Kota Dosa, begitu memasuki area leveling ini, bahkan langit pun sudah berubah. Awan hitam menggantung di atas, gerimis halus turun, sesekali terdengar gemuruh petir.
Seluruh kota bernuansa hitam jahat yang diselimuti kabut hujan, membatasi jarak pandang pemain. Desiran gerimis dan gemuruh petir yang sesekali muncul menjadi tantangan bagi pendengaran pemain. Di Glory, banyak bahaya dari belakang yang harus dideteksi melalui pendengaran dan pengalaman.
Begitu Jun Moxiao milik Ye Xiu menginjak jalanan, petir menyambar keras. Kilat terang menghujam dari langit, seketika membuat seluruh jalan tampak pucat. Ye Xiu tiba-tiba bergerak, memutar mouse sehingga Jun Moxiao berputar ke kiri sambil mengulurkan Qianji San.
Payung terbuka, terbalik, menutup.
"Dor!" suara tertancap solid saat serangan Longya ini tepat mengenai target di sebelah kiri.
Di bawah kilat, wajah pucat yang mengerikan basah oleh hujan, tiba-tiba menusukkan belati berkilau dingin ke arah Jun Moxiao. Tapi Jun Moxiao lebih dulu menyerang dengan tombaknya.
Ini adalah penduduk Kota Dosa, alias monster kecil untuk naik level. Glory memiliki detail yang sangat baik, bahkan NPC monster kecil pun dihasilkan secara acak melalui template karakter dalam game. Sebenarnya jika diperhatikan, goblin di hutan pun memiliki penampilan yang tidak persis sama. Tapi monster non-manusia seperti itu terlihat sama saja bagi manusia. Sedangkan monster humanoid seperti ini, pemain bisa langsung melihat perbedaan wajah, gender, postur tubuh, dll.
Tapi ini hanya untuk membuat dunia game lebih hidup dan realistis, sama sekali tidak mempengaruhi skill pertempuran karakter.
Serangan Longya mengenai, disusul Tianji yang melambungkan penduduk itu ke udara. Ekspresi garang dan serangan mendadaknya bisa membahayakan pemain biasa. Lingkungan dan cuaca unik Kota Dosa sudah merepotkan pemain, apalagi monster penduduknya yang sangat agresif dengan Area Aggro yang luas. Seperti yang satu ini – sebelumnya bersembunyi di selokan jalanan, langsung aktif saat Jun Moxiao menginjakkan kaki di jalan.
Sayangnya dia berhadapan dengan Ye Xiu.
Map kompetisi di Glory, sebenarnya banyak yang terinspirasi dari lingkungan game online. Seperti lingkungan pasar gelap di Kota Dosa, arena kompetisi juga memiliki map pertarungan serupa.
Namun bagi pemain biasa, mungkin tidak akan mencoba berbagai macam map dengan metode berbeda. Tapi Ye Xiu berbeda, dia atlet profesional. Setiap jenis map harus mereka latih dan kuasai. Dengan pengalaman gaming bertahun-tahun dan karir profesionalnya, lingkungan apa lagi di Glory yang belum dia kuasai?
Kota Dosa?
Pemain baru yang pertama kali datang ke sini mungkin merasa tertekan oleh jarak pandang yang terbatas dan efek suara yang kacau. Serangan tiba-tiba dari penduduk lokal mungkin akan mengejutkan mereka. Tapi bagi Ye Xiu, semua ini sudah biasa. Dia menghadapinya seperti menghadapi lingkungan map paling sederhana di luar Desa Pemula.
Setelah menggunakan Tianji, Qianji San di tangan Jun Moxiao terus bertransformasi ke berbagai mode pertempuran, berbagai skill dikeluarkan dengan mudah. Jika monster leveling biasa saja bisa membuat kesulitan, Ye Xiu pasti akan merasa malu dengan status profesionalnya.
Namun level suppression yang cukup tinggi tetap mengurangi damage Jun Moxiao. Meski hasilnya pasti, butuh waktu cukup lama untuk mengalahkan penduduk ini. Sayangnya semua penduduk Kota Dosa levelnya 5 level lebih tinggi dari Jun Moxiao. EXP yang didapat sama sedikitnya seperti membunuh monster di Desa Pemula, bahkan tidak layak disebut hadiah hiburan.
Ye Xiu tentu tidak ingin membuang waktu dengan warga yang tidak berpengalaman ini. Setelah membunuh satu orang, dia mengamati sekeliling dengan cermat.
Arah jam 9, 11, dan 1 ada warga berkeliaran. Data Area Aggro warga ini sudah dipelajari pemain, tapi pemain biasa harus mengandalkan konfirmasi koordinat dengan menggeser mouse, sedangkan top player seperti Ye Xiu bisa memperkirakan jarak secara visual.
Formasi posisi ketiga warga ini menghalangi jalan. Bagaimanapun maju, pasti masuk Area Aggro salah satunya. Namun mereka bergerak bolak-balik. Ye Xiu memperhatikan dengan seksama, lalu menggerakkan Jun Moxiao maju.
Charge!
Saat warga arah jam 9 bergeser dua langkah ke kiri, Ye Xiu segera memanfaatkan kesempatan dengan menyuruh Jun Moxiao melakukan sprint.
Backstep!
Warga arah jam 11 tiba-tiba berbalik arah. Ye Xiu dengan gesit membuat Jun Moxiao melakukan dua backstep beruntun, berputar di tepi Area Aggro.
Miring 30 derajat ke kanan!
Setelah memastikan formasi posisi ketiga warga, Ye Xiu memutuskan taktik baru: Jun Moxiao charge miring 30 derajat ke kanan.
Kamera karakter terus berputar selama bergerak, memantau gerakan ketiga warga. Setiap ada reaksi, langsung dilakukan penyesuaian. Akhirnya dengan gerakan maju-mundur berliku, Jun Moxiao berhasil melewati mereka tanpa memicu aggro.
Prosesnya memang agak rumit, tapi setidaknya masih jauh lebih menghemat waktu daripada membunuh seorang penduduk untuk membuka jalan.
"Sudah sampai semua?" Setelah memasuki area permukiman, Ye Xiu membuka daftar teman dan menyapa Su Mucheng serta Tang Rou.
"Sampai." Keduanya menjawab bergantian.
"Semangat!" Ye Xiu hanya berkata begitu. Ketiganya sama sekali tidak perlu bertemu saat ini, karena justru akan saling merebut pencuri. Meski aturan memperbolehkan bergabung ke dalam tim, poin yang didapat setiap orang akan berkurang drastis. Mana lebih efisien antara tim atau single player, aktivitas ini masih baru dan belum ada yang mempraktikkan kesimpulannya. Tapi menurut pengalaman Ye Xiu, bergabung ke dalam tim bertujuan menyederhanakan pertarungan - hasil sedikit tapi frekuensi tinggi. Jadi jika single player punya kekuatan tempur memadai, justru lebih efisien daripada tim.
Sudah pasti Ye Xiu punya kekuatan tempur. Tidak hanya dia, Su Mucheng dan Tang Rou juga jauh lebih kuat dari pemain biasa. Mereka juga tidak perlu bergabung ke dalam tim.
Setelah menyemangati keduanya, Ye Xiu juga memberi sedikit petunjuk pada Tang Rou yang baru pertama kali datang tentang hal-hal yang perlu diwaspadai di Kota Dosa, agar dia tidak gagal karena kurang pengalaman.
"Dengarkan dengan seksama. Meski banyak suara bising di sini, suara serangan monster kecil tidak akan sepenuhnya tertutupi. Kamu harus terbiasa mendengar suara yang diperlukan di antara kebisingan ini." Ye Xiu baru saja mengirim pesan terakhirnya ke Tang Rou. Pesan ini tidak hanya untuk menghadapi Kota Dosa, tapi juga merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai dalam bermain game.
"Mengerti." Tang Rou membalas pesan. Keduanya sebenarnya hanya terpisah oleh satu komputer, tapi karena ingin mendengar suara dalam game, mereka tidak berkomunikasi di luar game.
Tapi Chen Guo tidak peduli. Matanya melirik layar Tang Rou dan langsung terkejut: "Kamu level berapa sudah berani ke Kota Kejahatan?"
Sambil bicara, dia menoleh ke arah Ye Xiu dan terkejut lagi: "Kamu juga!"
Belum sempat Ye Xiu menjawab! Chen Guo sudah sangat bersemangat, jarinya menunjuk ke layar komputer Ye Xiu: "Pencuri Natal!!!"
"Sudah kulihat!" Ye Xiu menjawab dengan pasrah ke orang di luar game.
"Cepat serang!"
"Aku tidak ingin mengganggu monster kecil!" Ye Xiu menjelaskan. Dari tadi dia sudah mengincar Pencuri Natal itu, tapi di sekitarnya ada dua warga Kota Kejahatan. Jika menyerang sekarang, kedua NPC pasti akan terprovokasi. Ye Xiu ingin menunggu timing yang tepat.
Chen Guo tentu paham maksud Ye Xiu. Dia mengabaikan gamenya sendiri dan ikut membantu Ye Xiu mengawasi layarnya.
Pencuri Natal itu tampaknya merasa aman, berjongkok di sudutnya tanpa bergerak. Dua warga Kota Kejahatan di sekitarnya terus mondar-mandir.
"Ayo, ayo! Serang sekarang!" Chen Guo tiba-tiba menyenggol Ye Xiu.
"Yang kanan masih kurang satu langkah!" kata Ye Xiu.
"Masa sih?" Chen Guo bergumam.
“Ye Xiu menggerakkan mouse ke atas, saat menunjuk Pencuri Natal, muncul koordinat dan langkah Pencuri Natal. Kemudian saat menunjuk warga di sebelah kanan, secara alami muncul koordinat dan langkah warga tersebut.
Kedua karakter ini tidak berada pada sumbu horizontal atau vertikal yang sama, sehingga tidak bisa langsung terlihat. Jarak langkah antara keduanya harus dihitung menggunakan teorema Pythagoras.
Inilah alasan mengapa pemain biasa kesulitan menguasai jarak ini. Begitu banyak langkah, dan teorema Pythagoras dalam kebanyakan kasus masih sulit dihitung secara mental. Jika dalam situasi pertarungan, mana ada waktu untuk menghitung ini? Bahkan dalam situasi yang relatif longgar waktu seperti ini, ketika Chen Guo mengetik kalkulator untuk menghitung, saat dia selesai menghitung ternyata masih kurang satu langkah jarak, warga itu sudah tidak berada di posisi semula. Sementara Ye Xiu masih menunggu dengan tenang kesempatannya.
“Daripada menunggu seperti ini, lebih baik kita serang sekalian? Sebenarnya kamu mampu kan?” kata Chen Guo.
“Jangan buru-buru.” Ye Xiu tetap tak tergoyahkan, sepertinya sangat yakin akan mendapatkan kesempatan.
“Aku lihat sampai kapan kamu menunggu!” Chen Guo baru saja mengucapkan ini, dua warga di sisi kiri-kanan Pencuri Natal di layar tiba-tiba melangkah ke arah berlawanan, dan tepat di saat itu Jun Moxiao mengangkat senjatanya, kilatan api muncul, sebuah peluru telah ditembakkan.
Kecepatan peluru tentu sangat cepat, Chen Guo tidak bisa mendengar suara dari game Ye Xiu, hanya melihat tembakan tepat mengenai dahi Pencuri Natal, percikan darah mekar, Pencuri Natal melompat dan langsung menyerang Jun Moxiao.
Saat ini dua warga di kiri-kanan sudah berbalik dan mulai berjalan mondar-mandir lagi. Tapi serangan telah selesai, tembakan ini terjadi di luar Area Aggro mereka. Kini mereka berbalik, di Area Aggro hanya terlihat Pencuri Natal yang menyerang Jun Moxiao, ini bukan urusan mereka.
Hanya kesempatan sesaat itu, ternyata berhasil dimanfaatkan. Perhitungan jarak, pertimbangan kecepatan peluru, semua ini harus dikuasai. Bisakah aku melakukannya? Meski tahu Ye Xiu adalah ahli tingkat tinggi, menyaksikan adegan seperti ini membuat siapapun akan membayangkan diri mereka sendiri.
Chen Guo melakukan hal itu, tapi hasilnya justru membuatnya terpukul. Adapun cara Ye Xiu membunuh Pencuri Natal ini, dia tidak ingin melihatnya. Karena melihat pertarungan langsung dari layar Ye Xiu, Chen Guo sama sekali tidak mengerti, hal ini sudah lama dia ketahui.
