa sepengetahuan Han Wenqing.
Latihan telah mencapai dua pertiga jalur.
Desert Dust melakukan sprint menaiki lereng, melakukan Z-shake operasional untuk menghindari panah terbang, melompati parit depan, berguling, menghindar, lalu meninju empat balon yang melayang tak beraturan. Di depan platform tidak ada jalan lagi, hanya batu pijakan melayang dengan ukuran berbeda yang bergerak di udara.
Desert Dust tidak ragu di tepi platform. Karakter langsung melompat, mendarat tepat di batu pijakan yang sedang melayang.
Tanpa jeda, terus melompat.
Batu kedua, ketiga, keempat... Desert Dust terus menerjang ke seberang. Gerakan lompatan yang cepat dan mahir ini cukup membuat orang takjub.
Tapi Zhang Xinjie tahu kenyataannya tidak demikian. Ritme lompatan Desert Dust sebenarnya sudah bermasalah. Masalah mungkin tidak muncul saat melompat, tapi akumulasi gangguan ritme selama dua pertiga latihan sebelumnya. Di bagian yang membutuhkan presesi waktu tinggi ini, dampak gangguan ritme akhirnya terlihat.
"Tidak akan bisa menyusul..." Zhang Xinjie berbisik dalam hati.
Desert Dust baru saja mendarat di batu pijakan, namun kali ini dia tidak bisa langsung melompat karena tidak ada batu pijakan berikutnya. Dia harus berdiri lebih lama di batu ini, melayang dan bergerak sambil menunggu kesempatan.
Tapi Han Wenqing seolah tak menyadarinya, terus menerjang maju tanpa henti. Persis seperti gaya bermainnya selama bertahun-tahun: penuh kepercayaan diri dan tak kenal takut. Namun, batu pijakan di depannya akhirnya meleset dua langkah, membuatnya tergelincir.
Han Wenqing menggebrak keyboard dengan geram. Padahal hasil ini seharusnya sudah dia ketahui sejak awal.
Desert Dust jatuh, ditelan kegelapan tanpa batas. Latihan gagal, tapi di layar hitam pekat masih terlihat catatan waktu tahapan yang berhasil diselesaikan, dan... siluet Zhang Xinjie di belakangnya.
Han Wenqing menoleh, tapi Zhang Xinji sama sekali tidak berkata apa-apa.
Pemandangan ini bukan pertama kalinya dia lihat.
Han Wenqing, Kaisar Tinju Desert Dust. Tiga kali kekalahan tak membuatnya menyerah. Akhirnya di Musim Keempat Liga Profesional Glory, dia mengalahkan Ye Qiu dan Tim Jia Shi yang sombong, mengubur dinasti Jia Shi dengan tangannya sendiri, menulis legenda sebagai Shen tingkat atas. Di tahun kedelapan kariernya, penurunan dalam reaksi dan kecepatan tangan mulai terlihat.
Latihan ini menciptakan berbagai rintangan yang mengharuskan pemain menggunakan banyak operasional seperti gerakan, serangan, menghindar, berguling, melompat, dan lain-lain untuk menyelesaikannya. Ini adalah pelatihan komprehensif yang menguji berbagai aspek.
Han Wenqing bukan tidak bisa menyelesaikan latihan ini, tapi dia tidak bisa lagi mencapai rekor waktu seperti dulu.
Ini bukan pertama kalinya Zhang Xinjie melihat kegagalan seperti ini. Han Wenqing terus berjuang, seperti ketika dia nekat melompat ke batu pijakan yang sudah jelas tak terjangkau – itu adalah bentuk ketidakrelaan dalam hatinya.
Terhadap hal ini, Zhang Xinjie benar-benar tak bisa mengucapkan kata penghiburan sekalipun. Apalagi, pria seperti Han Wenqing tidak membutuhkan hiburan.
Ketahuan gagal oleh Zhang Xinjie, Han Wenqing bahkan tidak memberi penjelasan apapun, hanya membalikkan badan.
"Bagaimana?" tanya Han Wenqing. Dia tentu tahu apa yang dilakukan Zhang Xin，sejak siang ketika Zhang Xin mengajukan cuti. Orang seperti Zhang Xin pasti memberikan alasan 100% jelas saat mengajukan cuti.
"Kalah," kata Zhang Xin.
"Kalah?" Kondisi Han Wenqing memang menurun, tapi sorot mata tajamnya sama sekali tidak memudar.
"Kekuatan lawan melebihi perkiraanku," kata Zhang Xin.
"Seberapa kuat?"
"Tingkat Profesional," kata Zhang Xin.
"Lucu, tingkat profesional main game online?" kata Han Wenqing.
"Aku juga ikut main," Zhang Xin menggunakan dirinya sendiri sebagai contoh bahwa terkadang ada pengecualian.
"Bawa rekamannya untukku lihat," kata Han Wenqing.
Rekaman tentu ada, tapi file ini tidak bisa dibawa di saku. Zhang Xinjie menghubungi Jiang You, memintanya mengirimkan file rekaman. Saat rekaman dimulai, sisi Dominant Hero tentu tidak ada yang menarik, Han Wenqing langsung mengarahkan kamera ke pihak lawan, lalu melihat Lingling Sha berjuang di lahar.
"Apa ini berantakan? Kalian kalah dari lawan seperti ini?" Han Wenqing marah.
"Itu cuma anggota yang tidak berguna." Zhang Xinjie berkata.
Han Wenqing melanjutkan menonton.
Pertempuran kedua pihak terentang di area tengah yang dipisahkan aliran lahar.
Pergerakan dan strategi kedua belah pihak bagi Han Wenqing yang sudah lama di lingkup profesional terlihat biasa saja.
Sampai Jun Moxiao menggunakan Teknik Terbang dengan Senjata di udara untuk menghindari jebakan yang dipersiapkan di bawah komando Zhang Xinjie.
"Loner? Kecepatannya lumayan." Han Wenqing berkomentar. Zhang Xinjie tahu yang dimaksud kecepatan di sini adalah reaksi dan kecepatan tangan Jun Moxiao.
Dalam situasi itu, jika diganti dengan Penembak biasa atau Loner lain, meski menyadari, belum tentu bisa menghindari serangan dengan Teknik Terbang Senjata. Tapi Jun Moxiao berhasil.
Han Wenqing jarang memuji, ucapan "lumayan" ini sudah termasuk pujian besar.
Lalu ada serangan pedang Liu Mu itu.
Han Wenqing menekan pause. Kemudian memutar ulang, slow motion, mengulang tiga kali.
Zhang Xinjie diam, bagian paling menakjubkan dari pertarungan ini ada di sini.
“Operasional seperti ini……” Han Wenqing juga tak bisa berkata. Operasional ini, jika di masa kejayaannya pasti tidak masalah. Tapi sekarang, dia sudah tidak punya keyakinan penuh.
Tapi, ini tetap hanya rekaman video. Orang ini sudah melakukannya dan berhasil, tapi seberapa besar keyakinannya saat melakukannya? Ini tidak terlihat. Operasional ini memang tingkat dewa, tapi langsung menganggapnya sebagai pemain tingkat Shen masih terlalu gegabah. Zhang Xinjie paham prinsip ini, Han Wenqing tentu juga mengerti. Jadi setelah menonton tiga kali, dia tak ragu lagi melanjutkan.
Kemudian empat orang secara berturut-turut dilempar ke lahar, dipermainkan seperti boneka.
Han Wenqing semakin marah saat menonton, menutup rekaman dengan keras. Bagian belakang sudah tidak perlu ditonton, hasilnya sudah diketahui. Untuk menghadapi empat orang yang tergeletuk di parit, perlu performa spektakuler apa lagi?
“Liu Mu tidak mengirim pesan banyak di pertarungan ini, tapi menurut yang pernah bertarung sebelumnya, orang ini cerewet, voice chat, gelembung teks, semuanya banyak.”
“Apa yang kau maksudkan?” Han Wenqing bertanya.
Zhang Xinjie tidak menarik kesimpulan, hanya melanjutkan: “Senjata Jun Moxiao benar-benar mengubah lanskap Loner, cukup untuk menghidupkan kembali gaya bermain yang sudah mati ini. Fengshu Yanmu mungkin tidak terlalu mencolok, tapi menunjukkan kecerdasan taktis dan kesadaran koordinasi yang tinggi, terutama dengan Jun Moxiao.”
“Meski begitu, kekalahan kalian terlalu memalukan kan?” Han Wenqing menyindir.
“Itu kesalahanku.” Zhang Xinjie menjawab begitu.
