“Siapa pemula?!!” Chen Guo yang mendengar julukan itu langsung membalikkan badan sambil berteriak penuh amarah, lalu menekan-nekan keyboard untuk masuk ke pertandingan baru.
“Kejam sekali! Gak bisa menang malah menghajar keyboard?” gumam Ye Xiu dengan volume agak keras sampai terdengar Chen Guo. Merasa kesal, pertandingan ketiganya pun kalah lagi.
Ingin meninggalkan meja, tapi takut dihina dingin oleh Ye Xiu, akhirnya Chen Guo mengertakkan gigi dan masuk ke pertandingan keempat.
Tang Rou yang baru selesai merapikan barang di kamar kembali, langsung melihat Chen Guo sedang menghantam keyboard dengan geraham terkunci.
“Ada apa ini?” Tang Rou heran. Mood Chen Guo tadi sangat baik, kok tiba-tiba berubah seperti terbakar?
“Sudah kalah enam kali.” kata Ye Xiu.
“Fokus hitung uangmu! Kalau salah hitung, kepalamu aku baling!” teriak Chen Guo. Ye Xiu yang bertugas sebagai staf kasir ternyata masih sempat menghitung kekalahannya.
"Lagi kesel karena kamu ya!" Tang Rou menghela napas. Saat ini dia juga membawa keyboard dan mouse turun, ingin mencoba efeknya. Sepanjang hari dia mendengar Chen Guo bercerita betapa hebatnya memiliki keyboard dan mouse high-end yang nyaman. Hasilnya, Chen Guo langsung buru-buru mengganti keyboard dan mouse barunya setelah pulang, lalu kalah enam game berturut-turut. Tang Rou mulai menyadari akar kekesalannya.
Diam-diam mendekati komputer di sebelah Chen Guo, Tang Rou memasang keyboard dan mouse sambil melihat Chen Guo menerima undangan pertandingan ketujuh. Saat ini Tang Rou sudah memiliki teknik, tetapi insight yang membutuhkan EXP bahkan lebih rendah dari Chen Guo. Menonton pertandingan tidak memberinya banyak pencerahan. Hanya dari panjang pendek health bar kedua pihak, jelas Chen Guo kembali terdesak.
"Santai saja mainnya, buru-buru apa?" Suara Ye Xiu kembali terdengar mengambang.
"Aduh orang ini kok cerewet sekali, berisik banget. Kita pindah ke tempat yang lebih sepi yuk?" Chen Guo mengajak Tang Rou.
"Bukannya kamu biasanya suka keramaian?" Tang Rou tertawa.
"Kalau benar-benar ingin lingkungan yang tenang, bisa langsung naik ke bilik VIP di lantai dua. Tapi Chen Guo sebagai bos warnet, justru tidak pernah menikmati fasilitas lantai dua, selalu berkeliaran di lobi lantai satu. Alasannya karena dia menyukai atmosfer bermain game bersama-sama seperti ini, dia juga tumbuh besar dalam suasana seperti ini. Sebagai pemilik warnet, sebenarnya dia sendiri tidak mengerti, kenapa ada orang yang lebih suka bermain di ruang terpisah di lantai dua. Apa bedanya dengan bermain di rumah?"
"Ribut banget! Ribut banget! Ribut banget!" Chen Guo menggerutu sambil menyesuaikan ritme operasionalnya, keyboard dan mouse digencet dengan gaya kebiasaan yang terlihat seperti sedang memelintir kepala Ye Xiu. Dalam kondisi emosi seperti ini, pertandingan kali ini cukup bagus, tampaknya akan bisa merebut kembali kekurangan.
Tang Rou yang sedang login game di sisinya, tiba-tiba mendengar Chen Guo berteriak "Aduh!", ketika menoleh ke samping melihat Zhu Yanxia milik Chen Guo terpukul terbang ke udara, sedang dihajar dalam kondisi float.
"Cuma perlu pakai Terbang Meriam biasa saja langsung kabur!" kata Ye Xiu.
"Perlu kau kasih tahu!" bentak Chen Guo sambil menembakkan meriam di udara. Tapi karena sudut float yang goyah, tembakan ini tidak terkontrol dan akhirnya melesat ke langit. Dorongan recoil justru membuat Zhu Yanxia miliknya terjatuh sendiri ke tanah.
"Ck ck, kau terlalu sembarangan ya?" ujar Ye Xiu.
“Hei hei hei, penglihatanmu bagaimana sih? Sejauh ini kamu juga bisa melihat!” Chen Guo memutuskan tidak melanjutkan permainan, bangkit dengan kesal dan bergegas ke depan kasir untuk menghadapi Ye Xiu.
Di sisi Ye Xiu, tamu sudah dilayani semua, sedang santai, tersenyum berkata: “Kalau penglihatan tidak bagus bagaimana jadi ahli?”
“Kalau ahli, beri petunjuk yang jelas dong! Jangan cuma ngomong sindiran!” Chen Guo membalas.
“Bukannya tidak memberi petunjuk? Sudah kukatakan jangan asal memukul keyboard, itu artinya mental harus tenang; suruh main perlahan, kamu malah terburu-buru menyerang; suruh pakai Terbang Meriam untuk menghindar, malah ditembak ke langit…” Ye Xiu berkata.
“Salah operasional sedikit tidak boleh?” Chen Guo menyela.
“Tapi kesalahan seperti ini sebenarnya bisa dihindari dengan usaha. Lihat, aku juga sudah ingatkan ‘Heavy Metal’ lebih cocok untukmu, tapi kamu nekat pakai ‘Light Breeze VII’, terlalu melayang!” Ye Xiu menjelaskan.
“Aku… aku…” Chen Guo tak bisa membalas, setelah dipikir-pikir memang Ye Xiu terus mengingatkannya, tapi dirinya tetap kesal. Menurutnya, dia tidak perlu terlalu banyak nasihat—orang ini lebih baik ditendang dua kali agar mentalnya stabil dan performa konsisten.
“Coba ganti ke ‘Heavy Metal’!” Ye Xiu menggeser mouse “Heavy Metal” ke depan kasir. Chen Guo sebelumnya membuang mouse ini di sini, jelas tidak menganggapnya penting.
“Coba?” Chen Guo curiga menatap mouse yang terlihat berat itu, ragu sejenak sebelum akhirnya mengambilnya.
“Baru ganti mungkin agak tidak biasa, jangan buru-buru main pelan-pelan saja! Lagipula lawanmu belakangan ini mungkin agak kuat.” Ye Xiu berkata.
“Kenapa?” Chen Guo bertanya.
“Kamu kan terkenal, semua orang ingin menantangmu.” Ye Xiu menjawab.
Chen Guo langsung paham, marah setengah mati: “Ini semua ulahmu, lain kali aku tidak akan pinjamkan akun lagi!”
Ternyata setelah Ye Xiu meminjam akunnya untuk mengalahkan Raowan Chuiyang dalam sekejap, Zhu Yanxia menjadi sangat terkenal. Rekaman video itu masih menggantung tinggi tanpa tenggelam. Berapa banyak orang luar yang tahu ini akun pinjaman Ye Xiu? Mereka mengira ini akun level tinggi ahli, berbondong-bondong datang mengagumi. Untuk sementara waktu ada yang ingin menariknya (aggro), minta petunjuk, minta diajari, mengundang duel, bahkan teman-teman menuduhnya menyembunyikan kemampuan.
Chen Guo frustasi setengah mati, sama sekali tidak merasakan sensasi terkenal dalam satu pertarungan. Kalau ada yang terkenal itu nama Ye Xiu. Perasaannya seperti orang itu selesai bersenang-senang lalu kabur, menyisakannya untuk membereskan kekacauan ini, benar-benar keterlaluan!
“Hmm, memang agak kurang pertimbangan, harusnya aku main lebih rendah hati, kamu tidak akan dapat banyak masalah seperti ini.” Ye Xiu berkata.
“Ah... itu, tidak apa-apa juga sih...” Chen Guo malah bingung menerima permintaan maaf Ye Xiu yang dianggapnya tidak perlu.
“Tapi kalau kamu sering-sering main di Arena, orang-orang pasti cepat sadar kebenarannya kan?” Ye Xiu melanjutkan.
“Matilah kamu!” Chen Guo menggenggam mouse dan pergi sambil memalingkan kepala. Terlalu naif, bagaimana mungkin dirinya salah mengira orang ini punya niat menyesal.
“Aku akan terus membimbingmu dari jarak jauh!” Ye Xiu berteriak ke arah punggung Chen Guo.
“Cerewet!” kata Chen Guo.
Tang Rou di sisi terus tertawa geli, menunggu Chen Guo datang dan membantunya mengganti mouse.
Chen Guo memegang "Heavy Metal" dan mengayunkan dua kali, terus mengeluh beratnya minta ampun. Jelas terlihat hatinya penuh penolakan.
Tapi segera dia langsung masuk ke pertandingan satu lawan satu. Pertarungan dimulai, mouse berat yang baru diganti memang agak tidak nyaman bagi Chen Guo. Tapi kali ini hatinya sudah seimbang, kuncinya siraman air dingin sudah tercurah. Bantuan dari keyboard dan mouse baru ternyata terbatas, fakta ini sudah disadari Chen Guo.
Saat bertarung serius, Chen Guo sebenarnya tidak terlalu buruk. Meski bukan top, setidaknya setara level Tian Qi dan Yue Zhongmian, masih bisa saingan dengan mayoritas pemain. Ditambah akunnya yang dikelola bertahun-tahun, peralatannya termasuk bagus, dalam banyak situasi malah punya kelebihan.
Selama pertandingan ini, Chen Guo segera menemukan keunggulan "Heavy Metal". Dibandingkan "Light Wind 7th Gen" sebelumnya, mouse berat ini sepertinya memang lebih mudah dikendalikan.
Meski agak berat, tapi tetap saja ini mouse, bukan batu bata. Cukup gerakkan pergelangan tangan sedikit saja sudah bisa dipindahkan. Ungkapan "capek mati" hanya karena menggeser mouse jelas hiperbola.
"Sepertinya omongan itu benar…" Chen Guo bergumam sambil merasakan mouse yang semakin nyaman digunakannya, operasional karakter semakin lancar. Akhirnya pertarungan ini dimenangkan dengan mudah tanpa hambatan.
"Hmph, lihat apa lagi yang bisa kau katakan." Chen Guo merasa puas sebentar, lalu melirik ke arah depan kasir dan langsung marah lagi.
Akhirnya menang satu pertarungan, tapi si itu malah tidak menonton, sibuk berkutat di depan kasir bermain game sendiri.
Chen Guo menghela napas, mana mungkin memaksa orang menontonnya main game! Dengan kesal ia masuk ke pertarungan berikutnya, sambil melirik layar Tang Rou yang sudah masuk ke dalam game, sedang berada di Jurang Satu Garisan.
"Kalian sedang apa?" tanya Tang Rou.
"Hm, kemarin main seharian, peralatannya hampir habis daya tahannya. Aku harus perbaiki dulu," kata Tang Rou.
"Masih dikejar-kejar?" tanya Chen Guo. Dua gadis ini sudah menghabiskan hari bersama, banyak berbagi cerita tentang Glory.
"Sepertinya iya. Ye Xiu menyuruhku lebih berhati-hati," jawab Tang Rou.
"Dia di mana?" tanya Chen Guo sambil lalu.
"Baru masuk juga, ada di Jurang Satu Garisan. Sebentar lagi mungkin kita akan main dungeon bersama," kata Tang Rou.
"Oh…" Chen Guo mengangguk, melanjutkan PK di Arena-nya.
Ye Xiu menghabiskan waktu sekitar setengah jam untuk logout dan login kembali. Setelah online, karakter Fengshu Yanmu milik Su Mucheng dan Baozi Invasion sudah tidak ada di sekitarnya. Situasi mereka saat ini memang tidak memungkinkan untuk terpapar terlalu lama di area ramai pemain.
"Sudahkah BOSS di sana dibunuh?" tanya Ye Xiu sambil membuka daftar rekor pembunuhan Witch of Flames.
"Belum," balas Su Mucheng. Ye Xiu juga melihat dari daftar bahwa hanya rekor First Kill mereka yang masih tercatat.
"Sungguh melelahkan!" keluh Ye Xiu.
"Aku penasaran ingin kembali melihat situasinya!" kata Su Mucheng.
"Jangan kepo, setelah selesai dungeon segera istirahatlah!" kata Ye Xiu.
"Semua sudah berkumpul!" Su Mucheng melihat karakter Han Yanrou milik Tang Rou dan Yicunhui milik Qiao Yifan juga sudah online.
"Mereka sedang memperbaiki peralatan," jawab Ye Xiu.
Peralatan biasanya perlu diperbaiki setelah seharian bertarung dan naik level. Jika bukan karena urusan merepotkan ini, mereka bisa tetap berada di Jurang Satu Garisan tanpa keluar. Bersembunyi di labirin ini sebenarnya cukup menyenangkan.
"Semoga kita bisa mendahului mereka yang akan membunuh BOSS," ujar Su Mucheng.
"Kurang lebih. Mereka butuh waktu setelah membunuh BOSS sebelum bisa datang ke sini," kata Ye Xiu.
"Dari Hutan Api ke sini tidak jauh kan?"
"Eh, kebanyakan mungkin datang dari Kota Kongji," jawab Ye Xiu.
"Menyedihkan!" Su Mucheng menghela nafas.
Tiga orang ini membunuh monster kecil sembari menunggu pukul 12 penyegaran dungeon dan menunggu Tang Rou serta Qiao Yifan memperbaiki peralatan. Akhirnya, pesan sistem yang lama mereka tunggu muncul: Witch of Flames Kaxiu di Hutan Api berhasil dibunuh oleh guild Dominant Hero.
"Oh, mereka berhasil membunuhnya, bagus!" kata Ye Xiu sambil mengirim pesan ke Night Frost Pond: "Apa yang di-drop?"
"Kenapa? Bukan urusanmu kan?" balas Night Frost Pond.
"Saya ingin memperbarui daftar taruhan sesuai kemajuan kalian," kata Ye Xiu.
"Goblok, tidak boleh!" jawab Night Frost Pond dengan tegas.
