Ekspresi delapan orang itu berubah. Mereka mendengar langkah kaki yang sepertinya berasal dari banyak orang, tapi jumlah yang datang benar-benar di luar perkiraan. Bukankah ini terlalu berlebihan?
Mereka baru saja menemukan Penyihir Api Kaxiu belum lama, tapi informasi ini sudah menyebar cepat sekali? Bagaimana bisa begitu banyak serigala lapar datang berebut mangsa? Dari mana asal mereka ini?
Sambil menghadapi Penyihir Api Kaxiu, kedelapan orang itu menyempatkan diri mengamati pendatang baru. Para pendatang sama sekali tidak membawa nama guild. Tapi mana mungkin bisa mengumpulkan begitu banyak orang tanpa latar belakang guild? Tanpa dukungan guild, mana ada yang levelnya cukup tinggi untuk datang ke Hutan Api? Akhirnya mereka pun paham: ini pasti guild-guild yang baru-baru ini bersatu untuk memburu Jun Moxiao.
Hati kedelapan orang itu langsung dipenuhi frustasi. Susah payah menemukan BOSS lebih dulu, tapi ternyata cepat ketahuan. Guild-guild ini jauh lebih kuat dibanding mereka. Apalagi saat ini, jumlah personel lawan jauh lebih banyak.
"Ini orang-orang Hewu!" Seratus orang yang mengepung mulai berdiskusi. Saat menyebut nama Hewu, nada mereka terdengar meremehkan. Baik di Liga maupun di game online, Hewu tidak dianggap sebagai lawan yang tangguh di mata mereka.
"Hehe, BOSS ini..." seseorang sedang berbicara dengan orang di sebelahnya, tapi tiba-tiba menyadari orang tersebut juga bukan sekutunya. Seratus lebih orang, suasana hati mereka tiba-tiba berubah. Formasi posisi mulai terpecah dengan cepat, dalam sekejap, formasi kepungan yang awalnya kompak terbagi menjadi tujuh bagian yang tidak rapi.
Tujuh bagian, tujuh guild.
Saat ini, ketujuh guild tidak lagi menjadi liga. Mereka adalah rival, pesaing yang memperebutkan BOSS. Tanpa instruksi, semua orang langsung keluar dari tim besar secara serentak, membentuk tim internal guild masing-masing, menjaga jarak dengan guild lain, dan mulai menilai kekuatan lawan.
Fakta yang tak terbantahkan: dalam setiap perebutan BOSS dungeon, damage antar pemain guild selalu jauh lebih besar daripada korban yang diakibatkan oleh BOSS liar.
Di server lama, BOSS liar biasanya diburu pemain Level 70. Seperti Penyihir Api Kaxiu Level 36, apa yang bisa dilakukannya melawan pemain Level 70? Namun meski begitu, setiap perburuan tetap menelan banyak korban. Pelaku pembunuhan selalu berasal dari guild lain.
Hanya saja, perburuan BOSS level rendah berlangsung lebih cepat. Waktu yang terbatas membuat jumlah korban juga terbatas.
Di Shen Zhi Lingyu (Domain of Gods), para BOSS liar yang sangat ganas itu sendiri merupakan ancaman besar bagi para pemain. Ditambah dengan persaingan sengit antar guild, setelah pertempuran BOSS selesai, jumlah kematian beberapa orang bisa mencapai beberapa kali. Shen Zhi Lingyu seharusnya adalah area yang hanya dimasuki oleh pemain level maksimal, tetapi di sana masih ada area leveling, monster leveling, dan misi untuk mengumpulkan EXP. Tempat-tempat ini tidak pernah sepi karena persaingan di Shen Zhi Lingyu lebih sengit, tidak hanya terbatas pada perebutan BOSS.
Dominant Hero (Baqi Xiongtu) dan Zhong Cao Tang, dua guild ini jumlah anggotanya lebih sedikit!
Setelah semua orang dengan cepat mengukur kekuatan, segera terlihat bahwa dua guild yang relatif lemah ini ternyata termasuk dalam Three Great Guilds.
Tentu dari sudut pandang saat ini, ini adalah hal yang baik.
Semua orang terus memutar kamera, saling mengamati satu sama lain.
Apakah akan menyerang, atau...?
Saat ini, channel tim masing-masing tentu sangat sibuk.
Namun, pikiran Chen Yehui agak berbeda. Dia selalu memiliki perasaan aneh. Meskipun dia juga ingin merebut BOSS ini, dia tidak ingin berkonflik dengan guild-guild ini saat ini.
Delapan orang dari guild He Wu masih bertarung melawan Penyihir Api Kaxiu di tengah lingkaran. Namun para pengepung tidak terlalu memperhatikan mereka. Menurut mereka, delapan orang ini akan menjadi yang pertama tersingkir. Jika mereka terus bertarung, justru akan membantu mengurangi HP Penyihir Api Kaxiu, ini hal yang baik.
Namun aksi harus dilakukan secepat mungkin. Saat ini perbandingan kekuatan masih jelas, tetapi setiap guild pasti akan mengirim pesan untuk meminta bantuan. Kedatangan bantuan yang berbeda waktu dan jumlahnya kemungkinan akan memberikan pengaruh berbeda pada situasi.
Beberapa orang sudah ingin bertindak, namun Chen Yehui dari Dinasti Jia tiba-tiba menyela: "Saudara-saudara, kebetulan menemukan BOSS map ini, tentu harus dibunuh. Tapi mengingat kita masih perlu bekerja sama nanti, kalau bertarung terlalu sengit akan memalukan kemudian. Saya usul, bisakah kita harmonis kali ini? Fokus serang BOSS saja, hasil akhir tergantung output terbesar. BOSS akan menjadi milik yang berhak, bagaimana?"
Saran untuk membunuh BOSS seperti ini bukan pertama kali dalam sejarah Glory. Ada yang berhasil, ada yang gagal. Namun dalam konteks khusus tujuh guild saat ini, usulan Chen Yehui ini tulus - dia benar-benar tidak ingin melihat persaingan memalukan terjadi di antara mereka.
Para perwakilan guild belum sempat merespons, delapan anggota dari guild Hewu justru lebih dulu bergerak.
Mereka tidak bodoh. Tentu menyadari Penyihir Api Kaxiu ini mustahil jatuh ke tangan mereka. Dengan demikian, untuk apa delapan orang ini terus bertarung? Tentu memilih untuk pergi. Nasib BOSS sudah tidak mereka pedulikan lagi.
Begitu memutuskan, delapan orang ini bertindak cepat. Lari tanpa menoleh, fokus kabur tanpa serangan. Setelah beberapa saat, pertarungan akan terputus dan mereka bisa bebas.
Tapi awalnya BOSS tentu masih akan mengejar delapan orang itu, dan bagaimana mungkin seratus lebih orang ini membiarkan BOSS kabur? Mereka juga tidak mengerti maksud delapan orang ini, siapa tahu apakah mereka akan pergi atau membawa BOSS pergi?
Seratus orang langsung mengejar dan menghadang, pertempuran pun dimulai. Tapi apakah saran Chen Yehui diterima? Tidak terlihat ada yang merespons. Semua orang langsung menyerang Witch of Flames Kaxiu.
Tapi area sekitar BOSS sangat terbatas, tidak mungkin seratus orang menyerang sekaligus. Kalau tidak begitu, membunuh BOSS akan terlalu mudah. Bayangkan jika ribuan orang menyerang sekaligus, berapa besar damage yang bisa dihasilkan?
Poin pertama dalam menjarah BOSS adalah merebut posisi.
Dari seratus lebih orang ini, siapa yang tidak ahli dalam hal ini? Kelas jarak dekat berdesakan di sekitar Witch of Flames, kelas jarak jauh merebut posisi serang strategis, sementara support berusaha memadat di sekitar anggota tim untuk memberikan buff.
Dalam sekejap, area sekitar Witch of Flames sudah penuh sesak. Pemain yang berhasil merebut posisi bagus langsung meluncurkan skill serangan.
Secara tidak langsung, meskipun tidak ada yang mengakui secara terbuka, saran Chen Yehui diam-diam diikuti. Dalam proses perebutan posisi ini, tidak terjadi konflik antar pemain.
Tapi ini tetap terlalu terburu-buru. Tanpa bergabung ke dalam tim, formasi posisi yang berantakan seperti kerumunan ini pasti menimbulkan masalah.
“Sial, Mage punya siapa ini, jangan asal pake Ice Storm, bangsat!!” Pemain jarak dekat di tengah lingkaran sudah ada yang berteriak marah. Jelas Mage di lingkaran luar menggunakan skill area seperti Ice Storm, dia sama sekali tidak peduli dengan damage rekan satu guild atau timnya, tapi pemain dari guild lain yang kena pasti langsung mengumpat.
Kalau tidak membentuk tim dengan koordinasi yang baik, skill area memang sangat sulit dikendalikan.
Selain itu, serangan para Penembak juga tidak kalah merepotkannya.
“Bangsat, siapa yang nembak Anti-Tank Cannon?!” Terdengar lagi umpatan.
Serangan pemain Penembak tidak sefleksibel Mage, semua tembakan harus melalui laras senjata secara lurus. Sang Artillery God ini susah-susah lompat lalu menembakkan Anti-Tank Cannon dari udara, tapi Witch of Flames Kaxiu gesit menghindar, malah meledakkan wajah seorang anggota guild lain di belakangnya sampai hitam legam.
Friendly fire terus terjadi, umpatan bersahutan. Chen Yehui ingin mengatur kembali formasi, tapi suaranya benar-benar tenggelam oleh keriuhan. Buru-buru menghubungi pemimpin guild lain via chat, tapi saat ini semua orang sudah berkerumun di sekitar Witch of Flames, berebut posisi terbaik sampai formasi berantakan, bahkan anggota guild sendiri sulit dikenali, bagaimana mau memimpin?
Tiba-tiba Witch of Flames merentangkan kedua lengannya, api menyala-nyala mengelilingi tubuhnya.
“Sial, itu Hujan Meteor, cepat Interupsi!!” Seseorang berteriak histeris.
“Biar aku masuk!!” Pemain Yudo yang berdesakan di lingkaran luar menangis. Saat Penyihir Api sedang chanting, status Super Armor-nya membuat serangan biasa tak bisa melakukan interupsi, hanya bisa dihentikan dengan skill grab. Yudo adalah kelas spesialis di bidang ini, tapi anehnya tak ada satu pun pemain Yudo di sekitar Penyihir Api saat ini.
Tongkat perang seorang Battle Mage tiba-tiba menyambar, menghunjamkan tongkatnya ke pinggang Penyihir Api Kaxiu. Meski api masih menyala, sang penyihir telah terangkat oleh Round Dance Club () Battle Mage.
Meteor Shower-nya terinterupsi, tapi tak ada yang bersorak.
“Sial!!” Teriak banyak orang.
Round Dance Club pasti akan melemparkan target ke bawah, dan setelah itu pasti muncul gelombang seismik. Saat Battle Mage melemparkan Penyihir Api Kaxiu 180 derajat ke tanah, pemain-pemain berhamburan tertimpa.
Yang lebih menyebalkan, serangan ini memindahkan posisi Penyihir Api Kaxiu ke lokasi lain. Para pemain yang susah payah mengamankan posisi strategis di sekitarnya tiba-tiba tertinggal.
“Goblok!!” Seorang Blade Master yang kesal di antara mereka tak berpikir panjang, langsung melancarkan Slashing Draw yang menghantam punggung Battle Mage.
“Bangsat!” Battle Mage terhuyung, berbalik dan langsung menyerang dengan Longya. Tapi yang mendekat sekarang adalah pemain lain, membuat tusukan Longya-nya salah sasaran.
“Apa-apaan ini!” Saudara yang salah ditusuk itu adalah Master Bela Diri, satu pukulan langsung melontarkan sang Battle Mage.
Dalam proses terlontar, tragisnya lagi-lagi menabrak pemain sepanjang jalan.
Makian bergema di mana-mana, situasi sudah sepenuhnya kacau. Chen Yehui benar-benar ingin bicara, tapi sialan dia sendiri sekarang juga sedang makan tanah! Dalam Tarian Tongkat Bundar tadi, dia juga termasuk yang terlempar, moodnya sedang buruk.
Berbagai skill tiba-tiba berpendar. Pemain yang sebelumnya tidak bisa menyerang BOSS dan hanya menunggu kesempatan, mulai bertindak. Semua yang bukan anggota guild sendiri dianggap musuh.
“Berhenti! Semua berhenti, jangan kacau!!!” Chen Yehui berteriak. Baru saja berdiri, di sekitarnya sudah berantem habis. Saat masih berteriak, tiba-tiba ada yang jatuh dari langit dan menindihnya lagi.
“Sial, suruh anak buahmu berhenti!!” Suara Chen Yehui sama sekali tak terdengar. Buru-buru tiarap di tanah mengirim pesan ke beberapa orang lain.
“Hei, ketua Dinasti Jia, habisi dia dulu!!” Chen Yehui tiba-tiba mendengar suara seperti ini di telinganya. Hatinya hancur.
Ye Xiu yang selama ini berjongkok di semak-semak, sudah sejak tadi menyiapkan granat di tangan Jun Moxiao.
“Sepertinya tidak perlu.” Ye Xiu kini malah bicara sambil menyuruh Jun Moxiek menyimpan kembali granatnya.
“Pantasan mau ke Hutan Api.” Gumam Su Mucheng.
“Kalau mereka terus berantem sampai mati semua, bukannya BOSS tetap jadi milik kita?” Kata Baozi Invasion.
