Night Frost Pond membagikan salinan kepada Jiang You dan yang lain, mereka mulai mempelajarinya bersama. Kisruh dengan Jun Moxiao ini sudah tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Terutama setelah berputar-putar jauh, mereka sadar bahwa orang yang harus diandalkan untuk memecahkan rekor tetaplah Jun Moxiao. Andai tahu dari awal, buat apa membuat tipu muslihat yang tidak perlu di tengah jalan?
Yang sedikit menghibur hati mereka saat ini justru adalah identitas asli Jun Moxiao.
Ye Qiu.
Identitas yang sebenarnya adalah momok bagi guild Dominant Hero ini justru menjadi penghibur bagi Jiang You dan kawan-kawan. Setidaknya, mereka menghadapi lawan sekuat ini. Kalah pun tidak terlalu memalukan.
Mereka semua memiliki sedikit pikiran menghibur diri seperti ini. Tapi sungguh memalukan jika alasan ini diucapkan langsung. Dengan kesepakatan diam-diam, mereka sama-sama menghindari menyebut nama Ye Qiu atau Jun Moxiao. Fokus mereka tertuju pada yang sedang dibahas, tanpa satu kata pun yang keluar dari topik.
Semua adalah ahli, nilai dari ini segera dipastikan, setidaknya tidak ada yang meragukan keasliannya. Konten yang ditandai dengan tulisan merah, beberapa orang juga cepat melihat bahwa ini adalah esensi dari tersebut. Namun...konten utama ini membatasi lima kelas, tapi untuk bagian esensi ini, jika hanya mempelajari logikanya, kelas tidak terbatas. Jiang You dan lainnya saat ini sedang serius berdiskusi tentang masalah ini, melihat bagaimana kombinasi lima kelas di tangan mereka harus merepresentasikan strategi dalam ini.
Di sisi Ye Xiu, dia sudah logout sejak lama setelah mengirimkan ke Night Frost Pond, komputer diserahkan ke gadis di meja kasir shift pagi.
Komputer ini sebenarnya anggota paling rajin di Warnet Xingxin, bekerja 24 jam non-stop setiap hari. Kecuali warnet tutup, sama sekali tidak ada kesempatan istirahat.
Ye Xiu yang sudah pulang kerja pergi sendiri makan sarapan. Saat kembali, dia melihat Chen Guo sedang berdiri di depan warnet dengan tangan di pinggang, mengarahkan beberapa admin jaringan yang sibuk.
"Hah, ini mau merayakan Natal?" Setelah mendekat, Ye Xiu melihat Chen Guo menyuruh beberapa orang mendirikan pohon pinus kecil di depan pintu utama warnet, sekarang sedang sibuk memasang lampu warna-warni dan menggantung kotak hadiah kecil.
24 Desember, hari ini adalah malam sebelum Natal, dikenal sebagai Malam Natal.
“Hah, kamu masih ingat tanggal? Tidak sampai lupa waktu?” Chen Guo berkata dengan terkejut. Kehidupan Ye Xiu yang terbalik siang-malam dengan rutinitas yang berulang setiap hari, menurutnya sangat mudah membuat orang lupa akan waktu.
“Tidak sengaja memperhatikan.” Ye Xiu mengucapkan sambil mengelilingi pohon Natal kecil ini sambil berjalan melingkar.
“Lumayan!” puji Ye Xiu.
“Tentu saja.”
“Ada barang asli di dalam ini?” Ye Xiu mengetuk-ngetuk beberapa kotak hadiah kecil yang tergantung di pohon.
“Tentu.”
“Isinya apa?”
“Hadiah undian, diskon kartu internet, voucher, dan sebagainya.” jawab Chen Guo.
“Oh oh.” Ye Xiu mengerti. Jelas, Chen Guo sama seperti bos-bos usaha lain yang memanfaatkan momen liburan untuk menarik lebih banyak pelanggan.
“Hei bos! Kalau buat acara harus lebih teliti! Beli pohon Natal yang bener, ini pohonnya kenapa? Dibuat sendiri pakai kawat?” Ye Xiu mengamati pohon Natal ini beberapa kali. Meski sudah dihias, dia langsung tahu ada yang aneh. Pohon Natal ini ternyata bukan asli, melainkan buatan tangan.
“Hasil kerajinan tangan tidak bagus?” Chen Guo menghampiri.
“Bukan tidak bagus, tapi tidak sebagus pohon asli. Dan terlihat agak kusam, buatan tahun lalu?” tanya Ye Xiu.
Chen Guo menggelengkan kepala: “Dibuat ayahku dulu, sudah sepuluh tahun.”
Ye Xiu tertegun.
Setelah bekerja di warnet hampir sebulan, meski belum pernah mendengar langsung dari Chen Guo, dia sudah mengetahui beberapa cerita sang bos dari rekan kerja lain. Dia pernah mendengar kisah Chen Guo yang meninggalkan kuliah dan mengelola warnet sendirian setelah ayahnya meninggal.
Pohon Natal kasar buatan tangan ini ternyata bukan sekadar sarana Chen Guo menarik pelanggan. Di dalamnya terkandung kerinduannya pada keluarga. Pasti ada banyak kisah tersimpan di balik pohon ini.
"Ayahmu sangat ahli, pohon ini sangat indah," kata Ye Xiu.
"Terima kasih," Chen Guo tersenyum, tidak mempermasalahkan perubahan sebutan yang kaku dari Ye Xiu.
"Ada yang perlu kubantu?" tanya Ye Xiu.
"Tidak perlu, kamu istirahat saja!" jawab Chen Guo.
"Oh..." Ye Xiu kembali ke kamarnya, sementara Chen Guo tetap berdiri di samping pohon Natal dengan tatapan kosong.
Sudah sepuluh tahun... Ternyata sudah sepuluh tahun.
Pohon Natal ini telah menemani dirinya selama sepuluh kali Natal.
Saat pertama kali, ayahnya masih ada. Pohon ini juga dibuatnya sebagai hadiah Natal tahun itu. Tapi sembilan Natal berikutnya, hanya tinggal dirinya dan pohon ini!
Pohon ini mulai terlihat tua... Meski selalu disimpannya dengan hati-hati.
"Bos, gantung di sini boleh tidak?"
Chen Guo yang sedang melamun tiba-tiba tersentak. Admin jaringan sedang menanyakan posisi gantungan yang tepat.
"Pasang lebih tinggi lagi!" Chen Guo segera keluar dari lamunannya, lalu sibuk memimpin.
Ye Xiu kembali ke kamar untuk istirahat, tapi tidurnya tidak lama. Sebelum tengah hari, dia sudah bangun. Turun dari kamar, dia melihat seluruh warnet telah dihias dengan nuansa Natal.
Pohon Natal buatan tangan itu kini dipenuhi hadiah dan hiasan yang jauh lebih banyak dibanding pagi tadi, hampir membuatnya melengkung.
Selain itu, banyak lampu hias dan stiker Natal terpasang di mana-mana. Yang paling mencolok tentu promo undian Natal Warnet Xingxin. Pohon Natal ini menyimpan kerinduan Chen Guo pada keluarga, tapi bukankah acara ini juga begitu? Warnet Xingxin punya banyak tradisi yang penuh kenangan bagi Chen Guo, semuanya tetap dipertahankan dengan baik - baik benda maupun kebiasaan.
"Bagus, nuansanya kental," puji Ye Xiu setelah turun dan melihat-lihat hiasan, lalu menemui Chen Guo.
"Hmm," sahut Chen Guo tanpa mengangkat kepala.
"Event Natal sebentar lagi mulai, kamu belum login?" Chen Guo berkata sambil sibuk di Glory bersama Tang Rou, masing-masing di depan komputernya. Kali ini "event" yang dimaksud bukan lagi di warnet, tapi dalam game.
Warnet selalu memanfaatkan hari libur untuk promosi, game online pun tak pernah ketinggalan. Sepanjang tahun, berbagai hari raya selalu diupdate dengan event-event baru untuk meningkatkan traffic pemain.
Tanggal peluncuran server baru Glory selalu sama setiap tahun. Dalam sebulan setelah server baru dibuka, hari raya pertama yang disambut adalah Natal. Berbagai event ini selalu menjadi kesempatan bagus untuk mengejar level dan mencari harta karun. Bagi server lama, mengejar level sudah tidak terlalu berarti, tapi bagi pemain server baru, arti mengejar level lebih penting daripada mencari harta karun. Waktu event benar-benar tak boleh disia-siakan sedetik pun.
"Bukankah aku sudah datang?" Ye Xiu tersenyum. Tentu saja dia tidak akan melewatkan event. Ini juga alasan kenapa hari ini dia bangun lebih awal dari biasanya. Event akan dimulai tepat pukul 12 siang, dan sekarang tinggal hitungan menit lagi.
"Duduklah di sini, tidak ada komputer kosong lagi." Chen Guo memberi isyarat ke komputer di sebelah mereka.
"Hmm?" Ye Xiu terkejut. Setelah melihat sekeliling, baru dia sadar bisnis warnet hari ini luar biasa ramai. Hampir setiap komputer sedang menjalankan Glory. Event dalam game online ini ternyata memberi keuntungan lebih besar bagi warnet dibanding promosi yang diadakan warnet sendiri.
Meski Chen Guo tidak mengatakannya langsung, komputer yang satu ini jelas sengaja disisakan untuk Ye Xiu.
Tanpa pilihan lain, Ye Xiu pun duduk dan masuk ke game dengan kartu membernya.
"Wah, rame banget..." Begitu masuk game, Ye Xiu langsung berkomentar.
"Iya..." Tang Rou yang berada di server yang sama dengan Ye Xiu membalas.
Dibandingkan dengan server lama, jumlah pemain di Area 10 tidak kalah banyak. Namun pemain server lama bisa menjelajahi seluruh map, sedangkan pemain Server 10 hanya terkonsentrasi di area seperti Hutan Api ke bawah. Alhasil, ruang gerak per pemain menjadi sangat sempit sehingga terasa semakin padat. Meski teknologi sekarang sudah canggih dan tidak ada lag meski banyak pemain, kepadatan itu sendiri sudah cukup menjadi hambatan untuk event - karena event tahun ini bersifat kompetitif.
Memburu Pencuri Natal.
Ini adalah konten event Natal tahun ini. Alur ceritanya sederhana: pencuri telah mengambil hadiah yang disiapkan Sinterklas untuk pemain, jadi pemain harus menangkap pencuri dan merebut kembali hadiah. Sinterklas akan memberi paket Natal sebagai hadiah berdasarkan jumlah hadiah yang berhasil direbut. Setiap paket Natal berisi EXP tetap saat dibuka, plus hadiah acak yang tidak diketahui.
Misi ini bisa diulang terus-menerus. Event ini juga khusus merilis daftar: Daftar Pemburu Natal.
Jelas ini adalah peringkat berdasarkan jumlah pencuri Natal yang berhasil ditangkap (dikonversi ke poin). Saat event berakhir, setiap orang bisa klaim hadiah Natal akhir dari Sinterklas sesuai peringkat. Tidak diragukan lagi, semakin tinggi peringkat pemain, hadiah akhir yang diterima tentu semakin berharga.
Begitulah garis besar event ini, meski masih ada banyak detail lainnya.
Misalnya, hadiah yang direbut kembali setelah mengalahkan pencuri Natal mungkin berupa peralatan, obat-obatan, atau benda lain. Pemain bisa memilih untuk tidak mengembalikannya ke Sinterklas dan menggunakannya sendiri. Tidak mengembalikan hadiah tentu tidak mendapatkan poin, tetapi pemain mungkin menjadi lebih kuat dengan peralatan tersebut sehingga lebih efisien dalam misi berikutnya. Semua hadiah yang direbut akan diambil kembali oleh sistem setelah acara berakhir, tapi selama acara berlangsung bisa menjadi senjata ampuh dalam persaingan.
Selain itu, karena level pemain berbeda-beda, Daftar Pemburu Natal bukanlah satu daftar tunggal melainkan beberapa daftar terpisah berdasarkan interval level.
Setiap interval lima level menjadi satu kategori. Hanya pemain dalam interval yang sama yang bersaing di daftar yang sama, dengan hadiah disesuaikan menurut level. Jika level pemain naik dan mengubah interval selama acara, skor mereka akan otomatis pindah ke daftar interval baru.
