Tang Rou dan Su Mucheng bekerja sama membersihkan belasan monster kecil warga over level dan pencuri Natal. Tang Rou tetap jadi anggota utama output. Han Yanrou dengan Will of the Fighter level maksimal menampilkan damage yang jauh melampaui Artillery God setingkat seperti Fengshu Yanmu.
Setelah monster habis dan pencuri Natal terbunuh, Tang Rou mengontrol Han Yanrou mengejar Jianqi Suozhi.
Will of the Fighter fase 7 lagi! Ditambah buff kecepatan gerak dari Chakra Tanpa Sifat, kecepatan Han Yanrou kini 30% lebih cepat dari normal! Jianqi Suozhi yang masih berkelit-kelit langsung dikejar garis lurus oleh Han Yanrou.
Jianqi Suozhi menganggap Jun Moxiao-nya Ye Qiu sebagai ancaman besar, padahal Jun Moxiao cuma melempar 4 monster kecil untuk mengganggunya. Yang benar-benar menyiksanya justru Tang Rou yang pernah dia jebak sebelumnya.
Sinar merah menyambar!
Saat sinar pedang terlihat, sudah terlambat untuk menghindar.
Tombak Bulan Merah mengirimkan serangan Tianji, tubuh Jianqi Suozhi terangkat float dalam pose masih memutar kepala melihat ke belakang.
Tombak Bulan Merah ditarik kembali dengan "whoosh", lalu menusuk lebih keras ke dada, melemparkan Jianqi Suozhi hingga terjatuh keras ke tanah.
Arah lemparan dirancang matang. Tang Rou belajar dari kesalahan, memperhatikan apakah serangan ini akan menarik aggro monster kecil. Tarian Tongkat Bundar ini bersih dan presisi, gelombang kejut sama sekali tidak melukai monster kecil warga yang mengejar Jianqi Suozhi.
Terjerembap di tanah, empat monster kecil warga langsung mengepung tanpa ampun. Mereka menyerang tanpa pola, menginjak dan menusuk Jianqi Suozhi yang terjatuh - dalam mekanika sistem ini disebut Serangan Sapuan (Sweep Attack).
Jianqi Suozhi dikepung seperti mangsa serigala lapar, hanya kepala yang terlihat di antara empat musuh, tampak tak berdaya.
Jianqi Suozhi berjuang mengayunkan pedang, membelah seekor monster kecil, lalu berguling bangkit. Dalam sekejap, HP-nya sudah terkikis setengah oleh empat monster kecil. Tapi sebelum sempat bernapas, tombak Han Yanrou kembali menghadang. Kali ini Jianqi Suozhi sempat bersiap, berhasil menghindar dengan lompatan. Namun Tang Rou tak kenal lelah, serangannya semakin rapat. Empat monster penduduk itu kini di matanya bagai tim besar yang harmonis, bersama-sama membantu menghabisi musuh ini.
Jianqi Suozhi menyaksikan HP-nya terus terkuras, tak mampu melawan maupun kabur. Kamera berputar ke kiri, ke kanan, berharap ada dewa penyelamat turun dari langit.
Tiba-tiba terdengar ledakan "Doron" di atas. Jianqi Suozhi mengarahkan kamera - di atap seberang berdiri seseorang. Bukan saudaranya, melainkan Fengshu Yanmu.
Saudara Ahli Amunisinya yang dua kali terlempar kembali ke jalan, pantang menyerah kembali menggunakan Teknik Terbang dengan Senjata. Kali ini lebih tragis - baru mendarat dan berbalik, mulut meriam hitam sudah mencium wajahnya. Peluru meriam mendorong sekaligus meledak, sang Ahli Amunisi terjungkal sebelum sempat stabil. Kali ini Su Mucheng tak perlu lagi peduli sekitar, fokus di atap membombardir musuh dengan tembakan meriam.
Satu lawan satu: pemain vs Atlet profesional. Akhirnya sudah bisa ditebak.
Di sisi Ye Xiu, Jun Moxiao maju ke depan dan dengan aktif menghadang beberapa pemain dari ujung jalan yang datang untuk memberikan bantuan.
Beberapa orang ini tentu juga adalah ahli dari Dinasti Jia. Mereka tahu Jun Moxiao kuat, tapi sama sekali tidak menyadari bahwa ini adalah Ye Qiu. Jika saja mereka tahu sebelumnya bahwa Jun Moxiao sehebat tingkat top ini, pasti mereka tidak akan datang untuk mati sia-sia.
Seberapa besar perbedaan kemampuan antara atlet profesional dan pemain biasa? Karena level setiap orang berbeda, sulit memberikan jawaban pasti. Tapi dalam promosi klub atau acara-acara tim, sering ada pertunjukan oleh atlet profesional yang mengundang pemain biasa untuk bertarung beberapa ronde - satu lawan beberapa sama sekali bukan masalah.
Pemain Dinasti Jia yang datang menyerang kali ini hanya lima orang, sementara di sisi lain ada Shen tingkat top di antara atlet profesional. Pertarungan ini benar-benar tanpa suspense.
Tapi kelimanya tidak tahu. Mereka hanya mengira Jun Moxiao kuat, jadi meskipun jumlah mereka lebih banyak, mereka tetap sangat hati-hati. Mereka tidak menyadari bahwa perbedaan kemampuan kedua pihak sudah sedemikian besar, sehingga kewaspadaan mereka pun tak bisa mengimbangi.
Di tengah jalan, Ye Xiu melawan lima orang sekaligus dengan inisiatif menyerang duluan. Jun Moxiao menggunakan Sprint untuk mendekat. Penyerang jarak jauh di sisi lawan mulai menyerang, tapi dengan mudah diatasi oleh operasional Ye Xiu. Kecepatan pendekatan ini langsung di luar perkiraan kelimanya. Kelas jarak dekat buru-buru mempersiapkan jurus, tapi Jun Moxiao sudah lebih dulu melepaskan Slashing Draw.
Sapuan energi pedang melesat. Mengontrol karakter untuk melompati Slashing Draw seperti Ye Xiu membutuhkan kecepatan tangan dan ketepatan mata. Bukan hal yang bisa dilakukan sembarang orang. Bahkan dalam kesadaran pemain biasa, lompatan sama sekali bukan cara untuk menghindari Slashing Draw. Taktik paling umum mereka adalah menarik diri.
Backstep meskipun termasuk lompatan, sebenarnya digunakan sebagai teknik mundur. Saat ini mereka mencoba menghindari serangan pedang dengan cara ini. Reaksi mereka cukup cepat, tapi perhitungan tak sepresisi Ye Xiu.
Ye Xiu sudah memperhitungkan reaksi backstep mereka dalam Slashing Draw-nya. Jarak tebasan pedang ini diatur sempurna. Teknik backstep mereka masih kurang beberapa senti. Perbedaan tipis ini tak terdeteksi pemain biasa. Mereka yakin bisa menghindar, tapi akhirnya semua terkena. Tubuh mereka terpelanting lebih jauh setelah terkena energi pedang saat backstep.
Pemain yang bisa berada di Kota Dosa pasti bukan petarung sembarangan. Meski terpental, teknik Ukemi mereka sempurna. Begitu menyentuh tanah, mereka langsung berguling dan bangkit.
Tiba-tiba cahaya biru menyembur mengangkat tubuh mereka ke udara.
Sheng Tian Zhen!
Saat menyadarinya, pandangan kamera beralih ke Jun Moxiao di kejauhan yang diam tak bergerak - jelas hanya klon bayangan. Lalu di mana tubuh aslinya?
Tubuh asli tentu berada di bawah mereka, saat ini sedang mengangkat senjata, "Doron Doron" dua tembakan beruntun, satu orang yang sedang melayang telah terpental. Senjata kemudian diayunkan berubah menjadi tombak perang, ditusukkan, satu orang lagi terlempar. Berputar, lengan diayunkan dengan telapak tangan, suara menggelegar kembali melontarkan seorang. Berputar lagi, tombak perayunkan ke bawah berubah kembali ke bentuk senjata, "Hong Hong Hong" tiga suara, skill Anti-Tank Cannon, tiga peluru meriam kembali mendorong seorang keluar.
Hanya dalam waktu sekejap mekanika float Sheng Tian Zhen, Ye Xiu menyelesaikan empat operasional serangan, dari awal melayang hingga mendarat berhasil menyerang empat orang. Rekan-rekan yang awalnya berkumpul, tiba-tiba tercerai-berai terbang ke segala penjuru. Satu-satunya yang mendarat aman di tempat semula justru seorang kelas jarak jauh, yang dihajar habis-habisan oleh Jun Moxiao dengan senjatanya.
Keempat orang yang mendarat itu mengulangi kisah Jianqi Suozhi sebelumnya. Dikelilingi penduduk Kota Dosa, mereka langsung menjadi target monster kecil, masing-masing mendapat satu pengikut.
Untuk sementara, apakah harus membereskan pengikut sendiri dulu, atau segera memberikan bantuan kepada kelas jarak jauh yang hampir mati, atau menyelamatkan Jianqi Suozhi yang sudah sekarat?
Pilihan! Pilihan yang sangat sulit! Tapi mereka tidak bimbang lama, karena Tang Rou lebih dulu menghapus satu opsi untuk mereka.
Jianqi Suozhi, sejujurnya, dalam pertarungan satu lawan satu, dengan pengalaman dan tekniknya yang lebih matang, belum tentu kalah dari Tang Rou yang hanya unggul dalam kecepatan operasional.
Sayangnya dia terlalu banyak akal, sampai menggunakan cara licik. Sekarang Ye Xiu membalas dengan cara yang sama, membuatnya terjebak monster kecil; Di sisi Tang Rou, dia juga terpaksa menggunakan hadiah curian karena dipojokkan. Saat ini Han Yanrou telah menguasai Will of the Fighter, serangannya cepat dan mematikan, bahkan duel satu lawan satu saja sudah mustahil dihadapi Jian Qi Suo Zhi, apalagi dengan empat asisten tambahan.
"Ayo bertarung habis-habisan!"
Jian Qi Suo Zhi berpikir.
Sebelumnya dia sudah pernah mengambil keputusan serupa, tapi salah sasaran. Kali ini tekadnya sudah setengah hati, mesipun bertarung mati-matian, hasilnya sudah bisa ditebak: dia tewas sendiri.
Begitu Jian Qi Suo Zhi tumbang, tujuan kedatangan lima orang itu langsung kehilangan arti. Mereka buru-buru ingin menyelamatkan anggota yang sedang dihajar Jun Moxiao, tapi ternyata mudah datang tapi sulit kabur.
Tang Rou sudah menyelesaikan Jian Qi Suo Zhi, Su Mucheng dari ketinggian akhirnya menghabisi ahli amunisi itu. Dengan tiga lawan lima, sama sekali tidak memberi kesempatan bagi musuh.
Hanya sekejap, lawan pertama sudah jatuh.
Disusul kedua, ketiga...
Jian Qi Suo Zhi mati. Semua anggota yang dia ajak akhirnya tewas semua. Di jalanan yang diterpa hujan rintik-rintik, Han Yanrou tetap berdiri kokoh seperti sebelumnya. Dia bertahan sampai akhir karena kini ada dua partner di sampingnya.
“Kejam banget, beneran kejam!!” Chen Guo yang menyaksikan seluruh proses akhirnya berkomentar. Bukan hanya pelaku utamanya, bahkan kemungkinan kaki tangannya juga dibunuh habis, dan ini benar-benar pembantaian sepihak. PK kali ini sungguh memuaskan untuk ditonton.
Chen Guo sangat bersemangat, sangat menyesal bahwa Artillery God di layar itu bukan dirinya. Dia sudah mulai membayangkan betapa serunya berperang bersama Ye Xiu dan Tang Rou.
Bagaimana dengan mereka berdua? Pasti juga sangat bersemangat setelah pertempuran spektakuler ini?
Chen Guo melirik ke kanan, dan melihat ekspresi Ye Xiu yang sangat tenang. Bahkan bukan cuma tenang, tapi benar-benar malas tanpa semangat. Pria ini membungkuk seolah mau menempel ke meja, sama sekali tidak Spirit (Semangat), seperti lumpur yang tak bisa dibentuk - membuat orang gemas melihatnya.
"Sudah selesai, lanjutkan misi!" kata Ye Xiu.
"Oke!!" Tang Rou menjawab.
Sudah? Begitu saja selesai???
Chen Guo tidak percaya. Setelah PK sehebat ini, bahkan tidak ada diskusi? Langsung lanjut misi dengan tenang? Kalau dirinya yang mengalami, pertempuran berliku namun akhirnya menang telak seperti ini pasti bisa jadi bahan obrolan seru dengan teman selama seminggu.
